STUDI EKSPERIMENT PENGGUNAAN WATER SCRUBBER UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DARI SISTEM EXHAUST GAS RECIRCULATION (EGR) DALAM MEREDUKSI NOx PADA MOTOR DIESEL Dosen Pembimbing : I Made Ariana, ST, MT, Dr. MarSc. Mahasiswa Pelaksana : Muhammad Hendrajat (4207 100 056) Jurusan Teknik Sistem Perkapalan - Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2011
Abstrak Di kapal umumnya menggunakan motor diesel sebagai penggerak utama, Bahan bakar yang digunakan pada motor diesel juga sangat mempengaruhi intensitas dari gas buang yang dihasilkan. Kapal pada umumnya bahan bakar yang digunakan untuk motor diesel adalah HFO ( Heavy Fuel Oil ), atau Marine Diesel Oil (MDO) yang memiliki viskositas yang tinggi dibandingkan bahan bakar yang lainnya sehingga kualitas gas buang yang dihasilkan sangat buruk. Gas yang dihasilkan seperti carbon monoxide (CO), hidrocarbon (HC), carbon dioxides (CO2), nitrogen oxides (NOx), partikulat matter (PM) dan sulphur oxides (SOx). Semua gas tersebut diatas mempunyai dampak yang buruk bagi kesehatan, maka dari itu perlu dilakukan minimalisir terhadap kandungan gas yang berbahaya tersebut.unutk hal ini penelitian lebih dikonsentrasikan dengan penambahan exhaust gas recirculation (EGR) yang telah di optimalkan dengan penambahan water scrubber pada sistem kerja alat tersebut dengan tujuan memberikan hasil yang signifikan dalam mengurangi Nox . Kata Kunci : Motor Diesel, EGR, Nox, PM. I. PENDAHULUAN Meningkatnya Motor diesel Di kapal umumnya digunakan sebagai penggerak utama, Bahan bakar yang digunakan pada motor diesel juga sangat mempengaruhi intensitas dari gas buang yang dihasilkan. Kapal pada umumnya bahan bakar yang digunakan untuk motor diesel adalah HFO ( Heavy Fuel Oil ), atau Marine Diesel Oil (MDO) yang memiliki viskositas yang tinggi dibandingkan bahan bakar yang lainnya sehingga kualitas gas buang yang dihasilkan sangat buruk. Gas yang dihasilkan seperti carbon monoxide (CO), hydrocarbon (HC), carbon dioxides (CO2), nitrogen oxides (NOx), partikulat matter (PM) dan sulphur oxides (SOx). Semua gas tersebut diatas mempunyai dampak Global Warming, maka dari itu perlu dilakukan minimalisir terhadap kandungan gas yang berbahaya tersebut. Terutama kandungan NOX. Dengan adanya Exhaust Gas Recirculating (EGR) yang di optimalkan dengan penambahan water scrubber serta didesain sedemikian rupa
ini, diharapkan dapat mengurangi Kadar NOX pada gas buang tersebut. I.2 PERUMUSAN MASALAH Permasalahan Adapun permasalahan yang akan di bahas pada skripsi ini adalah Bagaimana pengaruh pemasangan EGR tersebut dengan dioptimalkan penambahan water scubber terhadap Exhaust pada mesin diesel ini yang nantinya akan berpengaruh terhadap kadar NOx.
I.3 BATASAN MASALAH Agar pengujian yang dilakukan tidak terlalu melebar dari tujuan yang hendak dicapai, maka ditentukan batasan permasalahan.Adapun batasan masalah dari penulisan skripsi ini adalah : 1. Spesifikasi motor diesel yang digunakan waktu percobaan adalah motor diesel yang terdapat di Laboratorium Mesin Kapal
1
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan,dengan spesifikasi sebagai berikut: Merk Type Power Speed
: DONG FENG : R 175 A : 6, 6 HP : 2600 RPM
2. Analisa
yang dilakukan yaitu dengan memvariasikan komponen EGR pada kondisi beban yang tetap.
I.4 TUJUAN Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah Untuk mengetahui pengaruh Pemanfaatan water scrubber untuk pengoptimalan fungsi dari EGR
I.5 MANFAAT PENULISAN Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah tercapainya suatu bentuk penurunan kadar NOX dengan pemasangan EGR tersebut serta dapat dijadikan sebuah referensi di dalam melakukan analisa pengurangan kadar NOx lainnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KARAKTERISTIK MOTOR DIESEL Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) (biasanya disebut “motor bakar”). Prosip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reaksi kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksigen (udara) di dalam silinder (ruang bakar). Proses pembakaran motor diesel dimulai dari bahan bakar disemprotkan ke
dalam ruang bakar berbentuk butir-butir cairan yang halus. Karena udara pada ruang bakar bertemperatur tinggi, maka butir-butir bahan bakar tersebut akan menguap. Penguapan butiran bahan bakar tersebut dimulai pada bagian permukaan terluarnya, karena bagian ini merupakan bagian terpanas. Uap tersebut bercampur dengan udara sekitarnya. Begitu seterusnya selama motor diesel digunakan. Proses pembakaran pada motor diesel terbagi menjadi empat phase. Phase-phase tersebut adalah : 1. The Ignition-delay period Periode ini merupakan interval antara membukanya injector bahan bakar dengan pembakaran. Terjadinya kompresi udara untuk meningkatkan tekanan dan panas di dalam ruang bakar (combustion chamber). Waktu untuk igniton-delay tergantung dari kualitas bahan bakar yang akan diinjeksikan.Kualitas bahan bakar tergantung dari komposisi kimia yang terkandung. 2. The Rapid-Combustion Period Periode dimana bahan bakar dikumpulkan di dalam silinder dan siap untuk dilakukan pembakaran. Karena, bahan bakar yang terkumpul telah siap bercampur dengan udara. 3. The Steady-Combustion Period Periode pambakaran, jadi pembakaran campuran bahan bakar dengan udara mulai terbakar karena adanya proses kompresi udara oleh piston yang menyebabkan tekanan dan panas yang meningkat. Panas inilah yang membakar campuran tersebut. 4. The Afterburning Period Periode setelah pembakaran utama selesai. Tapi biasanya bahan bakar belum terbakar semua. Jadi walaupun injeksi telah berakhir,
2
pembakaran masih tetap berlangsung. Bila pembakaran lanjut terlalu lama, temperatur gas buang akan tinggi.Seperti grafik di bawah ini:
1. High Speed Diesel Fuel (HSD) Merupakan fraksi yang paling ringan dari seluruh jenis bahan bakar diese. Dipergunakan untuk motor-motor diesel putaran tinggi dengan rpm sekitar diatas 1000 rpm. 2. Marine Diesel Oil (MDO) Bahan bakar yang paling banyak digunakan untuk motor-motor diesel untuk keprluan yang berada di laut. Viskositas MDO lebih pekat daripada HSD. 3. Industrial Diesel Oil (IDO) Bahan bakar yang keperluan industri.
digunakan
untuk
Gambar : Grafik pembakaran pada diesel engine.
Secara matematis, proses pembakaran dalam motor diesel adalah sebagai berikut:
2 C19H30 + 58 O2
30 H2O + 38 CO2 +energi
Tabel : Tabel karakteristik bahan bakar
2.3. Exhaust Gas Recirculation (EGR) Sehingga proses pembakaran akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbondioksida (CO2). Konsep diatas terjadi saat terjadi pembakaran sempurna. Padahal tidak semuanya pembakaran bisa terjadi secara sempurna, sehingga hasil dari pembakaran juga akan berpengaruh. Salah satunya adalah gas NOx dan SOx. Gas inilah yang berbahaya yang biasa dinamakan emisi. 2.2 KLASIFIKASI DIESEL
BAHAN
BAKAR
Dalam perdagangan klasifikasi untuk bahan bakar diesel lebih banyak dititik beratkan pada pemakaian bahan bakar tersebut:
NOx merupakan salah satu kelompok komponen utama pencemar di udara. Sumber NOx banyak dihasilkan dari proses reaksi kimia, pembakaran, industri dan gas emisi kendaraan bermotor. Salah satu kelompok NOx adalah nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2), dimana di atmosfer dapat bereaksi membentuk ozon, menyebabkan timbulnya hujan asam dan membahayakan kesehatan karena dapat mengganggu sistem pernafasan dan sistem kekebalan tubuh. EGR yaitu merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai sistem reduksi NOx yang paling sederhana bila dibandingkan dengan sistem reduksi Nox yang lain. Dalam penelitian
3
ini EGR telah di optimalkan dengan penambahan water scrubber yang berfungsi untuk lebih optimal menurunkan Nox dan temperatur gas buang yang akan dimanfaatkan lagi untuk proses pembakaran. Alat ini juga dilengkapi filter yang berfungsi untuk menangkap PM (particulate matter) untuk mengkondisikan gas buang yang akan dimanfaatkan kembali itu benar – benar bersih. 2.4. CARA KERJA EGR Teknologi ini yaitu mensirkulasi gas buang untuk dimanfaatkan kembali dalam proses pembakaran,dengan adanya penelitian ini alat tersebut lebih dioptimalkan dengan penambahan water scrubber sebagai treatment untuk gas buang yang akan disirkulasi kembali masuk ke intake engine untuk proses pembakaran kembali.
III. METODOLOGI Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut akan dilakukan metode eksperimen yang akan dilakukan di Laboratorium mesin Kapal. Dimana dalam percobaan yang dilakukan akan di dapatkan data-data yang akan dicatat sebagai data utama dan data-data tambahan.Dalam perencanaan eksperimen ini menggunakan tahapan-tahapan pegerjaan, sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Studi Literatur Persiapan Motor Diesel dan Alat Eksperiment dan Pengambilan data Analisa data dan Pembahasan Pengambilan kesimpulan Penyusunan laporan
3.1 STUDI LITERATUR Studi literatur dilakukan dengan pengumpulan referensi-referensi mengenai caracara dan perhitungan pengukuran untuk mengetahui unjuk kerja motor diesel,serta penggunaan logam murni Rodium (Rh) sebagai katalis.Literatur-literatur tersebut didapatkan dari : a. Text Book dan Artikel b. Internet c. Laporan Tugas Akhir 3.2 PERSIAPAN MOTOR DIESEL DAN ALAT Motor diesel yang digunakan dalam eksperimen yaitu : Merk : DONG FENG Type : R 175A Power : 6.6 HP Speed : 2600 RPM
Gambar. Alat penelitian (EGR)
4
Sebagai pembebanan dalam percobaan ini digunakan Generator,yaitu : Type : ST-75 Voltage : 220/110 V Speed : 1500 RPM Current : 34.1/68.2 A Frequency : 50 HZ
Alat eksperiment, exhaust gas recirculation (EGR) untuk dipasangkan pada motor diesel
motor diesel di start dalam kondisi tanpa beban. Kemudian sesudah motor diesel dalam keadaan steady maka dilakukan pengambilan data mengenai parameter unjuk kerja pada motor diesel. Pengambilan data dilakukan dengan cara yakni motor diesel dioperasikan dalam kondisi normal (tanpa alat) dan setelah itu dengan memvariasikan pada 5 komponen pada alat experiment tersebut. Pada pengujian tersebut untuk putaran mtor dieselnya tetap yaitu 2300 rpm, Dengan Pembebanan tetap yaitu 2000W. Acuan dalam pengoperasian motor diesel dengan menggunakan alat tersebut (EGR) adalah dengan pengaturan governor yang sama (sesuai kondisi normal) dan pengaturan putaran yang sama (sesuai kondisi normal). Dengan pengaturan governor yang sama diharapkan adanya perubahan pada putaran dan daya yang dihasilkan pada motor diesel. Dan pada pengaturan putaran yang sama diharapkan adanya perubahan pada SFOC. Sehingga dari hal tersebut dapat diketahui pengaruh penggunaan EGR pada motor diesel terutama pada kandungan gas buang yang dihasilkan. 3.4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Setelah kita mendapatkan semua data yang dibutuhkan kemudian dilakukan analisa untuk menjawab pertanyaan yang mendasari penelitian ini, yaitu Bagaimana pengaruh katalis rhodium terhadap unjuk kerja pada motor diesel berbahan bakar MDO.
3.3 EKSPERIMENT DAN PENGAMBILAN DATA Sebelum Eksperiment dan Pengambilan data dilaksanakan maka terlebih dahulu yang dilakukan adalah pemasangan generator pembebanan pada motor diesel dan pemasangan Alat pada saluran udara hisap dan buang pada motor diesel. Kemudian baru
3.5 PENGAMBILAN KESIMPULAN Selanjutnya adalah pengambilan kesimpulan dari semua percobaan yang dilakukan dan jawaban dari semua pertanyaan yang mendasari pelaksanaan tugas akhir ini. Selain itu memberikan saran sebagai masukkan untuk eksperimen berikutnya. 3.6 PENYUSUNAN LAPORAN
Pada tahap akhir ini kemudian dilakukan penyusunan laporan dari semua percobaan yang dilakukan. Seluruh hasil 5
penelitian di dokumentasikan bentuk laporan tugas akhir.
dalam
3.7 DIAGRAM ALIR (FLOWCHART) Berikut adalah diagram alir pengerjaan skripsi ini: Mulai
Perumusan Masalah
Study Literatur
Cek motor diesel
Persiapan Motor Diesel dan Alat
Pendesainan Alat
Eksperimen dengan memasangkan alat pada motor diesel
Pengujian alat dengan variasi komponen yang telah ditentukan
Hasil Uji dari berbagai variasi komponen
Analisis Data
Kesimpulan
Selesai
1. 2. 3.
Buku Artikel Interne t
IV.ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan membahas pelaksanaan ekpserimen dan pencatatan datadata hasil eksperimen serta perhitunganperhitungan yang berkaitan dengan data-data eksperimen. Penjelasan hasil perhitungan ini selanjutnya mengantarkan tugas akhir pada kesimpulan sesuai pada latar belakang, permasalahan, batasan masalah dan tujuan tugas akhir. Adapun pembahasan tersebut tentang hasil yang telah didapat dari uji emisi. Hasil dinilai dari variable yang dijadikan sebagai tolak ukur yang selanjutnya dilakukan perbandingan, yaitu penurunan emisi pada variasi berbagai komponen yang dipasangkan pada EGR pada saat pengujian berlangsung. Dari hasil variable tersebut diambil setelah dilakukan pengolahan data yang tersaji dalam bentuk tabel yaitu ketika EGR menggunakan variasi komponen yang telah ditentukan. IV.1 Uji Perfoma IV.1.1 Persiapan Motor Diesel dan Generator Pada persiapan ini dilakukan untuk mengetahui performa maksimum motor diesel dengan generator. Motor diesel dirangkai dengan generator di hubungkan dengan bola lampu sebagai pembebanan.Motor diesel divariasikan pada putaran 2200 RPM, 2300 RPM, dan 2400 RPM, dengan mengatur governer pada motor diesel.Pada percobaan ini motor diesel akan dirangkai dengan generator yng dihubungkan dengan bola lampu sebagai pembebanan. Adapun rangkaian lampu pada saat percobaan yaitu menggunakan tiga variasi pada 500 W, 1500 W, dan 2500 W. variasi ini dilakukan hanya untuk mengetahui kemampuan motor diesel saat dipasang alat experiment sebelum penetapan putaran dan beban saat percobaan sebenarnya. Pada saat pengujian rangkaian lampu hanya diatur tingkat pembebanannya. Dalam satu kolom rangkaian lampu membutuhkan daya 500 W, sehingga untuk mengatur pada pembebanan tertentu tinggal dikalikan dengan 500 W.Misalnya pada beban 2500 W,digunakan 5 kolom bola lampu. Sedangkan untuk
6
pengujiannya untuk masing-masing putaran motor diesel akan diberikan pembebanan 500 W,1500 W,dan 2500 W. Dari percobaan dengan masing-masing beban tersebut akan di dapatkan data yaitu Arus, Tegangan, waktu habis bahan bakar pada 20 ml, temperatur exhaust manifold, dan temperatur air pendingin keluar dan masuk. IV.1.2 Water Scrubber Pada water scrubber ini, yang paling penting adalah tabung penampung sementara (water receiver) dan kapasitas dari pompa. Dari hasil percobaan akan dipompa oleh pompa sehingga dapat menghasilkan butiran-butiran spray kecil lembut keluar dari ujung sprayer, yang diharapkan butiran-butiran spray kecil lembut dapat bersentuhan dari daerah kontak gas buang sehingga diharapkan dapat menurunkan temperature gas buang yang masuk alat experiment serta menarik emisi yang terkandung didalam gas buang tersebut. Semakin lembut hasil spray yang dihasilkan maka diharapkan semakin bersih didalam pengurangan emisi yang terkandung didalam gas buang tersebut, karena gas buang yang telah di treatment melalui air yang di spraykan tersebut serta beberapa filter dalam alat ini, gas buang tersebut akan di masukkan kembali kedalam motor diesel sebagai campuran pembakaran di ruang bakar, dengan penambahan water scrubber dalam sistem ini dapat memberikan hasil yang signifikan untuk penurunan emisi terutama NOx, dengan tanpa mempengaruhi kinerja dari motor diesel tersebut. Dengan berdasarkan percobaan percobaan sebelumnya yang mengenai water scrubber dengan media sprayer, maka sprayer yang digunakan pada percobaan kali ini dimodifikasi yang bertujuan untuk menghasilkan butiran-butiran lembut dari pada jenis spreyer yang telah digunakan pada percobaan sebelumnya yaitu jenis sprayer biasa dengan diameter lubang 1 mm menjadi 0,7 mm. Berikut ini merupakan gambaran dari sprayer yang digunakan :
Gambar 4.1 Sprayer
Eksperimen Penambahan Water Scrubber pada Kinerja Exhaust Gas Recirculation (EGR) IV.2.1 Pengaruh Penambahan Exhaust Gas Recirculation Terhadap Hasil Emisi Dan Unjuk Kerja Motor Diesel IV.2
Tahap pertama adalah pemasangan sistem Exhaust Gas Recirculation (EGR) pada motor diesel. Pipa antara alat dengan motor diesel disambung dengan pipa yang telah dimodifikasi agar support dengan manifold gas buang (exhaust) ataupun gas masuk (intake) motor diesel yang dapat memperlancar aliran gas buang yang masuk ataupun gas hasil treatment yang akan masuk pada motor diesel. Setelah terpasang rapat, motor diesel dinyalakan. Eksperimen ini dilakukan dalam 5 kondisi variasi, yaitu kondisi ketika mesin tidak memakai alat eksperiment, kedua ketika alat eksperiment terpasang lengkap komponennya, yaitu dengan water scrubber dan filter, ketiga ketika alat eksperiment tanpa water scrubber, ke empat ketika alat eksperiment tanpa water scrubber dan tanpa filter, dan yang kelima ketika alat eksperiment tanpa filter, namun diberi waktu untuk melakukan pelepasan komponen untuk variasi alat selama 10 menit, baru kemudian gas buang yang sudah melewati alat diukur berapa nilai dari kandungan emisinya. Sedangkan untuk kondisi putaran mesin itu sendiri dikondisikan pada kondisi tetap yaitu 2300 rpm, dan diberikan beban sebesar 2000 W (2,0 KW) untu semua kondisi varisi tersebut. Hal ini diberlakukan untuk memperoleh perbandingan antara pengurangan emisi antara pengunaan variasi alat yang lengkap komponennya serta yang tidak. Pada percobaan
7
ini data yang akan diambil adalah waktu habis 20 ml bahan bakar (dengan stopwacth), temperatur exhaust manifold (dengan kalor meter). Namun sebelum dalam pengambilan data tersebut dilakukan perlakukan stedy pada motor diesel agar didapat kondisi yang konstan sehingga akan didapat data yang baik. Pada waktu ini juga dipergunkan untuk mencocokkan putaran engine pada kondisi 2300 rpm
Berikut ini adalah tabel data-data hasil pencatatan : Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian NOx
109
25
PM
20
35
Fuel /20ml
T° (exh)
1,22
184
1,12
187
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan dari PPM ke gr/kW.h
NOx No
NOx(ppm)
mg/m3
mg/h
gr/h
gr/kw.h
1
109
339.5841
12076.24
12.07624
6.282348
2
25
77.88627
2769.781
2.769781
1.440906
3
23
71.65537
2548.198
2.548198
1.325633
4
20
62.30902
2215.824
2.215824
1.152724
5
11
34.26996
1218.703
1.218703
0.633998
PM No
PM(mg/m3)
mg/h
gr/h
gr/kw.h
1
20
711.2372
0.711237
0.369954
2
35
1244.665
1.244665
0.64742
3
39.6
1408.25
1.40825
0.73251
4
37.6
1337.126
1.337126
0.695514
5
20
711.2372
0.711237
0.369954
IV.3 Grafik Perbandingan Variasi 23
39.6
1,15
194
Hasil pengujian emisi 20
37.6
1,20
194
11
20
1,23
198
Dari tabel diatas dapat dilihat kondisi motor diesel ketika gas buang sebelum masuk alat dan sesudah masuk alat. Sedangkan kadar dari emisi NOx dan PM dalam satuan ppm (part per million) dan PM dalam satuan mg/m3 dapat terlihat adanya kecenderungan penurunan dari kondisi gas buang sebelum dan sesudah melewati alat eksperiment. Untuk PM relatif meningkat daripada sebelum pemasangan alat experiment. Hal ini memang terjadi karena
6.5 6 5.5 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
gr/kw.h
No Variasi Alat 1 Tanpa Alat Eksperime nt 2 EGR Tanpa scrubber dan filter 3 EGR dengan scrubber tanpa filter 4 EGR dengan filter tanpa scrubber 5 EGR dengan scrubber dan filter
konsentrasi awal penegerjaan cenderung pada penurunan kadar NOx pada Motor Diesel.
NOx PM
1
2
3
4
5
Variation Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Kadar NOx dan PM
8
IV.4 Grafik SFOC Tiap Variasi SFOC TIAP VARIASI KOMPONEN (2300 Rpm)
540
SFOC gr/kw.h
520 500 480
T. Cooler in (0C)
T. Cooler out (0C)
Torsi (Kg.m)
SFOC (g/KWh)
32
48
69.64426
467.486
33 34 34 34
51 56 56 56
69.64426 69.30619 69.30619 69.30619
479.1732 481.5106 513.6113 535.0118
460 SFOC
440
BMEP (kPa)
420 1
2
Variation
3
4
5
(Daya
246.5158374 0.179735 8.8825 245.3191586 0.178863 8.8825 245.3191586 9.474666667 0.167684 245.3191586 9.869444444 0.160977
Gambar 4.2 Grafik SFOC
Tabel 4.3 Data SFOC
No
Beban (w)
RPM
Tegangan (Volt)
Arus (A)
1
1500
2200
206
6.2
20
82
B.Bakar (ml)
B.Bakar (Detik)
2
1500
2200
206
6.2
20
80
3
1500
2200
205
6.2
20
80
4
1500
2200
205
6.2
20
75
5
1500
2200
205
6.2
20
72
0
3
ηe
246.5158374 8.665853659 0.184229
1.5965 Kw)
Generator
Jbb (KJ/s)
T Exht ( C)
ρ (kg/m )
FCR (kg/s)
Daya (kw)
192
850
0.000207
1.5965
192
850
0.000213
1.5965
192
850
0.000213
1.58875
192
850
0.000227
1.58875
192
850
0.000236
1.58875
V .KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan 1) Partikel NOx pada gas buang dapat tereduksi sebesar 77.064% pada variasi 2, sedangkan pada variasi 5 sebesar 89.908 %. 2) Partikel PM mengalami kenaikan. 3) Dengan penambahan water scrubber pada kinerja EGR mampu menurunkan kandungan NOx pada emisi dan dengan penambahan filter dapat mengurangi kandungan PM pada gas buang yang akan dimanfaatkan kembali pada proses pembakaran. Water scrubber baik untuk mereduksi NOx hal ini dikarenakan penambahan uap air pada proses pembakaran menyebabkan penurunan temperatur ruang pembakaran dan NOx dapat direduksi. Sedangkan untuk PM mengalami kenaikan hal ini disebabkan karena adanya peningkatan H2O yang mempengaruhi tingginya kelembapan sehingga proses pembakaran yang kurang sempurna berpengaruh pada
9
partikel PM yang dihasilkan yaitu lebih banyak dari pada kondisi normal. 4) Dengan penambahan EGR tidak ada perubahan yang signifikan pada konsumsi bahan bakar.
Elektrolisa Air Laut, Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS, Surabaya
V.2 Saran 1) Dimensi dari alat EGR lebih disempurnakan agar H2O lebih terfilter bersih yang bisa berpengaruh pada proses pembakaran. 2) Penyempurnaan material dari filter lebih diperhatikan agar hasil dari treatment gas buang lebih optimal. 3) Percobaan harus dilakukan lebih dari satu kali agar tercapainya hasil yang maksimal dan akurat. DAFTAR PUSTAKA 1. IMO, Annex VI MARPOL 73/78 Regulation for the Prevention of Air Pollution from Ships and NOx Technical Code. International Maritime Organization, London, (1998). 2. H.S.Kim, et. Al.,’’Development of diesel engine emission control system on Nox and Sox by seawater electrolisis’’ (2004) 24th CIMAC 132-145 3. Wright AA, “Exhaust Emissions from Combustion Machinery”, The Institute of Marine Engineer, London,( 2000) 124-132 4. Noventus Hendyta A.P[2009], Kajian Eksperimen Penggunaan Wet Scrubber Untuk Mengurangi Kadar SOx Dan NOx Pada Motor Diesel, Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS, Surabaya. 5. W.Hentschel.2008. Flow, Spray, and combustion analisis by laser techniques in the combustion chamber of a direct injection diesel engine.http://sciencedirct.com/ 6. US EPA, Control of Emissions of Air Pollution , US Code of Federal Regulation, 1998. 7. Totok Sugianto [2009], Penurunan Kadar NOx Dan SOx Pada Motor Diesel Berbahan Bakar MDO Dengan Metode
10