PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP NIAT MELAKUKAN WHISTLEBLOWING
(Studi Pada Perguruan Tinggi di Bandar Lampung)
(Skripsi)
Oleh ULIN NUHA ALFANI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRAK
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP NIAT MELAKUKAN WHISTLEBLOWING (Studi Pada Perguruan Tinggi di Bandar Lampung)
Oleh
ULIN NUHA ALFANI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi mahasiswa akuntansi terhadap niat melakukan whistleblowing. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Persepsi Tentang Norma Subyektif, Sikap Terhadap Perilaku, Persepsi Tentang Kontrol Perilaku, Jenis Kelamin, dan Tingkat Indeks Prestasi Kumulatif sebagai variabel independen dan Niat sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dalam pengumpulan data. Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 330 sampel. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Universitas Lampung, Universitas Bandar Lampung, Universitas Malahayati, Universitas Mitra Lampung, STIE Prasetya Mandiri A2L, dan STIE Gentiaras. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan SPSS 21. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa persepsi tentang norma subyektif dan tingkat indeks prestasi mahasiswa tidak berpengaruh terhadap niat melakukan whistleblowing. Sedangkan variabel sikap terhadap perilaku, persepsi kontrol perilaku, dan jenis kelamin mahasiswa berpengaruh terhadap niat melakukan whistleblowing. Kata kunci:
Persepsi, norma subyektif, sikap terhadap perilaku, kontrol perilaku, jenis kelamin, tingkat indeks prestasi, mahasiswa akuntansi, whistleblowing.
ABSTRACT
Perception Accounting Students Againts Intention To Do Whistleblowing (Study at Universities in the city Of Lampung)
By ULIN NUHA ALFANI
This study aimed to analyze the perception of accounting students to do whistleblowing intention. This study used questionaire to gather to needed information. Variabel that used in this study were Perceived Subjective Norm, Attitude Toward, Perceived Behavioral Control, Gender, and Level of GPA as an Independent Variable and Intention as Dependent Variable. This study used purposive sampling technique for collected the datas. The size of the sample in this study were 330 sample. Respondent in this study were accounting students Lampung of University, Bandar Lampung of University, Malahayati University, Mitra Lampung Unversity, STIE A2L, and STIE Gentiaras. Data analysis used analysis of multiple regression with SPSS 21. The study states that Perceived Subjective Norm and Level of GPA no significant effect on the intention accounting students do whistleblowing. Meanwhile, Attitude Toward, Perceived Behavioral Control and Gender has a positive impact on the intention accounting students do whistleblowing. Key words :
Perception, subjective norm, attitude toward, behavioral control, gender, level of GPA, accounting student, whistleblowing.
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP NIAT MELAKUKAN WHISTLEBLOWING (Studi Pada Perguruan Tinggi di Bandar Lampung)
Oleh
Ulin Nuha Alfani
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA EKONOMI Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Gunung Agung pada 07 Desember 1995 sebagai putri pertama dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 1 Gunung Agung dan lulus tahun 2006. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMPN 2 Metro yang diselesaikan pada tahun 2009, kemudian penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMAN 8 Bandar Lampung hingga lulus pada tahun 2012.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung pada tahun 2012 melalui jalur PMPAP (Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan). Selama menjadi mahasiswi, penulis terdaftar menjadi anggota HIMAKTA (Himpunan Mahasiswa Akuntansi).
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada: Orang tuaku tercinta, Ayah dan Ibu, atas segala kasih sayang, dukungan, pengorbanan, dan segala sesuatunya yang telah diberikan. Nenek, kakek, dan adikku, untuk semangat, doa, bantuan, keceriaan dan dukungan yang selalu diberikan. Seluruh keluarga besarku dan saudara-saudaraku, atas segala dukungan, doa, nasihat, dan motivasi yang selalu diberikan. Sahabat dan teman-temanku, untuk keceriaan, nasihat, dan dukungan yang selalu diberikan. Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
MOTO My Life Isn’t Important Without The Knowledge
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatNya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Niat Melakukan Whistleblowing (Studi Pada Perguruan Tinggi di Bandar Lampung)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Universitas Lampung dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2.
Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
3.
Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku sekretaris Jurusan Akuntansi.
4.
Bapak Dr. Yuliansyah, S.E., M.S.Ak., Akt., selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan, nasihat, dan dukungan selama proses penyelesaian skripsi ini.
5.
Ibu Ade Widiyanti, S.E., M.S,Ak., Akt., selaku Pembimbing Pendamping atas kesediannya dalam memberikan waktu, bimbingan, pengetahuan, nasihat, pengalaman serta pembelajaran diri selama proses penyelesaian skripsi ini.
6.
Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si., selaku Penguji Utama atas saran dan kritik, serta nasihat yang membangun baik bagi penyelesaian skripsi maupun bagi diri penulis.
7.
Ibu Ninuk Dewi K, S.E.,M.Sc., Akt., selaku Pembimbing Akademik atas segala saran dan nasihat yang diberikan selama masa perkuliahan.
8.
Bapak dan Ibu Dosen serta staf di Jurusan Akuntansi dan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, atas ilmu, dukungan dan pembelajaran yang telah diberikan.
9.
Kedua orang tuaku, Ayah tercinta Taufik Alpani dan Ibu ku tersayang Nailul Maghfiroh. Terima kasih atas limpahan kasih sayang, dukungan, perlindungan, nasihat, semangat, dan ajaran hidup yang dengan setia akan
selalu membimbing setiap langkah penulis untuk mewujudkan mimpi dan cita penulis. Tiada kata yang dapat menggambarkan rasa syukur dan rasa terima kasih penulis atas segala hal yang telah diberikan. 10. Terimakasih untuk Alm.Pakde Yusron Fauzi atas segala nasehat dan support dalam segi apapun. Semoga pakde bahagia disana dan semoga pakde bangga dengan gelar yang sudah ku raih ini, karena ini semua juga berkat pakde. Semua yang sudah pakde perjuangkan untukku akan ku kenang selamanya dan semoga allah membalas semua kebaikan pakde. Thank you very much, I will always miss you pakde. 11. Adik ku satu satunya M.Rifqi Akbar Al-Hakim semoga kita bisa sukses dan membanggakan kedua orang tua. Nenek tercinta yang tak pernah lelah mendoakan cucunya. Aunty ku tersayang Nihayatun Adawiyah terimakasih untuk nasehat yang tak henti hentinya, terima kasih atas segala bantuannya selama ini, maaf karena keponakanmu ini terkadang selalu merepotkanmu, semoga allah membalas semua kebaikan aunty. Dan terima kasih untuk semua keluarga besar yang sudah selalu mensupport aku selama ini. 12. Terimakasih juga sepupu sepupu tercinta Mba Hanum, Faiz, Mba Riza, Mba Ila, Mas Syihab, Mba Dita, Rina, Farhan, Ipah. Now we’re all grown up (or grown old?), sis & bro. Thank you for growing up with me. 13. Sahabat sahabat ku tersayang Umi Atika Putri, Cindy Tania, Devy Cyntia, Ajeng Sukma Balqis, Eci Ritami, Titi Andara, Ade Maesyaputra Oktofisansyah, Hata Johan. Penulis sangat bersyukur dan berterimakasih atas kesediaannya menemani, menyemangati, menghibur, dan membantu proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk setiap tawa, canda, bahagia, air mata, dan haru. Thank you for every time we spend together. Semoga persahabatan kita berlanjut hingga maut menjelang. 14. Terimakasih teruntuk kakanda Arjun Eldi yang sudah sangat sabar menasehati, menyemengati. Terima kasih telah menjadi pendengar yang baik, dan pemberi solusi untuk setiap masalah yang penulis hadapi. Semoga jarak tidak menghalangi kita untuk tetap saling support satu sama lain. Dan semoga kita bisa sukses bersama.
15. Untuk teman teman ku Ivo, Siska, Pipit, Nadia, Oni, Irma, Alvi, Elya, Wanda, Renta, Devi, Rani, Eva, Izqa, Indah. Yang sudah membuat hidupku lebih ceria. Love you girls. 16. Untuk kakak kakak tingkat dan mbak mbak tingkat yang luar biasa: Bang Satria, Bang Gery, Bang Izul, Bang Reza, Bang Bainal, Bang Lian, Kak Panggih, Kak Koro, Mbak Rere, Mbak Citra, Mbak Arum, Mbak Mita. Terimakasih atas semua nasehat dan saran selama di perkuliahan ini. 17. Teman-teman sejawat Akuntansi 2012. Terutama untuk Sakinah, Intan, Heni, Pipit, Dila, Eva, Sri, Evi, Dwi, Siti, Wayan, Abin, Ori, Robert atas semua bantuan dan dukungan kepada penulis. Terima kasih untuk sudah bersamasama berjuang di bangku perkuliahan. Segala jerih payah kita akan terbayar di masa mendatang, “karena hasil tidak pernah mengkhianati proses”. 18. Teman-teman KKN Aji Mesir Mbak Kinanti, Mbak Bene, Kausar, Yoga terimakasih untuk semuanya, still keep in touch yes!
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu mohon maaf atas segala kekurangannya. Semoga skripsi ini bermanfaat dikemudian hari.
Bandar Lampung, Agustus 2016 Penulis
Ulin Nuha Alfani
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................... .....
6
1.3.1 Tujuan Penelitian ......................................................................
6
1.3.2 Manfaat Penelitian ....................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori ...................................................................................
8
2.1.1
Persepsi ..................................................................................
8
2.1.2
Theory of Planned Behavior (TPB) .......................................
10
2.1.3
Teori Soft Skill ........................................................................
12
2.1.4
Niat .........................................................................................
13
2.1.5
Whistleblowing .......................................................................
14
2.2 Penelitian Terdahulu ..........................................................................
14
2.3 Model Penelitian ................................................................................
19
2.4 Pengembangan Hipotesis ...................................................................
19
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 3.1.1
Jenis dan Sumber Data ...........................................................
24 24
3.1.2
Metode Pengumpulan Data ........................................... ........
24
3.1.3
Populasi dan Sampel .................................................... .........
25
3.1.4
Pengukuran Variabel ..................................................... ........
26
3.2 Metode Analisis Data .........................................................................
28
3.2.1
Uji Kualitas Data ...................................................................
28
3.2.2
Statistik Deskriptif ................................................................
29
3.2.3
Uji Asumsi Klasik ................................................... ..............
29
3.2.4
Model Regresi ................................................................. ......
32
3.2.5
Analisis Regresi ....................................................... .............
33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...................................................................................................
35
4.2 Statistik Deskriptif..............................................................................
36
4.3 Pengujian Validitas Data ...................................................................
45
4.4 Pengujian Realibilitas Data ...............................................................
46
4.5 Hasil Pengujian Asumsi Klasik ..........................................................
47
4.5.1
Uji Multikolinearitas ..............................................................
47
4.5.2
Uji Heteroskedastisitas ...........................................................
49
4.5.3
Uji Normalitas .........................................................................
50
4.5.4
Uji Auokorelasi ......................................................................
53
4.6 Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................................
54
4.6.1
Koefisien Determinasi ............................................................
54
4.6.2
Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ................................
55
4.6.3
Uji Koefisien Regresi .............................................................
56
4.7 Pembahasan ......................................................... ..............................
58
4.7.1
Pengaruh Norma Subyektif ...................... .............................
58
4.7.2
Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku ..................... ..................
59
4.7.3
Pengaruh Kontrol Perilaku .................................................. ..
60
4.7.4
Pengaruh Jenis Kelamin ..................................................... ...
60
4.7.5
Pengaruh
Tingkat
Indeks
Prestasi
......................................... .......................................................
61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan.............................................................................................
62
5.2 KeterbatasanPenelitian .......................................................................
63
5.3 Saran ...................................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu .............................................................................
17
3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................
26
4.1
Data Responden ....................................................................................
35
4.2
Statitiska Deskriptif Variabel Norma Subyektif ...................................
37
4.3
Statitiska Deskriptif Variabel Sikap Terhadap Perilaku .......................
38
4.4
Statitiska Deskriptif Variabel Kontrol Perilaku ....................................
39
4.5
Statitiska Deskriptif Variabel Jenis Kelamin ........................................
41
4.6
Statitiska Deskriptif Variabel Tingkat IPK ...........................................
43
4.7
Statitiska Deskriptif Variabel Niat ........................................................
44
4.8
Realibilitas Data ....................................................................................
46
4.9
Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................................
48
4.10 Hasil Uji Normalitas ............................................................................
52
4.11 Hasil Uji Autokorelasi...........................................................................
53
4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi....................................................... ....
54
4.13 Hasil Uji Signifikansi Simultan............................................................
55
4.14 Hasil Uji Koefisien Regresi .................................................................
57
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1
Kerangka Pemikiran ...........................................................................
19
2
Scatterplot ..........................................................................................
50
3
Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual ....................
52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
Tabulasi Data Responden
Lampiran B
Hasil Uji Validitas
Lampiran C
Cronbach’s Alpha
Lampiran D
Kuesioner
Lampiran E
Surat IzinPenelitian
Lampiran F
SuratKeteranganTelahMelakukanPenelitian
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecurangan akuntansi dewasa ini menjadi suatu isu yang tidak bisa dipisahkan dari dunia ekonomi baik pemerintahan maupun swasta. Dewasa ini kecurangan akuntansi marak terungkap diberbagai media dan elemen ekonomi disetiap negara. Seperti halnya yang pernah terjadi di Indoesia pada saat kasus manipulasi laporan keuangan bank Century (2008). Disamping itu, berdasarkan data AsiaPacific Fraud Survey tahun 2013 oleh KAP Ernst & Young, sebanyak 79% dari responden Indonesia menyatakan bahwa kasus kecurangan sudah tersebar luas, terutama pada kasus penyuapan dan korupsi. Dari hasil survei tersebut, responden menyatakan bahwa lemahnya pengendalian dan pengawasan juga turut mendorong terjadinya tindakan kecurangan pada laporan keuangan. Sebanyak 29% dari responden menyatakan bahwa praktik yang paling umum dilakukan adalah mendahulukan pengakuan pendapatan serta mengurangi biaya penyusutan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kecurangan laporan keuangan di Indonesia masih cukup marak serta memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi. Motif dan metode yang dilakukan oleh pelaku kecurangan (perpetrators of
2
fraud) juga cukup bervariasi sehingga hal ini perlu diwaspadai oleh berbagai pihak, terutama adalah perusahaan.
Sudah cukup banyak nama yang tercatat sebagai whistleblower atau orang yang melaporkan kecurangan atau pelanggaran. Beberapa diantaranya adalah Cynthia Cooper untuk kasus perusahaan Worldcom, Sherron Watkins untuk kasus perusahaan Enron, dan Susno Duadji untuk kasus praktek mafia di jajaran yudikatif di Indonesia. Sebenarnya para whistleblower telah mengetahui risikorisiko yang mungkin diterimanya (Malik, 2010). Risiko-risiko yang mungkin diterima adalah karir pekerjaan, kehidupan pribadi maupun mental outlook terhadap mereka. Sehingga dibutuhkan keberanian yang besar untuk mengungkapkan kecurangan atau pelanggaran yang terjadi.
Menjadi seorang whistleblower bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan keberanian dan keyakinan untuk melakukannya. Hal ini dikarenakan seorang whistleblower tidak menutup kemungkinan akan mendapatkan teror dari oknum-oknum yang tidak menyukai keberadaannya. Seperti contoh kasus Agus Sugandhi yang bekerja di Garut Government Watch (GGW) sebuah organisasi yang aktif mengawasi tindak korupsi di Garut, Agus mendapat ancaman terhadap dia dan keluarga. Namun saat ini pemerintah telah membuat kerjasama dengan berbagai pihak untuk menjamin perlindungan dan keamanan bagi seorang whistleblower, bahkan menteri keuangan mengeluarkan whistleblowing system. Sistem yang diberinama WISE ini diluncurkan pada 5 Oktober 2011 di gedung Djuanda 1 kompleks kementrian keuangan (tempo.com, 5 Oktober 2011).
3
Akuntan dan auditor merupakan salah satu profesi yang membutuhkan etika profesi dalam menjalankan pekerjaannya. Profesi ini merupakan profesi yang cukup penting dalam dunia bisnis. Akuntan bertugas untuk menyediakan laporan keuangan yang dapat diandalkan dan dibutuhkan, auditor eksternal memastikan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan sudah sesuai dengan akuntansi beterima umum, dan auditor internal bertugas untuk memastikan organisasi yang di auditnya sudah sesuai dengan standar yang telah ditentukan dewan direksi dan juga memastikan keefektifan dan keefisienan organisasi atau perusahaan tersebut.
Dengan demikian, sebagai seorang akuntan ataupun auditor harus memiliki keberanian yang besar untuk mengungkapkan kecurangan atau pelanggaran yang terjadi dengan berbagai risikonya. Hal ini berarti bahwa budaya akan mempengaruhi dan menentukan seseorang untuk berani bersikap dan mengambil tindakan. Dengan begitu, akan terjadi perbedaan kecenderungan seorang akuntan atau internal auditor untuk melakukan whistleblowing, karena hal tersebut akan bergantung pada budaya dimana mereka berada.
Penelitian mengenai whistleblowing sudah banyak dilakukan di luar negeri. Penelitian dengan topik whistleblowing pernah dilakukan oleh Elias (2008) yang menguji sikap mahasiswa pengauditan di US perihal whistleblowing. Penelitian whistleblowing juga pernah dilakuakn oleh Zhang, dkk (2008) dengan tujuan untuk mengusulkan whistleblowing judgment, positive mood dan organizational ethical culture sebagai perkiraan niat melakukan whistleblowing. Selain itu penelitian whistleblowing pernah dilakukan oleh Hwang, dkk (2008) dengan tujuan untuk meneliti dampak dari budaya niat akuntan dan auditor professional
4
saat ini dan yang akan datang untuk menjadi whistleblower di sosial budaya cina. Hasil dari penelitian ini menunjukkan mayoritas dari responden percaya bahwa makna moralitas secara umum adalah faktor terpenting untuk mendorong whistleblowing, dengan menuruti aturan organisasi mereka. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa guanxi, takut terhadap pembalasan dendam dan takut terhadap liputan media yang mengecilkan hati whistleblowing di masyarakat cina.
Di Indonesia penelitian mengenai whistleblowing juga sudah pernah dilakukan beberapa peneliti. Penelitian mengenai whistleblower sudah pernah dilakukan Malik (2010) dengan tujuan untuk menguji perbedaan tingkat komitmen professional dan sosialisasi antisipatif antara mahasiswa PPA dan Non-PPA pada hubungannya dengan whistleblowing yang meliputi persepsi pentingnya whistleblowing dan whistleblowing intention mereka. Selain itu penelitian mengenai whistleblowing juga pernah dilakukan Fultanegara (2010) dengan tujuan untuk menguji hubungan antara komitmen profesional dan sosialisasi antisipatif mahasiswa PPA dengan whistleblowing. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa komitmen profesional dan sosialisasi antisipatif berhubungan dengan persepsi dan rencana whistleblowing.
Meskipun penelitian mengenai whistleblowing sudah pernah dilakukan di Indonesia, namun penelitian mengenai persepsi mahasiswa akuntansi terhadap niat melakukan whistleblowing masih jarang dilakukan. Penelitian mengenai persepsi dan pengaruhnya terhadap niat sudah sering dilakukan dengan topik penelitian yang berbeda, seperti penelitian yang dilakukan oleh Amijaya (2010) yang meneliti mengenai pengaruh persepsi teknologi informasi, kemudahan,
5
risiko dan fitur layanan terhadap minat ulang nasabah bank dalam menggunakan internet banking. Oleh karena itu, penelitian yang akan dilakukan saat ini akan meneliti persepsi mahasiswa akuntansi di Bandar Lampung terhadap pengungkapan kecurangan. Berdasarkan uraian di atas, Maka penelitian ini mengambil judul “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Niat Melakukan Whistleblowing”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari rumusan permasalahan diatas, berikut adalah rumusan masalah dalam penelitia ini. 1. Apakah persepsi tentang norma subyektif terhadap whistleblowing mempengaruhi niat mahasiswa akuntansi melakukan whistleblowing? 2. Apakah sikap terhadap perilaku whistleblowing mempengaruhi niat mahasiswa akuntansi melakukan whistleblowing? 3. Apakah persepsi tentang kontrol perilaku mengenai whistleblowing mempengaruhi niat mahasiswa akuntansi melakukan whistleblowing? 4. Apakah jenis kelamin mahasiswa akuntansi memperngaruhi niat mahasiswa akuntansi melakukan whistleblowing? 5. Apakah tingkat Indeks Prestasi Akademik (IPK) mahasiswa akuntansi mempengaruhi niat mahasiswa akuntansi melakukan whistleblowing?
6
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis apakah persepsi tentang norma subyektif terhadap whistleblowing mempengaruhi niat mahasiswa akuntansi melakukan whistleblowing? 2. Menganalisis apakah sikap terhadap perilaku whistleblowing mempengaruhi niat mahasiswa akuntansi melakukan whistleblowing? 3. Menganalisis apakah persepsi tentang kontrol perilaku mengenai whistleblowing mempengaruhi niat mahasiswa akuntansi melakukan whistleblowing? 4. Menganalisis apakah jenis kelamin mahasiswa akuntansi mempengeruhi niat mahasiswa akuntansi melakukan whistleblowing? 5. Menganalisis apakah Tingkat IPK mahasiswa akuntansi mempengaruhi niat mahasiswa melakukan whistleblowing.
1.3.2
Manfaat Penelitian
1.3.2.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini di harapkan dapat memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yamng memengaruhi niat mahasiswa melakukan whistleblowing pada Perguruan Tinggi di Bandar Lampung.
7
1.3.2.2 Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah : a) Mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi terhadap niat melakukan whistleblowing. Sehingga, dapat dilihat bagaimana persepsi mahasiswa akuntansi mengenai whistleblowing yang dapat mempengaruhi niat mahasiswa akuntansi menjadi whistleblowing. b) Bagi Universitas Lampung, penelitian ini di harapkan dapat menambah informasi sebagai masukan pada mata kuliah yang bersangkutan dan dapat menambah literatur di perpustakaan Universitas Lampung. Selain itu juga menjadi bahan referensi bagi mahasiswa-mahasiswi, khususnya untuk program studi S1 Akuntansi. c) Bagi pembaca, di harapkan penelitian ini dapat berguna dan bisa di gunakan sebagai informasi bagi pihak yang memerlukan untuk menambah pengetahuan dan bahan penelitian selanjutnya
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Persepsi Menurut ilmu psikologi persepsi merupakan pengertian kita tentang situasi sekarang dalam artian pengalaman-pengalaman kita yang telah lalu (Mahmud, 1990). Meskipun alat yang digunakan untuk menerima stimulus itu serupa pada setiap individu yang ada, namun penafsirannya akan berbeda. Karena itu apa yang kita persepsi pada suatu waktu tidak hanya tergantung pada stimulusnya tetapi juga pada latar belakang beradanya stimulus tersebut, seperti pengalamanpengalaman sensoris terdahulu, perasaan individu pada saat itu, sikap, ataupun tujuan dari individu tersebut.
Persepsi memiliki beberapa definisi. Siegel dan Marconi (1989) mengartikan persepsi sebagai keadaan bagaimana seseorang menginterpretasikan kejadian, objek, dan orang. Seseorang akan bertindak dengan dasar persepsi mereka tanpa memperhatikan apakah persepsi tersebut tepat atau tidak tepat mencerminkan realita yang ada. Persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia (Lubis, 2010). Jadi, persepsi adalah keadaan dimana seorang individu dapat menginterpretasikan sesuatu
9
berdasarkan rangsangan yang diterima oleh stimulus setiap individu dengan dipengaruhi juga oleh pengalaman pengalaman masa lalu.
Persepsi yang dihasilkan oleh seorang individu akan bersifat subjektif dan situasional. Hal ini dikarenakan persepsi tentang suatu objek akan bergantung pada suatu kerangka ruang dan waktu. Sehingga suatu persepsi akan terbentuk bukan dikarenakan jenis atau bentuk stimulinya, tetapi karakter dari orang yang menerima stimuli tersebut.
Menurut Lubis (2010), persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Faktor pada pemersepsi : a. Sikap b. Motif c. Kepentingan d. Pengalaman e. Pengharapan 2. Faktor dalam situasi: a. Waktu b. Keadaan/ tempat kerja c. Keadaan sosial 3. Faktor pada terget: a. Hal baru b. Gerakan c. Bunyi d. Ukuran
10
e. Latar belakang f. Kedekatan
2.1.2 Theory of Planned Behavior(TPB) Manusia adalah makhluk sosial. Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia hidup berdampingan dengan manusia yang lain. Seseorang akan membutuhkan orang lain dalam menjalankan kehidupannya. Perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang juga akan mempengaruhi perilaku orang lain.
Ajzen dan Fishben (1988) menyempurnakan Theory of Reasoned Action (TRA) dan memberikan nama TPB. TPB menjelaskan mengenai perilaku yang dilakukan individu timbul karena adanya niat dari individu tersebut untuk berperilaku dan niat individu disebabkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal dari individu tersebut. Sikap individu terhadap perilaku meliputi kepercayaan mengenai suatu perilaku, evaluasi terhadap hasil perilaku, Norma Subyektif, kepercayaankepercayaan normatif dan motivasi untuk patuh (Achmat, diakses 2011). Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang rasional yang akan memperhitungkan implikasi dari tindakan mereka sebelum mereka memutuskan untuk melakukan suatu perilaku yang akan mereka lakukan.
TPB menjelaskan bahwa niat individu untuk berperilaku ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: 1. Sikap terhadap perilaku Sikap bukanlah perilaku, namun sikap menghadirkan suatu kesiapsiagaan untuk tindakan yang mengarah pada perilaku (Lubis,2005). Individu akan
11
melakukan sesuatu sesuai dengan sikap yang dimilikinya terhadap suatu perilaku. Sikap terhadap perilaku yang dianggap positif yang nantinya akan dipilih individu untuk berperilaku dalam kehidupannya. Oleh karena itu,sikap merupakan suatu wahana dalam membimbing seorang individu untuk berperilaku. 2. Persepsi kontrol perilaku Dalam berperilaku seorang individu tidak dapat mengkontrol sepenuhnya perilakunya dibawah kendali individu tersebut atau dalam suatu kondisi dapat sebaliknya dimana seorang individu dapat mengkontrol perilakunya dibawah kendali individu tersebut. Pengendalian seorang individu terhadap perilakunya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan juga faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu tersebut seperti keterampilan, kemauan, informasi, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan yang ada disekeliling individu tersebut. Persepsi terhadap kontrol perilaku adalah bagaimana seseorang mengerti bahwa perilaku yang ditunjukkannya merupakan hasil pengendalian yang dilakukan oleh dirinya. 3. Norma Subyektif Seorang individu akan melakukan suatu perilaku tertentu jika perilakunya dapat diterima oleh orang-orang yang dianggapnya penting dalam kehidupannya dapat menerima apa yang akan dilakukannya. Sehingga, normative beliefes menghasilkan kesadaran akan tekanan dari lingkungan sosial atau Norma Subyektif.
12
2.1.3 Teori Soft skill Soft skill adalah hal yang bersifat halus dan meliputi keterampilan psikologis,emosional,dan spiritual. Secara umum, soft skill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal. Soft skill ada bermacam-macam jenisnya yaitu : 1. Inisiatif, adalah satu tema pernyataan yang saat ini sedang saya alamatkan kepada diri sendiri. 2. Kemauan, adalah kata kunci dari segala sukses. Keinginan harus di sertai dengan tindakan untuk mewujudkannya. 3. Komitmen, adalah sesuatu yang melampaui segala bentuk perbedaan ,perselisihan, dan pertengkaran. 4. Motivasi, adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. 5. Kreativitas, adalah proses mental yang melibatkan permunculan gagasan atau konsep baru. 6. Komunikasi, adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain. 7. Berfikir Kritis, adalah suatu aktiifitas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan nalar. 8. Mandiri, adalah melakukan perencanaan hidup dengan baik, bertanggung jawab, dengan sadar akan resiko setiap melakukan sesuatu dan tanpa campur tangan orang lain. 9. Integritas Diri, adalah suatu pemahaman tentang terwujudnya perkembangan yang seimbang, dan sinergis atas berbagai dimensi diri.
13
10. Disiplin, adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah, dan peraturan yang berlaku.
2.1.4 Niat Niat adalah keinginan kuat untuk melakukan sesuatu yang muncul dari dalam diri setiap individu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa, niat adalah 1) maksud atau tujuan suatu perbuatan; 2) kehendak (keinginan dalam hati) akan melakukan sesuatu. Niat erat hubungannya dengan motivasi seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Jika tindakan tersebut dilakukan terus menerus oleh seseorang maka akan dapat menciptakan suatu pribadi dengan perilaku yang dilakukannya secara terus menerus tersebut. Dalam TPB, niat timbul dikarenakan tiga hal yaitu : 1) Norma Subyektif, yaitu norma yang timbul karena mendapatkan pengaruh dari norma yang ada disekitar individu, 2) sikap terhadap perilaku, yaitu sikap suka atau tidak suka seseorang terhadap sesuatu, dan 3) persepsi kontrol perilaku, yaitu: ketika suatu individu merasa yakin bahwa yang dilakukannya saat ini merupakan persepsi yang dapat di kontrol oleh dirinya sendiri.
Dalam TPB, niat merupakan suatu proses seseorang untuk menunjukkan perilakunya. Seseorang akan memiliki suatu niatan dalam dirinya untuk melakukan suatu hal sebelum orang tersebut benar-benar menunjukkan perilaku yang ingin ditunjukkannya. Sehingga, ketika seseorang memiliki perspesi positif, sikap positif, memiliki keyakinan bahwa suatu perilaku dapat diterima lingkungannya, dan yakin bahwa yang dilakukannya adalah hasil dari kontrol
14
dirinya maka individu tersebut akan memiliki niat untuk menunjukkan suatu perilaku.
2.1.5 Whistleblowing Whistleblowing atau jika dibahasa indonesiakan adalah pengungkapan rahasia merupakan suatu perilaku menceritakan keadaan atau rahasia suatu organisasi kepada orang lain. Elias (2008) mengatakan bahwa whistleblowing adalah pelaporan oleh anggota dari suatu organisasi (sekarang atau terdahulu) terhadap praktek ilegal, imoral, dan haram yang berada dibawah kontrol karyawan terhadap orang atau organisasi yang mungkin dapat mengakibatkan suatu tindakan. Sedangkan whistleblower adalah orang yang melaporkan tindakan di suatu organisasi kepada orang lain. Seorang whistleblower bisa merupakan anggota dari organisasi tersebut atau pihak diluar organisasi tersebut yang mengetahui keadaan organisasi tersebut. Menurut PP No.71 Tahun 2000, whistleblower adalah orang yang memberi suatu informasi kepada penegak hukum atau komisi mengenai terjadinya suatu tindak pidana korupsi dan bukan pelapor.
2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Elias (2008) dengan judul “Auditing student’s professional commitment and anticipatory socialization and their relationship to whistleblowing” bertujuan untuk meneliti sikap dari 128 mahasiswa pengauditan terkait dengan whistleblowing. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa whistleblowing adalah hal yang penting dalam kasus kecurangan meskipun
15
mereka cenderung tidak ingin melakukan whistleblowing, kemungkinan karena risiko besar yang harus mereka terima seperti pembalasan dendam dan kesulitan untuk mencaripekerjaan dengan profesi yang sama kedepannya. Selain itu juga, semakin memilikikomitmen mahasiswa akuntansi memiliki persepsi bahwa whistleblowing merupakan kasus yang serius dan memiliki kecenderungan melakukan whistleblowing yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa lain. Hubungan yang sama ditemukan terhadap mahasiswa akuntansi yang mendapatkan sosialisasi dini pada profesi akuntansi.
Penelitian yang dilakukan Zhang, dkk (2008) bertujuan untuk mengusulkan whistleblowing judgment, positive mood dan organizational ethicalculture sebagai perkiraan niat untuk melakukan whistleblowing. Dari penelitian yang dilakukan oleh Zhang, dkk (2008) menunjukkan hasil bahwa whistleblowing judgment menjelaskan varians yang tinggi pada whistleblowing intention, sedangkan organizational ethical culture memiliki hubungan moderat. Selain itu, budaya organisasi mempengaruhi positive mood secara kuat sebagai moderator.
Penelitian whistleblowing tentang whistleblowing pernah di lakukan oleh Park and Blekinsopp dengan judul A survey of South Korean Police Officcers. Dengan menguji 296 polisi Korea Selatan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa norma subyektif, sikap terhadap perilaku, dan persepsi kendali perilaku berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat whistleblowing internal sedangkan ada niat pada niat whisitleblowing eksternal hanya norma subyektif yang berpengaruh positif dan signifikan.
16
Penelitian tentang whistleblowing pernah di lakukan oleh O’Lerry dan Cotter (2000) dengan judul “A Tri-National Study of Accountancy Students’ Ethical Attitudes”. Dengan menguji mahasiswa tingkat akhir di Malaysia, Irlandia, dan Australia. Hasil dari penelitian tersebut adalah rata-rata siswa di Malaysia, Irlandia, dan Australia memiliki sikap etis dalam pengungkapan rahasia yang berbeda-beda. Namun, lebih dominan Malaysia yang memiliki sifat etis lebih dominan dalam informasi kepada penegak hukum atau komisi mengenai terjadinya suatu tindak pidana korupsi dan bukan pelapor.
Penelitian juga pernah dilakukan di Indonesia oleh Akmal Sulistomo tahun 2012. Penelitian dengan judul “Persepsi mahasswa akuntansi terhadap pengungkapan kecurangan”, yang menguji mahasiswa UGM dan UNDIP. Hasil dari penelitian tersebut diperoleh bahwa persepsi norma subyektif, sikap terhadap perilaku, dan kontrol perilaku memiliki hubungan yang positif terhadap niat melakukan whistleblowing.
Penelitian yang pernah di lakukan oleh Nurul Hidayati Samudera (2014) yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Terhadap Tindakan Whistleblowing” yang menguji mahasiswa UNDIP dan Universitas Dian Nuswantoro. Hasil dari penelitiannya adalah variabel tingkat keseriusan masalah, jenis kelamin, dan kinerja akademik berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa melakukan tindakan whistleblowing.
17
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti 1 Elias dan Rekan (2008)
2
Zhang dan rekan (2008)
3
Park dan Blekinsopp (2009)
5
Akmal Sulistomo (2012)
Judul Penelitian
Variabel
Auditing student’s professional commitment and anticipatory socialization and their relationship to whistleblowing
X1 : Komitmen Proffesional X2 : Sosialisasi Antisipatif Y: Kecenderungan Melakukan Whistleblowing
Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian adalah Whistleblowing adalah hal yang penting dalam kasus kecurangan. Semakin memiliki komitmen mahasiswa akuntansi memiliki persepsi bahwa whistleblowing merupakan kasus yang serius. Hubungan yang sama ditemukan terhadap mahsiswa akuntansi yang mendapatkan sosialisasi dini pada profesi akuntansi. Whistleblowing X1 : Hasil dari penelitian judgment, positive penghakiman tersebut whistleblowing mood dan whistleblowing judgment menjelaskan organizational X2 : mood varians yang tinggi pada ethicalculture positif whistleblowing intention, sebagai perkiraan X3 : budaya etis sedangkan organizational niat untuk organisasi ethical culture memiliki melakukan Y : Niat hubungan moderat. Selain whistleblowing melakukan itu, budaya organisasi whistleblowing memengaruhi positive mood secara kuat sebagai moderator A survey of South X1 : Kendali Hasil dari penelitian ini Korean Police Perilaku menujukkan bahwa Officcers X2 : Norma variabel kendali Subyektif perilaku,norma subyektif X3 : Sikap dan sikap perilaku Perilaku berpengaruh positif dan Y : Niat signifikan terhadap niat Melakukan whistleblowing internal Whistleblowing sedangkan ada niat whistleblowing eksternal hanya variabel norma subyektif yang berpengaruh positif dan signifikan. Persepsi X1 : Norma Hasil dari penelitian ini mahasiswa Subyektif adalah menunjukan bahwa akuntansi X2 : Sikap semua hipotesis di
18
terhadap pengungkapan kecurangan
Terhadap Perilaku X3 : Kontrol Perilaku Y : Niat melakukan whistleblowing
4
O’lerry dan Cotter (2000)
” A Tri-National Study of Accountancy Students’ Ethical Attitudes
X1 : Sikap Etis X2 : Jenis Kelamin Y: Pengungkapan Rahasia
6
Nurul Hidayati Samudera (2014)
Persepsi Mahasiwa Terhadap Tindakan Whistleblowing
X1 : Tingkat Keseriusan Masalah X2 : Jenis Kelamin X3 : Kinerja Akademik Y : Niat melakukan whistleblowing
terima.Hasil analisis menunjukkan bahwa persepsi tentang norma subyektif,sikap ,dan persepsi tentang kontrol perilaku berpengaruh signifikan positif terhadap niat mahasiswa akuntansi melakukan pengungkapan kecurangan. Hasil dari penelitian tersebut adalah rata-rata siswa di Malaysia,Irlandia dan Australia sikap etis dalam pengungkapan rahasianya berbeda-beda. Lebih dominan Malaysia yang memiliki sikap etis lebih dominan dalam pengungkapan rahasia. Dari ketiga negara tersebut juga dihasilkan variabel jenis kelamin, perempuan lebih dominan melakukan pengungkapan rahasia dibandingkan laki-laki. Hasil dari penelitiannya adalah variabel tingkat keseriusan masalah,jenis kelamin, dan kinerja akademik berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa melakukan tindakan whistleblowing.
19
2.3 Model Penelitian
Gambar 1 Kerangka Penelitian Persepsi tentang norma subyektif (X1)
(H1)
Sikap pada prilaku (X2)
(H2) Persepsi tentang kontrol prilaku (X3)
Niat (Y)
(H3) (H4)
Jenis Kelamin (X4)
(H5)
Tingkat IPK (X5)
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh persepsi tentang norma subyektif pada whistleblower terhadap niat responden untuk melakukan whistleblowing Menurut Siegel dan Marconi (1989) mengartikan persepsi sebagai keadaan bagaimana seseorang menginterprestasikan kejadian, objek, dan orang. Seseorang akan bertindak menurut persepsi yang mereka miliki, tanpa memperhatikan apakah persepsi tersebut tepat atau tidak tepat mencerminkan realita yang ada. Jadi, persepsi adalah keadaan dimana seseorang, menafsirkan suatu perilaku yang ada.
20
Menurut Ajzen (1991), persepsi norma subyektif adalah keadaan lingkungan seorang individu yang menerima atau tidak menerima suatu perilaku yang ditunjukkan. Sehingga seseorang akan menunjukkan perilaku yang dapat diterima oleh orangorang atau lingkungan yang berada disekitar individu tersebut. Seorang individu akan menghindari dirinya menunjukkan suatu perilaku jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung perilaku tersebut.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa persepsi memiliki pengaruh positif terhadap niat dan perilaku melakukan suatu tindakan. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Amijaya (2010) menunjukkan bahwa persepsi memiliki pengaruh terhadap minat ulang nasabah. Sehingga, hipotesis dari penelitian ini adalah H1: Persepsi tentang norma subyektif pada whistleblower berpengaruh positif terhadap niat responden untuk melakukan whistleblowing.
2.4.2 Pengaruh sikap terhadap perilaku whistleblower untuk melakukan whistleblowing Sikap adalah keadaan dalam diri manusia yang dapat menggerakkan manusia tersebut untuk bertindak atau tidak bertindak. Sikap bukanlah perilaku namun sikap merupakan kecenderungan untuk berperilaku, dimana sikap akan memunculkan niat seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan yang pada akhirnya manusia tersebut dapat memilih apakah akan berperilaku atau tidak. Jadi, seseorang akan memiliki niat untuk berperilaku sesuai dengan sikapnya terhadap suatu perilaku tersebut. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Maradona
21
(2009) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara sikap dengan intensi kepatuhan pelanggan. Sehingga hipotesis pada penelitian ini adalah H2: Sikap pada perilaku whistleblower berpengaruh positif terhadap niat responden untuk melakukan whistleblowing.
2.4.3 Pengaruh persepsi tentang kontrol perilaku pada whistleblower terhadap niat responden untuk melakukan whistleblowing Ajzen (1991) mengatakan Consistent with an emphasis on factors that are directly linked to a particular behaviour,perceived behavioural. I control refers to people’s perceptions og the ease or difficulty of performing the behaviour of interest. Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa persepsi kontrol perilaku ditunjukkan kepada persepsi orang-orang terhadap kemudahan atau kesulitan untuk menunjukkan sikap yang diamati. Jadi, seseorang akan memiliki niat untuk melakukan suatu perilaku ketika memiliki persepsi bahwa perilaku tersebut mudah untuk ditunjukkan atau dilakukan, karena adanya hal-hal yang mendukung perilaku tersebut.
Penelitian yang dilakukan Maradona (2009) menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kontrol perilaku dengan intensitas kepatuhan pelanggan. Sehingga hipotesis pada penelitian ini adalah H3: Persepsi tentang kontrol perilaku pada whistleblower berpengaruh positif terhadap niat responden untuk melakukan whistleblowing.
22
2.4.4 Pengaruh jenis kelamin whistleblower terhadap niat melakukan whistleblowing Jenis kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki dan Perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka dalam menyelenggarakan upaya meneruskan garis keturunan. Lebih 2000 tahun yang lalu, seorang filsuf Yunani, Aristoteles, menyatakan bahwa perempuan lebih lemah dan pasif daripada laki-laki karena jenis kelamin perempuan adalah “suatu ketidaksempurnaan”. Penelitian yang pernah dilakukan oleh O’Lerry dan Cotter (2000) menunjukkan bahwa jenis kelamin memengaruhi sikap etis dalam pengungkapan rahasia. Sehingga hipotesis pada penelitian ini adalah : H4: Jenis Kelamin berpengaruh terhadap niat responden untuk melakukan whistleblowing.
2.4.5 Pengaruh tingkat IPK whistleblower terhadap niat melakukan whistleblowing Menurut Chaplin (2006) prestasi adalah suatu tingkatan khusus dari kesuksesan karena mempelajari tugas-tugas, atau tingkat tertentu dari kecakapan/keahlian dalam tugas-tugas sekolah atau akademis. Secara pendidikan atau akademis, prestasi merupakan satu tingkat khusus perolehan atau hasil keahlian dalam karya akademis yang dinilai oleh guru-guru melalui test-test yang sudah dibakukan atau melaui kombinasi kedua hal tersebut.
23
Penelitian yang telah dilakukan oleh Nurul Hidayati Samudera (2014) bahwa kinerja Akademik rendah memengaruhi tindak melakukan kecurangan dan kinerja akademik tinggi memengaruhi tindak pengungkapan kecurangan. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini H5: Tingkat IPK berpengaruh terhadap niat responden untuk melakukan whistleblowing
24
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1Teknik pengumpulan Data
3.1.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang di dapatkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008). Data diperoleh dari jawaban mahasiswa akuntansi yang ada dikota Bandarlampung mengenai pernyataan yang merupakan faktor-faktor mahasiswa akuntansi melakukan pengungkapan kecurangan dalam suatu perusahaan.
3.1.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh fakta mengenai variabel yang diteliti (Azwar, 1997). Pada penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan hasil dari jawaban responden terhadap pernyataan yang diajukan dalam kuesioner. Kuesioner penelitian ini disebar ke pada mahasiswa akuntansi yang ada dikota Bandar Lampung. Responden akan memberikan jawabannya terhadap pernyataan
25
yang diajukan pada kuesioner yang diberikan. Kuesioner menggunakan skala likert satu sampai dengan tujuh. Satu untuk jawaban sangat tidak setuju dan tujuh untuk jawaban sangat setuju.
3.1.3 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang ada di kota Bandar Lampung. Sampel yang akan digunakan adalah mahasiswa akuntansi yang ada di kota Bandar Lampung. Alasan pemilihan subyek penelitian dari mahasiswa akuntansi yang ada di kota Bandar Lampung karena mahasiswa akuntansi merupakan calon orang-orang yang nantinya memiliki kemungkinan bekerja pada bidang akuntansi, auditor internal, dan auditor eksternal yang harus memiliki keberanian untuk mengungkap suatu tindak kecurangan yang dilakukan suatu perusahaan.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling, yaitu dengan kriteria : 1) Mahasiswa S1 Akuntansi angkatan 2012 , 2) Mahasiswa yang telah mengambil matakuliah audit II. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah mahasiswa akuntansi yang ada di 6 Perguruan Tinggi di Bandar Lampung yaitu : Universitas Lampung, Universitas Bandar Lampung, STIE Prasetya Mandiri A2L, Universitas Malahayati, STIE Gentiaras, dan Universitas Mitra Lampung.
26
3.1.4
Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan enam variabel yang terdiri dari lima variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen). Variabel terikatnya adalah niat untuk melakukan whistleblowing, sedangkan variabel bebasnya adalah : 1) persepsi norma subyektif, 2) sikap terhadap perilaku, 3) persepsi kontrol perilaku, 4) jenis kelamin, dan 5) tingkat indeks prestasi kumulatif. Adapun definisi dari masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Dimensi
Indikator
Persepsi Norma Subyektif
Persepsi mahasiswa tentang pandangan lingkungannya mengenai whistleblowing
Sikap Terhadap Prilaku
Penilaian mahasiswa mengenai perilaku whistleblowing
X1: Persepsi pandangan orang yang penting bagi mahasiswa terhadap whistleblowing. X2: Persepsi pandangan keluarga yang penting bagi mahasiswa terhadap whistleblowing. X3: Persepsi lingkungan pergaulan mahasiswa terhadap whistleblowing. X4 : Persepsi pandangan dosen terhadap whistleblowing X1: Anggapan bahwa whistleblowing adalah hal positif X2: Anggapan bahwa whistleblowing tindakan beretika X3: Kebanggaaan menjadi Whistleblowing X4: Anggapan bahwa whitsleblower adalah perilaku positif
Skala Pengukuran Interval dengan skala likert 1 sampai 7. 1: Sangat tidak setuju 2: Tidak Setuju 3: Cukup tidak setuju 4: Netral 5: Cukup Setuju 6: Setuju 7: Sangat setuju
Interval dengan skala likert 1 sampai 7. 1: Sangat tidak setuju 2: Tidak Setuju 3: Cukup tidak setuju 4: Netral 5: Cukup Setuju 6: Setuju 7: Sangat setuju
27
Persepsi Kontrol Prilaku
Persepsi mahasiswa bahwa perilaku yang ditunjukkannya merupakan hasil dari kontrol dirinya sendiri
Niat
Suatu keadaan dimana seseorang ingin melakukan suatu perilaku
X1: Persepsi kemungkinan menjadi whistleblower. X2: Tingkat kontorl diri mahasiswa menjadi whistleblower. X3: Keinginan mahasiswa menjadi whitsleblower tanpa menghiraukan pendapat orang lain. X4: Keinginan mahasiswa menjadi whistleblower karena dirinya. X5: Tingkat tanggung jawab mahasiswa terhadap perilakunya. X6: Kemampuan mahasiswa mempengaruhi orang lain. X7: Kemudahan mahasiswa bercerita mengenai suatu kejadian yang diketahui. X8: Kontrol mahasiswa terhadap pemilihan jalan hidup. X9: Kontrol mahasiswa terhadap pendapatnya. X10: Kontrol diri mahasiswa melakukan hal yang benar. X1: Tingak niat mahasiswa menjadi whistleblower. X2: Rencana mahasiswa menjadi whistleblower. X3: Usaha mahasiswa menjadi whistleblower.
Interval dengan skala likert 1 sampai 7. 1: Sangat tidak setuju 2: Tidak Setuju 3: Cukup tidak setuju 4: Netral 5: Cukup Setuju 6: Setuju 7: Sangat setuju
Interval dengan skala likert 1 sampai 7. 1: Sangat tidak setuju 2: Tidak Setuju 3: Cukup tidak setuju 4: Netral 5: Cukup Setuju 6: Setuju 7: Sangat setuju
28
3.2 Metode Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linear berganda. Analisis linear berganda merupakan cara yang digunakan untuk melihat hubungan beberapa variabel bebas terhadap satu variabel tetap. Beberapa langkah yang dilakuakn dalam melakukan analisis linear berganda adalah :
3.2.1 Uji Kualitas Data Uji kualitas data digunakan untuk mendapatkan kepastian mengenai apakah instrumen yang digunakan sudah mengukur hal yang tepat dan apakah hasil yang ada dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Untuk mengukur hal tersebut digunakan Uji Reliabilitas dan Uji Validitas. Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:
3.2.1.1 Uji Realibilitas Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila jawaban dari responden konsisten dan stabil. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,70 (Nunnally 1994, dalam Ghozali 2013).
3.2.1.2 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk melihat apakah masing-masing pernyataan dari setiap indikator valid atau tidak. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk sesuatu yang akan diukur kuesioner tersebut. Kuesioner penelitian dikatakan valid jika nilai signifikansi > 0,05 (Ghozali 2013).
29
3.2.2 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai keadaan partisipan dalam penelitian ini yang dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi. Pada tabel tersebut ditunjukkan, mean, median, maksimal, minimal.
3.2.3 Uji Asumsi Klasik
3.2.3.1 Uji Multikolinearitas Uji multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah antara variabel independen terdapat hubungan satu sama lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada hubungan antara variabel independen satu dengan yang lain. Jika diantara variabel independen memiliki hubungan satu sama lain, maka variabel-variabel tersebut dikatakan tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah varibel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari: a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, namun secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak siginifikan mempengaruhi variabel dependen. b. Selain itu kita dapat juga menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Apabila antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi dimana pada umumnya diatas 0.90, maka hal ini merupakan suatu indikasi adanya multikolonieritas. c. Selain melihat R2 dan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, kita dapat juga melihat dari nilai tolerance dan lawannya yaitu
30
variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama saja dengan nilai VIF yang tinggi. Hal ini dikarenakan VIF=1/Tolerance. Nilai cutoff yang umumnya biasa dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama saja dengan nilai VIF ≥ 10. Sehingga setiap peneliti harus dapat menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir.
3.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas maka digunakan uji glejser dan uji grafik scatter plot. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedesitas menggunakan uji glejser dan uji grafik scatter plot. Uji glejser dilakukan dengan cara meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen dengan persamaan regresi (Gujarati 2003, dalam Ghozali 2013). Selain itu, uji yang digunakan adalah grafik scatter plot dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Pendeteksian ada atau tidaknya heteroskedesitas dapat dilakukan dengan cara melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dasar analisisnya adalah (Ghozali, 2013) :
31
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedasitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.
3.2.3.3 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel pengganggu memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk menilai apakah variabel pengganggu memiliki distribusi normal atau tidak, yaitu dengan cara analisis grafik atau uji statistik (Ghozali, 2013). Untuk menilai normalitas dari setiap variabel dapat digunakan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan (Ghozali 2013): a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Selain menggunakan analisis grafik untuk menilai normalitas dapat juga menggunakan analisis statistik. Uji statistik dapat dilakukan dengan cara melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual. Selain itu dapat juga digunakan uji statistik non-
32
parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji ini dilakukan dengan membuat hipotesis : H0
: Data residual berdistribusi normal
HA
: Data residual tidak berdistribusi normal
3.2.3.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya (ghozali 2013). Dalam penelitian ini mendeteksi autokorelasi dengan uji Run test. Pada metode ini, jika tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Jika nilai tes signifikannya > 0,05 maka tidak terdapat autokorelasi.
3.2.4 Model Regresi Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda, yaitu melihat pengaruh Persepsi Norma Subyektif terhadap pengungkap kecurangan, sikap terhadap pengungkap kecurangan, dan persepsi kontrol perilaku terhadap pengungkap kecurangan terhadap pada niat menjadi pengungkap kecurangan. Model regresi yang digunakan dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e Y Α β1-βn X1 X2 X3 X4
= Niat menjadi pengungkap kecurangan = Bilangan konstanta = Koefisien arah regresi = Persepsi Norma Subyektif terhadap pengungkap kecurangan = Sikap terhadap pengungkap kecurangan = Persepsi kontrol perilaku terhadap pengungkap kecurangan = Jenis kelamin terhadap pengungkapan kecurangan
33
X5 e
= Tingkat IPK = Kesalahan pengganggu
3.2.5 Analisis Regresi (Pengujian Hipotesis) Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dan untuk menunjukkan arah hubungan antara varibel dependen dengan variabel independen. Analisis ini menggunakan tiga penngujian, yaitu uji koefisien determinasi, uji statistik F, dan uji statistik t. Dapat dijelaskan sebagai berikut: 3.2.5.1 Koefisien Determinasi Pada intinya koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai R2 kecil maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu memiliki arti bahwa variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. R2 akan meningkat jika ada tambahan satu variabel independen tanpa memeprdulikan apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Sehingga banyak peneliti menganjurkan untuk menggunanakan nilai Adjusted R2 ketika mengevaluasi model regresi terbaik. Dalam kenyataannya nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, meskipun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati, 2003 (dalam Ghozali, 2013)
34
jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol.
3.2.5.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan kedalam model memiliki pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen.
3.2.5.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya akan menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi dari variabel dependen.
62
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan software SPSS 21 ini diperoleh hasil sebagai berikut: a. Persepsi norma subyektif tidak berpengaruh terhadap niat mahasiswa melakukan whistleblowing.Hal diduga karena keyakinan normatif atas orang orang yang disekitar menjadi panutan atau referensi bagi dirinya tidak memengaruhi tindakan yang akan di lakukan seseorang. Bila orang berpersepsi bahwa seseorang atau kelompok orang yang menjadi panutannya menganggap whistleblowing itu perbuatan yang bermanfaat ataupun merugikan, maka tidak memengaruhi tindakan yang akan dilakukan oleh orang tersebut. (Suryono,2014). b. Sikap terhadap perilaku berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa melakukan whistleblowing. Hal ini menunjukkan bahwa keyakinan seseorang tentang perilaku yang akan di lakukannya berdampak baik atau pun buruk mempengaruhi tindakan yang akan dilakukan seseorang tersebut. c. Kontrol perilaku berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa melakukan whistleblowing. Hal ini menunjukkan bahwa seorang mahasiswa akuntansi
63
yang memiliki kontrol perilaku yang baik akan cenderung memiliki niat melakukan tindakan whistleblowing. Hal ini juga sesuai dengan Theory of Planned Behaviour bahwa seseorang akan semakin yakin dalam berperilaku ketika orang tersebut memiliki keyakinan yang muncul dalam dirinya. d. Jenis kelamin berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa melakukan whistleblowing. Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin seseorang baik pria maupun wanita sama-sama memiliki niat melakukan tindakan whistleblowing meskipun yang lebih dominan adalah wanita. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa laki laki juga memiliki niat yang sama untuk melakukan tindakan whistleblowing. e. Tingkat IPK tidak berpengaruh terhadap niat mahasiswa melakukan whistleblowing. Jenis kelamin yang tidak berpengaruh terhadap niat melakukan whistleblowing diduga karena tidak menutup kemungkinan mahasiswa ber-IPK rendah akan melakukan tindakan whistleblowing dan mahasiswa ber-IPK tinggi juga tidak menutup kemungkinan untuk melakukan kecurangan tergantung situasi dan kondisi.
5.2 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah Penelitian ini hanya di lakukan di Perguruan Tinggi di Bandar Lampung. Hal ini karena keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki peneliti. Kemudian metode yang diginakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Adapun keterbatasan penelitian dengan kuesioner yaitu
64
terkadang jawaban yang diberikan oleh responden tidak menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.
5.3 Saran Adapun saran-saran dari penelitian ini adalah: a. Diharapkan penelitan selanjutnya dapat menggunakan independen lain. Hal ini dilakukan untuk memperkaya topik penelitian ataupun menyempurnakan variabel independen ini di penelitian selanjutnya. b. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah sampel yang diteliti dengan memperluas lokasi penelitian sehingga hasil penelitian memiliki daya generalisasi yang lebih tinggi. c. Diharapkan penelitian selanjutnya menggunakan jumlah sampel yang seimbang antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. d. Diharapkan penelitian sebelumnya memberikan pertanyaan negatif pada kuesioner untuk mengetahui tingkat keseriusan responden dalam menjawab setiap pertanyaan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmat, Zakaria. “Theory of Planned Behavior, Masihkah Relevan?”. http://zakaria.staff,umm.ac.id/files/2010/12/Theory-of-Planned-Behavior-masihkahrelevan1.pdf. Diakses tanggal 21 Desember 2011. Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Ajzen, Icek. 1991. The Theory of Planned Behavior. “Organizational Behavior and Human Decision Processes Article,” Vol.50, h.179-211. Amijaya, Gilang Rizky. 2010. Pengaruh Persepsi Teknologi Informasi, Kemudahan, Resiko dan Fitur Layanan Tehadap Minat Ulang Nasabah Bank Dalam Menggunakan Internet Banking (Studi Pada Nasabah Bank BCA). Skripsi S1 Manajemen Universitas Diponegoro Semarang. Albrecht, W. Steve, et al. 2012. Fraud Examination, 4th Edition, E-Book. USA: South Western Cengage Learning. Azwar, S. 1997. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chaplin. J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.\ Crimastuti. Mustapa dan Siaw. 2012. Fraud Awareness in a Small Business. The National Public Accountant, (Online), Volume 45 Issue 6, Hal. 40, (http://www.proquest.com/, diakses 17 Februari 2012). Elias, Rafik. 2008. Auditing Students’ Proffesional Commitment and Anticipatory Socialization and Their Relationship To Whistleblowing. “Managerial Auditing Jornal, Vol. 23, No.3, h.283-294. Fishbein,M and Ajzen,I. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behavior. Reading, MA :Addison-Wesley. Fultanegara, Ridhona. 2010. Analisis Hubungan Antara Komitmen Professional dan Sosialisasi Antisipatif Mahasiswa PPA dengan Whistleblowing. Skripsi S1 Akuntansi Universitas Diponegoro. Tidak dipublikasikan. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 21. Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Undip.
Gibson, James L. Ivancevich, John M. dan Donnely Jr, James H. 1982. Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, Proses, Edisi 4. Terjemahan Djoerban Wahid. 1997. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hwang, Dennis., Blair Staley., Ying Te Chen., Jyh-Shan Lan. 2008. Confucian Culture and Whistle-blowing By Professional Accountans: An Exploratory Study. “Managerial Auditing Journal, Vol.23, No.5, h. 504-526 Kusumawati, Armadyani. 2013. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit dengan Undang-Undang No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keprilakuan. Edisi 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Malik, Rahadian. 2010. Analisis Perbedaan Komitmen Professional dan Sosialisasi Antisipatif Mahasiswa PPA dan Non-PPA Pada Hubungannya Dengan Whistleblowing. Skripsi S1 Akuntansi Universitas Diponegoro. Tidak dipublikasikan. Maradona, Khilmi. 2009. Hubungan Sikap Pelanggan, Persepsi Norma Subyektif Pelanggan, dan Kontrol Perilaku Pelanggan Dengan Intensi Kepatuhan Pelanggan Dalam Membayar Tagihan Jasa Telepon Rumah Di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Malang (Penerapan Theory of Planned Behavior). Skripsi S1 Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang. Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. O’Lerry, Conor and Mohamad, Shafi. 2006. “The Ethics of Final Year Accountancy Students. A tri-national Compration. Malaysian Accounting Review, 5(1), pp. 139-157. Park, H. and Blenkinsopp,J. 2009. Whistleblowing as planned behavior-A survey of South Korean police officers, Journal of Bussiness Ethics, 85(4), pp.79-99. Samudera, Nurul Hidayati. 2014. Persepsi Mahasiswa Terhadap Tindakan Whistleblowing. Jurnal. Semarang. Universitas Diponegoro. Sekaran, Uma. 2003. Reseach Method for Business. Fourth Edition. New York: John Willey &Sons, Inc. Setiawati, Dewi. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa atas Pelanggaran Etika Akuntan Publik (Studi Empiris Mahasiswa Program Akuntansi Universitas Brawijaya). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya. Siegel, Gary dan Helen M. Marconi. 1989. Accounting Behavioral. South Western Publishing. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sulistomo, Akmal. 2012. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Pengungkapan Kecurangan (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UGM dan UNDIP). Jurnal. Universitas Diponegoro. Semarang. Suryono. 2014. Peran Audit Forensik dalam Pemberantasan Korupsi di Lingkungan Instans Pemerintah: Suatu Tinjauan Teoritis, (Online), (http://www.bppk.depkeu.go.id/, diakses 7 Maret 2014). Tuanakotta, Theodorus M. 2010. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Usman, Anwar, dan A.M Mujahidin. Artikel Whistleblower Dalam Perdebatan Tindak Pidana Korupsi. Zhang, Julia, Randi Ciau, dan Li-Qun Wei. 2009. On Whistleblowing Judgment an Intention. “Journal of Managerial Psycology, Vol. 24. No. 7, h.627-649.