STUDI KORELASI EMPIRIS ANTARA SHEAR WAVE VELOCITY DAN N‐SPT TANAH WILAYAH JAKARTA SELATAN
Agung Pramono Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung
ABSTRAK Penentuan kecepatan gelombang geser dapat dilakukan dengan pengukuran langsung maupun dengan pendekatan korelasi.Pengembangan korelasi dalam memprediksi nilai kecepatan gelombang geser telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Persamaan korelasi hasil penelitian tersebut memiliki tingkat keandalan yang bervariasi di suatu lokasi dengan lokasi lain. Dalam studi ini dilakukan analisis untuk mendapatkan persamaan korelasi dengan menggunakan data properti tanah (NSPT) dan nilai kecepatan gelombang geser yang diperoleh dari pengujian langsung Seismic Down‐Hole test (SDH) dan Spectral Analysis of Surface Wave (SASW). Berbagai data pengujian di Jakarta Selatan dikumpulkan untuk mencari suatu hubungan korelasi antara nilai N dan Vs di wilayah tersebut. Pengembangan korelasi ini dibedakan berdasarkan kriteria jenis tanah yakni: semua jenis tanah, tanah lempung, dan tanah pasir. Untuk mendapatkan persamaan korelasi dilakukan analisis regresi non‐linier.Hasil dari analisis regresi ini menunjukkan bahwa persamaan korelasi yang didapat mempresentasikan hubungan antara N dan Vs. Metode pengukuran di lapangan dan jumlah data pengukuran lapangan sangat mempengaruhi hasil persamaan korelasi yang dihasilkan.Hasil persamaan korelasi yang didapat kemudian dibandingkan dengan persamaan korelasi yang telah ada sebelumnya sebagai bentuk verifikasi untuk menilai tingkat keandalan persamaan korelasi yang telah didapat.Persamaan korelasi yang dihasilkan dalam studi ini cukup andal, dimana persamaan yang diperoleh berada dalam rentang prediksi korelasi dari penelitian sebelumnya. Kata kunci: kecepatan gelombang geser, persamaan korelasi, SDH, SASW, NSPT, regresi non‐linier
ABSTRACT Determination of shear wave velocity can be done through direct measurement or by using the correlation approach. The development of correlation in predicting shear wave velocity value has been developed by previous researchers. Each correlation of these studies have varying levels of reliability between one location to another. In this study conducted an analysis to obtain correlation equation using the data property of soil (NSPT) and shear wave velocity (Vs) which obtained from direct testing Seismic Down‐Hole test (SDH) and Spectral Analysis of Surface Wave (SASW). Various test data in South of Jakarta gathered to seek a correlation beterrn the value of N and Vs in that region. The development of this correlation based on several soil categories: all soils, cohessive soilss (clay), and non‐cohessive soils (sand). Non‐liniar regression analysis has been performed to obtain the correlation equations. The result of regression analysis showed that there was a relationship between N with Vs which is expressed in a form of correlation equation. Methods of field measurement and the amount of data have influence on the resulting correlation equations. The correlation equations developed in this study compared with the previous equations and exhibit good prediction. The correlation equations are quite reliable in the prediction range correlation of earlier studies. Keywords : shear wave velocity, correlation equation, SDH, SASW, NSPT, non‐linear regression
1.1 PENDAHULUAN Dalam dunia teknik sipil saat ini telah banyak metode survei geophysic yang digunakan untuk mengukur langsung kecepatan gelombang geser.Beberapa metode pengukuran langsung yang
1
biasa dilakukan adalah seismic reflection, seismic refraction, suspension logging, seismic cross‐hole, seismic down hole, micrometerdan seismic cone. Cara kerja pada tiap metode dilakukan dengan tingkatan regangan yang kecil, sehingga profil kecetapan gelombang geser dapat ditentukan
Studi Korelasi Empiris antara Shear Wave Velocitydan N‐SPT TanahWilayah Jakarta Selatan
dengan mudah.Akan tetapi pengukuran langsung ini tidak selalu dapat dilakukan khususnya pada daerah yang memiliki ruang terbatas dan tingkat gangguan suara yang tinggi.Salah satu gangguannya yang sering ditemui ialah gangguan suara.Suara sangat mempengaruhi pengukuran kecetapan gelombang geser dalam pengukuran langsung. Sehingga diperlukan ruang yang cukup untuk pengukuran dan gangguan dari lingkungan seminimal mungkin selama proses pengukuran langsung dilakukan. Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk memprediksi nilai dari kecepatan gelombang geser secara tidak langsung. Berbagai macam korelasi empiris yang menghubungkan hasil pengukuran langsung di lapangan dengan parameter tanah lain telah banyak diajukan berdasarkan kondisi lapangan pengujian. Pada awalnya, studi mengenai
Amerika dan di negara‐negara lain yang memiliki potensi resiko gempa yang tinggi. Hingga saat ini penggunaan korelasi empiris tersebut memberikan prediksi yang cukup bervariasi antara satu lokasi dan lokasi yang lainnya. Hasil korelasi ini tidak serta‐merta dapat diterapkan langsung pada lokasi lain yang berbeda dengan lokasi dimana korelasi itu dikembangkan. Maka dari itu perlu pengembangan korelasi empiris untuk menentukan kecepatan gelombang geser untuk masing‐masing wilayah yang berbeda.
Gambar 1Peta Wilayah Kota Jakarta (Perda No 1 Tahun 2009) korelasi empiris ini banyak dilakukan di Jepang pada tahun 1970 dan kemudian berkembang di
2
1.2 LOKASI STUDI Lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian yakni wilayah Kota Jakarta, namun setelah melihat dan menimbang, objek studi ini spesifik untuk wilayah Jakarta Selatan. Data‐data tersebut terdiri dari 1 lokasi di Jakarta Utara, 3 lokasi di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat, 1 lokasi di Kota Karawang dan Banten, dan 14 lainnya berada di Jakarta Selatan. Hal inilah yang menjadi bahan pertimbangan pemilihan Mikrozonai Kota Jakarta Selatan.Untuk data dari luar Kota Jakarta yakni Karawang dan Banten tidak digunakan karena sudah terlalu jauh dari lokasi dominan data ini didapatkan. Sumber data ini didapatkan dari hasil eksplorasi yang dilakukan oleh beberapa kontraktor penyelidikan tanah dan konsultan geoteknik dalam kaitan untuk keperluan desain site response analysis.
dengan memberikan sumber impulsif yang berupa pukulan atau beban jatuh (weight drop). Setelah kurva dispersif ditentukan, proses selanjutnya adalah proses perhitungan inversi untuk menentukan profil kecepatan gelombang geser Vs. Didalam algoritma inverse terdapat perhitungan pemodelan kedepan yaitu suatu proses penentuan profil kecepatan gelombang geser Vs jika sifat‐sifat lapisan tanah diketahui yaitu: ketebalan lapisan, densitas lapisan dan besar kecepatan gelombang geser Vs dari lapisan yang bersangkutan. Dengan demikian proses inverse dimulai dari menentukan harga awal dari model tanah dan dilanjutkan dengan membandingkan kurva dispersif dari model dan kurva dispersif dari pengukuran lapangan.
1.3 PENGUMPULAN DATA 1.3.1 Survey Seismic SASW (Spectral Analysis of Surface Wave) Metoda SASW adalah suatu metoda untuk menentukan kurva dispersif gelombang Rayleigh dengan menjalarkan gelombang permukaan dengan banyak panjang gelombang.Panjang gelombang yang banyak ini dapat dihasilkan
Gambar 2Prinsip kerja metoda SASW dalam menentukan kurva dispersif gelombang Rayleigh VR()
1.3.2 Survey Seismic Down Hole (SDH) Survey Seismic Downhole Test (SDH) terdiri dari pengukuran dispersi gelombang permukaan pada lokasi yang ditinjau dan interpretasinya untuk mendapatkan profil kecepatan gelombang geser (Vs). SDH dilakukan pada suatu lubang bor, dimana pada down hole test sebuah sumber impulse di letakkan pada permukaan tanah dan dekat dengan lubang bor. Sebuah sensor penerima yang dapat digerakkan dan diletakkan pada berbagai variasi kedalaman dimasukkan kedalam lubang bor. Sebuah sumber getaran digunakan untuk menimbulkan gelombang permukaan dengan panjang gelombang (atau frekuensi) yang berbeda‐ beda, yang dimonitor dengan menggunakan lebih dari satu sensor penerima. Semua sensor penerima dihubungkan sebuah sistem high‐speed recording, sehingga semua output dapat diukur sebagai fungsi waktu.
Gambar 3Prosedur pengukuran lapangan Seismic Downhole Test
3
Studi Korelasi Empiris antara Shear Wave Velocitydan N‐SPT TanahWilayah Jakarta Selatan
1.3.3 Standard Penetration Test Uji SPT merupakan salah satu tes lapangan yang biasa dilakukan dalam kegiatan penyelidikan tanah. Parameter yang didapatkan dari uji SPT berupa jumlah pukulan yang diperlukan untuk memasukan tabung split barrel sedalam 30 cm,
yang dinyatakan dalam parameter NSPT. Pengujian dilakukan pada kedalaman tertentu biasanya interval 1.5‐2 m. Nilai NSPT ini menunjukan gambaran dari kekuatan dan sifat fisik tanah.
1.4 METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 4Diagram alir penelitian
1.5 HASIL & PEMBAHASAN
Gambar 5Profil N dan Vs hasil SDH terhadap kedalaman lokasi Senopati
Gambar 6Profil N dan Vs hasil SASW terhadap kedalaman lokasi SCBD
4
Profil N terhadap Vs hasil SDH dari berbagai lokasi menunjukkan tingkat konsistensi yang lebih baik dibanding dengan profil hasil SASW. Berdasarkan pengamatan tersebut kemudian profil N terhadap Vs hasil SDH dijadikan sebagai acuan dalam analisis selanjutnya dalam hal mensortir konsistensi data pada lokasi lain yang akan diolah dalam kumpulan data untuk menentukan korelasi empiris. Akan tetapi profil pasangan N dan Vs terhadap kedalaman hasil SASW yang konsisten dan mengikuti trendlinekeseluruhan data akan tetap digunakan dalam pengolahan korelasi empiris. Dari hasil sortir dan pengelompokan data, diperoleh 281 pasang data NSPT lapangan (NSPTuncorreced) dan Vs. Dimana pasangan data ini terdiri dari 258 pasang data untuk tanah lempung (cohessive) dan 23 pasang data untuk tanah pasir (non‐cohessive). Dalam studi ini tanah lanau (silt)
dimasukkan dalam kategori tanah lempung (cohessive).Pasangan data ini merupakan gabungan dari 2 metode pengukuran kecepatan gelombang geser secara langsung yakni SASW dan SDH. Data berdasarkan kriteria jenis tanah diplot ke dalam grafik Vs terhadap NSPT.Hal ini bertujuan untuk melihat perilaku pola sebaran pasangan data NSPT dengan Vs, sebelum dilakukan analisis regresi untuk mendapatkan persamaan korelasi.Pasangan data yang digunakan dalam analisis hanya dibatasi untuk nilai 2< NSPT60. Tanah dengan nilai NSPT dibawah sama dengan 2 sangat sensitif terhadap gangguan pengukuran, sehingga hasil pengukuran menjadi tidak akurat. Sedangkan untuk nilai NSPT diatas 60, sangat sulit untuk diidentifikasi bilangan nilai NSPT‐nya.
450
Plot data tanah non cohessive
425
450
400
425
375
400
350
375
325
350
300
325 300 275
250
Vs (m/s)
Vs (m/s)
275 225 Data: Data1_D Model: Allometric1 Equation: y = a*x^b Weighting: y No weighting
200 175 150 125
225
Data: Data1_D Model: Allometric1 Equation: y = a*x^b Weighting: y No weighting
200 175 150 125
100
Chi^2/DoF = 1530.49181 R^2 = 0.72174
75
Chi^2/DoF = 681.1348 R^2 = 0.89453
100 75
a b
Plot semua jenis tanah
50
115.40837 0.28426
±4.51704 ±0.01183
25
a b
50
92.03249 0.33173
±10.93878 ±0.03172
25
0
0
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
0
N
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
425 400 375 350 325 300 275 250 225
Data: Data1_D Model: Allometric1 Equation: y = a*x^b Weighting: y No weighting
200 175 150 125
Chi^2/DoF = 1592.44067 R^2 = 0.70418
100 75 50
Gambar 9Hasil analisis regresi NSPT terhadap Vs untuk tanah non‐cohessive Hasil korelasi dari analisis regresi berikut: dengan a. Vs = 115.41 N0.284 untuk semua jenis tanah b. Vs = 118.66 N0.279 dengan untuk tanah cohesive dengan c. Vs = 92.03 N0.332 untuk tanah non cohesive
Plot Data tanah cohessive
450
5
N
Gambar 7Hasil analisis regresi NSPT terhadap Vs untuk semua jenis tanah
Vs (m/s)
250
a b
118.65876 0.27877
±4.6785 ±0.01218
45
50
60
ini sebagai R = 0.72 R = 0.70 R = 0.89
1.5.1 Korelasi NSPT Lapangan dengan Kecepatan Gelombang Geser Vs Hasil SDH
25 0 0
5
10
15
20
25
30
35
40
55
65
N
Gambar 8Hasil analisis regresi NSPT terhadap Vs untuk tanah cohessive
5
Hasil plot dan analisis regresi dengan menggunakan pasangan data dari pengukuran SDH menghasilkan persamaan korelasi lebih baik dibanding analisis sebelumnya. Koefisien korelasi untuk masing‐masing kriteria memiliki nilai yang tinggi yakni lebih besar dari 77%.Hal ini disebabkan karena pola sebaran data hasil pengukuran SDH lebih seragan berada dalam
Studi Korelasi Empiris antara Shear Wave Velocitydan N‐SPT TanahWilayah Jakarta Selatan
rentang trendline.Pola sebaran data yang relatif seragam menunjukkan bahwa hasil pasangan data NSPT dan Vs dari pengukuran SDH cukup konsisten. Hasil korelasi dari analisis regresi berdasarkan pengujian SDH ini sebagai berikut: dengan R = a. Vs = 102.71 N0.301 0.77 untuk semua jenis tanah b. Vs = 136.22+11.65 N0.0.727 dengan R = 0.73 untuk tanah cohesive c. Vs = 105.84 N0.315 dengan R = 0.99 untuk tanah non cohesive
1.5.2 Korelasi NSPT Lapangan dengan Kecepatan Gelombang Geser Vs Hasil SASW
persebaran data dari pengujian SASW menunjukkan rentang persebaran yang relatif besar, sehingga koefisien korelasi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan data yang diperoleh dari pengujian SDH maupun gabungan ke 2 metode tersebut. Hasil korelasi dari analisis regresi berdasarkan pengujian SASW ini sebagai berikut: dengan R = a. Vs = 123.76 N0.271 0.71 untuk semua jenis tanah b. Vs = 123.68 N0.0.275 dengan R = 0.72 untuk tanah cohesive c. Vs = 97.82 N0.3 dengan R = 0.95 untuk tanah non cohesive
Secara keseluruhan analisis yang telah dilakukan untuk pasangan data NSPT dan Vs hasil SASW, pola
1.6 Perbandingan Persamaan Korelasi Hasil Analisis dengan Persamaan Korelasi dari Peneliti Sebelumnya Tabel 1Korelasi antara Vs dan N dari penelitian sebelumnya No Peneliti 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Shibata(1970) Ohba&Toriuma(1970) Imai&Yoshimura(1975) Ohta et al(1972) Fujiwara(1972) Ohsaki&Iwasaki(1973) Imai et al (1975) Imai(1977) Ohta&Goto(1978) Seed&Idriss(1981) Imai&Tonaouchi(1982) Sykora&Stokoe(1983) Jinan (1987) Okamoto et al(1989) Lee(1990) Athanasopoulus(1995) Sisman(1995) Iyisan(1996) Kanai(1996) Jafari et al (1997) Pitilakis et al (1999) Kiku et al (2001) Jafari et al (2002) Hasancebi&Ulusay(2006) Unal Dikmen(2008) Hanumantharao(2008)
All soils
Sand
Silt
Clay
‐ 84N0.31 76N0.33 ‐ 92.1N0.337 81.4N0.39 89.9N0.34 91N0.337 85.35N0.348 61.4N0.5 97N0.314 ‐ 116.1(N+0.32)0.202 ‐ ‐ 107.6N0.36 32.8N0.51 51.5N0.516 19N0.6 22N0.85 ‐ 68.3N0.292 ‐ 90N0.309 58N0.39 82.6N0.43
31.7N0.54
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 105.64N0.32 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 80.2N0.292 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 114.43N0.31 76.55N0.445 ‐ ‐ ‐ ‐ 132(N60)0.271 ‐ 27N0.73 97.89N0.269 44N0.48 86N0.42
‐ ‐ 87.2N0.36 ‐ ‐ ‐ 80.6N0.331 ‐ ‐ ‐ 100.5N0.29 ‐ 125N0.3 57.4N0.49 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 145(N60)0.178 ‐ ‐ 90.82N0.319 73N0.33 79N0.434
‐ ‐ ‐ 60N0.36
6
450 400 350
Vs (m/s)
300 250 Fujiwara(1972)
200
Imai et al (1975) 150 Imai (1977) 100
Ohta & Goto (1978) Imai & Tonaouchi (1982)
50
HASIL STUDI
0 0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
N
Gambar 10Perbandingan persamaan korelasi Vs hasil studi yang mendekati persamaan korelasi dari penelitian sebelumnya untuk kriteria semua jenis tanah Pada gambar di atas ditunjukkan bahwa korelasi penelitian terdahulu yang memberikan prediksi nilai Vs yang mendekati dari nilai prediksi Vs yang diberikan oleh korelasi hasil studi ini.Korelasi dari Fujiwara (1972) memberikan prediksi nilai Vs
yang hampir mendekati prediksi dari korelasi hasil studi. Korelasi lainnya, yakni Imai et al (1975), Imai (1977), Ohto dan Goto (1978), Imai & Tonaouchi (1982) memberikan nilai Vs dibawah hasil korelasi studi ini.
600
Vs HASIL STUDI Imai (1977) Lee (1990) ‐ Clay Lee (1990) ‐ Silt Athanasopoulus (1995) Jafari et al (2002)
550 500 450 Vs (m/s)
400 350 300 250 200 150 100 50 0 0
5
10
15
20
25
30 N 35
40
45
50
55
60
65
Gambar 11Perbandingan persamaan korelasi Vs hasil studi dengan persamaan korelasi dari penelitian sebelumnya untuk kriteria tanah cohesive
7
Studi Korelasi Empiris antara Shear Wave Velocitydan N‐SPT TanahWilayah Jakarta Selatan
Untuk perbandingan persamaan korelasi Vs hasil studi pada kriteria tanah cohessive dengan korelasi tanah cohessive hasil penelitian terdahulu korelasi dari Lee (1990) memberikan prediksi nilai Vs yang paling mendekati prediksi dari korelasi hasil studi. Namun jika ditinjai lebih lagi, persamaan korelasi yang diajukan Lee yang paling mendekati ialah untuk kriteria tanah silt dibanding untuk tanah
clay. Korelasi Imai (1977) dan Unal Dikmen (2008) memberikan prediksi batas bawah nilai Vs, sedangkan korelasi Athanasopoulus (1995) dan Hanumantharao (2008) memberikan prediksi batas atas dari nilai Vs untuk N>15 (Athanasopoulus) dan N>10 (Hanumantharao).
600
Vs HASIL STUDI Ohta et al (1972) Sykora & Stokoe (1983) Okamoto et al (1989) Lee (1990) Hasancebi & Ulusay (2006) Hanumantharao (2008)
500
Vs (m/s)
400
300
200
100
0 0
5
10
15
20
25
30
35 N
40
45
50
55
60
65
Gambar 12Perbandingan persamaan korelasi Vs hasil studi dengan persamaan korelasi dari penelitian sebelumnya untuk kriteria tanah non‐cohesive Untuk perbandingan persamaan korelasi Vs hasil studi pada kriteria tanah non‐cohessive menunjukkan bahwa korelasi Ohta et al (1972) memberikan prediksi nilai Vs yang paling mendekati korelasi hasi studi ini. Korelasi Sykora & Stokoe (1983) dan Hasancebi & Ulusay (2006) memberikan prediksi dibawah korelasi hasil studi untuk N>10, sedangkan untuk N<10 hasilnya bersesuaian dengan prediksi korelasi dari hasil studi ini.Korelasi dari Hanumantharao (2008) menjadi batas atas dalam prediksi nilai Vs.
2.
3.
1.7 SIMPULAN 1.
Dari hasil analisis diperoleh persamaan korelasi empiris untuk menentukan kecepatan gelombang geser (Vs) berdasarkan nilai NSPT, yakni: dengan R = 0.72 Vs = 115.41 N0.284 untuk semua jenis tanah
4.
Vs = 118.66 N0.279 dengan R = 0.70 untuk tanah cohesive dengan R = 0.89 Vs = 92.03 N0.332 untuk tanah non cohesive Berdasarkan hasil analisis pengaruh kriteria jenis tanah terhadap persamaan korealasi yang didapat, maka persamaan korelasi hasil studi ini lebih mewakili dan lebih cocok digunakan untuk kondisi kriteria tanah kohesif. Metode pengukuran Vs secara langsung sangat mempengaruhi persamaan korelasi yang dihasilkan. Data‐data menunjukkan bahwa pengukuran Vs dengan metode Seismic Down‐ Hole (SDH) memberikan hasil yang lebih baik dan konsisten dibanding dengan pengukuran Vs hasi SASW. Hasil perbandingan antara persamaan korelasi hasil studi ini dengan persamaan korelasi sebelumnya menunjukkan bahwa persamaan korelasi hasil studi cukup baik dan konsisten
8
berada dalam rentang persamaan korelasi sebelumnya.
PUSTAKA Kramer, S.L., (1996) :Geotechnical Earthquake Engineering, Upper Saddle River, New Jersey 07458 : Prentice Hall, Inc. Andrus, R. D., and Stokoe, K. H,. (1999) : A Liquefaction Evaluation Procedure Based on Shear Wave Velocity. Japan Natural Resources Development Program (UJNR). Tsukuba, Japan. Bellana, N. (2009) : Shear Wave Velocity as Function of SPT Penetration Resistance and Vertical Effective Stress at California Bridge Site, Civil and Environmental Engineering, UNIVERSITY OF CALIFORNIA Jafari, dkk. (2002) : Dynamic Properties of Fine Grained Soils in South of Tehran, JSEE: Spring , Vol.4, No. 1 Ming‐Hung Chen, dkk. : Experience of Suspension P‐S Logging Method and Emphirical Formula of Shear Wave Velocities in Taiwan”, National Center for Research on Earthquake Engineering, Taiwan. Ohta, Y, dan Goto,N, (1977) : Empirical Shear Wave Velocity Equations In Term Of Characteristic Soil Indexs, John Wiley & Sons, Ltd. Pezeshk, dkk. (1996) : An Emphirical Method to Estimate Shear Wave Velocity od Soils in The New Madrid Seismic Zone, Soil Dynamics & Earthquake Engineering 15, 399‐408, Elsevier. Tonouchi, dkk. (1983), : Shear Wave Velocity in The Ground and The Damping Factor”, Bulletin of The International Association of Engineering Geology N026‐27, Paris. Kenji, Ishihara. (1996),; Soil Behaviour in Earthquake Geotechnichs, Departement of Civil Engineering Science University of Tokyo. Anagnostopolous, dkk. (2003) : Empirical Correlations of Soil Parameters Based on Cone Penetration Tests (CPT) for Greek Soils, Kluwer Academic Publishers, Geotechnical and Geological Engineering, 21: 377‐387. Anbazhagan, P., dan Sitharam, T.G., (2006) : Evaluation of Dynamic Properties and Ground Profiles Using MASW, Correlation Between Vs and
9
N60”, 13th Symposium on Earthquake Engineering Indian Instite of Technology,Roorkee. Dikmen, U, (2009) : Statistical Correlations of Shear Wave Velocity and Penetration Resistance for Soils, Departement of Geophysical, Ankara University, Turkey. Hasancebi, N., dan Ulusay, R., (2006) : Emphirical Correlation Between Shear Wave Velocity and Penetration Resistance for ground shaking assessments, Paper, Departement of Geological Engineering, Hacettepe University, Ankara‐Turki, Springler‐Verlag. Hanumantharao, C., dan Ramana, G.V., (2008) : Dynamic Soil Properties for Microzonation of Delhi, India” J. Earth Syst. Sci. 117, S2, pp.719‐730. Inazaki, T. : Relationship Between S‐Wave Velocities and Geotechnical Properties of Alluvial Sediments, Public Works Research Institute, Tsukuba, Japan. Iyisan, R. (1996) : Correlations Between Shear Wave Velocity and In‐Situ Penetration Test Results, ITU Faculty of Civil Engineering Dept of Geotechnics, Istambul, Teknik Dergi, vol 7, No 2, pp.1187‐1199. Park, B.C and Richard D. Miller (2004): MASW to Map Shear‐Wave Velocity of Soil, Kansas Geological Survey, University of Kansas, Kansas.