Daftar Isi KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
ISBN .978-979-99141-2-5
STUDIGEOLOGI DI TAPAK POTENSIAL UNTUK INSTALASI DESALINASI NUKLIR DAERAH BADDURill DAN SEKITARNYA, PAMEKASAN, MADURA (P2BGGNIEKS/P /01/2004) Oleh: Ngadenin, Lilik Subianatoro, P. Widito, Kumia S.W, Agus Sutriyono
ABSTRAK STUDI GEOLOGI DI TAPAK POTENSIAL UNTUK INSTALASI DESALINASI NUKLIR DAERAH BADDURlli DAN SEKITARNYA, PAMEKASAN, MADURA. Tapak potensial daerah Baddurih, Pamekasan merupakan salah satu dari 22 tapak potensial untuk instalasi desalinasi nuklir di pulau Madura karena terletak di sekitar ladang garam dan dekat dengan jaringan listrik utama Jawa - Madura. Penentuan ke 22 tapak potensial di seluruh pulau Madura pada penelitian sebelumnya belum mempertimbangkan keberadaan sesar aktif sedangkan menurut peraturan IAEA, di negara kepulauan seperti Indonesia sesar aktif merupakan faktor penolak utama dalam pemilihan tapak. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi geologi dan mengetahui karakteristik tektonik termasuk sesar aktif di tapak potensial daerah Baddurih pada khususnya dan Pamekasan bagian selatan pada umumnya. Metoda yang digunakan adalah dengan interpretasi foto udara dan pemetaan geologi berskala 1 : 50.000. Litologi Pamekasan selatan terdiri dari Satuan Batupasir Satu, Satuan Batugamping Satu, Satuan Batugamping Dua dan Satuan Batupasir Dua serta Aluvium. Struktur geologinya terdiri dan antiklin dengan sumbu simetri berarah barat-timur dan sesar mendatar sinistral berarah NNE-SSW serta sesar-sesar normal berarah NE-SW. Litologi di tapak potensial daerah Baddurih terdiri dari endapan Aluvium dan batugamping terumbu anggota dari Satuan Batupasir Dua. Baik di lokasi tapak potensial daerah Baddurih maupun daerah Pamekasan selatan tidak dijumpai adanya indikasi adanya sesar aktif sehingga tapak potensial daerah Baddurih disimpulkan bebas dari gangguan tektonik. Kata Kunci : Geologi, sesar aktif, tapak potensial Baddurih, Madura
ABSTRACT GEOLOGICAL STUDY ON THE POTENTIAL SITE FOR THE INSTALLATION OF NUCLEAR DESALINATION BADDURm AREA AND ITS SURROUNDINGS, PAMEKASAN, MADURA. Potential site of Baddurih area represents one of the 22 potential sites for the installation of nuclear desalination in Madura island because located around salt industry and close to primary electrics transmission of Java Madura. Determination of 22 potential sites of the whole Madura island from previous research did not consider the active fault existence yet while according to the lAEA regulation in archipelagic country like Indonesia, active fault existence is main rejection factor in the site selection of nuclear desalination plant. This research aims to obtain the
316
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLffi-BATAN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
ISBN.978-979-99141-2-5
geological information and to know the characteristic of tectonic including active fault in the potential site of Baddurih area especially and in the area of south Pamekasan generally. Method used is the interpretation of the air photograph and geological mapping 1 : 50.000 on the scale. Lithology of south Pamekasan area consists of unit of Sandstone One, Limestone One, Limestone Two and Sandstone Two as well as Alluvium. Geological structure consists of anticline with W - E in direction of axe and NNE - SSW sinistral fault as well as NE - SW normal faults. Lithology of Baddurih area consists of alluvium and limestone member from unit of Sandstone Two. Either in the Baddurih area and also area of south Pamekasan the indication of active fault existence is not found so that Baddurih area potential site concluded as free from tectonic hazard. Key word: Geology, active fault. Baddurih potensial site, Madura.
PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BA TAN
317
[(UMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
ISBN.978-979-99141-2-5
PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasarkan hasil studi ekonomi terhadap kebutuhan air bersih dan tenaga listrik masyarakat di pulau Madura dan sejalan dengan kemajuan industri di tempat tersebut, maka diperkirakan pada tahun 2016 sumber air alami dari pulau Madura dan sumber tenaga listrik yang ada yaitujaringan Jawa - Madura - Bali sudah tidak mencukupi lagi Untuk meningkatkan
menanggulangi
kekurangan
air bersih
dan tenaga
[1] .
listrik
serta
guna
produksi garam di pulau Madura yang terkenal sebagai penghasil garam
nasional, yang paling cocok adalah desalinasi air laut menjadi air tawar menggunakan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang akan menghasi!kan air tawar, tenaga listrik dan lumpur bersalinitas tinggi sebagai bahan baku pembuat garam
[2].
Hasil studi tapak untuk instalasi desalinasi nuklir di pulau Madura telah mendapatkan 22 lokasi tapak potensial yang terletak di sepanjang pantai pulau Madura. Tapak potensial Baddurih (Md. 15) yang terletak di pantai selatan Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu tapak potensial altematif yang cukup strategis karena lokasinya terletak di sekitar ladang garam dan tidak terlalujauh dari jaringan listrik utanla Jawa - Madura - Bali Guna menunjang
rencana pembangunan
instalasi desalinasi
[3]
(Gambar I).
nuklir di Madura,
diperlukan tapak yang stabil secara geologi dalam jangka panjang. Kestabilan geologi jangka panjang di negara busur kepulauan sepcrti Indonesia dipengaruhi terutama oleh keberadaan sesar aktif dan aktivitas gunung berapi. Data geologi yang ada memperlihatkan bahwa sejak jaman Tersier Akhir (sekitar 7 juta tahun lalu) dimana pulau Madura terbentuk hingga saat ini tidak memperlihatkan adanya kegiatan gunung api, sedangkan sesar aktifkemungkinan
dapat terjadi di pulau ini
[4,5,6].
Pada
tahun 1949 di sekitar Sampang, Madura pernah terjadi gempa bumi tektonik berkekuatan 5 skala Ritcher dengan pusat gempa di darat
31&
[7].
PUSA T PENGEMBANGAN
Terjadinya gempa bumi tektonik dengan pusat
GEOLOGI
NUKLIR·BA T AN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTIAN TAHUN 2004
gempa di darat kemungkinan
ISBN.978-979-99141-2-5
berhubungan dengan keberadaan sesar aktif di pulau Madura.
Agar lokasi tapak aman dari pengaruh sesar aktif, maka diperlukan suatu penelitian yang mengarah untuk mengetahui keberadaan sesar aktif. Sesar aktif adalah sesar yang terjadi pada 10.000 tahun lalu atau lebih muda dan kemungkinan besar akan aktif kembali
[8].
Bila dikorelasikan dengan skala waktu geologi
maka sesar aktif adalah sesar yang tcrjadi pada Kala Holosen. Sesar aktif merupakan salah satu faktor penolak utama dalam pemilihan calon tapak oleh karena itu tapak harns jauh atau bebas dari sesar aktif
[8].
Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi geologi dan mengetahui karakteristik tektonik
termasuk sesar aktif di tapak potensial daerah Baddurih pada khususnya dan
Pamekasan bagian selatan pada umumnya dalam rangka pemilihan tapak terbaik untuk instalasi desalinasi nuklir di pulau Madura. TAT A KERJA
Peralatan Kerja
Peralatan kerja dalam penelitian ini terdiri dari peralatan pemetaan geologi seperti palu, kompas, kaca pembesar, komparator butir, GPS (Global Positioning System), kamera dan alat interpretasi foto udara yaitu stereoskup.
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGJ NUKLIR-BATAN
319
r-=
I£j .... NrJ, I 000'1 QO ...,. .... 0'1
13 km 5.5 0
U
-<>-
L A lJ T
JAVVA
KETERANGAN
IMd.~221Tapak
Gmnbar 1. Peta Lokasi Tapak Potensial untuk Instalasi Desalinasi Nuklir di PulaJvIadura
Pot en sial
KUMP(]LAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TABUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
Metoda Kerja
Metoda yang dilakukan adalah sebagai berikut : •
Interpretasi foto udara berskala 1 : 50.000 yang mencakup area seluruh Pamekasan bagian selatan guna memperoleh draft peta penyebaran litologi dan kelurusan morfostruktural. Dengan draft peta ini yang dikombinasikan
dengan peta geologi regional, maka akan
diketahui lokasi-Iokasi yang memungkinkan terdapat sesar aktif yang selanjutnya akan ditindaklanjuti
dengan pengecekan
dan pendataan
lapangan yaitu dengan pemetaan
geologi dan struktur geologi . •
Pemetaan geologi dan struktur geologi berskala 1 : 50.000 dengan peta dasar peta topografi berskala 1 : 25.000 dikombinasi dengan
draft peta kelurusan morfostruktural
dan penyebaran litologi hasil interpretasi foto udara bersekala 1 : 50.000. Pemetaan dilakukan dengan pengamatan singkapan sepanjang lintasan sungai dan jalan baik jalan raya, jalan kampung maupun jalan setapak dengan penekanan pada pendataan mikro tektonik di lokasi-Iokasi yang berpotensi terdapat sesar aktif. Hasil yang diperoleh adalah berupa peta geologi dan karakteristik tektonik daerah penelitian.
HASIL Gcologi Pamekasan Pembahasan
Selatan geologi Pameksan
selatan meliputi morfologi,
litologi dan struktur
geologi.
Morfolol!J Berdasarkan keadaan bentang alam yang dapat diamati di lapangan dan dikombinasi dengan hasil interpretasi peta topografi,
wilayah
Pamekasan selatan
dapat dibedakan
menjadi 3 satuan morfologi yaitu dataran rendah, perbukitan bergelombang dan perbukitan terjal (Gambar 2) :
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
321
KUMPULAN LAPORAN HAS!L PENELITIAN TAHUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
Dataran Rendah Daerah yang mempunyai kelerengan topografi datar hingga landai dengan ketinggian berkisar antara 0 - 50 meter di atas muka laut. Satuan ini dibentuk oleh endapan aluvium, batuan dengan pelapukan tinggi dan batuan yang lunak, menempati bagian selatan daerah penelitian dan dijadikan sebagai area perkotaan, persawahan, perkebunan dan tambak garam.
Perbukitan Bergelombang Daerah
yang mempunyai
kelerengan
topografi
landai
hingga
sedang
dengan
ketinggian berkisar antara 50 - 200 meter di atas muka laut. Satuan morfologi ini dibentuk oleh perselingan batugamping yang bersifat keras dan batupasir lempungan, batulempung dan batulempung gampingan yang bersifat relatif lebih lunak, menempati bagian tengah daerah penelitian dan umumnya dipergunakan sebagai persawahan, dan perkebunan.
Perbukitan Terjal Daerah yang mempunyai kelerengan topografi sedang hingga terjal dengan elevasi lebih tinggi dari 200 meter di atas muka laut. Satuan morfologi ini dibentuk oleh batuan yang relatif keras khususnya
batugamping,
menempati
bagian utara daerah penelitian
dipergunakan sebagai perkebunan
322
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
dan
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTIAN
TAHUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
KETERANGAI'J
illIIIII!]
Saluan Morfologi Dalaran Rendah
~
Saluan Morfologi Perbukilan Bergelombang
~
Satuan Morfologi Perbukitan Te~al
Gambar 2. Peta Geomorfologi
PUSAT PENGEMBANGAN
Pamekasan Selatan
GEOLOGI NUKLIR-BATAN
323
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
Litologi Litologi daerah Pamekasan selatan seeara umum dapat dikelompokkan
menjadi 5
satuan batuan berturut-turut dari tua ke muda adalah sebagai berikut (Gambar 3):
Satllan Batllpasir Satll Satuan Batupasir Satu terdiri dari batupasir bersisipan
batulempung,
napal dan
batugamping, dengan karakteristik sebagai berikut :. •
Batupasir berwarna eoklat muda, berbutir halus-sedang, menyudut tanggung, terpilah sedang, agak padat, tersusun oleh kuarsa, felspar dan mineral mika, tebal meneapai 5 meter, terkadang berstruktur silang siur.
•
Batulempung merupakan selingan bagian tenga.h dan atas satuan ini, warn a kelabu, agak kompak dan berlapis baik, mengandung oksida besi, mikaan, gipsum dan sisa tumbuhan, tebal meneapai 20 sentimeter.
•
Napal berwarna kelabu muda dan mengandung fosil foraminifera dan moluska.
•
Batugamping berwarna putih dan padat, pasiran dan mengandung fosil foraminifera besar, moluska dan koral, berlapis baik dengan tebal meneapai 70 sentimeter.
Seeara regional Satuan Batupasir Satu ini sebanding dengan Formasi Ngrayong yang berumur Miosen Tengah.
Satuan Batugamping Satu Satuan batuan ini merupakan perselingan antara batugamping dengan napal dan napal pasiran, dengan karakteristik sebagai berikut : •
Batugamping bersifat pasiran, berwarna kelabu dan eoklat muda, berbutir halus kasar, padat dan berlapis baik antara 5 - 20 em, setempat bersifat kapuran, butir pasirnya terdiri dari kalsit, kuarsa dan sedikit glaukonit.
•
Napal bersifat sedikit pasiran, berwarna putih dan kelabu dan berlapis baik serta mengandung sedikit foraminifera.
324
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TABUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
Secara regional Satuan Batugamping Satu ini sebanding dengan Formasi Bulu yang berumur Miosen Tengah bagian atas.
Satuan Batugamping Dua Batuan-batuan yang menyusun satuan ini adalah batugamping terumbu, batugamping pasiran, napal dan batugamping kapuran, dengan karakteristik sebagai berikut : •
Batugamping
terumbu benvama
putih hingga coklat, padat dan pejal, masif dan
terkadang kristalin, permukaannya berongga dan tajam-tajam, pelapukannya berwama merah serta setempat bersifat dolomitan. •
Batugamping pasiran berwama kelabu, berbutir halus-sedang, ringan dan dapat diremas dengan tebal 25 senti meter.
•
Napal berwama kelabu muda, berlapis dengan tebal lapisan 5 sentimeter, mengandung foraminifera plankton.
•
Batugamping kapuran merupakan bagian bawah dari satuan ini, wama putih hingga kuning kecoklatan, dibentuk oleh mineral kalsit berbutir halus dan sebagian gembur, tidak memperlihatkan perlapisan.
Secara regional Satuan Batugamping Dua ini sebanding dengan Formasi Madura yang berumur Miosen Akhir - Pliosen.
Satuan Batupasir Dua Batuan-batuan yang menyusun satuan ini adalah batupasir, batulempung, konglomerat dan batugamping, dengan karakteristik sebagai berikut : •
Batupasir berwama kecoklatan, ukuran butir halus - sedang, kurang kompak hingga agak padat, menganduing kuarsa dan batuan karbonat serta sisipan fosil tumbuhan.
•
Batulempung berwarna putih hingga kehijauan, agak kompak dan setempat mengandung fosil moluska, berlapis baik dengan tebal mencapai
sekitar satu meter, setempat
dijumpai gipsum sekunder berbentuk lempengan dan serabut meniang dengan panjang satu sentimeter.
PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BA T AN
325
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
•
ISBN. 978-979-99141-2-5
Konglomerat bersifat padat hingga kurang padat dan setempat lepas, wama kecoklatan dengan komponen batugamping, batupasir, oksida besi dan kuarsa, massa dasar terdiri dari batupasir kasar tufaan. Pada batuan ini ditemukan struktur silang siur. Konglomerat ini terletak di bagian atas satuan ini.
•
Batugamping terumbu bervvarna putih hingga coklat, pelapukannya berwama merah, padat dan pejal, masif, permukaannya berongga dan tajam-tajam.
Secara regional Satuan Batupasir Dua ini sebanding dengan Formasi Pamekasan yang berumur Plistosen.
Aluvium Aluvium merupakan campuran material endapan yang berukuran pasir, lempung, lumpur, kerikil, kerakal yang merupakan hasil endapan sungai, pantai dan rawa.
Struktur Geologi Struktur geologi yang berkembang di wilayah Pamekasan selatan merupakan bagian dari struktur geologi umum pulau Madura yang memanjang arah barat - timur. Struktur geologi terse but adalah struktur perlipatan yang terpotong oleh sistem frakturasi. Perlipatan yang berkembang di Pamekasan selatan adalah antiklin, merupakan lipatan lemah simetri bersumbu barat - timur dengan kemiringan lapisan sayap utara dan selatan hampir sarna yakni 15° - 20° , secara regional antiklin ini termasuk Antiklin Kertagena (Gambar
3). Sedang frakturasi
terdiri dari fraktur yang terbentuk
bersamaan
dengan
perlipatan (diaklas) dan fraktur yang terbentuk setelah perlipatan yang dibeberapa tempat berkembang menjadi sesar. Oiaklas yang berkembang
adalah diaklas transversal,
longitudinal
dan diagonal.
Diaklas-diaklas tersebut dijumpai di Satuan Batupasir Satu (Gambar 4), sedangkan sesar yang berkembang adalah sesar mendatar sinistral berarah utara timur laut - selatan barat daya (Gambar 3 dan 5) dan sesar-sesar normal berarah timur laut - barat daya (gan1bar 3 dan 6).
326
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
Sesar-sesar tersebut hanya dijumpai di Satuan Batupasir Satu Satuan Batugamping Satu, Satuan Batugamping Dua. Secara regional satuan-satuan
batuan tersebut berumur
Tersier. Di batuan-batuan berumur Kuarter tidak dijumpai adanya indikasi frakturasi.
u
I
o
2 km
t------i
07{) 14'
07-14
113 "26·
113·' 34·
113 'J28'
PENAMPANG
o
GEOLOGI
_-tj: ---
.!..Juvium
SE;saf
I BI'SI~
Satuan Salupasir
111(:/'.'1
Satuan
Dua
Batugampm9
D'H
-r-.. ::0
J'.JIUS
oan k~nliri"::'Cln lapi::ct!i -
--+-
sir.istml
S'::5ar mi;'ndatar ncrm<11.
n::: nalK.
t
= turuo
SumblJ antiklin
Gambar 3. Peta Geologi Pamekasan Selatan
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
327
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
TAHUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
w
s Gambar 4. Stereogram Sistem Perlipatan dan Diaklas Penyertanya
N
w
E
s Gambar 5. Stereogram Sistem Sesar Mendatar Utara Timurlaut (NNE)Selatan Baratdaya (SSW)
328
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI NUKLIR-BATAN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
N
E
w
5 Gambar 6. Stereogram Sistem Sesar Normal Baratdaya (SW) - Timurlaut (NE)
PEMBAHASAN Berdasar hasil pemetaan geologi, terlihat bahwa litologi di daerah Baddurih terdiri dari endapan aluvium dan batugamping terumbu yang merupakan bagian atau anggota dari Satuan Batupasir Dua. Hasil pemetaan struktur geologi di sekitar lokasi tapak potensial daerah Baddurih memperlihatkan bahwa tidak terdapat indikasi batuan terpengaruh oleh pergerakan tektonik sebagai salah satu indikator kemungkinan
terdapatnya sesar aktif. Memang di beberapa
temp at pada Satuan Batupasir Dua dijumpai kemiringan lapisan, tetapi kemiringan perlapisan yang dijumpai di satuan ini bukan sebagai indikasi aktivitas tektonik yaitu pengaruh gaya tekan yang menyebabkan batuan terlipat. Data kemiringan lapisan tersebut cenderung sebagai kemiringan awal di bagian tepi cekungan pada saat batuan sedimen diendapkan (initial dip). Hal ini didukung oleh tidak dijumpainya sistem diaklas pada
satuan batuan tersebut. Secara
umum terbentuknya lipatan dibarengi dengan terbentuknya diaklas baik diaklas diagonal, longitudinal maupun transversal karena merupakan sebuah sistem
PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
[9].
NUKLIR-BA T AN
329
KUMPULAN
LAPORAN BASIL PENELITIAN
ISBN. 978-979-99141-2-5
TABUN 2004
Indikasi tektonik berupa perlipatan dan penyesaran hanya dijumpai di batuan-batuan berumur Tersier
seperti di Satuan Batupasir Satu, Satuan Batugamping Satu, dan Satuan
Batugamping Dua yang kesemuanya terletak di luar lokasi tapak potensial daerah Baddurih. Indikasi tektonik berupa sistem perlipatan dijumpai di Satuan Batupasir Satu yang dicirikan oleh kemiringan perlapisan dan diaklas yang menyertainya (Gambar 4). Sedangkan indikasi tektonik lainnya yaitu berupa sesar dijumpai di Satuan Batupasir Satu, Satuan Batugamping Satu dan Satuan Batugamping Dua. Sesar-sesar tersebut adalah sesar mendatar sinistral berarah utara timur laut - selatan barat daya dan sesar- sesar nOlmal timur laut - barat daya. Hasil pengamatan lapangan menunjukkan tidak terdapat indikasi bahwa sesar-sesar tersebut sebagai sesar aktif. Data struktur geologi di lapangan menunjukkan
bahwa di lokasi tapak potensial
daerah Baddurih (Md. 15) terbebas dari keberadaan sesar aktif sedangkan litologinya berupa batugamping terumbu.
KESIMPULAN 1. Litologi
DAN SARAN
daerah
Pamekasan
selatan
terdiri
dari
Satuan
Batupasir
Satu,
Satuan
Batugamping Satu, Satuan Batugamping Dua dan Satuan Batupasir Dua serta Aluvium. Struktur geologinya terdiri dari antiklin dengan sumbu simetri berarah barat-timur dan sesar mendatar sinistral berarah utara timurlaut - selatan baratdaya
serta sesar-sesar
normal berarah timurlaut - baratdaya. Litologi di tapak potensial daerah Baddurih terdiri dari endapan Aluvium dan batugamping terumbu anggota dari Satuan Batupasir Dua. 2. Baik di lokasi tapak potensial daerah Baddurih maupun daerah Pamekasan selatan tidak dijumpai adanya indikasi adanya sesar aktif sehingga tapak potensial daerah Baddurih dianggap bebas dari gangguan tektonik. 3. Oleh karena litologi di lokasi tapak potensial daerah Baddurih berupa batugamping terumbu, maka sebelum memilih calon tapak terbaik dari beberapa tapak potensial di pulau Madura disarankan dilakukan penyelidikan hidrogeologi yang lebih mendalam di sekitar daerah Baddurih.
330
PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BA TAN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITlAN TAHUN 2004
ISBN. 978-979-99141-2-5
DAFTAR PUS TAKA
1. MURSID JOKOLELONO, " Penilaian Ekonomi Pabrik Listrik dan air Bersih bagi Madura" Laporan internal BATAN, Jakarta, 2002 2. BAT AN, IAEA, KAERI, "Preliminary Desalination
in
Maduira
Island
Economic
Indonesia",
Feasibility
Vienna,
Study of Nuclear
Austria,
2004
(tidak
dipublikasikan). 3.
SOEPRAPTO TJOKROKARDONO,
" Preliminary Study for NPP Site in Madura",
Workshop on Site Selection and Seismotectonics, Jakarta, 2003. 4. LB. SUPANJONO, K. HASAN, H. PANGGABEAN,
D. SATRIA,
SUKARDI;
"Geologi lembar Surabaya & Sapulu", Jawa, Skala 1 : 100.000, Puslitbang Geologi , Bandung, 1992 5. S. AZIZ, SUTRISNO, Y. NOY A, K. BRAT A ," Geologi Lembar Tanjungbumi dan Pamekasan, Jawa, Skala 1 : 100.000 ", Puslitbang Geologi, Bandung, 1993 6. R.L. SITUMORANG,
D.A. AGUSTIANTO
& M. SUP AR..\1AN, " Peta Geologi
Lembar Waru - Sumenep, Jawa, Skala 1 : 100.000", Puslitbang Geologi, Bandung, 1992 7. SURONO,"
Summary of Geology,
Earthquakes and Tsunami
of the East - Java
Province and Madura", Workshop on Site Selection and Seismotectonics,
Jakarta,
2003. 8. IAEA,"Site Survey for Nuclear Power Plant, A Safety Guide", Safety Series No.50 SG - S9, Vienna, Austria, 1984 9. VIALON P., RUHLAND M., GROLIER J "Elements de Tectonique Analitique", Masson, Paris, 1976.
Daftar Isi PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BA T AN
331