Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana
1
STUDI KELAIKAN FUNGSI JALAN DARI ASPEK TEKNIS (STUDI KASUS : RUAS JALAN KAMBANG – INDRAPURA. N-033 )
ARTIKEL
Oleh : DEWI HERAWITA BOER NIM. 1210018312013
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana
2
STUDI KELAIKAN FUNGSI JALAN DARI ASPEK TEKNIS (STUDI KASUS : RUAS JALAN KAMBANG – INDRAPURA. N-033 )
Dewi Herawita Boer1, Zaidir2, Nursyaifi Yulius3 Program Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Bung Hatta, 2Jurusan Teknik Sipil, FT-Universitas Andalas, 3 Jurusan Teknik Industri, FTI-Universitas Bung Hatta
1
[email protected]
Abstract Traffic accidents are caused by human factors, vehicle factors as well as road and environmental factors. Factors that do not meet the road-worthy aspect of the function also contributes to the cause of the accident One of the efforts to reduce the number of accidents is the planning, design, construction, and maintenance of roads good and right. Along with the development of the national economy, the island of Sumatra, has had a ground trasportation lines such as cross-east, across western and central cross then increase the volume of traffic in the form of the flow of goods and passengers, both coming in and out.Traffic The density in the cross-track economic development in the eastern and western regions of Sumatra needs to be accompanied by adequate road infrastructure. The Government of Indonesia has programmed handling highway west of Sumatra in the form of capacity building across the street west of Sumatra (winrip).Increase in road capacity is technically done in order to fulfill the eligibility function. Kambang - Indrapura (N-033) roads is part of the western segment of the enhanced cross section capacity, also one of the entrances to the Prov. West Sumatra from Java, Prov. Lampung and Prov. Bengkulu to Sumatra Island. Besides topographical conditions, developing social activities, the development of transport by road segment becomes very signikan to be more focused on the road worthiness especially the technical feasibility of roads Kambang - Indrapura (N-033). This is the background for writing, the research aims to determine whether the road Kambang - Indrapura (N033) fulfills the function of road-worthy and to determine the factors that affect the condition of existing roads Kambang - Indrapura (N-033). The research methodology used in this study is the observation and questionnaire. The results showed segments Kambang - Indrapura (N-033) is declared unconditional feasibility function, because there are some components that do not fulfill feasibility aspect of the function performed by direct observation spaciousness, comparing with the standards . In addition to field observation made also questionnaires to the respondents to determine the perceptions of road worthiness. Analysis through validation, correlation analysis , reliability analysis and factor analysis with SPSS version 21, found 6 new factors affecting the condition of existing roads Kambang - Indrapura (N-033) is a field and financial factors, management factors, human factors and environmental, planning factors, factors management, planning, and environmental factors. From the results of this study can be recommended to include a factor - a new factor in the study of factors such as culture and human behavior in subsequent research. Keywords: Accidents, Existing Condition, Technical Aspects, Geometric Road. Abstrak Kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh faktor manusia, faktor kendaraan serta faktor jalan dan lingkungan. Faktor jalan yang tidak memenuhi aspek laik fungsi jalan juga memberikan kontribusi penyebab terjadinya kecelakaan. Salah satu upaya untuk mengurangi jumlah kecelakaan adalah dengan perencanaan, perancangan, pembangunan, dan pemeliharaan jalan yang baik dan benar. Seiring dengan perkembangan perekonomian nasional, pulau Sumatera yang telah memiliki jalur transportasi darat seperti jalan raya lintas timur, lintas barat dan lintas tengah maka meningkat pula volume traffik berupa arus barang dan penumpang, baik yang masuk dan keluar. Kepadatan traffik di jalur lintas timur dan perkembangan perekonomian di wilayah barat Sumatera perlu diiringi dengan pembangunan infrastruktur jalan yang memadai. Pemerintah RI telah memprogramkan penanganan jalan lintas barat Sumatera berupa kegiatan peningkatan kapasitas jalan lintas barat Sumatera (winrip). Peningkatan kapasitas jalan ini secara teknis dilakukan dalam rangka memenuhi kelaikan fungsi jalan. Ruas Jalan Kambang – Indrapura (N-033) merupakan bagian segmen ruas lintas barat yang ditingkatkan kapasitasnya, juga merupakan salah satu pintu masuk ke Prov. Sumatera Barat dari pulau Jawa, Prov. Lampung dan Prov. Bengkulu menuju utara pulau Sumatera. Selain kondisi topografinya, sosial masyarakat yang sedang berkembang maka perkembangan aktifitas transportasi melalui segmen jalan menjadi sangat
Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana
3
signikan untuk lebih difokuskan pada kelayakan jalan tersebut terutama kelaikan teknis dari ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033). Hal inilah yang melatar belakangi penulisan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033) telah memenuhi aspek laik fungsi jalan dan untuk mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033). Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan ruas Kambang - Indrapura (N-033) dinyatakan laik fungsi bersyarat, karena masih terdapat beberapa komponen yang tidak memenuhi aspek laik fungsi jalan yang dilakukan dengan observasi langsung kelapangan, membandingkan dengan standar dan aturan yang berlaku. Disamping observasi lapangan dilakukan juga kuisioner kepada responden untuk mengetahui persepsi terhadap kelaikan jalan tersebut. Analisis melalui analisa validasi, analisa korelasi, analisa realibilitas, dan analisa faktor dengan bantuan program SPSS versi 21 didapatkan 6 faktor baru yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033) yaitu faktor lapangan dan keuangan, faktor manajemen, faktor SDM dan lingkungan, faktor perencanaan, faktor manajemen dan perencanaan dan faktor lingkungan. Dari hasil penelitian ini dapat direkomendasikan dengan memasukkan faktor – faktor baru dalam penelitiannya seperti faktor budaya dan perilaku manusia pada penelitian berikutnya. Kata Kunci : Kecelakaan, Kondisi Eksisting, Aspek Teknis, Geometrik Jalan. 1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas jalan yaitu sebanyak 2036 kejadian kecelakaan dengan jumlah korban kecelakaan meninggal dunia sebanyak 1500 orang, luka berat sebanyak 1341 orang, luka ringan sebanyak 1562 orang dan kerugian materiil sebesar Rp. 9,5 Miliar ( Data Mabes Polri, 2009), hal ini menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas merupakan faktor utama penyebab kematian dan kerugian ekonomi di Indonesia.( Laporan Audit Keselamatan Jalan (Lanjutan), BBPJN II,2012) Secara ekonomis kecelakaan di jalan sangat merugikan dan menghambat pembangunan ekonomi dan dapat menghancurkan kesejahteraan keluarga bila salah seorang anggota keluarga (khususnya pencari nafkah) tewas dalam kecelakaan lalu lintas. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 63% dari keluarga korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, mengalami penurunan tingkat perekonomian ( sumber : Serial Rekayasa Keselamatan Jalan, Panduan Teknis I, Rekayasa Keselamatan Jalan ) Berdasarkan data dari Global Road Safety (2003), dalam Ditjen Hubdat (2006), menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang menduduki peringkat pertama dalam jumlah korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di tingkat ASEAN. WHO (2006), dalam Ditjen Hubdat (2006), menyatakan bahwa 85% dari 1,5 juta jiwa meninggal disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas (Silvanus Nohan R, Tri Tjahjono, Agus Taufik M , jurnal : upaya penurunan tingkat fatalitas titik rawan kecelakaan di Kabupaten Gunung Kidul DI. Yogyakarta ).
Salah satu upaya untuk mengurangi jumlah kecelakaan adalah dengan perencanaan, perancangan, pembangunan, dan pemeliharaan jalan yang baik dan benar. Berdasarkan UU RI No. 22/2009 tentang jalan pasal 22 ayat 1 semua jalan yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan laik fungsi jalan secara teknis dan administratif dan ayat 2 penyelenggara jalan wajib melaksanakan uji kelaikan fungsi jalan sebelum pengoperasian jalan. Berdasarkan hal diatas pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/ 2010 tentang standar Pemeriksaan Kelaikan Jalan untuk Jalan – Jalan di Indonesia dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 19/PRT/M/ 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis. Seiring dengan perkembangan perekonomian nasional, pulau Sumatera yang telah memiliki jalur transportasi darat seperti jalan raya lintas timur, lintas barat dan lintas tengah maka meningkat pula volume trafik berupa arus barang dan penumpang, baik yang masuk dan keluar. Kepadatan trafik di jalur lintas timur dan perkembangan perekonomian di wilayah barat Sumatera perlu diiringi dengan pembangunan infrastruktur jalan yang memadai. Pemerintah RI telah memprogramkan penanganan jalan lintas barat Sumatera berupa kegiatan peningkatan kapasitas jalan lintas barat Sumatera (winrip). Peningkatan kapasitas jalan ini secara teknis dilakukan dalam rangka memenuhi kelaikan fungsi jalan berupa arus barang dan penumpang baik yang masuk dan keluar. Jalan Kambang – Indrapura (N-033) dengan panjangnya 58,254 km, merupakan bagian segmen ruas lintas barat yang ditingkatkan kapasitasnya, juga merupakan salah satu pintu masuk ke Prov. Sumatera Barat dari
Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana
pulau Jawa, Prov. Lampung dan Prov. Bengkulu menuju utara pulau Sumatera. Selain kondisi topografinya, sosial masyarakat yang sedang berkembang maka perkembangan aktifitas transportasi melalui segmen jalan menjadi sangat signikan untuk lebih difokuskan pada kelaikan jalan tersebut terutama kelaikan teknis dari ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033). Adapun permasalahan yang menjadi latar belakang dalam penelitin ini yaitu 1. Apakah kondisi eksisting ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033) telah memenuhi aspek laik fungsi jalan? 2. Apa saja faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033)? Berdasarkan kenyataan tersebut, hal inilah yang menyebabkan ketertarikan melakukan penelitian mengenai “Studi Kelaikan Fungsi Jalan dari Aspek Teknis ( Studi Kasus Ruas Jalan Kambang – Indrapura . N-033) “ Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033) telah memenuhi aspek laik fungsi jalan. 2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033).
Manfaat Penelitian Dengan diketehuinya kelayakan fungsi jalan dan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting pada ruas ini, diharapkan hasilnya menjadi dasar pertimbangan dan dapat memberikan kontribusi dalam perencanaan berikutnya sehingga ruas jalan tersebut dapat memenuhi aspek kelayakan jalan. 2.
KAJIAN PUSTAKA
Keselamatan Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan peleengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/ atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Ruas jalan adalah sepenggal jalan umum yang diawali dari kilometer tertentu dan diakhiri di kilometer tertentu, memiliki nomor ruas sebagai identitasnya yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan
4
Secara umum keselamatan jalan dapat diartikan sebagai upaya dalam menanggulangi kecelakaan yang terjadi di jalan raya (road crash), yang tidak hanya disebabkan oleh faktor kondisi kendaraan maupun pengemudi, namun disebabkan pula oleh banyak faktor, antara lain : Kondisi alam (cuaca) Desain ruas jalan (alinyemen vertikal dan horizontal) Jarak pandang pengemudi Kondisi kerusakan perkerasan Kelengkapan rambu atau petunjuk jalan Pengaruh budaya dan pendidikan masyarakat sekitar jalan Bahkan peraturan/ kebijakan lokal yang berlaku, dapat secara tidak langsung memicu terjadinya kecelakaan di jalan raya (Mulyono dkk, 2009) Audit Keselamatan Jalan Menurut Pedoman Audit Keselamatan Jalan (Anonim, 2005), audit keselamatan jalan merupakan bagian dari strategi pencegahan kecelakaan lalu lintas dengan suatu pendekatan perbaikan terhadap kondisi desain geometri, bangunan pelengkap jalan fasilitas pendukung jalan yang berpotensi mengakibatkan konflik lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas melalui suatu konsep pemeriksaan jalan yang komprehensif, sistematis dan independen. Austroads (1994) mendefinisikan audit keselamatan jalan raya sebagai sebuah pengujian formal terhadap proyek jalan raya atau lalu lintas yang ada dan yang akan datang, atau proyek tertentu yang berinteraksi dengan para pengguna jalan raya, di mana pemeriksa independen berkualifikasi membuat laporan tentang potensikecelakaan dan kinerja keselamatan proyek. Audit keselamatan jalan dilakukan dengan tujuan untuk : Mengidentifikasi potensi permasalahan keselamatan bagi pengguna jalan dan yang pengaruh-pengaruh lainnya dari proyek jalan. Memastikan bahwa semua perencanaan atau desain jalan baru dapat beroperasisemaksimal mungkin secara aman dan selamat. Manfaat yang dapat diperoleh dari suatu audit keselamatan jalan adalah : Pengurangan/pencegahan kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan pada suatu ruas jalan. Pengurangan tingkat fatalitas korban kecelakaan. Penghematan pengeluaran negara untuk kerugian yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas.
Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana
Pengurangan biaya penanganan lokasi kecelakaan suatu ruas jalan melalui pengefektifan desain jalan. Pendekatan keselamatan, baik untuk jalan baru maupun jalan eksisting, diharapkan ada tindakan menghindari kecelakaan secara pro-aktif. Untuk jalan baru, biasanya diawali dengan berbagai kajian wilayah, yang antara lain pengaruh keberadaan jalan tersebut terhadap keselamatan pengguna jalan maupun penduduk di tempat tersebut. Pendekatan ini dikenal dengan Road Safety Impact Assesment. Di dalam terminologi keselamatan jalan ada dua strategi peningkatan keselamatan jalan, yaitu strategi pencegahan kecelakaan lalu lintas dan pengurangan kecelakaan lalu lintas. Pencegahan kecelakaan yang berorientasi kepada peningkatan keselamatan lalu lintas melalui perbaikan disain geometri jalan; Pengurangan kecelakaan yang berorientasi kepada penanganan masalah yang bersifat eksisting. Laik Fungsi Jalan Laik Fungsi Jalan adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan untuk memberikan keselamatan bagi penggunanya, dan persyaratan administratif yang memberikan kepastian hukum bagi penyelenggara jalan dan pengguna jalan, sehingga jalan tersebut dapat dioperasikan untuk umum. Dimana persyaratan teknis laik fungsi jalan meliputi : teknis geometri jalan, teknis struktur perkerasan jalan, teknis struktur bangunan pelengkap jalan, teknis pemanfaatan bagian – bagian jalan, teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas meliputi pemenuhan terhadap kebutuhan alat – alat manajemen dan rekayasa lalu lintas yang mewujudkan petunjuk, perintah, dan larangan dalam berlalu lintas dan teknis perlengkapan jalan meliputi pemenuhan terhadap spesifikasi teknis konstruksi alat – alat manajemen dan rekayasa lalu lintas sedangkan persyaratan administrasi laik fungsi jalan meliputi pemenuhan kelengkapan dokumen – dokumen jalan yang terdiri atas : dokumen penetapan petunjuk, perintah, dan larangan dalam pengaturan lalu lintas bagi semua perlengkapan jalan, dokumen penetapan status jalan, dokumen penetapan kelas jalan, dokumen penetapan kepemilikan tanah dan dokumen penetapan leger jalan. Tujuan persyaratan laik fungsi jalan antara lain : tersedianya jalan yang memenuhi ketentuan keselamatan, kelancaran, ekonomis dan ramah lingkungan. Kelaikan fungsi suatu ruas jalan dapat dinyatakan dalam 3 kategori : 1. Laik Fungsi
5
Kondisi suatu ruas jalan, baik baru maupun jalan yang sudah dioperasikan, yang memenuhi semua persyaratan teknis sebagaimana disyaratkan dan memiliki semua persyaratan administrasi sebagaimana disyaratkan sehingga laik untuk dioperasikan kepada umum. 2. Laik Fungsi Bersyarat Kondisi suatu ruas yang memenuhi sebahagian persyaratan teknis laik fungsi jalan sebagaimana disyaratkan tetapi masih mampu memberikan keselamatan bagi pengguna jalan dan laik dioperasikan kepada umum bersamaan dengan perbaikan teknis. 3. Tidak Laik Fungsi Kondisi suatu ruas jalan yang sebagian komponen jalannya tidak memenuhi persyaratan teknis sebagaimana disyaratkan sehingga ruas jalan tersebut tidak mampu memberikan keselamatan bagi pengguna jalan dan dilarang dioperasikan untuk umum . Berdasarkan buku Panduan Teknis Pelaksanaan Laik Fungsi yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2012 yang berpedoman kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan, penilaian dan pemenuhi persyaratan suatu ruas jalan harus memenuhi : Penilaian tabel A1 Teknis Geometrik Jalan adalah unsur keberfungsian setiap komponen geometrik dan besaran dimensi yang ada terhadap pemenuhan keselamatan jalan. Penilaian tabel A2 Struktur perkerasan jalan adalah kondisi perkerasan jalan dan kondisi konstruksi jalan. Fokus penilaian adalah kesesuaian struktur perkerasan jalan dengan fungsi jalan, kerataan jalan, lubang pada jalan, drainase permukaan, dll. Penilaian tabel A3 Struktur bangunan pelengkap jalan adalah keberfungsian struktur bangunan pelengkap jalan. Penilaian tabel A4 Teknis pemanfaatan bagian – bagian jalan. Fokus penilaian adalah adalah ukuran dimensi yang dihubungkan dengan keberfungsian dan kesesuaian pemanfaatannya. Dan dalam Penilaian Kelaikan Fungsi Jalan ini juga mengacu kepada kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kinerja Perencanaan Teknis.
3.
METODOLOGI PENELITAN
Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana
Pendekatan Penelitian Dalam menyelesaikan penelitian ini diperlukan metode penelitian yang sesuai. E.G. Carmines, dan R.A. Zeller (2006) membagi dua penelitian ditinjau dari pengukuran dan analisis data penelitian yaitu : 1. Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik. Penelitian yang sering menggunakan cara ini adalah eksperimen. 2. Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik. Penelitian yang sering menggunakan cara ini adalah studi kasus dan historical. Dalam penulisan tesis ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Instrumen Pengumpulan Data Terdapat 2 jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti selama proses penelitian dilaksanakan, yaitu data sekunder dan data primer. Dimana data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian seperti data kecelakaan, volume dan komposisi lalu lintas sedangkan data primer adalah data yang secara langsung diambil dari dari objek penelitian seperti data kondisi geometrik, fasilitas jalan dan kecepatan kendaraan (spot speed). Adapun instrumen yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu : 1. Kajian Pustaka Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan 2. Obsevasi (observation) Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), obyek (benda), atau kegiatan yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu – individu yang diteliti ( Indriantoro 2006 ). 3. Kuisioner Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar kegiatan menjadi sistematis dan mudah (Suharimi 1998 dalam Ryan Ariefasa 2011). Penelitian ini dengan
6
menggunakan kuisioner tertutup dengan menggunakan skala Likert. Dalam peneliti ini, peneliti tidak memberikan alternatif jawaban dan pertanyaan dengan jawaban tertutup adalah sebaliknya, yaitu semua alternatif jawaban responden sudah disediakan oleh peneliti. Responden tinggal memilih alternatif jawaban yang dianggapnya sesuai.
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Sampel adalah sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu populasi dengan jumlah tertentu. Penentuan sampel penelitian digunakan teknik sampling random sederhana. Cara ini dimaksudkan karena anggota populasi homogen. Ukuran sampel dalam penelitian mengacu pada Isaac dan Icheal sebagai berikut : Keterangan : s = Jumlah Sampel = Chi Kuadrat yang harganya tergantung derajat kebebasan dan tingkat kesalahan. Untuk Derajat kekebasan 1 dan kesalahan 5% harga Chi Kuadrat = 3,841 N = Jumlah Populasi P = Peluang benar (0,5) Q = Peluang salah (0,5) d = Perbedaan antara rata-rata sampel dengan rata-rata populasi. Perbedaan bisa 0,01; 0,05; 0,10 Instrumen Pengolahan Data Kondisi eksisting Untuk mengetahui kondisi eksisting apakah telah memenuhi aspek laik fungsi jalan, data yang didapat merupakan data mentah dan harus diolah kembali melalui proses pengolahan data. Proses pengolahan ini dapat dilakukan dengan menganalisa data yang didapat dilapangan dan membandingkannya dengan UU atau aturan – aturan laik fungsi jalan berlaku yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kinerja Perencanaan Teknis sehingga dapat ditarik kesimpulan.
Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana
diukur menggunakan jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi searah jika nilai koefesien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai koefesien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah.
Faktor yang berpengaruh pada kondisi eksisting Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Peneliti ini menggunakan strategi penelitian kuantitatif yang bersifat deskritif dan termasuk dalam statistik deskriptif antara lain distribusi frekuensi, distribusi persen dan pengukuran tendensi sentral. Untuk mengolah berbagai type statistik analisa ini menggunakan bantuan program SPSS versi 21. Data yang didapat merupakan data mentah dan harus diolah kembali yaitu proses pengolahan data, proses pengolahan ini dapat dilakukan dengan beberapa metode agar hasil yang diperoleh lebih valid dan mendekati kebenaran. Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa metode dalam penyelesaiannnya yaitu :
Tabel 3.1 Acceptable treshold
Index Alpha Cronbath Pearson Correlation
Analisa Korelasi Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal. Kuat lemah hubungan
Acceptable
Keterangan
>0.7
Reabilitas
>0.4
Correlation
Analisis Faktor Analisis Faktor pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan sejumlah kecil faktor-faktor yang memiliki sifat-sifat : Mampu menerangkan semaksimal mungkin keragaman data. Faktor-faktor tersebut saling bebas. Tiap-tiap faktor dapat diinterpretasikan sejelasjelasnya.
Uji Validasi Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur variabel yang ingin diukur. Sedangkan reabilitas menunjukkan kemampuan suatu alat ukur untuk dapat dipercaya. Setiap alat ukur harus memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Pada penelitian kali ini, uji validitas dan reabilitas digunakan untuk mencari variabel mana yang sesuai dengan objek penelitian, agar data yang dihasilkan dapat menjawab pertanyaan penelitian. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika mampu mengukur objek yang diukur. Pengujian ini untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan dengan membandingkan nilai. Realibilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menggambarkan kemantapan dan ke layakan alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat di andalkan dan konsisten jika pengukuran tersebut di ulang , dimana alat ukur tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi dan dapat dipercaya jika alat ukur stabil memberikan hasil penelitian apabila digunakan berkali-kali. Pertanyaan dalam kuisioner menjadi alat ukur yang dikatakan reliabel apabila jawaban dari koresponden konsisten.
7
Dalam analisis faktor ini seluruh variabel yang ada akan dilihat hubungannya (interdependent antar variabel), sehingga akan menghasilkan pengelompokan atau tepatnya abstraction dari banyak variabel menjadi hanya beberapa variabel baru atau faktor. Dengan sedikit faktor ini sebenarnya akan menjadi lebih mudah untuk dikelola. Tabel 3.2 Variabel Penelitian Variabel
Sub-Variabel
x8 x9
Pengalaman dan Kompetensi Manajer Proyek Kurangnya Personil yang berpengalaman dalam dunia konstruksi Tidak memperhatikan faktor resiko pada lokasi dan konstruksi. Tidak dilaksanakannya review design sebelum pelaksanaan konstruksi Tidak tersedianya bahan secara cukup yg sesuai dengan kebutuhan Mobilisasi sumber daya (bahan, alat, tenaga kerja) yang lambat Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal Kontrol kualitas bahan yang buruk Ketersediaan Peralatan
x10 x11 x12
Kualitas Peralatan Penempatan Peralatan dilapangan Estimasi harga yang kurang akurat
x13
Tidak memperhitungkan biaya tak
x1
X1
Faktor Sumber Daya Manusia
x2 x3 x4 x5
X2
Faktor Material
x6 x7
X3 Faktor Peralatan X4
Faktor Keuangan
Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana
x14 x15 x16 x17 X18 X19 Faktor Manajemen
X5
x20 x21 x22 x23 x24 x25 X26
Faktor Perencanaan
X6
X27 X28 X29 x30
Faktor Keadaan Alam/Lingku ngan
X7
x31
x32
4.
terduga (kontijensi) Kurangnya kemampuan dalam penanganan keuangan Buruknya komunikasi dan koordinasi antar bagian-bagian dalam organisasi kerja Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaiki/diulang karena cacat atau tidak benar Ketidakpahaman aturan pembuatan gambar kerja Tingginya frekwensi perubahan pelaksanaan Tidak efektifnya atau tidak adanya prosedur manajemen kualitas Penujukan hanya berdasarkan penawaran terendah tidak memperhitungkan hal-hal lain Dokumen lelang tidak lengkap dan kurang jelas Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang salah/tidak lengkap Buruknya koordinasi dalam masalah desain Design tidak dapat dilaksanakan Perencana tidak mengerti mengenai material Perubahan situasi atau kebijaksanaan politik/ekonomi pemerintah Pertentangan kepentingan dan faktor sosial serta lingkungan Kondisi dan peristiwa yang tidak terduga (kebakaran,banjir,badai,angin ribut,gempa bumi, tanah longsor, cuaca amat buruk)
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang proses pengolahan data yang berlangsung selama penelitian dilaksanakan. Proses penelitian tujuan pertama dilakukan dengan observasi kelapangan. Berdasarkan kondisi eksisting yang ada dan dibandingkan dengan aturan dan standar yang ada dapat diketahui apakah jalan tersebut telah memenuhi laik fungsi jalan. Sedangkan proses penelitian kedua dilakukan dengan SPSS. Tahapan pertama melakukan pendataan jumlah kuisioner, jumlah populasi dan sampel, analisis dan pembahasan uji validasi, analisa reabilitas dan analisis faktor Pada penelitian ini respondennya adalah Owner, Konsultan dan Kontraktor yang menangani proyek yang sedang berlangsung dan yang telah selesai, sehingga diharapkan jawabannya lebih aktual. Adapun jumlah penyebaran kuisioner yang
8
direncanakan di Sumatera Barat secara umum bisa terpenuhi. Sebelum melakukan pengisian kuisioner, terlebih dahulu dijelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini. Dari sejumlah kuesioner yang disebarkan karena luasnya daerah dan terbatasnya waktu, kuesioner yang bisa terkumpul sejumlah 40 buah kuesioner.
Analisis Data Kondisi Eksisting Untuk menjawab pertanyaan kondisi eksisting “Ruas Kambang – Indrapura (N.033), apakah telah memenuhi aspek laik fungsi jalan dilakukan dengan observasi kelapangan dan membandingkan dengan mengacu kepada aturan dan standar yang berlaku”. yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kinerja Perencanaan Teknis sehingga dapat ditarik kesimpulan.
Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana Penilaian No
Komponen
A1
GEOMETRI JALAN
1
Potongan Melintang Badan Jalan Lajur Lalu Lintas Bahu Median Selokan Samping Ambang Pengaman Alat alat Pengaman Lalu Lintas Alinemen Horizontal Bagian Lurus Bagian Tikungan Persimpangan sebidang Aksis persil Alinemen Vertikal Bagian Lurus Lajur pendakian Persimpangan sebidang Lengkung vertikal Koordinasi Alinemen Horizontal dan Vertikal Posisi kurva vertikal jalan pada bagian jalan yang lurus STRUKTUR PERKERASAN JALAN Jenis Perkerasan Jalan
2
3
4
A2
A3
A4
Kondisi Perkerasan Jalan Kekuatan Konstruksi Jalan STRUKTUR BANGUNAN PELENGKAP JALAN Jembatan, Lintas Atas, Lintas Bawah Ponton Gorong-gorong Tempat Parkir Tembok Penahan Tanah Saluran Tepi Jalan PEMANFAATAN BAGIAN-BAGIAN JALAN Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) Ruang Milik Jalan (Rumija) Ruang Pengawasan jalan (Ruwasja)
Meme nuhi
Tidak Memenuhi
Ket.
LS LS L L LS
LS
L L LS LS
LS LS L L
9
variabel penelitian dan data primer yang diperoleh dari hasil kuisioner. Untuk Tujuan Pertama pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung kelapangan dan kajian pustaka. Sedangkan untuk tujuan kedua dilakukan penyebaran angket kuisioner yang berisi variabel-variabel penelitian kepada Owner, Konsultan dan Kontraktor, pada pengumpulan data ini responden memberikan penilaian terhadap faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang-Indrapura (N-033) Berdasarkan rumus, didapatkan hasil populasi dan sampel
Uji Validasi Pengujian validitas data digunakan dengan menggunakan corrected itemtotal correlation yang menggunakan nilai r dari tabel. Berikut adalah output pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Tabel 4.2 Perhitungan Validasi
L X2 X3
L
LS
LS
LS
L LS LS LS LS
X5 X6
0,833 0,828 0,827 0,827
X8
Kontrol kualitas bahan yang buruk
0,833
Kualitas Peralatan
0,833
X12
Estimasi harga yang kurang akurat
0,824
X13 X15 X16
LS
X20
LS
X23
LS
X26 X27 X28 X29
Faktor yang berpengaruh pada kondisi eksisting Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang digunakan untuk awal
Cronbach's Alpha
X10
X18
Tabel 4. 1 Hasil Laik Fungsi Jala Sumber : Penelitian 2014
Variabel Kurangnya Personil yang berpengalaman dalam dunia konstruksi Tidak memperhatikan faktor resiko pada lokasi dan konstruksi. Tidak tersedianya bahan secara cukup yg sesuai dengan kebutuhan Mobilisasi sumber daya (bahan, alat, tenaga kerja) yang lambat
X30 X31 X32
Tidak memperhitungkan biaya tak terduga (kontijensi) Buruknya komunikasi dan koordinasi antar bagian-bagian dalam organisasi kerja Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik Ketidakpahaman aturan pembuatan gambar kerja Tidak efektifnya atau tidak adanya prosedur manajemen kualitas Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang salah/tidak lengkap Buruknya koordinasi dalam masalah desain Design tidak dapat dilaksanakan Perencana tidak mengerti mengenai material Perubahan situasi atau kebijaksanaan politik/ekonomi pemerintah Pertentangan kepentingan dan faktor sosial serta lingkungan Kondisi dan peristiwa yang tidak terduga (kebakaran, banjir, badai, angin
0,831 0,832 0,829 0,831 0,840 0,830 0,824 0,827 0,832 0,831 0,830 0,824 0,829
ribut, gempa bumi, tanah longsor, cuaca amat buruk)
Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana
Sumber : Penelitian 2014
10
Sig. (2-tailed)
0,012
Tidak Signifikan
Pearson Correlation
0,485
Berkolerasi
Sig. (2-tailed)
0,001
Signifikan
Pearson Correlation
0,318
Sig. (2-tailed)
0,046
Pearson Correlation
0,474
Berkolerasi
Sig. (2-tailed)
0,002
Signifikan
Pearson Correlation
-0,147
Sig. (2-tailed)
0,365
Pearson Correlation
0,586
Berkolerasi
Sig. (2-tailed)
0,000
Signifikan
Pearson Correlation
0,510
Berkolerasi
Sig. (2-tailed)
0,001
Signifikan
Pearson Correlation
0,371
Sig. (2-tailed)
0,018
Pearson Correlation
0,437
Berkolerasi
Sig. (2-tailed)
0,005
Signifikan
Pearson Correlation
0,448
Berkolerasi
Sig. (2-tailed)
0,004
Signifikan
Pearson Correlation
0,391
Sig. (2-tailed)
0,013
Pearson Correlation
0,498
Berkolerasi
Sig. (2-tailed)
0,001
Signifikan
Pearson Correlation
0,398
Sig. (2-tailed)
0,011
Pearson Correlation
0,415
Berkolerasi
Sig. (2-tailed)
0,008
Signifikan
Pearson Correlation
0,307
Sig. (2-tailed)
0,054
Pearson Correlation
0,240
Sig. (2-tailed)
0,136
Pearson Correlation
0,480
Berkolerasi
Sig. (2-tailed)
0,002
Signifikan
Pearson Correlation
0,328
Sig. (2-tailed)
0,039
Pearson Correlation
0,245
Sig. (2-tailed)
0,128
Pearson Correlation
0,559
X8
Uji Reabilitas Realibilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat pengukur (Nazir, 2005). Dalam menganalisa data digunakan metode cronbach alpha dengan harga koefisien berkisar antara 0 sampai dengan 1. Alat ukur dapat dikatakan reliable apabila nilai alpha > 0,7 (Nunnally, 1978). Tabel 4.3. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .837 20 Sumber : Penelitian 2014
X9
Tidak berkolerasi Tidak Signifikan
X10
X11
Tidak berkolerasi Tidak Signifikan
X12
X13
Hasil pengujian yang terlihat pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Cronbach alpha sebesar 0.837. Hal ini berarti bahwa kuesioner reliabel karena dalam penelitian berdasarkan pendapat Nunnaly (1978), instrumen dikatakan reliabel apabila bahwa nilai alpha>0.7. Analisa Korelasi Dari hasil analisa korelasi memperlihatkan korelasi positif antara faktor-faktor resiko utama dengan keterlambatan proyek, dengan demikian didapat bahwa faktor-faktor resiko meningkatkan keterlambatan penyelesaian proyek. Dari 12 faktor interface yang termasuk dalam kategori resiko tinggi dan 51 variabel yang telah valid dimana nilai r > 0,4. variabel tidak memiliki korelasi positif tetapi tidak cukup signifikan.
X14
X15
X16
X17
Tabel 4.4. Tabel Korelasi Tidak berkolerasi Tidak Signifikan
Pearson Correlation
0,361
Sig. (2-tailed)
0,022
Pearson Correlation
0,421
Berkolerasi
Sig. (2-tailed)
0,007
Signifikan
Pearson Correlation
0,463
Berkolerasi
X2
Sig. (2-tailed)
0,003
Pearson Correlation
0,174
X4 Sig. (2-tailed)
0,282
Pearson Correlation
0,537
Berkolerasi
Sig. (2-tailed)
0,000
Signifikan
Pearson Correlation
0,545
Berkolerasi
X6 Sig. (2-tailed)
0,000
Signifikan
Pearson Correlation
0,395
Tidak berkolerasi
Tidak berkolerasi Tidak Signifikan Tidak berkolerasi Tidak Signifikan
X23
X24
X5
X7
X21
Signifikan Tidak berkolerasi Tidak Signifikan
Tidak berkolerasi Tidak Signifikan
X20
X22
X3
Tidak berkolerasi Tidak Signifikan
X18
X19
X1
Tidak berkolerasi Tidak Signifikan
X25
X26
Tidak berkolerasi Tidak Signifikan Tidak berkolerasi Tidak Signifikan Berkolerasi
Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana
11
Perencanaan
Sig. (2-tailed)
0,000
Signifikan
Pearson Correlation
0,534
Berkolerasi
Sig. (2-tailed)
0,000
Signifikan
Pearson Correlation
0,427
Berkolerasi
Sig. (2-tailed)
0,006
Signifikan
Pearson Correlation
0,498
Berkolerasi
Sig. (2-tailed)
0,001
Signifikan
Pearson Correlation
0,480
Berkolerasi
5.
Sig. (2-tailed)
0,002
Signifikan
Pearson Correlation
0,548
Berkolerasi
Sig. (2-tailed)
0,000
Signifikan
KESIMPULAN Pada bab ini kesimpulan akan dicantumkan kesimpulan dan saran berdasarkan analisa terhadap data penelitian atas informasi yang diperoleh dari responden, serta analisa data dan pembuatan model. berdasarkan hasil analisis pengolahan data, temuan-temuan, dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Ruas Jalan Kambang – Indrapura (N.033) dinyatakan Laik Fungsi Bersyarat, karena masih terdapat beberapa komponen yang tidak memenuhi aspek laik fungsi jalan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/ 2010 tentang standar Pemeriksaan Kelaikan Jalan untuk Jalan – Jalan di Indonesia dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 19/PRT/M/ 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis. 2. Berdasarkan hasil penelitian , dari tujuh faktor yang diteliti, diperoleh enam faktor yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting ruas jalan Kambang – Indrapura (N-033) yaitu: Faktor Lapangan dan Keuangan , Faktor Manajemen, Faktor SDM dan Lingkungan, Faktor Perencanaan, Faktor Manajemen dan Perencanaan dan Faktor Lingkungan.
X28
X27 X23 VI
X28
Lingkungan
X30
Design tidak dapat dilaksanakan Perubahan situasi atau kebijaksanaan politik/ekonomi pemerintah Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal
Sumber : Penelitian 2014
X29
KESIMPULAN DAN SARAN
X30
X31 0,461
Pearson Correlation
Berkolerasi
X32 Sig. (2-tailed)
0,003
Signifikan
Sumber : Penelitian 2014 Analisis Faktor Dari hasil analisis faktor didapatkan 6 kelompok faktor baru yang terdiri dari 16 variabel. Faktor inilah yang merupakan faktor yang mempengaruhi tahapan pelaksanaan jalan. faktor baru tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah Tabel 4.5 Analisis Faktor No .
FAKTOR BARU
KO DE X3
I
Lapangan dan Keuangan
X5 X12 X32 X10 X13
II
Manajemen
X20 X27 X16
III
SDM dan Lingkungan
X31
X18 IV
Perencanaan X29
V
X15 Manajemen dan
SUB. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAHAPAN PELAKSANAAN Tidak memperhatikan faktor risiko pada lokasi dan konstruksi Tidak tersedianya bahan secara cukup yg sesuai dengan kebutuhan Estimasi harga yang kurang akurat Kondisi dan peristiwa yang tidak terduga(kebakaran,banjir,badai,angin ribut,gempa bumi, tanah longsor, cuaca amat buruk) Kualitas Peralatan Tidak memperhitungkan biaya tak terduga (kontijensi) Tidak efektifnya atau tidak adanya prosedur manajemen kualitas Buruknya koordinasi dalam masalah desain Kurangnya personil yang berpengalaman dalam dunia konstruksi Pertentangan kepentingan dan faktor sosial serta lingkungan
Ketidakpahaman aturan pembuatan gambar kerja Perencana tidak mengerti mengenai material
Buruknya komunikasi dan koordinasi antar bagian-bagian dalam organisasi kerja
SARAN Beberapa saran yang dapat diusulkan setelah dilakukan penelitian yang di hasilkan melalui tahapan–tahapan penelitian yang telah dikerjakan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan diketehuinya hasil uji laik ruas jalan ini, diharapkan hasilnya menjadi dasar pertimbangan dan dapat memberikan kontribusi dalam perencanaan sehingga ruas jalan tersebut nantinya dapat memenuhi aspek jalan yang berkeselamatan bagi penggunanya. 2. Agar penelitian ini dapat lebih optimal, diharapkan penelitiannya berikutnya dapat melanjutkan dengan memasukkan faktor – faktor baru dalam penelitiannya seperti faktor budaya dan perilaku manusia.
Jurnal Penelitian Program Pasca Sarjana DAFTAR PUSTAKA Ditjen Bina Marga, 2012, Serial Rekayasa Keselamatan Jalan, Jakarta : Kementerian Pekerjaan Umum. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II, Laporan Audit Keselamatan Jalan 2012. Undang-undang No. 38 tahun 2004, tentang jalan. Undang-undang No. 22 tahun 2009, tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Peraturan pemerintah No. 34 tahun 2006, tentang jalan. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11 tahun 2010, tentang Tata cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19 tahun 2011, Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Ditjen Bina Marga, 2012, Panduan Teknis Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan, Jakarta : Kementerian Pekerjaan Umum. Ditjen Bina Marga, 2013, Panduan Teknis 3 Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan, Jakarta : Kementerian Pekerjaan Umum. Agus Taufik Mulyono, Berlian Kushari, Hendra Edi Gunawan, jurnal teknik sipil, audit keselamatan infrastruktur jalan, studi kasus Jalan Nasional Km 78 Km 79 Jalur Pantura Jawa, Kabupaten Batang. Amelia K. Indriastitu, Audit Keselamatan Jalan Pada Ruas Ahmad Yani Surabaya, Jurnal Ilmiah Silvanus Nohan R, Tri Tjahjono, Agus Taufik M , jurnal upaya penurunan tingkat fatalitas titik rawan kecelakaan di Kabupaten Gunung Kidul DI. Yogyakarta. Megananda, Dedi, Tesis “ Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Angkutan Laut Supply Vessel “, PPSBIT-UI, Kekhususan Manajemen Proyek, 2005 mengacu dari Santoso, S, “ Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi 11.5 “, Elek Media Komputindo. 2004. Mulyono, A.T., Disertasi ”Model Monitoring dan Evaluasi Pemberlakuan Standar Mutu Perkerasan Jalan Berbasis Pendekatan Sistemik, UGM, 2007.
12
Bubshait, A., A., and Al-Atiq, T., H., 1999, ISO 9000 Quality Standards in Construction, Journal of Management in Engineering, Volume 15, Number 6: 41-46, American Society of Civil Engineers (ASCE).
Praboyo, Budiman, Thesis “Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek Klasifikasi dan Peringkat dari Penyebab-penyebabnya ”. Universitas Petra Surabaya, Kekhususan Manajemen Proyek, 1997. Trihendradi, Cornelius, Step by Step IBM SPSS 21 Analisis Data Statistik, Yogyakarta : Penerbit Andi, 2013. Whittington, E. et al, Pengaruh Manajemen Lapangan, Konstruksi, September, 1997. Metodologi Penelitian, Pendekatan Praktis Praktis dalam Penelitian, 2010, Yogyakarta : Penerbit Andi. Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Administrasi, Cetakan ke-21, Alfabeta, Bandung.