Studi Fenomenologi : Pengalaman Mahasiswa Keperawatan dalam Menjalani Kebiasaan Merokok Lisa Isdaryanti ¹ Atiek Murharyati ² Ika Subekti³ 1) 2) 3)
Mahasiswi Prodi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta Dosen Prodi D-III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Dosen Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Suarakarta
Abstrak Perilaku merokok sudah sangat wajar dipandang oleh para remaja, khususnya remaja laki-laki. Tujuan dari penelitian ini supaya dapat mengidentifikasi pengalaman mahasiswa keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dalam menjalani kebiasaan merokok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian dilakukan di STIKes Kusuma Husada Surakarta, pada tanggal 17 Maret 2015 sampai 3 Juli 2015. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 6 orang dengan kriteria perokok berat dan sangat berat diukur dengan Fagestrom Nicotine Dependence Scale. Data diambil dengan metode wawancara indepth interview. Analisa data pada penelitian ini menggunakan tehnik Collaizi. Penelitian ini menghasilkan 12 tema, diantaranya yaitu persepsi negatif dan persepsi positif tentang merokok, motivasi internal dan eksternal untuk merokok, dampak fisik dan dampak psikologis dari merokok, upaya berhenti dari komitmen pribadi dan distraksi pada kegiatan lain, pendukung berhenti merokok dari faktor internal dan eksternal, faktor penghambat untuk berhenti merokok dari stimulasi faktor internal dan stimulasi faktor eksternal.
Kata Kunci
: Pengalaman, mahasiswa keperawatan, merokok
Daftar Pustaka
: 58 (2001 – 2014)
Phenomenological Study: Nursing Students’ Experience in Smoking Habit Lisa Isdaryanti ¹ Atiek Murharyati ² Ika Subekti³ 1) Student Prodi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta 2) Lecturer Prodi D-III Nursing STIKes Kusuma Husada Surakarta 3) The Prodi Lecturer S-1 Nursing STIKes Kusuma Husada Surakarta
Abstract
Smoking is a common habit of the teenagers, particularly the males. The objective of the research is to identify the experience in smoking habit of the Nursing students of Kusuma Husada Health Science College of Surakarta. The research used the qualitative method with the phenomenological approach. It was done at the aforementioned college from March 17 th, 2015 – to July 03rd, 2015. The samples of research consisted of 6 students who fulfilled the criteria of the research measured with the Fagestrom Nicotine Dependence Scale, namely: a heavy smoker and a very heavy smoker. The data of research were collected through in-depth interview technique and analyzed by using the Collaizzi’s technique. The result of the research shows that there were 12 themes, namely: negative and positive perceptions of smoking, internal and external motivations for smoking, physical and psychological effects of smoking, personal commitment in the effort to quit smoking and the distractions on other activities, internal and external supporting factors in quitting smoking, and inhibiting factors in quitting smoking from internal and external stimulating factors.
Keywords: Experience, Nursing students, smoking References: 58 (2001 – 2014)
1
yang terbesar dibandingkan dengan
PENDAHULUAN
profesi kesehatan lain seperti dokter Merokok merupakan suatu kebiasaan
umum 2,3%, dokter gigi 3,01%, terapis
yang dapat dilakukan di manapun, kapanpun
dan
mampu
19,28%
memberikan
dan
apoteker
Perbandingan
kenikmatan bagi perokok, sehingga sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok (Whetherall, 2008).
3,25%.
angka
prevalensi
mahasiswa
kedokteran
dengan
keperawatan,
menunjukkan
bahwa
prevalensi mahasiswa keperawatan yang banyak
merokok sebesar 13,5% jauh lebih tinggi
dilakukan oleh laki-laki dan perempuan
jika dibandingkan dengan mahasiswa
dewasa, bahkan anak kecil (Nurhidayat,
kedokteran yang hanya 3,3% (Sirat,
2013).
2002).
Kebiasaan
merokok
Pemerintah
mengeluarkan
beberapa
Indonesia kebijakan
Kebiasaan merokok di kalangan
larangan merokok dan para ulama juga
perawat tidak terlepas dari kebiasaan
mengeluarkan fatwa haram merokok
merokok
(Maba, 2008).
saat
disekolah
perawat.
Fatmawati (2006), menyatakan bahwa
Laporan dari Badan Penelitian dan
perawat yang merokok sudah dimulai
Perkembangan Departemen Kesehatan
pada saat usia muda sebelum memasuki
RI (2007) menunjukkan kelompok umur
dunia
10-14
tindakan
tahun
yang
mulai
merokok
profesi.
Remaja
merokok
melakukan
sebagai
wujud
mengalami kenaikan dari 10,5% menjadi
solidaritas atau gengsi, lalu menjadi
17,5%. Penelitian lain menunjukkan
kebiasaan
hampir semua anak, yaitu sebanyak
ketagihan dan kecanduan (Komalasari,
99,7% melihat iklan rokok di televisi
2008).
dan 68,2% memiliki kesan atau persepsi
bersama-sama
positif terhadap iklan rokok, dan 50%
solidaritas,
remaja
lebih
enggan merokok pada perkumpulan
percaya diri seperti yang dicitrakan oleh
tersebut dikatakan tidak memiliki rasa
iklan rokok (Adam, 2011). Penelitian
solidaritas dan kerap menjadi bahan
yang dilakukan di Amerika Serikat
sindiran (Loren, 2009).
perokok
menunjukkan
menyatakan
bahwa
perawat
sehingga
Tindakan
menyebabkan
merokok
merupakan
sehingga
remaja
secara bentuk yang
Pergaulan dan lingkungan berperan
mempunyai kebiasaan merokok terbesar
penting dalam mempengaruhi seseorang
yaitu sekitar 31,28%. Angka ini adalah
menjadi
2
perokok
(Fikriyah,
2012).
Pelajar yang awalnya tidak merokok dan
Surakarta,
Mengidentifikasi
bergaul
mahasiswa
keperawatan
disebuah
didalamnya
komuniatas
kebanyakan
yang
Kusuma
perokok,
Husada
STIKes
untuk
berhenti
biasanya akan berpengaruh lebih cepat
merokok,
Mengidentifikasi
untuk memulai mencoba dan merasakan
pendukung
dalam
rokok (Amalia, 2010).
merokok,
Mengidentifikasi
penghambat Beberapa penelitian menggambarkan
upaya
dalam
upaya
faktor berhenti
upaya
faktor berhenti
merokok
perawat yang merokok cenderung tidak melakukan kegiatan promosi kesehatan
METODOLOGI
terhadap pasiennya, khususnya tentang bahaya
rokok
Perawat
(Jeff
merasa
Loren,
enggan
Penelitian ini menggunakan metode
2009).
kualitatif
melakukan
STIKes Kusuma Husada Surakarta, pada
dengan nilai dan perilakunya. Perawat
tanggal 17 Maret 2015 sampai 3 Juli
yang merokok dapat menyampaikan yang
membingungkan
2015. Jumlah sampel pada penelitian ini
pada
adalah 6 orang. Data diambil dengan
masyarakat, khususnya pada pasien yang ingin
berhenti
merokok
pendekatan
fenomenologi. Penelitian dilakukan di
intervensi tersebut karena bertentangan
pesan
dengan
metode wawancara indepth interview.
(Samrotul
Analisa
Fikriyah, 2012).
data
pada
penelitian
ini
menggunakan tehnik Collaizi.
Tujuan penelitian ini yaitu, agar dapat
mengidentifikasi
mahasiswa Kusuma menjalani
pengalaman
keperawatan Husada
Surakarta
kebiasaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
STIKes
Penelitian ini menghasilkan 12 tema,
yang
tema pertama yaitu persepsi negatif
merokok,
tentang merokok.
Mengidentifikasi persepsi mahasiswa
1) Persepsi negatif tentang merokok
keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
tentang
mempunyai
merokok.,
partisipan
Mengidentifikasi motivasi atau alasan mahasiswa Kusuma merokok,
keperawatan Husada
Surakarta
Mengidentifikasi
arti
pandangan
terhadap
perilaku
merokok adalah mendukung dan
STIKes
tidak menilai perilaku merokok
untuk
sebagai perilaku yang buruk dan
dampak
merugikan (Nurhidayat, 2012).
merokok yang dirasakan mahasiswa
Pada
keperawatan STIKes Kusuma Husada
penelitian
ini,
dari
6
partisipan yang diwawancarai ada 4
3
partisipan yang mempunyai persepsi
2) Persepsi positif tentang merokok
negatif tentang merokok. P01 dan
Persepsi positif berarti bahwa
P04 menyatakan bahwa merokok itu
responden
dapat memudahkan konsentrasi saat
mempunyai
pandangan
belajar,
bahwa
menimbulkan
“....yaa, bagi saya merokok itu memudahkan konsentrasi terutama saat belajar mbak” (P01)
merokok
kerugian
secara
kesehatan, psikis (Nurhidayat, 2012). Pada penelitian ini, 3 dari 6
“.....emmm, memang saya akui rasanya saat merokok sambil bikin tugas gitu membantu memudahkan konsentrasi saya mbak” (P04).
partisipan mempunyai tentang
yang
diwawancarai
persepsi
positif
merokok.
P01
menyatakan bahwa merokok itu P06 menyatakan bahwa merokok itu
dapat menimbulkan penyakit dan
mampu membuat rileks, mampu
membuat kecanduan,
merubah mood yang tadinya sedih
“....merokok itu ya sebenernya menimbulkan penyakit tapi karena sudah kecanduan mau gimana lagi..” (P01)
menjadi senang. “......merokok pasti bisa mengurangi fikiran seperti kayak stres dah capek kayak gini kalau merokok pasti dah agak lega dah serasa rileks, sa santai, nyantai nah gitu biasanya mbak..”(P06).
P02 dan P06 menyatakan bahwa merokok
itu
menyebabkan
kanker, “...yaa, setau saya itu yaa menyebabkan kanker terutama...” (P02)“...bisa menyebabkan kanker juga...” (P06) P03 menyatakan bahwa merokok
P05 menyatakan bahwa merokok itu sudah merupakan suatu kebutuhan. “.....merokok itu menurut saya sudah jadi kebutuhan hidup saya mbak“ (P05).
itu adalah pemborosan.
Hal ini menandakan bahwa lebih dari
setengah
total
“.....merokok itu sebenarnya suatu pemborosan mbak, ibaratnya uang daripada buat rokok bisa buat beli kebutuhan yang lain“ (P03).
sampel
mempunyai pandangan yang baik mengenai perilaku merokok.
4
P02, P03, P04, P05, dan P06
Hal ini menandakan bahwa setengah
dari
mempunyai jelek
total
menyatakan alasan mereka untuk
sampel
pandangan
mengenai
merokok adalah karena coba-coba,
yang
“....ikut coba-coba gitu lho mbak..dan yaa lama-lama jadi kebiasaan mbak”. (P02) “...yaa..kayak awal tadi..cobacoba dulu lagi..” (P03) “....saya...eee mencoba buat mengikuti dan ternyata ada kesenangan tersendiri dalam rokok”. (P04) “....iyaa..bener mbak, mencoba awalnya”. (P05) “....seumuran segitu dulu juga yaa cuma ingin coba-coba ya”. (P06)
perilaku
merokok. Jadi pada penelitian ini lebih banyak
mahasiswa
yang
persepsi
negatif
mempunyai
tentang merokok daripada yang mempunyai
persepsi
positif
tentang merokok. Ini sepaham dengan penelitian yang
dilakukan
(2009),
oleh
hasil
menyimpulkan
Trirahayu
penelitian bahwa
dan P04, P05 menyatakan alasannya
itu
karena keingintahuan,
merokok
“....karena rata-rata kan yang merokok laki-laki dan saya ingin tahu, merokokitu enaknya seperti apa sih? (P04)
dapat menimbulkan kerugian secara finansial
dan
kerugian
bagi
kesehatan diri sendiri, orang lain “...dari faktor ee keingin tahuan rasanya seperti apa”. (P05)
maupun lingkungan.
sedangkan 3) Motivasi internal Pada partisipan
penelitian yang
P04
menyatakan
alasannya merokok karena ingin ini,
semua
diakui simbolisasi gender sebagai
diwawancarai
seorang laki-laki.
mempunyai motivasi internal untuk
“....karena rata-rata kan yang merokok laki-laki dan saya ingin Merasakan merokok itu enaknya seperti apa sih?” (P04).
merokok. P03 menyatakan bahwa alasannya untuk merokok karena iseng, “..mungkin dari kecil udah merokok ya itu sebenarnya cuma iseng-iseng aja sih habis itu udah gak lagi..ket aku mulai rokok lagi dari SMP kelas 1”. (P03)
Meskipun mengetahui tentang bahaya
yang
ditimbukan
akibat
rokok, tetapi hampir setiap saat dapat ditemui banyak orang yang sedang merokok bahkan perilaku
5
merokok
sudah
dipandang
oleh
sangat wajar para
“.....tapi gimana lingkungan dikos, dulunya sih gak ngrokok tapi waktu disini malah ngrokok karena pengen temanteman...”.(P01) “....awalnya yaa..kumpulkumpul temen itu, kan temennya banyak yang merokok...”. (P02)
remaja,
khususnya remaja laki-laki (Sulis Winurini, 2011). 4) Motivasi eksternal Pada
penelitian
partisipan
yang
mempunyai
ini,
semua
diwawancarai
motivasi
“.....ya lihat temen-temen aja sebenernya...”.(P03) “....faktor lingkungan itu kan dari segi temen-temen tu kan banyak yang ngrokok paling berapa persen lah yang gak ngrokok tuh...hampir semua temen saya ngrokok...”.(P03)
eksternal
untuk merokok. P01,
P03,
P06
menyatakan
bahwa alasannya untuk merokok karena lingkungan keluarga yaitu bapaknya juga merokok sehingga
“...melihat teman-teman yang sepertinya mereka merokok itu punya keee...senangan tersendiri...”.(P04) “....melihat temen-temen saat merokok itu kadang terasa enak..sayapun jadi ikutikuttan”.(P04)
karena alasan itu partisipan ikut merokok, “......orang tua saya juga merokok bapak saya juga dikesehatan juga memberi contoh yang tidak baik”. (P01) “.....yaa ayah saya”. (P03) “....kalau dari lingkungan rumah yaa dari orang tua saja itu bapak (P06).
“....dulu dari faktor pergaulan dengan teman-teman (P05) “....kalau faktornya itu..kadang faktor dari pergaulan mbak, karena waktu main sama tementemen, temen diluar sana kan banyak mbak ya...itu pada ngrokok”. (P05) “...yang pengaruhnya lebih besar lagi dari temen-temen, ngumpul sama temen-temen ...temen-temen ngajakin merokok”. (P06)
sedangkan P06 menyatakan selain bapaknya juga perokok, saudara saudaranya di lingkungan keluarga juga banyak yang merokok, “....kalau dari sodara-sodara saya..sodara kayak pakdhe kan kebanyakanmayoritas semuanya merokok..”.(P06)
Hal ini menandakan bahwa alasan sedangkan semua partisipan P01,
semua partisipan untuk merokok
P02, P03, P04, P05, dan P06
adalah dari pergaulan atau pengaruh
menyatakan alasan mereka untuk
teman.
merokok adalah karena pengaruh pergaulan dengan teman.
6
5) Dampak fisik Pada
penelitian
ini,
“....faktor apa yaa, kelelahan lebih cepat lelah....”.(P03)
semua
partisipan yang diwawancarai sudah merasakan
dampak
fisik
Hal ini bisa disimpulkan bahwa
dari
dampak fisik dari merokok yang
merokok. P01, P02, P03, P04, P05, P06
menyatakan
bahwa
merasakan
sesak
nafas,
P06
menyatakan
selain
sesak
nafas
partisipan
juga
kadang-kadang
dirasakan oleh semua partisipan
sering
yaitu
terjadinya
pernafasan
yaitu
gangguan sesak
nafas,
gangguan pencernaan yaitu mual dan ada
merasakan batuk,
juga
yang merasakan
perubahan aktifitas fisik yaitu cepat
“....sekarang agak sakit gitu..kayak seseg gitu mbak..”.(P01) “....saat ini yaa dampaknya yang saya rasakan itu ke paruparu mbak..kalau misalnya gimana yaa..kalau lari itu gak kuat lama gitu lho..jadi kan kalau bahasa jawa nya itu megap-megap (seseg) gitu..” (P02) “....faktor apa yaa, kelelahan..lebih cepat lelah dan nafas juga seseg...”. (P03) “....dampaknya terkadang dada seseg nanti baik lagii...trus eee yahhh seperti itulah mbak...dampaknya mungkin seseg pertama kali..”.(P04) “....kadang dada terasa seseg seperti itu..”(P05) “...sekian lama saya merokok itu dampak kesehatan yang saya alami untuk saat ini yaa itu kalau tidur itu biasanya terasa seseg..”(P06). sedangkan P05 juga merasakan mual, “...terkadang kalau berlebih seperti itu yaa..perut itu biasanya mual...”.(P05).
lelah.
Pengalaman
yang
kurang
menyenangkan
pada
tahap
inisiasi terasa
seperti serak,
tenggorokan
tenggorokan batuk,
dapat
iritasi
diadaptasi
oleh tubuh (Wheterall, 2008). 6) Dampak Psikologis Pada
penelitian
partisipan
yang
menyatakan memberikan
ini,
semua
diwawancarai
bahwa dampak
merokok secara
psikologis bagi partisipan. P01, P03 menyatakan seorang
dengan
perokok
menjadi
partisipan
ada
perasaan malu karena partisipan berperan
sebagai
pendidik
di
masyarakat, “...kalau penkes ke masyarakat itu, penkes tentang merokok itu saya juga malu, karena saya juga merokok sebagai pendidiknya tapi malah
dan P03 juga merasakan lebih cepat lelah saat beraktifitas.
7
memberi contoh yang tidak baik...” (P01) “...sering ee,ngasih tau orang kalau dampak negatifnya tu gini tapi kita sendiri malah gitu yaa..mungkin kadang rasa malu kalo pake identitasnya..”(P03)
saya juga malu, karena saya juga merokok sebagai pendidiknya tapi malah memberi contoh yang tidak baik...” (P01) “....sebagai tenaga kesehatan tetapi kita merokok..jadi dipandang oleh masyarakat itu tidak baik sebenernya kan..dan,emmm..memberikan contoh yang tidak baik bagi masyarakat maupun pasien yang tau kalau saya merokok, padahal saya tenaga kesehatan...”(P04)
sedangkan P06 menyatakan bahwa dengan menjadi seorang perokok partisipan apabila rokok
merasakan menyampaikan
dengan
canggung bahaya
masyarakat
saat
melakukan pendidikan kesehatan, “....apalagi kalau ada seseorang masyarakat atau teman kita yang tau kita sebagai serang tenaga kesehatan diluar sana masih merokok pasti kita dilihat sebagai tenaga kesehatan yang kurang baik untuk memberi contoh orang yang lain seperti itu...”(P06)
“...kalau masyarakat tersebut tau tentang diri kita tentang merokok pasti kita juga akan canggung untuk menyampaikan tentang bahaya merokok...”(P06) P02 menyatakan bahwa merasa terbebani dengan menjadi seorang
7) Komitmen pribadi
tenaga kesehatan yang merokok,
Pada penelitian ini partisipan
“...ya...sebenarnya juga terbebani mbak, yaa..kalau misalnya memberi saran untuk tidak merokok kepada masyarakat..nahh gitu kan gimana yaa...masyarakat tau yaa kalau saya perokok jadi kan gimana yaa...sarannya itu yaa pie yaa..sia sia gitu lho mbak lha wong mas nya aja merokok kok saya gak boleh gitu..” (P02)
yang
diwawancarai
bahwa
upaya
berhenti
menyatakan
partisipan
merokok
dengan
dalam cara
komitmen pribadi. P02, P04, P03, P06 menyatakan bahwa upaya untuk berhenti merokok itu dengan cara niat dari dalam diri, harus memiliki tekad dan kemauan, dan usaha
dan P01, P04, dan P06 menyatakan
berupa mengurangi jumlah rokok
bahwa partisipan merasa menjadi
dan mencari tahu bahaya tentang
contoh yang tidak baik didalam
merokok.
masyarakat.
“....yaa motivasinya itu..gimana yaa rasa
“...kalau penkes ke masyarakat itu, penkes tentang merokok itu
8
yaa ingin
“....di..alihkan ke permen dan banyak makan cemilan seperti itu..” (P05) “....kalo gak saya cari permen atau apa untuk ganti sebagai ganti rokok lah kayak gitu mbak..” (P06)
berhentinya itu lho..tekad nya itu belum kuat gitu..” (P02) “...upaya nya dengan cara misalnya saya punya eee..kemauan merokok itu hanya sehabis makan merokok udah..” (P04) “....upaya saya...yaa itu, yaa cuma cari-cari tau lah mbak untuk bahaya rokok kedepan kayak gini itu untuk cari tau ngrokok itu sebenernya gimana..” (P06) “...belum, paling yaa.. mengurangi..mengurangi lah..” (P03)
sedangkan P05 menyatakan bahwa dengan upaya berhenti merokok dengan mengganti rokok dengan ngemil, “....kadang menghisap permen dan kalau waktu keluar yaa sering banyak ngemil, jadi untuk menghindari rasa ingin merokok..” (P05)
Hal ini bisa disimpulkan bahwalebih dari setengah keseluruhan sampel yang diambil menyatakan pernah
dan
berupaya untuk berhenti merokok yaitu dengan
komitmen
P06
menyatakan
berhenti
pribadi
upayanya
merokok
dengan
menabung,
terlebih dahulu.
“....menabung trus kalo gak ya itu uang saya simpen..” (P06)
8) Distraksi pada kegiatan lain P02 dan P06 menyatakan upayanya
Pada penelitian ini partisipan yang
diwawancarai
bahwa berhenti
upaya
partisipan
merokok
untuk berhenti merokok dengan
menyatakan
mengalihkan
dalam
dengan
P03,
menyatakan
P05,
upaya
lain
sehingga lupa untuk merokok.
cara
“...bikin kesibukan lain gitu mbak..jadi kan rasa ingin merokoknya itu lupa gitu lho mbak..” (P02) “...kegiatan yang bisa melupakan rokok..” (P06)
distraksi pada kegiatan lain. P02,
kesibukan
P06, berhenti
merokok dengan mengganti rokok dengan permen,
Hal ini bisa disimpulkan bahwa
“....usahanya biasanya ya..kalau ingin merokok itu yaa makan permen..” (P02) “....emm...apa yaa,mungkin bisa mengganti rokok dengan permen..” (P03)
hampir menyatakan berhenti
9
keseluruhan
sampel
upaya
nya
untuk
dengan
cara
merokok
tekhnik distraksi dengan kegiatan
menyatakan faktor pendukung yang
lain.
pertama untuk berhenti merokok adalah dari diri pribadi. 10) Faktor eksternal
9) Faktor internal
Pada penelitian ini partisipan
Pada penelitian ini partisipan yang
diwawancarai
yang
menyatakan
diwawancarai
menyatakan
bahwa faktor pendukung dalam
bahwa faktor pendukung dalam
upaya berhenti merokok dari faktor
upaya berhenti merokok dari faktor
internal yaitu diri pribadi. P04
eksternal
yaitu
menyatakan
pergaulan
dan
faktor
pendukung
orang
terdekat,
pekerjaan.
dalam upaya berhenti merokok yaitu
menyatakan
dari dalam diri sendiri,
dalam upaya berhenti merokok yaitu
menyatakan
bahwa
pendukung
dari dukungan orang tua,
“...untuk berhenti merokok faktor pendukungnya yaitu diri sendiri yang pertama..” (P04) P05
faktor
P03
“...ya, orang tua sih kan pengenne anaknya gak macem macem gak ngrokok gak gini lah yaa jadinya yaa kita usaha dulu tapi yaa balik lagi..” (P03).
faktor
pendukung upaya berhenti merokok yaitu ketika partisipan sedang dalam
P05
keadaan sakit,
pendukung upaya berhenti merokok
P03
pendukung
menyatakan upayanya
bahwa
faktor
yaitu dorongan dari ibu dan dari
“..saya kalo berhenti merokok itu kalo pas saya lagi sakit kalo..gini agak agak gak enak badan atau lagi batuk begitu saya berhenti merokok nah itu bisa..” (P05) dan
menyatakan
pekerjaan atau profesi nya sebagai seorang tenaga kesehatan. ”... karena kalau setiap saya merokok dirumah seperti itu..ibuk saya itu me..merasa mual, kalau menghisap bau-bau rokok asap dari rokok tersebut, jadi ee kalau dirumah itu mengurangi rokok seperti itu mbak..” (P05)
faktor berhenti
merokok karena keinginan untuk merubah hidup. “..yaa..mungkin karena faktor apaa
P04 menyatakan faktor pendukung
yaa....yang jelas sih, pengen ngrubah
upayanya
hidup lah kalau bisa gitu...” (P03)
larangan dari pacar, dan dari melihat
berhenti
merokok
itu
teman yang tidak merokok. Hal ini bisa disimpulkan bahwa
“...larangan dari misalnya..nahhh itu
setengah dari sampel yang diambil
10
pacar saya
mencoba (P04)
untuk
keinginan lagi untuk merokok dan
berhenti..”
sulit untuk bisa berhenti, “...yaa pengen berhenti tapi itu tadi mbak, sudah kecanduan..rasanya itu pengen lagi lagi gitu..”(P01)
Sedangkan P06 menyatakan bahwa faktor pendukung untuk berhenti merokok
itu
karena
pekerjaannya
sebagai
tugas orang
P02 dan P04 menyatakan bahwa
kesehatan.
faktor penghambat upaya berhenti
“..karna saya merasa orang kesehatan dah ngerti kesehatan dulu kan belum sekolah kesehatan nah sekarang kan sudah sekolah kesehatan dah tau merokok itu dampak’e kalo sakit juga kayak gini yaa..” (P06)
merokok yaitu karena mulutnya terasa kecut bila berhenti merokok. “...mencoba sehari untuk tidak merokok itu rasanya sulit, dan rasanya tu..jadi kecut kalau tidak merokok...” (P02) “....karena mulut itu mulutnya itu terasa kecut mbak eee makannya susah untuk dihilangkan...” (P04)
Hal ini bisa disimpulkan bahwa lebih dari setengah sampel yang diambil
menyatakan
pendukung partisipan
yang ingin
faktor
Hal ini bisa disimpulkan bahwa
membuat
untuk
faktor penghambat yang membuat
berhenti
partisipan
merokok adalah bukan hanya faktor
ingin
untuk
berhenti
merokok yaitu karena partisipan
internal atau dari dalam, akan tetapi
merasa sudah kecanduan.
faktor dari luar yaitu orang tua, ibu, teman, pacar, pekerjaan atau profesi
12) Stimulasi faktor eksternal
juga ikut mendukung upayanya
Pada penelitian ini partisipan
untuk berhenti merokok.
yang
diwawancarai
menyatakan
bahwa faktor penghambat dalam 11) Stimulasi faktor internal
upaya berhenti merokok karena
Pada penelitian ini partisipan yang
diwawancarai
melihat orang tua dan teman yang
menyatakan
merokok. P01 menyatakan faktor
bahwa faktor penghambat dalam
penghambat
upaya berhenti merokok karena
seorang perokok.
penghambat dalam upaya berhenti yaitu
karena
berhenti
merokok adalah orang tua yang juga
kecanduan. P01 menyatakan faktor
merokok
upayanya
“...karena itu mbak...orang tua saya juga merokok bapak saya
adanya
11
temannya
juga dikesehatan juga memberi contoh yang tidak baik..”(P01)
Triana
bahwa
Penelitian
Srisantyorini
(2005)
menemukan bahwa hampir semua
Sedangkan P01, P03, P04, P05, P06 menyatakan
merokok.
partisipan
faktor
mengaku
bahwa
hambatan untuk berhenti merokok
penghambat untuk berhenti merokok
karena pengaruh teman.
itu karena pergaulan dengan melihat teman-teman yang merokok.
KESIMPULAN
“...itu karena lingkungan, teman..”(P01) “....melihat temen-temen sih pengen nyoba lagi sebenerre (P03) “...faktor lingkungan itu kan dari segi temen-temen tu kan banyak yang ngrokok paling berapa persen lah yang gak ngrokok tuh...hampir semua temen saya ngrokok..”(P03)
Hasil penelitian yang dilakukan di STIKes Kusuma Husada Surakarta ini menghasilkan 12 tema, diantaranya yaitu persepsi negatif dan persepsi positif tentang merokok, motivasi internal dan eksternal untuk merokok, dampak fisik dan dampak psikologis dari merokok, upaya berhenti dari komitmen pribadi
“....melihat temen-temen saat merokok itu kadang terasa enak..saya pun jadi ikutikuttan..”(P04)
dan
distraksi
internal
dari
sanggup
internal
dan
dipertimbangkan
kebijakan
seleksi mahasiswa baru sebagai bagian dari deteksi dini tentang
berhenti
perilaku merokok.
2. Mahasiswa Keperawatan Mahasiswa diharapkan mendukung
dihadapi
kebijakan kampus dengan tidak
partisipan dalam berhenti merokok tidak
faktor
1. Intitusi Pendidikan
pergaulan.
karena
faktor
SARAN
merokok yaitu dari keluarga dan
yang
eksternal,
stimulasi faktor eksternal.
faktor penghambat yang membuat
Kesulitan
dan
stimulasi
Perlu
untuk
lain,
penghambat untuk berhenti merokok
Hal ini bisa disimpulkan bahwa
ingin
kegiatan
pendukung berhenti merokok dari faktor
“....faktornya itu..kadang faktor dari pergaulan mbak, karena waktu main sama temen-temen, temen diluar sana kan banyak mbak ya...itu pada ngrokok..” (P05) “...hambatannyaaa...untuk berhenti kembali lagi ketementemen mbak...” (P06)
partisipan
pada
merokok dikawasan kampus.
melihat
12
Fikriyah, Samrotul (2012), Faktor-faktor 3. Penelitian selanjutnya
yang Mempengaruhi perilaku
Perlu dilaksanakan penelitian dengan
merokok pada Mahasiswa laki-
menggunakan metode kuantitatif dengan
laki di Asrama putra STIKES
menggunkan kuasi eksperimen untuk
RS. Baptis Kediri,Jakarta ;
menilai evektifitas program berhenti
Jurnal UI
merokok
terhadap
status
perokok
Komalasari,
khususnya mahasiswa keperawatan.
Dian
&
Helmi,
Avin
Fadilla, (2008), Faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada
DAFTAR PUSTAKA
(2014).
Penelitian
Kumboyono, (2011), Analisis Penghambat
Metodologi
Kualitatif
Raja Grafindo Persada
Model
di
Loren,
Semarang,
untuk
Gambaran dan
terhadap
Bahaya
sikap Fakultas
Kedokteran
Dasar, Jakarta ; Depkes RI
Rokok
(2009),
mahasiswa
Depkes RI, (2007), Riset Kesehatan
Materi
Jeff
pengetahuan
Semarang ; Jurnal UNIMUS
(2006),
Mahasiswa
Keperawatan Soedirman
Universitas
Muhamadiyah
pada
Belief
UNIBRAW,Malang;Jurnal
kalangan
Mahasiswa
Health
Fakultas
Amalia, Rizki, Trixie (2010), Perilaku
Sumatra
rokok,
Utara
Jakarta
;
Jurnal UI
Kurikulum Maba
Sekolah,
G,
(2008),
Ternyata
Rokok
http://www.sinarharapan.co.id/
Haram, Surabaya ; PT.Jaya
berita/0609/15/opi01.html,
Pustaka
2
Nurhidayat, (2013), Persepsi siswa SMP
Januari 2015 Fawzani
Merokok
berdasarkan
Merokok
Faktor
Berdasarkan
Berhenti
dalam
Riset Keperawatan, Jakarta;
Fatmawati,
Yogjakarta,
Jurnal penelitian UII & UGM
Afiyanti, Yanti & Nur Rochmawati, Imami,
remaja,
dan
Atik,
Berhenti Kasus
Merokok 3
Putra bangsa terhadap perilaku
(2004),Terapi
Perokok
(
Studi
merokok di Kelurahan kemiri
Berat),
muka depok, Jakarta, Jurnal penelitian UI
Makara Kesehatan
13
Pusat Pengkajian Pengolahan
Nurlailah, Neneng, (2010), Hubungan antara
Persepsi
tentang
Dampak
Merokok
terhadap
Kesehatan
dengan
Data dan Informasi Sekretaris Jenderal DPR RI
Tipe
Perilaku Merokok Mahasiswa Universitas
Negeri
Hidayatullah
Syarif
Jakarta,Jakarta;
Jurnal UIN Sirat, A. S, (2002), Perilaku Merokok http://library.gunadarma.ac.id/ go.php?id=jkpkbppk-gdl-res2015-lisa-837-merokok, 1Januari 2015 Taufik Hidayat, (2012), Analisis faktor yang
berhubungan
perilaku
dengan
merokok
mahasiswa
pada
keperawatan
di
Wilayah provinsi Kalimantan Selatan, Jakarta ; Jurnal UI Triana
Srisantyorini, Sumartin,
dan
F.
(2005),
merokok
Y.
Perilaku
Mahasiswa
Universitas
Muhammadiyah
Jakarta dan faktor- faktor yang mempengaruhinya, Kedokteran
dan
Jurnal kesehatan
UMJ, Januari 2015, vol 1 no. 2 Wetherall, Charles F, (2008). Lima Langkah Jitu Cara Berhenti Merokok. Jakarta: Darul Haq Winurini,
Sulis,
(2011),
Penyebab
Relapse
(kembali
merokok)
pada Perokok Berat ditinjau dari
Health
Belief
Model.
14