3
PEMANFAATAN LIMBAH SERAT AREN DAN AGREGAT RINGAN SEBAGAI BAHAN MATERIAL BETON CERDIK Oleh Muhammad Amin UPT.Balai Pengolahan Mineral Lampung-LIPI Jl.Ir.Sutami KM.15 Tanjung Bintang Lampung Selatan Telp (0721) 350054 Fax (0721) 350056
[email protected]
ABSTRACT Because of its nature of light and strong—so as to reduce the risk of human death—this concrete bricks can be applied to the real estateindustrial sector and offices. This concrete brick can produced in layers. The first layer and fourth ones form quadrangle; the second layer has H letter form. The making of H letter layer is to provide a linkage in which each concrete brick interlock one another and, therefore, are not fragile when they are shaken. This research also uses materials made of waste fiber as a product of sago palm processing so as the concrete brick would be elastic and not easily broken. In
24
addition, the lightweight aggregates made from a natural pumice, which is light but strong,is supplemented to that concrete bricks.In this research, the addition of pumice as a sand substitute with variable compositions. Composition I = cement: sand: pumice: fiber sugar: water = 1: 3: 1: 1: 0.5; Composition II = cement: sand: pumice: palm fiber: water = 1: 2: 2: 1: 0.5; Composition III = cement: sand: pumice: palm fiber: water = 1: 1: 3: 1: 0.5. From the results of research with those composition I, II, and III, the best ones is Composition II. Composition II shows the results of physical tests compressive strength measurements with pretty good numbers compared to Composition I
INOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN Vol. 01
and III. Composition II shows that its compressive strength test is also high: at 30.75 kg/cm2 with a specific gravity of 1.24 which is quite light kg/cm3. While its porosity is 20.05% and absorption is 23.36%; so that Composition II still equals to the quality of concrete brick SNI 030348 - 1989 ICS 91-100-30 BSN, SK-SNI-3-16-1990-F :1990-3. ABSTRAK Bata beton cerdik ini dapat diterapkan pada sektor industri real estate dan perkantoran karena sifat ringan dan kuat sehingga dapat mengurangi risiko kematian manusia akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Bata beton cerdik dapat dibuat secara berlapis. Lapisan pertama dan keemat berbentuk segi empat, lapisan kedua berbentuk hurup H. Pembuatan lapis huruf H adalah untuk memberikan keterkaitan agar bata beton yang satu dengan lainnya saling mengunci sehingga tidak mudah patah ketika mengalami guncangan. Penelitian ini juga menggunakan bahan terbuat dari serat limbah hasil pengolahan sagu aren sehingga bata beton akan elastis tidak mudah patah. Selain itu pada bata beton cerdik ditambahkan pula agregat ringan yang terbuat dari alam berupa batu apung (fumice) yang mempunyai sifat ringan tapi kuat.Dalam penelitian ini penambahan batu apung sebagai subsitusi pasir dengan variable komposisi Komposisi I = semen : pasir : batu apung : serat aren : air = 1 : 3 : 1 : 1 : 0,5 ; Komposisi II =
semen : pasir : batu apung : serat aren : air = 1 : 2 : 2 : 1 : 0,5; Komposisi III= semen : pasir : batu apung : serat aren : air = 1 : 1 : 3 : 1 : 0,5. Dari hasil penelitian dengan komposisi I,II, dan III tersebut yang terbaik adalah Komposisi II. Komposisi II menunjukkan hasil pengukuran uji fisik kuat tekan dengan angka cukup baik dibandingkan komposisi I dan III. Komposisi II juga menunjukkan uji kuat tekan cukup tinggi yaitu sebesar 30,75 kg/cm2 dengan berat jenis yang cukup ringan sebesar 1,24 kg/cm3 sedangkan porositas sebesar 20,05 % dan daya serap 23,36% sehingga komposisi II masih masuk pada mutu bata beton SNI 03 – 0348 – 1989, ICS 91-100-30 BSN, SKSNI-3-16-1990-F:1990-31. Kata kunci: bata beton, serat, batu apung, ringan, komposit.
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat sering tertimpa bencana gempa bumi. Hal tersebut salah satunya dikarenakan oleh letak Indonesia di kawasan yang disebut dengan pacifik ring of fire , daerah dimana lebih dari 90% aktifitas gempa bumi terjadi di kawasan ini. Gempa bumi berakibat dahsyat karena dapat menghilangkan nyawa manusia hingga mencapai ribuan akibat tertimpa reruntuhan bangunan gedung, rumah, pohon, dan sebagainya. Bahan bangunan gedung dan rumah tersebut banyak terbuat
INOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN Vol. 01
25
dari beton yang sangat berat dan mudah patah sehinga bila menimpa manusia maka tak jarang akan menyebabkan kematian. Karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan pembuatan beton cerdik dan ringan yang berbasis serat alam yang berasal dari pengolahan sagu yang selama ini dibuang menjadi limbah serta batu apung (fumice) sebagai agregatyang divariasikan penambahannya sebagai subsitusi dari pasir. Bata beton ini dibuat berbentuk hurup H guna penguat kaitan antara bata beton satu dengan yang lainya dan akan saling mengunci. Dengan begitu, akan goyangan dan dapat menahan gaya gempa yang terjadi dari dua arah yaitu sejajar dinding dan tegak lurus dengan dinding sehingga pasangan bata tidak mudah retak. Penelitian ini adalah hasil pengembangan teknologi material yang digunakan dengan berbasis bahan agregat ringan dan serat alami. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari yang pernah yang dilakukan Selvia Agustina dan kawan-kawan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang menggunakan bahan genteng dan besi bubutan. B. Perumusan Masalah Pembuatan beton cerdik dan ringan ini berbahan dasar dari serat alami yang berasal dari limbah pengolahan sagu yang terbuang percuma, ternyata limbah serat pengolahan sagu ini banyak manfaatnya salah satunya sebagai serat dalam campuran beton yang
26
keberadaanya akan berdampak membuat sifat fisik dari beton tidak mudah pecah dan patah karena mempunyai sifat elastisitas, seratserat ini di campur ke adonan beton dengan terlebih dahulu di potongpotong sepanjang 2-3 cm. Batu apung juga di tambahkan pada adukan beton yang berfungsi sebagai bahan agregat yang menyebabkan sifat fisik beton akan padat tapi ringan karena mempunyai poros, batu apung (fumice) terlebih dahulu digiling dan diayak dengan ukuran 1-2 mm sebelum di campurkan pada adukan semen dan pasir. Selanjutnya adonan ini dicetak pada cetakan bata beton berbentuk huruf H, lalu diangin-angin selama semalam. Selanjutnya dikeringkan dengan sinar matahari atau oven. Bata beton cerdik yang telah kering tadi selanjutnya diaplikasikan pada pasangan dinding di rumah atau di gedung. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini secara khusus adalah: 1. Mencari alternatif dari beton yang berat menjadi ringan dan tidak mudah hancur dan patah sehingga tidak menyebabkan dampak yang fatal pada saat terjadinya gempa. 2. Mengoptimalkan limbah serat dari pengolahan sagu secara maksimal sehingga bernilai ekonomis. 3. Menciptakan peluang lapangan pekerjaan serta penambahan ekonomi bagi masyarakat.
INOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN Vol. 01
4. Mendapatkan bahan bangunan serta agregat yang baik sebagai campuran pada beton 5. Memperoleh campuran yang optimal agregat ringan pada beton dari batu apung. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi penyediaan bahan baku beton yang ringan dan kuat sebagai agregat yang berasal dari alam berupa batu apung dan limbah serat alami hasil pengolahan sagu. Jika dioptimalkan, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi peluang usaha dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat perkotaan maupun perdesaan. Dengan tersedianya bahan bangunan murah yang berguna untuk dinding perumahan dan kantor diharapkan dapat menunjang pembangunan daerah Lampung. E. Output Penelitian Output penelitian ini adalah: 1. Mendapatkan bahan bangunan agregat ringan yang memenuhi syarat baik kekuatan maupun keringanan untuk beton cerdik. 2. Diperolehnya campuran yang optimal dari agregat batu apung. 3. Contoh produk berupa bata beton cerdik bentuk huruf H F. OutcomePenelitian Diperolehnya prosedur atau tata cara pembuatan beton cerdik dan ringan yang berasal dari bahan baku yang tersedia dari alam berupa agregat dari batu apung dan serat limbah sagu.
G. Dampak penelitian ini adalah: 1.
2.
Dapat memperlancar pembangunan daerah Lampung penyediaan bata beton yang baik juga sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Dapat mengurangi atau minimalkan akibat gempa bumi berupa jatuhnya korban jiwa manusia akibat tertimpa reruntuhan gedung, rumah, dan sebagainya.
H. Penerapan Teknologi Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan pada pembangunan perumahan, baik sederhanamaupun real estate, perkantoran, dan pembangunan lainya, sehingga prospek aplikasi hasil penelitian ini sangat menjanjikan karena dapat menyediakan produk berupa bata beton cerdik. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat sering dilanda bencana gempa bumi. Akibatnya, korban manusia hingga mencapai ribuan.Penyebab jatuhnya korban salah satunya adalah akibat tertimpa reruntuhan rumah, gedung, pohon. Gempa bumi adalah guncangan atau getaran yang terjadi pada permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang. Akibat daripada gempa bumi adalah : bangunan runtuh, kebakaran, jatuhnya korban jiwa, tanah longsor, banjir dan tsunami. Dalam bidang teknologi material,bahan-bahan serat alam merupakan kandidat sebagai bahan
INOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN Vol. 01
27
penguat untuk dapat menghasilkan bahan komposit yang ringan, kuat, ramah lingkungan serta ekonomis. Seiring dengan inovasi di bidang material serat alam banyak keuntungan anatara lain sebagai bahan penguat komposit elastic, kuat, berlimpah, ramah lingkungan dan biaya produksi yang ringan. Bahan komposit adalah hasil gabungan dari dua jenis atau lebih bahan yang memberikan sifat berbeda dari pada bahan tersebut jika dalam keadaan terpisah. Keberhasilan pengaruh bahan kaya akan serat untuk menghasilkan komposit semen baik bentuk panel maupun blok melalui penggunaan bahan lignosellulose alami terutama dari limbah pertanian, bahan berlignosellulosedapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan komposit yang baik, serat alami pertanian seperti; serat batang jagung, serat batang sagu, serat nanas, serat kulit buah kelapa. Beton ringan dapat dibuat dari campurran serat sehingga dapat mengurangi kerapat beton. Serat alam pada daerah tropis menjadi suatu komoditi ekonomi dan sangat potensial untuk dikembangkan sehingga bisa menyerap tenaga kerja, salah satunya adalah pohon aren yang diambil seratnya setelah terlebih dahului diambil sagunya/patinya dan dimanfaatkan sebagai material komposit. Pohon aren diolah dan didapatkan patinya dan akan menghasilkan limbah ampas aren yang mengandung serat dan mempunyai kekuatan yang cukup tinggi, elastis dan diameter seragam. Dalam industri semen dibutuhkan 28
material penguat atau filler yang mempunyai sifat elastisitas, kekuatan tinggi dan homogen.
Agregat ringan ada 2 macam yaitu: 1. Agregat ringan buatan dari proses pengembangan/pemanasan terak tanur tinggi, lempung, abu terbang atau obisidian. 2. Agregat secara alami, batu apung, batu letusan gunung. Batu apung banyak terdapat di Indonesia dan mempunyai kegunaan seperti: sebagai bahan baku pembuatan logam, mortar, bata ringan, bata tahan api, filter dan mempunyai pori-pori yang banyak dan ringan. Batu apung atau fumice mempunyai sifat vesikular yang tinggi dan mengandung jumlah sel yang banyak (struktur seluler) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung di dalamnya. Komposisi kimia dari batu apung : SiO2 : 60–75% K2O : 2–4% Al2O3 : 12 – 15 % Fe2O3 : 0,9 – 4 % Na2O : 2–5% Sifat Fisik dari batu apung: Persapan air: 16,67, kuat tekan: tinggi, Berat Jenis: 0,8 gr/cm3. Konstruksi bangunan dapat menggunakan bahan beton ringan, genteng ringan (gedung betingkat, perkantoran, perumahan). Bahan bangunan ini biasanya dibuat dari bahan perekat yang berbasis semen dan agregat. Sedangkan kegunaan
INOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN Vol. 01
agregat Mmengurangi bobot benda, mengikat air dan material lainnya, menghasilkan pori-pori pada bata, Menambah ketahanan produk terhadap cuaca. Bata beton banyak dipakai secara luas sebagai bahan bangunan, bahan tersebut diperoleh dengan cara mencapur semen Portland, air, agregat pada perbandingan tertentu salah satu perbandingan yang biasa dipakai tersebut adalah: semen : pasir : air = 1 : 4 : secukupnya Bata beton adalah bata buatan yang terdiri dari campuran adukan semen, agregat halus/kasar, yang di bentuk.Komposisi yang biasa di gunakan untuk membuat batako
ialah semen: pasir = 1 : 4 sedangkan air secukupnya. Kelebihan bata beton adalah: kekuatan tinggi, mudah di bentuk sesuai struktur bangunan, tahan terhadap suhu tinggi, biaya pemeilharaan rendah, umur pakai tahan lama. Persyaratan agregat ringan untuk struktur bangunan menurut C 3302004 sebagai berikut: - Tidak mengandung bahan kimia yang merusak, tidak boleh lebih gelap dari warna pembanding aslinya - Kandungan Fe2O3 tidak boleh lebih dari 1,5 mg/200 gr contoh - Hilang pijar lebih kecil dari 5 %.
Tabel 1.Persyaratan Ukuran Bata Beton Sesuai dengan Bentuk: BENTUK BATA BETON
PANJANG (mm)
LEBAR (mm)
TEBAL (mm)
BESAR SEDANG KECIL
400 300 200
200 150 100
100 100 80
Sumber: SNI No. 03-0348-1989
Tabel 2. Persyaratan Kuat Tekan dan Serapan Air Maksimum: TYPE BATA BETON B 25 B 40 B 70 B 100
KUAT TEKAN 2 (kg/cm ) 25 40 70 100
PENYERAPAN AIR (%) 35 25
Sumber: SNI No. 03 – 0348-1989 .[13]
Konstruksi bangunan dapat menggunakan bahan beton ringan, genteng ringan (gedung betingkat, perkantoran, perumahan). Bahan bangunan ini biasanya dibuat dari bahan perekat yang berbasis semen
dan agregat. Sedangkan kegunaan agregat adalah: - Mengurangi bobot benda - Mengikat air dan material lainnya
INOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN Vol. 01
29
-
Menghasilkan pori-pori pada bata - Menambah ketahanan produk terhadap cuaca. Penggunan serat alami sebagai material komposit yang berfugsi sebagai penguat banyak dipakai. Campuran komposit tersebut terdiri dari material semen : pasir : air = 1 : 1 : 0,4. Material pasir dan semen dicampur bersamaan dalam keadaan kering dan di aduk selam tiga menit agar homogen, pada proses pencetakan adonan dituang dalam cetakan baja yang dilapisi dengan anyaman serat lalu dicetak dan ditekan. Bentuk bata beton yang umum di buat biasanya berbentuk petak dan didalamnya ada ruang kosong, tentunya bentuk ini sangat riskan apabila terjadi bencana gempa bumi karena tidak kuat untuk menahan beban gesekan yang di akibatkan tekanan dari dua arah yaitu sejajar dinding dan tegak lurus dengan dinding. Agar lebih tahan apabila terjadinya gempa maka dibuat bata beton dan untuk dinding di buat dalam bentuk H, bentuk H dipilih karena bisa saling mengunci sehingga bentuk dinding tidak berubah saat menahan guncangan dari dua arah yakni sejajar dinding dan tegak lurus dinding.
II. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi literatur dan metode eksperimen dengan cara membuat bata beton yang berbentuk huruf ―H‖ dengan material komposit yang terdiri dari 30
limbah serat alami dari pengolahan pohon sagu yang mempunyai sifat elastisitas dan penambahan agregat ringan alami berupa batu apung yang mempunyai sifat keras dan ringan (penelitian memvariasikan penambahan agregat batu apung) dengan bahan dasar berupa semen portland dan pasir yang diaduk secara homogen lalu dibuat adonan. Selanjutnya adonan dicetak pada cetakan berbentuk H dan kotak yang terbuat dari plat besi secara berlapis, lalu dikeringkan dengan cara dianginkan semalaman dan selanjutnya dipanaskan dengan oven pada suhu 110 oC selama 6 jam. Setelah kering produk bata beton dilakukan uji fisik berupa uji kuat tekan, uji porositas, uji daya serap, dan uji berat jenis. A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 Febuari—27 April 2012 bertempat di Laboratorium UPT.Balai Pengolahan Mineral Lampung – LIPI Tanjung Bintang Lampung Selatan. B. Bahan yang di gunakan: Semen portland, pasir, air, serat pohon sagu aren, dan batu apung C. Alat yang di gunakan: Cetakan bentuk H dan persegi empat yang terbuat dari plat besi, pengaduk, centong semen, emberdan oven pengering. D. Sumber data: Data yang di peroleh dalam penelitian ini adalah berasal dari data primer yaitu data yang
INOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN Vol. 01
bersumber langsung dari hasil percobaan penelitian di lapangan berupa uji fisik benda jadi atau produk.
Rancangan percobaan dalam penelitian pembuatan bata beton cerdik ini dapat dilihat pada gambar atau flow chart di bawah ini:
Gambar 4. Flow Chart Proses pembuatan bata cerdik dan ringan berbentuk huruf H
INOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN Vol. 01
31
Untuk proses pembuatan beton cerdik dari bahan baku, preparasi bahan baku, pencampuran (pengadukan) hingga pencetakan dapat di lihat selengkapnya pada gambargambar terlampir. E. Pengumpulan Data : Untuk mendapatkan data dan diolah maka benda jadi atau produk di lakukan pengujian fisik yaitu : - Uji Porositas dan Kuat tekan berdasarkan : SK SNI 03 – 06911989 bata beton - Uji Serapan Air untuk Bata berdasarkan SNI – 03 – 0691 – 1996 - Uji kuat tekan dan Berat Jenis juga berdasarkan SNI 03 – 0348 – 1989 1. Uji kuat tekan berupa Test Streng pada bata beton dengan prinsif menekan bata beton pada luas permukaan (cm2) tertentu dengan beban tertentu (kg). Rumus Kuat Tekan: P(kg/cm2) A Dimana P = Bebanmaksimum (kg) A= Luas penampang bata beton (cm2) 2. Uji Porositas, berupa uji porositas dari bata beton dengan perinsif perendaman pada air terhadap benda uji dengan waktu selama 24 jam dan di timbang benda uji tersebut.
B Dimana A= Berat Bata beton + Air terserap B= Berat Bata beton kering. 3. Uji Daya Serap : Berupa Uji daya serap dari bata beton dengan perinsif di rendam pada air dengan waktu selama 24 jam dan penimbangan berat bata beton tersebut setelah di rendam dan berat bata kering. Rumus % Uji Daya Serap: B - A x 100 % A Dimana A= Berat kering B= Berat Jenuh setelah di rendam 24 jam 4. Uji Berat Jenis: Berupa pengujian berat jenisnya pada bata beton dengan prinsif penimbangan berat bata beton dengan berat tertentu (kg) lalu di masukan dalam air yang telah di ketahui volume (ml),hitung selisih air sebelum dimasukan bata dengan setelah dimasukan bata. Rumus Berat Jenis : m( gr/cm3) V Dimana m =massa dari bata beton V= selisih volume air.
Rumus % Uji Porositas : A - Bx 100 %
32
INOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN Vol. 01
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Hasil Pengujian Bata Beton yang Dilakukan dengan Subsitusi Agregat sebagai Pengganti Pasir. NO
JENIS UJI FISIK
KOMPOSISI I
KOMPOSISI II
KOMPOSISI III
1.
UJI POROSITAS(%)
16,58
20,05
25,10
2.
UJI DAYA SERAP(%)
18,70
23,36
26,15
3.
UJI KUAT
TEKAN(kg/cm2)
30,75
26,50
20,67
4.
UJI BERAT JENIS(gr/cm3)
1,68
1,24
1,15
Keterangan : Komposisi I Komposisi II Komposisi III
= Semen : Pasir : Batu Apung : Serat Aren : Air = 1 : 3 : 1 : 1 : 0,5 = Semen : Pasir : Batu Apung : Serat Aren : Air = 1 : 2 : 2 : 1 : 0,5 = Semen : Pasir : Batu Apung : Serat Aren : Air = 1 : 1 : 3 : 1 : 0,5
1. Pada saat preparasi bahan serat aren dengan di potong ukuran 24 cm sebelumnya serat harus di jemur sampai kering agar tidak terjadi penggumpalan pada serat saat akan dipakai. 2. Untukmemudahkan penggilingan batu apung sebaiknya di lakukan penjemuran untuk menghilangkan kadar air sehingga pada saat penghalusan akan cepat hancur, sebab bila dalam keadaan basah batu apung akan ulet susah dipecahkan karena masih banyak mengandung air. 3. Saat pencampuran dan pengadukan bahan baku sebaiknya dilakukan 0,5 jam untuk pengadukan sebanyak 5 kg komposisi agar di dapatkan adukan yang cukup merata dan homogen ini di sebabkan pada
adukan terdapat serat sehingga serat dapat menyebar secara merata. 4. Dari tabel 3 hasil pengujian dapat di lihat bahwa untuk uji porositas dengan nilai tertinggi ada pada Komposisi III sebesar 25,10 % nhal ini di karenakan pengaruh dari pada penambahan agregat batu apung, karena pada komposisi III batu apung lebih banyak. Seperti di ketahui bahwa agregat batu apung mempunyai porositas yang tinggi karena terdapat banyak pori-pori pada material tersebut. Sedangkan pada komposisi I sebesar 16,58 % lebih rendah dari komposisi II dan III hak ini dipengaruhi pula oleh jumlah agregat lebih sedikit sehingga porositas dari bata beton kecil. Untuk porositas pada bata
INOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN Vol. 01
33
beton sebaiknya tidak boleh melebihi dari 20 %. Dengan begitu dapat di katakana bahwa porositasi komposisi I sangat baik sedangkan komposisi II berada di ambang batas maksimal sedangkan komposisi III melebihi jadi kurang baik. 5. Untuk uji daya serap bata beton hampir sama dengan porositas dapat dillihat komposisi I lebih kecil yaitu sebesar 18,70 % di bandingkan dengan komposisi III sebesar 26,05 % dapat dikatakan komposisi III melebihi ambang batas maks daya serap sebesar 25 % , sedangkan untuk komposisi II masih di bawah batas maks yaitu sebesar 23,36 %. Maka komposisi I lebih baik di bandingkan Komposisi II dan III hal ini disebabkan pengaruh penambahan agregat batu apung yang mempunyai sifat daya serap tinggi. 6. Untuk uji kuat tekan pada Komposisi I yaitu 30,75 kg/cm2 lebih besar di banding komposisi II 26,50 kg/cm2 dan komposisi III 20,67 kg/cm2. Dari hasil pengujian kuat tekan tersebut untuk komposisi I dan II cukup baik karena masuk pada katagori bata beton jenis B 25 yaitu kuat tekan sebesar 25 kg/cm2, sedangkan kuat tekan komposisi III kurang dari 25 kg/cm2 yaitu sebesar 20,67. Seperti di ketahui uji kuat tekan adalah uji kekuatan pada bata beton sehingga semakin tinggi angka uji kuat tekan maka makin baik kekuatan bata beton
34
tersebut dan mempengaruhi mutu beton tersebut. 7. Untuk uji berat jenis pada Komposisi I sebesar 1,68 kg/cm3 lebih tinggi di banding komposisi II 1,24 kg/cm3 dan Komposisi III 1,15 kg/cm3. Hal ini di pengaruhi oleh penambahan agregat ringan batu apung yang mempunyai sifat ringan sehingga mempengaruhi berat dari bata beton. Pada Komposisi I penembahan batu apung lebih sdikit di bandingkan penambahan batu apuing pada komposisi III.Seperti di ketahui Bata beton ringan celcon berat jenis adalah sebesar 1,12 kg/cm3 bata jenis ini adalah buatan pabrik yang pembuatannya menggunakan teknologi tinggi karena di masukan pada autoclap dan di beri tekanan sehingga akan terjadi berat jenis yang cukup ringan. Sehingga, untuk Komposisi II dan III cukup baik hamper menyerupai bata celcon sedangkan Komposisi I berat jenis masih tinggi. 8. Dari hasil keseluruhan uji pada Komposisi I, II dan III dapat di ambil kesimpulan bahwa untuk Komposisi II cukup baik di bandingkan komposisi I dan III karena untuk uji kuat tekan cukup tinggi sebesar 30,75 kg/cm2 dengan berat jenis yang cukup ringan sebesar 1,24 kg/cm3 sedangkan porositas sebesar 20,05 % dan daya serap 23,36% sehingga komposisi II masih masuk pada mutu bata beton SNI 03 – 0348 – 1989,
INOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN Vol. 01
ICS 91-100-30 BSN, SK-SNI-316-1990-F:1990-31 9. Sedangkan serat yang di tambahkan pada bata beton sangat mempengaruhi pada kuat tekan karena pada saat dilakukan kuat tekan benda yang di uji di tekan beban maka bata beton tidak langsung hancur akan tetapi masih sempat mengalami elastis di karenakan serat di gunakan untuk memberikan sifat lentur pada bata beton. 10. Untuk ketersedian bahan baku berupa agregat batu apung masih banyak dan mudah di dapat sehingga batu apung sangat berpotensi diolah menjadi bahan baku bata beton ringan karena memmpunyai sifat ringan dan poros akan tetapi kuat juga pengoptimalan batu apung dapat menekan agar tidak di eksport ke luar negeri dengan begitu sudah turut mendukung program pemerintah mengenai Undang-undang Minerba th 2010 dan Peraturan Menteri ESDM N0 7 Th 2012 Tentang pelarangan eksport bahan baku mentah melainkan haryus di olah terlebih dahulu. 11. Untuk ketersediaan bahan baku serat aren tergantung pada daerah, apabila daerah tersebut terdapat centra industri sagu aren maka akan banyak menghasilkan serat dari hasil pengolahan sagu aren tersebut. Hitungan Ekonomi secara Sederhana untuk Pembuatan Bata Beton Cerdik: Komposisi II:
1. Bahan Baku: Semen 1 (0,17%) = Rp.1000/kg x 0,17 = Rp.170 Pasir 2 (0,33%)= Rp.100/kg x 0,33 = Rp. 33 Batu Apung 2 (0,33%) = Rp.1500/kg x 0,33 = Rp.495 Serat Aren 1 (0,17%) = Rp. 10 Jumlah = Rp.708/kg Untuk 1 buah Bata Beton cerdik seberat 1,5 kg maka x Rp.708 = Rp.1062/bh bata beton 2. Tenaga Kerja: Tenaga kerja sebanyak 2 orang x Rp. 40.000/hari = Rp. 80.000/hari Untuk membuat 1 (satu) bata beton membutuhkan waktu 3 menit 1 (satu) hari = 7 jam x 60 menit = 420 menit maka 1 hari dapat di hasilkan bata beton sebanyak, 420 menit/ 3 menit/bh = 140 buah bata Jadi tenaga kerja adalah = Rp.80.000/140 bh = Rp.571/bh Sehingga, untuk membuat 1 buah bata beton di butuhkan biaya: Bahan Baku + Tenaga Kerja = Rp.1062 + Rp.571 = Rp.1.633/bh Harga Jual Bata Beton = Rp. 3.500 – Rp.4.000. Maka selisih antara harga jual dengan modal dalam 1 (satu)
INOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN Vol. 01
35
= Rp.3.500 – Rp1.633 = Rp1.867/bh Dengan demikian, ada beberapa keuntungan dari pada penbuatan dan penggunaan bata beton cerdik ini yaitu: 1. Bahan baku agregat ringan berupa batu apung masih banyak dan mudah di dapat, sedangkan serat aren tergantung pada daerah yang banyak menghasil-kan sagu aren karena serat aren adalah limbah dari pengolahan pohon aren. 2. Kualitas bata beton cerdik ini cukup baik karena ringan dan kuat 3. Lebih ringan di bandingkan dengan bata beton yang ada di pasaran 4. Lebih mudah dalam pemasangan dan membutuhkan semen sedikit 5. Lebih kokoh di bandinmgkan bata beton lain karena saat pemasangan akan terjadi saling mengunci antara satu dengan lainnya sehingga dapat menahan getaran dari dua arah. 6. Harga bata beton cerdik ini lebih murah dari yang ada di pasaran yaitu harga bata beton biasa Rp.5.000/bh 7. Dengan di terapkannya teknologi pembuatan bata beton cerdik ini di harapkan akan dapat meningkatkan nilai tambah dari serat aren yang selama ini limbah akan ada nilai ekonominya, sehingga dengan begitu akan dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang baru. 8. Dapat mengubah pola pikir kita bahwa apa yang selam ini di
36
anggap limbah apabila di olah dan di optimalkan secara maksimal maka akan menghasilkan nilai tambah dan berdaya guna bagi masarakat dalam pembangunan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Batu apung dapat diolah menjadi agregat ringan sebagai pengganti pasir pada pembuatan bata beton karena mempunyai sifat poros dan ringan, tetapi kuat. Hal itu terlihat pada Komposisi II yaitu = Semen : Pasir : Batu Apung : Serat Aren : Air = 1 : 2 : 2 : 1 : 0,5cukup baik di bandingkan komposisi I dan III. Untuk uji kuat tekan, hasilnya cukup tinggi yaitu sebesar 30,75 kg/cm2 dengan berat jenis yang cukup ringan sebesar 1,24 kg/cm3 sedangkan porositas sebesar 20,05 % dan daya serap 23,36% .Artinya, Komposisi II masih masuk pada mutu bata beton SNI 03 – 0348 – 1989, ICS 91-100-30 BSN, SK-SNI3-16-1990-F:1990-31. Dengan begitu, bata beton cerdik ini dapat diterapkan pada sektor industri real estate, perkantoran karena sifat ringan dan kuat sehingga dapat mengurangi risiko kematian manusia akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Sedangkan serat aren dapat dioptimalkan sebagai serat alami yang dapat
INOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN Vol. 01
dimanfaatkan pada penambahan pembuatan bata beton karena akan mempengaruhi sifat kelenturan dari bata beton cerdik tersebut. Bahan baku agregat batu apung dan serat masih mudah didapat dan banyak sehingga dapat dioptimalkan secara maksimal dan bila diterapkan akan mendatangkan keuntungan ekonomi juga medatangkan dan menciptakan lapangan pekerjaan juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Lampung dalam pembangunan. B.
Saran
Sebaiknya di lakukan penelitian lebih lanjut mengenai penelitian beton cerdik berbasis serat alami dengan menggunakan bahan serat hasil pengolahan pertanian yang lainnya juga dilakukan penelitian mengenai ukuran panjang dari serat yang ditambahkan. DAFTAR PUSTAKA Agustina, Selvi dkk. Pemanfatan Serat Limbah Bubutan dan Pecahan Genteng Sebagai Penyusun Smart Material HBrick Untuk Konstruksi Dinding Tahan Gempa. Fakultas Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret (UNS), 2011, Solo. Bakri dkk. ―Absorbsi Air Komposit Semen Sekam Padi Dengan Penambahan Pozollan Abu Sekam Padi dan Kapur pada Mariks Semen, Jurnal Perennial, Vol 6 (2) : 70-78, 12 Desember 2009, Universitas Hasanudin. d’Almeida, A.L.F.S., Melo Filho, J.A., Toledo Filho, R.D., 2008,
Use of Curaua Fibers as Reinforcement in Cement Composites, Civil Engineering Departtment, Coppe/UFRJ, Universidade Federal do Rio de Janeiro-RJ-Brazil. Dwisetyowati,Shinta.SifatsifatMekanisAgregat Ringan,Fakul-tas Teknik Universitas Indonesia, 2008, Depok http:// id.wikipedia.org,―Gempa Bumi‖, Di akses tgl 14 April 2012 http://wagenugraha.word pres.com, ―Material Komposit Tangguh Bebasis Serat Alam‖, 21 September 2008. Di akses tgl 1 Maret 2012 http://www. its.ac. id/ITS.‖Under Graduate‖. Diakses tgl 30 Maret 2012 http://www.tekmira.esdm.go.id, ―Batu Apung‖, Diakses tgl 3 Maret 2012 http://wong.168.word presss.com, Batu Apung (fumice). Di akses tgl 3 Maret 2012 http://www.ilmu sipil.com, ―Kelebihan dan Kekurangan Beton Sebagai Material Bangunan‖, Di Akses tgl 15 Maret 2012 http://iwak.pithik.blogspot.com, ―Hasil Penelitian Beton Ringan‖. Diakses tgl 16 Maret 2012 Indrasukma, M. Bataton Bata Dinding Yang Sekaligus Konstruksi Beton, 27 Mei 2010. Subari dkk. ―Pembuatan Bata Beton Ringan Untuk Diterapkan di IKM Bahan Bangunan‖, Jurnal Bahan Galian Industri, Vol 12 no 33 April 2008, 10 – 16, Balai Besar Keramik, 2008, Bandung. Supriadi, Agus, dkk. Makalah ―Bahan Galian Batu Apung (Fu-
INOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN Vol. 01
37
mice)‖, Fakultas MIFA Universitas Mataram, 2010. Rowel, Erwil. Pengaruh Pemakaian Material Fine Coarsi Agregatte terhadap Impact Resistance Pa-
ving Blok, Universitas Muhammadiyah Malang, 2005, Malang. Wijaya, Algo. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi, 23 Januari 2012.
LAMPIRAN
Gambar 1. Bahan Baku Batu Apung
Gambar 2. Pengayakan Agregat Batu Apung mesh 20
Gambar 3. Agregat Setelah Di Ayak Mesh 20
Gambar 4. BahanBakuPasir
38
INOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN Vol. 01
Gambar 5. Bahan Serat Aren
Gambar 6. Serat Aren Setelah Di Potong2- 4 cm
Gambar 7. Bahan Baku Pasir Kasar
Gambar 8, Bahan Baku Semen Portland
Gambar 9. Proses Pencetakan Bata Beton Cerdik H
INOVASI PEMBANGUNAN - JURNAL KELITBANGAN Vol. 01
39