PROSIDING 2011© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
STUDI INDEKS KOMPONEN BIAYA PEKERJAAN DINDING BERBAHAN BETON CELCON M. Asad Abdurahman Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. PerintisKemerdekaan Km. 10Tamalanrea - Makassar, 90245 Telp./Fax: (0411) 587636/(0411) 580505 E-mail:
[email protected]
Abstrak Dewasa ini mulai ramai digunakan material dinding beton ringan (hebel) sebagai alternatif selain bata konvensional. Perbedaan paling menonjol antara keduanya antara lain dimensi baloknya dan harga satuan pemasangannya. Karena bata hebel tergolong baru, maka koefisien harga satuan pemasangannya masih perlu ditinjau berdasarkan observasi langsung di lapangan. Sehingga, studi ini dimaksudkan untuk menganalisa harga satuan pemasangan bata hebel.Pengamatan dilakukan dengan mengukur produktivitas tenaga kerja per jam sehingga diperoleh time factor (waktu efektif) pekerja untuk pekerjaan pemasangan bata hebel pada proyek yang ditinjau. Dari data yang ada, dapat dihitung man hour untuk memperoleh harga satuan pemasangan bata hebel pada proyek tersebut. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan penggunaan material bata merah pada dinding dalam dan dinding luar berdasrkan RAB.Dari hasil perhitungan, diperoleh time factor pemasangan bata hebel adalah 0.65 jam. Koefisien harga satuannya masing-masing adalah buruh 0,165 HOK, tukang 0,074 HOK, mandor 0,004 HOK, hebel 9,00 buah, prime mortar 110 4,5 kg. Pada dinding dalam maupun dinding luar diperoleh biaya total pemasangan bata hebel sebesar Rp. 101.337 / m². Sedangkan untuk bata merah, pada dinding dalam biaya total pemasangannya sebesar Rp. 59.905 / m² dan Rp. 122.010 / m² pada dinding luar. Keywords: hebel, jam kerja, hargasatuan, produktivitas
PENDAHULUAN Dinding merupakan salah satu bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai pemisah antara ruangan luar dengan ruangan dalam, melindungi terhadap intrusi dan cuaca, penyokong atap dan sebagai pembatas ruangan lainnya, berfungsi pula sebagai penahan cahaya panas dari matahari, menahan tiupan angin dari luar, dan untuk menghindari gangguan binatang atau templas. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining). Sejalan dengan fungsi dinding tersebut, maka digunakan berbagai jenis material untuk membangun dinding pada sebuah gedung. Pada umumnya yang sering digunakan sebagai material dinding antara lain batu bata, batako, beton blok, blok kaca, beton ringan (celcon), dan lain sebagainya. Dewasa ini, khususnya di wilayah Makassar Sulawesi Selatan begitu banyak alternatif pemilihan material dinding yang muncul terutama pada pembangunan gedung tingkat tinggi. Hal ini seiring dengan pesatnya pembangunan di kota Makassar dan pencitraannya sebagai kota terbesar di Indonesia Timur. Bukti pesatnya pembangunan serta pencitraan tersebut dapat dilihat secara nyata pada rencana pemerintah provinsi membangun mega proyek di daerah pantai Losari, yaitu Central Point of Indonesia, yang di dalamnya akan dibangun sebuah masjid yang menyerupai “Taj Mahal” di Indiasebagai ikon baru bagi kota Makassar. Untuk itu dalam pemilihan berbagai alternatif dinding tersebut, tentu saja diperlukan analisa untuk mengambil keputusan yang terbaik dengan mempertimbangkan berbagai hal, seperti beban terhadap struktur bawah, waktu pelaksanaan dan pemeliharaan, serta biaya pelaksanaan. Dahulu, kebanyakan proyek gedung di Makassar baik yang bertingkat maupun yang tidak bertingkat hanya menggunakan material dinding batu bata merah. Seiring berjalannya waktu, batu bata merahpun tidak hanya diproduksi oleh pabrik industri melainkan telah menjadi industri rumah tangga (home industry). Oleh karena
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Sipil TS6 - 1
ISBN : 978-979-127255-0-6
Studi Indeks Komponen Biaya… Arsitektur Elektro
Geologi
Mesin
M. Asad Abdurrahman Perkapalan Sipil
itu, ukuran batu bata merah yang digunakan saat inipun semakin beragam sehingga dapatmempengaruhi waktu serta biaya pemasangannya. Untuk mengurangi beban pada struktur bawah, terutama pada gedung tingkat tinggi dan mempercepat proses finishing maka saat ini mulai ramai digunakan material dinding berupa beton ringan (celcon). Beton ringan itu sendiri pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 kemudian dikembangkan lagi di JermanolehJoseph Hebelpada tahun 1943. Di Indonesia sendiri beton ringan mulai dikenal pada tahun 1995 sejak didirikannya PT. Hebel Indonesia di Karawang Timur, JawaBarat. Namun di Makassar sendiri penggunaan material ini tergolong masih sangat baru dan masih sangat minim.
METODA PENELITIAN Objek Penelitian Proyek yang diamati adalah proyek pembangunan gedung Telkomsel yang terletak di Jalan A. P. Pettarani, Makassar – Indonesia. Lokasi proyek tersebut berbatasan langsung dengan beberapa bangunan, yaitu: Barat : Pemukiman penduduk Timur : Gedung PT. Telkom Selatan : Gedung SAMSAT Lama Utara : Gedung YAKES Gambaran Umum Proyek Proyek ini akan dilaksanakan selama 210 hari kalender. Dimulai dari tanggal 18 Mei 2010 dan berakhir pada tanggal 18 Desember 2010 dengan jangka waktu pemeliharaan selama 180 hari kalender. Total anggarannya sebesar Rp. 29.403.000.000-,. Khusus pemasangan bata hebel, pekerjaan baru dimulai pada tanggal 1 September 2010 – 7 November 2010. Jadi, dapat diestimasikan bahwa pemasangan bata hebel dari lantai 1 hingga lantai 5 kurang lebih dilaksanakan selama 40 hari. Peninjauan dilapangan dilakukan pada pekerjaan pemasangan bata Hebel (beton ringan). Luasan yang ditinjau dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Luasan Pemasangan Bata Hebel Pasangan Luas Pasangan No Bata dinding dalam (m²) 1. Lantai 1 464,11 2. Lantai 2 438,10 3. Lantai 3 384,90 4. Lantai 4 384,90 5. Lantai 5 384,90 2056,91
Luas Pasangan dinding luar (m²) 51,20 51,20 51,20 51,20 51,20 256,00
Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan waktu kurag lebih 1 bulan dengan waktu pengambilan data observasi lapangan selama 2 minggu, dimulai dari tanggal 9 Oktober 2010 sampai dengan 22 Oktober 2010. Studi literatur merupakan tahapan mengumpulkan data-data teoritis. Literatur ini dapat berupa buku, jurnal, maupun bahan kuliah yang berhubungan dengan manajemen biaya proyek konstruksi dan harga satuan pekerjaan. Selain buku, informasi teoritis dari internet yang berkaitan dengan bata Hebel pun digunakan sebagai tambahan. Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan mentah yang akan dipergunakan dalam penulisan. Data yang dikumpulkan terbagi atas:
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Sipil TS6 - 2
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 201 1© Arsitektur a.
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
Data primer, berupa observasi langsung mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga satuan pekerjaan seperti upah tenaga kerja, bahan/ material, dan alat yang digunakan. Pengamatan terhadap tenaga kerja diambil berdasarkan waktu yang betul-betul digunakan untuk bekerja sehingga dapat diketahui waktu efektif (time factor) yang dibayarkan sebagai upah tenaga kerja. Berdasarkan teori statistik yang diperoleh, maka dipergunakan rumus Slovinuntuk menghitung jumlah sampel minimum yang harus diambil. Rumus Slovin yang dimaksud adalah sebagai berikut:
N = n/ n (d)2 + 1 Di mana, N : Populasi n : Sampel d : level keyakinan 95 % atau kesalahan = 0,05 b.
Data sekunder, berupa data hasil pencarian di internet yaitu mengenai spesifikasi bata Hebel dan lain sebagainya yang diperoleh langsung dari situs resmi PT. Hebel Indonesia.
HASIL DAN BAHASAN 1. Waktu Efektif (time Factor) Tenaga Kerja Time factor merupakan waktu kerja efektif pekerja dalam satu hari maupun satu jam untuk satu kelompok kerja. Untuktime factor hanya pada pemasangan dinding hebel. Waktu efektif untuk pemasangan dinding Hebel pada proyek ini dapat dihitung sebagai berikut : Total waktu = 7202,74 menit Total sampel pengamatan = 182 Jadi ∶
Total Waktu Total sampel pengamatan 7202,74 menit = 182 = 39,57549451 39,57529451 waktu efektif = ݔ100 60 = 65
=
%
%
2. Man Hour Pekerjaan Pengangkutan 2.1 Man Hour Pekerjaan Pengangkutan Material Menuju Lift Barang Pengangkutan Prime Mortar 110 (Perekat Hebel) Pengangkutan PM 110 menggunakan 2 orang buruh dapat mengangkat 9 zak PM 110 dalam waktu 6,07 menit (volume 1 zak = 40 kg).
Jam Tenaga Kerja : = = =
2
orang
x
6,07
Menit
12,14
menit
60
menit
0,202
jam tenaga kerja
Man Hour untuk Pengangkutan 1 zak =
0,202
=
0,022
jam tk/zak
9
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Sipil TS6 - 3
ISBN : 978-979-127255-0-6
Studi Indeks Komponen Biaya… Arsitektur Elektro
Geologi
Mesin
M. Asad Abdurrahman Perkapalan Sipil
Tabel 2. Man Hour Pengangkutan Material dari Gudang ke lift barang Jenis Material No Tanggal TK Prime Mortar 110 Hebel (40 kg) (bata ringan) 1 9/okt/10 2 0,022 jam tk/zak 0,017 jam tk/bh 2 10/okt/10 2 0,030 jam tk/zak 0,026 jam tk/bh 3 11/okt/10 2 0,032 jam tk/zak 0,024 jam tk/bh 4 12/okt/10 2 0,031 jam tk/zak 0,025 jam tk/bh 5 13/okt/10 2 0,031 jam tk/zak 0,022 jam tk/bh 6 14/okt/10 2 0,031 jam tk/zak 0,024 jam tk/bh 7 15/okt/10 2 0,037 jam tk/zak 0,024 jam tk/bh Rata- rata Man Hour 0,031 jam tk/zak 0,023 jam tk/bh 2.2 Man hour pengangkutan material ke dalam bucket lift barang Man Hour Pengangkutan PM 110 ke Dalam Bucket Pengangkutan semen ke dalam bucket lift barang menggunakan 2 orang buruh dapat mengangkat 20 zak dalam waktu 3,67 menit Jam Tenaga Kerja : = = =
2
orang
x
3,67
menit
7,34
menit
60
menit
0,122
jam tenaga kerja
Man Hour untuk Pengangkutan 1 zak =
0,122
=
0,006
jam tk/zak
20 Tabel 3. Man Hour Pengangkutan Material ke dalam bucket lift barang Jenis Material No Tanggal TK Prime Mortar 110 Hebel (40 kg) (bata ringan) 1 9/okt/10 2 0,006 jam tk/zak 0,005 jam tk/bh 2 10/okt/10 2 0,005 jam tk/zak 0,002 jam tk/bh 3 11/okt/10 2 0,004 jam tk/zak 0,002 jam tk/bh 4 12/okt/10 2 0,006 jam tk/zak 0,003 jam tk/bh 5 13/okt/10 2 0,006 jam tk/zak 0,003 jam tk/bh 6 14/okt/10 2 0,007 jam tk/zak 0,003 jam tk/bh 7 15/okt/10 2 0,007 jam tk/zak 0,005 jam tk/bh Rata- rata Man Hour 0,006 jam tk/zak 0,003 jam tk/bh 2.3 Man hour pengangkutan material dari dalam bucket Man Hour Pengangkutan PM 110 dari Bucket Pengangkutan semen dari dalam bucket lift barang menggunakan 2 orang buruh dapat mengangkat 20 zak (1 zak = 40 kg) dalam waktu 4,2 menit. Jam Tenaga Kerja : = =
2
orang
x
4,2
8,4
menit
60
menit
menit
= 0,140 jam tenaga kerja Man Hour untuk Pengangkutan 1 zak =
0,140
=
0,007
jam tk/zak
20
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Sipil TS6 - 4
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 201 1© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
Tabel 4. Man Hour Pengangkutan Material ke dalam bucket lift barang Jenis Material No Tanggal TK Prime Mortar 110 Hebel (bata ringan) (40 kg) 1 9/okt/10 2 0,007 jam tk/zak 0,005 jam tk/bh 2 10/okt/10 2 0,008 jam tk/zak 0,004 jam tk/bh 3 11/okt/10 2 0,007 jam tk/zak 0,003 jam tk/bh 4 12/okt/10 2 0,008 jam tk/zak 0,004 jam tk/bh 5 13/okt/10 2 0,005 jam tk/zak 0,005 jam tk/bh 6 14/okt/10 2 0,008 jam tk/zak 0,004 jam tk/bh 7 15/okt/10 2 0,007 jam tk/zak 0,003 jam tk/bh Rata- rata Man Hour 0,007 jam tk/zak 0,004 jam tk/bh 3. Man Hour Pekerjaan Pemasangan Bata Hebel 3.1 Man hour pekerjaan persiapan material untuk pemasangan 3.1.1Man Hour Pengangkatan Hebel 1. Tukang A (tgl 9 Oktober 2010) Pengangkatan Hebel menggunakan 1 orang buruh dapat mengangkat 12 buah Hebel dalam waktu 9,65 menit. Jam Tenaga Kerja : = =
1
orang
x
9,65
9,65
menit
60
menit
menit
= 0,161 jam tenaga kerja Man Hour untuk Pengangkutan 1 buah =
0,161
=
0,013
jam tk/buah
12 Untuk mendapatkan rata-rata man hour pengangkatan hebel dalam waktu satu hari. Dilakukan pengambilan data dengan menyurvai 6 orang buruh, dimana tiap orangdi hitung dengan waktu kerja 1 jam.
Tabel 5. Man Hour Pengangkatan Hebel No Nama Proyek Tanggal 1 Proyek 9 oktober 2010 pembangunan 10 oktober 2010 gedung 11 oktober 2010 telkomsel 12 oktober 2010 13 oktober 2010 14 oktober 2010 15 oktober 2010 16 oktober 2010 17 oktober 2010 18 oktober 2010 19 oktober 2010 20 oktober 2010 21 oktober 2010 22 oktober 2010 Rata- rata Man Hour
Hebel (bata ringan) 0,011 jam tk/bh 0,008 jam tk/bh 0,012 jam tk/bh 0,011 jam tk/bh 0,010 jam tk/bh 0,012 jam tk/bh 0,011 jam tk/bh 0,012 jam tk/bh 0,010 jam tk/bh 0,008 jam tk/bh 0,011 jam tk/bh 0,011 jam tk/bh 0,010 jam tk/bh 0,011 jam tk/bh 0,011 jam tk/bh
3.1.2 Man Hour Pemotongan Hebel (Gergaji) 1. Buruh 1 Pemotongan Hebel menggunakan 1 orang buruh dapat memotong 28 buah Hebel dalam waktu 29,01 menit. Jam Tenaga Kerja :
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Sipil TS6 - 5
ISBN : 978-979-127255-0-6
Studi Indeks Komponen Biaya… Arsitektur Elektro = =
1
orang
x
29,01
29,01
menit
60
menit
Geologi
Mesin
M. Asad Abdurrahman Perkapalan Sipil
Menit
= 0,484 jam tenaga kerja Man Hour untuk Pengangkutan 1 buah =
0,484
=
0,017
jam tk/buah
28 Tabel 6. Man Hour Pemotongan Hebel No Nama Proyek Tanggal 1 Proyek 9 oktober 2010 pembangunan 10 oktober 2010 gedung 11 oktober 2010 telkomsel 12 oktober 2010 13 oktober 2010 14 oktober 2010 15 oktober 2010 16 oktober 2010 17 oktober 2010 18 oktober 2010 19 oktober 2010 20 oktober 2010 21 oktober 2010 22 oktober 2010 Rata- rata Man Hour
Hebel (bata ringan) 0,015 jam tk/bh 0,010 jam tk/bh 0,016 jam tk/bh 0,014 jam tk/bh 0,011 jam tk/bh 0,021 jam tk/bh 0,014 jam tk/bh 0,012 jam tk/bh 0,015 jam tk/bh 0,011 jam tk/bh 0,015 jam tk/bh 0,014 jam tk/bh 0,012 jam tk/bh 0,015 jam tk/bh 0,014 jam tk/bh
3.1.3 Man Hour Pembuatan Lem Hebel (PM 110) 1. Buruh 1 Pembuatan lem Hebel (PM 110) menggunakan 1 orang buruh dapat membuat 1 ember dalam waktu 3,9 menit. Jam Tenaga Kerja : = = =
1
orang
x
3,9
menit
3,9
menit
60
menit
0,065
jam tenaga kerja
Man Hour untuk Pengangkutan 1 ember =
0,065
=
0,065
jam tk/ember
1 Untuk mendapatkan rata-rata man hour pembuatan lem hebel dalam waktu satu hari. Dilakukan pengambilan data dengan menyurvai 6 orang buruh yang berbeda, dimana tiap orang buruh di hitung dengan waktu kerja 1 jam. Tabel 7. Man Hour pembuatan lem Hebel (PM 110) No Nama Proyek Tanggal Hebel (bata ringan) 1 Proyek 9 oktober 2010 0,079 jam tk/ebr pembangunan 10 oktober 2010 0,072 jam tk/ebr gedung 11 oktober 2010 0,078 jam tk/ebr telkomsel 12 oktober 2010 0,092 jam tk/ebr 13 oktober 2010 0,097 jam tk/ebr 14 oktober 2010 0,097 jam tk/ebr 15 oktober 2010 0,082 jam tk/ebr
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Sipil TS6 - 6
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 201 1© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
Tabel 7. Man Hour pembuatan lem Hebel (PM 110) (lanjutan) No Nama Proyek Tanggal Hebel (bata ringan) 16 oktober 2010 0,078 jam tk/ebr 17 oktober 2010 0,103 jam tk/ebr 18 oktober 2010 0,076 jam tk/ebr 19 oktober 2010 0,075 jam tk/ebr 20 oktober 2010 0,093 jam tk/ebr 21 oktober 2010 0,083 jam tk/ebr 22 oktober 2010 0,085 jam tk/ebr Rata- rata Man Hour 0,085 jam tk/ebr 3.2 Man Hour Pemasangan Bata Hebel (beton ringan) 1. Tukang 1 Pemasangan bata hebel menggunakan 1 orang tukang dapat memasang 1,1 m2 dalam waktu 14,66 menit. Jam Tenaga Kerja : =
1
= =
orang
x
14,66
menit
14,66
menit
60
menit
0,244
jam tenaga kerja
Man Hour untuk pemasangan 1 m2 0,244
=
=
0,222
jam tk/m2
1,1 Untuk mendapatkan rata-rata man hourpemasanganbatahebel dalam waktu satu hari. Dilakukan pengambilan data dengan menyurvai 6 orang buruh yang berbeda, dimana tiap orang buruh di hitung dengan waktu kerja 1 jam. Tabel 8. Man Hour pemasangan dinding Hebel No 1
Nama Proyek Proyek pembangunan gedung telkomsel
Tanggal 9 oktober 2010 10 oktober 2010 11 oktober 2010 12 oktober 2010 13 oktober 2010 14 oktober 2010 15 oktober 2010 16 oktober 2010 17 oktober 2010 18 oktober 2010 19 oktober 2010 20 oktober 2010 21 oktober 2010 22 oktober 2010 Rata- rata Man Hour
Hebel (bata ringan) 0,340 jam tk/bh 0,400 jam tk/bh 0,400 jam tk/bh 0,288 jam tk/bh 0,291 jam tk/bh 0,286 jam tk/bh 0,325 jam tk/bh 0,305 jam tk/bh 0,297 jam tk/bh 0,394 jam tk/bh 0,351 jam tk/bh 0,411 jam tk/bh 0,320 jam tk/bh 0,316 jam tk/bh 0,337 jam tk/bh
Dari tabel 8 di atas dapat diperoleh rata-rata man hour untuk pemasangan dinding hebel untuk 1 m2. Sama halnya dengan proses persiapannya, rata-rata man hour untuk pemasanganhebeldiperoleh dari menyurvai 6 tukang dengan waktu 1 jam kerja. Tabel 9. Rekapitulasi man hour untuk pemasangan 1 m2 Item Pekerjaan
TK
Pengangkutan material dari gudang ke lift Pengangkutan material ke dalam bucket Pengangkutan material dari dalam buket
2 brh 2 brh 2 brh
Volume 5 : Desember 2011
Man hour untk 1 m2 PM 110 Hebel 0,003 jm/m2 0,193 jm/m2 0,001 jm/m2 0,028 jm/m2 0,001 jm/m2 0,033 jm/m2
Group Teknik Sipil TS6 - 7
Rekap Man Hour 0,750 jm/m2
ISBN : 978-979-127255-0-6
Studi Indeks Komponen Biaya… Arsitektur Elektro
Geologi
M. Asad Abdurrahman Perkapalan Sipil
Mesin
Tabel 9. Rekapitulasi man hour untuk pemasangan 1 m2 (lanjutan) Item Pekerjaan
TK
Persiapan pemasangan Pengangkutan Hebel Pemotongan Hebel Pembuatan lem Hebel Pemasangan Hebel
1 brh
Man hour untk 1 m2 PM 110 Hebel 0,134 jm/m2 0,174 jm/m2
Rekap Man Hour
0,183 jm/m2 0,337 jm/m2
1 tkg
0,337 jm/m2
3. Koefisien dan Harga Satuan Pemasangan Dinding Dari rekapitulasi pada tabel 9. Dapat diperoleh keofisien tenaga kerja untuk pemasangan dinding hebel1 m2sebagai berikut : Tabel 10. Koefisien Tenaga Kerja Untuk Pemasangan 1 m2 No 1. 2.
Tenaga Kerja buruh tukang
Man Hour 0,750 0,337
Time Factor 65 % 65 %
Man Hour Efektif 1,153 0,518
Koef 0,165 0,074
Satuan HOK HOK
Jadi analisa harga satuan untuk pemasangan dinding hebel (beton ringan) per m2, yaitu : Tabel 11. Analisa Harga Satuan Pemasangan Dinding Hebel per m2 (Pasangan ½ bata) Bahan/tenaga/item pekerjaan Bahan : Hebel Prime Mortar Sub Jumlah Upah : Buruh Tukang Batu Mandor Sub Jumlah Jumlah
Koe
Sat
Harga (Rp)
Jumlah Harga (Rp)
9,00 4,5
Buah Kg
9.227 1.537
83.493 6.918 90.412
0,165 0,074 0,004
HOK HOK HOK
42.500 50.000 55.000
7.001 3.703 220 10.704 101.337
4. Biaya Total Pemasangan Dinding Bata Hebel (Beton Ringan) Tabel 12. Biaya Pemasangan Dinding Dalam (Dinding Pembatas) No Item Pekerjaan 1 lantai 1 2 lantai 2 3 lantai 3 4 lantai 4 5 lantai 5 Jumlah Harga Pemasangan Dinding
Luas Dinding 464,11 m2 438,10 m2 384,90 m2 384,90 m2 384,90 m2 2056,9 m2
Jumlah Harga Rp 47.033.765,87 Rp 44.598.207,49 Rp 39.182.492,72 Rp 39.182.492,72 Rp 39.182.492,72 Rp 209.179.451,53
Dari tabel 12 diperoleh biaya pemasangan dinding dalam dengan luas dinding 2056,91 m2 adalah Rp 209.179.451,53 Tabel 13. Biaya Pemasangan Dinding Luar No 1 2 3 4 5
Item Pekerjaan lantai 1 lantai 2 lantai 3 lantai 4 lantai 5
Jumlah Harga Pemasangan Dinding
Luas Dinding 51,20 m2 51,20 m2 51,20 m2 51,20 m2 51,20 m2 256,00
m2
Jumlah Harga Rp 5.188.702,71 Rp 5.212.116,47 Rp 5.212.116,47 Rp 5.212.116,47 Rp 5.212.116,47 Rp
26.037.168,57
Dari tabel 13 diperoleh biaya pemasangan dinding luar dengan luas dinding 256,00 m2 adalah Rp 26.037.168,57.
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Sipil TS6 - 8
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 201 1© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
Jadi, dari tabel di atas diperoleh biaya total pemasangan dinding hebel/celcon pada proyek pembangunan gedung Telkomsel dengan luas dinding 2312,91 m2 adalah Rp 235.216.620,10,5. Perbandingan Analisa Harga Satuan Hebel (Beton ringan) dengan Bata Merah Tabel 14. Analisa Harga Satuan Pemasangan Bata Merah untuk dinding dalam per m2 (Pasangan ½ bata) Bahan/tenaga/item pekerjaan Koe Sat Harga (Rp) Jumlah Harga (Rp) Bahan : - Bata Merah 70 Buah 400 28.000 - Semen 9,6 Kg 1.000 9.680 - Pasir Pasang 0,045 m3 80.000 3.600 Sub Jumlah 41.280 Upah : - Buruh 0,320 Org/hr 40.000 12.800 - Tukang Batu 0,100 Org/hr 45.000 4.500 - Kepala Tukang 0,010 Org/hr 50.000 500 - Mandor 0,015 Org/hr 55.000 825 Sub Jumlah 18.625 Jumlah 59.905 Dari tabel 14. Diperoleh harga total pemasangan bata merah untuk dinding dalam(pasangan ½ bata) dalam per m2 adalah Rp 59.905,00. Tabel 15. Analisa Harga Satuan Pemasangan Bata Merah untuk dinding luar per m2 (Pasangan 1 bata) Bahan/tenaga/item pekerjaan Koe Sat Harga (Rp) Jumlah Harga (Rp) Bahan : - Bata Merah 140 Buah 400 56.000 - Semen 22,20 Kg 1.000 22.200 - Pasir Pasang 0,102 m3 80.000 8.160 Sub Jumlah 86.360 Upah : - Buruh 0,600 Org/hr 40.000 24.000 - Tukang Batu 0,200 Org/hr 45.000 9.000 - Kepala Tukang 0,020 Org/hr 50.000 1.000 - Mandor 0,030 Org/hr 55.000 1.650 Sub Jumlah 35.650 Jumlah 122.010 Dari tabel 15. Diperoleh harga total pemasangan bata merah untuk dinding dalam(pasangan 1 bata) dalam per m2 adalah Rp 122.010,00. Dari tabel 14, tabel 15 serta pada tabel 11 diperoleh bahwa untuk pemasangan dinding dalam menggunakan hebel dengan pasangan ½ bata, lebih mahal di bandingkan dengan menggunakan bata merah dengan pasangan ½ bata juga. Sedangkan untuk dinding luar menggunakan hebel dengan pasangan ½ bata lebih murah dibandingkan dengan menggunakan bata merah dengan pasangan 1 bata. Pada dinding luar hebel tetap menggunakan pasangan ½ bata, karena memiliki lebar yang sudah memenuhi standar untuk pemasangan dinding luar tersebut. Sedangkan bata merah harus menggunakan 1 bata karena ukuran lebar dari bata tidak memenuhi standar untuk dinding luar, sehingga harus menggunakan pasangan 1 bata. Namun dalam proyek ini terjadi perbedaan antara rancangan anggaran biaya dengan pelaksanaan di lapangan. Dimana pada rancangan anggaran biayanya, proyek ini menggunakan analisa harga satuan pemasangan dinding menggunakan bata merah. Sedangkan yang terjadi di lapangan, pelaksanaannya menggunakan hebel (bata ringan) sesuai dengan hasil pengamatan yang telah kami lakukan. Ini terjadi karena adanya kesepakatan antara kedua belah pihak antara konsultan perencana dengan kontraktorpelaksanadalam bentuk spesifikasi yang harus dipenuhi oleh pihak kontraktor pelaksana.
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Sipil TS6 - 9
ISBN : 978-979-127255-0-6
Studi Indeks Komponen Biaya… Arsitektur Elektro
Geologi
Mesin
M. Asad Abdurrahman Perkapalan Sipil
SIMPULAN Dari hasil pengamatan, pengambilan data dan analisa data maka dapat disimpulkan bahwa : (1) Waktu kerja efektif pekerja untuk pemasangan dinding beton ringan pada proyek ini dalam waktu satu jam kerja adalah 0,65 jam. Hal ini dianggp cukup produktif karena disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor kedisiplinan pekerja yang pada umumnya berasal dari pulau Jawa. Selain itu juga karena pengamatan yang dilakukan hanya pada waktu produktif dikurangi waktu istirahat pada saat pekerja beristirahat sehingga faktor-faktor lain tidak diperhitungkan. (2) Terdapat perbedaan selisih harga satuan pemasangan dinding di lapangan dan perencanaan RAB sebesar kurang lebih 50%. Adapun faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut yaitu karena pada analisa harga satuan pekerjaan untuk proyek ini menggunakan pemasangan bata merah, namun pada pelaksanaannya dilapangan menggunakan beton ringan (hebel) sesuai dengan hasil pengamatan dan pengambilan data yang telah dilakukan. (3) Terdapat perbedaan analisa harga satuan pemasangan dinding antara bata hebel dan bata konvensional pada dinding dalam dan dinding luar. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan tebal dinding antara keduanya yang disebabkan karena penggunaan bata konvensional pada dinding dalam hanya menggunakan ½ bata sedangkan pada dinding luar menggunakan pasangan 1 bata. (4) Pada dinding dalam, pemakaian bata hebel jadi lebih mahal dibandingkan dengan bata konvensional. Hal ini diakibatkan oleh perbedaan harga bahan material dimana untuk pemakaian hebel harga satuannya jauh lebih mahal dibandingkan dengan penggunaan batu merah. Namun untuk upah pekerja, analisa harga satuan hebel lebih murah dibandingkan dengan bata konvensional karena ukuran hebel yang lebih akurat sehingga mempermudah dan mempercepat waktu pemasangannya. (5) Pada dinding luar, pemakaian bata hebel jadi lebih murah dibanding bata konvensional. Hal ini diakibatkan oleh tebal dinding bata konvensional yang berlipat ganda dan menyebabkan bertambahnya jumlah material yang harus digunakan. Sedangkan bata hebel tetap menggunakan pasangan ½ bata sehingga tidak terdapat perbedaan apabila digunakan pada dinding dalam maupun dinding dalam. (6) Koefisien harga satuan pemasangan dinding beton ringan yaitu untuk upah terdiri dari buruh 0,165 HOK, tukang 0,074 HOK dan mandor 0,004 HOK. Sedangkan untuk bahannya terdiri dari hebel 9,00 buah dan Prime Mortar 110 4,5 kg.
DAFTAR PUSTAKA 1.
Alavin, S. R. R. & Mortaheb, M. M. 2010. Evaluation of Main Factors Influencing Dam Construction Productivity in Iran Using Fuzzy Logic Method. Proceeding of The First Makassar International Conference on Civil Engineering. Makassar. 2. Asiyanto. 2005. Construction Project Cost Management. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. 3. Ervianto, Wulfram I. 2004. Teori-Aplikasi Manajemen Konstruksi. Andi. Yogyakarta. 4. Haryonugroho, Elisa. 2009. Spesifikasi Hebel. Diakses Pada http://www.hebel.co.id/. Pada Tanggal 21 Mei 2010. 5. Hermawan, Ade & Azis, Ihzanul. 2009. Studi Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Pembangunan Perumahan Belmont Residence Makassar. Skripsi Tidak Diterbitkan. Jurusan Sipil Fakultas Teknik UNHAS. Makassar. 6. Husen, Abrar. 2009. Manajemen Proyek. Andi. Yogyakarta. 7. Peurifoy, Robert L. & Oberlender, Garold D. 1989. Estimating Construction Costs. McGraw-Hill Book Company. United States 8. Pratiwi, Nita & Amiruddin, M. Hidayat. 2010. Studi Perbandingan Biaya dan Waktu Pembuatan Campuran Beton Menggunakan Manual Molen dan Ready Mix di Makassar. Skripsi Tidak Diterbitkan. Jurusan Sipil Fakultas Teknik UNHAS. Makassar. 9. Soeharto, Iman. 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Opersional. Erlangga. Jakarta. 10. Suganta, Gatut. 2007. Dinding. Griya Kreasi. Jakarta. 11. Susetyo, B. 2010. Control System Productivity Model for Construction Work Approach by Fuzzy-AHPExpert System. Proceeding of The First Makassar International Conference on Civil Engineering. Makassar. 12. U. S. Army Corps of Engineer. 1997. Unified Facilities Criteria (UFC) Construction Cost Estimate. U. S. Army Corps of Engineer of Directorate of Military Programs of Engineering Division. Washington DC.
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Sipil TS6 - 10
Volume 5 : Desember 2011