STUDI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENURUNKAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA OLEH EMISI KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA TANGERANG
TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Perencanaan Wilayah dan Kota dari Institut Teknologi Bandung
Oleh:
MESI SHINTA DEWI NIM: 25407071
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
STUDI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENURUNKAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA OLEH EMISI KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA TANGERANG
Oleh : MESI SHINTA DEWI NIM : 25407071
Pembimbing
Ir. IWAN KUSTIWAN, MT NIP. 131902359
STUDI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENURUNKAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA OLEH EMISI KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA TANGERANG
Oleh : MESI SHINTA DEWI NIM : 25407071
Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung 2008
Menyetujui / Mengetahui Pembimbing Tanggal :
Ir. IWAN KUSTIWAN, MT NIP. 131902359
Ketua Program Magister Magister Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung
Ir. TUBAGUS FURQON SOFHANI, MA, Ph.D NIP. 132 045 674 2
ABSTRAK STUDI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENURUNKAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA OLEH EMISI KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA TANGERANG Oleh Mesi Shinta Dewi NIM: 25407071 (Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota) Kualitas udara di perkotaan sangat dipengaruhi oleh emisi gas pencemar yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Tingkat pencemaran udara memiliki relasi positif dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor di kawasan perkotaan. Besarnya peranan dan kontribusi kendaraan bermotor dalam pencemaran udara di kawasan perkotaan, menjadikan upaya pengadaan ruang terbuka hijau (RTH) sebagai syarat utama dalam perencanaan dan penataan ruang. Penyediaan RTH merupakan salah satu unsur dalam penanganan pencemaran oleh kendaraan bermotor yang implementatif. Pentingnya pengadaan RTH di kawasan perkotaan menyebabkan Pemerintah melalui Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mewajibkan untuk menyediakan RTH sebesar 30% dari luas area. Mengingat besarnya volume kendaraan bermotor di Kota Tangerang maka perlu dilakukan studi kebutuhan RTH untuk menurunkan tingkat pencemaran udara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Melalui studi ini akan dikaji apakah penetapan luas RTH sebesar 30% dari luas area mampu memecahkan masalah pencemaran udara akibat emisi kendaraan bermotor di Kota Tangerang. Studi ini juga akan meninjau faktor apa yang menjadi penentu kualitas udara di Kota Tangerang; presentase luasan RTH, guna lahan atau skenario pengembangan jaringan jalan. Dalam studi ini, jenis pencemar yang akan dianalisis adalah pencemar udara yang diemisikan oleh kendaraan bermotor yang menentukan nilai ISPU, yaitu karbonmonoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), partikulat (PM10) dan nitrogen dioksida (NOx). Presentase luasan RTH terhadap luas area, periode analisis dan skenario pengembangan jaringan jalan merupakan tiga variabel yang akan mempengaruhi hasil analisis. Analisis dilakukan secara spasial melalui lima tahapan. Pertama adalah melakukan proyeksi jumlah sumber emisi dari masing-masing jenis kendaraan berdasarkan data mengenai pola bangkitan dan tarikan perjalanan di Kota Tangerang. Kedua adalah
i
menghitung beban emisi dengan metode bottom-up yang diikuti dengan perhitungan konsentrasi zat pencemar di atmosfer. Tahap ketiga melakukan analisis kualitas udara berdasarkan nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang dihasilkan dari konversi konsentrasi zat pencemar menjadi nilai nyata ISPU. Tahap keempat adalah menghitung kebutuhan luas RTH untuk menyerap gas pencemar di udara hingga dicapai standar kualitas udara sehat. Tahap terakhir mencoba mengkaji faktor yang paling menentukan kualitas udara di Kota Tangerang dengan menghitung frekuensi terjadinya perbaikan nilai ISPU pada setiap variasi penerapan luasan RTH atau penerapan skenario pengembangan jaringan jalan. Tahap ini juga meliputi analisis keterkaitan guna lahan dengan kualitas udara yang dilakukan dengan metode tumpang susun peta guna lahan dengan peta sebaran nilai ISPU.
Hasil studi menunjukkan bahwa kewajiban penyediaan RTH 30% dari luas wilayah tidak selalu membawa pada pencapaian kualitas udara yang sehat. Kebutuhan perjalanan yang tinggi menyebabkan pencemaran udara di Kota Tangerang, sehingga kebutuhan RTH menjadi sangat tinggi hingga mencapai lebih dar 50% untuk zona-zona tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa RTH tidak bisa menjadi solusi tunggal dalam peningkatan kualitas udara di Kota Tangerang. Kualitas udara di Kota Tangerang lebih dipengaruhi oleh skenario pengembangan jaringan jalan yang dibandingkan dengan perluasan RTH. Analisis keterkaitan guna lahan dan kualitas udara menghasilkan kesimpulan bahwa zona dengan guna lahan campuran merupakan zona yang paling sedikit mengalami penurunan kualitas udara.
Studi ini menunjukkan bahwa walaupun RTH memiliki fungsi menurunkan pencemaran oleh emisi kendaraan bermotor, tetapi peningkatan kualitas udara hanya dapat dicapai melalui upaya yang terintegrasi dalam menekan jumlah sumber emisi. Berdasarkan studi ini Pemerintah Kota Tangerang perlu mempertimbangkan masalah pencemaran udara dalam penataan ruang, pengembangan jaringan jalan dan pengembangan sistem transportasi karena memiliki peranan dan kontribusi signifikan terhadap kualitas udara di Kota Tangerang.
Kata kunci: volume kendaraan, beban emisi, ruang terbuka hijau, guna lahan, indeks standar pencemaran udara (ISPU)
ii
ABSTRACT STUDY OF GREEN SPACE DEMAND TO REDUCE AIR POLLUTION LEVEL BY MOTORIZED VEHICLES EMISSION IN TANGERANG MUNICIPALITY By Mesi Shinta Dewi NIM: 25407071 (Regional and City Planning Program) Urban air quality was very influenced by motorized vehicles emission. Air pollution level has positive relation with the raise number of motorized vehicles in urban area. Significant roles and contributions of motorized vehicles in urban area to air quality make the availability of green space as an obligation in urban area planning and management. Green space supply became implementative solution to solve air pollution problems. The importance of green space in urban area persuaded government to obligate providing green space for about 30% from the area which is stated on Law No.26/2007 considering Spatial Planning.
Consider the high volume of motorized vehicles mobility in Tangerang Municipality, it is important to study green space demand to reduce level of air pollution caused by motorized vehicles emission. The study will try to discover whether the obligation to provide green space 30% from area would solve the problem of air pollution from motorized vehicles emission. Study would include the determination of dominant factors for air quality level in Tangerang Municipality: green space area, land use or the scenario of local road network development.
The study would only analyze emission gases which influenced number of ISPU (Air Pollution Standard Index): carbonmonoxide (CO), sulfur dioxide (SO2), particulat matter (PM10) and nitrogen dioxide (NOx). Precentage of green space to the area, analysis period, and the scenario of local road network development are the analyzed variables.
The study would analyze spatially and has five stages. First to forecast number of every type of motorized vehicles as source of emission based on data about travel demand in Tangerang Municipality. Second, to calculate emission load using bottom-up method and also calculate pollutant gases concentration in the atmosphere. The third stage includes calculation of air quality which is stated in
iii
ISPU by converting pollution gases concentration to actual ISPU. Fourth stage is calculating green space demand to absorb pollutant gases in order to achieve health air quality standard. The last stage is to evaluate dominant factor influenced level of air quality in Tangerang Municipality by calculating frequency ISPU improvement on every variation percentage of green space area or scenario of local road network development. This last stage also includes evaluation of correlation between land use and air quality by overlaying spatial land use and spatial air quality.
The study shown the obligation to provide green space 30% of the area would not always get to the achievement of health air quality standard. The high volume of travel demand caused air pollution and makes the high demand of green space, even more than 50% of the area for several zones. It means that green space could not be the only one solution in Tangerang Municipality to achieve health air quality standard. The air quality in Tangerang Municipality affected more by the scenario of local road network development rather than by expansion the green space area. Correlation between spatial land use and air quality shown that mixed land use would give minimum impact to air quality.
The conclusion of this study is that even green space has reducing gases pollutant function, but the health air quality standard can be achived only by integrating action to reduce number of motorized vehicles as emission source. Based on this study, Local Government of Tangerang Municipality should consider air pollution aspect in spatial planning, local road network development and transportation system development since they all have significant roles and contributions to the air quality in Tangerang Municipality.
Keywords:
vehicles volume, emission load, green space, land use, air quality standard index (ISPU)
iv
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkanankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizing pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizing Direktur Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.
v
untuk Alif Naufal Hakim semoga mamah selalu menjadi yang terbaik bagimu…
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, dan petunjukNya, sehingga penelitian dan penulisan tesis ini dapat diselesaikan pada waktunya. Penulis menyadari bahwa tesis ini bukan merupakan keberhasilan yang dicapai mutlak oleh diri sendiri, karena didalamnya terkandung perhatian, bimbingan, bantuan, dorongan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menghaturkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1.
Ir. Iwan Kustiwan, MT selaku dosen pembimbing, atas waktunya untuk berdiskusi, memberikan pengarahan, memperluas wawasan dan memberikan solusi terhadap kesulitan yang penulis temui selama penyusunan tesis ini.
2.
Ir. Heru Purboyo H Putro, DEA., Ph.D selaku dosen Studio Tesis dan dosen pembahas yang telah memperkaya penulis dengan memperkenalkan bagaimana memahami permasalahan dari berbagai sudut pandang berbeda.
3.
Ir. Binsar PHN., MSP selaku dosen pembahas dalam penyusunan tesis ini yang telah memberikan masukan, kritik dan saran untuk penulis.
4.
Pusbindiklatren Bappenas atas kesempatan beasiswa yang diberikan sehingga dapat melanjutkan perkuliahan ke Magister (S2) di ITB.
5.
Jajaran Pemerintah Kota Tangerang: Drs. Moh. Akip M.Si, dr. Nuriman Machjoedin, M.Sc, Drs. Moch. Harun, Ir. Sugihharto A. Bagdja, M.Si, Drs. Maman Faturahman, Taufik Syahzaeni, ST, Titin Lestari AMKL, Badan Kepegawaian dan Diklat, Bapeda dan Dinas Tata Kota atas dukungan dan bantuannya kepada penulis.
6.
Teman-teman SIT: Hesti, Husnu dan Hani yang memberikan pengalaman berharga tentang tanggung jawab sambil berbagi keceriaan dan keluh kesah.
7.
Teman-teman Beasiswa Bappenas P-13 Angkatan 2007, dan lain-lain yang turut memberikan semangat dan warna dalam menyelesaikan studi ini.
8.
TU dari Prodi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, yaitu Ibu Jeane, Ibu Siti, Ibu Wati, Ibu Elly, yang banyak membantu selama perkuliahan di ITB.
9.
Rahma, yang dengan ikhlas telah menyediakan waktu untuk mencarikan data yang penulis perlukan untuk menyusun tesis ini. vi
10. Keluarga Cipondoh-Tangerang (Mamah, Papap dan kakak-kakak tercinta), Keluarga Pagarsih-Bandung dan Keluarga Cijantung-Jakarta, yang telah memberikan banyak bantuan dan kasih sayang kepada penulis. 11. Mbak Eni, yang sabar dan setia menemani dan menggantikan tugas-tugas penulis di rumah, hingga penulis memiliki cukup waktu dan tenaga untuk menyelesaikan tesis ini. 12. Anakku Alif Naufal Hakim, yang selalu memberikan cahaya saat semangat dan inspirasi mulai meredup. 13. Suami tercinta Sujatnika Riswara atas dukungan, perhatian, kasih sayang, dan keikhlasannya memberikan kesempatan kepada penulis untuk terus berkembang dan menambah wawasan. 14. Seluruh pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu dalam tulisan ini, semoga amal baiknya dibalas oleh Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga dengan ikhlas penulis menerima kritikan yang membangun. Semoga apa yang telah tertuangkan dalam tesis ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak.
Bandung, November 2008
Penulis
vii
DAFTAR ISI Halaman
ABSTRAK…………………………………………………………………………....i ABSTRACT…………………………………………………………………………..iii PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS……………………………………………...... v KATA PENGANTAR……..……………………………………………………….... vi DAFTAR ISI………………………………………………………………………….viii DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….xi DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………….... xiii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………….xiv
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………….... 1 I. 1 Latar Belakang………………………………..……………………………...... 1 I. 2 Perumusan Masalah……………………………..………………………….......4 I. 3 Tujuan, Sasaran dan Manfaat Penelitian………..……………………………... 7 I. 3. 1 Tujuan………………………………………..……………………………....7 I. 3. 2 Sasaran …………………………………………..…………………………..7 I. 3. 3 Manfaat…………………………………………..…………………………..8 I. 4 Ruang Lingkup Penelitian…………………………..………………………..... 8 I. 4. 1 Ruang Lingkup Wilayah Penelitian………………..………………………...8 I. 4. 2 Ruang Lingkup Materi Penelitian…………………..………………………..8 I. 5 Metode Penelitian……………………………………..……………………….. 9 I. 5. 1 Metode Pengumpulan Data…………………………..……………………... 9 I. 5. 2 Metode Analisis………………………………………..………………….....9 I. 6 Jadwal Pelaksanaan………………………………………..…………………... 14 I. 7 Sistematika Pembahasan…………………………………...…………………...15
Bab II Perencanaan Ruang Terbuka Hijau untuk Meningkatkan Kualitas Udara di Perkotaan…..………………….……………………………………………… 17 II. 1 Pencemaran Udara Akibat Kendaraan Bermotor………...…………………......17 II. 2 Peningkatan Kualitas Udara dengan Ruang Terbuka Hijau…..……………….. 19 viii
II. 3 Dasar Hukum dalam Perencanaan Ruang Terbuka Hijau…………..…………. 24 II. 3. 1 Undang-undang dan Peraturan Terkait dengan Ruang Terbuka Hijau…...….24 II. 3. 2 Standar Kualitas Udara di Indonesia……………………………………..…. 26 II. 3. 3 Pedoman Perencanaan Ruang Terbuka Hijau di Indonesia……………….....27 II. 4 Inventarisasi Beban Pencemaran dari Kendaraan Bermotor…………………... 28 II. 4. 1 Metode Top-Down dan Bottom-Up………………………………..………... 28 II. 4. 2 Perhitungan Beban Pencemar Sumber Garis dan Sumber Area…..………....33 II. 4. 3 Faktor Emisi Kendaraan Bermotor di Indonesia…………………..………... 35 II. 5 Perhitungan Luas RTH Kota…………………………………………...…….... 37 Bab III Sistem Transportasi, Ruang Terbuka Hijau dan Kualitas Udara di Kota Tangerang………………………………………………................................... 40 III.1 Gambaran Umum Wilayah………………………………………………..…......40 III.1. 1 Letak Geografis dan Wilayah Administrasi………..…………………..…… 40 III.1. 2 Kondisi Kependudukan Kota Tangerang…………..…………………..…… 44 III.2 Pola Penggunaan Lahan Kota Tangerang………………………………..……..49 III.3 Kondisi Ruang Terbuka Hijau di Kota Tangerang……………………..……… 49 III.3. 1 Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan………..…………..………50 III.3. 2 Lahan Pertanian…………………………………........................................... 51 III.4 Kondisi Sistem Transportasi Kota Tangerang…………………………………51 III.4. 1 Pola Jaringan Jalan Raya…………………………………............................... 53 III.4. 2 Klasifikasi Fungsi Jalan…………………………………................................. 54 III.4. 3 Volume Lalu Lintas…………………………………........................................ 58 III.4. 4 Komposisi Lalu Lintas………………………………….................................60 III.5 Kualitas Udara dan Kesehatan Masyarakat Kota Tangerang………………….. 58 Bab IV Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kota Tangerang…………....... 63 IV.1 Metode Analisis…………………………………...............................................63 IV.1. 1 Metode Analisis Proyeksi Bangkitan dan Tarikan Perjalanan…………….... 63 IV.1. 2 Metode Analisis Beban Pencemar dari Kendaraan Bermotor……………..... 74 IV.1. 3 Metode Analisis Konsentrasi Pencemar di Atmosfir Secara Spasial……….. 76 IV.1. 4 Metode Analisis Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)……………….. 77
ix
IV.1. 5 Metode Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau……………………….....78 IV.2 Pembahasan Analisis Kebutuhan RTH di Kota Tangerang………………….....80 IV.2. 1 Analisis Bangkitan dan Tarikan Perjalanan di Kota Tangerang………..…....82 IV.2. 2 Analisis Beban Emisi Kendaraan Bermotor………………………………....85 IV.2. 3 Analisis Kualitas Udara di Kota Tangerang dengan ISPU………………….96 IV.2. 4 Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau………………………………….. 99 IV.2. 5 Analisis Faktor Dominan dalam Peningkatan Kualitas Udara…………….... 102 Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi…………………………………….................... 114 V. 1 Temuan…………………………………................................................................. 114 V. 2 Kesimpulan…………………………………........................................................... 116 V. 3 Kelemahan…………………………………............................................................ 117 V. 4 Rekomendasi…………………………………........................................................ 116
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar
I.1 Skema Perumusan Masalah………………………...……..…………. 6
Gambar
I.2 Skema Metoda Analisis........................................................................ 11
Gambar II.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Emisi Kendaraan Bermotor….... 29 Gambar III.1 Peta Administrasi Kota Tangerang………………………………….. 41 Gambar III.2 Jumlah Penduduk Kota Tangerang Tahun 2001 – 2006 dan Proyeksi Penduduk Tahun 2010…………………………………..…………… 42 Gambar III.3 Kepadatan Penduduk per Km2 Menurut Kecamatan……………….... 43 Gambar III.4 Peta Digital Pemanfaatan Lahan 2007 Kota Tangerang………..…… 46 Gambar III.5 Komposisi Moda di Jl. KH. Hasyim Ashari…………………………. 58 Gambar III.6 Komposisi Moda di Jl. TMP Taruna……………………………….... 59 Gambar III.7 Jumlah Kasus Penderita Penyakit ISPA Tahun 2003 – 2006……...… 62 Gambar IV.1 Peta Zonasi Bangkitan-Tarikan Perjalanan Kota Tangerang……...… 68 Gambar IV.2 Peta Volume Kendaraan/Zona 2006……………………………..….... 83 Gambar IV.3 Perbandingan Kenaikan Volume Kendaraan pada Masing-masing Periode Analisis dan Skenario Pengembangan Jalan……………..…...89 Gambar IV.4 Perbandingan Beban Emisi CO per Zona pada Setiap Skenario…….. 92 Gambar IV.5 Perbandingan Beban Emisi SO2 per Zona pada Setiap Skenario..…... 93 Gambar IV.6 Perbandingan Beban Emisi NO2 per Zona pada Setiap Skenario.…... 93 Gambar IV.7 Perbandingan Beban Emisi PM10 per Zona pada Setiap Skenario…... 93 Gambar IV.8 Perbandingan Sebaran Nilai ISPU dengan Variasi Luasan RTH…..... 98 Gambar IV.9 Perbandingan Kebutuhan RTH untuk Mencapai Target ISPU…….... 101 Gambar IV.10 Peta Nilai ISPU dan Guna Lahan Tahun 2006……………………..... 104 Gambar IV.11 Peta Nilai ISPU dan Guna Lahan 2010 Skenario Do-nothing…….… 105 Gambar IV.12 Peta Nilai ISPU dan Guna Lahan 2015 Skenario Do-nothing…….… 106 Gambar IV.13 Perbandingan Perubahan Presentase Nilai ISPU pada Zona dengan Guna Lahan Tertentu………………………………………………… 101
xiii
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel I.1
Ruang Lingkup, Data, Metode dan Analisis untuk Mencapai Sasaran Penelitian………………………………………………...................... 12
Tabel I.2
Tahapan Penelitian…………………………………………………....14
Tabel II.1
Kategori Kualitas Udara berdasarkan Rentang Nilai ISPU………….. 26
Tabel II.2
Batas Indeks Standar Pencemar Udara dalam Satuan SI…………….. 27
Tabel II.3
Kesepakatan Penetapan Nilai Faktor Emisi………………………......36
Tabel III.1 Penggunaan Lahan Kota Tangerang…………………………………. 45 Tabel III.2 Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota Tangerang…………….........48 Tabel III.3 Luas Lahan RTH dari Program Gerhan Kota Tangerang……………. 50 Tabel III.4 Kawasan Hutan dan Taman Kota Tangerang………………………... 51 Tabel III.5 Pengaturan Arah Arus Lalu Lintas pada Jalan-Jalan Utama………... 52 Tabel III.6 Variasi Volume 24 Jam Batas Kota (smp/jam) ……………………... 54 Tabel III.7 Variasi Volume 16 Jam Batas Kota (smp/jam) ……………………... 55 Tabel III.8 Variasi Volume 16 Jam dalam Kota…………………………………. 55 Tabel III.9 Kinerja 29 Ruas Jalan Utama di Kota Tangerang………………….... 56 Tabel III.10 Jumlah Kendaraan Domisili Kota Tangerang Tahun 2002 – 2005….. 59 Tabel III.11 Kualitas Udara Ambien di 13 Kecamatan Kota Tangerang 2008….... 61 Tabel IV.1 Pembagian Zona Internal Bangkitan-Tarikan Perjalanan dan Guna Lahan Per Kelurahan di Kota Tangerang…………………………..... 66 Tabel IV.2 Model Produksi dan Atraksi Perjalanan Kota Tangerang………….... 69 Tabel IV.3 Kinerja
Jaringan
Jalan
Kota
Tangerang
2010
Berdasarkan
Skenario………………………………………………........................ 72 Tabel IV.4 Skenario Rencana Jaringan Jalan 2015……………………………….73 Tabel IV.5 Kinerja
Jaringan
Jalan
Kota
Tangerang
2015
Berdasarkan
Skenario................................................................................................ 74 Tabel IV.6 Kemampuan Serapan Gas oleh Daun dan Mikroorganisme Tanah pada Hutan Kota (µg/m2/jam) ………………………………………..79
xi
Tabel IV.7 Luas Zona Bangkitan-Tarikan Perjalanan di Kota Tangerang………. 81 Tabel IV.8 Volume Bangkitan-Tarikan Perjalanan Kota Tangerang, 2006……... 82 Tabel IV.9 Perbedaan Volume Kendaraan Kota Tangerang untuk Setiap Periode Analisis dan Skenario Pengembangan……………………………….. 84 Tabel IV.10 Perkiraan Volume Bangkitan dan Tarikan Perjalanan 2010.................85 Tabel IV.11 Perkiraan Volume Bangkitan dan Tarikan Perjalanan 2015 di Kota Tangerang………………………………………………..................... 86 Tabel IV.12 Presentase Komposisi Kendaraan Bermotor Hasil Survei…………....87 Tabel IV.13 Komposisi Setiap Jenis Kendaraan…………………………………...87 Tabel IV.14 Nilai Konversi dari Unit Kendaraan ke SMP………………………... 87 Tabel IV.15 Jumlah Unit Kendaraan pada Masing-masing Skenario……………...91 Tabel IV.16 Analisis Luasan RTH Eksisting, RTH Maksimal dan RTH 30%.........97 Tabel IV.17 Kategori ISPU………………………………………………...............97 Tabel IV.18 Jumlah Zona dengan Klasifikasi Presentase Kebutuhan RTH………. 99 Tabel IV.19 Perubahan Jumlah Zona dengan Nilai ISPU selama Periode Analisis Berdasarkan Kategori Guna Lahan…………………………………...103 Tabel IV.20 Perbandingan Nilai ISPU dengan Variabel Klasifikasi Luas RTH….. 112 Tabel IV.21 Perbandingan Nilai ISPU dengan Variabel Skenario Pengembangan Jaringan Jalan………………………………………………………....113
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
: Tabulasi Perhitungan
LAMPIRAN II : Peta Volume Kendaraan LAMPIRAN III : Peta Jenis Kendaraan LAMPIRAN IV : Peta Beban Emisi Kendaraan Bermotor LAMPIRAN V : Peta Indeks Standar Pencemaran Udara LAMPIRAN VI : Peta Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
xiv