STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. W DENGAN POST PARTUM NORMAL DENGAN TINDAKAN EPISIOTOMY DI RUANG TERATAI RSUD KARANGANYAR
DISUSUN OLEH :
SUSI WINDARSIH NIM. P10060
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. W DENGAN POST PARTUM NORMAL DENGAN TINDAKAN EPISOTOMY DI RUANG TERATAI RSUD KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DISUSUN OLEH :
SUSI WINDARSIH NIM. P.10060
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama
: Susi Windarsih
Nim
: P. 10060
Proram Studi
: D III Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. W DENGAN POST PARTUM NORMAL DENGAN TINDAKAN EPISIOTOMY DI RUANG TERATAI RSUD KARANGANYAR Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar - benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta,
Juni 2013
Yang Membuat Pernyataan,
SUSI WINDARSIH NIM P.10060
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama
: Susi Windarsih
NIM
: P. 10060
Program Studi : D III Keperawatan Judul karya
: ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. W DENGAN
POST
PARTUM
NORMAL
DENGAN
TINDAKAN EPISIOTOMY DI RUANG TERATAI RSUD KARANGANYAR Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Ditetapkan di
: Surakarta
Hari/Tanggal
: Sabtu, 8 Juni 2013
Pembimbing : Tyas Ardi Suminarsis, S. Kep.,Ns NIK. 201185077
iii
(.....................................)
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama
: Susi Windarsih
NIM
: P. 10060
Program Studi : D III Keperawatan Judul
: ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. W DENGAN POST PARTUM NORMAL DENGAN TINDAKAN EPISIOTOMY
DI
RUANG
TERATAI
RSUD
KARANGANYAR
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperewatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Ditetapkan di
: Surakarta
Hari/Tanggal
: Jum’at, 14 Juni 2013
DEWAN PENGUJI Penguji 1 : Tyas Ardi Suminarsis, S. Kep., Ns NIK. 201185077 Penguji II : Diyah Ekarini, S. Kep., Ns NIK. 200179001
(.....................................)
Penguji III : Nurul Devi, S. Kep., Ns NIK. 201186080
(.....................................)
(.....................................)
Mengetahui, Ketua Program Studi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S. Kep., Ns NIK. 201084050
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. W DENGAN POST PARTUM NORMAL DENGAN TINDAKAN EPISIOTOMY DI RUANG TERATAI RSUD KARANGANYAR” Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat : 1. Setiyawan, S.Kep.,Ns selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan Kusuma Husada yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns selaku Sekretaris Ketua Program Studi D III Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnanya studi kasus ini.
v
4. Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Nurul Devi Ardiani, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 6. Semua dosen Program Studi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikam bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. 8. Kakakku, Ari Nugroho dan sahabat terbaikku Vivin Anandiawati yang selalu memberikan semangat dan inspirasi untuk menyelesaikan Karya Tulis Ini. 9. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Semoga laporan Studi Kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta, Juni 2013
Penulis
vi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...............................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN .....................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................
iv
KATA PENGANTAR .............................................................................
v
DAFTAR ISI ...........................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
x
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang..................................................................
1
B. Tujuan Penulisan ..............................................................
4
C. Manfaat Penulisan ............................................................
5
LAPORAN KASUS A. Identitas Klien ..................................................................
6
B. Pengkajian ........................................................................
7
C. Perumusan Masalah ..........................................................
13
D. Intervensi Keperawatan.....................................................
13
E. Implementasi Keperawatan ...............................................
14
F. Evaluasi Keperawatan .......................................................
16
vii
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan .....................................................................
18
B. Simpulan dan Saran ..........................................................
29
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
32
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................
34
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Genogram ............................................................................
ix
8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Lembar Persetujuan Lampiran 3 Halaman Pengesahan Lampiran 4 Log Book Lampiran 5 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lampiran 6 Format Pendelegasian Pasien Lampiran 7 Lembar Askep Lampiran 8 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifudin, 2007: 100). Ada beberapa macam persalinan seperti persalinan buatan, persalinan anjuran. Persalinan buatan adalah jika persalinan dibantu tenaga dari luar, misalnya ekstraksi forsep atau operasi sectio caesarea. Persalinan anjuran adalah persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, tetapi baru berlangsung
setelah
pemecahan
ketuban,
pemberian
oksitosin
atau
prostaglandin (Erawati, 2010 : 3). Masa nifas atau masa puerperium merupakan masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari (Maritalia, 2012 : 11). Masa puerperium (masa nifas) mulai setelah partus selesai, berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Siswosudarmo, 2008: 152). Tahapan masa nifas (post partum/puerperium) dibedakan menjadi 3 antara lain puerperium dini, puerperium intermedial, remot puerperium. Puerperium dini yaitu masa
1
2
kepulihan yaitu saat-saat ibu dibolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Puerperium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu. Remot puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi (Suherni, 2008 : 2). World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa jumlah partus normal di dunia mengalami penurunan sebesar 34% dari 546.000 di tahun 1990 – 2008 menjadi 358.000 (Mu’minatunnisa M, 2011). Post partum blues dengan prosentase 50-80%, depresi post partum sebesar 12% dan psikosa post partum adalah 10% (Hikmah, 2006). Menurut rekam medik RSUD Karanganyar pada tahun 2012 terdapat angka kejadian partus normal sebanyak 89 orang dari 385 post partum, dan pada bulan Januari – Maret 2013 sebanyak 18 partus normal dari 32 Ibu post partum. Robekan perineum yang melebihi robekan tingkat satu harus dijahit sehingga mengalami derajat nyeri perineum setelah melahirkan (Sumarah, 2009 : 169-170). Nyeri menurut hierarki Maslow, merupakan kebutuhan fisiologis. Nyeri merupakan perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut. Secara umum dapat didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat (Mubarak, 2007 : 204). Fisiologi nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara yang paling baik untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu dalam menjelaskan tiga komponen fisiologis yaitu resepsi, persepsi, dan
3
reaksi (Potter dan Perry, 2006: 1504). Faktor-faktor yang meredakan nyeri seperti gerakan, kurang bergerak, pengerahan tenaga, istirahat, obat-obat bebas (Potter dan Perry, 2006 : 217). Hal-hal yang menyebabkan nyeri berkurang adalah seperti gerakan tertentu, istirahat, nafas dalam, penggunaan obat dan sebagainya. Pada penanganan nyeri ini sebenarnya tidak memerlukan obat, sebagai manajemen nyeri, namun pasien akan merasa tenang ketika telah mendapatkan analgetik (Judha, dkk, 2012 : 9). Rasa nyeri muncul akibat respon psikis dan reflek fisik. Kualitas rasa nyeri fisik dinyatakan sebagai nyeri tusukan, nyeri terbakar, rasa sakit, denyutan, sensasi tajam, rasa mual, dan kram (Bobak, 2004 : 254). Data yang diperoleh melalui pengkajian yang dilakukan oleh penulis di rumah sakit Karanganyar, beberapa pasien post partum normal mengalami nyeri terbakar, rasa sakit, denyutan. Hal ini sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh Bobak tahun 2004 bahwa kualitas nyeri fisik dinyatakan sebagai nyeri tusukan, nyeri terbakar, rasa sakit, denyutan, sensasi tajam, rasa mual dan kram. Karakteristik nyeri yang dirasakan Ny. W didapatkan data dengan keluhan Ny. W mengatakan nyeri karena luka jahitan jalan lahir, nyeri dirasakan seperti terbakar, pada jalan lahir, skala nyeri 6, nyeri pada saat bergerak dan duduk terasa perih, pasien tampak meringis kesakitan. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mengangkat studi kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan Nyeri akut pada Ny. W dengan Post Partum
4
Normal dengan Tindakan Episiotomy di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar”.
B. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum Melaporkan kasus nyeri akut pada Ny. W dengan post partum normal dengan Tindakan Episiotomy di
Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar . 2. Tujuan Khusus a.
Penulis mampu melakukan pengkajian nyeri akut pada Ny. W dengan post partum normal dengan Tindakan Episiotomy.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan nyeri akut pada Ny. W dengan post partum normal dengan Tindakan Episiotomy. c.
Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan nyeri akut pada Ny. W dengan post partum normal dengan Tindakan Episiotomy.
d. Penulis mampu melakukan implementasi yang komprehensif pada nyeri akut pada Ny. W dengan post partum normal dengan Tindakan Episiotomy. e.
Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan nyeri akut pada Ny. W dengan post partum normal dengan Tindakan Episiotomy.
f.
Penulis mampu menganalisa nyeri akut pada Ny. W yang terjadi pada post partum normal dengan Tindakan Episiotomy.
5
C. MANFAAT PENULISAN 1. Bagi Penulis Menambah
pengetahuan
dan
pengalaman
tentang
asuhan
keperawatan dengan nyeri akut pada Ibu Post Partum Normal dengan Tindakan Episiotomy. 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan kepustakaan acuan bagi ilmu keperawatan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada Ibu Post Partum normal dengan Tindakan
Episiotomy,
sehingga
nantinya
dapat
meningkatkan
perkembangan, baik dalam teori maupun praktik Keperawatan Maternitas. 3. Rumah Sakit Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan praktik pelayanan keperawatan khususnya pada klien post partum normal dengan Tindakan Episiotomy. 4. Profesi Keperawatan Untuk melakukan tindakan aktif oleh profesi keperawatan dengan cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien post partum normal dengan Tindakan Episiotomy, sehingga dapat mencegah dan mengurangi angka kesakitan.
BAB II LAPORAN KASUS
Pada bab ini penulis menyajikan resume kasus atau ringkasan tentang “Asuhan Keperawatan Nyeri Akut pada Ny. W dengan Post Partum Normal dengan Tindakan Episiotomy di Ruang Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar” yang telah dilakukan pada tanggal 22 - 23 April 2013 meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan pada pasien, intervensi, implementasi yang sudah dilaksanakan, dan evaluasi. Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 jam 10.30 WIB, dilakukan dengan cara auto anamnesa dan allo anamnesa.
A. Identitas klien Pasien bernama Ny. W, berjenis kelamin perempuan, Alamat Cempo 2/7, Karang pandan, Karanganyar. Saat ini berusia 28 tahun, beragama Islam, dengan status perkawinan telah menikah. Pasien dari suku jawa, pendidikan terakhir lulusan SMA dan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Pasien masuk RSUD Karanganyar pada tanggal 22 April jam 03.00 WIB. Diagnosa medis post partum normal. Penanggung jawab terhadap Ny. W adalah Tn. G, berjenis kelamin laki-laki, alamat Cempo 2/7, Karang pandan, Karanganyar. Pendidikan terakhir SMP dan pekerjaannya swasta, berumur 33 tahun, hubungan dengan pasien adalah suami.
6
7
B. Pengkajian 1. Riwayat Kesehatan Klien Riwayat penyakit sekarang pada pukul 03.00 Pasien datang ke RSUD Karanganyar dengan partus luar dirujuk dari Bidan dengan keluhan retensio plasenta terpasang infuse D5 % 20 tetes/menit, bayi lahir pukul 00.33 WIB lahir normal, menangis keras, BB 3200 gram, PB 49 cm, LK 30 cm, LP 29 cm. uterus keras, perdarahan kurang lebih 50 cc. Setelah dilakukan pengkajian dengan keluhan utama pasien mengatakan nyeri karena luka jahitan jalan lahir, nyeri dirasakan seperti terbakar, pada jalan lahir, skala nyeri 6, nyeri pada saat bergerak dan duduk terasa perih, pasien tampak meringis kesakitan. Riwayat penyakit dahulu pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi makanan, maupun obat-obatan dan tidak mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes mellitus, tuberculosis paru, asma. pasien mengatakan belum pernah dilakukan pembedahan.
8
Gb. 2.1 Genogram
Keterangan : : laki-laki
: tinggal satu rumah
: perempuan
: pasien
: meninggal 2. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional Berdasarkan pengkajian pola fungsi kesehatan menurut Gordon, pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, pasien mengatakan selama hamil memeriksakan kehamilannya ke bidan setiap bulan sekali dan tidak ada keluhan saat hamil. Pasien berharap setelah dilakukan perawatan di rumah sakit berharap cepat sembuh dan bisa pulang ke rumah. Pola nutrisi dan metabolisme selama hamil, pasien makan 3 kali sehari dengan menu nasi, sayur, lauk, dan buah, pasien makan 1 porsi
9
penuh, dan minum ± 6-7 gelas perhari dengan jenis minuman air putih, teh dan susu. Setelah melahirkan pasien makan 3 kali sehari dengan menu yang disediakan dari rumah sakit dan minum ± 4-5 gelas perhari dengan jenis minuman air putih yang diberikan dari rumah sakit. Pola eliminasi, pasien mengatakan selama hamil BAB 1 kali sehari warna kuning konsistensi lembek, bau khas. Pasien BAK 6-7 kali sehari warna kuning jernih. Setelah melahirkan pasien mengatakan belum BAB, pasien BAK kurang lebih 3-4 kali/hari warna kuning jernih, namun saat BAK terasa nyeri, tidak terpasang kateter, saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan belum BAB, pasien merasa takut untuk mengejan karena ada bekas jahitan jalan lahir. Pola aktivitas dan latihan, selama hamil klien mengatakan semua aktivitas seperti makan/minum, toileting, berpakaian, mobilitas di tempat tidur, berpindah dan ambulasi secara mandiri (skor 0). Setelah melahirkan klien mengatakan semua aktivitas seperti makan/minum, toileting, berpakaian, mobilitas di tempat tidur, berpindah dan ambulasi dibantu keluarga (skor 2). Pola istirahat tidur, pasien mengatakan sebelum melahirkan tidur siang 2 jam, tidur malam 6 jam per hari, tidak mengalami gangguan saat tidur, kebutuhan tidur tercukupi, pasien tidak menggunakan obat tidur, serta lingkungan rumah nyaman. Selama di rumah sakit pasien mengatakan belum tidur dari tadi malam karena merasakan nyeri pada jalan lahir.
10
Pada pola sensori dan kognitif, pasien mengatakan nyeri karena luka jahitan jalan lahir, nyeri dirasakan seperti terbakar, pada jalan lahir, skala nyeri 6, nyeri saat bergerak dan duduk terasa perih. Pasien tampak meringis kesakitan. Pola persepsi konsep diri selama hamil pasien menerima keadaannya, setelah melahirkan ada banyak perubahan pada badan, tubuh dan wajah, tetapi pasien tetap bersyukur dan menerima dengan ikhlas. Identitas diri, pasien seorang perempuan, berumur 28 tahun. Ideal diri, pasien berharap cepat pulang agar bisa berkumpul dengan keluarganya. Harga diri, pasien merasa dihargai oleh keluarga serta masyarakat sekitar. Pola hubungan peran selama hamil dan setelah melahirkan pasien tidak ada perubahan hubungan dan peran dengan keluarga maupun suaminya. Gambaran diri, pasien setelah melahirkan tetap mensyukuri perubahan yang terjadi pada dirinya. Pola seksual dan reproduksi pasien mengatakan haid pertama kali pada usia 12 tahun, lama haid ± 5 hari dengan siklus haid 28 hari, pasien ganti pembalut 2 kali sehari dan pasien kadang mengalami nyeri. Hari pertama menstruasi terakhir pada tanggal 29 Juli 2012. Hari perkiraan lahir pada tanggal 6 Mei 2013. Status obstetri: usia kehamilan ibu 39 minggu, denyut jantung janin setiap 5-10 menit selama kala II 148/menit, tinggi fundus uteri 3 jari di bawah pusat, berat badan ibu waktu hamil 63 kg. Pola
nilai dan keyakinan,
pasien beragama
Islam,
rutin
menjalankan ibadah sholat 5 waktu. Setelah melahirkan pasien tidak
11
menjalankan sholat 5 waktu karena masa nifas dan pasien hanya berdo’a agar diberi kesehatan anak dan keluarganya. 3. Pemeriksaan Fisik dan Penilaian Pemeriksaan fisik didapatkan data bahwa keadaan umum pasien baik, Kesadaran pasien composmentis (sadar penuh), GCS: 15 E4V5M6. Pada pemeriksaan Tanda-tanda vital (TTV) didapat hasil, Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi: 72 x/menit, Suhu: 37º C, Respirasi: 24 x/menit. Bentuk kepala pasien mesochepal, kulit kepala bersih, tidak ada bekas luka. Pemeriksaan mata pasien konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, penglihatan normal, pasien tampak meringis kesakitan. Pada hidung tampak bersih, tidak ada polip. Pada pemeriksaan mulut pasien mukosa bibir lembab, simetris, gigi lengkap, tidak ada stomatitis, bersih. Pada bagian leher pasien tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Pada bagian payudara simetris antara kanan dan kiri, papilla nya menonjol, aerola menghitam, ASI sudah keluar dengan lancar, tidak ada nyeri, colostrums sudah keluar. Pada pemeriksaan dada, inspeksi: paruparu tampak pengembangan dada kanan kiri sama, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, pemeriksaan palpasi: vokal fremitus kanan dan kiri sama, perkusi: bunyi paru-paru sonor, auskultasi: tidak ada whezing. Pada pemeriksaan jantung didapat hasil inspeksi: ictus cordis tidak tampak, palpasi: ictus cordis teraba pada ICS 4, perkusi: bunyi jantung pekak pada semua batas jantung, auskultasi: murni tidak ada bising. Pada pemeriksaan abdomen inspeksi: tidak ada luka, tidak ada strea linea, auskultasi: bising
12
usus 12 x/menit, perkusi: bunyi perut tympani, palpasi: ada nyeri tekan pada perut pada bagian simfisis pubis karena pasien menahan kencing, TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksinya kuat. Pada pemeriksaan genetalia, jalan lahir ada robekan dengan panjang kurang lebih 4 cm, terdapat 8 jahitan, tidak ada hematom, tidak ada oedem atau bengkak, ada pendarahan ± 50 cc, jahitannya sudah menyatu, lochea rubra berwarna merah, banyaknya 1 pembalut penuh. pada pemeriksaan kulit turgor kulit baik, tidak ada oedema. Pada ekstremitas kekuatan otot pasien adalah 5, terdapat nyeri di bagian tangan kiri terpasang infus D5 % 20 tetes/menit pada tanggal 22 April 2013. 4. Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 22 April 2013 dengan hasil WBC + 20 K/µL (4.1 – 10,9), RBC 3.27 (10^6/uL) (3.50 – 500), HGB: 9,2 gr/dl (1.0 –15.0 gr/dl), HCT 27.0 % (37.0 – 47.0), MCV -82.6 fL (80.0 – 100.0), MCH 28.1 pg (27.0 – 34.0), MCHC 34.1 g/dL (32.0 – 36.0), PLT AG 208 10^/µL (100 – 300), LYM# 1.6 10 3 µ/L (20.0 – 70.0) hasil limfosit tidak normal, MXD % 4.2 % (20.0 – 40.0), NEUT% 18.3 10^3 µL (50.0 – 70.0), MXD # 0,9 10^3/µL (0.12 – 0.50) hasil MXD tidak normal, NEUT 87.9 % (50.0 – 70.0), RDW 42.9 fL (35.0 – 56.0), PDW 11.4 fL (9.0 – 17.0), MPV -8.9 fL (6.5 – 12.0), P-LCR 17.9 % (0.108 – 0.282), Golongan darah B, HBSAg (-).
13
5. Terapi Program terapi yang diberikan tanggal 22 April 2013 antara lain: Injeksi Amoksilin 3x1 mg/8 jam, infuse D5 % 20 tetes/menit, pada tanggal 23 April 2013 obat oral Amoxilin 3x500 mg/8 jam, Asam mefenamat 3x500 mg/8 jam, Metronidazole 3x500 mg/8 jam.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien didapatkan masalah dengan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (bekas jahitan jalan lahir). Data Subyektif: pasien mengatakan nyeri pada bekas jahitan jalan lahir, seperti terbakar, pada jalan lahir, skala nyeri 6, nyeri saat bergerak dan duduk terasa perih. Data obyektif: tanda-tanda vital didapat hasil: tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 37 º C, respirasi 24 x/menit, pasien tampak meringis kesakitan.
D. Intervensi Keperawatan Sesuai masalah keperawatan pada pasien maka penulis melakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, nyeri dapat berkurang atau hilang dengan kriteria hasil: skala nyeri berkurang/hilang dengan skala 0-3, klien tampak rileks, TTV dalam batas normal (tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 60-100 x/menit, respirasi: 12-20 x/menit, suhu: 36-38 º C). Intervensi atau rencana tindakan yang dilakukan yaitu Kaji karakteristik nyeri (P,Q,R,S,T) secara komprehensif, rasional untuk mengetahui skala nyeri.
14
Berikan posisi yang nyaman semi fowler untuk memberikan kenyamanan pada pasien, rasional mengurangi nyeri yang dirasakan. observasi tanda-tanda vital dengan rasional untuk mengetahui keadaan umum pasien. Ajarkan tentang teknik non farmakologi untuk mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam, rasional agar nyeri berkurang. Kolaborasi pemberian analgetik, rasional agar nyeri berkurang.
E. Implementasi keperawatan Tindakan yang dilakukan pada hari Senin, 22 April 2013 yaitu jam 10.40 WIB mengkaji PQRST, dengan respon subyektif: pasien mengatakan nyeri pada bekas jahitan jalan lahir, seperti terbakar, pada jalan lahir, skala nyeri 6, nyeri saat bergerak dan duduk terasa perih, respon obyektif: pasien tampak meringis kesakitan. Jam 10.45 WIB memonitor tanda-tanda vital, dengan respon subyektif: pasien bersedia diperiksa tanda-tanda vital, respon obyektif: hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah: 110/90 mmHg, nadi: 74 x/menit, suhu: 37º C, respirasi: 24 x/menit. Jam 10.50 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, dengan respon subyektif: pasien mengatakan sedikit berkurang setelah nafas dalam, respon obyektif: pasien tampak rileks. Jam 11.00 WIB mengkolaborasi pemberian injeksi amoxilin 1 gr/8 jam, dengan respon subyektif: pasien mengatakan mau disuntik, respon obyektif : injeksi amoxilin 1 gr/8 jam sudah masuk lewat IV dan tidak ada alergi. Tindakan keperawatan tanggal 22 April 2013 jam 17.00 WIB memonitor tanda-tanda vital, dengan respon subyektif: pasien bersedia
15
diperiksa tanda-tanda vital, respon obyektif: hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah: 110/90 mmHg, nadi: 80 x/menit, suhu: 37,2 ºC, respirasi: 26 x/menit. Jam 19.00 WIB mengkolaborasi pemberian injeksi amoxilin 1 gr/8 jam, dengan respon subyektif: pasien mengatakan mau disuntik, respon obyektif: injeksi amoxilin 1 gr/8 jam sudah masuk lewat IV dan tidak ada alergi. Jam 19.10 WIB mengkaji skala nyeri PQRST, dengan respon subyektif: pasien mengatakan nyeri pada bekas jahitan jalan lahir, seperti terbakar, pada jalan lahir, skala nyeri 4, saat bergerak dan duduk terasa perih, respon obyektif: pasien tampak meringis kesakitan. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari selasa, 23 April 2013 yaitu jam 09.45 WIB mengobservasi tanda-tanda vital, respon subyektif: pasien bersedia diperiksa tanda-tanda vital, respon obyektif: hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 80 x/menit, suhu: 36,5 º C, respirasi: 22 x/menit. Jam 09.55 WIB mengkaji karakteristik nyeri PQRST, dengan respon subyektif: pasien mengatakan nyeri berkurang, luka jahitan jalan lahir, nyeri seperti terbakar, pada jalan lahir, skala nyeri 3, saat bergerak dan duduk terasa perih, respon obyektif: pasien tampak segar dan rileks. Jam 11.00 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, dengan respon subyektif: pasien mengatakan sedikit berkurang setelah nafas dalam, respon obyektif: pasien tampak rileks. Jam 12.00 WIB mengkolaborasi pemberian obat analgetik (amoxilin 500 mg/8 jam, asam mefenamat 500 mg/8 jam, metronidazole 500 mg/8 jam), dengan respon subyektif: pasien bersedia
16
minum obat, respon obyektif: amoxilin 500 mg/8 jam, metronidazole 500 mg/8 jam, asam mefenamat 500 mg/8 jam sudah diminum.
F. Evaluasi keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dari tindakan yang dilakukan dengan metode SOAP. Pada hari Senin, 22 April 2013 jam 13.55 WIB dengan hasil Subyektif: pasien mengatakan nyeri pada bekas jahitan jalan lahir, nyeri seperti terbakar, pada jalan lahir, skala nyeri 6, nyeri dirasakan saat bergerak dan duduk terasa perih, Obyektif: pasien tampak meringis kesakitan. Analisis: masalah nyeri akut belum teratasi, Planning: intervensi dilanjutkan dengan kaji karakteristik nyeri, ajarkan teknik relaksasi, kolaborasi pemberian analgetik. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dari tindakan yang dilakukan pada hari Senin, 22 April 2013 jam 19.05 WIB dengan hasil Subyektif: pasien mengatakan nyeri berkurang, nyeri seperti terbakar, pada jalan lahir, skala nyeri 4, nyeri saat duduk dan bergerak, obyektif: pasien tampak lebih rileks, Analisis: Masalah nyeri akut belum teratasi, Planning: intervensi dilanjutkan dengan kaji karakteristik nyeri, kolaborasi pemberian analgetik (Amoxilin 500 mg/8 jam, Asam mefenamat 500 mg/8 jam, Metronidazole 500 mg/8 jam). Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dari tindakan yang dilakukan pada hari Selasa, 23 April 2013 jam 12.05 WIB dengan hasil subyektif: pasien mengatakan nyeri sudah berkurang, pada jalan lahir, skala
17
nyeri 3, hanya muncul saat bergerak, Obyektif: pasien tampak segar dan rileks, Analisis: masalah nyeri akut teratasi, Planning: intervensi dilanjutkan dengan pendidikan kesehatan dengan menjaga kebersihan alat kelamin, nutrisi yang tepat untuk kesembuhan bekas luka, kolaborasi dokter dengan minum obat oral yaitu Amoxilin 3x500 mg/8 jam, Asam mefenamat 3x500 mg/8 jam, Metronidazole 3x500 mg/8 jam.
BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan Pada bab pembahasan ini penulis akan membahas “Asuhan Keperawatan Nyeri Akut pada Ny. W dengan Post Partum Normal dengan Tindakan Episiotomy di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar” yang telah dilaksanakan pada hari Senin tanggal 22 sampai 23 April 2013. Di samping itu, juga akan dikemukakan faktor terkait Nyeri Akut maupun hambatan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada Ny. W yang akan diuraikan sesuai dengan tahap proses keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu metode sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan, penentuan rencana keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan (Suarli & Bahtiar, 2012: 100). Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Erawati, 2010 : 3). Persalinan normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin (Rukiyah, 2009: 1). 18
19
Masa puerperium atau masa nifas adalah suatu masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2007:122). Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu. Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal pada masa nifas yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat genitalia pada waktu persalinan dan nifas (Saleha, 2009: 95). Post partum normal dengan indikasi tindakan episiotomy adalah pencegahan kerusakan yang lebih hebat pada jaringan lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas adaptasi atau elastisitas jaringan tersebut (Saifudin, 2007). Tindakan ini bertujuan untuk mencegah trauma pada kepala janin, serta lebih mudah untuk menjahitnya. Tindakan episiotomy dapat menyebabkan peningkatan jumlah kehilangan darah ibu, bertambah dalam luka perineum bagian posterior, meningkatkan kerusakan pada spinter ani dan peningkatan rasa nyeri pada hari-hari pertama post partum (Sumarah, 2009: 110). Kerusakan perineal adalah salah satu trauma yang paling sering diderita oleh wanita selama melahirkan, bahkan selama proses persalinan dan pelahiran yang dianggap normal (Subekti, 2003 : 40-41). Faktor terkait Nyeri Akut maupun hambatan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada Ny. W yang akan diuraikan sesuai dengan tahap proses keperawatan.
20
1. Pengkajian Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien (Potter & Perry, 2005: 144). Pengkajian keperawatan merupakan salah satu dari komponen proses keperawatan yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan dari klien meliputi usaha pengumpulan data tentang status kesehatan seorang klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan (Muttaqin, 2010: 2). Hirarki Maslow mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas. Tingkatan yang paling dasar atau yang paling utama meliputi kebutuhan fisiologis seperti udara, air dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan keselamatan dan keamanan yang melibatkan keamanan fisik dan psikologis. Tingkatan yang ketiga mengandung kebutuhan dicintai dan memiliki. Tingkat keempat mengandung kebutuhan dihargai dan harga diri, yang mencangkup rasa percaya diri, kebergunaan, pencapaian, dan nilai diri. Tingkat terakhir adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri, keadaan pencapaian secara menyeluruh (Potter & Perry, 2005: 180). Tingkatan
kedua
menurut
Hirarki
Maslow
yaitu
kebutuhan
keselamatan dan keamanan yang melibatkan keamanan fisik dan psikologis. Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan. Konsep kenyamanan memiliki subyektivitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka mengintrepretasikan dan
21
merasakan nyeri (Potter & Perry, 2006: 1502). Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi diri. Apabila seseorang merasakan nyeri, maka perilakunya akan berubah (Potter & Perry, 2006: 1503). Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan sedemikian rupa (International Association for the study of pain), awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang diantisipasi atau lambat dari
intensitas
ringan
hingga
berat
dengan
akhir
yang
dapat
diantisipasi/prediksi dan berlangsung < 6 bulan (Herdman, 2009 : 410). Pengkajian nyeri dengan menggunakan skala analog visual merupakan alat yang paling umum yaitu dengan menggunakan angka 0-10. Angka 0 tidak ada nyeri, angka 1-3 adalah nyeri ringan, angka 4-6 adalah nyeri sedang, angka 7 dan 8 adalah nyeri hebat, angka 9 adalah nyeri sangat hebat dan angka 10 adalah nyeri paling hebat (Potter & Perry, 2006: 218). Sedangkan skala nyeri McGill (McGill) mengukur intensitas nyeri dengan menggunakan lima angka, yaitu 0: tidak nyeri, 1: nyeri ringan, 2: nyeri sedang, 3: nyeri berat, 4: nyeri sangat berat, 5: nyeri hebat (Mubarak, 2007 : 213). Batasan karakteristik mengekspresikan perilaku (misalnya menangis, gelisah, waspada, iritabilitas, mendesah), indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan posisi untuk menghindari nyeri, melaporkan nyeri secara verbal, perubahan tekanan darah, perubahan frekuensi pernafasan (Heather herdman 2009). Menurut Wilkinson, 2007 melaporkan nyeri secara verbal atau non verbal, posisi untuk mengurangi nyeri, gerakan untuk melindungi, tingkah
22
laku berhati-hati, gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai), fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berfikir, penurunan interaksi dengan orang lain dan lingkungan), tingkah laku distraksi (jalan – jalan, menemui orang lain, aktivititas ulang), respon otonom (diaporesis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi, dilatasi pupil), perubahan tonus otot (dalam rentang lemah ke kaku), tingkah laku ekspreksif (gelisah,merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang, mengeluh), perubahan dalam nafsu makan. Hasil pengkajian pada Ny. W melaporkan nyeri secara non verbal yaitu pasien tampak meringis kesakitan. Hasil pengkajian riwayat persalinan pada Ny. W dilakukan tindakan jahitan pada jalan lahir. Saat dilakukan pengkajian keluhan utama nyeri dirasakan seperti terbakar, pada jalan jalan lahir, skala nyeri 6, nyeri dirasakan saat bergerak dan duduk terasa perih, pasien tampak meringis kesakitan. Menurut pendapat Potter & Perry skala nyeri 6 pada Ny. W masuk dalam nyeri sedang. Hasil pengkajian nyeri pada Ny. W di atas senada dengan pendapat Wilkinson 2007, bahwa nyeri di laporkan secara verbal dan non verbal.
2. Diagnosa Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti, tentang masalah pasien serta pengembangan yang dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan (Suarli & Bahtiar, 2012: 104).
23
Menetapkan prioritas diagnosa bukan semata-mata memberikan nomor pada diagnosa keperawatan tetapi dengan dasar keparahan atau kepentingan fisiologis. Sebaliknya, prioritas pemilihan adalah metode yang digunakan untuk membuat peringkat diagnosa dalam urutan kepentingan yang didasarkan pada keinginan, kebutuhan dan keselamatan (Potter & Perry, 2005 : 180). Diagnosa yang muncul pada masalah Ny. W berdasarkan prioritas adalah nyeri akut berhubungan dengan agen-agen yang menyebabkan cidera fisik (bekas jahitan jalan lahir), diagnosa keperawatan ini sesuai dengan buku saku diagnosis keperawatan (Wilkinson, 2007). Nyeri akut adalah nyeri yang berlangsung tidak lebih dari enam bulan. Awitan gejalanya mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui (Mubarak, 2007: 209). Diagnosa keperawatan ini ditegakkan berdasarkan data yang didapatkan saat pengkajian tanggal 22 April 2013 jam 10.40 WIB yaitu data subyektif
klien mengatakan nyeri pada bekas jahitan jalan lahir
dengan karakteristik nyeri adalah provocate: nyeri bekas jahitan jalan lahir, quality: nyeri seperti terbakar, regio: pada jalan lahir, scale: 6, time: nyeri dirasakan saat bergerak dan duduk terasa perih. Data obyektif didapatkan hasil klien tampak meringis kesakitan. Hasil dari pemeriksaan tanda-tanda vital klien didapatkan hasil tekanan darah 110/90 mmHg, nadi 74 kali per menit, respirasi 24 kali per menit dan suhu 37 ºC.
24
Diagnosa keperawatan ini penulis prioritaskan karena menurut penulis masalah keperawatan ini bila tidak diatasi, maka rasa nyeri akan terasa semakin lama dirasakan oleh klien dan menganggu aktivitas klien. Dapat dibuktikan menurut teori yaitu nyeri akut secara serius mengancam proses penyembuhan klien sehingga harus menjadi prioritas perawatan (Potter & Perry, 2006: 1510).
3. Intervensi Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan. Tujuan perencanaan keperawatan adalah terpenuhinya kebutuhan pasien (Suarli & Bahtiar, 2012: 106). Dalam teori intervensi dituliskan sesuai dengan rencana dan kriteria hasil berdasarkan NIC (Nursing Intervension Clasification) dan NOC (Nursing Outcome Clasification). Pada diagnosa utama nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (bekas jahitan jalan lahir), Penulis merencanakan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil: skala nyeri berkurang/hilang 0-3, klien tampak rileks, Tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi : 60-100 x/menit, pernafasan: 12-20 x/menit, suhu: 36-38º C). Intervensi yang direncanakan penulis untuk mengatasi nyeri yang dirasakan pasien yaitu : kaji skala nyeri PQRST, monitor tanda-tanda vital,
25
beri posisi nyaman, ajarkan teknik relaksasi, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik. Rencana tindakan yang dilaksanakan untuk menanggulangi masalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (bekas jahitan jalan lahir) di atas sesuai dengan teori intervensi dituliskan sesuai dengan rencana dan kriteria hasil berdasarkan NIC (Nursing Intervension Clasification) dan NOC (Nursing Outcome Clasification). Berdasarkan teori
klien yang mengalami nyeri atau efek sakit
dapat menyebabkan peningkatan dalam hasil pengukuran tanda-tanda vital yaitu, tekanan darah, denyut jantung, respirasi dan suhu tubuh (Potter & Perry, 2005 : 759). Tindakan yang kedua adalah kaji karakteristik nyeri P: provocate, tenaga kesehatan harus mengkaji tentang penyebab terjadinya nyeri pada penderita yang mengalami cidera termasuk menghubungkan antara nyeri yang diderita dengan faktor psikologisnya. Q: quality, kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subyektif yang diungkapkan oleh klien, seringkali klien mendeskripsikan nyeri dengan kalimat nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit nyeri dalam atau superfisial, atau bahkan seperti digencet. R: region, untuk mengkaji lokasi, tenaga kesehatan meminta penderita untuk menunjukkan semua bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman. S: scale, tingkat keparahan merupakan hal yang paling subyektif yang dirasakan oleh penderita, karena akan diminta bagaimana kualitas nyeri, kualitas nyeri harus bisa digambarkan menggunakan skala yang sifatnya kuantitas. T: time, tenaga kesehatan mengkaji tentang awitan,
26
durasi dan rangkaian nyeri, perlu ditanyakan kapan mulai muncul adanya nyeri, berapa lama menderita, seberapa sering untuk kambuh (Judha, 2012: 32-33). Tindakan yang ketiga yaitu beri posisi nyaman, disesuaikan dengan posisi yang dianggap paling nyaman menurut klien, dibuktikan dengan teori, yaitu kemampuan klien untuk melakukan posisi tersebut tergantung bergantung pada kekuatan fisik, mobilitas, usia, dan kesejahteraan (Perry & Potter, 2005: 822). Tindakan yang keempat adalah ajarkan teknik relaksasi, berdasarkan teori teknik relaksasi merupakan teknik kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri. Teknik relaksasi tersebut merupakan upaya pencegahan untuk membantu tubuh segar kembali dan beregenerasi setiap hari (Potter & Perry, 2006: 1528). Tindakan yang kelima yaitu, kolaborasi dengan Dokter dalam pemberian analgesik, berdasarkan teori analgesik merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri. Jenis analgesik yaitu non narkotik dan obat antiinflamasi nonsteroid, analgesik narkotik atau opiat dan obat tambahan atau koanalgesik (Potter & Perry, 2006: 1535).
4. Implementasi Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan, dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara
27
optimal (Suarli & Bahtiar, 2012: 104). Implementasi yang telah dilakukan pada pasien, hari pertama penulis melakukan tindakan yang dilakukan meliputi: mengkaji karakteristik nyeri klien (provocate, quality, region, scale, time) untuk mengevaluasi skala nyeri klien (0-10). Tindakan kedua yaitu mengobservasi tanda-tanda vital. Tindakan ketiga yaitu mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam. Tindakan keempat yaitu kolaborasi dalam pemberian terapi obat injeksi asam mefenamat 500 mg/8 jam untuk mengurangi nyeri setelah melahirkan dan amoxilin 500 mg/8 jam untuk infeksi kulit. Implementasi hari kedua, tindakan yang dilakukan yaitu mengkaji skala nyeri PQRST, memonitor tanda-tanda vital, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, memberikan obat analgetik Asam mefenamat 3x500 mg/8 jam, nyeri berkurang, skala nyeri 4. Implementasi yang telah dilakukan pada pasien hari ketiga, penulis melakukan tindakan yaitu memonitor tanda-tanda vital, mengkaji skala nyeri PQRST, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, kolaborasi pemberian analgetik Asam mefenamat 3x500 mg/8 jam, skala nyeri 3. Berdasarkan intervensi yang penulis tegakkan, penulis tidak melakukan tindakan keperawatan yaitu memberikan posisi yang nyaman untuk dapat mengurangi rasa sakit karena saat perawat memberikan posisi yang nyaman. Pasien sudah merasa nyaman dengan posisi sebelumnya. Selain itu, masih takut untuk bergerak karena nyeri yang dirasakan dan pasien tampak meringis kesakitan.
28
5. Evaluasi Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana keperawatan. Tujuan evaluasi yaitu menentukan kemampuan pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dan menilai aktivitas rencana keperawatan dan strategi asuhan keperawatan (Suarli & Bahtiar, 2012: 108). Pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (bekas jahitan jalan lahir), setelah dilakukan tindakan keperawatan hasil evaluasi yang dilakukan pada hari Selasa, tanggal 23 April 2013 masalah keperawatan nyeri akut teratasi, didukung dengan data, pasien mengatakan nyeri pada bekas jahitan berkurang, skala nyeri 3, nyeri saat bergerak, ekspresi wajah tampak rileks dan segar, tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 80 x/menit, pernafasan: 22 x/menit, suhu: 36,5 ºC. Data di atas sudah sesuai dengan kriteria hasil yang penulis tegakkan, Berdasarkan advis dokter yang mengijinkan pasien pulang telah diambil keputusan untuk persiapan pasien pulang dengan pendidikan kesehatan yaitu anjurkan untuk minum obat oral Amoxilin 3x500 mg/8 jam, Metronidazole 3x500 mg/8 jam, Asam mefenamat 3x500 mg/8 jam, menjaga kebersihan perineum, nutrisi yang tepat untuk kesembuhan bekas jahitan dan anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam jika timbul nyeri.
29
B. Kesimpulan dan Saran1. Kesimpulan 1. Kesimpulan Hasil studi kasus pada Ny. W dalam perawatan hari pertama sejak tanggal 22 April 2013. Penulis mengambil prioritas masalah yaitu: a. Pengkajian pada Ny. W didapatkan masalah Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik: bekas jahitan jalan lahir, ditandai dengan nyeri karena bekas jahitan jalan lahir, nyeri dirasakan seperti terbakar, skala nyeri 6, pada jalan lahir, nyeri timbul saat bergerak dan duduk terasa perih. tanda-tanda vital didapat hasil: tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 37 ºC, respirasi 24 x/menit, pasien tampak meringis kesakitan. b. Diagnosa keperawatan pada Ny. W adalah nyeri akut berhubungan dengan agen-agen yang menyebabkan cidera fisik: bekas jahitan jalan lahir. c. Intervensi diharapkan dalam waktu 3x24 jam nyeri teratasi dengan kriteria hasil: skala nyeri berkurang/hilang dengan skala 0-3, klien tampak rileks, TTV dalam batas normal (tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 60-100 x/menit, respirasi: 12-20 x/menit, suhu: 36-38º C. Rencana tindakan yang dilakukan yaitu kaji skala nyeri P,Q,R,S,T, monitor tanda-tanda vital, beri posisi yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi, kolaborasi pemberian analgetik. d. Implementasi atau tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mengkaji
skala
nyeri
P,Q,R,S,T,
monitor
tanda-tanda
vital,
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, kolaborasi pemberian analgetik.
30
e. Hasil evaluasi dalam waktu 3x24 jam masalah
nyeri akut teratasi
didukung dengan data, pasien mengatakan nyeri pada bekas jahitan berkurang, skala nyeri 3, nyeri saat bergerak, ekspresi wajah tampak rileks dan segar, tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 80 x/menit, pernafasan: 22 x/menit, suhu: 36,5 ºC. f. Analisa nyeri pada pasien dapat digambarkan dengan Provocate: nyeri pada bekas jahitan jalan lahir, Quality: nyeri dirasakan seperti terbakar, Regio: pada jalan lahir, Scale: skala nyeri 6, Time: nyeri dirasakan saat bergerak dan duduk terasa perih.
2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan beberapa saran antara lain : a. Bagi Rumah Sakit Mampu meningkatkan asuhan keperawatan yang lebih berkualitas, memberikan pelayanan keperawatan yang memperhatikan isu dan etika yang sedang berkembang dengan memodifikasi tindakan keperawatan tanpa meninggalkan konsep dan etika keperawatan. b. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan bagi institusi pendidikan untuk memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa
untuk
mengembangkan
ilmu
pengetahuan
dan
ketrampilannya dalam melalui praktik klinik dan pembuatan laporan.
31
c. Bagi Penulis Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien secara optimal.
32
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. Loudermik. Jensen. (2004), Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC. Erawati. (2010). Asuhan Kebidanan Persalinan normal. Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC. Hikmah, Fauziah, Laurencia. (2006). Jurnal Kebidanan dan Keperawatan. Stikes Aisyah Yogyakarta. Judha, Mohamad. (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika. Maritalia, Dewi. (2012). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mubarak. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mu’minatunnisa M, dkk, (2011). Jurnal Pendidikan Bidan. (online). http// www.google.com diakses 28 April 2013 jam 18.40 WIB Muttaqin, Arif. (2010). Pengkajian Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika. Nanda. 2010-2011. Panduan Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa Budi Santoso. Bandung : Prima Medika. Potter and Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan praktik. Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC Potter and Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 4, Jakarta: EGC. Rukiyah, dkk. (2009). Asuhan Kebidanan 2 (persalinan). Jakarta: Trans Info Media. Saifudin, dkk, (2007). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: penerbit yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Siswo sudarmo. (2008). Obstetri Fisiologi. Yogyakarta: pustaka Cendekia.
33
Saleha, Sitti. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Suarli,S & Bahtiar, yanyan. (2012). Manajemen Keperawatan. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Subekti. (2003), Perawatan dalam Kelahiran Normal: pedoman praktis, Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC. Suherni, dkk (2008). Perawatan masa nifas. Yogyakarta: penerbit Fitramaya. Sumarah, dkk, (2009). Perawatan Ibu bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin). Jakarta: penerbit Fitramaya. Wiknjosastro. (2007). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Wilkinson. Judith. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Alih Bahasa Widyawati. Jakarta : EGC.