STUDI PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN Researched by Hengki Wijaya
Periode
: 1980 – 2012
Tokoh yang Diteliti
: Hengki Wijaya
Mata Kuliah
: Teori Pengembangan Kepemimpinan
Dosen
: Dr. Yakob Tomatala
0
A. SKETSA KEHIDUPAN HENGKI WIJAYA Makassar atau Ujung Pandang dulunya, Hengki Wijaya terlahir ke dunia dari pasangan Suharto Wijaya dan ibunda Tju Siu Keng pada tanggal 07 Oktober 1980. Sewaktu berumur empat tahun mulai tinggal bersama kakek, Sugianto Wijaya di kabupaten Bantaeng. Kota ini terletak 120 km arah selatan dari kota Makassar. Hengki Wijaya dibesarkan dan mengalami masa kanak-kanak dan bersekolah mulai Tk hingga SMA di kabupaten Bantaeng. 1. Sugianto Wijaya: Pemimpin Inspiratif Bantaeng adalah kota Butta Toa yang menjadi kediaman kakek Hengki Wijaya. Hidup dalam perang melawan dua kekuasaan Belanda dan Jepang. Hidup dalam suasana perang mempertahankan diri dengan membangun hubungan dengan pemerintahan Belanda tanpa kehilangan semangat nasionalisme. Kehidupan yang dibentuk dengan pengetahuan budaya Belanda karena bersekolah di sekolah Belanda dan bukan sekolah Tionghoa. Beliau adalah pemimpin inspiratif karena memimpin bisnisnya dengan melakukan inovasi dan menanamkan kejujuran dalam bekerja. Prinsipnya: “Kejujuran adalah modal utama dan kita bisa dipercaya karena jujur.” Satu hal yang dipelajari oleh Hengki Wijaya adalah kedisiplinan belajar yang beliau tanamkan sejak dini. Hal ini mempengaruhi perkembangan diri yang selalu mau belajar dan terinsipirasi dengan usaha industri Rumah Tangga minuman Markisa yang akhirnya terwujud dengan menjadi insinyur di bidang Teknologi Pangan. 2. Suharto Wijaya: Pemimpin yang Sabar Ia seorang ayah yang setia pada keyakinannya kepada TUHAN Yesus sejak usia remaja hingga kini. Ayah yang mengasihi keluarganya dan setia kepada istrinya. Ia terkenal sebagai seorang pemimpin keluarga yang sabar dan 1
memberikan kesejukan di dalam keluarga. Kesabaran inilah yang menjadi teladan terbaik untuk anak-anaknya ikuti. Ia seorang kepala keluarga yang bekerja keras dan disiplin waktu dalam apapun sehingga dipercaya oleh semua orang. Segala teguran dan masukan diterimanya dengan sabar dan rendah hati. 3. Tcu Siu Keng: Ibunda yang Penuh Perhatian Seorang ibu yang mendidik anak-anaknya dimana seorang ayah pergi mencari nafkah bagi keluarganya. Seorang ibu yang menyayangi anak-anaknya dan memberikan perhatian yang besar dikala anak-anaknya sakit dan membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Ia selalu hadir untuk anak-anaknya dan mendampingi suaminya. 4. Ev. Dorothy D.M.: Pemimpin Rohani Visioner Pemimpin rohani yang dipilih oleh TUHAN untuk sebuah visi telah mengajarkan kebenaran TUHAN kepada jemaat-Nya untuk melakukan kehendak TUHAN.
Yesus berkata, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh. 4:34). Pemimpin yang sangat mempengaruhi kehidupan rohani Hengki Wijaya dan pengajaran Kristen yang teguh dan menjadi mentor yang mengarahkan kepada destini. Ketaatan kepada otoritas Allah dan kekuasaan-Nya menjadikan hamba-Nya sebagai seorang pemimpin visioner yang berintegritas tinggi dan berkomitmen tinggi terhadap kehendak Allah. Semua yang dilakukan hamba-Nya untuk membuat TUHAN dikenal dan terkenal. Beliau berpendapat bahwa visi sesungguhnya yang TUHAN berikan kepada hamba-hamba-Nya adalah menaklukkan bumi dan kitalah generasi penakluk dunia itu. Hal yang terkecil yang kita bisa lakukan tetapi memiliki dampak yang besar adalah menaklukkan jiwa kita yang begitu merintangi kehendak Allah yang akan menjadi destini kita. 2
B. FORMASI KEPEMIMPINAN 1. Formasi Rohani Sejak kecil telah dididik oleh kakek tentang disiplin waktu, disiplin belajar, kejujuran dan hidup sederhana. Hal ini pada akhirnya membawa keingintahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kerohanian yang mewujudkan karakter jujur sebagai integritas diri. Kebohongan hanya menjadi masalah dan bukan solusi dalam menyelesaikan masalah malah membawa hukuman dan sanksi. Akhirnya di usia 25 tahun merupakan awal petualangan rohani bersama TUHAN dengan hasrat untuk mengenalnya lebih dekat lagi maka dengan sendirinya formasi rohani itu menghasilkan suasana spiritualitas dalam hidup Hengki Wijaya yang tidak hanya menyakini Kristen sebagai agama namun lebih lagi melihat bahwa kekeristenan adalah hubungan pribadi dengan TUHAN melalui doa, ibadah dan pelayanan. Hal yang terpenting dalam formasi rohani yaitu bagaimana kualitas hubungan pribadi kita dengan TUHAN terjalin sehingga kehendak dan rencana-Nya kita lakukan dalam hidup kita. Semuanya itu ada dalam pengaruh dan pimpinan Roh Kudus. 2. Formasi Pelayanan Untuk memiliki Kapasitas tinggi maka Hengki Wijaya melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi untuk melengkapi dirinya dengan pengetahuan. Pengetahuan inilah menjadi modal dalam membuka wawasan berpikir dan dalam memimpin dalam kelompok kecil hingga besar. Suatu kali diminta menjadi coordinator kecamatan untuk Kuliah Kerja Nyata yang memimpin orang dari berbagai bidang ilmu dan kepentingan yang menghasilkan reward sebagai lokasi Kuliah Kerja Nyata yang paling berhasil untuk gelombang KKN saat itu. Selain itu kapasitas tinggi yang dimiliki dan ketertarikan pada penelitian menghantarkan 3
dirinya memenangkan PKM Penelitian yang membawanya untuk pertama kali meninggalkan Makassar menuju kota Surakarta dan akhirnya dapat mengunjungi kota Magelang, Yogyakarta
dan Surabaya. Tidak hanya itu akhirnya juga
mendapat penghargaan dari Dinas Perindustrian Sulawesi Selatan dalam HUT Sulawesi Selatan dengan memenangkan Penghagaan Penelitian. Dan akhirnya memenangkan Penelitian Student Grant yang dibiayai oleh Bank Dunia yang bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin. Ini menjadi pengalaman kepemimpinan dalam pendidikan. Kapasitas yang tinggi itu juga menimbulkan tanggungjawab yang besar untuk menjadi pemimpin Kerukunan Mahasiswa Katolik tingkat universitas selama dua periode untuk menyatukan semua KMK fakultas yang ada dibawah satu kepemimpinan kampus. Lebih besar lagi menyatukan persekutuan KMK tingkat universitas se-kota Makassar. Saat ini memberikan pengaruh besar dalam pembimbingan dan follow up terhadap adik-adik rohani dalam gereja dari pengetahuan tentang kebenaran Allah yang menjadi fondasi kokoh bagi spiritualisasi jemaat-Nya. Respon pemimpin yang lebih mendahulukan hal atau perkara rohani diatas segala kepentingan merupakan tolak ukur keberhasilan dalam memimpin jemaat TUHAN. 3. Formasi Strategis Kemampuan menjalin komunikasi dan sosialisasi merupakan faktor yang penting dalam memimpin dan mempengaruhi orang untuk mengikuti kebenaran Allah. Pendekatan yang digunakan dalam berinteraksi dengan orang lain adalah mau menerima keberadaan orang dan menerima setiap pendapat sebagai pertimbangan dan meneguhkannya dalam doa dan keputusan bersama untuk kepentingan bersama. Hal tersebut menjadikan kita pemimpin yang mewakili 4
aspirasi banyak orang. Pengalaman pemimpin untuk merangkul dan mewadahi setiap aspirasi menjadi jawaban untuk pengembangan diri pemimpin untuk tanggungjawab yang lebih besar. C. PEMBENTUKAN FORMAT DASAR KEHIDUPAN I.
UNSUR DESTINI AZALI 1.
Faktor Pemrosesan Pemrosesan adalah Faktor Campur Tangan Allah melalui orang, kejadian, pengalaman sulit yang berfungsi sebagai alat pembentukan karakter kepemimpinan seorang pemimpin.
Pertama, aspek genetika ini menjadi
faktor fisik dan psikis, khususnya temperamen dan sifat-sifat khas individu yang diturunkan dari ayah dan ibu dan bahkan keluarga besar keduanya. Namun disadari tingkat intelegensi (IQ) kakek ada diwariskan secara genetik kepada cucunya Hengki Wijaya. Kedua, aspek lingkungan hidup mikro yang menyangkut hubungan individu dan hubugan sosial. Sebagai anak-anak, kehidupan berjalan dengan indah dalam didikan kakek dan nenek. Masa kecil yang dilalui dengan baik dan benar itu terselip ingatan tentang masa kecil yang suka berkelahi yang tidak pernah menang menunjukkan bahwa perkelahian bukanlah sesuatu yang positif yang membawa pada perdamaian. Memang disadari sebagai anak yang hanya sendiri dan ditemani oleh kakek dan nenek membentuk interaksi sosial yang tertutup (kurang pergaulan) sejak SD hingga SMA. Hal yang menarik kakek Hengki Wijaya menekankan kejujuran dalam segala hal sehingga hal itu secara langsung masuk dalam hidup Hengki Wijaya. Sebagai contoh tentang kisah menyontek, suatu saat dalam ujian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berniat untuk menyontek ada suatu kegentaran 5
untuk menyontek sehingga sejak itu menganggap menyontek sebagai kebiasaan tercela dan tidak diizinkan oleh guru. Nilai dasar hidup yang merupakan warisan yang berpengaruh yaitu: kemandirian diri, kejujuran dan kerja keras dalam menempuh pendidikan. Ketiga, aspek pendidikan umum. Semasa SD hingga SMA nilai-nilai rapor menunjukkan prestasi selalu meraih peringkat 3 besar dalam sekolah yang bersangkutan. Keberhasilan itu adalah buah kerja keras dalam belajar dan juga karena campur tangan TUHAN di dalamnya. Bahkan sampai di tingkat universitas dimana banyak persaingan Hengki Wijaya dapat bersaing dan memenangkan dua proposal penelitian yang sangat membantu rekanrekan mahasiswa lainnya untuk menyelesaikan studinya. Keempat, aspek pengalaman khas berbekas. Masa pendidikan dari SD sampai SMA menunjukkan nilai-nilai kepemimpinan dikala selalu mengambil tugas memimpin upacara bahwa Hengki Wijaya menyenangi suatu komunitas yang dipimpin dalam suatu waktu namun lebih menekankan kemandirian diri untuk maju dan berprestasi. Sewaktu SMP mewakili sekolah untuk mengikuti Siswa Teladan Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Momen tersebut mengubah pemahaman Hengki Wijaya bahwa tidak hanya dibutuhkan intelektual saja namun dapat menyampaikan pesan itu dengan baik melalui komunikasi seperti Lomba Pidato yang merupakan penilaian dalam Lomba Siswa Teladan tersebut. Itulah pengalaman berharga bahwa dibutuhkan Kapasitas tinggi untuk menjadi seorang pemenang dan pemimpin kompeten. 2.
Faktor Waktu Kehidupan Faktor waktu kehidupan ini menjelaskan tentang aspek-aspek pengaruh peradaban serta kekuatan sosio cultural yang mewarnai dan mewadahkan 6
kehidupan semua orang. Hengki Wijaya yang dilahirkan di Makassar dalam pemerintahan Orde Baru dan bertumbuh menuju era reformasi. Sejak dari bangku SD hingga SMA disadari pengetahuan tentang teknologi informasi sangat minim di kabupaten hingga akhirnya perkembangan itu semakin deras di era reformasi dimana media dan teknologi seakan tidak dibatasi dan hal itu mempengaruhi Hengki Wijaya dalam kebiasaan dan temperamennya. Namun melalui perkembangan teknologi informasi kita bisa juga menjangkau dunia yang luas melalui media sosial di dunia maya yang berdampak pada kapasitas dan kapabilitas seorang pemimpin. 3.
Pola Responsi Sewaktu SD kakek yang memiliki inisiatif untuk cucunya mengenal Kristen pertama kalinya walaupun kakek sendiri belum meyakini apa yang dianggapnya baik maka di usia sepuluh tahun Hengki Wijaya dibaptis dan percaya kepada TUHAN Yesus. Hanya saja tidak diajarkan di dalam rumah keyakinan itu dan hanya menjadi simpatisan gereja tanpa pertumbuhan rohani yang berarti. Bibit ilahi itu akhirnya menemui waktunya di usia 25 tahun, ketika TUHAN sendiri meneguhkan pertobatan itu untuk pertama kalinya. Proses ini sangat berharga dan menjadi suatu kebaikan bahwa apa yang diizinkan TUHAN dalam hidup Hengki Wijaya untuk menyatakan kepribadiannya sebenarna yang TUHAN sanggup ubahkan untuk melayani TUHAN. Masalah-masalah dan pergumulan hidup mengajarkan banyak hal dan penyadaran diri untuk terus belajar tentang kehidupan dan membiasakan hidup dalam kekudusan hidup sebagai gaya hidup yang baru setelah percaya Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat.
7
Pemimpin kompeten ditentukan oleh responsi pemimpin dari setiap pemrosesan. Pemrosesan dalam hidup dimulai dari masa kecil hingga saat ini. Pemrosesan yang mendapatkan respon negatif dapat terjadi ketika seorang pemimpin mengambil keputusan yang salah dan hal itu sebenarnya sangat bertentangan
dengan kebenaran Allah. Responsi yang tepat yang harus
diambil oleh seorang pemimpin adalah ketaatan kepada Allah tanpa mempertimbangkan maksud dan tujuan-Nya karena hasil sebuah keputusanNya adalah hak-Nya dan kita hanya taat melakukannya sesuai dengan kehendak-Nya. Oleh karena itu dibutuhkan keiintiman dengan TUHAN dan kepekaan terhadap suara dan nasihat-Nya. Karena lebih taat pada Allah daripada dengan manusia atau kehendak manusia. Ada tahun-tahun panjang dalam hidup Hengki Wijaya yang penuh kekosongan namun puncaknya adalah di tahun 2005. Dan dimulai dari saat itu respon positif Hengki Wijaya menentukan
ketaatan
kepada
Allah
yang
sesungguhnya.
Musuh
sesungguhnya untuk dapat TAAT adalah jiwa kita secara pribadi dan pola pikir yang hidup dalam kekudusan Allah. Karena dari dalam hati terpancar kehidupan dan gangguan-gangguan atau godaan dari luar tidak lagi bisa mempengaruhi respon kita yang positif. Dalam hal integritas dan komitmen adalah faktor penting untuk dapat taat dan melakukan kehendak-Nya sehingga menjadi Pemimpin Kompeten. II. UNSUR SIKLUS HIDUP 1.
Pembentukan Nilai Dasar Kehidupan Nilai dasar kehidupan yang diwariskan oleh kakek, Sugianto Wijaya berbekas di sanubari Hengki Wijaya adalah kejujuran, bekerja keras, disiplih, hidup hemat dan sederhana dan menghargai orang tua. Pendidikan yang 8
rendah yang dinikmati kedua orang tua mendorong untuk mengembangkan nilai-nilai hidup itu ke jenjang yang lebih tinggi dan bila perlu hingga ke program Doktor. Akhirnya dapat menyelesaikan pendidikan S1 dengan hasil sangat memuaskan. 2.
Penemuan Identitas Diri Penemuan identitas diri sejak awal telah ada ketika nilai-nilai bekerja keras dalam belajar itu berkembang dalam diri Hengki Wijaya. Hal ini menjadikan dorongan untuk mengejar impian dan bertekad pengetahuan yang diperoleh dapat berbagi kepada banyak orang. Hal itu ternyata termasuk kehendak TUHAN yaitu diberkati untuk kembali memberkati. Melalui satu peristiwa mengubah secara drastis kehidupan ini dengan menemukan identitas yang baru dalam Kristus dan bertekan mengabdi kepada TUHAN melalui pelayanan pengajaran.
3.
Penemuan Identifikasi Karir Setelah selesai berkuliah dan bekerja di bidang yang sama dengan bidang ilmu yang dipelajari. Karena dorongan kemapanan hidup akhirnya mencari yang lebih baik. Namun akhirnya disadari bahwa yang seharusnya dicari terlebih dahulu adalah: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33). Menyadari hal tersebut sebagai panggilan untuk melayani TUHAN melaui karunia mengajar maka Hengki Wijaya melanjutkan pendidikan S2 di STT Jaffray Makassar dalam bidang Teologi. Akhirnya dalam perjalanan waktu ke depan siklus hidup menuju destini yang telah ditetapkan sejak semula oleh Allah kepada Hengki Wijaya yag bergumul dengan panggilan TUHAN ini.
9
III. Unsur Perkembangan Longitudinal atau Lini Waktu Umum Analisis Waktu atau Lini Waktu Umum (Generalized Time Line) ini dikembangkan
oleh
J.
Robert
Clinton
dalam
suatu
seri
tahapan
pengembangan/perkembangan diri yang mencakup enam langkah yaitu: 1) Fondasi Kedaulatan Allah (FKA); 2) Pertumbuhan Hidup Terdalam (PHT); 3) Pendewasaan Pelayanan (PP); 4) Pendewasaan Hidup (PH); Konvergensi (K); 5) Perkembangan Penuh (PPn).
Namun dalam Perkembangan Kepemimpinan
Hengki Wijaya (1980-2012) kita hanya membahas sampai tahap keempat Pendewasaan Hidup (PH) yang nantinya di masa depan akan memasuki tahap selanjutnya. 1. Fase Fondasi Kedaulatan Allah Setiap kegagalan mewajibkan kita untuk belajar dan bangkit dan keluar sebagai pemenang. Semua hal yang terjadi dalam hidup ini ada dalam pemantauan Allah dan Allah sendiri memanggil dan memilih untuk menjadi pemimpin sesuai janji-Nya sejak semula yaitu menaklukkan bumi (Kejadia 1:26-28). TUHAN tidak hanya menyelamatkan jemaat-Nya tetapi juga memperlengkapi untuk mewujudkan kehendak_Nya sejak semula. Akhirnya panggilan mulia itu datang dalam hidup Hengki Wijaya untuk mewujudkan destini yang telah ditetapkan-Nya. 2. Fase Pertumbuhan Hidup Terdalam Selama 25 tahun tidak mengalami pertumbuhan batiniah dan hanya pertumbuhan fisik, maka saat ini menjadi suatu prinsip hidup bahwa yang terpenting adalah mendahulukan perkara TUHAN dan TUHAN menciptakan kita supaya kita beribadah kepada-Nya. Kehidupan yang berhasil dan sukses karena kita mengandalkan TUHAN dan perwujudan keintiman kita dengan 10
TUHAN. Hal itu dapat menjadi awasan dan intropeksi diri kita dalam bersikap dan bertindak serta mengambil keputusan yang benar dalam perspektif TUHAN yang telah memiliki kita sepenuhnya. Dalam hal ini dibutuhkan ketaatan dan ketepatan sesuai kehendak dan waktu-Nya Dia berkarya dalam hidup kita. Sikap Yesus yang selalu positif sebagai respon adalah teladan untuk menjalani hidup lebih baik dan berkenan di hadapanNya. 3. Fase Pendewasaan Pelayanan Kedewasaan rohani ditentukan dengan kedekatan kita dengan TUHAN dalam mendengar suara dan kehendak-Nya. Dan hal ini jiwa kita harus mati atau kita harus bangkit dari “tidur” atau zona nyaman kita. Kepekaan dengan Roh Kudus dan dipimpin oleh-Nya membawa kita menjadi pemimpin yang visioner yang hidup, bersemangat dan penuh hasrat karena visi Allah yang datang memanggil kita dalam mengemban tugas dan tanggungjawab kita. Melayani daripada dilayani dan menjadi pemimpin yang berhati hamba adalah prinsip dalam pelayanan. 4. Fase Pendewasaan Hidup Menjadi seorang pemimpin kompeten adalah pemimpin yang memiliki pergaulan karib dengan TUHAN, memiliki prinsip hidup yang bersumber dari Firman Allah dan melakukan otoritas kepemimpinan selama ia menjadi orang dipimpin. Di atas kepemimpinan kita ada otoritas tertinggi yaitu TUHAN sendiri. Belajar dari hamba-Nya Ev. Dorothy M.D. yang mengajarkan tentang visi, keintiman dan kedalaman kasih Allah dan hasrat-Nya bagi kita dan menekankan hadirat TUHAN yaitu persekutuan pribadi sebagai alas an utama kita hidup di dunia dan pengabdian yang mutlak kepada-Nya di atas 11
segalanya. Visi TUHAN yang menjadikan kita pemimpin yang andal karena visi membakar semangat kita, bahkan karena visi kita berani kehilangan nyawa sebagaimnana Dia telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita semua untuk pembenaran dan pengudusan kita. Untuk mencapai kedewasaan hidup kita memasuki zona penderitaan dan tingkat disiplin yang tinggi. Hal itu dapat dilihat dari buah Roh dan buah pelayanan selama ini. Melalui pendewasaan hidup di dalam Kristus maka siap menuai segala yang ditambahkan TUHAN bagi kita.
12