STUDI KOMPARATIF METODE ARTIKULASI DAN METODE CANTOL RAUDHOH TERHADAP KELANCARAN MEMBACA PADA SISWA SD KELAS SATU DI SDN SEKARWANGI BANDUNG RIANIDA RAMDIANA Dr. Indun Lestari Setyono, M.Psi.¹ Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran
ABSTRACT
Reading is one of an important activites to make one person able to gain an insight, information and knowledge. This ability is one of the standard and the key success for a student to be able to do well in a learning process. The ability to readand the ability to understand a reading has became one of the special skill in elementary school for many years. This is why, it is important for a children to fluent in reading. That is defined Reading fluency is the ability to read text accurately and quickly (Hudson, Lane, & Pullen, 2005).
This research has an objective to achieve the most effective method for fluency in reading especially for sekarwangi elementary school 1st grade students who aren’t fluent yet in reading. Data was gathered measuring instrument reading fluency by speed and accuracy in 25 items. The method of analysis data, t-test is used through spss 13.0. Based on T-test with 95% confidence level (a = 0.05 ), obtained p-value of 0.056. these result indicated that there was no significant difference beetwen two methods. However, based on accuracy show that a group of student that are using articulation method more in accuracy than a group of student who are using cantolraudoh method. Key word : first grade elementary student, fluency in reading, articulation method, cantol raudhoh method
¹Dosen Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran yang membimbing
Pendahuluan Membaca merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan, informasi, serta wawasan.Kemampuan membaca merupakan bekal dan kunci keberhasilan siswa dalam menjalani proses pendidikan. Kemampuan membaca dan kemampuan memahami bacaan menjadi suatu keterampilan khusus selama tahun - tahun sekolah dasar. Oleh karena itu sangat penting bagi anak memliki kelancaran dalam membaca yang didefinisikan sebagai kempuan untuk membaca teks secara akurat, cepat dengan prosodi yang baik sehingga waktu dapat dialokasikan untuk proses pemahaman ( Hudson , et al, 2005). Kelancaran membaca mengacu pada dua hal yaitu akurat dan cepat. Namun dalam Kelancaran Membacaterdiri dari tiga elemen kunci pembacaan teks yang akurat terhubung pada kecepatan pengucapan dengan prosodi atau ekspresi yang sesuai(Hudson, et.al, 2000). Setiap aspek dari kelancaran membaca memiliki hubungan yang jelas terhadap pemahaman teks. Tanpa membaca kata secara akurat,pembaca tidak akan mendapatkan
arti yang
diinginkan yang sesuai dengan yang diinginkan penulis, dan membacakata secara tidak akurat bisa menyebabkan salah tafsir dari teks. Akurasi kata dalam membaca mengacu padakemampuan untuk mengenali kata-kata atau decode dengan benar. pemahaman prinsip abjad yang kuat, kemampuan untuk membunyikan kata bersama-sama(Ehri &McCormick, 1998),dan pengetahuan tentang jumlah kata-kata yang banyak diperlukan untuk mencapai akurasi kata dalam membaca. Rendahnya akurasi kata memiliki pengaruh negatif yang jelas pada pemahaman bacaan dan kelancaran. Pembaca yang membacakata-kata dengan salah tidak mungkin memahami pesan yang dimaksudkan oleh penulis, dan ketidakakuratan dalam membaca kata dapat menyebabkan salah memahami teks.
Pengukuran kecepatan membaca biasanya dicapai melalui pembacaan waktunya. Waktu membaca teks secara terhubung memungkinkan guru untuk mengamati jumlah kata yang dibaca dengan benar dan jumlah kesalahan yang dilakukan dalam waktu atau periode tertentu(Samuels, 1979). Waktu dapat digunakan untuk mengukur dan meningkatkan akurasi kata dan tingkat kecepatan dalam membaca. Mengingat kemampuan membaca merupakan suatu keterampilan khusus ketika tahuntahun sekolah dasar, peneliti melakukan observasi pada siswa SD kelas 1 di SDN Sekarwangidengan tujuan untuk melihat gambaran kemampuan membaca mereka. Observasi ini dilakukan terhadap siswa kelas satu SD yang berjumlah 43 siswa. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, 21 dari 43 siswa kelas satu SD ini belum lancar membaca. Peneliti mendapatkan data bahwa yang menjadi kesulitan mereka sehingga menyebabkan mereka tidak lancar membaca yaitu ada yang masih pada tahap identifikasi huruf sehingga huruf-huruf masih tertukar-tukar seperti huruf b masih tertukar dengan huruf d, ada yang kesulitan dalam pengucapan huruf vokal dan konsonan ketika menjadi suku kata maupun kata seperti pada kata “ban” siswa mengucapkannya dengan kata /d/a/n. Terdapat dua cara untuk mengajarkan anak membaca sehingga nantinya lancar membaca yaitu dengan Metode Cantol Raudhoh danMetode Artikulasi Kata. Metode yang pertama adalah Metode Cantol Roudhoh.Cantol raudhoh merupakan salah satu metode membaca dengan sistem bercerita, bermain dan bernyanyi.Metode ini memiliki 2 prinsip yaitu memaksimalkan kemampuan otak anak untuk menyerap informasi serta prinsip sistem menghapal cepat yaitu dengan sistem cantol (Erna,2008) Kedua prinsip inilah yang menjadi landasan dikembangkannya metode baca Cantol dengan sistem bernyanyi, bermain dan bercerita dengan menggunakan alat peraga.Dalam penerapannya, sistem bernyanyi dalam metode ini menggunakan lagu 21 cantolan suku kata ba-bi-bu-be-bo yang dicantolkan dengan kata baju dengan lirik dalam lagu itu terdapat suku kata
ba,bi,bu,be,bo yang diulang-ulang pengucapannnya sampai dengan suku kata za-zi-zu-ze-zo yang dicantolkan dengan kata zahra dengan lirik dalam lagu tersebut mengandung suku kata za,zi,zu,ze,zo yang berulang-ulang. Sistem bermain melalui permainan jam warna dengan membaca kartu kata yang terdiri dari kartu bergambar dengan dibubuhi variasi suku kata. Sistem
bercerita
yangmenceritakan petualangan
Zahra
di pulau
membaca
dengan
mengenalkan semua variasi suku kata serta cantolan-cantolan katanya. Pendekatan pembelajaran yang kedua adalah Metode Artikulasi .Metode Artikulasi merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Indun Lestari Setyono, M.Psi mengenai efektivitas pencapaian kesiapan membaca melalui pelatihan artikulasi pengucapan kata pada siswa TK di Bandung.Hasil penelitian ini membuktikan bahwa peran artikulasi pengucapan kata sangat penting untuk peningkatan kemampuan dasar membaca.Artikulasi pengucapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas peletakan dan pergerakan otot alat ucap. Semakin banyak jumlah pengulangan artikulasi pengucapan kata maka akan semakin tercapai kematangan artikulasi pengucapan kata, yang secara otomatis berdampak pada peningkatan kemampuan dasar membaca. Berdasarkan kedua pendekatan pembelajaran membaca yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk menerapkan metode tersebut pada siswa yang belum lancar membaca. Walaupun kedua metode tersebut memiliki tujuan yang sama tapi belum tentu mendapatkan hasil yang sama, maka peneliti tertarik untuk melakukan studi perbandingan antara Metode Artikulasi kata dan Metode Cantol Raudhoh pada siswa kelas satu yang belum lancar membaca. Bagaimana hasil dari kedua metode yang berbeda tersebut terhadap kelancaran membaca siswa. Apakah terdapat perbedaan antara siswa yang menerapkan metode artikulasi dengan siswa yang menerapkan metode cantol Raudhoh terhadap kelancaran membaca.
Metode Penelitian
Partisipan Populasi dalam penelitian ini adalah siswa sd kelas satu yang berada di SDN Sekarwangi dengan karakteristik Siswa SDN Sekarwangi, Berada di kelas satu, Telah diberikan metode Cantol Raudhoh, Belum lancar membaca. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Pengukuran Dalam penelitian ini menggunakan alat ukur kelancaran membaca yang meliputi 2 aspek yang diukur yaitu kecepatan serta ketepatan dalam membaca. Kecepatan diukur melalui waktu pengucapan kata yang dihitung dalam satuan detik. Ketepatan diukur dengan memperhatikan pengucapan kata
yang tepat sesuai huruf yang tersusun dan
membunyikannya secara tepat . Alat ukur pada penelitian ini terdiri dari 25 item kalimat. alat ukur kelancaran membaca ini mengadopsi alat ukur membaca yang disusun oleh Indun Lestari (2012). Peneliti tidak melakukan pengujian validitas dan reliabilitas lagi melainkan menggunakan nilai validitas dan reliabilitas berdasarkan manual yang telah ada dimana validitas dalam alat ukur ini menggunakan expert review dengan jalan meminta pendapat ahli. Dalam penyususnan alat ukur ini Peneliti melaukakn perubahan kalimat yang digunakan yang merupakan hasil masukan dari expert review ulang seorang ahli. Adapun reliabilitas yang digunakan sesuai dengan manual yang tertera pada alat ukur yang di adopsi yaitu dengan menggunakan interrater reliability coefficient.
Hasil
Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai kelancaran membaca pada siswa yang menggunakan metode cantol dengan kelompok siswa yang menggunakan metode artikulasi maka diperoleh beberapa hasil sebagai berikut : 1.
Dengan jumlah sampel sebanyak 10 subjek, tingkat kepercayaan (α) = 95 %, diperoleh pvalue=0,056 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan waktu kelancaran membaca antara kelompok siswa yang menggunakan metode artikulasi dengan kelompok siswa yang menggunakan metode cantol pada siswa SDN Sekarwangi Bandung.
2.
Hasil di kedua kelompok menunjukan hasil yang berbeda. Berdasarkan data pada kelompok metode artikulasi siswa mampu mengenali kata-kata atau decode dengan benar serta mampu membunyikan kata secara tepat. Hal ini dapat dilihat dari tidak ditemukannya lagi kesalahan - kesalahan pengenalan huruf dan ketika ia membunyikan huruf-huruf tersebut menjadi suatu kata. Hal ini berarti bahwa kelompok metode artikulasi sudah mencapai akurasi kata yang merupakan salah satu indikator dalam kelancaran membaca.Pada kelompok metode artikulasi tidak ditemukan lagi kesalahan kesalahan pengucapan yang berarti bahwa kelompok siswa yang menggunakan metode artikulasi ini telah mampu mengucapkan kata dengan pengucapan kata yang tepat.Hal inii sesuai dengan pendekatan dari metode artikulasi ini bahwa peletakan otot alat ucap sesuai aturan menghasilkan kematangan dalam mengartikulasikan kata yang berdampak pada kemampuan membaca seseorang.
3.
Pada kelompok metode cantol menampilkan hasil ketepatan akurasi kata yang berbeda.Hal tersebut ditunjukan dengan kesalahan - kesalahan pengucapan kata yang belum tepat.Pada kelompok siswa yang telah di berikan metode cantol ini pengucapan
katanya masih tertukar -tukar. Rata-rata kesalahan pengucapan pada pengucapan huruf "p", "f", "v" yang terdengar sama pengucapannya, pengucapan huruf "b" yang sering tertukar dengan huruf "d" , huruf "q" tertukar pengucapannya dengan huruf "k". Jika dikembalikan pada konsep akurasi kata maka pemahaman prinsip abjad yang kuat serta kemampuan untuk membunyikan kata secara tepat diperlukan untuk mencapai akurasi kata. Dikatakan pula bahwa rendanya akurasi kata memiliki pengaruh negatif yang jelas pada pemahaman bacaan dan kelancaran. Ketika pembaca membaca kata-kata dengan salah maka tidak mungkin memahami pesan yang dimaksudkan oleh penulis. Ketidakakuratan dalam membaca kata dapat
menyebabkan salah memahami teks.
Ketidakakuratan ini muncul pada kelompok siswa yang menggunakan metode cantol. Sebagai contoh pada kalimat " ban sering bocor " di ucapkan dengan "dan sering bocor" . Kesalahan pengucapan pada kalimat tersebut terjadi pada hampir semua kelompok siswa metode cantol. Hal ini berdampak pada proses pemahaman mengenai kata tersebut. Kata "ban " dan kata "dan" memiliki arti yang berbeda. Kata "ban " menunjukan suatu benda sedangkan kata "dan" merupakan penghubung suatu kata . Ketidakakuratan ini berdampak pada pemahaman kata dari kata tersebut.Jika disimpulkan kelompok siswa metode cantol ini belum mencapai akurasi kata yang sesuai yang merupakan salah satu indikator kelancaran membaca. 4.
kelompok siswa yang menggunakan metode cantol secara waktu menampilkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan kelompok siswa yang menggunakan metode artikulasi. Secara ketepatan atau akurasi kata, siswa pada kelompok cantol ini belum mencapai akurasi kata.Siswa yang menggunakan metode cantol ini masih mengalami kesulitan dalam hal pengucapan kata sesuai aturan. Pada kelompok siswa Artikulasi secara waktu sama dengan kelompok siswa yang menggunakan metode cantol. Namun, jika dilihat
dari indikator ketepatan kelompok siswa yang menggunakan metode Artikulasi ini telah mencapai akurasi kata. Hal ini terlihat dari pengucapan kata yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Chirstensen, Larry . B. 2004. Experimental Methodology 9Th Edition. Pearson Education Inc. Dechant, EmeraldV. 1982. Improving The Teaching Of Reading 3th edition . USA: PrenticeHall, Inc.Eaglewoo Cliffs, N.J. 07632 Kerlinger, F. N. 2006 .Asas – AsasPenelitian Behavioral. Diterjemahkan oleh Drs. Landung R. Simatupang.Yogyakarta :GadjahMada University Press. Kerlinger, F. N. 2004 .Asas – Asas Penelitian Behavioral. Diterjemahkan oleh Drs. Landung R. Simatupang.Yogyakarta :GadjahMada University Press. Nurhasanah, Erna. 2012. Metode Membaca Cantol Raudhoh. Bandung : lembaga pendidikan dan pra sekolah Raudhoh Owens, E Robert . 2004. Language Development An Introduction Seventh Edition. New York : State University Of New York. Santrock, John. W. 2010. Children 12thEdition . New York : McGraw- Hill International Edition. Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak jilid 1 edisi kesebelas. Jakarta :Erlangga Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung :Alfabeta Thorne , cecilia. 1991. A study of beginning reading in lima. Nijmegen : Drukkerij Quickprint BV.
Skripsi : Isma, Yuliani. 2013. “ Studi Deskriptif Mengenai Kesiapan Membaca Pada Anak Usia Enam Tahun (Pra Sekolah) Di Taman Kanak-Kanak X Kabupaten Bandung”. Tidak dipublikasikan : Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran Indun,
Lestari.2013. “Efektifitas Pencapaian Kesiapan Membaca Melalui Pelatihan Artikulasi Pengucapan Kata Pada Siswa TK di Bandung”. Tidak dipublikasikan : Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran
Sumber Elektronik : ROXANNE F. HUDSON, HOLLY B. LANE P, AIGE C. PULLEN. Reading fluency assessment and instruction: What, why, and how?. The Reading Teacher Vol. 58, No. 8 May 2005 no 702© 2005 International Reading Association (pp. 702–714) doi:10.1598/RT.58.8.1 diakses dari www.fcrr.org pada tanggal 18 desember 2014
Vernon. 1962. Proses membaca. Diunduh dari www.file.upi.edu/modul membaca pada 17 Mei 2014