Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371
Susi Andriani
STUDI KASUS STRATEGI KOPING LASIA DENGAN TEMPAT TINGGAL
The Association Coping Strategy Between Living Place
Susi Andriani1 Mahasiswa Magister Ilmu Keperawatan Universitas Syiah Kuala E-mail:
[email protected] Abstrak Strategi koping merupakan cara yang dilakukan lansia dalam menyelesaikan masalah, menyesuiakan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan strategi koping pada lansia yang tinggal di rumah dengan di Panti. Jenis penelitian adalah kuantitatif menggunakan desain deskriptif komparatif dengan pendekatan Cross Sectional Study. Pengambilan sampel dengan cara total sampling pada lansia di UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang dan propotional Sampling di rumah, sampel berjumlah 106 lansia. Analisis hasil penelitian meliputi analisa univariat dan bivariat yang menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan strategi problem focused copin dan emotional focused coping (p=0.001), dan tidak ada hubungan strategi religious coping dengan lansia yang tinggal di rumah dan panti (p>0.05). Disarankan perlu dilakukan berbagai intervensi penyuluhan mekanisme koping dan pada lansia di panti untuk meningkatkan strategi koping dan kualitas hidup yang baik pada lansia yang tinggal di panti dan di rumah. Kata Kunci: Strategi Koping, lansia, tempat tinggal. Abstract Elderly use coping strategy to solve problems, to adapt whit changes, and to respond a threatening situation. The purpose of this study was to find out the differences of coping strategies between elderly living at home and at Panti. The research employed quantitative menthode by using comparative descriptive design with cross sectional study approach. Sample was selected by using total sampling for elderly who lived in Panti and proportional sampling for elderly who lived at home. The number of sample was 106 alderly. The result analysis included study univariate and bivariat analysis by chi-square test. The results showed that threre were the differences in coping strategies of elderly who lived at home and at regional technical implementation in panti (p=0.001). It is suggested that it is necessary to undertake intervention in older to improve coping strategies and quality of life in elderly who live people living in nursing home. Keywords: Coping strategy, elderly, livin.
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371
Susi Andriani
34 persen pada tahun 2020 (Hernama,
Latar Belakang Lanjut usia merupakan proses yang
2011).
akan dialami oleh setiap orang yang mendapatkan (Hayflick,
karunia
1994
umur
lebih banyak dibandingkan laki-laki, lansia
Lancaster, 2004). Menurut Undang-undang
perempuan 11,29 juta jiwa dan lansia laki-
Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan
laki 9,26 juta jiwa oleh karena itu,
Lanjut Usia, menyebutkan batasan Lanjut
permasalahan lanjut usia secara umum di
usia adalah kelompok penduduk yang
Indonesia, adalah permasalahan yang lebih
berusia 60 tahun keatas. Kelompok ini
didominasi oleh perempuan, dimana usia
memerlukan perhatian khusus, mengingat
hidup
bahwa jumlahnya yang semakin meningkat
dibandingkan laki-laki, antara lain karena
(Notoatmojo, 2007).
suaminya meninggal lebih dulu, dan karena
dengan
lansia
sering
masa
Stanhope
Jumlah penduduk lanjut usia perempuan
&
Masa
dalam
panjang
Menurut Badan Pusat Statistik (2009),
diidentikkan
penurunan
ketidakberdayaan,
dan
perempuan
gender
perempuan
lebih
terbiasa
panjang
mengurus
dirinya sendiri (Sunaryo, 2004)
walaupun
tidak
Lansia sering mengalami berbagai
namun
seiring
masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan
memang
psikologis, Salah satu masalah psikologis
mengalami beberapa penurunan fungsi fisik,
yang dapat dialami oleh lansia adalah stres
perubahan biologis, psikologis dan spiritual
(Miller, 2004). Menurut Wood (1993) stres
yang
rentan
merupakan reaksi tubuh terhadap sesuatu
terhadap penyakit-penyakit kronis (Sunaryo,
yang menimbulkan tekanan, perubahan dan
2004).
ketegangan emosi.
sepenuhnya
benar
bertambahnya
usia,
menjadikannya
lansia
semakin
Usia harapan hidup orang Indonesia semakin
meningkat
dengan
oleh beberapa hal yaitu pertama masalah
meningkatnya taraf hidup dan pelayanan
yang disebabkan oleh perubahan hidup dan
kesehatan. Dengan semakin meningkatnya
kemunduran fisik yang dialami oleh lansia,
usia harapan hidup penduduk, menyebabkan
kedua
jumlah
terus
kesepian yang disebabkan oleh putusnya
tahun.
hubungan dengan orang-orang yang paling
Diperkirakan persentase penduduk lanjut
dekat dan disayangi, ketiga post power
usia akan mencapai 9,77 persen dari total
syndrome, hal ini banyak dialami lansia
penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,
yang
penduduk
meningkat
dari
seiring
Stres pada lansia dapat diakibatkan
lanjut tahun
usia ke
lansia
baru
yang
saja
sering
mengalami
mengalami
pensiun,
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371
kehilangan
kekuatan,
Susi Andriani
penghasilan
dan
kebahagiaan (Martono, 2006).
ketakutan, kecemasan, dan menarik diri (Versayanti, 2008).
Lansia seringkali
Setiap lansia mendambakan masa tua
menghayati penempatan mereka di Panti
yang tenang dan bahagia yang didukung
sebagai bentuk pengasingan dan pemisahan
oleh tempat tinggal yang nyaman. Terdapat
diri dari perasaan kehangatan yang terdapat
dua pilihan tempat tinggal untuk merawat
dalam keluarga, apalagi lansia yang masih
lansia, dimana lansia dapat dirawat dalam
punya
rawatan institusional atau non institusional.
bercukupan. Perasaan-perasaan negatif akan
Salah satu bentuk perawatan institusional
muncul dalam benak lansia dimana pada
bagi lansia adalah Panti Wredha, dimana
saat tertentu perasaan-perasaan tersebut
Panti Wredha merupakan sebuah tempat
akan
tinggal sebagai perwujudan pelayanan sosial
(Watson, 2003).
anak
dengan
timbul
dan
kondisi
menimbulkan
hidup
stres
terhadap lansia yang terlantar atau tidak
Rumah adalah tempat yang paling
mempunyai keluarga maupun lansia dari
baik bagi seorang lansia. Perawatan dirumah
keluarga yang tidak mampu untuk diberikan
sebagai contoh perawatan non institusi
perawatan atau pelayanan (sandang, pangan,
merupakan jenis pelayanan kesehatan yang
papan,
melaksanakan
berbasis pada komunitas dan berfokus pada
kesehatan, melaksanakan bimbingan mental,
pemberi pelayanan kesehatan untuk lansia
spiritual sehingga lansia dapat merasa aman
yang dilakukan dalam lingkungan tempat
dan tenang dalam menikmati masa tuanya,
tinggal.
dimana keluarga dari lansia mempunyai
memberikan
keterbatasan waktu, dana, tenaga, dan
emosional adalah keluarga, karena keluarga
kemampuan untuk merawat lansia, maka
adalah
komunitas
tempat tinggal yang menjadi pilihan adalah
dengan
lansia.
Panti Wredha (Versayanti, 2008).
pendukung
dan
kesehatan),
Sementara
orang
bantuan
utama
dan
kecil
yang
tepat
dukungan
yang terdekat
Keluarga
merupakan
dalam
memberikan
Menurut Nugroho, (2000) pandangan
perawatan terhadap lansia yang tinggal di
sebagian lansia keberadan di Panti adalah
rumah, namun banyak juga permasalahan
akibat penolakan keluarga terhadap dirinya
yang terjadi dalam keluarga yang menjadi
sehingga membuat mereka semakin stres
stressor bagi lansia. Dari hasil penelitian
berada di Panti. Beberapa hasil studi
bahwa persentase stres lansia yang tinggal
ditemukan bahwa penempatan lansia di
dirumah lebih rendah dibanding tinggal di
Panti Wredha bisa mendatangkan stres yang
Panti (Versayanti, 2008).
diakibatkan oleh timbulnya pertengkaran,
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371
Susi Andriani
Mekanisme pertahanan diri terhadap
Seujahtra Geunaseh Sayang berlokasikan di
koping adalah pemecahan masalah yang
jalan T. Iskandar Ulee Kareng Banda Aceh.
digunakan untuk mengelola stres (Keliat,
Dari hasil survey dan wawancara penulis
1999). Kemampuan koping dengan adaptasi
dengan kepala UPTD ditemukan data bahwa
terhadap stres merupakan faktor penentu
petugas panti terdiri dari seorang kepala
yang penting dalam kesejahteraan manusia.
panti, 3 tenaga kesehatan termasuk dokter
Penggunaan
umum dan perawat DIII serta 21 orang
strategi
mempengaruhi
koping
kemampuan
sangat seseorang
pengurus lainnya.
mengatasi sumber stres, jika seseorang
Permasalahan kesehatan yang dialami
mampu mengatasi sumber stres dengan
lansia di Panti sangat bervariasi mulai dari
menggunakan strategi koping yang efektif,
penyakit fisik yang paling banyak terjadi
maka stres akan menurun/tidak akan terjadi,
antara lain hipertensi, rheumatik, diabetes
namun
mampu
mellitus, osteoartitis, asma, dermatitis, dan
melakukan koping yang efektif maka akan
lain-lain. UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh
tetap berada dalam situasi stres atau
Sayang dihuni oleh 70 lansia yang terdiri
meningkat (Wenger, 2003).
dari lansia perempuan 46 orang dan lansia
jika
Upaya
individu
tidak
intervensi
selayaknya
dapat
kesejahteraan
lansia
keperawatan
laki-laki 24 orang yang berumur 60 s/d 90
meningkatkan
tahun dan berasal dari berbagai daerah
dengan
adanya
seluruh Aceh (Data dari UPTD Rumah
perubahan pola hidup kearah yang lebih
Seujahtra
sehat, dengan mengembangkan intervensi
Perbedaan daerah asal membawa pengaruh
yang mengarah pada
terhadap kebiasaan, gaya bicara dan tingkah
upaya promotif,
Geunaseh
lakunya,
ada di masyarakat tanpa mengabaikan upaya
pendidikan dan pengalaman masa lalu lansia
kuratif serta rehabilitasi untuk memelihara
juga
dan meningkatkan status kesehatan pada
perbuatannya (Sugandi, 2014)
Sayang
merupakan
dalam
belakang
segala
Ulee Kareng adalah suatu kecamatan
Unit Pelaksana Teknis Dinas Rumoh Geunaseh
berpengaruh
latar
2014).
preventif, dan pemberdayaaan potensi yang
lansia (Prabowo, 2007).
disamping
Sayang,
di Kota Banda Aceh yang terdiri dari 8 desa
tempat
yaitu gampong Ceurih, Doy, Ie Masen, Ilie,
pelayanan sosial milik Pemerintah Aceh
Lamglumpang, Lambhuk, Pango Raya,
yang bertujuan untuk menampung lansia
Pango Deah. Gampong Ceurih mempunyai
terlantar tidak punyak keluarga dan dari
lansia
keluarga yang tidak mampu. UPTD Rumoh
mempunyai lansia perempuan 48 orang, Ie
perempuan
53
orang,
Doy
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371
Susi Andriani
masen mempunyai lansia perempuan 32
empat yaitu tidak stres, tingkat stres ringan,
orang, Ilie mempunyai lansia perempuan 80
sedang, dan tinggi.
orang, Lamglumpang mempunyai lansia perempuan 38 orang, Lambhuk mempunyai
Metode
lansia perempuan 14 orang, Pango Raya
Desain penelitian
mempunyai lansia perempuan 37 orang,
Penelitian ini adalah penelitian analitik
Pango Deah mempunyai lansia perempuan
dengan menggunakan pendekatan cross
12 orang, jumlah keseluruhan lansia 314
sectional
orang (Data dari kecamatan Ulee Kareng
menggambarkan hubungan antar variabel.
Banda Aceh, 2014)
Populasi dan sampel
yang
bertujuan
untuk
Dalam penelitian ini peniliti melihat
Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia
lansia yang tinggal bersama keluarga dan di
perempuan yang tinggal bersama keluarga
UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang
di Wilayah Puskesmas Ulee Kareng Kota
di Puskesmas Ulee Kareng. Penelitian ini
Banda Aceh berjumlah 314 orang, dan
adalah analitik dengan pendekatan cross
lansia perempuan yang tinggal di Panti 46.
sectional study dengan jumlah sampel lansia
Teknik pengambilan sampel total sampling
bersama
lansia
untuk lansia di Panti dan Propotional lansia
perempuan dan jumlah lansia di UPTD
yang tinggal dirumah. Sampel berjumlah
Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang yaitu 46
106 orang.
lansia
Tempat dan Waktu Penelitian
keluarga
yaitu
314
perempuan juga. Selama ini di
wilayah Ulee Kareng belum ada penelitian
Penelitian
ini
dilakukan
di
Wilayah
tentang strategi koping lansia.
Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh
Dari uraian di atas menunjukkan
dan di Panti. Penelitian dilaksanakan pada
bahwa berbagai fenomena dari para ahli
bulan Januari sampai dengan Desember
maupun dari masyarakat tentang respon
tahun 2014.
yang muncul ketika seseorang dihadapkan
Hasil
pada situasi stres, baik pada lansia yang
Hasil Hasil analisa statistik karakteristik
tinggal bersama keluarga dan di panti,
responden
menggambarkan
dimana kedua tempat tinggalnya tersebut
responden
yang
tinggal
dapat menimbulkan stres dengan tingkatan
berdasarkan
umur,
pendidikan,
yang berbeda. Potter & Perry (2005)
perkawinan dapat dilihat pada tabel 4.1
mengkategorikan
tingkat
stres
menjadi
distribusi dirumah status
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371
Susi Andriani
Berdasarkan
Tabel. 4.1
karakteristik
lansia
Distribusi Responden Berdasarkan
menurut umur,
Kategori Umur, Pendidikan,Status
perkawinan lansia yang tinggal di Panti
Perkawinan
pada tabel 4.2 diketahui mayoritas lansia berusia
Di Rumah (N=60) Berdasarkan
tabel
4.1karakteristik
60-74
pendidikan dan status
tahun
35
Variabel
lansia menurut umur, pendidikan dan status
Jumlah Frekuensi Persentasi
perkawinan lansia yang tinggal dirumah diketahui proporsi lansia berdasarkan umur banyak berusia antara 60-74 tahun 33(55%), berpendidikan Tingkat SD 45(75%), dan status perkawinan banyak lansia yang menikah 35(58.3%).
(76.1%),
(%) Umur (tahun) 1. 60-74
33
55
2. 75-90
27
45
3. > 90
0
0
1. SD
45
75
2. SMP
15
25
3. SMA
0
0
1. Menikah
35
58.3
2. Janda
25
41.7
Pendidikan
Tabel. 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Umur, Pendidikan, Status Perkawinan Di Panti (N=46) Variabel
Status Perkawinan
Jumlah Frekuens
Persentas
i
i (%)
1. 60-74
35
76.1
2. 75-90
10
21.7
3. > 90
1
2.2
1. SD
41
89.1
2. SMP
4
8.7
3. SMA
1
2.2
1. Menikah
0
0
2. Janda
46
100
Umur (Tahun)
berpendidikan Tingkat SD 41(89.1%) dan
Pendidikan
status perkawinan lansia 46 (100%) lansia janda. Hubungan strategi koping lansia yang tinggal di rumah dan di panti menggunakan
Status Perkawinan
uji chi-square dapat dilihat pada tabel berikut:
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371
Susi Andriani
Tabel. 4.3
4. Selalu digunak
Distribusi Strategi Koping Pada lansia
an
yang tinggal di Rumah dan di panti (N=106)
No
Strategi Lansia di
Lansiadi
koping Rumah
Panti
P
3
Religious
Value
Coping
Frekuen Persenta Frekuen Persenta si
si (%)
si
1. Tidak
si (%)
an
Problem
digunak
Coping 0
0
0
3. Sering 1
1.7
8
0
0
0
0
0
14
23.3
9
21.7
46
76.7
37
78.3
0.412
digunak
17.4
2. Jarang
an
0.001 28
46.7
28
4. Selalu
60.9
digunak
an 3. Sering
0
an
0
digunak
digunak
0
2. Jarang
Focused
an
0
digunak
1 Strategi
1. Tidak
Strategi
31
51.7
10
an
21,7
Dari Tabel 4.3 data strategi koping
digunak an
diperoleh persentase tertinggi penggunaan
4. Selalu
strategi Problem focused coping pada lansia
digunak
di
an
rumah
termasuk
kategori
selalu
digunakan (51.7%), dan pada lansia yang
2 Strategi Emotional
tinggal di panti persentase tertinggi pada
Focused
kategori sering digunakan (60.9%), hasil uji
Coping 1. Tidak
statistik menunjukkan ada perbedaan yang 0
0
0
0
digunak an
1
1.7
16
34.8
44
73.3
23
50
15
25
7
15.2
an 3. Sering digunak an
penggunaan
strategi
koping
problem focused coping lansia yang tinggal di rumah dan panti (P value < 0.05). Data
2. Jarang digunak
signifikan 0.001
presentasi tertinggi penggunaan strategi koping emotional focused coping pada lansia yang tinggal dirumah termasuk kategori
sering
digunakan
(73.3%),
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371
Susi Andriani
sedangkan lansia yang tinggal dipanti pada
dan
status perkawinan lansia 46(100%)
kategori sering digunakan (50%), hasil uji
janda.
statistik menunjukkan ada perbedaan yang
Hasil analisa bivariat menunjukkan
signifikan penggunaan emotional focused
ada hubungan antara strategi problem
coping lansia yang tinggal di rumah dan
focused, emotion focused coping dengan
panti (P value < 0.05). Data persentase
lansia yang tinggal di rumah dan dipanti dan
tertinggi
religious
strategi religous coping tidak ada perbedaan
coping lansia tinggal dirumah pada kategori
antara lansia yang tinggal dirumah dengan
selalu digunakan (76.7%) dan lansia yang
di panti. Penelitian ini menunjukkan bahwa
tinggal di panti pada kategori selalu
lansia yang tinggal di rumah dan di panti
digunakan juga (78.3%), hasil uji statistik
telah menggunakan strategi koping yang
menunjukkan tidak ada perbedaan strategi
cukup variatif dalam memecahkan masalah
religious coping lansia yang tinggal di
yang mereka hadapi, kolaborasi ketiga
rumah dan panti (P value > 0.05).
strategi problem focused coping, emotional
penggunaan
strategi
focused, dan religous coping merupakan langkah paling tepat dan akan membawa
Pembahasan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan
tempat
tinggal
pengaruh yang sangat baik pada individu yang sedang dihadapkan masalah.
dengan strategi koping yang digunakan
Hasil penelitian ini sesuai dengan
lansia. Hasil analisa data penelitian tentang
pendapat Lazarus dan Folkman (1984) yang
gambaran karakteristik lansia yang tinggal
mengatakan
dirumah
coping lebih banyak digunakan pada situasi
diketahui
proporsi
lansia
emotional
mampu
yang
60-74 tahun 33(55%),
sangat banyak
keterbatasan sumber daya. Keadaan lansia
berpendidikan pada kategori SD 45(75%)
dipanti dapat digambarkan dengan sumber
dan banyak lansia
status perkawinan
stres yang banyak dan kondisi kesehatan
menikah 35(58.3%), sedangkan analisa data
lansia yang lemah akibat penyakit fisik
pada lansia yang tinggal di Panti diketahui
sehingga sangat memungkinkan bagi lansia
proporsi lansia
untuk
berusaha
diubah
focused
berdasarkan umur banyak berumur antara
berdasarkan umur sangat
tidak
bahwa
menerima
karena
kenyataan.
banyak ditemukan umur antara 60-74 tahun
Mengingat lansia di keluarga banyak sistem
35(76.1%),
pendukung yang menjadi sumber daya
sangat
banyak
lansia
berpendidikan pada kategori SD 41(89.1%),
dalam
mengatasi
Sementara
hasil
stres
pada
lansia.
penelitian
juga
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371
Susi Andriani
menunjukkan bahwa lansia di Panti lebih
hasil penelitian lain oleh Mark (1997) yang
banyak
problem
mengatakan bahwa tempat tinggal sangat
focused coping, hal ini cukup relevan
mempengaruhi emosional dan kesehatan
mengingat lansia di Panti memiliki tingkat
fisik seseorang. Holmes dan Rahe (1967),
stres yang tinggi, sehingga memaksa mereka
dalam
banyak
problem
lingkungan tempat tinggal sebagai sumber
focused coping disamping itu kondisi lansia
stress urutan ke-27 dari 41 dengan skor 25
di Panti yang hidup dalam satu lingkungan
dari total skor 100.
menggunakan
menggunakan
strategi
strategi
tempat tinggal dan sangat memungkinkan
Miller,
Penelitian
(2004)
lain
menempatkan
yang
mendukung
lansia berinteraksi dengan sesama termasuk
Watson (2003) berpendapat bahwa menurut
menyelesaikan masalah dengan sesama
pandangan
lansia ketika terjadi konflik, karena menurut
dipanti adalah akibat penolakan keluarga
petugas Panti banyak sekali diantara lansia
terhadap dirinya sehingga membuat mereka
terjadi
yang
semakin stress berada dipanti. Beberapa
menjadi salah satu sumber stres pada lansia
hasil studi ditemukan bahwa penempatan
di Panti.
lansia di Panti bisa mendatangkan stress
konflik
antar
sesamanya
Penelitian ini menunjukkan bahwa
yang
sebagian
diakibatkan
lansia
oleh
keberadaan
timbulnya
lansia yang tinggal dirumah dan yang
pertengkaran, ketakutan, kecemasan, dan
tinggal panti telah menggunakan strategi
menarik diri. Terlebih dalam konteks ke-
koping
dalam
Indonesiaan pada umumnya bahwa lansia
memecahkan masalah yang mereka hadapi,
seringkali menghayati penempatan mereka
dikarenakan tinggal permasalahan yang
di Panti sebagai bentuk pengasingan dan
dihadapi berbeda antara lansia yang tinggal
perpisahan dari perasaan kehangatan yang
di rumah dengan di Panti, dan dimana lansia
terdapat dalam keluarga, apabila lansia yang
yang tinggal di Panti cenderung lebih
masih memiliki anak dengan kondisi hidup
banyak mengalami stress dibandingkan
berkecukupan.
yang
cukup
variatif
dengan lansia yang tinggal di rumah (Al-
Hasil
penelitian
juga
ditemukan
Nasir & Alhadad, 1999). Didukung dengan
bahwa lansia di keluarga memiliki status
hasil studi Intermill & McCuan (1991),
pernikahan, dibandingkan dengan di Panti
dalam Boyd & Nihart, (1998) bahwa15-25%
semuanya berstastus janda. Fenomena ini
lansia
keatas
mengambarkan kondisi status pernikahan
mengalami gangguan mental dan persentase
lansia di Panti sudah tidak memiliki
tersebut meningkat dengan institusional, dan
pasangan hidup dibandingkan dengan lansia
yang berusia
65
tahun
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371
Susi Andriani
yang tinggal di rumah. Berdasarkan teori
adalah kekuatan yang stabil untuk mengatasi
kesinambungan (continuity theory), Miller
stress dan mengontrol emosi terhadap situasi
(2004) mengemukakan proses penuaan erat
stress. Lebih lanjut Lazarus menegaskan
kaitannya dengan adanya kesinambungan
bahwa
dalam siklus kehidupan lansia, dimana
khusus yang dimiliki individu termasuk
pengalaman hidup seseorang pada suatu
pemikiran dan pengalaman dalam memilih
waktu menjadi gambarannya pada saat ia
koping.
menjadi lansia. Disini lansia cenderung untuk
mempertahankan
kelanjutan
koping
melibatkan
kemampuan
Hasil penelitian ini sesuai dengan
dari
hasil penelitian Al Nasir & Al hadad (1999)
kebiasaan, dan kesenangan mereka secara
yang menggambarkan bahwa persentase
konsisten sesuai kepribadian walau hidup
lansia yang tinggal di Panti cenderung
tanpa pasangan (Stuard and Laraia, 2005),
mengalami stress dibanding yang tinggal di
namun bagi individu yang tidak adaptif
rumah.
cenderung menimbulkan stress (Roy, 1997),
Istiadonna (2004) bahwa lansia yang tinggal
dalam Tomey & Alligood, (2006).
dipanti mengalami depresi ringan sebanyak
Upaya untuk mengurangi tekanan
Penelitian
lain
Nurleli
dan
37 orang (54.41%), dimana stress memiliki
psikologis dapat pula dilakukan dengan cara
hubungan
yang
mencari dukungan, keadaan ini terlihat dari
terjadinya depresi.
sangat
erat
terhadap
upaya lansia yang sering berkonsultasi pada
Seseorang apabila mengalami depresi
kepala panti dan penyedia kesehatan yang
atau masalah tidak mampu berespon dan
dianggap orang yang mampu memecahkan
beradaptasi terhadap stressor dengan baik,
masalah mereka.
respon dan adaptasi terhadap stressor juga
Menurut Pargament (1997) koping
dipengaruhi oleh sistem dukungan yang
ditemukan ketika individu dihadapkan pada
dimiliki
beberapa situasi, dimana koping merupakan
dukungan sosial menyebabkan lansia tidak
proses
dan
dapat menggunakan strategi koping dengan
Pargament
baik. Didukung hasil penelitian Hariyanthi
mengatakan ketika individu dihadapkan
dan Istiadonna (2004) tentang tingkat
pada sebuah stressor maka akan berusaha
dukungan sosial pada lansia di Panti Sosial
mengatasinya
menggunakan
Jroh Naguna Aceh, dari 68 orang responden
beberapa respon dan tindakan yang mungkin
51.47% memiliki dukungan yang rendah.
untuk dilakukan. Lazarus (1984), dalam
Hal ini menambah asumsi bahwa kondisi di
Hill, (2004) menegaskan bahwa koping
panti rentan akan kejadian stress.
yang
multilayered.
multidimensional Lebih
dengan
jauh
lansia.
Rendahnya
tingkat
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371
Susi Andriani
Strategi koping merupakan proses
Aceh (P value=0.001), sedangkan tidak ada
yang dinamik terhadap tingkat stress yang
penggunaan
memiliki persamaan berbanding terbalik,
dengan lansia yang tinggal dirumah dan di
dimana semakin tinggi penggunaan strategi
panti
koping makan akan menghasilkan adaptasi
Meningkatkan
dan dapat meningkatkan integritas fisiologik
lansia secara aktif dalam menggunakan
dan psikologik individu sehingga akan
stategi koping yang efektif untuk mengatasi
semakin menurunkan tingkat stress. Strategi
stress pada lansia.
(P
strategi
value
religious
>
0.05).
partisipasi
coping
Diharapkan
keluarga
dan
koping merupakan hal yang sangat berperan penting dalam upaya mengatasi stress.
Referensi
Namun
Akhmadi, 2009. Aging process. Retrieved
keberhasilan
perilaku
koping
didasarkan atas tiga fungsi yaitu: pertama,
Januari
menghilangkan atau memodifikasi kondisi
http://rajawana.com/artikel/kesehata
yang
n
menimbulkan
mengendalikan
arti
masalah; pengalaman
kedua,
26,
2014,
from
yang
Badan Pusat Statistik, 2009. Jurnal Census
dipersepsikan, dan ketiga mempertahankan
Bureau, Internasional Data base.
konsekuensi emosional agar masih dalam
U.S.
batas kemampuan mengatasinya (Yani,
diakses Tgl 27 April 2014).
1997).
Boyd,
(
M.A,
http//:www.Internasional,
&
Nihart,
M.A
1998.
Kesimpulan
Psychiatric Nursing; Comtempoary
Karakteristik dari 60 responden yang tinggal
Practice. Philadelpia: New York.
dirumah berusia antara 60-74 tahun 55%,
Budiharto, E, 2004. Metodelogi Penelitian
berpendidikan tingkat SD 75% dan status
Kedokteran:
perkawinan menikah 58.3%, sedangkan
Jakarta. EGC.
Sebuah
Pengantar.
karakteristik dari 46 responden yang tinggal
Brunner & Suddarth, 2008. Buku ajar
di Panti proporsi lansia berusia 60-74 tahun
keperawatan medical bedah, Edisi 8,
76.1%, berpendidikan tingkat SD 89.1% dan
Volume 3, Penerbit EGC, Jakarta
status perkawinan semuanya janda 100%.
Departemen Sosial RI, 2006. Kesejahteraan
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada
Lanjut
hubungan
Pelayanan Sosial Lanjut Usia :
strategi
yang
signifikan
penggunaan
Problem Focused Coping dan
Emotional Focused Coping lansia yang tinggal dirumah dengan di Panti Kota Banda
Usia.
Direktorat
Bina
Jakarta. Dharma. K. K 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan
:
Panduan
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371
Susi Andriani
Melaksanakan
Dan
Menerapkan
Hasil Penelitian. Jakarta ; Trans Info Media.
www.proquest.com/pqdauto, diakses tanggal 10 Maret 2014. Keliat, B.A, 1999. Penatalaksanaan Stres.
Friedman, & Marilyn, M. 2010. Buku ajar keperawatan keluarga: Riset, teori dan praktik. Jakarta: EGC.
Jakarta: Penerbit Kedoktoran EGC. Kozier, Erb, 2002. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan
Hariyanthi, Y & Istiadonna. 2004. Tingkat Dukungan Sosial Pada Lanjut Usia di Panti Meuligo Jroh Naguna.
Praktik volume 2 edisi 7. Jakarta: EGC. Kuntjoro, Z.S. 2002. Gangguan Psikologi
Banda Aceh: PSIK Unsyiah. Tidak
dan
dipublikasikan.
http:www.e-
Hawari, Dadang, 2006. Manajemen Stres Cemas
dan
Fakultas
Depresi.
Kedokteran
Jakarta;
Pada
Demensia.
psikologi.com/epsi/lanjutusia. Diakses tanggal 11 Oktober 2014
Universitas
Syiah Kuala Hernama.
Perilaku
Lazarus, R.S, & Folkman, S, 1984. Stres,
2011.
Hubungan
Dukungan
Keluarga Dengan Perilaku Lansia Dalam Pengendalian Hipertensi Di Kecamatan Koja Jakarta Utara. Fakultas
Ilmu
Keperawatan
Universitas Indonesia
Appraisal, and Coping. Springer Publishing Company, Newyork. Lazarus, S. Richard, 2007. Stres And Emotion. New York. Maramis,
W.F,
2009.
Kedokteran
Hidayat, LN, 2009. Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat Depresi pada
Catatan
Jiwa.
Ilmu
Surabaya:
Airlangga University Press. Mark. 1997. Stress Management. Diakses
Lansia di Kelurahan Daleman, FK
tanggal
Universitas
http://diabetes.castress_Management
Muhammadiyah
(www//orang
Libroxy/Fun
Pdf.
Diakses pada tanggal 23 Februari, 2014
Dissertation Science,
Maret
2014
di
.com Martono. 2006. Buku ajar geriatri: Ilmu kesehatan usia lanjut edisi ketiga.
Hill, S.A, 2004. Stres and Coping among Elderly
12
African Doctor
Americans. of
nursing
Jakarta: Fakultas Kedokteran UI. Miller, C.A, 2004. Nursing for Wellness in Older Adult : Theory & Praktice Philadephia : J.B. Lippinocort. Co.
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371
Susi Andriani
Mubarak, I.W, & Santoso A, & Patonah, S,
Stanhope, M & Lancaster, J.A., 2004.
2006. Teori dan Aplikasi dalam
Community
Praktik.
Nursing. St.Louis, Missouri: Mosby
Ilmu
Keperawatan
Komunitas 2. Jakarta.
Stuart, Gail. W,
Notoatmodjo, 2007. Metodelogi Penelitian Kesehatan.
Jakarta:
PT
(edisi dua). Jakarta: EGC. Prabowo,
2007.
untuk
Potter
Health
2009. Principles and
Edition St. Louis, Missiuri : Mosby. Stuart,
Nugroho, W 2000. Keperawatan Gerontik
Public
Practice of Psychiatric Nursing,
Rineka
Cipta.
and
G.W.,
&
Principles
Laraia, and
M.T.
2005.
Practice
of
Psychiatric Nursing. Eight edition.
Treament Meta Music Menurunkan
Stres.
Elsevier Mosby. Sugiyono,
2008.
Metode
Penelitian
http//www.google.co.id. di akses 18
Kuantitatif dan Kualitatif. Edisi
Maret 2014.
Keempat
&
Perry,
2005.
Buku
Ajar
Fundamental Keperawatan. Konsep,
Bandung:
Penerbit
Alfabeta. Bandung. Sunaryo,
2004.
Psikologi
untuk
Proses Dan Praktik. Vol. I. Jakarta:
keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
EGC.
Kedokteran EGC.
Pukesmas Ulee Kareng Banda Aceh, 2014. Profil Lansia Tahun 2014.
Suyadi, 2007. Buku Ajar Geriatri. Jakarta: FIK UI
Salamah, P.M, 2005. Painting With Hearth:
Tahlil T., Coveney, J., Woodman, R Ward,
Apa dan Bagaimana Manfaatnya
P,.
Melalui
Psikologi.
Recommendation for an Effective
Seminar dan Workshop Art therapy.
smoking prevention program for
Fakultas
Indonesian
Perspektif
Psikologi
Universitas
Indonesia. Jakarta.
Pacific
Sastroasmoro, S., & Ismael, S. 2001. Dasar-
(2013).
Exploring
Adolescent. Journal
Of
Asian Cancer
Prevention. Vol 14. Diakses 5
dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Agustus
Edisi kedua. Segung Seto. Jakarta.
http://dx.doi.org/10.7314/APJCP.20
Smeltzer, Suzanne C, 2001. Buku Ajar Keperawatan
Medikal
Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.
di
13.14.2.865 Townsed, Mary. C, 2003. Psychiatric Mental Healt Nursing Concepts of Care, Edition. Philadelphia. F.A. Davis compani.
Jurnal Ilmu Keperawatan ISSN: 2338-6371
Susi Andriani
Tomey & Martha Raile Alligood. 1998. Nursing Theorist and Their Work. Mosby erat. Varcoralis,
E.M, & Carson, V.B, &
Shoemaker, 2006. Faundations of psychiatric Mental Health Nursing: A.Clinical Approach, ST. Louis Elsevier. Videbeck,
S.L
2008
Keperawatan
Buku
Jiwa;
Ajar
Psyciatric
Mental Health Nursing. Penerbit Buku Kedokteran. EGC Watson, R 2003. Perawatan pada Lanjut Usia. Jakarta: EGC Wenger, S, 2003. Religious Coping in People Ages Sixty Years and Older, www.proquest.
Com/pqdauto.
Diakses 9 Maret 2014.
Wood,
R.T.
1993.
Management
Psychosocial
of
Depression,
International Review of Psychiatry, 5, 427-436 Wong, D.L., Hockenberry, M. Wilson, D., Winkelstein, M.l., & Schwartz, P. (2009). Buku ajar keperawatan pediatric edisi 6 volume 2. Jakarta : EGC Yani, A. 1997. Analisa Konsep Koping; Suatu
Pengantar;
Keperawatan Indonesia.
Jurnal