Volume 13, Nomor 1, Hal. 53-58 Januari –Juni 2011
ISSN 0852-8349
STUDI PEMBUATAN MINUMAN KAYU MANIS BERKARBONASI DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN NATRIUM BIKARBONAT
Ade Yulia dan Silvi Leila Rahmi Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361
Abstrak Kayu manis merupakan salah satu rempah-rempah yang terdapat di Indonesia dan memiliki banyak manfaat, digunakan sebagai antidiabet dan antioksidan. Ekstrak kayu manis dapat dibuat minuman, salah satu nya adalah minuman ringan berkarbonasi yang merupakan diversifikasi produk ekstrak kayu manis. Minuman ringan merupakan minuman yang siap minum. Minuman ringan berkarbonasi adalah minuman yang dibuat dengan mengabsorpsi karbondioksida ke dalam air minum, mengandung gas CO2 yang larut dalam air berfungsi sebagai anti bakteri untuk mengawetkan minuman secara alami. Absorbsi gas CO2 dapat menggunakan alat karbonator, namun tidak praktis bila digunakan bagi insutri rumah tangga, oleh karena itu karbonator dapat diganti dengan menggunakan soda kue atau natrium bikarbonat. Minuman ringan pada umumnya diformula dengan gula antara 10-12%. Namun belum diketahui berapa banyak soda kue dan gula yang tepat dalam pembuatan minuman kayu manis berkarbonasi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang studi pembuatan minuman kayu manis berkarbonasi dengan penambahan gula pasir dan natrium bikarbonat. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama adalah pembuatan ekstrak kulit kayu manis untuk menentukan kadar total gula, gula reduksi dan tingkat kecerahan warna yang terkandung didalam ekstrak kulit kayu manis. Tahap ke-dua adalah pembuatan minuman kayu manis berkarbonasi untuk mendapatkan formulasi gula dan natrium bikarbonat yang memberikan sifat organoleptik minuman terbaik. Kayu manis yang diekstrak pada suhu 600 C selama 60 menit pada pH 4 mempunyai gula total 0,52% dan gula reduksi 0,33% dengan tingkat kecerahan 12,66. Minuman kayu manis berkarbonasi yang disukai panelis adalah dengan penambahan gula 12% dan natrium bikarbonat 0,5% dengan skor penilaian 3,63 yaitu suka, kemanisan dengan skor 3,33 yaitu manis dan karbonasi dengan skor 2,53 yaitu terasa. Minuman kayu manis berkarbonasi dengan penambahan gula 12% dan natrium bikarbonat 0,5 % mempunyai gula total 13,7% dan total padatan terlarut 92,50 Brix. Kata kunci : ekstrak kayu manis, gula, Natrium bikarbonat
PENDAHULUAN Kayu manis merupakan salah satu rempahrempah yang terdapat di Indonesia dan memiliki banyak manfaat, digunakan sebagai antidiabet dan antioksidan. Ekstrak kayu manis dapat dibuat minuman, salah satu nya adalah minuman ringan berkarbonasi yang merupakan diversifikasi produk ekstrak kayu manis. Minuman ringan berkarbonasi adalah minuman yang dibuat dengan mengabsorpsi karbondioksida ke dalam air minum, mengandung gas CO2 yang larut dalam air berfungsi sebagai anti bakteri untuk
mengawetkan minuman secara alami (Ashurt, 1998). Absorbsi gas CO2 dapat menggunakan alat karbonator, namun tidak praktis bila digunakan bagi insutri rumah tangga, oleh karena itu karbonator dapat diganti dengan menggunakan soda kue atau natrium bikarbonat. Hidayat dan Dania (2005) merekomendasikan penggunaan soda kue pada sari buah berkarbonasi sebesar 3 gr/l. Minuman ringan pada umumnya diformula dengan gula antara 10-12% (Ashurt, 1998). Namun belum diketahui berapa banyak soda kue dan gula yang tepat dalam pembuatan
53
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.
minuman kayu manis berkarbonasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi gula dan natrium bikarbonat (soda kue) yang memberikan pengaruh terbaik terhadap sifat kmia dan organoleptik minuman berkarbonasi.
bikarbonat dengan berbagai konsentrasi yaitu 0,4% dan 0,5% serta di tutup rapat dengan menggunakan aluminium foil. Kemudian di uji organoleptik terhadap karbonasi, kemanisan dan penerimaan keseluruhan minuman berkarbonasi.
BAHAN DAN METODE
Tabel 1. Skor Penilaian Uji organoleptik PARAMETER SKO Karbonas Kemanisa Penerimaa R i n n 5 Amat Amat Sangat suka sangat sangat terasa manis 4 Sangat Sangat Suka terasa manis 3 Terasa Manis Agak suka 2 Agak Agak Tidak suka terasa manis 1 Tidak Tidak Sangat tidak terasa manis suka
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit kayu manis (Cinnamon Burmanii. BI) yang diperoleh dari Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi, gula, asam sitrat, asam natrium bikarbonat dan mineral water. Bahan yang digunakan untuk analisa glukosa anhidrat, campuran K2SO4:HgO, larutan HCL, NaOH, arsenomolibdat, Pbasetat, Na-oksalat, Na-borat, H2SO4, NaOHNa2S2O3, indikator phenolptalein, larutan amilum, dan iodium.
Metode Analisis Pembuatan Ekstrak Kayu Manis
Kayu manis diperoleh dari Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi. Kulit kayu manis yang telah dipotong dicuci. Kulit kayu manis sebanyak 10 gram dimasukkan kedalam erlenmeyer kemudian ditambahkan aquades 100 ml yang telah diatur pH nya sesuai perlakuan. Setelah itu dipanaskan pada suhu 600C dan 800C (sesuai dengan perlakuan) selama 60 dan 120 menit (sesuai dengan perlakuan) dengan menggunakan water bath. Waktu ekstraksi dimulai pada saat suhu sampel menunjukkan suhu perlakuan. Setelah itu disaring, disentrifuse dan diambil filtrat nya. Kemudian ekstrak kayu manis yang diperoleh dianalisis total gula, gula reduksi dan tingkat kecerahan warna. Pembuatan Minuman Berkarbonasi
Ekstrak kayu manis yang diguanakan adalah kayu manis yag diekstrak pada suhu 600 C selama 60 menit dan pH 4. Ekstrak kayu manis sebanyak 33 ml dan gula (8%, 10% dan 12 % dari 220 ml) dimasukkan kedalam air mineral sebanyak 187 ml. Larutan diaduk merata (homogenasi) dimasukkan kedalam botol yang telah disterilisasi, kemudian dipasteurisasi pada suhu 800 C selama 10 menit. Setelah itu ditambahkan natrium
54
Analisa yang dilakukan yaitu total gula (Slamet-Sudarmadji et al., 1996), gula reduksi dan tingkat ecerahan ekstrak kayu manis. Dan analisa total gula (Slamet-Sudarmadji et al., 1996), kadar padatan terlarut (Anas et al., 1981 dalam Junedi, 2004) terhadap minuman berkarbonasi yang terbaik menurut uji organoleptik. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisis varians (ANOVA) pada taraf 5 %. Dari hasil analisis sidik ragam apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji perbandingan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 % dengan menggunakan aplikasi program komputer SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Gula Total dan Gula Reduksi Ekstrak Kulit Kayu Manis
Kadar gula total dari ekstraksi kayu manis pada berbagai suhu, waktu dan pH dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat variasi kadar gula dengan perbedaan yang signifikan. Gula total yang tertinggi pada
Ade Yulia dan Silvi Leila Rahmi : Studi pembuatan minuman kayu manis berkarbonasi dengan penambahan gula pasir dan natrium bikarbonat
ekstrak kulit kayu manis terdapat pada suhu ekstraksi 800 C dengan waktu 120 menit dan Tabel 2. Kadar gula total ekstrak kulit kayu manis pada berbagai suhu, waktu dan pH ekstraksi Suhu Waktu Gula Total pH 0 C (menit) (%) 4 0,52a 60 5 0,52a 6 0,53b 60 4 0,52a 120 5 0,52a 6 0,52a 4 0,65c 60 5 0,66d 6 0,66d 80 4 0,72e 120 5 1,07f 6 1,08g Keterangan : huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata (p<0,05)
pH 6 sebesar 1,08% sedangkan gula total yang terendah terdapat pada suhu ekstraksi 600 C selama 60 menit dan pH 4 sebesar 0,52%. Secara statistik gula total ekstrak kulit kayu manis berbeda nyata (p<0,05). Kadar gula reduksi dari ekstraksi kayu manis pada berbagai suhu, waktu dan pH dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat variasi kadar gula dengan perbedaan yang signifikan. Tabel 3.
Suhu 0 C
60
Kadar gula reduksi ekstrak kulit kayu manis pada berbagai suhu, waktu dan pH ekstraksi Gula Waktu pH Reduksi (menit) (%) 4 0,33a 60 5 0,33a 6 0,39b 4 0,37b 120 5 0,37b 6 0,40c 4 0,45d 60 5 0,48e 6 0,54f
80 120 Keterangan :
4 5 6
0,46d 0,63g 0,69h
huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata (p<0,05)
Gula reduksi yang tertinggi pada ekstrak kulit kayu manis terdapat pada suhu ekstraksi 800 C dengan waktu 120 menit dan pH 6 sebesar 0,68% sedangkan gula total yang terendah terdapat pada suhu ekstraksi 600 C selama 60 menit dan pH 4 sebesar 0,33%. Secara statistik gula reduksi ekstrak kulit kayu manis berbeda nyata (p<0,05). Semakin meningkatnya suhu, waktu dan pH maka gula total yang dihasilkan semakin besar. Menurut Burdloff et.al., (2001) bahwa hasil karbohidrat dapat larut air berhubungan positif dengan temperatur ekstraksi. Hasil rata-rata karbohidrat larut air tertinggi dicapai pada temperatur tertinggi. Apabila dilihat dari jenis operasinya, ekstraksi kulit kayu manis ini termasuk ekstraksi padat cair (leaching), karena total gula yang ikut terekstrak terdapat dalam padatan (kulit kayu manis). Pada proses ekstraksi gula terbentuk dua fasa seimbang (rafinat dan ekstrak), dimana rafinat berupa ampas (kulit kayu manis) yang masih mengandung gula dan fase ekstrak yang kaya akan solvent dan gula serta senyawa lainnya. Pemilihan air (sebagai solvent) pada proses ekstraksi yaitu karena tidak beracun, tidak bereaksi secara kimia dengan solute maupun diluen, murah dan mudah diperoleh (Sundarsih et al., 2009). Tingkat Kecerahan Warna Ekstrak Kulit Kayu Manis
Tingkat kecerahan warna dari ekstrak kulit kayu manis pada berbagai suhu, waktu dan pH ekstraksi dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Tingkat Kecerahan warna ekstrak kulit kayu manis pada berbagai suhu, waktu dan pH ekstraksi Tingkat Suhu Waktu pH Kecerahan 0 C (menit) (%) 4 12.66 60 5 12.46 6 12.33 60 4 12.55 120 5 12.45 6 12.29 4 12.53 60 5 12.33 6 12.29 80 4 12.23 120 5 11.88
55
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.
6 Keterangan :
11.32
huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata (p<0,05)
Warna eksrak kayu manis yang dihasilkan adalah kuning cerah sampai kuning mendekati kemerahan. Tingkat kecerahan warna ekstrak kayu manis yang paling tinggi (cerah) terdapat pada ekstrak kayu manis yang di ekstrak pada suhu 600 C selama 60 menit dengan pH 4 yaitu 12,66% dan tingkat kecerahan ekstrak kayu manis yang paling rendah (semakin gelap) terdapat pada ekstrak kayu manis yang diekstrak pada suhu 800 C selama 120 menit dengan pH 6 yaitu 11,32%. Secara statistik gula total ekstrak kulit kayu manis tidak berbeda nyata (p<0,05). Semakin tinggi suhu ekstraksi dan semakin lama ekstraksi dengan pH yang semakin tinggi (pH 6) maka semakin pekat atau gelap warna ekatrak yang dihasilkan. Kondisi pH (3,4,5) sangat mempengaruhi intensitas warna, seperti pada zat warna kulit rambutan (Lydia dkk, 2001). Semakin rendah nilai pH maka warna konsentrat makin merah dan stabil atau jika pH semakin mendekati satu maka warna semakin stabil. Hal ini disebabkan bentuk pigmen anthosianin pada kondisi asam adalah kation flavium sedangkan inti kation flavium dari pigmen anthosianin kekurangan elektron sehingga sangat reaktif. Sifat Organoleptik Minuman Kayu Manis Berkarbonasi Kemanisan
Ekstak kayu manis yang diekstrak pada suhu 600 C selama 60 menit pada pH 4 digunakan dalam penelitian ini karena apabila dilihat dari hasil analisis statistik mempunyai nilai gula total dan gula reduksi yang paling rendah yaitu 0,52% dan 0,33% dengan tingkat kecerahan 12,66% ekstrak kayu manis ditambahkan kedalam air mineral sebanyak 187 ml adalah 33 ml sehingga total volume minuman adalah 220 ml (15% ekstrak kayu manis). Ekatrak ini dipakai dalam penelitian karena menurut Yulia (2010), ekstrak kayu manis yang diekstrak pada suhu 600 C selama 60 menit pada pH 4 mengandung senyawa
56
sinamaldehid, kumarin, benzopiren, asam yaitu hexadekanoik, asam palmitat, dan asam miristin dengan formulasi ekstrak kayu manis dan madu yang disukai oleh panelis yaitu 15% : 15%. Hasil uji organoleptik kemanisan terhadap minuman kayu manis pada berbagai kombinasi penambahan gula dan natrium bikarbonat dapat dilihat pada Tabel 5. Kemanisan merupakan salah satu atribut sensoris yang berhubungan dengan flavor. Data yang diperoleh menunjukkan kisaran kemanisan minuman menggunakan uji mutu hedonik, diperoleh skor yaitu 2,30 (tidak manis - agak manis) sampai 3,3 (agak manis). Secara statistik nilai oraganoleptik kemanisan minuman kayu manis pada berbagai kombinasi kadar gula dan natrium bikarbonat berbeda nyata (p<0,05). Nilai tertinggi diberikan panelis terhadap minuman dengan penambahan gula 12% dan natrium bikarbonat 0,5% Hasil analisis statistik pada taraf 5% menunjukkan perbedaan perlakuan minuman yang ditambahkan berpengaruh secara signifikan terhadap kemanisan minuman. Semakin banyak konsentrasi gula yang ditambahkan maka semakin manis minuman kayu manis. Tabel 5. Nilai organoleptik kemanisan minuman kayu manis pada berbagai kombinasi kadar gula dan natrium bikarbonat Perlakuam Kemanisan Gula Na2COOH Skor Keterangan a 0,4% 2,30 Agak manis 8% 0,5% 2,23a Agak manis 0,4% 3,06b Manis 0,5% 2,53a Manis b 0,4% 3,26 Manis 12% 0,5% 3,33b Manis Keterangan : huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata (p<0,05) 10%
Karbonasi
Nilai organoleptik karbonasi terhadap minuman kayu manis berkarbonasi pada berbagai kombinasi kadar gula dan natrium bikarbonat dapat dilihat pada Tabel 6. Pengujian organoleptik karbonasi terhadap minuman kayu manis berkarbonasi secara statistik tidak berbeda nyata (p<0,05), hal ini mungkin di karenakan kadar natrium bikarbonat yang ditambahkan hanya 0,4% dan 0,5%. Dari data dapat dilihat bahwa kisaran
Ade Yulia dan Silvi Leila Rahmi : Studi pembuatan minuman kayu manis berkarbonasi dengan penambahan gula pasir dan natrium bikarbonat
skor karbonasi panelis terhadapa 6 minuman dengan berbagai perlakuan penambahan gula dan natrium bikarbonat diperoleh skor yaitu 2,40 (agak terasa) sampai 2,57 (terasa). Tabel 6. Nilai organoleptik karbonasi minuman kayu manis pada berbagai kombinasi kadar gula dan natrium bikarbonat Perlakuam Karbonasi Gula Na2COOH Skor Keterangan 0,4% 2,57 Terasa 8% 0,5% 2,47 Agak tersa 0,4% 2,40 Agak terasa 10% 0,5% 2,43 Agak terasa 12%
0,4% 0,5%
2,40 2,53
Agak terasa Terasa
Penerimaan Keseluruhan
Hasil uji organoleptik penerimaan keseluruhan terhadap minuma kayu manis pada berbagai kombinasi kadar gula dan natrium bikarbonat dapat dilihat pada Tabel 7. Pengujian penerimaan keseluruhan dilakukan terhadap 6 minuman dengan berbagai perlakuan, disajikan kepada panelis untuk menilai menurut skala uji yang telah ditetapkan. Lembar untuk pengujian disajikan pada Lampiran 3. Pengujian tingkat uji didasarkan pada tingkat penerimaan keseluruhan panelis dengan cara mencicipi dengan skor 1- 5 : skor 1 adalah sangat tidak suka, skor 2 adalah tidak suka, skor 3 adalah agak suka, skor 4 adalah suka dan skor 5 adalah sangat suka. Tabel 7. Nilai organoleptik penerimaan keseluruhan minuman kayu manis pada berbagai kombinasi kadar gula dan natrium bikarbonat Perlakuan Penerimaan Keseluruhan Gula Na2COOH Skor Keterangan 0,4% 2,96a Agak suka 8% 0,5% 3,23ab Agak suka 0,4% 3,46b Agak suka 10% 0,5% 3,50b Suka 0,4% 3,63b Suka 0,5% 3,63b Suka Keterangan : huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata (p<0,05) 12%
Dari data dapat dilihat bahwa kisaran tingkat penerimaan panelis terhadap 6
minuman dengan berbagai perlakuan penambahan gula dan natriumbikarbonat diperoleh skor yaitu 2,96 (agak suka) sampai 3,63 (suka). Nilai tertinggi diberikan panelis terhadap minuman dengan penambahan gula 12 % sedangkan nilai terendah diberikan terhadap minuman denngan penambahan gula 8% dan natrium bikarbonat 0,4%. Analisis statistik menunjukkan perbedaan perlakuan minuman yang ditambahkan berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan keseluruhan minuman. Gula Total dan Kadar Padatan Terlarut Minuman Kayu Manis Berkarbonasi
Analisis gula total dan kadar padatan terlarut dilakukan pada minuman yang memberikan nilai penerimaan keseluruhan yang tertinggi yaitu pada minuman dengan penambahan gula 12% dan natrium bikarbonat 0,4% maupun 0,5% sebesar 3,63 (suka). Dari analisis kimia diperoleh total gula minuman kayu manis berkarbonasi dengan penambahan gula 12 % dan natrium bikarbonat 0,5 % adalah 13,7% dan total padatan terlarut sebesar 92,50 Brix. Peningkatan total gula ini disebabkan karena ekstrak kayu manis yang ditambahkan mempunyai total gula sebesar 0,52%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Kayu manis yang diekstrak pada suhu 600 C selama 60 menit pada pH 4 mempunyai gula total 0,52% dan gula reduksi 0,33% dengan tingkat kecerahan 12,66% 2. Minuman kayu manis berkarbonasi yang disukai panelis adalah dengan penambahan gula 12% dan natrium bikarbonat 0,5% dengan skor penilaian 3,63 yaitu suka, kemanisan dengan skor 3,33 yaitu manis dan karbonasi dengan skor 2,53 yaitu terasa. 3. Minuman kayu manis berkarbonasi dengan penambahan gula 12% dan natrium bikarbonat 0,5 % mempunyai gula total 13,7% dan total padatan terlarut 92,50 Brix. Saran
57
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.
Minuman kayu manis barkarbonasi dapat dibuat dengan penambahan kadar gula 12% dan natrium bikarbonat 0,5% dengan gula total 13,7%. Namun perlu penelitia untuk menambah kadar natrium bikarbonat dengan kadar gula tetap 12% agar karbonasi dari minuman kayu manis ini lebih terasa dan perlu nya penelitian lebih lanjut tentang lama penyimpanan minuman kayu manis berkarbonasi. DAFTAR PUSTAKA Apriyantono, A., Fardiaz, D., Ni Luh Puspita, Sedarnawati, Budiyanto,S. 1989. Petunjuk laboratorium Analisa Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor. Ashurst. P.R., 1998. The Chemistry and Technology Of Soft Drinks and Fruit Juices. Sheffield Academic Press Ltd. England. Berk, Z. 1976. Braverman’s Introduction to The Biochemistry of Foods. Elsevier Scientific. Pub.Co. Amsterdam. Hidayat Nur., Wike Agust Prima Dania., 2005. Minuman berkarbonasi dari sari Buah Segar. Trubus Agrisarana. Surabaya. Indrayana S. 1985. Pengaruh Karbonasi dan Penggunaan Pektinase pada Minuman Ringan Asam jawa (Tamarindus Indica L.). Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor. James A. Duke, Mary Jo BogenschutzGodwin, Judi duCellier, Peggy-Ann K. Duke. 2003. CRC Handbook Of Spices Medicinal. CRC PRESS Boca Raton London New York Washington, D.C. Kannapan S, jayaraman T, rajasekar P, Ravichandra, Anuradha. 2006. Cinnamon Bark Extract Improve Glucose Metabolism And Lipid Profile in The Fructose-Fed Rat. Singapore Medicine Journal 2006; 47(10) : 858.
58
Ketaren S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri,. Balai Pustaka, Jakarta. Lydia S. Wijaya1, Simon B. Widjanarko, Tri Susanto. (2001). Ekstraksi dan Karakterisasi Pigmen dari Kulit Buah Rambutan (Nephelium Lappaceum). Var. Binjai Biosain, Vol. 1 No. 2, hal. 42-53. Mahmudatussaadah. 2005. Pengaruh pemberian Seduhan Teh - Kayu Manis – Gum Arab Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Diabetes. Sekolah PascaSarjana Institut Partanian Bogor. Bogor. Paskawaty, S. 1997. Perbaikan Proses Pembuatan Karamel Susu dengan Penambahan Natrium Bikarbonat Skripsi Falkultas (NaHCO3). Teknoligi Pertanian IPB. Bogor. Purseglove. J. W., E.G. Brown., C.L. Green., S.R.J. Robbins., 1987. Spices Volume 1. Longman Scientific and Technical. United State. New York. USA. Rismunandar dan Paimin. 2001. Kayu Manis. Penebar Swadaya. Jakarta. Safdar M, Alam Khan, Muhammad Muzaffar Ali Khan Khattak and Mohammad Siddique, 2004. Effect of Various Doses of Cinnamon on Blood Glucose in Diabetic Individuals. Pakistan Journal of Nutrition 3 (5): 268-272 Somogyi, L.P., ramaswamy, HS., & Hui, Y.H., 1996. Science and Technology. Volume I. Technology Publishing Co.,Inc., Lancaster-Basel. Sundari, 2001. Pengambilan Minyak Atsiri dan Oleoresin dari Kulit Kayu Manis.
http://www.webmaster.com/cinna mon/oleoresin.htm. Steen. P. David dan Philip R. Ashurst. 2006. Carbonated Soft Drinks, Formulation and Manufacture. Blackwell Publishing. United Kingdom. Syukur, S. 1997. Pembuatan Fruit Leather dari Pisang Angleng (Musa peradisiaca var. sapientum) dan Pisang Siam (Musa peradisiaca formatypica) dengan Penambahan
Ade Yulia dan Silvi Leila Rahmi : Studi pembuatan minuman kayu manis berkarbonasi dengan penambahan gula pasir dan natrium bikarbonat
Serat Buah Keluwih. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.
59