perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STUDI KASUS IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN KERJA PADA PERUSAHAAN JASA KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SURAKARTA Case Study of Implementation on The Safety Work Program at Construction Contractor Firms in Surakarta TUGAS AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
FAQIH ANDY MAULANA I 0105075
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR PERSETUJUAN
STUDI KASUS IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN KERJA PADA PERUSAHAAN JASA KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SURAKARTA Case Study of Implementation on The Safety Work Program at Construction Contractor Firms in Surakarta TUGAS AKHIR
Oleh:
FAQIH ANDY MAULANA I 0105075 Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Persetujuan Dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Ir. Adi Yusuf Muttaqin, MT Fajar Sri Handayani, ST, MT NIP. 19581127 198803 1 001commit to user NIP 19750922 199903 2 001
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN
STUDI KASUS IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN KERJA PADA PERUSAHAAN JASA KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SURAKARTA TUGAS AKHIR Disusun Oleh:
FAQIH ANDY MAULANA I 0105075 Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret pada tanggal: 11 Oktober 2010
1. Ir. Adi Yusuf Muttaqin, MT NIP. 19581127 198803 1 001
( ......................................... )
2. Fajar Sri Handayani, ST, MT NIP. 19750922 199903 2 001
( ......................................... )
3. Ir. Delan Soeharto, MT NIP. 19481210 198702 1 001
( ......................................... )
4. Ir. Sugiyarto,MT NIP. 19551121 198702 1 002
( ......................................... )
Mengetahui, a.n. Dekan Fakultas Teknik UNS Pembantu Dekan I
Disahkan, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS
Ir. Noegroho Djarwanti, MT NIP. 19561112 198403 2 007 commit to user
iii
Ir. Bambang Santosa, MT NIP. 19590823 198601 1 001
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)."(Al-Kahfi :10 )
PERSEMBAHAN Karya sederhanaku ini kupersembahkan untuk : v Terima kasih Allah SWT yang telah menuntunku menjadi pribadi yang lebih baik. v Terimakasih kepada Rasulullah SAW sebagai uswatun khasanah semoga sholawat serta salam tercurahkan pada beliau. v Simbok Menik Kusniyati yang selalu mendoakan, memberikan kepercayaan penuh dan sanggup menjadi figur panutan dalam hidup saya. v Alm. Bapak Sardjono yang sempurna menjadi seorang ayah bagi saya. v Kakakku Fatla Yasmine Masyitoh, S.PdI dan Fakhry Adjie Hidajat, S.Pd dan Adikku Yunus Hanung Amanullah yang meberikan segala cinta. v Budhe Siti Munawir
yang memberikan perhatian dan mengarahkan saya
dalam memperoleh penghasilan dari berjualan batik untuk biaya kuliah saya. v Pakdhe Suryanto,S.E dan Pakdhe Ir. Suryoto, MT yang selalu menanyakan kapan saya lulus. v Riana Afiati Mufidah,S.E atas kasih sayang, cinta, semangat dan doa bagi saya . Syukron Jazzid sudah mau menunggu...... v Sahabatku, Aditya Jaya Mardika, M. Abdul Wahid, Arief Rachman, Ersta Widyaningrum, yang selalu memberi semangat dari awal sampai hari ini.
commitivto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
v Rangga, M. Arifin, Heru (Pongge), Najib, Malik, Sigit, Wijoyo, Sri Wiyono, Dian Fajri, Hafiedz, M. Aziz, Adi, Martha, Pungki, Didik, Primanda terima kasih atas segala dukungannya dalam pengerjaan tugas akhir ini. v Serta Teman-teman CIVILIANO RONGEWULIMO yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungannya. v Keluarga besar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS.
commitvto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Faqih Andy Maulana, 2010, “Studi Kasus Implementasi Program Keselamatan Kerja pada Perusahaan Jasa Kontraktor Konstruksi Di Surakarta”, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Program keselamatan kerja merupakan suatu prosedur tertulis yang dirancang oleh perusahaan kontraktor dangan tujuan untuk mengendalikan lingkungan kerja dan pekerja sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Keterlibatan secara aktif dari manejemen perusahaan kontraktor sangat penting artinya bagi terciptanya tindakan dan kondisi lingkungan yang aman atau kecelakaan nihil (zero accident). Tujuan penelitian untuk mengetahui bentuk implementasi program keselamatan kerja pada perusahaan jasa konstruksi di Surakarta, membuktikan bahwa adanya faktor penghambat ;yang berupa kesalahan pekerja (human error); dalam pelaksanaan program keselamatan kerja berpengaruh terhadap tingginya tingkat kecelakaan kerja yang terjadi dalam suatu proyek. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Metode pengambilan sampel acak dilakukan dengan cara pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling). Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis metode Chi Square (probabilitas) untuk pengujian hipotesis. Hasil analisis data menunjukan perusahaan kontraktor konstruksi di Surakarta menanggapi penting dalam melaksanakan program keselamatan kerja. Alasan pentingnya dalam melaksanakan program keselamatan kerja didapat hasil antara lain: Humanity Motive (26%), Economy Motive (25%), Prestige Motive (24%), The Policy Motive (25%). Hambatan dalam melaksanakan program keselamatan kerja didapat hasil antara lain: kurangnya kesadaran pekerja(17%), kurangnya kedisiplinan pekerja(17%), rendahnya pendidikan pekerja(16%), bahasa komunikasi antara atasan dan pekerja(17%), kurang membudayanya keselamatan kerja pada pekerja(16%), adanya deadline proyek(17%). Terbukti bahwa adanya faktor penghambat ;yang berupa kesalahan pekerja (human error); dalam pelaksanaan program keselamatan kerja berpengaruh terhadap tingginya tingkat kecelakaan kerja yang terjadi dalam suatu proyek. Kata kunci : keselamatan kerja, kecelakaan kerja, kontraktor.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Faqih Andy Maulana, 2010, "Case Study Implementation of Safety Program in Construction Contractors Firms In Surakarta", Thesis, Department of Civil Engineering Faculty of Engineering, University of Eleven March, Surakarta. Safety program is a written procedure designed by the contractor firm view the purpose of controlling the work environment and workers so as to prevent accidents. Active involvement of company management contractor is very important for the creation of action and safe environmental conditions or zero accident. The purpose of the study to determine the form of implementation of safety programs at construction companies in Surakarta, proving that the inhibiting factor; a form of human error; in the implementation of safety programs influence the high rates of workplace accidents that occur in a project. This research uses descriptive analytical method. Random sampling method was done by simple random sampling. The analysis used descriptive analysis and Chi Square analysis method (probability) for testing hypotheses. Results of data analysis shows construction contracting company in Surakarta respond essential in implementing safety programs. The reason for the importance in implementing the safety program obtained results are: Humanity's Motive (26%), Economy Motive (25%), Prestige Motive (24%), The Policy Motive (25%). Obstacles in implementing safety programs obtained results include: lack of awareness of workers (17%), lack of discipline workers (17%), low education level of workers (16%), the language of communication between bosses and workers (17%), lack of safety culture the workers (16%), the project deadline (17%). Proved that the presence of inhibiting factors, in the form of human error; in the implementation of safety programs affect the high level of workplace accidents that occur in a project. Keywords: safety, work accidents, the contractor.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Alhamdullilah puji syukur senantiasa Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Studi Kasus Implementasi Program Keselamatan Kerja Pada Perusahaan Jasa Kontruksi di Surakarta”.
Penyusunan tugas akhir ini bertujuan untuk melengkapi salah satu persyaratan guna meraih gelar Sarjana Teknik pada jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan tugas akhir ini mengharapkan mahasiswa mampu mempunyai daya analisa yang tajam serta dapat memperdalam ilmu yang diperoleh selama masa kuliah.
Penyusunan tugas akhir tidak lepas dari bantuan berbagai pihak sehingga dalam kesempatan ini secara khusus ingin disampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ir. Adi Yusuf Muttaqien, MT, dan Fajar Sri Handayani, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta masukan yang sangat berguna bagi penulisan skripsi ini. 2. Segenap pimpinan Fakultas Teknik dan pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. 3. Ir. Sofa Marwoto, selaku Pembimbing Akademis. 4. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tak dapat disebutkan satu persatu. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, September 2010
Penyusun
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………....
i
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………….
ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………....
iv
ABSTRAK……………………………………………………………………
vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………..
viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
ix
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………...
xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..... xiv DAFTAR NOTASI ..…………………………………………………………
xv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………
xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Masalah……………………………………………...
1
1.2.
Perumusan Masalah……………………………………………….....
2
1.3.
Hipotesis ……...……………………………………………………...
2
1.4.
Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Masalah ………………….....
2
1.5.
Tujuan Penelitian …………..………………………………………...
2
1.6.
Manfaat Penelitian …………………....……………....……………...
3
1.7.
Sistematika Penulisan ……………………………………..................
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Tinjauan Pustaka ...……………………………………………….......
5
2.1.
Landasan Teori .…………………………………………....................
7
2.2.1. Program Keselamatan Kerja .………………………………………...
7
2.2.2. Alasan Pentingnya Keselamatan Kerja …………………….…….......
8
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.3. Hambatan Implementasi Keselamatan Kerja ……………………….. .
9
2.2.4. Elemen-Elemen Program Keselamatan Kerja………………………… 10 2.2.4.1. Pemahaman Filosofi Keselamatan Kerja.............................………....
10
2.2.4.2. Penetapan misi keselamatan kerja........................................………...
10
2.2.4.3. Penetapan pimpinan divisi keselamatan kerja............................…...... 11 2.2.4.4. Analisa sumber bahaya........................................................………....
11
2.2.4.5. Pertemuan prakonstruksi antara pernilik dan kontraktor......………...
12
2.2.4.6. Checklist implementasi keselamatan kerja..........................………....
12
2.2.4.7 Rancangan rencana darurat untuk keadaan bahaya.............………....
13
2.2.4.8. Penyediaan Fasilitas keselamatan kerja................................………...
13
2.2.4.9. Pertemuan Keselamatan Kerja........................................………... .....
13
2.2.4.10. Pelatihan Keselamatan Kerja......................................………............
14
2.2.4.11. Inspeksi Lapangan......................................………............................
15
2.2.4.12. Pelaporan, Investigasi dan Pencatatan Kecelakaan Kerja.....…..........
16
2.2.4.13.Alokasi Dana Keselamatan Kerja dan Pemilihan Asuransi/Jamsostek. 16 2.2.4.14. Program Kesehatan Kerja bagi Pekerja......................................…....
17
2.2.4.15. Pemberian Reward/Bonus/Insentif Bagi Mandor...............................
18
2.2.5.
Analisis Statistik ……………………………………………….………18
2.2.5.1. Populasi dan sampel ………………………………………….………. 18 2.2.5.2. Analisis Deskriptif ……………………………………………….…… 20 2.2.5.3. Uji Validitas ………………………………………………………….. 20 2.2.5.4. Uji Reliabilitas ……………………………………………………….. 21 2.2.5.5. Uji Hipotesis …………………………………………………………. 21
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1.
Metode Penelitian………………………………………………..........
3.2.
Ruang Lingkup Penelitian..……………………………….................... 24
3.3.
Populasi dan Sampel Penelitian ..……………………………….........
24
3.3.1. Populasi Penelitian ..…………………………………………….........
24
3.3.2. Responden ..……………………….…………………………….........
24
commit to user ix
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel ..………………………………….........
24
3.4.
Metode dan Prosedur Pengumpulan Data ……………………………
24
3.4.1. Studi Literatur ..………………...……………………………….........
24
3.4.2. Metode Survei Lapangan ..……………………………………...........
24
3.5.
Peralatan yang Digunakan ……..……………………………………..
25
3.5.1. Perangkat Lunak (Software) …………….............................................
25
3.5.2. Perangkat Keras (Hardware) ………………………………………....
25
3.6.
Identifikasi Variabel Kuesioner ………………………………………
26
3.6.1. Variabel Jenis Alasan Pentingnya Keselamatan Kerja……..................
26
3.6.2. Variabel Jenis Hambatan Implementasi Keselamatan Kerja……….....
26
3.6.3. Variabel Jenis Implementasi Program Keselamatan Kerja.. .................
27
3.7.
Desain Kuesioner ……………………………………………………..
29
3.8.
Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ........................................
29
3.8.1. Kompilasi data ………………………………………………………..
29
3.8.2. Uji Validitas dan Reabilitas …………………………………………..
29
3.8.3. Analisis Deskriptif ……………………………………………………
29
3.8.4. Analisis Hipotesis …………………………………………………….
30
3.9.
31
Diagram Alir Tahapan Penelitian …………………………………….
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.
Uji Statistik …………..…………….........…………………………… 32
4.1.1.
Uji Validitas …..…………………………………………...................
32
4.1.2.
Uji Reliabilitas …………………….....................................................
35
4.2.
Analisis Data ………………………………..……..............................
35
4.2.1
Rekapitulasi data responden ………………………………..…..........
35
4.2.1.1. Tipe proyek yang sering ditangani ……………………..…….............
35
4.2.1.2. Tipe pemilik proyek yang sering bekerjasama …………………........
36
4.2.1.3. Jenis kontrak yang sering dipakai …………………................... ........
37
4.2.2.
Alasan pentingnya keselamatan kerja ……………………………......
37
4.2.3.
Hambatan penerapan program keselamatan kerja ………...................
39
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.2.4.
Pemahaman filosofi keselamatan kerja ……………………………....
40
4.2.5.
Penetapan pimpinan keselamatan kerja ………………………….......
41
4.2.6.
Pertemuan prakonstruksi antara pemilik dan kontraktor ………….....
42
4.2.7.
Membentuk komite keselamatan kerja …………................................
43
4.2.8.
Pelaporan, Investigasi dan Pencatatan kecelakaan kerja …………...... 44
4.2.9.
Penetapan misi keselamatan kerja …………........................................ 45
4.2.10. Analisa sumber bahaya …………......................................................... 46 4.2.11. Checklist implementasi keselamatan kerja pada proyek yang telah ditangani …….....................................................................................
48
4.2.12. Inspeksi lapangan secara rutin ………….............................................
51
4.2.13. Penyediaan fasilitas keselamatan kerja …………................................
53
4.2.14. Pertemuan keselamatan kerja…………................................................
55
4.2.15. Pelatihan keselamatan kerja ………….................................................
58
4.2.16. Rancangan rencana darurat untuk keadaan bahaya .............................. 61 4.2.17. Program kesehatan pekerja bagi pekerja..............................................
62
4.2.18. Alokasi dana keselematan kerja dan pemilihan asuransi/jamsostek ....
64
4.2.19. Pemberian reward/ bonus/ intensif bagi mandor .................................
66
4.3.
68
Uji hipotesis dengan analisis chi square .............................................
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.
Kesimpulan…………………………………………………................
70
5.2.
Saran…………………………………………………..........................
71
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… xvi LAMPIRAN………………………………………………….......................... xvii
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Diagram Alir Tahapan Penelitian ………………………………….. 31 Gambar 4.1 Tipe proyek yang sering ditangani ……………………..….............. 36 Gambar 4.2. Tipe pemilik proyek yang sering bekerjasama ………………….....
36
Gambar 4.3. Jenis kontrak yang sering dipakai …………………......................... 37 Gambar 4.4. Alasan pentingnya keselamatan kerja …………………………....... 38 Gambar 4.5. Hambatan penerapan program keselamatan kerja ………................
39
Gambar 4.6 Pemahaman filosofi keselamatan kerja …………………………..... 40 Gambar 4.7 Prioritas sasaran .……………..….................................................…
41
Gambar 4.8 Penetapan pimpinan keselamatan kerja ……………………............. 42 Gambar 4.9 Pertemuan prakonstruksi antara pemilik dan kontraktor …………... 43 Gambar 4.10 Membentuk komite keselamatan kerja ………….............................
44
Gambar 4.11 Pelaporan, Investigasi dan Pencatatan kecelakaan kerja …………... 45 Gambar 4.12 Penetapan misi keselamatan kerja …………...................................... 45 Gambar 4.13 Analisa sumber bahaya …………...................................................... 46 Gambar 4.14 Sub-Elemen Sumber Bahaya Penyebab Kecelakaan Kerja ..............
47
Gambar 4.15 Checklist implementasi keselamatan kerja pada proyek yang telah ditangani ……..............................................................................
. 48
Gambar 4.16 Sub-Elemen Checklist Implementasi Keselamatan Kerja ................. 50 Gambar 4.17 Inspeksi lapangan secara rutin …………............................................ 51 Gambar 4.18 Frekuensi Inspeksi Lapangan ............................................................ 52 Gambar 4.19 Sub-Elemen Inspeksi lapangan secara rutin....................................... 51 Gambar 4.20 Penyediaan fasilitas keselamatan kerja …………............................. 54 Gambar 4.21 Sub-Elemen Penyediaan fasilitas keselamatan kerja …………........
54
Gambar 4.22 Pertemuan keselamatan kerja………….............................................
56
Gambar 4.23 Frekuensi Pertemuan keselamatan kerja………...............................
56
Gambar 4.24 Sub-Elemen bahasan tentang Pertemuan keselamatan kerja….........
56
Gambar 4.25 Pelatihan keselamatan kerja .............................................................
58
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.26 Jenis Pelatihan keselamatan kerja ....................................................
59
Gambar 4.27 Sub-Elemen Pelatihan keselamatan kerja .........................................
60
Gambar 4.28 Rancangan rencana darurat untuk keadaan bahaya ....................
61
.
Gambar 4.29 Sub-Elemen Rancangan rencana darurat untuk keadaan bahaya ...........................................................................................................
62
Gambar 4.30 Program kesehatan pekerja bagi pekerja...........................................
63
Gambar 4.31 Sub-Elemen Program kesehatan pekerja bagi pekerja....................... 63 Gambar 4.32 Alokasi dana keselematan kerja dan pemilihan asuransi/jamsostek... 65 Gambar 4.33
Prosentase Alokasi dana keselematan kerja dan pemilihan
asuransi/jamsostek.................................................................................................... 65 Gambar 4.34 Pemberian reward/ bonus/ intensif bagi mandor ............................... 66 Gambar 4.35 Bentuk Pemberian reward/ bonus/ intensif bagi mandor ..................
commit to user xiii
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.
Variabel Alasan pentingnya keselamatan kerja ………..………….... 26
Tabel 3.2.
Variabel Hambatan penerapan program keselamatan kerja........……
26
Tabel 3.3.
Variabel program keselamatan kerja..................................................
27
Tabel 4.1.
Perincian Kuesioner ............................................................................. 32
Tabel 4.2.
Tabel hasil pengujian validitas “Alassan pentingnya perusahaan kontraktor konstruksi menerapkan program keselamatan kerja” ......... 33
Tabel 4.3.
Tabel hasil pengujian validitas “Hambatan yan terjadi pada penerapan program keselamatan kerja” ................................................................. 33
Tabel 4.4.
Tabel hasil pengujian validitas “Elemen/elemen program keselamatan kerja”..................................................................................................... 34
Tabel 4.5.
Tabel Hasil Pengujian Reliabilitas ....................................................... 35
Tabel 4.6.
Tabel Hasil Pengujian Hipotesis dengan analisi Chi Square …...….... 68
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL D
:
Bound of error
Ei
:
frekuensi harapan
n
:
jumlah sample
N
:
jumlah populasi
N
:
cacah objek uji coba
Oi
:
frekuensi observasi
P
:
nilai proporsi
rxy
:
korelasi Product Moment
:
jumlah skor butir
:
jumlah perkalian skor butir dan skor variabel
:
jumlah skor butir kuadrat
:
jumlah skor variabel
:
jumlah skor variabel kuadrat
åx å xy åx åy åy 2
2
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A. Data Hasil Penelitian Lampiran B. Hasil Pengujian Validitas dan Realiabilitas Lampiran C. Hasil Pengujian Hipotesis Lampiran D. Kuisioner Lampiran E.
Gambar Alat Keselamatan Kerja
Lampiran F.
Formulir Skripsi
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan suatu proyek konstruksi banyak menggunakan tenaga kerja manusia, dan setiap kegiatan pekerjaan konstruksi sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik pekerja serta area kerja yang terbuka, seperti iklim, cuaca. dan lingkungan. Oleh karena itu, pelaksanaan proyek konstruksi sangat rawan terhadap terjadinya kecelakaan kerja.
Masalah keselamatan kerja di Indonesia telah lama mendapat perhatian dan dukungan dari Pemerintah sejak ditetapkannya Undang-Undang Keselamatan Kerja Nomor 1 Tahun 1970. Bahkan sejak tahun 1993, keselamatan kerja telah ditingkatkan untuk mencapai kecelakaan nihil (zero accident) pada setiap proses produksi. Sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah mengenai keselamatan kerja, perusahaan kontraktor telah menetapkan serta mengimplementasikan program keselamatan kerja pada setiap proyek konstruksi yang dikerjakannya.
Penerapan program keselamatan kerja pada proyek konstruksi sangat tergantung oleh keputusan manajemen atas dan komitmen seluruh personel proyek. Menurut Schexnayder dan Mayo (2004), hal tersebut mengandung dua alasan, yakni moral dan bisnis. Sehingga, setiap perusahaan kontraktor memiliki perbedaan prioritas dalam mengimplementasikan program keselamatan kerja di proyek konstruksinya (Hinze, 1997).
Penerapan program keselamatan kerja secara utuh dapat meminimalkan risiko terjadinya kecelakaan kerja. Namun, pada kenyataannya banyak hambatan yang sering dihadapi, baik dari pihak kontraktor maupun dari pihak pekerja. Ada anggapan dari sebagian kontraktorcommit bahwatomereka user seringkali mengalami kesulitan
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
dalam memilih prioritas antara keselamatan kerja dengan jadwal dan biaya proyek (Smith dan Roth, 1991; Hinze, 1997). Di pihak lain, rendahnya kesadaran dan kedisiplinan pekerja terhadap keselamatan kerjanya menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan program keselamatan kerja di proyek konstruksi. Jadi dapat dikatakan bahwa kontraktor masih belum memandang masalah keselamatan kerja sebagai prioritas utama dalam mencapai tujuan perusahaannya, yakni kecelakaan nihil (zero accident).
1.2 Perumusan Masalah 1. Apakah perusahaan kontraktor konstruksi di Surakarta telah menerapkan program keselamatan kerja secara baik? 2. Apakah alasan pentingnya perusahaan kontraktor konstruksi menerapkan program keselamatan kerja? 3. Apakah faktor penghambat dalam melaksanakan program keselamatan kerja? 4. Bagaimanakah bentuk/elemen-elemen penerapan program keselamatan kerja oleh perusahaan kontraktor konstruksi di Surakarta ?
1.3.
Hipotesis
1. Faktor penghambat dalam pelaksanaan program keselamatan kerja tidak berpengaruh terhadap tingginya tingkat kecelakaan kerja yang terjadi dalam suatu proyek.
1.4
Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Masalah
1. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan kontraktor konstruksi yang tergabung dalam GAPENSI di Surakarta. 2. Bentuk penerapan program keselamatan kerja berdasarkan pada proyek yang telah ditangani oleh perusahan kontraktor konstruksi tersebut.
1.5
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah perusahaan kontraktor konstruksi di Surakarta telah menerapkan program keselamatan kerja secara baik atau tidak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
2. Mengetahui alasan pentingnya perusahaan kontraktor konstruksi menerapkan program keselamatan kerja. 3. Mengetahui faktor penghambat dalam melaksanakan program keselamatan kerja. 4. Mengetahui pengaruh antara faktor penghambat dalam pelaksanaan program keselamatan kerja dengan tingginya tingkat kecelakaan kerja yang terjadi dalam suatu proyek.
1.6 Manfaat Penelitian a. Masyarakat Memberikan gambaran pada masyarakat tentang hasil studi pada perusahaan kontraktor konstruksi di Surakarta dalam implementasi program keselamatan kerja. b. Perusahaan Kontraktor Konstruksi Sebagai gambaran, acuan, dan masukan dalam implementasi program keselamtan kerja yang telah dilakukan oleh perusahaan lain yang bergerak pada bidang yang sama. c. Peneliti Sebagai calon sarjana Teknik Sipil yang nantinya akan terjun dalam dunia konstruksi, penelitian ini menberikan gambaran tentang keadaan yang akan dialami setelah bekerja dan mendorong peneliti untuk lebih mempersiapkan diri.
1.7.
Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, hipotesis, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjuan Pustaka Bab ini terdiri kajian pustaka yang mengulas tentang penelitian sebelumnya yang to user pernah dilakukan serta landasan commit teori yang m emuat teori-teori yang digunakan
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam lingkup tugas akhir ini, diantaranya adalah program keselamatan kerja, perusahaan kontraktor konstruksi, penelitian dan uji statistik.
Bab III : Metodologi Penelitian Dalam bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, populasi penelitian, prosedur dan teknik pengumpulan data, peralatan yang digunakan, desain kuesioner, metode pengolahan dan analisis data yang akan dipakai dalam penelitian ini Bab IV : Hasil dan Pembahasan Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data. Dalam bab inilah akan dijelaskan tentang pengolahan serta analisis data penelitian ini. Bab V : Kesimpulan dan Saran Akhir dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan dan saran yang nantinya diharapkan dapat menjadi masukan bagi semua kalangan yang akan atau sudah berkecimpung dalam bidang usaha konstruksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis. Deskriptif berarti pemaparan masalah-masalah yang sudah ada atau tampak dan mencari data-data pendukungnya, yang diperoleh dari hasil wawancara atau kuisioner. Analisis berarti data yang sudah ada diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil akhir yang dapat disimpulkan.
Sampel adalah sub-kelompok atau bagain dari populasi. Teknik pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari sejumlah populasi, sehingga penelitian terhadap sampel, dan pemahaman tentang sikap atau karakteristiknya akan membuat kita dapat menggenerelasikan sifat atau karakterstik tersebut pada elemen populasi (Uma Sekaran,2006 : 123-124)
Tujuan dari survei sampling adalah untuk mengadakan estimasi dan menguji hipotesis tentang parameter populasi dengan menggunakan keterangan-keterangan yang diperoleh dari sampel. Keterangan-keterangan yang diperoleh dapat dikuasai Dan tergantung dari dua hal yaitu: 1. Jumlah unit sampel yang dimasukkan dalam sampel 2. Teknik yang digunakan dalam memilih sampel.
Metode pengambilan sampel acak yang sering digunakan adalah pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling) dilakukan dengan memberi nomor pada setiap unit dalam populasi, kemudian memilih nomor tersebut secara acak untuk memperoleh sampel. Dan metode pengambilan sampel acak berstrata (stratified sampling) dilakukan dengan mengumpulkan informasi awal mengenai populasi terlebih dahulu, untuk membagi sampel tersebut kedalam tiap strata tersebut. ( Moh. Nazir, 1983 : 331)commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
24 digilib.uns.ac.id
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara sumber data dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan (Moh. Nazir, 1983 : 221)
3.2. 1.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan terhadap perusahaan kontraktor konstruksi yang tergabung dalam GAPENSI di Surakarta.
2.
Kuesioner diisi oleh Direktur ataupun HRD yang berkompenten dalam menjawab kuesioner ini.
3.3.
Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi Penelitian Yang menjadi populasi adalah perusahaan kontraktor konstruksi yang ada di Surakarta. 3.3.2. Responden Responden adalah orang yang telah mengerti benar tentang perusahaan yang ditempati. Dalam hal ini pemilik perusahaan ataupun karyawan yang berkompenten dalam menjawab kuesioner ini. 3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel menggunakan cara Random Sampling. Akhirnya pada penelitian ini ditetapkan jumlah sampel minimal sebanyak 43 responden.
3.4.
Metode dan Prosedur Pengumpulan Data
3.4.1. Studi Literatur Penelitian yang memperoleh data dari referensi buku ataupun internet yang dapat dijadikan acuan ataupun landasan teori dari penelitian yang dilakukan. 3.4.2. Metode Survei Lapangan Penelitian yang memperoleh data dari hasil peninjauan dan penelitian langsung dari objek yang akan diteliti. Survei diadakan dalam bentuk commit to user kuesioner untuk mendapatkan data-data yang diperlukan.
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.5.
Peralatan Yang Digunakan
3.5.1. Perangkat Lunak (Software) Berikut ini beberapa perangkat lunak yang digunakan serta kegunaan dari perangkat tersebut, antara lain: a. Microsoft excel Digunakan sebagai alat bantu untuk: -
menampilkan hasil analisis data dalam bentuk grafik proporsi
-
mengolah data
-
membuat tabel
b. Microsoft Word Digunakan sebagai alat bantu untuk: -
mengolah kata
-
membuat tabel
c. SPSS 17.0 for windows Digunakan
untuk
menganalisis
data
secara
statistic
dengan
menggunakan Uji Chi Square. 3.5.2. Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras yang digunakan berupa form kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan data-data sebagai berikut: -
data responden dan perusahaan
-
data tentang penggunaan komputer dan internet dalam perusahaan kontraktor
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.6.
Identifikasi Variabel Kuesioner
3.6.1. Variabel Jenis Alasan Pentingnya Keselamatan Kerja Tabel 3.1. Variabel Jenis Alasan Pentingnya Keselamatan Kerja No Alasan Pentingnya Keselamatan Kerja Referensi Soal 1
Adanya alasan Kemanusiaan terhadap tenaga kerja Ridley (1986)
2
Adanya alasan Ekonomi, adanya kecelakaan kerja Ridley (1986) akan menimbulkan kerugian ekonomi seperti kerusakan
mesin,
peralatan.
material,
biaya
pengobatan, biaya santunan kecelakaan, dan sebagainya. 3
(1986), Perusahaan, Ridley Berrio dan Paulson Perusahaan kontraktor yang memiliki citra baik (1984) dalam keselamatan kerja dapat mempengaruhi Adanya
alasan
Nama
Baik
kemampuan untuk bersaing dengan perusahaan lain 4
Adanya Undang-Undang dan Peraturan yang ada Ridley (1986) serta
akan
dikenai
sanksi
apabila
tidak
menjalankan program keselamatan kerja
3.6.2. Variabel Jenis Hambatan Implementasi Keselamatan Kerja Tabel 3.2. Variabel Jenis Hambatan Implementasi Keselamatan Kerja No Hambatan Implementasi Keselamatan Kerja Referensi Soal 5
Kurangnya kesadaran pekerja akan keselamatan Ratna dan Hardy (1997) kerja
6
Kurangnya
kedisiplinan
pekerja
keselamatan kerja
terhadap Ratna dan Hardy (1997)
7
Kurangnya tingkat pendidikan dan pengetahuan Ratna dan Hardy (1997) pekerja
8
Bahasa komunikasi antara atasan dan pekerja commit to user
Ratna dan Hardy (1997)
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9
Kurang membudayanya tentang keselamatan kerja Ratna dan Hardy (1997) pada para pekerja
10
Adanya batas waktu (deadline) proyek sehingga Tony (2004) pekerja mendapat tekanan dan merasa tidak nyaman dalam beraktivitas
3.6.3. Variabel Jenis Implementasi Program Keselamatan Kerja Tabel 3.3. Variabel Program Keselamatan Kerja No Program Keselamatan Kerja Soal
Referensi
11
Pemahaman filosofi keselamatan kerja
Hinze (1997)
12
Penetapan misi keselamatan kerja
Ridley (1986), Thomas (1989), Hinze (1997), Fisk (1997), Schexnayder & Mayo (2004)
13
Penetapan pimpinan divisi keselamatan kerja
Fisk (1997), Hinze (1997), Levy (2002)
14
Analisa sumber bahaya
Ridley (1986), Fisk (1997), Hinze (1997)
15
Pertemuan prakonstruksi antara pernilik dan
Hinze (1997)
kontraktor 16
Checklist implementasi keselamatan kerja
Hinze (1997)
17
Merancang rencana darurat untuk keadaan bahaya
Clough (1994), (1997)
18
Membentuk komite keselamatan kerja
Thomas (1989), Clough & Sears (1994), Fisk (1997), Hinze (1997)
19
Penyediaan Fasilitas keselamatan kerja
Hinze (1997), Schexnayder & Mayo (2004)
commit to user
&
Sears Hinze
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
20
Pertemuan keselamatan kerja secara rutin
Hinze (1997)
21
Pelatihan keselamatan kerja
Thomas (1989), Ridley (1986), Clough & Sears (1994), Fisk (1997), Hinze (1997), Schexnayder & Mayo (2004)
22
Inspeksi lapangan secara rutin
Thomas (1989), Clough & Sears (1994), Fisk (1997), Hinze (1997)
23
Pencatatan setelah kecelakaan kerja
24
Pelaporan segera setelah terjadi kecelakaan kerja
25
Investigasi segera kecelakaan kerja
26
Alokasi dana keselamatan kerja dan pemilihan Hinze (1997) asuransi jamsostek
27
Program kesehatan kerja bagi pekerja
Hinze (1997)
28
Pemberian reward/ bonus bagi mandor
Hinze (1997)
melakukan
setelah
investigasi Clough & Sears (1994), Fisk (1997), Hinze (1997), Schexnayder & Mayo (2004)
terjadi
commit to user
Clough & Sears (1994), Fisk (1997), Hinze (1997), Schexnayder & Mayo (2004)
pelaporan Clough & Sears (1994), Fisk (1997), Hinze (1997), Schexnayder & Mayo (2004)
perpustakaan.uns.ac.id
3.7.
29 digilib.uns.ac.id
Desain Kuesioner Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang merupakan pengembangan sebagian dari teori yang diperoleh dari studi literatur serta disesuaikan dengan kondisi yang terjadi sekarang ini. Pertanyaan deskriptif terdiri dari 18 buah pertanyaan (lihat lampiran E). Sedangkan pertanyaan analisis terdiri dari 28 buah pertanyaan (lihat lampiran E).
3.8.
Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
3.8.1. Kompilasi data Data-data yang diperoleh dari survei akan dikompilasi dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel dan SPSS 17.0 for windows.
3.8.2. Uji Validitas dan Reabilitas Uji validitas akan dilakukan dengan metode Pearson atau metode Product Momen, yaitu dengan mengkorelasikan skor butir pada kuesioner dengan skor totalnya. Jika nilai koefisien korelasinya lebih dari 0,44 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid.
Metode yang digunakan pada uji reabilitas adalah metode metode Pearson atau metode Product Momen. Perhitungan metode Pearson atau metode Product Momen dengan menghitung rata-rata interkorelasi di antara butir-butir pertanyaan dalam kuesioner. Variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 0,44.
3.8.3. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mengungkapkan dan memberikan gambaran mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan karakteristik penggunaan teknologi informasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Yang termasuk dalam analisis ini adalah: a. Analisis frekuensi Analisis ini dipakai untuk mengetahui jumlah dari pemilih untuk masingmasing jawaban dan juga dapat menunjukkan kecenderungan dari responden untuk hal-hal yang ditanyakan.commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Analisis mean Analisis ini dipakai untuk mengetahui ranking dari masing-masing variabel pertanyaan. Analisis ini digunakan untuk menjumlahkan skor yang diberikan oleh responden pada masing-masing variabel atau soal, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Setelah didapat nilai mean dari tiap-tiap variabel, selanjutnya diurutkan dari nilai mean terkecil hingga nilai yang terbesar.
3.8.4. Analisis Hipotesis Dalam penelitian ini digunakan uji indepedensi untuk menguji kebebasan antara dua sampel (variabel). Banyaknya kategori dalam tiap sampel bisa dua atau lebih, berikut hipotesis yang diberikan: Ho
: Hambatan implementasi program keselamatan kerja tidak berpengaruh
terhadap tingkat kecelakaan kerja yang terjadi. H1
: Hambatan implementasi program keselamatan kerja berpengaruh
terhadap tingkat kecelakaan kerja yang terjadi. Apabila: Nilai probabilitas > taraf nyata sebesar 0,05, maka menolak Ho, artinya hipotesis yang dibuat tidak signifikan dengan data. Nilai probabilitas < taraf nyata sebesar 0,05, maka menerima H1, artinya hipotesis yang dibuat signifikan dengan data.
commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.9.
Diagram Alir Tahapan Penelitian MULAI
STUDI LITERATUR
SURVEI PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI VARIABEL KUESIONER
DESIGN KUESIONER
PELAKSANAAN SURVEI
KOMPILASI DATA
ANALISIS STASTISTIK
ANALISIS DESKRIPTIF
ANALISIS CHI SQUARE (PROBABILITAS)
STUDI KASUS IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN KERJA PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DI SURAKARTA
KESIMPULAN DAN SARAN SELESAI
Gambar 3.1. Diagram Alir Tahapan Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari 60 kuesioner yang disebarkan pada perusahaan kontraktor konstruksi di Surakarta yang termasuk dalam sampel penelitian pada tanggal 10 Mei 2010 – 25 Mei 2010 dengan perincian sebagai berikut. Tabel 4.1. Perincian Kuesioner TIPE
Jumlah Dikirim
Jumlah yang diterima
Kirim Langsung
60
44
Sehingga dengan hasil kuesioner yang diterima sebanyak 44 sampel (lihat pada Lampiran 1) maka telah memenuhi jumlah minimum sebanyak 43 sampel. Kesulitan yang dihadapi dalam mengumpulkan kuesioner pada suatu perusahaan antara lain: -
Alamat yang dituju bukan perusahaan yang dimaksud, dengan kata lain dalam keadaan kosong ataupun perusahaan sudah dalam keadaan tidak aktif.
-
Alamat responden kurang lengkap.
-
Calon responden tidak bersedia mengisi kuesioner dengan berbagai alasan.
4.1.
Uji Statistik
Uji ini menggunakan aplikasi SPSS 17.0 untuk menguji variabel-variabel yang diinginkan, antara lain:
4.1.1. Uji Validitas Uji validitas akan dilakukan dengan metode Pearson atau metode Product Momen, yaitu dengan mengkorelasikan skor butir pada kuesioner dengan skor totalnya. Jika nilai Pearson Correlation lebih dari 0,44 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Seperti yang disajikan pada tabel 4.2, tabel 4.3 dan tabel 4.4 berikut:
commit to user
32
digilib.uns.ac.id 33
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.2. Tabel Hasil Pengujian Validitas “Alasan pentingnya perusahaan kontraktor konstruksi menerapkan program keselamatan kerja” Correlations HumanityMot EconomyMot PrestigeMoti ThePolicyMo ive ive ve tive Pearson Correlation HumanityMot Sig. (2-tailed) ive
-.001
.691**
.656**
.733
.993
.000
.000
VALID
N
44
44
44
44
44
-.053
1
.117
-.131
.445**
.448
.396
.002
.733
VALID
N
44
44
44
44
44
Pearson Correlation
-.001
.117
1
.006
.558**
Sig. (2-tailed)
.993
.448
.971
.000
N
44
Pearson Correlation ThePolicyMo Sig. (2-tailed) tive
VALID
44
44
44
44
-.131
.006
1
.623**
.000
.396
.971
44
44
44
.691
N Pearson Correlation total
-.053
Pearson Correlation
EconomyMot Sig. (2-tailed) ive
PrestigeMoti ve
1
Keterangan
total
.656
**
**
**
.445
.558
VALID
.000 44
**
.623
44 **
Sig. (2-tailed)
.000
.002
.000
.000
N
44
44
44
44
1 VALID 44
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 4.3. Tabel Hasil Pengujian Validitas “Hambatan yang terjadi pada Penerapan Program Keselamatan Kerja” KesadaranPk Kedisiplinan rja Pkrja KesadaranPk Pearson rja Correlation Sig. (2-tailed) N Kedisiplinan Pkrja
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PendidikanP Pearson krja Correlation Sig. (2-tailed) N Komunikasi
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KurangMemb Pearson udaya Correlation Sig. (2-tailed) N DeadlineProy Pearson ek Correlation Sig. (2-tailed) N total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Correlations PendidikanP krja
Komunikasi
KurangMemb DeadlineProy udaya ek
total
Keterangan
.084
.124
.064
-.064
.142
.521**
.587
.423
.679
.679
.356
.000
44
44
44
44
44
44
44
.084
1
.062
.006
-.157
.212
.502**
.687
.968
.307
.166
.001
1
.587 44
44
44
44
44
44
44
.124
.062
1
-.057
-.157
-.120
.405**
.423
.687
.713
.310
.438
.006
44
44
44
44
44
44
44
.064
.006
-.057
1
.006
.136
.432**
.679
.968
.713
.971
.380
.003
44
44
44
44
44
44
44
-.064
-.157
-.157
.006
1
-.309*
.192
.679
.307
.310
.971
.042
.213
44
44
44
44
44
44
44
.142
.212
-.120
.136
-.309*
1
.372*
.356
.166
.438
.380
.042
44
.013
44
44
44
44
44
44
.521**
.502**
**
**
.192
.372*
1
.000
.001
.006
.003
.213
.013
44
44
44
44
44
44
commit.405 to user .432
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID 44
Tabel 4.4. Tabel Hasil Pengujian Validitas “Elemen Program Keselamatan Kerja” Correlations Pemahaman PenetapanMi PenetapanPi AnalisaSumb PertemuanPr ChecklistImpl MerancangR FilosofiKesel siKeselamata mpinanDivisi erBahaya akonstruksiA ementasiKes encanaDarur amatanKerja nKerja Keselamatan ntaraPemilik elamatanKerj atUntukKead Kerja DanKontrakt a aanBahaya or
Pemahaman FilosofiKesel amatanKerja
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pearson PenetapanMi Correlation siKeselamata Sig. (2-tailed) nKerja N Pearson PenetapanPi Correlation mpinanDivisi Keselamatan Sig. (2-tailed) Kerja N Pearson Correlation AnalisaSumb Sig. (2-tailed) erBahaya N PertemuanPr Pearson akonstruksiA Correlation ntaraPemilik Sig. (2-tailed) DanKontrakt or N Pearson ChecklistImpl Correlation ementasiKes elamatanKerj Sig. (2-tailed) a N MerancangR encanaDarur atUntukKead aanBahaya
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pearson MembentukK Correlation omiteKesela Sig. (2-tailed) matanKerja N Pearson PenyediaanF Correlation asilitasKesel Sig. (2-tailed) amatanKerja N PertemuanK eselamatanK erjaSecaraR utin
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pearson PelatihanKes Correlation elamatanKerj Sig. (2-tailed) a N Pearson InspeksiLapa Correlation nganSecara Sig. (2-tailed) Rutin N PencatatanS Pearson etelahMelaku Correlation kanInvestiga siKecelakaan Sig. (2-tailed) Kerja N Pearson Correlation
**
.691
**
.068
-.036
.000
.662
.817
.656
.134
-.042
-.055
.045
-.122
-.001
.386
.788
.723
.770
.430
.993
-.115
Keterangan
.106
.061
-.002
.024
.954
.494
.693
.992
.879
.733
.993
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-.053
1
.117
-.131
.445**
.167
.029
-.100
.220
.290
.100
.147
.007
-.143
-.151
.050
.062
.008
.104
.448
.396
.851
.519
.151
.056
.517
.342
.961
.355
.328
.746
.687
.957
.733 44
44
44
44
-.001
.117
1
.006
.993
.448
.971
.002
.280
.459
TOTAL
-.009
.503
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
**
-.111
-.144
.235
.247
-.160
.182
.145
-.056
.223
-.172
.021
-.157
.106
-.137
.351
.124
.236
.346
.146
.264
.558
.000
.473
.105
.299
.718
.894
.310
.493
.376
44
44
44
44
**
-.131
.006
1
.000
.396
.971
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
**
**
**
**
1
.035
-.089
.214
.183
-.003
.135
.129
-.074
-.060
-.054
.032
-.048
.003
-.044
.821
.565
.164
.234
.986
.383
.406
.635
.698
.728
.835
.756
.987
.777
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
**
**
-.017
**
.691
.656
.445
.558
.623
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
**
-.033
-.039
.217
-.063
-.083
-.053
.093
-.120
-.150
.263
-.109
-.057
-.134
-.080
.000
.833
.803
.157
.685
.593
.733
.549
.085
.481
.713
.385
.623
.438
.333
.604
.002
.000
.000
44
44
44
44
44
.068
.167
-.111
-.033
.035
.662
.280
.473
.833
.821
44
44
44
44
44
44
1
-.036
.029
-.144
-.039
-.089
-.198
.817
.851
.351
.803
.565
.197
44
44
44
44
44
44
-.198
-.148
-.140
.279
-.226
-.063
-.158
.293
.219
.197
.338
.365
.067
.001
.140
.684
.305
.054
.154
.002
.913
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
1
-.111
-.114
.144
-.171
-.030
-.241
.037
.146
.031
.002
-.107
.233
.474
.462
.350
.267
.847
.114
.814
.345
.841
.989
.491
.129
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
*
.126
44
.134
-.100
.235
.217
.214
-.148
-.111
.386
.519
.124
.157
.164
.338
.474
44
44
44
44
44
44
44
44
-.042
.220
.247
-.063
.183
-.140
-.114
-.008
.788
.151
.234
.365
.462
.957
.105
.685
1
.486
.464
-.008
.110
-.059
.216
-.016
-.117
.035
-.066
.038
.957
.476
.705
.158
.918
.448
.821
.031
.669
.805
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
1
.035
-.108
.189
.247
.232
-.435**
-.181
-.306*
.122
-.002
.486
.219
.105
.130
.003
.240
.043
.819
-.326
.430
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-.055
.290
-.160
-.083
-.003
.279
.144
.110
.035
1
-.079
.249
-.160
.070
.085
.006
.265
-.179
.723
.056
.299
.593
.986
.299
.654
.585
.972
.082
44
44
44
44
44
.045
.100
.182
-.053
.135
.770
.517
.236
.733
.383
.067
.350
.476
.819
.608
.103
.245
.414
.990
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
**
-.171
-.059
-.108
-.079
1
-.203
-.128
.120
.031
.172
.079
-.201
.195
.267
.705
.486
.608
.190
.205
.486
.001
.187
.407
.439
.843
.263
.611
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-.122
.147
.145
.093
.129
-.226
-.030
.216
.189
.249
-.203
1
-.172
-.045
-.023
-.416**
-.036
-.294
.086
.430
.342
.158
.219
.577
.346
.549
.406
.140
.847
.103
.187
.264
.772
.881
.816
.053
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-.001
.007
-.056
-.120
-.074
-.063
-.241
-.016
.247
-.160
-.128
-.172
1
-.167
*
-.030
-.006
*
.025
.993
.961
.718
.438
.635
.684
.114
.918
.105
.299
.407
.264
.278
.019
.848
.971
.028
.871
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-.221
.047
*
-.354
.005
.331
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID 44
-.150
-.060
-.158
.037
-.117
.232
.070
.120
-.045
-.167
-.242
-.100
.146
.333
.698
.305
.814
.448
.130
.654
.439
.772
.278
.150
.763
.016
.114
.518
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-.009
-.151
-.172
.263
-.054
.293
.146
.035
**
.085
.031
-.023
*
-.221
1
.222
.236
-.142
.954
.328
.264
.085
.728
.054
.345
.821
.003
.585
.843
.881
.019
.150
.148
.123
.358
.004
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
.106
.050
.021
-.109
.032
.219
.031
*
-.181
.006
.172
**
-.030
.047
.222
1
.071
.080
.274
.494
.746
.894
.481
.835
.154
.841
.031
.240
.972
.263
.005
.848
.763
.148
.646
.608
.072
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
Pearson Correlation
.061
.062
-.157
-.057
-.048
**
.002
-.066
*
.265
.079
-.036
-.006
*
.236
.071
1
-.175
Sig. (2-tailed)
.693
.687
.310
.713
.756
.002
.989
.669
.043
.082
.611
.816
.971
.016
.123
.646
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
-.002
.008
.106
-.134
.003
-.017
-.107
.038
.122
-.179
-.201
-.294
*
-.242
-.142
.080
-.175
.992
.957
.493
.385
.987
.913
.491
.805
.430
.245
.190
.053
.028
.114
.358
.608
.255
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
Pearson Correlation
.024
.104
-.137
-.080
-.044
.518**
.233
.126
-.002
.515**
.195
.086
.025
-.100
.421**
.274
.419**
.015
Sig. (2-tailed)
.879
.503
.376
.604
.777
.000
.129
.414
.990
.000
.205
.577
.871
.518
.004
.072
.005
.921
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
N
VALID
**
.223
N
VALID
44
44
Sig. (2-tailed)
VALID
.515
.355
Pearson Correlation
VALID
.518
-.143
N
VALID
VALID .000
44
AlokasiDana Pearson Keselamatan Correlation KerjaDanPe milihanAsura nsiJamsoste Sig. (2-tailed) k N
TOTAL
-.001
PemberianR ewardBonus BagiMandor
.459
InvestigasiSe Pearson geraSetelahT Correlation erjadiPelapor anKecelakaa Sig. (2-tailed) nKerja N
PemberianR ewardBonus BagiMandor
-.053
ProgramKes ehatanKerja BagiPekerja
-.115
PelaporanSe geraSetelahT erjadiKecelak Sig. (2-tailed) aanKerja N
ProgramKes ehatanKerja BagiPekerja
1
MembentukK PenyediaanF PertemuanK PelatihanKes InspeksiLapa PencatatanS PelaporanSe InvestigasiSe AlokasiDana omiteKesela asilitasKesel eselamatanK elamatanKerj nganSecara etelahMelaku geraSetelahT geraSetelahT Keselamatan matanKerja amatanKerja erjaSecaraR a Rutin kanInvestiga erjadiKecelak erjadiPelapor KerjaDanPe utin siKecelakaan aanKerja anKecelakaa milihanAsura Kerja nKerja nsiJamsoste k
-.435
-.354
1
-.362
VALID
**
.421
VALID
-.326
-.416
VALID
.464
-.306
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
34
.331
-.362
**
.419
.255
.005
44
44
1
.015 .921
VALID
VALID
44 1 VALID 44
digilib.uns.ac.id 35
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan pada tabel 4.2, tabel 4.3 dan tabel 4.4 didapatkan hasil analisis dengan metode Pearson atau metode Product Momen, maka diketahui bahwa variabel-variabel pada kuesioner 100% valid.
4.1.2. Uji Reliabilitas Metode yang digunakan pada uji reliabilitas adalah metode Pearson atau metode Product Momen. Perhitungan Pearson atau metode Product Momen dengan menghitung rata-rata interkorelasi di antara butir-butir pertanyaan dalam kuesioner. Variabel dikatakan reliabel jika nilai Pearson Correlation lebih dari 0,44.
Tabel 4.5. Tabel Hasil Pengujian Reliabilitas Correlations Toganjil toganjil
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) togenap
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
togenap ** .875 .000
44 ** .875
44 1
.000 44
44
Dari hasil analisis reliabilitas dengan metode Pearson atau metode Product Momen diatas dapat dilihat bahwa nilai Pearson Correlation sebesar 0.875 > 0.44 yang berarti variabel reliabel.
4.2.
Analisis Data
4.2.1
Rekapitulasi Data Responden
4.2.1.1. Tipe proyek yang sering ditangani: o Bangunan Tingkat tinggi ( apartemen, perkantoran, hotel, pusat
44 kontraktor
perbelanjaan) o Bangunan Tingkat rendah (ruko, pasar, sekolah)
0 kontraktor
o Bangunan industri (pabrik, gedung)
0 kontraktor
o Lain-lain
0 kontraktor commit to user
Dapat dilihat pada gambar 4.1
digilib.uns.ac.id 36
perpustakaan.uns.ac.id
Tipe Proyek yang sering ditangani Bangunan tingkat tinggi
Bangunan tingkat rendah
Bangunan industri
0%
100%
Gambar 4.1 Tipe Proyek yang sering ditangani
Tipe proyek yang sering ditangani oleh perusahaan kontraktor konstruksi di Surakarta adalah Bangunan Tingkat Tinggi, yaitu sebesar 100%. Sedangkan menurut kuesioner, untuk bangunan tingkat rendah dan bangunan industri para kontraktor konstruksi di Surakarta tidak ada yang menangani.
4.2.1.2.Tipe Pemilik proyek yang sering bekerjasama - Swasta
30 kontraktor
- Pemerintah
14 kontraktor
Dapat dilihat pada gambar 4.2
Tipe Pemilik Proyek yang sering bekerjasama Swasta
Pemerintah
30% 70%
Gambar 4.2 Tipe Pemilik Proyek yang sering bekerjasama
commit to user
digilib.uns.ac.id 37
perpustakaan.uns.ac.id
Tipe pemilik proyek yang sering bekerjasama dengan perusahaan kontraktor konstruksi yang berada di Surakarta adalah dari pihak Swasta yaitu sebesar 70%. Sedangkan tipe pemilik proyek yang berasal dari pihak Pemerintah hanya sebesar 30% saja.
4.2.1.3.Jenis kontrak yang sering dipakai: - Lump Sum
28 responden
- Unit Price
16 responden
- Cost Plus Fee
0 responden
- Guaranted Max Price
0 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.3
Jenis Kontrak yang sering dipakai Lump Sum
Unit Price
Cost plus Fee
Guaranted Max Price
0% 0% 36% 64%
Gambar 4.3 Jenis kontrak yang sering dipakai Jenis Kontrak yang sering dipakai dalam menyelesaikan proyek kontstruksi oleh perusahaan kontraktor konstruksi yang berada di Surakarta adalah Lump Sum yaitu sebesar 64%, dan untuk jenis kontrak Unit Price sebesar 36%. Sedangkan untuk jenis kontrak Cost Plus Fee dan Guaranted Max Price tidak ada perusahaan kontaktor konstruksi yang menggunakannya.
4.2.2. Alasan Pentingnya Keselamatan Kerja Berdasarkan dari kuesioner didapat jawaban responden sebagai berikut: o
Humanity Motive
26%
o
Economy Motive
25%
o
The Policy Motive
25%commit to user
digilib.uns.ac.id 38
perpustakaan.uns.ac.id
o
Prestige Motive
24%
Dapat dilihat pada gambar 4.4
ALASAN PENTINGNYA KESELAMATAN KERJA Humanity Motive
Economy Motive
Prestige Motive
25%
The Policy Motive
26%
24%
25%
Gambar 4.4 Alasan Pentingnya Keselamatan Kerja Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Alasan pentingnya keselamatan kerja” pada perusahaan kontraktor konstruksi yang berada di Surakarta, anatara lain: a. Adanya alasan Kemanusiaan terhadap tenaga kerja/ Humanity Motive (26%) b. Adanya alasan Ekonomi/ Economy Motive, adanya kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi seperti kerusakan mesin, peralatan. material, biaya pengobatan, biaya santunan kecelakaan, dan sebagainya.( 25%) c. Adanya Undang-Undang dan Peraturan/ The Policy Motive, yang ada serta akan dikenai sanksi apabila tidak menjalankan program keselamatan kerja(25%) d. Adanya alasan Nama Baik Perusahaan/ Prestige Motive, Perusahaan kontraktor yang memiliki citra baik dalam keselamatan kerja dapat mempengaruhi kemampuan untuk bersaing dengan perusahaan lain (24%).
Dalam usaha untuk menciptakan Lingkungan kerja yang aman, maka kontraktor perlu asas yang kuat bagi implementasi program keselamatan kerja. Sehingga dapat diketahui bahwasanya alasan kemanusiaan/ humanity motive menjadi prioritas utama alasan pentingnya perusahaan kontraktor konstruksi dalam menerapkan program keselamatan kerja.
commit to user
digilib.uns.ac.id 39
perpustakaan.uns.ac.id
4.2.3. Hambatan penerapan program keselamatan kerja Berdasarkan dari kuesioner didapat jawaban responden sebagai berikut: o
Kesadaran pekerja
17%
o
Kedisiplinan pekerja
17%
o
Komunikasi
17%
o
Deadline proyek
17%
o
Pendidikan pekerja
16%
o
Kurang membudaya
16%
Dapat dilihat pada gambar 4.5
Hambatan dalam pelaksanaan Keselamatan Kerja 17%
17%
Kesadaran Pekerja Kedisiplinan Pekerja
16%
17%
Pendidikan Pekerja Komunikasi
17%
16%
Kurang Membudaya Deadline Proyek
Gambar 4.5 Hambatan dalam pelaksanaan keselamatan kerja Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Hambatan dalam pelaksanaan keselamatan kerja” pada perusahaan kontraktor konstruksi yang berada di Surakarta, antara lain: a.
Kurangnya kesadaran pekerja akan keselamatan kerja. (17%)
b.
Kurangnya kedisiplinan pekerja terhadap keselamatan kerja. (17%)
c.
Kurangnya tingkat pendidikan dan pengetahuan pekerja. (16%)
d.
Bahasa komunikasi antara atasan dan pekerja(17%)
e.
Kurang membudayanya tentang keselamatan kerja pada para pekerja. (16%)
f.
Adanya batas waktu (deadline) proyek sehingga pekerja mendapat tekanan dan merasa tidak nyaman dalam beraktivitas. (17%) commit to user
digilib.uns.ac.id 40
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam usaha untuk menciptakan Lingkungan kerja yang aman, maka kontraktor perlu asas yang kuat bagi implementasi program keselamatan kerja. Sehingga dapat diketahui bahwasanya kurangnya kesadaran pekerja akan keselamatan kerja. (17%), kurangnya kedisiplinan pekerja terhadap keselamatan kerja. (17%), bahasa komunikasi antara atasan dan pekerja(17%), dan adanya batas waktu (deadline) proyek sehingga pekerja mendapat tekanan dan merasa tidak nyaman dalam beraktivitas. (17%); menjadi hambatan utama alasan pentingnya perusahaan kontraktor konstruksi dalam menerapkan program keselamatan kerja.
4.2.4. Pemahaman filosofi keselamatan kerja Berdasarkan dari kuesioner didapat jawaban responden sebagai berikut: - Ya - Tidak
44 responden 0 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.6
Pemahaman Filosofi Keselamatan Kerja TIDAK 0%
YA 100%
Gambar 4.6 Pemahaman filosofi keselamatan kerja Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Pemahaman Filosofi keselamatan kerja” pada perusahaan kontraktor konstruksi yang berada di Surakarta sebesar 100%. Hal tersebut didukung dengan fakta bahwa setiap perusahaan kontraktor kontruksi telah menyusun dan mengimplementasikan program keselamatan kerja yang bertujuan untuk mengontrol lingkungan kerja dan pekerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. commit to user
digilib.uns.ac.id 41
perpustakaan.uns.ac.id
Dari hasil kuesioner mengenai prioritas sasaran dalam menjalankan suatu proyek konstruksi, perusahaan kontraktor konstruksi mengurutkan prioritas sasaran pada setiap proyek yang dilaksanakan. Dapat dilihat pada gambar 4.7
Prioritas Sasaran 40% 30% 20% 10% 0% Safety
Biaya
Mutu
Waktu
Gambar 4.7 Prioritas Sasaran Kemudian didapat informasi bahwa perusahaan kontraktor konstruksi telah mengubah urutan prioritas sasaran dari (1) Biaya,(2) Mutu,(3) Waktu, dan(4) Safety menjadi (1)Safety,(2) Biaya, (3) Mutu, (4) Waktu. Hal ini menguatkan bahwasanya perusahaan kontraktor konstruksi yang berada di Surakarta semakin memahami bahwa keselamatan kerja merupakan masalah penting yang kemudian dapat berdampak positif terhadap citra perusahaan kontraktor konstruksi tersebut.
4.2.5. Penetapan Pimpinan Keselamatan kerja Berdasarkan dari kuesioner didapat jawaban responden sebagai berikut: - Ya
34 responden
- Tidak
10 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.8
commit to user
digilib.uns.ac.id 42
perpustakaan.uns.ac.id
Penetapan Pimpinan Keselamatan Kerja TIDAK 23%
YA 77%
Gambar 4.8 Penetapan Pimpinan Keselamatan kerja Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Penetapan pimpinan keselamatan kerja” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta sebesar 77%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kontraktor memberikan prioritas terhadap masalah keselamatan kerja dengan membentuk divisi/departemen yang khusus menangani masalah keselamtan kerja, biasanya disebut Safety Department , yang bertugas menetapkan peraturan dan prosedur keselamatan kerja. Berdasarkan dari isian data dari kuesioner didapat rata-rata jumlah petugas keselamtan kerja pada setiap proyek yang dilaksanakan oleh perusahaan kontraktor konstruksi di Surakarta adalah 4 orang. Petugas keselamatan kerja bertugas mengontrol keselamatan kerja di lapangan, dengan pengawasan secara berkala diharapkan dapat memperkecil kecelakaan kerja yang akan terjadi. Selain melakukan pengawasan, petugas keselamatan kerja memiliki tanggung jawab dan otoritas terhadap masalah keselamatan kerja dengan menjelaskan secara langsung kepada pekerja mengenai peraturan dan prosedur (manual ) keselamatan kerja yang dirancang oleh perusahaan kontraktor konstruksi agar semua pekerja dapat memahami masalah keselamatan kerja sebelum proyek dikerjakan.
4.2.6. Pertemuan Prakonstruksi antara Pemilik dan Kontraktor Berdasarkan dari kuesioner didapat jawaban responden sebagai berikut: - Ya
44 responden
- Tidak
0 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.9
commit to user
digilib.uns.ac.id 43
perpustakaan.uns.ac.id
Pertemuan Prakonstruksi antara Pemilik dan Kontraktor TIDAK 0%
YA 100%
Gambar 4.9 Pertemuan prakonstruksi antara pemilik dan kontraktor Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Pertemuan prakonstruksi antara pemilik dan kontraktor” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta sebesar 100%. Hal-hal yang dilakukan disaat pertemuan prakonstruksi adalah (1)mendiskusikan isi kontrak, (2)mengkoordinasi prosedur pekerjaan sehingga kontraktor dapat menyelesaikan proyek dengan kinerja program keselematan kerja yang baik, (3) pihak kontraktor menunjukkan standar program
keselamatan kerja yang dimilikinya, dan (4) pihak kontraktor menunjukkan catatan kinerja keselamatan kerja pada proyek yang lalu sebagai salah satu kualifikasi yang tercantum dalam dokumen penawaran (tender).
4.2.7. Membentuk Komite Keselamatan Kerja Berdasarkan dari kuesioner didapat jawaban responden sebagai berikut: - Ya - Tidak
44 responden 0 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.10
commit to user
digilib.uns.ac.id 44
perpustakaan.uns.ac.id
Membentuk Komite Keselamatan Kerja TIDAK 0%
YA 100%
Gambar 4.10 Membentuk komite Keselamatan kerja Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Membentuk Komite Keselamatan Kerja” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta sebesar 100%. Hal ini bertujuan untuk melakukan koordinasi keselamatan kerja antara kontraktor dan subkontraktor. Komite keselamatan kerja terdiri dari pimpinan proyek, petugas keselamatan kerja, pengawas lapangan (supervisor) dan mandor, yang biasanya mengadakan pertemuan rutin (safety meeting) untuk mendiskusikan masalah teknik dan keselamatan kerja disaat konstruksi berlangsung. Selain itu, komite keselamatan kerja bertugas mengingatkan program keselamatan kerja melalui spanduk, poster, ataupun billboard.
4.2.8. Pelaporan, Investigasi dan Pencatatan Kecelakaan Kerja Berdasarkan dari kuesioner didapat jawaban responden sebagai berikut: - Ya - Tidak
44 responden 0 responden, dapat dilihat pada gambar 4.11
commit to user
digilib.uns.ac.id 45
perpustakaan.uns.ac.id
Pelaporan, Investigasi dan Pencatatan Kecelakaan Kerja TIDAK 0%
YA 100%
Gambar 4.11 Pelaporan, Investigasi dan Pencatatan Kecelakaan Kerja Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Pelaporan, Investigasi dan Pencatatan Kecelakaan Kerja” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta sebesar 100%.
4.2.9. Penetapan Misi Keselamatan Kerja Berdasarkan dari kuesioner didapat jawaban responden sebagai berikut: - Ya - Tidak
35 responden 9 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.12
Penetapan Misi Keselamatan Kerja Tidak 20%
Ya 80%
commit to user Gambar 4.12 Penetapan misi keselamatan kerja
digilib.uns.ac.id 46
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Penetapan misi keselamatan kerja” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta sebesar 80%. Dan 20% lainnya menjawab tidak menetapkan misi keselamatan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kontraktor telah memiliki target keselamatan kerja dalam mengerjakan proyeknya masing-masing. Dari hasil jwaban Responden, didapatkan pernyataan misi keselamatan kerja berupa slogan yang dimiliki oleh perusahaan kontraktor, yaitu: ·
Safety First
·
Memperkecil jumlah kecelakaan kerja
·
Membangun hari ini, esok, dan masa depan mengutamakan keselamatan kerja karyawan proyek.
·
Utamakan keselamatan kerja
·
Zero Accident
4.2.10. Analisa Sumber Bahaya Berdasarkan dari kuesioner didapat jawaban responden sebagai berikut: - Ya - Tidak
44 responden 0 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.13
Analisa Sumber Bahaya TIDAK 0%
YA 100%
Gambar 4.13 Analisa Sumber bahaya Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Analisa keselamatan kerja” pada perusahan kontraktor commit to userkonstruksi di Surakarta sebesar 100%.
digilib.uns.ac.id 47
perpustakaan.uns.ac.id
Analisa sumber bahaya pada setiap proyek yang dilaksanakan, merupakan tahap awal dalam melaksanakan program keselamatan kerja, dimana dalam tahap ini dilakukan identifikasi bahaya untuk setiap pekerjaan, cara mengontrol bahaya, frekuensi kontrol, dan pelaksana kontrol (person in charge). Pelaksana kontrol terdiri dari petugas keselamatan kerja, supervisor, dab mekanik; dimana pelaksana kontrol secara rutin melakukan inspeksi untuk memastikan setiap aktivitas konstruksi berjalan dengan aman sesuai dengan standar acuan yang dimiliki oleh setiap perusahaan kontraktor konstruksi. Berdasarkan data hasil kuesioner “Sub-Elemen Sumber bahaya penyebab kecelakaan kerja”: - Crane
37 responden
- Perancah
35 responden
- Pekerjaan Elektrikal
33 responden
- Pekerjaan Galian dan Urugan
32 responden
- Pekerjaan beton dan baja
31 responden
- Kendaraan dan alat berat
28 responden
- Ladders/tangga
27 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.14
Sumber Bahaya Penyebab Kecelakaan Kerja
84%
80%
75%
73%
70%
64%
61%
toBahaya user Penyebab Kecelakaan Kerja Gambar 4.14 Sub-Elemencommit Sumber
digilib.uns.ac.id 48
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan data hasil kuesioner, didapatkan bahwa “Sub-Elemen sumber bahaya penyebab kecelakaan kerja” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta secara berurutan adalah Crane (84%), Perancah (80%), Pekerjaan elektrikal (75%), Pekerjaan galian dan urugan (73%), Pekerjaan beton dan baja (70%), Kendaraan dan alat berat (64%), dan Ladders/tangga (61%) Berdasarkan hasil kuesioner mengenai analisa sumber bahaya, responden memberikan informasi mengenai sumber bahaya lain yang diantisipasi adalah: ·
Lubang (Void)
·
Lift dan Escalator
·
Area kerja di ketinggian
·
Pekerjaan pembongkaran bekisting
·
Pekerjaan pembobokan beton
4.2.11. Checklist Implementasi Keselamatan Kerja pada Proyek yang telah ditangani Berdasarkan dari kuesioner didapat jawaban responden sebagai berikut: - Ya - Tidak
44 responden 0 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.15
Checklist Implementasi Keselamatan Kerja TIDAK 0%
YA 100%
Gambar 4.15 Checklist Implementasi Keselamatan Kerja pada Proyek yang telah ditangani commit to user
digilib.uns.ac.id 49
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Checklist Implementasi Keselamatan Kerja pada Proyek yang telah ditangani” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta sebesar 100%. Rancangan daftar (checklist) keselamatan kerja merupakan alat bantu untuk memudahkan peninjauan pelaksanaan program keselamatan kerja, dimana checklist ini dibawa oleh petugas keselamatan kerja saat melakukan inspeksi lapangan untuk mengetahui aman/tidaknya aktivitas konstruksi serta kesesuaian kondisi alat kerja maupun alat berat proyek. Kemudian petugas keselamatan kerja mencatat jadwal, lokasi/area, dan hasil inspeksi berdasarkan checklist tersebut, dimana hasil akhirnya akan didokumentasikan dalam bentuk laporan bulanan kepada manajemen perusahaan. Berdasarkan data hasil kuesioner “Sub-Elemen Checklist Implementasi Keselamatan Kerja”: ‒ Hubungan dengan medis: P3K, Rumah sakit terdekat, Klinik
42 responden
‒ Penempatan serta penataan material dilokasi proyek
40 responden
‒ Daftar telepon darurat (misalnya Polisi, PMK, PLN dll)
37 responden
‒ Keadaan struktur/kekuatan perancah
34 responden
‒ Catatan khusus mengenai kondisi bahaya pada setiap jenis
32 responden
‒ Kondisi sanitasi proyek
30 responden
‒ Kondisi kendaraan proyek
28 responden
‒ Hubungan dengan kantor DEPNAKER
41 responden
‒ Kondisi tower crane
39 responden
‒ Penyediaan, kondisi dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
35 responden
‒ Kondisi peralatan kerja
33 responden
pekerjaan
‒ Kondisi jalan dilokasi proyek Dapat dilihat pada gambar 4.16
commit to user
29 responden
digilib.uns.ac.id 50
perpustakaan.uns.ac.id
Hubungan dengan medis: P3K, Rumah sakit terdekat, Klinik
95%
Hubungan dengan kantor DEPNAKER
93%
Penempatan serta penataan material dilokasi proyek
91%
Kondisi tower crane
89%
Daftar telepon darurat (misalnya Polisi, PMK, PLN dll)
84%
Penyediaan, kondisi dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
80%
Keadaan struktur/kekuatan perancah
77%
Kondisi peralatan kerja
75%
Catatan khusus mengenai kondisi bahaya pada setiap jenis pekerjaan
73%
Kondisi sanitasi proyek
68%
Kondisi jalan dilokasi proyek
66%
Kondisi kendaraan proyek
64%
Gambar 4.16 Sub-Elemen Checklist Implementasi Keselamatan Kerja Berdasarkan hasil prosentase tersebut, dapat diketahui bahwa daftar (checklist) implementasi program keselamatan kerja yang menjadi prioritas oleh perusahaan kontraktor konstruksi di Surakarta adalah hubungan dengan medis (95%) dan Hubungan dengan kantor DEPNAKER (91%); dimana kedua hal tersebut bertujuan untuk menaggulangi masalah evakuasi dan biaya pengobatan pekerja bila terjadi kecelakaan kerja. Sedangkan kendaraan proyek dan kondisi jalan di lokasi proyek merupakan hal yang kurang diperhatikan oleh perusahaan kontraktor konstruksi selama pelaksanaan proyek. Dari wawancara dengan salah satu perusahaan kontraktor konstruksi, dapat diketahui karenan sebagian besar kendaraan yang masuk proyek adalah kendaraan bukan milik kontraktor (misalnya mixer truck dan concrete pump), sedangkan pemeliharaan jalan dilokasi proyek akan dilakukan pada saat jalan tersebut sudah rusak dan saat proyek berkhir. Dari jawaban responden mengenai daftar (checklist) implementasi keselamatan kerja, diperoleh informasi item keselamatan kerja yang perlu dalam checklist keselamatan kerja adalah mengenai: ·
Alat pemadam kebakaran
·
House keeping (kebersihan)
·
Safety meeting
commit to user
digilib.uns.ac.id 51
perpustakaan.uns.ac.id
·
Safety talk (= himbauan secara berkala oleh petugas keselamatan kerja kepada pekerja tentang pentingnya keselamatan kerja yang telah ditetapkan perusahaan kontraktor konstruksi)
4.2.12. Inspeksi Lapangan secara rutin Berdasarkan dari kuesioner didapat jawaban responden sebagai berikut: - Ya - Tidak
44 responden 0 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.17
Inspeksi Lapangan secara rutin TIDAK 0%
YA 100%
Gambar 4.17 Inspeksi Lapangan secara rutin Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Inspeksi Lapangan secara rutin” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta sebesar 100%. Inspeksi Lapangan biasanya dilakukan oleh manajer proyek atau divisi keselamatan kerja yang bertujuan untuk memantau secara langsung implementasi program keselamatan kerja di lapangan. Khususnya melakukan pengawasan dan identifikasi bahaya pada tempat kerja untuk kemudian diambil tindakan antisipasi agar tidak terjadi kecelakaan. Hasil inspeksi tersebut kemudian dicatat dan ditindaklanjuti dengan melakukan audit internal untuk mengetahui program keselamatan kerja yang telah berjalan dengan baik maupun program yang mengalami kendala dalam pelaksanaanya.
commit to user
digilib.uns.ac.id 52
perpustakaan.uns.ac.id
Frekuensi “Inspeksi lapangan secara rutin”: - 1 kali
9 responden
- 2 kali
23responden
- 3 kali
11responden
- >3 kali
0 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.18
Frekuensi Inspeksi Lapangan >3kali 0% 1kali 21%
3kali 26%
2kali 53%
Gambar 4.18 Frekuensi Inspeksi Lapangan Berdasarkan data hasil kuesioner, dapat diketahui bahwa mayoritas responden (53%) melakukan inspeksi lapangan secara rutin sebanyak dua kali sehari. Pelaksanaan inspeksi lapangan setiap hari oleh pihak manajemen, karena dapat mempengaruhi persepsi pekerja bahwa pihak manajemen memperhatikan keselamatan kerja pekerjanya sehingga pekerja dapat lebih memperhatikan keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaannya. Berdasarkan data hasil kuesioner “Sub-Elemen Inspeksi Lapangan secara rutin”: ·
Kegiatan pekerja yang tidak aman
44 responden
·
Kedisiplinan pekerja menggunakan APD
42responden
·
Penempatan rambu-rambu peringatan bahaya
40 responden
·
Letak peralatan pengaman (tabung pemadam api, dll)
38 responden
·
Penataan tempat kerja
37 responden
·
Kelayakgunaan peralatan kerja / mesin
35 responden
·
Desain konstruksi yang tidak aman commit to user Dapat dilihat pada gambar 4.19
29 responden
digilib.uns.ac.id 53
perpustakaan.uns.ac.id
Kegiatan pekerja yang tidak aman
100%
Kedisiplinan pekerja menggunakan APD
95%
Penempatan rambu-rambu peringatan bahaya
91%
Letak peralatan pengaman (tabung pemadam api, dll)
86%
Penataan tempat kerja
84%
Kelayakgunaan peralatan kerja / mesin
80%
Desain konstruksi yang tidak aman
66%
Gambar 4.19 Sub-Elemen Inspeksi Lapangan secara rutin Berdasarkan hasil prosentase tersebut, dapat diketahui bahwa “Sub-Elemen Inspeksi Lapangan secara rutin” yang menjadi prioritas oleh perusahaan kontraktor konstruksi di Surakarta adalah kegiatan pekerja yang tidak aman (100%) dan kedisiplinan pekerja dalam menggunakan APD (95%). Pengawasan lebih ditekankan pada dua hal tersebut karena kegiatan pekerja yang tidak aman merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja (Hinze, 1997) dan penggunaan APD dilokasi proyek merupakan salah satu usaha untuk meminimalkan resiko terjadinya kecelakaan kerja. Selain itu, responden juga memberikan informasi mengenai hal yang perlu diperhatikan saat melakukan inspeksi lapangan, yaitu: ·
Keamanan penggunaan mesin, peralatan kerja dan penempatan material
·
Keadaan fisik tanda peringatan bahaya di lapangan
4.2.13. Penyediaan Fasilitas Keselamatan Kerja Berdasarkan dari kuesioner didapat jawaban responden sebagai berikut: - Ya - Tidak
44 responden 0 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.20
commit to user
digilib.uns.ac.id 54
perpustakaan.uns.ac.id
Penyediaan Fasilitas Keselamatan Kerja TIDAK 0%
YA 100%
Gambar 4.20 Penyediaan Fasilitas Keselamatan Kerja Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Penyediaan Fasilitas Keselamatan Kerja” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pengadaan fasilitas keselamatan kerja merupakan salah satu wujud nyata komitmen perusahaan kontraktor konstruksi yang secara langsung dapat dilihat dan ditujukan bagi seluruh pekerja, dimana hal tersebut dapat menimbulkan persepsi dan menambah kepercayaan pekerja kepada pihak manajemen dalam hal melindungi pekerja dari bahaya kecelakaan kerja saat bekerja. Berdasarkan data hasil kuesioner “Sub-Elemen Penyediaan Fasilitas Keselamatan Kerja”: ‒
Helm Proyek
44 responden
‒
Sepatu Proyek
44 responden
‒
Sabuk pengaman
42 responden
‒
Sarung tangan untuk pekerjaan pengelasan
42 responden
‒
Masker untuk pekerjaan pengelasan
42 responden
‒
Rambu peringatan/ tanda bahaya
41 responden
‒
Pagar pengaman
41 responden
‒
Pemadam api
41 responden
‒
Masker hidung untuk pekerjaan di lokasi yang berdebu
38 responden
‒
Masker untuk pekerjaan menggerinda
38 responden
‒
Penutup lubang
37 responden
commit to user
digilib.uns.ac.id 55
perpustakaan.uns.ac.id
‒ ‒
Sarung tangan untuk pekerjaan beton
33 responden
Peredam bunyi telinga
30 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.21 Helm Proyek
100%
Sepatu Proyek
100%
Sabuk pengaman
95%
Sarung tangan untuk pekerjaan pengelasan
95%
Masker untuk pekerjaan pengelasan
95%
Rambu peringatan/ tanda bahaya
93%
Pagar pengaman
93%
Pemadam api
86%
Masker hidung untuk pekerjaan di lokasi yang berdebu
86%
Masker untuk pekerjaan menggerinda
86%
Penutup lubang
84%
Sarung tangan untuk pekerjaan beton
75%
Peredam bunyi telinga
68%
Gambar 4.21 Sub-Elemen Fasilitas Keselamatan Kerja Berdasarkan hasil prosentase tersebut, dapat diketahui bahwa yang menjadi prioritas “Sub Elemen Fasilitas Keselamatan Kerja”, oleh perusahaan kontraktor konstruksi di Surakarta adalah penyediaan peralatan perlindungan diri berupa helm proyek (100%), sepatu proyek (100%), sabuk pengaman (95%), sarung tangan untuk pekerjaan pengelasan (95%), dan masker untuk pekerjaan pengelasan (95%). Sedangkan sarung tangan untuk pekerjaan beton (75%) dan peredam bunyi telinga (68%), merupakan tidak menjadi prioritas utama, hal ini dikarenakan peralatan tersebut tidak umum/lazim digunakan dalam proyek bangunan tingkat tinggi sehingga perusahaan kontraktor konstruksi hanya menyediakan apabila dibutuhkan.
4.2.14. Pertemuan Keselamatan Kerja Berdasarkan dari kuesioner didapat jawaban responden sebagai berikut: - Ya - Tidak
44 responden 0 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.22 commit to user
digilib.uns.ac.id 56
perpustakaan.uns.ac.id
Pertemuan Keselamatan Kerja
TIDAK 0%
YA 100%
Gambar 4.22 Pertemuan Keselamatan Kerja Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Pertemuan Keselamatan Kerja” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta sebesar 100%. Hal ini bertujuan untuk mediskusikan mengenai masalah teraktual tentang program keselamatan kerja, antara lain: penerapan peraturan dan prosedur (manual) keselamatan kerja, masalah bahaya dalam aktivitas konstruksi, dan kecelakaan kerjayang terjadi di lapangan. Frekuensi “Pertemuan Keselamatan Kerja”: - Tiap Satu Minggu
9 responden
- Tiap Dua Minggu
23responden
- Tiap Satu Bulan
11responden
Dapat dilihat pada gambar 4.23
Frekuensi Pertemuan Keselamatan Kerja Tiap Satu Minggu
Tiap Dua Minggu
Tiap Dua Bulan
16% 11% 73%
Gambar 4.23 Frekuensi commitPertemuan to user Keselamatan Kerja
digilib.uns.ac.id 57
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan data hasil kuesioner, dapat diketahui bahwa mayoritas responden (73%) melakukan pertemuan keselamatan kerja diadakan setiap minggu. Hal ini diperlukan sebagai koordinasi bagi manajer proyek atau pimpinan keselamatan kerja dan penanganan secara cepat mengenau masalah teraktual yang terjadi di lapangan. Berdasarkan
data hasil
kuesioner “Sub-Elemen
Bahasan
tentang Pertemuan
Keselamatan Kerja”: ‒
Masalah bahaya saat pelaksanaan untuk setiap pekerjaan
41 responden
‒
Metode kerja yang aman
39 responden
‒
Performa kinerja program keselamatan kerja
37 responden
‒
Peraturan program keselamatan kerja
34 responden
‒
Pembaruan program keselamatan kerja yang ada
28 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.24
Masalah bahaya saat pelaksanaan untuk setiap pekerjaan
93%
Metode kerja yang aman
89%
Performa kinerja program keselamatan kerja
84%
Peraturan program keselamatan kerja
77%
Pembaruan program keselamatan kerja yang ada
64%
Gambar 4.24 Sub-Elemen Bahasan tentang Pertemuan Keselamatan Kerja Berdasarkan hasil prosentase tersebut, dapat diketahui bahwa yang menjadi prioritas “Sub-Elemen Bahasan tentang Pertemuan Keselamatan Kerja”,
oleh perusahaan
kontraktor konstruksi di Surakarta adalah masalah bahaya saat pelaksanaan untuk setiap pekerjaan (93%) dan metode kerja yang aman (89%). Hal tersebut dilakukan karena pada kenyataannya banyak pekerja yang kurang memperhatikan masalah keselamatan kerja saat melakukan pekerjaannya karena karakteristik dan latar belakang pendidikan yang rendah, sehingga pekerja lebih cenderung untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh atasannya khususnya mengenai hal keselamatan kerja dalam bekerja. Sedangkan pembaruan program keselamatan kerja biasanya dilakukan saat perusahaan sudah melakukan evaluasi kinerja program keselamatan kerja biasanya dilakukan saat perusahaan sudah melakukan evaluasi kinerja program keselamatan kerja yang ada dengan melakukan audit internal, di mana hasil audit tersebut disampaikan pada pertemuan keselamatan kerja dengan tujuan agar pihak manajemen dapat lebih commit to user meningkatkan performa yang sudah ada.
digilib.uns.ac.id 58
perpustakaan.uns.ac.id
Topik keselamatan kerja lainnya yang sering didiskusikan di dalam prtemuan keselamatan kerja antara lain mengenai: ·
Penempatan material berat (memperhatikan kapasitas struktur bangunan)
·
Kebersihan lokasi
·
Analisa dan evakuasi kecelakaan kerja
·
Info terbaru tentang program keselamatan kerja
·
Meeting coordinating management
4.2.15. Pelatihan Keselamatan Kerja Berdasarkan dari kuesioner didapat jawaban responden sebagai berikut: - Ya - Tidak
37 responden 7 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.25
Pelatihan Keselamatan Kerja Tidak 16%
Ya 84%
Gambar 4.25 Pelatihan Keselamatan Kerja Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Pertemuan Keselamatan Kerja” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta sebesar 84%. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan keselamatan kerja berujuan untuk memastikan bahwa pekerja telah memperoleh informasi yang cukup mengenai cara bekerja dengan aman, memelihara lingkungan tempat kerja, penggunaan peralatan perlindungan diri sesuai dengan kondisi yang membutuhkan, serta kemungkinan bahaya
commit to user
digilib.uns.ac.id 59
perpustakaan.uns.ac.id
yang akan dihadapi pekerja dalam melakukan pekerjaannya, sehingga pekerja diharapkan mampu berperan secara aktif di dalam hal keselamatan kerja. Sifat/Jenis “Pelatihan keselamatan kerja”: - Informal Safety Training - Formal Safety Training
37 responden 0 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.26
Jenis Pelatihan Keselamatan Kerja Formal Safety Training 0%
Informal Safety Training 100%
Gambar 4.26 Jenis Pelatihan Keselamatan Kerja Pelatihan keselamatan kerja yang biasanya dilakukan oleh perusahaan kontraktor konstruksi yang berada di Surakarta adalah Informal Safety Training atau hanya bersifat penjelasan penjelasan kebijakan peraturan keselamatan kerja sebelum pekerja melakukan pekerjaannya. Sedangkan pelatihan khusus atau Formal Safety Training, tidak diberikan kepada pekerja karena pelatihan tersebut membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pelatihan tidak ada, serta frekuensi pergantian pekerja (turn over) yang tinggi pada proyek konstruksi, sehingga pelatihan tersebut biasanya hanya diberikan oleh atasan pekerja saat pelaksanaan pekerjaan di lapangan, juga dibantu oleh pekerja lain yang berpengalaman. Berdasarkan data hasil kuesioner “Sub-Elemen Pelatihan Keselamatan Kerja”: ‒
Penggunaan alat keselamatan kerja yang benar
41 responden
Pengenalan tentang lokasi yang berbahaya
39 responden
‒
Pengetahuan mengenai cara bekerja aman dan benar commityang to user
37 responden
‒
digilib.uns.ac.id 60
perpustakaan.uns.ac.id
‒
Pencegahan kebakaran
34 responden
Penanganan masalah kecelakaan dan keselamatan kerja
28 responden
‒
Pengenalan terhadap alat kerja baru dan penggunaanya
37 responden
‒
Tata cara pelaporan kecelakaan kerja
34 responden
Prosedur Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan(P3K)
28 responden
‒
‒
secara benar
Dapat dilihat pada gambar 4.27
Penggunaan alat keselamatan kerja yang benar Pengenalan tentang lokasi yang berbahaya Pengetahuan mengenai cara bekerja yang aman dan benar Pencegahan kebakaran Penanganan masalah kecelakaan dan keselamatan kerja Pengenalan terhadap alat kerja baru dan penggunaanya secara benar Tata cara pelaporan kecelakaan kerja Prosedur Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan(P3K)
97% 92% 84% 84% 78% 78% 73% 70%
Gambar 4.27 Sub-Elemen Pelatihan Keselamatan Kerja Berdasarkan hasil prosentase tersebut, dapat diketahui bahwa yang menjadi prioritas “Sub-Elemen Pelatihan Keselamatan Kerja”, oleh perusahaan kontraktor konstruksi di Surakarta adalah mengenai penggunaan alat keselamatan kerja (97%) dan pengenalan tentang lokasi yang berbahaya (92%). Kedua hal tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan arahan kepada pekerja agar selalu bekerja dengan menggunakan peralatan perlindungan diri serta berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya di lokasi proyek, terutama di daerah yang berbahaya. Sedangkan pelatihan mengenai tata cara pelaporan kecelakaan kerja (73%) dan prosedur P3K (70%) belum diberikan kepada pekerja karena apabila pekerja mengalami kecelakaan hanya perlu melaporkan kepada madornya atau kepada petugas keselamatan kerja untuk mendapatkan pengobatan, kemudian investigasi kecelakaan akan dilakukan oleh petugas keselamatan kerja dengan melibatkan pekerja yang bersangkutab untuk mengetahui kronologis kejadian kecelakaan kerja.
commit to user
digilib.uns.ac.id 61
perpustakaan.uns.ac.id
4.2.16. Rancangan Rencana Darurat untuk Keadaan Bahaya - Ya
39 responden
- Tidak
5 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.28
Rancangan Rencana Darurat untuk Keadaan Bahaya Tidak 11%
Ya 89%
Gambar 4.28 Rancangan Rencana darurat untuk Keadaan Bahaya Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Rancangan Rencana Darurat untuk Keadaan Bahaya” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta sebesar 89%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kontraktor konstruksi telah mengantisipasi keadaan darurat yang khusus dapat terjadi dengan melakukan pengukuran mengenai kemungkinan bahaya akan timbul (identifikasi bahaya),
mengevakuasi kemungkinan bahaya tersebut, kemudian
mengontrol bahaya tersebut melalui rancangan darurat. Berdasarkan data hasil kuesioner “Sub-Elemen Rancangan Rencana Darurat untuk Keadaan Bahaya”: ‒
Proses evakuasi bila terjadi kebakaran
41 responden
‒
Penyediaan fasilitas darurat seperti Rumah Sakit, klinik,
39 responden
‒
Proses evakuasi bila terjadi ledakan
ambulan, dll
Dapat dilihat pada gambar 4.29
commit to user
34 responden
digilib.uns.ac.id 62
perpustakaan.uns.ac.id
Sub-Elemen Rancangan Rencana Darurat untuk Keadaan Bahaya
95%
86% 64%
Proses evakuasi bila terjadi kebakaran
Penyediaan fasilitas darurat seperti Rumah Sakit, klinik, ambulan, dll
Proses evakuasi bila terjadi ledakan
Gambar 4.29 Sub-Elemen Rancangan Rencana Darurat untuk Keadaan Bahaya Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “SubElemen Rancangan Rencana Darurat untuk Keadaan Bahaya” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta adalah proses evakuasi bila terjadi kebakaran (91%), penyediaan fasilitas darurat seperti rumah sakit, klinik, ambulan dll (86%), dan proses evakuasi bila terjadi ledakan (64%). Selain itu, responden memberikan informasi tentang rancangan darurat yang perlu direncanakan yaitu penyediaan akses jalan darurat.
4.2.17. Program Kesehatan Pekerja bagi Pekerja - Ya
30 responden
- Tidak
14 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.30
commit to user
digilib.uns.ac.id 63
perpustakaan.uns.ac.id
Program Kesehatan Pekerja bagi Pekerja Tidak 32%
Ya 68%
Gambar 4.30 Program Kesehatan Pekerja bagi Pekerja Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Program Kesehatan Pekerja bagi Pekerja” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta sebesar 68%. Hal ini menunjukkan bahwa program kesehatan kerja ditetapkan bagi seluruh pekerja dengan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi fisik dan mental pekerja untuk layak bekerja. Pada kenyataannya kontraktor belum melaksanakan program kesehatan kerja bagi pekerjanya dengan alasan keterbatasan dana, dimana dana yang tersedia lebih banyak dialokasikan untuk Jamsostek. Selain itu, yang sering terjadi diproyek adalah kecelakaan kerja tersebut terlibat secara langsung, sedangkan gangguan kesehatan tidak terlihat secara langsung pada saat bekrja seperti halnya kecelakaan kerja. Berdasarkan data hasil kuesioner “Sub-Elemen Rancangan Rencana Darurat untuk Keadaan Bahaya”: ‒
Tes untuk mengetahui penyakit yang diderita pekerja
16 responden
Tes untuk mengetahui kondisi fisikdan mental pekerja
13 responden
‒
Tes untuk mengetahui ketergantungan pekerja pada
‒
narkoba dan minuman keras
Dapat dilihat pada gambar 4.31
commit to user
3 responden
digilib.uns.ac.id 64
perpustakaan.uns.ac.id
Sub-Elemen Program Kesehatan Pekerja bagi Pekerja 53% 43%
10%
Tes untuk mengetahui penyakit yang diderita pekerja
Tes untuk mengetahui kondisi fisikdan mental pekerja
Tes untuk mengetahui ketergantungan pekerja pada narkoba dan minuman keras
Gambar 4.31 Sub-Elemen Program Kesehatan Pekerja bagi Pekerja Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “SubElemen Program Kesehatan Pekerja bagi Pekerja” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta adalah tes untuk mengetahui penyakit yang diderita pekerja (53%), tes untuk mengetahui kondisi fisikdan mental pekerja (43%), dan tes untuk mengetahui ketergantungan pekerja pada narkoba dan minuman keras (10%).Selain itu, didapat informasi bahwa salah satu perusahaan kontraktor konstruksi memperhatikan kondisi kesehatan pekerjanya dengan melakukan penyemprotan anti nyamuk malaria dan demam berdarah setiap bulannya di lokasi proyek.
4.2.18. Alokasi Dana Keselamatan Kerja dan Pemilihan Asuransi / Jamsostek - Ya - Tidak
44 responden 0 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.32
commit to user
digilib.uns.ac.id 65
perpustakaan.uns.ac.id
Alokasi Dana Keselamatan Kerja dan Pemilihan Asuransi / Jamsostek TIDAK 0%
YA 100%
Gambar 4.32 Alokasi Dana Keselamatan Kerja dan Pemilihan Asuransi / Jamsostek Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Alokasi Dana Keselamatan Kerja dan Pemilihan Asuransi / Jamsostek” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta sebesar 100%. Berdasarkan data hasil kuesioner, didapatkan bahwa semua perusahaan kontraktor menggunakan pelayanan Asuransi Jamsostek. Berdasarkan data hasil kuesioner “Prosentase Alokasi Dana Keselamatan Kerja”: ‒
< 0,1 % dari total biaya proyek
‒
2 responden
‒
0,1 – 0,2 % dari biaya total proyek
31 responden
0,2 – 0,3 % dari biaya total proyek
11 responden
‒
>0,3 % dari biaya total proyek
Dapat dilihat pad gambar 4.33
commit to user
0 responden
digilib.uns.ac.id 66
perpustakaan.uns.ac.id
Prosentase Alokasi Dana Keselamatan Kerja < 0,1 % dari total biaya proyek
0,1 – 0,2 % dari biaya total proyek
0,2 – 0,3 % dari biaya total proyek
>0,3 % dari biaya total proyek
0% 5% 25%
70%
Gambar 4.33 Prosentase Alokasi Dana Keselamatan Kerja
4.2.19. Pemberian Reward/Bonus/ Intensif bagi mandor - Ya - Tidak
44 responden 0 responden
Dapat dilihat pada gambar 4.34
Pemberian rewards/intensif/bonus bagi mandor TIDAK 0%
YA 100%
commit to user Intensif bagi mandor Gambar 4.34 Pemberian Reward/Bonus/
digilib.uns.ac.id 67
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil perhitungan prosentase data kuesioner, diperoleh prosentase “Pemberian rewards/Bonus/ Intensif bagi Mandor” pada perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta sebesar 100%. Hal ini dikarenakan mandor merupakan level perusahaan yang memiliki hubungan komunikasi secara langsung dan terus menerus dengan pekerja. Selain itu mandor dapat menjadi sumber informasi keselamatam kerja bagi pekerja yang dibawah pengawasannya. Dalam hubungannya dengan peraturan dan prosedur keselamatan kerja yang dimiliki oleh perusahaan kontraktor, mandor berkewajiban untuk memastikan pekerjanya menggunakan peralatan perlindungan diri dengan benar saat bekerja. Berdasarkan data hasil kuesioner “Bentuk pemberian rewards/bonus/intensif bagi mandor” antara lain: ‒
Uang
‒
4 responden
‒
Piagam
17 responden
Kenaikan Pangkat (misalnya menjadi supervisor)
8 responden
‒
Kebutuhan Pokok
15 responden
Dapat dilihat pad gambar 4.35
Bentuk pemberian rewards/intensif/ bonus bagi mandor Uang
Piagam
Kenaikan pangkat
Kebutuhan Pokok
9% 34% 39% 18%
Gambar 4.35 Bentuk Pemberian rewards/intensif/bonus bagi mandor
commit to user
digilib.uns.ac.id 68
perpustakaan.uns.ac.id
Pemberian rewards/bonus/intensif bagi mandor dilakukan untuk mempengaruhi persepsi pekerja bahwa perusahaan memberikan prioritas yang tinggi terhadap masalah keselamatan kerja. Berdaasrkan data hasil kuesioner, didapat bahwa hanya sebanyak 9% perusahaan kontraktor yang memberikan reward/bonus/intensif dalam bentuk uang. Pemberian bonus dalam bentuk uang tidak menjadi pilihan bagi para responden, hal ini dikarenakan hal tersebut hanya berpengaruh dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, keterbatasan dana dan mobilitas pekerja yang tinggi merupakan hambatan pelaksanaan pemberian rewards/intensif/bonus bagi mandor. Pelaksanaan program pemberian rewards/intensif/bonus dagi mandor yang ditetapkan oleh sebagian perusahaan kontraktor adalah dalam bentuk piagam, kebutuhan pokok, snack, minuman, vitamin, kaos, souvenir dan bantuan transportasi.
4.3.
Uji Hipotesis dengan Analisis Chi Square
Hasil analisa Chi Square sebagai berikut Ho
: Hambatan implementasi program keselamatan kerja tidak berpengaruh
terhadap tingkat kecelakaan kerja yang terjadi. H1
: Hambatan implementasi program keselamatan kerja berpengaruh terhadap
tingkat kecelakaan kerja yang terjadi. Tabel 4.3. Tabel Hasil Pengujian Hipotesis dengan analisis chi square Test Statistics Chi-Square Df Asymp. Sig.
total a 17.818 9 .037
Tabel diatas menyajikan statistik uji, nilai (value), derajat bebas (df), dan probabilitasnya (significance). Dari hasis analisis diperoleh nilai statistik Chi Square dari Pearson sebesar 17.818 dengan nilai probabilitas 0.037. Karena nilai tersebut lebih kecil dari taraf nyata sebesar 0.05, maka disimpulkan untuk menolak hipotesis nol. Sehingga H1 diterima, yang menyatakan bahwa hambatan implementasi program keselamatan kerja berpengaruh terhadap tingkat kecelakaan kerja yang terjadi. Hambatan implementasi program kecelakaan kerja yang terjadi adalah kurangnya kesadaran pekerja akan keselamatan kerja, kurangnya kedisiplinan pekerja terhadap commit to user keselamatan kerja, kurangnya tingkat pendidikan dan pengetahuan pekerja, bahasa
digilib.uns.ac.id 69
perpustakaan.uns.ac.id
komunikasi antara atasan dan pekerja, kurang membudayanya tentang keselamatan kerja pada para pekerja, dan adanya batas waktu (deadline) proyek sehingga pekerja mendapat tekanan dan merasa tidak nyaman dalam beraktivitas.
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.
Kesimpulan
1.
Perusahaan kontraktor konstruksi yang berada di Surakarta telah menerapkan program keselamatan kerja secara baik.
2.
Alasan pentingnya perusahaan kontraktor konstruksi menerapkan program keselamatan kerja adalah sebagai berikut: a. Adanya alasan Kemanusiaan terhadap tenaga kerja (26%) b. Adanya
alasan
Ekonomi,
adanya
kecelakaan
kerja
akan
menimbulkan kerugian ekonomi seperti kerusakan mesin, peralatan. material, biaya pengobatan, biaya santunan kecelakaan, dan sebagainya.( 25%) c. Adanya alasan Nama Baik Perusahaan, Perusahaan kontraktor yang memiliki citra baik dalam keselamatan kerja dapat mempengaruhi kemampuan untuk bersaing dengan perusahaan lain (24%) d. Adanya Undang-Undang dan Peraturan yang ada serta akan dikenai sanksi apabila tidak menjalankan program keselamatan kerja(25%)
3.
Hambatan yang terjadi pada Penerapan Program Keselamatan Kerja adalah sebagai berikut: a.
Kurangnya kesadaran pekerja akan keselamatan kerja. (17%)
b.
Kurangnya kedisiplinan pekerja terhadap keselamatan kerja. (17%)
c.
Kurangnya tingkat pendidikan dan pengetahuan pekerja. (16%)
d.
Bahasa komunikasi antara atasan dan pekerja(17%)
e.
Kurang membudayanya tentang keselamatan kerja pada para pekerja. (16%)
f.
Adanya batas waktu (deadline) proyek sehingga pekerja mendapat tekanan dan merasacommit tidak nyaman to user dalam beraktivitas. (17%)
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.
Dari perhitungan statistik terbukti bahwa faktor penghambat dalam pelaksanaan program keselamatan kerja berpengaruh terhadap tingginya tingkat kecelakaan kerja yang terjadi dalam suatu proyek.
5.2.
Saran
Pada penelitian ini dapat digunakan untuk dikembangkan lagi pada penelitian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di bidang manajemen konstruksi dengan batasan masalah pada bentuk penerapan program keselamatan kerja berdasarkan pada proyek yang sedang berjalan/ditangani oleh perusahan kontraktor konstruksi di Surakarta.
commit to user