SUAR
Volume: 7 - November 2014
Daftar Isi Shiyard & Docking
2
Gas Freeing
3
Mengapa APD Penting? Perawatan & Perbaikan Mesin Prosedur K3 Galangan Pillot Ldder Safety
4 5 7 8
Shipyard dan Docking
Page 2
Volume: 7 - November 2014
Shipyard Galangan (Shipyard) adalah : Sebuah tempat baik di darat maupun diperairan yang nantinya akan digunakan untuk melakukan proses pembangunan kapal ataupun perbaikan (repair) dan perawatan (maintenance). Proses pembangunanya meliputi desain, pemasangan gading awal, pemasangan plat lambung, instalasi peralatan, pengecekan, test kelayakan, hingga klasifikasai oleh Class yang telah ditunjuk. sedangkan untuk proses perbaikan / pemeliharaan bisanya meliputi perbaikan konstruksi lambung, perbaikan propeller sterntube, perawatan main engine dan peralatan lainnya.
hany adalam ruang lingkup pembangunan kapal baru (New Building). Repair dock shipyard
JENIS - JENIS GALANGAN KAPAL (SHIPYARD) Jenis - jenis galangan kapal meliputi:
Repair dock shipyard adalah tempat yang digunakan hanya ruang lingkup perbaikan kapal (Repair) dan Pemeliharaan kapal (Maintenance).
Building dock shipyard
Building and repair shipyard
Building dock shipyard adalah tempat yang digunakan
Tempat yang dapat digunakan dalam ruang lingkup baik pembangunan kapal baru dan repair atau maintenance.
Docking Dock adalah : Sebuah tempat yang diatas atau di air yang di- DOCK KOLAM (GRAVING DOCK / DRY DOCK) batasi oleh dinding atau dua buah dinding yang didalamnya sebuah kapal yang mula mula terapung akan dapat duduk Graving Dock yaitu suatu fasilitas docking kapal berupa (stay) terletak diatas bantalan yang sudah disiapkan sebe- kolam besar di pinggir laut, dimana konstruksi sipilnya terdiri lumnya. dari dinding beton dan lantai beton dengan menumpu kepada tiang pancang dibawah lantai. Dan pintu / gate pada umumnya tebuat dari elemen baja dan kontak langsung JENIS - JENIS PEKERJAAN REPARASI KAPAL DI ATAS DOCK / GALANGAN : dengan laut/saudera. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Penerimaan kapal didermaga Persiapan pengedokan / dudukan kapal Pengedokan kapal (Docking) Pembersihan badan kapal Pemeriksaan kerusakan lambung / konstruksi lainnya Pelaksanaan pekerjaan (konstruksi badan, mesin, listrik dan lainnya) 7. Pemeriksaan hasil pekerjaan 8. Pengecatan lambung kapal 9. Penurunan kapal dari dalam dock (Undocking) 10. Penyelesaian pekerjaan diatas air / sandar di jetty 11. Percobaan / Trial 12. Penyerahan kapal kepada pemilik kapal Type Dock yang umum adalah sebagai berikut :
Dock Kolam (Graving Dock / Dry Dock). Dock Apung (Floating Dock). Dock Tarik (Slipway). Dock Angkat (Syncrholift).
DOCK APUNG (FLOATING DOCK) Floating Dock adalah suatu bangunan konstruksi dilaut yang digunakan untuk pengedokan kapal dengan cara menenggelamkan dan mengapungkan dalam arah vertikal. Konstruksi floating dock ini umumnya terbuat dari baja dan plat. DOCK TARIK (SLIPWAY) Slipway adalah suatu fasilitas pengedokan kapal dengan cara menarik kapal dari permukaan air laut, kemudian mendudukkan kapal pada (gerobak / craddle). Dengan bantuan msin Derek / tarik, wire rope / tali baja dan sebagai jalan dari kereta dengan sudut kemiringan tertentu yaitu 1:12 s/d 1:16. DOCK ANGKAT (SYNCRHOLIFT) Dock angkat adalah salah satu jenis pengedokan yang jarang dijumpai, pada galangan harus ada dan memenuhi daya angkat yang telah ditentukan pada kapal.
Volume: 7 - November 2014
Page 3
Gas Freeing Pekerjaan Menguras dan melakukan gasfreeing pada tangki minyak kapal yang dilaksanakan perbaikan atau docking. Adalah proses menghilangkan gas-gas yang berbahaya yang terkandung pada tangkitangki seperti H₂S sebelum dilakukan proses perbaikan kapal. Proses ini bertujuan supaya pada saat pengecekan pertama (first man entry) tidak terjadi kecelakaan kerja, meski demikian personel yang ditugaskan wajib memakai perlengkapan keselamatan lengkap seperti :
yang bertanggung jawab saat proses pelaksanaan gas freeing ini dan wajib diikuti oleh seluruh ABK di dek untuk menjalankan tindakan keselamatan. Selama operasi gas freeing hanya personel yang terlibat langsung dalam operasi ini saja yang diperbolehkan berada di dek utama. Prosedur gas freeing Untuk kapal oil tanker beradasarkan ISGOTT (International Safety Guide for Oil tankers and Terminals) yang mengelurakan cold work permit mengenai perjijinan Chemical resistant coverall, melakukan kerja deck yang dapat men Breathing apparatus, imbulkan adanya bahaya kebakaran, Safety shoes dan Helm safety. harus diterapkan saat gas freeing juga. Sedangkan untuk meninimalisir Sedangkan proses gas freeing yaitu : kecelakaan kerja pada manusia maka Tanki dikeringkan dari muatan perlu diterapkan peraturan yang sesuai minyak, semua suction valve didadengan prosedur alat keselamatan (ISM lam cargo tank harus ditutup dan pipa cargo dialiri air laut dengan Selalu diperlihara dalam keadaan kecepatan sedang. minimal sesuai standar untuk lulus Stern lines harus ikut dibilas. dalam “safety equipment survey”. Air bilasan yang berminyak harus Dipelihara dan pemeliharaannya ditampung di sludge tank jangan perlu dilakukan dengan jarak waktu dibuang dilaut. yang ditentukan perusahaan. Setelah saluran pipa minyak, semua Dicoba satu kali seminggu terhadap suction valve didalam tanki harus perlengkapan-perlenkapan khusus ditutup rapat. bahwa alat-alat tersebut siap untuk Membersihkan pipa heating coil dipakai. dengan dorongan uap. CODE) Pemeliharaan juga harus mengikuti Kemudian gas ejector dioperasikan “manufacturer’s instruction manuals”. ha- pada setiap cargo tank secara bergantian rus ada satu file di anjungan mengenai masing masing selama ± 2 jam tergancara kerja semua alat “LSA & FFA” di tung besar kecilnya cargo tank, selama kapal. Chief officer adalah orang itu tutup tanki tidak boleh dibuka. Jika
tangki yang dihubungkan oleh sistem ventilasi umum, masing-masing tangki harus diisolasi untuk mencegah transfer gas ke atau dari tank lain . Saat proses freeing gas ini untuk gas yang telah dikeluarkan harus di cegah supaya tidak masuk ke ruang akomodasi dengan cara mengubah arah haluan kapal sesuai arah angin yang menjauhi ruang akomodasi. Apabila proses freeing gasnya menggunakan blower maka yang digunakan adalah blower fan portable. Blower portable yang digunakan juga hanya yang berjenis system hidrolik atau pnumatis, untuk mencegah terjadinya percikan api saat gas besentuhan dengan impeller yang bergesakan dengan cashingnya. Dan apabila proses ini berlangsung saat kapal lego jangkar , mungkin perlu menghentikan sementara pengoperasian selama periode tenang atau tidak ada angin, dan akan dilanjutkan kalau sudah ada angin lagi. Setelah itu kandungan gas didalam tanki diukur dengan explosimeter. Selesai pengukuran pada tangki kargo minyak dan didapat konfirmasi bebas dari uap ledakan hidrokarbon (kurang dari 1% HC LEL), gas beracun , kontaminan dan kandungan oksigen diukur pada 21% , bila sudah maka tutup tanki dapat dibuka. Setelah itu dipasang blower / kipas angin pada setiap tanki untuk memasukan udara ± 2 jam. Bila kandungan gas tanki sudah pada batas aman bagi orang / perkerja masuk tanki diberikan, gas free certificate bagi tanki yang bersangkutan.
Page 4
Volume: 7 - November 2014
Mengapa APD penting ? Di Indonesia dewasa ini sudah mulai berkembang tingkat peridustrianya. Alat perindustrian yang biasanya dilakukan secara manual , sudah mulai ditinggalkan dengan beralih ke teknik yang lebih cepat dan efisien. Akan tetapi, disamping cepat dan efisien, masih ada efek pengikut lainnya yang tidak bisa diabaikan begitu saja, seperti misalnya peluang kecelakan kerja yang meningkat dan juga penyakit yang bisa ditimbulkan baik pada pekerja maupun lingkungan sekitarnya. Kecelakaan kerja merupakan salah satu masalah bagi sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi namun timbulnya korban jiwa pekerjap. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian bagi perusahaan karena diperlukan waktu un“APD harus benar-benar di pelajari dan di pahami baik dalam penggunaannya ataupun pemeliharaannya agar APD bias berfungsi dengan baik”.
tuk mencari atau mendidik sumber daya manusia yang sesuai perusahaan. Kerugian yang langsung yang nampak dari timbulnya kecelakaan kerja adalah biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan. Sedangkan biaya tak langsung yang tidak nampak ialah kerusakan alat-alat produksi, penataan manajemen keselamatan yang lebih baik, penghentian alat produksi, dan hilangnya waktu kerja.
Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan. Atau bisa juga disebut alat kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan Oleh karena itulah diperlukan alat dengan baik. Namun pemakaian APD pelindung diri (APD) untuk mengurangi bukanlah pengganti dari usaha tersebut, resiko kecelakaan dalam pekerjaan teruta- namun sebagai usaha akhir. ma di industry. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui DeparAlat Pelindung Diri harus mampu tement Tenaga Kerja dan Transmigrasi melindungi pemakainya dari bahayaRepublik Indonesia. Hal ini tertulis di bahaya kecelakaan yang mungkin ditimPeraturan Menteri Tenaga Kerja dan bulkan, oleh karena itu, APD dipilih Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 secara hati-hati agar dapat memenuhi tentang pelindung diri. beberapa ketentuan yang diperlukan.
Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib
digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia.Adapun bentuk dari alat tersebut adalah :
Safety Helmet
Tali Pengaman
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala.
Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat di ketinggian lebih dari 1,8 M.
Sepatu pelindung Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Sarung Tangan Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masingmasing pekerjaan.
Pelindung wajah Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)
Penutup Telinga Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
Safety Glasses Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
Masker (Respirator) Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk.
Jas Hujan Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat). Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L 'Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan')
Page 5
Volume: 7 - November 2014
Perawatan dan Perbaikan Mesin
Suatu aktifitas dan perbaikan mesin yang perlu dilaksanakan terhadap seluruh obyek baik teknis, meliputi seluruh material atau benda yang bergerak atau tidak bergerak sehingga material tersebut dapat dipakai dan berfungsi dengan baik serta selalu memenuhi persyaratan Standar Internasional dan non teknis. Meliputi manajemen dan sumber daya manusia agar dapat berfungsi dengan baik. Kegiatan yang diperlukan untuk mempertahankan manajemen dan material sampai pada suatu tingkat kondisi tertentu. Segala macam kegiatan yang ditunjukan untuk menjaga agar kapal selalu berada dalam kondisi baik laik laut dan dapat dioperasikan untuk pengangkutan laut pada setiap saat degan kemampuan diatas kondisi minimum tertentu.
Tujuan Perawatan Dan Perbaikan Mesin Mengoptimalkan daya dan hasil material sesuai fungsi dan manfaatnya. Mencegah terjadinya kerusakan berat serta mendadak Mencegah turunya efisiensi Mengurangi pengangguran waktu yang berarti menambah hari - hari kerja kapal Mengurangi jumlah perbaikan dan waktu perbaikan saat kapal dok tahunan Menambah pengetahuan awak kapal dan mendidik agar mempunyai tanggung jawab kerja
PILOT LADDER SAFETY KERUSAKAN TANDA TANDU Ketika naik ke atas kapal menggunakan tangga pandu , kita tidak dapat mengetahui secara pasti kondisi tangga tersebut, (contohnya patah, anak tangganya tidak rata,dll). Ketika melakukan penilaian resiko awal sebelum menggunakan tangga pandu yang biasa dilakukan hanya melakukan penilaian secara visual saja. INSPEKSI TANGGA TANDU
Pastikan setiap anak tangga harus bersih tanpa oli, minyak, gemuk dan kotoran pelicin lainnya
Pastikan setiap titik penyambung harus dalam kondisi tersambung ketat / kuat
Pastikan tidak terdapat kerusakan struktural, semua anak tangga utuh dan tali pada tangga dalam kualitas laik pakai
Jangan menggunakan tangga rusak, pelihara tangga agar selalu dalam keadaan baik. Tangga rusak diberi tanda atau label “Jangan Digunakan“
Kerusakan tangga pandu berpotensi cedera serius oleh sebab itu perawatan dan inspeksi rutin terhadap peralatan tersebut penting dilakukan
Page 6
Volume: 7 - November 2014
The important of Team Work Link till the Spearhead Pentingnya kerjasama kelompok sampai pada ujung tombak Bagi Capt Suhartono apabila kita menoleh sedikit kebelakang, seringkali kita amati bahwa dalam dunia bisnis perkapalan yang menjadi salah satu ujung tombak keberhasilan dari upaya untuk mewujudkan VISI dari Perusahaan adalah Crew yang mengoperasikan kapal-kapal (armada) dari perusahaan pelayaran tersebut. Karena kita tidak bisa pungkiri bahwa ditangan mereka (Crew Kapal) jugalah banyak hal yang bisa diharapkan oleh management untuk bisa diterapkan sesuai dengan standard yang sudah ditentukan bahkan diharapkan oleh client. Standar tersebut meliputi: Safety and Working Procedure, Plan Maintenance System, Operational Matter, dll yang kesemuanya meliputi beberapa competency daripada Crew tersebut sesuai dengan jabatannya masing-masing. Harapannya utamanya adalah agar Crew tersebut bisa meminimalisir bahkan menghilangkan adanya kejadian kecelakaan diatas kapalkapal dari armada perusahaan pelayaran tersebut. Banyak perusahaan yang bergerak dalam shipping bisnis ini sudah mulai menerapkan system pelatihan khusus terhadap Crew-nya baik itu yang rotasi maupun yang baru akan joint di perusahaan tersebut dengan tujuan agar Crew tersebut bisa lebih terbekali dengan pengetahuan sesuai dengan tugas dan jabatannya dimana dia ditugaskan diatas kapal nanti. Dan hal ini dilakukan secara regular setiap saat akan naik ke atas kapal. Meskipun kita tahu bahwa seleksi Crew sudah seharusnya menjadi bagian dari proses untuk penerimaan Crew baru, diberlakukannya appraisal untuk Crew Rotasi dengan tujuan untuk menyeleksi Crew yang berpotensi untuk bisa berperan serta memberikan kontribusi terbaik terhadap perusahaan. Memang secara regulasi, Crew tersebut sudah dibekali dengan Certificate of Com-
petency yang telah dipersyaratkan oleh STCW’95. Namun seringkali kita dapati bahwa baik itu dalam proses seleksi atau bahkan saat penerapan diatas kapal jarang sekali implementasi terhadap sertifikat yang sudah dimiliki diterapkan sepenuhnya diatas kapal. Hal ini sering disebabkan oleh kekurang fahaman dari system yang terkadang sedikit berbeda penerapannya antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya,juga kurangnya refreshment dari Crew tersebut. Untuk itulah perlunya dilakukan training yang sifatnya memberikan refreshment atau penjelasan secara sedikit detail baik itu mengenai Sistem management keselamatan, prosedur operasi, standard pelaporan dan beberapa hal lain yang kita anggap perlu untuk membekali Crew tersebut agar bisa sesuai dengan standard yang kita harapkan untuk memenuhi kebutuhan dari client.
perlu kita jaga konsistensinya dan selalu terus dikembangkan dengan memanfaatkan sarana pelatihan ini selain sebagai tujuan untuk meningkatkan kinerja dari Crew juga untuk mendapatkan umpan balik dengan adanya masukan atau saran yang sempat disampaikan oleh Crew saat pelaksanaan pelatihan tersebut yang nantinya akan disampaikan ke management untuk dijadikan referensi dan panduan perbaikan kedepannya. Harapannya dengan dilaksanakannya proses pelatihan ini bisa terjadi kerja sama dan komunikasi yang baik antara management dan Crew yang notabene adalah menjadi ujung tombak dari pengoperasian kapal itu sendiri.
ATR dalam hal ini sudah mulai memberikan sarana pelatihan sebagaimana tersebut diatas dan untuk menerapkan hal ini perlu adanya dukungan dari semua pihak secara konsisten, baik itu antar department Operation, FM ataupun MPD bahkan MSL, yang mana satu sama lain ada keterpautan yang secara tidak langsung kita juga “Apalah artinya meskipun management atau sistem harus memberikan contoh kepada yang kita susun di kantor sempurna tetapi tidak diterapmereka seberapa besar solidaritas kita kan dan dijalankan dengan baik atau bahkan tidak didalam satu wadah ATR dengan Crew dimengerti oleh Crew kapal. Untuk itu sudah sepatutnyayang dalam hal ini juga merupakan lah agar management tetap mengupayakan agar Kerja Sama tersebut bisa selalu terjalin sampai ke ujung tombagian dari kesuksesan perusahaan. bak dari pengoperasian kapal sesungguhnya yaitu Master
Meskipun kita jauh dari sempur- dan Crew kapal abik itu dalam bentuk pemberian trainna, tetapi ini adalah suatu proses yang ing maupun dalam bentuk lain inspeksi atau bahkan routine visit ke kapal’.
Page 7
Volume: 7 - November 2014
TIM KERJA DIATAS KAPAL “Dalam kehidupan diatas ka-
pal, tim kerja sangat dibutuhkan karena dapat meringankan suatu pekerjaan dan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada salah satu orang maka akan dapat segera dilakukan pertolongan karena adanya teman saat bekerja serta dapat bertukar pikiran dengan teman mengenai pekerjaan yang dilakukan”.
ORBANUS R.R JACOBS Nakhoda LCT. Adinda Diza PT. Alfa Trans Raya Hal tersebut disampaikan oleh Capt. Orbanus R.R
lu memberika arahan kepada seluruh Abk kapal agar selalu
Jacobs, selaku nakhoda diatas kapal LCT. Adinda Diza.
mengutamakan tim kerja pada saat bekerja di deck depart-
Menurutnya Tim kerja adalah suatu kelompok yang ber-
ment maupun di engine department. Supaya seluruh Abk
interaksi utamanya untuk saling berbagi informasi untuk
sadar bahwa begitu pentingnya hal tesebut dilaksanakan di
membuat keputusan guna membantu satu sama lain dalam
atas kapal.
sebuah pekerjaan yang akan dilakukan. Untuk mewujudkan
Nakhoda diatas kapal tidak hanya memerintah da-
tim kerja diatas kapal, Orbanus mengatakan bahwa sebe-
lam
pembentukan tim kerja. Karena kru jika hanya di-
lumnya harus melalui kesadaran setiap kru. Karena tim kerja
perintah belum tentu akan mengerjakan hal tersebut. Oleh
tidak akan terwujud apabila dari tiap kru tidak menyadari
sebab itu saya juga membutuhkan partisipasi dari tiap kru
pentingnya tim kerja diatas kapal. Dalam hal ini seorang na-
untuk mewujudkan tim kerja tersebut, agar tim kerja dapat
khoda sangat berperan dalam pembentukan tim kerja diatas
tercipta tim kerja yang solid diatas kapal.
kapal karena nakhoda adalah pemimpin utama diatas kapal. Bagi Capt. Orbanus memang tidak mudah untuk mewujudkan tim kerja diatas kapal dikarenakan sifat kru, ego kru dan individu kru yang berbeda-beda.Maka dari itu Orbanus selaku nakhoda diatas kapal LCT. Adinda diza saya sela-
Joint di PT. ATR semenjak juni 2010 LCT. Alfa Trans Dua LCT. Adinda Azula LCT. Adinda Diza
Page 8
Volume: 7 - November 2014
Prosedur K3 Galangan Kapal Hingga saat ini resiko terjadinya kecelakaan masih sangat tinggi, apapun jenis pekerjaanya. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah kecelakaan yang terjadi, oleh sebab itu pentingnya pemahaman mengenai K3 khususnya karyawan yang bekerja di area galangan kapal. Prosedur k3 pada galangan kapal merupakan aspek yang sangat penting dari profil seluruh pekerjaan seorang karyawan galangan kapal. Kondisi kesehatan keselamatan para pekerja galangan kapal juga mempunyai berbagai resiko bahaya dengan berbagi potensi fatal jika prosedur keselamatan dan kesehatan tidak di perhatikan . Untuk memastikan keselamatan pekerja pada galangan kapal sudah menjadi tanggung jawab semua orang yang bekerja di daerah tersebut dan Metode atau pedoman yang dapat diterima untuk menyelesaikan prosedur dan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja ini di lakukan sesuai pedoman OSHA dan standar maritim secara umum. Beberapa prosedur yang dapat digunakan untuk membantu memastikan keselamatan dan kesehatan kerja pada galangan kapal antara lain adalah :
Medical Qualifications Menetapkan prosedur dan inspeksi keselamatan yang dirancang untuk memastikan personel atau karyawan secara fisik sebagai persyaratan terhadap karyawan dengan berbagai perlindungan dari ja memiliki masalah keamanan, dan berbagai paparan bahaya di daerah ga- pemeriksaan onsite lengkap dari situs langan kapal. Metode pemeriksaan ini kerja. Prosedur ini dipastikan harus sesuai dengan peraturan k3 yang telah diberlakukan.
Hazard Elimination Inspeksi protokol harus memeriksa prosedur mitigasi tentang bahaya galangan. Galangan kapal harus memiliki prosedur yang jelas untuk mengidentifikasi pekerja terhadap berbagai bahaya yang ada, dan bagaimana bahaya tersebut ditanggulangi dan dikendalikan. Pengendalian bahaya tersebut melalui perencanaan formal dan prosedur mitigasi atau penghapusan kondisi berbahaya. Karyawan harus benar-benar dilatih tentang prosedur pelaporan keselamatan bahaya resmi.
meliputi pemeriksaan catatan tenaga medis. Pemeriksa harus menentukan apakah evaluasi medis periodik telah dilakukan dengan benar, Kemudian memberikan pengarahan sepenuhnya terhadap bahaya kesehatan yang berhubungan dengan tugas-tugas mereka.
Worksite Safety
Prosedur k3 pada galangan kapal merupakan aspek yang sangat penting dari profil seluruh pekerjaan seorang karyawan galangan kapal.
Dalam galangan kapal, ada beberapa lingkungan kerja berbahaya yang dapat karyawan hadapi. Inspeksi keselamatan harus menentukan apakah karyawan dilatih mengenai bahaya spesifik yang terkait dengan pekerjaan mereka. Bahaya tersebut antara lain adalah bekerja di ketinggian, bahaya jatuh, bahaya lingkungan dan bahaya menggunakan alat. Pemeriksa harus melalui prosedur catatan pelatihan, memastikan jika peker-
Subcontractors Prosedur ini diperlukan untuk memastikan subkontraktor yang bekerja di galangan kapal dapat memenuhi persyaratan keselamatan yang sama. Karyawan Subkontraktor harus dilatih dan memiliki pemahaman tentang bahaya yang terkait dengan tempat kerja. Meskipun tidak dipekerjakan oleh galangan kapal, subkontraktor juga mempunyai hak yang sama terhadap pemahaman bahaya keselamatan dan kesehatan pada lingkup galangan kapal seperti karyawan resmi lainnya. Prosedur ini harus memastikan subkontraktor telah memiliki catatan tertulis terhadap standar keselamatan kesehatan kerja pada galangan tersebut . Dokumentasi yang dibutuhkan meliputi pelatihan keamanankaryawan, catatan medis dan, dan penggunaan alat pelindung diri.