STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. W DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA NY. W DI DESA TUBAN LOR GONDANGREJO KARANGANYAR
DISUSUN OLEH :
NURI MAYA SARI NIM. P.10043
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. W DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA NY. W DI DESA TUBAN LOR GONDANGREJO KARANGANYAR Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DISUSUN OLEH :
NURI MAYA SARI NIM. P.10043
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY.W DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA NY. W DI DESA TUBAN LOR GONDANGREJO KARANGANYAR.” Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Setiyawan, S.Kep.,Ns selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Kusuma Husada yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta. 3. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnanya studi kasus ini. 4. Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,
v
inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnanya studi kasus ini. 5. Amalia Agustin, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukanmasukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnanya studi kasus ini. 6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikam bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 7. Kedua orang tua penulis, yang telah memberikan support baik moril maupun materiil. 8. Semua pihak yang telah membantu penulis sehingga laporan studi kasus ini selesai. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari sempurna. Hal ini mengingat masih terbatasnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua, terutama di bidang keperawatan. Amin.
Surakarta, 10 Juni 2013
Nuri Maya Sari NIM P.10043
vi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .....................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................
v
DAFTAR ISI ..................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
x
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Tujuan Penulisan ....................................................................
3
C. Manfaat Penulisan ..................................................................
4
LAPORAN KASUS A. Data Umum Keluarga ...........................................................
6
B. Pengkajian ..............................................................................
7
C. Diagnosa Keperawatan...........................................................
9
D. Intervensi Keperawatan ..........................................................
10
E. Implementasi Keperawatan ....................................................
11
F. Evaluasi .................................................................................
13
vii
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan 1. Pengkajian Keperawatan ................................................
14
2. Diagnosa Keperawatan ...................................................
17
3. Intervensi atau Rencana Tindakan .................................
19
4. Implementasi ..................................................................
22
5. Evaluasi ..........................................................................
23
B. Simpulan dan Saran 1. Simpulan .........................................................................
24
2. Saran ................................................................................
27
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Daftar Riwayat Hidup
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Genogram ...............................................................................
ix
6
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lampiran 2 Log Book Lampiran 3 Asuhan Keperawatan Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sehat adalah bukan hanya berarti ketiadaan penyakit, tetapi lebih menunjukkan tingkat individu atau kelompok yang pada satu sisi mampu mewujudkan cita-cita dan memenuhi kebutuhan sementara pada sisi lain, juga dapat mengatasi dan beradaptasi dengan lingkungan. Keadaan sehat dipandang sebagai konsep positif yang menekankan sumber daya sosial dan personal di samping kemampuan fisik. Sakit adalah keadaan kesehatan yang buruk atau keadaan sakit atau keadaan yang ditandai oleh penyimpangan status kesehatan normal (Chang, 2010). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arteri abnormal yang langsung terus-menerus. The sixth of the joint national comitte detection, evaluation, and treatment of high blood pressure (JNCVI) mendefinisikan tekanan darah tinggi pada orang dewasa sebagai berikut: tekanan darah optimal apabila sistolik kurang dari 120 mmHg – diastolik kurang dari 80 mmHg, tekanan darah normal apabila sistolik kurang dari 130 mmHg – diastolik kurang dari 85 mmHg, tekanan darah tinggi normal apabila sistolik 130 mmHg sampai 139 mmHg - diastolik 85 mmHg sampai 89 mmHg, hipertensi ringan apabila sistolik 140 mmHg sampai 159 mmHg - diastolik 90 mmHg sampai 99 mmHg, hipertensi sedang apabila sistolik 160 mmHg sampai 179 mmHg – diastolik 100 mmHg sampai 109 mmHg, hipertensi berat
1
2
apabila sistolik lebih dari 180 mmHg – diastolik lebih dari 110 mmHg. Biasanya tidak bergejala apabila tekanan darah meningkat secara akut, pasien dapat mengalami pusing kepala (nyeri), penglihatan kabur, tinitus, dan angina. Pemeriksaan fisik atau head to toe yang dilakukan pada Ny. W tanggal 22 April 2013 di dapatkan data tekanan darah 170/90 mmHg dan Ny. W termasuk hipertensi sedang. Ny. W mengatakan pusing provocate: Ny. W mengalami peningkatan tekanan darah, quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala, skala: skala nyeri 5, time: nyeri bila terlalu banyak beraktivitas (Brasher, 2008). Hipertensi menduduki peringkat kedua di Indonesia dari sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit pada tahun 2006 dengan prevalensi sebesar 4,67 persen dari data riset kesehatan dasar pada tahun 2007 juga menyebutkan bahwa
prevalensi hipertensi di Indonesia
berkisar 30 persen dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskuler lebih banyak pada perempuan sebanyak 50 persen dibandingkan laki-laki sebanyak 48 persen prevalensi kasus hipertensi di provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan dari1,87 persen pada tahun 2006 menjadi 2,02 persen pada tahun 2007 dan 3,30 persen pada tahun 2008 (Depkes, 2008). Pada tahun 2008 di puskesmas Gondangrejo dari bulan januari sampai April 2013 pravelansi sebanyak 89 persen (Puskesmas Gondangrejo, 2013). Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Keluarga menurut Departemen Kesehatan (1998), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
3
atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Sudiharto, 2007). Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan meliputi ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan bisa karena kurang pengetahuan dan rasa takut akibat masalah yang diketahui. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat bisa karena keluarga tidak memahami dan mengenal sifat dan luasnya masalah. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit bisa karena tidak mengetahuinya keadaan penyakit. Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga bisa karena kurangnya sumber dari keluarga tidak cukup. Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat untuk memelihara kesehatan bisa karena tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada (Sudiharto, 2007). Keluarga Ny. W termasuk tugas keluarga dalam ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit karena keluarga Ny. W tidak megetahui diit dan komplikasi hipertensi. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit karena hal-hal sebagai berikut: tidak mengetahui keadaan penyakit, tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan, kurang atau tidak fasilitas yang diperlukan untuk perawatan, ketidakseimbangan sumber yang ada dalam keluarga, sikap negatif terhadap anggota yang sakit (Sudiharto, 2007).
4
Dari hasil studi pendahuluan penulis selama studi kasus di Puskesmas Gondangrejo didapat kasus hipertensi pada Ny. W. Dengan melihat latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. W dengan Hipertensi Pada Keluarga Ny. W di Desa Tuban Lor Gondangrejo Karanganyar.
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Penulis melaporkan kasus asuhan keperawatan keluarga Ny. W dengan hipertensi pada keluarga Ny. W di Desa Tuban Lor Gondangrejo Karanganyar. 2. Tujuan Khusus a.
Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. W dengan hipertensi
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. W dengan hipertensi c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. W dengan hipertensi d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. W dengan hipertensi e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. W dengan hipertensi
5
C. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Bagi Penulis a.
Dapat mengerti dan menerapkan asuhan keperawatan komunitas dengan hipertensi.
b.
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan asuhan keperawatan komunitas.
c.
Meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas.
2. Manfaat Bagi Institusi Sebagai bahan kepustakaan dan refrensi pembelajaran di kampus. 3. Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan kedalam praktek pelayanan kesehatan.
BAB II LAPORAN KASUS
A. Data Umum Keluarga Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 di Puskesmas Gondangrejo, Karanganyar di dapatkan data yang diperoleh dari wawancara dengan keluarga, observasi lingkungan, didapatkan identitas umum keluarga Ny. W adalah yang terdiri dari lansia yang berumur 63 tahun, suami sudah meninggal dan anak sudah meninggalkan rumah. Saat dikaji tentang status ekonomi sosial pendapatan keluarga Ny. W dalam satu bulan kurang lebih Rp. 1.500.000,00, sebagian besar uang keluarga hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Tipe keluarga Ny. W termasuk keluarga lanjut usia yang terdiri dari lansia yang berumur 63 tahun, suami sudah meninggal dan anak sudah meninggalkan rumah. Genogram keluarga Ny. W dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Ny. W 63 tahun
Gambar 2.1 Genogram keluarga Ny. W
6
7
Keterangan : : Perempuan : Laki-laki : Garis Perkawinan : Garis Keturunan : Tinggal Serumah : Meninggal : Pasien
B. Pengkajian Hasil pengkajian tentang riwayat dan tahap perkembangan keluarga saat ini pada keluarga Ny. W saat ini termasuk keluarga usia lanjut yang mempunyai 4
tugas yaitu pertama penyesuaian masa pensiun, didalam
keluarga Ny. W tidak termasuk PNS tetapi bekerja sebagai buruh pijat keliling dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya tidak ada perubahan, Ny. W masih mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Tahap yang kedua menerima kematian pasangan, di dalam keluarga Ny. W bisa menerima kematian suaminya. Tahap yang ketiga mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat, Ny. W dan keluarga almarhum suaminya terjalin hubungan yang harmonis, setiap ada masalah selalu diselesaikan dengan keluarga. Tahap yang keempat melakukan life review masa lalu, dalam kehidupan keluarga Ny. W sebelumnya mempunyai kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga tetapi dalam kehidupan sekarang keluarga
8
Ny. W sudah berkecukupan karena anak-anaknya juga mau membantu untuk memenuhi kebutuhan Ny W. Dan kehidupan keluarga Ny. W harmonis. Hasil pengkajian pada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, keluarga Ny. W mengatakan perkembangan keluarga sudah terpenuhi. Riwayat keluarga inti Ny. W tinggal sendiri, suami sudah meninggal kurang lebih 4 tahun yang lalu karena penyakit liver. Ny. W sudah mempunyai dua anak perempuan dan keduanya sudah menikah dan bertempat tinggal sendiri. Di dalam keluarga Ny. W yang mempunyai tekanan darah tinggi hanya Ny. W. Ny. W sering mengeluh nyeri kepala provocate: Ny. W mengalami peningkatan tekanan darah dan nyeri timbul saat beraktivitas, quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala, skala: skala nyeri 5, time: nyeri bila terlalu banyak beraktivitas. Dalam riwayat keluarga sebelumnya keluarga Ny. W tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, DM, hepatitis, jantung. Dari keluarga Ny. W yang mempunyai hipertensi hanya Ny. W. Hasil pengkajian fungsi keluarga pada Ny. W didapatkan data ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga Ny. W mengatakan belum maksimal dalam memberikan perawatan pada Ny. W karena sudah bertempat tinggal sendiri. Ny. W mengatakan belum tahu cara merawat hipertensi yang ditunjukkan dengan Ny. W masih sering mengkonsumsi makanan yang asin. Ny. W juga belum tahu komplikasi dari hipertensi.
9
Hasil pemeriksaan fisik atau head to toe pada Ny. W yang dilakukan pada tanggal 22 April 2013 didapatkan data sebagai berikut : Tekanan darah 170/90 mmHg, nadi 92 kali permenit, pernapasan 18 kali permenit, berat badan 68 kilogram, tinggi badan 159 centimeter. Ny. W mengatakan pusing provocate: Ny. W mengalami peningkatan tekanan darah dan nyeri timbul saat beraktivitas, quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala, skala:
skala nyeri 5, time: nyeri bila terlalu banyak
beraktivitas.
C. Diagnosa Keperawatan Dari analisa data ditemukan data subyektif sebagai berikut: Ny. W mengatakan kurang lebih 5 tahun mempunyai tekanan darah tinggi dan apabila Ny. W merasa pusing Ny. W hanya membeli obat diwarung dan istirahat, Ny. W mengatakan nyeri kepala provocate: Ny. W mengatakan mengalami peningkatan tekanan darah dan nyeri timbul saat beraktivitas, quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala, skala: skala nyeri 5, time: nyeri bila terlalu banyak beraktivitas, Ny. W mengatakan tidak tahu cara merawat hipertensi yang ditunjukkan dengan Ny. W masih sering mengkonsumsi makanan yang asin, Ny. W juga tidak tahu komplikasi dari hipertensi. Dari data obyektif
Ny. W berusia 63 tahun,
tekanan darah 170/90 mmHg, nadi 92 kali permenit, keluarga nampak tidak tahu cara merawat Ny. W dengan hipertensinya, Ny. W tinggal dirumah sendiri tanpa ditemani seorang anak.
10
Diagnosa keperawatan pada keluarga Ny. W adalah nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga dengan nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan menggunakan rumus skoring adalah skore dibagi skor nilai tertinggi dikali bobot. Sifat masalah adalah aktual 3/3 dikali 1 sama dengan 1, kemungkinan masalah dapat diubah sebagian ½ dikali 2 sama dengan 1, kemungkinan masalah dapat dicegah cukup 2/3 dikali 1 sama dengan 2/3, menonjolnya masalah dirasakan dan harus segera ditangani 2/2 dikali 1 sama dengan 1. Dengan jumlah total skoring 3 2/3.
D. Intervensi Keperawatan Tujuan
umum
dari
intervensi
keperawatan
dengan
diagnosa
keperawatan nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi adalah setelah dilakukan 2 kali kunjungan ke rumah diharapkan nyeri dapat berkurang dari skala 5 menjadi skala 2. Tujuan khususnya setelah dilakukan 2 kali kunjungan ke rumah diharapkan keluarga mengetahui tentang cara merawat hipertensi dan keluarga mengetahui komplikasi pada hipertensi. Sesuai masalah keperawatan pada Ny. W diatas maka penulis melakukan rencana tindakan untuk tercapainya tujuan di atas antara lain :
11
pertama observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital (TTV) dengan rasional mengetahui status pasien, kedua anjurkan mengkonsumsi makanan rendah garam dengan rasional mencegah hipertensi, ketiga mengkaji karakteristik nyeri dengan rasional megetahui skala nyeri, keempat ajarkan teknik relaksasi napas dalam dengan rasional mengurangi rasa nyeri, kelima ajarkan cara pembuatan jus seledri dengan rasional untuk mengajarkan cara pembuatan jus seledri (ramuan tradisional), keenam berikan pendidikan kesehatan cara merawat hipertensi dan komplikasinya dengan rasional untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
E. Implementasi Tindakan yang dilakukan pada hari Selasa 23 April 2013 pertama pukul 15.00 yaitu mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital (TTV), dengan respon subyektif Ny. W mengatakan bersedia untuk di ukur tekanan darahnya, respon obyektif keadaan umum Ny. W baik tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 90 kali permenit, pernapasan 24 kali permenit, suhu 36,5 derajat celsius. Kedua pada pukul 15.15 menganjurkan Ny. W untuk mengkonsumsi makanan rendah garam, dengan respon subyektif Ny. W bersedia melakukannya, respon obyektif Ny. W tampak bersedia. Ketiga pada pukul 15.30 mengkaji karakteristik nyeri Ny. W, dengan respon subyektif Ny. W mengatakan nyeri kepala provocate: Ny. W mengatakan nyeri kepala karena peningkatan tekanan darah dan nyeri timbul saat beraktivitas, quality: nyeri
12
seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala, skala:
skala
nyeri 4, time: nyeri bila terlalu banyak beraktivitas, respon obyekyif Ny. W tampak meringis menahan sakit apabila nyeri muncul. Keempat pada pukul 15.40 mengajarkan teknik relaksasi napas dalam, dengan respon subyektif Ny. W mengatakan bersedia melakukannya, respon obyektif Ny. W tampak melakukan relaksasi. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari Rabu, 24 April 2013 implementasi pertama pukul 08.30 yaitu mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital (TTV) dengan respon subyektif Ny. W mengatakan nyeri kepala berkurang respon obyektif
Ny. W tampak rileks, tekanan darah
140/80 mmHg, nadi 84 kali permenit, pernapasan 20 kali permenit, suhu 36,5 derajat celsius, kedua pada pukul 08.40 mengkaji karakteristik nyeri dengan respon subyektif Ny. W mengatakan nyeri berkurang provocate: Ny. W mengalami peningkatan tekanan darah dan nyeri timbul saat beraktivitas, quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala, skala: skala nyeri 2, time: nyeri timbul bila terlalu banyak beraktivitas respon obyektif Ny. W tampak rileks, ketiga pukul 08.50 memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga Ny. W tentang pengertian hipertensi, diit rendah garam dan komplikasi pada hipertensi, dengan respon subyektif Ny. W mengatakan bersedia diberikan pendidikan kesehatan, respon obyektif Ny. W nampak memperhatikan, dan implementasi keempat pada pukul 09.00 mengajarkan cara pembuatan jus seledri, dengan respon subyektif Ny. W
13
mengatakan bersedia akan membuat jus seledri, respon obyekif Ny. W nampak memperhatikan.
F. Evaluasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dari tindakan yang dilkukan dengan metode SOAP. Evaluasi pada kunjungan terakhir pada hari Rabu, 24 April 2013 pukul 09.00 WIB didapatkan data subyektif: Ny. W mengatakan nyeri berkurang, provocate: Ny. W mengalami peningkatan tekanan darah dan nyeri timbul saat beraktivitas, quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala berkurang, skala: skala nyeri 2, time: nyeri timbul bila terlalu banyak beraktivitas. Keluarga Ny. W mengatakan sudah tahu cara merawat hipertensi, diit hipertensi dan komplikasinya. Data obyektif wajah Ny. W nampak rileks, tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 84 kali permenit, pernapasan 20 kali permenit, suhu 36,5 derajat celsius sehingga dapat di analisa keperawatan masalah nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat nggota keluarga yang sakit sudah teratasi, dan intervensi dapat dihentikan.
14
BAB III PEMBAHASAN DAN SARAN
A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang “Asuhan keperawatan keluarga pada Ny.W dengan hipertensi pada kelurga Ny. W di Desa Tuban lor Kelurahan Gondangrejo Kecamatan Gondangrejo” prinsip pembahasan ini adalah memfokuskan keluarga sebagai klien. Proses keperawatan adalah suatu metode sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan, penentuan rencana keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan ( Suarli, 2012).
1.
Pengkajian Keperawatan Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tantang klien ( Potter dan Perry, 2005). Pada hasil pengkajian didapatkan data umum keluarga Ny. W adalah yang terdiri dari lansia yang berumur 63 tahun suami sudah meninggal dan anak sudah meninggalkan rumah, Ny. W bekerja sebagai buruh pijat. Tipe keluarga Ny. W adalah keluarga lanjut usia. Hal tersebut didukung teori Suprajitno (2012), yang terdiri dari lansia berumur 63
15
tahun dan anak sudah meninggalkan rumah. Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO, ada empat tahap yaitu usia pertengahan (middle age) 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 sampai 90 tahun, usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengkajian pada Ny. W yang berumur 63 tahun yang termasuk lanjut usia (Nugroho, 2008). Hasil pengkajian tentang riwayat dan tahap perkembangan keluarga saat ini pada keluarga Ny. W saat ini termasuk keluarga lanjut usia dan mempunyai
empat
mempertahankan
tugas
suasana
keluarga kehidupan
yaitu rumah
tahap tangga
yang yang
pertama saling
menyenangkan pasangannya, tahap yang kedua adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi: kehilangan pasangan, kekuatan fisik, dan penghasilan keluarga, tahap yang ketiga mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat, tahap yang keempat melakukan life review masa lalu (Suprajitno, 2012) Menurut Sudiharjo (2007), ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit apabila keluarga tidak mengetahui keadaan penyakit, perkembangan perawatan yang dibutuhkan, kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan, ketidakseimbangan sumber yang ada dalam keluarga, sikap negatif terhadap anggota yang sakit, konfik individu dalam keluarga, sikap dan pandangan hidup, perilaku yang mementingkan diri sendiri. Sesuai hasil pengkajian pada keluarga Ny. W yang mengatakan keluarga Ny. W belum mengetahui bagaimana cara merawat
16
anggota keluarga yang sakit dan diit hipertensi dimana Ny. W masih mengkonsumsi makanan asin dan keluarga Ny. W belum tahu komplikasi hipertensi. Pemeriksaan fisik atau head to toe yang dilakukan pada tanggal 22 April 2013 di dapatkan data tekanan darah 170/90 mmHg, Ny. W termasuk hipertensi. Menurut Murwani (2011), hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan systole dan diastole mengalami kenaikan yang melebihi batas normal (tekanan systole di atas 140 mmHg, diastole diatas 90 mmHg). Ny. W mengatakan sering mengeluh nyeri karena peningkatan tekanan darah, nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, nyeri dikepala, skala nyeri 5, nyeri dirasakan apabila Ny. W terlalu banyak beraktivitas. Hal tersebut didukung oleh teori menurut Murwani (2011), tanda gejala hipertensi adalah pusing (sakit kepala dibelakang kepala/tengkuk), mudah tersinggung, insomnia, dispnea, kadang kaki bengkak. Menurut Mubarak (2008), nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut. Sedangkan nyeri akut adalah nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan, awitan gejalanya mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan kecemasan yang keduanya meningkatkan persepsi nyeri. Hasil pengkajian pada Ny. W gejala yang dirasakan adalah nyeri di kepala, nyeri dirasakan saat terlalu banyak beraktivitas, nyeri seperti
17
ditusuk-tusuk jarum, dan skala nyeri 5. Dari hasil pengkajian penulis menuliskan problem nyeri akut. Hal tersebut didukung oleh teori menurut Mubarak (2011), nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut. Nyeri dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut adalah nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan, awitan gejalanya mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan kecemasan yang keduanya meningkatkan persepsi nyeri. Sedangkan nyeri kronik adalah biasanya nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan, sumber nyeri bisa diketahui atau tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan biasanya tidak dapat disembuhkan.
2.
Diagnosa keperawatan Menurut Suarli (2012), diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti, tentang masalah pasien serta pengembangan yang dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan. Diagnosa keperawatan pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah klien serta pengembangan yang dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan. Diagnosa keperawatan dapat dirumuskan PES atau PE meliputi problem pasien (P), penyebab yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga (E) dan tanda gejala (S). Sifat dalam merumuskan diagnosis keperawatan yaitu pertama berorientasi kepada
18
kebutuhan dasar manusia, kedua menggambarkan tanggapan (respon) individu terhadap proses sakit, kondisi dan situasi, ketiga berubah bila tanggapan (respon) pasien berubah. Pada Ny. W gejala yang dirasakan adalah nyeri di kepala, nyeri dirasakan saat terlalu banyak beraktivitas, nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum, skala nyeri 5. Dari hasil pengkajian penulis menuliskan problem nyeri akut. Hal tersebut didukung oleh teori menurut Mubarak (2007), nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut. Nyeri dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut adalah nyeri ini biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan kecemasan yang keduanya meningkatkan persepsi nyeri. Sedangkan nyeri kronik adalah biasanya nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan, sumber nyeri bisa diketahui atau tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan biasanya tidak dapat disembuhkan. Ketika dikaji Ny. W sudah mengerti tentang pengertian hipertensi, Ny. W mengatakan tidak mengetahui cara merawat hipertensi. Dari data tersebut penulis menuliskan etiologi ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat anggota keluarga yang sakit karena keluarga Ny. W tidak megetahui diit dan komplikasi hipertensi. Menurut Sudiharto (2007), ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit karena hal-hal sebagai berikut: tidak mengetahui keadaan penyakit, tidak
19
mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan, kurang atau tidak fasilitas yang diperlukan untuk perawatan, ketidakseimbangan sumber yang ada dalam keluarga, sikap negatif terhadap anggota yang sakit. Dari problem dan etiologi di atas penulis merumuskan diagnosa keperawatan keluarga nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
3.
Intervensi atau Rencana Tindakan Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan (Suarli, 2012). Tujuan umum dari intervensi keperawatan dengan diagnosa keperawatan nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi adalah setelah dilakukan 2 kali kunjungan ke rumah diharapkan nyeri dapat berkurang dari skala 5 menjadi skala 2. Tujuan khususnya setelah dilakukan 2 kali kunjungan ke rumah diharapkan keluarga mengetahui tentang cara merawat hipertensi dan keluarga mengetahui komplikasi pada hipertensi. Sesuai masalah keperawatan pada Ny. W diatas maka penulis melakukan rencana tindakan untuk tercapainya tujuan di atas antara lain: pertama observasi keadaan umum dan tanda tanda vital (TTV) dengan
20
rasional mengetahui status pasien. Tanda vital merupakan cara yang tepat dan efisien untuk memantau kondisi klien atau mengidentifikasikan masalah dan mengevaluasi respons klien terhadap intervensi (Potter, 2005). Kedua anjurkan mengkonsumsi makanan rendah garam dengan rasional mencegah hipertensi. Pembatasan mengkonsumsi garam (dalam satu hari kurang dari 60 gram atau satu sendok teh), makanan berpengawet, atau makanan yang diolah dengan garam hal tersebut dapat mencegah hipertensi (Fatmah, 2010). Ketiga kaji karakteristik nyeri dengan rasional mengetahui karakteristik nyeri. PQRST, P : Mengacu pada penyebab nyeri, Q: menjelaskan lokasi nyeri, R : mengacu pada daerah nyeri, S : menjelaskan tingkat keparahan nyeri yaitu dengan melihat intensitas skala nyeri, skala nyeri 0 = tidak ada nyeri, 1-3 = nyeri ringan, 4-6 = nyeri sedang, 7-9 = nyeri berat, 10= nyeri paling hebat, T : menjelaskan waktu terjadinya nyeri, dengan observasi dan kaji PQRST untuk mengetahui keadaan nyeri pasien dan dapat dilakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi nyeri tersebut (Mubarok, 2007). Keempat ajarkan latihan relaksasi nafas dalam, teknik relaksasi napas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri melalui mekanisme yaitu dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke
21
daerah yang mengalami spasme dan iskemik dan juga mampu merangsang tubuh untuk melepaskan opioid endogen yaitu endorphin dan enkefalin (Smeltzer & Bare, 2002). Kelima ajarkan cara pembuatan jus seledri dengan rasional untuk mengurangi hipertensi. Seledri berkhasiat sebagai obat hipertensi, sakit mata, masuk angin, mual, dan rematik karena mengandung kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, dan C. Cara pembuatannya dengan tiga helai pohon seledri dihaluskan dan diperas dengan 50 mililiter air. Dan diminum dalam satu hari satu kali (Wijoyo, 2008). Keenam berikan pendidikan kesehatan cara merawat hipertensi dan komplikasinya dengan rasional untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Tujuan diberikan pendkes adalah menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat, menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengandung kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat, mendorong pengembangan dan penggunaan layanan kesehatan yang ada (Herawani, 2004).
4.
Implementasi Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal (Suarli, 2012).
22
Tindakan yang dilakukan pada hari Selasa 23 April 2013 pukul 15.00 yaitu mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital (TTV) dengan respon subyektif Ny. W mengatakan bersedia untuk di ukur tekanan darahnya, respon obyektif keadaan umum Ny. W baik tekanan darah 160/90 mmHg nadi 90 kali permenit, pernapasan 24 kali permenit, suhu 36,5 derajat celsius.. Pada pukul 15.15 menganjurkan Ny. W untuk mengkonsumsi makanan rendah garam, dengan respon subyektif Ny. W bersedia melakukannya, respon obyektif Ny. W tampak bersedia. Pada pukul 15.30 mengkaji karakteristik nyeri Ny. W, dengan respon subyektif Ny. W mengatakan nyeri kepala provocate: Ny. W mengatakan nyeri kepala karena peningkatan tekanan darah, quality: nyeri seperti tertusuktusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala, skala: skala nyeri 4, time: nyeri bila terlalu banyak beraktivitas, respon obyekyif Ny. W tampak meringis menahan sakit apabila nyeri muncul. Pada pukul 15.40 mengajarkan teknik relaksasi, dengan respon subyektif Ny. W mengatakan bersedia melakukannya, respon obyektif Ny. W tampak melakukan relaksasi. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari Rabu, 24 April 2013 implementasi pertama pukul 08.30 yaitu mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital (TTV) dengan respon subyektif Ny. W mengatakan nyeri kepala berkurang respon obyektif Ny. W tampak rileks, tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 84 kali permenit, pernapasan 20 kali permenit, suhu 36,5 derajat celsius, kedua pada pukul 08.40 mengkaji karakteristik
23
nyeri dengan respon subyektif Ny. W mengatakan nyeri berkurang provocate: Ny. W mengalami peningkatan tekanan darah dan nyeri timbul saat beraktivitas, quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala, skala:
skala nyeri 2, time: nyeri timbul bila terlalu
banyak beraktivitas respon obyektif Ny. W tampak rileks, ketiga pukul 08.50 memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga Ny. W tentang pengertian hipertensi, diit rendah garam dan komplikasi pada hipertensi, dengan respon subyektif Ny. W mengatakan bersedia diberikan pendidikan kesehatan, respon obyektif Ny. W nampak memperhatikan, dan implementasi keempat pada pukul 09.00 mengajarkan cara pembuatan jus seledri, dengan respon subyektif Ny. W mengatakan bersedia akan membuat jus seledri, respon obyekif Ny. W nampak memperhatikan.
5.
Evaluasi Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana keperawatan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dari tindakan yang dilkukan dengan metode SOAP. Evaluasi pada kunjungan terakhir pada hari Rabu, 24 April 2013 pukul 09.00 WIB. Didapatkan data subyektif: Ny. W mengatakan nyeri berkurang, provocate: Ny. W mengalami peningkatan darah dan nyeri timbul saat beraktivitas, quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala berkurang, skala: skala nyeri 2, time: nyeri timbul bila terlalu banyak
24
beraktivitas. Keluarga Ny. W mengatakan sudah tahu cara merawat hipertensi, diit hipertensi dan komplikasinya. Obyektif: wajah Ny. W nampak rileks, tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 84 kali permenit, suhu 36,5 derajat celsius sehingga dapat di analisa keperawatan masalah nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat nggota keluarga yang sakit sudah teratasi, dan intervensi dapat dihentikan.
B.
Simpulan dan Saran 1. Simpulan a.
Pengkajian pada keluarga Ny. W dengan hipertensi pada tanggal 22 April 2013 dirumah Ny. W didapatkan data Ny. W mengatakan pusing provocate: Ny. W mengalami peningkatan tekanan darah, quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala, skala: skala nyeri 5, time: nyeri bila terlalu banyak beraktivitas. Ny. W mengatakan belum mengetahui cara perawatan hipertensi dan Ny. W masih suka mengkonsumsi makanan yang asin. Keluarga Ny. W mengatakan tidak mengetahui cara merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi dan kompllikasi hipertensi.
b.
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan oleh penulis adalah “nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi.
25
c.
Tujuan umum dari intervensi keperawatan dengan diagnosa keperawatan nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi adalah setelah dilakukan 2 kali kunjungan ke rumah diharapkan nyeri dapat berkurang dari skala 5 menjadi skala 2. Tujuan khususnya setelah dilakukan 2 kali kunjungan ke rumah diharapkan keluarga mengetahui tentang cara merawat hipertensi dan keluarga mengetahui komplikasi hiperteni yang sudah dijelaskan oleh penulis. Sesuai masalah keperawatan pada Ny. W diatas maka penulis melakukan rencana tindakan untuk tercapainya tujuan di atas antara lain : obsevasi keadaan umum dan tanda tanda vital (TTV) dengan rasional mengetahui status pasien, anjurkan mengkonsumsi
makanan
rendah
garam
dengan
rasional
mengurangi hipertensi, ajarkan teknik relaksasi napas dalam dengan rasional mengurangi rasa nyeri, ajarkan cara pembuatan jus seledri dengan rasional untu mengurangi hipertensi. Berikan pendidikan kesehatan cara merawat hipertensi dan komplikasinya dengan rasional untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. d.
Implementasi yang sudah dilakukan penulis pada diagnosa keperawatan nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi adalah obsevasi keadaan umum dan tanda-
26
tanda vital (TTV), anjurkan mengkonsumsi makanan rendah garam, kaji karakteristik nyeri, ajarkan teknik relaksasi napas dalam, ajarkan cara pembuatan jus seledri (ramuan tradisional). Berikan pendidikan kesehatan cara merawat hipertensi dan komplikasinya. e.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dari tindakan yang dilkukan dengan metode SOAP. Evaluasi pada kunjungan terakhir pada hari Rabu, 24 April 2013 pukul 09.00 WIB didapatkan data subyektif: Ny. W mengatakan nyeri berkurang, provocate: Ny. W mengalami peningkatan darah dan nyeri timbul saat beraktivitas, quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala berkurang, skala: skala nyeri 2, time: nyeri timbul bila terlalu banyak beraktivitas. Keluarga Ny. W mengatakan sudah tahu cara merawat hipertensi, diit hipertensi dan komplikasinya. Data obyektif wajah Ny. W nampak rileks, tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 84 kali permenit, pernapasan 20 kali permenit, suhu 36,5 derajat celsius sehingga dapat di analisa keperawatan masalah nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat nggota keluarga yang sakit sudah teratasi, dan intervensi dapat dihentikan.
27
2.
Saran Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut: a.
Bagi Insitusi Pelayanan Kesehatan Khususnya Puskesmas Gondangrejo Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien seoptimal mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
b.
Bagi Insitusi Pendidikan Dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA Bahtiar. 2012. Manajemen keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Erlangga Brasher. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi.Edisi 2. Jakarta:EGC Chang, Esther dkk. 2010. Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta:EGC 2002. Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Erlangga Herawani. 2004. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta:EGC Mubarak Wahid I. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan Aplikasi dalam Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Murwani, Arita. 2011. Perwatan Pasien Penyakit Dalam.Yogyakarta:Gosyen Publishing Potter, Patricia A, Anne Griffin Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4 Volume 1, Alih Bahasa Yasmin Asih, Jakarta, EGC Smeltzer, Suzzane C., Brenda G. Bare, (2002), Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical Nursing, Vol. 2, 8th Ed, Penerjemah Esty Wahyuningsih, S.Kep., Ns., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Keperawatan Transkultural. Jakarta:EGC
Dengan
Pendekatan
Wijoyo, Admiarso M. 2008. Sehat dengan Tanaman Obat. Jakarta:Bee Media