STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NAHDHOTUL ULAMA UNGARAN TAHUN 2011
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : DINA DWI SETYONINGTYAS NIM : 111 07 048
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
i
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama
: DINA DWI SETYONINGTYAS
NIM
: 111 07 048
Jurusan / Progdi : TARBIYAH / PAI Judul
: STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM TOTAL QUALITY MANAGEMENT MUTU
DENGAN
PENDIDIKAN
MENENGAH
PENINGKATAN DI
KEJURUAN
SEKOLAH NAHDOTUL
ULAMA UNGARAN TAHUN 2011
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 8 Agustus 2011 Pembimbing
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si NIP. 19680812 199403 2 003
ii
SKRIPSI STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK NU UNGARAN TAHUN 2011
DISUSUN OLEH DINA DWI SETYONINGTYAS NIM : 111 07 048
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 15 Agustus 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Suwardi, M.Pd. NIP. 19670121 199903 1 002
Sekretaris Penguji
: M. Gufron, M.Ag.. NIP. 19720814 200312 1001
Penguji I
: Drs. Djuz‟an, M.Pd. NIP. 19611024 198903 1 002
Penguji II
: Drs. Bahroni, M.Pd. NIP. 19640818 199403 1 004
Penguji III
: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. NIP. 19680812 199403 2 003
Salatiga, 15 Agustus 2011 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 19580827 198303 1 002
iii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Dina Dwi Setyoningtyas
NIM
: 11107048
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 8 Agustus 2011 Yang menyatakan,
Dina Dwi Setyoningtyas NIM : 111 07 048
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Tidak Ada Sesuatu Kejadian Yang Menimpa Seseorang Tanpa Ada Pelajaran Yang Dapat Kita Ambil Darinya
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Puji syukur kepada Allah SWT. Sang penguasa langit dan bumi karena tanpa kehendak-Nya semua ini tidak dapat terjadi. Nabi Muhammad SAW. Sebagai suri tauladan bagi umat manusia. Ibuku tercinta yang telah menjadi yang terbaik buat aku, yang selalu menyayangiku tanpa mengenal waktu, dan yang pasti yang selalu. mendoakanku sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Suamiku tercinta yang tulus mencintai aku, sabar dalam menghadapi aku, dan selalu memberiku dorongan dalam segala langkah menuju perbaikan. Buat mertuaku yang aku banggakan yang telah memberikan bantuan baik berupa spiritual maupun moril Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. yang telah sabar dalam mengarahkan dan memberikan masukan-masukan kepada penulis serta memberi motivasi dan pelajaran-pelajaran berharga dan hanya Allah Semata yang kan membalasnya segala kebaikkannya.
v
ABSTRAK
Dina Dwi Setyoningtyas. 2011. (11107048) STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK NU UNGARAN TAHUN 2011. Skripsi. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Kata Kunci : Kepala sekolah, Mutu pendidikan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Adakah Hubungan Antara Kemampuan Kepala Sekolah dalam Total Quality Management dengan Peningkatan Mutu Pendidikan di SMK NU Ungaran Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode angket, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian sebanyak 40 responden, menggunakan teknik populasi. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data Kemampuan Kepala Sekolah dalam Total Quality Management terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan di SMK NU Ungaran Tahun 2011. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan kepala sekolah dalam total quality management tergolong tinggi, didukung data 22 responden (5,5%) sedangkan 15 responden (37,5%) menjawab pada kategori sedang, 1 responden (2,5 %) menjawab pada katagori kurang, dan 2 responden (5%) pada katagori rendah. Sedangkan Peningkatan Mutu Pendidikan di SMK NU Ungara Tahun 2011 tergolong tinggi pula, dengan didukung data 30 responden (75%), 7 responden (17,5%) pada katagori sedang, 1 responden (2,5%) pada katagori kurang, dan 2 responden (5%) pada katagori rendah. Uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan antara kemampuan kepala sekolah dalam Total Quality Manajement dengan peningkatan mutu pendidikan, didukung nilai koefisien korelasi 0,376. Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan antara kemampuan kepala sekolah dalam Total Quality Management dengan peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011.
vi
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الرحيم Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat,
hidayah
dan
taufiqnya,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah
“STUDI
SEKOLAH
KORELASI
DALAM
TOTAL
ANTARA
KEMAMPUAN
KEPALA
QUALITY
MANAGEMENT
DENGAN
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NAHDHOTUL ULAMA UNGARAN TAHUN 2011” Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN yang telah menyetujui pembahasan skripsi ini. 2. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh keikhlasan dan sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian penulisan skripsi ini. 3. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.
vii
4. Kepada Kepala Sekolah SMK NU Ungaran, Bapak H. Ahmad Hanik, S.Ag. yang telah memberi ijin pada penelitian ini. 5. Ibuku tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual, serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita. 6. Segenap keluarga yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga studi dan skripsi ini dapat diselesaikan. 7. Saudara-saudaraku dan sahabat-sahabatku semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Amin Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penlis sendiri maupun pembaca pada umumnya serta bermanfaat bagi dunia pendidikan, bagi agama, nusa dan bangsa amin Amin – amin yarobbal 'alamin
Salatiga, 8 Agustus 2011 Penulis
Dina Dwi Setyoningtyas NIM: 111 07 048
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
PERSETJUAN PEMBIMBING ............................................................. .
ii
PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................. .
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................
v
ABSTRAK ..................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ............................................................................. ..
vii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................
3
C. Tujuan Penelitian ................................................................
4
D. Hipotesis Penelitian .............................................................
4
E. Kegunaan Penelitian ............................................................
5
F. Definisi Operasional ............................................................
5
G. Metode Penelitian ................................................................
9
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ..........................
9
2. Lokasi dan Waktu .........................................................
10
3. Populasi dan Sampel .....................................................
10
ix
4. Metode Pengumpulan Data ...........................................
10
5. Instrumen Penelitian ......................................................
12
6. Analisis Data .................................................................
12
H. Sistematika Penulisan ..........................................................
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Kemampuan Kepala Sekolah dalam TQM
16
1. Kemampuan Kepala Sekolah ........................................
16
a. Pengertian Kemampuan Kepala Sekolah..................
16
b. Tugas-tugas Pokok Kepala Sekolah .........................
22
c. Kriteria Pemimpin yang Baik & Kepala Sekolah yang Efektif ............................................................
25
2. Total Quality Management ............................................
30
a. Pengertian TQM .................... ..................................
30
b. Implementasi TQM dalam Pendidikan .............. .....
34
B. Pengertian Peningkatan Mutu Pendidikan ..........................
35
a. Pengertian Mutu Pendidikan ...................................
35
b. Langkah-langkah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan ...............................................................
39
C. Pengaruh Kemampuan Kepala Sekolah dalam TQM terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan ……. ....................
40
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian ...............
45
1. Sejarah Berdirinya ..........................................................
45
2. Profil Madrasah ..............................................................
47
x
3. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah ...................................
47
4. Letak Geografis .............................................................
48
5. Sarana dan Prasarana......................................................
48
6. Keadaan Siswa ..............................................................
51
7. Keadaan Guru ................................................................
52
B. Penyajian Data ....................................................................
54
1. Data Responden ............................................................
54
2. Data Tentang Jawaban Angket Kemampuan Kepala Sekolah dalam TQM .....................................................
57
3. Data Tentang Jawaban Angket Peningkatan Mutu Pendidikan ..................................................................... BAB IV
58
ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif ...........................................................
60
B. Analisa Data Hubungan antara Kemampuan Kepala Sekolah dalam TQM dengan Peningkatan Mutu Pendidikan ......................................... ............................... BAB V
69
PENUTUP A.
Kesimpulan ...................................................................
74
B.
Saran-saran ...................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I
Data Guru SMK NU Ungaran ..................................................
52
Tabel II
Data Karyawan SMK NU Ungaran ..........................................
53
Tabel III
Struktur Organisasi SMK NU Ungaran (terlampir)
Tabel IV
Data Responden Guru SMK NU Ungaran ...............................
55
Tabel V
Jawaban Angket Kemampuan Kepala Sekolah ........................
57
Tabel VI
Jawaban Angket Peningkatan Mutu Pendidikan ......................
58
Tabel VII
Distribusi Frekensi Kemampuan Kepala Sekolah ...................
61
Tabel VIII Daftar Nilai Tentang Kemampuan Kepala Sekolah ................
62
Tabel IX
Prosentase Tentang Kemampuan Kepala Sekolah ..................
64
Tabel X
Daftar Distribusi Frekuensi Tentang Peningkatan Mutu Pendidikan .......................................................................
66
Tabel XI
Daftar Nilai Peningkatan Mutu Pendidikan .............................
66
Tabel XII
Prosentase Peningkatan Mutu Pendidikan ..............................
68
Tabel XIII Tabel Kerja Koefisien Korelasi Antara X dan Y .....................
71
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Angket Kemampuan Kepala Sekolah ..................................................
77
2. Angket Peningkatan Mutu Pendidikan ..............................................
80
3. Struktur Organisasi SMK NU Ungaran ................................................
83
4. Surat Keterangan penelitian .................................................................
84
5. Surat izin Meneliti.................................................................................
85
6. Nota Pembimbing .................................................................................
86
7. Lembar Konsultasi ................................................................................
87
8. Daftar Riwayat Hidup ...........................................................................
88
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai
dengan
perkembangan
masyarakat
dan
perkembangan
pendidikan, maka kewajiban dan tanggung jawab para pemimpin pendidikan pada
umumnya
dan
kepala
sekolah
pada
khususnya
mengalami
perkembangan dan perubahan pula. Adapun perubahan dan tujuan pendidikan merupakan lingkup tanggung jawab di bawah kepemimpinan kepala sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut
maka kepala sekolah selaku pemimpin
pendidikan harus mengembangkan potensi dan kemampuan yang ada dalam dirinya. Salah satunya seperti kemampuan kepala sekolah dalam Total Quality Management (TQM), yang mana TQM adalah strategi jitu dalam meningkatkan mutu pendidikan. Karena kepala sekolah sangat perperan dalam peningkatan mutu pendidikan. Menurut E. Mulyasa (2005:187) dalam bukunya Umiarso & Imam Gojali (2010:27) mengemukakan bahwa kemampuan kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan
merupakan
faktor
penentu
utama
dalam
memberdayakan guru dan meningkatkan mutu proses pembelajaran. Karena, kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting dan menjadi kunci atas keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah.
1
Melihat dari pernyataan di atas terlihat dengan jelas bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai andil yang sangat besar dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Maju atau tidaknya sekolah dan keberhasilan pendidikan tergantung kepada upaya dan kinerja kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah yang mengatur dan mengelola segala sesuatu yang sifatnya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Total Quality Management merupakan konsep manajemen sekolah sebagai inovasi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang diharapkan dapat memberikan perubahan yang lebih baik sesuai dengan perkembangan, tuntutan, dan dinamika masyarakat dalam menjawab permasalahan-permasalahan pengelolaan pendidikan pada tingkat sekolah. Komponen terkait untuk meningkatkan mutu tersebut ialah mutu sekolah, guru, siswa, kurikulum, dukungan dana, sarana dan prasarana, serta peran orang tua siswa (Umiarso & Imam Gojali, 2010:115). Dalam konteks inilah maka peran kepala sekolah sebagai top manajer menjadi sangat urgen. Perkembangan berbagai potensi kemampuan kepala sekolah dalam aspek manajerialnya harus dilakukan agar dapat mancapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang diemban sekolah. Kepala sekolah harus memaksimalkan seluruh potensi yang ada baik tenaga pendidik dan karyawan, alokasi dana, sarana dan prasarana untuk dapat merealisasikan tujuan pendidikan.
2
SMK NU Ungaran bukan termasuk sekolah unggulan namun tugas kepala sekolah tetap mengupayakan yang terbaik untuk SMK NU Ungaran. Dengan demikian, seharusnya TQM yang ada dan berjalan dengan baik sesuai dengan tuntutan dan perkembangan dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah. Tentunya dengan kemampuan kepala sekolah itu sendiri dalam mengelola sekolah dengan TQM. Karena keberhasilan pendidikan bergantung dengan upaya serta kinerja dari kepala sekolah tersebut. Untuk itu kepala sekolah perlu menguasai Manajemen Mutu Terpadu atau Total Quality Management sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran. Berdasarkan latar masalah di atas di atas maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN
KEPALA
SEKOLAH
DALAM
TOTAL
QUALITY
MANAGEMENT DENGAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
NAHDHOTUL
ULAMA
UNGARAN TAHUN 2011”.
B. Rumusan Masalah Dalam suatu penelitian perumusan masalah akan menentukan arah penelitian itu sendiri. Perumusan masalah akan dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam penentuan langkah-langkah penulisan skripsi. Sesuai dengan judul dan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
3
1. Bagaimanakah kemampuan kepala sekolah dalam TQM di SMK NU Ungaran? 2. Bagaimanakah upaya kepala sekolah dalam TQM untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran? 3. Adakah pengaruh kemampuan kepala sekolah dalam TQM terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok masalah yang diuraikan di atas adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kemampuan kepala sekolah dalam TQM di SMK NU Ungaran. 2. Untuk mengetahui upaya kepala sekolah dalam TQM dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran. 3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kemampuan kepala sekolah dalam TQM terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran. D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, agar pemecahannya lebih dan tidak membingungkan, maka dengan adanya perumusan konsepsi dasar yang merupakan hipotesis yang masih diuji.
4
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Suryabrata, 2009:21). Sehingga dari permasalahan di atas, hipotesis yang penulis ajukan sebagai berikut: “Ada hubungan positif antara kemampuan kepala sekolah dalam TQM dengan peningkatan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdotul Ulama Ungaran tahun 2011.
E. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan pandangan kepada para pembaca untuk mencermati sejauh mana kemampuan kepala sekolah dalam TQM untuk meningkatkan mutu pendidikan. 2. Memberikan gambaran kepada pembaca tentang apa itu TQM dan bagaimana upaya yang dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan. 3. Memberikan sedikit masukan dan wawasan tentang peranan penting TQM dalam meningkatkan mutu pendidikan.
F. Definisi Operasional Untuk mempermudah dan menghindari salah pengertian serta mempertegas ruang lingkup pembahasan, maka penulis memandang perlu menyampaikan batasan-batasan terhadap beberapa istilah yang terdapat dalam judul di atas.
5
Definisi operasional adalah petunjuk tentang bagaimana suatu variable diukur. Dengan membaca definisi operasional dalam suatu penelitian, seorang peneliti akan mengetahui pengukuran suatu variable, sehingga dia dapat mengetahui baik buruknya pengukuran (Singarimbun & Sofian, 1983:23). Adapun penjelasan istilah-istilah yang ada pada judul di atas adalah: 1. Kemampuan kepala sekolah dalam TQM a. Kemapuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan (Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A., 2008:56). b. Kepala sekolah Menurut Nurdin Matry (2009:60) Kepala Sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan sebagai kepala sekolah. c. Total Quality Management (TQM) Menurut Santoso yang dikutip oleh Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2009:4) TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Berdasarkan pengertian di atas kemampuan kepala sekolah dalam TQM adalah upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam mengelola sekolah dengan menerapkan Total Quality Management atau Manajemen Mutu Terpadu karena kepala sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam memimpin dan sangat berpengaruh bagi pendidikan di sekolah.
6
Indikator kemampuan kepala sekolah dalam TQM dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Kepala sekolah selalu aktif hadir ke sekolah. 2) Kepala sekolah memaksimalkan upayanya dalam mengoptimalkan pendidikan di sekolah. 3) Kepala sekolah memahami visi sekolah. 4) Kepala sekolah mampu menerapkan visi untuk mencapai tujuan pendidikan. 5) Kepala sekolah mampu berperan serta dalam manajemen sekolah untuk membangun sekolah yang efektif. 6) Kepala sekolah mengadakan evaluasi kinerja guru. 7) Kepala sekolah memberi fasilitas kepada guru untuk mengikuti workshop dalam menggali potensi guru. 8) Kepala sekolah membuat program kerja.
2. Peningkatan Mutu Pendidikan Menurut E. Mulyasa, dalam buku Umiarso & Imam Gojali (2010:27)
mengemukakan
bahwa
peningkatan
mutu
pendidikan
merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh.
7
Berdasarkan uraian di atas peningkatan mutu dilakukan untuk mencapai sasaran pembangunan dalam bidang pendidikan serta untuk mengupayakan kualitas sumber daya manusia dalam dunia pendidikan. Indikator peningkatan mutu pendidikan antara lain: a. Kepala sekolah, guru serta pegawai di sekolah bertugas sesuai dengan job discripsition masing-masing. b. Merekrut Sumber Daya Manusia yang professional baik untuk tenaga edukatif maupun administrative secara selektif. c. Kepala sekolah memenuhi standar minimal kepala sekolah. d. Menerapkan kedisiplinan dalam bekerja baik pada guru maupun karyawan. e. Memiliki loyalitas kerja yang tinggi, berpotensi dalam meningkatkan mutu pendidikan. f. Meningkatkan pendidikan guru, memberikan kesempatan pada guru untuk melanjutkan studi. g. Kepala
sekolah
mengupayakan
prestasi
sekolah
dengan
meningkatkan nilai ujian. h. Mengikut sertakan peserta didik dalam perlombaan yang bersifat akademik.
G. Metode Penelitian Metodologi adalah suatu hal yang sangat penting demi tercapainya suatu tujuan penelitianya suatu tujuan penelitian.
8
Metodologi merupakan sesuatu untuk mempelajari dan membahas tentang cara-cara yang ditempuh dengan sebaik-baiknya dalam mencapai tujuan penelitian tersebut. Sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dalam hal ni terdiri dari: 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dalam
pelaksanaan
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan
pendekatan studi korelasi, sedangkan penelitian ini adalah penelitian yang diskriptif. Penelitian diskriptif adalah termasuk penelitian dalam kategori kuantitatif, yang dimaksud dengan penelitian diskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengangkat fakta, keadaan variable dan fenomena-fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan dalam penyajiannya apa adanya (Subana, 2005:26). Dalam penelitian ini peneliti bermaksud meneliti hubungan antara kemampuan kepala sekolah dalam TQM dengan peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011. Penelitian ini mengarah pada studi korelasi yang sejajar, dengan teknik angket. Studi korelasi adalah studi yang hanya mencari hubungan antara dua variable atau lebih, dengan tanpa memberikan perlakuan khusus pada salah satu variable. Penulis hanya mencari hubungan antara variable x, yaitu kemampuan kepala sekolah dalam TQM dengan variable y, yaitu peningkatan mutu pendidikan.
9
2. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi
: SMK NU Ungaran
b. Waktu penelitian
: 30 Mei – 10 Juni 2011
3. Populasi dan Sampel a. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1998:115). Menurut Suharsimi, apabila seorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru SMK NU Ungaran tahun 2011 yang berjumlah 40 orang. b. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yamg diteliti (Arikunto, 1998:109). Untuk sekedar ancer-ancer maka subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 1015% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 1998:120). Karena jumlah guru SMK NU Ungaran sebanyak 40 orang berarti kurang dari 100 orang maka penulis tidak menggunakan sample dalam penelitian ini melainkan menggunakan penelitian populasi. 4. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan lapangan untuk mencari data-data yang berhubungan dengan masalah tersebut, baik yang berupa dokumentasi
10
atau informasi yang kuat dan dapat dipercaya, yang dimaksud lapangan di sini adalah lokasi tempat penelitian yaitu SMK NU Ungaran. Adapun jenis-jenis metode pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Metode Angket Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responsen dalam arti laporan tentang pribadinya dari dirinya, atau hal-hal yang diketahuinya (Arikunto, 1998:140). Dalam penelitian ini digunakan angket secara langsung yang ditujukan untuk guru SMK NU Ungaran untuk mencari data kemampuan kepala sekolah dalam TQM dan peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran. b. Metode Dokumentasi Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barangbarang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagiannya (Arikunto, 1998:149), Sedangkan metode ini penulis pergunakan untuk mendapatkan data-data tentang data siswa, guru dan karyawan, dan struktur organisasi sekolah.
c. Metode interview atau wawancara
11
Interview atau wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 1998:145). Dalam hal ini berupa keterangan dari kepala sekolah, tentang gambaran umum sekolah, struktur organisasi sekolah dan keadaan sekitar sekolah, sekaligus pelengkap data yang diperoleh melalui angket. 5. Instrumen Penelitian Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, penulis membuat suatu instrumen penelitian yang di dalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan tentang variabel-variabel yang ingin diteliti dan diketahui datanya. Instrumen penelitian yang penulis gunakan adalah berupa angket. Angket adalah salah satu instrumen penelitian nontes. Selain angket penulis juga menggunakan instrumen penelitian yang lain berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi. 6. Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan (Singarimbun & Sofian, 1983:263). Dari pengertian di atas, dalam menganalisis data hasil penelitian penulis menggunakan analisa sebagai berikut: a. Analisis Pendahuluan
12
Dalam analisis pendahuluan penulis menggunakan tabel distribusi frekuensi sederhana untuk setiap variabel yang diteliti. Di dalam mengukur variabel kemampuan kepala sekolah dalam TQM sebagai variabel X, dan peningkatan mutu pendidikan sebagai variable Y. Untuk mengetahui dari masing-masing variable gunakan rumus: P
F X 100% N
Keterangan : P : Persentase perolehan F : Frekuensi N : Jumlah Responden b. Analisis Lanjut Analisis lanjut merupakan lanjutan dari analisis pendahuluan yaitu menguji variabel yang ada, dalam analisis lanjut penulis menggunakan rumus korelasi product moment. Dengan rumus sebagai berikut :
rxy
NX
NXY X Y 2
X NY 2 Y 2
2
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi variable x dan variable y
XY
: Jumlah hasil kali variabel x dengan y
13
X
: Jumlah nilai variabel x
Y
: Jumlah nilai variabel y
N
: Jumlah subjek yang diteliti
c. Analisis Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan setelah hasil dari analisis lanjut diketahui, yaitu memberi interprestasi terhadap 𝑟𝑥𝑦 . Dalam penguji signifikansi kolelasi dilakukan terhadap hipotesis nihil Ho.
H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, bab ini menjelaskan tentang pokok permasalahan yang menjadi landasan awal penelitian yaitu : latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan metodologi penelitian serta sistematika penulisan skripsi. Pada bagian ini merupakan kerangka dasar dan mengarahkan aktivitas peneliti. Bab II berisi kajian pustaka, pada bab ini dijelaskan tentang kemampuan kepala sekolah dalam TQM terhadap peningkatkan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran. Bab III laporan hasil penelitian, pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang gambaran umum SMK NU Ungaran berkaitan dengan sejarah berdirinya, visi dan misi, letak geografis, struktur organisasi, kurikulum, keadaan guru, karyawan dan siswa. Selanjutnya pembahasan
14
tentang responden dan data responden, jawaban angket tentang kemampuan kepala sekolah dalam TQM untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran. Bab IV analisis data, dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang analisis data yang terkumpul dalam klasifikasi data, perhitungan frekuensi, dan prosentase untuk menjawab masalah pertama dan kedua, sedangkan untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga tentang ada atau tidaknya hubungan antara kemampuan kepala sekolah dalam TQM dengan peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011 digunakan rumusan statistik product moment. Bab V penutup, penulis mengakhiri penulisan skripsi pada bab ini dengan mengurutkan kesimpulan dari hasil penelitian, saran-saran dan kata penutup.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Kepala Sekolah dalam TQM 1. Kemampuan Kepala Sekolah a. Pengertian Kemampuan Kepala Sekolah Sebagaimana telah diuraikan pada bab 1 menurut Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A., (2008:56) dari Wikipedia bahasa
15
Indonesia, ensiklopedia bebas, kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Selain itu, mereka juga memaparkan kemampuan sebagai sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Kepala sekolah merupakan bagian yang ada di dalam sekolah yang
sangat
penting.
Mempunyai
peranan
tertinggi
dalam
meningkatkan mutu sekolah. Sebenarnya kepala sekolah tidaklah berbeda dengan guru-guru lainnya pada umumnya, hanya saja kepala sekolah mendapatkan tugas tambahan sehingga Ia harus lebih bertanggung jawab atas hal-hal yang ada di lingkup sekolah. Meskipun menjabat sebagai kepala sekolah tetap saja harus melaksanakan kewajibannya dalam proses belajar mengajar. Kepala sekolah harus tetap
mengajar karena selain hal itu merupakan
tugasnya sebagai seorang pendidik (educator) juga supaya kepala sekolah lebih dekat dengan peserta didiknya. Tidak sedikit guru yang telah diangkat menjadi kepala sekolah angkuh, besar kepala dan merasa dirinya hebat, sehingga seakan-akan terdapat jarak antara kepala sekolah dengan siswa, kepala sekolah dengan guru, dan kepala sekolah dengan ketenaga kerjaan. Itulah yang seharusnya dijauhi oleh para kepala sekolah, karena itu adalah hal yang sangat disegani oleh hampir semua pihak. Seharusnya, jabatan itu bukan berarti Ia boleh semena-mena dan memisahkan diri dengan habitatnya. Justru seharusnya itu menjadi
16
lebih mendekatkan diri pada semua kalangan. Guru, staf, serta peserta didik tentunya lebih menyukai seorang kepala sekolah yang familiar, demokratis, rendah hati dan tentunya bersikap baik pada semua pihak, serta menjaga perilakunya karena Ia menjadi public figure baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Dengan begitu seorang kepala sekolah harus menjalin hubungan baik dengan semua pihak dan mengajarkan kebaikan kepada bawahannya serta mencegah dari hal-hal yang tercela. Seperti dijelaskan dalam Q.S. Ali „Imran/ 3:104.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Nurdin (2009:60) mengemukakan bahwasannya Kepala Sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Implikasinya adalah mereka memimpin dengan gaya kemitraan, yaitu: 1) Kepala sekolah harus tetap mengajar walaupun hanya beberapa jam agar tidah “jauh” atau “menjauhkan” diri dari habitatnya. Banyak kasus bahwa seorang guru setelah di angkat (diberi tugas tambahan) menjadi kepala sekolah seakan-akan ada jarak antara dirinya dengan guru.
17
2) Kepala sekolah harus segera mengenal “dunia baru” yang berkenan dengan administrasi dan ketatalaksanaan pada aspeknya. Ia harus mampu menjalin hubungan kemitraan yang lebih luas serta mengenal perilaku birokrasi pemerintahan, dan sebagainya. Kepala
sekolah
merupakan
seorang
pemimpin,
dan
kepemimpinan adalah suatu proses pemberi petunjuk dan pengaruh kepada anggota kelompok atau organinsasi dalam melaksanakan tugas-tugas. Berdasarkan pengertian tersebut maka kepemimpinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Kepemimpinan harus melibatkan orang lain yaitu bawahan atau anggota organisasi. Keberadaan orang lain tersebut yang menyebabkan kedudukan seorang pemimpin. 2) Kepemimpinan tampak pada perbedaan pembagian kekuasaan antara pemimpin dengan yang dipimpin. Pemimpin mempunyai kekuasaan memberikan petunjuk kepada anggota kelompok atau organisasi, dapat sama atau berbeda. 3) Kepemimpinan Pemimpin
harus
tidak
dapat
hanya
mempengaruhi
memberitahukan,
anggotanya. tetapi
juga
mengarahkan bawahannya agar memahami perintah yang diberikan kepada mereka untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya (Hamalik, 2000:165).
18
Selain ciri-ciri kepemimpinan Hamalik memprioritaskan tiga faktor yang perlu diperhatikan untuk memahami kepemimpinan, yaitu: 1) Kedudukan orang-orang yang melakukan interaksi dengan diri sang pemimpin. 2) Sifat hubungan antara orang-orang yang terlibat dalam kelompok atau organisasi yang dipimpin. 3) Banyaknya kedudukan sang pemimpin, apakah berkedudukan tunggal atau berkedudukan ganda. Nurdin
(2009:61)
turut
berpendapat
pula
tentang
kepemimpinan kepala sekolah, yang pada dasarnya adalah perilaku dan pola pikir kepala sekolah dalam interaksinya dalam bentuk kemampuan memprakarsai pemikiran-pemikiran baru, perubahan atau penyesuaian visi, misi, tujuan, sasaran, konfigurasi, procedural, input,
proses,
output
suatu
siklus
sesuai
dengan
tuntutan
perkembangan. Pada tingkat sekolah harus mampu mengendalikan organisasi sekolah dengan baik. Melihat apa yang telah dikemukakan di atas, jelas bahwa seorang kepala sekolah sebagai seorang pemimpin memang terlihat dari perilku dan pola pikirnya dalam berinteraksi, dengan mencetuskan ide-ide baru, yang memperhatikan sungguh hal-hal yang
berkaitan
dengan
tuntutan
perkembangan,
dan
harus
mengendalikan sekolah dengan sebaik-baiknya.
19
Kepala sekolah tidak mungkin bisa berjalan sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Berjalan seiring dengan jajaran pengajar untuk bekerja sama dengan diharapkan mampu meningkatkan kemampuannya dalam meningkatkan kinerjanya sesuai bidangnya masing-masing dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui TQM, sehingga diharapkan kepala sekolah dan guru mampu meningkatkan kemampuannya secara maksimal dalam pengelolaan layanan
pembelajaran
peserta
didik
yang
muaranya
pada
peningkatan mutu pendidikan. Sekolah adalah satuan pendidikan yang merupakan suatu kesatuan yang sistemik, di dalamnya terdiri atas sub-sub sistem yang menentukan, rumit dan banyak faktor yang mempengaruhinya, sehingga yang sangat menentukan adalah faktor manusianya terutama kepemimpinan sekolahnya dengan dukungan penuh para pendidik dan tenaga kependidikan (Matry, 2009:55). Dalam hubungan ini maka kesadaran akan tanggung jawab profesional masing-masing pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah di bawah kepemimpinan sekolah sangat menentukan peningkatan mutu sekolah dan mutu pendidikan sebagai tujuan utama sekolah. Sehingga kepala sekolah, guru dan karyawan dituntut untuk seprofesional mungkin dalam menjalankan tugasnya, dan bertanggung
jawab
sepenuhnya
atas
tugas
yang
diberikan
kepadanya. Jika pelayanan di sekolah itu memuaskan maka peningkatan mutu sekolah dan mutu pendidikan akan dapat
20
diraihnya. Tentunya tidak mengecewakan banyak pelanggan yang dalam lingkup pendidikan diartikan orang tua murid, dan murid sebagai konsumennya. Dalam penelitian ini, kemampuan yang dimaksud penulis adalah kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Kemampuan disini ialah upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam memajukan sekolah dimana dalam dunia pendidikan, kepala sekolah memegang peranan utama dalam peningkatan mutu tersebut. Dengan begitu sangat diharapkan kepala sekolah mempunyai kemampuan serta memiliki loyal yang tinggi untuk mengelola sekolah berkualitas.
b. Tugas-Tugas Pokok Kepala Sekolah Kepala Sekolah sebagai pimpinan tertingi di dalam suatu sekolah mempunyai tugas yang kompleks dan sangat menentukan maju mundurnya suatu sekolah. Tugas Kepala Sekolah yang kompleks tersebut, tidak dapat dirumuskan seluruhnya ke dalam suatu prosedur tugas Kepala Sekolah. Meskipun demikian, standar minimal prosedur tugas Kepala Sekolah yang diatur secara jelas dalam Standar Nasional Pendidikan khususnya standar kualitas dan
21
kompetensi kepala sekolah yang digolongkan menjadi tujuh pokok sebagai berikut: 1) Kepala Sekolah Sebagai Pendidik ( educator ) Kepala Sekolah sebagai pendidik mempunyai tugas 7 aspek penting yaitu
mengajar di kelas, membimbing guru,
membimbing karyawan, membimbing siswa, mengembangkan staf, mengikuti perkembangan IPTEK, dan memberi contoh Bimbingan Konsling/ Karier yang baik. 2) Kepala Sekolah Sebagai Manajer Kepala Sekolah sebagai manager mempunyai tugas empat hal
penting yaitu
menyusun progran sekolah,
menyusun
organisasi kepegawaian di Sekolah, menggerakkan staf (guru dan karyawan), dan mengoptimalkan sumber daya sekolah.
3) Kepala Sekolah Sebagai Administrator Kepala Sekolah sebagai administrator mempunyai tugas enam hal penting yaitu mengelola administrasi KBM dan BK, mengelola ketenagaan,
administrasi mengelola
kesiswaan, administrasi
mengelola keuangan,
administrasi mengelola
administrasi sarana prasarana, dan mengelola administrasi persuratan. 4) Kepala Sekolah Sebagai Supervisor (Penyelia)
22
Tugas Kepala Sekolah sebagai Supervisor meliputi menyusun
program supervisi,
melaksanakan program
supervisi, dan memanfaatkan hasil supervisi. 5) Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Tugas Kepala Sekolah Sebagai pemimpin harus memiliki kepribadian yang kuat; memahami kondisi guru, karyawan, dan siswa dengan baik; memiliki visi dan memahami misi sekolah, memiliki kemampuan mengambil keputusan, dan memiliki kemampuan berkomunikasi. 6) Kepala Sekolah Sebagai Inovator Tugas Kepala Sekolah sebagai inovator meliputi dua hal yaitu kemampuan untuk mencari/ menemukan gagasan baru untuk
pembaharuan
sekolah,
dan
kemampuan
untuk
melaksanakan pembaharuan di sekolah.
7) Kepala Sekolah Sebagai Motivator Tugas Kepala Sekolah Sebagai Motivator meliputi tiga hal yaitu
kemampuan mengatur lingkungan kerja, kemampuan
mengatur sarana kerja, dan kemampuan menetapkan prinsip penghargaan dan hukuman (reward and punishment). Selain tujuh tugas pokok di atas kepala sekolah juga mempunyai tanggung jawab untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Jadi seorang pemimpin atau kepala sekolah pada
23
umumnya sudah semestinya berbuat adil dan tidak pilih kasih terhadap bawahannya. Tidak sepatutnya membeda-bedakan bawahannya baik itu guru maupun karyawan. Sebisa mungkin kepala sekolah harus menegakkan keadilan dalam lingkungan sekolah, termasuk kepada murid dan orang tua murid. Hal ini diperkuat dengan penjelasan Q.S. Al-Maidah/ 5:8 seperti berikut:
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. c. Kriteria Pemimpin yang Baik & Kepala Sekolah yang Efektif Tidaklah mudah menjadi seorang pemimpin. Menjadi seorang pemimpin tidak hanya bertanggung jawab di dunia saja melainkan Ia harus mempertanggung jawabkan masa kepemimpinannya di akhirat kelak. Tidak sembarang orang pula mampu dijadikan seorang pemimpin, Karena
seorang pemimpin mempunyai kriteria yang
harus dipenuhi.
24
Tanpa memikirkan kriteria tersebut maka tidak akan mendapatkan pemimpin yang baik, terkadang saja ada yang telah memenuhi kriteria namun masih juga kurang baik hasilnya. Berbicara dengan seorang pemimpin dalam pendidikan, Tentunya tidak jauh berbeda dengan kriteria pemimpin pada umumnya. Telah dijelaskan dalam surat Al-„Imran/ 3: 110.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Berbicara tentang organisasi pendidikan, khususnya dalam sektor-sektor di organisasi, harus memiliki seorang pemimpin atau penanggung jawab. Pada tataran ini menurut Robbins (1991:125) seperti yang dikutip
oleh
M.
N.
Nasution
(2005:200)
mendefinisikan
kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi kelompok ke arah pencapaian tujuan dan sasaran. Schiesheim, (dalam Kreitner dan Kinicki, 1992:516) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pengaruh social dimana pemimpinnya mengupayakan partisipasi sukarela para bawahannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
25
Gibson, J.L. (11991:364) mengemukakan definisi kepemimpinan merupakan
kemampuan
untuk
mempengaruhi
motivasi
atau
kompetensi individu-individu lain dalam suatu kelompok. Kepemimpinan dalam suatu lembaga pendidikan adalah untuk memperbaiki kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Sekolah lainnya, memperbaiki kualitas, meningkatkan output, dan secara simultan memberikan kebanggaan atas kecakapan kerja masyarakat sekolah. Dengan demikian, bila seseorang menguasai atau mengepalai suatu kelompok, orang tersebut pasti memimpin. Sudut pandang ini, maka setiap guru, pesuruh, dan kepala tata usaha adalah seorang pemimpin (Umiarso & Imam Gojali, 2010:161). Hal yang dikatakan di atas memanglah benar, semua pihak bisa dikatakan seorang pemimpin dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Bahkan kita semua adalah seorang pemimpin yaitu pemimpin untuk diri kita sendiri. Baik atau tidaknya diri kita pun tergantung bagaimana kita memimpin diri kita masing-masing. Seperti dijelaskan dalam sebuah hadits yang mengemukakan tentang etika kepemimpinan dan kepemerintahan.
هلل عَهٍَْ ِو ًَ سَهَ َم ُ ً صَهَى ا ِ ن اننَ ِب ِ َ ع: هلل عَنْيُمَب ُ ًا َض ِ َن عُمَ َز ر ِ ْث اب ُ ٌْ حَ ِد ن رَعٍَِّتِوِ فَبنْأَمٍِْ ُز انَذِي عَهَى ْ َل ع ٌ ٌْ ُع ًَ كُهُكُ ْم مَسْئ ٍ ل أَنَب كُهُكُ ْم رَا َ اَّنَوُ قَب ٌَ ُم بٍَْتِ ِو ًَى ِ ع عَهَى أَ ْى ٍ م رَا ُج ُ َن رَعٍَِتِ ِو ًَانز ْ َل ع ٌ ٌْ ع ًَىُ ٌَ مَسْئ ٍ س رَا ِ اننَب ً مَسْئٌُْنَ ٌت َ ت بَعْهِيَب ًًََنِدِ ِه ًَ ِى ِ ٍَْل عَنْيُ ْم ًَاْنمَزَْأ ُة رَاعٍَِ ٌت عَهَى ب ٌ ٌْ ُمَسْئ ًَ ع ٍ ل عَنْ ُو أَنَب فَكُهُكُ ْم رَا ٌ ٌْ ُع عَهَى مَبلِ سٍَِدِ ِه ًَىُ ٌَ مَسْئ ٍ عَنْيُ ْم ًَاْنعَبْ ُد رَا ن رَعٍَِتِ ِو ْ َل ع ٌ ٌْ ُكُهُكُ ْم مَسْئ
26
"Setiap kalian adalah ra‟in dan setiap kalian akan ditanya tentang ra‟iyahnya. Imam a‟zham (pemimpin negara) yang berkuasa atas manusia adalah ra‟in dan ia akan ditanya tentang ra‟iyahnya. Seorang lelaki/suami adalah ra‟in bagi ahli bait (keluarga)nya dan ia akan ditanya tentang ra‟iyahnya. Wanita/istri adalah ra‟iyah terhadap ahli bait suaminya dan anak suaminya dan ia akan ditanya tentang mereka. Budak seseorang adalah ra‟in terhadap harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Ketahuilah setiap kalian adalah ra‟in dan setiap kalian akan ditanya tentang ra‟iyahnya (HR. Al-Bukhari no. 5200, 7138 dan Muslim no. 4701 dari Abdullah bin „Umar radhiyallahu 'anhuma)”. Kembali pada pemimpin secara umum, pada kenyataannya tidak semua pemimpin merupakan pemimpin yang efektif, bahkan sering kali malah bukan pemimpin yang baik. Menurut Umiarso & Imam Gojali (2010:161-162) ada beberapa hal yang membedakan antara pemimpin yang baik dan pemimpin yang tidak baik, di antarannya adalah sebagai berikut: 1) Pemimpin lebih banyak menggunakan pendekatan pull (menarik) dari pada push (mendorong). Seorang pemimpin akan terlibat secara nyata dalam usahanya melaksanakan kepemimpinan. 2) Pemimpin tahu arah tujuannya. Pemimpin menentukan visi organisasi dan cara-cara untuk mencapai visi tersebut. 3) Pemimpin harus berani dan dapat dipercaya. Pemimpin harus berani mengambil resiko dalam menghadapi dan mengatasi segala macam rintangan dan hambatan yang timbul. Bahkan, kadang kala tujuan jangka pendek harus berani dikorbankan bila memang menghambat tercapainya visi organisasi. Selain itu, pemimpin
27
juga harus dipercaya oleh bawahannya, karena bila tidak ia tidak akan menjadi pemimpin yang baik. 4) Peranan terpenting dari seorang pemimpin setelah membentuk visi dan cara pencapaianya adalah membantu para bawahan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan rasa bangga. Peranan seorang
pemimpin
bukanlah
mendikte
bawahan,
tetapi
memberikan kemudahan (facilitate) kepada mereka. Mereka diberi pelatihan agar dapat terlibat dalam proses organisasi dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki. Berdasarkan deskripsi tersebut, maka kinerja guru merupakan landasan yang sangat vital dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran dan bermuara pada peningkatan prestasi peserta didik pula. Oleh sebab itu, kepemimpinan kepala sekolah merupakan ujung tombak untuk mencapai peningkatan pembelajaran dan prestasi peserta didik. Sehingga kepala sekolah minimal harus mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan pendidikan (Sobri, dkk., 2009:72, dalam buku Umiarso & Imam Gojali, 2010:162). Apalagi kepala sekolah adalah sebagai pengelola institusi atau pelembagaan pendidikan, sehingga tentu saja mempunyai peran yang teramat penting karena ia juga sebagai desainer, pengorganisasian, pelaksana,
pengelola
tenaga
kependidikan,
pengawas,
serta
28
pengevaluasi program pendidikan dan pengajaran di lembaga yang dipimpinnya. Selain menjadi pemimpin yang baik, adapula kriteria menjadi kepala sekolah yang efektif. Seperti yang dikatakan oleh E. Mulyasa (2003:126) dalam buku Umiarso & Imam Gojali (2010:165) Kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif. 2) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. 3) Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat, sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan. 4) Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah. 5) Bekerja dengan tim manajemen. 6) Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan. Dengan adanya kriteria seperti di atas maka hal tersebut bisa dijadikan tolok ukur para kepala sekolah untuk menilai dirinya sendiri apakah Ia termasuk dalam golongan kepala sekolah yang efektif atau malah sebaliknya, dan jika Ia belum terdaftar menjadi
29
kepala sekolah yang efektif dengan mengacu pada kriteria tersebut maka akan lebih memudahkannya menyesuaikan dengan yang lain.
2. Total Quality Management (TQM) a. Pengertian TQM Berbicara tentang TQM sangatlah luas dan cukup menarik untuk diperbincangkan, beragam pengertian tentang TQM yang dikemukakan oleh beberapa para ahli. Definisi TQM memang cukup luas, banyak para
ahli
mengemukakan pendapatnya tentang TQM, dengan pendapatpendapat dari para ahli tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya TQM merupakan usaha untuk memaksimalkan kinerja dan menggerakkan anggota untuk mewujudkan kualitas terbaik dari suatu produk secara terus menerus yang titik akhirnya bermuara pada kepuasaan pelanggan. Berikut pemaparan para pakar tentang TQM: Menurut M. N. Nasution (2005:28) TQM merupakan sistem manajemen yang berfokus pada semua orang/ tenaga kerja, bertujuan untuk terus menerus meningkatkan nilai yang diberikan bagi pelanggan dengan biaya penciptaan nilai yang rendah dari pada nilai suatu produk. Hadari Nawawi (2003:46) turut mengemukakan pendapatnya bahwa TQM adalah manajemen fungsional dengan pendekatan yang
30
secara terus menerus difokuskan pada peningkatan kualitas produknya sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum (public service) dan pembangunan masyarakat (community development). Pengertian lain dikemukakan oleh Edward Sallis (2010:73) TQM adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap instusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang akan datang. Menurut Santoso yang dikutip oleh Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2009:4) TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelenggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Dalam bidang pendidikan tujuan akhir TQM adalah untuk meningkatkan kualitas, daya saing bagi output (lulusan) dengan indikator adanya kompetensi sosial siswa/ lulusan yang tinggi (Umiarso & Imam Gojali, 2010:143). Berdasarkan beberapa pengertian di atas, Hadari Nawawi (2003:127)
mengemukakan tentang karakteristik TQM sebagai
berikut: 1) Focus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
31
2) Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas. 3) Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. 4) Memiliki komitmen jangka panjang. 5) Membutuhkan kerja sama tim. 6) Memperbaiki proses secara berkesinambungan. 7) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. 8) Memberikan kebebasan yang terkendali. 9) Memiliki kesatuan yang terkendali. 10) Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Dengan definisi yang bervariasi seperti di atas maka TQM memang sangat diperlukan dalam sebuah lembaga, baik lembaga perusahaan maupun lembaga pendidikan. TQM dalam lembaga pendidikan
penting sekali karena dalam meningkatkan mutu
pendidikan TQM sangat berperan. Dalam TQM itu sendiri perlu memperhatikan
Manajemen
Berbasis
Sekolah
(MBS)
yang
merupakan bentuk ejawantahan dari otonomi sekolah yang bertujuan untuk
memandirikan
pemberian wewenang,
atau
memberdayakan
sekolah
melalui
keluwesan, dan sumber daya untuk
meningkatkan mutu sekolah. (Umiarso & Imam Gojali, 2010:349). Menurut
Suryobroto
(2004:196)
pada
dasarnya
MBS
merupakan suatu strategi pengelolaan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang menekankan pada pengarahan dan pendayagunaan
32
sumber internal sekolah dan lingkungannya secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas atau bermutu. Menurut Kurti Hardi, dalam buku Umiarso & Imam Gojali (2010:80)
ada
tiga
tujuan
diterapkannya
MBS.
Pertama,
mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam aspek MBS untuk meningkatkan mutu sekolah. Kedua, mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat setempat. Ketiga, mengembangkan peran serta
masyarakat
persekolahan
dari
yang unsur
lebih
aktif
komite
dalam
sekolah
masalah untuk
umum
membantu
peningkatan mutu sekolah. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa tujuan MBS adalah peningkatan mutu pendidikan, yakni dengan memandirikan sekolah untuk mengelola lembaga bersama pihak-pihak terkait (guru, peserta didik, masyarakat, wali murid, dan instansi lain). Dengan demikian sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi menunggu instruksi dari atas dalam mengambil langkah-langkah untuk memajukan pendidikan. Mereka dapat mengembangkan suatu visi pendidikan sesuai dengan keadaan setempat dan melaksanakan visi tersebut secara mandiri.
33
b. Implementasi TQM dalam Pendidikan Umiarso & Imam Gojali (2010:137-138) dalam TQM, lembaga pendidikan (sekolah) harus menempatkan siswa sebagai “klien” atau dalam istilah perusahaan sebagai “stakeholders” yang terbesar, sehingga suara siswa harus disertakan dalam setiap pengambilan keputusan strategi langkah sekolah. Penerapan TQM berarti pula kebebasan
untuk
berpendapat.
Kebebasan
berpendapat
akan
menciptakan iklim yang diologis antara siswa dan guru, siswa dan kepala sekolah, serta guru dan kepala sekolah, atau singkatnya kebebasan berpendapat dan keterbukaan antara seluruh warga sekolah. Dengan demikian kepala sekolah harus bisa menampung anspirasi rakyat, baik dari guru, karyawan maupun siswa. Menghormati pendapat orang lain dan menanggapinya dengan bijak. Implementasi TQM dalam organisasi pendidikan, khususnya negeri, memang tidak mudah. Adanya hambatan dalam budaya kerja serta unjuk kerja dari guru dan karyawan sangat mempengaruhi. Tanpa adanya penerapan TQM dalam lembaga pendidikan terlalu sulit bagi kepala sekolah dan guru untuk mengunggulkan sekolah tersebut. Karena TQM akan memberikan kemudahan dalam meningkatkan produk atau jasa yang berkualitas seperti yang diharapkan oleh semua pihak. Hal itu bisa terjadi jika kepala sekolah menguasai TQM dan mampu menerapakannya dengan baik.
34
B. Pengertian Peningkatan Mutu Pendidikan 1. Pengertian Mutu Pendidikan Berbicara tentang pengertian kualitas atau mutu dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena mutu pendidikan memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya. Menurut Edward Sallis (2010:51) mutu dapat dipandang sebagai sebuah konsep yang absolut sekaligus relatif. Menurut penulis sendiri mutu adalah suatu yang patut diunggulkan, suatu keadaan yang telah memenuhi sebuah kriteria sehingga dapat dikatakan mempunyai bobot atau nilai terbaik sedangkan menurut Joseph Juran, seperti yang dikutip oleh M.N Nasution (2005:2) kualitas diartikan sebagai kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pelanggan
atau
kualitas
sebagai
kesesuaian
terhadap
spesifikasi. Secara leksikal, dalam kamus besar bahasa Indonesia (1999:677) mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda, keadaan, taraf, atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya). Menurut D.L. Goetsch dan S Davis, seperti yang dikutip oleh Fandy Tciptono dan Anastasia Diana (2009:4) mendefinisikan mutu sebagai suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebuhi harapan. Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal, dari definisi-definisi yang terdapat beberapa persamaan.
35
Artinya, dalam mendefinisikan mutu/ kualitas memerlukan pandangan yang komprehensif. Dalam hal ini, ada beberapa elemen yang bisa membuat sesuatu dikatakan berkualitas. Pertama, kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Kedua, kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. Ketiga, kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap kualitas saat ini mungkin dianggap kualiatas pada saat yang lain). Keempat, kualitas merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Umiarso & Imam Gojali, 2010:123). Sementara itu jika dilihat dari segi korelasi mutu dengan pendidikan
dalam
buku
Umiarso
&
Imam
Gojali
(2010:124)
sebagaimana dikemukakan oleh Dzaujak Ahmad (1996:8) bahwa mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/ standar yang berlaku. Pengertian mutu menurut Oemar Hamalik (1990:33), dapat dilihat dari dua sisi, yaitu segi normatif dan segi deskriptif. Dalam arti normatif, mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan kriteria instrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteria instrinsik, mutu pendidikan merupakan produk pendidikan yakni manusia yang terdidik, sesuai dengan standar
36
ideal. Berdasarkan kriteria ekstrinsik, pendidikan merupakan instrument untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih. Adapun dalam arti deskriptif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya, misalnya hasil tes prestasi belajar. Sudarwan Danim (2008:53) dalam buku Umiarso & Imam Gojali (2010:124)
memiliki
pandangan
lain
tentang
pengertian
mutu.
Menurutnya, mutu pendidikan mengacu pada masukan, proses, iuran, dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari beberapa sisi. Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan Sumber Daya Manusia, seperti kepala sekolah, guru, laboran, staf tata usaha, dan siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah, dan lain-lain. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, dan deskripsi kerja. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketentuan, dan cita-cita. Dilihat dari hasil pendidikan, mutu pendidikan dipandang berkualitas
jika
mampu
melahirkan
keunggulan
akademis
dan
ekstrakulikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu. Berdasarkan deskripsi beberapa pakar di atas dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan adalah derajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan
37
akademis dan ekstrakulikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu. Dengan demikian, maka mutu pendidikan bukanlah upaya sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan pendidikan akan terus berubah seiring dengan perubahan zaman yang melingkarinya, sebab pendidikan merupakan buah dari zaman itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan mutu sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntunan kehidupan masyarakat (Umiarso & Imam Gojali, 2010:125126). Menurut E. Mulyasa (2005:31) dalam buku Umiarso & Imam Gojali (2010:27) peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan dibidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh. 2. Langakah-langkah Meningkatkan Mutu Pendidikan Dalam meningkatkan mutu pendidikan tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Adapun dengan menggunakan strategi khusus dalam meningkatkan mutu pendidikan. a. Merekrut Sumber Daya Manusia yang professional baik untuk tenaga edukatif maupun administratif.
38
b. Mampu merefleksikan keberhasilan dengan memiliki keistemewaan tersendiri dan telah diakui kehandalannya dan tidak diragukan lagi. c. Sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan dalam hal ini murid, wali murid, dan masyarakat setempat, bahwasanya lembaga tersebut telah memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan. d. Mempunyai daya tahan dalam arti berjuang untuk tetap bersaing dalam keadaan bagaimanapun. e. Mampu melayani semua pihak dengan baik, berperilaku sopan dan berkompetensi
serta
mampu
menangani
masalah
dengan
memuaskan. f. Menjaga nama baik lembaga dan mengharumkan citra lembaga pendidikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan pernah ada habisnya. Keseriusan pengelola pendidikan juga berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan. Membuat sekolah menjadi bermutu memanglah mudah tapi juga sulit (gampang-gampang susah). Dikatakan mudah apabila yang terjun di dalamnya adalah orangorang yang benar-benar siap untuk mewujudkan harapannya, di dalamnya hanya ada orang-orang yang berpotensi untuk memajukan sekolah dan menciptakan sekolah yag efektif, dengan dimulai dari merekrut para pendidik yang mempunyai Sumber Daya Manusia yang berpotensi tinggi dan professional.
39
Dikatakan susah dalam mewujudkan sekolah yang bermutu apabila di dalamnya hanya terdapat orang-orang yang egois, hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri dan tidak memperdulikan orang lain. Jika semua perangkatnya begitu lantas bagaimana akan berjalan yang namanya kerja sama. Maka dari itu untuk mewujudkan mutu pendidikan adalah dimulai dari hal yang paling mendasar yaitu pendidik.
C. Studi Korelasi antara Kemampuan Kepala Sekolah dalam TQM dengan Peningkatan Mutu Pendidikan Kemampuan Kepala Sekolah dalam TQM merupakan unsure terpenting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kepala Sekolah dituntut untuk memperlihatkan segala kemampuannya dalam segala macam bidang. Khususnya dalam bidang manajemen, karena pemimpin merupakan salah satu bagian dari manajemen dimana kepala sekolah menerapkan TQM sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kepala Sekolah
merupakan pemimpin dalam lembaga pendidikan,
antara Kepala Sekolah dan TQM menpunyai unsur keterkaitan. Keduanya saling berkesinambungan, melengkapi kekurangan satu sama lain. Seperti yang dikemukakan oleh Edward Sallis (2010:169) bahwa kepemimpinan adalah unsur terpenting dalam TQM. Pemimpin harus memiliki visi dan mampu menerjemahkan visi tersebut dalam kebijakan yang jelas dan tujuan yang spesifik.
40
Kaitannya dengan TQM, Goetsch dan Davis (1994:192) dalam bukunya M.N. Nasution (2005:200), mendefinisikan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui organisasi. Kepemimpinan sendiri tidak hanya berada pada posisi puncak struktur organisasi perusahaan, tetapi juga meliputi setiap level yang ada dalam organisasi. Kepala Sekolah tanpa TQM yang dikelola dengan baik maka sulit baginya untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan TQM tanpa Kepala Sekolah yang berkerja dengan sebaik-baiknya maka tidak akan tercapai yang namanya mutu pendidikan. Sekolah yang bermutu akan banyak lebih diminati oleh khalayak dan sekolah yang tidak bermutu akan tersingkirkan dengan sendirinya. Untuk menciptakan peningkatan mutu pendidikan perlu kita ketahui tentang dimensi kualiatas terlebih dahulu. Menurut Hadari Nawawi (2003:141) dimensi kualitas yang dimaksud adalah dimensi kerja organisasi, iklim kerja, nilai tambah, kesesuaian dengan kualifikasi, kualitas pelayanan dan daya tahan hasil pembangunan, serta persepsi masyarakat. Dari berbagai dimensi kualitas tersebut semuanya saling berkesinambunagan pula. Dalam dimensi kerja organisasi dampaknya pada keberhasilan mewujudkan, mengembangkan dan menpertahankan eksistensi sekolah. Dalam iklim kerja diharapkan saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain, serta dibutuhkan kreativitas, inisiatif dan inovatif. Nilai tambah
41
dilihat pada rasa puas dan berkurangnya keluhan siswa. Kesesuaiaan dengan kualitas menuai hasil berdasarkan ukuran kualitas yang telah disepakati bersama. Pelayanan yang memuaskan kepada siswa serta memperhatikan kualitas output. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan mutu pedidikan, faktor kepemimpinan sekolah merupakan faktor yang sangat vital dalam manajerial sekolah. Menurut Wahjosumidjo (2008:383-385) dalam buku Umiarso & Imam Gojali (2010:157) agar fungsi kepemimpinan kepala sekolah berhasil memberdayakan segala sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan sesuai dengan situasi, diperlukan seorang kepala sekolah yang memiliki kemampuan profesional, meliputi kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, pelatihan, dan pengetahuan professional, serta kompetensi administrasi dan pengawasan. Dengan demikian, kemampuan profesional kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu bertanggung jawab dalam menciptakan suatu situasi belajar mengajar
yang
kondusif,
sehingga
guru-guru
dapat
melaksanakan
pembelajaran dengan baik dan peserta didik dapat belajar dengan tenang. Di samping itu, kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama dengan semua pihak baik dari dalam maupun luar sekolah. Manajemen ditinjau dan sebagai kepemimpinan (leadership), dalam hal ini masalahnya adalah sebagaimana mengatur tata hubungan antara pemimpin dengan bawahan. Di sini human relation sebagai faktor utama. Kepala Sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan menunjukkan bahwa
42
keberhasilan tugas-tugas manajemen pendidikan di sekolah banyak tergantung kepada pemimpinnya (Suryobroto, 2004:183). Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara kemampuan kepala sekolah dalam TQM terhadap peningkatan mutu pendidikan. Dimana antara kemampuan kepala sekolah, TQM, dan peningkatan mutu pendidikan adalah satu kesatuan yang utuh serta mempunyai hubungan yang sangat kuat dan erat. Apabila kemampuan kepala sekolah dalam TQM itu profesional dan berupaya dengan sungguh-sungguh maka peningkatan mutu pendidikan akan dapat diraih berkat usaha yang maksimal dan bantuan dari semua pihak. Karena mustahil sekali jika kepala sekolah mampu berdiri sendiri dalam meningkatkan mutu pendidikan tanpa bantuan dari orang lain. Pada hakikatnya manusia itu tidak bisa berdiri sendiri pasti dan otomatis manusia selalu membutuhkan pertolongan dari orang lain. Begitu pula sebaliknya, jika seorang pemimpin tidak bisa bersosialisasi dan bersifat individu, dan tidak memenuhi kriteria menjadi seorang pemimpin yang baik lagi efektif, serta sebagai pemimpin tidak menguasai TQM maka sebuah mutu hanyalah angan belaka dan selamanya begitu, tidak ada perubahan di dalamnya dan tidak ada kemajuan di sekolah tersebut. Jika seorang pemimpin sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengupayakan yang terbaik bagi sekolah, kepala sekolah baik dengan semua pihak maka sudah seharusnya para guru dan karyawan serta semua pihak yang terkait juga memperlakukan kepala sekolah sebagai pemimpin dengan
43
baik pula serta mentaati perintahan yang menuntun untuk menuju kebaikan. Dengan begitu semua akan kelihatan harmonis, rukun dan dinamis, serta semua usaha dan upaya dapat berjalan dengan baik pula. Seperti yang dijelaskan dalam Q. S. An-Nisa/ 4: 59:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Dengan demikian mutu merupakan hal terpenting dalam meningkatkan pendidikan, dan TQM juga sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, terlebih peran seorang kepala sekolah, itulah yang paling terpenting. Maju dan tidaknya, bermutu dan tidaknya sekolah tergantung bagaimana usaha yang dilakukan kepala sekolah dan kerja sama kepala sekolah dengan pihak lain termasuk guru dan ketenagakerjaan. BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara kemampuan kepala sekolah dalam TQM terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran. Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMK tersebut. Sebelum peneliti memberikan hasil dari
44
penelitiannya, terlebih dahulu peneliti ingin memberikan gambaran umum tentang SMK NU Ungaran. A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian 1.
Sejarah Berdirinya SMK NU Ungaran didirikan pada tanggal 19 Mei 2003 oleh Ulama NU Kabupaten Semarang yang dimotori oleh K.H. Abdul Wahab (Kauman-Ungaran). Para pendiri SMK NU Ungaran diluar Kabupaten Semarang adalah Shohibul Karomah wal Fadhilah K.H. Ahmad Abdul Haq (Watucongol-Muntilan). Pada tahun pertama didirikan SMK NU Ungaran menerima sekitar 72 murid dari seluruh Kabupaten Semarang, dan pada tahun ke empat (2006/2007) jumlah murid SMK NU Ungaran mencapai 309, yang berasal dari daerah Jawa Tengah dan juga sebagian kecil dari daerahdaerah di Jawa Barat dan Jawa Timur. Murid-murid dari luar Kabupaten Semarang, sebagian besar “nyantri/mpondok” di ponpes-ponpes sekitar SMK NU Ungaran. Sejak didirikan sampai dengan saat ini, SMK NU Ungaran sudah memiliki dua program keahlian (khusus) yaitu Teknik Komputer dan Jaringan dan Multimedia pada Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dengan hanya memfokuskan pada dua
jurusan yaitu
Teknik Komputer dan Jaringan dan multimedia, SMK NU Ungaran berkeinginan agar ketika belajar Teknik Komputer dan Jaringan maupun Multimedia, tempatnya hanya di SMK NU Ungaran.
45
Program-program unggulan di SMK NU Ungaran pada Bidang Produktif
adalah
(1)
Teknik
Komputer
Jaringan,
(2)
Sistem
Pemrograman, dan (3) Desain Web. Adapun program unggulan lainnya adalah Bahasa Jepang dan Engglish Corner. Bahasa Jepang diarahkan agar siswa memiliki bekal untuk bisa dimagangkan pada Perusahaanperusahaan di Jepang, yang dalam hal ini SMK NU Ungaran sudah menjalin kerja sama dengan DISNAKERTRANS Propinsi Jawa Tengah. English Corner diarahkan agar anak menjadi “familiar” dengan bahasa inggris terutama conversation. Pada tahun pertama didirikan yaitu tahun 19 Mei 2003, SMK NU Ungaran dipimpin oleh Drs. Abdullah Faqih, M.Pd., dan berakhir pada akhir tahun pelajaran 2004. Kemudian pengurus yayasan menunjuk Ahmad Hanik, S.Ag.,M.Pd. untuk menggantikan kepemimpinan SMK NU Ungaran sampai dengan saat ini.
2. Profil Madrasah a. Nama Madrasah
: SMK NU Ungaran
b. Alamat Sekolah
: Jl. Kaligarang, No. 9, Ungaran
c. Kontak Person
: 024-6924034
d. E-Mail
:
[email protected]
3. Visi, Misi dan Tujuan SMK NU Ungaran a. Visi
46
Taat pada ajaran agama Islam, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan santun dalam berakhlaqul karimah. b. Misi 1) Membimbing siswa dengan ajaran islam ahlu sunnah wal jama‟ah. 2) Menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan handal sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat. 3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) khususnya bidang teknologi, informasi dan komunikasi. c. Tujuan 1) Mencetak pribadi siswa untuk memiliki pandangan islam ahlu sunnah wal jama‟ah. 2) Mencetak tenaga kerja siap pakai yang trampil dan handal sesuai dengan kebutuhan imdustri dan masyarakat. 3) Mencetak kualitas sumber daya manusia
yang trampil
khususnya dalam bidang teknologi, informasi dan komunikasi. 4. Letak Geografis SMK NU Ungaran merupakan lembaga pendidikan formal, sekolah mnengah kejuan namun di bawah naungan lembaga ma‟arif Nahdhotul Ulama. Terletak di sebalah barat alun-alun ungaran barat, tepatnya di bawah kaki gunung Ungaran
yang berhawa sejuk dan
nyaman, yaitu di JL. Kaligarang No. 9 Ungaran.
47
Posisi bangunan sendiri berhadapan dengan sungai dan kolam pemancingan, SMK NU Ungaran bersebalahan dengan MTS NU Ungaran, Jika di lihat dari jalan maka SMK NU Ungaran berada persis di belakang MTs. NU Ungaran. Kedua bangunan itu terlihat menjadi satu kawasaan karena keduanya masih satu yayasan. Batasan-batasan SMK NU Ungaran adalah sebagai berikut: a. Sebelah barat berbatasan dengan sungai. b. Sebelah timur berbatasan dengan MTs. NU Ungaran. c. Sebelah utara berbatasan dengan perkampungan. d. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya kali garang. 5. Sarana dan Prasarana Penunjang Proses Pembelajaran Dalam suatu lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, sarana dan prasarana merupakan kebutuhan primer. Apalagi lembaga pendidikan formal seperti SMK NU Ungaran sarana dan prasarana sangat mendukung keberhasilan pendidikan dan pengajaran.
Setelah penulis mengadakan observasi dan wawancara seperlunya dengan pihak yang bersangkutan, maka dapat dikemukakan tentang kondisi fisik gedung, dan sarana-sarana lainnya di SMK NU Ungaran yang secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut: 1. Pergedungan a. 18 ruang kelas b. 1 ruang kepala sekolah
48
c. 1 ruang guru d. 1 ruang tata usaha e. 1 ruang ISO f. 7 ruang laboratorium, yang terdiri dari: 1) 1 lab. multimedia 2) 1 lab. perakitan 3) 5 lab. jaringan g. 1 mushola, yang digunakan bersama-sama dengan Mts. NU. h. 2 WC guru i.
4 WC siswa
2. Peralatan a. Peralatan Perkantoran 1) 5 komputer a) 3 di ruang guru b) 2 di ruang tata usaha c) 1 di ruang ISO
2) 4 printer a) 3 di ruang guru b) 1 di ruang tata usaha c) 1 di ruang ISO 3) 3 almari a) 1 di ruang guru
49
b) 1 di ruang kepala sekolah c) 1 di ruang tata usaha 4) 7 LCD 5) 2 set kursi tamu a) 1 di ruang guru b) 1 di ruang kepala sekolah b. Peralatan Kelas 1) meja kursi guru 2) meja kursi siswa 3) papan tulis 4) papan absen 5) daftar hadir 6) 1 set alat kebersihan c. Peralatan Lain 1) peralatan sholat 2) perlatan upacara 3) peralatan toga 4) peralatan drum band 5) peralatan olah raga a) lompat jauh b) tolak peluru c) bola basket d) volley
50
e) lempar lembing f) lempar cakram 3. Perpustakaan Sebenarnya perpustakaan merupakan sarana penting untuk memperlancar proses pembelajaran. Dengan fasilitas yang ada pada perpustakaan dapat membantu siswa untuk mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan dan informasi tentang IPTEK. Namun,
pada
kenyataannya
di
SMK
NU
Ungaran
perpustakaan masih belum terlealisasi. Rencananya akan terlealisasi pada tahun ajaran ini, berhubung gedung dalam keadaan perbaikan sedangkan sebenarnya buku-bukunya sudah tersedia, akan tetapi belum ada yang bersedia dimintai data terkait hal ini. 6. Keadaan Siswa SMK NU Ungaran Adapun Jumlah siswa SMK NU Ungaran terdiri dari: a. Kelas X
: 396 siswa
b. Kelas XI
: 345 siswa
c. Kelas XII
: 246 siswa
Jadi jumlah siswa keseluruhan di SMK NU Ungaran tahun 2011 mencakup 987 siswa.
7. Keadaan Guru SMK NU Ungaran
51
SMK NU Ungaran mempunyai 42 guru termasuk kepala sekolah, dengan rincian tugas sebagai berikut : a.
Data guru SMK NU Ungaran tahun 2011: TABEL I DATA GURU SMK NU UNGARAN TAHUN 2011 Pendidikan Terakhir
Bidang Studi
Tugas Tambahan
H. Ahmad Hanik, S.Ag, M. Pd.
S2
IPS
Kepala Sekolah
2.
Maskuri, S.Pd.
S.1
Teknik Elektro
3.
Budi Setiarjo, S.Pd.
S.1
Matematika
4. 5.
M. Ulil Rahman, S.Pd. Lagiyono, S.Ag.
S.1 S.1
6.
Mujeri, S.Pd.
S.1
7. 8.
Ika Kurniawati, S.Pd. Wiwin Ariyanti, S.Pd.
S.1 S.1
9.
Dyan Nuryahya, S.Kom
S.1
10.
Djarot Nugroho, S.Si, M. Kom.
S.2
11. 12.
Erti S Amawati, S.Pd. Muslikun, S.Pd.
S.1 S.1
13.
Andi Siswadi, S.Kom.
S.1
14.
Rezky Kurniawan, S. Kom.
S.1
15.
Latif Anshori, S.Pd.
S.1
16. 17.
Nur Suciati, S.Pd. Riko Kurniawan, S.Pd. Adhystia Nurhantanti, S.Psi. Drs. Budi Purwanto, M.Pd
S.1 S.1
20.
Alit Kusto, S.Kom.
S.1
21.
Zumroni, S.Ag.
S.1
Bahasa Inggris PAI Bahasa Indonesia Kimia Fisika Melakukan perbaikan dan setting ulang system PC Merancang bangun dan menganalisa WAN(6)TKJ Matematika PKn Melakukan perbaikan dan perawatan periferial Mem-beck-up dan merestore software Bahasa Indonesia Matematika Penjaskes Bimbingan Konseling Bimbingan Konseling Mengoperasikan software visual efek Aqidah Akhlak
No
Daftar Nama
1.
18. 19.
S.1 S.2
Waka Kurikulum Waka Kesiswaan Waka Sarpras
52
22.
Mugiwati, S.Pd.
S.1
23.
Suharto, S.Pd.
S.1
24. 25.
Fahuri, S.Pd. Budi Sujiwa, S.Pd. Vina Yunita Sari, A.Md
S.1 S.1
Kewira-usahaan Seni dan Budaya PKn Bahasa Inggris
S.1
Bahasa Jepang
27.
Nining Purwanti, S.Pd.
S.1
28.
Puji Winarti, S.Pd Eva Risky Paramita, S.Pd Kuswionno, S.Kom. Umi Marfuatin, S.Pd.I Nurwasito, S.Pd. Hasbi Iskandar, S.Pd. Dwi Agus Widarto Muhtar Khanafi Zaenal Muttaqin Harizka Erlifiana,S.Pd Ratih Budi Nurani, S.Pd Ahmad Taufik, S.Pd. Moh. Abdurahman Hafidz, S.Pd. Ahmad Solahudin Irianto, S.Kom. Muhamad Ch.
S.1
Bahasa Indonesia IPA
S.1
Bahasa Inggris
S.1 S.1 S.1 S.1
Desain Grafis Bahasa Arab Matematika Fisika/ IPA Penjaskes KKPI PAI Bahasa Inggris
26.
29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42.
S.1
Bahasa Jawa Bahasa inggris Ke-NU-an Komputer Komputer
b. Data karyawan SMK NU Ungaran tahun 2011 TABEL II DATA KARYAWAN SMK NU UNGARAN TAHUN 2011 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Daftar Nama Karyawan Sony Widyatmoko,S.Pd. Fajar Agus Nugroho Wahid Setiadji,S.H. Nuryanto Nur Aliyah Ihwanudin Niam Masykuri M. Syarifudin MR Rusman Sujinah Afif Nasrudin Agus Mustofa
Pendidikan Terakhir S1 D3 S1 SMK SMK SMK SMK D3
c. Struktur organisasi SMK NU Ungaran tahun 2011
53
Adapun Struktur organisasi SMK NU Ungaran tahun 2011 (tabel III) terlampir.
B. Penyajian Data Berdasarkan rumusan masalah yang penulis ketengahkan, maka penulis mengumpulkan data dengan 2 metode, yaitu kuisioner dan dokumentasi. Untuk mengumpulkan data tentang hubungan antara kemampuan kepala sekolah dalam TQM terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011, penulis membagikan angket kepada responden 40 guru SMK NU Ungaran tahun 2011. Angket tesebut terdiri dari 20 pertanyaan, setiap pertanyaan terdiri dari empat pilihan jawaban. Untuk memudahkan penganalisaan dari 20 item pertanyaan tersebut, maka penulis menentukan nilai dari masing-masing opsi jawaban dari responden, sebagai berikut : 1. Jawaban
a = 4 skor
2. Jawaban
b = 3 skor
3. Jawaban
c = 2 skor
4. Jawaban
d = 1 skor
a. Data Responden Keadaan guru SMK NU Ungaran tahun 2011 yang menjadi populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
TABEL IV
54
DATA RESPONDEN GURU SMK NU UNGARAN TAHUN 2011
Urut 1. 2. 3.
No NUPTK 9240745648200013 8443755657200013 5851760661200002
Maskuri, S.Pd. Budi Setiarjo, S.Pd. M. Ulil Rahman, S.Pd
4.
1468750602200032
Lagiyono, S.Ag.
5. 6. 7.
7542745647200003 4648758657300002 6360758659300003
Mujeri, S.Pd. Ika Kurniawati, S.Pd. Wiwin Ariyanti, S.Pd.
8.
8163756658200003
Dyan Nuryahya, S.Kom.
Nama Guru
Djarot Nugroho, S.Si, M. Kom.
9. 10. 11.
9433756658200003 5848762664200022
Erti S Amawati, S.Pd. Muslikun, S.Pd.
12.
4947755657200062
Andi Siswadi, S.Kom.
13.
8842755659200062
14. 15. 16.
1334760662200043 3339763664300046
17. 18.
5559739640200003
19.
Alit Kusto, S.Kom.
20. 21. 22. 23. 24.
1551741643300013 1542749651200012 9048746648200013 4352757659200023
25.
6945763665300032
26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.
Rezky Kurniawan, S. Kom. Latif Anshori, S.Pd. Nur Suciati, S.Pd. Riko Kurniawan, S.Pd. Adhystia Nurhantanti, S.Psi. Drs. Budi Purwanto, M.Pd
3862758660300012
Zumroni, S.Ag. Mugiwati, S.Pd. Suharto, S.Pd. Fahuri, S.Pd. Budi Sujiwa, S.Pd. Vina Yunita Sari, A.Md Nining Purwanti, S.Pd. Puji Winarti, S.Pd Eva Risky Paramita, S.Pd Kuswionno, S.Kom. Umi Marfuatin, S.Pd.I Nurwasito, S.Pd. Hasbi Iskandar, S.Pd. Dwi Agus Widarto Muhtar Khanafi Zaenal Muttaqin Harizka Erlifiana,S.Pd Ratih Budi Nurani,
Bidang Studi Teknik Elektro Matematika Bahasa Inggris Pendidikan Agama Islam Bahasa Indonesia Kimia Fisika Melakukan perbaikan dan setting ulang system PC Merancanng bangun dan menganalisa WAN(6)TKJ Matematika PKn Melakukan perbaikan dan perawatan periferial Mem-beck-up dan merestore software Bahasa Indonesia Matematika Penjaskes Bimbingan Konseling Bimbingan Konseling Mengoperasikan software visual efek Aqidah Akhlak Kewirausahaan Seni dan Budaya PKn Bahasa Inggris Bahasa Jepang Bahasa Indonesia IPA Bahasa Inggris Desain Grafis Bahasa Arab Matematika Fisika/ IPA Penjaskes KKPI PAI Bahasa Inggris Bahasa Jawa
55
S.Pd Ahmad Taufik, S.Pd. Moh. Abdurahman Hafidz, S.Pd. Ahmad Solahudin Irianto, S.Kom.
38. 39. 40.
Bahasa inggris Ke-NU-an Komputer
b. Data jawaban angket kemampuan kepala sekolah dalam TQM Penulis menyajikan data jawaban angket kemampuan kepala sekolah dalam TQM, dalam bentuk tabel seperti berikut:
TABEL V JAWABAN ANGKET TENTANG KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM TQM No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
A 8 8 9 7 5 7 5 1 2 5 9 5 7 4 10 5 6 5 8 8 8
Jawaban B C 2 0 2 0 1 0 2 1 3 2 3 0 4 0 4 4 6 2 5 0 1 0 4 1 3 0 5 1 0 0 5 0 4 0 5 0 2 0 2 0 2 0
D 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 32 32 36 28 20 28 20 4 8 20 36 20 28 16 40 20 24 20 32 32 32
Nilai 3 2 6 0 6 0 3 0 6 2 9 4 9 0 12 0 12 8 18 4 15 0 3 0 12 2 9 0 15 2 0 0 15 0 12 0 15 0 6 0 6 0 6 0
1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 38 38 39 36 33 37 33 25 30 35 39 34 37 33 40 35 36 35 38 38 38
56
22 23 24 25 26. 27. 28. 29. 30. 31 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
6 7 8 8 5 5 7 6 5 9 10 8 4 2 8 9 8 9 8 264
3 3 2 2 5 4 3 4 5 1 0 2 5 5 2 1 2 1 2 117
Nilai/ skor tertinggi Nilai/ skor trendah
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 16
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3
24 9 2 28 9 0 32 6 0 32 6 0 20 15 0 20 12 2 28 9 0 24 12 0 20 15 0 36 3 0 40 0 0 32 6 0 16 15 2 8 15 4 32 6 0 36 3 0 32 6 0 36 3 0 32 6 0 1056 351 32
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3
35 37 38 38 35 34 37 36 35 39 40 38 33 28 38 39 38 39 38 1442
: 40 : 25
c. Data jawaban angket tentang peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011 Penulis menyajikan data jawaban angket tentang peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011, dalam bentuk tabel seperti berikut: TABEL VI JAWABAN ANGKET TENTANG PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK NU UNGARAN TAHUN 2011 No Responden 1 2 3 4 5 6
A 9 10 9 9 8 9
Jawaban B C 1 0 0 0 1 0 1 0 2 0 1 0
D 0 0 0 0 0 0
4 36 40 36 36 32 36
Nilai 3 3 0 3 3 6 3
2 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
Total 39 40 39 39 38 39
57
7 8 9 10 11 12 13 14
8 6 4 3 9 7 9 6
2 4 6 5 1 3 1 4
0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0
32 24 16 12 36 28 36 24
6 12 18 15 3 9 3 12
0 0 0 2 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0
38 36 34 30 39 37 39 36
15
9
1
0
0
36
3
0
0
39
16
9
1
0
0
36
3
0
0
39
17
9
1
0
0
36
3
0
0
39
18
6
3
1
0
24
9
2
0
35
19 20 21 22 23 24 25 26. 27. 28. 29. 30. 31 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
9 10 9 10 8 8 2 7 6 7 6 8 9 10 8 5 1 8 9 7 9 10
1 0 1 0 2 2 5 3 4 3 4 2 1 0 2 5 4 2 1 3 1 0
0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
36 40 36 40 32 32 8 28 24 28 24 32 36 40 32 20 4 32 36 28 36 40
3 0 3 0 6 6 15 9 12 9 12 6 3 0 6 15 12 6 3 9 3 0
0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
39 40 39 40 38 38 28 37 36 37 36 38 39 40 38 35 25 38 39 37 39 40
305
84
8
3
1220
252
16
3
1491
Nilai/ skor tertinggi Nilai/ skor trendah
: 40 : 25
58
BAB IV ANALISIS DATA Bab ini membahas tentang (1) analisis terhadap tiap-tiap variable, (2) Pengkajian hipotesis, dan (3) pembahasan hasil hipotesis. Data diperoleh dengan menyebarkan angket kepada 40 guru SMK NU Ungaran tahun 2011. A. Analisis Deskriptif 1. Kemampuan Kepala Sekolah dalam TQM Data yang penulis peroleh dengan menyebarkan angket ke 40 responden, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proposinya. Dari skor yang telah terekapitulasi pada tabel V (kemampuan kepala sekolah dalam TQM), terlebih dulu penulis tentukan interval untuk kemudian diklasifikasi menjadi empat kategori, yakni kategori tinggi, kategori sedang, kategori kurang, dan kategori rendah. Untuk menentukan interval penulis menggunakan rumus : i
( xt xr ) 1 xi
Keterangan : i
= interval
xr
= nilai terendah
xt
= nilai tertinggi
xi
= kelas interval
Dari rumus ini diperoleh : i
(40 25) 1 4
59
i
16 4
i4 Dengan kelas interval 4 maka diperoleh penggolongan kemampuan kepala sekolah dalam TQM sebagai berikut: 37 - 40 termasuk kategori tinggi, diberi lambang A 33 - 36 termasuk kategori sedang, diberi lambang B 29 - 32 termasuk kategori kurang, diberi lambang C 25 – 28 termasuk katagori rendah, diberi lambing D TABEL VII DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABANKEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH Kemampuan Kepala No Interval Frekuensi Sekolah dalam TQM 1 Tinggi 37 - 40 22 2 Sedang 33 - 36 15 3 Kurang 29 - 32 1 4 Rendah 25 – 28 2 40
TABEL VIII DAFTAR NILAI TENTANG KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM TQM No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9
A 8 8 9 7 5 7 5 1 2
Jawaban B C 2 0 2 0 1 0 2 1 3 2 3 0 4 0 4 4 6 2
D 0 0 0 0 0 0 1 1 0
4 32 32 36 28 20 28 20 4 8
Nilai 3 2 6 0 6 0 3 0 6 2 9 4 9 0 12 0 12 8 18 4
1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
Total
Nominasi
38 38 39 36 33 37 33 25 30
A A A B B A B D C
60
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
5 9 5 7 4 10 5 6 5 8 8 8 6 7 8 8 5 5 7 6 5 9 10 8 4 2 8 9 8 9 8
5 1 4 3 5 0 5 4 5 2 2 2 3 3 2 2 5 4 3 4 5 1 0 2 5 5 2 1 2 1 2
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
20 36 20 28 16 40 20 24 20 32 32 32 24 28 32 32 20 20 28 24 20 36 40 32 16 8 32 36 32 36 32
15 3 12 9 15 0 15 12 15 6 6 6 9 9 6 6 15 12 9 12 15 3 0 6 15 15 6 3 6 3 6
∑
0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 4 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
35 39 34 37 33 40 35 36 35 38 38 38 35 37 38 38 35 34 37 36 35 39 40 38 33 28 38 39 38 39 38
B A B A B A B B B A A A B A A A B B A B B A A A B D A A A A A
1442
Untuk mengetahui persentase dari masing-masing variabel penulis menggunakan rumus sebagai berikut: P
F 100% N
Keterangan: P : Persentase perolehan F : Frekuensi
61
N : Jumlah Responden a. Untuk kategori tinggi mengenai kemampuan kepala sekolah dalam TQM, ada 22 responden: P
22 X 100% = 55% 40
b. Untuk kategori sedang mangenai kemampuan kepala sekolah dalam TQM, ada 15 responden:
P
15 X 100% = 37,5% 40
c. Untuk kategori kurang mengenai kemampuan kepala sekolah dalam TQM, ada 1 responden: P
1 X 100% = 2,5% 40
d. Untuk katagori rendah mengenai kemampuan kepala sekolah dalam TQM,ada 2 responden: P
2 X 100% = 5% 40
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi mengenai kemampuan kepala sekolah dalam TQM. TABEL IX PERSENTASE MENGENAI KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM TQM
No 1 2 3 4
Kemampuan kepala sekolah dalam TQM Tinggi Sedang Kurang Rendah
Interval
Frekuensi
Prosentase
37 - 40 33 - 36 29 - 32 25 - 28
22 15 1 2
55% 37,5% 2,5% 5%
62
40
100%
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan kepala sekolah dalam TQM adalah 55% persepsi tinggi, 37,5% untuk persepsi sedang, 2,5% untuk persepsi kurang, dan 5% untuk persepsi rendah.
2. Peningkatan Mutu Pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011 Perolehan data mengenai peningkatan mutu pendidikan penulis peroleh dengan menyebarkan angket kepada 40 guru yang menjadi responden. Dari skor yang telah terekapitulasi pada tabel VI (peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011), terlebih dulu penulis tentukan interval untuk kemudian diklasifikasi menjadi empat kategori, yakni kategori tinggi, kategori sedang, kategori kurang, dan kategori rendah. Untuk menentukan interval penulis menggunakan rumus : i
( xt xr ) 1 xi
Keterangan : i
= interval
xr
= nilai terendah
xt
= nilai tertinggi
xi
= kelas interval
Dari rumus ini diperoleh : i
(40 25) 1 4
63
i
16 4
i4
Dengan
kelas
interval
4,
maka
diperoleh
penggolongan
peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011sebagai berikut: 37 - 40 termasuk kategori tinggi, diberi lambang A 33 - 36 termasuk kategori sedang, diberi lambang B 29 - 32 termasuk kategori kurang, diberi lambang C 25 – 28 termasuk kategori rendah, diberi lambing D TABEL X DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Peningkatan Mutu No Interval Frekuensi Pendidikan 1 Tinggi 37 - 40 30 2 Sedang 33 - 36 7 3 Kurang 29 - 32 1 4 Rendah 25 - 28 2 40
TABEL XI DAFTAR NILAI TENTANG PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK NU UNGARAN TAHUN 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 9 10 9 9 8 9 8 6 4 3
Jawaban B C 1 0 0 0 1 0 1 0 2 0 1 0 2 0 4 0 6 0 5 1
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
4 36 40 36 36 32 36 32 24 16 12
Nilai 3 2 3 0 0 0 3 0 3 0 6 0 3 0 6 0 12 0 18 0 15 2
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Total
Nominasi
39 40 39 39 38 39 38 36 34 30
A A A A A A A B B C
64
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
9 7 9 6 9 9 9 6 9 10 9 10 8 8 2 7 6 7 6 8 9 10 8 5 1 8 9 7 9 10
1 3 1 4 1 1 1 3 1 0 1 0 2 2 5 3 4 3 4 2 1 0 2 5 4 2 1 3 1 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0
∑
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
36 28 36 24 36 36 36 24 36 40 36 40 32 32 8 28 24 28 24 32 36 40 32 20 4 32 36 28 36 40
3 9 3 12 3 3 3 9 3 0 3 0 6 6 15 9 12 9 12 6 3 0 6 15 12 6 3 9 3 0
0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
39 37 39 36 39 39 39 35 39 40 39 40 38 38 28 37 36 37 36 38 39 40 38 35 25 38 39 37 39 40
A A A B A A A B A A A A A A D A B A B A A A A B D A A A A A
1491
Kemudian dicari persentasi, dengan ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut : P
F 100% N
Keterangan: P : Persentase perolehan F : Frekuensi
65
N : Jumlah Responden
a. Untuk kategori tinggi mengenai penggolongan peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011, ada 30 responden: P
30 X 100% = 75% 40
b. Untuk kategori sedang mengenai penggolongan peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011, ada 19 responden: P
7 X 100% = 17,5% 40
c. Untuk kategori kurang mengenai penggolongan peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011, ada 1 responden: P
1 X 100% = 2,5% 40
d. Untuk kategori rendah mengenai penggolongan peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011, ada 2 responden: P
2 X 100% = 5% 40 TABEL XII
PERSENTASE MENGENAI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK NU UNGARAN TAHUN 2011 No 1 2 3 4
Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi Sedang Kurang Rendah
Interval
Frekuensi
Prosentase
37 - 40 33 - 36 29 - 32 25 – 28
30 7 1 2 40
75% 17,5% 2,5% 5% 100%
66
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa penggolongan peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011 adalah 75% persepsi tinggi, 17,5% untuk persepsi sedang, 2,5% untuk persepsi kurang, dan 5% untuk persepsi rendah. B. Analisis Data Studi Korelasi antara Kemampuan Kepala Sekolah dalam TQM dengan Peningkatan Mutu Pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011 Pada bagian ini, penulis melakukan analisis data untuk membuktikan diterima atau tidaknya hipotesis yang penulis lakukan yaitu “ Ada hubungan antara kemampuan kepala sekolah dalam TQM dengan peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011 ”. Terlebih dahulu penulis mencari ada tidaknya hubungan antara variabel (correlation) X dan Y dengan menggunakan rumus korelasi prearson product moment. Hasil perhitungan menghasilkan nilai korelasi r yang menunjukkan kuat lemahnya hubungan antar variabel. Nilai koefisien korelasi (r) hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan r tabel. Nilai r tabel untuk sampel 40 dan taraf signifikansi 5% yaitu pada angka 0.312. Jika r hitung > r tabel maka ada hubungan yang positif antara varibel X dan Y. Jika r hitung = 0, maka tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dan Y. Jika r hitung < r tabel maka ada hubungan negatif antara variabel X dan Y. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
67
rxy
NX
NXY X Y 2
X NY 2 Y 2
2
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi variable x dan variable y
XY
: jumlah hasil kali variabel x dengan y
X
: jumlah nilai variabel x
Y
: jumlah nilai variabel y
N
: jumlah subyek yang diteliti
Maka sebelum melakukan perhitungan, penulis terlebih dahulu melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat tabel persiapan untuk mencari hubungan antara kemampuan kepala sekolah dalam TQM terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011. 2. Mencari X, Y, X2, Y2 dan XY dengan cara mengalikannya. 3. Memasukkan nilai X dan Y yang sudah ada kedalam rumus korelasi product moment angka kasar.
68
TABEL XIII PERSIAPAN UNTUK MENCARI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM TQM DENGAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK NU UNGARAN TAHUN 2011 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
X 38 38 39 36 33 37 33 25 30 35 39 34 37 33 40 35 36 35 38 38 38 35 37 38 38 35 34 37 36 35 39 40 38 33 28 38 39 38 39 38
Y 39 40 39 39 38 39 38 36 34 30 39 37 39 36 39 39 39 35 39 40 39 40 38 38 28 37 36 37 36 38 39 40 38 35 25 38 39 37 39 40
X2 1444 1444 1521 1296 1089 1369 1089 625 900 1225 1521 1156 1369 1089 1600 1225 1296 1225 1444 1444 1444 1225 1369 1444 1444 1225 1156 1369 1296 1225 1521 1600 1444 1089 784 1444 1521 1444 1521 1444
Y2 1521 1600 1521 1521 1444 1521 1444 1296 1156 900 1521 1369 1521 1296 1521 1521 1521 1225 1521 1600 1521 1600 1444 1444 784 1369 1296 1369 1296 1444 1521 1600 1444 1225 625 1444 1521 1369 1521 1600
XY 1482 1520 1521 1404 1254 1443 1254 900 1020 1050 1521 1258 1443 1188 1560 1365 1404 1225 1482 1520 1482 1400 1406 1444 1064 1295 1224 1369 1296 1330 1521 1600 1444 1155 700 1444 1521 1406 1521 1520
69
∑
rxy
1442
1491
NXY X Y
NX
2
X NY 2 Y 2
2
52380
56007
53956
Diketahui : N
X2 = 52380
= 40
X = 1442
Y2 = 56007
Y = 1491
XY = 53956
Selanjutnya dimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut:
rxy
NX
X NY 2 Y 2
2
40 * 52380 1442 40 * 56007 1491 2
2
2158240 2150022
2095200 20793642240280 2223081
2
40 * 53956 14421491
NXY X Y
8218 (15836)(17199) 8218 272363364
8218 16503.435
0.498 Dari analisis korelasi diketahui bahwa: 1. rxy 0.498
70
2. Nilai pada tabel r Product Moment dengan N = 40 dengan taraf signifikan 5% adalah 0.312. Dari hasil di atas dapat diketahuai bahwa rxy 0.498 > r Product Moment = 0.312. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatife (Ha) diterima, berarti antara variable X dan Y terdapat korelasi positif yang signifikan. Dengan hasil tersebut hipotesis yang penulis ajukan yaitu: ada hubungan positif yang signifikan antara kemampuan kepala sekolah dalam TQM dengan peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011 dapat diterima. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa semakin baik kemampuan kepala sekolah dalam TQM maka semakin baik pula peningkatan mutu pendidikan.
71
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis uji data dari kedua variabel dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada variabel X yaitu kemampuan kepala sekolah dalam TQM berdasarkan hasil persentasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah mampu mengelola TQM dengan baik 2. Pada variabel Y yaitu peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011 berdasarkan hasil persentase di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa peningkatan mutu pendidikan hampir terealiasasi dengan baik pula. 3. Hasil uji hipotesis kesimpulan ketiga membuktikan bahwa Ha diterima. Hal ini didukung oleh nilai koefisien korelasi (rhitung ) sebesar 0,498. Nilai tersebut lebih besar dari rtabel pada taraf signifikan 5% (0,312), Hubungan yang terbentuk adalah positif dan kuat. Artinya jika kemampuan kepala sekolah dalam TQM tinggi maka peningkatan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran juga tinggi. B. Saran-saran Berdasarkan hasil dari penelitian yang penulis peroleh, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Kepala Sekolah SMK NU Ungaran
72
a. Kepala sekolah diharapkan dapat menerapkan dan menguasai TQM sebagai pacuan untuk memajukan sekolah dan untuk menciptakan sekolah efektif nan unggulan. b.
Kepala Mampu mengendalikan bawahannya sekaligus mampu menampung aspiransi dan masukan dari guru, karyawan ataupun masyarakat setempat. Pada intinya kepala sekolah mampu berperan sebagai pemimpin yang disegani dan disenangi banyak kalangan.
c.
Kepala sekolah menjalin kerja sama yang baik dengan semua pihak, karena peran dan dukungan mereka sangat membantu kepala sekolah dalam kerja kerasnya menjadi kepala sekolah yang berpengaruh bagi peningkatan mutu sekolah.
2. Kepada Guru SMK NU Ungaran a. Hendaknya bekenan bekerja sama untuk memajukan sekolah, berpartisipasi aktif dan berberlomba-lomba menjadi guru yang berkualitas dan loyal. b. Selalu memotivasi siswa untuk menjadi yang terbaik. 3. Untuk SMK NU Ungaran SMK NU Ungaran sangat perlu mengadakan study banding dengan sekolah lain guna menambah pengetahuan dan wawasan serta untuk menggali ide-ide baru untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMK NU Ungaran.
73
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan ke.XI. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2000. Management Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu: Pengembangan Sumber Daya Manusia. Cetakan ke 1, Jakarta: PT Bumi Aksara. Matry, H. M. Nurdin. 2009. Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah dalam Era Otonomi Daerah. Cetakan ke.2. Makasar: Aksara Madani. Nasution, M. N. 2005. Management Mutu Terpadu (Total Quality Management). Edisi ke.2. Bogor: Ghalia Indonesia. Sallis, Edward. 2010. Total Quality Management in Education, Manajemen Mutu Pendidikan. Cetakan ke.XI. Jogjakarta: IRCiSoD. Singarimbun, Masri & Sofian, Efendi. 1983. Metodologi Penelitian Survai. Cetakan ke.3. Jakarta: LP3ES. Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers. Suryobroto, B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Cetakan ke. 1. Jakarta: Rineka Cipta. Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia. 2009. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi. Umiarso & Imam, Gojali. 2010. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan “Menjual Mutu Pendidikan dengan Pendekatan Quality Control bagi Pelaku Lembaga Pendidikan”. Cetakan ke. 1. Jogjakarta: IRCiSoD. Http: //Www.Ikhwanmuslim.Or.Id/?Content=Hadits_Detail&Idb=27.22-5-2011. A. Daftar Pertanyaan tentang Kemampuan Kepala Sekolah dalam TQM 1. Apakah Kepala Sekolah Anda termasuk Kepala Sekolah yang disiplin dan selalu aktif hadir ke sekolah? a. Setiap hari b. 5 kali dalam seminggu
74
c. 4 kali dalam seminggu d. 3 kali dalam seminggu
2. Apabila Kepala Sekolah ada tugas keluar sekolah, apakah Kepala Sekolah memberikan wewenang pada guru yang lain? a. Pasti memberikan tugas pada guru yang lain b. Memberikan tugas apabila diingatkan oleh guru c. Kadang-kadang memberikan tugas d. Tidak Pernah meninggalkan tugas pada guru yang lain
3. Apakah menurut Bapak/ Ibu guru, Kepala Sekolah telah memahami visi SMK NU Ungaran? a. Tentu sudah paham dan bisa menerapkan b. Sudah paham tapi belum sepenuhnya c. Paham namun tidak dapat menerapkan visi tersebut d. Kurang memahami visi SMK NU Ungaran
4. Apakah Kepala Sekolah menerapkan visi untuk mencapai tujuan pendidikan? a. Sudah bisa menerapkan semua visi dengan berhasil b. Sudah bisa menerapkan tapi belum mencakup semua visi c. Belum bisa mennerapkan visi dengan baik d. Tidak bisa menerapkan semua visi untuk mencapai tujuan pendidikan
5. Apakah Kepala Sekolah berperan sebagai seorang manajemen sekolah dengan baik? a. Sudah bisa dan patut dicontoh b. Sudah baik meskipun belum sempurna c. Kurang baik dalam peranannya sebagai manajer sekolah d. Sama sekali tidak mencerminkan sebagai seorang manajer yang baik
75
6. Apakah SMK NU Ungaran termasuk sekolah yang mempunyai kriteria sekolah yang efektif? a. Sudah, karena telah memenuhi syarat kriteria sekolah efektif b. Hampir memenuhi kriteria sekolah efektif c. Belum memenuhi kriteria sekolah efektif d. Tidak termasuk kriteria sekolah efektif
7. Apakah Kepala Sekolah sering mengadakan evaluasi kinerja guru? a. Setiap bulan b. Setiap tri semester c. Setiap semester d. Setiap akhir ajaran baru
8. Apakah Kepala Sekolah mengirim perwakilan dari guru untuk mengikuti workshop kependidikan dalam rangka meningkatkan potensi guru? a. Setiap ada workshop selalu mengirimkan delegasi b. Pernah mengirimkan delegasi untuk mengikuti workshop c. Mengirimkan delegasi untuk workshop bila ada permintaan workshop d. Tidak pernah mengirimkan delegasi untuk mengikuti workshop
9. Apakah Kepala Sekolah membuat program kerja sendiri? a. Kepala Sekolah membuat program kerja sendiri dengan baik b. Kepala Sekolah mengikuti program kerja Kepala Sekolah tahun kemarin c. Kepala Sekolah membuat program kerja sendiri namun belum optimal d. Kepala Sekolah tidak membuat program kerja
76
10. Apakah Kepala Sekolah telah mempunyai program kerja unggulan yang dapat menjadikan SMK NU Ungaran? a. Ya, ada dan berjalan dengna baik b. Ada tapi belum masih belum berjalan dengan baik c. Ada tapi masih berupa rencana d. Tidak mempunyai program kerja unggulan
B. Daftar Pertanyaan tentang Peningkatan Mutu Pendidikan di SMK NU Ungaran tahun 2011 1. Apakah Kepala Sekolah mempunyai job descriptions masing-masing? a. Punya dan diberikan pada setiap guru b. Ada tapi hanya disosialisasikan dalam rapat c. Ada tapi hanya ditempel diruang administrasi
77
d. Ada tapi hanya ditempel di ruang Kepala Sekolah
2. Apakah Kepala Sekolah telah melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Sekolah dengan sebaik-baiknya? a. Kepala Sekolah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik b. Sudah melaksanakan tugas dengan baik tapi belum sepenuhnya c. Belum melaksanakan tugasnya dengan baik d. Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
3. Apakah Kepala Sekolah anda selektif dalam merekrut tenaga edukatif maupun administratif? a. Kepala sekolah merekrut tenga edukatif dan administratif secara selektif b. Kepala sekolah merekrut tenaga edukatif dan administratif dengan materi c. Kepala sekolah merekrut tenaga edukatif dan administratif atas kehendahnya sendiri d.
Kepala sekolah merekrut tenaga edukatif dan administratif atas kehendak dewan guru
4. Apakah Kepala Sekolah Anda telah memenuhi standar minimal untuk menjadi Kepala Sekolah? a. Sangat memenuhi b. Hampir memenuhi c. Belum begitu layak d. Tidak layak sama sekali 5. Apakah Kepala Sekolah anda memiliki sifat ramah dan disiplin dalam pekerjaan? a. Kepala sekolah seorang yang ramah dan disiplin kerja b. Kepala sekolah seorang yang ramah namun tidak disiplin dalam bekerja c. Kepala sekolah kurang ramah namun mempunyai displin yang tinggi
78
d. Kepala sekolah tidak termasuk orang yang ramah dan tidak mempunyai disiplin kerja
6. Apakah Kepala Sekolah Anda memiliki hubungan yang harmonis dengan semua pihak yang terkait? a. Kepala Sekolah menjalin hubungan yang harmonis dengan semua pihak b. Kepala Sekolah hanya menjalin dengan pihak tertentu c. Kepala Sekolah belum bisa menjalin dengan semua pihak d. Kepala sekolah tidak bisa menjalin dengan semua pihak
7. Apakah Kepala Sekolah anda memiliki loyalitas kerja yang tinggi dan potensi yang kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah? a. Kepala sekolah memiliki loyal yang tinggi dan potensi kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah b. Kepala sekolah memiliki loyalitas kerja yang tinggi namun potensi dan meningkatkan mutu pendidikan masih kurang meyakinkan c. Kepala sekolah kurang loyal dalam bekerja namun mempunyai potensi yang tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah d.
kepala sekolah tidak mempunyai loyalitas dan tidak mempunyai potensi dalam meningkatkan mutu pendidikan
8. Apakah Kepala Sekolah memberikan kesempatan kepada seluruh guru dan karyawan untuk melanjutkan studi? a. Kepala Sekolah memberikan kesemempatan kepada guru dan karyawan b. Kepala Sekolah hanya memberikan kesempatan untuk guru c. Kepala Sekolah hanya memberikan kesempatan untuk karyawan
79
d. Kepala Sekolah tidak memeberikan kesempatan kepada guru dan karyawan
9. Apa usaha Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk menjadikan sekolah yang berprestasi? a. Menerapkan kedisiplinan dan keseriusan baik pada guru, karyawan maupun peserta didik b. Menjalin kerja sama hanya dengan pihak sekolah c. Mengikut sertakan siswa dalam perlombaan dan tidak untuk guru d. Menaikkan biaya SPP
10. Apakah Kepala Sekolah mengirim peserta didik untuk mengikuti perlombaan yang bersifat akademik? a. Setiap ada lomba pasti mengikut sertakan siswanya b. Mengikut sertakan siswa apabila ada usulan dari guru c. Pernah mengikut sertakan siswanya dalam perlombaan d. Tidak pernah mengikut sertakan dalam perlombaan
80
STRUKTUR ORGANISASI SMK NU UNGARAN TAHUN 2011 LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NU KETUA PENGURUS H. Mastur Irfan,BA. KOMITE SEKOLAH Drs. H. Abdul Choliq Rifa’i
KEPALA SEKOLAH Ahmad Hanik,S.Ag.M.Pd.
KEPALA TU Sony Widyatmoko, S.Pd.
GURU BK Adystia Nurhartanti,S.Psi WAKA KURIKULUM Maskuri .S.Pd. Ka. Progdi TKJ Dyan Nuryahya,S.Kom
Ka. Progdi Multi Media Djarot Nugroho,S.Si, M.Kom
KESISWAAN Budi Setiarjo,S.Pd
SARPRAS M. Ulil Rohman,S.Pd.
HUMAS Muslikun, S.Pd.
Bimbingan Konseling 1. Drs. Budi Purwanto, M.Pd. 2. Wahid Setiadji, S.H
Bursa Kerja Khusus Andi Siswadi,S.Kom
Unit Pelayanan Teknis Ihwanudin
KELAS X.6 Drs. Budi Purwanto, KELAS. XI.1 M.Pd. Hasbi Iskandar,S.Pd. KELAS. XI.6 Budi Setiarjo, S.Pd. KELAS. XII.3 Mujeri, S.Pd.
KELAS X.2 Nining Purwanti,S.Pd. KELAS X.7 Wiwin Ariyanti, S.Pd KELAS XI.2 Rezky KELAS. XI.7 Kurniawan,S.Kom Adystia KELAS XII.4 Nurhartanti,S.Psi Erti Santriyani, S.Pd
KELAS X.3 Ika KELAS X.8 Kurniawati,S.Pd. Nur Suciati, S.Pd. KELAS. XI.3 Umi Marfuatin, KELAS. XI.8 S.Pd.I Suharto, S.Pd. KELAS. XII.5 Mugiwati, S.Pd.
Kepala Laboratorium MM Rezky Kurniawan,S.Kom MRIT 1. Niam Masykuri 2. M. Syarifudin, A.Md. 3. Muhtar Khanafi
WALI KELAS KELAS X.1 Vina Yunitasari,A.Md
Kepala Laboratorium TKJ Achmad Sholahudin,S.Kom
KELAS X.4 Eva Riski, S.Pd. KELAS X.9 Alit Kusno, S.Kom KELAS. XI.4 RikoXII.1 KELAS Kurniawan,S.Pd. Lagiyono, S.Ag. KELAS. XII.6 Latif Anshori, S.Pd.
KELAS. X.5 Puji Winarti,S.Pd. KELAS. X.10 Kuswiyono, S.Kom KELAS XI.5 Nur Warsito, S.Pd KELAS. XII.2 Fahuri, S.Pd. KELAS XII.7 Budi Sujiwo, S.Pd.
DEWAN GURU SISWA
1
RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: Dina Dwi Setyoningtyas
2. Tempat dan Tanggal lahir : Batang, 9 Oktober 1989 3. Jenis kelamin
: Perempuan
4. Warga Negara
: Indonesia
5. Agama
: Islam
6. Alamat
: Beji, Rt.04, Rw. II, No.82, Gg. Rajawali Kec. Tulis, Kab. Batang, 51261.
7. Riwayat Pendidikan: a. SD N Beji 01 lulus tahun 2001 b. SMP N 1 Tulis lulus tahun 2004 c. SMA TAKHASSUS AL-QUR‟AN lulus tahun 2007 d. S1 STAIN Salatiga lulus tahun 2011
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 8 Agustus 2011 Penulis
Dina Dwi Setyoningtyas NIM : 111 07 048
88