STUDI EKSPERIMENTAL TINGKAT REMBESAN TAILING TAMBANG PT. FREEPORT INDONESIA DENGAN STABILISASI TANAH ASPAL EMULSI
EXPERIMENTAL STUDY OF MINING TAILING PERMEABILITY LEVEL PT FREEPORT INDONESIA WITH EMULSION ASPHALT SOIL STABILIZATION Hasan Erwin Laonso,1Tri Harianto,2 Achmad Bakri Muhiddin3 1
Bagian Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Universitas Sains & Teknologi Jayapura, 2Bagian Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar3Bagian Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar
Alamat Korespondensi : Hasan Laonso Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245 HP. 081248898001 Email :
[email protected]
Abstrak Tailing merupakan bahan buangan hasil pengolahan tambang PT Freeport Indonesia Timika Papua, telah berdampak pada lingkungan akibat adanya kontaminasi kandungan bahan kimia melalui air tanah mengakibatkan tumbuhan mati, maka dilakukan stabilisasi tanah aspal emulsi upaya untuk mencegah dampak tersebut. Tujuannya adalah menganalisa dan mengevaluasi nilai permeabilitas untuk mengetahui tingkat rembesan dengan melakukan stabilisasi tanah aspal emulsi menggunakan persentase 2%, 4%, 6% dan 8%. Dalam perancangan ini menggunakan metode eksperimental laboratorium sebagai data primer yang menginput sifat fisis dan mekanis tanah serta memodelkan eksperimental dengan menggunakan perangkat lunak geostudio Seep/w sebagai bahan yang akan menjadi obyek dalam upaya mengatasi dampak tailing, dan Proses perancangan pemodelan yaitu menggunakan model kolom rembesan untuk memperoleh koefisien permeabilitas dan akan divalidasi dengan hasil eksperimental laboratorium, dan Hasil ini merupakan bahasan untuk dianalisis untuk memperoleh target nilai permeabilitas yang akan menjadi dasar dalam rancangan desain tempat untuk menampung limbah tailing kiranya dapat mengatasi dampaknya. Kesimpulan dari penelitian ini untuk memperoleh nilai koefisien permeabilitas terkecil berdasarkan persentase aspal emulsi yang digunakan pada stabilisasi tanah dan akan menjadi orientasi bagi perencanaan maupun pemerintah. . Kata Kunci : lingkungan, air, tanah, dam, kontaminasi.
ABSTRACT
Tailings are the waste from the copper and gold mine PT Freeport Indonesia has led to some aspect of the environment is the contamination of one of these plants around the tailings area. As we know that the tailings are discharged from the washing mine containing 2% copper and other heavy metals such as arsenic (As), Cadmium (Cd), Lead (pb), Mercury (Hg) and others that have led to the death of plants so due infiltration of rainwater going into the soil so that the soil is contaminated with water. Various steps have been made in an effort to cope with the environmental impacts arising from issues such as tailings research - research conducted to date have not yet obtained an appropriate solution to address the contamination efforts of seepage of water through the soil. All this is grounded on the unavailability of landfill that meets environmental requirements such as the creation of the tailings dam and others. Tailings has been made at the river Ajkwa which resulted in the deposition of tailings. This precipitated contaminants pass through rainwater that seeps into the groundwater and has caused the death of the plant. Observing the impact occurred, the authors examine the result solution of groundwater seepage by then made ground with asphalt emulsion stabilization expected from the results of this research can be included in the information to the government or to the manager of the mine Keywords: environment, water, land, dams, contamination.
PENDAHULUAN Tailing adalah bahan buangan hasil tambang tembaga dan emas pada perusahan tambang PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Tembagapura Timika Papua. Bahan buangan ini telah menjadi perhatian yang sangat serius baik kepada masyarakat maupun kepada pemerintah dengan terus meningkatnya hasil buangan sisa pengolahan tambang tersebut yang kini menjadi permasalahan pada dampak lingkungan khususnya di kawasan wilayah daerah penanmbangan kota Timika Papua. Pertambangan biji tembaga dan emas PT Freeport Indonesia sejak dimulai operasi komersialnya pada tahun 1972 telah membuang tailing sisa pengolahan biji melalui Sungai Ajkwa. Dari awal produksinya yang hanya 16.000 ton biji perhari, telah meningkat secara tajam saat ini menjadi sekitar 223.000 ton perhari dari target 300.000 ton perhari. Pembuangan limbah hasil tambang yang terus
meningkat
sehingga terjadi pengendapan pada sungai Ajkwa dan dam tailing yang berdampak pada lingkungan telah meresahkan masyarakat karena terjadi kerusakan lingkungan seperti matinya tumbuhan mangrove, hutan sagu serta tanaman sayur mayur. Hal ini disebabkan karena terjadinya kontaminasi dari limbah tailing melalui angin serta air hujan terhadap tumbuhan dan tanaman – tanaman pada kawasan ini. Menurut Prof Dr Warjono Soemodinoto dari Departemen Tambang ITB ( 2001) mengatakan bahwa ada dua jenis limbah yang dihasilkan PT Freeport Indonesia yakni limbah penambangan dan limbah pengolahan berupa tailing dan limbah – limbah ini dibuang langsung ke sungai Ajkwa. Tailing yang dibuang ini dalam volume yang sangat besar karena dari 100% biji yang diolah hanya menghasilkan 3 – 5 % konsentrat sedangkan 95 – 97 % merupakan tailing. Dari kedua jenis hasil limbah tailing yang dibuang dan mempengaruhi lingkungan adalah limbah tailing yang berasal dari tambang yang dicuci karena mengandung 2% tembaga dan logam berat lainnya seperti Arsen (As), Kadmium (Cd), Timbal (pb), Merkuri
(Hg),
Sianida
(Cn)
danlainnya.
Akibat dari adanya kandungan mineral berbahaya yang terdapat pada limbah tailing ini yang berdampak pada kehidupan manusia maupun tumbuhan seperti tercemar air yang mengakibatkan ikan menjadi mati, hutan mangrove dan sagu serta tanaman lainnya juga menjadi mati. Penelitian mengenai dampak lingkungan terhadap pencemaran limbah tailing menurut Hidayati dan kawan – kawan tahun 2009 sedimen atau pengendapan tailing yang mengadung bahan – bahan berbahaya tidak menutup kemungkinan akan mencemari air tanah. Monitoring report PT Freeport Indonesia pada Juni 2006 melalui Departemen Lingkungan
Hidup, menemukan sekitar 15 jenis tanaman yang dipanen dan dikumpulkan terbukti terkontaminasi logam berat. diantaranya Seledri, Sawi Hijau, Bayam Merah, Bayam Hijau, Kangkung, Sawi “petsay”, Buncis, Bengkoang, Kentang, Singkong, Talas, Padi, Ketimun “Hercules”, Mentimun Hijau “Rocket” dan Mentimun ‘Venus”. Pada Tanaman Kol logam Zinc (Zn) tinggi terbukti kandungan logam berat melampaui batas normal yaitu 5,45% di atas batas ambang dari 4.00%. Dengan mencermati penelitian yang telah dilakukan khususnya pada tanaman yang terkontaminasi dalam hal ini terkontaminasi melalui angin dan hujan pada limbah tailing yang mengendap di sungai maupun dam tailing yang menimbulkan terjadinya rembesan melalui air tanah mengakibatkan tumbuhan mati, maka penulis tertarik untuk mengkaji tentang akibat dari terkontaminasi melalui air hujan atau rembesan yang terjadi pada dam tailing. Sebagaimana diketahui bahwa dam tailing yang ada pada lokasi pembuangan limbah tailing ini merupakan konstruksi yang terbuat dari tanah asli. Dengan demikian tingkat rembesan yang terjadi pada dam tailing ini akan semakin besar sehingga perlu untuk ditanggulangi pengaruh rembesan yang terjadi. Untuk menanggulangi pengaruh rembesan tersebut penulis mencoba mengkaji stabilisasi tanah asli dengan campuran aspal emulsi menggunakan persentase 2%, 4%, 6% dan 8%. Melalui uji riset ini diharapkan akan memperoleh hasil yang maksimal agar dapat digunakan sebagai bahan stabilisasi pada perencanaan dam tailing sebagai tempat pembuangan limbah tambang tersebut. BAHAN DAN METODE Penelitian ini adalah jenis penelitian experimental developed dimulai dengan pengumpulan data berupa pengujian material dan observasi benda uji hasil desain. Pengujian karakteristik tanah dengan referensi ASTM (1992) meliputi pemeriksaan fisik dan mekanis tanah. Bahan stabilisasi yang digunakan adalah tanah lanau yang distabilisasi dengan aspal emulsi serta bahan uji lain adalah tailing tambang yang merupakan faktor utama yang menjadi tinjauan rembesan. Bahan tanah asli lanau dan tailing tambang diperoleh dari lokasi pembuangan tailing Timika Papua. Untuk bahan stabilisasi tanah aspal emulsi masing – masing 2%, 4%, 6% dan 8% yang diuji adalah sifat mekanis yang terdiri dari kuat tekan bebas, permeabilitas. Pengujian permeabilitas menggunakan uji tegangan menurun (falling head) dilakukan dilaboratorium pengujian ini merupakan pengujian pendahuluan. Sedangkan untuk pengujian yang dilakukan dengan menggunakan model kolom rembesan menggunakan stabilisasi tanah
aspal emulsi sebagaimana telah diutarakan diatas. Susunan pengujian model kolom rembesan ukuran 40 x 40 x 80 cm, tebal lapisan bawah stabilisasi tanah aspal emulsi (h2) 20 cm, tebal tailing berair (h1) 25 cm acuan penentuan tebal (Soesudarmono,1979). Data hasil kolom rembesan ini akan dianalisis menggunakan numerik geostudio seep/w untuk mengetahui tingkat rembesan dari masing – masing rembesan yang terjadi pada stabilisasi tanah aspal emulsi 2%, 4%, 6% dan 8%. HASIL Hasil Pengujian sifat Fisis dan Mekanis Tanah Hasil pengujian kadar air tanah asli lanau adalah 22,62 %, berat isi 1,54 gram/cm³ berat jenis 2,65 dan distribusi gradasi terdiri dari butir kasar 42,56 % sedangkan butir halus 57,44 %. Hasil uji pemadatan standar Proctor hasil yang diperoleh berat isi kering maksimum 1,39 gram/cm³, kadar air optimum 24,92 %. Hasil uji kuat tekan bebas tanah asli qu 2,54 kgf/cm² sedangkan hasil uji permeabilitas k = 5,38 x 10⁻⁴cm/detik. Hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran tabel 1. Hasil Pengujian Sifat Mekanis Tanah Stabilisasi Aspal Emulsi Pengujian bahan rembesan menggunakan stabilisasi tanah aspal emulsi 2%, 4%, 6% dan 8% dilakukan pada laboratorium yang terdiri dari uji kuat tekan bebas dan uji permeabilitas metode tegangan menurun ( falling head) hasil yang diperoleh dari pengujian tersebut ditunjukan pada lampiran 2 tabel 2. Hasil pada stabilisasi tanah 8% nilai qu adalah 4,52 kgf/cm². Sedangkan hasil uji rembesan yang terkecil adalah stabilisasi tanah aspal emulsi 8%. Hasil Pengujian Model Dengan Menggunakan Kolom Rembesan . Hasil uji model kolom rembesan yang terdiri dari stabilisasi tanah aspal emulsi 2%, 4%, 6%, 8% dengan susunan sebagai berikut : lapisan atas pada alat uji model kolom rembesan adalah tailing berair tinggi (h1) 25 cm, lapisan bawah terdiri dari stabilisasi tanah aspal emulsi tinggi (h2) 20cm. Dari pengujian ini hasil rembesan yang diperoleh pada masing – masing pengujian stabilisasi tanah aspal emulsi ditunjukan pada lampiran 3 tabel 3. Hasil uji model kolom rembesan stabilisasi tanah 2% adalah 1,405 x 10⁻⁶ cm/detik. Sedangkan pada uji model stabilisasi 6% dan 8% hasilnya rembesanya adalah 4,06 x 10⁻8 cm/detik dan 1,06 x 10⁻⁸ cm/de k. PEMBAHASAN Untuk mengevaluasi serta menganalisa hasil uji laboratorium dengan uji model kolm rembesan dianalisa menggunakan numerik geostudio seep/w. Dari hasil analisa numerik geostudio seep/w hasil yang diperoleh pada stabilisasi tanah aspal emulsi 2% nilai rembesan
yang di input hasil uji model 1,405 cm/detik pada data point dengan matric suctionnya 9,47 kpa x conductivitynya 2,97E -008 m/sec. Selanjutnya nilai rembesan pada stabilisasi tanah aspal 4%, 6%, 8% yang dianalisis dengan geostudio hasil yang diperoleh pada data point menyatakan semakin besar matric suctionnya semakin kecil nilai conductivitynya dan hydraulic boundarynya dapat dilihat pada lampiran 3 tabel 3. Selanjutnya hasil perbedaan dari analisa numerik geostudio terlampir pada lampiran 4 tabel 4. KESIMPULAN & SARAN Dari data uji model kolom rembesan dan data uji laboratorium tegangan menurun ( falling head ) dianalisis dengan geostudio seep/w dapat disimpulkan sebagai berikut : pada data point yang menyatakan hubungan antara matric suction dengan x-conductivitynya terjadi perbedaan sehingga pada umumnya hydraulic boundary terjadi rembesan potensial permukaan ( potential seepage face ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai stabilisasi semakin kecil terjadi rembesan potensial permukaan. Dari hasil ini juga dapat disimpulkan penggunaan aspal sebagai bahan stabilisasi khususnya pada tanah lanau akan memperkecil nilai rembesan sehingga penggunaan aspal emulsi pada perencanaan dam tailing dapat digunakan dengan memperhatikan faktor pemadatannya. Dari pengujian ini pula disarankan kiranya untuk pembuatan dam tailing kiranya dapat dilapisi dengan aspal emulsi menggunakan persentase aspal 6% sampai dengan 8%. Karena pada stabilisasi tanah aspal emulsi 6% dan 8% nilai rembesan k 10⁻⁸ cm/detik sedangkan nilai conductivitasnya semakin kecil pula. DAFTAR PUSTAKA ASTM, (1992), ASTM Stabilisation With Admixture, American Society For Testing And Materials, Second Edition. Bowles, J.E. (1993), Alih Bahasa Ir.Johan Kelana Putra Edisi Kedua, Sifat-Sifat Fisis Dan Geoteknis Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta. Budi, G. S. (2011), Pengujian Tanah di Laboratorium, Graha Ilmu, Surabaya. Das, Braja M. (1995), Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid I, Erlangga, Jakarta. D.U. Soedarsono (1979) Konstruksi Jalan Raya Badan Penerbit Pekerjaan Umum Kebayoran Baru Jakarta Selatan Hardiyatmo, C. H. (2010), Mekanika Tanah 1, Gadjah Mada University Press, Jakarta. Holtz, R.D., and Kovacs, W.D. (1981), An Introduction to Geotechnical Engineering, Prentice Hall Civil Engineering and Engineering Mechanic Series. Ingles, O.G and Metcalf, J.B. (1972), Soil Stabilization Principles and Practice, Butterworths Sydney-Melbourne, Brisbane.
Kamarijanto,
(1994), Tinjauan
Atas Beberapa
Perubahan
Dalam
Produksi
Konsentrat Tembaga PT Freeport Indonesia, Prosiding Temu Profesi Tahunan 1994 Yogyakarta, PERHAPI. Kerbs, R.D., and Walker, R.D. ( 1971 ), Highway Materials, McGrawhill Book Company, New York. Kezdi.A (1974), Handbook of Soil Mechanics-Soil Physics, Elsevier New York.
KOMPAS, (11 April 2006), Seputar Lingkungan : Menneg LH: Kerusakan Akibat Freeport Parah, Jakarta. Soedarmo, G. D., Purnomo, S. J. E. (1997), Mekanika Tanah I, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Terzaghi, K dan R.B. Peck. (1987), Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa I, Alih bahasa Bagus, W., dan K. Benny. Erlangga, Jakarta.
Proceeding Pemaparan Hasil Kegiatan lapangan dan Non Lapangan (Mangara P 1 2 3 4 Pohan, Denni W. , Sabtanto J.S. , Asep A. 2007) Penyelidikan potensi Bahan Galian Pada Tailing PT Freeport Indonesia. Timika Papua Wesley, L. D. (1977), Mekanika Tanah, Badan Penerbit Percetakan Umum, Jakarta.
Warjono Sumodinoto,(2001) Pasir sisa Tambang Untuk Konstruksi Perkerasan bermasalah dengan lingkungan, Departemen pertambangan ITB, Bandung
No.
1
1
2
Jenis Pengujian A. Uji Model Permeabilitas a. k b. q B. Uji Model Permeabilitas a. Stabilisasi 2% b. Stabilisasi 4% c. Stabilisasi 6% d. Stabilisasi 8% Debit a. Stabilisasi 2% b. Stabilisasi 4% c. Stabilisasi 6% d. Stabilisasi 8%
Satuan Kolom
Hasil Pengujian Tanah asli
cm/det cm³/det Kolom
3,51E-04 1,51E-04 Stabilisasi
cm/det cm/det cm/det cm/det
1,41E-06 2,00E-07 2,06E-08 1,02E-08
cm³/det cm³/det cm³/det cm³/det
2,80E-04 4,00E-04 8,10E-05 2,10E-05
Tabel 1. Hasil debit uji model kolom rembesan
Koefisien permeabilitas (cm/det)
1.00E+00 1.00E-01 1.00E-02 Hasil rembesan stabilisasi tanah aspal emulsi uji falling head
1.00E-03 1.00E-04 1.00E-05 1.00E-06 1.00E-07 1.00E-08 0
2
4
6
8
10
Kadar aspal emulsi (%)
Gambar 1. Grafik permeabilitas stabilisasi tanah aspal emulsi
Gambar 2. Alat uji model kolom rembesan
STUDI EKSPERIMENTAL TINGKAT REMBESAN TAILING TAMBANG PT. FREEPORT INDONESIA DENGAN STABILISASI TANAH ASPAL EMULSI EXPERIMENTAL STUDY LEVEL MINE TAILING SEEPAGE PT. FREEPORT INDONESIA WITH SOIL STABILIZATION - ASPHALT EMULSION
Hasan Erwin Laonso,1Tri Harianto,2 Achmad Bakri Muhiddin3 1
Bagian Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Universitas Sains & Teknologi Jayapura, 2Bagian Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar3Bagian Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar
Alamat Korespondensi: Hasan Erwin Laonso Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura Papua, 99227 HP: 081248898001 Email:
[email protected]
Abstrak Tailing merupakan bahan buangan hasil pengolahan tambang PT Freeport Indonesia Timika Papua, telah berdampak pada lingkungan akibat adanya kontaminasi kandungan bahan kimia melalui air tanah mengakibatkan tumbuhan mati, maka dilakukan stabilisasi tanah aspal emulsi upaya untuk mencegah dampak tersebut. Tujuannya adalah menganalisa dan mengevaluasi nilai permeabilitas untuk mengetahui tingkat rembesan dengan melakukan stabilisasi tanah aspal emulsi menggunakan persentase 2%, 4%, 6% dan 8%. Dalam perancangan ini menggunakan metode eksperimental laboratorium sebagai data primer yang menginput sifat fisis dan mekanis tanah serta memodelkan eksperimental dengan menggunakan perangkat lunak geostudio Seep/w sebagai bahan yang akan menjadi obyek dalam upaya mengatasi dampak tailing, dan Proses perancangan pemodelan yaitu menggunakan model kolom rembesan untuk memperoleh koefisien permeabilitas dan akan divalidasi dengan hasil eksperimental laboratorium, dan Hasil ini merupakan bahasan untuk dianalisis untuk memperoleh target nilai permeabilitas yang akan menjadi dasar dalam rancangan desain tempat untuk menampung limbah tailing kiranya dapat mengatasi dampaknya. Kesimpulan dari penelitian ini untuk memperoleh nilai koefisien permeabilitas terkecil berdasarkan persentase aspal emulsi yang digunakan pada stabilisasi tanah dan akan menjadi orientasi bagi perencanaan maupun pemerintah. .
Kata Kunci: stabilization, soil, asphalt emulsion, tailings seepage.
Abstract E-learning is built standalone, local host and intranet with limited access them if we are out of the area such as school or college then we can not be able to access it, but if the e-learnig is connected through the internet anytime and anywhere we can access it. The goal is to design and carry out the authentication process of elearning through CAS (Central Authetication Service) based on open source for users to access e-learning. And design and implement the facilities provided by e-learning include: NetMeeting, online material can be uploaded or downloaded, quizzes, grades, discussion forums. In this application design using Unified Modelling Languange to model the system to be built. This system also provides a graphical interface as a design environment to manipulate the output of the system user authentication for e-learning system. System interface allows the user to be authenticated in writing if either the username or password, and authentication process of designing an e-learning system that describes the design requirements for authentication of e-learning system through the Central Authentication Service is based on open source is to provide a process design objects such as setting permissions settings user, authentication settings, and system usage graph by admin or user. The conclusion of this study user is authenticated through CAS (Central Authetication Service) and then the system can automatically display the user data and the results of the use of the system in the form of graphics systems use either by admin or user. Keywords: Central Authentication Service, Open Source, E-learning System authentication, Unified Modelling Languange.
PENDAHULUAN Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi dewasa ini telah mempengaruhi berbagai bidang, seperti pertahanan keamanan, perdagangan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya, pemanfaatan teknologi dalam bidang pendidikan, salah satunya adalah penggunaan e-learning melalui internet (Carliner dkk., 2008).saat ini diperlukan pengembangan proses belajar mengajar baik pada tingkat level pendidikan Sekolah Menengah Pertama sampai pada tingkatan level Perguruan Tinggi, dan juga apabila kita mempunyai kendala tentang keterbatasan waktu dalam pertemuan di kelas dan maupun di luar kelas maka e-learning adalah solusinya (Chao, 2009). Ada juga beberapa e-learning yang dibangun secara standalone, local host dan intranet yang memiliki keterbatasan dalam mengaksesnya apabila kita keluar dari daerah misalnya seperti sekolah ataupun kampus maka kita tidak bisa dapat mengaksesnya, akan tetapi apabila e-learnig tersebut terhubung melalui internet maka kapan saja dan dimana saja kita dapat mengaksesnya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu mekanisme untuk melakukan identifikasi terhadap user yang berhak mengakses apliksasi e-leraning.Hal ini dilakukan dengan adanya permintaan login username serta password oleh sistem sehingga user yang berhak saja yang dapat mengakses aplikasi e-learning, inilah yang disebut dengan metode user authentication. Proses otentikasi pada e-learning dilakukan oleh setiap pengguna dalam melakukan pendaftaran. Informasi mengenai identitas pengguna serta level hak akses ke aplikasi tersimpan dalam database server(Kozlowski, 2008). Dengan adanya metode otentikasi maka pada aplikasi e-learning dapat secara terpadu menggunakan satu informasi identifikasi pengguna. Aplikasi e-learning yang nantinya terhubung ke internet tentunya akan menimbulkan ketidaknyamanan terhadap aplikasi ini bisa saja ada orang yang berniat kurang baik dalam mengaksesnya, untuk itu perlu dilakukan pengamanan aplikasi dan pengamanan data berupa identifikasi siapa saja yang berhak mengakses aplikasi ini dan juga pengamanan database sistem. Proses otentikasi bermula saat user terhubung ke web e-learning melalui internet, di web inilah proses otentikasi sesungguhnya dilakukan (Rosen, 2009). User wajib memasukkan username dan password, dan jika otentikasi berhasil, userakan berhak mendapat akses elearning, sedangkan jika otentikasi gagal, maka user tidak berhak mengakses e-learning. Pada penelitian-penelitian sebelumnya telah membahas penelitian tentang Integrasi Aplikasi menggunakan SSO (Singel Sign On) berbasiskan LDAP(Rudy dkk., 2009) adalah penelitian yang membahas tentang proses penerapan dan pengimplementasian metode Single
Sign On (SSO) berbasiskan Leightweight Data Access Protocol (LDAP) sebagai single data user, Penelitian diatas dilakukan oleh Rudy Jurusan Teknik Komputer Universitas Bina Nusantara, Riechie Teknik Komputer Universitas Bina Nusantara, Odi Gunadi Teknik Komputer Universitas Bina Nusantara. Penelitian tentang Implementasi Sistem Otentikasi Pada Pengguna Jaringan Hotspot di Universitas Kanjuruhan Malang Guna Meningkatkan Keamanan Jaringan Komputer (Amak dkk., 2011). Pada penelitian ini menjelaskan tentang penggunaan Remote Authentication Dial-In User Service (RADIUS) yang dihubungkan dengan Mikrotik sebagai network access server sehingga dapat digunakan untuk otentikasi pengguna pada jaringan Universitas Kanjuruhan Malang.Penelitian ini dilakukan oleh Amak Yunus, M.Kom Jurusan Ilmu Komputer Universitas Kanjuruhan Malang. Penelitian tentang Pengembangan Sistem Autentikasi Hotspot Akademis Terpusat Berbasis Teknologi Web Services (Yesi dkk., 2012). Penelitian ini membahas tentang aplikasi sinkronisasi basis data antara sistem informasi akademik dan sistem autentikasi hotspot yang dikembangkan dengan bahasa pemrograman PHP, database MySQL serta menggunakan teknologi middleware XML Remote Procedure Call, ini membuktikan betapa pentingnya suatu otentikasi dilakukan dalam rangka pengamanan aplikasi serta peningkatan keamanan jaringan komputer dan juga menghindari user yang berniat kurang baik. Penelitian ini juga dilakukan oleh Yesi Novaria Kunang Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma dan Ilman Zuhri Yadi Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma. Penelitian ini membahas Terkait masalah yang dikemukakan di atas, maka perlu dilakukan yang namanya otentikasi melalui central authentication service(CAS) berbasis open source, CAS digunakan untuk memverifikasi dan memvalidasi identitas user apakah itu dalam bentuk huruf, angka maupun gambar, dan juga penulis akan menyajikan konten yang penyajiannya dalam bentuk multimedia. Berdasarkan latar belakang diatas maka saya melakukan penelitian tentang “Sistem Otentikasi E-learnig Melalui Central Authentication Service Berbasis Open Source”. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Merancang dan melakukan proses otentikasi e-learning melalui CAS (Central Authetication Service) berbasis open source bagi user yang akan mengakses e-learningdanMendesain dan mengimplementasi fasilitas yang disediakan oleh e-learning di antaranya : netmeeting, materi online yang dapat di upload maupun di download, kuis, nilai, forum diskusi.
BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Maret 2013. Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga Provinsi Papua akan tetapi karena disana belum terdapat fasilitas yang memadai maka penelitian selanjutnya dilakukan pada Fakultas Ilmu Komputer dan Manajemen (FIKOM) Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ). Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer dan Manajemen Universitas Sains dan Teknologi Jayapura.Sampel dilakukan sebanyak 500 Mahasiswa yang dipilih secara acak berdasarkan angkatannya masing-masing untuk mengikuti otentikasi elearning dalam mengikuti penelitian ini. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini dilakukan Metode pendekatan studi literature (library research) dan studi lapangan (field research) terhadap proses identifikasi masalah dan perencanaan. Untuk pelaksanaan dalam perancangan dan desain sistem digunakan pendekatan metode proses desainarsitektur yaitu mendeskripsikan sistem, lingkungan sistem, serta hubungan antara sistem dengan lingkunganya. Untuk pengujian dan evaluasi sistem digunakan beberapa tahapan pengujian, yaitu pengujian fungsional sistem dilakukan dengan membuat skenario pengujian, dan pengujian kualitas sistem mencakup pengujian komunikasi data dilakukan skenario pengujian. Analisis Data Dalam penelitian ini dilakukan analisis data menggunakan white box sehingga sistem otentikasi untuk Login CAS telah bebas dari kesalahan logika dan black box dalam pengujian data dan operasi atau prosedur dari otentikasi telah teridentifikasi.
HASIL Metode Pendekatan Dalam penelitian ini dilakukan Metode pendekatan studi literature (library research) dan studi lapangan (field research) terhadap proses identifikasi masalah dan perencanaan. Untuk pelaksanaan dalam perancangan dan desain sistem digunakan pendekatan metode proses desain arsitektur yaitu mendeskripsikan sistem, lingkungan sistem, serta hubungan antara sistem dengan lingkunganya. Untuk pengujian dan evaluasi sistem digunakan beberapa
tahapan pengujian, yaitu pengujian fungsional sistem dilakukan dengan membuat skenario pengujian, dan pengujian kualitas sistem mencakup pengujian komunikasi data dilakukan skenario pengujian. Tahapan Penelitian Pada penelitian ini digunakan pendekatan metode studi literature (library research) dan studi lapangan (field research) untuk perancangan sistem. Pengembangannya dilakukan secara tahap demi tahap berdasarkan proses kerja sistem. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut: Tahap Identifikasi Masalah, Tahap Perencanaan, Tahap Pelaksanaan, Tahap Pengujian dan Evaluasi Sistem. Perancangan Sistem Perancangan sistem
mengacu pada perumusan masalah yang akan menjadi
pembahasan dalam penelitian. Dalam perancangan sistem ini akan diuraikan sistem yang sedang berjalan pada gambar 1memperlihatkan e-learning yang menjadi sampel penelitian ini. Pada sistem yang sedang berjalan pada dasarnya e-learning yang dibangun biasanya tidak menggunakan otentikasi, dan apabila digunakan siapa saja berhak mengaksesnya. Dan juga biasanya e-learning yang dibangun masih stand alone. Pada sistem yang akandiusulkan pada gambar 2 memperlihatkan sistem otentikasi elearning.Mekanisme ini dapat diimplementasikan dalam bentuk sebuah proses login yang biasanya terdiri dari tiga tahapan yaitu:Identifikasi. Di tahap ini pengguna memberitahukan siapa dirinya.Otentikasi. Di tahapan ini si pengguna memverifikasi klaimnya tersebut. Di tahapan ini terdapat verifikasi klaim user yaitu: sesuatu yang mereka ketahui, contohnya adalah kode PIN dan password;Otorisasi. Pada tahapan terakhir, jika identifikasi pengguna benar, maka sistem menyelesaikan proses loginnya dan mengasosiasikan identitas pengguna dan informasi kontrol akses dengan sesi pengguna.Pada gambar 3 memperlihatkan aktifitas yang dilakukan oleh dosen, mahassiswa serta admin. Pada gambar 4 memperlihatkan bagaimana melakukan otentikasi berdasarkan CAS dan juga pengaturan konfigurasi dari CAS server melalui Login CAS oleh sistem, saat pertama kali sistem nantinya akan dijalankan. Dan pada gambar 5 memperlihatkan pengaturan otentikasi dilakukan berdasarkan email. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan black box dan white box maka kompleksitas Waktu Tahap 1 adalah pada saat melakukan operasi dari data pertama (misalkan digunakan operasi yang jumlah operasinya lebih kecil, yaitu n) dengan operasi 2. Dimana solusi setiap tahap diperoleh dari tahap sebelumnya, maka kompleksitas waktu untuk tiap tahap adalah : tahap n (jumlah operasi n) : 1 tahap n-1 (jumlah operasi n-1) : 3 tahap n-2
(jumlah operasi n-2) : 6 tahap 1 (jumlah operasi 2) : n(n+1)/2 Oleh karena (n2/2+n/2) tidak akan pernah sama dengan n2 (kecuali untuk n=1), dan jika terdapat n tahap, maka algoritma pada kasus ini akan memiliki kompleksitas waktu O(n2). Pemakaian memori Memori akan disimpan ketika proses operasi terdapat pada kedua tahap dan memiliki panjang maksimum untuk satu tahap. Oleh karena terdapat n tahap, maka pemakaian memori adalah O(n).
PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan dengan 2 cara otentikasi yaitu: 1.) Dengan cara otentikasi menggunakan CAS server dengan menggunakan LDAP sederhana dan 2.) Menggunakan otentikasi berdasarkan email. Sistem otentikasi ketika pertama kali dieksekusi, user akan berhadapan dengan halaman login CAS. Metode login menggunakan server CAS (Central Authentication Service) berbasis open source (Ramadhana, 2008), untuk diotentikasi pengguna meskipun digunakan otentikasi LDAP sederhana. Jika username dan password yang diberikan berlaku menurut CAS, sistem elearning menciptakan entri pengguna baru dalam database, mengambil atribut pengguna dari LDAP jika diperlukan. Pada login berikutnya hanya username dan password yang akan diperiksa, apabila benar maka pengguna akan masuk ke halaman e-learning, dan jika username dan password salah dituliskan maka tampilan CAS akan secara otomatis akan ditampilkan. Konfirmasi via email adalah metode otentikasi secara default. Saat pengguna mendaftar, memilih nama pengguna baru dan password mereka sendiri, sebuah email konfirmasi akan dikirim ke alamat email pengguna. Email ini berisi link yang aman untuk ke halaman dimana pengguna dapat mengkonfirmasi keanggotaannya. Login berikutnya hanya memeriksa nama pengguna dan password yang tersimpan pada database sistem elearning. Menambahkan konfirmasi elemen bentuk visual/audio ke halaman pendaftaran untuk email pengguna self-registering. Hal ini akan melindungi sistem dalam mengantispasi spammer yang berkontribusi terhadap penyebab-penyebab berbahaya lainnya. Pengguna dapat mengunci bidang data yang berguna bagi sistem di mana data pengguna dikelola oleh administrator secara manual dengan mengedit catatan pengguna atau upload menggunakan fasilitas 'pengguna upload’’. Jika pengguna mengunci bidang yang dibutuhkan oleh sistem elearningakan dipastikan bahwa pengguna memberikan data saat membuat account pengguna atau rekening yang tidak akan dapat digunakan.Hal lain yang dipertimbangkan adalah penetapan modus kunci untuk 'unlocked jika kosong' untuk
menghindari berbagai masalah.Apabila pengguna salah dalam menuliskan password maka sistem akan melakukan langkah-langkah otentikasi untuk mendapatkan password baru yang akan dikirimkan ke email pengguna, sehingga pengguna dapat login dengan password baru. Perancangan sistem ini menggunakan UML (Unified Modelling Languange) sehingga standar untuk merancang model sebuah sistem dapat dibuat (Sri, 2003).Untuk itu terdapat beberapa tahapan dalam membuat sistem.Pada fungsionalitas dari admin dan user. Rancangan use case diagram untuk sistem pembelajaran on-line pada perguruan tinggi dimana terdiri atas admin, dosen dan mahasiswa yang masing-masing mempunyai aktifitas yang berbeda-beda. Seperti pada penjelasan di awal perancangan maka pada implementasi sistem otentikasi terdapat 2 cara untuk melakukan otentikasi adalah sebagai berikut : Implementasi Sistem Otentikasi Pada pengaturan implementasi pada sistem ini dengan langkah-langkah adalah sebagai berikut Memilih Users – Authentication – CAS server, maka untuk konfigurasi CAS server. Dan Implementasi Otentikasi Berdasarkan email Pada tahapan ini pengaturan otentikasi berdasarkan email
dilakukan dengan cara adalah sebagai
berikut:Memilih Users – Authentication – Otentikasi Berdasarkan email, maka otentikasi melalui email akan dilakukan. Keberhasilan Otentikasi akan berhasil mendapatkan solusi yang diinginkan ketika data dan operasi atau prosedur dari otentikasi telah teridentifikasi (Ilham, 2006). Optimalisasi Pada otentikasi ini, setiap solusi yang diperoleh di setiap tahap akan disimpan. Dan kemudian, solusi-solusi tersebut akan dibandingkan untuk mendapatkan solusi terbaik. Dengan demikian, solusi yang diperoleh adalah solusi optimal.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpukan bahwa sistem otentikasi e-learning yang user friendly, sehingga dapat diimplementasikan dengan menggunakan moodle versi 9.0++ dimana otentikasi e-learning berbasis open source menghasilkan user yang dapat menggunakan e-learning secara on-line maupun real time.Aplikasi ini dirancangan masih terbatas dimana pola otentikasi yang dihasilkan hanya berdasarkan kode pin dan password serta otentikasi berdasarkan email, sehingga diharapkan proses pengembangan untuk penelitian selanjutnya yaitu dengan menambahkan otentikasi melalui 1) sesuatu yang mereka miliki, contohnya adalah kartu tanda mahasiswa yang bersifat magnetik; 3) sesuatu yang menjadi jati diri, contohnya adalah sidik jari dan pindai retina.
DAFTAR PUSTAKA Amak, Yunus, (2011). Implementasi Sistem Otentikasi Pada Pengguna Jaringan Hotspot di UniversitasKanjuruhan Malang Guna Meningkatkan Keamanan Jaringan Komputer. Carliner, Saul; Shank, Patti, (2008). The E-learning Handbook, San Fransisco: J hon Willey and Sons Chao, Lee, (2009). Utilizing open source tools for on-line teaching and learning: appliying linux technologies, Hersey PA: Information Science Reference Ilham, Kurnia, (2006). Prinsip-prinsip otentikasi, Fasilkom; Universitas Indonesia Kozlowski ,Timo, (2008). E-Learning 1.0 and E-learning 2.0, Paper for the International ELearning Conference at the Rajabhat Suan Dusit University. Ramadhana, Yovira. (2008). Sistem Konferensi Video Berbasis Web dengan Menggunakan Aplikasi Open Source, Freeware dan Shareware, Jakarta: Universitas Trisakti Rosen, Anita, (2009). E-Learning2.0 :proven practices and emerging technologies to achieve results, New York: AMACOM Rudy, Richie, Odi, Gunadi. (2009). Integrasi Aplikasi Menggunakan Singel Sign On Berbasiskan Leightweight Directory Access Protocol (LDAP) Dalam Portal, Universitas Bina Nusantara. Sri, Dharwiyanti. (2003). Pengantar Unified Modelling Languange (UML), Yesi, Novaria, Kunang., Iman, Zuhri, Yadi. (2012). Pengembangan Sistem Autentikasi Hotspot Akademis Terpusat Berbasis Teknologi Web Service.
Gambar1 E-learning Sederhana
Mulai
Gunakan e-learning
Masuk Halaman e-learning
Selesai
Gambar 2 Sistem Otentikasi E-Learning
Tidak
Gambar 3 Diagram Alir Untuk Login CAS
Ya
Gambar 3 Use Case User dan Admin
Gambar 4Implementasi Antar Muka Konfigurasi CAS Server dan LDAP Server
Gambar 5 Implementasi Antar Muka Otentikasi Berdasarkan Email