Studi Faktor-Faktor ... (Farlianto) STUDI FAKTOR-FAKTOR KETERLAMBATAN PROYEK PADA KONTRAKTOR DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Farlianto, MBA
Email:
[email protected] Manajemen FE, UNY, Yogyakarta ABSTRACT This study is aimed to investigate the antecedent of the project deleyed of contractors work. Various antecedent are explored both partially and simultanously. Sample are gathered from the site managers of Dinas Pengairan dan Dinas Bina Marga for DIY project. The result shows that a lot of antecedent such as work document aspect, inspection system, job control and evaluation, organizational system, Coordination and communication, other uncontrolable aspect, the readiness of resourches, and the work planning and schedulling aspect are related to the deleyed of project. The implication of the results are discussed. Keywords: antecedent, project deleyed, contractors
Pendahuluan
melalui
Pada era globalisasi dan pasar
kesuksesan
proyek.
Perusahaan merupakan kesatuan unit
bebas hanya perusahaan yang mampu
bisnis
melakukan perbaikan terus-menerus
memberikan laba atau keuntungan
(continuous
bagi
improvement)
dalam
yang
perusahaan.
pembentukan keunggulan kompetitif
suatu
yang
mencapai
mampu
untuk
berkembang.
diharapkan
perusahaan tingkat
umumnya
harus
mampu
efektivitas
efisiensi
oleh keluwesan, team kerja yang baik,
menjalankan kegiatan operasionalnya
kepercayaan,
tanpa harus meninggalkan kualitas
penyebaran
dan
upaya yang dapat ditempuh dalam
mengetahui berhasil tidaknya kegiatan
menghadapi
operasional
ini
adalah
produk.
dalam
informasi yang memadai. Salah satu situasi
kuantitas
mungkin
dan
Organisasi sekarang harus dilandasi dan
setinggi
Pada
mampu
perusahaan
Untuk
diperlukan
menentukan kualitas kerja organisasi,
adanya penganalisaan sumber dan
dimana
penjadwalan
pihak
manajemen
perlu
kerja
sebagai
memperhatikan proses produksi dan
pertimbangan
menciptakan
operasional perusahaan.
keunggulan
bersaing
10
untuk
bahan
perencanaan
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 Kesuksesan
organisasi
keterlambatan
pelaksanaan
proyek,
tergantung pada kinerja karyawan
dan masalah-masalah lainnya diluar
dalam penyelesaian tugas-tugas untuk
jadwal dalam rencana kerja (Nicholas,
mencapai
1990).
tujuan
Keberhasilan mencapai
organisasi.
perusahaan
tujuannya
tidak
dalam
Pembuatan rencana dan jadwal
dapat
pelaksanaan selalu mengacu pada
dilepaskan dari peran perencanaan
kondisi
kerja dan penjadwalan kerja. Setiap
prakiraan yang ada pada saat rencana
proyek
lazimnya
dan jadwal tersebut dibuat, karena itu
mempunyai rencana pelaksanaan dan
masalah akan timbul apabila terjadi
jadwal pelaksanaan yang tertentu,
ketidak sesuaian antara prakiraan dan
kapan pelaksanaan proyek tersebut
anggapan dengan kenyataan yang
harus
sebenarnya.
konstruksi
dimulai,
kapan
harus
anggapan-anggapan
Dampak
umum
dan
yang
diselesaikan dan bagaimana proyek
sering terjadi adalah keterlambatan
tersebut
waktu pelaksanaan proyek, disamping
akan
bagaimana
dikerjakan,
penyediaan
serta sumber
peningkatannya
biaya
pelaksanaan
dayanya. Dalam manajemen proyek,
proyek. Keterlambatan pelaksanaan
perencanaan
urutan
proyek umumnya selalu menimbulkan
pertama dari fungsi manajemen. Dari
akibat yang merugikan baik bagi
segi
daya,
pemilik maupun kontraktor, karena
perencanaan dapat diartikan sebagai
dampak keterlambatan adalah konflik
pemberi pegangan bagi pelaksana
dan perdebatan tentang apa dan siapa
mengenai alokasi sumber daya untuk
yang menjadi penyebab, juga tuntutan
melaksanakan
waktu dan biaya tambah. Perusahaan
menempati
penggunaan
sumber
kegiatan
dan
memastikan penggunaan sumber daya
perlu
secara efektif dan efisien (Soeharto,
proyek khususnya mengenai kegiatan
1995).
kerja
proses produksi yang bisa didekati
masalah-masalah
dengan identifikasi faktor-faktor yang
menghambat
menyebabkan keterlambatan proyek.
aktivitas penyelesaian suatu proyek
Suatu proses produksi yang memang
seperti
perlu
Dalam
seringkali operasional
perencanaan
timbul yang
kurangnya
sumber
daya,
alokasi sumber daya yang tidak tepat,
memperhatikan
mendapat
manajemen
perhatian
serius
karena keterlambatan kegiatan di jalur 11
Studi Faktor-Faktor ... (Farlianto) kritis kan menyebabkan keterlambatan
alasan
proyek secara keseluruhan. Penelitian
penelitian ini dirumuskan sebagai
dalam
berikut:
temuan
faktor–faktor
menyebabkan
yang
keterlambatan
di
atas
1. Apakah
dalam
masalah
faktor-faktor
yang
diharapkan dapat menjadi rujukkan
menyebabkan
bagi pemilik atau kontraktor untuk
waktu pelaksanaan proyek yaitu
menyusun
perencanaan
aspek
penjadwalan
proyek
dan lebih
perencanaan
dan
penjadwalan
pekerjaan,
seksama, sebagai upaya awal untuk
lingkungan
dan
menghindari dan atau mengendalikan
pekerjaan, aspek sistem organisasi,
keterlambatan
koordinasi dan komunikasi, aspek
waktu
yang
keterlambatan
pelaksanaan
proyek.
aspek
dokumen
kesiapan/penyiapan sumber daya,
Penelitian mengenai faktor-faktor keterlambatan
proyek
aspek
pernah
sistem
inspeksi,
aspek
kontrol dan evaluasi pekerjaan
dilakukan oleh Elinwa dan Buba
dan
(1993), Kaming (1996), Scoots (1997)
kontrol pemilik di lingkungan
dan Proboyo (1999). Penelitian ini
Perusahaan
kontraktor
bertujuan
mengidentifikasi
berpengaruh
secara
faktor
yang
faktor-
menyebabkan
aspek
lain-lainnya
diluar DIY
simultan
terhadap terhadap keterlambatan
keterlambatan proyek pada kontraktor
proyek?
khususnya di Yogyakarta. Dengan
2. Apakah
faktor-faktor
yang
demikian penelitian ini penulis beri
menyebabkan
judul
waktu pelaksanaan proyek yaitu
“Studi
Keterlambatan Kontraktor
Faktor-Faktor Proyek
di
Daerah
Pada
aspek
Istimewa
Yogyakarta”. Dalam
pembangunan
keterlambatan
perencanaan
dan
penjadwalan
pekerjaan,
lingkungan
dan
aspek
dokumen
suatu
pekerjaan, aspek sistem organisasi,
proyek sering terjadi masalah, seperti
koordinasi dan komunikasi, aspek
terdapatnya permasalahan material,
kesiapan/penyiapan sumber daya,
tenaga kerja , kualitas serta dana yang
aspek
dapat
kontrol dan evaluasi pekerjaan
menyebabkan
keterlambatan
suatu proyek. Berdasarkan alasan-
dan
12
sistem aspek
inspeksi,
lain-lainnya
aspek diluar
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 kontrol pemilik di lingkungan
dan mendayagunakan sumber daya
Perusahaan
DIY
yang tersedia. Pada proyek kontruksi,
parsial
penerapan fungsi-fungsi manajemen
kontraktor
berpengaruh
secara
terhadap terhadap keterlambatan
(planning,
organizing,
staffing,
proyek?
leading,
controlling)
dalam
pelaksanaan proyek adalah hal yang Penyebab Keterlambatan Proyek
penting
Menurut Kraiem dan Dickmann
keberhasilan proyek. Temuan 45 jenis
(1987),
penyebab-penyebab
keterlambatan
waktu
pelaksanaan
untuk
menunjang
penyebab keterlambatan yang telah dikelompokkan
dalam
kategori,
proyek dapat dikatagorikan kedalam 3
dengan
kelompok besar yakni :
diklasifikasikan keberadaannya dalam
1. Keterlambatan
yang
layak
mendapatkan
ganti
rugi
(Compensable
Delay),
yakni
keterlambatan oleh
yang
tindakan
Untuk
juga
keperluan
penelitian
ini
diambil 6 aspek kajian, yakni : a. Aspek
atau
Perencanaan
dan
Penjadwalan pekerjaan = 6 jenis
kesalahan pemilik proyek.
penyebab.
2. Keterlambatan yang tidak dapat dimanfaatkan
perlu
aspek manajemen yang akan di tinjau.
disebabkan
kelalaian
demikian
3
b. Aspek Lingkup dan Dokumen
(Non-Excusable
Pekerjaan = 8 jenis penyebab.
Delay), yakni keterlambatan yang
c. Aspek
sistem
Organisasi,
disebabkan oleh tindakan, kelalaian
Koordinasi dan Komunikasi = 9
atau kesalahan pemilik proyek.
jenis penyebab.
3. Keterlambatan dimanfaatkan yakni
yang (Excusable
keterlambatan
dapat
d. Aspek
Delay),
Kesiapan/Penyiapan
Sumber Daya = 8 jenis penyebab.
yang
e. Aspek Sistem Inspeksi, Kontrol
disebabkan oleh kejadian-kejadian
dan Evaluasi Pekerjaan = 7 jenis
diluar kendali baik pemilik maupun
penyebab
kontraktor.
f. Aspek
Proses manajemen itu bertujuan mencapai
sasaran
Lain-lain
=
7
jenis
penyebab.
dengan
Matriks hubungan antara ke 45
menjalankan fungsi-fungsi manajemen
jenis penyebab keterlambatan, 6 aspek 13
Studi Faktor-Faktor ... (Farlianto) manajemen penyebab keterlambatan
8
proyek dapat dilihat pada Tabel 1. No.
9.
Tinjauan Aspek dan Sebab Keterlambatan
D A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. C. 1. 2. 3. 4.
5 6 7
Aspek Perencanaan & Penjadwalan Penetapan jadwal proyek yang amat ketat oleh pemilik Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan yang harus ada Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik/terpadu Penentuan durasi waktu kerja yang tidak seksama Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah Metode konstruksi/pelaksanaan kerja yang salah atau tidak tepat Aspek Lingkungan dan Dokumen Pekerjaan (Kontrak) Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang salah/tidak lengkap Perubahan disain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan Proses pembuatan gambar kerja oleh kontraktor Proses permintaan dan persetujuan gambar kerja oleh pemilik Ketidaksepahaman aturan pembuatan gambar kerja Adanya banyak (sering) pekerjaan tambah Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai Aspek Sistem Organisasi, Koordinasi dan Komunikasi Keterbatasan wewenang personil pemilik alam pengambilan keputusan Kualifikasi personil/pemilik yang tidak profesional di bidangnya Cara inspeksi dan kontrol pekerjaan yang birokrasi oleh pemilik Kegagalan pemilik mengkoordinasi pekerjaan dari banyak kontraktor/sub Kontraktor. Kegagalan pemilik mengkoordinasi penyerahaan/pengunaan lahan Kelambatan penyediaan alat/bahan dll. yang disediakan pemilik Kualifikasi teknis dan manajerial yang buruk dari personil-personil dalam organisasi kerja kontraktor
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7.
8.
E. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
14
Koordinasi dan komunikasi yang buruk antar bagian-bagian dalam organisasi kerja kontraktor Terjadinya kecelakaan kerja
Aspek Kesiapan/Penyiapan Sumber Daya Mobilisasi Sumber Daya (bahan, alat tenaga kerja) yang lambat Kurangnya keahlian dan keterampilan serta motivasi kerja para pekerja-pekerja langsung di tapak Jumlah pekerja yang kurang mamadai/sesuai dengan aktivitas pekerjaan yang ada Tidak tersedianya bahan secara cukup pasti/layak sesuai kebutuhan Tidak tesedianya alat/peralatan yang cukup memadai/ sesuai kebutuhan Kelalaian/keterlambatan oleh sub kontraktor pekerjaan Pendanaan kegiatan proyek yang tidak terencana dengan baik (kesulitan pendanaan di kontraktor) Tidak terbanyarnya kontraktor secara layak sesuai haknya (kesulitan pembayaran oleh pemilik) Aspek Sistem inspeksi, Kontrol dan Evaluasi Pekerjaan Pengajuan bahan bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan oleh pemilik yang lama Proses pengujian dan evaluasi uji bahan dari pemilik yang tidak relevan Proses persetujuan ijin kerja yang bertele-tele Kegagalan kontraktor melaksanakan pekerjaan Banyak hasil pekerjaan yang
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 harus diperbaiki/diulang karena cacat/tidak benar 7. Proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang disepakati F. Aspek Lain-lain (Aspek diluar kemampuan Pemilik dan Kontraktor) 1. Kondisi dan lingkungan tanpak nyata tidak sesuai dengan dugaan 2. Trasportasi ke lokasi proyek yang sulit 3. Terjadinya hal-hal tak terduga seperti kebakaran, banjir, badai/angin ribut, gempa bumi, tanah longsor dan cuaca amat buruk 4. Adanya kemogokan buruh 5. Adanya huru/hara kerusuhan perang 6. Terjadinya kerusakan/pengrusakan akibat kelalaian atau perbuatan pihak ketiga 7. Perubahan situasi atau kebijaksanaan politik/ekonomi pemerintah Sumber : Arditi dan Gurdaman (1) ;
baik
(Soeharto,
1995).
Kesuksesan
proyek dapat dilihat dari tiga aspek dalam
pelaksanaan
suatu
proyek.
Aspek
keberhasilan
proyek
dapat
dilihat dari (Soeharto, 1999): 1. Mutu (Quality) menunjukkan hasil yang sesuai standar 2. Waktu
(Time)
menunjukkan
waktu yang efisien dan efektif 3. Biaya (Cost) menunjukkan biaya yang efisien dan efektif Hipotesis H1: Faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan waktu pelaksanaan proyek yaitu aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan, aspek lingkungan
dan
dokumen
pekerjaan, aspek sistem organisasi,
Arditi dan Patel (3); Elinwa dan Buba
koordinasi dan komunikasi, aspek
(6); Kaming (7); Krajem dan Dickmann
kesiapan/penyiapan sumber daya,
(8); Scott (9)
aspek
sistem
inspeksi,
aspek
kontrol dan evaluasi pekerjaan Keberhasilan
suatu
dan
proyek
aspek
lain-lainnya
diluar
dikaitkan sejauhmana sasaran jadwal,
kontrol pemilik di lingkungan
mutu dan anggaran yang terpenuhi.
Perusahaan
kontraktor
Pengukuran
berpengaruh
secara
tercapainya
anggaran
DIY
simultan
yang efektif dengan biaya yang efisien,
terhadap terhadap keterlambatan
pengukuran
proyek
jadwal
yang
efektif
dengan waktu yang tepat dan singkat
H2: Faktor-faktor yang menyebabkan
serta pengukuran mutu yang efektif
keterlambatan waktu pelaksanaan
dengan tercapainya kinerja dengan
proyek yaitu aspek perencanaan 15
Studi Faktor-Faktor ... (Farlianto) dan penjadwalan pekerjaan, aspek
sebanyak 51 kontraktor kelas utama di
lingkungan
DIY.
dan
dokumen
pekerjaan, aspek sistem organisasi,
Analisis Data
koordinasi dan komunikasi, aspek
Responden dalam penelitian ini
kesiapan/penyiapan sumber daya,
dapat dikategorikan dalam beberapa
aspek
karakteristik
sistem
inspeksi,
aspek
responden
yaitu
kontrol dan evaluasi pekerjaan
berdasarkan usia, pendidikan terakhir,
dan
lama pengalaman kerja sebagai site
aspek
lain-lainnya
diluar
kontrol pemilik di lingkungan
manajer,
Perusahaan
keseluruhan. Jumlah kuesioner yang
kontraktor
berpengaruh
secara
DIY parsial
disebar
dan
pengalaman
sebanyak
51
kerja
kuesioner.
terhadap terhadap keterlambatan
Kuesioner yang kembali sebanyak 51
proyek
kuesioner. Total responden dalam penelitian ini berjumlah 51 orang site
Metode Penelitian
manajer yang terdiri dari site manajer
Jenis penelitian ini merupakan
Dinas Pengairan dan Dinas Bina
penelitian
survey
menggunakan disebarkan
dengan
kuesioner
kepada
yang
kontraktor
Marga
di
lingkungan
Perusahaan
kontraktor DIY yang termasuk dalam
di
golongan utama. Uraian berikut ini
Yogyakarta khususnya kontraktor di
merupakan penjelasan karakteristik
bidang pengairan dan jasa marga di
demografis responden tersebut.
DIY.
Komposisi berdasarkan Populasi dan Sampel Populasi
adalah
yang
kontraktor
lingkungan
Perusahaan
diteliti DIY
di
kontraktor
DIY dengan bidang Pengairan dan bidang Bina Marga. Sampel penelitian
kontraktor
dengan utama
kriteria dan
sebagai
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (tahun) < 30
Jumlah 4
Persentase 7,80 %
30 - 35 36 – 41 > 41
13 22 12
25,50 % 43,20 % 23,50 %
51
100 %
diambil dengan metode purposive sampling
adalah
berikut:
akan di
usia
responden
jenis
Total
diketahui
Sumber: Data Primer
16
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 Dari
tabel
di
atas
dapat
sebanyak
28
orang
atau
54,90%.
diidentifikasi bahwa komposisi usia
Dengan
demikian
mayoritas
site
responden dalam penelitian ini yaitu
manajer
dalam
penelitian
ini
responden yang berusia ≤ 29 tahun
berpendidikan sarjana/strata satu.
berjumlah
4
orang
(5,48%),
yang
Komposisi
responden
berusia 30-35 tahun berjumlah 13
berdasarkan lama pengalaman kerja
orang (17,81%),
sebagai
yang berusia 36-41
Site
manajer
secara
rinci
tahun berjumlah 39 orang (53,42%),
diperlihatkan dalam tabel di bawah
dan
ini:
yang
berusia
>
41
tahun
berjumlah 17 orang (23,29%). Dengan
Tabel 3
demikian, mayoritas konsumen dalam
Berdasarkan Lama Pengalaman Kerja
penelitian ini berusia 31-40 tahun. Hal
Sebagai Site Manajer
ini menunjukkan mayoritas manajer
Pengalaman Jumlah Persentase Kerja < 5 tahun 11 21,60 % 6 –10 tahun 25 49,00 % 11- 20 tahun 10 19,60 % > 20 tahun 5 9,80 % Jumlah 51 100 %
proyek berusia 36-41 tahun. Komposisi berdasarkan
responden
pendidikan
terakhir
secara rinci diperlihatkan dalam tabel
Sumber: Data Primer, 2015.
di bawah ini: Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Jumlah Persentase SLTA/STM 12 23,50 % D3 11 21,60 % S1 28 54,90 % Jumlah 51 100 % Sumber: Data Primer Dari tabel dapat diidentifikasi bahwa
komposisi
pendidikan
responden dalam penelitian ini yaitu pendidikan SLTA/STM sebanyak 12 orang
atau
Karakteristik Responden
23,50%,
yang
berpendidikan D3 sebanyak 11 orang atau 21,60%, yang berpendidikan S1
Dari
tabel
di
atas
dapat
diidentifikasi bahwa responden yang memiliki pengalaman kerja sebagai site manajer < 5 tahun sebanyak 11 orang atau 21,60%, responden yang memiliki pengalaman kerja sebagai site manajer 6-10 tahun sebanyak 25 orang atau 49,00%, yang memiliki pengalaman kerja sebagai site manajer 11-20 tahun sebanyak 10 orang atau 19,60%
dan
yang
memiliki
pengalaman kerja sebagai site manajer > 20 tahun sebanyak 5 orang atau 9,80%. Dengan demikian mayoritas 17
Studi Faktor-Faktor ... (Farlianto) site manajer dalam penelitian ini
proyek
memiliki pengalaman kerja sebagai
kontraktor DIY bidang Pengairan dan
site manajer selama 6-10 tahun.
jasa marga sebagai berikut :
Uji Validitas dan Reliabilitas Berdasarkan validitas
hasil
atas
butir
di
lingkungan
Tabel 4. Hasil Regresi Linier
pengujian
Berganda di Bidang Pengairan dan
instrumen
Jasa Marga
penelitian yang menunjukkan bahwa
Keterangan
dari 51 responden yang dijadikan
(Constant)
sampel dalam penelitian ini, terlihat
Aspek perencanaan dan
bahwa aitem untuk semua variabel valid atau sah karena memiliki nilai r korelasi di atas 0,30. kuesioner
dengan
tujuan
konsistensi dan
stabilitas
dilakukan
untuk
derajat
penjadwalan pekerjaan Aspek
lingkup
menguji
ketergantungan
dari
alat
ukur.
koordinasi komunikasi
mengemukakan
bahwa
butir pertanyaan dalam kuesioner dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpa > 0,60. Dari hasil uji reliabilitas butir pertanyaan dengan program statistik SPSS versi 17 diperoleh dari
0.000
-0.163
-3.291
0.005
-0,044
-3.468
0.005
-3.048
0.002
-0.171
-2.530
0.022
-0.105
-2.150
0.027
-0.240
-3.854
0.001
kesiapan/penyiapan sumber daya Aspek sistem inspeksi,
dari 0,60 untuk kedua variabel yang diuji sudah reliabel atau handal. linier
berganda
pengaruh faktor-faktor katerlambatan keterlambatan
kontrol
Aspek
dan
lain-lainnya
diluar kontrol pemilik
F-hitung = 156,681 sign=0,000 R2 = 0.983 Sumber: Data Primer.
hasil cronbach’s alpha yang lebih besar
terhadap
40.225
Aspek
evaluasi pekerjaan
proyek
5.230
-0,002
133)
regresi
Sig.
dan
aspek
Hasil
t
dan
dokumen pekerjaan
Sedangkan menurut Ghozali (2006 : yang
B
Aspek sistem organisasi,
Uji reliabilitas butir pertanyaan dalam
Perusahaan
Dari persamaan regresi tersebut dapat
dilihat
perencanaan
bahwa dan
aspek
penjadwalan
pekerjaan memiliki koefisien sebesar yaitu -0,163 yang berarti besarnya kontribusi faktor aspek perencanaan
18
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 dan penjadwalan pekerjaan terhadap
kontribusi
perubahan
proyek
kontrol pemilik terhadap perubahan
aspek
keterlambatan proyek sebesar -0,240
pekerjaan
atau 24,0%. Hubungan negatif tiap
memiliki koefisien sebesar -0,044 yang
faktor menunjukkan apabila semakin
berarti besarnya kontribusi
tinggi faktor keterlambatan proyek
keterlambatan
sebesar
-0,163
lingkup
dan
lingkup proyek
16,3%,
dokumen
dan
terhadap
atau
dokumen
perubahan sebesar
aspek
pekerjaan
keterlambatan
-0,044
atau
maka
aspek lain-lainnya diluar
semakin
keterlambatan
rendah
proyek.
tingkat
Sebaliknya
4,4%.
semakin rendah faktor keterlambatan
Aspek sistem organisasi, koordinasi
proyek maka semakin tinggi tingkat
dan komunikasi memiliki koefisien
keterlambatan proyek Nilai konstanta
sebesar - 0.002 yang berarti besarnya
sebesar 5,230 menunjukkan bahwa
kontribusi
meskipun
aspek sistem organisasi,
tidak
ada
faktor
koordinasi dan komunikasi terhadap
keterlambatan proyek, proyek tetap
perubahan
memiliki keterlambatan sebesar 5,230.
sebesar
keterlambatan
-0,002
atau
kesiapan/penyiapan
proyek
0,2%. sumber
Aspek
Besarnya nilai pengaruh faktor-
daya
faktor keterlambatan proyek secara
memiliki koefisien sebesar -0.171 yang
simultan
berarti besarnya kontribusi
koefisien determinasi (R2) = 98,3%
kesiapan/penyiapan terhadap
perubahan
aspek
sumber
daya
yaitu
ditunjukkan
persentase
oleh
pengaruh
nilai faktor-
keterlambatan
faktor keterlambatan proyek yang
proyek sebesar --0,171 atau 17,1%.
terdiri dari aspek perencanaan dan
Aspek sistem inspeksi, aspek kontrol
penjadwalan pekerjaan, aspek lingkup
dan
dan dokumen pekerjaan, aspek sistem
evaluasi
pekerjaan
memiliki
koefisien sebesar -0,105 yang berarti
organisasi,
besarnya kontribusi
komunikasi,
aspek sistem
koordinasi
dan aspek
inspeksi, aspek kontrol dan evaluasi
kesiapan/penyiapan
pekerjaan
perubahan
aspek sistem inspeksi, kontrol dan
keterlambatan proyek sebesar -0,105
evaluasi dan aspek lain-lain diluar
atau 10,5%. Aspek lain-lainnya diluar
kendali pemilik terhadap perubahan
kontrol pemilik memiliki koefisien
tingkat keterlambatan proyek di dinas
sebesar -0,240 yang berarti besarnya
pengairan
terhadap
19
adalah
sumber
sebesar
daya,
98,3%.
Studi Faktor-Faktor ... (Farlianto) Variabel lain yang menjelaskan variasi
kontrol pemilik di lingkungan
perubahan
keterlambatan
Perusahaan kontraktor DIY secara
proyek secara menyeluruh adalah
simultan terhadap keterlambatan
sebesar 1,7%.
proyek dengan membandingkan
tingkat
Analisis pengaruh faktor-faktor keterlambatan keterlambatan pengairan
proyek proyek
lingkungan
F-hitung dengan probabilitas 0,000
terhadap di
lebih kecil dari 0,05 sehingga
dinas
dapat disimpulkan bahwa aspek
Perusahaan
perencanaan
dan
penjadwalan
kontraktor DIY secara parsial sebagai
pekerjaan, aspek lingkungan dan
berikut:
dokumen pekerjaan, aspek sistem
1. Pengujian
terhadap
koefisisen
organisasi,
koordinasi
dan
regresi aspek perencanaan dan
komunikasi,
penjadwalan
pekerjaan,
kesiapan/penyiapan sumber daya,
lingkungan
dan
aspek
dokumen
aspek
aspek
sistem
inspeksi,
aspek
pekerjaan, aspek sistem organisasi,
kontrol dan evaluasi pekerjaan
koordinasi dan komunikasi, aspek
dan
kesiapan/penyiapan sumber daya,
kontrol pemilik di lingkungan
aspek
aspek
Perusahaan kontraktor DIY secara
kontrol dan evaluasi pekerjaan
simultan berpengaruh terhadap
dan
keterlambatan proyek.
sistem aspek
inspeksi,
lain-lainnya
diluar
kontrol pemilik di lingkungan
aspek
2. Pengujian
lain-lainnya
terhadap
diluar
koefisisen
Perusahaan kontraktor DIY secara
regresi aspek perencanaan dan
simultan.
menguji
penjadwalan pekerjaan. Pengujian
pengaruh aspek perencanaan dan
secara statistik pengaruh aspek
penjadwalan
pekerjaan,
perencanaan
lingkungan
dan
Untuk
aspek
dokumen
dan
penjadwalan
pekerjaan terhadap keterlambatan
pekerjaan, aspek sistem organisasi,
proyek
koordinasi dan komunikasi, aspek
membandingkan
kesiapan/penyiapan sumber daya,
dengan nilai t-tabel. Dengan taraf
aspek
aspek
signifikan sebesar 0,05 atau 5%,
kontrol dan evaluasi pekerjaan
pengujian dua sisi dan dk (n=23)
dan
maka diperoleh ttabel = 2,069.
sistem aspek
inspeksi,
lain-lainnya
diluar
20
dengan nilai
cara t-hitung
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 Untuk menguji pengaruh faktor
0,05 yang berarti thitung > ttabel,
perencanaan
sehingga
dan
penjadwalan
dapat
pekerjaan terhadap keterlambatan
bahwa
proyek dengan membandingkan t-
dokumen pekerjaan secara parsial
hitung sebesar 3,291 dan ttabel
berpengaruh secara signifikan dan
2,069 dengan probabilitas 0,005
negatif
lebih kecil dari 0,05 yang berarti
proyek.
thitung > ttabel, sehingga dapat
4. Pengujian
disimpulkan
bahwa
perencanaan
dan
pekerjaan
secara
faktor
faktor
disimpulkan lingkup
terhadap
dan
keterlambatan
terhadap
koefisisen
regresi aspek sistem organisasi,
penjadwalan parsial
koordinasi
dan
komunikasi
Pengujian
secara
statistik
berpengaruh secara signifikan dan
pengaruh aspek sistem organisasi,
negatif
koordinasi
terhadap
keterlambatan
proyek.
terhadap
3. Pengujian regresi
terhadap
aspek
dokumen
koefisisen
lingkup
pekerjaan.
dan
komunikasi
keterlambatan
proyek
dengan cara membandingkan nilai
dan
t-hitung
dengan
nilai
t-tabel.
Pengujian
Dengan taraf signifikan sebesar
secara statistik pengaruh aspek
0,05 atau 5%, pengujian dua sisi
lingkup dan dokumen pekerjaan
dan dk (n=23) maka diperoleh
terhadap
proyek
ttabel = 2,069. Untuk menguji
dengan cara membandingkan nilai
pengaruh faktor sistem organisasi,
t-hitung
koordinasi
keterlambatan dengan
nilai
t-tabel.
dan
komunikasi
Dengan taraf signifikan sebesar
terhadap
0,05 atau 5%, pengujian dua sisi
dengan membandingkan t-hitung
dan dk (n=23) maka diperoleh
sebesar 3,048 dan ttabel
ttabel = 2,069. Untuk menguji
dengan probabilitas 0,002 lebih
pengaruh
kecil dari 0,05 yang berarti thitung
dokumen
faktor
lingkup
pekerjaan
keterlambatan
proyek
dan
terhadap
>
dengan
keterlambatan
ttabel,
sehingga
proyek 2,069
dapat
disimpulkan bahwa faktor sistem
membandingkan t-hitung sebesar
organisasi,
3,468 dan ttabel
komunikasi
2,069 dengan
probabilitas 0,005 lebih kecil dari
koordinasi secara
dan parsial
berpengaruh secara signifikan dan 21
Studi Faktor-Faktor ... (Farlianto) negatif
terhadap
keterlambatan
proyek. 5. Pengujian
terhadap
koefisisen
inspeksi,
aspek
kontrol
evaluasi
pekerjaan
dan
terhadap
keterlambatan proyek dengan cara
regresi aspek kesiapan/penyiapan
membandingkan
sumber daya.
dengan nilai t-tabel. Dengan taraf
statistik
Pengujian secara
pengaruh
nilai
t-hitung
aspek
signifikan sebesar 0,05 atau 5%,
kesiapan/penyiapan sumber daya
pengujian dua sisi dan dk (n=23)
terhadap
proyek
maka diperoleh ttabel = 2,069.
dengan cara membandingkan nilai
Untuk menguji pengaruh faktor
t-hitung
sistem inspeksi, aspek kontrol dan
keterlambatan dengan
nilai
t-tabel.
Dengan taraf signifikan sebesar
evaluasi
0,05 atau 5%, pengujian dua sisi
keterlambatan
dan dk (n=23) maka diperoleh
membandingkan t-hitung sebesar
ttabel = 2,069. Untuk menguji
2,150 dan ttabel
pengaruh
faktor
probabilitas 0,027 lebih kecil dari
kesiapan/penyiapan sumber daya
0,05 yang berarti thitung > ttabel,
terhadap
sehingga
keterlambatan
proyek
pekerjaan proyek
bahwa
faktor
sebesar 2,530 dan ttabel
aspek
kontrol
dengan
2,069 dengan
dapat
dengan membandingkan t-hitung 2,069
terhadap
disimpulkan
sistem
inspeksi,
dan
evaluasi
dengan probabilitas 0,022 lebih
pekerjaan
kecil dari 0,05 yang berarti thitung
berpengaruh secara signifikan dan
>
ttabel,
sehingga
dapat
negatif
bahwa
aspek
proyek.
disimpulkan
kesiapan/penyiapan sumber daya
secara
terhadap
7. Pengujian
parsial
keterlambatan
terhadap
koefisisen
secara parsial berpengaruh secara
regresi aspek lain-lainnya diluar
signifikan dan negatif terhadap
kontrol pemilik. Pengujian secara
keterlambatan proyek.
statistik
6. Pengujian
terhadap
regresi
aspek
aspek
kontrol
pekerjaan.
koefisisen
pengaruh
aspek
lain-
lainnya diluar kontrol pemilik
sistem
inspeksi,
terhadap
dan
evaluasi
dengan cara membandingkan nilai
Pengujian
secara
t-hitung
statistik pengaruh aspek sistem
keterlambatan dengan
nilai
proyek t-tabel.
Dengan taraf signifikan sebesar
22
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 0,05 atau 5%, pengujian dua sisi
salah atau tidak tepat. Dari aspek
dan dk (n=23) maka diperoleh
lingkup dan dokumen pekerjaan yaitu
ttabel = 2,069. Untuk menguji
perencanaan
pengaruh
lain-lainnya
yang salah/tidak lengkap, perubahan
diluar kontrol pemilik terhadap
disain/detail pekerjaan pada waktu
keterlambatan
pelaksanaan,
faktor
proyek
dengan
(gambar/spesifikasi)
perubahan
lingkup
membandingkan t-hitung sebesar
pekerjaan pada waktu pelaksanaan,
3,854 dan ttabel
2,069 dengan
proses pembuatan gambar kerja oleh
probabilitas 0,001 lebih kecil dari
kontraktor, proses permintaan dan
0,05 yang berarti thitung > ttabel,
persetujuan
sehingga
pemilik,
dapat
disimpulkan
gambar
kerja
oleh
ketidaksepahaman
bahwa faktor lain-lainnya diluar
pembuatan
kontrol
parsial
banyak (sering) pekerjaan tambah,
berpengaruh secara signifikan dan
adanya permintaan perubahan atas
negatif
pekerjaan yang telah selesai. Dari
pemilik
secara
terhadap
keterlambatan
proyek.
gambar
aturan
kerja,
adanya
aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi yaitu keterbatasan
Faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek
di
waktu
pelaksanaan
lingkungan
Perusahaan
wewenang
personil
pemilik
alam
pengambilan keputusan, kualifikasi personil/pemilik
tidak
bidangnya,
cara
kontraktor DIY disebabkan oleh aspek
profesional
perencanaan
inspeksi dan kontrol pekerjaan yang
pekerjaan
yaitu
dan
penjadwalan
penetapan
jadwal
birokrasi
di
yang
oleh
pemilik,
kegagalan pekerjaan
proyek yang amat ketat oleh pemilik,
pemilik
mengkoordinasi
tidak lengkapnya identifikasi jenis
dari
banyak
pekerjaan yang harus ada, rencana
kontraktor.
urutan kerja yang tidak tersusun
mengkoordinasi
dengan
penyerahaan/pengunaan
durasi
baik/terpadu, waktu
kerja
penentuan yang
tidak
kelambatan
Kegagalan
penyediaan
lahan, alat/bahan
dll.
sering
kualifikasi teknis dan manajerial yang
konstruksi/pelaksanaan
metode kerja
yang
disediakan
pemilik
seksama, rencana kerja pemilik yang berubah-ubah,
yang
kontraktor/sub
pemilik,
buruk dari personil-personil dalam 23
Studi Faktor-Faktor ... (Farlianto) organisasi kerja kontraktor, koordinasi
proses persetujuan ijin kerja yang
dan komunikasi yang buruk antar
bertele-tele,
bagian-bagian dalam organisasi kerja
melaksanakan pekerjaan, banyak hasil
kontraktor,
pekerjaan
terjadinya
kecelakaan
kegagalan
kontraktor
yang
harus
kerja. Dari aspek kesiapan/penyiapan
diperbaiki/diulang karena cacat/tidak
sumber daya yaitu mobilisasi sumber
benar, proses dan tata cara evaluasi
daya (bahan, alat tenaga kerja) yang
kemajuan pekerjaan yang lama dan
lambat,
lewat jadwal yang disepakati. Dari
kurangnya
keahlian
dan
keterampilan serta motivasi kerja para
aspek
pekerja-pekerja langsung di tapak,
pemilik yaitu kondisi dan lingkungan
jumlah
pekerja
lain-lainnya
diluar
kontrol
yang
kurang
tanpak nyata tidak sesuai dengan
dengan
aktivitas
dugaan, trasportasi ke lokasi proyek
pekerjaan yang ada, tidak tersedianya
yang sulit, terjadinya hal-hal tak
bahan secara cukup pasti/layak sesuai
terduga
kebutuhan,
tesedianya
badai/angin ribut, gempa bumi, tanah
alat/peralatan yang cukup memadai/
longsor dan cuaca amat buruk, adanya
sesuai
kemogokan buruh, adanya huru/hara,
mamadai/sesuai
tidak kebutuhan
,
kelalaian/keterlambatan
oleh
kontraktor
pendanaan
pekerjaan,
sub
seperti
terjadinya
kebakaran,
banjir,
kerusakan/pengrusakan
akibat kelalaian atau perbuatan pihak
kegiatan proyek yang tidak terencana
ketiga,
dengan baik (kesulitan pendanaan di
kebijaksanaan
kontraktor),
terbanyarnya
pemerintah. Apabila kontraktor dapat
kontraktor secara layak sesuai haknya
mengatasi masalah-masalah tersebut
(kesulitan pembayaran oleh pemilik).
maka keberhasilan atau kesuksesan
Dari aspek sistem inspeksi, aspek
proyek dapat dicapai dengan baik.
tidak
perubahan
situasi
atau
politik/ekonomi
kontrol dan evaluasi pekerjaan yaitu pengajuan kontraktor
bahan yang
bahan tidak
oleh
Kesimpulan
terjadwal,
Berdasarkan hasil analisis data
proses permintaan dan persetujuan
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
contoh bahan oleh pemilik yang lama,
1. Peringkat
faktor-faktor
yang
proses pengujian dan evaluasi uji
menyebabkan keterlambatan waktu
bahan dari pemilik yang tidak relevan,
pelaksanaan proyek di lingkungan
24
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 Perusahaan kontraktor DIY secara
yang terdiri dari aspek perencanaan
berurutan yaitu aspek lingkup dan
dan penjadwalan pekerjaan, aspek
dokumen pekerjaan, aspek sistem
lingkup dan dokumen pekerjaan,
inspeksi, aspek kontrol dan evaluasi
aspek sistem organisasi, koordinasi
pekerjaan, sspek sistem organisasi,
dan
koordinasi dan komunikasi, aspek
kesiapan/penyiapan sumber daya,
lain-lainnya diluar kontrol pemilik,
aspek sistem inspeksi, kontrol dan
aspek kesiapan/penyiapan sumber
evaluasi dan aspek lain-lain diluar
daya, dan aspek perencanaan dan
kendali
penjadwalan
Faktor-
perubahan tingkat keterlambatan
tersebut
proyek di dinas pengairan adalah
faktor
pekerjaan.
keterlambatan
termasuk tinggi.
komunikasi,
aspek
pemilik
terhadap
sebesar 98,3%. Variabel lain yang
2. Faktor-faktor keterlambatan proyek
menjelaskan
variasi
perubahan
yang terdiri dari aspek perencanaan
tingkat
keterlambatan
proyek
dan penjadwalan pekerjaan, aspek
secara menyeluruh adalah sebesar
lingkup dan dokumen pekerjaan,
1,7%.
aspek sistem organisasi, koordinasi dan
komunikasi,
aspek
Saran
kesiapan/penyiapan sumber daya,
Implikasi dari penelitian ini ada
aspek sistem inspeksi, kontrol dan
dua yaitu secara teoritis dan secara
evaluasi dan aspek lain-lain diluar
praktis. Secara teoritis, hasil penelitian
kendali pemilik berpengaruh secara
ini menunjukkan bahwa faktor-faktor
simultan maupun parsial terhadap
keterlambatan proyek yang terdiri dari
tingkat keterlambatan proyek di
aspek perencanaan dan penjadwalan
Dinas Pengairan dan Bina Marga
pekerjaan,
aspek
lingkup
lingkungan Perusahaan kontraktor
dokumen
pekerjaan,
aspek
DIY.
organisasi,
Besarnya
nilai
pengaruh
koordinasi
dan sistem dan
faktor-faktor keterlambatan proyek
komunikasi,
secara simultan ditunjukkan oleh
kesiapan/penyiapan
nilai koefisien determinasi (R2) =
aspek sistem inspeksi, kontrol dan
98,3% yaitu persentase pengaruh
evaluasi dan aspek lain-lain diluar
faktor-faktor keterlambatan proyek
kendali pemilik 25
aspek sumber
daya,
berpengaruh secara
Studi Faktor-Faktor ... (Farlianto) negatif dan signifikan terhadap tingkat
sehingga
kesuksesan
perbedaan persepsi responden dengan
proyek.
Sedangkan
kemungkinan
implikasi secara praktis, penelitian ini
pengukuran
diharapkan dapat diimplementasikan
reported.
oleh
kontraktor
mempertimbangkan
yang
terjadi
bersifat
self
dalam
Kelemahan dari penelitian ini
faktor-faktor
yaitu penelitian ini hanya dilakukan
keterlambatan
proyek
dalam
meningkatkan
kesuksesan
proyek.
survei
melalui
dilengkapi
kuesioner
tanpa
dengan
Faktor-faktor keterlambatan proyek
pengumpulan
yang
keakuratan data yang diteliti seperti
paling
lingkup
dan
Sehingga
tinggi
adalah
dokumen
pihak
aspek
pekerjaan.
kontraktor
melakukan (gambar/spesifikasi)
wawancara.
data
metode
lainnya
Peneliti
untuk
memberikan
perlu
saran agar metode pengumpulan data
perencanaan
selanjutnya dapat dilengkapi dengan
yang
lengkap,
metode lainnya seperti wawancara
perubahan
agar data yang dikumpulkan lebih
disain/detail pekerjaan pada waktu
akurat dan menghindari perbedaan
pelaksanaan,
persepsi
responden
dengan
pekerjaan pada waktu pelaksanaan,
pengukuran.
Penelitian
selanjutnya
proses pembuatan gambar kerja oleh
dapat
kontraktor, proses permintaan dan
perspektif yang diteliti lebih luas lagi
persetujuan
misalnya
meminimalisir
pemilik,
perubahan
gambar
lingkup
kerja
ketidaksepahaman
oleh aturan
pembuatan gambar kerja, perencanaan
juga
mengembangkan
perbedaan
keterlambatan
faktor-faktor
berdasarkan
ukuran
atau size proyek konstruksi
kerja sehingga menghindari adanya pekerjaan tambahan, dan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Penelitian ini tidak lepas dari
Alhusin,
Syahri.
2002,
Aplikasi
beberapa keterbatasan dan kelemahan.
Statistik Praktis dengan SPSS.10
Keterbatasan
for Windows, Yogyakarta: J&J
dalam
penelitian
ini
berupa persepsi responden tergantung pada pemahaman butir pertanyaan yang
tercantum
dalam
Learning. Arditi, D and Patel , BK, 1989 .“ Impact
kuesioner
Analsysis
26
Of
Owner-Directed
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 12, Nomor 2, April 2015 Acceleration” Construction
Jurnal
of
Engineering
Project, Jurnal of Construction
and
Engineering
Managemen, ASCE Vol 115, no,1, ,pp.144-157.
and
Managemen
ASCE, vol.113 no.4 , pp.591-602. Nicholas, JM. 1990. Managing Business
Arditi, D Akan, GT. And Gurdamar, S.
and Engineering Project, Prentice-
1985. Reason for Delay in Public Projects in Turkey, Constrution
Hall Inc. Proboyo,
Managemen and Economic Vol.3
Budiman.1999.
Keterlambatan
Waktu
Cooper, D.R. & Emory, C.W. 1995,
Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi
Business Research Methods, Fifth
Dan Peringkat Dari Penyebab-
Edition,
Penyebabnya.
Chicago:
Rhichard
D.
Irwin, Inc.
Dimensi
Teknik
Sipil Vol 1 Maret.
Dajan, Anto. 1998, Statistik I. Edisi 2.
Soeharto,
Jakarta: Tiga Serangkai
1995.
Manajemen
Proyek: Dari Konseptual Sampai
Elinwa, A.U. & Buba, S.A. 1993, Construction
Iman.
Delay
Operasional, Penerbit Erlangga:
in
Construction Projects, Journal of
Yogyakarta, Edisi 1 Soeharto,
Iman.
1999.
Manajemen
Construction
Engineering
and
Proyek: Dari Konseptual Sampai
Management
Atma
Jaya,
Operasional, Penerbit Erlangga:
Yogyakarta Kaming
P.F.
Construction
Yogyakarta, Edisi 2 1996. Timr
Causes and
of
Sukanto,
Cost
Yogyakarta.
Setu Pon, Faculty Of Engineering, Atma
1992.
Manajemen Proyek. BPFE UGM:
Overrus in Indonesia, Seminar Uneversitas
Reksohadiprojo.
Jaya,
Yogyakarta,. Kraiem, ZK. And Dickmann, JE. 1987. Concurrent Delays in Construction
27