perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN ALAT PERAGA BENDA KONKRET DARI LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUK TUR DAUN DAN FUNGSINYA PADA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI PURO
4 KECAMATAN
KARANGMALANG, KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011 / 2012
SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi salah satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan
Disusun oleh SUNARNO NIM : X711540
PPKHB FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user SURAKARTA 2012 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: nama
: Sunarno
NIM
: X7111540
jurusan/Program Studi
: Ilmu Pendidikan / S-1 PGSD .
Menyatakan bahwa skripsi saya dengan judul PENGGUNAAN ALAT PERAGA BENDA KONKRET DARI LINGKUNGAN
UNTUK MENINGKATKAN
HASIL
DAN
BELAJAR
PELAJARAN IPA
STRUTUR
DAUN
FUNGSINYA
PADA
KELAS IV SD NEGERI PURO 4 KECAMATAN
KARANGMALANG, KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011 / 2012 ini benarbenar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi Penelitian Tindakan Kelas dengan judul : Penggunaan alat peraga benda konkret dari lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar strutur daun dan fungsinya pada pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Puro 4 Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen
Pada Tanggal
: 7 Juni 2012
Telah disetujui oleh :
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim penguji skripsi
commit to user
iv
Pada hari
: Selasa
Tanggal
: 19 juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK SUNARNO X7111540. Penggunaan alat peraga benda konkret dari lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar strutur daun dan fungsinya pada pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Puro 4 Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, Surakarta : PPKHB Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar strutur daun dan fungsinya pada
pelajaran IPA
kelas IV
SD Negeri Puro 4, Kecamatan
Karangmalang, Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2011/2012. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 1 x pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Sebagai subyek penelitian
adalah siswa kelas IV SD Negeri Puro 4 yang berjumlah 39 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kajian dokumen dan test. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang terdiri tiga tahap yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus tersebut diatas dapat disimpulkan dengan menggunakan alat peraga benda konkret dari lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar mengenai struktur daun dan fungsinya pada siswa kelas IV SD Negeri Puro 4 Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen Tahun pelajaran 2010/2011. Peningkatan hasil belajar IPA tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai hasil belajar strutur daun dan fungsinya pada setiap siklus yaitu sebelum tindakan (pra siklus) nilai rata-rata kelas 64,78 dengan ketuntasan klasikal hanya 58,97% memiliki nilai di atas KKM 65.
Kondisi
tersebut
mengalami peningkatan, pada siklus I nilai rata – rata
kelas menjadi 65,99 dengan ketuntasan klasikal 82,05 % yang memiliki nilai di atas KKM 65. Dan pada siklus II nilai rata – rata kelas meningkat menjadi 79,59 dengan ketuntasan klasikal 84,61 % memiliki nilai di atas KKM 65. commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT SUNARNO X7111540 The use of a concrete visual aid from surrounding for improving the effectiveness of learning structure and function of a leaf in Science for Fourth grader in Puro 4 Primary School, Karangmalang, Sragen, in 2010/2011. Thesis, Surakarta: PPKHB Faculty of Education and Science Sebelas Maret University Surakarta, 2012. This research was for improving the effectiveness of learning structure and function of a leaf in Science for Fourth grader in Puro 4 Primary School, Karangmalang, Sragen, in 2011/2012. The kind of this research was Classroom Action Research. It had two cycles. Every cycle had one meeting which consist of four steps; planning, application, observation, and reflection. The respondent of this research were 39 students of Fourth grader in Puro 4 Primary School. This research had use observation, document review, and assessment for collecting data. On the other hand, the technique for analyzing data was interactive analysis model which consist of reduction and presentation of data, and also inference. According to classroom actian research that have done using both cycles, the conclusion was that the use of a concrete visual aid from surrounding could improve the effectiveness of learning structure and function of a leaf for Fourth grader in Puro 4 Primary School, Karangmalang, Sragen, in 2010/2011. The effectiveness of learning process in Science had proved from increasing the result of learning structure and function of a leaf in every cycle (pre cycle), the students have got the average 64,78 with the exhaustiveness only 58,97%, but the grades here above the KKM which was 65. From the condition, the average of the students’ grades increased up to 65,99 with the exhaustiveness 82,05%, and absolutely above the KKM which was 65 in the first cycle. In the second cycle, the average of the students’ grades increased up to 79,59 with the exhaustiveness 84,61%, far above the KKM which was only 65.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO * Tidak ada kata tua dalam berlomba mencari ilmu karena finisnya di liang kuburnya sendiri
* Kuberikan ilmuku kepada orang lain, sebab walaupun semua ilmuku kuberikan ilmuku tak akan berkurang
* Jangan merasa dirinya paling pandai, karena paling pandai bagi manusia bisa menjadi paling bodoh bagi Tuhan
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melinpahkan
berkat,
rahmat,
dan
kurnia-Nya,
sehingga
menyelesaikan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini.
penulis
dapat
Penulis menyadari
banyak kesulitan yang dihadapi sehingga menimbulkan hambatan dalam penyelesaian tulisan ini, namun berkat kurnia-Nya proposal ini dapat selesai. Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini melibatkan banyak pihak, maka dengan tulus hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang besar kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis
sampaikan kepada yang terhormat: 1.
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Drs. R. Rusdiana Indianto M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Bapak Drs. Hadi Mulyono, M. Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan pembimbing II
3.
Bapak Drs. Usada, M. Pd. selaku dosen pembimbing I pada penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini
4.
Bapak Drs. Kartono, M. Pd. dan Bapak Drs. Hasan Mahfut, M. Pd. selaku dosen Elektronik Tugas Akhir yang telah memberi pelajaran, bimbingan, dan pengarahan dalam penyusunan proposal ini.
5.
Bapak Drs. Hasan Mahfut, M. Pd. selaku dosen Elektronik Tugas Akhir yang telah memberi pelajaran, bimbingan, dan pengarahan dalam penyusunan proposal ini.
6.
Bapak Suhardi, S. Pd selaku Kepala SD Negeri Puro 4, Kecamatan karangmalang, Kabupaten Sragen yang telah memberi ijin penelitian dan observer.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
7.
digilib.uns.ac.id
Rekan-rekan guru SD Negeri Puro 4, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen yang telah memberi dorongan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini
8.
Rekan-rekan mahasiswa PPKHB PGSD FKIP UNS semester II tahun 2011/2012 atas kerja samanya.
Dalam penyusunan proposal ini penulis menyadari masih banyak kekurangan, maka saran dan kritik dari semua pihak diharapkan demi kebaikan. Semoga berkat dan kurnia Tuhan dilimpahkan kepada kita, proposal ini bermanfaat bagi pendidikan.
Surakarta, 10 Nopember 2011 Peneliti
Sunarno NIM. X7111540
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
PERSETUJUAN ..........................................................................................
ii
PENGESAHAN ...........................................................................................
iii
ABSTRAK ...................................................................................................
iv
MOTTO ........................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................................
viii
DAFTAR ISI ................................................................................................
ix
BAB I
BAB II
BAB III
: PENDAHULUAN A.
Latar belakang Masalah ..............................................
1
B.
Rumusan Masalah ........................................................
4
C.
Tujuan Penelitian .........................................................
4
D.
Manfaat Penelitian ......................................................
4
: KAJIAN PUSTAKA A.
Landasan Teori ............................................................
6
B.
Kerangka berpikir .......................................................
13
C.
Hipotesis .....................................................................
14
: METODOLOGI PENELITIAN A.
Tempat dan waktu Penelitian ....................................
15
B.
Subyek dan obyek Penelitian ..................................
16
C.
Sumber Data ..............................................................
17
D.
Bentuk Penelitian ......................................................
17
E.
Teknik Pengumpulan Data ........................................
17
F.
Validitas Data .............................................................
18
G.
Indikator Kinerja ........................................................
19
H.
Analisis Data .............................................................. commit to user Prosedur Penelitian ....................................................
19
I.
x
19
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV
BAB V
digilib.uns.ac.id
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Diskripsi Kondisi Awal...................................................
24
2. Diskripsi Hasil Penelitian ...............................................
27
2.1.Hasil Penelitian Siklus I ..................................................
27
2.2.Hasil Penelitian Siklus II ...............................................
36
2.3.Pembahasan Antar Siklus ..............................................
41
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ........................................................................
46
B. Implikasi ........................................................................
46
C. Saran ..............................................................................
47
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
49
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................
51
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1. Data Awal Nilai ............................................................................
2
Tabel 2. Jadwal Penelitian ..........................................................................
15
Tabel 3. Jadwal Pelajaran............................................................................
16
Tabel 4. Hasil Evaluasi Pra Siklus I............................................................
25
Tabel 5. Prekwensi Nilai Hasil Evaluasi Siklus I .......................................
33
Tabel 6. Prekwensi Nilai Hasil Evaluasi Siklus II ......................................
39
Tabel 7. Prekwensi Dan Prosentase antar Siklus ........................................
41
Tabel 8. Nilai Rata-rata antar Siklus ...........................................................
43
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Prekwensi Nilai Hasil Evaluasi Prasiklus ....................................
26
Grafik 2. Prekwensi Nilai Hasil Evaluasi Siklus I .......................................
34
Grafik 3. Prekwensi Nilai Hasil Evaluasi Siklus II......................................
40
Grafik 4. Perbandingan Nilai Hasil Evaluasi Antar Siklus ..........................
42
Grafik 5. Nilai Rata-rata Kelas Antar Siklus ..............................................
44
Grafik 6. Ketuntasan Prekwensi Nilai Klasikal Antar Siklus ......................
44
Grafik 7. Ketidaktuntasan Prekwensi Nilai Klasikal Antar Siklus ..............
45
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Berfikir ....................................................................
14
Gambar 2. Prosedur Penilaian ...................................................................
20
Gambar 5. Bagian-bagian Daun ..................................................................
84
Gambar 6. Kloropil Daun ............................................................................
85
Gambar 7. Stomata Daun ............................................................................
86
Gambar 8. Mencari Daun ............................................................................
87
Gambar 9. Diskusi Kelompok .....................................................................
89
Gambar 10.Pembimbingan Dalam Diskusi Kelompok ................................
91
Gambar 11.Laporan Kelompok ...................................................................
93
Gambar 12.Diskusi Pembahasan RPP .........................................................
94
Gambar 13. Refleksi Pembelajaran ..............................................................
95
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .........................
52
Lampiran 2. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I .......................
56
Lampiran 3. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I .........................
59
Lampiran 4. Soal Evaluasi Siklus I .............................................................
62
Lampiran 5. Format Kriteria Penilaian Siklus I ..........................................
63
Lampiran 6. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ............................................
64
Lampiran 7. Data Hasil Evaluasi Siklus I ....................................................
66
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .........................
68
Lampiran 9. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ......................
72
Lampiran 10. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II .......................
75
Lampiran 11. Soal Evaluasi Siklus II .........................................................
78
Lampiran 12. Format Kriteria Penilaian Siklus II .......................................
79
Lampiran 13. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II .........................................
80
Lampiran 14. Frekwensi Hasil Evaluasi Siklus II .......................................
82
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan termasuk guru Sekolah Dasar (SD), yang merupakan pilar terdepan dalam pendidikan dasar. Guru Sekolah Dasar (SD) adalah orang pertama yang berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di jaman pesatnya perkembangan teknologi dalam instansi formal. Guru Sekoah Dasar (SD) dalam setiap pembelajaran harus selalu menggunakan pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkannya, namun masih sering terdengar keluhan dari para guru di lapangan tentang materi pelajaran yang terlalu banyak dan keluhan kekurangan waktu untuk mengajarkan semua. Menurut pengamatan peneliti, keluhan tersebut disebabkan kurang efektipnya pelaksanaan pembelajaran di kelas, penggunaan alat peraga yang bervariatif masih sangat rendah dan guru cenderung menggunakan buku tanpa alat peraga pada setiap pembelajaran yang dilakukanya. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya guru terhadap penguasaan alat peraga. Kurikulum berbasis KTSP yang mulai diberlakukan di Sekolah Dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini hanya dapat tercapai apabila proses pembelajaran yang berlangsung mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa, dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. Disamping itu kurikulum berbasis kompetensi memberi kemudahan kepada guru dalam menyajikan pengalaman belajar, sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hidup yang mengacu pada empat pilar pendidikan universal, yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar dengan melakukan (learning commit to user to do), belajar untuk hidup dalam
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be). Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya, dimulai dengan rancangan pembelajaran yang baik dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan, dan sumber belajar yang tersedia, dan penggunaan alat peraga yang benar-benar menarik perhatian siswa dan mampu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang materi pembelajaran. Kenyataannya masih banyak ditemui proses pembelajaran yang kurang berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi belajar Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya pada pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Puro 4 seperti pada daftar dibawah ini:
TABEL I DATA AWAL NILAI PEMBELAJARAN HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR DAUN TUMBUHAN DENGAN FUNGSINYA No
Rentang Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
Keterangan
1
49-56
9
23,07 %
Belum Tuntas
2
57-64
8
20,51 %
Belum Tuntas
3
65-72
13
33,33 %
Tuntas
4
73-80
8
20,51 %
Tuntas
5
81-88
1
2,56 %
Tuntas
6
89-96
0
0%
7
JUMLAH
39
100 %
Rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA di SD Negeri Puro 4 menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola yang berkualitas. Untuk commit topembelajaran user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengetahui mengapa hasil belajar siswa tidak seperti yang diharapkan, tentu guru perlu merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan siswa dalam pelajaran IPA tersebut. Sebagai guru yang baik dan profesional, permasalahan ini tentu perlu ditanggulangi dengan segera. Berdasarkan hal tersebut diatas, penggunaan daun tumbuhan sebagai alat peraga benda konkret dari lingkungan diperlukan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA tentang struktur daun tumbuhan dan fungsinya. Penelitian ini dilakukan peneliti dengan berkolaborasi dengan rekan-rekan guru SD Negeri Puro 4 dan Kepala Sekolah SD Negeri Puro 4.
Dengan berkolaborasi ini, diharapkan
kemampuan profesional guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran akan lebih baik lagi dan dapat menggunakan alat peraga yang lebih sesuai. Disamping itu kolaborasi ini dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merefleksi diri terhadap kinerja yang telah dilakukannya, sehingga dapat melakukan perubahan dan perbaikan kualitas pembelajaran dan mengelola proses pembelajaran yang lebih terpusat pada siswa. Salah satu kebaikan dari alat peraga ini adalah bahwa siswa belajar dari benda asli yang ada disekitarnya, mengamati, menuliskan apa yang diamati sesuai dengan petunjuk sehingga anak menjadi aktif, teliti dan kritis. Identifikai masalah yang ada adalah : Rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA tentang hubungan struktur daun tumbuhan dengan fungsinya di SD Negeri Puro 4 menunjukkan adanya indikasi terhadap: 1. Rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. 2. Guru dalam menggunakan alat peraga kurang tepat. 3. Penerapan pembelajaran di dalam kelas belum sepenuhnya berpusat pada siswa sehingga proses pembelajaran masih tergantung pada guru. 4. Belum adanya pemakaian model pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap metri dengan melalui kegiatan yang menarik commit siswa to userdalam proses belajar mengajar. dan dapat meningkatkan kreatifitas
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam proses belajar mengajar terutama dalam melatih ketrampilan proses dalam belajar. Kondisi tersebut disebabkan masih kurangnya kreatifitas guru dalam merancang model pembelajaran. Agar permasalahan yang dikaji tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi penelitian pada masalah-masalah sebagai berikut:
Kurang
tepatnya guru dalam menggunakan alat peraga. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah dengan menggunakan alat peraga benda konkrit dari lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Puro 4 tentang struktur daun tumbuhan dengan fungsinya? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini ialah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Puro 4 tentang hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Siswa Bagi siswa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dari lingkungan memberikan pengalaman baru dan diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan belajarnya. Siswa memiliki kesadaran bahwa proses pembelajaran adalah dalam rangka mengembangkan potensi dirinya, karena itu keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh siswa. Disamping itu, melalui penelitian ini siswa terlatih untuk dapat memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah dan siswa didorong aktif secara fisik, mental, dan emosi dalam pembelajaran. commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Bagi Guru Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional, dan penggunaan alat peraga menjadi alternative pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Memberikan kesadaran
guru
untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan
kualitas
pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran. Guru mempunyai kemampuan untuk memilih dan menggunakan alat peraga yang sesuai dan menerapkannya dalam pembelajaran IPA, khususnya tentang hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya.. Dengan penelitian ini, kemampuan guru mengaktifkan siswa dan memusatkan pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa juga meningkat,
sehingga
pembelajaran
lebih
menarik,
bermakna,
menyenangkan, dan mempunyai daya tarik. Disamping itu penelitian ini dapat memperkaya pengalaman guru dalam melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan refleksi diri atas kinerjanya melalui PTK. 3. Bagi Kepala Sekolah Bagi kepala sekolah penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk kebijakan penggunaan alat peraga dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA terutama tentang hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Alat peraga benda konkret dari lingkungan a. Pengertian Alat Peraga “Salah satu tujuan pengajaran IPA adalah agar siswa memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari (Depdikbud,1994:61). Apabila dalam proses belajar mengajar IPA guru
tidak menggunakan alat peraga, maka sulit bagi siswa untuk menyerap konsep-konsep pelajaran yang disampaikan guru sehingga berdampak pada kurangnya tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa (Moh. Surya, 1992: 21). “Tiap-tiap benda yang dapat menjelaskan suatu ide, prinsip, gejala atau hukum alam, dapat disebut alat peraga. Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang ( R.M. Sularko, 1995: 6 )” Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif ( Nana Sudjana, 2002: 99 ). Dalam kaitannya dengan pengajaran IPA, keberadaan alat peraga jelas mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan belajar mengajar. Pengajaran pada dasarnya adalah suatu proses terjadinya interaksi guru siswa melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan, yaitu kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru (Nana Sudjana, 2002: 43).
Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of commit to user instruction mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide,
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa (Uzer Usman dan Lilis Setyawati, 1993: 5). Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP kelas IV SD mengemukakan pembelajaran IPA di SD sebagai berikut: Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa ( GBPP kelas IV SD, Depdikbud, 1994 ).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasangagasan. Pengajaran IPA bertujuan agar siswa memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari mampu memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar. Para siswa juga mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar sehingga bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerjasama dan mandiri. Siswa juga harus mampu menerapkan berbagai konsep IPA sehingga mampu menggunakan tekhnologi sederhana yang mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Alat peraga merupakan salah satu factor untuk mencapai efisiensi hasil belajar (Moh. Surya, 1992: 75). Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah benda yang dapat dilihat yang dapat memperjelas konsep-konsep commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran sehingga pembelajaran lebih efektif dan hasil pembelajaran menjadi lebih baik. b. Fungsi, Nilai, dan Manfaat Alat Peraga Fungsi alat peraga Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang ( R.M. Soelarko, 1995: 6) Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar siswa mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep tersebut. Dengan melihat, meraba,dan memanipulasi obyek/alat peraga maka siswa mempunyai pengalaman-pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti dari konsep Ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar mengajar yang dikemukakan oleh Nana Sudjana dalam bukunya Dasardasar Proses belajar mengajar (Nana Sudjana, 2002: 99-100 ) 1. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar 3. Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran 4. Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan sekedar pelengkap, tetapi supay lebih menarik perhatian siswa 5. Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru 6. Penggunaan
alat
peraga
dalam
pengajaran
mempertinggi mutu belajar mengajar. commit to user
diutamakan
untuk
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nilai Alat Peraga Di samping enam fungsi di atas, penggunaan alat peraga mempunyai nilai-nilai. Dengan peragaan dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir. Nilai alat peraga antara lain: 1.
Dapat mengurangi terjadinya verbalisme.
2.
Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.
3.
Hasil belajar bertambah mantap.
4. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa. 5.
Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya bahasa. 7.
Membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.
Manfaat Alat Peraga 1. Sangat menarik minat siswa dalam belajar. 2. Melatih siswa terampil. 3. Mendorong siswa melakukan pengamatan terhadap obyek secara sendiri. 4. Melatih siswa menemukan ide baru dan relasinya dengan konsepkonsep yang telah diketahuinya. 5. Mendorong anak untuk bertanya dan berdiskusi. 6. Mengundang untuk berpartisipasi aktif. Dalam menggunakan alat peraga hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan alat peraga tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut (Nana Sudjana, 2002: 104-105 )
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Menentukan jenis alat peraga dengan tepat, artinya sebaiknya guru memilih terlebih dahulu alat peraga manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang hendak diajarkan. 2. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, artinya perlu diperhitungkan tingkat kemampuan/kematangan anak didik. 3. Menyajikan
alat
peraga
dengan
tepat.
Menempatkan
dan
memperlihatkan alat peraga pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat. c.
Alat peraga benda konkret dari lingkungan Benda konkret dari lingkungan terdiri dari tiga kata dasar yaitu benda + konkret + lingkung. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, benda artinya barang; konkret artinya nyata, dapat dilihat dan dipegang wujudnya; lingkung artinya sekitar.
Benda konkret dari lingkungan artinya
benda/barang dari sekitar yang dapat dilihat dan dipegang wujudnya. Benda konkret dari lingkungan sangat baik untuk alat peraga karena diduga dapat menumbuhkan belajar penemuan. Salah satu model kognitif yang sangat berpengaruh adalah model dari Jerome Bruner (1966) yang dikenal dengan nama belajar penemuan (discovery learning). Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Bruner menyarankan agar siswa hendaknya belajar melalui berpartisipasi aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip agar mereka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan konsep dan prinsip itu sendiri. Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan. Diantaranya adalah: 1. Pengetahuan itu bertahan lama atau dapat diingat dalam waktu lama. 2. Hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik. 3. Secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan to user kemampuan untuk berfikircommit secara bebas.
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain manfaat seperti tersebut diatas, alat peraga benda konkret dari lingkungan mempunyai manfaat lain : 1. Mudah didapat karena ada di lingkungan anak sendiri. 2. Alat peraga tersebut adalah benda konkret, sehingga anak lebih jelas dalam memahami konsep benda tersebut. 3. Mendidik siswa untuk senang mengamati hal-hal yang sebelumnya tidak menarik perhatian, menganalisa dan menyimpulkan. 4. Menjadikan alam sebagai sumber belajar. 5. Menumbuhkan kreatifitas pada anak. Dewasa ini istilah kreativitas atau daya cipta sering digunakan dalam kegiatan
manusia
sehari-hari,
sering
pula
ditekankan
pentingnya
pengembangan kreativitas baik pada anak didik, pegawai negeri maupun pada mereka
yang
berwiraswasta.
Kreativitas
biasanya
diartikan
sebagai
kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru. Ciptaan itu tidak perlu seluruh produknya harus baru, mungkin saja gabungannya, kombinasinya, sedangkan unsur-unsurnya sudah ada sebelumnya, kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data, atau hal-hal yang sudah ada
sebelumnya. Kreativitas terletak pada kemampuan untuk melihat asosiasi antara hal-hal atau obyek-obyek yang sebelumnya tidak ada atau tidak tampak hubungannya. Seorang anak kecil asyik bermain dengan balok-balok yang mempunyai bentuk dan warna yang bermacam-macam, setiap kali dapat menyusun sesuatu yang baru, artinya baru bagi dirinya karena sebelumnya ia belum pernah membuat hal yang semacam itu. Anak ini adalah anak yang kreatif, berbeda dengan anak lain yang hanya membangun sesuatu jika ada contohnya. Mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran, Gordon dalam Joice and Weill (1996) dalam E. Mulyana (2005 : 163) mengemukakan empat prinsip dasar sinektik tentang kraetivitas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
12 digilib.uns.ac.id
1. kreativitas merupakan sesuatu yang penting dalam kegiatan sehari-hari. Hampir semua manusia berhubungan dengan proses kreativitas, yang dikembangkan melalui seni atau penemuan-penemuan baru. Lebih jauh Gordon menekankan bahwa kreativitas merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari dan berlangsung sepanjang hayat. 2. proses kreatif bukanlah sesuatu yang misterius. Hal tersebut dapat diekspresikan dan mungkin membantu orang secara langsung untuk meningkatkan kreativitasnya. Secara tradisional, kreativitas didorong oleh kesadaran yang memberi petunjuk untuk mendeskripsikan dan menciptakan prosedur latihan yang dapat diterapkan di sekolah atau lingkungan lain. 3. penemuan kreatif sama dalam semua bidang, baik dalam bidang seni, ilmu, maupun dalam rekayasa. Selain itu, penemuan kreatif ditandai oleh beberapa proses intelektual. Keempat, berpikir kraetif baik secara individu maupun kelompok adalah sama. Individu dan kelompok menurunkan ideide dan produk dalam berbagai hal. Dari pendapat para ahli tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa alat peraga benda konkret daari lingkungan adalah benda atau barang yang nyata, dapat dilihat dan dipegang wujudnya yang diambil dari sekitar siswa yang dapat memperjelas konsep pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami konsep pembelajaran dan hasil pembelajaran menjadi lebih baik. 2. Hasil Belajar IPA tentang Struktur daun dan fungsinya Dengan pemahaman mendengar mudah lupa, melihat akan ingat, berbuat akan dapat, dengan menggunakan alat peraga daun yang didapat oleh siswa sendiri dari kebun sekolah, siswa mengamati bagian-bagian daun dan fungsi bagian-bagian tersebut, mengamati struktur tulang daun dan bentuk daun serta menyimpulkanya, anak akan ingat apa yang diamati dan disimpulkanya. Untuk bagian-bagian daun dan fungsinya yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang dan belum commitmungkin to user dilakukan percobaan bagi anak
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelas IV seperti kloropil dan stomata beserta fungsinya, guru menggunakan metode ceramah dan media LCD proyektor. Dengan menggunakan alat peraga benda konkret dan ceramah serta LCD Proyektor diharapkan perhatian anak terhadap meningkat. Dengan menggunakan media LCD proyektor diharapkan anak menjadi lebih senang, tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran tentang hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya sehingga hasil belajar anak meningkat, semua siswa tuntas.
B. KERANGKA PEMIKIRAN Pada kondisi awal pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Puro 4 dengan materi struktur daun dan fungsinya dapat diuraikan bahwa proses pembelajaran masih kurang maksimal dengan guru dalam memberikan materi
tidak
disertai alat perega
yang
mendukung.
Murid
hanya
mendengarkan penjelasan guru. Hal itu menyebabkan siswa mengalami kebosanan sehingga tidak sedikit siswa yang mulai jenuh dalam mengikuti pemebelajaran. Pembelajaran lebih banyak berpusat pada guru, sehingga menyebabjan kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep tentang daun. Melihat kondisi awal yang telah diuraikan diatas, peneliti terdorong untuk melaksanakan tindakan dalam mengatasi masalah tersebut dengan cara melakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang dapat ditemui di lingkungan sekolah / siswa. Peneliti menerapkan penggunaan alat peraga daun yang diambil oleh siswa sendiri dari kebun sekolah. Daun peneliti anggap sebagai alat peraga yang tepat untuk siswa dalam meningkatkan pemahaman terhadap konsep daun sehingga dengan penggunaan daun sebagai alat peraga siswa bisa mendapatkan pengalaman langsung dengan melihat benda konkrit namun tidak membuang waktu karena diambil dari kebun sekolah. Dari tindakan yang dilakukan oleh peneliti, pembelajaran lebih berhasil karena dalam pembelajaran commit tosiswa userdapat lebih tertarik dan merasa
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
senang dalam mengikuti pembelajaran IPA. Berdasarkan uraian di atas, maka alur kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kondisi Awal
Pembelajaran berpusat pada Guru. Pembelajaran bersifat konvensional, murid bosan dan merasa sulit terhadap pembelajaran hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya.
Tindakan Penggunaan alat peraga benda konkret yang diambil dari lingkungan sekolah. Kondisi Akhir
Dengan menggunakan daun sebagai alat peraga benda konkret dari lingkungan diduga pemahaman C. HIPOTESIS tentang konsep struktur daun dengan fungsinya lebih jelas dan hasil belajar siswa meningkat.
hasil belajar siswa tentang hubung an antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya rendah
Siklus I
Siklus II
GAMBAR 1. KERANGKA BERFIKIR C. HIPOTESIS Berdasarkam landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Penggunaan alat peraga benda konkret dari lingkungan diduga dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsi pada siswa kelas IV SD Negeri Puro 4 semester I tahun pelajaran 2011 / 2012.
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Puro 4, Kecamatan Karangmalang,
Kabupatn
Sragen.
Tempat
ini
dipilih dengan
pertimbangan bahwa peneliti adalah guru kelas 4 di SD Negeri Puro 4. 2. Waktu Penelitian: Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan dengan jadwal seperti tabel dibawah ini: TABEL 2 JADWAL PENELITIAN Waktu Pelaksanaan No
Bulan I
Jenis Kegiatan
1
Penyusunan Proposal Penelitian
2
Penyusunan Instrumen Penelitian
3
Pengumpulan Data
Bulan II
Bulan III
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Pelaksanaan Tindakan 4
Siklus I Siklus II
5
Analisis Data
6
Diskusi Penelitian
7
Penyusunan Laporan
Pelaksanaan Pelelitian pada hari Selasa dan Kamis seperti pada jadwal dibawah ini: commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TABEL 3 JADWAL PELAJARAN KELAS IV
No
Waktu
H a r i Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
1
07.00-07.35 Up.
IPA
Mat
B. Ind
PJK
Senam
2
07.35-08.10 Mat
IPA
Mat
B. Ind
PJK
Mat
3
08.10-08.45 Mat
B.Jawa
PKn
PJK
PJK
Mat
08.45-08.55
I
s
t
i
r a
h
a
t
4
08.55-09.30 B. Ind
B.Jawa
PKn
IPA
Agama
B.Ind
5
09.30-10.05 B. Ind
IPS
B.Ingg
IPA
Agama
B.Ind
6
10.05-10.40 B. Ind
IPS
B.Ingg
IPA
Agama
KKG
10.40-10.50
I
s
t
i
r a
h
a
t
7
10.50-11.25 SBK
Komp
SBK
IPS
-
KKG
8
11.25-12.00 SBK
Komp
SBK
IPS
-
KKG
B. SUBJEK DAN OBYEK PENELITIAN 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Puro 4 kecamatan Karangmalang kabupaten Sragen pada Tahun Ajaran 2011/2012. Jumlah murid yang dijadikan subjek penelitian sebanyak 39 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan. Keberadaan siswa di wilayah pedesaan dengan tingkat ekonomi sedang dan kemampuan anak sedang.
Hal ini dibuktikan dengan belum
ditetapkanya SD Negeri Puro 4 sebagai Sekolah ber-Standart Nasional. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah mata pelajaran IPA semester I dengan materi “ Struktur dan Fungsi bagian tumbuhan. “ commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. SUMBER DATA Sumber data berasal dari peneliti, karena peneliti adalah guru kelas dari subyek penelitian dan hasil dari proses pembelajaran dari kedua siklus. D. BENTUK PENELITIAN Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
yang dilaksanakan
dengan
mengikuti
prosedur penelitian
berdasarkan pada prinsip Kemmis S, MC Taggar R (1988) yang mencakup kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus. E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Dokumen Dokumen wawancara
merupakan
pelengkap
model
observasi
dan
dalam penelitian. Dokumentasi bisa berupa tulisan atau
gambar. Dalam penelitian ini dokumen berasal dari guru kelas, peneliti, dan siswa. Dokumen digunakan untuk mengetahui jumlah siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan alat peraga benda konkret dari lingkungan. Dokumen yang berasal dari guru kelas adalah daftar nilai harian, dokumen yang berasal dari peneliti adalah arsip
yang
berkaitan
dengan peserta
didik,
RPP,
dan
silabus,
sedangkan dokumen yang berasal dari siswa adalah laporan tugas siswa dan hasil belajar siswa. 2. Tekhnik Tes Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara – cara dan aturan – aturan yang sudah ditentukan ( Suharsimi Arikunto 2009: 53 ). Dalam penelitian ini peneliti akan mengadakan tes tertulis kepada siswa kelas IV SD Negeri Puro 4. Tes yang diberikan to user siswa pada pengumpulan daun berkaitan dengan data commit yang diperoleh
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tumbuhan yang diambil dari lingkungan sekolah. Tes tersebut digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan dengan dibandingkan dengan nilai dari
hasil
tes
sebelumnya serta
untuk
mengetahui
peningkatan
ketrampilan siswa dalam meneliti daun tumbuhan yang diamati. 3. Observasi Jenis observasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif. Observasi partisipatif adalah peneliti mengamati
apa
yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang
diucapkan dan berpartisipasi dalam akktifitas Stainback : 1998 ) dalam partisipasi
siswa
yang diteliti ( Susan
www.infoskripsi.com.
dan keaktifan
siswa
dalam
Yaitu mengamati proses
: mencari
tumbuhan, mengamati, mendiskusikan dan menarik kesimpulan dari hasil diskusi kelompok. F. VALIDITAS DATA Untuk mengukur kevalidan data, peneliti menggunakan validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diperhitumgkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah "sejauhmana item-item dalam suatu alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh alat ukur yang bersangkutan?" atau berhubungan dengan representasi dari keseluruhan kawasan. Pengertian
"mencakup
keseluruhan
kawasan
isi"
tidak
saja
menunjukkan bahwa alat ukur tersebut harus komprehensif isinya akan tetapi harus pula memuat hanya isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur. Walaupun isi atau kandungannya komprehensif tetapi bila suatu alat ukur mengikutsertakan pula item-item yang tidak relevan dan berkaitan dengan hal-hal di luar tujuan ukurnya, maka validitas alat ukur tersebut tidak dapat dikatakan memenuhi ciricommit validitas to yang user sesungguhnya.
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Apakah validitas isi sebagaimana dimaksudkan itu telah dicapai oleh alat ukur, sebanyak tergantung pada penilaian subjektif individu. Dikarenakan estimasi validitas ini tidak melibatkan komputasi statistik, melainkan hanya dengan analisis rasional maka tidak diharapkan bahwa setiap orang akan sependapat dan sepaham dengan sejauhmana validitas isi suatu alat ukur telah tercapai. G. INDIKATOR KINERJA Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan keefektifan penelitian. Yang menjadikan indikator kinerja dalam penelitian ini adalah apabila 80 % dari jumlah siswa dalam mengerjakan soal tes mendapat nilai < 65 H. ANALISIS DATA Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Diskriptif komperatif yaitu data hasil penelitian dibandingkan dengan indikator kinerja/keberhasilan. Disamping itu dianalisis pula perubahan hasil belajar sebelum dan sesudah mengalami tindakan sebanyak dua siklus. Selanjutnya data hasil tes antar siklus dibandingkan sehingga dapat mencapai batas ketercapaian atau ketuntasan yang diharapkan I. PROSEDUR PENILAIAN Prosedur penilaian dalam penelitian ini mencakup empat tahap kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan dalam dua siklus. Adapun bagan prosedur penilaian seperti pada gambar dibawah ini:
commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perencanaan
Siklus I
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Reflaksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
Nilai N
GAMBAR 2. PROSEDUR PENILAIN 1.
Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah : 1. Memilih standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang sesuai dengan pembelajaran struktur dan fungsi bagian tumbuhan. 2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3. Membuat lembar observasi untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Membuat dan mengembangkan format evaluasi, untuk mengetahui kemampuan siswa. commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Menyiapkan
sarana
dan
prasarana
pendukung
untuk
proses
pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1. Pada tahap pelaksanan tindakan, peneliti membagi anak dalam 9 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampai 5 anak. 2. Melaksanakan
kegiatan mengajak semua kelompok siswa mencari
daun tumbuhan di kebun sekolah dan memetik paling sedikit 20 daun tumbuhan yang berbeda untuk tiap-tiap kelompok sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti.
Pada siklus I
dilaksanakan 1 x pertemuan (2 x 35 menit ). 3. Siswa belajar kelompok, memilah dan mengelompokkan daun sesuai dengan bentuk tulang daunya, serta fungsi bagian-bagian daun 4. Siswa menuliskan bentuk tulang daun dan nama tumbuhanya, serta bagian-bagian daun dan fungsinya sesuai dengan hasil pengelompokanya. c. Tahap Observasi Tahap
observasi
dilakukan
dengan
mengamati
proses
pembelajaran (kegiatan guru dan siswa ) serta menggunakan video shoting. .Observasi dilakukan oleh rekan-rekan guru dan Kepala Sekolah pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi diarahkan pada poinpoin dalam pedoman yang telah dipersiapkan. Selain itu peneliti juga mengadakan tes tentang bagian-bagian daun dan fungsinya, strutur tulang daun, dan bentuk daun. d. Tahap Refleksi Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi terhadap data – data yang diperoleh melalui observasi dan penilaian pada tahap pelaksanaan tindakan dan melakukan diskusi dengan rekan-rekan guru dan Kepala sekolah sehingga commit akan ditemukan hambatan atau permasalahan to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang dihadapi. Hasil penilaian pada siklus I menunjukkan bahwa 82,05 % sudah masuk criteria tuntas sedangkan 17,95 % belum tuntas. Nilai ratarata secara klasikal adalah 65,99. Hambatan yang dihadapi adalah bahwa bagian-bagian daun yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti stomata dan kloropil tidak dapat dipahami dengan jelas, perlu ada alat lain seperti mikroskup atau gambar stomata dan kloropil. Hasil pada silkus I ini dijadikan refleksi untuk perbaikan pada siklus II. 2.
Rancangan Siklus II a. Tahap Perencanaan Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah : 1. Mengidentifikasi masalah yang ditemukan pada siklus I 2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3. Membuat lembar observasi untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Membuat dan mengembangkan format evaluasi, untuk mengetahui kemampuan siswa. 4. Menyiapkan
sarana
dan
prasarana
pendukung
untuk
proses
pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1. Memperbaiki skenario pada siklus I 2. Pada tahap pelaksanan tindakan, peneliti melaksanakan kegiatan sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti berdasarkan perbaikan pada siklus I.
Pada siklus II diadakan 1 x
pertemuan( 2 x 35 menit) . c. Tahap Observasi Tahap
observasi
dilakukan
dengan
mengamati
proses
pembelajaran (kegiatan guru dan siswa ). Observasi dilakukan oleh rekanrekan sekerja dan Kepala sekolah serta melalui reman video pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam commit to user pedoman yang telah dipersiapkan. Selain itu peneliti juga mengadakan
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tes tentang bentuk tulang daun, bagian-bagian daun dan fungsinya serta fungsi daun. d. Tahap Refleksi Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi terhadap data – data yang diperoleh melalui observasi dan penilaian pada tahap pelaksanaan tindakan. Hasil penilaian siklus II dapat diketahui bahwa anak yang mendapat nilai criteria tuntas ada 33 anak ( 84,61 % ), yang belum tuntas ada 6 anak (15,39 % ) dengan nilaiu rata-rata klasikal 79,59.
commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal pembelajaran IPA diperoleh daftar nilai harian murid seperti yang tertulis pada daftar nilai harian murid kelas IV. Dari keterangan yang disampaikan oleh siswa kelas 4 dan daftar nilai harian murid diketahui rendahnya nilai IPA dikarenakan guru kurang memberi kesempatan pada siswa untuk memperagakan alat peraga.
Guru cenderung menyampaikan materi
secara cepat, pada tengah semester materi satu semester sudah selesai, pada setengah semester berikutnya untuk mengulang dengan diberi soal banyak memberikan penjelasan ulang.
Dengan mengutamakan metode driil,
penggunaan alat peraga dikesampingkan meskipun alat peraga Kit IPA banyak, sehingga anak kurang memahami materi.
Siswa banyak menemui kesulitan
dalam pembelajaran IPA, sehingga menganggap bahwa pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang sulit. Karena merasa sulit, siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA juga kurang bervariasi, sehingga hasil yang diperoleh juga belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan hasil evaluasi pada daftar nilai harian kelas 4 pada pembelajaran daun dan fungsinya siswa kelas IV SD Negeri Puro 4 Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen. Pada prasiklus dari 39 siswa ada sekitar 41,02% dari siswa nilainya belum dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA yaitu 65. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 65 ke atas( memenuhi KKM ) hanya ada 23 siswa atau sekitar 58,97% dengan rata – rata kelas yaitu 64,72. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui dengan jelas bahwa pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Puro 4 Kecamatan Karangmalang masih tergolong rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, maka peneliti mengadakan penelitian commit to peraga user benda konkret dari lingkungan dengan menggunakan daun sebagai alat
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sekolah untuk dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPA pada mareri pembelajaran struktur daun dan fungsinya. Kondisi awal pembelajaran IPA dengan materi struktur daun dan fungsinya dapat dilihat dari tabel 1 berikut
TABEL 4 . PREKWENSI NILAI HASIL EVALUASI PRA SIKLUS
Frekwensi
Nilai Tengah
( fi )
( xi)
49-56
9
2
57-64
3
No
Nilai
fi.xi
Prosentase
Keterangan
1
52
468
23,077
Tidak Tuntas
8
60
480
20,513
Tidak Tuntas
65-72
13
68
884
33,333
Tuntas
4
73-80
8
76
608
20,513
Tuntas
5
81-88
1
84
84
2,5641
Tuntas
6
89-96
0
92
0
0
jumlah
39
2524
100
Rata-rata: 2522,5 : 39 = 64,717 Prosentase ketuntasan: 23 : 39 x 100% = 58,97%
Dari tabel distributif frekuentatif nilai struktur dan fungsi daun pada tabel 4 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik dibawah ini.
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
GRAFIK 1. PREKWENSI NILAI HASIL EVALUASI PRA SIKLUS 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Prekwensi
Interval Nilai
49-
57-
65-
73-
81-
89-
56
64
72
80
88
96
Dari grafik 1 dapat dimengerti bahwa dari 39 anak, yang mendapat nilai 49-56 ada 23.077 %, yang mendapat nilai 57-64 ada 20.153 %, yang mendapat nilai 65-72 ada 33.333 %, yang mendapat nilai 73-80 ada 20.513 %, yang mendapat nilai 8188 ada 2.564%, Nilai 49-64 adalah nilai perolehan dibawah KKM. Jadi dari 39 anak kelas IV yang mendapat nilai dibawah KKM ada 43,89 %, sedangkan nilai 65-84 adalah nilai yang merupakan nilai Ketuntasan Minimal berjumlah 56,11 %. Sedangkan nilai rata-rata adalah 64,72 adalah nilai dibawah KKM. Bertolak dari nilai rata-rata tersebut, dapat dimengerti bahwa nilai pembelajaran IPA dengan materi struktur daun dan fungsinya di SD Negeri Puro 4 cukup baik karena hanya kurang nilai rata-rata 0,28 sudah mencapai commit to user nalai rata-rata tuntas, namun bila dilihat dari banyaknya anak yang
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memperoleh nilai dibawah KKM ada 43,89 % . Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hasil pembelajaran masih sangat rendah. 2. Diskripsi Hasil Penelitian 2.1. Hasil Penelitian Siklus I Siklus I dilaksanakan selama 1 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2x35 menit) yang dilaksanakan pada tanggal 2 Pebruari 2012 yang diikuti oleh siswa kelas IV SD
Negeri
Puro 4
Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen sebanyak 39 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan pembelajaran IPA dengan materi struktur daun dan fungsinya dibantu oleh tiga orang observer yaitu Bapak Suhardi, S. Pd. selaku Kepala Sekolah dan rekan sekerja yaitu Ibu Suyatmi, S. Pd. SD dan Ibu Warsiti, S. Pd. SD, sedangkan Ibu Sudarti, S. Pd mengambil gambar dengan video shoting. Adapaun tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam siklus I adalah sebagai berikut : 2.1.a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan, peneliti mengamati daftar nilai kelas IV terfokus pada hasil ulangan harian tentang struktur daun dan fungsinya, kemudian
mengadakan wawancara dengan siswa tentang
proses
pembelajaran IPA dengan materi struktur daun dan fungsinya pada kelas IV untuk mengetahui kesulitan siswa terhadap media, metode dan strategi pembelajaran yang telah digunakan pada pembelajaran terdahulu, serta untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembalajaran. Dari hasil wawancara siswa kelas 4 dapat dimengerti bahwa pembelajaran tentang struktur daun dan fungsinya dilaksanakan dengan alat peraga gambar yang dibuat oleh guru dipapan tulis. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah, minta ijin untuk melakukan penelitian IPA dengan materi semester I. commit to user 2.1.b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penyusunan RPP pada siklus I sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan. RPP pada siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan, selama 2 jam pelajaran atau 70 menit. Siklus I dilaksanakan pada hari selasa, 2 Pebruari 2012. Adapun RPP tersebut
mencakup : Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
Indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi, media, metode, sumber bahan, langkah–langkah pembelajaran dan evaluasi serta format penilaian. Kegiatan pembelajaraan dilaksanakan berdasarkan pada tiga aspek yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Sedangkan dalam tujuan pembelajaran dan indikator mencakup aspek proses, produk dan sikap ilmiah. Hal tersebut masukan dalam RPP agar pelaksanaan pembelajaran dapat memenuhi tiga aspek yang dibutuhkan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang dikehendaki. RPP dengan meteri struktur daun dan fungsinya pada siklus I mengambil tema Lingkungan sebagai Sumber Belajar. Susunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan langkah – langkahnya semua tercakup di dalam lampiran. 2.1.c. Membuat lembar observasi: Untuk mengetahui bagaimana kondisi pembelajaran di kebun sekolah dan di kelas saat pembelajaran berlangsung. 2.1.d. Membuat alat evaluasi: Untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga benda konkret dari lingkungan sekolah dapat ditingkatkan atau tidak. 2.1.e. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung. Sarana dan prasarana yang digunakan antara lain: 2.1.e.1. Ruang Belajar: commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ruang ditata untuk kerja kelompok, satu kelompok terdiri dari 4 sampai 5 anak. jumlah kelompok ada 9 kelompok. Ketua kelompok adalah peringkat satu sampai peringkat 9. Peringkat ditentukan oleh nilai hasil ulangan harian yang dilaksanakan terdahulu.
Ketua kelompok
diambil berdasarkan rangking nilai diharapkan anak terpandai dalam kelompok tersebut mampu menjadi tutor sebaya di kelompoknya. Ketua kelompok merangkap juru bicara, dibantu oleh sekretaris kelompok yang tugasnya menulis hasil kerja kelompok dan membacakan hasil kerja kelompok, sedangkan juru bicara bertugas menunjukkan daun
yang
dibaca oleh sekretaris dan menjelaskan kepada kelas. Supaya waktu pembelajaran lebih efektif pembentukan kelompok dilaksanakan pagi sebelum bel masuk dibunyikan. 2.1.e.2. Buku Pelajaran: Buku pelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini ialah Buku Sain IV Haryanto, muka 27-30 dan 2.1.e.3. Alat Peraga: Peneliti menyediakan alat peraga daun sirih, daun gadung, daun genjer, dan daun sirih-sirihan masing-masing daun sebanyak Sembilan helai. Alat peraga ini dibawa oleh peneliti dari rumah karena menurut pengamatan peneliti, dikebun sekolah peneliti hanya melihat daun dengan bentuk tulang daun melengkung hanya ada satu jenis yaitu daun pulutan, sedangkan daun dengan bentuk tulang daun menyirip, sejajar, dan menjari banyak terdapat dikebun sekolah.
Alat peraga ini
ditunjukkan dan diberikan kepada murid pada waktu laporan hasil kelompok / diskusi kelas karena pada saat diskusi kelas semua kelompok hanya dapat menunjukkan daun dengan bentuk tulang daun melengkung satu tumbuhan yaitu daun pulutan. 2.1.f. Tahab Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan penelitian siklus I dilaksanakan pada hari commit to user Selasa, 2 Pebruari 2012 dalam bentuk pembelajaran dengan peneliti
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
sebagai gurunya. Pada langkah pertama murid disiapkan oleh ketua kelas, berdoa, mengucapkan Pancasila diakhiri dengan menyanyikan salah satu lagu wajib Satu Nusa Satu bangsa. Selanjutnya guru mengabsen murid dengan menanyakan apa ada anak yang absen pada hari ini, dan dijawab oleh murid nihil. Langkah berikutnya guru mengajak murid bernyanyi lagu “ Lihat Kebunku “ bersama-sama. Selesai menyanyi bersama, guru menjelaskan bahwa pembelajaran ini akan ke kebun dalam bentuk kelompok, bukan untuk melihat dan memetik bunga tetapi untuk memetik daun. Maka anak-anak untuk menuju ke kelompoknya masing-masing seperti yang dibentuk pada pagi hari.
Langkah selanjutnya ialah
menjelaskan tugas untuk anak, yaitu anak dalam bentuk kelompok keluar kelas menuju kekebun sekolah untuk memetik dan mengumpulkan daun sebanyak-banyaknya dalam waktu paling lama sepuluh menit, setelah selesai masuk ke ruang kelas. Selesai penjelasan peneliti beserta anak-anak pergi ke kebun sekolah untuk memetik berbagai daun. Pada saat anak-anak memetik daun dikebun sekolah, peneliti tidak mengamati sepenuhnya keaktifan siswa tetapi membimbing siswa dalam mencari daun. Dalam memetik daun, karena tidak ada satu siswapun yang memetik daun pisang beserta pelepahnya, peneliti memetik satu helai daun pisang beserta pelepahnya tanpa memberi tahu murid maksud guru memetik daun pisang. Pengamatan dimintakan tolong kepada Kepala Sekolah dan dua rekan guru. Hal ini dilakukan oleh peneliti dengan maksud supaya anak tidak pergi terlalu jauh dari kelas atau meninggalkan kebun sekolah untuk mencari daun di kebun tetangga yang letaknya jauh dari sekolah agar tidak ada waktu yang terbuang. Selesai memetik daun guru beserta murid-murid masuk ke kelas duduk dalam kelompok masing-masing. Guru membagikan lembar kerja, menugasi murid untuk mendiskusikan lembar kerja nomor satu tentang bagian bagian daun, sekretaris menulis kesimpulan kelompok. selesai to user nomor satu, lembar kerja commit untuk dimasukkan dalam laci meja, selanjutnya
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tiap-tiap kelompok memilah daun yang dikumpulkan tadi berdasarkan bentuk tulang daunya. Selesai memilah penulis kelompok menulis bentukbentuk tulang daun seperti kelompok daun yang dipilah tadi dan menuliskan nama tumbuhan dalam kelompok tersebut. selengkapnya lembar kerja siswa terlampir. Dalam kegiatan ini peneliti tidak mengamati keaktifan dan peran masing-masing murid tetapi membimbing kelompok kalau ada kelompok yang mengalami kesulitan, sedangkan pengamatan diserahkan kepada Kepala sekolah dan dua rekan guru. Kegiatan selanjutnya adalah laporan kelompok. Dalam laporan kelompok, tidak semua kelompok melaporkan, tetapi hanya kelompok satu yang melaporkan.
Sekretaris kelompok membaca satu per satu hasil
kelompok, juru bicara maju ke depan, satu anggota membantu mengambilkan daun yang dibaca oleh sekretaris dan menyerahkan kepada juru bicara, juru bicara menunjukkan daun yang dibaca oleh sekretaris dan menjelaskan
kepada
kelompok
lain
(
kelas
),
kelompok
lain
memperhatikan. Dalam kegiatan ini guru menulis di papan tulis apa yang dibaca oleh sekretaris.
Kelompok satu selesai menjelaskan hasil
kelompoknya, kelompok lain menanggapi bila ada penjelasan yang salah atau kurang jelas. Selesai kelompok lain menanggapi guru nenawarkan kepada kelompok lain untuk menambah sesuai hasil kelompoknya, kelompok yang lainya menanggapi tambahan dari kelompok lain. Selesai tambahan guru menjelaskan bahwa daun yang sempurna memiliki pelepah daun, tangkai daun, tulang daun, dan helai daun dengan menggunakan alat peraga daun pisang. Guru juga menjelaskan tentang kloropil dan stomata serta kegunaanya. Selesai penjelasan guru, murid mencatat kesimpulan yang ada di papan tulis. Selesai mencatat dilaksanakan evaluasi. 2.1.g. Tahap Observasi. 4.1. g.1. Observasi Kegiatan Siswa Dalam observasi kegiatan siswa, peneliti tidak sepenuhnya mengamati kegiatan siswa, tetapi commit to lebih user banyak membimbing siswa yang
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengalami kesulitan. Sedangkan pengamatan keaktifan siswa lainya dilakukan oleh Kepala Sekolah dan dua rekan guru. Kegiatan observasi ini dilengkapi dengan lembar observasi dan kamera video. Observer melakukan pengamatan dengan alat bantu lembar pengamatan, sedangkan peneliti mengamati melalui hasil rekaman video. Hal-hal yang diamati adalah seperti lampiran 2 lembar pengamatan. 2.1.g.2. Observasi Kegiatan Guru
Kegiatan guru perlu diobservasi karena bila kegiatan guru dalam pembelajaran tidak efektif hasil pembelajaranpun kurang maksimal, tetapi bila kegiatan guru sangat rfektif, maka pembelajaran dengan alat peraga benda konkret hasilnya akan maksimal. Kegiatan obnservasi kegiatan guru ini dilakukan oleh dua orang yaitu satu orang rekan sekerja yaitu Ibu Sumiari, A. Ma. Pd dan Kepala Sekolah. Ibu Sumiari dipilih untuk mengamati kegiatan guru karena Ibu Sumiari adalah guru yang paling senior di SD Puro 4. Adapun hal-hal yang diamati seperti pada lampiran 3 lembar pengamatan kegiatan guru. 2.1.h. Tahap Analisis dan Refleksi Data yang diperoleh melalui observasi dan penilaian dikumpulkan untuk dianalisis dan direfleksi. Hal ini dilakukan sebagai pedoman atau acuan pengambilan langkah pada siklus berikutnya. Dari hasil analisis dan refleksi dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sudah menunjukkan peningkatan, namun masih ditemukan permasalahan bagian-bagian daun yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang anakanak masih merasa kesulitan. Hal ini dapat dilihat dari evaluasi siklus I yang hasilnya seperti tabel berikut:
commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TABEL 6 PREKWENSI NILAI HASIL EVALUASI SIKLUS I Prekwensi
Nilai Tengah (
(Fi )
Xi )
49-56
7
2
57-64
3
Nomor
Nilai
Fi.Xi
Prosentase
1
52
364
17,95
0
60
0
0
65-72
29
68
1972
74,36
4
73-80
2
76
152
5,128
5
81-88
1
84
84
2,564
6
89-96
92
0
0
2572
100
jumlah
39
GRAFIK 2 PREKWENSI NILAI HASIL EVALUASI SIKLUS I
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 30
74,36%
29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8
17,95%
7 6 5 4 3
5,13%
2
2,56%
1
0%
0%
Prekwensi Interval Nilai
49-56
57-64
65-72
commit to user
73-80
81-88
89-96
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari analisis hasil evaluasi diperoleh data sebagai berikut: a.
Anak yang memperoleh nilai dibawah 49 tidak ada
b.
Anak yang memperoleh nilai 49-56 ada 7 anak dengan prosentase 17,95 %
c.
Anak yang memperoleh nilai 57-64 tidak ada dengan prosentase 0 %
d.
Anak yang memperoleh nilai 65-72 ada 29 anak dengan prosentase 74,36 %
e.
Anak yang memperoleh nilai 73-80 ada 2 anak dengan prosentase 5,13 %
f.
Anak yang memperoleh nilai 81-88 ada 1 anak dengan prosentase 2,56 %
g.
Anak yang memperoleh nilai 89-96 tidak ada dengan prosentase 0 % Anak yang memperoleh nalai dibawah KKM ada 7 anak dengan
prosentase 17,95 %, dan anak yang memperoleh nilai memenuhi KKM ada 32 anak dengan prosentase 82,05 %; sedangkan nilai rata-rata kelas adalah 65,99. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai hasil pembelajaran sudah memenuhi KKM, indikator kinerja sudah tercapai. Dari hasil refleksi yang dilakukan bersama rekan kelompok KKM yang dipimpin oleh Kepala Sekolah dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Kegiatan Anak: Anak sangat senang dan bersungguh-sungguh dalam mencari daun di kebun sekolah. Anak berperan aktif dalam memilah-milah daun berdasarkan bentuk tulang daunya. Anak aktif bertanya pada saat menemui daun yang belum diketahui namanya.
Kerja sama dalam kelompok sangat terbangun,
keberanian anak menjelaskan hasik kerja kelompok dalam diskusi kelas sangat baik. Ini menunjukkan bahwa anak menguasai materi pembelajaran. b. Kegiatan Guru: Guru berperan aktif dalam mendampingi anak mencari daun di kebun sekolah. Guru juga berperan aktif dalam mendampingi anak memilah-milah daun sesuai dengan bentuk tulang daunya. Guru juga sangat komunikatif saat anak bertanya. Pada materi fungsi daun yakni cloropil dan stomata, karena tidak tampak oleh mata telanjang anak tampak masih belum jelas. Untuk itu maka perlu dilaksanakan pembelajaran siklus II dengan alat peraga dan media pembelajaran yang berbeda. Materi pembelajaran difokuskan pada fungsi commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bagian-bagian daun dengan alat peraga dan media pembelajaran yang berbeda. 2.2. Penelitian Siklus II Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Pebruari 2012, dilaksanakan dalam satu kali pertemuan ( 2 x 35 menit ). Pada siklus II ini peneliti mengambil Standart Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, dan soal evaluasi yang sama dengan Siklus I, hanya alat peraga, media pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang berbeda. Pada Siklus II ini peneliti menggunakan alat peraga gambar daun dan media pembelajaran LCD proyektor untuk menayangkan penampang daun terutama penampang kloropil, stomata dan proses fotosintesa. Adapun langkah-langkah pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut: 2.2.1. Tahap perencanaan 2.2.1.a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penyusunan RPP pada siklus II sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang sama dengan RPP pada siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan, selama 2 jam pelajaran atau 70 menit. Siklus II dilaksanakan pada hari selasa, 23 Pebruari 2012. Adapun RPP tersebut mencakup : SK, KD, Indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi, media, metode, sumber bahan, langkah–langkah pembelajaran dan evaluasi serta format penilaian. Kegiatan pembelajaraan dilaksanakan berdasarkan pada tiga aspek yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Sedangkan dalam tujuan pembelajaran dan indikator mencakup aspek proses, produk dan sikap sosial. Hal tersebut dimasukan dalam RPP agar pelaksanaan pembelajaran dapat memenuhi tiga aspek yang dibutuhkan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Susunan Rencana Pelaksanaan commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pembelajaran (RPP) dan langkah – langkahnya semua tercakup di dalam lampiran. 2.2.b. Membuat lembar observasi: Untuk mengetahui bagaimana perhatian siswa saat ditayangkan LCD proyektor, dan apakah media dan alat peraga tersebut mampu menumbuhkan daya rangsang terhadap anak. 2.2.c. Membuat alat evaluasi: Untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan media LCD proyektor dan alat peraga gambar dapat ditingkatkan atau tidak. 2.2.d. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung. Sarana dan prasarana yang digunakan antara lain: 2.2.e.1. Ruang Belajar: Ruang ditata untuk kerja kelompok, satu kelompok terdiri dari 45 anak seperti pada siklus I. jumlah kelompok ada 9 kelompok. Ketua kelompok adalah peringkat satu sampai peringkat 9.
Peringkat
ditentukan oleh nilai hasil ulangan harian yang dilaksanakan pada siklus I. Ketua kelompok diambil berdasarkan rangking nilai diharapkan anak terpandai dalam kelompok tersebut mampu menjadi tutor sebaya di kelompoknya. Ketua kelompok merangkap juru bicara, dibantu oleh sekretaris kelompok yang tugasnya menulis hasil kerja kelompok dan membacakan hasil kerja kelompok, sedangkan juru bicara bertugas menjelaskan kepada kelas. Kelompok belajar siklus II tidak sama dengan kelompok belajar siklus I, karena hasil belajar pada siklus I berbeda dengan hasil belajar pra siklus. Pada siklus II, rangking 1 sampai 9 pada siklus I menjadi ketua kelompok. Pembagian kelompok dilaksanakan sebelum pelajaran dimulai. 2.2.e.2. Buku Pelajaran:
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Buku pelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini ialah Buku Sain IV Haryanto, muka 27-30 2.2.e.3. Alat Peraga: Peneliti menyediakan alat peraga berupa gambar daun sirih, gambar daun papaya, gambar daun mangga, gambar daun palem, gambar pohon pisang, gambar kloropil, gambar stomata, gambar proses fotosintesa. 2.2.f. Tahab Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Pebruari 2012 dalam bentuk pembelajaran dengan peneliti sebagai gurunya.
Langkah pertama guru mengabsen murid dengan
menanyakan apa ada anak yang absen pada hari ini, dan dijawab oleh murid nihil. Langkah berikutnya guru mengajak murid mengingat kembali pelajaran tentang daun dengan bertanya jawab tentang bagian-bagian daun dan fungsinya dilanjutkan penayangan satu helai daun dengan bentuk tulang daun menyirip, anak ditanya ini daun apa dan apa bentuk tulang daunya?, kemudian anak disuruh memberi contoh daun lain yang bentuk tulang daunya menyirip.
Guru kemudian mengganti tayangan daun
dengan bentuk tulang daunya menjari, anak ditanya daun tumbuhan apa ini dan apa bentuk tulang daunya?, kemudian anak disuruh menyebutkan tumbuhan yang bentuk tulang daunya menjari. Guru kemudian mengganti tayangan dengan tayangan daun dengan bentuk tulang daun sejajar, kemudian anak ditanya daun apa ini dan apa bentuk tulang daunya ? Kemudian anak disuruh menyebutkan tumbuhan yang bentuk tulang daunya sejajar ! Guru mengganti lagi tayangan dengan daun yang bentuk tulang daunya melengkung, anak ditanya daun apa ini dan apa bentuk tulang daunya ? Kemudian anak disuruh menyebutkan tumbuhan yang bentuk tulang daunya melengkung! Guru kemudian menayangkan pohon pisang, guru menunjuk pelepah daun kemudian bertanya kepada murid apa commit to user nama bagian daun ini dan apa fungsinya ? Guru menunjuk tangkai daun
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemudian kepada siswa apa nama bagian daun ini dan apa fungsinya? Guru kemudian menunjuk tulang daun dan bertanya apa bagian daun ini dan apa fungsinya ? Guru kemudian menunjuk helai daun dan bertanya kepada siswa apa bagian daun ini ? Pada helai daun terdapat apa saja ? Guru kemudian menayangkan gambar kloropil, menjelaskan fungsi dan proses kerjanya. Selanjutnya menayangkan gambar stomata, menjelaskan fungsi dan proses kerjanya, kemudian menayangkan gambar potosintesa pada tumbuhan, menjelaskan bahan, proses dan hasil fotosintesa, juga proses respirasi. Proses pembelajaran diakhiri dengan pertanyaan siapa yang belum jelas, dipersilakan bertanya. Langkah selanjutnya adalah evaluasi. 2.2.g. Tahap Observasi Padsa tahap observasi, guru melaksanakan observasi dibantu oleh rekan sekerja dan Kepala Sekolah. Hal-hal yang diobservasi meliputi seperti pada lampiran. Dari data evaluasi pada siklus II dapat dibuat table prekwensi sebagai berikut: TABEL 7 PREKWENSI NILAI HASIL EVALUASI SIKLUS II No
Nilai
Frekwensi ( fi )
Nilai Tengah ( xi)
fi.xi
Prosentase
Keterangan
1
49-56
2
52
104
5.13
TT
2
57-64
4
60
240
10.26
TT
3
65-72
6
68
408
15.39
T
4
73-80
12
76
912
30.77
T
5
81-88
8
84
672
20.51
T
6
89-96
7
93
651
17.95
T
2987
100
JUMLAH
39
RATA-RATA : 2987 : 39 = 79,59 PROSENTASE KETUNTASAN: 33 : 39 X 100% = 84,61 % commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel prekwensi diatas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
GRAFIK 3 . PREKWENSI NILAI HASIL EVALUASI SIKLUS II 13
30,77 %
12 11 10 9
20,51 %
8
17,95 %
7
15,39 %
6 5
10,26 %
4 3
5,13 %
2 1 Prekwensi 49-56
57-64
65-72
73-80
81-88
89-96
Interval Nilai
Dari analisis hasil evaluasi diperoleh data sebagai berikut: a. Anak yang memperoleh nilai 49-56 ada 2 anak dengan prosentase 5,13% b. Anak yang memperoleh nilai 57-64 ada 4 anak dengan prosentase 10,26 % c. Anak yang memperoleh nilai 65-72 ada 6 anak dengan prosentase 15,39 % d. Anak yang memperoleh nilai 73-80 ada 12 anak dengan prosentase 30,77 % e. Anak yang memperoleh nilai 81-88 ada 8 anak dengan prosentase 20,51 % f. Anak yang memperoleh nilai 89-96 ada 7 dengan prosentase 17,95 % commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Anak yang memperoleh nalai dibawah KKM ada 6 anak dengan prosentase 15,39 %, dan anak yang memperoleh nilai memenuhi KKM ada 33 anak dengan prosentase 84,61 %; sedangkan nilai rata-rata kelas adalah 79,59. 2.3. Pembahasan Antar Siklus Hasil pembelajaran IPA dengan materi struktur daun dan fungsinya di SD Negeri Puro 4 Karangmalang, Sragen mengalami peningkatan ketuntasan secara signifikan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil evaluasi pembelajaran dari kondisi awal ( pra siklus ), siklus I, sampai siklus II seperti terlihat pada table berikut ini: TABEL 8 PREKWENSI DAN PROSENTASE NILAI ANTAR SIKLUS
Prekwensi No
Nilai
Pra
Prosentase Kuntasan
Siklus Siklus
Siklus
I
II
Pra
Siklus Siklus
Siklus
I
II
Prosentase Ketidaktuntasan Pra
Siklus Siklus
Siklus
I
II
1
49-56
9
7
2
23,07
17,95
5,13
2
57-64
8
0
4
20,51
0
10,26
3
65-72
13
29
6
33,33
74,36
15,39
4
73-80
8
2
12
20,51
5,13
30,77
5
81-88
1
1
8
2,56
2,56
20,51
6
89-96
0
0
7
0
0
17,95
39
39
39
65,99
79,59 56,41 %
82,05 %
84,61 %
43,59 %
17.95 %
15,39 %
JUMLAH RATA-RATA NILAI PROSENTASE
64,78
Dari tabel perbandingan antar siklus tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
GRAFIK PERBANDINGAN ANTAR SIKLUS
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel dan grafik tersebut dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil pembelajaran dari pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Anak yang mendapat nilai
rentang 49-56 ada 9 anak ( 23,07 % ) pada pra siklus, menjadi 7 anak ( 17,95 % ) pada siklus I, kemudian menjadi 0 ( tidak ada / 0 % ) pada siklus II. Anak yang mendapat nilai rentang 57-64 ada 8 anak ( 20,51 % ) pada pra siklus menjadi tidak ada ( 0 % ) pada siklus I, dan menjadi 4 anak ( 10,26 % ) pada siklus II. Pada siklus I tidak ada yang mendapat nilai rentang 57-64 sedangkan pada siklus II ada 4 anak ini bukan ada penurunan nilai tetapi anak yang mendapat nilai rentang 4956 pada siklus I, pada siklus II mendapat nilai rengtang 57-64.
Anak yang
mendapat nilai rentang 65-72 ada 13 anak ( 33,33 % ) pada pra siklus menjadi 29 anak ( 74,63 % ) pada siklus I, dan menjadi 6 anak ( 15,39 % ) pada siklus II. Anak yang mendapat nilai rentang 73-80 ada 8 anak ( 20,51 % ) pada pra siklus, menjadi 2 anak ( 5,13 % ) pada siklus I, dan menjadi 12 anak ( 30,77 % ) pada siklus II. Anak yang mendapat nilai rentang nilai 81-88 ada 1 anak ( 2,56 % ) pada pra siklus, pada siklus I tetap 1 anak ( 2,56 % ), menjadi 8 anak ( 20,51 % ) pada siklus II. Tidak ada anak yang mendapat nilai rentang 89-96 pada pra siklus dan siklus I, namun pada siklus II ada 8 anak ( 20,51 % ). Dari tabel dan grafik pembahasan antar siklus terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas sebagai tabel berikut: TABEL 9. NILAI RATA-RATA ANTAR SIKLUS Nomor
Tindakan
Nilai rata-rata
1
Pra siklus
64,78
2
Siklus I
65,99
3
Siklus II
79,59
Dari tabel tersebut dapat dibuat grafik sebagai berikut:
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
GRAFIK 5. NILAI RATA-RATA KELAS ANTAR SIKLUS 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
64,78
PRA SIKLUS
65,99
79,59
SIKLUS I
SIKLUS II
Dari tabel dan grafik pembahasan antar siklus terjadi peningkatan nilai ketuntasan seperti tabel berikut berikut: GRAFIK 6. KETUNTASAN KLASIKAL ANTAR SIKLUS
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
58,97 %
PRA SIKLUS
82,05 %
SIKLUS I
commit to user
84,61 %
SIKLUS II
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
GRAFIK 6. KETIDAKTUNTASAN KLASIKAL ANTAR SIKLUS
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
43,59 %
PRA SIKLUS
17.95 %
15,39 %
SIKLUS I
SIKLUS II
Dari tabel dan grafik yang telah disajikan diatas jelas diketahui bahwa rata-rata kelas mengalami peningkatan hasil belajar dari prasiklus 64,78 menjadi 79,59 pada siklus II, dan peningkatan nilai ketuntasan dari prasiklus 58,97 menjadi 84,61. Dengan demikian hasil ini menunjukkan terpenuhinya kriteria indikator ketercapaian yang ditentukan yaitu 80 % dari jumlah siswa dalam mengerjakan soal tes mendapat nilai < 65. Dari hasil yang telah diuraikan tersebut terbukti bahwa
dengan
alat peraga benda konkret dari lingkungan, hasil pembelajaran
struktur daun dan fungsinya di SD Negeri Puro 4, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen dapat ditingkatkan.
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN , IMPLIKASI, dan SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan alat peraga benda konkret dari lingkungan dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPA dengan materi struktur daun dan fungsinya pada siswa kelas IV SD Negeri Puro 4, Karangmalang, Sragen tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada prasiklus nilai rata – rata kelas 64,78 dengan ketuntasan klasikal hanya 58,97% memiliki nilai di atas KKM 65. Kondisi tersebut mengalami peningkatan, pada siklus I nilai rata – rata kelas menjadi 65,99 dengan ketuntasan klasikal 82,05 % yang memiliki nilai di atas KKM 65. Dan pada siklus II nilai rata – rata kelas meningkat menjadi 79,59 dengan ketuntasan klasikal 84,61 % memiliki nilai di atas KKM 65.
Dengan demikian, penerapan alat peraga benda konkret dari
lingkungan dapat dilaksanakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran struktur daun dan fungsinya di kelas IV SD Negeri Puro 4, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen. B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa alat peraga benda konkret dari lingkungan dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPA dengan materi struktur daun dan fungsinya. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Penelitian ini berimplikasi pada terbukanya wawasan ilmu pengetahuan tentang manfaat lingkungan sebagai sumber
pembelajaran.
Berdasarkan
temuan membuktikan keberhasilan alat peraga benda konkret dari lingkungan dalam meningkatkan hasil pembelajaran siswa baik dari segi proses maupun commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hasil. Penelitian ini menggambarkan bahwa proses dan hasil pembelajaran meningkat setelah alat peraga benda konkret dari lingkungan digunakan. Penelitian ini dapat sebagai pertimbangan bagi guru lain yang ingin menggunakan alat peraga sejenis sebagai alat pembelajaran.
Kelebihan alat
peraga benda konkret dari lingkungan adalah mudah didapat, mudah dipergunakan, dapat memperjelas suatu konsep karena melihat langsung benda aslinya, lebih realistis, dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, menjadikan alam sebagai sumber belajar, Menumbuhkan kreatifitas pada anak .dan dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. 2. Implikasi Praktis Setelah penelitian dilaksanakan, terlihat dengan jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa hal. Dilihat dari sisi guru yaitu: keterampilan mengelola kelas, kemampuan guru dalam membangkitkan keaktifan, perhatian, dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, serta metode, teknik atau media yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Sementara itu, dari sisi siswa, minat, motivasi dan lingkungan yang kondusif sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran. C. Saran Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran sebagai berikut. 1. Bagi Sekolah Kepala Sekolah hendaklah lebih mendukung bahkan mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan lingkungan sebagai sumber pembelajaran dengan menggunakan benda-benda di lingkungan sekolah atau tempat tinggal anak sebagai alat peraga yang dapat menunjang proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesui dengan harapan. 2. Bagi Guru a. Guru sebaiknya menggunakan benda konkret dari lingkungan sebagai alat commit to user peraga pembelajaran IPA
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Guru hendaknya mampu menggunakan media pembelajaran yang lebih canggih yang dapat memperjelas tentang materi pembelajaran yang abstrak ( tidak dapat dilihat dengan mata telanjang) 3. Bagi Siswa Siswa harus lebih kreatif untuk mengembangkan diri dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dan sumber penelitian.
commit to user