STUDY TENTANG PENINGKATAN KINERJA UKM MELALUI PENDEKATAN FAKTOR INOVASI ORGANISASI, TEKNOLOGI, BUDAYA PERUSAHAAN, DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL Bayu Cahyoadi Dessy Maulina Lestari ABSTRAK Artikel ini menuliskan gambaran penyelesaian permasalahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia dalam menghadapi MEA, dimana dibutuhkan suatu permodelan yang baik untuk meningkatkan kinerja UKM tersebut. Permodelan tersebut dikaji dari berbagai sumber untuk dapat dirumuskan dari berbagai proposisi yang melandasi. Sumber-sumber yang dikaji merupakan sumber pustaka dari kajian empiris dan teoritis yang telah diuji keabsahannya. Karya tulis ini secara garis besar menganalisa hubungan berbagai dimensi mengenai inovasi manajemen dan faktor yang mempengaruhinya dalam rangka peningkatan kinerja. Kreativitas karyawan, teknologi, lingkungan eksternal dan budaya organisasi merupakan dimensi yang digunakan dalam peningkatan peran inovasi manajemen yang pada akhirnya dapat mempengaruhi peningkatan kinerja organisasi. Setelah penelusuran pustaka dan pembentukan proposisi, maka secara teoritis dapat dibuat permodelan peningkatan kinerja UKM dengan disertai scenario bulidings dalam pembuatannya. Permodelan ini disertai penjelasan hubungan berbagai dimensi yang ada pada scenario buildings, berikut berbagai keterbatasan yang dapat diperbaiki untuk penelitian selanjutnya dan implikasi manajerial yang merupakan masukan yang dapat digunakan oleh para manajer UKM demi peningkatan kinerja dan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Kata kunci: Kreativitas Karyawan, Teknologi, Lingkungan Eksternal, Inovasi Manajemen, Budaya Organisasi, Kinerja UKM PENDAHULUAN
nilai organisasi, memperkuat kesempatan
Latar Belakang Penelitian
yang bertahan hidup. Lingkungan bisnis
Persaingan
perusahaan
semakin ditandai dengan tajam kompetisi
modern tidak hanya melibatkan produk
domestik dan global, perubahan teknologi
dan
yang cepat, dan sumber daya terbatas
harga,
tetapi
antara
juga
melibatkan
kompetensi
inti
perusahaan
agar
perusahaan
secara
konsisten
dapat
memimpin
pasar
dan
memenangkan
(Shieh & Wang, 2010). Kemampuan dalam
mengatasi
untuk
berinovasi
tantangan
adalah
persaingan. Oleh karena itu, perlu bagi
penentu utama keberhasilan perusahaan.
perusahaan untuk terus meningkatkan
Saat ini peranan Usaha Kecil dan
kompetensi inti untuk meningkatkan
Menengah (UKM), sudah disejajarkan
posisinya dalam persaingan bisnis masa
dengan kelas bisnis di atasnya. Tentu saja
depan. Inovasi manajemen menambah
upaya tersebut belum nampak hasilnya
karena banyak pihak yang belum faham
yang dapat langsung membawa hasil
soal peranan dan keterlibatan UKM dalam
produksi
bidang ekonomi pada umumnya. Fakta
terakses dengan mudah seperti di
menunjukkan
industri-industri
wilayah Barat Indonesia, sehingga
besar di Korea Selatan dan Jepang
biaya pengiriman produk maupun
kemajuannya ditopang oleh para UKM.
biaya untuk mendatangkan bahan baku
Merekalah
masih tinggi (contoh di Papua dan
bahwa
yang
memasok
semua
komponen produk inti mereka, apakah dalam
bidang
manufaktur
maupun
ke wilayah
lain belum
Papua Barat). 2. Telekomunikasi.
Walaupun hampir
otomotif yang menjadikan peranan UKM
semua wilayah dapat terakses dengan
di bidang ekonomi sangat nyata .
mudah melalui Hand phone tetapi
Ada beberapa alasan mengapa
masalah
jaringan
sering
menjadi
UKM dipandang sangat perlu untuk
kendala dalam berkomunikasi. Padahal
diperhatikan dari usaha yang digolongkan
masalah komunikasi ini sangat penting,
“MIKRO” disebabkan lebih berorientasi
sebuah pasar terbentuk bukan karena
pada usaha rumah tangga, “kecil dan
ada bangunannya tetapi karena ada
menengah” karena masih berada dalam
kebutuhan
kategori usaha kecil dan menengah bila
produsen yang dapat bertemu untuk
dilihat dari sumberdaya yang digunakan
bernegosiasi tentang kualitas, kuantitas
termasuk modal, jumlah tenaga kerja, alat
dan harga barang dimana saja dan
dan
kapan saja.
bahan
yang
digunakan
dalam
antara
konsumen
dan
mengembangkan berbagai macam produk
3. Inovasi. Inovasi sangat penting dalam
barang dan jasa yang berdaya saing tinggi
menjaga kualitas produk dan jasa. Para
dengan daerah lain bahkan negara lain.
pelaku UKM harus mampu ber inovasi
Ada
beberapa
masalah
atau
baik
dari
segi
produk
sampai
kendala yang sampai saat ini masih
pemasaran. Sebuah produk yang baik
dirasakan oleh semua pelaku UKM yang
yakni memiliki harga yang mudah
antara lain adalah sebagai berikut:
dijangkau
1. Dari segi biaya transportasi selalu
masyarakat, dan berkualitas baik.
menjadi hambatan bagi pelaku usaha,
4. Sosialisasi.
oleh
semua
Walaupun
lapisan
rencana
sarana transportasi untuk wilayah yang
kegiatan perdagangan bebas ini hampir
dapat dijangkau oleh pesawat dan kapal
dilaksanakan akan tetapi jika belum
JuPEKO 225 Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
ada sosialisasi yang baik kepada semua
meningkatkan
kinerjanya
lapisan masyarakat, pemerintah, pelaku
menghadapi MEA 2016.
dalam
UMKM dan masyarakat luas, maka dijamin
perdagangan
negara
ASEAN
menjadi
bebas
ini
antar
seolah-olah
”penyakit”
yang
siap
menjangkiti setiap orang.
secara
Bagaimana permodelan inovasi yang tepat dalam peningkatan kinerja UKM melalui pendekatan faktor inovasi
Bagi pelaku UKM yang masih berusaha
Permasalahan
tradisional,
organisasi,
budaya
perusahaan,
dan
bila
lingkungan eksternal untuk menghadapi
dibandingkan dengan UKM yang lebih
MEA di masa yang akan datang secara
kepada
dari sudut pandang teori praktis dan
kegiatan
industri
mempunya
kemungkinan adanya keterpurukan UKM
empiris?
tradisional karena tidak mampu bersaing
Tujuan Penelitian
dengan
produk
UKM
negara-negara
ASEAN lainnya.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah terbentuknya
Permasalahan kinerja merupakan
permodelan inovasi yang tepat dalam
tolak ukur utama dalam keberhasilan
peningkatan
perusahaan
pendekatan faktor inovasi organisasi,
dalam
waktu
yang
kinerja
perusahaan,
UKM
dan
melalui
berkesinambungan. Pola pembentukan
budaya
lingkungan
kinerja yang tradisional tentu saja akan
eksternal untuk menghadapi MEA di masa
dikalahkan dengan pola kinerja yang
yang akan datang dari sudut pandang teori
kontemporer seperti yang dilakukan oleh
praktis dan empiris.
negara lain. Bahkan banyak perusahaan di negara
asia
tenggara
yang
telah
melakukan sebuah aliansi strategi dalam
TINJAUAN PUSTAKA Inovasi Organisasi Menurut
menghadapi permasalahan MEA tersebut. Inovasi
manajemen
diduga
dapat
meningkatkan kinerja UKM tersebut dengan organisasi
didukung yang
adanya baik.
budaya
Untuk
itu
dibutuhkan sebuah permodelaan inovasi yang tepat bagi para UKM untuk
Terziovski
(2007),
Inovasi organisasi adalah inovasi dalam proses pengaturan organisasi. Langkah pertama
adalah
menghasilkan
ide
perubahan mengenai produk atau proses. Dalam beberapa kasus ide muncul dari observasi masalah sekarang atau masa depan.Untuk
menghasilkan
ide
bisa
JuPEKO 226 Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
melalui
pengamatan
atau
3. Inovasi produk. Hal ini membutuhkan
membaca buku, internet, majalah, dan
penawaran yang stabil pada pasar yang
diskusi dengan teman sejawat secara
stabil ke tingkat berikutnya.
informal.
masalah
kemampuan
suatu
4. Inovasi pada proses. Yang membuat
lembaga ditentukan oleh sejumlah faktor
proses untuk penawaran yang stabil
yang
dimensi
pada pasar pada pasar yang lebih
Dimensi
efektif dan efisien.
disebutnya
kemampuan
inovasi
sebagai
inovasi.
kemampuan inovasi tersebut antara lain
5. Inovasi Eksperimen. Adalah dalam hal
meliputi: visi dan strategi, perekatan dasar
membuat modifikasi permukaan yang
kompetensi, penguatan informasi dan
dapat
kecerdasan organisasi, orientasi pasar dan
konsumen dari sebuah proses produksi
pelanggan, kreativitas dan manajemen
yang stabil.
gagasan, sistem dan struktur organisasi,
6. Inovasi
meningkatkan
pemasaran,
pengalaman
yang
dapat
dan manajemen teknologi (dalam Asropi,
meningkatkan proses sentuhan kepada
2008).
konsumen menggunakan komunikasi Geoffrey
menjelaskan
A.
Moore
bahwa
(2004)
bentuk-bentuk
pemasaran. 7. Inovasi dalam model bisnis. Hal ini
inovasi dan/atau proyek pengembangan
merupakan
produk
proporsi nilai yang stabil kepada
menurut
pengelompokannya
adalah sebagai berikut: 1. Inovasi
yang
perancangan
ulang
konsumen atau perusahaan dalam
mengganggu,
yang
peran yang stabil dalam rantai nilai
mendapat banyak perhatian, terutama
atau
di media, karena mu ncul entah dari
produsen).
mana pasar dapat menciptakan sumber-
keduanya
(konsumen
dan
8. Inovasi struktur. Dengan mengganggu
sumber baru dan besar-besaran untuk
sistem
kekayaan. Hal ini cenderung untuk
merestrukturisasi hubungan industri.
memiliki
akar
di
kapitalisasi
untuk
diskontinuitas
teknologi.
Kreativitas Karyawan
2. Inovasi dalam aplikasi. Dibutuhkan
Kreativitas merupakan esensi yang
adanya teknologi baru pada pasar baru
mencirikan eksistensi dan perkembangan
untuk untuk melayani tujuan baru.
organisasi,
karena
kreativitas
dapat
terlihat melalui produk, usaha, mode atau
JuPEKO 227 Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
model baru yang dihasilkan oleh individu
atau proses pelayanan yang didasarkan
dan kelompok dalam organisasi. Dan
pada beberapa teknologi atau metode yang
kreativitas juga merupakan ramuan utama
sistematis, dan itu termasuk unsur-unsur
dalam layanan pelanggan, pengembangan
ditiru yang dapat diidentifikasi dan
produk dan strategi baru (Dharma dan
sistematis direproduksi dalam kasus atau
Akib, 2004).
lingkungan lainnya. Inovasi manajemen
Menurut Rachmawati (2010:14),
dapat
menjadi
solusi
baru
dalam
kreativitas merupakan suatu proses mental
antarmuka pelanggan, distribusi baru
individu yang melahirkan gagasan, proses,
metode, dan aplikasi baru teknologi dalam
metode ataupun produk baru yang efektif
proses pelayanan, bentuk-bentuk baru
yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel,
operasi dengan rantai pasokan atau cara-
integrasi, suksesi, diskontinuitas, dan
cara baru untuk mengatur dan mengelola
diferensiasi yang berdaya guna dalam
layanan. Hal tersebut merupakan hasil dari
berbagai bidang untuk pemecahan suatu
berbagai kreativitas perusahaan yang
masalah.
dicapai melalui berbagai ide strategis yang
Pengukuran kreativitas menurut
dibuat.
Lee dan Tan (2012), yaitu Kahlian berfikir
Untuk
menjadikan
kreatifitas
kreatif, Keterampilan, dan Motivasi.
sebagai investasi menurut Stanberg and
Sedangkan menurut Putri (2012), yaitu
O’hara (1997) maka perlu 6 ( enam )
Keahlian,
sumber yang harus dikembangkan untuk
Kemampuan
berfikir,
dan
Motivasi.
membangun kreatifitas, yaitu :
Inovasi Organisasi dan Kreativitas
1. Ilmu pengetahuan : Sebagai dasar
Karyawan
pegangan untuk melangkah melampui
Inovasi manajemen adalah proses
pemikiran status quo, dimana untuk
baru yang diperkenalkan oleh manajemen
melampuinya maka harus diketahui
yang memungkinkan organisasi untuk
posisi dari status quo tersebut, dimana
mencapai tujuan mereka, dan termasuk
manusia pada umumnya tidak kreatif
manajemen objek, penelitian lingkungan
pada segala bidang namun hanya
dan penilaian, koordinasi, integrasi dan
bidang-bidang
jadwal control. (Van Ark, Inklaar, dan
memerlukan
McGuckin, 2003) menyatakan bahwa
langsung dengan bidang tersebut.
khusus ilmu
sehingga pengetahuan
inovasi manajemen adalah produk jasa
JuPEKO 228 Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
2. Intelektual : Kemampuan intelektual
4. Motivasi : Menurut Theodore Levitt
pertama yang dapat diaplikasikan bagi
bahwa ide-ide adalah tidak berguna
pengembangan
adalah
kecuali menggunakan ide baru yang
kemampuan sintetis untuk melihat
kuat yang mampu mendorong ide- ide
hubungan dan mendifinisikan kembali
yang tidak digunakan selama bertahun-
suatu
tahun karena tidak ada seseoarng yang
kreatifitas
masalah
dan
menyumbangkannya.
kemudian
bertanggung
jawab
intelektual kedua adalah menganalisis
mewujudkannya
kata-kata
dengan menilai suatu yang dapat
dalam aktivitas.
mengembangkan
Kemampuan
ide-ide
yang
5. Kepribadian
:
untuk tersebut
Kreatifitas
tergantung pada tugasnya, terkadang
membutuhkan kepribadian yang berani
lebih baik menggunakan kemampuan
mengambil risiko.
analisis
idenya sendiri sudah pasti berbahaya
sebelum
kemampuan
mempergunakan sintetis
untuk
tetapi
risiko
Berdiri diatas
tersebut
mengembangkan altenatif yang siap
diminimalkan
untuk dianalisa. Kemampan intelektual
kreatifitasnya yaitu : pengetahuan,
ketiga adalah menuangkan ide dalam
kemampuan, intelektual, gaya berfikir,
praktek yang mampu memperlihatkan
motivasi dan lingkungan.
secara
nyata
melalui
langkahlangkah diperlukan
apa
untuk
praktek
saja
timbul pada orang yang kreatif. Daniel
memilih
dan
menemukan bahwa orang - orang tidak
kemampuan
keuntungan potensial dan meyukai
menciptakan
risiko hanya pada saat memilih diantara
Untuk
kreatifitas
seseorang
harus
kerugian potensial. Mereka cenderung
mempergunakan gaya berfikir dan
lebih menyukai
menemukan serta memiliki referensi
terbiasa baginya.
pilihannya.
Turski
menyukai risiko ketika memilih antara
intelektualnya.
secara
Amos
untuk
menggunakan
berfikir
yang
mengimplemen-
3. Thingking Style Preference : Manusia
untuk
lingkungan
menentukan seberapa besar risiko akan
Ahneman
dalam
:
sumber
yang
tasikan ide.
bervariasi
6. Lingkungan
dengan
dapat
jelas
pada
Untuk perusahaan
apa
yang sudah
mendorong harus
kreatifitas,
menginvestasikan
JuPEKO 229 Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
keenam sumber pada individu dapat
Proposisi 1: Semakin tinggi kreativitas
dilakukan berbagai hal sebagai berikut:
karyawan akan meningkatkan inovasi
1. Pengetahuan
organisasi. Hal tersebut dikarenakan
2. Kemampuan intelektual
karyawan merupakan core competence
3. Kecenderungan gaya berfikir
inti yang dimiliki oleh UKM.
4. Motivasi Teknologi
5. Kepribadian
Secara umum, teknologi dapat
6. Lingkungan Individu mengembangkan
yang
kreatif
dapat
kreatifitasnya
dalam
lingkungan yang mendukung. Adapun komponen-komponen dari lingkungan organisasi yang mendukung kreatifitas
didefinisikan
entitas,
benda
maupun tak benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan, dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat, dan mesin yang dapat digunakan
adalah : 1. Motivasi Organisasi Untuk Berinovasi:
untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata.
2. Praktek Manajemen
Menurut Harahap (1982: 1357)
3. Keterlibatan Manajemen 4. Kompleksitas
sebagai
Pekerjaan:
Dengan
melakukan pekerjaa yang komplek karyawan dapat mengembangkan : a) Keahlian dan potensi yang ada b) Identifikasi pada keseluruhan proses kerja
menyebutkan bahwa teknologi adalah ; 1) Ilmu yang menyelidiki cara- cara kerja di dalam tehnik 2) Ilmu pengetahuan yang digunakan dalam pabrik- pabrik dan industri- industry. Inovasi Organisasi dan Teknologi
c) Membangun standarisasi prosedur kerja dan skedul kerja d) Mendapatkan informasi langsung mengenai efektfitas kerja e) Dampak pada kehidupan lain baik diluar maupun di dalam organisasi. Dari kajian tersebut di atas maka dibuat proposisi sebagai berikut:
Janssen (2000) menyatakan bahwa untuk menahan tanpa henti persaingan harga
global
perusahaan
produk,
untuk
perlu
berinovasi
bagi terus-
menerus. Inovasi teknologi termasuk teknologi apa pun yang membantu sebuah perusahaan beradaptasi dengan cepat berubah situasi bisnis dalam menghadapi persaingan.
Inovasi teknologi sangat JuPEKO 230
Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
penting bagi perusahaan untuk bertahan
perusahaan menjadi tiga jenis; budaya
hidup dalam ekonomi global.
yaitu birokrasi, budaya inovatif dan
Menurut Maslucha dan Sanaji
budaya
yang mendukung.
(2013) mengungkapkan bahwa penelitian
Summer
yang dilakukan Oslo Manual (2005),
memperkenalkan jenis lain dari budaya
inovasi dibedakan menjadi empat jenis,
perusahaan yang mereka berlabel budaya
yaitu inovasi produk, inovasi proses,
perusahaan yang efektif. Secara umum,
inovasi pemasaran dan inovasi organisasi,
perusahaan-perusahaan dengan budaya
dalam jurnal Faria & Lima (2009),
birokrasi yang relatif stabil, matang dan
menganalisis dampak dari penggabungan
hati-hati dalam operasi. Budaya inovatif
antara inovasi produk dan proses untuk
dengan kebutuhan melibatkan pindah dari
mendapatkan manfaat lebih dari upaya
cara lama, kadang-kadang nyaman dan
inovatif, dan bahwa inovasi organisasi
tampaknya
menguatkan keuntungan yang diperoleh
bisnis. Untuk perusahaan bersedia untuk
dengan inovasi teknologi.
mengambil risiko dan bagi para pemimpin
Dari kajian tersebut dapat diambil
dan
Hampton,
Weber
(1987)
efektif dalam melakukan
berkomitmen untuk membangun budaya
Proposisi 2: Semakin tinggi teknologi
inovatif, persyaratan
akan meningkatkan inovasi organsasi
untuk memahami proses yang inovatif,
yang merupakan sebuah refleksi dari
dan yang kedua adalah komitmen untuk
kebaharuan sistem, informasi, teknik
kebijakan. Organisasi dengan budaya
pengelolaan dan produksi yang dapat
yang
menunjang inovasi manajemen.
mereka dengan kesempatan untuk belajar
mendukung
pertama
adalah
menyediakan
staf
dari satu sama lain dan mengaktifkan Budaya Organisasi
lingkungan hangat seperti keluarga.
Budaya perusahaan merupakan representasi dari nilai-nilai perusahaan,
Inovasi
dan mempengaruhi gerakan dan perilaku
Organisasi
staf dalam perusahaan. Budaya organisasi
Organisasi
dan
Budaya
Organisasi mampu melaksanakan
mengumpulkan dan mengatur keyakinan
inovasi
jika
ditunjang oleh
internal dan nilai-nilai yang dimiliki atau
organisasinya artinya organisasi inovatif
dibagi di antara staf. Budaya perusahaan
cenderung
dapat membuat sebuah sistem nilai umum.
serupa yaitu budaya yang mendorong
Wallach (1983) diklasifikasikan budaya
eksperimentasi (Robbins,1996), dimana
mempunyai
budaya
budaya
yang
JuPEKO 231 Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
mendudukkan kesuksesan dan kegagalan
dengan sangat dinamis, kompleks dan
dalam bobot yang ‘sama’ dan bahkan
sulit diprediksi. Namun upaya-upaya
‘merayakan’ kekeliruan. Namun dalam
untuk menumbuhkan dan menerapkan
banyak organisasi, orang diberi imbalan
inovasi sering tidak didukung oleh para
untuk
manajer di perusahaan tersebut.
tidak
adanya
kegagalan
dan
bukannya untuk hadirnya kesuksesan.
Dari paparan tersebut di atas, dapat
Budaya semacam ini memadamkan dan
diambil Proposisi 3: Semakin tinggi
menyurutkan
budaya perusahaan akan meningkatkan
terjadinya
pengambilan
resiko, inisiatif, kreativitas serta inovasi.
inovasi
Para individu akan menyarankan dan
perusahaan
mencoba gagasan baru hanya jika mereka
kemajuan
merasa perilaku semacam itu tidak
mempermudah berbagai penemuan dan
mendatangkan hukuman. Dari hal ini
cara alternatif penyelesaian masalah
sangat mungkin budaya organisasi secara
dalam sistem manajeme;
manajemen,
(dimana
berusaha
mengikuti
itu)
maka
akan
–
dan Proposisi 4: Semakin tinggi budaya
teristimewa budaya yang kuat—pada
organisasi maka akan meningkatkan
keefektifan
kreativitas yang digunakan sebagai
potensial
bersifat
suatu
disfungsional
organisasi
(Miller,
1994).
landasan awal inovasi organisasi dan Menumbuhkan
kreativitas
dan
menerapkannya dalam bentuk inovasi
merupakan core competence karyawan dalam hal inovasi.
sebagai respons terhadap tuntutan dan
Adapun
hubungan
karyawan,
kausalitas
kebutuhan perusahaan atau organisasi
kreativitas
agar tetap survive merupakan keharusan
budaya
pada era dimana lingkungan bisnis
manajemen dapat digambarkan pada
berkembang, berubah serta bergejolak
Gambar 1 sebagai berikut:
perusahaan
teknologi terhadap
dan
inovasi
Gambar 1: Pengaruh Kreativitas Karyawan, Teknologi, dan Budaya Perusahaan Terhadap Inovasi Organisasi Kreativitas Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Karyawan Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
JuPEKO 232
pemasarannya. Hal ini lebih melihat
Kinerja UKM Kinerja perusahaan adalah hasil
kepada
faktor-faktor
tradisional
dibuat
entrepreneur, manajemen sumber daya
manajemen
terus
(Helfert,
menerus 1996).
oleh Untuk
mengukur kinerja perusahaan, Kotler
manusia,
modal
lebih
dari banyak keputusan individu yang secara
seperti
yang
inovasi,
psikologis
karakteristik
dari
entrepreneur, dan karakteristik UKM.
(1991) menyarankan agar didasarkan pada ROI bukan pada margin laba/profit.
Inovasi Organisasi dan Kinerja UKM
Namun kinerja perusahaan harus dapat
Farley
dan
Webster
(1993)
dikonsepkan dan diopersionalisasikan,
menyatakan
serta dapat diukur dalam beberapa cara.
mempengaruhi kinerja pasar. Han, Kim &
Alasadi
(2007)
Srivastava (1998) dalam penelitiannya
menyatakan kinerja pada UKM dapat
mereka juga menyajikan bahwa inovasi
dilihat dari kepuasan pemilik/manajer
dalam
(dependen variabel) atas: profit, omset,
apabila dapat menghasilkan kinerja yang
tahap balik modal (Break Even Point), dan
superior, yang dihasilkan dari komitmen
pengembangan usaha.
terhadap kepuasan total pelanggan yang
dan
Abdelrahim
Menurut Indiarti dan Langenberg (2004)
mengenai
faktor-faktor
yang
bisa
bahwa
organisasi
disebabkan
berkelanjutan.
inovasi
dikatakan
oleh
berhasil
inovasi
Keinginan
yang untuk
mempengaruhi perkembangan UKM yang
menciptakan nilai yang superior bagi
dilakukan di Indonesia kebanyakan UKM
konsumen untuk menciptakan keunggulan
di Indonesia beroperasi melalui jalur
kompetitif yang terus menerus ini akan
tradisional dalam hal
mendorong
produksi dan
perusahaan
untuk
JuPEKO 233 Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
membangun inovasi ya ng berpengaruh
Hal ini menunjukkan bahwa model
terhadap kinerjanya. Berdasarkan pada
regresi yang terbentuk layak sebagai
konsep
model
keunggulan
diargumentasikan cara
untuk
kompetitif
bahwa
mencapai
ini,
satu-satunya kinerja
untuk
perusahaan
memprediksi
atas
kinerja
masukan
orientasi
yang
wirausaha dimana 50,4% variasi kinerja
maksimal adalah melalui penciptaan nilai
perusahaan dipengaruhi oleh orientasi
superior bagi pelanggan.
wirausaha sisanya dipengaruhi oleh faktor
Lingkungan eksternal memiliki pengaruh
positif
terhadap
orientasi
lain. Nilai koefisien regresi sebesar b = 0,802
menunjukkan
bahwa
orentasi
wirausaha dimana setiap peningkatan
wirausaha berpengaruh positif terhadap
lingkungan
kinerja
eksternal
(X1)
akan
perusahaan.
Tercapainya
meningkatkan orientasi wirausaha (Y1)
signifikansi pengaruh positif orientasi
dengan asumsi variabel lain konstan
wirausaha terhadap kinerja perusahaan
menunjukkan
yang
membuktikan bahwa faktor lingkungan
mengatakan bahwa lingkungan eksternal
internal dan eksternal melalui intervening
perusahaan berpengaruh positif dengan
orientasi wirausaha mempunyai pengaruh
orientasi wirausaha berhasil dibuktikan.
positif dan signifikan terhadap kinerja.
bahwa
hipotesis
Lingkungan internal memiliki pengaruh positif
terhadap
orientasi
Dari paparan tersebut di atas, maka
wirausaha
dapat diambil Proposisi 5: Semakin tinggi
dimana setiap peningkatan lingkungan
inovasi organisasi akan meningkatkan
internal (X2) akan meningkatkan orientasi
kinerja UKM. Hal tersebut didasarkan
wirausaha (Y1) dengan asumsi variabel
atas
lain konstan. Dari hasil perhitungan
pemantapan model manajemen yang
regresi sederhana orientasi wirausaha
didasarkan
(Y1) terhadap kinerja perusahaan (Y2)
kreativitas karyawan akan membawa
menghasilkan nilai koefisien korelasi
dampak peningkatan produk, laba, nilai,
sederhana r = 0,710; koefisien determinasi
ROI, pada UKM.
tanggapan
bahwa
perkembangan
dengan
teknologi,
R Square atau r2 = 0,504; dan persamaan regresi sederhana Y2 = 0,766 + 0,802Y1
Budaya Organisasi dan Kinerja UKM Setelah
yang dicapai pada level signifikansi Sig. = 0,000.
meninjau
43
artikel
tentang inovasi yang ditulis dalam tiga puluh tahun terakhir, Van der Panne, Van Beers
dan
Kleinknecht
(2003)
JuPEKO 234 Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
menemukan bahwa keberhasilan inovasi
diharapkan. (d) manajemen yang jelas dan
manajemen ditentukan terutama oleh dua
pasti serta strategi inovasi dan layanan
faktor: kompetensi inti perusahaan dan
gaya manajemen akan membantu inovasi
budaya perusahaan. Mereka mengacu
manajemen. (e) Kemampuan beradaptasi
kepada lima poin penting terkait dengan
dengan inovasi manajemen merupakan
inovasi
kompetensi inti perusahaan.
manajemen:
(a)
budaya
perusahaan berpengaruh terhadap inovasi
Dari keterangan tersebut di atas
manajemen, dan sifat kolektif pencapaian
dapat diambil Proposisi 6: Semakin tinggi
inovasi manajemen harus diakui. (b) Pada
budaya organisasi akan meningkatkan
awal
kinerja UKM. Hal tersebut dilandasi
inovasi
perusahaan
manajemen,
dioperasikan
atas
sebuah dasar
adanya
kebaruan
budaya,
yaitu
budaya perusahaan dan kompetensi inti
perpindahaan dari budaya tradisional
perusahaan. (c) Tim manajemen inovasi
kepada tatanan budaya sistem yang baru.
dengan latar belakang campuran beberapa
Adapun
hubungan
materi pembelajaran organisasi dapat
kreativitas
menyeimbangkan budaya perusahaan dan
budaya
inovasi manajemen; dengan demikian
organisasi
menyiapkan
dalam
digambarkan pada Gambar 2 sebagai
dapat
berikut:
kompetensi
keunggulan inti
perusahaan
karyawan,
kausalitas
organisasi
teknologi
terhadap
terhadap
dan
inovasi
kinerja
dapat
Gambar 2: Hubungan Budaya Organisasi Terhadap Inovasi Organisasi dan Kinerja UKM
Kreativitas Karyawan
Budaya Organisasi
Inovasi Organisasi
Kinerja UKM
Teknologi
Lingkungan Eksternal
JuPEKO 235 Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
Menurut Wright (2003) yang
perusahaan
harus
mencari
berbagai
dimaksud dengan lingkungan internal
keahlian dan pengetahuan yang diberikan
adalah; faktor-faktor di dalam organisasi
oleh
yang dapat dikendalikan. Sedangkan
melengkapi. Perusahaan sering harus
lingkungan eksternal berkaitan dengan
bekerja
kondisi lingkungan di luar organisasi,
organisasi eksternal untuk memperluas
sehingga
dikendalikan
jangkauan mereka keahlian dan mencari
lingkungan
bantuan keuangan untuk mengembangkan
eksternal bertujuan untuk mengetahui
inovasi. Kerja sama dengan organisasi-
ancaman dan peluang. Ancaman adalah
organisasi
suatu kondisi dalam lingkungan umum
meningkatkan inovasi dan mengurangi
yang dapat menghambat usaha-usaha
waktu ke pasar (Enkel et al., 2009).
sulit
(unpredictable).
Analisis
perusahaan untuk mencapai daya saing strategis.
Sedangkan
sumber
sama
dengan
eksternal
Selain
yang
itu,
saling
organisasi-
inti
untuk
pemerintah
juga
adalah
memiliki peran penting dalam mendorong
kondisi dalam lingkungan umum yang
perusahaan untuk berkolaborasi dengan
dapat membantu perusahaan mencapai
eksternal untuk meningkatkan kegiatan
daya
yang
inovasi. Sebagai contoh, pemerintah dapat
untuk
menawarkan subsidi R & D dan kredit
melakukan analisis lingkungan eksternal
pajak untuk biaya inovator yang lebih
adalah dengan melakukan pemindaian
rendah. Metode lain, pemerintah juga
(scanning),
dapat
saing
dilakukan
peluang
banyak
strategis. secara
Proses
kontinyu
pengawasan
(monitoring),
meningkatkan
pengembangan
peramalan (forecasting), dan penilaian
inovasi dengan memberikan perusahaan-
(assessing).
perusahaan
yang
memenuhi
syarat
monopoli sementara pada pengetahuanLingkungan Eksternal dan Inovasi
inovasi terkait mereka melalui hukum
Organisasi
kekayaan intelektual (De Jong dan Hippel,
Lingkungan eksternal memainkan
2009).
peran penting dalam mengembangkan inovasi
dan
perspektif
lain
dari
transfer
lingkungan eksternal, efek sisi permintaan
teknologi. Untuk menghasilkan proyek
pada inovasi telah dieksplorasi dalam
inovasi yang sukses atau melaksanakan
beberapa
proyek
perusahaan
transfer
merangsang
Dari
teknologi
sukses,
tahun
terakhir.
Pertama,
dan
pembuat
kebijakan
JuPEKO 237 Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
menyangkut peran penting permintaan
maju solusi baru dan produk. Di bawah
untuk kegiatan inovasi. Muscio et al.,
saing keseluruhan meningkat, perusahaan
(2010)
mengejar kegiatan yang lebih inovatif.
meringkas
dari
penelitian
sebelumnya yang muncul paradigma
Pengetahuan manajemen dianggap
teknologi baru dari kemajuan ilmu
sebagai
pengetahuan
meningkatkan
dan
pengetahuan
perkembangan
teknologi.
elemen
kunci
daya
saing
dalam organisasi
Permintaan
(Hedlund, 1994). Dari penelitian lain,
antara
Tidd et al. (1997) menunjukkan bahwa
paradigma bersaing berkaitan dengan
perusahaan yang digunakan inovasi untuk
kekuatan inti alternatif yang memberikan
membedakan produk mereka berada di
arahan kepada proses evolusi. Selain itu,
rata-rata dua kali lebih menguntungkan
permintaan juga mendorong kegiatan
perusahaan lain.
mempengaruhi
alternatif
inventif dan pada gilirannya menyebabkan
Dari keterangan tersebut di atas,
peningkatan proses inovasi karena jumlah
maka dapat diambil Proposisi 7: Semakin
penemuan yang tertinggal refleksi dari
tinggi pengaruh lingkungan eksternal
perubahan permintaan tingkat.
(keterlibatan)
Kedua, untuk bertahan dalam
inovasi
akan
manajemen,
meningkatkan yang
dapat
pasar yang kompetitif secara global,
memberikan
perusahaan
mengambil
perundangan, dan berbagai pilihan
keuntungan dari peluang teknologi baru
strategi aliansi yang dapat menciptakan
untuk secara efisien melayani target pasar
sebuah
mereka dan dengan cepat menanggapi
inovasi manajemen.
perlu
untuk
inspirasi,
kebaruan
tersendiri
sarana,
dalam
kebutuhan pelanggan. Hal ini memaksa perusahaan untuk menjadi lebih terlibat dalam kegiatan yang inovatif. Pada
Lingkungan Eksternal dan Kinerja UKM Menurut hasil penelitian Alkali
akhirnya, kemampuan untuk menangani dengan hasil permintaan yang canggih tidak hanya dalam arah menuju produk yang lebih berbeda tetapi juga dalam keunggulan kompetitif di pasar global. Porter
(1998)
menunjukkan
peran
menuntut pelanggan untuk mengemudi
dan Isa (2012) menggunakan analisis regresi berganda dilakukan antara faktor lingkungan eksternal dan kinerja bisnis sebagai variabel dependen, yang hasilnya menunjukkan bahwa akses modal dan dukungan pemerintah secara signifikan terkait engan kinerja bisnis perusahaan JuPEKO 238
Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
manufaktur usaha kecil di negara bagian
strategi dalam lingkungan tertentu, yaitu
Bauchi, dengan tingkat signifikan 0,03
bagaimana
dan 0,00 masing-masing untuk akses
mempengaruhi strategi dan kinerja bisnis
modal dan dukungan pemerintah. Hal ini
(Ward dan Lewandowska, 2008; Ellis,
menunjukkan bahwa akses modal sangat
2006;
penting bagi kinerja perusahaan bisnis.
dan Hunt, 2002; Pelham, 1999; Avlonitis
Dalam rangka mencapai tujuan mereka,
dan Gounaris, 1999; Siu dan Kirby,
perusahaan bisnis membutuhkan modal
1998; Sebora et al., 1994; Slater dan
untuk membiayai usaha mereka dengan
Narver, 1994; Diamantopoulos dan Hart
baik. Penelitian ini mendukung studi
1
Atieno, (2001) yang melihat keuangan
Hambrick, 1983; Kotler, 1977; Levitt,
sebagai komponen penting dalam kinerja
1960). Dalam Dragnic (2013).
dan pengembangan UKM. Penelitian
lingkungan
eksternal
Morgan
993;
Hari,
1990;
Sementara
Porter,
teori
biasanya
tersebut telah mendukung studi oleh
menggunakan
Nelson, (2012) dengan melakukan studi di
lingkungan eksternal yang melalui analisis
Zimbabwe untuk menentukan dampak
lingkungan
dari
dalam
lingkungan mikro (pemasok, pesaing,
pengembangan UKM di mana mereka
perantara dan pelanggan). Studi empiris
menemukan
kuat.
yang paling sering adalah membuat
Sementara variabel pemasaran dengan
konstruksi yang merupakan kombinasi
tingkat
kesiapan
dari kategori tersebut. Tidak seperti yang
kewirausahaan dengan tingkat signifikan
terjadi dengan lingkungan internal, dan
0,181, rencana bisnis dengan
sangat sedikit studi yang meneliti dampak
dukungan
pemerintah
hubungan
signifikan
yang
0,63,
0,21,
pendekatan
1985;
makro
analisis
(PESTE6)
penggunaan teknologi di 0,694 ditemukan
lingkungan
tidak signifikan terhadap kinerja usaha
seluruh/kombinasi dari semua/sebagian
daerah penelitianya.
besar faktor eksternal terhadap strategi
Karena
lingkungan
eksternal
eksternal
dan
sebagai
dan kinerja.
terutama mempengaruhi kelangsungan
Dari paparan tersebut, maka dapat
hidup dan pertumbuhan badan usaha
diambil Proposisi 8: Semakin tinggi
(Covin dan Slevin, 1989), penelitian ini
pengaruh
sejalan dengan dengan berbagai isu
meningkatkan kinerja UKM dengan
tentang efisiensi dalam orientasi bisnis /
asumsi bahwa lingkungan eksternal
lingkungan
akan
JuPEKO 239 Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
akan
memberikan
inspirasi
positif
terhadap kinerja, dimana penguasaan
perusahaan yang didukung ekspektasi pasar terhadap kebaikan produk.
pasar dan hasil penciptaan produk baru
Hubungan kausalitas lingkungan
mempunyai kecenderungan feedback
eksternal terhadap inovasi organisasi dan
terhadap
kinerja UKM dapat digambarkan pada
nilai
yang
dimiliki
oleh
Gambar 3 sebagai berikut:
Gambar3: Hubungan Lingkungan Eksternal, Inovasi Organisasi dan Kinerja UKM
Teknologi
Kreativitas Karyawan
Lingkungan Eksternal
Inovasi Organisasi
Kinerja UKM
METODE PENELITIAN obyek
Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode
kualitatif
non
experimental
yang akan diteliti, selanjutnya
disusun model yang dapat dikembangkan untuk mengatasi problema di lapangan.
sebagai usaha mendekati masalah yang
Maksud
diteliti dengan sifat alur penyelesaian
menggunakan
permasalahan yang
kualitatif adalah menjelaskan
sesuai
dengan
pendekatan pendekatan
berbagai kajian teori dan kajian empiris.
penelitian kualitatif
Pendekatan
yang
yang
digunakan
teoritikal dan empiris pendekatan
menggunakan
bahwa
adalah
penelitian
latar
alamiah,
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
menggunakan analisis bersifat kualitatif
melibatkan berbagai metode yang ada
(Peter Mahmud, 2006).
(Denzin
developmental
positivistik
menggunakan
penelitian
dan
Sifat
non
bersifat
penelitian
penelitiannya yang
deskriptif
dan
Lincoln, dalam Lexy
Moleong, 2005).
memberikan
gambaran secara sistematis terhadap JuPEKO 240 Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
(diinterpresatsikan) kesatuan model yang
Teknik Analisis Dalam
penelitian
ini
penulis
telah dibuat untuk kemudian ditarik
menggunakan teknik analisis kualitatif,
generalisasi
mengingat
bersifat ideal (ius constitutum)
data
merupakan
data
yang terkumpul kualitatif.
berhadapan dengan kenyataan ganda. metode
menyesuaikan penajaman
ini
diri
lebih
dengan
dapat banyak
pengaruh bersama
dan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi
kualitatif
yang
digunakan adalah dengan cara mengkaji kajian
teori
dan
empiris
kemudian
diproyeksikan pada standar permodelan variabel yang
Berdasarkan pustaka,
berlaku
ideal
yang
diharapkan, yang selanjutnya ditafsirkan
dapat
hasil
dari
dijelaskan
studi
beberapa
proposisi yang saling berkaitan mengenai teknologi, kreativitas karyawan, inovasi organisasi
dan
kinerja
UKM
yang
kemudian dapat dikembangkan dalam sebuah permodelan baru yang dapat digunakan
(Moleong, 2005). Model analisis
yang
PEMBAHASAN
Pertama, menyesuaikan
metode kualitatif lebih mudah apabila
Kedua,
rumusan
Metode
kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan.
sebagai
sebagai
dasar
mengkaji
peningkatan kinerja UKM yang ada di Indonesia. Dari kajian ke 8 poposisi pada penelitian ini, maka dapat dibuat sebuah sebuah model tentang peningkatan kinerja UKM yang ada di Indonesia yang ditampilkan pada Gambar 4 di bawah ini:
Gambar 4: Model Teoritis Peningkatan Kinerja UKM Melalui Pendekatan Faktor Kreativitas Karyawan, Inovasi Organisasi, Lingkungan Eksternal dan Budaya Perusahaan
Teknologi
Lingkungan Eksternal
Kreativitas Karyawan
Inovasi Organisasi
Kinerja UKM
Budaya Organisasi
JuPEKO 240 Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
Dari kajian teoritis dan empiris
meningkatkan inovasi manajemen. Hal
ditemukan fakta bahwa semakin tinggi
tersebut dikarenakan lingkungan eksternal
teknologi akan meningkatkan inovasi
akan
manajemen. Hal tersebut merupakan
perundangan, dan berbagai pilihan strategi
sebuah dimensi dari kebaharuan sistem,
aliansi yang dapat menciptakan sebuah
informasi,
kebaruan
teknik
pengelolaan
dan
memberikan
inspirasi,
tersendiri
dalam
sarana,
inovasi
produksi yang dapat menunjang inovasi
manajemen. Pengaruh lingkungan juga
manajemen. Inovasi organisasi ini dapat
dapat meningkatkan kinerja UKM. Hal
didukung dengan peningkatan kreativitas
tersebut
karyawan, karena karyawan merupakan
lingkungan eksternal akan memberikan
core competence inti yang dimiliki oleh
inspirasi positif terhadap kinerja, dimana
UKM
penguasaan pasar dan hasil penciptaan
yang dapat
merubah inovasi
organisasi
berdasarkan
asumsi
bahwa
produk baru mempunyai kecenderungan
Semakin tinggi budaya orgnisasi
feedback terhadap nilai yang dimiliki oleh
akan meningkatkan inovasi manajemen.
perusahaan. Ekspektasi pasar terhadap
Dengan semakin majunya budaya (dimana
kebaikan
perusahaan berusaha mengikuti kemajuan
peningkatan sendiri terhadap kinerja
yang ada dari berbagai isu kebaruan
UKM baik langsung maupun tidak
budaya
langsung.
organisasi)
maka
akan
mempermudah berbagai penemuan dan cara
produk
akan
membawa
Dari model tersebut di atas dapat
alternatif
penyelesaian
masalah
diketahui
sistem
manajemen.
Dengan
merupakan mediasi utama dari lingkungan
perubahan positif budaya organisasi,
eksternal, teknologi, kreativitas karyawan
maka kinerja UKM akan meningkat.
dan budaya organisasi sebagai upaya
Implikasi terhadap peningkatan kinerja
meningkatkan kinerja UKM. Hal ini
salah satunya sebagai akibat perpindahaan
sejalan
dari budaya tradisional kepada tatanan
para ahli dan peneliti yang antara lain
budaya sistem yang baru. Semakin tinggi
adalah: inovasi manajemen dapat menjadi
budaya
meningkatkan
solusi baru dalam antarmuka pelanggan,
kreativitas karyawan, karena dengan
distribusi baru metode, dan aplikasi baru
budaya
teknologi
dalam
juga
dapat
yang tinggi
akan menuntut
peningkatan kreativitas karyawan. Semakin
tinggi
pengaruh
keterlibatan lingkungan eksternal akan
bahwa
dengan
inovasi
organisasi
pernyataan-pernyataan
dalam
proses
pelayanan,
bentuk-bentuk baru operasi dengan rantai pasokan
atau
cara-cara
baru
untuk
mengatur dan mengelola layanan. Hal
tersebut merupakan hasil dari berbagai
yang dihasilkan dari komitmen terhadap
kreativitas
kepuasan total pelanggan yang bisa
perusahaan
yang
dicapai
melalui berbagai ide strategis yang dibuat
disebabkan
(Van Ark, Inklaar, dan McGuckin, 2003);
berkelanjutan.
menganalisis dampak dari penggabungan
menciptakan nilai yang superior bagi
antara inovasi produk dan proses untuk
konsumen untuk menciptakan keunggulan
mendapatkan manfaat lebih dari upaya
kompetitif yang terus menerus ini akan
inovatif, dan bahwa inovasi organisasi
mendorong
menguatkan keuntungan yang diperoleh
membangun inovasi yang berpengaruh
dengan inovasi teknologi (Faria & Lima,
terhadap kinerjanya. Berdasarkan pada
2009); Perusahaan sering harus bekerja
konsep
sama
diargumentasikan
dengan
organisasi-organisasi
oleh
inovasi
Keinginan
untuk
perusahaan
keunggulan
untuk
untuk
kompetitif
bahwa
mencapai
yang
ini,
satu-satunya
eksternal untuk memperluas jangkauan
cara
kinerja
yang
mereka keahlian dan mencari bantuan
maksimal adalah melalui penciptaan nilai
keuangan untuk mengembangkan inovasi.
superior bagi pelanggan.
Kerja sama dengan organisasi-organisasi eksternal inti untuk meningkatkan inovasi dan mengurangi waktu ke pasar (Enkel et al.,
2009);
Organisasi
budaya organisasinya artinya organisasi inovatif cenderung mempunyai budaya serupa
mendorong
yaitu
budaya
eksperimentasi
yang
(Robbins,
Promodelan inovasi yang tepat dalam peningkatan kinerja UKM melalui pendekatan faktor inovasi organisasi, budaya
perusahaan,
dan
lingkungan
eksternal untuk menghadapi MEA di masa yang akan datang secara dari sudut pandang teori praktis dan empiris pada
1996). Sedangkan dalam konteks upaya inovasi organisasi dalam peningkatan kinerja, Han, Kim & Srivastava (1998) dalam
Simpulan
mampu
melaksanakan inovasi jika ditunjang oleh
yang
SIMPULAN
penelitiannya
menyajikan
bahwa
mereka inovasi
juga dalam
penelitian ini merupakan permodelan yang disusun berdasarkan dari penyatuan jawaban atas berbagai proposisi yang didasarkan pada kajian teori praktis dan empiris. Inovasi
organisasi dikatakan berhasil apabila dapat menghasilkan kinerja yang superior,
organsiasi
merupakan
faktor yang dapat memediasi lingkungan eksternal,
kreativitas
karyawan,
dan
JuPEKO 242 Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
budaya
organisasi
meningkatkan
dalam
kinerja
rangka
perusahaan.
Sehingga UKM perlu terus melakukan berbagai upaya inovasi sebaik baiknya dalam upaya menyeleksi faktor eksternal perusahaan, kreativitas karyawan, dan budaya organisasi dalam menciptakan peningkatan kinerja organisasinya.
DAFTAR PUSTAKA Alasadi, R. & Abdelrahim, A. 2007. Critical Analysis And Modelling of Small Business Performance (Case Study: Syria). Journal of Asia Entrepreneurship and Sustainability: Volume III, Issue 2. Alkeli Mohammed & Isa, Abu H. M.D. 2012. Assessing the Influence of External Environmental Factors, on the Performance of Small Business Manufacturing enterprises in Bauchi state, Nigeria. Interdisciplinary Journal of contemporary Research in Business: November 2012. Amabile, Teresa. M.Fall. 1997. Motivating Creativity in Organization: on Doing What you love and Loving What You Do. California Management Review Vol 40 Number 1. Asropi. 2008. Budaya Inovasi dan Reformasi Birokrasi. Jurnal Ilmu Administrasi: Vol. V, No. 3, September, hal. 246-255. Covin, J. G. & Slevin, D. P.1989. Strategic Management of Small firms in Hostile and Benign Environments. Strategic Management Journal: 10, 75- 87. Cummings, Anne & Greg. R.Oldham. Fall. 1997. Enchacing Creativity : Managing Work Contens for the High Potential Employee. California
Management Review Vol 40, Number 1. Dharma, S & Akib, H. 2004. Kreativitas Sebagai Esensi dan Orientasi Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jurnal Usahawan: Vol. 06, pp. 29-36. De Jong, J.P.J.&E. von Hippel. 2008. User Innovation in SMEs: Incidence and Transfer to Producers. Working paper EIM: Zoetermeer, The Netherlands . Dragnic, Dasa. 2013. Impact of Internal and Eksternal Factors on The Performance of Fast-Growing Small and Medium Business. Management – Journal of Contemporary Management Issues: Vol. 19, 2014, 1, pp. 119-159. Deshpande, Rohit, John U. Farley, and Frederick E. Webster, Jr. 1993. Corporate Culture, Customer Orientation, and Innovativeness in Japanese Firms A Quadrad Analysis. Journal of Marketing: Vol. 57 (January 1993), 23-27. Enkel, Ellen, Oliver Gassmann and Henry Chesbrough. 2009. Open R&D and open innovation: exploring the phenomenon. R&D Management: 39 (4), 311-316. Ferdinand, Augusty. 2000. Manajemen Pemasaran: Sebuah Pendekatan Stratejik. Semarang: Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro. G., Hedlund.1994. A model of knowledge management and the N-form corporation Strategic Management Journal: Vol. 15, pp. 73-90. Geuna, A.&Muscio, A. 2009. The Governance of University Knowldge Transfer: A Critical Review of the Literature. Minerva: 47, 93-114. Han, J.K., Kim, N., Srivastava, R. 1998. Market Orientation and Organizational Performance: Is Innovation a Missing Link?. Journal JuPEKO 243
Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
of Marketing: Vol. 62, No. 4, pp. 30−45. Harahap, Poerbahawatja. 1982. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: PT Gunung Agung. Helfert, Eric. 1996. Analisa Keuangan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Indiarti, Nurul., dan Langenberg, Maria. 2004. Factors Affecting Business Success among SMEs: Empirical Evidences from Indonesia. Dissertation. Janssen, O. 2000. Job demands, perceptions of effort-reward fairness, and innovative work behavior. Journal of Occupational and Organizational Psychology: vol. 73, pp. 287-302. Kauranen, I. 1993. The Success of a Newly Established Industrial Company. Helsinki University of Technology. Institute of Industrial Management 7. Dissertation. Kusmayadi, Dedi. 2008. Pengaruh Lingkungan Bisnis Terhadap Kinerja Perusahaan:Sebuah Tinjauan Teoritis dan Empiris. Jurnal Akuntansi: Vol. 3 No.2, pp. 430-436). Kotler, Philip. 1991. Manajemen Pemasaran.New York: Prentice Hall. Lee, L. Y. dan Tan, E. 2012. The Influences of Antecedents on Employee Creativity and Employee Performance: A Meta-Analytic Review. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research In Business, (Online). Maslucha, Nuraini & Sanaji. 2013. Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran Melalui Inovasi. Jurnal Ilmu Manajemen: Vol. 1, No. 4, Juli. Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Moore GA. 2004. Darwin and the Demon: ”Innovating within Established Enterprises”. HBR, July-Agustus. Mahmud Marzuki, Peter. 2006. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana. Pfeffer, J. & G. Salancik. 1978. The External Control of Organizations: a Resource Ependence Perspective. New York: Harper & Row. Porter, M.1998. On Competition. Harvard Business School Press: Cambridge/Mass. Putri, M. A. 2012. Analisis Pengaruh Kreativitas dan Perilaku Inovatif terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Psikolog: Vol.- , pp.Rachmawati, Y. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak. Jakarta: Kencana. Randolph, A.,&R. Blackburn. 1989. Managing Organizational Behavior. Boston: Irwin Robinson, R. Jr. & J. Pearce II. 1988. Planned patterns of strategic behavior and their relationship to business-unit performance. Strategic Management Journal: Vol. 9, No. 1, pp. 43-60. Shieh, Chich-Jen & Wang, I-Ming. 2010. A Study of The Relationship Between Corporate Core Competence, Management Innovation and Corporate Culture. International Journal of Organizational Innovation (Online):Vol. 2, No. 3, pp. 395-411, Winter. Sterberg, Robert. J. & Linda A : O’hara and Todd I. Lubart. Fall. 1997. Creativity as Investment. California Management Review: Vol 10, No. 1. Tidd J, Bessant J, Pawitt K. 1997. Managing Innovation: Integrating Technological, Market and Organisational Change. London: Wiley. Tushman, M. L., & Nadler, D. 1996. Organizing for Innovation. California Management Review: Vol. 28, No. 3, pp. 74-92. JuPEKO 244
Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung
Wright, Peter. 2003. Managerial Leadership. Journal of National College for School Leadership. Wulandari, Anna. 2009. Pengaruh Lingkungan eksternal dan Lingkungan Internal Terhadap orientasi Wirausaha dalam Upaya meningkatkan kinerja Perusahaan. Jurnal Pengembangan Wiraswasta: Vol. 11, no. 2 Agustus, pp. 142 – 152. Science & Engineering Indicators. 2002. Industry, Technology and the Global Marketplace: International Patenting Trends in Two New Technology Areas. National Science Foundation. http://www.nsf.gov/statistics/seind02 /c6/c6s5.htm. Diakses tanggal 2 Maret 201
JuPEKO 245 Bayu Cahyoadi, STKIP PGRI Tulungagung Dessy Maulina Lestari, SDIST Imam Syafii Tulungagung