STUDI PROBLEMATIK BUDIDAYA TANAMAN MAWAR (Rosa sp.) Problematic Study Of Rose Plant (Rosa sp.) Cultivation Tina Yuliana Wahyanto1, Lilik Setyobudi2, Ninuk Herlina2 1)
Mahasiswa Jurusan BP, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang 2) Dosen Jurusan BP, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT
Rose is one of the commodities that are popular ornamental plants and many cultivated in Indonesia. Gunung Sari village is an area of the central plant roses in Batu city. But there are many in the cultivation techniques has been the differences between farmers so that between farmers not the same in the yield and the quality of roses flower. Cultivation techniques can affect the results of the rose plant products itself. The purpose of this research is to know the problems of cultivation of roses and knowing the difference/variation of the rose cultivation techniques among farmers against the yield and the quality of Roses. This research was conducted in Ngebruk, gunungsari Village Batu city, on April until June 2012 with survey method (explanatory research). The material used in this research consists of a rose plant (varieties of Grand Gala, Pergiwo and Pergiwati), questionnaire and respondents. While equipment used measurement meter, caliper, pruning shears, camera, stationery, lable, rafia rope , plastic lable, flower pruning shears and matting. Results showed that there is deviation of grade SNI rose flower. Deviation impact on farmers income and selling values. Varieties and cultivation technique such as using plant spacing, pruning and fertilization is affected the yields. Grand Gala varieties have a better of product roses than Pergiwo and Pergiwati varieties. Key word : Rose, Different cultivation technique, Problem cultivation. ABSTRAK Mawar merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang populer dan banyak dibudidayakan di Indonesia. Desa Gunung Sari merupakan daerah sentra tanaman mawar di kota Batu. Namun dalam teknik budidaya terdapat banyak perbedaan antar petani sehingga antar petani tidak sama dalam memperoleh hasil dan kualitas bunga mawarnya. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui permasalahan budidaya tanaman mawar dan perbedaan/variasi teknik budidaya mawar antar petani terhadap hasil dan kualitas bunga mawar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012, di Dusun Ngebruk Desa Gunungsari Kota Batu dengan menggunakan metode survei penjelasan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tanaman mawar (varietas Grand Gala, Pergiwo dan Pergiwati), responden dan kuisioner. Sedangkan peralatan yang digunakan ialah meteran, jangka sorong, gunting pangkas, kamera, alat tulis, label, tali rafia, plastik label, gunting bunga dan tikar. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak semua hasil panen memiliki kualitas yang bagus melainkan terdapat penyimpangan terhadap mutu SNI bunga mawar potong. Penyimpangan terhadap SNI tersebut mempengaruhi nilai jual dan pendapatan petani. Faktor yang mempengaruhi hasil panen ialah jenis varietas dan faktor teknik budidaya seperti penggunaan jarak tanam, pemangkasan serta pemupukan. Varietas Grand Gala menghasilkan kualitas produk bunga mawar potong yang lebih baik dari varietas Pergiwo dan Pergiwati. Kata kunci : Mawar, Perbedaan teknik budidaya, Permasalahan budidaya
PENDAHULUAN Mawar adalah salah satu komoditas tanaman hias yang populer dan banyak dibudidayakan di Indonesia. Santika (1996) menyatakan bahwa tanaman hias ini diminati banyak konsumen, memiliki nilai ekonomi tinggi, dapat dibudidayakan secara komersial dan terencana sesuai dengan permintaan pasar. Berdasarkan kegunaan, mawar dikelompokkan ke dalam mawar bunga potong, mawar tanam, mawar tabur dan mawar bahan kosmetik. Selain sebagai tanaman hias, tanaman mawar mempunyai banyak fungsi antara lain sebagai bahan makanan dan minuman, obat pewangi, sarana peralatan tradisional, agama dan upacara kenegaraan, serta pengindah tata lingkungan. Sentra penanaman tanaman mawar di daerah Jawa Timur salah satunya terdapat di Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Dalam teknik budidaya terdapat banyak perbedaan antar petani sehingga tiap petani tidak sama dalam memperoleh hasil dan kualitas bunga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan dalam budidaya tanaman mawar dan untuk mengetahui perbedaan/variasi teknik budidaya mawar antar petani terhadap hasil dan kualitas bunga mawar. Hipotesis dari penelitian ialah perbedaan teknik budidaya mempengaruhi hasil dan kualitas bunga mawar.
METODE Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Ngebruk Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu dengan ketinggian tempat 1000-1500 mdpl dan suhu antara 2228oC. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 menggunakan metode survei (explanatory research). Bahan dalam penelitian ini terdiri dari tanaman mawar (varietas Grand Gala, Pergiwo dan Pergiwati), responden dan kuisioner. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ialah meteran, jangka sorong, gunting pangkas, kamera, alat tulis, label, tali rafia, plastik label, gunting bunga dan tikar. Populasi dalam penelitian ini ialah semua anggota kelompok tani maju dan penentuan sampel menggunakan teknik sampel acak sederhana menggunakan rumus Slovin (Rianse dan Abdi, 2008) yaitu :
Dimana : n = banyaknya sampel N = ukuran populasi yaitu jumlah anggota kelompok tani maju d = tingkat ketepatan yang digunakan yaitu 95% Pengambilan umur sampel tanaman mawar didasarkan pada usia tanaman mawar yang ada di lahan petani mawar (Tabel 1).
Tabel 1. Strata pengambilan umur tanaman mawar Strata umur tanaman Varietas (tahun) Grand Gala 1-5 Pergiwo 1-5 6-10 11-15 16-20 Pergiwati 1-5 6-10 11-15 16-20
Jumlah petani (orang) 11 4 7 3 4 5 7 3 3
Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Untuk analisis kuantitatif menggunakan analisis regresi linier berganda dan confident interval 95%. Model analisis regresi yang digunakan ialah (Nazir, 2003): Dimana : β0, β1, β2…..,βk ialah parameter tetap (fixed) X1, X2,…,Xk diukur tanpa kesalahan
ε ialah suatu variabel random yang berdistribusi secara normal di sekitar nol (nilai tengah ε), dan mempunyai varian Vε Pengamatan dilakukan secara periodik dimulai tanaman mawar selesai dipanen dan sampai dipanen kembali. Pengamatan meliputi pertumbuhan dan perkembangan tanaman mawar serta praktek budidaya.
HASIL Penyimpangan Hasil Terhadap SNI Bunga Mawar Potong
sebanyak 9,17%. Hal yang mempengaruhi hasil kualitas bunga mawar potong ialah jenis varietas. Jenis varietas Grand Gala memiliki hasil kualitas bunga mawar yang lebih baik diantara varietas Pergiwo dan Pergiwati. Dari 9 sampel tanaman mawar petani masih terdapat penyimpangan hasil panen terhadap SNI diantaranya pada karakter panjang tangkai, diameter bunga ½ mekar, kesegaran kultivar, warna bunga, kerusakan/cacat dan toleransi.
Tidak semua hasil panen bunga mawar memiliki kualitas yang baik dan menyimpang dari syarat mutu SNI bunga mawar potong, sehingga mempengaruhi nilai jual dan pendapatan petani (Tabel 2). Pada Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa hasil penyimpangan terkecil dari SNI dimiliki oleh varietas Grand Gala yaitu sebesar 2,5% dan varietas Pergiwati memiliki penyimpangan terbesar terhadap SNI yaitu Tabel 2. Kesesuaian produk petani terhadap SNI dari 9 sampel petani Grand Gala Pergiwo Karakter (%) (%) 1. Varietas yang ditanam petani 78 100 2. Karakter SNI a. Panjang tangkai 100 80 b. Diameter bunga ½ mekar 100 70 c. Jumlah kuntum bunga ½ mekar 100 100 d. Benda asing (kotoran) 100 100 e. Kesegaran bunga 100 100 f. Kesegaran kultivar 100 90 g. Warna bunga 100 100 h. Keadaan minimum tangkai bunga 100 100 2 i. Daun bunga /3 bagian bunga 100 100 j. Kerusakan/cacat 70 70 k. Organisme pengganggu 100 100 l. Toleransi 100 80 Jumlah 1170 1090 Penyimpangan dari SNI (%) 2,5 9,16 Keterangan : Nilai presentase 100% berarti sesuai dengan SNI.
Pergiwati (%) 100 70 70 100 100 100 80 80 100 100 70 100 80 1050 12,5
Praktek Budidaya Pada kegiatan praktek budidaya hanya 9 petani yang diamati karena petani tersebut menanam mawar sesuai strata pengambilan umur tanaman mawar. a. Pembibitan Bibit mawar yang ditanam oleh petani berasal dari perbanyakan vegetatif
yaitu okulasi/tempel (budding). Namun terdapat perbedaan antar petani dalam hal mendapatkan bibit yaitu dari penangkar bibit sebanyak 77,77% dan melakukan perbanyakan bibit sendiri sebanyak 33,33%.
b. Jarak tanam Tabel 3. Jarak tanam yang digunakan petani Jarak tanam yang digunakan (cm) 25x25 20x20 20x15 15x15 < 15 Pada Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa rata-rata petani menggunakan jarak tanam 20x20cm sebanyak 44,44% . Dari hasil jarak tanam yang digunakan oleh petani maka nilai skoring dibagi menjadi 3 yaitu skor 1 untuk penggunaan jarak tanam < 15 cm, skor 2 untuk penggunaan jarak
Presentase (%) 22,22 44,44 11,11 11,11 22,22 tanam >20 cm dan skor 3 untuk penggunaan jarak tanam > 40 cm. Untuk hasil presentase, perolehan skor 1 sebanyak 22,22%, perolehan skor 2 sebanyak 88,88% dan untuk perolehan skor 3 sebanyak 0%.
c. Pemupukan Tabel 4. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan Petani 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Rata-rata
N (kg/ha) 438,00 243,00 460,00 248,75 330,00 101,25 115,00 330,00 33,000 255,44
Semua petani menggunakan perpaduan kombinasi pupuk kimia dan pupuk organik. Namun terdapat perbedaan dalam jenis dan dosis pupuk. Pada penggunaan pupuk organik semua petani mengaplikasikan pupuk kandang, dosis yang digunakan 2.500 hingga 100.000
P (kg/ha) 128,00 138,00 90,000 198,75 180,00 63,750 54,000 180,00 18,000 116,72
K (kg/ha) 20,0 30,0 12,5 12,5 18,75
kg/ha. Pada pemupukan kimia rata-rata petani menggunakan dosis pupuk N sebanyak 255,44 kg/ha, P 116,72 kg/ha dan K 18,75 kg/ha (Tabel 4). Dari hasil dosis yang digunakan oleh petani maka nilai skoring dibagi menjadi 3 yaitu skor 1 untuk yang menggunakan pupuk N dan P,
skor 2 untuk petani yang memupuk NPK dengan dosis kurang dari rata-rata dan skor 3 untuk petani yang memupuk NPK dengan dosis lebih dari rata-rata. Hasil d. Pengairan dan penyiraman Semua petani melakukan pengairan dan penyiraman dalam budidayanya. Air yang digunakan untuk pengairan berasal dari sumber mata air setempat. Penyiraman dilakukan seminggu 2 kali pada pagi hari di musim kemarau dan tidak dilakukan penyiraman saat musim hujan. e. Pemangkasan Semua petani melakukan kegiatan pemangkasan, namun terdapat perbedaan waktu pemangkasan antar petani. Interval waktu pemangkasan 3 bulan memiliki presentase tertinggi yaitu sebesar 33,33% (Tabel 5). Tabel 5. Waktu pemangkasan Interval waktu pemangkasan(bulan) 1 3 Bersamaan panen Melihat Kondisi Sesempatnya f. Hama dan penyakit Hama dan penyakit yang menyerang tanaman mawar antara lain yaitu kutu daun, tungau dan kanker pohon. Untuk menanggulangi hama dan penyakit tersebut, petani melakukan tindakan kimiawi dengan menggunakan pestisida yang diaplikasikan tiap seminggu sekali. h. Panen dan produktivitas Kriteria bunga mawar yang sudah bisa dipanen yaitu apabila kelopak bunga sudah membuka 1 atau 2. Panen dilakukan 1 minggu 3 sampai 4 kali. Produktivitas mawar sebanyak 1500-5000 kuntum bunga/hektar. Hasil Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Mawar Berdasarkan Tabel 6, dapat dijelaskan bahwa pada karakter panjang tangkai, rata-rata panjang tangkai tertinggi dimiliki oleh varietas Grand Gala yakni
presentase, perolehan skor 1 sebanyak 55,55%, skor 2 dan skor 3 sebanyak 22,22%. Dari hasil pemangkasan yang dilakukan oleh petani maka nilai skoring dibagi menjadi 3 yaitu skor 0 untuk petani yang melakukan kegiatan pemangkasan sesempatnya, skor 1 untuk petani yang melakukan pemangkasan dengan melihat kondisi tanaman mawar, skor 2 untuk petani yang melakukan pemangkasan 3 bulan sekali dan skor 3 untuk petani yang melakukan pemangkasan 1 bulan sekali. Untuk presentase perolehan skor 1 sebanyak 22,22%, presentase perolehan skor 2 sebanyak 22,22%, perolehan skor 3 sebanyak 33,33%% dan perolehan skor 0 sebanyak 22,22.
Presentase (%) 22,22 33,33 22,22 11,11 11,11 sebesar 55,28 cm. Pada hasil notasi dapat dijelaskan bahwa terdapat perbedaan secara nyata rata-rata panjang tangkai antara varietas Grand Gala dengan Pergiwo dan Pergiwati. Namun antara varietas Pergiwo dengan Pergiwati tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Rata-rata muncul bunga tercepat dimiliki oleh varietas Grand Gala yakni sebesar 19,47 hari. Pada hasil notasi dapat dijelaskan bahwa terdapat perbedaan muncul bunga secara nyata antara varietas Grand Gala, Pergiwo dan Pergiwati. Varietas Grand Gala sangat berbeda nyata dengan varietas Pergiwati. Rata-rata jumlah bunga yang muncul paling banyak dimiliki oleh varietas Grand Gala yakni sebesar 1,91 buah. Pada hasil notasi dapat dijelaskan bahwa terdapat perbedaan jumlah bunga secara nyata antara varietas Grand Gala dengan Pergiwo dan Pergiwati.
Tabel 6. Hasil pertumbuhan dan perkembangan tanaman mawar Karakter
Standar Error
Jumlah Sampel (n)
95% CI Batas Batas Bawah Atas
Panjang Tangkai (cm) - Pergiwo - Pergiwati - Grand Gala
488 472 723
49,40 a 46,80 a 55,28 b
1,10 0,68 0,35
47,23 45,46 54,58
51,57 48,14 55,97
Muncul Bunga (hari) - Pergiwo - Pergiwati - Grand Gala
488 472 723
20,05 b 20,94 c 19,47 a
0,04 0,05 0,12
19,96 20,84 19,24
20,13 21,04 19,70
Jumlah Bunga (buah) - Pergiwo - Pergiwati - Grand Gala
488 472 723
1,60 a 1,53 a 1,91 b
0,03 0,03 0,04
1,53 1,46 1,84
1,66 1,60 1,98
Diameter Bunga Waktu Panen (mm) - Pergiwo - Pergiwati - Grand Gala
488 472 723
19,02 a 18,95 a 20,85 b
0,48 0,47 0,39
18,07 18,03 20,09
19,97 19,87 21,61
Umur Bunga (hari) - Pergiwo 488 35,22 b 0,07 35,09 35,35 - Pergiwati 472 36,61 c 0,13 36,35 36,87 - Grand Gala 723 34,03 a 0,17 33,69 34,36 Keterangan : Huruf yang berbeda disamping nilai rata-rata merupakan simbol notasi yang menunjukkan perbedaan secara nyata dalam satu kelompok karakter berdasarkan uji CI 95%. Rata-rata diameter bunga tertinggi dimiliki oleh varietas Grand Gala yakni sebesar 20,85 mm. Dari 95% CI didapatkan notasi untuk varietas Pergiwo dan Pergiwati (a) sedangkan varietas Grand Gala (b). Pada hasil notasi dapat dijelaskan bahwa terdapat perbedaan diameter bunga secara nyata antara varietas Grand Gala dengan Pergiwati dan
Pergiwo. Namun, antara varietas Pergiwo dan Pergiwati tidak menunjukkan perbedaan secara nyata. Rata-rata umur bunga tercepat untuk dipanen dimiliki oleh varietas Grand Gala yakni sebesar 34,03. Pada hasil notasi dapat dijelaskan bahwa terdapat perbedaan umur bunga secara nyata antara varietas Pergiwo, Pergiwati dan Grand Gala.
Perbandingan Hasil Pertumbuhan dan Perkembangan Berdasarkan Asal Tunas Tabel 7. Perbandingan hasil pertumbuhan dan perkembangan pada ranting dan batang utama Karakter Asal Muncul Tunas - Pergiwo - Pergiwati - Grand Gala Panjang Tangkai (cm) - Pergiwo - Pergiwati - Grand Gala Diameter Bunga (mm) - Pergiwo - Pergiwati - Grand Gala Semua varietas Asal Muncul Tunas Panjang Tangkai (cm) Diameter Bunga (mm)
Jumlah Sampel (n) Batang Ranting Utama
Standar Error Ranting
Batang Utama
Ranting
Batang Utama
95% CI Ranting Batas Batas Bawah Atas
Batang Utama Batas Batas Bawah Atas
151 147 74
31 31 123
429 422 302
59 50 421
45,09 a 43,59 a 53,26 b
54,36 a 51,47 a 57,04 a
1,12 1,18 1,47
3,56 3,60 1,28
42,88 41,27 50,37
47,30 45,90 56,16
47,24 44,24 54,52
61,48 58,70 59,57
429 422 302
59 50 421
18,85 a 18,64 a 20,20 a
19,88 a 20,94 a 20,45 a
0,51 0,50 0,63
1,44 1,39 0,52
17,84 17,67 18,97
19,85 19,62 21,44
17,00 18,15 19,43
22,77 23,74 21,47
372
185
1153
530
47,31
54,29
0,71
1,15
45,93
48,7
52,03
56,55
1153
530
19,54
20,5
0,31
0,46
18,94
20,15
19,61
21,4
Keterangan : Huruf yang berbeda disamping nilai rata-rata merupakan simbol notasi yang menunjukkan perbedaan secara nyata dalam satu kelompok karakter berdasarkan uji CI 95%. Pada Tabel 7 dapat dijelaskan bahwa pada karakter panjang tangkai, ratarata panjang tangkai tertinggi dan diameter bunga terbesar berasal dari batang utama yang dimiliki oleh varietas Grand Gala yaitu 57,04 cm untuk panjang tangkai dan 20,45 mm untuk diameter bunga. Dari hasil CI 95% didapatkan notasi untuk asal tunas dari ranting, rata-rata panjang tangkai tertinggi antara varietas Pergiwo dan Pergiwati berbeda secara nyata dengan
varietas Grand Gala. Pada varietas Pergiwo dan Pergiwati tidak memiliki perbedaan secara nyata karena notasinya sama. Untuk asal tunas dari batang utama tidak terdapat perbedaan secara nyata karena hasil notasinya sama. Pada data semua varietas, rata-rata panjang tangkai tertinggi dan diameter bunga terbesar berasal dari batang utama yaitu 20,5 mm untuk diameter bunga dan 54,29 cm untuk panjang tangkai.
Analisis Regresi Pada Tabel 8 dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien regresi yang positif (+) mengindikasikan bahwa variabel bebas (X1, X2 dan X3) berpengaruh positif terhadap panjang tangkai dan diameter bunga sedangkan nilai koefisien regresi yang negatif mengindikasikan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh terhadap panjang tangkai dan diameter bunga. Hasil nilai R-Square tertinggi pada panjang tangkai dimiliki oleh varietas Pergiwo yaitu 0,837 yang berarti keragaman yang
dijelaskan pengaruh variabel X sebesar 83,7% sedangkan 16,3% dijelaskan oleh pengaruh faktor lain. Nilai R-Square tertinggi pada diameter bunga dimiliki oleh varietas Pergiwati yaitu 0,794 yang berarti keragaman yang dijelaskan pengaruh variabel X sebesar 79,4% sedangkan 20,6% dijelaskan oleh pengaruh faktor lain. Nilai R-Square yang mendekati 1 mengindikasikan bahwa hasil regresi makin baik dan mampu memprediksi nilai Y (panjang tangkai/diameter bunga).
Tabel 8. Hasil analisis regresi hubungan antara pengaruh jarak tanam, pemupukan dan pemangkasan varietas Grand Gala, Pergiwo dan Pergiwati dengan panjang tangkai dan diameter bunga. Parameter/Varietas Persamaan Regresi R-Square Panjang tangkai - Grand Gala Y = 76,859+2,097X2+1,577 X3+e 0,302 - Pergiwo Y = 58,062+5,354X1+2,925X2+3,161X3+e 0,837 - Pergiwati Y = 73,611+1,705X1+3,379X2-1,002X3+e 0,562 Diameter bunga - Grand Gala Y = 28,333+0,979X2+0,407X3+e 0,253 - Pergiwo Y = 26,727+0,947X1+1,210X2+0,294X3+e 0,683 - Pergiwati Y = 25,415+2,444X1+1,357X2-0,231X3+e 0,794 PEMBAHASAN Permasalahan Budidaya Tanaman Mawar Dalam budidaya tanaman mawar tidak semua hasil panen (produk) memiliki kualitas yang bagus melainkan terdapat penyimpangan terhadap mutu SNI bunga mawar potong yaitu pada karakter panjang tangkai, kesegaran kultivar, warna bunga, diameter bunga ½ mekar, kerusakan/cacat dan toleransi terhadap kualitas dan ukuran jumlah/tangkai. Penyimpangan terhadap SNI tersebut mempengaruhi nilai jual dan hasil pendapatan petani. Jenis varietas merupakan hal yang paling utama mempengaruhi hasil panen bunga mawar potong. Varietas Grand Gala menghasilkan kualitas produk bunga mawar potong yang
lebih baik diantara varietas Pergiwo dan Pergiwati. Karakter panjang tangkai dan diameter bunga ½ mekar mempengaruhi toleransi terhadap kualitas dan ukuran jumlah atau panjang tangkai. Varietas Pergiwo dan Pergiwati masih memiliki penyimpangan terhadap SNI. Hal ini disebabkan karena teknik budidaya seperti penggunaan jarak tanam, pemangkasan serta pemupukan. Dari hasil analisis regresi linier berganda, jarak tanam, pemangkasan dan pemupukan memberikan pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap panjang tangkai dan diameter bunga.
Pada penggunaan jarak tanam, petani menggunakan jarak tanam yang lebih pendek yaitu 20x20 cm sehingga jarak antar tanaman mawar rapat. Wuryaningsih, 1995 (dalam Tejawarsana dan Rahardjo, 2009) menambahkan bahwa tanaman yang ditanam rapat dengan jarak tanam lebih pendek memerlukan pupuk yang lebih banyak. Kartapraja (1995) menambahkan bahwa jarak tanam yang rapat menyebabkan penerimaan sinar matahari tidak dapat merata ke seluruh tanaman sehingga proses fotosintesis tidak dapat berjalan dengan baik dan mengakibatkan pertumbuhan tanaman kurang baik dan produksinya rendah. Rukmana (1995) menyatakan bahwa untuk jarak tanam pada tanaman mawar sebaiknya 60x60 cm atau 70x70 cm. Pada kegiatan pemangkasan, petani melakukan pemangkasan dengan interval waktu yang berbeda. Rata-rata petani memangkas tanaman mawar dengan arah pangkasan 45o. Namun, dalam jarak bidang pangkasan terdapat petani yang menggunakan jarak bidang pangkas yang kurang dari 4 mm dari mata tunas. Rukmana (1995) menyatakan bahwa arah pangkasan sejajar dengan arah mata tunas. Jarak tempat (bidang) pemangkasan sekitar 4-6 mm dari mata tunas. Bila jarak bidang pemangkasan kurang dari 4 mm dari mata tunas dapat berpengaruh kurang baik atau menganggu terhadap pertumbuhan tunas atau tanaman. Waktu pemangkasan yang baik setelah tanaman menyelesaikan masa istirahat pucuk, sehingga pemangkasan dapat merangsang munculnya tunas-tunas yang kemungkinan membawa kuncup bunga (Elliot dan Widodo, 1996). Dari hasil kegiatan pemupukan yang dilakukan petani, rata-rata petani memberikan dosis pupuk N lebih banyak daripada dosis pupuk P dan K dan petani memberikan dosis pupuk sesuai dengan permintaan pasar yaitu apabila permintaan pasar meningkat maka dosis pupuk yang diberikan pada tanaman mawar akan lebih banyak untuk dapat mencapai target permintaan pasar. Soepardi, 1983 ( dalam
Wuryaningsih et al, 1994) menyatakan bahwa nitrogen memberikan pengaruh yang paling besar dan cepat dibandingkan P dan K, terutama dalam merangsang pertumbuhan di atas tanah. Hampir pada seluruh tanaman nitrogen merupakan pengatur dari penggunaan kalium, fosfor dan penyusunan lainnya. Jenis dan dosis pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar yaitu 90-135 kg N, 400 kg P2O5, 120 kg K2O/hektar/tahun. Dosis tersebut setara dengan 200-300 Urea, 840 kg SP-36 dan 250 kg KCl/hektar/tahun. Waktu pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga dan setelah kuntum bunga menjadi layu (Rukmana,1995). Karakter kesegaran kultivar dan kesegaran bunga dipengaruhi oleh jenis varietas dan proses kegiatan panen. Varietas Grand Gala memiliki tingkat kesegaran kultivar dan bunga yang lebih baik daripada varietas Pergiwo dan Pergiwati. Murtiningsih dan Sutater (1995) menyatakan bahwa kesegaran bunga akan lebih lama jika dipanen pada stadia tumbuh yang tepat. Mawar bila dipanen pada stadia mekar penuh kesegarannya tidak akan bertahan lama dan cepat layu dan sebaliknya bila dipanen terlalu awal menyebabkan kuncup bunga akan gagal mekar. Karakter kerusakan/cacat pada bunga mawar dipengaruhi oleh kegiatan pasca panen yaitu pada saat bunga mawar setelah dipanen dan dipindahkan dari lahan ke tempat pengemasan (sortasi), petani tidak secara hati-hati membungkus (bunga mawar dibungkus dengan jumlah kuntum bunga yang terlalu banyak dan diikat terlalu kuat) dan membawa bunga mawar ke tempat pengemasan (sortasi) sehingga menyebabkan bunga mawar rusak dan patah. Bunga mawar dari lahan tidak langsung dimasukkan ke dalam ember yang berisi air, melainkan menghilangkan duri terlebih dahulu (khusus varietas Pergiwo dan Pergiwati) sehingga bunga mawar kesegarannya berkurang dan menjadi layu.
Kualitas Bunga Kualitas bunga terbaik dimiliki oleh varietas Grand Gala dengan rata-rata panjang tangkai tertinggi sebesar 55,28 cm dan rata-rata diameter bunga terbesar 20,85 mm atau 2,08 cm. Kualitas bunga berdasarkan asal tunas dan jenis varietas, rata-rata panjang tangkai tertinggi dan diameter bunga terbesar berasal dari batang utama yang dimiliki oleh varietas Grand Gala yaitu 57,04 cm untuk panjang tangkai dan 20,45 mm untuk diameter bunga. Perolehan hasil panjang tangkai dan diameter bunga tanpa melihat jenis varietas, didapatkan rata-rata panjang tangkai tertinggi dan diameter bunga terbesar berasal dari batang utama yaitu 54,29 cm untuk panjang tangkai dan 20,5 mm atau 2,05 cm untuk diameter bunga. Tanaman mawar varietas Grand Gala mempunyai panjang tangkai bunga hampir satu meter dan diameter bunga 5,4 cm (Purbiati et al, 2004). Varietas Pergiwo memiliki panjang tangkai ±54 cm dan diameter bunga ±4,9 cm. Varietas Pergiwati memiliki panjang tangkai ±47,3 cm dan diameter bunga ±5,10 cm (BPTP Jatim, 2003). Lakitan (2001) menyatakan bahwa beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa daun-daun pada bagian bawah akan lebih banyak mengangkut fotosintat ke akar, sedangkan daun-daun bagian atas akan lebih banyak mengirim fotosintat ke organ hasil seperti biji, buah atau daundaun muda yang sedang tumbuh. Dari penjelasan tersebut dapat dihubungkan dengan perolehan hasil bahwa batang utama merupakan bagian yang paling dekat dengan akar sehingga batang utama lebih banyak menyimpan hasil fotosintat dan mengakibatkan volume batang utama lebih besar daripada ranting. Oleh karena itu, bunga mawar yang asal tunasnya dari batang utama memiliki panjang tangkai dan diameter bunga yang lebih besar daripada ranting.
Untuk menentukan warna bunga menggunakan RHS colour chart. Varietas Grand Gala memiliki warna bunga Deep Red (53A dan 60A). Varietas Pergiwo memiliki warna bunga Strong Red (46A dan 53B). Varietas Pergiwati memiliki warna bunga Strong Pink (54C), Strong Purplish Pink (55B), Light Purplish Pink (55C) dan Pale Purplish Pink (55D). KESIMPULAN 1. Kesimpulan dari penelitian ini ialah pada budidaya tanaman mawar tidak semua hasil panen memiliki kualitas yang bagus melainkan terdapat penyimpangan terhadap mutu SNI bunga mawar potong yang dapat mempengaruhi nilai jual dan hasil pendapatan petani. 2. Varietas Grand Gala menghasilkan kualitas produk bunga mawar potong yang lebih baik dari varietas Pergiwo dan Pergiwati dengan penyimpangan terkecil terhadap SNI sebesar 2,5%. 3. Varietas Pergiwo dan Pergiwati memiliki penyimpangan yang lebih besar daripada varietas Grand Gala yaitu 9,16% pada varietas Pergiwo dan 12,5% pada varietas Pergiwati yang dipengaruhi oleh faktor teknik budidaya seperti penggunaan jarak tanam, pemangkasan dan pemupukan. DAFTAR PUSTAKA BPTP Jatim. 2003. Varietas Unggul Tanaman Hortikultura BPTP Jawa Timur 1995-2003. Laboratorium Diseminasi Wonocolo. BPTP Jatim. Elliot, R dan W. Widodo. 1996. Pedoman Praktis Pemangkasan Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta. pp 5965. Kartapraja, R. 1995. Botani dan Ekologi Mawar. Balai Penelitian Tanaman Hias. Jakarta.
Lakitan, B. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. pp 169-177. Murtiningsih, W dan T. Sutater. 1995. Pasca Panen Bunga Mawar. Balai Penelitian Tanaman Hias. Jakarta. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. pp 291-302. Purbiati, T., A.Suryadi., E.Retnaningtyas., dan Sarwono. 2004. Keragaan Varietas-Varietas Bunga Mawar Potong (Rosa sp.) pada Lahan Kering Ekorigeon Dataran Tinggi dan Medium. 6 (1): 5-10 Rianse, U dan Abdi, 2008. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Alfabeta. Bandung. pp 189-198. Rukmana, R. 1995. Mawar. Kanisius. Yogyakarta. pp 17-57. Santika, A. 1996. Arah dan Strategi Penelitian Tanaman Hias Untuk Menunjang Sistem Usaha Pertanian Berwawasan Agribisnis. Seminar Penelitian Tanaman Hias. Balai Penelitian Tanaman Hias. Jakarta. Tejawarsana, R dan I.B. Rahardjo. 2009. Pengaruh Formula Pupuk dan Jarak Tanam terhadap Hasil dan Kualitas Bunga Mawar Potong. Balai Penelitian Tanaman Hias. Jurnal Hortikultura. Vol 19 (3) : 287-293. Wuryaningsih,S., T. Sutater dan A. Supriyadi. 1994. Kerapatan Tanaman Dan Pemupukan N Pada Bunga Mawar. Buletin Penelitian Tanaman Hias. Vol II (1): 91-101.