Studi Literatur dan Prospek Penelitian Beton Porus Sebagai Material Struktur dan Bahan Bangunan Ridho Bayuaji Program Studi Diploma Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya E-mail :
[email protected]
Abstrak—Beton porus adalah beton yang tidak mengandung agregat kasar (AK) yang pada awalnya hanya diharapkan berfungsi sebagai volume pengisi dan bahan isolasi. Ada minat baru yang terus berkembang untuk memanfaatkan berat volumenya yang bisa dirancang dengan variatif, lebih ringan dari beton normal dan berpotensi memanfaatan limbah dalam skala besar seperti contoh fly ash, abu sekam padi. Fokus makalah ini mengklarifikasi literatur tentang upaya pemanfaatan beton porus sebagai material konstruksi baik dari material penyusunnya, proporsi campuran, metode produksi dan komposit dengan material lain. Kata kunci: Beton Porus, Densitas, Kuat Tekan, Porositas, Beton Ringan, Struktural.
I.
PENDAHULUAN
Di masa kini dan mendatang, fokus penelitian bahan bangunan di seluruh dunia adalah mencari bahan bangunan yang ringan, tahan lama, mudah digunakan, ekonomi dan sekaligus lebih ramah lingkungan [ 1 ]. Penggunaan beton dengan berat volume yang lebih ringan dari beton normal akan memberikan keuntungan yang signifikan antara lain: mereduksi beban gempa dan pondasi, mengurangi luas penampang struktur, mengurangi jumlah penyangga begisting sewaktu proses pengecoran, mengurangi dampak lingkungan di sekitar proyek. Berat volume beton dapat dikurangi dengan prinsip mengganti material bahan berbutir dengan rongga udara atau material pengisi yang lebih ringan. Tiga kategori beton ringan adalah beton aggregat ringan, beton non pasir dan BP (BP) [2]. A. Definisi, Karakteristik dan Riwayat Beton Porus Ciri utama BP mempunyai komposisi spesifik tidak mengandung aggregate kasar, melainkan tersusun dengan aggregate halus, semen, air dan busa udara. Busa udara yang stabil [ 3 ] dibentuk dari sejenis surfaktan berbusa yang berfungsi menyusun struktur pori yang homogen di dalam campuran dasar mortar. Jumlah volume udara yang terbentuk minimal 20% dari volume total beton. Material pengikat BP mempunyai karakter semen, seperti contoh: semen portland, semensilika, semen pozzolan dan kapur pozzolan [4]. ACIcommittee 523 [ 5 ] menetapkan bahwa aggregate alternatif dapat ditambahkan seperti contoh aggregate ringan buatan yaitu expanded clay, shale, slate, sintered fly ash, perlite, dan vermiculite. Begitu juga dengan aggregate ringan buatan yaitu as pumice, scoria, atau tuff. Oleh karena ada pengaruh jumlah volume udara di dalam BP maka penentuan spesifikasi BP tidak sama dengan beton normal, spesifikasi berat volume menjadi tinjauan tambahan selain kuat tekan. Pada BP,
pengurangan kuat tekan berbanding terbalik eksponensial [ 6 ] dengan penambahan jumlah volume udara pada komposisi campuran. JA Erikson telah mendapatkan penghargaan paten atas penelitian BP pada tahun 1923 [ 7 ]. Tinjauan pertama pada BP disajikan oleh Valore [8,9] pada tahun 1954, uraian laporan yang terdiri proporsi campuran penyusun BP diluar metode proses produksi gelembung. Jones dan McCarthy [10] telah melaporkan sejarah BP, material penyusun yang digunakan, sifat-sifatnya, dan aplikasi nya. B. Keuntungan dan Aplikasi Beton Porus Beberapa keuntungan pemanfaatan BP, yaitu: (i) Memberikan kontribusi dalam bidang teknologi beton, dimana BP mempunyai variasi berat volume antara 400 to 1800 kg/m3 yang bermanfaat dalam desain beban sendiri terhadap perhitungan suatu elemen struktur, contohnya sebagai dinding partisi, insulasi dan leveling; (ii) Berkontribusi dalam proses pelaksanaan, BP segar mempunyai kelecakan yang baik sehingga mudah mengalir, pemadatan dan membangun level dengan sendirinya; (iii) Mampu mengisi antar tulangan tanpa menggunakan peralatan pemadat beton segar sehingga mengurangi kebisingan selama pelaksanaan; (iv) Bahan material yang terbuat dari BP akan mengurangi beban transportasi dan jumlah operator selama proses mobilisasi; (v) Menyerap panas yang baik dan material tahan api karena jumlah rongga di beton; (vi) Peredam benturan dan beban kejut yang baik. Selain itu, beberapa manfaat ekonomi dari BP sebagai struktur beton ringan, yaitu: (i) Maksimum berat volume struktur beton ringan sebesar dua per tiga dari beton normal. Ini akan mengurangi berat sendiri dari struktur dan konsekuensinya mempengaruhi beban lebih kecil terhadap bagian dari struktur; (ii) Umumnya aplikasi beton struktur ringan dilakukan redecking jembatan, beban mati diupayakan sekecil mungkin dilaksanakan karena kemampuan daya dukung pondasi yang tetap; (iii) Secara subtansial penghematan biaya dapat direalisasikan ketika beban mati menjadi lebih ringan akan menyebabkan dimensi elemen struktur lebih berkurang dan jumlah besi penulangan terkurangi. BP berhasil diaplikasikan di berbagai bangunan prasana di seluruh pelosok dunia seperti tercantum di tabel 1.
F-7 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
Tabel 1: Aplikasi Beton Porus Nama Proyek Konstruksi
Lokasi
U.S. Army Engineer Waterways Experiment Station [11] Void filling in Heathrow railway tunnel [10] Void filling in Coombe down mines [10,12] Void filling in Harbour [10] Smart Tunnel [13] Kingstone Bridge widening and strengthening [12] Road construction, Canary Wharf [10] Road base [10] Road base in Logan International Airport [10] Arches Housing application [10]
Vicksburg, Miss. UK UK Netherlands Kuala Lumpur UK London Boston, Holland, Washington DC, South Dakota Boston South Africa
II. PRINSIP DASAR DAN PENDEKATAN KEMUNGKINAN BETON PORUS SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Pada awalnya, meninjau keterbatasan pengetahuan tentang bahan komposisi dan peralatan material, maka BP hanya diaplikasikan sebagai material non-struktur. Tiga dekade terakhir, perkembangan fase pengetahuan BP menunjukkan kemajuan yang berarti. Ini merubah pendekatan konsep, metode konstruksi dan membuka keuntungan baru dalam desain untuk menjadikan BP berperan dalam material struktur. ASTM-C330 [ 14 ] mencantumkan kriteria beton ringan untuk struktur yang mempunyai nilai secara berurutan kuat tekan dan berat volume adalah 17 N/mm2 dan 1680 kg/m3. Sebagai tambahan, ACI 213R-87 [15] memberi klasifikasi beton ringan untuk struktur mempunyai berat volume antara 1350 and 1900 kg/m3 dan mempunyai kuat tekan minimum 17 N/mm2.Potensi BP dalam aplikasi elemen struktur telah diteliti oleh Jones [16]and Kearsley [17]. Beberapa data penelitian pemanfaatan BP dalam bidang struktur disebutkan pada tabel 2. Tabel 2: Studi peluang struktural Item Bahan Subtitusi sementitius Densitas
Perawatan
Kuat tekan
F-8
BP sebagai material
Kearsley
Jones
fly ash/semen dari1-4
fly ash/cement of 0.3-1
Densitas segar: 7001500 kg/m3, hubungan densitas kering dan segar adalah: γkering = 0.868γ basah-55.07 Sampel dilindungi plastik setelah dibuka mouldnya dan dijaga pada suhu ruang 22oC
Densitas segar:14001800 kg/m3
2-25 Mpa
Sampel dilindungi plastik setelah dibuka mouldnya dan dijaga pada suhu ruang 22oC 8-42 MPa
III. ASPEK BAHAN DAN DESAIN KOMPOSISI BETON PORUS A. Aspek Bahan BP tersusun dari bahan utama yaitu mortar dan busa udara sebagai komponen pembentuk rongga di dalam beton tanpa agregat kasar [ 18 ] yang mempunyai komposisi minimal 20%. Komponen bahan pembentuk inilah yang membedakan BP dengan beton normal yang mengandung air entranced yang tinggi. Untuk mendesain campuran BP perlu memperhatikan semua aspek bahan yang menyusunnya, berikut ini dirangkum semua aspek bahan penyusun BP. Semen sebagai bahan pengikat yang bersifat hidratasi. Berbagai macam tipe semen telah digunakan pada penelitian BP, semen portland (SP) normal paling banyak dimanfaatkan dalam BP, SP kekuatan awal tinggi dengan kandungan Alumunium tinggi [6] digunaksn untuk mengurangi waktu setting dan menaikkan kekuatan awal pada BP. ASTM [19,20,21] telah memberikan spesifikasi persyaratan fisik properti dari berbagai tipe SP sebagai bahan pengikat yang sempurna pada BP. Agregat halus, sebagai bahan pengisi BP seyogianya diayak lebih kecil dari 2,36 mm untuk membantu menaikkan karakteristik konsistensi dan stabilitas BP. [16] Studi dari Nambiar [22]menunjukkan bahwa dengan memperkecil ukuran partikel pasir akan menaikkan kekuatan BP. Rasio air-semen adalah proporsi campuran BP yang mempengaruhi kekuatan dan kelecakan BP.. Penelitian Nambiar [ 23 ] menunjukkan rasio air-partikel padat sangat dominan mempengaruhi properti BP segar. Rasio air-partikel (a/p) padat yang rendah pada campuran mortar akan mengakibatkan banyak kegagalan busa udara tercampur dengan mortar. Begitupula sebaliknya jika a/p yang tinggi maka air pada campuran mortar akan menyebabkan segregation [22] dan kelebihan air menaikkan kejenuhan tegangan selaput busa udara sehingga menjadi tipis dan mudah meletus. Busa udara yang stabil dibentuk oleh berbagai macam jenis surfaktan berbusa, baik alami maupun sintetis, telah dipakai oleh beberapa peneliti yaitu Valore [1], Laukaitis et al [24], Park et al [25]. Berbagai macam jenis produk surfaktan berbusa telah diteliti secara mendasar agar bisa teraplikasi di dalam BP yaitu Neopar [26,27], Mearlcrete [ 28 ], Elastizell [29 ,30 ], and Foamtech [ 31 , 32 , 33 ]. Proses memproduksi busa udara di dalam BP ada dua metode, terpisah dan tercampur langsung [ 34 ]. Busa udara harus pekat dan stabil sehingga tidak mudah meletus menghadapi tekanan adukan mortar sampai mengalami waktu pengerasan awal dan mampu membangun struktur berongga di dalam mortar [ 35 ]. Konsentrasi surfaktan pembentuk busa udara adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kepekatan dan kestabilan busa seperti diterangkan oleh beberapa peneliti sebelumnya [36, 37, 38]. Untuk membuat BP yang lecak, superplasticizers (SP) juga digunakan [10] tetapi penggunaannya di dalam BP dapat menyebabkan ketidakstabilan busa udara [39]. Di sisi lain, penggabungan SP akan mempengaruhi proses hidrasi semen di dalam mortar, terutama kecepatan hidrasi [40]. ISBN : 978-979-18342-3-0
B. Desain Komposisi Beton Porus Hingga saat ini, belum ada metode standar untuk merancang campuran bahan penyusun BP. Perancangan proporsi penyusun BP dimulai dari penentuan densitas basah, rasio pasir-semen, rasio air-semen, data berat volume relatif masing-masing bahan, massa bahan dan volume busa udara yang harus ditambahkan untuk mendapatkan kepadatan yang diperlukan. Beberapa studi [5,32] telah dipelajari untuk mencapai desain campuran FC ringan. Kumpulan beberapa penelitian tentang desain campuran BP tercantum di Tabel 3.
Tabel 3: Konsep Perhitungan Campuran BP Kuat Tekan 2 (N/mm )
Densitas 3 (kg/m )
Peneliti
Konsep
McCorm ick [28]
volume partikel padat
0.1-26.82
ACIcommittee523 [5]
Densitas
1.8-24.7
Kearsley &Mostert [41]
Densitas dan volume
4-15 (7 days)
600-1100 (densitas kering)
Nambiar&Ra mamurthy [42]
Rasio material pengisisemen mengguna kananalisa respond surface Densitas dan volume dengan metode Taguchi
1-18
550-1500 (densitas kering)
Bayuaji [43]
5.5-28.1
960-1922 (densitas basah)
halus-semen; w/s = rasio air-sand; Vf = volume busa udara (liter); RDf =Densitas relatif busa udara; RDc = Densitas relative semen; RDp = Densitas relatif pozzolan; RDs = Densitas relative agregat halus Selain itu, ASTM C 796-97 [4] juga memberikan suatu teknik perhitungan volume busa udara yang diperlukan untuk membuat BP. IV. PROPERTI BETON PORUS A. Properti BP segar Propertis BP segar tidak menjadi perhatian utama, tetapi kekuatan BP dari proporsi campuran yang diberikan sangat serius dipengaruhi oleh tingkat kelecakannya. BP tidak memerlukan upaya pemadatan atau getaran karena memiliki kemampuan mengalir dan self-compactibility. Ada beberapa studi untuk menyelidiki sifat-sifat BP segar berbusa beton (Tabel 4). Klasifikasi beton berbusa berdasarkan tes penyebaran BP segar ditunjukkan dalam Tabel 5 Tabel 4 Hasil Investigasi Properti BP
800-1920 (densitas basah)
1239-1604 (densitas kering)
Peneliti
Jenis Tes
Hasil
Nambiar&Ramamurthy [23]
Waktu mengalir, menggunakan tes marsh cone dan flow cone Pengulangan Densitas segar
45% dari penyebaran BP segar menunjukkan stabilitas dan konsistensi yang baik BP segar yang baik ditunjukkan dari Nilai coefficient of variance sama dengan atau lebih kecil dari 10%. Campuran yang baik jika diamerer yang terbentuk antara 220 s.d. 250 mm
Jones &McCarthy [16]
Kearsley &Mostert [41]
Jones at all [45]
Ada dua persamaan yang diusulkan oleh Kearsley dan Mostert dalam penelitiannya [41], ditulis secara jelas sebagai berikut:
ρm = C + C(w/c) + C(p/c) + C(s/c) + C(p/c)(w/p) + C(s/c)(w/s) + RDf Vf
C C(p/c) C(s/c) 1000 = + C(w/c) + + + Vf RDc RD p RDs
Penyebaran BP segar yang baik di sekitar nilai 200 mm
Tabel 5: Klasifikasi BP berdasar prosentase penyebaran [23] Kelas
Nilai Penyebaran (%)
Diskripsi
VL
0-20
Very Low
L
20-40
Low
M
40-60
Medium
H
60-80
High
VH
80-120
Very High
(1)
(2)
Kebutuhan air campuran menggunakan ASTM tes flow table [44] Tes penyebaran
Dimana : ρm = densitas basah yang direncanakan (kg/m3);C = kandungan semen (kg/m3) ; w/c = rasio airsemen; p/c = rasio pozzolan-semen; s/c = rasio agregat F-9 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
B. Properti Densitas Properti BP diartikulasikan dalam hal densitas kering, hubungan yang diusulkan dari berbagai literatur antara densitas kering dan segar yang dirangkum dalam Tabel 6.
Table 6 Model pendekatan penentuan densitas BP [3] Sumber ASTM C 796-97 [ 4] ACI [ 5] Kearsley [17]
Persamaan Densitas kering = (Wc +0.2Wc)/Vtotal Densitas kering = 1.2 C + A γkering = 0.868γbasah– 55.07
Keterangan Wc = berat semen; V total = volume keseluruhan C = berat semen; A = agregat, satuan dalam kg/m3 γkering = densitas kering; γbasah = densitas basah
dibandingkan dengan hanya menggunakan semen. Ketika semen digantikan dengan silika fume [7], kekuatan yang lebih tinggi tekan diperoleh dalam jangka panjang, karena reaksi material pozolan. Tingkat kehalusan pasir mempengaruhi kekuatan dan densitas, proporsi campuran dengan pasir halus menghasilkan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan campuran dengan pasir kasar. Pasir halus menyebabkan distribusi busa udara yang relatif lebih seragam dibandingkan pasir kasar [22,28] D. Porositas Hoff [ 50 ]telah mendefinisikan porositas BP pasta adalah volume rongga total yang terdiri dari rongga udara dan air yang teruapkan. Gambar 2. Menunjukkan model porositas BP yang diusulkan oleh Hoff. Model ini dapat dibangun porositas secara teori, seperti yang ditunjukkan dalam persamaan 3.
n = 1-
dc(1+0.20ρ c ) (1 + k) ρ cγ w
(3)
C. Kuat Tekan Gambaran kekuatan tekan BP dengan komposisi campuran berbagai kepadatan seperti yang dilaporkan dalam pekerjaan sebelumnya adalah tercantum di Tabel 7. Studi Kearsley dan Mostert itu [ 46 ] menunjukkan bahwa kekuatan tekan mengurangi secara eksponensial dengan penurunan kepadatan BP (Gambar 1).
Gambar 2:Model BP oleh Hoff [50] Dimana: n = porositas secara teori ; dc =Densitas BP; ρc = spesifik gravitasi semen; γw = berat unit air; k = rasio air-semen (dalam berat); VT = Volume of total; Va = Volume udara; Ve = Volume air teruapkan; Vnw = Volume air yang tereaksi; Vc = Volume semen; Vv = Volume udara; Vs = Volume partikel padat Gambar 1: Fungsi kuat tekan terhadap densitas pad BP [46] Investigasi yang dilakukan oleh Hamidah dkk. [47] menyimpulkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi BP, perawatan BP di dalam air memberikan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan perawatan di udara, semakin besar rasio pasir-semen menghasilkan kuat tekan BP semakin rendah; semakin tinggi kandungan semen akan meningkatkan kuat tekan BP. Untuk densitas yang lebih tinggi dari 1000 kg/m3, jumlah rongga udara di dalam BP memiliki pengaruh yang signifikan pada kekuatan tekan BP [46], komposisi pasta menentukan kuat tekan [48]. Telah dilaporkan oleh Tam et al [49]: (i)efek air-semen rasio dan udara sangat mempengaruhi kekuatan BP dan, ii) efek gabungan harus dipertimbangkan ketika komposisi volumetrik rongga udara mendekati rongga air. Studi mensubtitusi semen dengan fly ash [6] dan abu sekam padi [43] menunjukkan bahwa BP dengan kandungan abu pozolan memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai kekuatan maksimum F-10
Sebuah studi eksperimental menggunakan peralatan Saturasi Vacuum oleh Kearsley danWainwright [33] untuk menyelidiki porositas BP. Hasil menunjukkan suatu model dengan persamaan 4 [ 51 ] menghasilkan hubungan porositas dan densitas kering (Gambar 3) dan korelasi kuat tekan dan porositas (Gambar 4).
P=
WSA -Wd x 100 WSA -WSW
(4)
Dimana: P = Total porositas (%); WSA= Berat benda uji dengan kondisi saturasi kering permukaan di udara (g); WSW = Berat benda uji dengan kondisi saturasi kering permukaan di air (g); Wd = Berat benda uji kering oven (g)
ISBN : 978-979-18342-3-0
Table 7: Rangkuman model kuat tekan BP Peneliti Hoff [50]
Gambar 3: Fungsi porositas dengan densitas kering [33]
Kearsley and Wainright [33]
Pasta dengan atau tidak menggunakan fly ash sebagai bahan subtitusi
Tam et al [49]
Mortar
Nambiar [52]
Mortar dengan pasir dan FA sebagai agregat halus Mortar
Gambar 4: Fungsi porositas dengan kuat tekan [33] Nambiar [ 52 ] telah memodifikasi model Hoff dengan menambahkan komposisi campuran BP yaitu pasir sebagai pegisi dan fly ash sebagai bahan pozzolan. Teori porositas yang diusulkan disajikan dalam persamaan 5 sebagai berikut:
n = 1-
d c (1+0.20ρ c + Sv ) (1 + k)(1 + Sw )ρc γ w
(5)
Dimana: P = Total porositas (%); WSA= Berat benda uji dengan kondisi saturasi kering permukaan di udara (g); WSW = Berat benda uji dengan kondisi saturasi kering permukaan di air (g); Wd = Berat benda uji kering oven (g) Where; n = porositas dalam teori; dc = densitas BP; ρc = spesifik gravitasi semen; γw = berat unit air; k= rasio air-semen (dalam berat); Sv = rasio pengisi-semen (dalam volume) ; Sw = rasio pengisi dan semen (dalam berat). V.
Nehdi [11]
Model kuat tekan Berbasis dari model Balshin, fungsi tunggal antara kekuatan dan porositas yang diperoleh penggabungan air yang teruapkan dan rongga udara Berbasis dari model Hoff, model Hoff efektif untuk memprediksi kuat tekan BP yang menggunakan: FA sebagai bahan subtitusi, densitas pada umur yang berbeda Berbasis pada model Feret’s dan persamaan Power. Model Feret’s sangat bagus untuk memprediksi kuat tekan BP dengan memperhatikan derajad proses hidrasi dengan pendekatan model power yaitu gel-space ratio Berbasis pada model power, gel-space ratio
Berdasar pada model jaringan saraf tiruan
A. Model kekuatan-Porositas Seperti telah dibahas bahwa porositas memiliki dampak yang cukup besar pada kekuatab tekon BP. Model Balshin diadopsi untuk mempromosikan model hubungan kekuatan dengan porositas BP yang dapat dinyatakan dalam persamaan 6. σy = σ0 (1-n)b
(6)
Dimana ; σy = kuat tekan suatu bahan yang terkandung porositas; σ0 = kuat tekan suatu bahan dengan tidak mengandung porositas; n = nilai porositas; b = nilai suatu variable yang mendekati angka tiga (3) Gabungan porositas secara teori dari persamaan 5 dan 6 dapat ditulis sebagai berikut:
dc(1 + 0.20 ρc + Sv ) σ y = σ0 (1 + k )(1 + S w ) ρcγ w
PREDIKSI MODEL KUAT TEKAN BETON PORUS
Kuat tekan BP secara signifikan dipengaruhi oleh karakteristik struktur rongga, oleh karena itu volume rongga harus diketahui penyusunnya yaitu pori-pori kapiler, pori-pori gel dan udara yang sengaja dimasukkan di dalam BP. Struktur dan volume rongga udara di dalam BP secara signifikan mempengaruhi kuat tekan BP [52,53]. Temuan ini diringkas dalam tabel 7.Ini dengan dari semua rongga
Bahan penyusun Pasta
b
(7)
Tam et al [49] telah menetapkan bahwa derajad hidrasi bervariasi dari 0,18 s.d 0,23. Untuk tujuan mempermudah perhitungan maka derajad hidrasi digunakan 0,2. Nilai ini digunakan dan menghasilkan hasil yang baik dari beberapa penelitian yang dilakukan Hoff [50], Kearsley and Wainwright [32,33] dan Nambiar ‘s model [52] B. Gel Space Ratio Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kekuatan BP adalah proses hidrasi semen dan pengaruh propertis kimia dan fisika [2]. Oleh sebab itu, korelasi kekuatan sangat dipengaruhi oleh prosentase produk partikel padat yang terbangun selama proses hidrasi. Rasio gel-ruang F-11
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
didefinisikan rasio produk padat hidrasi terhadap volume semen terhidrasi dan pori-porikapiler. Produk dari hidrasi 1 ml semen akan diasumsikan untuk menempati 2,06 ml, tidak semua bahan terhidrasi disebut gel. Volume gel 2,06 α Vc, pada kasus semenpasir campuran pozzolan, volume produk yang dibentuk oleh reaksi material pozzolan tidak akan diperhitungkan. Rongga adalah total volume yang dikurangi volume partikel padatan (pengisi) dan volume semen yang unhydrated.
space = 1- Vfl -Vc (1-α ) Gel-space ratio =
2.06α Vc [1-Vf l -Vc (1-α )]
DAFTAR PUSTAKA [1]
[2] [3]
[4] (V-1) (V-2)
Dimana; Vc = Volume semen; Vfl = volume pengisi (per m3) BP; α = Derajad hidrasi yang diasumsikan 0.80. VI. EKSPLORASI BETON PORUS SEBAGAI MATERIAL STRUKTURAL Penelitian pemanfaatan potensi properti BP sebagai kinerja material struktural terus dilakukan sampai saat ini walau tetap harus memperhatikan batasan BP dikategorikan material beton ringan. Azree [54],meneliti BP yang brittle sebagai bahan komposit dengan menggabungkannya dengan steel sheet yang menghasilkan material komposit pada system dinding untuk konstruksi gedung bertingkat rendah. Prinya Chindaprasirt [55], membuat solusi shrinkage pada BP dengan menambahkan glycol dan fly ash pada campuran BP. Jumaat [ 56 ], membangun penelitian geser pada balok BP yang merekomendasikan bahwa kekuatan geser BP menunjukkan lebih besar 10% dibandingkan beton normal dengan mutu yang sama. Pan [7], BP dengan kuat tekan 44 Mpa dapat dibuat dengan cara membuat desain proporsi campuran yang baik dan mineral tambahan yang mendukung sempurnanya proses hidrasi pada BP.
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12] VII. KESIMPULAN BP adalah material inovasi yang berpeluang untuk dimanfaatkan seluas-luasnya dengan memperhatikan kelebihannya sebagai beton ringan dengan mempunyai variasi densitas. Penguasaan aspek bahan dan desain komposisi penyusun BP akan memberikan suatu terobosan membangun properti BP yang lebih sempurna dari penelitian yang terdahulu. Kinerja BP sebagai material yang berfungsi struktural masih menarik untuk diteliti walau bertentangan dengan karakternya yang porus, tidak awet karena memang banyak rongga di dalamnya. Ini memberikan peluang yang luas terhadap penelitian menggabungkan material BP dengan bahan yang kuat dan awet sebagai bahan komposit, inovasi material struktur yang menarik. Prediksi ke depan material struktur memerlukan material yang kuat, ringan, ekonomis, berkelanjutan dan berwawasan ligkungan.
F-12
[13]
[14]
[15] [16]
[17]
Tarun R. Naik, 2005, Environmental-Friendly Durable Concrete Made with Recycled Materials for Sustainable, Report No. CBU-2005-08 Toronto, Canada. Neville, A.M., 2006, Properties of Concrete (4th edn). Longman, London. Ramamurthy, K., E.K.K. Nambiar, and G.I.S. Ranjani, 2009, A Classification of Studies on Properties of Foam Concrete. Cement & Concrete Composites, Volume 31( Issue 6): p. 388-3. ASTM-C796-97, 1997, Standard Test Method for Foaming Agents for use in producing cellular concrete using Preformed Foam. 1997. ACIcommittee523, 1975, Guide for cellular concretes above 50 pcf, and for aggregate concretes above 50 pcf with compressive strengths less than 2500 psi, ACI Journal, 72: p. 50-66 Kearsley, E.P. and P.J. Wainwright, The effect of high fly ash content on the compressive strength of foamed concrete. Cement and Concrete Research, 2001. 31(1): p. 105-112. Pan, Z., F. Hiromi, and T. Wee, 2007, Preparation of high performance foamed concrete from cement, sand and mineral admixtures. Journal Wuhan University of Technology, Materials Science Edition, 22(2): p. 295-298. Valore, R.C., 1954, Cellular concrete Part 1 Composition and methods of production. ACI Journal, 50(773-96.) Valore, R.C., 1954, Cellular concrete Part 2 Physical properties. . ACI Journal 1954, 1954. 50 p. 817-36. Jones, M.R. and A. McCarthy, 2005, Behaviour and assessment of foamed concrete for construction applications. in Proceedings of the International Conference on the Use of Foamed Concrete in Construction. M. Nehdi, Y. Djebbar, and A. Khan, "Neural Network Model for preformed foam cellular concrete,". ACI Material Journal, vol. 98, pp. 40209, 2001. Aldridege, D. Introduction To Foamed Concrete: What, Why, How? in Use of Foamed Concrete in Construction. 2005. University of Dundee: Thomas Telford. Lee, Y.L. and Y.T. Hung, Exploitation of Solid wastes in Foamed Concrete Challenges A Head, in Use Foamed Concrete in Construction, R.K. Dhir, Editor. 2005, Thomas Telford: Scotland UK. p. 1527. ASTM-C330-69, 2001, Specification for lightweight aggregates for structural concrete. 2001.[ ACI-213R-87, 1987, Guide for Structural Lightweight Concrete. Jones, M.R. and A. McCarthy, Preliminary views on the potential of foamed concrete as a structural material. Magazine of Concrete Research, 2005. 57(1): p. 21-31. Kearsley, E.P., Just foamed concrete – an overview. , in Specialist Techniques and Materials ISBN : 978-979-18342-3-0
[18]
[19]
[20]
[21]
[22]
[23]
[24]
[25]
[26]
[27]
[28]
[29] [30]
[31]
[32]
[33]
for Construction, H.N. In: Dhir RK, editors., Editor. 1999, Thomas Telford London. p. 227-37. Pujo Aji, Rachmad Purwono, 2010, Pengendalian Mutu Beton sesuai SNI, ACI dan ASTM, p.13, ITSPress, Surabaya. ASTM-C618, Standard specification for coal fly ash and raw or calcined natural pozzolan for use as a mineral admixture in concrete. American Society for Testing and Materials, ed. A.B.o.A. Standards. Vol. Vol.04.02. 2004, Philadelphia, USA, ASTM-C989, Standard specification for ground granulated blast-furnace slag for use in concrete and mortars. American Society for Testing and Materials, ed. Annual Book of ASTM Standards. Vol. Vol.04.02, American Society for Testing and Materials, Philadelphia, USA, 2004. 2004, Philadelphia, USA. ASTM-C1240., Standard specification for use of silica fume as mineral admixture in hydraulic cement concrete, mortar and grout”,, in Annual Book of ASTM Standards American Society for Testing and Materials. 2004: Philadelphia, USA. Nambiar, E.K.K. and K. Ramamurthy, Influence of filler type on the properties of foam concrete. Cement & Concrete Composites, 2006. 28: p. 475– 480. Nambiar, E. K. K., and K. Ramamurthy, 2008, Fresh State Characteristics of Foam Concrete: Journal of Materials In Civil Engineering, v. February 2008. Laukaitis, A., R. Zurauskas, and J. Keriene, 2005,The effect of foam polystyrene granules on cement composite properties, . Cement and Concrete Composites,; 27: : p. 41-47. Park, S.B., E.S. Yoon, and B.I. Lee, 1998, Effects of processing and materials variations on mechanical properties of lightweight composites. Cement Concrete Research. 29(2): p. 193-200. Hunaiti, Y.M., Strength of Composite Sections with Foamed And Lightweight Aggregate Concrete. Journal of materials In Civil Engineering, 1997. May 1997. Hunaiti, Y.M., Composite action of foamed and lightweight aggregate concrete. Journal of Materials in Civil Engineering, 1996. 8(3): p. 11113. McCormick, F.C., Rational proportioning of preformed foam cellular concrete. . ACI Material Journal 1967 64 p. 104-09. Richard, T.G., 1977, Low temperature behaviour of cellular concrete. ACI Journal, (74:): p. 173-78. Richard, T.G., et al., Cellular concrete- A potential loadbearing insulation for cryogenic applications. . IEEE Transactions on Magnetics 1975. 11(2): p. 500-03. Kearsley, E.P. and P.J. Wainwright, Ash content for optimum strength of foamed concrete. Cement and Concrete Research, 2002. 32(2): p. 241-246. Kearsley, E.P. and P.J. Wainwright, Porosity and permeability of foamed concrete. Cement and Concrete Research, 2001. 31(5): p. 805-812. Kearsley, E.P. and P.J. Wainwright, The effect of porosity on the strength of foamed concrete.
[34]
[35]
[36]
[37]
[38] [39]
[40]
[41]
[42]
[43]
[44] [45]
[46]
[47]
[48]
Cement and Concrete Research, 2002. 32(2): p. 233-239. Byun KJ, S.H., Park SS., 1998, Development of structural lightweight foamed concrete using polymer foam agent. , in ICPIC-98. 1998. Koudriashoff IT, 1949, Manufacture of reinforced foam concrete roof slabs. . Journal of the American Concrete Institute, 21(1): p. 37-48. Pugh, R.J., 1996, Foaming, foam films, antifoaming and defoaming. Advances in Colloid and Interface Science, 64: p. 67-72. Jalmes AS, et al., 2005, Differences between protein and surfactant foams: Microscopic properties, stability and coarsening. Colloids and Surfaces: . A Physico Chem.Eng.Aspects , 263: p. 219-225 Myers, D., Surfactant, 1998, Science and Technology, NewYork VCH Publishers. Jones, M.R. and A. McCarthy, 2006, Heat of hydration in foamed concrete: Effect of mix constituents and plastic density. Cement and Concrete Research, 36(6): p. 1032-1041. Joana Roncero, Susanna Valls, and R. Gettu, 2002, Study of the influence of superplasticizers on the hydration of cement paste using nuclear magnetic resonance and X-ray diffraction techniques. Cement and Concrete Research, 32: p. 103–108. Kearsley, E.P. and H.F. Mostert, 2005, Designing mix composition of foamed concrete with high fly ash contents. in Proceedings of the International Conference on the Use of Foamed Concrete in Construction. 2005. Nambiar, E.K.K. and K. Ramamurthy, 2006, Models relating mixture composition to the density and strength of foam concrete using response surface methodology. . Cement and Concrete Composites, 28: p. 752-60. R Bayuaji, 2010, Effects Of Microwave Incinerated Rice Husk Ash (Mirha) On Hydration And Mechanical Properties Of Foamed Concrete, PhD dissertation, Universiti Teknologi Petronas, Malaysia ASTM-C230, 2003, Standard Specification for Flow Table for Use in Tests of Hydraulic Cement. Jones MR, McCarthy MJ, and McCarthy A, 2003, Moving fly ash utilisation in concrete forward: a UK perspective. in Proceedings of the 2003 International Ash Utilization Symposium, University of Kentucky Center for Applied Energy Research. Kearsley, E.P., 1996, The use of foamed concrete for affordable development in third world countries. , in Appropriate Concrete Technology, M.M. Dhir RK, editors, Editor, E&FN: Spon, London. p. p 233-43. Hamidah MS, et al., 2005, Optimisatiom of Foamed Concrete Mix of Different Sand-Cement ratio and Curing Conditions. 2005 M. Visagie and E.P. Kearsely, "Properties of foamed concrete as influenced by air-void parameters," Concrete/Beton, vol. 101, pp. 8-14, 2002 F-13
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
[49] Tam CT, L.T., Lee SL. 1987,, Relationship between strength and volumetric composition of moist-cured cellular concrete. Magazine of Concrete Research, 39: p. 12-18. [50] Hoff, G.C.1972, Porosity-strength considerations for cellular concrete. Cement and Concrete Research, 2: p. 91-100. [51] Shafiq, N., 1999, Transport characteristics of fluids and ions in concrete performance criteria for concrete durability, in School of Civil Engineering. 1999, The University of Leeds. [52] Nambiar, E.K.K. and K. Ramamurthy, 2008, Models for strength prediction of foam concrete. Materials and Structures,. 41: p. 247-54. [53] Wee, T.H., et al., Air-void systems of foamed concrete and its effect on mechanical properties. ACI Materials Journal, 2006. 103(1): p. 45-52. [54] Md Azree Othuman Mydin,Y.C.Wang., 2011, Structural performance of light weight steelfoamed concrete–steel composite walling system under compression, Thin-Walled Structures, 49, 66–76
F-14
[55] Prinya Chindaprasirt , Ubolluk Rattanasak, 2011, Shrinkage behavior of structural foam lightweight concrete containing glycol compounds and fly ash, Materials and Design 32, 23–727 [56] S Mohd Zamin Jumaat , U. Johnson Alengaram, Hilmi Mahmud, 2009, Shear strength of oil palm shell foamed concrete beams, Materials and Design 30, 2227–2236 [57] Kearsley, E.P. and P.J. Booyens, 1998, Reinforced foamed concrete, can it be durable. . Concrete/Beton,. 91:: p. 5-9. [58] Mohd Zairul Affindy Abdul Rahman, A.M.A. Zaidi, and I.A. Rahman, 2010, Physical Behaviour of Foamed Concrete under Uni-Axial Compressive Load: Confined Compressive Test. Modern Applied Science, Vol 4, No. 2. [59] Tikalsky PJ, P.J., MacDonald W., 2004, A method for assessment of the freeze-thaw resistance of preformed foam cellular concrete. Cement and Concrete Research,. 34(5) : p. 889-9. [60] Jones, M.R. and A. McCarthy, Utilising unprocessed low-lime coal fly ash in foamed concrete. Fuel, 2005. 84(11): p. 1398-1409.
ISBN : 978-979-18342-3-0
Tabel 7. Gambaran komposisi, kuat tekan dan densitas BP
Rasio
Kuat Tekan N/mm2
Proporsi semen dalam kg/m3 atau komposisi
S/C
W/C
Mc Cormick [28]
335-446
0.79-2.8
0.35-0.57
800-1800
1.8-17.6
Tam et al. [Error! Bookmark not defined.]
390
1.58-1.73
0.6-0.8
1300-1900
1.81-16.72
Pasta
240-640 (DD)
0.9-1.72
Mortar
400-560 (DD)
12.11
1667
12.11
1000-1500
2.8-19.9
799
0.82-1.04
1239-1604 (densitas kering)
5.5-28.1
490-660
0.71-2.07
1320-1500
0.23-1.1
1000-1400
1.2
1000-1400
3.9-7.36
1400-1800
10-26
1400-1800
20-43
800-1350 (DD)
1-7
800-1350 (DD)
2-11
650-1200(DD)
4-19
Peneliti
F/C
Jangkaun densitas kg/m3
(28 days)
ACI 523 [5] Hunaiti [26]
-
3
-
Kearsley and Booyens [57]
Subtitusi semen dg Fly Ash
-
Kearsley and wainright [6]
193-577
Rahman [58]
362
1
0.6
Bayuaji [43]
Semen-pasirMIRHA
0.25-1
0.35-0.5
0.6-1.17
5-15%
Pasta 149-420
0.4-0.45
Tikalsky et al [59] Semen-pasir- fly ash
Jones and McCarthy [60]
Jones and McCarthy [16]
57-149
0.5-0.57
300
0.5
300
1.11-1.56
500
0.3
500
0.65-0.83
semen-pasir kasar Nambiar and Ramamurthy [42]
semen-pasir halus Semen-pasirfly ash
1.222.11
1.151.77
Dengan variasi rasio pengisisemen dari 1 s.d. 3 dan subtitusi pasir dengan fly ash dengan variaso 0 s.d.. 100%
S/C: rasio pasir-semen; F/C: rasio Fly ash-semen; W/C: rasio air-semen; DD: Densitas kering
F-15 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
Halaman ini sengaja dikosongkan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] [22] [23] [24] [25] [26] [27] [28] [29] [30] [31] [32] [33]
Tarun R. Naik, 2005, Environmental-Friendly Durable Concrete Made with Recycled Materials for Sustainable, Report No. CBU-2005-08 Toronto, Canada. Neville, A.M., 2006, Properties of Concrete (4th edn). Longman, London. Ramamurthy, K., E.K.K. Nambiar, and G.I.S. Ranjani, 2009, A Classification of Studies on Properties of Foam Concrete. Cement & Concrete Composites, Volume 31( Issue 6): p. 388-3. ASTM-C796-97, 1997, Standard Test Method for Foaming Agents for use in producing cellular concrete using Preformed Foam. 1997. ACIcommittee523, 1975, Guide for cellular concretes above 50 pcf, and for aggregate concretes above 50 pcf with compressive strengths less than 2500 psi, ACI Journal, 72: p. 50-66 Kearsley, E.P. and P.J. Wainwright, The effect of high fly ash content on the compressive strength of foamed concrete. Cement and Concrete Research, 2001. 31(1): p. 105-112. Pan, Z., F. Hiromi, and T. Wee, 2007, Preparation of high performance foamed concrete from cement, sand and mineral admixtures. Journal Wuhan University of Technology, Materials Science Edition, 22(2): p. 295-298. Valore, R.C., 1954, Cellular concrete Part 1 Composition and methods of production. ACI Journal, 50(773-96.) Valore, R.C., 1954, Cellular concrete Part 2 Physical properties. . ACI Journal 1954, 1954. 50 p. 817-36. Jones, M.R. and A. McCarthy, 2005, Behaviour and assessment of foamed concrete for construction applications. in Proceedings of the International Conference on the Use of Foamed Concrete in Construction. M. Nehdi, Y. Djebbar, and A. Khan, "Neural Network Model for preformed foam cellular concrete,". ACI Material Journal, vol. 98, pp. 402-09, 2001. Aldridege, D. Introduction To Foamed Concrete: What, Why, How? in Use of Foamed Concrete in Construction. 2005. University of Dundee: Thomas Telford. Lee, Y.L. and Y.T. Hung, Exploitation of Solid wastes in Foamed Concrete Challenges A Head, in Use Foamed Concrete in Construction, R.K. Dhir, Editor. 2005, Thomas Telford: Scotland UK. p. 15-27. ASTM-C330-69, 2001, Specification for lightweight aggregates for structural concrete. 2001.[ ACI-213R-87, 1987, Guide for Structural Lightweight Concrete. Jones, M.R. and A. McCarthy, Preliminary views on the potential of foamed concrete as a structural material. Magazine of Concrete Research, 2005. 57(1): p. 21-31. Kearsley, E.P., Just foamed concrete – an overview. , in Specialist Techniques and Materials for Construction, H.N. In: Dhir RK, editors., Editor. 1999, Thomas Telford London. p. 227-37. Pujo Aji, Rachmad Purwono, 2010, Pengendalian Mutu Beton sesuai SNI, ACI dan ASTM, p.13, ITSPress, Surabaya. ASTM-C618, Standard specification for coal fly ash and raw or calcined natural pozzolan for use as a mineral admixture in concrete. American Society for Testing and Materials, ed. A.B.o.A. Standards. Vol. Vol.04.02. 2004, Philadelphia, USA, ASTM-C989, Standard specification for ground granulated blast-furnace slag for use in concrete and mortars. American Society for Testing and Materials, ed. Annual Book of ASTM Standards. Vol. Vol.04.02, American Society for Testing and Materials, Philadelphia, USA, 2004. 2004, Philadelphia, USA. ASTM-C1240., Standard specification for use of silica fume as mineral admixture in hydraulic cement concrete, mortar and grout”,, in Annual Book of ASTM Standards American Society for Testing and Materials. 2004: Philadelphia, USA. Nambiar, E.K.K. and K. Ramamurthy, Influence of filler type on the properties of foam concrete. Cement & Concrete Composites, 2006. 28: p. 475–480. Nambiar, E. K. K., and K. Ramamurthy, 2008, Fresh State Characteristics of Foam Concrete: Journal of Materials In Civil Engineering, v. February 2008. Laukaitis, A., R. Zurauskas, and J. Keriene, 2005,The effect of foam polystyrene granules on cement composite properties, . Cement and Concrete Composites,; 27: : p. 41-47. Park, S.B., E.S. Yoon, and B.I. Lee, 1998, Effects of processing and materials variations on mechanical properties of lightweight composites. Cement Concrete Research. 29(2): p. 193-200. Hunaiti, Y.M., Strength of Composite Sections with Foamed And Lightweight Aggregate Concrete. Journal of materials In Civil Engineering, 1997. May 1997. Hunaiti, Y.M., Composite action of foamed and lightweight aggregate concrete. Journal of Materials in Civil Engineering, 1996. 8(3): p. 111-13. McCormick, F.C., Rational proportioning of preformed foam cellular concrete. . ACI Material Journal 1967 64 p. 104-09. Richard, T.G., 1977, Low temperature behaviour of cellular concrete. ACI Journal, (74:): p. 173-78. Richard, T.G., et al., Cellular concrete- A potential loadbearing insulation for cryogenic applications. . IEEE Transactions on Magnetics 1975. 11(2): p. 500-03. Kearsley, E.P. and P.J. Wainwright, Ash content for optimum strength of foamed concrete. Cement and Concrete Research, 2002. 32(2): p. 241-246. Kearsley, E.P. and P.J. Wainwright, Porosity and permeability of foamed concrete. Cement and Concrete Research, 2001. 31(5): p. 805-812. Kearsley, E.P. and P.J. Wainwright, The effect of porosity on the strength of foamed concrete. Cement and Concrete Research, 2002. 32(2): p. 233-239.
[34] [35] [36] [37]
Byun KJ, S.H., Park SS., 1998, Development of structural lightweight foamed concrete using polymer foam agent. , in ICPIC-98. 1998. Koudriashoff IT, 1949, Manufacture of reinforced foam concrete roof slabs. . Journal of the American Concrete Institute, 21(1): p. 37-48. Pugh, R.J., 1996, Foaming, foam films, antifoaming and defoaming. Advances in Colloid and Interface Science, 64: p. 67-72. Jalmes AS, et al., 2005, Differences between protein and surfactant foams: Microscopic properties, stability and coarsening. Colloids and Surfaces: . A Physico Chem.Eng.Aspects , 263: p. 219-225 [38] Myers, D., Surfactant, 1998, Science and Technology, NewYork VCH Publishers. [39] Jones, M.R. and A. McCarthy, 2006, Heat of hydration in foamed concrete: Effect of mix constituents and plastic density. Cement and Concrete Research, 36(6): p. 1032-1041. [40] Joana Roncero, Susanna Valls, and R. Gettu, 2002, Study of the influence of superplasticizers on the hydration of cement paste using nuclear magnetic resonance and X-ray diffraction techniques. Cement and Concrete Research, 32: p. 103–108. 41 Kearsley, E.P. and H.F. Mostert. Designing mix composition of foamed concrete with high fly ash contents. in Proceedings of the International Conference on the Use of Foamed Concrete in Construction. 2005. 42 Nambiar, E.K.K. and K. Ramamurthy, Models relating mixture composition to the density and strength of foam concrete using response surface methodology. . Cement and Concrete Composites 2006. 28: p. 752-60. 43
R Bayuaji, 2010, Effects Of Microwave Incinerated Rice Husk Ash (Mirha) On Hydration And Mechanical Properties Of Foamed Concrete, PhD dissertation, Universiti Teknologi Petronas, Malaysia
44
ASTM-C230, Standard Specification for Flow Table for Use in Tests of Hydraulic Cement. 2003.
45
Jones MR, M. MJ, and M. A. Moving fly ash utilisation in concrete forward: a UK perspective. in Proceedings of the 2003 International Ash Utilization Symposium. 2003. University of Kentucky Center for Applied Energy Research.
. 46
48
49
51
Kearsley, E.P., The use of foamed concrete for affordable development in third world countries. , in Appropriate Concrete Technology, M.M. Dhir RK, editors, Editor. 1996, E&FN: Spon, London. p. p 233-43. 47 Hamidah MS, et al., Optimisatiom of Foamed Concrete Mix of Different Sand-Cement ratio and Curing Conditions. 2005 M. Visagie and E.P. Kearsely, "Properties of foamed concrete as influenced by air-void parameters," Concrete/Beton, vol. 101, pp. 8-14, 2002.
C. T. Tam, T. Y. Lim, and S. L. Lee, "Relationship between strength and volumetric composition of moist-cured cellular concrete.," Magazine of Concrete Research vol. 39, pp. 12-18., 1987. 50 G.C. Hoff , "Porosity-strength considerations for cellular concrete," Cement and Concrete Research, vol. 2, pp. 91-100, 1972. N. Shafiq, "Transport characteristics of fluids and ions in concrete performance criteria for concrete durability," Ph.D. dissertation, in School of Civil Engineering, The University of Leeds, 1999.
52
Nambiar, E.K.K. and K. Ramamurthy, Models for strength prediction of foam concrete. Materials and Structures 2008. 41: p. 247-54.
53
Wee, T.H., et al., Air-void systems of foamed concrete and its effect on mechanical properties. ACI Materials Journal, 2006. 103(1): p. 45-52.
54
Md Azree Othuman Mydin,Y.C.Wang., 2011, Structural performance of light weight steel-foamed concrete–steel composite walling system under compression, Thin-Walled Structures, 49, 66– 76 55
Prinya Chindaprasirt , Ubolluk Rattanasak, 2011, Shrinkage behavior of structural foam lightweight concrete containing glycol compounds and fly ash, Materials and Design 32, 23–727 56
58
S Mohd Zamin Jumaat *, U. Johnson Alengaram, Hilmi Mahmud, 2009, Shear strength of oil palm shell foamed concrete beams, Materials and Design 30 (2009) 2227–2236
57 Kearsley, E.P. and P.J. Booyens, Reinforced foamed concrete, can it be durable. . Concrete/Beton, 1998. 91:: p. 5-9. Mohd Zairul Affindy Abdul Rahman, A.M.A. Zaidi, and I.A. Rahman, Physical Behaviour of Foamed Concrete under Uni-Axial Compressive Load: Confined Compressive Test. Modern Applied Science, 2010. Vol 4, No. 2.
59
Tikalsky PJ, P.J., MacDonald W. , A method for assessment of the freeze-thaw resistance of preformed foam cellular concrete. Cement and Concrete Research 2004. 34(5): : p. 889-9.
60
Jones, M.R. and A. McCarthy, Utilising unprocessed low-lime coal fly ash in foamed concrete. Fuel, 2005. 84(11): p. 1398-1409.
F-16
ISBN : 978-979-18342-3-0