RisalahPertemuan IlmiahPenelitiandanPengembangan .AfJlikasi lsalop daiJRadiaSl;2001
STUDI KOPOLIMERISASlRADIASI STIRENA KE DALAM FILM KARET ALAM (Pengaruhdosisiradiasi dan kadar monomer) Sudradjat Iskandar, Ism Marliyanti, dan Made Swnarti Karda PuslitbangTeknologiIsotopdan Radiasi,BATAN
ABSTRAK STUDI KOPOLIMERISASI RADIASI STIRENA KE DALAM FILM KARET ALAM (pengaruh dosis iradiasi dan kadar monomer). Telah diteliti pengaruhradiasi sinaI garnadan monomer stirenaterhadapsifatkimia dan fisika kopolimer karetalarn-polisti:.-ena (KAS). Karetalarn berupafilm terlebih dahuludicelupkandalarnmonomerstirenaselamawaktutertentu,kemudiandibungkusdenganfilm Mylar dan selanjutnyadiiradiasi dengansinar gammapadadosis 10, 25, 50 sarnpai100 kGy, dengankadar monomer dalarn karet alarn 25, 50 dan 100 psk (bagian perseratusbagian karet alarn). Karakterisasisifat fisika yang me1iputi : Modulus-300, kekuatan tarik, perpanjanganputus, perpanjangantetap dan kekerasan telah dievaluasi.Hasil penelitianmenunjukkanbahwapadadosisiradiasiyang sarna,penambahanmonomerstirena akan meningkatkanjumlah kopo1imercangkokdan menW"llIlkan fraksi molekul yang saling berikatansilang kopolimer KAS. Sedangkanpada komposisi yang sarna,penambahandosis iradiasi akan mengurangi kopolimer cangkokyang terbentukdan meningkatkanfraksi yang saling berikatansilang.Penarnbahanfraksi yang berikatan silang menyebabkannaiknya kekuatan tarik, modulus, kekerasan dan menurunnya perpanjanganputuskopolimerKAS. Padakadar monomer100 pskdandosis iradiasi 100 kGy, modulus-300, kekuatantarik dankekerasankopolimerKAS masing-masingdapatmencapai108 kg/cm2,195kg/cm2,dan 63 shore. Kata kunci: Kopolimerisasi,radiasi,monomerstirena,dan karetalarn.
ABSTRACT RADIATION COPOLYMERIZATION OF STYRENE MONOMER ONTO NATURAL RUBBER FILM. Studieson the effectof radiationcopolymerizationof styrenemonomerontonatural rubber film on physical and chemicalpropertiesof natural rubber-polystyrenecopolymer (NPC) have been done. Natural rubber film flfstly immersedin styrenemonomerin certaintime,then it waswrappedwith Mylar film, and then it was irradiated with gammarays in various dosesfrom 10,25, 50 up to 100kGy. The styrene monomer contentwas also varying from 25, 50 and 100 phr (part per hundredpart of rubber). Using tensile tester and hardnesstestercarried out physical characterization of NPC suchas modulus-300,modulus-600, elongation at break, permanentset and hardness.While chemical characterizationwas carried out by extractionmethod.The solventusedwas acetoneand tetrahydrofuran.The experimentalresultsshowedthat by increasingthe styrenemonomerat the sameirradiation dose,the molecule crosslinkedfraction of NPC decreased,while the molecule grafted fraction was increased.But at the same styrenemonomer content, increasing irradiation dose was increasingthe molecule crosslinkedfraction and decreasingthe molecule grafted fraction of NPC. The increasingof moleculecrosslinkedfraction was effected on the increasingof tensile strength,modulus, hardness,and decreasingof elongationat break of NPC. The tensile strength, modulus,arIdbaldnessofNPC wereachieved 195kg/cm2,108kg/cm2,and 63 shorerespectivelyat monomer content100 phr and irradiationdosewas 100kGy. Key world: Copolymerization,radiation,styrenemonomer,andnaturalrubber
PENDAHULUAN Di PusatPenelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop daD Radiasi, BAT AN telah diteliti bahwa monomer metilmetakrilat dapat dikopolimerisasikan pada karet alam maupunpadalateks karet alam (1, 2). Demikian pula monomer stirena dapat dikopolimerisasikanpadalateks karetalam baik dengancararadiasi maupunkimia (3, 4). Sedangkanmengkopolimerisasikan monomer stirena pada karet alam denganradiasi sinargammabelumdilakukan. Indonesia merupakan negara penghasil karet alam terbesarnomor dua di dunia setelahThailand (5) dan sebagianbesarkaret alamnyadieksport,sedangkan produksi lateks alam jauh lebih sedikit dibandingkan
dengankaret alam (6). Dilain fihak kebutuhanbarang jadi karet alam terns meningkatsejalandengankemajuan teknologi dan perkembanganjurnlah penduduk. Untuk meningkatkanperkembanganpembuatanbarang jadi karet yang tidak tergantungpada luar Degendan memanfaatkan karetalam yang ada. makaperlu adanya perhatianpadakaretalamo Karet alam yang tidak mudah dibentuk/dicetak daD didaur ulang memiliki sifat kekuatan tarik yang rendah,tidak tahan terhadappelamt, lunak dan tidak bersifat elastis sehingga terbatas pemakaiannya. Sedangkanpolistirenamernpakanpolimer termoplastik yang mudah dibentuk, transparan,dapat didaurulang, tahan terh."ldapradiasi sinar gamma maupun berkas elektron. Menurut CHARLESBY (7), hal ini karena 95
RisalahPertem/Jan IlmiahPenell~ian danPengembangan ,4f)likasiIsotopdanRadiaSl; 2(XJ1
polistirena memiliki pengamb perlindlU1gandaTi cincin benzen pada molekulnya. Sebaliknya polimetilmetakrilat tidak 1:ahanterhadap radiasi sinar gamma mauplU1 berkas elektron. Yang menjadi hipotesa pada penelitian ini adalah bahwa karet alam dalam bentuk padat, dapat dimodifikasi dengan metoda kopolimerisasi radiasi, sehingga dil1arapkan akan memiliki sifat fisik/mekanik yang lebih baik dari aslinya. Kelebihan monomer stirena digunakan dalam penelitian ini, disamping memiliki sifat yang termoplastik, kuat, dan transparan, juga monomer stirena mudah diserap oleh karet alamo Sehingga proses pengerjaannya akan lebih cepat dibandingkan dengan monomer metilmetakrilat. Sedangkan karet padat yang digunakan di dalam penelitian ini, karena Indonesia menghasilkan karet padat jauh lebih banyak dibandingkan dengan bentuk cairo Sehingga kemudahan perolehan bahan baku karet padat lebih mudah dibandingkan dengan bentuk cairo Oleh karena itu didalam makalah ini dilaporkan basil penelitian yang mempelajari pengaruh komposisi monomer stirena dalam karet alam dan dosis iradiasi sinar gamma terhadap sifat kimia mauplU1 fisika kopolimer yang dihasilkan. Sifat kimia yang diteliti adalah jurnlah kopolimer cangkok daD fraksi yang berikatan silang. Sedangkan sifat fisikanya antara lain kekuatan tarik, modulus,perpanjangan putus, dan kekerasan.
TEORI Menurut CHARLESBY (7), kopolimerisasi radiasi adaJahprosespembentukankopolimer dimana radiasi adaJahsebagaiinisiatomya. Reaksikopolimerisasi radiasi merupakanreaksi rantai yang terdiri alas tiga tahap reaksi, yaitu tahap inisiasi, propagasi,dan tenuinasi. Secara skematis mekanismereaksi kopolimerisasiradiasiditunjukkanpactaGambar1. Talmp inisiasi menunjukkantahappembentukan radikal bebas daTi monomer maupun polimer. Pembentukanradikal bebastersebutdisebabkankarena interaksi radiasi sinar gamma dengan campuran monomer stirena dan karet alam Tahap propagasi merupakan tahap tumbulmya radikal bebas atau bertambalmya radikal bebas yang disebabkan bertaInbahnyawaktu interaksiradiasidengancmnpuran monomerdan karet alamoJumlah radikal bebasyang dihasilkan tergantung pacta dosis iradiasi dan konsentrasimonomerataupolimer.
Tahap tenninasi yaitu tahap penghentian pembentukan radikal bebas daD sekaligus terjadi reaksi penggabungan radikal bebas yang dihasilkan dan membentuk makromolekul. Makromolekul tersebut diantaranya berupa kopolimer cangkok dan molekul yang saling berikatan silang. Kecepatan pembentukan radikal' bebas (Ri) dapat ditulis sebagai berikut : polimer (An) : Ri An = GAn1 (An) monomer (B) : RiB = GB 1 (B) Kecepatan pembentukan radikal bebas tergantung pacta radikal bebas yang dihasilkan (nilai G), GAn, GB, intensitas radiasi atau laju dosis daD dosis iradiasi (I), dan konsentrasi polimer (An), monomer (B). Sedangkan sifat kopolimer merupakan kombinasi dari kedua sifat polimer yang tergabung, sehingga dapat membentuk sifat yang dikehendaki (8).
BAHAN DAN METODE Bahan. Lateks pekat diperoleh dari perkebunan Pasir Waringin PTP XI, Jawa Barat. Film karet kering diperoleh dengan menuangkan lateks pekat diatas kaca daD diuapkan pacta subu kamar. Monomer stirena buatan Mitsubishi Rayon Co. Ltd., Jepang, dicuci dengan larutan natrium hidroksida dalam air suling, dan dikeringkan dengaIl kalsium klorida mumi. Pelarut aceton dan tetrahidrofuran berkualitas p.a. daD tidak dimurnikan.
Alat. Iradiator Panoramik CobaIt-60digunakan untuk meradiasicampurankaret aIam-monomerstirell, Instron model 1122 digunakan untuk uji tank, Infia merah buatan Shimadzu-Jepangdigunakan untuk identifikasigugusfungsi,daDShoreduro metertipe"A2" untuk uji kekerasan. Metode. Diagram analisis kopolimerisasi karet alam-polistirena(KAS) dapatdilihat pactaGambar2. Sekitar 10 gram film karet kering direndam dalam monomerstirena selamawaktu tertentu hingga menyerapmonomersebanyak25, 50 dan 100 % berat karetalam,kemudiandibungkusdenganfilm Milar, dan selanjutnyadiiradiasi dengan sinaI gammapada dosis 10, 25, 50, dan 100 kGy, denganlaju dosis 4 kGy per jam pactasubukarnar.
Gambar1. Mekanismereaksikopolimerisasiradiasi
~
Risalah Peltemuan
Ilmiah Penelilian
dan Pengembangan
Aplikasi
IsOIO{1 dan Radiasi, 2001
lrndiasisinargamma
Ekstraksiaseton
Polistiren EkstraksiTHF I ~op_olimerc.
Fraksiyang berikatansilang Gambar 2. DiagramanalisisKopolimerisasiKaretalam-Polistirena
Metode Pemisahan. Sekitar2 gram kopolimer KAS diekstrak dengan aceton Wltuk memisahkan homopolimer, bagian yang tidak larut dalam aseton selanjutnya diekstrak dengan tetrnhidrofuran Wltuk memisahkanmolekul yang berikatansilang. Ekstraksi dilakukan pada subu kamar selama 7 hari. Kadar kopolimer cangkok daD bagiaIl yang berikatansilang dihitung secaragravimetri. Pengujian Sifat Fisika. Sifat fisika kopolimer KAS seperti kekuataIl tarik, perpanjangan putus, modulus-300,perpanjangantetap,dan kekerasan diuji menurutASTM (9).
HASILDAN PEMBAHASAN Analisis Kimia. Data basil penelitian yang menunjukkan hubungan pengaruh kadar monomer stirena dan iradiasi sinar gamma terbadap kopolimer cangkok KAS yang terbentuk dan frnksi yang berikatan silang ditunjukkan pada Tabel I. Pada label tersebut terlihat bahwa pada dosis iradiasi yang sarna, dengan bertambahnya kadar monomer stirena dalam karet alam, jumlah kopolimer cangkok karet alam-polistirena (KAS) yang terbentuk bertambah, sedangkan jumlah fraksi yang berikatan silangnya berkurang. Pada dosis iradiasi 10 kGy, terlihat jumlah kopolimer cangkok yang terbentuk adalah 35,7% untuk kadar monomer stiren 25 psk, 41,76 % untuk kadar monomer stirena 50 psk, dan 48,09% Ulltuk kadar monomer stirena 100 psk.
Sedangkanfraksi molekul yang berikatan silangnya masing-masing61,92%,55,92%dan48,65%. Tabel I. Hubungan pengamh monomer stirena dan radiasisinargammaterhadapkadar kopolimer cangkokKAS (KKC) dan fraksi yang saling berikatansilang(FBS).
Dosis iradiasi,
Kadar FBS,%
monomer, psk
KKC,%
kGy 10 10 10
25 50 100
35,70 41,76 48,09
61,92 55,92 48,65
25 25 25
25
32,36 36,47 47,86
66,68 59,86 50,70
50 50 50
25 50
100 100 100
25
50 100
100
50 100
14,60
84,10
25,40 34,42
72,70
9,91 16,46 28,85
88,85 82,06 68,89
64,41
Demikian pula pada dosis iradiasi 25, 50, dan 100 kGy terjadi penarnbahan jumlah kopolimer cangkok daD penurunanjumlah molekul yang berikatan
97
Risalah Pertemuan
Ilmiah Penelitian
dan Pengembangan
Aplikasi
lsotop dan Radias,; ZOO t
silang dengan bertambalmya monomer stirena. Penambal1aD kopolimer cangkok KAS yang terbentuk tersebutmenurutCHARLESBY, A (7) telah dijelaskan secara teori yaitu disebabkankarena admlya reaksi radikal bebas ymlg terjadi saat proses iradiasi berlangsung. Sedangkan berkurangnya fraksi yang berikatan silang disebabkankarenajUmlall kopolimer cangkokKAS yang terbentukbertambah. Sebaliknya pacta komposisi yang smna, penamballan dosis iradiasi berakibat meningkatnya jumlah fraksi yang saling berikatan silang dan menurunnyajumlah kopolimercangkokyang terbentuk. Hal ini terlihat pactakomposisicampurankaret almDstirena dengankadar monomerstirena25 psk, jumlah fraksi yang saling berikatansilang adalah62 % pacta dosis iradiasi 10 kGy, 67 % pactadosis iradiasi25 kGy, 84 % pactadosis iradiasi 50 kGy, daD89 % Pc'lda dosis iradiasi 100 kGy. Sedangkan jumlah kopolimer cangkoknyarnasing-masingadalah36 %, 32 %, 15 %, dan 10 %. Demikian pula pactakomposisicampuran karet alam-stirenapactakadar monomerstirena50 dan 100 psk terjadi hal yang sarnadenganbertambalmya dosisiradiasi.
berikatan silang. Dengan bertambahnyafraksi yang berikatan silang maka jumlah kopolimer cangkoknya berkurang. Hubungan pengaruh monomer stirena daD iradiasi sinar gazmna terhadap sifat fisika/mekanik kopolimer KAS seperti modulus-300, kekuatan tarik, perpanjanganputus, dan kekerasanditunjukkan pacta Tabel2. Pactatabel tersebutterlihat bahwa pactadosis iradiasi rendall, seperti 10 kGy daD 25 kGy, penambahanmonomerpacta karet alam tidak begitu berpengarull terhadap sifat fisik/mekanik kopolimer KAS. Hal ini terlihat pacta dosis iradiasi 10 kGy, penambahanmonomerstirena masing-masing25, 50, daD 100 psk, sifat modulus-300 kopolimer KAS masing-masing adalall 5, 4 dan 4 kg/cm2, sifat kekerasannya masing-masing23, 24, dan 23 shore,sifat kekuatalltariknya masing-masing55, 43, 35 kgicm2, daDperpanjangan tetapnyamasing-masingadalah 1167, 1167,dan 1225%. Perubahansifat fisik/mekanik kopolimer KAS terlihat lebih nyatapactadosis iradiasiyang lebih tinggi. Pactadosis iradiasi 100 kGy, penambahanmonomer stirena 25, 50 daD 100 psk, sifat modulus-300 kopolimer KAS masing-masingadalah 9, 21 daD 108 Tabel2. Hubungan pengarull monomer stirena daD kgicm2, sifat kekuatantariknya masing- masing 107, iradiasi sinar gamma terhadapmodulus 300 134 dan 195 kgicm2, sifat perpanjanganputusnya (M-300), kekuatantarik (KT), perpanjangan masing-masing 767, 600 dan 447 %, daD sifat putus (PP),daDkekerasan(K) kopolimerKAS kekerasannya masing-masing33, 44 dan 63 shore. Perubahansifat fisiklmekanik kopolimer KAS Dosis Kadar M-300 KT PP K lebih nyatapactadosis iradiasiyang lebih tinggi, hal ini iradiasi monomer (kg/cm2) (kg/cm2) (%) (shore) erat hubungannyadengan perubahan kimiawi yang (kGy) (psk) terjadi sepertiyang terlihat pactaTabel 1. PactaTabel 1 terlihat pactadosis iradiasi rendah seperti 10 dan 25 4 45 10 0 1175 22 kGy, jwnlall kadar kopolimer cangkokyang terbentuk 10 5 55 25 1167 23 lebih banyak dibandingkanpactadosis iradiasi yang 4 43 10 50 1167 24 lebih tinggi seperti50 daD100kGy. Sebaliknyajwnlah 4 10 100 35 1225 23 fraksi molekul yang berikatansilangnya lebih sedikit. Dengan demikian perubahan sifat fisik/mekanik 25 0 5 57 1167 24 kopolimer KAS sangat erat hubungannya dengan 25 25 6 82 1058 26 jumlah molekul yang saling berikatan silang. Hal ini 6 77 25 50 900 26 disebabkan karenaenergi ikat molekul yang berikatan 100 5 56 1067 25 25 silangjalth lebih besardibandingkandenganenergiikat kopolimercangkok(10). 50 0 5 67 1133 24 8 100 833 50 25 31 Spektra Infra Merah DalaIn mengidentiflkasi 50 50 21 132 600 43 karet alarn daD polistirena dalarn kopolimer KAS, telah 50 100 18 112 633 38 100 100 100 100
0
6
25
9
50 100
21 108
67 107
134 195
1067 767 600
447
26 33 44 63
Penatnbaltan jmnlah molekul yang saling berikatan silang dan penunman jumlah kopolimer cangkok tersebut disebabkan karena dengan bertambalmya dosis iradiasi, maka waktu reaksi radikal bebas bertambah. Sehingga dengan bertambahnya waktu reaksi radikal bebas tersebut berakibat pacta monomer yang terpolimer berubah menjadi polimer yang menjembatani antara molekul karet dan membentuk jaringan tiga dimensi atau yang saling 98
dilakukan aIlalisis spektra infra merah pacta karet alam, polistirena, kopolimer KAS dengan kadar monomer stiren 50 psk d.w diiradiasi 25 kGy. Gambar 3,4,5, dan 6 menunjukkan spektra infra merah, karet alam, polistirena mumi, kopolimer KAS setelah diekstrak dengan aseton, dan kopolimer .KAS yang terlarut dalarn tetrahidrofuran. Pacta spektra karet alam yang ditunjukkan pacta Garnbar 3, terlihat kemungkinan gugus CH pacta daerah bilangan gelombang 2960 cm-1 daD 2850 cm-l, gugus rentangan CHR1=CHR2 (cis) pacta bilangan gelombang 1660 cm-l, gugus fungsi CH3 pacta bilangan gelombang 1375 cm-1 daD 1450 cm-l, dan gugus CH2 pacta gelombang 840 cm-1 (II), sedangkan pacta spektra polistirena mumi yang dipolimerisasikan dalam keadaan adanya udara ditunjukkan pacta Garnbar 4 terlihat kemungkinan gugus rentangan OH pacta
Risalah Pel1emuanIlmiah Pene/ilian dan Pengembangan Aplikasi /solop dan RadiaSl;2001
daerah bilangan gelombang 3400 cm-1, gugus vibrasi rentangan C-H pacta bilangan gelombang 2900 cm-l, gugus vibrasi rentangall C-C pacta gelombang 1630 cm-l, gugus bengkokan dalam bidang C-H pacta bilangan gelombang 1380 cm-l, gugus C-O pacta daerah bilangan gelombang 1160 cm-l, 1090 cm-l, dan 1030 cm-l, dan gugus serapan keluar bidang ikatan C-H dalam cincin benzen pacta gelombang 760 cm-I, Menurut CHARLESBY (7), timbulnya gugus OH dan C-O pacta spektrum infra merah polistirena disebabkan karena monomer stirena dipolimerisasikan pacta keadaan adanya udara, Dati basil pengarnatan spektra infra merah kopolimer KAS setelah di ekstrak dengan aseton yang ditunjukkan pacta Gambar 5 terIihat kemungkinan yang dominan adalah ~gus OH pacta daerah bilangan gelombang 3400 cm- , gugus vibrasi rentangan C-H pacta bilangan gelombang 2900 cm-l, gugus vibrasi rentangan C-C pactabilangan gelombang 1630 cm-l, gugus bengkokan C-H pacta bilangall gelombang 1380 cm-1 dan gugus C-O pacta daerah bilangan gelombang 1160 cm-l, 1090 cm-l, dan 1030 cm-1 yang cenderung dirniliki spektra polistirena, sedangkaIl spektra karet alamnya tidak taInpak. Hal ini kemungkinan pacta saat pengarnatanspektra merah infra kopolimer KAS, ketebalan film sampel sekitar 0,5 rnrn tidak mencukupi untuk mendeteksi spektra karet alamo Spektra fraksi kopolimer KAS yang terlarut dalam tetrahidrofuran yang ditunjukkan pacta Gambar 6 terlihat kemungkinan gugus CH pacta bilangan gelombang 2900 cm-l, gugus rentangan CHR1=CHR2 (cis) pactabilangan gelombang 1660 cm-l, gugus fungsi CH3 pacta bilangan gelombang 1443 cm-1dan 1375 cmI, dan gugus CH2 pacta gelombang 860 cm-I, Bilangan gelombang tersebut cenderung menunjukkan spektra karet alam, sedangkan bilangan gelombang stirenanya tidak terlibat mungkin jum1ah karet alam yang terlarut lebih banyak dibandingkan dengan polistirena. Dati basil pengarnatan keempat gambar tersebut menunjukkan bahwa molekul polistirena berikatan dengan molekul karet alaln setelah iradiasi berlangsung.
KESIMPULAN Dari data basil penelitian dapat disimpulkaIl bahwa karet alarn dalarn bentuk padat dapat dimodifikasi dengan monomer stirena melalui proses kopolimerisasiradiasi. Pada dosis iradiasiyang sarna, penanlballanmonomerstirena dalam karet alam akan meningkatkanjUlnlah kopolimer carlgkok karet alarnpolistirena yang terbentuk, sedangkanjUlnlah fraksi yang berikatan silangnya berkurang. Sebaliknyapacta komposisi monomer stirena -karet alarn yang sarna, penarnbahandosis iradiasi dapat mengurangijumlah kopolimer cangkok karet alarn -polistirena dan meningkat&w jumlah molekul yang saling berikatan silang. Penarnbahanjumlah molekul yang saling
berikatan silang lebih berpengaruh pada peningkatan sifat fisik/mekanik kopolimer karet alam-polistirena dibandingkan dengan penmnbahan jumlah kopolimer cangkok yang terbentuk. Perubahan sifat fisik kopolimer karet alam -polistirena akan terlihat lebih nyata pacta dosis iradiasi yang lebili tinggi, yaitu pada dosis 50 kGy atau lebih.
DAFTARFUSTAKA I. SUDRADJAT,F. SUNDARDI, K. MAKUUCill, dan I. mAN, "KopolimerisasiRadiasiMonomer Metilmetakrilat pada Karet alam", Risalah Pertemuan Ilmiah Proses Radiasi Dalam Industri, SterilisasiRadiasi,daDAplikasi Teknik Nuklir dalamHidrologi, Jakarta,(1988) 347-357 2. F. SUNDARDI, and KADARIJAH, "Radiation Grafting of Methylmethacrylate Monomer on Natural Rubber Lateks", (pAIR./T.118/1983) Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta(1983). 3. F. SUNDARDI, and SOFIARTI, W., "Radiation graft-copolymerizationof Styrene on Natural RubberLatex", Majalah BataoXVII (1984)96. 4. F. SUNDARDI, dan I., SUDRADJAT, "Ter-butyl HydroperoxideInitiation graft Copolymerization of a mixture of n-Butyl Acrylate and Styreneon NaturalRubberLatex", Tidak dipublikasikan. 5. M.
SURJANI, "Industri Karet Berwawasan Lingkungan",Majalah Info Karet, 69 VI (1998)
4-5. 6. ANONIM, Buku petunjuk Produksi Indonesia, Indonesia Mandiri, PT. Elnusa, The Yellow Pages,Jakarta(1987). 7. A. CHARLESSBY,Atomic Radiationand Polymer, PergamonPressLill. (1960)395-410,290-291.
8. S. SUCIPTO, Kimia
Radiasi, Diklat Proteksi Radiasi daD lntroduksi Teknik NukIir, Pusat Pendidikan dan Latihan, BAT AN (1985).
9. ASTM, Standar Test Method for Rubber Tension, ASTM D 412-95. 10. v. ,
RAGHAV AN, Materials Science and Engineering, Prentice Hall of India Private Limited, New Delhi-ll000l (1981)67.
11. S., HARDJONO, Spektroskopi Infra merah, Liberti, Yogyakarta(1992) 15-16.
99
Risaiah PelttmuanI/miahPenelilian danpengtmbangan ~/ikasilsalopdanRadiasi2001
1 ()f~
f~()
~ ~
60
"H t/) "H
~ Iojo
~ 2()
4000
)()(JO
~UO{)
1r;oo Bilangan Gel
10()()
,an
500
1..00
-1
Gambar 3. Spektrum infra merah karet alam
I ()()
f~(.1
~
6V ~
.r-! (/)
.~
i
!.j ()
~ ') ( ) ...
()
'-I {JOO
3000
2000
Gambar 4. Spektnun infra merah polisterina
500
ltUU
Risalah Pertemuan
100
Ilmiah Penetitian
dan Pengembangan
Aplik3si Isotop
dan Radias~
2{XJ 1
,--
50 102.lt )4,00
~60 ...1
j ~
1.10
20
0
~ooo
3000
2000
1.5DO
1000
,DO
!.jDD
Bilangan Geloubang,an-1 Gambar5. Spektruminfu1 merahkopolimerKAS setelahdiekstrakdenganaseton
Gambar6. Spektruminfra merahkopolimerKAS yangterlamtdalamtetrnhidrofuran
-\~:: ~~~~"r--":'-""
101
RisalahPet1emuan IlmiahPeneliliandan Pengembangan AplikasiIsolopdanRadiaSl;2(XJ1
DISKUSI PASTON SffiAURUK
SUDRAJATISKANDAR
Sinar-yyang digunakanberdosis10, 25, 50, dan 100Kg. 1. Apakall ada alasankhususpenggunaandosisdalam interval diatas ? 2. Apakall simpulan (llasil yang didapat di ekstrnksi diluar dari interval dosis diatas ? jika ya sejauh manakall ?
I. Ya. penggunaandosis tersebuttelah di coba pada penelitian sebelumnya (penelitian kopolimerisasi monomer MMA pada kontak) dan penelitian ini merupakanpenelitianpadadosis iradiasiyang lebih tinggi dikhawatirkannilai ekonominyakurang 2. Dari basil yang diperolehdapatdisimpulkanbahwa penelitian ini hams dilanjutkan pada dosis iradiasi yang lebih tinggi tetapi tidak dapat diekstrapolasi karenapadaprosesradiasi karet alarn akan didapat sifat fisik lnaksimum yang selanjutnya diikuti denganpenurunansifatfisiko
102