STUDI KEBUTUHAN AIR DOMESTIK UNTUK DAERAH PANTAI (STUDI KASUS: KOTA BANDAR LAMPUNG) G.E. Susilo1) O.T. Purwadi1) Nurayni2) Abstract This study aims to investigate water domestic demand of people living in coastal area of Bandar Lampung City. The location of the study is in the Sukaraja area, Bumi Waras Sub-district, Bandar Lampung City. Data mining of household water demand is undertaken by using questionnaire to 65 households. It is indicated from the survey that every household averagely consits of 4 persons. Everry person spends about IDR 368 for 103.4 l of water domestic in daily basis. Daily water domestic demand of the people in the are study is quite different from the standard daily water domestic demand percapita. This deviation is due to the differences in the aspect of social and economy between the people in the are study and ordinary people Keywords:Water domestic demand, coastal area, Bandar Lampung. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki permintaan domestik air dari orang-orang yang tinggal di wilayah pesisir kota Bandar Lampung. Lokasi penelitian adalah di Sukaraja area, Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung. Pengumpulan data kebutuhan air rumah tangga ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk rumah tangga 65. Hal ini ditunjukkan dari survei yang setiap rumah tangga rata-rata terdiri 4 orang. Setiap orang menghabiskan waktu sekitar Rp 368 untuk 103.4 l air domestik di setiap hari. Permintaan domestik air sehari-hari dalam studi ini adalah sangat berbeda dari standar harian air permintaan domestik per kapita. Penyimpangan ini adalah karena perbedaan dalam aspek sosial dan ekonomi antara orang orang dalam studi ini dan orang biasa. Kata kunci:Kebutuhan air domestik, daerah pesisir, Bandar Lampung
1.
PENDAHULUAN
Kota Bandar Lampung merupakan pintu gerbang utama Pulau Sumatera. Kota ini terletak kurang lebih 165 km sebelah barat laut Kota Jakarta. Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197,22 km2 yang terbagi menjadi 20 kecamatan dan 126 kelurahan, dengan populasi penduduk 879.651 jiwa (berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010), dengan kepadatan sekitar 8.142 jiwa/km2 (Pemerintah Kota Bandar Lampung, 2012). Kecamatan-kecamatan di kota Bandar Lampung berjumlah 20 kecamatan. Dari keseluruhan kecamatan tersebut terdapat 4 kecamatan yang berada didaerah pantai atau pesisir yaitu Kecamatan Teluk Betung Selatan (TBS), Kecamatan Teluk Betung Barat (TBB), Kecamatan Panjang, dan Kecamatan Bumi Waras yang di sajikan pada Tabel 1.1 berikut: 1
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No 1 Gedong Meneng, Bandar Lampung. 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No 1 Gedong Meneng, Bandar Lampung.
Jurnal Rekayasa, Vol. 18, No. 3, Desember 2014
Tabel 1. Data Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandar Lampung No.
Kecamatan
Kelurahan
1.
Teluk Betung Selatan (TBS)
Teluk Betung, Gedong Pakuon, Pesawahan, Talang, Gunung Mas
2.
Teluk Betung Barat (TBB)
Kuripan, Bakung
Serengsem, Karang Maritim, Panjang Selatan, Panjang Utara, Way lunik, Ketapang, Pidada Sukaraja, Bumi Waras, Garuntang, Bumi Raya (Pecoh Raya), 4. Bumi Waras Kangkung, Way Kuala Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Kota Bandar Lampung 3.
Panjang
Sebagian masyarakat Kota Bandar Lampung yang bermukim di daerah pantai bermata pencaharian sebagai nelayan. Seperti pada umumnya masalah yang sering dihadapi oleh masyarakat di daerah pantai adalah kurangnya ketersediaan air bersih karena keterbatasan sumber air tawar. Kurangnya ketersediaan air bersih ini dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Padahal air bersih merupakan kebutuhan paling penting untuk menunjang aktivitas makhluk hidup. Menghadapi kebutuhan air bersih yang semakin meningkat, diperlukan fasilitas penyediaan air bersih yang dapat menjangkau pemukiman penduduk di daerah sekitar pantai. Selain itu, mengingat sebagian besar penduduk yang bermukim di daerah pantai memiliki tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah maka diperlukan teknologi penyediaan air bersih yang mudah dan tidak memerlukan biaya yang mahal. Sebelum suatu teknologi penyediaan air diterapkan di suatu daerah, perlu diketahui terlebih dahulu kebutuhan air domestik penduduk secara nyata sehingga dapat diketahui kebutuhan air domestik yang sesungguhnya dari suatu masyarakat. Beberapa standar kebutuhan air perkapita per hari telah banyak diberian sebagai referensi. Tetapi kondisi sosial dan teknis dari suatu daerah bisa saja akan memberikan suatu jumlah kebutuhan yang berbeda dari kebutuhan standar. Oleh karena itu paper ini akan membahas kebutuhan air domestik di masyarakat secara nyata. Data yang digunakan didapat dari penelitian langsung di lapangan (data primer). 1.2. Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan sampel kebutuhan air rumah tangga di wilayah kelurahan Sukaraja kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung. Adapun peta lokasi pengambilan sampel dapat di lihat pada gambar berikut:
146
G.E. Susilo, O.T. Purwadi., Nurayni, Studi kebutuhan air...
Jurnal Rekayasa, Vol. 18 No. 3, Desember 2014
Gambar 1. Peta Kota Bandar Lampung Sumber:http://petabesar.blogspot.com, 2013 1.3. Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan air bersih berbeda antara satu kota dengan kota yang lainnya. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi penggunaan air bersih menurut Linsey and Franzini (1985, 1986) adalah: a. Iklim Kebutuhan air untuk mandi, menyiram taman, pengaturan udara dan sebagainya akan lebih besar pada iklim yang hangat dan kering daripada di iklim yang lembab. Pada iklim yang dingin, air mungkin diboroskan di keran-keran untuk mencegah bekunya pipa-pipa. b. Tingkat Ekonomi Pemakaian air dipengaruhi oleh status ekonomi. Permakaian per orang/per kapita di daerah miskin jauh lebih rendah dari pada daerah-daerah kaya. c. Masalah Lingkungan Hidup Meningkatnya perhatian masyarakat terhadap berlebihnya pemakaian sumber-sumber daya alam telah menyebabkan berkembangnya alat-alat yang dapat dipergunakan untuk mengurangi jumlah pemakaian air di daerah pemukiman.
G.E. Susilo, O.T. Purwadi., Nurayni, Studi kebutuhan air...
147
Jurnal Rekayasa, Vol. 18, No. 3, Desember 2014
d. Keberadaan Industri dan Perdagangan Keberadaan industri dan perdagangan dapat mempengaruhi banyaknya kebutuhan air per orang (perkapita) dari suatu kota. e. Harga Air Baku Bila harga air mahal, orang akan lebih menahan diri dalam pemakaian air dan industri mungkin mengembangkan sistem penyedian airnya sendiri dengan biaya yang lebih murah. Para langganan yang jatah air diukur dengan meteran akan cenderung untuk memperbaik kebocoran-kebocoran dan mempergunakan air dengan efisien. f. Ukuran Kota Penggunaan air per orang (perkapita) pada kelompok masyarakat yang mempunyai jaringan limbah cenderung untuk lebih tinggi di kota-kota besar daripada di kota kecil. Secara umum, perbedaan itu diakibatkan oleh lebih besarnya pemakaian air oleh industri, lebih banyaknya taman-taman, lebih banyaknya air untuk perdagangan, lebih banyaknya kehilangan air, dan pemborosan di kota-kota besar. 1.4. Kebutuhan Rumah Tangga (Domestik) Menurut Kindler and Russel (1984), kebutuhan air untuk tempat tinggal (kebutuhan domestik) meliputi semua kebutuhan air untuk keperluan penghuni. Seperti kebutuhan air untuk mempersiapkan makanan, toilet, mencuci pakaian, mandi (rumah ataupun apartemen), mencuci kendaraan, dan untuk menyiram pekarangan. Tingkat kebutuhan air bervariasi berdasarkan keadaan alam di area pemukiman, banyaknya penghuni rumah, karakteristik penghuni serta ada atau tidaknya penghitung pemakaian. Penggunaan air rata-rata untuk rumah tangga dapat di lihat dalam tabel berikut ini: Tabel 2. Penggunaan Air Rata – rata Untuk Rumah Tangga No.
Jenis Kegiatan
Kebutuhan Air (liter/orang/hari)
1
Dapur
45
2
Kamar mandi
60
3
Toilet
70
4
Mencuci pakaian
45
5
Lainnya (termasuk keperluan di luar rumah)
75
Total kebutuhan Sumber : Kindler and Russel (1984).
295
Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh Departemen Kimpraswil tahun 2003, kebutuhan air domestik (rumah tangga) untuk kota dibagi dalam beberapa kategori, yaitu: a. Kategori Kota I (Metropolitan) b. Kategori Kota II (Kota Besar) c. Kategori Kota III (Kota Sedang) d. Kategori Kota IV (Kota Kecil) e. Kategori Kota V (Desa) Untuk mengetahui standar kebutuhan air domestik pada tiap-tiap kategori dapat di lihat pada tabel dibawah ini:
148
G.E. Susilo, O.T. Purwadi., Nurayni, Studi kebutuhan air...
Jurnal Rekayasa, Vol. 18 No. 3, Desember 2014
Tabel 3. Standar Kebutuhan Air Domestik (Rumah Tangga) Kategori kota
Jumlah penduduk (jiwa)
Kebutuhan (liter/orang/hari)
Metropolitan
>1.000.000
150 – 210
Besar
500.000 – 1.000.000
120 – 150
Sedang
100.000 – 500.000
100 – 120
Kecil
20.000 – 100.000
90 – 100
Desa
< 20.000
60 – 90
Sumber : Ditjen Cipta Karya Dep. Kimpraswil 2003
2. METODE PENELITIAN a. Penyebaran Kuisioner Penyebaran dan pengumpulan kuisioner kebutuhan air rumah tangga dilakukan mulai tanggal 4 Agustus 2013 hingga tanggal 21 Agustus 2013. Jumlah Sampel diambil sebanyak 65 kepala keluarga (KK) yang berjumlah 327 jiwa, sehingga dapat mewakili keseluruhan jumlah keluarga yang ada di wilayah Kelurahan Sukaraja Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sampel dari sejumlah kepala keluarga (KK) di satu Rukun Tetangga (RT) yaitu RT 009, dengan memperhatikan lokasi dan kepadatan antar rumah. Hal ini dimaksudkan agar sebisa mungkin mewakili kondisi wilayah Kelurahan Sukaraja. Pendataan jumlah anggota keluarga, jumlah kebutuhan air, dan biaya konsumsi air dilakukan dengan mewawancarai langsung setiap keluarga sesuai pertanyaan dalam kuisioner yang telah dibuat. Pokok pertanyaan-pertanyaan tersebut terkait dengan identitas, sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan, alternatif pasokan air untuk memenuhi kebutuhan, informasi pendukung, serta penilaian dan saran terhadap manajemen air bersih yang telah ada. b. Analisa jumlah rata-rata anggota keluarga Untuk mencari jumlah rata-rata total kebutuhan air salah satu variabel yang digunakan adalah jumlah anggota keluarga dalam satu rumah. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di setiap kepala keluarga memiliki jumlah keluarga lebih dari dua orang dan kurang dari duabelas orang. Sebagian besar keluarga memiliki anggota keluarga tiga orang sampai lima orang. Untuk lebih jelasnya data jumlah anggota keluarga dalam satu rumah tangga dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut. Tabel 4. Rumah Tangga dengan Jumlah Anggota Keluarga di Kelurahan Sukaraja RT 009 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Anggota Keluarga
Dua Orang Tiga Orang Empat Orang Lima Orang Enam Orang Tujuh Orang Delapan Orang Sembilan Orang Sebelas Orang Duabelas Orang Jumlah Sumber: Hasil survei (2013)
Jumlah
Persentase (%)
2 12 20 11 7 5 4 1 2 1 65
3,08 18,46 30,77 16,92 10,77 7,69 6,15 1,54 3,08 1,54 100,00
G.E. Susilo, O.T. Purwadi., Nurayni, Studi kebutuhan air...
149
Jurnal Rekayasa, Vol. 18, No. 3, Desember 2014
Gambar 2. Diagram Batang Anggota Keluarga di Kelurahan Sukaraja RT 009 (Sumber : Hasil Survei (2013)) Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat diketahui bahwa rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga yang paling dominan adalah empat orang, yaitu sebanyak 20 KK (30,77%). Keluarga yang mempunyai jumlah anggota keluarga sebanyak tiga orang adalah 12 KK (18,46%), sementara itu keluarga yang terdiri dari lima orang berjumlah 11 KK (16,92%). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Sumber Air Bersih yang Dapat Dimanfaatkan Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan masyarakat cenderung menggunakan sumber air bersih yang sama yaitu sumur gali yang kedalamannya antara 1-3 meter. Di daerah tersebut, dengan menggali sumur sedalam 1-3 meter masyarakat sudah bisa mendapatkan air. Masyarakat juga menggunakan air galon/air isi ulang, air PDAM, hidran umum, dan gerobak pengangkut air untuk memenuhi kebutuhan air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan sumber air untuk memenuhi kebutuhan air domestik, masyarakat didaerah Kecamatan Sukaraja di bagi menjadi dua golongan yaitu: 1. Masyarakat yang menggunakan sumber air tanah seperti sumur galian sebagai kebutuhan mandi cuci dan sanitasi (MCK), air galon/air isi ulang sebagai kebutuhan untuk memasak dan minum, untuk kebutuhan yang lain. 2. Masyarakat yang menggunakan sumber air tanah (sumur galian) dan air PDAM sebagai kebutuhan MCK. Terkadang air PDAM juga digunakan untuk kebutuhan memasak dan minum, serta air galon/air isi ulang digunakan sebagai kebutuhan minum. b. Biaya Komsumsi Air Bersih Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, untuk memenuhi kebutuhan air domestik masyarakat membeli air galon/air isi ulang, membeli dari gerobak pengangkut air, dan menjadi pelanggang PDAM. Biaya komsumsi Air bersih yang dikeluarkan oleh masyarakat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: 1. Untuk air galon/air isi ulang masyarakat mengeluarkan biaya sebesar Rp. 3.500,- dan Rp. 4.000, per galonnya. Berdasarkan data tersebut, dalam penelitian ini di gunakan harga air sebesar Rp. 3.500,- per galonnya. 2. Untuk membeli air dari gerobak pengangkut air masyarakat mengeluarkan biaya sebesar Rp. 200,- dan Rp. 250,- per jerigennya. Berdasarkan data tersebut, dalam penelitian ini digunakan harga Rp. 200,- per jerigennya. 3. Untuk air PDAM masyarakat mengelurkan biaya sebesar Rp. 10.000,- sampai Rp. 50.000,- per bulannya atau kira-kira Rp. 3.380,- per m3. Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Jumlah Orang RT 009
= 327 orang
2. Jumlah Pemakaian Galon RT 009 = 198 galon/minggu 3. Jumlah Pemakaian Jerigen RT 009 = 281 jerigen/minggu 4. Jumlah Pemakaian PDAM RT 009 = 45,5 m3/minggu 5. Harga air per galon
150
= Rp. 3.500,-
G.E. Susilo, O.T. Purwadi., Nurayni, Studi kebutuhan air...
Jurnal Rekayasa, Vol. 18 No. 3, Desember 2014
6. Harga air per jerigen
= Rp. 200,-
7. Harga PDAM per m3
= Rp. 3.380,-
Sehingga dapat di hitung biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu: 1. Biaya yang di keluarkan RT 009 untuk membeli air galon = 198 galon x Rp. 3.500,- x 4 = Rp. 2.772.000,- RT 009/bulan 2. Biaya yang di keluarkan untuk membeli air galon per orang = Rp. 282,57 orang/hari 3. Biaya yang di keluarkan RT 009 untuk membeli air jerigen dari gerobak pendorong = 281 jerigen x Rp. 200,- x 4 = Rp. 224.800,- RT 009/bulan 4. Biaya yang di keluarkan untuk membeli air jerigen dari gerobak pendorong per orang = Rp. 22,92 orang/hari 5. Biaya yang di keluarkan RT 009 untuk membeli air PDAM = 45,5 m3 x Rp. 3.380,- x 4 = Rp. 615.000,- RT 009/bulan 6. Biaya yang di keluarkan untuk membeli air PDAM per orang = Rp. 62,69 orang/hari Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini: Tabel 5. Biaya Komsumsi Air Bersih Kelurahan Sukaraja RT 009 No
Sumber Biaya (orang/hari) Air Galon Rp. 282,57 Air Jerigen Rp. 22,92 Air PDAM Rp. 62,69 Jumlah Rp. 368,18 Sumber : Hasil analisa dan perhitungan (2013)
1 2 3
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan jumlah biaya yang dikeluarkan setiap orang yaitu sebesar Rp. 368,18 /hari. c. Jumlah Kebutuhan Air Rumah Tangga (Domestik) Berdasarkan hasil survei di peroleh data sebagai berikut: Jumlah Orang RT 009 = 327 orang Jumlah Pemakaian Galon RT 009 = 198 galon / minggu Jumlah Pemakaian Jerigen RT 009 = 281 jerigen / minggu Jumlah Pemakaian PDAM RT 009 = 45,5 m3 / minggu Volume 1 galon = 19 liter Volume 1 jerigen = 20 liter Volume 1 m3 = 1000 liter Koefisien kehilangan air = 1,1 Sehingga dapat di perhitungkan sebagai berikut:
G.E. Susilo, O.T. Purwadi., Nurayni, Studi kebutuhan air...
151
Jurnal Rekayasa, Vol. 18, No. 3, Desember 2014
1. Jumlah Pemakaian Air Galon RT 009 = 537,4 liter/hari 2. Jumlah Pemakaian Air Galon per Orang = 1,6 liter/orang/hari = 1,6 liter/orang/hari x 1,1 = 1,8 liter/orang/hari 3. Jumlah Pemakaian Jerigen RT 009 = 802,9 liter/hari 4. Jumlah Pemakaian Jerigen per Orang = 2,5 liter/orang/hari = 2,5 liter/orang/hari x 1,1 = 2,7 liter/orang/hari 5. Jumlah Pemakaian PDAM RT 009 = 6500 liter/hari 6. Jumlah Pemakaian PDAM per Orang
¿
45,5 m³ /minggu x 1000 liter 327 orang x 7 hari = 19,9 liter/orang/hari = 19,9 liter/orang/hari x 1,1 = 21,9 liter/orang/hari
Untuk kebutuhan sehari hari yang bersumber dari air tanah atau sumur gali yaitu: Keperluan mandi 2 kali sehari = 60 liter Keperluan mencuci pakaian
= 10 liter
Jumlah kebutuhan air sebesar
= 70 liter/orang/hari = 70 liter/orang/hari x 1,1 = 77,0 liter/orang/hari
Secara lengkap rincian perhitungan kebutuhan air domestik dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 6. Kebutuhan Air Masyarakat di Kelurahan Sukaraja RT 009 No 1 2 3 4 Total
Sumber Air Air Galon / isi ulang Jerigen / gerobak pengangkut air PDAM Air Tanah / sumur gali
Kebutuhan (liter/orang/hari) 1,80 2,70 21,9 77,0 103,4 Sumber : Hasil analisa dan perhitungan (2013)
Berdasarkan profil desa dari kelurahan Sukaraja kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung tahun 2011 jumlah penduduknya adalah 12.178 orang/jiwa. Berdasarkan kategori kota yang di keluarkan oleh Departemen Kimpraswil tahun 2003, kebutuhan air
152
G.E. Susilo, O.T. Purwadi., Nurayni, Studi kebutuhan air...
Jurnal Rekayasa, Vol. 18 No. 3, Desember 2014
rumah tangga (domestik) dengan jumlah penduduk kurang dari (<) 20.000 orang/jiwa masuk dalam kategori kota V (Desa), dengan kebutuhan air 60-90 liter/orang/hari. Secara detail kebutuhan air berdasarkan besarnya kota dapat di lihat pada Tabel 3. (Standar Kebutuhan Air Domestik (Rumah Tangga)). Kebutuhan air domestik berdasarkan hasil analisa adalah 103,4 liter/orang/hari. Hasil tersebut berbeda dengan Standar Kebutuhan Air Domestik (Rumah Tangga) untuk kategori desa yang telah ditetapkan dalam Tabel 3. yaitu 60-90 liter/orang/hari. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dari aspek sosial ekonomi serta kebiasaan rumah tangga dalam memanfaatkan air, sehingga pemakaian air domestik tentunya akan berbeda untuk daerah yang satu dengan lainnya.
2.
SIMPULAN
Penelitian ini dilakukan terhadap sampel kayu duren yang meliputi sifat fisik dan mekanik kayu duren utuh ; sifat fisik dan mekanik kayu duren utuh ; sambungan kayu ; balok tersusun kayu duren dan kekakuan balok tersusun. 1.
Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik dan sifat mekanik kayu Duren dan Plywood yang digunakan dalam penelitian termasuk dalam kayu kelas kuat III.
2.
Hasil pengujian kuat tekan dan kuat geser kayu Duren menggunakan alat sambung perekat Urea Formaldehyde masing-masing sebesar 297,293 kg/cm 2 dan 63,893 kg/cm2. Kuat tekan sambungan kayu Duren mengalami peningkatan 16,65% dibandingkan dengan kuat tekan kayu Duren utuh sebesar 254,855 kg/cm 2 sedangkan kuat geser sambungan kayu Duren hasilnya sebanding dengan kuat geser kayu Duren utuh yaitu sebesar 63,019 kg/cm2. Hasil pengujian kuat tarik menunjukkan niali kuat tarik pada kayu Duren utuh sebesar 774,474 kg/cm 2, hasil yang diperoleh lebih tinggi bila dibandingkan dengan kuat tarik sambungan kayu Duren yaitu sebesar 249,588 kg/cm2. Kerusakan benda uji kuat tarik terjadi pada perekat.
3.
Pada pengujian beban-lendutan balok tersusun terjadi penurunan kekuatan terhadap balok tersusun rasio Plywood pada flens balok 0%. Penurunan tersebut adalah sebesar 17,97% pada balok tersusun rasio Plywood pada flens balok 50% dan 42,23% pada balok tersusun rasio Plywood pada flens balok 100%. Hal ini menunjukkan bahwa Plywood tidak cocok digunakan untuk menahan beban lentur.
4.
Hasil pengujian kekakuan balok tersusun juga mengalami penurunan. Kekakuan pada balok tersusun rasio Plywood 0%, 50%, dan 100% masing-masing sebesar 3709,025 kg/cm2, 3494,572 kg/cm2, dan 2180,016 kg/cm2. Hal ini menunjukkan penggunaan Plywood pada pembebanan lentur menghasilkan lendutan yang lebih besar pada pembebanan yang sama dibandingkan pada balok tersusun yang tidak menggunakan Plywood.
5.
Jenis kerusakan balok tersusun dengan persentase Plywood pada flens 0% rusak pada sambungan lebih dominan, sedangkan untk persentase 50% dan 100% rusak lentur pada kayu lebih dominan.
G.E. Susilo, O.T. Purwadi., Nurayni, Studi kebutuhan air...
153
Jurnal Rekayasa, Vol. 18, No. 3, Desember 2014
DAFTAR PUSTAKA Ditjen Cipta Karya Departemen. Kimpraswil 2003, Standar Kebutuhan Air Domestik (rumah tangga). Linsey R. K and Franzini J. B, 1985, Teknik Sumber Daya Air Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta. Linsey R. K and Franzini J. B, 1986, Teknik Sumber Daya Air Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta. Kindler J. and Russel, C. S. 1984, Modeling Water Demands, Academic Press Inc. London, Hal. 153. Noname, Kecamatan & Kelurahan di Kota Bandar Lampung, http://id.wikipedia.org/ wiki/Kota Bandar Lampung. diakses pada tanggal 14 November 2013 pukul 16:06. Noname, Selayang Pandang Kota Bandar Lampung, Bandar Lampung Kota.go.id/? page_id=3. diakses pada tanggal 14 November 2013 pukul 22:03. Noname, 2010, Peta Provinsi Bandar Lampung, http://petabesar.com/2010/12/peta-bandar-lampung-gambar-ukuran-besar.html.
154
G.E. Susilo, O.T. Purwadi., Nurayni, Studi kebutuhan air...