Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa
STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI Nama Mahasiswa : Satrio Yudho P.
Nama Pembimbing : Oco Santoso, M.Sn.
Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci: Bermain, Kreativitas, Proses Kreasi.
Abstrak Dorongan bermain terkait dengan kreativitas dan proses kreasi. Karya ini bertujuan untuk menegaskan posisi penting dorongan bermain pada proses kreasi karya seni. Lewat dorongan bermain, maka diharapkan lompatan kreativitas berupa imajinasi, intuisi dan eksplorasi-eksplorasi estetik memiliki keleluasaan untuk muncul dan berkembang. Karya tugas akhir ini terdiri dari dua buah karya yang masing-masing merupakan sebuah konstelasi dari lukisan-lukisan yang disusun sedemikian rupa.
Abstract a Play impulse associated with creativity and creative process. This work aims to assert the important position of impulse to play in the creative process of an artwork. Through the impulse to play, it is expected that a creative leap of imagination, intuition and aesthetic explorations has the discretion to emerge and evolve. This final assignment consists of two pieces of artwork, each of which is a constellation of the paintings that arranged in such a way.
1.
Pendahuluan
Dorongan bermain merupakan bagian yang integral dari kehidupan manusia (Primadi,2006:244).Dorongan bermain muncul secara natural, lebih dahulu bahkan sebelum munculnya budaya.Dorongan bermain adalah insting yang dimiliki setiap makhluk hidup diselang waktu ketika kebutuhan utamanya telah terpenuhi.Namun, karena manusia dapat berpikir, lewat bermain, tentunya manusia bukan hanya dapat mendapatkan kesenangan semata, namun erat hubungannya juga dengan proses belajar, tumbuh kembang,dan pendewasaan. Dorongan bermain pada akhirnya memegang peranan penting dalam kebudayaan yang dibangun oleh manusia(J.Huizinga,1944). Penulis menyadari bahwa selama ini dorongan bermain menjadi bagian yang kuat dalam segala segi kehidupan yang dijalani penulis.Termasuk pula ketika penulis melakukan proses kreasi karya seni. Seringkali dorongan bermain ini mengalahkan rasio yang telah penulis susun semenjak awal proses berkarya, sehingga pada akhirnya penulis perlu perenungan kembali untuk menggali nilai-nilai pada karya yang ia telah selesai buat. Namun, penulis merasa dorongan bermain ini bukanlah hal yang buruk dan mengganggu proses berkarya. Justru, dorongan bermainlah yangmembantu menciptakan lompatan kreativitas dalam proses penciptaan karya penulis. “In play there is something "at play" which transcends the immediate needs of life and imparts meaning to the action. All play means something.”(J.Huizinga,1944) Dengan secara sengaja memberi ruang yang lebih kepada dorongan bermain, maka lompatan kreatif berupa imajinasi, intuisi dan eksplorasi-eksplorasi estetik memiliki keluasan ruang untuk digali lebih jauh.
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 1
2.
Proses Studi Kreatif
“All Is Play& All Play Means Something”
Landasan Teori
Rumusan Masalah 1. Bagaimana hubungan dorongan bermain dengan kreativitas? 2. Bagaimana dorongan bermain berpengaruh terhadap proses kreasi
1.
Teori Seni, Teori Pendukung,
2.
Tema dan Gagasan Karya,
3.
Konsep Visual
4.
Seniman Referensi.
karya seni?
3. Bagaimana merepresentasikan dorongan bermain kedalam bentuk karya seni?
Batasan Masalah 1. Gambar yang tampak di atas kanvas-kanvas, semuanya merupakan hasil dan bagian dari proses bermain penulis. 2. Kanvas-kanvas disusun menjadi sebuah konstelasi tertentu. 3. Teknik lukis dengan media cat minyak di atas kanvas.
Tujuan 1. Sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir Seni Lukis SR4099. 2. Karya-karya ini juga berupaya untuk mempertegas pentingnya posisi dorongan bermain di dalam proses kreasi.
Proses Berkarya 1. 2. 3. 4. 5.
Penyusunan Konstelasi dan Ukuran Kanvas Membuat Sketsa Lukisan Proses Tracing Melukis Menyusun kanvas
Karya akhir Kesimpulan
Bagan2.1. Proses Studi Kreatif
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 2
3. Hasil Studi dan Pembahasan SwastikaRahasyapurna
Gambar IV.1. “Swastika Rahasyapurna”, Konstelasi, 260 cm x 200 cm, Cat minyak diatas Kanvas, Sumber :Dokumentasi Penulis
Karya pertama berjudul “Swastika Rahasyapurna”, merupakan konstelasi berbentuk persegi panjang berukuran 260 x 200 cm, terdiri dari 72 lukisan berbagai macam ukuran dan memiliki berbagai macam objek lukisan yang tidak identik antara satu dengan yang lain. Judul “Swastika Rahasyapurna” (swastika: cycle of life. Rahasyapurna: perfect enigma) diharapkan apresiator dapat memaknai karya menjadi lebih mendalam, bukan hanya tentang dorongan bermain, namun juga mengajak apresiator untuk saling merenungi permainan terbesar, yaitu enigma kehidupan/puzzle of life.
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 3
Karma Rahasyapurna
Gambar IV.2. “Karma Rahasyapurna”, Konstelasi, 200 cm x 800 cm, Cat minyak diatas Kanvas Sumber :Dokumentasi Penulis
Karya kedua berjudul “Karma Rahasyapurna”, merupakan konstelasi berbentuk persegi panjang berukuran 200 x 800 cm, terdiri dari 138 lukisan berukuran 25 x 25 cm, dengan margin antar kanvas 10 cm dan memiliki berbagai macam objek lukisan yang tidak identik antara satu dengan yang lain. Judul “Karma Rahasyapurna” (karma: rule of the universe: cause and effect. Rahasyapurna: perfect enigma) diharapkan apresiator dapat memaknai karya menjadi lebih mendalam, bukan hanya tentang dorongan bermain, namun juga mengajak apresiator untuk saling merenungi hukum permainan terbesar, yaitu hukum alam semesta (aksi-reaksi).
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 4
3.
Penutup Kesimpulan
/
Tanpa dorongan bermain maka tidak akan ada kreativitas. Dorongan bermain telah menjadi unsur penting dalam proses belajar manusia. Lewat dorongan bermain kreativitas dapat berkembang, menghasilkan kreasi-kreasi baru yang memperkaya kebudayaan manusia. Bermain tidak dapat dipisahkan dari seni. Dorongan bermain menjadi dasar dalam proses kreasi karya seni.
Untuk menegaskan posisi penting dorongan bermain dalam proses karya seni, maka penulis menempatkan pola pikirnya bahwa prosesi kreasi karya seni adalah sebuah proses bermain agar proses lompatan kreativitas berupa imajinasi, intuisi dan eksplorasi-eksplorasi estetik memiliki keleluasaan untuk muncul dan berkembang. Penegasan ini juga muncul lewat bentuk konstelasi lukisan penulis yang diambil dari bentuk dan pengertian-pengertian permainan puzzle.
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 5
Ucapan Kasih
Terima
Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam Tugas Akhir Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Bapak Oco Santoso, M.Sn. .
Daftar Pustaka Buku dan e-book -
Tabrani, Primadi. Kreativitas Humanitas. Bandung: Jalasutra,2006.
-
Huizinga, Johan. Homo Ludens. London: Rouledge, 1949.
-
Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009.
-
Munandar, Utami. Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah, petunjuk bagi para guru dan orang tua. Jakarta: Gramedia, 1985.
Website -
Royal Art Lodge. Diakses pada 19 Juni Pukul 20.30 WIB Http://royalartlodge.com
-
Royal Art Lodge: Ask The Dust. Diakses pada 19 Juni pukul 20.30 WIB http://vleeshal.nl/en/
-
Ik-Joong Kang. Diakses pada 19 Juni pukul 21.00 WIB http://www.ikjoongkang.com
-
Puzzle. Diakses pada 19 Juni pukul 23.00 WIB En.wikipedia.org/puzzle
-
KBBI: pengertian konstelasi. Diakses pada 20 JuniPukul 01.00 WIB http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=konstelasi&varbidang=all&vardialek=all&varragam=all&varke las=all&submit=tabel
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 6