Studi Komparasi Kematangan Karier berdasarkan Vocational Identity Status pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran
Atika Permata Sari Fakultas Psikologi, Universitas Padjadjaran
menghasilkan kesulitan pada tahapan perkembangan
LATAR BELAKANG Pada saat individu mencapai usia 18-21 tahun,
karier selanjutnya. Berdasarkan Super (1977 dalam Coertse &
individu mencapai tahap exploratory khususnya untuk tugas perkembangan karier specification. Tugas perkembangan karier specification adalah tugas perkembangan
karier
di
mana
individu
mengeksplorasi secara lebih mendalam dalam rangka menentukan pekerjaan yang diinginkan di antara banyaknya pilihan yang ada. Proses eksplorasi yang dilakukan dapat berupa mengambil pendidikan atau pelatihan lanjutan, ataupun mengeksplorasi diri melalui
pengalaman
kerja.
Semakin
Schepers,
pilihan pekerjaan yang diinginkan (Duane, 2002). Pada masing-masing tahapan, harus terdapat hubungan antara tuntutan tugas perkembangan karier dengan kepedulian terhadap karier. Derajat hubungan kedua aspek tersebut menunjukkan kematangan karier pada diri seseorang (Duane, 2002). Super (1957, 1980 dalam Coertse & Schepers, 2004) menyatakan bahwa aktivitas-aktivitas yang terdapat dalam setiap tugas perkembangan karier akan membuat kematangan karier semakin berkembang. Melewatkan salah satu tugas pada suatu tahapan perkembangan karier akan
kematangan
karier
dapat
didefinisikan sebagai cara individu menyelesaikan tugas perkembangan karier sesuai dengan tahap perkembangan karier yang sedang dialami. Leong dan Barak (2001 dalam Mubiana, 2010) mendefinisikan kematangan
karier
sebagai
kesiapan
untuk
menghadapi tugas perkembangan karier sesuai dengan tahapan kehidupan individu. Hasil data awal yang diambil menunjukkan
banyak
eksplorasi yang dilakukan, akan semakin spesifik
2004)
bahwa masih cukup banyak mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (Fapsi Unpad) yang belum
terlibat
dalam
aktivitas
terkait
tugas
perkembangan karier specification. Mengingat bahwa kematangan karier akan semakin berkembang seiring dengan
keterlibatan
individu
dengan
tugas
perkembangan karier, keadaan ini mengindikasikan bahwa masih ada sebagian dari mahasiswa Fapsi Unpad yang memiliki tingkat kematangan karier rendah. Hal ini cukup mengkhawatirkan mengingat seseorang dengan tingkat kematangan karier yang rendah akan lebih cenderung mengalami kebimbangan pemilihan karier, perasaan cemas, dan depresi.
Individu yang mengalami kebimbangan pemilihan
kariernya.
karier juga memiliki resiko yang lebih besar dalam
menggambarkan status yang paling tidak berkembang
melewatkan kesempatan perkembangan karier dan
dibandingkan dengan status yang lainnya. Status ini
mengalami ketidakpuasan dalam pemilihan karier
terdiri atas individu-individu yang tidak berkomitmen
(Nota, Ferrari, Solberg, & Soresi, 2007).
terhadap pemilihan karier dan hanya melakukan
Dalam menyelesaikan tugas perkembangan
Di
sisi
lain,
identity
difussion
sedikit eksplorasi. Remaja
karier specification, terdapat proses-proses lain yang
yang
temasuk
dalam
identity
terlibat di dalamnya. Proses menspesifikkan pekerjaan
achievement tidak lagi mengalami kesulitan dalam
atau menerjemahkan konsep diri tentang pekerjaan
pembuatan keputusan terkait karier. Remaja yang
menjadi peran sebagai pekerja di bidang tertentu
tergolong dalam status ini telah mengetahui karier apa
melibatkan proses pembentukan vocational identity
yang ingin dicapai dan merasa nyaman dengan
(Duane,
teori
keputusan yang telah dibuat. Remaja pada status lain,
identitas Erik Erikson menjadi sesuatu yang lebih
termasuk foreclosure, cenderung masih mengalami
terukur yaitu identity status (Marcia, 1980). Marcia
kesulitan dalam pengambilan keputusan terkait karier
melihat pembentukan identitas pada masing-masing
(Greenhaus & Callanan, 2006).
2002).
Marcia
mengembangkan
Vocational identity akan semakin berkembang
domain, termasuk domain vocational, berdasarkan empat status yaitu identity achievement (telah
seiring
melakukan eskplorasi dan membuat komitmen terkait
pembuatan komitmen yang dilakukan oleh seorang
karier atau pekerjaan), foreclosure (telah membuat
individu. Aktivitas tersebut sesuai dengan aktivitas-
komitmen terkait karier atau pekerjaan tanpa terlibat
aktivitas yang harus dilakukan oleh individu dengan
atau dengan sedikit eksplorasi), moratorium (telah
tugas perkembangan karier specification di mana
melakukan
membuat
individu diharapkan melakukan sebanyak mungkin
komitmen terkait karier atau pekerjaan), dan identity
eksplorasi dalam rangka menentukan pekerjaan yang
diffusion (belum melakukan eskplorasi dan belum
diinginkan. Seiring dengan keterlibatan individu
membuat komitmen terkait karier dan pekerjaan.)
dalam penyelesaian tugas perkembangan karier,
eksplorasi
tetapi
belum
dengan
aktivitas
eskplorasi
karier
dan
Salah satu asumsi dasar dalam teori Marcia
semakin berkembang pula kematangan karier individu
adalah bahwa status identity achievement adalah
tersebut (Super, 1957, 1980 dalam Coertse &
status yang paling berkembang dibandingkan dengan
Schepers, 2004).
status-status yang lainnya. Status ini menunjukkan
Melihat keterkaitan antara kematangan karier
individu-individu yang telah mengalami periode
dengan vocational identity status dan masih adanya
eksplorasi dan membuat komitmen yang jelas terkait
mahasiswa Fapsi Unpad yang memiliki tingkat
kematangan karier rendah membuat peneliti tertarik
adalah
untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan kematangan
perkembangan
karier berdasarkan pada vocational identity status
kehidupan individu (Leong dan Barak, 2001 dalam
mahasiswa
nantinya
Mubiana, 2010). Definisi operasional dari variabel ini
penelitian ini akan mampu menjadi landasan teoritis
adalah kesiapan mahasiswa untuk memilih pekerjaan
dalam pembuatan intervensi untuk mahasiswa Fapsi
yang
Unpad dengan tingkat kematangan karier yang
perencanaan karier; pengeksplorasian karier yang
rendah.
melibatkan pemanfaatan sumber informasi dalam
Fapsi
Unpad.
Diharapkan
kesiapan
untuk
karier
dicerminkan
menghadapi
sesuai
melalui
dengan
keterlibatan
rangka mengumpulkan informasi
tugas tahapan
dalam
yang relevan,
pengetahuan tentang prinsip dan cara pengambilan METODE
keputusan; pengetahuan individu tentang pekerjaan
Variabel dan Definisi Operasional
yang diinginkan; dan pengetahuan tentang jenis-jenis
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan oleh peneliti, yaitu vocational identity status dan kematangan karier. Vocational identity status adalah pembentukan gambaran diri terkait dengan jenjang karier dan pekerjaan yang diinginkan oleh seseorang. Terbagi ke dalam empat status berdasarkan
pada
dimensi
krisis
dan
dimensi
komitmen (Berk, 2008). Definisi operasional dari variabel ini adalah jenis status individu berdasarkan sudah atau belumnya individu mengalami krisis dan berkomitmen pada suatu pilihan terkait jenjang karier dan pekerjaan yang diinginkan. Keempat status pada variabel ini adalah status identity achievement, status foreclosure, status moratorium, dan status identity diffusion. Variabel ini diukur melalui kuesioner berskala Likert yang disusun berdasarkan teori Ego Identity Marcia. Kuesioner ini terdiri atas 41 item dengan empat skala respons yaitu; sesuai, cukup sesuai, kurang sesuai, dan tidak sesuai. Definisi dari variabel kematangan karier
pekerjaan, cara untuk memperoleh dan sukses dalam pekerjaan serta peran-peran dalam dunia pekerjaan. Variabel ini diukur melalui kuesioner yang dibuat berdasarkan teori kematangan karier Super dengan skala Likert. Kuesioner ini terdiri atas 53 item dengan empat skala respons yaitu; sesuai, cukup sesuai, kurang sesuai, dan tidak sesuai. Responden Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran yang berusia 18-21 tahun. Total seluruh populasi penelitian ini adalah 422 orang responden. Berdasarkan
perhitungan
sampel
dengan
menggunakan rumus Cochran, jumlah sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah 201 orang responden. Teknik sampling yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah simple random sampling. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di lingkungan kampus Fakultas
Psikologi
Universitas
Padjadjaran,
terdapat empat item dari 57 item yang memiliki factor loading kurang dari 1,96 sehingga jumlah item yang
Jatinangor, Sumedang pada bulan April 2016.
valid adalah sebanyak 53 item. Koefisien Cronbach’s
Alat Ukur
alpha untuk kematangan karier adalah sebesar 0,954.
Penelitian ini menggunakan dua kuesioner untuk
mengukur
dua
variabel
yang
Berdasarkan kriteria George dan Mallery (2003 dalam
berbeda.
Gliem & Gliem, 2003), koefisien Cronbach’s alpha
Kueisoner yang pertama digunakan untuk mengukur
kematangan karier tersebut menunjukkan reliabilitas
vocational identity status dikembangkan berdasarkan
yang sangat baik.
teori ego identity Marcia (Marcia, Waterman,
Metode Pengumpulan Data
Matteson, Archer, & Orlofsky, 1993). Kuesioner yang
Pada tahap pengumpulan data ini peneliti
kedua digunakan untuk mengukur kematangan karier
menggunakan
dikembangan berdasarkan teori kematangan karier
vocational identity status dan kematangan karier.
Super (Sharf, 2006).
Pengumpulan
Sebelum
digunakan
didahului
untuk
dengan
mengukur
meminta
kesediaan responden yang telah terpilih melalui
melakukan penelitian dilaksanakan uji coba terlebih
simple random sampling. Setelah itu, responden
dahulu terhadap kuesioner. Instrumen dinyatakan
mengisi kuesioner yang dibagikan oleh peneliti. Skala
valid apabila pada hasil confirmatory factor analysis
yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala
memiliki loading factor lebih dari 1,96 (Wijanto,
Likert. Skala yang digunakan pada kedua kuesioner
2008).
adalah skala Likert empat skala respons.
coba
ukur
data
kuesioner
dalam
Uji
alat
dua
yang
dilakukan
pada
98 subjek menyatakan bahwa masih terdapat 12 item
Teknik Analisis Data
dari 53 item vocational identity status yang memiliki
Desain yang digunakan dalam penelitian ini
factor loading kurang dari 1,96 sehingga jumlah item
adalah kuantitatif komparasi menggunakan analisis
yang valid sebanyak 41 item. Koefisien Cronbach’s
One Way Anova dengan program SPSS 16.0 for
alpha pada dimensi ekplorasi adalah sebesar 0,880
Windows.
dan dimensi komitmen
adalah sebesar 0,890.
Anova adalah tergolong analisis komparatif lebih dari
Berdasarkan kriteria George dan Mallery (2003 dalam
dua rata-rata atau lebih dari dua kelompok. Tujuan
Gliem & Gliem, 2003), koefisien Cronbach’s alpha
pada metode ini untuk membandingkan lebih dari dua
pada kedua dimensi vocational identity status tersebut
rata-rata. Pada metode One Way Anova terdapat post
menunjukkan reliabilitas yang baik.
hoc test Bonferroni yang berfungsi untuk mengetahui
Uji coba yang dilakukan pada kuesioner kematangan
karier
menunjukkan
bahwa
masih
Metode
hasil perbandingan antara masing-masing vocational identity status terhadap kematangan karier. Hasil ini
akan berguna untuk menentukan status mana yang memiliki perbedaan kematangan karier
Tabel 2 Uji Normalitas Vocational identity Kolmogorov-Smirnov Status
HASIL PENELITIAN
Sig
Identity achievement
0,058
yang
Foreclosure
0,118
digunakan pada penelitian ini adalah metode One Way
Moratorium
0,102
Anova. Dalam melakukan analisis menggunakan
Identity Diffusion
0,123
Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif
noneskperimental.
Analisis
metode One Way Anova, terdapat dua syarat yang
Sebaran data variabel kematangan karier pada
harus dipenuhi sebelumnya, yaitu dilakukannya uji
masing-masing vocational identity status memiliki
asumsi berupa uji normalitas dan uji homogenitas
probabilitas di atas 0,05 (p > 0,05). Hal ini
terhadap data yang diperoleh dalam suatu penelitian.
menunjukkan bahwa sebaran data pada variabel
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah
kematangan karier berdistribusi normal. Analisis
varians skor yang diukur pada setiap kelompok yang
dapat dilanjutkan dengan One Way Anova karena dua
diuji homogen atau tidak. Uji normalitas untuk
asumsi telah terpenuhi.
mengetahui normal atau tidaknya sebaran skor
Tabel 3 Sebaran Vocational Identity Status Vocational Jumlah Persentase Identity Status Identity 124 61% achievement Foreclosure 12 6% Moratorium 26 13% Identity diffusion 40 20% Jumlah 202 100% Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
kematangan karier pada masing-masing vocational identity status. Uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas dilakukan dengan alat bantu perangkat lunak SPSS 16.0 for Windows. Tabel 1 Hasil Uji Homogenitas Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.137
3
198
.335
diketahui bahwa terdapat 124 orang mahasiswa Berdasarkan perhitungan menggunakan test of
Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran atau
homogenity of variances pada SPSS 16.0 didapatkan
sekitar 61% dari total sampel yang berada pada status
nilai sig = 0,335. Karena nilai sig adalah 0,335 atau
identity achievement. Dari total 202 orang responden
dengan kata lain lebih besar daripada 0,05, maka H0
yang mengikuti penelitian, ditemukan bahwa terdapat
diterima, varians skor variabel yang diukur pada
12 orang responden (6%) yang sedang berada pada
setiap kelompok yang diuji dalam penelitian ini
status foreclosure. Selain identity achievement dan
adalah bersifat homogen.
foreclosure, ditemukan 26 orang responden (13%)
yang berada pada status moratorium. Empat puluh
responden yang memiliki tingkat kematangan karier
orang responden (20%) yang belum termasuk ke
rendah
dalam status identity achievement, foreclosure, dan
kematangan karier yang tinggi. Pada kelompok status
moratorium termasuk ke dalam status identity
moratorium terdapat 3,8% responden yang memiliki
diffusion.
tingkat kematangan karier dan 96,2% sisanya sudah
Tabel 5 Kategorisasi Kematangan Karier Berdasarkan VIS
dan
Count VIS Identity Achievement % within VIS Identity Diffusion
Count % within VIS
Total
Count % within VIS
Total
123
124
.8%
99.2%
100.0%
22
18
40
55.0%
45.0%
100.0%
2
10
12
16.7%
83.3%
100.0%
1
25
26
tingkat
3.8%
96.2%
100.0%
26
176
202
12.9%
87.1%
100.0%
Sum of Squares
df
Between Groups
42355.032
Within Groups
49321.575 198
Total
91676.607 201
Mean Square
F
3 14118.344 5.668E1
Sig. .000
249.099
Berdasarkan hasil analisis one way anova yang
Moratorium Count % within VIS
memiliki
Tabel 6 Hasil Uji One Way Anova
1
Foreclosure Count % within VIS
Tinggi
lainnya
memiliki tingkat kematangan karier yang tinggi.
Kematangan_Karier Rendah
83,3%
Hasil pengategorian kematangan karier rendah
dilakukan peneliti pada tabel 4.9, didapatkan hasil bahwa hasil data menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,000 di mana nilai tersebut lebih kecil dari taraf
signifikansi
disimpulkan
0,05
bahwa
(p<0,05).
terdapat
Jadi
dapat
perbedaan
yang
dan tinggi berdasarkan vocational identity status dapat
signifikan pada kematangan karier berdasarkan empat
dilihat pada tabel 5. Dari tabel di atas terlihat bahwa
kelompok status vocational identity status. Setelah
pada kelompok status identiy achievement terdapat
memperoleh hasil nilai signifikansi perbedaan antara
0,8% responden yang memiliki tingkat kematangan
vocational identity status, maka selanjutnya diuji
karier rendah dan 99,2% lainnya memiliki tingkat
dengan Post Hoc dari One Way Anova.
kematangan karier tinggi. Pada kelompok status Tabel 7 Hasil Post Hoc One Way Anova
identity diffusion lebih dari separuh responden atau sejumlah 55% memiliki tingkat kematangan karier yang rendah. Sisanya sebanyak 45% memiliki tingkat kematangan karier yang tinggi. Sedangkan pada kelompok
status
foreclosure
terdapat
16,7%
(I) VIS
(J) VIS
Mean Difference Std. (I-J) Error
95% Confidence Interval Sig.
Lower Bound
Upper Bound
Identity Identity Achievemet Diffusion
36.86515* 2.86990 .000 29.2168 44.5135
perbedaan kematangan karier dengan kelompok status moratorium dengan nilai signifikansi 0,000.
Foreclosure
16.04307* 4.77149 .006 3.3269 28.7592
Moratorium
15.01663* 3.40435 .000 5.9440 24.0893
Selain itu, kelompok status identity diffusion
Identity Achievemet
2.86990 .000 36.86515* 44.5135 29.2168
dan kelompok status moratorium memiliki perbedaan
Foreclosure
5.19478 .001 -6.9779 20.82208* 34.6663
Moratorium
3.97595 .000 21.84852* 32.4445 11.2525
Foreclosure Identity Achievemet
4.77149 .006 -3.3269 16.04307* 28.7592
Identity Diffusion
Identity Diffusion
-1.02644 5.50808 1.000 13.6527 15.7056
Moratorium Identity Achievemet
3.40435 .000 -5.9440 15.01663* 24.0893
Foreclosure
Pada kelompok status identity diffusion dan kelompok status
foreclosure
juga
ditemukan
perbedaan
kematangan karier dengan nilai signifikansi 0.000. Sedangkan pada kelompok status foreclosure dan
20.82208* 5.19478 .001 6.9779 34.6663
Moratorium
Identity Diffusion
kematangan karier dengan nilai signifikansi 0,001.
kelompok
status
moratorium
tidak
ditemukan
perbedaan kematangan karier dengan nilai signifikansi 1,000. PEMBAHASAN
21.84852* 3.97595 .000 11.2525 32.4445 1.02644 5.50808 1.000
15.7056 13.6527
Berdasarkan perhitungan One Way Anova diketahui bahwa nilai signifikansi p adalah sebesar 0,000 atau lebih kecil dari kriteria uji sebesar 0,05
*. Perbedaan rata-rata signifikan pada α =0.05
sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol Dari tabel di atas, untuk mengetahui kelompok vocational identity status mana saja yang menunjukan perbedaan kematangan karier yang signifikan dapat dilihat melalui tanda bintang (*) yang menunjukan adanya perbedaan rata-rata (kematangan karier) yang signifikan berdasarkan kelompok vocational identity status dengan melihat signifikansi < 0,05. Tabel di atas memperlihatkan perbedaan kematangan karier kelompok
status
identity
achievement
dengan
kelompok status identity diffusion, dengan signifikansi 0,000. Kelompok status identity achievement dengan kelompok status foreclosure juga memiliki perbedaan kematangan karier dengan nilai signifikansi 0,006. Kelompok status identity achievement juga memiliki
ditolak, atau dengan kata lain terdapat perbedaan kematangan karier berdasarkan pada vocational identity
status.
Perbedaan
kematangan
karier
berdasarkan vocational identity status yang ditemukan sesuai dengan pernyataan Duane (2002) yang menyatakan bahwa dalam proses menspesifikkan pekerjaan melibatkan proses pembentukan vocational identity. Proses pembentukan vocational identity yang ditandai dengan vocational identity status melibatkan dua dimensi di dalamnya, yaitu eksplorasi dan komitmen. Semakin seorang individu terlibat dalam aktivitas eksplorasi dan pembuatan komitmen, maka akan semakin berkembang pula vocational identity individu tersebut. Aktivitas eksplorasi dan pembuatan
komitmen yang dilakukan dalam mencapai vocational
perbedaan rata-rata kematangan karier pada identity
identity yang lebih berkembang sejalan dengan tugas
achievement dengan foreclosure, moratorium, dan
perkembangan
identity diffusion.
karier
specification.
Atau
dapat
dikatakan bahwa perkembangan pada vocational
Berbeda dengan status foreclosure dan status
identity akan berdampak pada tugas perkembangan
moratorium yang setidaknya telah mengembangkan
karier specification. Semakin seseorang terlibat dalam
satu dari dua dimensi dari vocational identity status,
tugas perkembangan karier yang sedang dijalaninya,
individu
semakin berkembang pula dimensi-dimensi di dalam
mengembangkan dimensi apapun dari vocational
kematangan karier yang nantinya akan mengakibatkan
identiy status. Perbedaan karakteristik yang dimiliki
peningkatan pada kematangan karier secara umum.
oleh status identity diffusion dan fakta bahwa status
pada
status
identity
diffusion
belum
Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya
ini adalah status yang paling tidak berkembang
menemukan
berkembang
dibandingkan dengan status yang lain menyebabkan
vocational identity seseorang, maka ia juga akan
adanya perbedaan rata-rata kematangan karier pada
memiliki tujuan karier yang semakin jelas dan
status identity diffusion dengan status foreclosure dan
mendapatkan
status moratorium.
yang
skor
bahwa
yang
semakin
lebih
tinggi
dalam
kematangan karier (Greenhaus & Callanan, 2006).
Baik kelompok status foreclosure maupun
Selain itu, Oh (2013 dalam Rhee, Lee, Kim, Ha, &
kelompok status moratorium memiliki kelebihan dan
Lee, 2015), juga menemukan bahwa individu yang
kekurangannya masing-masing. Kedua status ini
berada pada status identity achievement berkaitan
memiliki kontribusi masing-masing yang berbeda
secara signifikan dengan tingkat kematangan karier
terhadap kematangan karier. Di antara kedua status ini
yang lebih tinggi.
pun belum terdefinisikan secara jelas manakah status
Berbeda dengan status yang lainnya, kedua
yang lebih berkembang dibandingkan dengan status
dimensi vocational identity status pada status identity
yang lainnya (Bosma & Kunnen, 2001). Oleh karena
achievement telah sama-sama berkembang. Pada
itulah
status foreclosure dan status moratorium baru satu
kematangan karier pada status foreclosure dan
dimensi yang berkembang, bahkan pada status
moratorium.
identity
diffusion
belum
ada
dimensi
tidak
ditemukan
perbedaan
rata-rata
yang
Dari keseluruhan status terlihat bahwa status
berkembang. Perbedaan karakteristik yang dimiliki
identity achievement memiliki rata-rata kematangan
oleh identity achievement dan fakta bahwa status ini
karier yang lebih tinggi dibandingkan dengan status
adalah status yang paling berkembang dibandingkan
lainnya. Disusul oleh moratorium di tempat kedua
dengan status yang lain menyebabkan adanya
kemudian foreclosure dan identity diffusion berada
pada peringkat terakhir dengan rata-rata kematangan karier
yang
paling
mengherankan
rendah.
mengingat
Hal
penelitian
ini
Saran
tidak
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
sebelumnya
beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti
menemukan bahwa semakin berkembang vocational
adalah sebagai berikut:
identity seseorang, maka ia juga akan memiliki tujuan
1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat
karier yang semakin jelas dan mendapatkan skor yang
mengembangkan alat ukur yang tidak hanya
lebih tinggi dalam kematangan karier (Greenhaus &
dapat menunjukkan perbedaan kematangan karier
Callanan, 2006).
berdasarkan pada vocational identity status, tetapi juga dapat menunjukkan sejauh mana peran dari PENUTUP
masing-masing
Kesimpulan
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Universitas
Padjadjaran
memiliki
tingkat
kematangan karier yang tinggi. 2. Ditemukan
perbedaan
karier
ditemukan antara status identity achievement dengan tiga status yang lain serta pada status identity diffusion dengan status foreclosure dan identity
diffusion
dengan
status
moratorium.
foreclosure
dengan
status
moratorium. pada
vocational
identity
status
kematangan karier. 2. Dengan
penemuan ini,
yang
konselor
didapatkan disarankan
pada untuk
mendukung perkembangan vocational identity individu ke arah identity achievement. Dukungan yang diberikan dapat disesuaikan dengan status yang dimiliki oleh seorang individu pada saat ini. 3. Mengingat bahwa individu yang memiliki tingkat kematangan karier paling tinggi adalah individu pada status identity achievement, diharapkan
3. Tidak ditemukan perbedaan kematangan karier status
bagaimana
penelitian
kematangan
berdasarkan vocational identity status. Perbedaan
4. Individu
kematangan
memengaruhi peningkatan dan penurunan pada
1. Secara umum mahasiswa Fakultas Psikologi
pada
terhadap
karier. Dengan begitu maka akan lebih terlihat
Berdasarkan penelitian ini, dapat ditarik
status
status
penyelenggara
identity
achievement
memiliki tingkat kematangan karier yang paling tinggi dibandingkan dengan status yang lainnya. Sebaliknya, individu pada status identity diffusion memiliki tingkat kematangan karier yang paling rendah dibandingkan dengan status yang lainnya.
memiliki
wadah
tertentu untuk dapat memfasilitasi perkembangan vocational
status
pendidikan
identity
mahasiswa.
Wadah
ini
berguna untuk memberikan informasi terkait karier, memberikan kesempatan untuk mencoba langsung
bidang
pekerjaan
yang
diminati,
membantu mahasiswa dalam mengembangkan alternatif pilihan karier yang mungkin dilakukan,
dan membantu mahasiswa dalam memilih karier atau pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA Berk,
L. E. (2008). Infants, Children, and Adolescences 6th Edition. Boston: Allyn and Bacon.
Bosma, H. A., & Kunnen, E. S. (2001). Determinants and Mechanisms in Ego Identity Development: A Review and Synthesis. Developmental Review 21, 39-66. Christensen, Larry B. (2007). Experimental Methodology. USA: Pearson Education, Inc. Coertse, S., & Schepers, J. (2004). Some Personality and Cognitive Correlates of Career Maturity. Journal of Industrial Psychology 30 (2), 5673. Duane, B. (2002). Career Choice and Development 4th Edition. San Francisco: Jossey-Bass. Gliem, J. A., & Gliem, R. R. (2003). Calculating, Interpreting, and Reporting Cronbach's Alpha Reliability Coefficient for Likert-Type Scales. Midwest Research-to-Practice Conference in Adult, Continuing, and Community Education (pp. 82-88). Ohio: Columbus. Greenhaus, J. H., & Callanan, G. A. (2006). Encycloperdia of Career Development. California: Sage Publication Inc. Marcia, J. E. (1980). Identity in Adolescence. In J. Adelson, Handbook of Adolescence Psychology (p. 111). New York: Willey & Sons. Marcia, J. E., Waterman, A.S., Matteson, D. R., Archer S.L., Orlofsky, J.L. (1993). Ego Identity: A Handbook for Psychosocial Research. New York: Springer-Verlag New York Inc.
Mubiana, B. P. (2010). Career Maturity, Career Knowledge, and Self Knowledge among honours students: An exploratory study. Univeristy of Pretoria Press. Nota, L., Ferrari, L., Solberg, V., & Soresi, S. (2007). Career Search Self Efficacy, Family Support, and Career Indecision with Italian Youth. Journal of Career Assessment Vol. 15 No. 21, 181-193. Sharf, R. S. (2006). Applying Career Developmental Theory to Counseling. Canada: Thomson Wadsworth. Porfeli, E. J., Lee, B., Vondracek, F. W., & Weigold, I. K. (2011). A Multi-dimensional Measure of Vocational Identity Status. Journal of Adolescence (34), 853-871. Rhee, E., Lee, B. H., Kim, B., Ha, G., & Lee, S. M. (2015). The Relationship Among the Six Vocational Identity Statuses and Five Dimensions of Planned Happenstance Career Skills. Journal of Career Development, 1-11. Wijanto, S. H. (2008). Structural Equation Modelling dengan Lisrel 8.8: Konsep dan Tutorial. Yogyakarta: Graha Ilmu.