STUDI DIFERENSIASI PRODUK KARTU KREDIT SYARIAH ANTAR BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Kasus Pada Bank BNI Syariah dan CIMB Niaga Syariah)
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Disusun Oleh: Willy Fahmi Azis 1110046100102
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436 H
i
ABSTRAK Willy Fahmi Azis, 1110046100102. Studi Diferensiasi Produk Kartu Kredit Syariah Antar Bank Syariah di Indonesia (Studi Kasus pada Bank BNI Syariah dan CIMB Niaga Syariah). Strata satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H / 2015 M. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui macam-macam kartu kredit syariah yang ada di Indonesia, dan menganalisa tentang diferensiasi produk kartu kredit syariah tersebut sehingga dapat diketahui perbedaan atau ciri khas dari masingmasing produk. Jenis penelitian ini adalah kualitatif analisis deskriptif yang sumber datanya adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dengan melakukan wawancara terhadap bank terkait, yaitu BNI Syariah dan CIMB Niaga Syariah. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui website milik bank, website terkait yang membahas produk kartu kredit syariah, dan dokumendokumen serta literatur terkait yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data menggunakan lima level diferensiasi Graham McInnes. Hasil analisis deskriptif ini menggunakan 5 level diferensiasi Graham McInnes mengenai diferensiasi produk, yaitu diferensiasi teknologi, tarif/biaya, diferensiasi produk, diferensiasi layanan, dan diferensiasi user experience. Dari diferensiasi teknologi, kartu kredit syariah sudah memiliki kecanggihan yang sama seperti kartu kredit pada umumnya. Dari diferensiasi harga, didapat bahwa tarif atau biaya yang timbul dari BNI Hasanah Card lebih murah dibanding dengan CIMB Niaga Syariah Gold Card, namun dari biaya membership fee CIMB Niaga Syariah lah yang unggul karena free for life time. Dari diferensiasi produk, layanan, dan user experience, didapat bahwa perbedaan diantara kedua produk tersebut terlihat dari segi tarif dan penggunaannya serta peningkatan jumlah pengguna melalui pengalaman yang dirasakan oleh pengguna kartu kredit tersebut. Kata Kunci: Diferensiasi Produk, Kartu Kredit Syariah, Analisis Deskriptif.
ii
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta solawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “STUDI DIFERENSIASI PRODUK KARTU
KREDIT SYARIAH
ANTAR BANK SYARIAH DI
INDONESIA (STUDI KASUS PADA BANK BNI SYARIAH DAN CIMB NIAGA SYARIAH) dengan baik. Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Ah. Azharuddin Lathif , M. Ag, M. H, Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Abdurrauf Lc, MA, selaku sekretaris prodi Muamalat (Ekonomi Islam).
3.
Bapak Sofyan Rizal, MM. selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa meluangkan waktu mencurahkan segala perhatian untuk memberikan arahan dan masukan yang berharga bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4.
Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan ikhlas dan baik memberikan ilmunya kepada penulis selama masa kuliah. Serta Staff karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan Perpustakaan Utama.
iii
5.
Kepada Bagian Humas Bank BNI Syariah Pusat, Bapak Awaludin, yang telah memfasilitasi saya dalam mengadakan wawancara di Bank BNI Syariah. Dan karyawan bank CIMB Niaga Syariah yang bersedia untuk di wawancara.
6.
Ayahanda tercinta Bapak Andang Murdoko dan Ibu tercinta Ibu Sri Endhy Supriyani serta Mas Dudit dan adik tercinta Debbie dan Aan yang selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.
Untuk Bebsy yang baik banget orangnya, tapi pemalas. Terima kasih telah memberikan semangat dengan cara yang sangat spesial.
8.
Sahabat-sahabat DPR (Dibawah Pohon Rindang) Listio, Uthe, Azis, Razzaq, Dio, Temi, Hakim, Dauz, Zada, Faqih, Rahman, Apoy, Jawa, Putra, Ade, Jimmy, Amy, Ari, dan manusia lucu, Sinyo(Roman Pearce), yang selalu bercanda kapan pun dimana pun tanpa henti.
9.
Teman-teman KKN, Lord Umam, Makin, Rezza, Yoggi, dan lain-lain yang sangat membantu dengan cara yang biasa dan dengan metode yang sangat standar.
10.
Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah 2010 B yang berjuang bersama selama perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 30 April 2015
Willy Fahmi Azis
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix BAB I Pendahuluan A. Latar belakang masalah .................................................................... 1 B. Identifikasi masalah.......................................................................... 6 C. Pembatasan dan perumusan masalah ............................................... 7 D. Manfaat dan tujuan penelitian .......................................................... 7 E. Sistematika penulisan ....................................................................... 8 BAB II Landasan Teori A. Diferensiasi....................................................................................... 10 1. Pengertian Diferensiasi .............................................................. 10 2. Pengertian Produk ...................................................................... 12 3. Diferensiasi Produk .................................................................... 13 4. Parameter Diferensiasi ............................................................... 14 5. Tahap-tahap Diferensiasi............................................................ 17 6. Syarat dan Kriteria Diferensiasi ................................................. 20
v
7. Mempertahankan Diferensiasi.................................................... 24 8. Manfaat dan Resiko Diferensiasi Produk ................................... 25 9. Tujuan Diferensiasi Produk ........................................................ 28 B. Kartu Kredit Syariah ........................................................................ 28 1. Pengertian Kartu Kredit dan Debit ............................................. 28 2. Pengertian Kartu Kredit Syariah ............................................... 30 3. Persamaan dan Perbedaan Kartu Kredit dan Kartu Kredit Syariah ....................................................................................... 32 4. Keunggulan Kartu Kredit Syariah .............................................. 33 5. Hukum Fiqh Kartu Kredit Syariah/Syariah Card ...................... 34 6. Mekanisme Umum Kartu Kredit Syariah .................................. 37 7. Ketentuan Umum Menurut Fatwa DSN MUI NO: 54/DSN-MUI/X/2006................................................................. 39 C. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 44 D. Kerangka Teori dan Konseptual ....................................................... 46 BAB III Metode Penelitian A. Pendekatan Penelitian ....................................................................... 50 B. Jenis Penelitian .................................................................................. 51 C. Sumber Data Penelitian ..................................................................... 52 1. Data Primer ................................................................................. 52 2. Data Sekunder ............................................................................. 52 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 53 E. Metode Analisis................................................................................. 54
vi
F. Subjek Objek Penelitian .................................................................... 55 G. Teknik Penulisan Skripsi ................................................................... 55 BAB IV Gambaran Umum dan Pembahasan Penelitian A. Gambaran Umum Bank ..................................................................... 56 1. Profil Bank BNI Syariah ............................................................. 56 a. Sejarah Singkat Berdirinya BNI Syariah .............................. 56 b. Visi dan Misi ......................................................................... 57 2. Profil Bank CIMB Niaga Syariah ............................................... 58 a. Sejarah Singkat ...................................................................... 58 b. Visi dan Misi ........................................................................ 59 3. Gambaran Umum Produk............................................................ 61 a. Hasanah Card BNI Syariah ................................................... 61 b. CIMB Niaga Syariah Gold Card ........................................... 64 B. Pembahasan ....................................................................................... 67 1. Diferensiasi antara Kartu Kredit Syariah dengan Kartu Kredit Konvensional ................................................................... 67 2. Diferensiasi Produk BNI Hasanah Card dengan CIMB Niaga Syariah Gold Card ............................................................ 73 3. Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Tingkat Minat Nasabah Pengguna Kartu ........................................................................... 84 4. Pendekatan Terhadap Diferensiasi Produk BNI Hasanah dan CIMB Niaga Syariah Gold ......................................................... 86 5. Kelemahan Kartu BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga
vii
Syariah Gold Card ....................................................................... 92 BAB V Penutup A. Kesimpulan........................................................................................ 94 B. Saran .................................................................................................. 95 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Mekanisme Berfungsinya Kartu Kredit Syariah Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Gambar 4.1 Mekanisme Berfungsinya Kartu Kredit Gambar 4.2 Mekanisme Akad Ijarah Gambar 4.3 Mekanisme Akad Kafalah Gambar 4.4 Mekanisme Akad Qardh Gambar 4.5 5 Level Diferensiasi Menurut Graham McInnes Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Peningkatan Jumlah Kartu
ix
DAFTAR TABEL Tabel 4.1
Syarat Umum Permohonan BNI Hasanah Card
Tabel 4.2
Dokumen Pendukung
Tabel 4.3
Syarat Umum Permohonan CIMB Niaga Syariah Gold Card
Tabel 4.4
Dokumen Pendukung Yang Harus Dilengkapi
Tabel 4.5
Diferensiasi Kartu Kredit Syariah dengan Kartu Kredit Konvensional
Tabel 4.6 Teknologi Kartu Kredit Syariah Tabel 4.7 Diferensiasi Harga (Tarif/Biaya) Tabel 4.8 Aspek-Aspek Diferensiasi Produk Tabel 4.9 Diferensiasi Customer Services Tabel 4.10 Keunggulan dan Kelemahan Kartu
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan bisnis berubah cepat dengan intensitas yang tinggi, perusahaan harus mampu mengidentifikasikan dengan akurat kompetisi yang terjadi di pasar dan bagaimana harus memenangkannya. Dengan dihadapkan pada perubahan lingkungan yang cepat, maka kesesuaian antara lingkungan strategi juga semakin penting. Guna mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan internal maupun eksternal perusahaan, diperlukan strategi yang merupakan suatu rencana yang bersifat menyatu, komprehensif dan terpadu yang mengkaitkan keunggulan strategis badan usaha dengan kesempatan serta ancaman yang datang dari luar. Agar perusahaan dapat terus hidup dalam suatu industri, diperlukan formulasi strategi yang tepat, yang mencakup falsafah, visi, misi, pengkajian terhadap lingkungan eksternal dan internal bisnis, penentuan kesempatan dan ancaman terhadap bisnis, dan masalah yang dihadapi serta tujuan sekaligus anggaran badan usaha. Dalam perkembangannya, ilmu ekonomi terutama perbankan syariah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang semakin tidak terbatas sehingga menjadi suatu tantangan bagi produsen untuk selalu memberikan inovasi-inovasi terbaru yang mampu memberikan kepuasan bagi para konsumen. Adapun tantangan lain yang 1
2
mempengaruhi kinerja perbankan syariah, yaitu sumber daya alam yang terbatas dan keragaman keadaan konsumen antara satu dengan yang lain. Bank Syariah dewasa ini harus mampu beroperasi dalam lingkungan bisnis yang berat, adanya kemajuan teknologi, hukum atau kebijakan pemerintah yang terus berubah-ubah secara cepat diharapkan perusahaan mampu bertahan dan terus bersaing dengan harapan gerak langkah perusahaan sesuai keinginan dan harapan konsumen. Dengan menggunakan teknik promosi atau pemasaran yang baik diharapkan perusahaan dapat mengatasi persaingan dengan perusahaan sejenis, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan perusahaan. Dalam dunia bisnis, ada ungkapan yang mengatakan bahwa suatu kegiatan promosi yang berhasil adalah kegiatan yang mampu menggugah naluri ingin memiliki suatu produk tertentu.1 Untuk dapat meningkatkan dan mempertahankan konsumen, salah satu yang harus diperhatikan konsumen salah satunya dengan memberikan nilai dan kepuasan yang berbeda dengan perusahaan lain dan memberikan suatu ciri yang berbeda pada produk dengan produk-produk pesaing. Diferensiasi yang merupakan salah satu strategi terpenting dalam rencana pemasaran suatu perusahaan, hal ini dikarenakan suatu perusahaan harus memiliki suatu pembeda yang menjadi ciri khas bagi perusahaan itu sendiri yang mungkin menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen. 1
212.
Sondang P. Siagian, manajemen strategik, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), cet. 1, hal.
3
Menurut Boulding, Lee dan Staelin (1994) serta Carpenter (1994) bahwa salah satu metode untuk mengembangkan dan menjalankan rencana pemasaran agar produk yang ditawarkan oleh perusahaan berbeda dan lebih baik daripada pesaing sehingga perusahaan bisa lebih unggul dalam persaingan adalah membuat produk dengan atribut yang memiliki keistimewaan atau keunikan. Porter menyimpulkan bahwa strategi bisnis berdasarkan pada aktivitas yang dikenal dengan strategi generik. Lebih lanjut menurut Porter tiga strategi bisnis generik adalah low cost, differentiation dan focus (niche). Dalam strategi low cost perusahaan cenderung mengurangi cost dan meningkatkan profit penjualan serta skala ekonomi. Dalam strategi diferensiasi, perusahaan menekankan pada pengembangan cara untuk membuat produk unik dan berbeda. Dan dalam strategi fokus (niche) perusahaan memfokuskan pada pengembangan produk dan usaha-usaha pemasaran dalam segmen pasar sebagian yang mana perusahaan memiliki keuntungan dari cost atau keuntungan diferensiasi. Perusahaan yang menerapkan dan mengadopsi diferensiasi produk sebagai bisnis strategi pemasarannya menghasilkan kinerja pemasaran yang baik. Hal ini yang melatarbelakangi untuk mengadakan penelitian analisis strategi diferensiasi dalam mempengaruhi kepuasan konsumen. Pada penelitian mengenai diferensiasi produk terhadap kepuasan konsumen, semakin sedikit kemiripan antara barang dan jasa prusahaan dengan pesaingnya, semakin perusahaan itu dapat bertahan dari tindakan-tindakan pesaingnya. Diferensiasi produk itu sendiri merupakan sebuah bentuk strategi pemasaran yang bertujuan agar sebuah perusahaan mempunyai keunggulan bersaing di pasar. Keunggulan bersaing (Porter : 1986)
4
adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan mampu memilih strategi pemasaran yang efektif. Bagi perusahaan jasa, perlu dilakukan diferensiasi melalui inovasi yang bersifat pre-emptive dalam jangka panjang. Pre-emptive ini maksudnya adalah implementasi suatu strategi yang baru bagi suatu bisnis tertentu.
Karena
merupakan
yang
pertama,
maka
dapat
menghasilkan
keterampilan atau aset yang dapat merintangi, mencegah, atau menghalangi para pesaing untuk melakukan duplikasi atau membuat tandingannya.2 Bank syariah yang saat ini sedang menemukan tempatnya pada persaingan di pasar ekonomi, harus memiliki strategi yang baik dalam melakukan diferensiasi produk terhadap perusahaan-perusahaan lain sejenis yang menjadi pesaing. Teknik diferensiasi produk yang dilakukan juga harus berdasarkan pada kebutuhan konsumen agar tidak terlampau jauh untuk fokus kepada produk pesaing namun melupakan kebutuhan konsumen. Kebanyakan dari masyarakat saat ini menggunakan produk pembiayaan seperti kredit card dan debit card untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh semakin tingginya harga kebutuhan namun tidak diiringi dengan tingkat pendapatan masyarakat, sehingga masyarakat semakin bergantung dengan kartu kredit sebagai produk bank yang memberikan kemudahan bagi masyarakat
2
Tjiptono, Fandy. Brand Management & Strategy. (Yogyakarta : Andi, 2005), hal. 145.
5
untuk
bertransaksi
dengan
menggunakan
I-Money.
Dengan
kata
lain,
ketergantungan masyarakat terhadap kartu kredit merupakan celah positif bagi bank dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan bank. Keragaman produk yang di pasarkan seperti kartu kredit syariah ini perlu diketahui perbedaannya oleh konsumen. Hal ini dikarenakan konsumen sudah banyak mengetahui tentang produk kartu kredit namun tidak untuk kartu kredit yang menggunakan sistem syariah ini, sehingga banyak sekali pertanyaan yang timbul akibat kemunculan produk ini. Terutama terhadap perbedaan serta keunggulan yang signifikan dan benar-benar menjadi keunikan tersendiri bagi produk ini. Oleh karena itu Studi Diferensiasi terhadap produk kartu kredit syariah perlu dilakukan guna memberikan pengetahuan lebih kepada nasabah/konsumen agar mereka dapat memilih atau menggunakan produk ini dengan tepat. Sehingga tidak terjadi penyesalan terhadap penggunaan produk oleh konsumen akibat ketidaksesuaian terhadap kebutuhan konsumen. Studi Diferensiasi juga perlu dilakukan agar konsumen mengetahui benar-benar mengetahui keunggulan masing-masing produk sehingga arah penggunaan terhadap produk ini dapat menguntungkan antara bank dengan konsumen. Untuk itu, maka perlu sekali dilakukan diferensiasi untuk menimbulkan perbedaan serta keunikan masing-masing produk, sehingga timbul ciri khas perusahaan, dan kepuasan konsumen semakin meningkat. Dari hal tersebut, maka
6
akan tercermin kualitas atau mutu layanan bank syariah yang baik dan benarbenar maksimal. Berdasarkan uraian dari latar belakang keingintahuan tersebut, untuk itu penulis mencoba menelusuri bentuk skripsi dengan judul “STUDI DIFERENSIASI PRODUK KARTU KREDIT SYARIAH ANTAR BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Kasus pada Bank BNI Syariah, dan CIMB Niaga Syariah)”.
B. Identifikasi Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan Diferensiasi Produk? 2. Mengapa Diferensiasi Produk dibutuhkan oleh perusahaan? 3. Apakah yang dimaksud dengan Kartu Kredit Syariah? 4. Apakah hal-hal yang membedakan Kartu Kredit Syariah dengan kartu kredit biasa pada umumnya? 5. Bagaimanakah prosedur yang dilakukan untuk dapat memiliki dan menggunakan Kartu Kredit Syariah? 6. Mengapa Bank Syariah perlu menerbitkan produk Kartu Kredit Syariah? 7. Apa sajakah produk-produk Kartu Kredit Syariah yang dikeluarkan oleh Bank Syariah di Indonesia? 8. Apakah keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing produk Kartu Kredit Syariah tersebut? 9. Adakah keunikan atau perbedaan yang signifikan dan dimiliki oleh produk-produk tersebut?
7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan pembahasan diatas, agar penelitian ini lebih terarah dan tidak melebar maka penulis membatasinya pada Studi diferensiasi untuk produk Kartu Kredit Syariah pada bank yang memiliki produk tersebut. Diantaranya Bank BNI Syariah, dan Bank CIMB Niaga Syariah. Dari pembatasan masalah tersebut penulis merumuskan pokok masalah pada skripsi ini, yaitu sebagai berikut : 1. Apa saja diferensiasi produk yang ada antara produk kartu kredit Syariah milik BNI Syariah dengan CIMB Niaga Syariah? 2. Apakah diferensiasi produk tersebut mempengaruhi tingkat minat pengguna terhadap kedua kartu tersebut? 3. Adakah keunikan tersendiri baik keunggulan atau kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing produk tersebut?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun manfaat dan tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui diferensiasi produk-produk kartu kredit syariah milik BNI Syariah dan CIMB Niaga Syariah. b. Mengetahui pengaruh diferensiasi produk tersebut terhadap tingkat minat nasabah sebagai pengguna kartu.
8
c. Mengetahui perbedaan yang signifikan, yaitu keunikan tersendiri yang dimiliki oleh masing-masing produk baik keunggulan maupun kelemahan produk-produk itu sendiri.
2. Manfaat penelitian a. Menambah wawasan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pihak yang menggunakan penelitian ini sebagai perbandingan. b. Agar para masyarakat khususnya Umat Islam sadar akan pentingnya berbisnis syariah dengan menggunakan produk yang disediakan oleh lembaga-lembaga yang berperan pada kelangsungan perkembangan perbankan syariah. c. Memberikan inspirasi bagi perusahaan, khususnya lembaga keuangan dalam mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menerapkan strategi yang baik bagi produk-produk yang ditawarkan kepada nasabah.
E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penyusunan penulisan skripsi ini, maka penulis membaginya dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut :
9
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori,dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini penulis akan membahas pengertian Studi diferensaisi, pengertian kartu kredit syariah, dan jenis-jenis kartu kredit syariah yang dikeluarkan oleh bank. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian terhadap produk-produk kartu kredit syariah. BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan membahas hasil dari penelitian yaitu studi diferensiasi terhadap produk kartu kredit syariah yang dikeluarkan oleh bank-bank syariah di Indonesia berdasarkan data yang didapat dari hasil penelitian. BAB V PENUTUP Pada bab ini berisi tentang Kesimpulan dan saran dari penelitian yang menjadi pembahasan singkat atau rangkuman dari hasil penelitian.
10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Diferensiasi 1. Pengertian Diferensiasi Menurut Porter, secara umum terdapat tiga strategi yang secara potensial berhasil untuk mengungguli perusahaan dalam suatu industri. Strategi-strategi tersebut antara lain strategi keunggulan biaya (low cost strategy), strategi diferensiasi (differentiation strategy) dan strategi fokus (focus strategy).1 Dari ketiga strategi tersebut, menurut Mac Millan dan Mc Grath strategi diferensiasi merupakan strategi yang paling menguntungkan. Karena strategi diferensiasi dibuat berdasarkan penawaran kepada pelanggan terhadap sesuatu yang bernilai yang tidak dimiliki oleh para pesaing.2 Di dalam pemasaran bukanlah hanya pertarungan produk, melainkan merupakan persepsi dalam ingatan pelanggan atau calon pelanggan.3 Pelanggan sering membuat keputusan untuk membeli berdasarkan persepsi mereka sendiri, oleh karena itu dibutuhkannya diferensiasi. Menurut Philip Kotler, definisi pembedaan atau diferensiasi (differentiation) adalah tindakan untuk menetapan sekumpulan perbedaan1
Bernard Edwin Silaban, ANALISIS STRATEGI PT. XYZ DENGAN MODEL MICHAEL PORTER, (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusantara : Journal ESENSI, 2006), Vol. No. 1, Hal. 2 2 MacMillan, Ian C. dan Rita Gunther McGrath, Discovering New Points of Differentiation, (Harvard Business Review, 1997) Hal, 137 3 Al Ries & Jack Trout, 22 Hukum Tetap Pemasaran, (Jakarta: Gramedia, 1994), Hal. 31.
10
11
perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari para pesaingnya.4 Jadi diferensiasi adalah penciptaan suatu citra rancangan yang cukup berbeda dengan hasil rancangan yang telah beredar dengan maksud untuk menarik konsumen.5 Secara tradisional, diferensiasi didefenisikan sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan yang bermakna didalam tawaran perusahaan. Menurut John A Pearce dan Richard B Robinson diferensiasi adalah suatu strategi bisnis yang berusaha untuk membangun keunggulan kompetitif dengan produk atau jasa dengan membedakannya dengan produk-produk lain yang tersedia, berdasarkan pada features kinerja, atau faktor-faktor lainnya yang tidak secara langsung terkait dengan biaya dan harga. Sehingga perbedaan tersebut akan menjadi sesuatu yang susah untuk dirancang atau sesuatu yang susah untuk ditiru.6 Sedangkan menurut Michael Porter yang dikutip oleh Hermawan Kartajaya diferensiasi adalah “A firm differentiates itself from its competitors if it can be unique at something that is valuable to buyers.”7 Diferensiasi yang diungkapkan oleh Porter dalam strategi generiknya adalah Strategi perbedaan (diferensiasi) menghasilkan keunggulan yang didasarkan pada keunggulan teknis, pelayanan, dan kualitas. 4
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran 1, (Jakarta: Prehallindo, 2002), h. 20. Jill Griffin, Customer Loyalty: Menumbuhkan Dan Mempertahankan Pelanggan, (Jakarta : Airlangga, 2003), Hal 357. 6 John A Pearce dan Richard B Robinson. Manajemen Strategi : Formulasii, Implementasi, dan Pengendalian. (Jakarta : Salemba Empat : 2009). Hal 247. 7 Hermawan Kartajaya, Positioning, Diferensiasi, dan Brand, (Jakarta: Gramedia, 2005), h. 128. 5
12
Menurut Macmillan dalam Aaker yang dikutip oleh Fandy Tjiptono, perusahaan jasa perlu melakukan diferensiasi melalui inovasi bagi suatu bisnis tertentu. Karena merupakan yang pertama, inovasi dapat menghasilkan keterampilan atau asset yang dapat merintangi, mencegah atau menghalangi para pesaing untuk melakukan duplikasi atau membuat tandingannya. 8 Dari beberapa pengertian tersebut dapat simpulkan bahwa diferensiasi merupakan suatu alat atau rancangan baru yang sangat berbeda dari pesaing untuk memberikan sesuatu yang unggul dan memiliki keunikan
tersendiri
bagi
perusahaan
di
mata
konsumen
untuk
meningkatkan daya saing terhadap perusahaan lain.
2. Pengertian Produk Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan kebutuhan termasuk produk adalah objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan.9 Produk dalam pemasaran menurut Fandy Tjiptono, merupakan bentuk pemasaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam konteks ini, produk bisa berupa apa saja (baik berwujud fisik maupun non fisik) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi 8
Fandy Tjiptono, Strategi pemasaran - edisi II cet. 6, (Yogyakarta: Andi, 2002), h. 145. Philip Kotler & Keller, Marketing Management, (Prentice Hall: Pearson Education International, 2009), Edisi 13, hal. 139. 9
13
kebutuhan dan keinginan tertentu. Keputusan bauran produk yang dihadapi pemasar jasa bisa sangat berbeda dengan yang dihadapi pemasar barang. Aspek pengembangan produk fisik sangat mudah diproteksi dengan paten. Jadi menurut penulis, produk adalah barang yang ditawarkan untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan. Produk yang didukung oleh keunikan yang solid dan kuat maka akan dengan sendirinya menciptakan brand image yang kuat dan solid pula.
3. Diferensiasi Produk Dalam
pemasaran,
diferensiasi
produk
adalah
kegiatan
memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi ini memerlukan penelitian pasar yang cukup serius karena agar dapat benarbenar
berbeda, diperlukan pengetahuan
tentang produk pesaing.
Diferensiasi produk ini biasanya hanya mengubah sedikit dari karakter produk, antara lain kemasan dan tema promosi tanpa mengubah spesifikasi fisik produk, meskipun itu diperbolehkan. Diferensiasi produk adalah tindakan merancang serangkaian perbedaan pada produk yang berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran pesaing.10 Menurut Kasumbogo Untung yang dikutip oleh Bobby Yudhiarina, diferensiasi produk yang bersifat inovasional biasanya ditanggapi positif 10
Philip Kotler & Keller, Marketing Management, (Prentice Hall: Pearson Education International, 2009), Edisi 13, hal. 9.
14
oleh pihak pembeli karena dianggap mempunyai mutu lebih baik dan lebih memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berbeda-beda setiap waktunya. Menurut Simamora, diferensiasi produk adalah upaya dari sebuah perusahaan untuk membedakan produknya dari produk pesaing dalam suatu sifat yang membuatnya lebih diinginkan oleh pelanggan. Jadi menurut penulis diferensiasi produk adalah karakteristik yang unik dengan kualitas yang berbeda dimana produk tersebut juga dipengaruhi oleh selera harga pelanggan. Dan cara diferensiasi produk dengan cara mengembangkan produk baru, mengembangkan variasi kualitas, dan menambahkan tambahan serta ukuran model.
4. Parameter Diferensiasi Diferensiasi memiliki beberapa konsep yang menjadi pola prinsip dan tolak ukur dimana strategi diferensiasi tersebut dapat mencapai kesuksesan maksimal untuk kemajuan suatu perusahaan. Kotler menjelaskan bahwa keunggulan bersaing sebuah perusahaan salah satunya dengan perbedaan (differentiation) tawaran perusahaan yang akan memberikan nilai lebih kepada konsumen ketimbang yang dibawakan
pesaing.
Penawaran
perusahana
kepada
pasar
dapat
didiferensiasikan, diantaranya: Penentuan posisi yang lebih umum untuk merek adalah sebagai “mutu terbaik” yang akan tergantung pada kinerja produk yang aktual,
15
akan tetapi hal ini juga dikomunikasikan oleh pemilihan tanda dan petunjuk fisik. Banyak parameter rancangan diferensiasi produk yang bisa digunakan, seperti: bentuk, keistimewaan/fungsi, kualitas kerja, kualitas kesesuaian, daya tahan, keandalan, mudah diperbaiki, gaya, dan design.11 Berikut Penjelasan dari masing-masing parameter tersebut: a) Bentuk (Form) Produk bisa dideferensiasikan dalam bentuk, ukuran atau struktur fisik produk. b) Keistimewaan/fungsi (Feature) Produk dapat ditawarkan dengan beberapa keistimewaan, karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. c) Kualitas kinerja (Performance Quality) Kualitas kinerja mengacu pada tingkat dimana karakteristik produk itu beroperasi.Yang ditetapkan sebagai satu dari empat tingkatan kualitas; rendah, rata-rata, tinggi, atau sangat tinggi. Kebanyakan produk bermutu baik memperoleh harga yang baik pula, lebih banyak pembelian ulang, konsumen lebih loyal, dan kesan yang lebih baik. d) Kualitas kesesuaian (Conformance Quality) Kualitas kesesuaian mengacu pada tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Hal ini menunjuk pada produk yang yang diproduksi sesuai oleh selera pada pelanggan. 11
Philip Kotler penerjemah A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 391-394.
16
e) Daya Tahan (Durability) Adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal dan atau berat, yang menjadikan atribut bernilai bagi beberapa produk. Namun dengan syarat selisih harganya tidak boleh terlalu mahal dan juga produk tersebut tidak tergantung pada teknologi yang unjuk kerjanya berkembang cepat karena bisa terkesan kuno. f) Keandalan (Reliability) Adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu. Untuk menghindari biaya kerusakan yang mahal dan waktu perbaikan biasanya pelanggan mau membayar lebih mahal untuk produk yang lebih handal. g) Mudah diperbaiki (Repairability) Adalah ukuran kemudahan memperbaiki suatu produk yang rusak atau gagal. Idealnya barang dapat diperbaiki oleh pemakai sendiri dengan mudah dan cepat. h) Gaya (Style) Menggambarkan penampilan dan perasaan produk itu bagi pembeli. Gaya memiliki keunggulan kompetitif yang sukar ditiru. Disisi negatif, gaya yang menarik tidak selalu menciptakan kinerja yang tinggi. i) Rancangan (Design)
17
Adalah totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan pelanggan. Dengan semakin ketatnya persaingan, rancangan akan menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan suatu produk.
Dari penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa produk fisik merupakan hal yang potensial untuk dijadikan pembeda. Untuk itu, perusahaan dapat membedakan produknya berdasarkan keistimewaan, kualitas kinerja, kualitas kesesuaian, daya tahan, keandalan, mudah diperbaiki, gaya, dan rancangan.
5. Tahap-tahap Diferensiasi Untuk melakukan diferensiasi suatu produk, ada beberapa tahap yang harus diperhatikan. Tahap-tahap tersebut diantaranya : a. Menemukan model nilai konsumen. Perusahaan harus membuat semua daftar produk dan jasa yang mempengaruhi persepsi konsumen yang menjadi target market terhadap value. b. Membangun hirarki nilai pelanggan, perusahaan harus menyusun setiap faktor kedalam satu kelompok dari empat kelompok yaitu: Basic
(dasar),
expected
unanticipated (kejutan).
(harapan),
desired
(keinginan)
dan
18
c. Menemukan sepaket nilai konsumen. Perusahaan harus memilih kombinasi antara faktor yang intangible dan tangible untuk membedakan dengan pesaing dan menciptakan konsumen yang loyal.
Menurut Kartajaya dalam membangun diferensiasi secara kokoh dan
sustainable,
maka
harus
melakukan
beberapa
tahap
untuk
membangunnya, diantaranya : a. Segmentasi, Targetting dan Positioning Langkah pertama untuk membangun diferensiasi adalah melakukan segmentasi targeting yang kemudian diikuti dengan perumusan positioning produk, merek dan perusahaan. Segmentasi merupakan proses pemetaan pasar dan konsumen secara kreatif, setelah konsumen dibagi-bagi menjadi berbagai kelompok maka yang akan dijadikan pasar sasaran. Dengan mengetahui pasar sasaran yang ingin dituju, maka dapat diketahui lebih jelas segala hal yang ada di dalam benak konsumen. Sehingga perusahaan dapat menentukan positioning di dalam benak konsumen tersebut akan membedakan dengan pesaing.12 b. Analisa Diferensiasi Dari positioning tersebut, proses pengorganisasian dengan baik pada sumber-sumber diferensiasi yang memungkinkan, baik yang telah ada saat ini maupun yang memiliki potensi untuk menjadi dasar diferensiasi di masa yang akan datang. Proses tersebut dilakukan 12
h. 9.
Hermawan Kartajaya, Positioning, Diferensiasi, dan Brand, (Jakarta: Gramedia, 2005),
19
dengan melihat sejauh mana sumber daya perusahaan memiliki kelebihan dan kekurangan dari sumber diferensiasi melalui konten, konteks, dan infrastruktur untuk menjadikan diferensiasi yang unggul dibandingkan pesaing. c. Uji Sustainable Diferensiasi Uji diferensiasi apakah sustainable atau tidak dengan melakukan analisis kemungkinan dasar diferensiasi yang dapat dihasilkan oleh perusahaan baik itu dari segi konten, konteks dan infrastruktur. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menilai sejauh mana sustainable diferensiasi, yaitu : tidak mudah ditiru dan memiliki keunikan. Apabila produk dan merek perusahaan memiliki keunikan maka akan bertahan karena tidak mudah untuk disamakan dengan pesaing. d. Komunikasi Tahap
keempat
yaitu
mengkomunikasikan
diferensiasi
yang
ditawarkan untuk membangun persepsi yang lebih baik, setiap aspek dari program komunikasi perusahaan harus menunjukan diferensiasi yang ditawarkan oleh perusahaan.13
Dengan kata lain, atau dengan bahasa yang lebih sederhana dan bermakna, perusahaan yang ingin menggunakan strategi diferensiasi harus memiliki cara mereka sendiri, baik dalam membentuk produk, menentukan 13
h. 156.
Hermawan Kartajaya, Positioning, Diferensiasi, dan Brand, (Jakarta: Gramedia, 2005),
20
sasaran, mengatur organisasi, dan mengkomunikasikan strategi diferensiasi itu sendiri. Sehingga memiliki peluang yang lebih besar untuk memenangkan persaingan. Menurut Kotler yang dikutip oleh Bambang Hariadi, cara melakukan diferensiasi produk adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan Produk Baru a. Adaptasi (terhadap ide lain) b. Modifikasi (mengubah warna, gerak suara, bentuk, dan bau) c. Memperbesar (membuat lebih besar/ berat/ kuat/ panjang/ tebal) d. Memperkecil (menjadikan lebih kecil/ simple/ ringan/ pendek/ tipis/ ramping) e. Substitusi (dari proses, power, dan ramuan) f. Menata ulang (terhadap pola, layout, komponen, dan rangkaian) g. Membalik (membuat terbalik) h. Mengkombinasi (mencampur, mengombinasi unit) 2. Mengembangkan variasi kualitas 3. Mengembangkan tambahan serta ukuran model 14
6. Syarat dan Kriteria Diferensiasi Diferensiasi merupakan upaya menciptakan pembedaan baik dari sisi konten, kontek maupun infrastruktur dan diferensiasi dibentuk tidak hanya berbeda tetapi harus memiliki diferensiasi yang kokoh dalam jangka 14
Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 108.
21
panjang. Menurut Kartajaya, terdapat tiga syarat sebagai acuan penentuan diferensiasi, antara lain : a. Menciptakan excellent value Sebuah diferensiasi harus mampu menciptakan excellent value kepada pelanggan sehingga perbedaan tersebut memiliki makna dimata pelanggan. b. Keunggulan bersaing Diferensiasi perusahaan harus merupakan keunggulan dibandingkan pesaing. Sebuah diferensiasi akan kokoh jika mencerminkan perbedaan dengan pesaing dan perbedaan tersebut mencerminkan keunggulan dari penawaran perusahaan. c. Memiliki keunikan Agar diferensiasi kokoh dan sustainable, maka harus memiliki uniqueness sehingga tidak mudah untuk ditiru oleh pesaing. Untuk tidak mudah ditiru maka seperti yang dikemukakan Michael Porter maka diferensiasi harus tersusun atas sekumpulan sistem aktivitas (activity system) yang saling terkait dimana antar aktivitas-aktivitas tersebut saling menunjang secara konstruktif satu sama lain.15 Menurut Kotler yang dikutip oleh Rambat Lupiyoadi, keunggulan yang ditampilkan harus memenuhi kriteria : a. Penting
15
h. 148.
Hermawan Kartajaya, Positioning, Diferensiasi, dan Brand, (Jakarta: Gramedia, 2005),
22
Keunggulan yang dimiliki dianggap sangat penting oleh kebanyakan pembeli. b. Berbeda Belum ada pesaing yang menawarkan keunggulan atau sudah ada yang menawarkannya namun dengan cara yang lebih umum. c. Superior (Unggul) Keunggulan yang dimiliki harus lebih baik dibandingkan dengan produk atau jasa lain yang dimiliki pesaing. d. Dapat dikomunikasikan Keunggulan yang dikomunikasikan akan menjadi perhatian lebih bagi pembeli atau calon pembeli. e. Pelopor Membuat suatu keunggulan yang sulit untuk ditiru oleh pesaing. f. Harga terjangkau Pembeli mampu membayar biaya keunggulan yang ditambahkan dalam produk tersebut. g. Menguntungkan Perusahaan atau lembaga dapat memperoleh laba dari pemberian keunggulan tersebut.16 David A. Aker berpendapat bahwa salah satu kriteria untuk mencapai suksesnya strategi diferensiasi adalah dengan membangun brand (identitas yang kuat) untuk menciptakan batas/hambatan yang kompetitif 16
Rambat Lupiyoadi & A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 59.
23
(competitive barriers). Dengan membangun suatu identitas yang kuat dari sebuah produk, maka akan menciptakan ekuitas (equity) dari identitas tersebut. Seperti : a. Brand Awareness, merupakan garansi bagi suatu produk karena menyediakan bentuk : -
Kepopuleran (familiar) dari produk
-
Merupakan sinyal komitmen, presence, dan substansi
-
Recalled buying atau suatu bentuk keinginan untuk membeli kembali
b. Brand Association, merupakan suatu bentuk hubungan langsung atau tidak langsung dari memori konsumen. c. Brand Loyality, merupakan suatu bentuk kesetiaan seorang konsumen bagi suatu produk atau perusahaan.17
Strategi diferensiasi berhasil apabila dapat menciptakan sesuatu yang berbeda, sulit ditiru atau disamai oleh pesaing, dan mempunyai nilai lebih dimata konsumen. Beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk melindungi strategi diferensiasinya dari risiko kegagalan adalah: 1) Membuat produk yang benar-benar eksklusif dengan kualitas jauh melebihi kebutuhan konsumen sehingga harga jualnya sangat mahal dibandingkan pesaing.
17
Diakses pada tanggal 14 Desember 2014 pukul 10.14 http://books.google.co.id/books?id=hxHeUei4vWgC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=fa lse
24
2) Menetapkan harga jual yang mahal karena akan ada konsumen tertentu yang menangkap sinyal bahwa harga jual mahal identik sengan kualitas yang tinggi dan mereka enggan untuk turun level ke harga dibawahnya. 3) Membuat produk yang benar-benar berbeda dengan produk yang mempunyai harga lebih rendah. Strategi diferensiasi sesungguhnya didasarkan konsep inovasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang bisa bertahan hidup dan mampu memimpin pasar serta melipatgandakan penjualan adalah mereka yang terus-menerus melakukan inovasi. Perubahan yang tiada henti memang membuat perusahaan awet muda dan hal itu yang membuat perusahaan lain sulit meniru dan selalu ketinggalan.
7. Mempertahankan Diferensiasi Mencapai
kesuksesan
lebih
mudah
dibandingkan
dengan
mempertahankan. Mungkin hal tersebut merupakan kalimat yang sering kita dengar, karena setelah diferensiasi yang kokoh terbentuk maka langkah selanjutnya adalah mempertahankannya. Hanya sedikit dari beberapa perusahaan yang berhasil dalam mempertahankan diferensiasi yang telah mereka bangun untuk waktu yang lama. Namun, perusahaan jasa yang meriset dan memperkenalkan inovasi jasa secara teratur akan memperoleh serangkaian keuntungan temporer melebihi pesaingnya, dan
25
dengan memperoleh reputasi untuk inovasi dapat menahan pelanggan yang menginginkan yang terbaik.18 Dalam hal ini, Hermawan Kartajaya mengungkapkan cara untuk menjaga diferensiasi, sebagai berikut: 1)
Fokus pada inti Diferensiasi
2)
Konsisten
3)
Selalu mengembangkan Diferensiasi 19 Jadi berdasarkan penjelasan diatas, diferensiasi merupakan segala
tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai pelaku pemasaran untuk membuat keunikan bagi dirinya agar berbeda dengan para pesaing dalam bidang yang sama. Dengan strategi diferensiasi, maka suatu perusahaan dapat berasumsi bahwa pelanggan akan mendapatkan produk yang lebih bernilai daripada produk lainnya.
8. Manfaat Dan Risiko Diferensiasi Produk Strategi diferensiasi jika berhasil mempunyai dua mata pisau yang tajam, yaitu pertama dapat menghalangi masuknya para pendatang baru ke dalam pasar, bertahan terhadap persaingan sesama penjual yang menawarkan produk serupa tidak serupa atau barang substitusi, menumbuhkan loyalitas pembeli karena produsen menawarkan produk yang sulit ditiru atau sulit disamai. Kedua, jika perusahaan sekaligus dapat 18
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, penerjemah A.B Susanto, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 613. 19 Hermawan Kartajaya, Positioning, Diferensiasi, dan Brand, (Jakarta: Gramedia, 2005), h. 161.
26
berproduksi secara efisien maka akan dapat menghasilkan profit margin diatas normal sehingga mempunyai bergaining position yang kuat terhadap supplier karena mampu melakukan pembelian yang saling menguntungkan.20 a. Keuntungan Diferensiasi Dalam bukunya, John A Pearce dan Richard B Robinson membahas keuntungan yang akan didapat pelaku bisnis apabila menjalankan diferensiasi kompetitif antara lain:21 1) Persaingan berkurang ketika suatu bisnis berhasil mendiferensiasikan dirinya. Seperti contohnya pendidikan yang ditawarkan oleh Harvard tidak bersaing dengan pendidikan yang ditawarkan oleh suatu universitas teknik lokal. Dari hal ini terlihat bahwa suatu bisnis telah mendiferensiasikan dirinya dari yang lain dalam benak para pembeli. Dengan melakukan hal ini masing-masing pihak tidak harus merespon secara kometitif terhadap pesaing tersebut. 2) Pembeli kurang sensitif terhadap harga untuk produk yang terdiferensiasi secara efektif. Pembeli akan toleransi terhadap kenaikan harga untuk suatu produk terdeferensiasi. Seperti contohnya Highlands Inn di Carmel, California yang mengenakan tarif minimum $600 per malam untuk sebuah kamar dengan dapur, perapian, bak mandi air panas, dan pemandangan. Walaupun tersedia banyak tempat lain di
20
Bambang Hariadi. Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis. (Malang : Bayumedia Publishing : 2005). Hal 103. 21 John A Pearce dan Richard B Robinson. Manajemen Strategi : Formulasii, Implementasi, dan Pengendalian. (Jakarta : Salemba Empat : 2009). Hal 248-249.
27
sepanjang pantai California, namun tingkat hunian penginapan ini bertahan pada tingkat diatas 90%. Mengapa demikian? Karena tidak akan mendapat pemandangan yang lebih baik serta suasana yang lebih rileks untuk menghabiskan beberapa hari di Pasific Coast. 3) Loyalitas terhadap merek sulit ditandingi oleh pendatang baru. Loyalitas atau kepercayaan pembeli terhadap suatu merk akan menyulitkan para pendatang baru memasuki pasar, sehingga meskipun banyak pendatang baru, produk yang terdeferensiasi akan terus mengalami kenaikan pangsa pasar karena loyalitas pembeli terhadap merk tersebut. b. Risiko Diferensiasi John A Pearce dan Richard B Robinson juga menyebuttkan resiko yang harus dialami ketika perusahaan mengikatkan bisnisnya pada keunggulan diferensiasi antara lain:22 1) Adanya imitasi yang mempersempit diferensiasi yang ada di benak pelanggan, hal ini akan membuat diferensiasi menjadi tidak berarti. 2) Perubahan teknologi yang meniadakan investasi atau pembelajaran yang lalu. 3) Perbedaan biaya antar pesaing berbiaya rendah dengan bisnis terdiferensiasi menjadi terlalu besar sehingga sulit bagi diferensiasi untuk mempertahankan loyalitas terhadap merk. Para pembeli mungkin akan mengorbankan beberapa fitur, layanan, atau citra yang 22
John A Pearce dan Richard B Robinson. Manajemen Strategi : Formulasii, Implementasi, dan Pengendalian. (Jakarta : Salemba Empat : 2009). Hal 249.
28
dimiliki oleh bisnis terdiferensiasi guna menghemat biaya dalam jumlah besar.
9. Tujuan Diferensiasi Produk Tujuan
dilakukannya
diferensiasi
produk
adalah
untuk
meningkatkan keuntungan dengan cara menghasilkan lini produk baru agar mendapatkan laba yang maksimal serta meminimalisir risiko kerugian dari produk terdahulu yang mengalami penurunan nilai. Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi yang mampu mengalihkan basis persaingan dari harga ke faktor lain, seperti karakteristik produk, strategi distribusi, atau variabel-variabel promotif lainnya. Kelemahan dari diferensiasi adalah perlunya biaya tambahan dan promosi berupa iklan besar-besaran.
B. Kartu Kredit Syariah 1. Pengertian Kartu Kredit dan Debit Pada dasarnya kredit dan pembiayaan memiliki kesamaan. Beberapa pengertian Kredit secara universal menurut undang-undang Perbankan Indonesia, yaitu : “Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal dimana pihak peminjam
29
berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan kesepakatan yang telah ditetapkan.23 Kartu Kredit adalah alat pembayaran pengganti uang tunai atau cek.24 Kartu kredit adalah uang plastik yang diterbitkan oleh suatu institusi yang memungkinkan pemegang kartu (card holder) untuk memperoleh kredit atas transaksi yang dilakukannya dan pembayarannya dapat dilakukan secara angsuran dengan membayar sejumlah bunga (finance charge) atau sekaligus pada waktu yang telah ditentukan.25 Kartu kredit adalah suatu jenis alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai, dimana kita sewaktu-waktu dapat menukarkan apa saja yang kita inginkan yakni ditempat-tempat dimana saja ada cabang yang dapat menerima credit card dari bank, atau perusahaan yang mengeluarkan atau dapat juga menguangkan kepada bank yang mengeluarkan atau pada cabang yang mengeluarkan.26 Jadi, menurut penulis Kartu Kredit merupakan kartu kecil yang dikeluarkan oleh bank yang menjamin pemegangnya untuk dapat berbelanja tanpa bayar kontan dan pengeluaran belanja itu akan diperhitungkan di rekening pemilik kartu di bank tersebut.
23
Buku Undang-undang Perbankan No. 10, 1998. Hermansyah, SH. M. Hum, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 90. 25 Ibrahim, Johannes. Kartu Kredit: Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan. (Bandung: PT. Refika Aditama, 2004), hlm. 11. 26 Prayogo S. & Djoko Prakoso, Surat Berharga alat Pembayaran dalam Masyarakat Modern (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), hal. 335. 24
30
Sedangkan Kartu Debit berbeda dengan Kartu Kredit, pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa dengan menggunakan kartu ini, pada prinsipnya adalah transaksi tunai dengan tidak menggunakan uang tunai tetapi pelunasan dan pembayarannya dilakukan dengan cara mendebet (mengurangi) secara langsung saldo rekening simpanan pemegang kartu yang bersangkutan sebesar jumlah nilai transaksi pada merchant atau penjual.27 Menurut penulis, kartu debit merupakan alat pembayaran untuk transaksi jual beli atas barang atau jasa yang pelunasannya dilakukan dengan cara mengurangi saldo rekening simpanan sang pemegang kartu sesuai dengan jumlah nilai transaksi.
2. Pengertian Kartu Kredit Syariah Syariah secara etimologis berakar dari kata Syar’a yang berarti “sesuatu yang dibuka secara lebar kepadanya”. Dari sinilah terbentuk kata syari’ah yang berarti “sumber air minum”. Kata ini kemudian dikonotasikan oleh bangsa Arab dengan jalan yang lurus yang harus diikuti seperti syariat, ajaran, undang, hukum.28
27
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002), hal. 195. 28 Munir Baalbaki dan Rohi Baalbaki, Kamus AlMaurid, (Surabaya: Halim Jaya, 2006), h. 509.
31
Syariah Card adalah kartu yang berfungsi seperti kartu kredit yang hubungan hukum (berdasarkan sistem yang sudah ada) antara para pihak berdasarkan prinsip Syariah.29 Meskipun fungsi pada Syariah Card sama seperti kartu kredit, namun pada Syariah Card tidak diberlakukan bunga yang identik dengan riba. Oleh karenanya, pada Syariah Card menggunakan mekanisme akad yang berdasarkan prinsip syariah. Akad yang digunakan dalam Syariah Card adalah kafalah, qardh, dan ijarah. Didalam Syariah Card juga terdapat ketentuan tentang batasan (dwabith wa hudud), yakni tidak menimbulkan riba; tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan syariah; tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan (israf), dengan cara antara lain menetapkan pagu maksimal pembelanjaan; pemegang kartu harus memiliki kemampuan financial untuk melunasi pada waktunya; dan tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan syariah.30 Dari beberapa uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa kartu kredit syariah atau Syariah Card adalah alat pembayaran yang pada dasarnya berfungsi seperti kartu kredit, namun memiliki mekanisme yang sesuai dengan prinsip syariah yaitu tidak diberlakukan bunga yang identik dengan riba. Adapun akad-akad yang digunakan pada kartu kredit syariah yaitu kafalah, ijarah, dan qardh.
29 30
Fatwa DSN No. 54/DSN-MUI/X/2006 tentang Syariah Card, h. 1 Fatwa DSN No. 54/DSN-MUI/X/2006 tentang Syariah Card, h. 2
32
3. Persamaan dan Perbedaan Kartu Kredit dengan Kartu Kredit Syariah Kartu kredit syariah dengan kartu kredit konvensional memiliki beberapa persamaan dan perbedaan, diantaranya: a. Persamaan kartu kredit syariah dengan kartu kredit konvensional -
Iuran tahunan (biaya per-tahun yang ditanggung nasabah)
-
Pagu limit (berdasarkan jenis kartu)
-
Menggunakan jasa layanan kartu Internasional atau kartu Global (Master Card)
-
Dapat digunakan untuk kegiatan dasar, yaitu pembayaran secara kredit di merchant penyedia kartu global tersebut dan pembayaran tagihan bulanan, seperti listrik, telepon, dan air.31
b. Perbedaan kartu kredit syariah dengan kartu kredit konvensional -
Tidak ada prinsip penggunaan bunga atau riba seperti pada kartu kredit konvensional
-
Menggunakan prinsip syariah
-
Menggunakan akad kafalah, ijarah, dan qardh
-
Tidak terdapat pembayaran minimum seperti pada kartu kredit konvensional, jadi ketika jatuh tempo tagihan dibayarkan secara keseluruhan
31
http://amir.karimuddin.com/kartu-kredit-syariah-vs-konvensional.html Amir Karimuddin, “Kartu Kredit Syariah vs Konvensional”. Artikel diakses pada 30 Desember 2014 pukul 01.00
33
-
Untuk penggunaan tidak seperti pada kartu kredit konvensional, kartu kredit syariah hanya memberikan fasilitas terhadap transaksi yang sesuai dengan prinsip syariah
4. Keunggulan Kartu Kredit Syariah Keunggulan dari kartu kredit syariah antara lain: -
Bebas Bunga Karena menggunakan prinsip syariah dan akad-akad yang digunakan pun sesuai dengan syariat Islam.
-
Lebih Murah Konsep biaya yang timbul dari Kartu Kredit Syariah lebih murah dibandingkan dengan kartu kredit biasa/konvensional.
-
Berfungsi sama seperti Kartu Kredit Kartu Kredit Syariah atau Syariah Card pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan Kartu Kredit, yaitu dapat digunakan untuk berbelanja berbagai macam keperluan, barang-barang, dan pelayanan tertentu bagi pengguna kartu dengan jaringan Master Card Worldwide, yang menjadikan kartu kredit syariah dapat diterima diseluruh merchant mastercard di seluruh dunia.
-
Peduli dengan sesama Hal ini ditunjukkan dengan bentuk keterlambatan denda atas pembayaran yang tidak dibukukan sebagai keuntungan bank.
34
Namun dana tersebut disalurkan untuk kepentingan sosial dan kemanusiaan melalui lembaga-lembaga sosial terkemuka.
5. Hukum Fiqh Kartu Kredit Syariah/Syariah Card Landasan hukum penerbitan kartu kredit syariah yang dijadikan sebagai acuan umum adalah: QS. Al-Ma’idah Ayat 1
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”
Berdasarkan ayat diatas, dalam kegiatan muamalat terdapat akadakad dan ketentuan yang diterapkan, dan seluruh pihak yang terkait dalam kegiatan muamalat itu harus memenuhi ketentuan tersebut. Begitu juga
35
pada kartu kredit syariah, terdapat akad-akad yang harus dipenuhi oleh bank sebagai penerbit kartu dan nasabah sebagai pengguna kartu.
QS. Al-Ma’idah Ayat 2
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan
jangan
tolong-menolong
dalam
berbuat
dosa
dan
pelanggaran.” Maksud dari ayat ini adalah untuk mengajak saudara sesama muslim untuk mengerjakan perbuatan halal dan menghindari perbuatan dosa yaitu perbuatan memakan riba. Kaitan ayat ini dengan kartu kredit syariah adalah QS. Al-Baqarah Ayat 275
Artinya: ...”Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”...
36
Ayat diatas mengatakan bahwa setiap transaksi yang mengandung riba hukumnya haram , serta boleh mengambil keuntungan dari transaksi tersebut tentunya dengan cara yang tidak bathil. Kaitannya dengan kartu kredit syariah adalah bahwa selama transaksi dalam kartu kredit tersebut tidak mengandung riba maka hukumnya boleh. QS. Al-Baqarah Ayat 282
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara
tunai
untuk
waktu
yang
ditentukan,
hendaklah
kamu
menuliskannya.” Ayat diatas mengatakan bahwa dalam bermuamalah boleh dilakukan dengan tidak secara tunai, demikian juga dengan aplikasi kartu kredit syariah yang transaksinya tidak dilakukan secara tunai sehingga diperbolehkan dengan syarat menuliskannya agar dapat mengingat untuk melunasinya.
37
6. Mekanisme Umum Kartu Kredit Syariah
Gambar 2.1 Mekanisme Berfungslnya Kartu Kredit Syariah Sumber : Kasmir, 2001:305, dengan sedikit modifikasi
1) Nasabah (customer) mengajukan permohonan sebagai pemegang kartu (card holder) dengan Memenuhi segala persyaratan dan peraturan yang telah dibuat oleh bank syariah (credit center). Pada tahap ini terjadi wa'ad (janji) dari bank syariah kepada nasabah untuk memberikan pembiayaan, sehingga akad yang dilakukan adalah jual beli. 2) Bank atau lembaga pembiayaan akan menerbitkan kartu apabila 'clisetujui' setelah melalui penelitian terhadap kredibilitas dan capabilitas calon nasabah, terjadilah akad jual beli. 3) Dengan kartu kredit yang telah dipegangnya, nasabah dapat melakukan transaksi pembelanjaan barang atau jasa di tempat-tempat yang telah mengikat perjanjian dengan bank dengan menunjukkan Islamic card tersebut sebagai bukti transaksi. Pada tahap ini nasabah
38
bertindak sebagai wakalah dari bank untuk menggunakan Islamic card dalam transaksi pembelian barang. 4) Bank kemudian menjual kembali barang yang dibeli kepada nasabah pemegang. Dari penjualan cicilan inilah bank syariah mendapatkan ribhi atau sejumlah margin. 5) Pihak pedagang (merchant) akan menagih ke bank atau lembaga pembiayaan berdasarkan bukti transaksi dengan nasabah pemegang kartu. 6) Bank atau lembaga pembiayaan akan membayar kembali kepada pedagang sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati termasuk fee dan biaya-biaya lainnya. 7) Bank atau lembaga pembiayaan akan menagih kepada pemegang kartu bersarkan bukti pembelian sampai pada batas tertentu sebagaimana kesepakatan dalam perjanjian. 8) Pemegang kartu akan membayar sejumlah nominal yang tertera dimana di dalamnya sudah termasuh ribhi, sampai pada batas waktu yang telah ditentukan dan apabila terjadi keterlambatan, maka pemegang kartu akan dikenakan denda sejumlah tertentu sesuai kesepakatan dalam akad. Demikian pula jika yang terjadi adalah pembelian jasa, maka prosesnya adalah sama, hanya saja margin yang diperoleh dinamakan ujrah. Permasalahan yang mungkin muncul, sebagaimana dalam bentuk skim murabahah dalam mekanisme perbankan syariah adalah seberapa
39
besar margin ditetapkan oleh bank. Indikasi adanya kecenderungan bank syariah untuk mengambil margin dengan benchmark tingkat bunga ratarata kredit konsumsi bank konvensional masih banyak dilakukan oleh bank syariah pada umumnya. Untuk mengatasi masalah margin, maka mekanisme yang dipilih dapat dilakukan melalui skim bai bitsaman ajil. Skim ini memiliki mekanisme hampir sama, perbedaannyaadalah dalam pembayaran nasabah pemegang kartu kepada penyedia kartu (bank syariah) dengan melalui cicilan, sehingga ribhi yang diambil oleh penyedia kartu adalah atas biaya tangguh akibat cicilan. Meski dengan prinsip bat bitsaman pertanyaan tentang wakalah masih belum terjawab dan masih diperdebatkan dikalangan ulama dan dewan syariah di Indonesia.
7. Ketentuan Umum Menurut Fatwa DSN MUI NO: 54/DSNMUI/X/2006 Mengenai kartu kredit syariah, Dewan Syariah Nasional telah menetapkan fatwa tentang bagaimana produk kartu kredit syariah dijalankan NO: 54/DSN-MUI/X/2006 dengan ketentuan sebagai berikut : a) Ketentuan Umum Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan: 1) Syariah Card adalah kartu yang berfungsi seperti Kartu Kredit yang hubungan hukum (berdasarkan sistem yang sudah ada) antara
40
para pihak berdasarkan prinsip Syariah sebagaimana diatur dalam fatwa ini. 2) Para pihak sebagaimana dimaksud dalam butir a adalah pihak penerbit kartu (mushdir al-bithaqah), pemegang kartu (hamil albithaqah) dan penerima kartu (merchant, tajir atau qabil albithaqah). 3) Membership Fee (rusum al-'udhwiyah) adalah iuran keanggotaan, termasuk perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang kartu, sebagai imbalan izin menggunakan kartu yang pembayarannya berdasarkan kesepakatan. 4) Merchant Fee adalah fee yang diberikan oleh merchant kepada penerbit kartu sehubungan dengan transaksi yang menggunakan kartu sebagai upah/imbalan (ujrah) atas jasa perantara (samsarah), pemasaran (taswiq) dan penagihan (tahsil al-dayn); 5) Fee Penarikan Uang Tunai adalah fee atas penggunaan fasilitas untuk penarikan uang tunai (rusum sahb al-nuqud). 6) Ta'widh adalah ganti rugi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh penerbit kartu akibat keterlambatan pemegang kartu dalam membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo. 7) Denda
keterlambatan
(late
charge)
adalah
denda
akibat
keterlambatan pembayaran kewajiban yang akan diakui seluruhnya sebagai dana sosial.
41
b) Hukum Syariah Card dibolehkan, dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam fatwa ini. c) Ketiga : Ketentuan Akad Akad yang digunakan dalam Syariah Card adalah : 1) Kafalah; dalam hal ini Penerbit Kartu adalah penjamin (kafil) bagi Pemegang Kartu terhadap Merchant atas semua kewajiban bayar (dayn) yang timbul dari transaksi antara Pemegang Kartu dengan Merchant, dan/atau penarikan tunai dari selain bank atau ATM bank Penerbit Kartu. Atas pemberian Kafalah, penerbit kartu dapat menerima fee (ujrah kafalah). 2) Qardh; dalam hal ini Penerbit Kartu adalah pemberi pinjaman (muqridh) kepada Pemegang Kartu (muqtaridh) melalui penarikan tunai dari bank atau ATM bank Penerbit Kartu. 3) Ijarah; dalam hal ini Penerbit Kartu adalah penyedia jasa sistem pembayaran dan pelayanan terhadap Pemegang Kartu. Atas Ijarah ini, Pemegang Kartu dikenakan membership fee. d) Keempat : Ketentuan tentang Batasan (Dhawabith wa Hudud) Syariah Card 1) Tidak menimbulkan riba. 2) Tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan syariah.
42
3) Tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan (israf), dengan cara antara lain menetapkan pagu maksimal pembelanjaan. 4) Pemegang kartu utama harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi pada waktunya. 5) Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan syariah e) Kelima : Ketentuan Fee 1) Iuran keanggotaan (membership fee) Penerbit Kartu berhak menerima iuran keanggotaan (rusum al'udhwiyah) termasuk perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang Kartu sebagai imbalan (ujrah) atas izin penggunaan fasilitas kartu. 2) Merchant fee Penerbit Kartu boleh menerima fee yang diambil dari harga objek transaksi atau pelayanan sebagai upah/imbalan (ujrah) atas perantara (samsarah), pemasaran (taswiq) dan penagihan (tahsil al-dayn). 3) Fee penarikan uang tunai Penerbit kartu boleh menerima fee penarikan uang tunai (rusum sahb al-nuqud) sebagai fee atas pelayanan dan penggunaan fasilitas yang besarnya tidak dikaitkan dengan jumlah penarikan. 4) Fee Kafalah Penerbit kartu boleh menerima fee dari Pemegang Kartu atas pemberian Kafalah. Semua bentuk fee tersebut di atas (a s-d d) harus
43
ditetapkan pada saat akad aplikasi kartu secara jelas dan tetap, kecuali untuk merchant fee. f) Ketentuan Ta'widh dan Denda 1) Ta'widh Penerbit Kartu dapat mengenakan ta'widh, yaitu ganti rugi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Penerbit Kartu akibat keterlambatan pemegang kartu dalam membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo. 2) Denda keterlambatan (late charge) Penerbit kartu dapat mengenakan denda keterlambatan pembayaran yang akan diakui seluruhnya sebagai dana sosial.
C. Penelitian Terdahulu Tinjauan Kajian Terdahulu Adapun kajian yang berkaitan dengan masalah yang ingin dibahas oleh penulis yang diambil dari redaksi terdahulu yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Syariah & Hukum atau dari referensi lain yang pernah melakukan penelitian terlebih dahulu, antara lain :
No.
Judul karya Ilmiah
Subtansi
Perbedaan dengan penulis
44
1.
Puji Isyanto, SE.,
Jurnal ini membahas
Pada skripsi ini, penulis
MM dkk (Jurnal
dan menganalisis
lebih menekankan pada
Manajemen Vol. 09
tentang hubungan
studi diferensiasi
No.04, Juli 2012)
antara diferensiasi
produk yaitu
“Pengaruh
produk terhadap
mempelajari lebih
Diferensiasi Produk
kepuasan pelanggan
tentang produk-produk
Terhadap Kepuasan
pada restoran pecel
kartu kredit syariah
Pelanggan Pada
lele lela. Metode
yang ada di indonesia.
Restoran Pecel Lele
penelitian yang
Baik dilihat dari
Lela Cabang
digunakan yaitu
perbedaan, keunggulan,
Karawang”
penelitian kuantitatif
maupun keunikan
berdasarkan kuesioner tersendiri yang dimiliki dan alat bantu SPSS.
oleh masing-masing produk.
2.
Reza Pramudya Putra
Membahas tentang
Pada skripsi ini, penulis
(206046103867)
produk shar’e bank
lebih menekankan pada
“Analisis Produk
muamalat dan dirham
studi diferensiasi
Shar’e dan Dirham
card bank danamon
produk yaitu
Card dalam Konteks
syariah. Berisi tentang
mempelajari lebih
Transaksi Nasabah”
analisis produk shar’e
tentang produk-produk
dan dirham card
kartu kredit syariah
dalam hal transaksi
yang ada di indonesia.
45
nasabah. Terdapat
Baik dilihat dari
saran yang diberikan
perbedaan, keunggulan,
mengenai kedua
maupun keunikan
produk tersebut dalam
tersendiri yang dimiliki
hal kelebihan,
oleh masing-masing
kekurangan, inovasi
produk.
dan perkembangan produk agar lebih baik. 3.
Arif Pujiyono (Jurnal
Jurnal ini membahas Pada skripsi ini, penulis
Dinamika
tentang perkembangan lebih menekankan pada
Pembangunan Vol. 2
sistem
No.1, Juli 2005)
modern
“Islamic Credit Card
melahirkan
(Suatu Kajian
kredit, hal ini lah yang tentang produk-produk
Terhadap Sistem
menimbulkan polemik kartu kredit syariah
Pembayaran Islam
pada
Kontemporer”
syariah
keuangan studi diferensiasi yang
produk
munculnya
telah produk yaitu kartu mempelajari lebih
bank yang ada di indonesia. dengan Baik dilihat dari kartu perbedaan, keunggulan,
kredit islami sebagai maupun keunikan alat aktifitas ekonomi tersendiri yang dimiliki manusia yang lebih oleh masing-masing efisien.
produk.
46
D. Kerangka Teori dan Konseptual Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, studi adalah penelitian ilmiah, kajian, telaahan, ia melakukan, suku-suku terasing di Indonesia; kasus pendekatan untuk meneliti gejala sosial dengan menganalisis satu kasus secara mendalam dan utuh. Menurut
Kamus
Sosiologi,
diferensiasi
adalah
klasifikasi
atau
penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejenis.
Begitu
pula
menurut
Soerjono
Soekanto,
diferensiasi
adalah
penggolongan sesuatu atas perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sejajar atau sama. Diferensiasi adalah pengelompokkan sesuatu ke dalam atribut secara horizontal, bentuk, jenis, dan keunikan yang memiliki kesamaan namun memiliki ciri khas masing-masing. Diferensiasi merupakan tindakan merancang serangkaian perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengna tawaran pesaing. Disini perusahaan membuat perbedaan melalui ukuran dengan pesaing.32 Menurut Mowen dan Minor, diferensiasi adalah proses manipulasi bauran pemasaran untuk menempatkan sebuah merek sehingga para konsumen dapat merasakan perbedaan yang berarti antara merek tersebut dengan pesaing.33
32
Kotler, Philip. Marketing Management. (Jakarta: Salemba Empat, 2000), Edisi 7, hal. 328. 33 John C. Mowen dan Michael Minor, Consumer Behavior: A Framework, (New Jersey: Prentice Hall) Ed. 2, Hal 55.
47
Menurut Griffin, diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau citra suatu produk yang berbeda dengan produk-produk yang telah beredar dengan maksud untuk menarik minat konsumen.34 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kartu berdasarkan “kata benda” merupakan kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan seperti karcis). Pada dasarnya kredit dan pembiayaan memiliki kesamaan. Beberapa pengertian Pembiayaan secara universal menurut undang undang Perbankan Indonesia, yaitu : “Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal dimana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan kesepakatan yang telah ditetapkan.35 Kartu pembiayaan/kredit adalah suatu jenis alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai, dimana kita sewaktu-waktu dapat menukarkan apa saja yang kita inginkan yakni ditempat-tempat dimana saja ada cabang yang dapat menerima credit card dari bank, atau perusahaan yang mengeluarkan atau dapat juga menguangkan kepada bank yang mengeluarkan atau pada cabang yang mengeluarkan.36
34
Jill Griffin, Customer Loyalty: Menumbuhkan Dan Mempertahankan Pelanggan, (Jakarta : Airlangga, 2003), Hal 357. 35 Buku Undang-undang Perbankan No. 10, 1998. 36 Prayogo S. & Djoko Prakoso, Surat Berharga alat Pembayaran dalam Masyarakat Modern ( Jakarta : Rineka Cipta, 1991), hal. 335.
48
Jadi, Kartu kredit merupakan kartu kecil yang dikeluarkan oleh bank yang menjamin pemegangnya untuk dapat berbelanja tanpa bayar kontan dan pengeluaran belanja itu akan diperhitungkan di rekening pemilik kartu di bank tersebut. Syariah secara etimologis berakar dari kata Syar’a yang berarti “sesuatu yang dibuka secara lebar kepadanya”. Dari sinilah terbentuk kata syari’ah yang berarti “sumber air minum”. Kata ini kemudian dikonotasikan oleh bangsa Arab dengan jalan yang lurus yang harus diikuti. Menurut Faruq Nabhan, secara istilah syari’ah berarti segala sesuatu yang disyariatkan Allah kepada hamba-hamba-Nya baik menyangkut akidah, ibadah, akhlak, maupun muamalat. Jadi kartu kredit syariah atau kartu kredit syariah menurut UU Perbankan dan Fatwa Dewan Syariah Nasional, merupakan kartu yang dalam hal perjanjiannya, pembayaran tidak dilakukan berdasarkan bunga tetapi akad kafalah, qardh, dan ijarah. Selain itu hanya dapat digunakan untuk transaksi yang sesuai syariah. Dari banyak pembahasan diatas, menurut penulis studi diferensiasi produk kartu kredit syariah merupakan suatu studi atau penelitian yang mempelajari tentang berbagai perbedaan yang menjadi ciri khas produk kartu kredit syariah, sehingga dapat diketahui keunggulan dari masing-masing produk kartu kredit syariah yang dikeluarkan oleh bank-bank syariah tersebut.
49
Kerangka Konseptual Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
50
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Indriarto, studi kasus merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari objek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Objek yang diteliti dapat berupa individu, kelompok, lembaga atau komunitas tertentu. Tujuan studi kasus adalah melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subjek tertentu. Lingkup penelitian kemungkinan terkait dengan suatu siklus kehidupan atau hanya mencakup bagian tertentu yang memfokuskan pada faktor-faktor tertentu atau unsur-unsur dan kejadian secara keseluruhan.51 Ruang lingkup dari penelitian ini akan membahas diferensiasi produk Kartu Kredit Syariah yang dimiliki oleh bank-bank syariah yang ada di Indonesia (studi kasus pada bank syariah yang memiliki produk Kartu Kredit Syariah).
51
Marlena Irena, skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. h.27.
50
51
B. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Jenis penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.52 Riset kualitatif merupakan suatu penelitian yang mendalam (in-depth), berorientasi pada kasus dari sejumlah kecil kasus, termasuk dari satu studi kasus. Riset kualitatif berupaya menemukan data secara terperinci dari kasus tertentu, seringkali dengan tujuan menemukan bagaimana sesuatu terjadi.53 Kemudian penelitian kualitatif ini merupakan proses penelitian yang berkesinambungan sehingga tahap pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian.54 Maka penulis melakukan penelitian dengan terjun langsung di lapangan mengenai diferensiasi produk Kartu Kredit Syariah yang dimiliki oleh bank-bank syariah yang ada di Indonesia (studi kasus pada Bank BNI Syariah dan CIMB Niaga Syariah).
52
Bagong Suyanto dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. VI, h. 166. 53 Morissan. Metode Penelitian Survei (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2012) h.22. 54 Bagong Suyanto dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan, h.172.
52
C. Sumber Data Penelitian Sumber data penelitian adalah subjek dimana data didalam skripsi ini didapatkan. Dalam skripsi ini penulis menggunakan sumber data berikut: 1. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti.55 Dalam penelitian ini penulis memperoleh data dari hasil wawancara dengan pihak yang terkait dengan diferensiasi produk Kartu Kredit Syariah yang dimiliki oleh bankbank syariah yang ada di Indonesia (studi kasus pada bank syariah yang memiliki produk Kartu Kredit Syariah). 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.56 Dalam hal ini diperoleh adalah catatan-catatan dan literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku serta sumber lainnya yang berkaitan dengan diferensiasi
55
Husein Umar. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004, cet.VI). h. 42. 56 Husein Umar. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, h. 35.
53
produk, produk kartu kredit syariah, dan data lain yang berhubungan dengan penelitian. D. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Pustaka (Library Research) Studi
kepustakaan
yang
digunakan
untuk
mencapai
pemahaman yang lebih jelas tentang konsep-konsep yang dikaji. Dengan menggunakan bahan seperti buku-buku, artikel, media cetak atau elektronik, skripsi, jurnal serta kepustakaan lainnya yang mendukung serta berkaitan dengan penelitian ini. b. Studi Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan yang digunakan penulis yaitu dengan cara melakukan observasi langsung ke tempat penelitian dan melakukan wawancara dengan pihak terkait, sehingga mendapatkan informasi langsung
mengenai diferensiasi produk kartu kredit syariah pada
Bank BNI Syariah, dan CIMB Niaga Syariah. c. Wawancara Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, pewawancara (interviewer) sebagai pengaju atau pemberi
54
pertanyaan dan yang diwawancarai (Interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu.57 E. Metode Analisis Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar dan sebagainya.58 Analisis data menurut Patton adalah proses mengatur urutan data mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Bogolan dan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada utama dan hipotesis itu. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data.59 Dalam mengolah dan menganalisis data, digunakan metode yang bersifat deskriptif, yaitu dengan menggambarkan tentang diferensiasi produk dan produk
57
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) h.
58
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990).
59
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, h.91.
158. h.190
55
kartu kredit syariah serta keunggulan yang dimilikinya. Dan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis 5 level diferensiasi menurut Graham McInnes. F. Subjek Objek Penelitian Subjek Penelitian adalah narasumber yang diberikan kewenangan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara (penulis). Sedangkan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank BNI Syariah, dan CIMB Niaga Syariah. Penelitian hanya diarahkan kepada diferensiasi produk kartu kredit syariah pada Bank BNI Syariah, dan CIMB Niaga Syariah. G. Teknik Penulisan Skripsi Adapun teknik penulisan laporan penelitian skripsi ini menggunakan buku pedoman penulisan skripsi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 M.
56
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Bank 1. Profil Bank BNI Syariah a. Sejarah Singkat Berdirinya BNI Syariah1 Tempaan
krisis
moneter
tahun
1997
membuktikan
ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu. Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai
1
http://www.bnisyariah.co.id diakses pada 29 Januari 2015 pukul 21.05
56
57
oleh KH.Ma‟ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah. Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat. Pada Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment Point. b. Visi dan Misi Visi BNI Syariah adalah “Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja” Misi BNI Syariah adalah :
58
1. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan. 2. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah. 3. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor. 4. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah. 5. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
2. Profil Bank CIMB Niaga Syariah2 a. Sejarah Singkat CIMB Niaga Syariah merupakan Unit Usaha Khusus CIMB Niaga yang didirikan untuk memberikan respon terhadap perkembangan Sharia banking business di Indonesia dan demand nasabah terhadap transaksi perbankan secara Syariah yang semakin besar. Keunggulan teknologi dipadukan dengan excellent service quality merupakan konsep modern yang diterapkan CIMB Niaga Syariah. Transaksi perbankan secara Syariah yang ditawarkan oleh CIMB Niaga Syariah, Insya Allah, memberikan rasa aman, nyaman, adil dan tentram bagi seluruh stakeholder.
2
www.cimbniagasyariah.com diakses pada 20 Februari 2015 pukul 07.01
59
Segmentasi pasar yang dipilih lebih memfokuskan layanan CIMB Niaga Syariah pada segmen Individual Menengah & Menengah Atas - Floating Mass (Moderat) yang menghendaki service quality yang tinggi dan segmen Business Banking melalui penyediaan produk yang inovatif dan dengan kualitas yang prima. b. Visi dan Misi Dalam mengembangkan bisnis perbankan syariah dan memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk memiliki visi dan misi sebagai berikut; Visi : 1. Menjadi pelaku perbankan syariah terkemuka di Indonesia dan regional yang memiliki kekhasan dalam budaya layanan, proses dan sumber daya manusia (SDM) dengan proposisi
perbankan
domestik,
dan
universal yang kuat
menjadi
model
di
percontohan
tingkat dalam
penerapan dual banking system di Indonesia. 2. Menjadikan Indonesia sebagai basis perkembangan bisnis perbankan syariah sebagai bagian dari visi PT Bank CIMB Niaga Tbk, CIMB Islamic dan Grup CIMB. 3. Unggul dalam pengembangan bisnis dan akselerasi agenda integrasi ASEAN menuju bank umum syariah terkemuka sebagai
anchor
dalam
pengembangan
perbankan di
60
Indonesia melalui inovasi berkelanjutan, layanan konsumen berkualitas, dan praktik terbaik (best practices). Misi: 1. Fokus kepada Visi 2015, yaitu akselerasi Pengembangan Bisnis Perbankan Syariah di lingkungan CIMB Niaga, CIMB
Islamic,
dan
Grup
menjadikan Indonesia sebagai pasar
CIMB dengan
perbankan
syariah
dengan potensi terbesar. Hal ini akan direfleksikan melalui proposisi dan pendekatan pengembangan produk dan layanan konsumen yang dapat dipasarkan oleh Grup CIMB. 2.
Implementasi dual banking system secara penuh dengan menjadikan
bisnis
perbankan
syariah
sebagai
indikator kinerja utama (key performance indicator/KPI) bagi seluruh unit bisnis dan pendukung serta memperkuat infrastruktur,
teknologi
informasi,
sistem
informasi
manajemen (management information system), dan model bisnis leverage (leverage business model) berbasis dual system banking. 3. Penguatan kebijakan
sumber daya
manusia
(SDM)
berorientasi dual banking system. 4. Penyelarasan bisnis dengan mengkapitalisasi kekuatan PT Bank CIMB Niaga dan CIMB Group secara regional, serta optimalisasi produktifitas, penguatan diversifikasi produk
61
dan layanan syariah untuk menjangkau seluruh nasabah CIMB Niaga dan pengembangan pasar. 5.
Penekanan berkelanjutan mengenai pentingnya Indonesia sebagai basis pengembangan bisnis perbankan syariah agar CIMB Niaga Syariah dapat menjadi pelaku industri perbankan syariah terkemuka dan terbesar di Indonesia.
3. Gambaran Umum Produk a. Hasanah Card BNI Syariah BNI Hasanah Card merupakan kartu pembiayaan berbasis syariah yang memiliki kesamaan fungsi dengan kartu kredit, namun menggunakan prinsip syariah dengan ketentuan syariah dari Dewan Syariah Nasional No. 54/DSN-MUI/X/2005, dimana tidak terdapat bunga atas transaksi yang terjadi. Kartu ini dibuat dengan tujuan untuk memudahkan sistem pembayaran serta sebagai jaminan atas setiap transaksi pembelian barang dan jasa yang berfungsi di setiap tempat bertanda MasterCard. BNI Hasanah Card diterbitkan karena berbagai macam kegiatan sistem pembayaran dengan kartu kredit telah berkembang di setiap sektor bisnis. Keinginan masyarakat akan kartu kredit berbasis syariah pun cukup tinggi sehingga pertumbuhan industri keuangan syariah pun meningkat dengan rata-rata 60% per-tahun dalam 5 tahun terakhir. Hal ini juga ditandai dengan telah terbitnya kartu kredit berbasis syariah sebelumnya.
62
1) Jenis BNI Hasanah Card Ada tiga jenis kartu BNI Hasanah Card, yaitu : a) Syariah Card Classic b) Syariah Card Gold c) Syariah Card Platinum 2) Prinsip-prinsip BNI Hasanah Card Nilai-nilai sharia compliance pada BNI Hasanah Card, yaitu : a) Tidak menimbulkan riba b) Tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai syariah c) Tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan (israf), dengan cara menetapkan pagu maksimal pembelanjaan. d) Pemegang kartu utama harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi pembayaran pada waktunya e) Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan syariah f) Syariah Card lebih difungsikan sebagai alat pembayaran yang memberikan kemudahan dan kenyamanan, bukan semata-mata sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan konsumsi masyarakat. 3) Jenis-jenis akad yang digunakan pada BNI Hasanah Card a) Ijarah, penerbit kartu adalah penyedia jasa sistem pembayaran dan pelayanan terhadap pemegang kartu. Atas Ijarah ini, pemegang kartu dikenakan biaya keanggotaan.
63
b) Kafalah, penerbit kartu adalah penjamin bagi pemegang kartu terhadap merchant atas semua kewajiban bayar yang timbul dari transaksi atas pemegang kartu dengan merchant, dan atau penarikan tunai selain bank atau ATM bank penerbit kartu. Atas pemberian Kafalah, penerbit kartu dapat menerima fee. c) Qardh, penerbit kartu adalah pemberi jaminan kepada pemegang kartu melalui penarikan tunai dari bank atau ATM bank penerbit kartu. 4) Persyaratan untuk memiliki BNI Hasanah Card Kriteria yang dibutuhkan untuk dapat memiliki Hasanah Card : a) Pegawai dengan penghasilan diatas Rp 25 Juta /tahun, dengan masa kerja minimal 1 tahun. b) Dokter/Profesional
dengan
penghasilan
diatas
Rp
25
Juta/tahun, dengan syarat dokumen lengkap. c) Pengusaha dengan penghasilan minimal Rp 25 Juta /tahun, dengan syarat memiliki kelengkapan dokumen. Tabel 4.1 Syarat Umum Permohonan BNI Hasanah Card BNI Hasanah Card Hasanah Gold Hasanah Classic
Minimun Penghasilan
Pemegang kartu utama
Pemegang kartu tambahan
Rp. 60 Juta/tahun 21 - 65 tahun
17 – 65 tahun
RP. 25 Juta/tahun 21 - 65 tahun
17 – 65 tahun
Dokumen pendukung yang harus dilampirkan bersama dengan formulir isian aplikasi BNI Hasanah Card adalah :
64
Status Pemohon
Tabel 4.2 Dokumen Pendukung Fotokopi Bukti Fotokopi Akte Surat Ijin Penghasilan KTP/Paspor Pendirian/ Profesi Asli SIUP/TDP
Karyawan X X TNI/Polisi Dokter/Profesion X X X al Pengusaha X X X *Untuk Dokter/Profesional lainnya dapat berupa fotokopi Tabungan/SPT dan untuk Pengusaha fotokopi Rekening Koran 3 bulan terakhir/SPT. Bila Anda mendapat limit kartu Rp. 50 juta atau lebih akan diperlukan NPWP.
b. CIMB Niaga Syariah Gold Card CIMB Niaga Syariah MasterCard Gold adalah kartu atau alat pembayaran atas barang dan jasa yang mengakomodir gaya hidup syariah sehingga seluruh transaksi yang dilakukan oleh nasabah sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Kartu CIMB Niaga Syariah Gold Card bekerja sama dengan jaringan MasterCard yang memungkinkan CIMB Syariah Gold Card dapat digunakan di seluruh merchant berlogo MasterCard di dalam dan luar negeri. Namun, kartu tidak bisa digunakan pada merchant yang bertentangan dengan prinsip syariah. Kartu CIMB Niaga Syariah Gold Card merupakan bagian dari upaya perseroan dalam memberikan solusi beragam transaksi pembayaran berupa kartu berbasis akad syariah sesuai Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) no.54/DSN-MUI/X/2006 mengenai Syariah Card. Kartu pembiayaan ini diterbitkan oleh bank niaga atas dasar keinginan untuk mengembangkan sistem perbankan syariah di
65
Indonesia, sehingga masyarakat semakin tertarik untuk beralih pada sistem keuangan syariah. Kartu pembiayaan syariah ini merupakan satu-satunya Syariah Card yang mampu bersaing hingga saat ini dengan BNI Hasanah Card. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan perkembangan bank syariah yang menjadi pelopor dari kartu kredit syariah ini, yaitu Bank Danamon Syariah dengan produk Dirham Card-nya. Sehingga CIMB Niaga Syariah Gold Card lah satusatunya pesaing dari BNI Hasanah Card saat ini. 1) Prinsip-prinsip syariah yang digunakan a) Hanya digunakan untuk berbagai transaksi yang sesuai dengan syariah b) Tidak menimbulkan riba c) Pemilik kartu utama wajib memiliki kemampuan finansial untuk membayar tagihan pada waktunya d) Menetapkan pagu maksimal agar tidak terjadi perilaku konsumtif yang berlebihan (israf) e) Biaya kartu jelas dan tetap di depan (clear and fixed at front) yang tidak ditentukan dari jumlah transaksi dan persentase. 2) Akad-akad yang digunakan pada CIMB Niaga Syariah Gold Card i. Melalui akad Kafalah, bank sebagai penjamin (kafil) bagi pemegang kartu terhadap merchant atas semua kewajiban bayar (dayn) yang timbul dari transaksi antara pemegang kartu
66
dengan merchant dan atau penarikan tunai dari selain bank atau ATM bank penerbit kartu. Atas pemberian Kafalah ini, bank dapat menerima fee (ujrah Kafalah). ii. Dalam akad Qardh, bank bertindak sebagai pemberi pinjaman (muqridh) kepada pemegang kartu (muqtaridh) melalui penarikan tunai dari bank atau ATM bank. iii. Sedangkan pada akad Ijarah, bank bertindak sebagai penyedia jasa sistem pembayaran dan pelayanan terhadap pemegang kartu. Atas Ijarah ini, pemegang kartu dikenakan membership fee. Namun kartu ini bebas iuran tahunan seumur hidup dan tidak memerlukan setoran jaminan. 3) Prosedur permohonan CIMB Niaga Syariah Gold Card Tabel 4.3 Syarat Umum Permohonan CIMB Niaga Syariah Gold Card CIMB Niaga Syariah Gold Card
Minimum Penghasilan
Pemegang kartu Utama
Pemegang Kartu Tambahan
Gold
Rp. 36 Juta/tahun
21 - 65 tahun
17 - 70 tahun
Berikut ini adalah dokumen-dokumen yang harus dilengkapi bersamaan dengan formulir permohonan CIMB Niaga Syariah Gold Card :
67
Tabel 4.4 Dokumen Pendukung Yang Harus Dilengkapi Fotokopi Fotokopi Bukti Rekening Akta Copy Fotokopi Personal/ Penghasilan Koran/ Perusahaan KTP/ KITAS/ Company Asli/Copy Tabungan dan/atau Paspor KITAP Guarantee SPT PPH 21 (3 bulan SIUP/Surat terakhir) Ijin Praktek
Status Pemohon
Karyawan
V
Profesional Pengusaha Ekspatriat Kartu Tambahan
V V V
V
V V
V V
V
V
V
V
B. Pembahasan 1. Diferensiasi antara Kartu Kredit Syariah dengan Kartu Kredit Konvensional a. Berdasarkan Konsep Dalam hal ini, penulis mengambil dua buah produk kartu kredit konvensional sebagai bahan pertimbangan agar dapat memperoleh informasi mengenai perbedaan antara kartu kredit syariah dengan kartu kredit pada umumnya. Tabel 4.5 Diferensiasi Kartu Kredit Syariah dengan Kartu Kredit Konvensional BNI Hasanah Card Landasan Hukum
Perjanjian
Fatwa DSN-MUI, UU Perbankan Syariah, UU Perbankan Menggunakan prinsip syariah dimana tidak ada Riba (Bunga)
Kartu Kredit BNI Konvensional UU Perbankan
Menggunakan prinsip Bunga
CIMB Niaga Syariah Gold Card Fatwa DSN-MUI, UU Perbankan Syariah, UU Perbankan Menggunakan prinsip syariah dimana tidak ada Riba (Bunga)
Kartu Kredit CIMB Niaga Konvensional UU Perbankan
Menggunakan prinsip Bunga
68
Pengguna an
Provider
Fasilitas
Pendapata n Bank
dengan menggunakan akad ijarah, kafalah, dan qardh. Hanya dapat digunakan pada tempat dan transaksi yang sesuai dengan syariah
Dapat digunakan di berbagai tempat dan berbagai transaksi
MasterCard
MasterCard dan Visa
- SMART Spending - SMART Reload - Perlindungan Asuransi bebas premi - Perisai Plus - SMART Bill Payment - BNI Teletravel - Newsletter AKSEN - Merchandising - Email Info - BNI Mobile Service - Airport Lounge - Fixed Cost Payment - Check in & Bagage Handling
- Kartu tambahan dengan nomor yang berbeda - BNI dana tunai - BNI isi pulsa - Perlindungan Asuransi bebas premi - Perisai Plus - BNI Bill Payment - BNI Teletravel - Newsletter AKSEN - Merchandising - Email Info - BNI Mobile Service - Airport Lounge - Reward Points - Fixed Cost Payment - Check in & Bagage Handling
Annual fee, monthly fee, collection fee, merchant fee, dan late charge fee sebagai dana sosial
Annual fee, Bunga atas transaksi, merchant fee, dan late charge fee
dengan menggunakan akad ijarah, kafalah, dan qardh. Hanya dapat digunakan pada tempat dan transaksi yang sesuai dengan syariah MasterCard
- POIN XTRA (Poin Rewards) - Regional Golf & Dining Privileges - Fixed Cost Payment - Quick Pay - Otopay - Purchase Protection - Travel Insurance (Travel Accident Insurance & Travel Inconvenience Insurance) - Medical Facility - Airport Lounge - Conciegre Service (Travel Assistance &Concierge Program)
Collection fee, merchant fee, annual fee (untuk kartu tambahan), dan late charge fee sebagai dana sosial
Dapat digunakan di berbagai tempat dan berbagai transaksi MasterCard dan Visa - POIN XTRA (Poin Rewards) - Regional Golf & Dining Privileges - Fixed Cost Payment - Quick Pay - Otopay - Purchase Protection - Travel Insurance (Travel Accident Insurance & Travel Inconvenience Insurance) - Medical Facility - Airport Lounge - Conciegre Service (Travel Assistance &Concierge Program) Annual fee, merchant fee, overlimit payment, Bunga atas transaksi, dan late charge fee
70
persyaratan dan peraturan yang dibuat oleh bank penerbit kartu (credit center). 2. Bank atau lembaga pembiayaan akan menerbitkan kartu apabila „disetujui‟ setelah melalui penelitian terhadap kredibilitas dan capabilitas calon nasabah. 3. Dengan kartu kredit yang telah dipegangnya, nasabah dapat melakukan transaksi pembelanjaan barang atau jasa di tempat-tempat yang telah mengikat perjanjian dengan bank dengan menunjukkan kartu kredit tersebut sebagai bukti transaksi. 4. Pihak pedagang (merchant) akan menagih ke bank atau lembaga pembiayaan berdasarkan bukti transaksi dengan nasabah pemegang kartu. 5. Bank atau lembaga pembiayaan akan membayar kembali kepada pedagang sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati termasuk fee dan biaya-biaya lainnya. 6. Bank atau lembaga pembiayaan akan menagih kepada pemegang kartu berdasarkan bukti pembelian sampai pada batas tertentu sebagaimana kesepakatan dalam perjanjian. 7. Pemegang kartu akan membayar sejumlah nominal yang tertera sampai pada batas waktu yang telah ditentukan dan apabila
terjadi
keterlambatan
pembayaran,
pemegang kartu akan dikenakan bunga dan denda.
maka
71
2) Mekanisme Kartu Kredit Syariah Berdasarkan Akad a) Akad Ijarah Gambar 4.2 Mekanisme Akad Ijarah
i.
Penerbit kartu menyediakan jasa pembayaran dan layanan bagi pemegang kartu baik layanan/penyediaan infrastruktur dan jaringan MasterCard atas transaksi tunai ATM/Teller, retail EDC, maupun layanan produk fitur.
ii.
Implementasinya akad Ijarah.
iii.
Penerbit
kartu
berhak
mendapatkan
membership fee dan merhant/fitur fee.
annual
72
b) Akad Kafalah Gambar 4.3 Mekanisme Akad Kafalah
i.
Merchant
ATM Bank Lain
(Penerima Jaminan)
(Penerima Jaminan)
Card Issuer
Card Holder
(Penjamin)
(Pemegang Kartu)
Penerbit kartu menjamin pemegang kartu terhadap merchant atas semua kewajiban bayar yang timbul dari transaksi menggunakan kartu.
ii.
Penerbit kartu juga menjamin penarikan tunai selain bank atau ATM Bank Penerbit Kartu.
iii.
Implementasi akad kafalah dan Ijarah.
iv.
Penerbit kartu berhak mendapat monthly membership fee dan fee penarikan tunai.
c) Akad Qardh Gambar 4.4 Mekanisme Akad Qardh
Card Issuer
ATM Bank
Card Holder
(Pemberi Pinjaman)
Penerbit Kartu
(Penerima Pinjaman)
i.
Penerbit
kartu
memberikan
pinjaman
melalui
penarikan tunai dari bank dan atau cash advance melalui ATM milik bank penerbit kartu.
73
ii.
Implementasi akad Qardh
iii.
Penerbit kartu hanya mengenakan biaya administrasi (fee penarikan tunai) yang besarnya disesuaikan dengan biaya operasional yang sewajarnya.
2. Diferensiasi Produk BNI Hasanah Card dengan CIMB Niaga Syariah Gold Card Dalam pembahasan ini, penulis menggunakan metode diferensiasi menurut Graham McInnes. Menurutnya, setiap brand menghadapi tantangan dual untuk secara positif mempengaruhi pertumbuhan dan melakukannya dengan cara meningkatkan kesetiaan terhadap brand. Setiap brand diharuskan memiliki perbedaan, dan strategi diferensiasi adalah cara yang tepat. Lima strategi diferensiasi pasar primer dapat dipetakan untuk perbandingan berdasarkan penetrasi pasar dan kedewasaan pasar yaitu : a) Diferensiasi Teknologi b) Diferensiasi Harga/Kualitas c) Diferensiasi Produk d) Diferensiasi Customer Service e) Diferensiasi Pengalaman Pengguna
77
Tabel 4.7 Diferensiasi Harga (Tarif/Biaya) Tarif dan CIMB Niaga Syariah BNI Hasanah Card Biaya Gold Card Kartu Utama : Kartu Utama : - Classic = Rp 120.000 - Gold = Rp 240.000 Free for life - Platinum = Rp 600.000 Membership fee Kartu Tambahan : Kartu Tambahan : - Classic = Rp 60.000 - Gold = Rp 120.000 Rp 150.000 - Platinum = Rp 300.000 Biaya penarikan Biaya fixed Rp 50.000 Rp 80.000 per penarikan tunai per penarikan Disesuaikan Disesuaikan berdasarkan berdasarkan Merchant fee kesepakatan dengan kesepakatan dengan merchant merchant Classic = Rp 15.000 Rp 75.000 untuk setiap keterlambatan Denda Ta‟widh Gold = Rp 35.000 pembayaran atau x-29 hari pembayaran dibawah Platinum = Rp 110.000 minimum payment Classic = Rp 30.000 Denda overlimit Gold = Rp 50.000 Rp100.000 Platinum = Rp 75.000 Rp 75.000 per kartu Biaya (free untuk penggantian Rp 45.000 willy penggantian pertama kartu dalam 1 tahun) Biaya Rp 40.000 per permintaan copy Rp 30.000 per transaksi transaksi sales draft Dari tabel diatas, dapat diliihat bahwa perbedaan tarif dari kedua produk ini sangat ditunjukkan dari masing-masing biaya yang harus dikeluarkan pengguna kartu. BNI Hasanah Card diunggulkan dengan banyak kartu yang dimilikinya, namun tetap ada biaya tahunan atau annual membership fee bagi kartu utama
78
dan kartu tambahan sebagai keuntungan bagi bank. Sedangkan CIMB Niaga Syariah Gold Card hanya dikenakan biaya tahunan pada kartu tambahan saja. Pada biaya penarikan tunai, CIMB Niaga Syariah Gold Card lebih menguntungkan bagi nasabah karena biaya yang ditimbulkan atas transaksi penarikan tunai lebih murah dibandingkan dengan BNI Hasanah Card. Namun untuk biaya lainnya seperti, biaya keterlambatan, biaya overlimit, biaya penggantian kartu dan biaya copy sales draft, BNI Hasanah Card lebih menguntungkan bagi nasabah dibandingkan dengan CIMB Niaga Syariah Gold Card. c. Diferensiasi Produk Diferensiasi produk BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah ini sangat berguna untuk mengetahui bagaimana cara kedua bank penerbit kartu kredit syariah tersebut dapat menguasai konsumen dengan spesifikasi dan fitur kartu kredit syariah untuk menyediakan proposisi nilai bagi nasabah, sehingga nasabah pengguna kartu kredit syariah dapat menggunakannya dalam jangka panjang. Berikut adalah diferensiasi produk antara BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah Gold Card.
Faktor Penentu
BNI Hasanah Card
CIMB Niaga Syariah Gold Card
79
1. Bentuk dan Jenis Produk
2. Fungsi
3. Akad
Bentuk yang elegan dan berkelas memberikan tampilan yang menarik bagi nasabah, di dukung dengan 3 jenis kartu yang disesuaikan dengan kemampuan nasabah/consumer capability. Memberikan keunggulan yang lebih dibanding kartu Niaga Syariah. Fungsi dari kartu BNI Hasanah sudah disesuaikan dengan kartu kredit pada umumnya, dapat dilakukan untuk berbagai transaksi, namun hanya yang sesuai dengan syariah dan halal. Akad yang digunakan yaitu Ijarah, Kafalah, dan Qardh. Dan masing-masing transaksi telah diberikan keistimewaan tersendiri dari bank terhadap nasabah.
Bentuk kartu cukup elegan dan didukung dengan kemewahan dari tampilan kartu. Namun sangat disayangkan karna hanya memiliki satu jenis kartu saja yaitu Gold Card sehingga masyarakat kelas menengah-atas saja yang dapat memilikinya.
Fungsi dari kartu CIMB Niaga Syariah Gold sudah didukung dengan prinsip syariah sehingga keamanan dalam transaksi yang halal sudah dijamin dengan kartu ini.
Akad yang digunakan yaitu Ijarah, Kafalah, dan Qardh. Dan masingmasing transaksi telah diberikan keistimewaan tersendiri dari bank terhadap nasabah.
80
CIMB Niaga Syariah Gold telah didukung dengan adanya fitur POIN Rewards dimana dalam setiap transaksi nasabah mendapatkan SMART Reload, poin yang nantinya dapat SMART Bill Payment ditukarkan dengan 4. Fitur/Feature dimana nasabah berbagai hadiah sesuai diberikan kemudahan dengan jumlah poin yang dan banyak pilihan didapatkan. Lalu dalam melakukan didukung juga dengan transaksi serta fasilitas Regional Golf mengatur pembayaran dan Dining Privileages hutang atas transaksi bagi nasabah yang gemar yang terjadi. bermain Golf. Lain halnya dengan CIMB Niaga Syariah BNI Hasanah Card Gold Card, karna bank memasarkan penerbit kartu kredit ini produknya dengan yaitu CIMB Niaga menjual program, Syariah yang maksudnya disini notabenenya masih UUS adalah bank BNI atau masih dibawah sebagai penerbit kartu bantuan dari bank tidak menjual produk, utamanya yaitu CIMB branda bekerjasama Niaga, maka pemasaran dengan merchant yang terhadap produk ini pun sudah menjadi mitra 5. Strategi dirasa lebih mudah branda untuk Pemasaran dengan menggunakan membuat program dual banking system seperti memberikan dimana setiap nasabah promo terhadap yang meng-apply kartu barang ataupun jasa, kredit CIMB Niaga maka sehingga bukan BNI dapat memiliki kartu Syariah yang mencari CIMB Niaga Syariah nasabah, tetapi secara langsung dengan masyarakatlah yang beberapa akumulasi dan mencari tahu tentang kriteria yang ditetapkan BNI Hasanah Card. oleh bank terhadap nasabah. Dari fitur yang diberikan bank terhadap kartu BNI Hasanah sudah dilengkapi dengan fitur SMART Spending,
Tabel 4.8 Aspek-aspek Diferensiasi Produk
81
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masing-masing produk memiliki keistimewaan masing-masing. Dari diferensiasi produk tersebut dapat dilihat bahwa BNI Hasanah memiliki lebih banyak jenis kartu dibandingkan dengan CIMB Niaga Syariah Gold sehingga hal ini dapat diunggulkan oleh BNI Syariah. Namun CIMB Niaga Syariah tidak kalah dari segi fitur yang memberikan POIN Rewards bagi nasabahnya sehingga menambah gairah nasabah dalam bertransaksi. d. Diferensiasi Customer Services Skala diferensiasi yang bergerak naik dan berfokus pada Customer Services yang unggul adalah cara untuk menghindari keterbatasan bermain pada produk/jasa. Strategi ini sering digunakan oleh industri asuransi dan investasi, khususnya bank. Membuat diferensiasi pada layanan pelanggan mungkin lebih mahal untuk brand yang memerlukan dukungan infrastruktur dan iklan atau pesan secara terus menerus untuk menargetkan layanan terhadap pelanggan yang potensial. Begitu juga untuk layanan terpercaya untuk nasabah yang di sediakan oleh BNI Syariah dan CIMB Niaga Syariah, dengan membedakan layanan pada masing-masing produk, baik dari segi prioritas pelanggan maupun keluhan-keluhan yang diterima harus memperhatikan bentuk layanan yang diberikan. Berikut adalah
82
layanan pelanggan yang di aplikasikan pada BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah Gold Card.
BNI Hasanah Card
CIMB Niaga Syariah Gold Card
ATM Gallery
Rekening Ponsel Go Mobile
SMS Banking CIMB Clicks BNI Call 500046 Internet Banking
Services Rates
ATM Gallery Preffered Phone Banking Phone Banking 14041 Octopay
Self Service Terminal Cash Deposit BNI Convenience Machine Tabel 4.9 Diferensiasi Customer Services BNI e-Secure/mSecure
Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh CIMB Niaga Syariah lebih banyak dibandingkan dengan BNI Syariah. Hal ini menunjukkan bahwa kemudahan layanan CIMB Niaga Syariah terhadap nasabah lebih unggul, karena layanan yang diberikan bisa dikatakan memenuhi kebutuhan nasabah terutama bagi nasabah yang memiliki banyak kesibukan sehingga nasabah dapat melakukan transaksi dalam waktu singkat. Namun kedua bank ini menyediakan layanan yang sama yaitu yang didukung
dengan
handphone/smartphone
kemudahan yaitu
seperti
transaksi BNI
Syariah
melalui yang
83
menyediakan SMS Banking, BNI Call dan Internet Banking serta CIMB Niaga Syariah yang menyediakan Rekening Ponsel, Go Mobile, Phone Banking/Preffered Phone Banking dan CIMB Clicks. e. Diferensiasi Pengalaman Pengguna Kartu Di pasar komoditi, diferensiasi berdasarkan ikatan emosional dengan pelanggan sangat kuat dan sulit untuk mencapai hasil yang maksimal. Brand yang mampu membangun hubungan emosional atau sosial akan memiliki pelanggan yang sangat setia dengan churn yang rendah. Hal ini yang menjadikan Pengalaman pengguna sebagai alat pertimbangan suatu perusahaan terhadap produk, jasa, atau sistem yang mereka miliki. Pengalaman pengguna tersebut
menyoroti pada aspek-aspek pengalaman,
pengaruh, arti dan nilai dari interaksi manusia dan kepemilikan sebuah produk, juga termasuk persepsi seseorang mengenai aspekaspek praktis seperti kegunaan, kemudahan penggunaan, dan juga efisiensi dari sebuah produk atau jasa. Dalam hal ini penulis mengukur pengalaman pengguna kartu dengan melihat peningkatan penggunaan/outstanding dari masingmasing kartu. Pertumbuhan outstanding dari penggunaan BNI Hasanah Card meningkat setiap tahunnya, dari 52 milliar pada awal tahun diterbitkannya, hingga mencapai 408,80 milliar pada akhir 2013. Hal ini menunjukkan peningkatan laba yang sangat
84
pesat dari BNI Syariah melalui BNI Hasanah Card. Begitu juga halnya dengan CIMB Niaga Syariah, yang menjadikan produk CIMB Niaga Syariah Gold Card sebagai produk unggulannya. CIMB Niaga Syariah Gold Card ini juga menunjukkan peningkatan yang cukup besar, baik dari segi jumlah kartu hingga outstanding dari kartu tersebut. Terhitung dari awal periode hingga 2013, peningkatan outstanding yang dicapai oleh CIMB Niaga Syariah melalui Niaga Syariah Gold Card ini sudah mencapai 61 milliar. Dari penggunaan terhadap kedua produk tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengalaman nasabah dalam menggunakan masing-masing kartu sangat memberikan kesan yang positif. Terjadinya transaksi terus-menerus dan peningkatan laba yang terjadi terhadap kedua bank syariah tersebut telah menunjukkan pengalaman yang sangat baik bagi nasabah dalam menggunakan kartu kredit syariah.
3. Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Tingkat Minat Nasabah Pengguna Kartu Dalam hal ini, penulis mengukur pengaruh diferensiasi produk terhadap tingkat minat nasabah pengguna kartu dengan seberapa banyak jumlah pengguna kartu kredit syariah bank BNI Syariah dan CIMB Niaga Syariah setiap tahunnya, sehingga dapat diketahui seberapa besar nilai minat nasabah terhadap kartu kredit
85
syariah. Semakin baik minat pengguna kartu dalam menggunakan kartu kredit maupun kartu kredit syariah, maka akan semakin meningkatkan jumlah pengguna kartu kredit tersebut. Hal ini didasari dengan sifat pengguna kartu yang harus memiliki minat terlebih dahulu untuk menggunakan kartu kredit syariah dengan memberikan kesan yang positif terhadap kartu kredit syariah tersebut. Berikut adalah jumlah pengguna kartu BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah Gold Card setiap tahunnya. Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Peningkatan Jumlah Kartu
Penyebaran Kartu
Perbandingan Jumlah Kartu 250000 200000 150000 100000 50000 0 2010
CIMB Niaga Syariah Gold Card BNI Hasanah Card
2011
2012
2013
2010
2011
2012
2013
0
32.842
59.712
71.772
25.000
50.000
152.311
200.380
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah kartu beredar dari BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah Gold Card meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat dikatakan bahwa masyarakat mulai percaya dan menggunakan kartu kredit syariah sebagai alat transaksi mereka, karena pertambahan jumlah kartu tersebut
menunjukkan
tingginya
minat
nasabah
untuk
menggunakan kartu kredit syariah. Dilihat dari tahun peredaran
86
kartu kredit syariah, BNI Hasanah Card lebih unggul karena produk ini sudah dikeluarkan terlebih dahulu sejak tahun 2009, sedangkan CIMB Niaga Syariah Gold Card baru diluncurkan pada tahun 2010. Namun dilihat dari angka peredaran kedua kartu kredit syariah tersebut, CIMB Niaga Syariah tidak kalah dalam penyebarannya. Dapat dilihat dari tabel diatas, bahwa peningkatan jumlah kartu di tahun pertama dari tahun awal diluncurkannya sudah mencapai 32.842, sedangkan BNI Hasanah Card hanya mencapai 25.000 kartu. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan antara kedua produk ini sangat ketat. Meskipun BNI Hasanah Card diluncurkan terlebih dahulu, namun CIMB Niaga Syariah Gold Card sudah mampu menyaingi distribusi kartu kredit syariah milik BNI Syariah.
4. Pendekatan Terhadap Diferensiasi Produk BNI Hasanah dan CIMB Niaga Syariah Gold Diferensiasi produk terhadap BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah Gold tidak hanya ditujukan untuk mengetahui perbedaan produk, melainkan ditujukan untuk mengetahui nilai bersaing masing-masing produk. Dalam hal ini, dibutuhkan beberapa pendekatan lebih lanjut terhadap faktor-faktor dan nilai-nilai yang menjadi ciri khas dari masing-masing produk. Sehingga dapat diketahui segala dampak baik positif maupun negatif dari ciri khas
87
produk BNI Hasanah dan CIMB Niaga Syariah Card terhadap penilaian nasabah. Menurut Michael P. Porter, terdapat 4 pendekatan diferensiasi yang dalam menciptakan nilai produk bagi nasabah, diantaranya : a. Atribut produk dan feature pembelian harus lebih rendah dari biaya yang dikeluarkan oleh pembeli Atribut produk dan feature pembelian dalam usaha bersaing antar perusahaan harus lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh konsumen. Sehingga keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan sangat dipengaruhi oleh biaya produksi. Dalam hal ini, atribut produk dan feature pembelian yang ditawarkan oleh BNI Hasanah Card dapat dikatakan lebih rendah dari biaya
yang dikeluarkan pembeli
karena peningkatan
pendapatan yang terjadi pada bank BNI Syariah melalui Hasanah Card ini meningkat setiap tahunnya. Dan perkembangan BNI Syariah pun cukup signifikan, dapat dilihat dari semakin banyaknya cabang bank, dan semakin meluasnya merchantmerchant yang dijadikan mitra oleh bank ini. Pertumbuhan outstanding dari penggunaan BNI Hasanah Card pun meningkat setiap tahunnya, dari 52 milliar pada awal tahun diterbitkannya, hingga mencapai 408,80 milliar pada akhir 2013. Hal ini menunjukkan peningkatan laba yang sangat pesat dari BNI Syariah melalui BNI Hasanah Card.
88
Begitu juga halnya dengan CIMB Niaga Syariah, yang menjadikan produk CIMB Niaga Syariah Gold Card sebagai produk unggulannya. CIMB Niaga Syariah Gold Card ini juga menunjukkan peningkatan yang cukup besar, baik dari segi jumlah kartu hingga outstanding dari kartu tersebut. Terhitung dari awal periode hingga 2013, peningkatan outstanding yang dicapai oleh CIMB Niaga Syariah melalui Niaga Syariah Gold Card ini sudah mencapai 61 milliar. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan terhadap kartu kredit syariah ini memiliki tingkat keuntungan yang cukup besar bagi bank CIMB Niaga Syariah. Namun dilihat dari hal tersebut, BNI Hasanah Card jauh lebih unggul dibandingkan dengan CIMB Niaga Syariah Gold Card. Hal ini disebabkan oleh sosialisasi produk yang lebih baik dari BNI Hasanah Card dibandingkan dengan CIMB Niaga Syariah Gold Card. b. Feature yang ditonjolkan harus dapat meningkatkan kinerja produk Untuk menarik minat konsumen dalam menggunakan suatu produk, maka produsen harus memberikan feature yang dapat menonjolkan keunggulan dari produk itu sendiri. Maksudnya adalah, feature yang diberikan oleh produsen ini, harus dapat meningkatkan kinerja dari produk itu sendiri. Dalam hal ini, feature yang diberikan pada BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah Gold Card dapat dikatakan sudah meningkatkan kinerja dari produk
89
itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan penggunaan dari masing-masing produk, sehingga fungsi dari berbagai macam feature yang diberikan terhadap kedua kartu kredit syariah tersebut dapat dikatakan telah berfungsi dengan baik. Dari berbagai feature yang diberikan oleh BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah Gold Card, dapat dikatakan milik CIMB Niaga Syariah Gold Card lah yang terus menunjang kinerja produk dari kartu tersebut, seperti feature Otopay dan Quick Pay. Dengan Otopay, nasabah akan lebih leluasa untuk menentukan jumlah pembayaran Kartu Kredit Syariah setiap bulannya, sebesar minimum payment (10%) atau full payment (100%). Untuk memudahkan nasabah menikmati fasilitas Otopay ini, nasabah harus memiliki rekening tabungan Bank CIMB Niaga. Pembayaran tagihan Kartu Kredit tidak perlu nasabah lakukan sendiri karena rekening tabungan mereka akan secara otomatis menstransfer sejumlah dana yang telah ditetapkan setiap bulannya untuk pembayaran tagihan Kartu Kredit nasabah tersebut. Dan dengan Quick Pay, nasabah dapat melakukan pembayaran untuk tagihan bulanan dengan mudah dalam satu lembar tagihan. Nasabah hanya perlu mengingat tanggal jatuh tempo tagihan tanpa perlu khawatir ada tagihan yang terlewat. Kedua feature tersebut sangat cocok dengan nasabah saat ini yang rata-rata memiliki tingkat kesibukan yang padat dan tingkat pendapatan yang normal.
90
c. Feature yang dimasukkan harus dapat memuaskan pembeli Kepuasan pembeli, juga dipengaruhi oleh feature yang ditawarkan oleh suatu perusahaan pada produknya sebagai keistimewaan dari produk itu sendiri. Karena pembeli sebagai konsumen sangat menginginkan suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Penulis menilai bahwa pada Tabel 4.5 terlihat bahwa feature yang diberikan terhadap BNI Hasanah Card lebih banyak dibandingkan dengan CIMB Niaga Syariah Gold Card. Namun, keduanya bisa dikatakan telah menjawab kebutuhan nasabah meski tidak semuanya. Dari segi kepuasan nasabah, untuk pilihan feature
yang diberikan BNI Hasanah lebih baik
dibandingkan dengan CIMB Niaga Syariah Gold dengan adanya fitur SMART Bill, SMART Spending, dan SMART Reload yang dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dalam memilih transaksi. Adapun fasilitas Transfer Balance bagi nasabah yang ingin mentransfer tagihan kartu mereka ke kartu kredit bank lain sehingga tidak bergantung pada satu kartu. Maka dari itu, tingkat kepuasan yang didapatkan dari feature yang diberikan, masih diunggulkan oleh BNI Hasanah Card dengan peningkatan setiap periodenya.
91
d. Feature yang digunakan harus dapat memberikan nilai bagi konsumen Selain tingkat kepuasan terhadap feature, suatu produk juga harus memberikan nilai bagi penggunanya. Maksudnya adalah feature yang diberikan haruslah bernilai bagi nasabah sebagai konsumen, sehingga menguntungkan bagi produk itu sendiri dalam pertumbuhannya. Dalam hal ini, penulis menilai bahwa feature yang diberikan oleh BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah Gold Card sudah cukup bernilai bagi nasabah. Karena hanya dengan memiliki kartu kredit syariah tersebut, nasabah sudah diberikan fasilitas yang banyak dan bernilai, baik dari segi kenyamanan,
keamanan,
kepuasan
dan
kemudahan
dalam
bertransaksi. Namun, setiap produk memiliki keunggulannya masing-masing yang ditonjolkan dari feature yang diberikan. Penulis menilai bahwa dari segi keamanan dan kenyamanan, BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah Gold sudah cukup memberikan rasa aman bagi nasabah dalam bertransaksi dengan adanya feature Asuransi PerisaiPlus dan perlindungan asuransi perjalanan gratis milik BNI Syariah serta Purchase Protection, Travel
Insurance
(Travel
Accident
Insurance
&
Travel
Inconvenience Insurance), dan Medical Facility milik CIMB Niaga Syariah. Namun dari segi nilai feedback terhadap nasabah, CIMB Niaga Syariah Gold Card dapat lebih unggul dibandingkan dengan
92
BNI Hasanah Card. Misalnya dari feature Poin Rewards, pada saat ini banyak masyarakat yang mencari suatu produk yang dapat memberikan hadiah yang bernilai bagi nasabah dalam bertransaksi. Melalui Poin Reward ini, nasabah pengguna CIMB Niaga Syariah Gold Card akan mendapat poin dari setiap transaksi. Sehingga dari akumulasi poin reward tersebut, nasabah dapa menukarkannya dengan berbagai hadiah menarik termasuk Frequent Flyer Miles (KrisFlyer Mileage, Garuda Frequent Flyer), voucher belanja dan barang lainnya.
5. Keunggulan dan Kelemahan Kartu BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah Gold Card Dari segala aspek keistimewaan yang diberikan oleh produk BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah Gold Card, terdapat pula berbagai kelemahan yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih kartu kredit syariah tersebut. Berikut adalah kelemahan dari masing-masing produk.
1.
2. 3. 4.
Tabel 4.10 Keunggulan dan Kelemahan Kartu Faktor Penentu CIMB Niaga BNI Hasanah Card Kelemahan Syariah Gold Card Terbilang lebih rumit Terbilang mudah Proses penerbitan karena kehati-hatian karena nasabah hanya kartu bank dalam memilih perlu memiliki kartu nasabah sangat tinggi Niaga Konvensional Masih kurangnya Masih kurangnya Sosialisasi sosialisasi sosialisasi POIN Tidak memiliki poin Memiliki poin REWARDS rewards rewards Pemasaran Kerjasama dengan Pemasaran masih
93
merchant cukup baik dengan membuat program yang diselenggarakan oleh kedua pihak.
5. Segmentasi penggunaan
6. Pemilihan produk
diunggulkan dengan dual banking system yang menunjukkan bahwa peoses pemasaran masih mengandalkan CIMB Niaga Konvesional Hanya dapat Hanya dapat digunakan pada digunakan pada tempat yang tempat yang transaksinya sesuai transaksinya sesuai dengan prinsip dengan prinsip syariah syariah Pembatasan Pembatasan penggunaan Hasanah penggunaan Niaga Card hanya terfokus Syariah Gold Card pada tempat hanya terfokus pada penggunaan dan tempat penggunaan belum terfokus dan belum terfokus kepada produknya. kepada produknya. Sehingga nasabah Sehingga nasabah masih dapat membeli masih dapat membeli khamar pada khamar pada departement store departement store yang menyediakan. yang menyediakan.
94
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada penelitian mengenai diferensiasi produk antara kartu kredit syariah di Indonesia, yaitu BNI Hasanah Card dengan CIMB Niaga Syariah. Adapun beberapa pertanyaan yang terjawab berdasarkan dengan perumusan masalah penelitian, diantaranya: 1. Apa saja diferensiasi produk yang ada antara produk kartu kredit syariah milik BNI Syariah dengan CIMB Niaga Syariah? Jawaban dari pertanyaan ini adalah banyak terdapat perbedaan antara kedua kartu tersebut, baik dilihat dari bentuknya, tarif, layanan, fitur/fasilitas, dan lain-lain. Banyaknya
diferensiasi
produk
kedua
kartu
kredit
syariah
ini
menunjukkan keunggulan dan kelemahan dari masing-masing produk tersebut. 2. Apakah diferensiasi produk tersebut mempengaruhi tingkat minat pengguna terhadap kedua kartu tersebut? Jawaban dari pertanyaan ini adalah diferensiasi produk tersebut sangat mempengaruhi tingkat minat nasabah. Hal ini ditunjukkan dengan semakin bertambahnya pengguna dari masing-masing kartu baik BNI Hasanah Card maupun CIMB Niaga Syariah Gold. Peningkatan minat juga didukung dengan semakin meningkatnya outstanding atau penggunaan dari masing-masing kartu dari tahun ke tahun.
94
95
3. Adakah keunikan tersendiri baik keunggulan atau kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing produk tersebut? Jawaban dari pertanyaan ini yaitu, perbedaan diantara kedua produk ini tidaklah begitu berbeda. Yaitu tidak adanya bunga, dan prinsip syariah yang digunakan sebagai perbedaan yang mencolok. Perbedaan juga terletak pada penggunaan, tarif/biaya yang timbul dari transaksi dan beberapa fasilitas yang diberikan. Dalam hal fitur CIMB Niaga Syariah diunggulkan dengan adanya POIN Rewards yang sangat diminati oleh setiap nasabah. Sedangkan BNI Hasanah Card diunggulkan dengan pemasaran produk yang lebih murah di berbagai merchant yang menjadi mitra kerjasama.
B. Saran 1. Dalam perkembangan produk kartu kredit syariah, bank BNI Syariah dan Bank CIMB Niaga Syariah harus lebih memperhatikan tentang sosialisasi terhadap masyarakat, baik dari segi akad, keterbukaan bank, konsep kartu kredit syariah, dan lain-lain sehingga tidak muncul keraguan dari masyarakat untuk menggunakan kartu ini. 2. BNI Hasanah Card dan CIMB Niaga Syariah Gold Card, dalam hal ini harus dibekali dengan fasilitas/fitur yang seharusnya banyak yang tidak dimiliki kartu kredit pada umumnya. Sehingga kartu kredit syariah dapat terlihat lebih memiliki karakteristik di mata masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Affif. Strategi Pemasaran. Bandung: Angka. 1984. Al Ries & Jack Trout, 22 Hukum Tetap Pemasaran. Jakarta: Gramedia, 1994. Al Ries & Jack Trout. 22 Hukum Tetap Pemasaran. Jakarta: Gramedia, 1994. Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: Alvabet, 2003. Bambang Hariadi. Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis. Malang: Bayumedia Publishing, 2005. Bambang Hariadi. Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis. Malang: Bayumedia Publishing, 2005. Basu Swastha dan Irawan. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty, 1990. Basu Swastha DH., dan Hani Handoko. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen. Edisi Pertama, Cetakan Kedua. Yogyakarta: Liberty. 1997. Berry, Leonard. Strategi dan Konsep-konsep Pemasaran. Jakarta: Erlangga. 1996. Buku Undang-undang Perbankan No. 10, 1998. Dahlan Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2002.
Fandy Tjiptono. Strategi Pemasaran Edisi ke-3. Yogyakarta: Andi, 2008. Fandy Tjiptono. Strategi pemasaran - edisi II cet. 6. Yogyakarta: Andi, 2002. Griffin, Jill. Costumer Loyalty: How to earn it, how to keep it. New York: Lexington books, 1995. Hermansyah, SH. M. Hum. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007. Hermawan Kartajaya. Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta: Gramedia, 2005. Hermawan Kartajaya. Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta: Gramedia, 2005. Husaini Usman dan Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial, cet 1, edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Ibrahim, Johannes. Kartu Kredit: Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan. Bandung: PT. Refika Aditama, 2004. Jill Griffin. Customer Loyalty: Menumbuhkan Dan Mempertahankan Pelanggan. Jakarta: Airlangga, 2003. John A Pearce dan Richard B Robinson. Manajemen Strategi : Formulasii, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat, 2009. John A Pearce dan Richard B Robinson. Manajemen Strategi : Formulasii, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat. 2009.
Kotler & Armstrong. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 2001. Kotler Philip. Manajemen Pemasaran : Analisis, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat, 1995. Kotler Philip. Marketing Management, edisi 7. Jakarta: Salemba Empat, 2000. Kotler, Philip & Kevin Lan Keller. Manajemen Pemasaran (edisi 12) jilid 1 Benyamin Molan., alih bahasa. Jakarta: Indeks, 2007 MacMillan, Ian C, dan Rita Gunther McGrath. Discovering New Points of Differentiation. Harvard: Bussiness Review, 1997. Marius P. Angipora. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002. Munir Baalbaki dan Rohi Baalbaki. Kamus AlMaurid. Surabaya: Halim Jaya, 2006. Philip Kotler & Keller. Marketing Management. Prentice Hall: Pearson Education International, 2009. Philip Kotler penerjemah A.B Susanto. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat, 2001. Philip Kotler. Manajemen Pemasaran 1. Jakarta: Prehallindo, 2002. Prayogo S. & Djoko Prakoso. Surat Berharga alat Pembayaran dalam Masyarakat Modern. Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Rambat Lupiyoadi & A. Hamdani. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat, 2001. Rekno Widhiasih. “Analisis Strategi Pemasaran Dalam Rangka Peningkatan Volume Penjualan (Studi Kasus Pada Griya Belanja Mekar Yogyakarta)”. Skripsi. Yogyakarta : FIS Universitas Negeri Yogyakarta, 2000. Sofyan Assauri. Manajemen Strategi Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. Sondang P. Siagian, manajemen strategik. Jakarta: Bumi Aksara, 1995. Sukristono, Perencanaan Strategi Bank. Jakarta: PT. Phasa Warna, 1992. Suyanto, Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta: ANDI, 2007. B. Website www.books.google.co.id www.bnisecurities.co.id www.cimbniaga.com www.cimbniagasyariah.com www.bnisyariah.co.id www.bi.go.id
1. Apa yang dimaksud dengan hasanah card? Hasanah card merupakan kartu pembiayaan yang menggunakan prinsip syariah dan bertujuan untuk memudahkan sistem pembayaran serta sebagai jaminan atas setiap transaksi pembelian barang dan jasa oleh nasabah. Hasanah Card ini adalah kartu berbasis syariah yang pada umumnya memiliki fungsi yang sama dengan kartu kredit sehingga diterima di seluruh tempat bertanda MasterCard dan semua ATM yang bertanda Cirrus di dunia. 2. Bagaimana awal mula diciptakannya Hasanah Card? Dasar pemikiran awal kami menciptakan Hasanah Card adalah ketika kegiatan sistem pembayaran dengan menggunakan kartu saat ini sudah berkembang di berbagai sektor bisnis, begitupun di bidang bisnis syariah. tingginya pertumbuhan keuangan syariah, dan meningkatnya keinginan masyarakat untuk kebutuhan akan kartu kredit syariah mengharuskan kami, pihak BNI Syariah, untuk tetap berkomitmen dalam menjawab kebutuhan nasabah. Karena itulah kami menerbitkan kartu BNI Hasanah yang diharapkan dapat menunjang perkembangan sistem keuangan syariah kedepan. 3. Akad apa saja yang digunakan pada produk Hasanah Card? Untuk akad, kami menggunakan 3 macam akad sebagai landasan dari transaksi kami dengan nasabah, diantaranya Ijarah, Kafalah, dan Qardh. 4. Apakah landasan hukum yang digunakan pada produk Hasanah Card? Untuk landasan hukun, kami telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia No.10/337/DPbs dan Fatwa DSN No. 54/DSN-MUI/X/2006 serta UU Perbankan No. 10 tahun 2008. Lalu untuk landasan hukum fiqh, kami mendasarinya dengan Surah Al-Baqarah ayat 280. 5. Ada berapa jenis Hasanah Card?
Dari jenis kartu, kami memiliki 3 jenis kartu Hasanah, yaitu Classic, Gold, dan Platinum 6. Adakah Syarat-syarat tertentu untuk dapat memiliki Hasanah Card? Untuk syarat-syarat tertentu dalam memiliki kartu Hasanah ini, kami hanya menghimbau kepada nasabah untuk melengkapi dokumen persyaratan yang sudah di cantumkan pada formulir. Dalam menerbitkannya pun kami harus lebih selektif dan berhati-hati dalam memilih kualitas nasabah baik dari segi kemampuan materil dan riwayat hidup, hal ini kami lakukan agar tidak menimbulkan transaksi yang gharar dan tidak menyulitkan nasabah di kemudian hari. 7. Bagaimanakah strategi pemasaran yang diterapkan oleh BNI Syariah terhadap Hasanah Card? BNI syariah dalam praktek pemasaran produk Hasanah Card, kami mengklaim bahwa kami lah saat ini satu2nya yang mampu mengembangkan produk kartu kredit
syariah/syariah
card.
Hal
ini
dibuktikan
berdasarkan
semakin
berkembangnya produk ini dikalangan masyarakat baik dilihat dari pertumbuhan jumlah kartu dan keistimewaan yang diberikan oleh produk ini dengan menambah merchant-merchant yang begitu banyak sebagai rekan kerja. BNI syariah tidak menjual produk ini seperti hal nya pada bank lain baik konvensional maupun bank syariah. Pihak BNI syariah dalam memasarkan Hasanah Card mengaku tidak menjual produk, melainkan mereka menjual program. Hal ini dikarenakan pengalaman yang cukup mumpuni dalam pengembangan strategi perusahaan dalam memasarkan produk yang sebelumnya memperkenalkan Hasanah Card ke berbagai kalangan masyarakat. Tidak terlalu banyak respon yang kami dapatkan, oleh karena itu kami berupaya untuk bekerjasama dengan merchant-merchant andalan kami dalam membuat program sehingga masyarakat sendiri lah yang
mencari tahu tentang Hasanah Card dan keistimewaan yang diberikan. Dan terbukti bahwa strategi tersebut sangat efektif bagi perkembangan Hasanah Card. 8. Siapa saja sasaran produk Hasanah Card? Untuk sasaran pemasaran, dari 3 jenis kartu sudah terlihat bahwa kami sangat berupaya menyesuaikan produk kami dengan berbagai kalangan masyarakat, baik kalangan menengah keatas maupun masyarakat kalangan menengah kebawah. Dan kami memberikan keistimewaan khusus bagi masyarakat kalangan menengah kebawah yang meng-apply kartu Hasanah Classic dengan memberikan good will investment. 9. Bagaimana strategi diferensiasi produk yang diterapkan pada produk Hasanah Card? Yang membuat Hasanah Card berbeda dengan yang lain, adalah kartu ini tidak memberikan layanan transaksi yang gharar. Dalam memilih merchant sebagai mitra kerjasama, BNI Syariah saat ini memiliki merchant dengan kedudukan tertinggi yang dimiliki oleh merchat grocery. Kami, pihak BNI syariah sangat mengerti kebutuhan nasabahnya dalam menggunakan Hasanah Card. Karena kebanyakan masyarakat saat ini sangat membutuhkan fasilitas kartu kredit yang memberikan keistimewaan bagi card holder dalam berbelanja baik pakaian, kebutuhan sehari-hari, dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Teknologi yang digunakan oleh kartu hasanah card ini telah bekerjasama dengan MasterCard, sehingga card holder dapat menggunakannya baik didalam maupun di luar negeri. Untuk kualitas harga yang ditawarkan oleh hasanah card, kami tidak menjanjikan berbagai macam hal kepada nasabah, karena didalam islam tidak boleh mengumbar janji terhadap transaksi perdagangan yang mengakibatkan terjadinya gharar. Hasanah Card memberikan keistimewaan bagi para pengguna lewat
program yang kami adakan dengan memberikan diskon yang lebih tinggi dari kartu kredit lain pada merchant tertentu. Dalam menjaga loyalitas pelanggan yang menjadi kekhawatiran utama bagi BNI syariah, maka mereka sangat berusaha menjaga loyalitas pelanggan dengan cara memberikan suatu keistimewaan bagi pemegang kartu, mereka pun menarik berbagai komunitas-komunitas sebagai mitra kerjasama. Pihak BNI syariah mengatakan bahwa dikarenakan loyalitas suatu komunitas sangatlah tinggi terhadap komunitasnya, sehingga hal ini lah yang menjadi acuan BNI syariah dalam memilih mitra untuk bekerjasama. Mereka membeirkan fasilitas yang istimewa terhadap komunitas tersebut apabila mereka menyetujui untuk memiliki hasanah card.
10. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari produk tersebut? Keunggulan yang ditawarkan oleh Hasanah Card pun begitu banyak, sama hal nya dengan kartu kredit pada umumnya. Hanya saja tidak dapat digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai syariah. Kelemahan produk ini, transaksi yang tidak sesuai syariah hanya difokuskan terhadap tempat penggunaan kartu ini. Bukan terpaku terhadap berbagai macam produk yang dapat dikatakan haram. Contohnya: nasabah tidak dapat menggunakan kartu ini untuk transaksi pada tempat2 klub malam, pijat plus-plus, dan tempat2 yang secara terang2an menawarkan produk haram. Namun jika nasabah melakukan transaksi untuk membeli khamar pada departement store yang menjual groceries, maka nasabah dapat secara leluasa membelinya. Hal ini lah yang masih menjadi kekurangan pada produk ini. Adapun kelemahan lain pada produk ini yaitu POIN REWARD yang tidak Hasanah Card miliki.
1. Apa yang dimaksud dengan CIMB Niaga Syariah Gold Card? Kartu kredit CIMB Niaga Syariah Master Card Gold adalah kartu yang mengakomodir gaya hidup syariah sehingga seluruh transaksi yang dilakukan oleh nasabah sudah di cover dengan prisip-prinsip syariah dari Dewan Syariah Nasional No. 54/DSN-MUI/X/2005. CIMB Niaga Syariah Gold Card ini adalah kartu berbasis syariah yang pada umumnya memiliki fungsi yang sama dengan kartu kredit sehingga diterima di seluruh tempat bertanda MasterCard dan semua ATM yang bertanda Cirrus di dunia. 2. Bagaimana awal mula diciptakannya CIMB Niaga Syariah Gold Card? Dasar pemikiran awal kami menciptakan CIMB Niaga Syariah Gold Card adalah untuk menciptakan perkembangan yang pesat bagi sistem keuangan syaraiah saat ini. Caranya dengan ikut berkontribusi memunculkan produk CIMB Niaga Syariah Gold Card ini.yang menjadi produk andalan kami sebagai pesaing dengan bank syariah lain. Kami memandang bahwa kegiatan sistem pembayaran dengan menggunakan kartu saat ini sudah berkembang pesat di berbagai sektor bisnis, begitupun di bidang bisnis syariah, tingginya pertumbuhan keuangan syariah, dan meningkatnya keinginan masyarakat untuk kebutuhan akan kartu kredit syariah mengharuskan kami, pihak CIMB Niaga Syariah, untuk tetap berkomitmen dalam menjawab kebutuhan nasabah. 3. Akad apa saja yang digunakan pada produk CIMB Niaga Syariah Gold Card? Untuk akad, kami menggunakan 3 macam akad sebagai landasan dari transaksi kami dengan nasabah, diantaranya Ijarah, Kafalah, dan Qardh. 4. Apakah landasan hukum yang digunakan pada produk CIMB Niaga Syariah Gold Card?
Untuk landasan hukun, kami telah mendapat persetujuan dari Fatwa DSN No. 54/DSN-MUI/X/2006 serta UU Perbankan No. 10 tahun 2008 dan surat Bank Indonesia No.10/337/DPbs. Lalu untuk landasan hukum fiqh, kami mendasarinya dengan Surah Al-Baqarah ayat 280, al-maidah ayat 1 dan 2.. 5. Ada berapa jenis CIMB Niaga Syariah Gold Card? Dari jenis kartu, kami hanya menerbitkan satu jenis kartu yaitu Gold. Hal ini dimaksudkan agar nasabah sasaran kami tepat, sehingga kapabilitas nasabah untuk bertransaksi dengan kartu ini tidak menimbulkan gharar dan menyulitkan salah satu pihak. 6. Adakah Syarat-syarat tertentu untuk dapat memiliki CIMB Niaga Syariah Gold Card? Untuk syarat-syarat tertentu dalam memiliki kartu CIMB Niaga Syariah Gold Card ini, kami sudah menyediakan berbagai persyaratan yang dibutuhkan, dan dapat langsung diakses pada website www.cimbniagasyariah.com 7. Bagaimanakah strategi pemasaran yang diterapkan oleh CIMB Niaga Syariah terhadap CIMB Niaga Syariah Gold Card? CIMB Niaga Syariah dalam praktek pemasaran produk CIMB Niaga Syariah Gold Card, kami mengandalkan dual banking system yang kami terapkan. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat yang telah menjadi nasabah kami pada bank CIMB Niaga dapat mengenal CIMB Niaga Syariah dan produk Gold Card ini. Dan peningkatan yang terjadi pada pertumbuhan kartu ini pun cukup signifikan, ditandai dengan pertumbuhan jumlah kartu dan penggunaan nasabah terhadap kartu ini. 8. Siapa saja sasaran produk CIMB Niaga Syariah Gold Card?
Untuk sasaran pemasaran, kami pihak CIMB Niaga Syariah masih mengandalkan pada nasabah kalangan menengah-keatas. Hal ini dikarenakan kami masih menjaga kehati-hatian kami dalam memilih nasabah, khususnya pada kartu kredit syariah ini. Agar masyarakat pengguna tidak mengalami kesulitan dalam pembayaran tagihan, maka dari itu kami hanya menempatkan sasaran pada masyarakat kalangan menengah-keatas yang memiliki riwayat dan kapabilitas yang cukup baik. 9. Bagaimana strategi diferensiasi produk yang diterapkan pada produk CIMB Niaga Syariah Gold Card? Yang membuat CIMB Niaga Syariah Gold Card berbeda dengan yang lain, yaitu produk ini menawarkan poin rewards yang dapat diakumulasi melalui penggunaan kartu Gold Card ini oleh nasabah di setiap transaksi. Setelah poin terkumpul, nasabah dapat menukarkannya dengan berbagai hadiah dan keistimewaan lain yang telah kami sediakan. Kami pun memberikan keistimewaan dengan gratis iuran tahunan seumur hidup bagi pemegang kartu utama Gold Card ini. Dalam memilih merchant sebagai mitra kerjasama, CIMB Niaga Syariah saat ini memiliki merchant dengan kedudukan tertinggi yang dimiliki oleh merchant grocery dan privileages. Kami, pihak CIMB Niaga Syariah sangat mengerti kebutuhan nasabahnya dalam menggunakan CIMB Niaga Syariah Gold Card. Karena kebanyakan masyarakat saat ini sangat membutuhkan fasilitas kartu kredit yang memberikan keistimewaan bagi card holder dalam berbelanja baik pakaian, kebutuhan sehari-hari, dan kebutuhan rumah tangga lainnya serta kebutuhan untuk bersantai saat rekreasi. Teknologi yang digunakan oleh kartu CIMB Niaga Syariah Gold Card ini telah bekerjasama dengan MasterCard, sehingga card holder dapat menggunakannya baik didalam maupun di luar negeri.
10. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari produk tersebut? Keunggulan yang ditawarkan oleh CIMB Niaga Syariah Gold Card pun begitu banyak, sama hal nya dengan kartu kredit pada umumnya baik dari segi fitur, penggunaan, teknologi, dan layanan yang diberikan kepada nasabah. Hanya saja tidak dapat digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai syariah. Kelemahan produk ini, adalah dengan adanya konsep dual banking system memang meningkatkan produk ini, namun saya menemukan bahwa banyak masyarakat yang memberikan keluhan karena penerbitan kartu syariah ini kami lakukan saat nasabah meng-apply kartu kredit cimb niaga. Banyak masyarakat menilai bahwa kartu ini hanya menjadi pelengkap saja. Sehingga kami harus menyusun strategi baru dalam pemasaran produk ini.