STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK
Oleh: Khoiri Zamroni NRP: 1110100022 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. rer.nat Bagus Jaya Santosa, S.U JURUSAN FISIKA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI
ANALISA DATA
KESIMPULAN
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI
ANALISA DATA
KESIMPULAN
Latar Belakang
Pemanfaatan Panas Bumi Di Jawa Timur Belum Maksimal
Potensi Panas Bumi
Penelitian sumber daya panas bumi
Metode Geofisika (Geomagnet)
Latar Belakang
Lokasi Penelitian
Perumusan Masalah Permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah bagaimana struktur bawah permukaan di sekitar daerah manifestasi panas-bumi desa wagir lor, kecamatan Ngebel, kabupaten Ponorogo.
Batasan Masalah 1. Pengambilan data di sekitar daerah manifestasi panas-bumi desa Wagir lor, kecamatan Ngebel, kabupaten Ponorogo. 2. Pengolahan data digunakan perangkat lunak Surfer. 3. Interprestasi data secara kualitatif menggunakan Software Matlab dan Magpick
Tujuan Penelitian 1. Mengetahui struktur bawah permukaan di sekitar daerah manifestasi panas-bumi desa wagir lor, kecamatan Ngebel, kabupaten Ponorogo dari penyebaran anomalinya. 2. Mencari struktur yang mengontrol terjadinya manifestasi air panas di daerah tersebut.
Manfaat Penelitian 1. Memperoleh data terbaru tentang kondisi / potensi panas bumi di Wagir lor, kecamatan Ngebel, kabupaten Ponorogo. 2. Data Tugas Akhir ini dapat digunakan untuk tahapan lebih lanjut, dalam melakukan eksplorasi panas bumi di Wagir lor, kecamatan Ngebel, kabupaten Ponorogo.
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI
ANALISA DATA
KESIMPULAN
Medan Magnet Bumi
Gambar Medan Magnet Bumi Dr. Laurent Marescot
Metode Magnetik
Metode Geofisika
Bawah Permukaan
Intensitas Medan Magnet
Variasi Suseptibilitas
Medan Magnet dan Suseptibilitas
𝐌 = 𝜒𝑚 𝐇
Dimana : M :Magnetisasi(emu) 𝜒𝑚 : Suseptibilitas (emu/gr) H : Intensitas medan magnet(nT)
Suseptibilitas dan Temperatur Curie
𝜒𝑚 =
𝐶 𝑇
Dimana : C :konstanta yang disebut konstanta Curie T : temperatur kelvin(K)
Sifat Kemagnetan Batuan Sifat magnetik batuan dikelompokkan menjadi: Diamagnetik
Contoh : batuan kuarsa, marmer,graphite,rock salt, dan anhydrite/gysum
Sifat Kemagnetan Batuan Sifat magnetik batuan dikelompokkan menjadi: Paramagnetik
Contoh: Olivine ,pyroxene,amphibole dan biotite
Sifat Kemagnetan Batuan Sifat magnetik batuan dikelompokkan menjadi: Ferromagnetik
Contoh:shale, sandstone , dolomite
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI
ANALISA DATA
KESIMPULAN
ALAT YANG DIGUNAKAN
Proton Magnetometer ENVI SCINTREX
GPS
Kompas Geologi
Proton Magnetometer
Skema alat proton magnetometer
Diagram Alir Penelitian
Area penelitian
Luas Area penelitian: 1.5x1.5 km2 Jumlah Titik : 85 titik Sudut inklinasi: -32.96 sudut deklinasi:1.20 niali IGRF sebesar: 44973,7.
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI
ANALISA DATA
KESIMPULAN
Pengolahan Data
Data Magnetik Koreksi Data (Koreksi IGRF dan Koreksi harian) Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek regional) Reduksi Ke Kutub Bumi
Transformasi Psiodogravity
Interpretasi
Pengolahan Data
Data Magnetik Koreksi Data (Koreksi IGRF dan Koreksi harian) Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek regional) Reduksi Ke Kutub Bumi
Transformasi Psiodogravity
Interpretasi
Pengolahan Data
Peta kontur sebelum dilakukan koreksi
Data Magnetik
Rumus Perhitungan
Dimana: H tn taw tak Hak
𝐻=
𝑡𝑛 − 𝑡𝑎𝑎 (𝐻𝑎𝑎 − 𝐻𝑎𝑎 ) 𝑡𝑎𝑎 − 𝑡𝑎𝑎
: Nilai intensitas medan magnetik total :Waktu pengukuran di titik tertentu :Waktu pengukuran awal di base station : Waktu pengukuran akhir di base station :intensitas medan magnet awal.
Data Magnetik
Dimana ∆H H Ho HD
∆𝐻 = 𝐻 − 𝐻0 − 𝐻𝐷
:anomali intensitas medan magnet total :intensitas medan magnet hasil observasi :Intensitas medan magnet utama bumi(IGRF) :Intensitas medan magnet pengaruh luar(diural)/variasi harian
Pengolahan Data
Data Magnetik Koreksi Data (Koreksi IGRF dan Koreksi harian) Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek regional) Reduksi Ke Kutub Bumi
Transformasi Psiodogravity
Interpretasi
Peta hasil koreksi
Peta kontur hasil koreksi IGRF dan variasi harian
Peta hasil koreksi
Peta kontur sebelum koreksi IGRF dan variasi harian
Pengolahan Data
Data Magnetik Koreksi Data (Koreksi IGRF dan Koreksi harian) Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek regional) Reduksi Ke Kutub Bumi
Transformasi Psiodogravity
Interpretasi
Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek regional)
Peta Anomali Lokal Kontinuasi 350m
Peta Anomali Regional Kontinuasi 350m
Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek regional)
D
C
Peta Anomali Regional Kontinuasi 350m
Hasil Sayatan C-B
Grafik Sayatan C-D
Pengolahan Data
Data Magnetik Koreksi Data (Koreksi IGRF dan Koreksi harian) Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek regional) Reduksi Ke Kutub Bumi
Transformasi Psiodogravity
Interpretasi
Reduksi Ke Kutub Bumi
Peta kontur anomali magnetik lokal setelah direduksi ke kutub
Kontur anomali lokal
Peta kontur anomali Lokal
Pengolahan Data
Data Magnetik Koreksi Data (Koreksi IGRF dan Koreksi harian) Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek regional) Reduksi Ke Kutub Bumi
Transformasi Psiodogravity
Interpretasi
Transformasi Pseudogravity
Peta kontur anomali magnetik lokal setelah ditransformasi pseudogravity
Reduksi Ke kutub
Peta kontur anomali magnetik lokal setelah direduksi ke kutub
Pengolahan Data
Data Magnetik Koreksi Data (Koreksi IGRF dan Koreksi harian) Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek regional) Reduksi Ke Kutub Bumi
Transformasi Psiodogravity
Interpretasi
Interpretasi
Peta kontur anomali lokal dengan Sayatan A-B
Grafik hasil sayatan A-B
Model penampang vertikal sayatan A-B
Gambar Overlay peta countur dengan Peta penelitian
Hasil overlay dari anomali regional dengan peta geologi
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI
ANALISA DATA
KESIMPULAN
KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
Setelah melakukan akuisisi, pengolahan dan interpretasi data maka dapat disimpulkan bahwa: Anomali hasil pengolahan data menunjukkan adanya perbedaan clousure positif dan clousure negatif. Dengan nilai tertinggi 18000nT dan nilai terendah -18000nT. Dari peta kontur reduksi ke kutub dan gradient horizontal transformasi pseudogravitasi dapat diketahui bahwa anomali magnetik memanjang dari arah selatan ke utara. Hasil dari sayatan pada titik A-B menunjukkan adanya perbedaan material penyusun di bawah permukaaan. Kisaran nilai suseptibilitasnya 0.1x10-3-0.6x10-3 emu/g yang diidentifikasikan sebagai batuan sedimen. Adanya manifestasi air panas pada daerah Ngebel disebabkan karena adanya sesar yang membujur dari selatan ke utara yang sesuai dengan data anomali magnetik.