STUDI KEBUTUHAN AIR TAWAR PADA PENGEMBANGAN LANDING SHIPTANK (LST) 128 METER BERDASARKAN PERILAKU MANUSIA Dian Kurniawan, Alam Baheramsyah Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS
ABSTRAK Perkembangan dunia maritim sangatlah pesat, hal ini juga berpengaruh pada dunia pertahanan dan keamanan dalam hal ini adalah TNI Angkatan Laut. Dalam sebuah armada kapal tentunya juga membutuhkan suatu koordinasi yang baik antara ABK dan pasukan yang dibawa oleh kapal, maka dari itu dibutuhkan perencanaan kapal yang baik. Terutama mengenai kebutuhan dan penyediaan air tawar yang mencukupi dan peralatan penunjang yang sesuai dengan kebutuhan para ABK dan penumpang di kapal. Dalam Skripsi ini akan dilakukan perhitungan kebutuhan air tawar dan pemilihan peralatan penunjang untuk memenuhi kebutuhan akan air tawar tersebut berdasarkan perilaku manusia. Pengambilan data dilakukan dengan cara survey menggunakan kuisioner dan wawancara dengan pihak TNI Angkatan Laut secara langsung guna memperoleh data yang lebih akurat. Data survey yang sudah didapat kemudian diaanalisa menggunakan program statistik SPSS 15. Dari hasil analisa SPSS maka dapat diketahui kebutuhan akan air tawar berdasarkan perilaku manusia yaitu untuk kebutuhan minum sebanyak 77,36 ton; untuk masak dan cuci sebanyak 101,81 ton; serta untuk kegiatan BAK/ BAB sebanyak 57,52 ton. Sedangkan kebutuhan total kebutuhan air tawar berdasarkan perilaku manusia untuk kondisi perang yaitu sebesar 165,57 ton, untuk kondisi normal yaitu sebesar 242,11 ton dan untuk kondisi maksimal yaitu sebesar 302,4 ton. Untuk pemilihan peralatan mandi yang digunakan adalah merk Kohler Mira, Type Element EV Thermostatic dengan debit 6 liter/ min dan Peralatan cuci yag digunakan yaitu mesin cuci merk Samsung, type WF328AAW, kapasitas 29,9 L.
KEYWORDS:
Landing Ship Tank (LST), Air Tawar dan
Perilaku Manusia.
PENDAHULUAN Strategi pertahanan laut, dan konsep terkait strategi maritim, berkaitan dengan strategi keseluruhan untuk mencapai kemenangan di laut, termasuk perencanaan dan pelaksanaan kampanye, gerakan dan disposisi dari angkatan laut dengan mencari keuntungan dari pertempuran di suatu tempat nyaman, dan penipuan dari musuh. Taktik angkatan laut berkaitan dengan pelaksanaan rencana dan manuver armada laut dalam pertempuran. Sebuah kekuatan angkatan laut merupakan komando laut yang kuat sehingga musuh tidak dapat menyerang secara langsung. Laut juga disebut kontrol, dominasi ini mungkin berlaku untuk perairan sekitarnya (yaitu pesisir) atau dapat memperpanjang jauh ke lautan, yang berarti negara memiliki angkatan laut setara superioritas udara. Dengan komando laut, sebuah negara (atau aliansi) dapat memastikan bahwa kapal militer dan kapal dagang bisa bergerak leluasa, sementara para pesaingnya, baik dipaksa untuk tinggal di pelabuhan atau mencoba untuk menghindar wilayah kekuasaan. Tujuan sebuah armada dalam perang untuk menjaga pantai negara sendiri, bebas dari serangan, untuk menjamin kebebasan dari perdagangan, dan untuk menghancurkan armada musuh atau membatasi masuk pelabuhan. Tujuan ini dapat dicapai oleh pencapaian keberhasilan ketiga yaitu kerusakan atau kelumpuhan
dari armada musuh. Sebuah armada yang mengamankan kebebasan komunikasi sendiri dari serangan, dapat dikatakan telah menguasai laut. Strategi angkatan laut pada dasarnya berbeda dari strategi militer. Di laut tidak ada wilayah untuk menempati. Terlepas dari perikanan dan, baru-baru ini, ladang minyak lepas pantai, tidak ada aset ekonomi yang dapat disangkal kepada musuh dan tidak ada sumber daya yang dapat memanfaatkan armada. Sementara tentara bisa hidup di daratan, armada harus mengandalkan logistik yang dibawa atau dapat dibawa. Taktik angkatan laut merupakan metode untuk menarik dan mengalahkan musuh atau armada kapal dalam pertempuran di laut selama perang. Taktik angkatan laut setara dengan taktik militer di darat. Taktik laut berbeda dari strategi angkatan laut. Taktik angkatan laut berkepentingan dengan seorang komandan membuat gerakan dalam pertempuran, biasanya di hadapan musuh. Strategi angkatan laut menyangkut strategi keseluruhan untuk mencapai kemenangan dan gerakan besar dimana seorang komandan mengamankan keuntungan dari pertempuran di suatu tempat yang nyaman untuk pasukannya sendiri. Dalam suatu negara tentunya membutuhkan suatu sistem pertahanan yang baik dan dapat dipandang oleh negara lain. Begitu juga dengan Indonesia. Maka untuk itulah diperlukan faktor penunjang yang baik pula. Salah satu faktor pentingnya adalah armada laut. Mengingat Indonesia adalah negara maritim, maka armada kapal sangat diperlukan. Armada kapal itu sendiri tentunya banyak jenisnya sesuai dengan kegunaannya masing-masing untuk mendukung mobilitas dan aktivitas pertahanan yang dilakukan oleh Angkatan Laut. Dalam sebuah armada kapal tentunya juga membutuhkan suatu koordinasi yang baik antara ABK dan pasukan yang dibawa oleh kapal. Untuk menciptakan koordinasi yang baik itulah juga dibutuhkan perencanaan kapal yang baik. Untuk memudahkan koordinasi pasukan yang efisien tentunya juga harus mempertimbangkan berbagai macam faktor. Pertimbangan yang perlu dilakukan adalah faktor kenyamanan serta penunjang kesehatan. Sehingga perlu disediakan suatu sistem yang dapat membantu menjaga kesehatan. Dimana salah satu contohnya adalah untuk MCK harus disediakan sistem sanitari yang baik pada kapal tersebut agar kebutuhan akan MCK oleh ABK maupun pasukan dapat terpenuhi. Terutama mengenai kebutuhan dan penyediaan air tawar yang mencukupi dan peralatan penunjang yang sesuai dengan kebutuhan para ABK dan penumpang di kapal. Perumusan Masalah Dari uraian diatas maka permasalahan utama yang akan dibahas adalah analisa bagaimana kebutuhan air tawar dalam pengembangan LST 128 meter dan pemilihan peralatan yang digunakan serta penelitian kebutuhan air tawar dalam beberapa kondisi berdasarkan perilaku manusia. Batasan Masalah Batasan masalah dari penulisan skripsi ini adalah objek yang dikaji terbatas pada kebutuhan air tawar untuk minum dan cuci dalam pengembangan LST 128 meter serta untuk sistem sanitari tidak direncanakan.
Tujuan Penulisan Dari latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat ditentukan bahwa tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah mengetahui bagaimana rata-rata kebutuhan air tawar pada LST 128 meter dan mengetahui kebutuhan dalam beberapa kondisi (minimal,normal,maksimal) berdasarkan perilaku manusia, pemilihan peralatan yang digunakan serta mengetahui kebutuhan total air tawar pada Landing ShipTank 128 meter. Manfaat Penulisan Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh antara lain : -
Memberikan gambaran mengenai kebutuhan air tawar yang terdapat pada kapal Landing Ship Tank dalam berbagai kondisi berdasarkan perilaku manusia
-
Mendapatkan rekomendasi mengenai kebutuhan air tawar pada landing ship tank 128 meter
TINJAUAN PUSTAKA Sanitary System Sanitary sistem pada kapal baik kapal dagang maupun kapal penumpang terdiri dari beberapa sistem antara lain sea water system, fresh washing water system, fresh drinking water system, sewage system dan sanitary system. Sea water system berfungsi untuk mensuplai air laut menuju ke toilet yang terdiri dari WC, kamar mandi dan shower sebagai peralatan mandi. Fresh washing water system berfungsi untuk mensuplai air dari tangki standby menuju kamar mandi, shower, galley, lavatories, laundry dan lainlain. Fresh drinking water system berfungsi untuk mensuplai air dari tangky standby air minum menuju galley, refreshment bar, stateroom, drinking fountain dan lain-lain. Sewage system berfungsi untuk mengalirkan kotoran dari tempat urinal dan latrine menuju ke tempat pembuangan. Sedangkan untuk sanitary system itu sendiri mempunyai fungsi untuk mengalirkan kotoran dari kamar mandi, laundry, lavatories, shower, victual store dan lain-lain menuju ke sanitary tank. Drinking Water System Seluruh pipa yang digunakan untuk drinking water system harus terpisah dari sistem perpipaan lain karena sistem ini mensuplai air yang digunakan untuk minum para awak kapal dan penumpang di atas kapal sehingga air tersebut tidak boleh tercemar oleh kontaminan lain. Air minum untuk para awak dan penumpang kapal disimpan di dalam storage tank. Dari storage tank, air minum tersebut akan dialirkan menuju service tank yang kemudian dari service tank akan dialirkan menuju ruangan-ruangan tang membutuhkan. Pada umumnya, service tank untuk drinking water diletakkan di atas open deck. Penyimpanan air minum diletakkan pada tanki penyimpanan khusus yang jauh dari sumber panas dan sistem yang membawa cairan lain. Hal ini untuk menghindari panas dan polusi terhadap air minum yang dibawa dalam tangki air minum yang berasal dari perembesan tangki lain yang bersebelahan dengan tangki air minum tersebut. Untuk tanki air minum itu sendiri harus terdapat dua buah tangki yang terdapat pada kapal. Peletakan tangki air minum pada ruang double bottom sangat tidak diperkenankan. Saluran pipa dari drinking water terbuat dari bahan galvanized steel pipe dengan diameter sekitar 50 mm untuk pipa utama dan diameter 13 mm sampai 38 mm untuk pipa cabang. Seluruh sistem drinking water harus dapat berdiri sendiri secara penuh. Untuk penggunaan pipa, pompa dan tangki untuk maksud penggunaan lain tidak diperkenankan. Tangki penyimpanan biasanya dilengkapi dengan sounding pipe dan dilengkapi juga dengan venting pipe. Sedangkan untuk proses pengisian tangki penyimpanan menggunakan filling pipe yang timbul diatas deck. Proses penyaluran drinking water menuju service tank melalui inlet,
hand pump atau power driven pump. Kemudian dari service tank, air dialirkan menuju pipa utama. Dari pipa utama, air dialirkan menuju pipa-pipa cabang. Pada service tank terdapat overflow pipe yang dilengkapi dengan sebuah valve yang mempunyai fungsi untuk mengalirkan kembali kelebihan air menuju tangki penyimpanan. Sistem drinking water dapat disuplai dari pelabuhan melalui pipa utama shore connection. Washing Water System Washing water disimpan dalam tangki penyimpanan dimana dari tangki penyimpanan ini air dipompa menuju service tank yang diletakkan pada upper deck kemudian didistribusikan menuju ruangan-ruangan yang membutuhkan terutama ruangan yang digunakan untuk mencuci. Kapasitas dari service tank itu sendiri biasanya berkisar antara 1 m3 sampai 3 m3. Untuk pipa utama terbuat dari steel pipe dengan diameter kira-kira 50 mm dan untuk pipa cabang berdiameter kira-kira 38 mm. Kecepatan air dalam pipa hisap utama 0,75 sampai 1 m/s. Sedangkan untuk kecepatan air dalam pipa discharge utama antara 1 sampai 1,2 m/s. Dan untuk kecepatan air dalam pipa cabang antara 1 sampai 2 m/s. Sea Water System Pada sea water system, air laut dialirkan melalui kingston valve menggunakan pompa sentrifugal atau hand pump, kemudian dialirkan menuju pipa yang mnengalir ke service tank. Dari service tank, air dialirkan menuju pipa service secara gravitasi. Service tank dihubungkan dengan udara luar dengan menggunakan atmosphere pipe dan juga dihubungkan dengan overflow pipe yang digunakan untuk membuang kelebihan air menuju overboard. Melalui overflow pipe memungkinkan untuk memeriksa level fluida dalam tangki. Saluran pipa air laut juga dapat disuplai dari pipa pemadam kebakaran tetapi dengan syarat harus menggunakan reducing valve dan stop valve. Pengoperasian secara otomatis dari sea water system dapat diperoleh dengan menggunakan pneumatis. Air laut dialirkan dari kingston valve dengan menggunakan hand pump atau sentrifugal pump dan motor listrik sebagai penggerak. Kemudian melalui non return valve air laut mengalir menuju pneumatic tank. Bertambahnya level air dalam tangki akan meningkatkan tekanan di dalam tangki sehingga tekanan ini akan membentuk air cushion. Pemberian tekanan di dalam air cushion akan mengaktifkan pressure relay switch untuk memutus sumber arus listrik yang menuju motor listrik dan menghentikan aliran air laut untuk menuju ke tangki. Dengan adanya tekanan di dalam tangki, maka air laut laut akan mengalir sepanjang saluran pipa. Air laut yang mengalir keluar dari tangki akan menyebabkan tekanan di dalam tangki menurun. Saat tekanan dalam tangki menurun sampai pada nilai tertentu, maka pressure relay switch akan menghidupkan motor listrik melalui jaringan listrik dan pompa akan mengalirkan air menuju tangki kembali. Sanitary and Scupper System Sanitary and scupper system merupakan sistem yang digunakan untuk membuang air dari deck kapal dan juga digunakan untuk membuang air kotor dari kamar mandi, laundries, refreshment bar, galley, storeroom dan lain-lain. Air dibuang dari deck melalui scupper dan saluran pipa yang mana diameter pipa yang digunakan berkisar antara 50 sampai100 mm. Pipa sanitary terbuat dari pipa galvanized dengan grade paling sedikit 0,05 untuk menjamin kelancaran aliran fluida di dalam pipa. Peralatan Sanitari di Kapal Peralatan dari sistem sanitasi pada kapal memiliki 3 tipe berdasarkan United State Coast Guard (USCG) diantaranya : Peralatan tipe 1 (type I sanitation device) Peralatan dengan tipe I ini disertifikasi untuk mentreatment black and gray water yang berasal dari sistem sanitari kapal hingga kandungan kontaminan organik dan inorganik sebesar 1000 fecal coliform / 100 ml.
-
Peralatan tipe 2 (type II sanitation device) Peralatan dengan tipe 2 ini disertifikasi untuk mentreatment black and gray water yang berasal dari sistem sanitari kapal hingga kandungan kontaminan organik dan inorganik sebesar 200 fecal coliform dan kandungan suspended solid 150 mg/l. Peralatan tipe 3 (type III sanitation device) Peralatan tipe 3 ini disertifikasi untuk menyimpan kotoran dari black and gray water dan tidak membuangnya ke laut. Pada peralatan tipe 3 ini meliputi holding tank, recirculator, incinerator. Dalam pemilihan peralatan sanitasi yang akan dipasang pada kapal sebaiknya diperhatikan mengenai hal-hal sebagai berikut: Pastikan memilih sistem dengan kapasitas yang cukup untuk keperluan sanitari. Dalam menentukan kapasitas perhatikan jumlah penumpang maximum dalam kapal termasuk tamu yang akan ikut dalam kapal. Pada saat memilih peralatan penyimpan (holding tank) pastikan bahwa kapasitasnya mencukupi. Perlu diperhatikan juga dalam pemilihan peralatan sanitasi harus dilihat dimensi peralatan sanitasi itu sendiri apakah dimensinya sudah mencukupi jika dipasang dalam kapal. Juga harus diperhatikan suplai listrik ke peralatan sanitasi tersebut pada beban puncak. Jika perlu juga harus ditentukan kapasitas yang cukup untuk suplai air bersih (fresh water).
pemerintah asing, 9% tenggelam, dan 6% masih belum diketahui keberadaan dari sana . Kapal-kapal yang dirancang dengan sistem balas inovatif yang memungkinkan kapal tetap dalam keadaan seimbang dan dapat duduk lebih rendah dalam air selama transit di laut atau pantai untuk tujuan kelayakan. Kemudian dengan memompa tangki pemberat ballast untuk mengangkat kalap di dalam air, memfasilitasi draft pendaratan dangkal operasi itu. Sistem pemberat ini diadaptasi dari sistem yang digunakan oleh armada kapal selam. The USS LST 393 diluncurkan di Newport News, Virginia pada 11 November 1942. Segera setelah percobaan laut, kapal pergi bekerja di pertahanan negara di Eropa. Lebih dari sembilan ribu tentara serta 3, 248 kendaraan.dapat diangkut oleh kapal tersebut. Kapal ini juga membawa lebih dari lima ribu tahanan. LST 393 dibuat untuk melewati perjalanan ke perairan asing di tiga benua, termasuk perjalanan pulang pergi ke pantai Normandia. Kapal ini juga berpartisipasi dalam invasi Salerno, dan di Normandy. Kemudian dinonaktifkan pada tahun 1946. Pada tahun-tahun berikutnya, LST 393 menjadi kapal dagang, membawa mobil dari Muskegon, Michigan ke Milwaukee, Wisconsin. Dia berganti nama menjadi M / V Jalan Raya 16 sebagai pengganti dari US Route 16 sampai sekarang. Dia terus menarik pengunjung sebagai museum dan peringatan kepada para pria dan wanita Amerika Serikat yang mengorbankan begitu banyak di dalam pertahanan negara kita dan cita-citanya.
Landing Ship Tank Sejarah Program LST dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan divisi infanteri lapis baja di laut. Perdana Menteri Winston Churchill meminta Amerika Serikat untuk mendesain kapal yang cukup besar untuk melintasi samudra, tetapi dengan ketentuan cepat dan efisien untuk mengangkut kendaraan lapis baja dan personil yang dapat dinaik turunkan melalui pantai tanpa harus bersandar di dermaga. Desain kapal yang dihasilkan terbukti menjadi yang paling sukses dalam sejarah Angkatan Laut. Desain LST untuk pertama kali disampaikan oleh John C. Niedermair pada bulan November 1941. Beliau membuat sketsa desain kapal lebih dari 1, 000 termasuk desain untuk LST. Setelah beberapa perubahan ukuran dimensi diperhitungkan lebih detail akhirnya didapat desain kapal yang mampu naik lebih tinggi didalam air ketika dalam pendaratan kapal mengalami trim. LST menjadi prioritas selama keadaan perang dan menjadi penemuan desain kapal terbesar dalam sejarah manusia. Mengingat fungsi dari LST yang sangat fleksible dan multi fungsi. Sebelum melakukan pembangunan kapal LST, sudah terlebih dahulu melewati pengujian desain dan berbagai macam perhitungan konstruksi kapal. Pembangunan LST pertama dilakukan di sebuah ladang jagung milik angkatan laut. Dengan berjalannya waktu dan perkembangan galangan kapal mampu memproduksi kapal LST lebih dari seribu dalam kurun waktu 18 tahun. Banyak LST dibangun di halaman Angkatan Laut yang ada. Dan pada akhirnya pembuatan kapal LST dilakukan dan dipercayakan di sebuah galangan yang memproduksi kapal-kapal sejenis yaitu di Newport News Shipbuilding dan Drydock Corporation. Mengingat kebutuhan akan kapal LST yang sangat penting. Agustus 1945 LST menjadi salah satu elemen penting dan ikut berpartisipasi dalam Perang Dunia II. Kapal LST berpartisipasi di perairan Sisilia, Italia, Normandia, Perancis Selatan serta berperan dalam pembebasan Filipina, penangkapan Iwo Jima dan Okinawa. Dari 1.051 kapal kelas LST yang dibangun, lebih dari seribu bertahan sampai akhir Perang Dunia II dan memang beberapa WWII LST ikut berpartisipasi dalam Perang Vietnam. Meskipun lambat, kapal dirancang dengan baik untuk berbagai tugas selain misi utama dari pengiriman pasukan dan kekuatan invasi lapis. Pada akhir Perang Dunia II angkatan laut memiliki persediaan besar LST. Kapal yang sangat berperan penting dalam Perang Dunia II ini keberadaannya hampir semakin punah. 42% yang dibuang, 20% telah dikonversi untuk penggunaan komersial, 18% adalah dijual ke
Pengertian Landing ship tank (LST) biasa dikenal sebagai kapal pendarat tank serbu. Kapal LST tidak memiliki tangga masuk ke kapal seperti layaknya kapal pesiar. Jalan masuk menuju kapal ini berupa landasan miring dengan sekat-sekat di lantainya yang berfungsi sebagai penganti tangga. Kapal ini biasanya digunakan untuk mengangkut tank, truk militer, oleh karena itu jalan masuknya pun disesuaikan dengan jalan tank. Selain itu kapal ini juga dioperasikan untuk misi kemanusiaan dan bantuan bencana alam seperti tsunami, badai, gempa bumi, operasi amphibi, operasi penyerangan, kapal rumah sakit dan kapal tanker dimana bagian buritan dapat mengisi bahan bakar ke kapal lain. Perilaku Manusia (Man Behaviour) Pengertian Perilaku manusia adalah populasi perilaku yang ditunjukkan oleh manusia dan dipengaruhi oleh budaya , sikap , emosi , nilai-nilai , etika , wewenang , hubungan , hipnosis , persuasi , paksaan dan / atau genetika. Perilaku orang (dan lain organisme atau mekanisme bahkan) berada dalam kisaran dengan beberapa perilaku yang umum, beberapa tidak biasa, beberapa dapat diterima, dan beberapa batas yang dapat diterima di luar . Dalam sosiologi , perilaku dianggap memiliki perilaku sosial , yang merupakan tindakan yang lebih maju, karena perilaku sosial adalah perilaku khusus ditujukan pada orang lain. Penerimaan perilaku dievaluasi relatif terhadap norma-norma sosial dan diatur oleh berbagai cara dari kontrol sosial . Budaya perilaku adalah totalitas sosial yang terbentuk karena karakteristik kepribadian yang signifikan. Dinyatakan dalam tindakan manusia sehari-hari dalam masyarakat berbasis pada konsolidasi dalam norma-norma moral, prinsip dan cita-cita. Dalam akal, perilaku budaya merupakan lingkup normatif budaya yang mencakup seluruh spektrum perilaku norma-norma moral, aturan agama, rakyat dan etiket budaya tradisional. Budaya perilaku menunjukkan diri dalam kesatuan faktorfaktor eksternal yang mengatur aktivitas dan potensi individual. Hal ini mempunyai kemiripan dari kesejahteraan spiritual manusia. Aturan budaya untuk melakukan dan menjaga dalam berbagai kondisi yang sering ditandai seperti sopan santun, perilaku yang halus, kepatuhan, ketertiban dan kedisiplinan terhadap aturan perilaku yang telah selalu diterima dan bernilai tinggi dalam masyarakat. Namu sangat sering di luar tata krama yang tersembunyi motif-motif lain dan mengejar tujuan, egois, dan ketidakpedulian. Hal seperti itu memang lebih membawa keuntungan secara pribadi,
tetapi menyebabkan ketidaknyamanan dan merugikan bagi orang lain. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manusia Genetika Sikap - sejauh mana orang tersebut memiliki evaluasi menguntungkan atau tidak menguntungkan dari perilaku yang bersangkutan. Norma sosial - pengaruh tekanan sosial yang dirasakan oleh (keyakinan normatif) individu untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu. Dirasakan perilaku - keyakinan individu tentang seberapa mudah atau sulit melakukan perilaku akan. Perhitungan Kebutuhan Air Tawar Kebutuhan akan air tawar digunakan untuk keperluankeperluan dalam kapal. Seperti kebutuhan untuk minum ABK, kebutuhan untuk sanitari dan cuci. Perhitungan kebutuhan air tawar untuk air minum Kebutuhan air tawar untuk minum para ABK biasanya membutuhkan sekitar 10 kg / orang / hari (Lecture of Ship Design).Tetapi disini menggunakan data hasil survey berdasarkan analisa kuisioner. Adapun perhitungannya dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut : Kebutuhan air minum = [ mean kebutuhan minum x jml penumpang x S] / (24 x Vs) Dimana: S = Radius pelayaran Vs = Kecepatan kapal
Perhitungan kebutuhan air tawar untuk cuci Kebutuhan air tawar untuk mencuci para ABK umumnya membutuhkan sekitar 80 kg / kg/ hari (Lecture of Ship Design). Tetapi disini menggunakan analisa kebutuhan berdasarkan survey koresponden . Sedangkan perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut : Kebutuhan cuci = [ mean kebutuhan cuci x jml penumpang x S] / (24 x Vs) Dimana: S = Radius pelayaran Vs = Kecepatan kapal
Perhitungan kebutuhan air tawar untuk keperluan BAB/BAK Kebutuhan air tawar untuk keperluan BAB/BAK disini tetap menggunakan hasil analisa data yang didapatkan dari pengolahan kuisioner. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut : Kebutuhan BAB/BAK = [ mean kebutuhan BAB/BAK x jml penumpang x S] / (24 x Vs) Dimana: S = Radius pelayaran Vs = Kecepatan kapal
METODOLOGI Identifikasi dan Perumusan Masalah Pada tahap ini dilakukan peng-identifikasian pada perumusan masalah yang terjadi hingga skripsi ini perlu dilakukan. Studi Literatur Studi literatur ialah proses untuk mendapatkan bahan referensi atau informasi yang relevan sebagai penunjang bagi penulis dalam menyusun skripsi baik berupa jurnal, paper, artikel, buku, diskusi, pengamatan maupun dari media elektronik dimana yang dimaksud disini adalah internet. Studi literatur ini dilakukan untuk mempertajam dan memperjelas mengenai permasalahan yang dibahas. Selain itu teori yang dijabarkan dalam dasar teori harus dapat digunakan sebagai referensi untuk menyelesaikan skripsi ini.
Data Kapal Dalam penulisan skripsi ini objek yang dikaji adalah kapal Landing Ship Tank 128 meter dengan bahan steel. Adapun spesifikasi data dari kapal tersebut adalah sebagai berikut : Principle Dimensions Length Over All (LOA) = 128 meter Length Water Line (LWL) = 121,10 meter Length of Perpendicular (LPP) = 119,01 meter Breadth (mld) Maximum = 19,00 meter Height (mld) to main deck = 8,10 meter Draft (maximum) = 3,00 meter Displacement = 5698 Ton Speed (maximum) = 16 knot Speed (cruising) = 14 knot Speed (economy) = 12 knot Crews = 119 persons Pasukan = 661 persons VIP dan VVIP = 2 persons Amphibious tank PT-76 = 18 units Truck 5 Ton = 18 units Jeep/sedan/MPV = 4 units Heavy-truck/Loader = 5 units LCPV @36 pers. = 4 units RIB (outboard engine 85 PS) = 2 units CTD (provision crane capacity = 1 Ton Derrick & boom SWL 14 Ton = 2 units Turn cable carrier = 1 unit Helipad = 1 unit Endurance (at cruising 14 knot = 6720 NM Endurance (at econo. 12 knot) = 8000 NM Wave height maximum = 8,25 meter Tank Capacity Fuel oil tank = 435,0 Ton ME daily fuel oil tank = 2 x 5,6 Ton AE daily fuel oil tank = 3 x 1,1 Ton Fresh water tank = 1000 Ton Lub. Oli tank = 2 x 2,3 Ton Sludge tank = 3,00 Ton Sewage tank = 40,00 Ton Waste tank = 8,00 Ton Ballast water tank = 500 Ton Power pack hyd oil = 2 x 11 Ton Ship Constructions Main hull = marine steel Bottom thickness = 12 mm Shell thickness = 10 mm Vehicle deck = 12 mm Ordinary stucture/stiffener = 8 mm Superstructure = 6 mm Kebutuhan Air Tawar Pada tahapan ini, langkah yang dilakukan adalah perhitungan air tawar yang nantinya dibawa oleh kapal mengacu dari data-data kapal yang telah ada. Karena hasil akhir dari penulisan skripsi ini adalah rekomendasi dan analisa, maka perhitungan yang dilakukan nantinya akan dibandingkan dengan jumlah air tawar yang telah ada. Perhitungan dilakukan dengan mengacu pada kapasitas crews dan pasukan yang dibawa oleh kapal. Perhitungan ini juga berfungsi untuk menentukan kapasitas tangki penyimpanan air tawar. Pengujian dan Pemilihan Peralatan Pengujian perhitungan dapat dilakukan setelah beberapa perhitungan dilakukan, termasuk perhitungan kebutuhan air tawar. Pengujian perhitungan menggunakan peralatan program yaitu SPSS program (Statistical Product and Service Solution). SPSS adalah salah satu program komputer yang digunakan untuk analisa statistik dalam ilmu sosial. Hal ini biasa digunakan oleh perusahaan survey, pemerintah, peneliti kesehatan dan pendidikan serta organisasi pemasaran dan lain-lain. Selain analisis statistik, manajemen data (seleksi kasus, pembentukan berkas, membuat data turunan) dan data
dokumentasi juga dapat dilakukan. Fitur SPSS dapat menyederhanakan tugas yang berulang-ulang dan menangani manipulasi data kompleks dan analisis. Analisa Data Dalam analisa data dilakukan pengolahan data yang telah dikumpulkan untuk perencanaan selanjutnya. Dalam proses ini yang dilakukan adalah analisa apakah dari data-data yang dihasilkan dari pengujian dan pemilihan peralatan tersebut sesuai dengan keadaan dan kapasitas yang telah ada.
Endurance (S) cruising = 6720 mil laut economy = 8000 mil laut Berdasarkan data-data diatas maka untuk menentukan perhitungan kebutuhan akan air tawar agar maksimal, maka digunakan jarak yang terjauh dengan keecepatan ekonomi yaitu 12 knot. Perhitungan kebutuhan air tawar meliputi kebutuhan akan air minum dan cuci. Kebutuhan Air Tawar Berdasarkan Kondisi Minimal
Kesimpulan dan Saran Pada akhir pengerjaan skripsi ini akan ditarik kesimpulan dari seluruh rangkaian perencanaan dan perhitungan yang dilakukan. Kesimpulan yang dihasilkan merupakan jawaban dari permasalahan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini dan merupakan rangkuman dari perencanaan dan pengolahan data yang telah dilakukan.
Tabel 4.1. Nilai Deskriptif Kebutuhan Air Tawar dalam Kondisi Minimal/ Perang Descriptive Statistics Dependent Variable: Minimal Jabatan Perwira
Divisi Operasional
Divisi Mesin
Divisi Logistik
Pasukan
Total
Kebutuhan Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total
Mean 2.3750 2.5000 1.3750 2.0833 3.1600 3.1600 2.2000 2.8400 3.0909 3.2727 2.4545 2.9394 3.5333 3.2667 2.4667 3.0889 3.6333 3.4667 2.2333 3.1111 3.2800 3.2400 2.2400 2.9200
Std. Deviation .51755 .53452 .51755 .71728 .37417 .47258 .40825 .61600 .52636 .45584 .50965 .60457 .51640 .45774 .51640 .66818 .49013 .50742 .43018 .78532 .58741 .53409 .53409 .73170
N 8 8 8 24 25 25 25 75 22 22 22 66 15 15 15 45 30 30 30 90 100 100 100 300
Rata-rata kebutuhan air tawar berdasarkan kondisi minimal/ perang dalam satu hari dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Mean Kebutuhan Total Dalam Kondisi Minimal/ Perang
Kebutuhan Total
4.00
Minum Masak+Cuci BAK/ BAB
Mean
3.00
2.00 3.63
3.53 3.16 3.16
2.38
Gambaran Umum Penggunaan Air Tawar Diketahui jumlah ABK Jumlah pasukan Jumlah VIP dan VVIP
2.50
3.27
3.27
2.45
3.47
2.47 2.23
2.20
1.00
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
3.09
1.38
= 119 = 661 = 2
orang orang orang
0.00 Perwira
+ = 782 orang Sehingga dapat diketahui jumlah total penumpang kapal sebesar 782 orang Kecepatan kapal ( Vs ) Maksimum = 16 knot = 18,4 mil /jam Cruising = 14 knot = 16,1 mil/jam Economy = 12 knot = 13,8 mil/jam
Divisi Operasional
Divisi Mesin
Divisi Logistik
Pasukan
Jabatan
Gambar 4.1. Grafik Mean Kebutuhan Air Dalam Kondisi Minimal/ Perang Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa total rata-rata kebutuhan air tawar pada setiap orang dalam satu hari sesuai dengan jabatan/ bidang pekerjaannya (perwira, divisi operasional, divisi mesin, divisi logistik, dan pasukan) dalam kondisi minimal/ perang yaitu: mean tertinggi untuk total penggunaan air tawar dilakukan oleh pasukan dengan nilai mean untuk kegiatan minum sebesar 3,63; untuk kegiatan mencuci mean dengan nilai mean 3,47; sedangkan
untuk kegiatan BAK/ BAB dengan nilai sebesar 2,23. Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata total penggunaan air tawar / hari untuk kegiatan minum, mencuci, dan BAK/BAB volume air terbanyak dalam kondisi minimal/ perang dilakukan oleh pasukan yaitu sekitar 9,33 kg air/ hari. Penjelasan ini diperkuat dengan hasil anava seperti yang ada pada tabel dibawah ini: Tabel 4.2. Hasil Anava Total Kebutuhan Air Tawar dalam Kondisi Minimal
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa total penggunaan air tawar / hari terbanyak dalam kondisi minimal/ perang dilakukan oleh pasukan dengan banyaknya penggunaan air yaitu sekitar 8,76 kg air/ hari, dengan jenis kebutuhan terbesarnya adalah untuk kegiatan minum. Kebutuhan Air Tawar Berdasarkan Kondisi Normal Tabel 4.5. Nilai Deskriptif Kebutuhan Air Tawar dalam Kondisi Optimal/ Normal Descriptive Statistics
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Normal
Dependent Variable: Minimal Source Corrected Model Intercept Jabatan Kebutuhan Jabatan * Kebutuhan Error Total Corrected Total
Type III Sum of Squares 95.774a 1911.007 21.876 53.706 4.458 64.306 2718.000 160.080
Jabatan Perwira
df 14 1 4 2 8 285 300 299
Mean Square 6.841 1911.007 5.469 26.853 .557 .226
F 30.319 8469.412 24.238 119.009 2.470
Sig. .000 .000 .000 .000 .013
Kebutuhan Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total
Divisi Operasional
Divisi Mesin
Divisi Logistik
a. R Squared = .598 (Adjusted R Squared = .579)
Berdasarkan hasil anava diatas dapat dilihat bahwa total penggunaan air dalam kondisi minimal untuk kebutuhan air berdasarkan jabatan/ bidang pekerjaannya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan air tawar berdasarkan perilaku manusia. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai signifikan sebesar 0,000 ≤ 0,05 (5%). Dilihat dari interaksi/ hubungan berdasarkan jabatan dengan kebutuhan/ aktivitas juga memiliki pengaruh yang signifikan dengan penggunaan air tawar berdasarkan perilaku manusia, karena memiliki nilai signifikan sebesar 0,013 ≤ 0,05 (5%). Adapun besarnya pengaruh penggunaan air berdasarkan kondisi minimal/ perang dalam berbagai jabatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3. Hasil Uji Duncan Total Kebutuhan Air Tawar Berdasarkan Jabatan
Pasukan
Total
Mean 4.2500 3.3750 3.3750 3.6667 3.3200 5.1600 3.4000 3.9600 3.5909 5.5909 3.3182 4.1667 3.8000 5.0000 3.3333 4.0444 4.4333 6.8333 3.3667 4.8778 3.8600 5.5900 3.3600 4.2700
Std. Deviation .70711 .51755 .51755 .70196 .47610 .74610 .57735 1.04545 .50324 .85407 .56790 1.21000 .56061 1.13389 .48795 1.04350 .50401 .91287 .55605 1.60636 .68195 1.30341 .54160 1.31512
Mean Kebutuhan Total Dalam Kondisi Normal/ Optimal
Kebutuhan Total
7.00
Minum
a,b,c
Masak+Cuci
N
Subset 2
1 2.0833
24 75 66 45 90
3
2.8400 2.9394
1.000
5.00
2.9394 3.0889 3.1111 .094
.305
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = .226. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 48.316.
5.59
2.00
Subset N
1 100 100 100
2 2.2400
1.000
3.2400 3.2800 .552
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = .226. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 100.000. b.
Alpha = .05.
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa total penggunaan air tawar berdasarkan kondisi minimal/ perang untuk kebutuhan minum sebesar 3,2800; kebutuhan untuk masak dan mencuci sebanyak 3,2400; dan kebutuhan untuk BAK/ BAB sebanyak 2,2400.
5.00 4.43
4.25 3.38 3.38
Minimal
Kebutuhan Total BAK/ BAB Masak+Cuci Minum Sig.
6.83
5.16
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa total penggunaan air tawar dalam kondisi minimal/ perang untuk perwira sebesar 2,0833; divisi operasional sebesar 2,8400; divisi mesin sebesar 2,9394; divisi logistik sebanyak 3,0889; dan pasukan sebanyak 3,1111. Besarnya pengaruh penggunaan air berdasarkan kondisi minimal/ perang dalam berbagai kebutuhan/ aktivitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.4. Hasil Uji Duncan Total Kebutuhan Air Tawar Berdasarkan Kebutuhan Total
a,b
4.00
3.00
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c. Alpha = .05.
Duncan
BAK/ BAB
6.00
Mean
Duncan
8 8 8 24 25 25 25 75 22 22 22 66 15 15 15 45 30 30 30 90 100 100 100 300
Rata-rata kebutuhan air tawar berdasarkan kondisi optimal/ normal dalam satu hari dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Minimal
Jabatan Perwira Divisi Operasional Divisi Mesin Divisi Logistik Pasukan Sig.
N
3.32
3.40
3.59
3.80 3.32
3.33
Divisi Mesin
Divisi Logistik
3.37
1.00
0.00 Perwira
Divisi Operasional
Pasukan
Jabatan
Gambar 4.2. Grafik Mean Kebutuhan Air Dalam Kondisi Normal/ Optimal Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa total rata-rata kebutuhan air tawar pada setiap orang dalam satu hari sesuai dengan jabatan/ bidang pekerjaannya (perwira, divisi operasional, divisi mesin, divisi logistik, dan pasukan) dalam kondisi normal/ optimal yaitu: mean tertinggi untuk total penggunaan air tawar dilakukan oleh pasukan dengan nilai mean untuk kegiatan minum sebesar 4,43; untuk kegiatan mencuci juga dilakukan oleh pasukan dengan nilai mean 6,83; sedangkan untuk kegiatan BAK/ BAB terbanyak dilakukan divisi operasional dengan nilai mean sebesar 3,40. Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata total penggunaan air tawar / hari untuk kegiatan minum, mencuci, dan BAK/BAB volume air terbanyak dalam kondisi optimal/ normal dilakukan oleh pasukan yaitu sekitar 14,63 kg air/ hari. Penjelasan ini diperkuat dengan hasil anava seperti yang ada pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6. Hasil Anava Total Kebutuhan Air Tawar dalam Kondisi Normal Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Normal Source Corrected Model Intercept Jabatan Kebutuhan Jabatan * Kebutuhan Error Total Corrected Total
Type III Sum of Squares 389.438a 4146.832 52.183 143.748 63.394 127.692 5987.000 517.130
df 14 1 4 2 8 285 300 299
Mean Square 27.817 4146.832 13.046 71.874 7.924 .448
F 62.085 9255.420 29.117 160.417 17.686
Sig. .000 .000 .000 .000 .000
tawar/ hari terbanyak dalam kondisi normal dilakukan oleh pasukan dengan banyaknya penggunaan air sekitar 12,81 kg air/ hari, dengan jenis kebutuhan terbesarnya adalah untuk kegiatan masak dan mencuci. Kebutuhan Air Tawar Berdasarkan Kondisi Maksimal Penjabaran kebutuhan air tawar berdasarkan kondisi maksimal/ berlebih dalam satu hari dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.9. Nilai Deskriptif Kebutuhan Air Tawar dalam Kondisi Maksimal/ Berlebih
a. R Squared = .753 (Adjusted R Squared = .741)
Descriptive Statistics
Berdasarkan hasil anava diatas dapat dilihat bahwa total penggunaan air dalam kondisi optimal/ normal untuk kebutuhan air berdasarkan jabatan/ bidang pekerjaannya memiliki pengaruh yang signifikan dengan penggunaan air tawar berdasarkan perilaku manusia. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai signifikan sebesar 0,000 ≤ 0,05 (5%). Total penggunaan air dilihat dari kebutuhan dalam berbagai aktivitas juga memiliki pengaruh yang signifikan dengan penggunaan air tawar berdasarkan perilaku manusia. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan sebesar 0,000 ≤ 0,05 (5%). Besarnya pengaruh penggunaan air berdasarkan kondisi minimal/ perang dalam berbagai jabatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.7. Hasil Uji Duncan Total Kebutuhan Air Tawar Berdasarkan Jabatan
Dependent Variable: Maksimal Jabatan Perwira
Kebutuhan Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total Minum Masak+Cuci BAK/ BAB Total
Divisi Operasional
Divisi Mesin
Divisi Logistik
Pasukan
Normal Total
Jabatan Duncan a,b,c Perwira Divisi Operasional Divisi Logistik Divisi Mesin Pasukan Sig.
N 24 75 45 66 90
1 3.6667
Subset 2
3
3.9600 4.0444 4.1667 1.000
.154
4.8778 1.000
Mean 4.6250 5.6250 3.2500 4.5000 5.2000 7.5600 3.5200 5.4267 4.9545 6.9091 3.4091 5.0909 4.4667 7.0667 3.4667 5.0000 5.7000 8.0333 3.7333 5.8222 5.1400 7.3300 3.5300 5.3333
Std. Deviation .74402 .51755 .46291 1.14208 .91287 1.00333 .50990 1.86122 1.04550 .97145 .50324 1.67999 .63994 .96115 .51640 1.69223 1.34293 .99943 .44978 2.02555 1.11934 1.15518 .50161 1.83670
8 8 8 24 25 25 25 75 22 22 22 66 15 15 15 45 30 30 30 90 100 100 100 300
Rata-rata kebutuhan air tawar berdasarkan kondisi maksimal/ berlebih dalam satu hari dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = .448. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 48.316.
Mean Kebutuhan Total Dalam Kondisi Maksimal/ Berlebih
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
Kebutuhan Total
10.00
Minum
c. Alpha = .05.
Masak+Cuci BAK/ BAB 8.00
Mean Maksimal
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa total penggunaan air tawar dalam kondisi optimal/ normal untuk perwira sebesar 3,6667; divisi operasional sebesar 3,9600; divisi logistik sebesar 4,0444; divisi mesin sebanyak 4,1667; dan pasukan sebanyak 4,8778. Besarnya pengaruh penggunaan air berdasarkan kondisi normal dalam berbagai kebutuhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.8. Hasil Uji Duncan Total Kebutuhan Air Tawar Berdasarkan Kebutuhan Total
6.00
4.00
5.62
100 100 100
1 3.3600
Subset 2
3.25
4.95
1.000
3.52
4.47 3.41
3.47
Divisi Mesin
Divisi Logistik
3.73
3 0.00
3.8600 1.000
7.07 5.70
5.20
4.62
2.00
N
8.03
7.56 6.91
Normal
Kebutuhan Total Duncana,b BAK/ BAB Minum Masak+Cuci Sig.
N
Perwira
5.5900 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = .448. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 100.000. b. Alpha = .05.
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa total penggunaan air tawar dalam sehari untuk kebutuhan BAK/ BAB sebesar 3,3600; kebutuhan untuk minum sebanyak 3,8600; dan kebutuhan untuk masak dan mencuci sebanyak 5,5900. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa total penggunaan air
Divisi Operasional
Pasukan
Jabatan
Gambar 4.3. Grafik Mean Kebutuhan Air Dalam Kondisi Maksimal Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa total ratarata kebutuhan air tawar pada setiap orang dalam satu hari sesuai dengan jabatan/ bidang pekerjaannya (perwira, divisi operasional, divisi mesin, divisi logistik, dan pasukan) dalam kondisi maksimal/ berlebih yaitu: mean tertinggi untuk total penggunaan air tawar dilakukan oleh pasukan dengan nilai mean untuk kegiatan minum sebesar 5,70; untuk kegiatan masak dan mencuci mean dengan nilai mean 8,03; sedangkan untuk kegiatan BAK/ BAB dengan nilai sebesar 3,73. Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas dapat disimpulkan
bahwa rata-rata total penggunaan air tawar / hari untuk kegiatan minum, mencuci, dan BAK/BAB volume air terbanyak dalam kondisi maksimal/ berlebih dilakukan oleh pasukan yaitu sekitar 17,46 kg air/ hari. Penjelasan ini diperkuat dengan hasil anava seperti yang ada pada tabel dibawah ini: Tabel 4.10. Hasil Anava Total Kebutuhan Air Tawar dalam Kondisi Maksimal
penggunaan air tawar untuk kebutuhan BAK/ BAB sebesar 3,5300; kebutuhan untuk minum sebanyak 5,1400; kebutuhan masak dan mencuci untuk sebanyak 7,3300. Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa total penggunaan air tawar/hari terbanyak dalam kondisi minimal/ perang dilakukan oleh pasukan yaitu sekitar 16 kg air/ hari, dengan jenis kebutuhan terbesarnya adalah untuk kegiatan masak dan mencuci.
Tests of Between-Subjects Effects
Analisa Data dan Perhitungan Kebutuhan Air Tawar
Dependent Variable: Maksimal df 14 1 4 2 8 285 300 299
Mean Square 56.671 6452.105 11.927 257.501 2.259 .755
F 75.026 8541.895 15.791 340.904 2.991
Sig. .000 .000 .000 .000 .003
Berdasarkan hasil anava diatas dapat dilihat bahwa total penggunaan air dalam kondisi maksimal untuk kebutuhan air berdasarkan jabatan/ bidang pekerjaannya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manusia. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai signifikan sebesar 0,000 ≤ 0,05 (5%). Kebutuhan air dilihat dari kebutuhan dalam berbagai aktivitas juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manusia. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan sebesar 0,000 ≤ 0,05 (5%). Besarnya pengaruh penggunaan air berdasarkan kondisi minimal/ perang dalam berbagai jabatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.11. Hasil Uji Duncan Total Kebutuhan Air Tawar Berdasarkan Jabatan Maksimal Subset Jabatan Perwira Divisi Logistik Divisi Mesin Divisi Operasional Pasukan Sig.
N 24 45 66 75 90
1 4.5000
2
3
5.0000 5.0909
1.000
6.00
5.00
a. R Squared = .787 (Adjusted R Squared = .776)
Duncana,b,c
Mean Total Kebutuhan Air Tawar Berdasarkan Aktivitas
4
5.0909 5.4267
.608
.059
5.8222 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = .755. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 48.316. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I er levels are not guaranteed. c. Alpha = .05.
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa total penggunaan air tawar dalam kondisi maksimal/ berlebih untuk perwira sebesar 4,5000; divisi logistic sebesar 5,0000; divisi mesin sebesar 5,0909; divisi operasional sebanyak 5,4267; dan pasukan sebanyak 5,8222. Besarnya pengaruh penggunaan air berdasarkan kondisi maksimal/ berlebih dalam berbagai kebutuhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.12. Hasil Uji Duncan Total Kebutuhan Air Tawar Berdasarkan Kebutuhan Total
Mean Jumlah
Source Corrected Model Intercept Jabatan Kebutuhan Jabatan * Kebutuhan Error Total Corrected Total
Type III Sum of Squares 793.392a 6452.105 47.710 515.002 18.076 215.274 9542.000 1008.667
4.00
3.00 5.39
2.00
3.04
1.00
0.00 Minum
N 100 100 100
1 3.5300
3
5.1400 1.000
1.000
7.3300 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = .755. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 100.000. b. Alpha = .05.
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa total
BAK/ BAB
Gambar 4.4. Grafik Mean Total Kebutuhan Air Tawar Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa mean kebutuhan air tawar untuk minum sebesar 4,09; kebutuhan untuk masak dan mencuci sebesar 5,39; dan kebutuhan untuk BAK/ BAB sebesar 3,04. Hasil yang didapatkan tersebut menunjukkan bahwa banyaknya kebutuhan air tawar secara keseluruhan untuk berbagai kebutuhan kurang lebih yaitu sebesar 12,52 kg. Penjelasan ini diperkuat dengan hasil anava seperti yang ada pada tabel dibawah ini: Tabel 4.13. Hasil Anava Total Kebutuhan Air Tawar Berdasakan Perilaku Manusia ANOVA Jumlah
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 826.642 1736.970 2563.612
df 2 897 899
Mean Square 413.321 1.936
F 213.446
Sig. .000
Berdasarkan hasil anava di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan air dalam berbagai aktivitas memiliki pengaruh yang signifikan berdasarkan perilaku manusia. Hal ini dapat dilihat dari besarnya uji F hitung (213,446) ≥ F Tabel (3,00) hasil ini bersifat signifikan karena memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 ≤ 0,05 (5%). Untuk mengetahui besarnya nilai dalam berbagai kebutuhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.14. Hasil Uji Duncan Total Kebutuhan Air Tawar Berdasakan Perilaku Manusia Jumlah
Duncan a
Kebutuhan Tota Duncana,b BAK/ BAB Minum Masak+Cuci Sig.
Masak+Cuci
Kebutuhan
Maksimal Subset 2
4.09
Kebutuhan BAK/ BAB Minum Masak+Cuci Sig.
N 300 300 300
Subset for alpha = .05 1 2 3 3.0433 4.0933 5.3867 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 300.000.
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa total penggunaan air tawar untuk kebutuhan BAK/ BAB sebanyak 3,0433; minum sebesar 4,0933; serta kebutuhan untuk masak dan mencuci sebanyak 5,3867. Adapun perhitungannya sebagai berikut : Kebutuhan air minum = [ 4,0933 kg x jumlah penumpang x S ] / ( 24 x Vs )
= [ 4,0933 x 782 x 8000 ] / ( 24 x 13,8 ) = 25607684,8 / 331 = 77364,6066 kg = 77,36 ton Kebutuhan masak dan mencuci = [5,3867kg x jumlah penumpang x S] / (24 x Vs) = [5,3867 x 782 x 8000] / (24 x 13,8 ) = 33699195,2 / 331 = 101810,257 kg = 101,81 ton Kebutuhan BAK/BAB = [3,0433kg x jumlah penumpang x S ] / ( 24 x Vs ) = [3,0433 x 782 x 8000 ] / ( 24 x 13,8 ) = 19038884,8 / 331 = 57519,2894 kg = 57,52 ton Sehingga kebutuhan rata-rata akan air tawar berdasarkan perilaku manusia ialah : = 77,36 + 101,81 + 57,52 = 236,69 ton Kebutuhan Air Tawar Dalam Berbagai Kondisi (minimal,normal,maksimal) Mean Total Kebutuhan Air Tawar Berdasarkan Kondisi
6.00
Mean Jumlah
5.00
4.00
3.00
Tabel 4.16. Hasil Uji Duncan Total Kebutuhan Air Tawar Berbagai Kondisi Jumlah
Duncana
Kondisi Minimal/ Perang Normal/ Optimal Maksimal/ Berlebih Sig.
N 300 300 300
Subset for alpha = .05 1 2 3 2.9200 4.2700 5.3333 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 300.000.
Adapun kebutuhan air tawar dalam berbagai kondisi adalah sebagai berikut : Kondisi perang = [ 8,76 kg x jumlah penumpang x S ] / ( 24 x Vs ) = 8,76 x 782 x 8000 ] / ( 24 x 13,8 ) = 54802560 / 331 = 165566,647 kg = 165,57 ton Kondisi normal = [ 12,81 kg x jumlah penumpang x S] / (24 x Vs) = [ 12,81 x 782 x 8000] / (24 x 13,8 ) = 80139360 / 331 = 242112,87 kg = 242,11 ton Kondisi maksimal = [ 16 kg x jumlah penumpang x S ] / ( 24 x Vs ) = [16 x 782 x 8000 ] / ( 24 x 13,8 ) = 100096000 / 331 = 302404,834 kg = 302,4 ton
5.33 4.27
2.00 2.92
1.00
0.00 Minimal/ Perang
Normal/ Optimal
Maksimal/ Berlebih
Kondisi
Gambar 4.5. Grafik Mean Total Kebutuhan Air Tawar Berbagai Kondisi
Pemilihan Peralatan Dengan menggunakan acuan dari hasil wawancara maka diperoleh 3 (tiga) merk shower untuk dijadiakan bahan pertimbangan dalam penentuan alat penunjang penggunaan air tawar, dalam hal ini untuk mandi (shower). Tabel 4.17 Spesifikasi Shower
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa mean kebutuhan air tawar dalam kondisi minimal/ perang sebesar 2,92; kebutuhan dalam kondisi optimal/ normal sebesar 4,27; dan kebutuhan dalam kondisi maksimal sebesar 5,33. Hasil yang didapatkan tersebut menunjukkan bahwa total rata-rata kebutuhan air tawar secara keseluruhan dalam berbagai kondisi kurang lebih yaitu sebesar 12,52 kg. Penjelasan ini diperkuat dengan hasil anava seperti yang ada pada tabel dibawah ini: Tabel 4.15. Hasil Anava Total Kebutuhan Air Tawar Berbagai Kondisi ANOVA
Merk
Kohler Mira
Type
Element EV Thermost atic
TS100F2 -CP
Debit
6Ltr/min
2.5 GPM
(1 bar)
9.8 Ltr/min
Press ure
0.1 – 10 bar
Price
£192.06
TOTO
ROHL AKIT16LVAPC
1. 2.
GPM 6.8 Ltr/min
-
5.5 bar
$356.00
$2,627.00
Jumlah Sum of Squares Between Groups 877.736 Within Groups 1685.877 Total 2563.612
df 2 897 899
Mean Square F 438.868 233.507 1.879
Sig. .000
Berdasarkan hasil anava diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan air dalam berbagai aktivitas memiliki pengaruh yang signifikan berdasarkan perilaku manusia. Hal ini dapat dilihat dari besarnya uji F hitung (233,507) ≥ F Tabel (3,02), hasil ini bersifat signifikan karena memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 ≤ 0,05 (5%). Untuk mengetahui besarnya nilai dalam berbagai kebutuhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
$237.00 Analisa tiap peralatan Analisa peralatan bertujuan untuk mengetahui apakah perlatan mandi (shower) dapat memenuhi kebutuhan mandi dari kru kapal. Waktu yang dibutukan untuk mandi berkisar 5 – 10 menit. 1.
Kohler Mira Diketahui : Q t Maka: Q = V/t
= 6 Ltr/min = 6 min
6 = V/t V = 36 liter 2. TOTO – TS100F2-CP Diketahui : Q = 9.8 Ltr/min t = 6 min Maka: Q = V/t 9.8 = V/6 V = 58.8 liter 3. Rohl – AKIT16LVAPC Diketahui : Q = 6.8 Ltr/min t = 6 min Maka: Q = V/t 6.8 = V/6 V = 40.8 liter Pemilihan peralatan untuk keperluan mandi harus sesuai dengan kebutuhan kru kapal. Khusus untuk kapal Landing Ship Tank (LST) dimana setiap kru diwajibkan dapat bergerak cepat dan taktis, maka diharapkan dalam perencanaan sistem penunjang kapal seperti halnya sistem air tawar dalam hal ini untuk keperluan mandi; dapat menunjang aktifitas kru. Pemilihan peralatan didahului dengan pengumpulan datadata peralatan mandi (shower), yang kemudian akan diseleksi sesuai kebutuhan. Pemilihan peralatan mandi (shower) berdasarkan : Harus sesuai dengan waktu penggunaan. Penggunaan shower harus cepat, namun bisa untuk melakukan pembilasan pada saat mandi secara efektif. Harga terjangkau. Dari analisa diatas maka peralatan mandi yang digunakan adalah : Merk : Kohler Mira Type : Element EV Thermostatic Debit : 6 Liter/menit Pressure : 0.1 – 10 bar Price : $237.00 Dengan menggunakan acuan dari hasil wawancara maka diperoleh 2 (dua) merk mesin cuci untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam penentuan alat penunjang penggunaan air tawar, dalam hal ini untuk cuci. Tabel 4.19. Spesifikasi Mesin Cuci Merk Staber Samsung Hitachi Type Normal WF328AAW SF-P160JJS Capacity 16.5 4.0 cu. ft. 16 Kg GAL 62.45 L 29.9 L Pemilihan peralatan cuci berdasarkan : • Dikarenakan pengunaan mesin cuci terbatas untuk kalangan terlentu maka, pemilihan diprioritaskan pada mesin cuci dengan kapasitas yang tidak terlalu besar. • Dari beberapa perbandingan dipilih kapasitas yang paling kecil Dari analisa diatas maka peralatan cuci yang digunakan adalah : Merk : Hitachi Type : SF-P160JJS Capacity : 16 Kg Kebutuhan Total Air Tawar Dengan menggunakan acuan hasil perhitungan sebelumnya untuk tiap kondisi dari hasil pendekatan dengan survey, maka untuk kebutuhan total air tawar menggunakan acuan kebutuhan air tawar pada kondisi maksimal. Perhitungannya sebagai berikut : Kebutuhan air minum = [ 5,14 kg x jumlah penumpang x S ] / ( 24 x Vs ) = [ 5,14 x 782 x 8000 ] / ( 24 x 13,8 ) = 32155,84 / 331
= 97147,55 kg = 97,15 ton Kebutuhan cuci = [ 7,33 kg x jumlah penumpang x S] / (24 x Vs) = [ 7,33 x 782 x 8000] / (24 x 13,8 ) = 45856,48 / 331 = 138539,2 kg = 138,54 ton Kebutuhan BAK/BAB = [ 3,53 kg x jumlah penumpang x S ] / ( 24 x Vs ) = [3,53 x 782 x 8000 ] / ( 24 x 13,8 ) = 22083,68 / 331 = 66718 kg = 66,72 ton Sehingga kebutuhan akan air tawar berdasarkan perilaku manusia ialah : = 97,15 + 138,54 + 66,72 = 302.41 ton
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dalam penyelesaian skripsi ini maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut. 1. Rata-rata kebutuhan air tawar yang terdapat pada Landing Ship Tank dengan ukuran 128 meter berdasarkan perilaku manusia yaitu untuk kebutuhan minum sebanyak 77,36 ton; untuk masak dan cuci sebanyak 101,81 ton, serta untuk kegiatan BAK/ BAB sebanyak 57,52 ton 2. Kebutuhan air tawar dalam berbagai kondisi (minimal, optimal dan maksimal) yaitu sebanyak 12,52 kg. Sedangkan kebutuhan total kebutuhan air tawar berdasarkan perilaku manusia untuk kondisi perang yaitu sebesar 165,57 ton, untuk kondisi normal yaitu sebesar 242,11 ton dan untuk kondisi maksimal yaitu sebesar 302,4 ton. 3. Pemilihan peralatan yang digunakan yaitu: • Peralatan mandi yang digunakan adalah merk Kohler Mira, Type Element EV Thermostatic dengan debit 6 liter/ min, dimana harganya kurang lebih sebesar $237.00 • Peralatan cuci yag digunakan yaitu mesin cuci merk Hitachi, type SF-P160JJS, kapasitas 16 kg 4. Kebutuhan total air tawar pada Landing Ship Tank 128 meter sesuai dengan pendekatan perilaku manusia sebanyak 302,4 ton. Saran Dari pengerjaan Tugas Akhir ini dapat diambil beberapa saran antara lain sebagai berikut: 1. Dalam pengambilan data survey diharapkan untuk memperbanyak koresponden dari berbagai kalangan di kapal dan pengambilan sample diusahakan lebih dari satu jenis kapal. 2. Untuk pemilihan peralatan dapat dilakukan analisa dari segi ekonomis peralatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Watson, D.G, Practical Ship Design Sarwono, jonathan. (2006). Analisis data penelitian menggunakan SPSS 13 Uyanto, S. (2009). Pedoman analisis data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu Trihendradi, C. (2004) Langkah mudah memecahkan kasus statistik: Deskriptif, parametrik dan non parametrik dengan SPSS 12. Yogyakarta: Andi Sugiono. (2008) Statistik untuk penelitian. Bandung : Alfabeta. Santoso, G. Dr,Drs,M.Kes, ergonomi manusia,peralatan dan lingkungan, prestasi pustaka, 2004 Khetagurov, M, Marine Auxiliary Machinery