Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
14 Pages
ISSN 2302-0253 pp. 73- 86
KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN DAN TANPA TUNDAAN PEMADATAN Amriyan Sunanto1, Sofyan M. Saleh2, M. Isya3 1) Mahasiswa,
Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia
Abstract : Cold Asphalt Emulsion Mixtures (CAEMs) is suitable asphalt mixture used for roads routine maintenance. CAEMs requires evaporation of water to process aggregate asphalt adhesion, so that compacting asphalt mixture can be delayed. CAEMs compaction delay in line with the process of patching a pothole which is not located in the same location and the location is in remote areas far from the Asphalt Mixing Plant. This study aims to determine the Optimum Residual Asphalt Content (ORAC) in CAEMs within aggregate dense graded type IV. Knowing characteristics on CAEMs with delay compaction and without delay compaction (12, 24, 36, 48) hours with a mixture of conditioning period (0, 1, 3, 7) days and to determine the influence of Marshall parameter changes on CAEMs by adding 1% of cement by mass of total aggregates when compacted. CAEMs using the aggregate of the Krueng Aceh river and Asphalt Emulsion type of CSS-1h. This study is used a method that refers to Specification of Bina Marga 1991 and The Asphalt Institute 1989 (MS-14). ORAC value was obtained from the bitumen content of 7% by weight of total mixture that gives the value of Marshall parameters such as the Soaked stability 608 kg, dry stability 856 kg, the Percent loss of stability 71% (Spec. 50%), porosity 11% (Spec. 5-10%), water absorption 3% (Spec. 4%), Asphalt Film Thickness 19 m and dry bulk density 2.152. CAEMs without and delay compaction (12, 24, 36, 48) hours has adequated specifications with stability 300 kg, and increased stability in line with conditions period (0, 1, 3, 7) days. CAEMs without and with delay compaction during the 7-day conditions provide the highest stability, based on the results, the addition 1% of cement by mass of total aggregates provides improved stability at the early age and during the delay compaction mixture, Charateristics of CAEMs will be affected by evaporation of water. Keywords : CAEMs, Road Maintenance, Asphalt Emulsion, Delay Compaction Abstrak : Campuran Aspal Emulsi Dingin (CAED) merupakan campuran aspal yang cocok digunakan untuk pemeliharaan rutin jalan. CAED memerlukan penguapan air untuk proses pelekatan aspal ke agregat sehingga campuran aspal ini dapat ditunda pemadatannya. Penundaan pemadatan pada CAED sejalan dengan proses penambalan lubang pada jalan yang lokasinya tidak sama dan lokasinya dipelosok yang jauh dari Asphalt Mixing Plant (AMP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kadar Aspal Residu Optimum (KARO) pada CAED bergradasi rapat tipe IV, mengetahui parameter Marshall pada CAED tanpa tundaan dan dengan tundaan pemadatan (12, 24, 36, 48) jam dan penambahan semen 1% dengan masa pengkondisian campuran (0, 1, 3, 7) hari. CAED menggunakan agregat dari Sungai Krueng Aceh dan Aspal Emulsi tipe CSS-1h. Penelitian ini menggunakan metode yang mengacu pada Spesifikasi Khusus Bina Marga 1991 dan The Aspalt Institute,1989 (MS-14). Nilai KARO didapat pada kadar aspal 7% terhadap berat total campuran yang memberikan nilai parameter Marshall seperti stabilitas rendaman 608 kg, stabilitas kering 856 kg, stabilitas sisa 71% (Spek. 50%), voume pori 11% (Spek. 5-10%), penyerapan air 3% (Spek. 4%), Tebal Film Aspal 19 m dan kepadatan kering 2,152 gr/cm3. CAED tanpa dan dengan tundaan pemadatan (12, 24, 36, 48) jam telah memenuhi spesifikasi dengan stabilitas 300 kg, dan mengalami peningkatan stabilitas seiring dengan masa kondisi (0, 1, 3, 7) hari. CAED tanpa dan dengan tundaan pemadatan pada masa kondisi 7 hari memberikan stabilitas kering tertinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini penambahan semen 1% terhadap berat total agregat memberikan peningkatan stabilitas pada umur awal campuran dan selama masa tundaan pemadatan, karakteristik CAED akan dipengaruhi oleh penguapan kadar air. Kata Kunci : CAED, Pemeliharaan Jalan, Aspal Emulsi, Tundaan pemadatan.
73 -
Volume 4, No. 2, Mai 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kuat (Bonardo Pangaribuan, Holcim). Pada
PENDAHULUAN Jalan merupakan prasarana transportasi darat
beberapa jenis batuan seperti batu kapur atau
yang perlu dipelihara agar agar kondisi jalan tetap
semen dapat menetralisir asam pada aspal
berfungsi optimal untuk melayani lalu lintas sampai
emulsi kationik sehingga meningkatkan nilai
umur rencana jalan yang telah ditentukan.
PH. Hal
Campuran
stabilnya aspal emulsi sehingga terjadinya
Aspal
Emulsi
Dingin
(CAED)
merupakan campuran aspal yang baik digunakan
ini
dapat
mengakibatkan
tidak
penggabungan butiran aspal (Thanaya, 2003).
pada pemeliharaan rutin jalan CAED memerlukan waktu penguapan air untuk proses pelekatan aspal ke agregat sehingga campuran aspal ini dapat ditunda pemadatannya. Penundaan pemadatan pada CAED sejalan dengan proses penambalan lubang pada jalan yang lokasinya tidak sama dan lokasinya dipelosok yang jauh dari Asphalt Mixing Plant (AMP).
Campuran Aspal Emulsi Dingin Proses peningkatan kekuatan CAED sampai kekuatan optimal dapat memerlukan waktu dari 2-24 bulan, tergantung dengan kondisi cuaca (Leech 1994). Penentuan kinerja campuran aspal untuk stabilitas dan kelelehan ditentukan dengan cara melakukan pengujian mempergunakan alat uji Marshall, sedangkan
KAJIAN KEPUSTAKAAN Agregat Agregat merupakan butiran batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lainnya yang terbuat
untuk parameter lainya ditentukan dengan cara penimbangan
benda
uji
dan
perhitungan
(Sukirman 2003). Gradasi Agregat
dari alam maupun buatan (Anonim 1989).
Gradasi untuk campuran aspal emulsi
Campuran aspal umumnya mengandung 90-
bergradasi rapat terdapat 6 (enam) tipe, gradasi tipe
95% terhadap berat total agregat (Sukirman,
I/50 memiliki ukuran nominal terbesar 50 mm dan
2003).
baik untuk lapis pondasi bawah. gradasi tipe II/37,5
Aspal Emulsi Aspal Emulsi merupakan aspal padat yang dicairkan kedalam air dengan bahan pengemulsi. Dalam campuran aspal emulsi umumnya terdapat sekitar 55-75% kandungan aspal., dan kandungan bahan pengemulsi sekitar 3% (Anonim 1999).
memiliki ukuran nominal terbesar 37,5 mm dan baik untuk lapis pondasi atas dan bawah, gradasi tipe III/25 memiliki ukuran nominal terbesar 25 mm dan baik untuk lapis pondasi dan lapis permukaan. gradasi tipe IV/19 memiliki ukuran nominal terbesar 19 mm dan baik untuk lapis pondasi atas dan lapis permukaan. gradasi tipe V/12,5 dan tipe V/12,5 (Sands Mix), memiliki ukuran nominal
Semen Porland Semen merupakan bahan perekat yang
terbesar 12,5 mm dan keduanya baik untuk lapis permukaan (Anonim, 1979).
memiliki sifat mampu mengikat bahan–bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan Volume 4, No. 2, Mai 2015
- 74
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kepadatan kering benda uji tertinggi dari grafik
Kadar Aspal Emulsi Awal Kadar aspal emulsi awal merupakan
hubungan antara kepadatan kering dan kadar air
kadar aspal awal untuk menentukan Kadar aspal
pemadatan (Anonim 1989). Kepadatan kering
optimum
dan porositas dapat dihitung dengan persamaan
yang
ditentukan
berdasarkan
persamaan (Anonim 1992).
berikut ini :
P= (0.05𝐴 + 0.1𝐵 + 0.5𝐶) 𝑥 0.7 ............ (1)
Dimana:
𝐷𝑑 = 𝐷𝑚𝑏 𝑥 𝑊=
P = Kadar Residu Aspal (%);
(100+𝑃𝑎)
............................ (3)
(100+ 𝑃𝑎+𝑊)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐶𝐴𝐸𝐷 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
A = Agregat kasar;
𝑉𝐼𝑀 = 1 − [
B = Agregat halus;
𝑆𝐺𝑚𝑖𝑥 = 𝑃𝐶𝐴
𝐷𝑑 𝑆𝐺𝑚𝑖𝑥
𝑥(100) ................... (4)
] 𝑥 100 % .................... (5)
100 𝑃 𝑃 𝑃 + 𝐹𝐴 + 𝐹 + 𝑎
............................ (6)
𝐺𝐶𝐴 𝐺𝐹𝐴 𝐺𝐹 𝐺𝑎
C = Bahan Pengisi Langkah berikutnya adalah menentukan Kadar Aspal Emulsi (KAE) awal terhadap berat total campuran : 𝑃 𝑋
KAE Awal = ( ) % ............................. (2) Dimana:
Dimana : = Kepadatan Kering (gr/cm3);
Dd
Dmb = Kepadatan Basah (gr/cm3); Pa
= Kadar aspal (%);
W
= Kadar air saat pengujian (%);
SG mix= Berat Jenis Campuran.
P = Kadar residu aspal (%); X = Kadar residu dari aspal emulsi (%);
Enersi Pemadatan CAED yang diproses dengan kadar air
Kadar Air Penyelimutan
penyelimutan terbaik dan kadar air pemadatan
Proses pencampuran CAED yang baik
optimum akan dipadatkan dengan variasi enersi
dipengaruhi oleh penyelimutan aspal ke seluruh
pemadatan sehingga akan didapat kepadatan
permukaan
agregat
tertinggi yang memenuhi syarat rongga pada
dengan cara penambahan kadar air pada agregat
CAED. Untuk mencapai porositas atau kadar
secara merata dapat membantu penyelimutan
rongga
aspal emulsi ke permukaan agregat karena air
persyaratan Bina Marga, diperlukan pemadatan
berperan sebagai viscosity reducing agent atau
yang mencapai 2x enersi pemadatan berat. Hal
menurunkan kekentalan aspal emulsi (Thanaya
ini antara lain tergantung dengan ukuran
2003).
maksimum
agregat.
Kelembaban
Kadar Air Pemadatan Untuk Mendapatkan kepadatan yang
pada
CAED
agregat,
yang
gradasi
memenuhi
agregat,
dan
kekentalan aspal emulsi (Thanaya 2003). Kadar Aspal Residu Optimum (KARO)
optimal, CAED yang telah dicampur pada kadar
KARO ditentukan dengan kadar aspal
air penyelimutan terbaik akan dipadatkan pada
yang mengoptimalkan stabilitas rendaman dan
kadar air pemadatan optimum Kadar air
kepadatan bulk kering, dan untuk parameter
pemadatan optimum diperoleh dengan nilai
lainnya seperti Stabilitas sisa, nilai pori,
75 -
Volume 4, No. 2, Mai 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala penyerapan air dan tebal film aspal dievaluasi
1. Agregat yang terdiri dari agregat kasar,
berdasarkan spesifikasi yang ada.
agregat halus dan Filler dari Sungai Krueng Aceh, yang diolah dari Stone
CAED
tanpa
dan
dengan
tundaan
Crusher PT. RTMM, Sibreh, Kab. Aceh
pemadatan
Besar;
CAED yang diproses tanpa tundaan dan
2. Aspal Emulsi diperoleh dari PT. Berkah
dengan penundaan pemadatan sangat baik untuk
pemeliharaan
rutin
jalan
Olah Bitumen yang didistribusikan oleh
seperti
penambalan lubang terutama pada lokasi yang
CV. Jaya Tambang Mas di Palembang; 3. Semen Portland digunakan sebagai bahan
jauh dan daerah yang diluar jangkauan AMP. CAED dengan Additive Semen
Penentuan
CAED jika langsung dihampar dan dipadatkan
relatif
masih
goyang
kandungan residu pada CAED masih sekitar 60% dan kadar air 40% terhadap berat total aspal emulsi. Proses penguapan diperlukan untuk meningkatkan stabilitas campuran hingga 2
bulan
setelah
penghamparan
Gradasi
dan
Komposisi
Campuran
dan
stabilitasnya cenderung masih rendah, karena
sampai
additive adalah Semen Andalas tipe II.
Pada penelitian ini digunakan Campuran Aspal Emulsi bergradasi rapat tipe IV/19, dan mengkomposisikan
kedalam
gradasi
ideal
dengan menggunakan nilai tengah dari setiap saringan. Proporsi Agregat dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini : Tabel 1 Proporsi dan Gradasi Ideal tipe IV
tergantung cuaca setempat. Penambahan semen pada campuran bertujuan untuk meningkatkan
Berat
Ukuran Ayakan Spek. Camp.
stabilitas, penambahan semen diharapkan dapat mengikat
air
dalam
campuran
sehingga
Tipe VI
Gradasi Ideal
Agregat Proporsi
utk Coating test
No.
Mm
Berat Agregat utk Berat Benda uji
mempercepat proses pengikatan agregat dengan residu (Suarjana 2013).
¾“
19,0
%
%
%
467,5 gr
1122 gr
100
100
0
0
0
95
5
23,4
56,1
90 –
½“
12,5
No. 4
4,75
45 – 70
57,5
37,5
175,3
420,8
No. 8
2,36
25 – 55
40
17,5
81,8
196,4
0,3
15 – 20
17,5
27,5
128,6
308,6
0,075
2–9
5,5
7,0
32,7
78,5
5,5
27,5
61,7
100
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi
penelitian
dilakukan
pada No.5
Laboratorium Transportasi, Fakultas Teknik,
0
Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda
200
Aceh. Bahan/ Material Bahan yang digunakan pada penelitian ini :
Filler
Kadar residu aspal emulsi awal dari gradasi ideal adalah :
Volume 4, No. 2, Mai 2015
- 76
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala P
= (0.05 (60) +0.1(34,5) + 0.5 (5,5)) x 0.7
5. Perhitungan
Volumetrik,
Kepadatan
= (3+3,45+2,75) x 0.7
Kering dan Nilai Pori sesuai dengan
= 6.44 %
Persamaan 4 -Persamaan 6;
≈ 6,5 % KAE. awal
6. Penentuan Kadar Air Pemadatan dengan = ( P / X )%
nilai kepadatan kering tertinggi.
= (6,5 / 57) % = 11,40 %
Pemeriksaan Enersi Pemadatan Tahapan pemeriksaan Enersi Pemadatan adalah:
Pemeriksaan Kadar Air Penyelimutan Tahapan
pemeriksaan
kadar
air
1. Agregat dibersihkan dan diproporsikan Campuran aspal 1200 gram sesuai dengan
penyelimutan adalah : 1. Agregat dibersihkan dan diproporsikan agregat 500 gram sesuai dengan Tabel 1. 2. Mencampurkan variasi berat air 2%, 3%, 4%, 5%, 6% terhadap berat total agregat
Tabel 1, kemudian menambahkan dengan kadar air penyelimutan dan KAE awal; 2. Campuran dipadatkan dengan kadar air optimum pemadatan; 3. Memvariasikan Jumlah tumbukan pada
dan KAE awal ke agregat. 3. Penentuan kadar air penyelimutan dengan penyelimutan aspal 75% terhadap agregat dan melihat campuran tidak terlalu encer
proses pemadatan 2x50, 2x75, 2(2x75); 4. Perhitungan volumetrik, kepadatan kering dan nilai pori sesuai dengan Persamaan 4Persamaan 6;
serta tidak terlalu kaku.
5. Penentuan Enersi Pemadatan dengan nilai kepadatan kering tertinggi.
Pemeriksaan Kadar Air Pemadatan Tahapan pemeriksaan Kadar Air Pemadatan
Penentuan KARO
adalah: 1. Agregat dibersihkan dan diproporsikan campuran aspal sesuai dengan Tabel 1; 2. Mencampurkan kadar air penyelimutan terbaik kemudian mencampurkan KAE
dipadatkan
dengan
variasi
kehilangan berat kadar air 1%, 2%, 3%, 4%, 5% terhadap berat total campuran; 4. CAED didiamkan didalam cetakan (Mold) selama 24 jam, kemudian dikeluarkan untuk dimasukan ke dalam oven dengan suhu 40oC selama 24 jam;
1. Variasi kadar aspal N-1, N-0,5, N=KAE Awal, N+0,5, N+1; 2. Agregat dibersihkan dan diproporsikan campuran aspal 1200 gram dengan variasi
awal secara merata selama 60 detik; 3. Campuran
Tahapan pemeriksaan KARO adalah:
kadar aspal sesuai dengan Tabel 2; 3. Mencampurkan agregat dengan kadar air penyelimutan
terbaik
kemudian
mencampurkan dengan variasi kadar aspal secara merata; 4. Campuran aspal dipadatkan sesuai dengan kadar air optimum pemadatan dan jumlah tumbukan sesuai enersi pemadatan terbaik;
77 -
Volume 4, No. 2, Mai 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 5. CAED didiamkan didalam cetakan selama
Tabel. 2 Proporsi Campuran untuk KARO
24 jam, kemudian dikeluarkan untuk dimasukan ke dalam oven dengan suhu
Ukuran Saringan
Kadar Aspal Residu Prop.
40oC selama 24 jam; 5.5%
6.0%
6.5%
7.5%
7.0%
6. Untuk Proses Dry Modified Marshall Stability Test. Benda uji ditimbang, diukur tinggi dan diameternya. 7.
Pengujian Marshall untuk mendapatkan bacaan Stabiltas dan Kelelehan (flow);
8. Benda
uji
diambil
500gram
untuk
No.
mm
1/2"
12.5 0
(%) 5.0
56.7
56.4
56.1
55.8
55.5
4
4.75
37.5
425.3
423.0
420.8
418.5
416.3
8
2.36
17.5
198.5
197.4
196.4
195.3
194.3
50
0.30
27.5
311.9
310.2
308.6
306.9
305.3
200
0.07 5
7.0
79.4
79.0
78.5
78.1
77.7
5.5
62.4
62.0
61.7
61.4
61.1
Lolos 200
mendapatkan kadar air saat pengujian sesuai dengan Persamaan 4;
Gram
Kadar aspal residu Jumlah
100.0
66.0
72.0
1200.0
78.0
1200.0
1200.0
90.0
84.0
1200.0
1200.0
9. Perhitungan parameter Marshall seperti 2. Mencampurkan agregat yang telah kering
volume pori dan stabilitas kering; 10. Untuk Proses Soaked Modified Marshall Stability Test. Setelah tahapan 6, kemudian benda uji ditimbang, dan direndam air
dengan kadar air penyelimutan terbaik dan KARO secara merata; 3. Campuran Aspal tanpa tundaan pemadatan
dengan ketinggian setengah Benda uji
langsung
bergantian selama 2x24 jam;
tumbukan sesuai enersi pemadatan;
11. Benda Uji di lakukan pengujian Marshall
dipadatkan
4. Campuran
aspal
sesuai
dengan
jumlah
tundaan,
untuk mendapatkan bacaan stabiltas dan
dilakukan penundaan pemadatan selama
kelelehan (flow);
(12, 24, 36, 48) jam pada suhu ruang; untuk
5. Setelah penundaan campuan aspal dengan
mendapatkan kadar air saat pengujian
tundaan langsung dipadatkan sesuai jumlah
sesuai dengan Persamaan 4;
tumbukan sesuai enersi pemadatan;
12. Benda
Uji
diambil
500gram
13. Perhitungan parameter Marshall seperti Penyerapan air dan Stabilitas Rendaman.
6. Untuk variasi CAED dengan additive semen, Penambahan semen 1% terhadap berat total campuran dilakukan setelah
Pengujian
CAED
Tanpa
dan
Dengan
proses penundaan dan campuran aspal
Tundaan Pemadatan
langsung
Tahapan pemeriksaan adalah:
tumbukan sesuai enersi pemadatan;
1. Agregat dibersihkan dan diproporsikan
7. CAED
dipadatkan
tanpa
dan
sesuai
dengan
jumlah
tundaan
campuran aspal 1200 gram dengan variasi
pemadatan
kadar aspal sesuai dengan Tabel 2;
selama 24 jam, kemudian dikeluarkan
didiamkan
didalam
mold
untuk dimasukan ke dalam oven dengan suhu 40oC selama 24 jam; Volume 4, No. 2, Mai 2015
- 78
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 8. Masa Kondisi Benda Uji dilakukan selama
Hasil Kadar Air Penyelimutan
(0, 1, 3, 7) hari pada suhu ruang;
Kadar air penyelimutan 4% terhadap
9. Dilakukan proses Dry Modified Marshall
berat total agregat menberikan memberikan
Stability Test. Benda uji ditimbang dan
campuran yang tidak terlalu encer dan juga
diukur
dilakukan
tidak kaku. Hasil pemeriksaan secara visual
pengujian Marshall untuk mendapatkan
kadar air 4% memberikan penyelimutan aspal
bacaan stabiltas dan kelelehan (flow);
keagregat lebih dari 75%.
10. Benda
tinggi
uji
kemudian
diambil
500gram
untuk
mendapatkan kadar air saat pengujian
Hasil Kadar Air Pemadatan CAED yang dipadatkan dengan kehilangan
sesuai dengan Persamaan 4; 11. Perhitungan parameter Marshall seperti volume
pori,
kepadatan
kering
dan
berat 3% terhadap berat total campuran dengan kehilangan berat 36 gram memberikan kepadatan kering tertinggi. Hasil rata-rata hubungan kadar air
stabilitas kering.
pemadatan (KAP) dengan kepadatan kering dapat dilihat pada Tabel 5.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pemeriksaan Agregat Hasil pemeriksaan agregat dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:
No.
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Agregat. No. Jenis Pemeriksaan Sat.
Hasil
Spek
2.7
1
Berat Jenis Bulk
2
Kering Berat jenis SSD
-
2.8
3
Berat jenis Semu
-
2.8
4
Penyerapan Air (%)
%
0.8
5
Keausan/ Abrasi (%)
%
19.2
-
6
Indeks Kelonjongan
%
9.7
7
Indeks Kepipihan
%
9.9
Hasil Pemeriksaan Aspal Emulsi Hasil pemeriksaan aspal emulsi disajikan pada Tabel 4 ;
1. 2.
Jenis Pengujian Kadar Residu Berat Jenis Residu
Kadar Air Pemadatan (Hilang) % Gr.
Hasil
Kepadatan Kering (Dd) rata-rata (Gr/Cm3)
Porosita s (VIM)
Spek.
%
VIM (%)
1
1%
12.0
2.07
15.51
2
2%
24.0
2.07
15.50
3
3%
36.0
2.08
14.84
4
4%
48.0
2.07
15.34
5
5%
60.0
2.01
17.71
Tabel
No.
1 2 3
5-10
6. Hubungan Enersi Pemadatan Kepadatan Kering dan Porositas
dengan
Enersi Pemadatan
Kepadatan Kering (Dd) ratarata
Porositas (VIM)
Spesifikasi VIM
%
%
2X50 2X75 2(2X75)
2.08 2.15 2.23
14.97 12.23 8.87
5-10 5-10 5-10
CAED tanpa tundaan Pemadatan CAED
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Aspal Emulsi No.
Tabel 5. Hubungan KAP dan Kepadatan Kering, Porositas
tanpa
tundaan
pemadatan
menunjukan peningkatan stabilitas dari masa
Spek.
Sat.
kodisi 0 hari terhadap masa kondisi 1, 3, 7 hari
61.00
Min. 57
%
dengan persentase peningkatan 33%, 55% dan
1.03
Min. 1
%
Pengujian
104%, sedangkan CAED tanpa tundaan dengan penambahan semen 1% terhadap berat total
79 -
Volume 4, No. 2, Mai 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala agregat juga mengalami peningkatan
terhadap masa kondisi 1, 3, 7 hari dengan
stabilitas kering dari masa kondisi 0 hari
persentase peningkatan 30%, 56% dan 111%.
Tabel 7. Hubungan Karakteristik CAED dengan Kadar Aspal No
Kadar Aspal Residu (%)
Karateristik CAED
5.5
6.0
6.5
7.0
Spek. BM 1991
7.5
1
Stabilitas Rendaman
565.61
586.49
601.77
608.39
555.52
2
Stabilitas Kering
638.91
681.00
773.99
856.51
610.73
3
Stabilitas Sisa
88.53
86.12
77.75
71.03
90.96
> 50 %
4
Porositas
15.33
13.32
12.03
11.35
11.87
5-10 %
5
Penyerapan Air
4.42
3.80
3.50
3.31
2.90
<4%
6
Kepadatan Kering
2.101
2.135
2.151
2.152
2.123
-
7
Tebal Film Aspal
14.67
16.09
17.53
18.98
20.44
<4%
> 300 kg
Tabel 8. CAED Tanpa Tundaan dengan Masa Kondisi Masa Kondisi
Tundaan Pemadatan (kehilangan berat) (gr)
Stabilitas rata-rata
No. Hari
Tanpa Semen
Semen 1%
Tanpa Semen
Semen 1%
1
0
-
-
646.81
687.75
2
1
-
-
861.11
895.02
3
3
-
-
1005.45
1065.12
4
7
-
-
1317.89
1453.76
1,600 1,500 1,400
Tanpa Semen
Semen 1%
1,300
Stabilitas (Kg)
1,200 1,100 1,000 900 800 700 600 500 0
1
2
3
4
5
6
7
8
Masa Kondisi (hari)
Gambar 1. Grafik Hubungan CAED Tanpa Tundaan dengan masa kondisi
CAED dengan tundaan Pemadatan 12 Jam
sedangkan CAED tundaan 12 jam dengan
CAED tundaan 12 jam memberikan
penambahan semen 1% juga memberikan
peningkatan stabilitas dari masa kondisi 0 hari
peningkatan stabilitas dari masa kondisi 0 hari
terhadap masa kondisi 1, 3, 7 hari dengan
terhadap masa kondisi 1, 3, 7 hari dengan
persentase peningkatan 19%, 47% dan 75%,
persentase peningkatan 15%, 36% dan 49%.
Volume 4, No. 2, Mai 2015
- 80
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 9. Hubungan CAED Tundaan 12 dengan Masa Kondisi Masa Kondisi
Tundaan Pemadatan (kehilangan berat) (gr)
Stabilitas rata-rata
No Hari
Tanpa Semen
Semen 1%
Tanpa Semen
Semen 1%
1
0
11.8
15.6
716.56
911.20
2
1
18.3
13.9
852.10
1046.84
3
3
14.0
14.7
1052.53
1241.61
4
7
14.2
17.0
1257.36
1357.42
1500 1400 1300 1200
Stabilitas (Kg)
1100 1000 900 800
Tanpa Semen
Semen 1%
700 600 500 400 300 0
1
2
3
4
5
6
7
8
Masa Kondisi (hari)
Gambar 2. Grafik Hubungan CAED Tundaan 12 jam dengan masa kondisi
CAED
CAED dengan tundaan Pemadatan 24 Jam CAED
tundaan
24
jam
dengan
tundaan
24
jam
dengan
tanpa
penambahan semen 1% juga memberikan
penambahan semen memberikan peningkatan
peningkatan stabilitas dari masa kondisi 0 hari
stabilitas dari masa kondisi 0 hari terhadap
terhadap masa kondisi 1, 3, 7 hari dengan
masa kondisi 1, 3, 7 hari dengan persentase
persentase peningkatan 49%, 65% dan 78%.
peningkatan 45%, 56% dan 74%, sedangkan Tabel 10. CAED Tundaan 24 dengan Masa Kondisi Masa Kondisi
Tundaan Pemadatan (kehilangan berat) (gr)
Stabilitas rata-rata
No.
81 -
Hari
Tanpa Semen
Semen 1%
Tanpa Semen
Semen 1%
1
0
13.8
31.7
670.33
679.30
2
1
16.6
28.4
975.26
1010.97
3
3
15.8
31.2
1047.34
1121.79
4
7
16.3
23.8
1167.62
1207.55
Volume 4, No. 2, Mai 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
1500
1400
1300
1200
1100
Stabilitas (Kg)
1000
900 Tanpa Semen
Semen 1%
800
700
600
500
400
300 0
1
2
3
4
5
6
7
8
Masa Kondisi (hari)
Gambar 3. Grafik Hubungan CAED Tundaan 24 jam dengan masa kondisi
dengan tundaan 36 jam dengan penambahan semen
CAED dengan tundaan Pemadatan 36 Jam CAED dengan tundaan 36 jam memberikan
1% terhadap berat total campuran juga memberikan
peningkatan stabilitas dari masa kondisi 0 hari
peningkatan stabilitas dari masa kondisi 0 hari
terhadap masa kondisi 1, 3, 7 hari dengan persentase
terhadap masa kondisi 1, 3, 7 hari dengan persentase
peningkatan 32%, 47% dan 55%, sedangkan CAED
peningkatan 33%, 50% dan 57%.
Tabel 11. CAED Tundaan 36 dengan Masa Kondisi
No.
Masa Kondisi
Tundaan Pemadatan (kehilangan berat) (gr)
Stabilitas rata-rata
Hari
Tanpa Semen
Semen 1%
Tanpa Semen
Semen 1%
1
0
33.1
21.7
787.72
818.82
2
1
35.4
28.0
1041.09
1088.30
3
3
38.7
29.4
1154.93
1229.83
4
7
42.9
28.5
1219.36
1282.53
Volume 4, No. 2, Mai 2015
- 82
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 1400
1300
1200
1100
Stabilitas (Kg)
1000
900 Tanpa Semen
Semen 1%
800
700
600
500
400
300 0
1
2
3
4
5
6
7
8
Masa Kondisi (hari)
Gambar 4. Grafik Hubungan CAED Tundaan 36 jam dengan masa kondisi
CAED dengan tundaan Pemadatan 48 Jam CAED
dengan
tundaan
48
jam
Perbedaan
tersebut
dikarenakan
pengaruh
kehilangan berat kadar air pada waktu
memberikan peningkatan stabilitas dari masa
penundaan 48 jam. Rata-rata kehilangan berat
kondisi 0 hari terhadap masa kondisi 1, 3, 7 hari
air untuk masa kondisi 0 dan 1 hari 31.5 gram
dengan persentase peningkatan 48%, 85%, dan
dan penundaan 48 jam untuk masa kondisi 3
103%, sedangkan CAED dengan tundaan 48
dan 7 hari seberat rata-rata 61 gram. Rata-rata
jam dengan penambahan semen 1%, untuk
kehilangan berat selama masa penundaan 48
masa kondisi 0 dan 1 hari lebih tinggi dari masa
jam untuk masa kondisi 0 dan 1 hari adalah 0,6
kondisi 3 hari dikarenakan perbedaan berat
gr/jam dan tundaan 48 jam untuk masa kondisi
kadar air pada campuran pada saat pemadatan.
3 dan 7 hari adalah 1,2 gram/jam.
Tabel 12. CAED Tundaan 48 dengan Masa Kondisi
No.
83 -
Masa Kondisi Hari
Tundaan Pemadatan (kehilangan berat) (gr) Tanpa Semen Semen 1%
Stabilitas rata-rata Tanpa Semen
Semen 1%
1
0
67
32
499.09
1121.43
2
1
56
31
740.96
1260.74
3
3
54
62
925.06
1075.88
4
7
61
60
1013.61
1474.10
Volume 4, No. 2, Mai 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 1500
1400
1300
1200
1100
Stabilitas (Kg)
1000
900
800 Tanpa Semen
700
Semen 1 %
600
500
400
300 0
1
2
3
4
5
6
7
8
Masa Kondisi (hari)
Gambar 5. Grafik Hubungan CAED Tundaan 48 jam dengan masa kondisi
KESIMPULAN DAN SARAN
c) Penyerapan Air sebesar 3,3 %
Kesimpulan
d) Tebal Film Aspal sebesar 18,9 %
Berdasarkan permasalahan, pembahasan
pada
bab
tujuan dan
sebelumnya
dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
e) Stabilitas Rendaman sebesar 608 Kg. f) Stabilitas Kering sebesar 856 Kg. g) Stabilitas Sisa sebesar 71 %
1. Campuran Aspal Emulsi Dingin bergradasi rapat tipe IV yang menggunakan agregat
2. Berdasarkan hasil penelitian CAED tanpa
kasar, agregat halus dan filler abu batu dari
dan dengan Tundaan pemadatan terhadap
Sungai Krueng Aceh dan Aspal Emulsi yang
masa kondisi 0,1,3,7 hari didapatkan hasil
berasal dari PT. Berkah Olah Bitumen
bahwa CAED tanpa ditunda dan ditunda
mencapai Kadar Aspal Residu Optimum
pemadatannya selama 12, 24, 36, 48 jam
pada Kadar Aspal 7 % terhadap berat total
memberikan nilai stabilitas yang memenuhi
campuran.
Kadar
aspal
Optimum
spesifikasi (Anonim 1991) 300 Kg dan
memberikan
hasil
parameter
Marshall
stabilitas
pada
CAED
tanpa
tundaan
sebagai berikut:
memberikan nilai stabilitas tertinggi pada
a) Kepadatan Kering sebesar 2,152 gr/cm3
masa kondisi 7 hari sebesar 1318 Kg.
b) Porositas sebesar 11,35 % Volume 4, No. 2, Mai 2015
- 84
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3. CAED
tanpa
dan
dengan
Tundaan
2. Perlu dilakukan penelitian Karakteristik
pemadatan dengan additive semen 1% pada
CAED dengan penundaan pemadatan yang
saat dipadatkan terhadap masa kondisi 0, 1,
memperlakukan tundaan campuran tertutup
3, 7 hari didapatkan hasil bahwa CAED
rapat dan suhu ruang dibawah 25oC.
tanpa ditunda dan ditunda pemadatannya selama 12, 24, 36, 48 jam memberikan nilai stabilitas
yang
memenuhi
spesifikasi
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
karakteristik
(Anonim 1991) 300 Kg dan stabilitas pada
memfokuskan
CAED dengan additive semen 1% tanpa
kehilangan
tundaan dan ditunda 48 jam memberikan
pemadatan.
tentang
kadar
CAED
yang
hubungan
antara
air
dengan
tundaan
nilai stabilitas tertinggi pada masa kondisi 7 DAFTAR KEPUSTAKAAN
hari sebesar 1454 Kg dan 1474 kg. 4. CAED didapat seiring dengan penguapan kadar air pada masa kondisi didalam campuran.
Buku Anonim. 1979. The Asphalt Institute, A Basic Asphalt Emulsion Manual, Manual
5. Stabilitas CAED yang dilakukan dengan
Series No 19 (MS-19), Second
proses penundaan pemadatan dipengaruhi
Edition, USA
oleh suhu ruang dan kehilangan kadar air selama penundaan pemadatan.
Anonim. 1989. The Asphalt Institute, Asphalt Cold Mix Manual, Manual Series
6. Penambahan kadar semen 1% terhadap berat total
campuran
dapat
No 14 (MS-14), Third Edition,
memberikan
USA
peningkatan stabilitas CAED pada awal Anonim. 1991. Spesifikasi Khusus Bina Marga,
umur campuran.
Campuran Aspal Emulsi Dingin. Saran
Jakarta.
Sesuai dengan penelitian dapat diberikan saran
Umum.
sebagai berikut :
Departemen
Pekerjaan
Sukirman. S. 2007. Beton Aspal Campuran Panas. Penerbit Nova. Bandung
1. Peningkatan stabilitas CAED perlu dilihat lagi pada masa kondisi selanjutnya sampai kadar
air
pada
campuran
seluruhnya.
Jurnal
menguap Muliawan. IW. 2011, Analisis Karakteristik dan Peningkatan Stabilitas Campuran Aspal Emulsi Dingin (CAED),
85 -
Volume 4, No. 2, Mai 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tesis
Program
Pasca
Sajana
Universitas Udayana, Denpasar Suarjana. IW. 2012, Analisis Karakteristik Campuran Aspal Emulsi Dingin (CAED)
yang
Mempergunakan
Hasil Garukan Perkerasan Aspal Lama dengan Tundaan Pemadatan, Tesis
Program
Pasca
Sarjana
Universitas Udayana, Denpasar Thanaya. INA. 2003, Improving the Performance of Cold Bitumious Emultion Mixture (CBEMs)
Incorporating
Waste
Material, PhD Thesis School of Civil Engineering, The University of Leeds.
Volume 4, No. 2, Mai 2015
- 86