PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR (NIM), RISIKO KREDIT (NPL DAN LDR) , RETURN ON EQUITY (ROE), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK PADA BANK UMUM NASIONAL” (STUDI 10 BANK UMUM BERDASARKAN ASET TERBESAR PERIODE 2014)
Di susun oleh: Evi Purwanti NIM: 109081000054
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
i
ii
iii
Jakarta, 10 Juni 2016
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi Nama
: Evi Purwanti
Tempat & Tanggal Lahir
: Lamongan, 16 April 1990
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Gang Masjid Muyasarin RT/RW 001/001, Cipulir Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12230
No. Telepon
: 085697800711
Email
:
[email protected]
Pendidikan Formal 1997 – 2003
: SDN Cipulir 11 Pagi
2003 – 2006
: SMP Negeri 161
2006 – 2009
: SMK Negeri 6
2009– 2016
: Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi 1. Seksi Perlengkapan Paskibra SMP Negeri 161 2. Anggota Panduan Suara SMK Negeri 6 3. Staf Devisi Keuangan KOPMA Syarif Hiddayatullah 4. Devisi Keuangan Organisasi Dan Simpanan KOPMA Syarif Hiddayatullah
Pengalaman Kerja I. Mengikuti Pelatihan Sistem Ganda (PSG) di Euro Management Indonesia
2. Mengikuti Pelatihan Sistem Ganda (PSG) di PT. Asuransi Bintang Thk 3. Bekerja di PT. Gamma Paint.
ABSTRACT This research aim to analyze the effect of operational efficiency (BOPO), market risk (NIM), credit risk (NPL and LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) to financial performance of bank in national commercial bank. The data used in this study are annual data from 20071 to 2014. Technical sampling used in this research is purposive sampling, with a sample of 10 in national commercial bank based greatest assets recorded in data from Bank Indonesia. This study uses a computer program Eviews version 6 and Microsoft Excel 2007 . The result in this research showed that operational efficiency (BOPO), market risk (NIM), credit risk (NPL and LDR) return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) simultaneously significantly effect the financial performance of bank (ROA). The results also show that partial credit risk (NPL) effect negatif and significantly the the financial performance of bank (ROA), and operational efficiency (BOPO) and capital adequacy ratio (CAR) no effectt the financial performance of bank (ROA). The results also show that partial market risk (NIM), credit risk (LDR) ), and return on equity (ROE) effect positif and significantly the the financial performance of bank (ROA),
Kata kunci
: ROA, BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR, Panel data regression
vii
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahun 2007 sampai dengan tahun 2014. Teknis sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dengan jumlah sampel 10 Bank Umum Konvensional berdasaran aset terbesar periode 2014 yang tercatat di data Bank Indonesia. Penelitian ini menggunakan program komputer Eviews versi 6 dan Microsoft Excel 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan bank (ROA). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara parsial risiko kredit (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan bank (ROA), dan efisiensi operasional (BOPO), dan Capital adequacy ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA). Risiko pasar (NIM), risiko kredit (LDR) dan return on equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan bank (ROA). Kata kunci
: ROA, BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR, Regresi data panel
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mellimpahkan rahmat, hidayah dan kasih saying-Nya yang tiada terkira kepada hambanya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini memiliki judul “Pengaruh Efisiensi Operasional (Bopo), Risiko Pasar (NIM), Risiko Kredit (NPL dan LDR) , Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pada Bank Umum Nasional (Studi 10 Bank Umum Berdasarkan Aset Terbesar Periode 2014)”. Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua, Bapak Alm.Jemail yang selalu menjaga saya di Surga Allah SWT, dan Ibu Martiah yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih sayang, cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa kasih sayang. 2. Seluruh keluarga besar yang selalu menginggatkan penulis agar semangat dalam belajar dan mengharapkan penulis menjadi anak yang membanggakan keluarga. 3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengaruh dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid. Administrasi Umum dan Bapak Dr Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
5. Ibu Ela Patriana, SE., MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen. Bapak Hemmy Fauzan, SE., MM selaku Dosen Pembimbing Akademik. 6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis. 7. Teman-teman seperjuangan yang sudah mendukung dan atas kebersamaanya selama ini.
Jakarta, 10 Juni 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................. iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. v ABSTRACT ................................................................................................................. vii ABSTRAK .................................................................................................................. viii KATA PENGANTAR................................................................................................ ix DAFTAR ISI............................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ....................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah............................................................................ 1 1 Identifikasi Masalah ............................................................................. 16 2 Pembatasan Masalah ............................................................................ 18 B Perumusan Masalah................................................................................... 19 C Tujuan Penelitian....................................................................................... 20 D Manfaat Penelitian .................................................................................... 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Landasan Teori .......................................................................................... 22 1 Manajemen Perbankan ......................................................................... 22 2 Kinerja Keuangan Bank (Diproksi dengan ROA) ................................ 23 3 Manajemen Resiko ................................................................................ 26 4 Efisiensi Operasional (Diproksi dengan BOPO) ................................... 28 5 Risiko Pasar (Diproksi dengan NIM) .................................................... 30 6 Risiko Kredi (Diproksi dengan NPL dan LDR) .................................... 31 a Non Performing Loan (NPL) ........................................................ 32 b Loan to Deposit Ratio (LDR) ....................................................... 33 7 Return On Equity (ROE) ....................................................................... 34
xi
8 Capital Adequacy Ratio (CAR) ............................................................ 34 B Penelitian Terdahulu ................................................................................. 35 C Paradigma Penelitian ................................................................................. 38 D Hipotesis Penelitian................................................................................... 40
BAB III METODOLOGI A Ruang Lingkup .......................................................................................... 41 B Populasi dan Teknik Penentuan Sampel ................................................... 41 1 Populasi ................................................................................................ 41 2 Sampel.................................................................................................. 41 C Sumber dan Teknik Pengumpulan Data .................................................... 42 D Teknik Analisis ......................................................................................... 43 1.Analisis Dekriptif ................................................................................. 43 2.Analisis Data Panel .............................................................................. 44 3.Pengujian Hipotesis ............................................................................. 47 4.Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 49 a Uji Normalitas ............................................................................. 49 b Uji Multikoliniearitas .................................................................. 49 c Uji Autokolerasi .......................................................................... 50 d Uji Heteroskedastisitas................................................................ 51 5.Pengujian Signifikasi ........................................................................... 52 a Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji T)............................... 52 b Uji Goodness of Fit (Uji F) ......................................................... 53 c Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................... 54 E Operational Variabel Penelitian................................................................. 56 Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.............................................. 61 B Analisis dan Pembahasan .......................................................................... 71 1 Sampel Perusahaan .............................................................................. 69 2 Sampel Perusahaan .............................................................................. 73 3 Analisis Deskriptif Variabel................................................................. 76
xii
4 Analisis Data dan Pembahasan ............................................................ 95 Bab V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A Kesimpulan ............................................................................................... 115 B Implikasi .................................................................................................... 116 C Saran .......................................................................................................... 116 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 118 Lampiran .................................................................................................................... 121
xiii
DAFTAR TABEL
1.1
Assets Perbankan Nasional 2007-2014.............................................................. 2
1.2
Beberapa Rasio Perbankan Nasional 2007-2014 .............................................. 4
4.1
Daftar Bank dan Total Aset ............................................................................... 72
4.2
Tabel Variabel ................................................................................................... 73
4.3
Loan To Deposito Ratio (LDR) Periode Tahun 2007-2014 .............................. 86
4.4
Capital Adequacy Ratio (CAR) Periode Tahun 2007-2014 .............................. 90
4.5
Regresi Data Panel ............................................................................................ 96
4.6
Hasil Uji Chow .................................................................................................. 97
4.7
Hasil Uji Hausman ............................................................................................ 98
4.8
Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................................ 100
4.9
Hasil Uji Glejser ................................................................................................ 101
4.10 Hasil Uji Autokolerasi ....................................................................................... 102 4.11 Hasil Uji T ......................................................................................................... 103 4.12 Hasil Uji F ......................................................................................................... 108 4.13 Hasil Regresi Model Fixed Effect ..................................................................... 110
xiv
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
2.1
Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 39
4.1
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Periode tahun 2007-2014................................................................................... 76
4.2
Rasio Net Interest Margin (NIM) Periode tahun 2007-2014 ............................ 79
4.3
Rasio Non Performing Loan (NPL) Periode tahun 2007-2014 ......................... 82
4.4
Rasio Return On Equity (ROE) Periode tahun 2007-2014................................ 87
4.5
Rasio Return On Assets (ROA) Periode 2007-2014 ......................................... 92
4.6
Hasil Uji Normaitas ........................................................................................... 99
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Industri pembangunan
perbankan ekonomi,
mempunyai sebagai
peranan
financial
penting
bagi
intermediary
yang
menghubungkan antara unit ekonomi surplus (debitor) dengan unit ekonomi defisit (kreditor), industri perbankan merupakan industri yang paling mengalami perkembangan cukup pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana masyarakat maupun pemberian kredit. Tahun 1997 merupakan krisis moneter yang memberikan pelajaran serius terhadap perbankan. Krisis moneter menyebabkan finansial pihak debitur menurun dan mulai tidak memenuhi kewajibannya pada bank-bank sesuai kesepakatan awal. Akibatnya terkikisnya permodalan bank, meningkatnya Non Performing Loan (NPL) dan terjadi penutupan sejumlah bank. Kondisi yang memperhatinkan ini berlanjut hingga tahun 2004. Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral kemudian melakukan beberapa tindakan agar memperbaiki keadaan. Salah satunya dengan meluncurkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API), menerbitkan peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan perbankan. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
-1-
dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”. Dengan demikian, bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat
yang kelebihan dana dan menyalurkan dana yang
dihimpunnya kepada masyarakat yang kekurangan dana. Upaya mendukung pelaksanaan menjadi financial intermediary diperlukan kinerja perbankan yang efisien dan efektif dari waktu ke waktu karena perbankan merupakan indeks stabilitas keuangan di negara mana pun. Stabilitas sektor keuangan perlu terpelihara dengan baik. Upaya memelihara stabilitas keuangan sejumlah langkah-langkah kebijakan yang telah diambil Pemerintah dan Bank Indonesia untuk kegiatan produktif mempercepat laju pertumbuhan ekonomi negara dan keberlanjutan jangka panjangnya. Tabel 1.1 Assets Perbankan Nasional 2007-2014 Assets (Rupiah Miliar) 2007 Rp 1.986.501,004 2008 Rp 2.310.557,271 2009 Rp 2.534.106,188 2010 Rp 3.008.852,554 2011 Rp 3.652.831,752 2012 Rp 4.262.587,390 2013 Rp 4.954.467,192 2014 Rp 5.615.149,821 Rata-rata Rp 3.540.631,647 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI), BI. (diolah) Tahun
-2-
Pada tabel 1.1 perkembangaan aset periode 2007 sampai 2014 menunjukan aset tahun 2008 sebesar Rp 2.310,55 triliun naik Rp 324,05 triliun dari tahun 2007 yakni sebesar Rp 1.986,50 triliun. Pada tahun 2009 aset perbankan meningkat sebesar Rp 223,54 triliun menjadi sebesar Rp 2.534,10 triliun. Perkembangan perbankan sepanjang tahun 2009 menunjukkan adanya recovery setelah krisis global yang berlangsung pada pertengahan tahun 2008. Tercermin dengan adanya lonjakan yang signifikan aset dari tahun ke tahun sesuai dengan tabel 1.1. Pada tahun 2010 pertumbuhan yang lebih tinggi dicapai pada tahun 2009 yakni mencapai 13 persen. Aset perbankan tahun 2010 sebesar Rp3.008,85 triliun atau meningkat Rp474.75 triliun sedangkan tahun 2009 sebesar Rp2.534,11 triliun. Aset perbankan tahun 2011 sebesar Rp3.652,83 triliun. Tahun 2012 aset perbankan mencapai Rp4.262,59 triliun atau meningkat Rp609,76 triliun dari tahun 2011. Aset tahun 2013 Rp4.954,47 triliun sedangkan tahun 2014
aset
perbankannya
sebesar
Rp5.615,15
triliun
meningkat
Rp1.745,18. Rata-rata aset perbankan tahun 2010 sampai dengan 2014 sebesar Rp 3.540,63 triliun. Setelah terjadinya krisis beberapa tahun lalu membuat perubahan perekonomian dan keuangan suatu negara. Saat ini jasa-jasa perbankan berkembang pesat untuk mendapat kepercayaan masyarakat. Aset yang dimiliki bank pun semakin baik maka semakin menaikan tingkat
-3-
kepercayaan masyarakat untuk mengunakan lembaga perbankan tetapi memicu pula peningkatan rasio-rasio perbankan. Tabel 1.2 Beberapa Rasio Perbankan Nasional 2007-2014
Rasio (%) BOPO NIM NPL LDR ROE
Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 84,05 88,59 86,63 86,14 85,42 74,10 74,08 76,29 5,07 5,66 5,56 5,73 5,91 5,49 4,89 4,23 4,07 3,2 3,31 2,9 2,4 1,90 1,77 2,16 66,32 74,58 72,88 75,21 75,48 83,58 89,70 89,42 20,98 22,67 25,08 22,5 21,5 21,1 19,08 12,6
CAR 19,30 16,76 17,42 17,43 18,13 19,57 ROA 2,78 2,33 2,60 2,86 3,03 3,11 3,08 2,85 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI), BI (diolah) Rasio
kinerja
perbankan
mengalami
peningkatan.
Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang merupakan salah satu indikator efisiensi menunjukkan perbaikan dari tahun 2009 sampai tahun 2013. BOPO yang menurun tahun 2009 menjadi sebesar 86,63% dan tahun 2010 sebesar 86,14%. Penurunan BOPO berlanjut tahun 2011 sebesar 85,42% menjadi 74,10% pada Desember 2012., sedangkan tahun 2013 BOPO menjadi sebesar 74,08%. Tahun 2014 mengalami kenaikan (memburuk) sebesar 76,29%. Salah satu sebabnya karena perbankan indonesia kurang memanfaatkan teknologi informasi (TI) dalam menjalankan bisnis sehingga terlalu banyak menggunakan kertas (peperless). Net Interest Margin (NIM) tercatat 5,07% pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 5,66 pada tahun 2008. Tahun 2009 menurun kembali 0,1% menjadi 5,56% dan tahun 2010 sebesar 5,73% mengalami peningkatan 0,18% pada tahun 2011 sebesar 5,91. Namun mengalami
-4-
penurunan pada tahun 2012 dan, 2013 sebesar 5,49%, dan 4,89%. NIM lalu menurun kembali pada tahun 2014 sebesar 4,23%. Rasio Non Performing Loan (NPL) menurun tahun 2007 sampai 2009 menjadi sebesar 4,07%, 3,2% dan 3,31%. Pada tahun 2010 sebesar 2,9% menurun pada tahun 2011 sebesar 2,4%. Pada November 2012 Cadangan Kerugian Penurunan Aset (CKPN) mengalami penurunan 1,13% (yoy) menjadi 72,85%, menurut data Bank Indonesia. Menurunnya CKPN, kualitas kredit perbankan mengalami perbaikan. Hal itu ditunjukkan dengan penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) pada tahun 2012 sebesar 1,9% dan tahun 2013 sebesar 1,77%. Lalu meningkat kembali pada tahun 2014 sebesar 2,16%. LDR menunjukan jika rendah bagus tetapi jika tinggi maka kredit banyak (loan up) dan relatif tidak likuit. Sebaiknya bank dalam keadaan likuit agar bank memiliki kondisi sehat dalam mejalankan operasi atau kegiatan usahanya. Loan to Deposito Ratio (LDR) setiap tahunnya mengalami peningkatan tahun 2007 sebesar 66,32%, tahun 2008 sebesar 74,58%, tahun 2009 sebesar 72,88%, tahun 2010 sebesar 75,21%, tahun 2011 sebesar 75,48%, tahun 2012 sebesar 83,58%, tahun 2013 sebesar 89,70% sedangkan tahun 2014 sebesar 89,42%. Nilai Return On Equity (ROE) tahun 2007 sebesar 20,98% mengalami peningkatan pada tahun 2008 dan 2009 menjadi 22,67% dan 25,08%. Menurun tahun 2010 menjadi sebesar 22,5% mengalami
-5-
penurunan kembali menjadi 21,5% tahun 2011. Pada tahun 2012 ,2013 dan 2014 sebesar 21,1% , 19,08% dan 12,6%. Aset permodalan yang dimiliki bank berdasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank, maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabitas. Capital Adequacy Ratio atau rasio kecukupan modal (CAR) 2007 sebesar 19,3%, pada tahun 2008 terjadi penurunan menjadi sebesar 16,76%. Meningkat kembali tahun 2009 dengan CAR sebesar 17,42 sedangkan tahun 2010 dan tahun 2011 tidak tertulis besarnya CAR di laporan BI. Tahun 2012 sampai tahun 2014 meningkat dengan nilai CAR sebesar 17,43%, 18,13%, dan 19,57%. Perkembangan Return On Asset (ROA) mengalami peningkatan yang menunjukkan perbaikan kinerja perbankan yang relatif meningkat. Pada tahun 2007 nilai ROA sebesar 2,78% dan tahun 2010 sebesar 2,33%, sedangakan pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 2,6%. ROA pada tahun 2010, 2011, dan 2012 sebesar 2,86%, 3,03%, dan 3,08%. Kemudian ROA pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi sebesar 2,85%. Dana yang berhasil dihimpun oleh bank akan menjadi beban bank tersebut apabila dibiarkan begitu saja. Oleh sebab itu bank harus mengalokasikan dananya dalam bentuk kredit. Pada 2013, penyaluran kredit perbankan tumbuh 21,60%. Namun sesuai tabel 1.2 kulitas kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga dengan baik dengan ditunjukkannya
-6-
semakin meningkat persentase setiap tahunnya walau ada penurunan di tahun 2012 dan tahun 2013. Profitabilitasnya perbankan juga tidak mengecewakan terlihat dari penjelasan di atas. Di tengah berbagai tekanan yang ada kondisi ketahanan industri perbankan nasional tetap terjaga. Bank pun dituntut untuk mampu menyediakan sarana dan sistem penilaian yang dapat mendorong persaingan ke arah peningkatan efesiensi dan daya saing. Kinerja perbankan secara tahunan (year on year/yoy) diproyeksikan akan tumbuh signifikan baik dari pertumbuhan DPK maupun pertumbuhan kredit. Selain itu, prospek ekonomi Indonesia, pertumbuhan ekonomi diyakini tumbuh tetap tinggi dan hal ini membuat perbankan bisa memainkan perannya, khususnya di bidang intermediasi. Kinerja perbankan yang baik memberikan kontribusi positif terhadap stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Hal ini tak telepas dari peranan sistem perbankan yang mendominasi sistem keuangan di Indonesia dengan pangsa pasar senbesar 70%. Kinerja yang bagus tersebut, terdapat sejumlah tantangan yang harus dapat dihadapi perbankan. Perbankan harus bersiap menghadapi integrasi perbankan ASEAN pada tahun 2020. Di lihat dari sisi aset, dana simpanan dan kapitalisasi pasar, perbankan kalah di bandingkan dengan negara Singapura. Persoalan yang tidak kalah pentingnya untuk industri perbankan semakin kuatnya cengkeraman asing. Pihak asing semakin berkuasa -7-
berkiprah di industri perbankan. Selama ini, perbankan Indonesia termasuk bank BUMN kesulitan mengembangkan sayapnya di luar negeri. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap bank di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan bank dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Kinerja suatu bank umumnya dapat diukur dengan rasio-rasio keuangannya, seperti biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), net interest margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposito Ratio (LDR), Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR), return on assets (ROA), dan sebagainya. Kinerja keuangan bank sering dikaitkan dengan profitabilitasnya. Ukuran profitabilitas pada industri perbankan yang digunakan pada umumnya Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) menfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasinya, sedangkan Return On Equity (ROE) hanya mengukur return yang di peroleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat, 2002 dalam Sudiyatno dan Suroso, 2010:126).
-8-
ROA digunakan sebagai indikator performance atau kinerja bank ROA menunjukan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki (Ponttie, 2007). Pertumbuhan suatu usaha keuangan (financial institution) dan profitabilitas usaha digunakan ROA sebagai tolak ukurnya (Rick, 2003) Return On Asset (ROA), merupakan indikator rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar juga tingkat pengembalian bank tersebut dan semakin baik pula kinerja bank tersebut dalam penggunaan aset. Alasan tersebut yang diatas maka penulis memakai Return On Asset (ROA) sebagai dependen dalam penelitiannya. Kinerja keuangan bank dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis dan menghitung rasio-rasio dalam kinerja keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi kinerja keuangan bank serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan. Melakukan analisis laporan keuangan bank, maka pimpinan bank dapat mengetahui keadaan dan risiko-risiko yang akan dihadapi serta perkembangan financial bank dengan hasil-hasil yang telah dicapai di masa lalu dan masa yang sedang berjalan.
-9-
Pada sisi lain, efisiensi operasional sebuah bank dapat dijadikan tolok ukur kesehatan bank tersebut. Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah output yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. . Efisiensi operasional (operational effiency) menekankan bahwa efisiensi dicapai bila transaksi dilakukan dengan biaya transaksi yang minimum. Industri perbankan merupakan industri yang banyak mengalami berbagai macam risiko dalam menjalankan operasionalnya. Risiko Operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank (Peraturan Bank Indonesia no. 10/ 15 /PBI/2008). Kegiatan operasional industri perbankan mengakibatkan biaya operasional, menghasilkan pendapatan operasional dan melibatkan aktiva dalam prosesnya. Salah satu indikator efisiensi perbankan secara operasional dari sisi biaya adalah rasio BOPO. Rasio tersebut jika tidak dikelola dengan baik, mengalami kesulitan likuiditas dan kredit yang disalurkannya macet atau kredit bermasalah bahkan bank dapat mengalami kegagalan pada akhirnya mengalami kebangkrutan. Perbankan nasional juga mempertahankan tingkat efisiensi yang tercermin dari tren penurunan rasio BOPO.
- 10 -
Menurut Muh. Sabir, dkk (2012) menunjukan pada bank syariah CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, NOM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA Sedangkan pada bank konvensional CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA, NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPL dan LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Risiko Pasar adalah risiko kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option (Peraturan Bank Indonesia no. 10/ 15 /PBI/2008). Risiko pasar adalah risiko kerugian yang terjadi pada portofolio yang dimiliki oleh bank akibat adanya pergerakan variabel pasar (adverse movement) berupa suku bunga dan nilai tukar (Adiwarman, 2009:272). Risiko pasar merupakan sebagai risiko kerugian pada posisi neraca serta pencatatan tagihan dan kewajiban diluar neraca yang timbul dari pergerakan harga pasar. Komponen risiko pasar dalam dunia perbankan dibagi dua yaitu Specific Risk dan General risk (www.bankirnews.com). Risiko pasar terdiri dari beberapa macam risiko yang kita kenal dengan risiko tingkat suku bunga, risiko pertukaran mata uang, risiko harga dan risiko likuiditas (Adiwarman, 2009:272). Salah satu proksi dari
- 11 -
risiko pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut merupakan selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman di mana dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM) (Mawardi, 2005). Bank mengukur manajemennya dengan mengelola aktiva produktif untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih mengunakan rasio Net Interest Margin (NIM). Menurut Anne Maria (2015) NIM merupakan rasio antara pendapata bunga bersih terhadap jumlah kredit yang diberikan (outstanding credit). Pendapatan bunga bersih diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan. Rasio Net Interest Margin (NIM) bank umum tahun 2007 sampai tahun 2014 tercatat semakin menurun. NIM mencerminkan risiko pasar yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank apabila semakin menurun. Menurut Sugiarto (2002) dan Januarti (2002) menunjukkan bahwa NIM mampu digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Semakin tinggi NIM maka pendapatan bunga atas aktiva produktif meningkat, yang berarti kinerja keuangan bank semakin meningkat. Rario kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Secara intuisi dapat dikatakan bahwa bank
- 12 -
yang sehat akan mendapat dukungan dan kepercayaan dari masyarakat, serta mampu menghasilkan laba yang optimal. Di sisi lain, pengukuran suatu kinerja agar diperoleh suatu hasil yang efisien juga dapat memberi arah pada keputusan strategis yang menyangkut perkembangan bank tersebut dimasa mendatang. Dalam dunia perbankan rasio yang sering digunakan untuk mengukur risiko kredit yaitu Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Non Performing Loan (NPL) merupakan perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan pada bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar (Pandu, 2008). Loan to Deposit Ratio (LDR) indikator yang menunjukan perbandingan antara total kredit yang disalurkan oleh bank dengan total DPK yang dapat dihimpun oleh bank. Standar LDR yang baik 85% sampai dengan 110% (Ponttie, 2007). Di dalam peraturan Bank Indonesia tertulis bahwa kemampuan likuiditas bank dapat diproksikan dengan Dana Pihak Ketiga (DPK). Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin
rendah
pula
kemampuan
(Dendawijaya,2000:118).
- 13 -
likuiditas
bank
Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR), maka laba suatu bank semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi dengan baik (penyaluran kreditnya efektif). Meningkatnya laba bank tersebut, maka mempengaruhi kinerja bank juga akan meningkat. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan LDR. Kinerja sebagai suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi. Secara umum, dapat juga dikatakan bahwa kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Kinerja merupakan faktor penting yang digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi organisasi (Bastian, 2001). Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan (Ikatan Akuntansi Indonesia -IAI, 1996). Kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi atau posisi keuangan bank pada suatu periode tertentu mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Bank harus mengetahui tingkat kinerjanya agar dapat memilih atau memutuskan langkah-langkah perbaikan.
- 14 -
Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008). Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu dapat digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang dapat memperbaiki kondisi perbankan serta dapat langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, gaji karyawan, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan bank untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Menurut
Akram Alkhatib (2012) “menolak hipotesis yang
menyatakan bahwa terdapat dampak signifikan statistik dari ukuran bank, risiko kredit, efisiensi operasional dan manajemen aset terhadap kinerja keuangan bank umum Palestina". Menurut Listyorini (2012) hasil penelitian menunjukan bahwa CAR, LDR dan DER berpengaruh posiif signifikan terhadap kinerja perbankan/ROA sedangkan PPAP dan BOPO berpengaruh posirif tidak signifikan terhadap kinerja perbankan/ROA. Menurut Kolapo, T. Funso, Dkk (2012) menunjukkan bahwa kenaikan 100% NPL mengurangi profitabilitas (ROA) 6,2%, LLP mengurangi profitabilitas (ROA) 0,65%, LA meningkatkan profitabilitas (ROA)
9,6%.
Merekomendasikan
bank-bank
di
Nigeria
harus
meningkatkan kapasitas mereka dalam analisis kredit dan administrasi kredit sementara otoritas harus lebih memperhatikan ketuhan bank untuk
- 15 -
ketentuan yang relevan dari bank dan Financial Institutions Act (1999) and prudential guidelines Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini ingin mengetahui seberapa berpengaruhnya efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit, return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2014. Pada penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian terdahulu, di mana pada penelitian ini memiliki perbedaan dalam hal time series dan beberapa penambahan rasio yang digunakan dan pengolahan datanya mengunakan eviews. Sehubungan dengan hal-hal yang melatar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut apakah ada pengaruh dari efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit, return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank dan menulisnya dalam judul ”PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR (NIM), RISIKO KREDIT, RETURN ON EQUITY (ROE), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK PADA BANK UMUM NASIONAL” (STUDI 10 BANK UMUM BERDASARKAN ASET TERBESAR PERIODE 2014)”
1. Identifikasi Masalah Dana yang berhasil dihimpun oleh bank akan menjadi beban bank tersebut apabila dibiarkan begitu saja. Oleh sebab itu bank harus
- 16 -
mengalokasikan dananya dalam bentuk kredit. Pada 2013, penyaluran kredit perbankan tumbuh 21,60%. Namun sesuai tabel 1.2 kulitas kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga dengan baik dengan ditunjukkannya semakin meningkat persentase setiap tahunnya walau ada penurunan di tahun 2012 dan tahun 2013. Rasio Net Interest Margin (NIM) bank umum tahun 2010 sampai tahun 2014 tercatat semakin menurun. NIM mencerminkan risiko pasar yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank apabila semakin menurun. Perbankan nasional juga mempertahankan tingkat efisiensi yang tercermin dari tren penurunan rasio BOPO. Profitabilitasnya perbankan juga tidak mengecewakan terlihat dari penjelasan di atas. Di tengah berbagai tekanan yang ada kondisi ketahanan industri perbankan nasional tetap terjaga. Kinerja perbankan yang baik memberikan kontribusi positif terhadap stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Hal ini tak telepas dari peranan sistem perbankan yang mendominasi sistem keuangan di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 70%. Kinerja yang bagus tersebut, terdapat sejumlah tantangan yang harus dapat dihadapi perbankan. Perbankan harus bersiap menghadapi integrasi perbankan ASEAN pada tahun 2020. Di lihat dari sisi aset, dana simpanan dan kapitalisasi pasar, perbankan kalah di bandingkan dengan negara Singapura.
- 17 -
Persoalan yang tidak kalah pentingnya untuk industri perbankan semakin kuatnya cengkeraman asing. Pihak asing semakin berkuasa berkiprah di industri perbankan. Selama ini, perbankan Indonesia termasuk bank BUMN kesulitan mengembangkan sayapnya di luar negeri. Bank harus mengetahui tingkat kinerjanya agar dapat memilih atau memutuskan langkah-langkah perbaikan. Masalah di atas tentang kinerja keuangan bank yang sering dikaitkan dengan profitabilitasnya, sehingga penulis ingin menguji kinerja keuangan bank dengan proksi
return on assets
(ROA)
terpengaruh terhadap rasio-rasio bank seperti operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) pada bank umum nasional. Peneliti
tertarik untuk menguji apakah terdapat perbedaan sudut
konsep situasi ekonomi menggunakan variabel-variabel yang berbeda dengan peneliti terdahulu serta dengan teknik analisis eviews dengan tahun perolehan data terbaru yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2014.
2. Pembatasan Masalah Penelitian ini yang menjadi pembatasan masalah peneliti adalah sebagai berikut: a) Penelitian hanya pada bank domestik umum yang berada di Indonesia serta menyajikan laporan keuangan dan rasio,
- 18 -
b) Penelitian hanya pada bank domestik umum yang terdaftar di Diroktori Perbankan Indonesia tahun 2007 sampai dengan tahun 2014, c) Penelitian hanya pada bank domestik umum yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), d) Penelitian hanya pada 10 bank domestik umum yang memiliki aset terbesar tahun 2007 sampai dengan tahun 2014. B. Perumusan Masalah Sesuai dengan pembatasan penelitian yang telah disebutkan di atas maka peneliti merumusan masalah penelitian ini, yaitu: 1. Apakah efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh secara simultan terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional? 2. Apakah efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh secara persial terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional akibat turun dan naiknya nilai variabel x? 3. Dari keempat variabel independen mana yang paling mempengaruhi kinerja keuangan bank?
- 19 -
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka tujuan melakukan penelitian ini, yaitu: 1. Untuk menganalisis pengaruh efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional secara simultan, 2. Untuk menganalisis pengaruh efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional secara persial akibat dari turun dan naiknya variabel x, 3. Untuk menganalisis keempat variabel independen mana yang paling mempengaruhi kinerja keuangan bank.
D. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disebutkan di atas maka manfaat penelitian ini, yaitu: 1. Bagi Perbankan: Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh perbankan sebagai pengukuran kinerja keuangan bank agar memaksimalisasi laba perbankan yang optimal. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengendalikan modal kerjanya untuk memproleh laba yang diinginkan
- 20 -
dan perkembangan perbankan dapat tercapai dalam menghadapi integrasi perbankan ASEAN pada tahun 2020. 2. Bagi Akademis Dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai analisis pengaruh efisiensi operasional, risiko pasar, non performing loan (NPL), return on equity (ROE) terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional dan dapat dijadikan bahan acuan untuk meneliti oleh peneliti selanjutnya, karena nilai kesempurnaannya yang belum maksimal.
- 21 -
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori Landasan teori ini merupakan teori-teori yang dapat mendukung hipotesis serta berguna dalam menganalisis hasil penelitian. Landasan teori berisi tentang pemaparan teori yang relevan dengan permasalahan dan argumentasi-argumentasi yang berkenaan dengan variabel yang diambil sebagai tuntutan dalam memecahkan masalah penelitian. 1. Manajemen Perbankan Pengertian manajemen menurut Mudradjad Kuncoro & Suhardjono (2002:99) adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian serta penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dalam pengertian tersebut terkandung adanya suatu proses yang dilakukan, proses memiliki arti cara yang sistematik dalam menjalankan suatu perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen adalah peroses pencapaian tujuan organisasi melalui sumber daya manusia dansumber daya lainnya (Boone dan Kurtz, 2008:370) Manajemen perbankan mengajarkan untuk mengelola institusi perbankan yang membutuhkan keseriusan serta fokus serta kerja keras
- 22 -
dan smart work dalam implementasinya serta kesabaran dan ketabahan dalam menjalankannya. Manajemen perbankan dihadapkan pada berbagai upaya untuk menjaga kepercayaan masyarakat, dalam hal ini para nasabahnya. Mengelola perbankan harus secara profesional karena mengelola bank sangat berbeda dengan perusahaan lainnya. Terdapat tiga kelompok jasa bank yang perlu dikelola antara lain: a. Funding artinya menghimpun dana b. Lending artinya menyalurkan dana atau secara kredit c. Services artinya pelayanan bank lainya seperti customer services, jasa pelayanan pelanggan, hadiah, dll.
2. Kinerja Keuangan Bank (Diproksi dengan ROA) Kinerja sebagai suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu
kegiatan/program/kebijaksanaan
dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi. Secara umum, dapat juga dikatakan bahwa kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Kinerja merupakan faktor penting yang digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi organisasi (Bastian, 2001).
- 23 -
Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir,2008). Laporan keuangan memberikan manajer informasi penting yang dibutuhkan untuk mengevaluasi posisi likuiditas dari sebuah organisasi (Boone dan Kurtz, 2008). Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan (Ikatan Akuntansi Indonesia -IAI, 1996). Kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi atau posisi keuangan bank pada suatu periode tertentu mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Bank harus mengetahui tingkat kinerjanya agar dapat memilih atau memutuskan langkah-langkah perbaikan. Kinerja
keuangan
bank
sering
dikaitkan
dengan
profitabilitasnya. Ukuran profitabilitas pada industri perbankan yang digunakan pada umumnya Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) menfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasinya, sedangkan Return On Equity (ROE) hanya mengukur return yang di peroleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat, 2002 dalam Sudiyatno dan Suroso, 2010:126).
- 24 -
Mishkin (2007:232) dalam bukunya mengatakan, “because owners of abank must know whether their bank is being manager well, they need good measures of bank profitability. A basic measure of bank profitability is return on assets (ROA). Arti, pemilik bank harus tahu kondisi bank mereka sedang dikelola dengan baik, mereka perlu langkah-langkah yang baik dari profitabilitas bank. Sebuah ukuran dasar profitabilitas bank adalah return on assets (ROA). ROA digunakan sebagai indikator performance atau kinerja bank ROA menunjukan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki (Ponttie, 2007). ROA merupakan indikator rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan
manajemen
bank
dalam
memperoleh
keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar juga tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula kinerja keuangan bank tersebut dalam penggunaan aset, dan tingkat kembalian (return) semakin besar. Which divides the net income of the bank by the amount of its assets (ROA) is a useful measure of how well a bank manager is doing on the job because it indicates how well a bank’s assets are being used to generate profits (Mishkin and Serletis, 2011). Arti, yang membagi laba bersih bank dengan jumlah aset (ROA) adalah berguna mengukur seberapa baik seorang manajer bank melakukan
- 25 -
pekerjaannya karena itu menunjukan seberapa baik aset bank yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Dari pernyataan di atas rumus return on assets (ROA) sebagai berikut :
3. Manajemen Risiko Penerapan manajemen risiko ini relatif baru di dunia perbankan nasional, kemunculannya dipicu dengan kondisi hantaman krisis ekonomi yang melanda Indonesia awal tahun 1998. Sejak krisis tersebut konsep manajemen risiko menjadi urgent dan crusial serta mendapat perhatian khusus di kalangan perbankan nasional. Manajemen risiko dapat diartikan suatu proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan menggunakan pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Menurut Omotola A, Roya A dan Safoura N "Risk management involves risk identification, risk measurement (and quantification), and mitigation. However, a point to note here is the perception of what constitutes risk to a firm may differ from institution to institution, time to time, and industry to industry. This section identifies the theoretical meaning of risk management as defined by different scholars” - 26 -
Arti penting manajemen risiko perbankan tersebut dapat dijelaskan dari beberapa uraian berbagai pendapat berikut: Secara sederhana
J.P
Morgan
mengartikan
risiko
sebagai
suatu
ketidakpastian dari pengembalian bersih yang terjadi, atau secara komprehensif risiko merupakan suatu potensi terjadinya peristiwa (event) yang dapat memberikan pengaruh negatif terhadap nilai suatu portofolio aset yang dapat diukur dengan probabilitas tertentu dalam rentang waktu yang diketahui. Risk are the adverse impact on probability of several distinct sources of uncertainty (Joel Besis, 1998, Risk Managemet in Banking). Semua risiko itu akan sangat berdampak pada keuangan suatu perusahaan dan menjadi salah satu tugas dan tanggungjawab penting bagi manajer keuangan untuk menjelaskan bagaimana mengelola risiko dengan baik (Griffin dan Ebert, 2000). Manajemen risiko melibatkan identifikasi risiko, pengukuran risiko (dan kuantifikasi), dan mitigasi. Mengenai risiko yang dihadapi oleh dunia perbankan, pada dasarnya dapat di bagi menjadi tiga jenis, yaitu: a. Risiko kredit, di mana terdapat potensi peminjam atau nasabah gagal memenuhi kewaibannya. Hal ini berkaitan dengan kemampuan dan kemauan memenuhi kewajiban sesuai dengan kesepakatan dan perjanjian. Untuk sebagian besar bank, pinjaman
- 27 -
adalah sumber timbulnya risiko paling besar. Walaupun demikian, risiko juga terdapat dalam berbagai instrumen pembiayaan yang lain baik dalam rupiah maupun valuta asing. b. Risiko pasar, yaitu risiko yang terjadi karena perubahan atau pergerakan indikator pasar. Risiko pasar bergantung pada ketidaksetabilan parameter pasar, terutama perubahan tingkat suku bunga dan nilai tukar valuta asing, yang akan mempengaruhi nilai pasar dari portofolio. Umumnya risiko pasar merupakan risiko tingkat tinggi bahkan krisis. c. Risiko operasional, yaitu risiko kerugian yang secara langsung maupun tidak langsung terjadi akibat tidak berjalan atau tidak memadainya sistem informasi, sistem pelaporan dan sistem pengawasan, serta mencakup semua risiko di luar risiko kredit dan risiko pasar. Risiko operasional pada dasarnya juga meliputi sumber daya manusia seperti human error dan fraund (Arafat, 2006:94)
4. Efisiensi Operasional (Diproksi dengan Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional / BOPO) Kata efisien menurut kamus bahasa Indonesia (1997) yaitu tidak membuang waktu dan tenaga, tepat sesuai dengan rencana, dan tujuan. Sedangkan efesiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja)
- 28 -
dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya), kedayagunaan, ketepatgunaan. Risiko Operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadiankejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank (Peraturan Bank Indonesia no.10/ 15 /PBI/2008). Efisiensi operasional (operational effiency) menekankan bahwa efisiensi dicapai bila transaksi dilakukan dengan biaya transaksi yang minimum. Industri perbankan merupakan industri yang banyak mengalami berbagai macam risiko dalam menjalankan operasionalnya. Kegiatan operasional industri perbankan mengakibatkan biaya operasional, menghasilkan pendapatan operasional dan melibatkan aktiva dalam prosesnya. Salah satu indikator efisiensi perbankan secara operasional dari sisi biaya adalah rasio BOPO. BOPO, yaitu Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Tan, 2012).
- 29 -
Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut sesuai SE No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 rasio BOPO dirumuskan sebagai berikut :
5. Risiko Pasar (Diproksi dengan Net Interest Income / NIM) Risiko pasar, yaitu risiko yang terjadi karena perubahan atau pergerakan
indikator
pasar.
Risiko
pasar
bergantung
pada
ketidaksetabilan parameter pasar, terutama perubahan tingkat suku bunga dan nilai tukar valuta asing, yang akan mempengaruhi nilai pasar dari portofolio. Umumnya risiko pasar merupakan risiko tingkat tinggi bahkan krisis (Arafat, 2006:94). Risiko pasar terdiri dari beberapa macam risiko yang kita kenal dengan risiko tingkat suku bunga, risiko pertukaran mata uang, risiko harga dan risiko likuiditas (Adiwarman, 2009:272). Risiko Pasar adalah risiko kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option (Peraturan Bank Indonesia No. 10/ 15 /PBI/2008).
- 30 -
Menurut Mawardi (2005) salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut merupakan selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman di mana dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM). Semakin tinggi NIM maka pendapatan bunga atas aktiva produktif meningkat, yang berarti kinerja keuangan bank semakin meningkat. Rasio ini dirumuskan menurut Selamet Riyadi (2006:158) sebagai berikut:
Ket: II : Interest Income, yaitu pendapatan bunga bank yang diperoleh IE : Interest Expenses, yaitu biaya bunga bank yang menjadi beban AIEA: Average Interest Earning Assets, yaitu rata-rata aktiva produktif yang digunakan.
6. Risiko Kredit (Diproksi dengan Rasio Non Performing Loan /NPL dan Loan to Deposito Ratio /LDR ) Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
- 31 -
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Undang-undang No. 10 Tahun 1998). Risiko Kredit adalah risiko kerugian akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya (Peraturan Bank Indonesia No. 10/ 15 /PBI/2008). Risiko kredit (risk credit) merupakan risiko yang muncul karena peminjaman mungkin melakukan gagal bayar (Mishkin, 2008:299). Risiko
kredit
didefinisikan
sebagai
risiko
kerugian
sehubungan dengan pihak peminjam tidak dapat pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya seccara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Ferry dan Sugiarto, 2006). a. Non Performing Loan (NPL) Non
Performing
Loan
(NPL),
yaitu
indikator
yang
menunjukan bagaimana posisi kredit bermasalah bank tersebut terhadap total kredit yang diberikan. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi nilai NPL (diatas 5%) maka bank tersebut tidak sehat. NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba
- 32 -
yang akan diterima oleh bank dan akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar bahkan bank tersebut dapat mengalami collapse. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Rasio ini dapat dirumuskan sesuai SE No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 rasio NPL sebagai berikut :
b. Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to Deposito Ratio (LDR), yaitu indikator yang menunjukan perbandingan antara total kredit yang disalurkan oleh bank dengan total DPK yang dapat dihimpun oleh bank. Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan
kredit
yang
diberikan
sebagai
sumber
likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank (Lukman Dendawijaya,2000:118). Rasio ini dirumuskan menurut Selamet Riyadi (2006:165) sebagai berikut:
- 33 -
7. Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk mendapat net income (Kasmir, 2003). Return On Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti) bank (Selamet Riyadi,2006:155). Rasio ROE ini merupakan indikator yang sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bisnis yang bersangkutan. Selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank (Dendawijaya, 2003:121). Rasio ini dirumuskan menurut Selamet Riyadi (2006:155) sebagai berikut:
8. Capital Aquarcy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank - 34 -
tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%) maka bank tersebut memiliki sumber daya finansial yang cukup untuk berjaga-jaga terhadap potensi kerugian yang terjadi. Menurut Lukman Dendawijaya (2000:122) “Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ( kredit, penyertaan , surat berharga, tagihan pada bank lain ) ikut di biayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana–dana dari sumber–sumber di luar bank , seperti dana dari masyarakat , pinjaman , dan lain–lain”. Rasio ini dirumuskan menurut Selamet Riyadi (2006:161) sebagai berikut:
B. Penelitian Terdahulu Untuk mendukung penelitian ini, berikut akan dikemukakan beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan variabel penelitian. Diantaranya adalah:
- 35 -
No
Nama Peneliti
Judul
Variabel Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Pendekatan Kuantitatif dan Metode Data Pooling
BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. CAR dan LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA.
Dependen ROA
Independen CAR, BOPO, NIM, NPL, dan LDR
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Tingkat Kinerja pada Bank Pembangunan Daerah
ROA
CAR, NIM, ROE, BOPO, NPL
Regresi Berganda
CAR, NIM dan ROE berpengruh positif terhadap ROA sedangkan BOPO dan NPL berpengaruh negatif ROA. Nilai R-Square sebesar 83,7%, dan sisanya 16,7% dijelaskan oleh variabel lain di luar model
Credit Risk and Commercial Bank’s Performance in Nigeria: A Panel Model Approach
ROA
NPL, LA dan LLP
Analisis model panel
Hasil penelitian menunjukan kenaikan 100% NPL mengurangi profitabilitas (ROA) 6,2%, LLP mengurangi profitabilitas (ROA) 0,65%, LA meningkatkan profitabilitas (ROA) 9,6%. Merekomendasikan bank-bank di Nigeria harus meningkatkan kapasitas mereka dalam analisis kredit dan administrasi kredit sementara otoritas harus lebih memperhatikan ketuhan bank untuk ketentuan yang relevan dari bank dan Financial Institutions Act (1999) and prudential guidelines.
1
Anne Maria (2015)
Pengaruh CAR, BOPO, NIM, NPL, dan LDR Terhadap ROA: Studi Kasus Pada 10 Bank Terbaik di Indonesia Periode 2007-2011
2
Mulatsih (2014)
3
Kolapo, T. Funso, Dkk (2012)
- 36 -
Variabel Penelitian Dependen Independen Kinerja Ukuran bank, Keuangan risiko kredit, (ROA), efisiensi Tobin‟s Q, operasional dan dan Economie manajemen value add aset
N o 4
Nama Peneliti Akram Alkhatib (2012)
5
Bambang Sudiyatno (2012)
Analisis Kinerja Pengaruh Keuangan Dana Pihak (ROA) Ketiga, BOPO, CAR dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Bei)
Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR dan LDR
Analisis Regresi
Hasil penelitian menunjukkan variabel Dana Pihak Ketiga (DPK ) , Biaya Operasional terhadap Beban Operasional (BOPO ) , Capital Adequacy Ratio ( CAR ) , yang ternyata memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja keuangan , sedangkan loan to deposit ratio (LDR ) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pada tingkat kepercayaan 5%
6
Listyorini Wahyu Widati (2012)
Analisis Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Go Publik
CAMEL (CAR, PPAP, DER, BOPO, LDR)
Regresi linier berganda
Hasil penelitian menunjukan bahwa CAR, LDR dan DER berpengaruh posiif signifikan terhadap kinerja perbankan/ROA sedangkan PPAP dan BOPO berpengaruh posirif tidak signifikan terhadap kinerja perbankan/ROA.
Judul Financial Performance of Palestinian Commercial Banks
Kinerja Keuangan Perbankan (ROA)
- 37 -
Metodologi Penelitian Korelasi dan analisis regresi
Hasil Penelitian Hasil penelitian menolak hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat dampak signifikan statistik dari ukuran bank, risiko kredit, efisiensi operasional dan manajemen aset terhadap kinerja keuangan bank.umum.
No 7
Nama Peneliti Muh. Sabir M, Dkk (2012)
Judul Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional di Indonesia
Variabel Penelitian Dependen Independen ROA BOPO, NOM, NPF, FDR, NIM,NPL, dan LDR
Metodologi Penelitian Regresi berganda dan uji beda
Hasil Penelitian Pada bank syariah CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, NOM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA Sedangkan pada bank konvensional CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA, NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPL dan LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
C. Paradigma Penelitian Berdasarkan uraian masalah yang ada maka peneliti membuat kerangka berfikir untuk mempermudah peneliti melakukan penelitian pada bank hingga proses pemecahannya dan dalam pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik dan uji statistik regresi Linier berganda, berikut ini gambarannya:
- 38 -
10 Bank Umum Domestik di Indonesia Berdasarkan aset terbesar dan laporan keuangan Tahun 2007 sampai 2014
Y
X1
X2
X3
X4
X5
Kinerja Keuangan Bank (ROA)
Efisiensi Operasional
Risiko Pasar
Risiko Kredit
Return On Equity
Capital Adequacy Ratio
Non Performing Loan(NPL)
Net Interest Margin
By. Operasional Pend. Operasional (BOPO)
Loan to Deposito Ratio(LDR)
(NIM)
Metode Estimasi Data Panel Common Effect
Random Effect
Fixed Effect
Uji Chow
Uji Hausman Uji Asumsi Klasik
Normalitas
Uji F
Multikoliniearitas
Heteroskedastisitas
Uji T
Kesimpulan dan Implikasi
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
- 39 -
Autokorelasi
Adjusted R2
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran tersebut berkaitan dengan adanya pengaruh atau tidak terhadap variabel bebas dan variabel terkait maka peneliti mengajukan rumusan hipotesis sebagai berikut: 1) H0 = BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA). H1 = BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA). 2) H0 =
BOPO tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank
(ROA) H1 = BOPO berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA) 3) H0 = NIM tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA) H1 = NIM berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA) 4) H0 = NPL tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA) H1 = NPL berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA) 5) H0 = LDR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA) H1 = LDR berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA) 6) H0 = ROE tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA) H1 = ROE berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA) 7) H0 = CAR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA) H1 = CAR berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)
- 40 -
BAB III METODOLOGI
A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Direktori Perbankan Indonesia dan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan objek penelitian 10 bank umum berdasarkan aset terbesar di Indonesia dengan tahun perolehan data terbaru yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2014. Penelitian yang peneliti tentukan sebagai objek penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit, return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank.
B. Populasi Dan Teknik Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah bank umum dan bank asing yang tercatat di Direktori Perbankan Indonesia dengan tahun perolehan data terbaru yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2014. yang memiliki laporan lengkap setiap tahunnya beserta rasio keuangannya.
2. Sampel Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling,
yaitu
teknik
- 41 -
penentu
sampel
dengan
pertimbangan tertentu di mana penelitian sampel tergantung dari kepentingan penelitian. Hanya unit-unit observasi yang memenuhi kriteria saja yang dapat menjadi sampel. Kriteria pemilihan sampel penelitian ini adalah: a) Bank umum di Indonesia yang terdaftar sebagai perusahaan jasa keuangan dengan aset terbesar yang dikeluarkan Bank Indonesia dalam periode 2014, b) Memiliki data laporan keuangan lengkap yang dipublikasikan Direktorat Perbankan Bank Indonesia, c) Bank umum yang di gunakan sebagai sampel adalah bank umum konvensional selama periode penelitian.
C. Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data Sumber-sumber data yang diperlukan penelitian diperoleh dari beberapa sumber, yaitu: 1. Penelitian Keperpustakaan (Library Research) Untuk mendapatkan landasan teori dan konsep yang kuat untuk dapat
memecahkan
permasalahan,
maka
peneliti
mengadakan
penelitian kepustakaan dengan membaca buku, catatan, surat kabar, majalah, jurnal, website dan lainnya, yang berhubungan dengan penelitian.
- 42 -
2. Penelitian Lapangan (Field Research) Sesuai dengan ruang lingkup penelitian di atas, untuk memperoleh data tentang perbankan, peneliti mengadakan penelitian ke pusat referensi data yang tersedia di Bank Indonesia (BI) secara langsung.
D. Teknik Analisis Peneliti menggunakan metode analisis dengan perhitungan statistik melalui software Eviews 6. Eviews adalah program komputer yang digunakan untuk mengolah data statistik dan data ekonometri. Eviews menyajikan perangkat analisis data, regresi (regression) dan peramalan (forecasting). Keunggulan Eviews terletak pada kemampuan untuk mengolah data yang bersifat time series, meskipun tetap dapat mengolah data cross section maupun data panel. Eviews juga tidak perlu langkah yang panjang untuk mengelolah data dan Eviews juga mudah ditransfer ke program lain(Wahyu Winarno, 2007:1.2) Data-data yang sudah terkumpul lalu diolah dengan : 1. Analisis Deskriptif Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena
- 43 -
lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Data kuantitatif ditampilkan dalam bentuk grafik atau tabel, sedangkan data kualitatif dalam bentuk deskriptif. Penggunaan analisis diskriptif ini ditunjukan untuk mengetahui gambar kondisi dari efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit, return on equity (ROE) capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional
2. Analisis Data Panel Data Panel atau pooled data merupakan kombinasi dari data times series dan cross section, sehingga terdiri dari beberapa objek dan beberapa periode. Menurut Agus Widarjono (2010). Regresi adalah studi bagaimana satu variabel yaitu variabel dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel lain yaitu variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi nilai rata-rata variabel dependen. Penelitian
ini
ingin
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kinerja bank. ROA sebagai variabel dependen sedangkan variabel independennya ada
BOPO, NIM, NPL, LDR,
ROE, dan CAR. Maka model penelitian ini akan berbentuk sebagai berikut: ROAit = β0 +β1BOPOit + β2NIMit + β3NPLit + β4LDRit + β5ROEit + β6CARit +εit Dimana:
- 44 -
ROAit = Total Aset Bank Umum pada periode t
β1BOPOit = Biaya Operasional Pendapatan Operasional Bank Umum pada periode t
β2NIMit = Rasio Bunga Bersih Bank Umum pada periode t
β3NPLit = Kredit Bermasalah Bank Umum pada periode t
β4LDRit = Loan To Deposito Ratio Bank Umum pada periode t
β5ROEit = Total Ekuitas Bank Umum pada periode t
β6CARit = Rasio Kecukupaan Modal Bank Umum pada periode t Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data
panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan. Tiga Metode yang digunakan untuk bekerja dengan data panel, sebagai berikut:
Pooled least square (PLS) atau Common Effect Model Common Effect adalah model estimasi yang menggabungkan data time series dan data cross section dengan menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) untuk mengestimasi
parameternya.
Dalam
pendekatan
ini
tidak
memperhatikan dimensi individu maupun waktu sehingga perilaku data antar perusahaan diasumsikan sama dalam berbagai kurun waktu. Bentuk persamaan model Common Effect adalah sebagai berikut :
Keterangan: Yt = variabel dependen; X = variabel independen; i = cross section; t = time series.
- 45 -
Fixed effect (FE) Teknik Model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data
panel
dengan
menggunakan
variabel
dummy
untuk
menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (time in variant). Disamping itu, model ini juga mengansumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu. Fixed Effect menambahkan model dummy untuk mengizinkan adanya perubahan intercept. Persamaan Fixed Effect ditulis:
keterangan: i = 1,2,...,n
t = 1,2,…,t
D = dummy
Random effect (RE) Random Effect Model adalah model estimasi regresi panel dengan asumsi koefesien slope konstan dan intersep berbeda antara individu dan antar waktu (Random Effect). Dimasukannya variabel dummy didalam fixed effect Model bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya mengurangi efesiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan
- 46 -
(error terms) yang dikenal dengan metode Random Effect. Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random Effect adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya, karena dapat meningkatkan efesiensi dan least square. Bentuk umum untuk random effect adalah (Widarjono, 2009): ̅ ̅ 0 = parameter yang tidak diketahui yang menunjukan
Dimana:
rata-rata intersep populasi; μ = variabel gangguan yang bersifat random yang menjelaskan adanya perbedaan perilaku perusahaan secara individu.
3. Pengujian Hipotesis a. Uji Chow Uji Chow menguji kesamaan koefisien dengan melihat hasil observasi yang sedang kita teliti, dapat dikelompokkan menjadi dua atau lebih kelompok yang merupakan subyek proses ekonomi yang sama. Rumus dalam uji Chow adalah :
Keterangan : = R2 model PLS
= R2 model FE
- 47 -
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel penjelas
m = jumlah restricel variable (Shochrul,dkk, 2011: 53) Uji chow yaitu pengujian menentukan model yang digunakan Pooled Least Square Effect atau Fixed Effect yang digunakan untuk pengambilan keputusan uji Chow adalah sebagai berikut
H0
: Model pooled least square Effect (OLS)
H1
: Model fixed effect
F hitung > F tabel, maka hipotesis yang diajukan H0 ditolak yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect.
F hitung < F tabel, maka hipotesis yang diajukan H0 diterima yang berarti model yang digunakan adalah common effect model
b. Uji Hausman Uji Hausman adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan. Uji
ini
dikembangkan oleh
Hausman dengan
didasarkan pada ide bahwa LSDV didalam metode Fixed Effect dan GLS adalah efesien sedangkan model OLS adalah tidak efesien, dilain pihak alternatifnya metode OLS efesien dan GLS tidak efesien (Widarjono, 2009).mHipotesis Nol uji Hausman adalah sebagai berikut (Shochru, dkk, 2011:74): H0
: Random Effect Model
- 48 -
H1
: Fixed Effect Model
4. Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terika (Y), maka peneliti menggunakan anilasis regresi untuk membandingkan dua variabel yang berbeda. Pada anilasis regresi untuk memperoleh modal regresi yang bisa dipertanggungjawabkan, maka asumsi-asumsi berikut harus di penuhi: a. Uji Normalitas Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak (Suliyanto, 2011).
Regresi dikatakan baik
apabila nilai residualnya terstandarisasi sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya atau normal distribusinya. Nilai α = 0,1 jika p-value lebih kecil dari α, maka data tidak normal dan sebaliknya jika p-value lebih besar dari α, maka data normal. (Shochrul,dkk, 2011:43)
b. Uji Multikoliniearitas Multikolonieritas adalah kondisi adanya hubungan linear antarvariabel independen karena melibatkan beberapa variabel independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada
- 49 -
persamaan regresi sederhana. Berikut rumus uji multikolinearitas (Suliyanto, 2011): )
( (
)
Keterangan: n = banyaknya observasi
R = koefisien determinasi model
k = banyaknya variabel independen (temasuk kostanta)
Jika nilai F hitung lebih besar dari F krisis, maka model mengandung unsur multikolinearitas. Apabila F hitung lebih kecil dari
F
krisis,
maka
model
tidak
mengandung
unsur
multikolinearitas. Multikoliniearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau tidak pasti, di antara beberapa variabel atau semua variabel yang mejelaskan dari model regresi. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variabel bebas, jika koefisien kolerasi di antara masing-masing variabel lebih besar dari 0,8, maka terjadi multikolinearitas (Shochrul, dkk, 2009).
c. Uji Autokorelasi Autokorelasi
adalah
hubungan
antara
residual
satu
observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih
- 50 -
mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya(Winarno, 2007) Panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa dilihat pada buku panduan relevan. Namun demikian, secara umum bisa diambil patokan: 1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada korelasi positif 2) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada korelasi 3) Angka D-W diatas+-2 berarti ada korelasi negatif (Singgih Santoso, 2010).
d. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana semua gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki varians yang sama (Shochrul, dkk, 2009). Asumsi dalam model regresi sebagai berikut:
residual (ei) memiliki nilai rata-rata nol
residual memiliki varian yang konstan atau var (e) = σ2
residual observasi tidak saling berhubungan dengan residual observasi lainnya atau cov (ep ej) = 0, sehingga menghasilkan estimator BLUE (Winarno, 2007).
- 51 -
Apabila nilai profitabilitasnya > α 5%, maka data tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas. Namun apabila nilai profitabilitasnya < α 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdapat masalah heteroskedastisitas.
5. Pengujian Signifikasi a. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji T) Uji T merupakan pengujian terhadap koefisien dari variabel penduga atau variabel bebas koefisien penduga perlu berbeda dari nol secara signifikasi atau p-value sangat kecil. Uji T dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai hasil uji T statistik dengan uji T tabel. Cara relatif lebih mudah dilakukan karena tersedia pada menu Eviews. Konsep ini membandingkan α dengan nilai p-value (Shochrul,dkk, 2011:34). Uji t digunakan untuk menguji signifikan pengaruh masingmasing variabel indenpenden secara persial terhadap variabel dependen. Nilai T hitung dapat dicari dengan formula: ̂ ̂ Dimana
merupakan nilai pada hipotesis nol, ̂ merupakan
std.error dan se merupakan t tabel.
- 52 -
Menentukan nilai t tabel sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df= (n-k) dimana n adalah jumlah observasi, k adalah jumlah variabel termasuk intersep. Kriteria uji yang dilakukan adalah: Jika F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak Jika F-hitung < F-tabel maka H0 diterima Jika menolak H0 atau menerima Ha berarti secara statistik variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen dan jika menerima H0 atau menolak Ha berarti secara statistik variabel independen tidak signifikasi mempengaruhi variabel dependen (Widarjono,2010).
b. Uji Goodness of Fit (Uji F) Uji F ataun model secara keseluruhan dilakukan untuk melihat apakah semua koefisien regresi berbeda dengan nol atau model
diterima.
Uji
F
dapat
dilakukan
dengan
cara
membandingkan nilai hasil uji F statistik dengan uji F tabel. Cara relatif lebih mudah dilakukan karena tersedia pada menu Eviews. Konsep ini membandingkan α dengan nilai p-value (Shochrul,dkk, 2011:34). Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel bebas secara simultan atau tidak.
- 53 -
Menentukan nilai f tabel sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df= (n-k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah observasi, k adalah jumlah variabel termasuk intersep dengan kriteria uji yang dilakukan adalah: Jika F-hitung > F-tabel ( α; n-k; k-1 ), maka H0 ditolak Jika F-hitung < F-tabel ( α; n-k; k-1 ), maka H0 diterima
Dalam pengambilan keputusan apakah menerima H0 atau menolak H0 bisa dilihat dari besarnya probabilitas yang menunjukan besarnya α. Dari perhitungan Eviews dapat dilihat bahwa probabilitasnya sangat kecil yaitu 0,0000% sehingga keputusan adalah menolak H0 atau menerima Ha(Widarjono, 2009:70).
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji R2 menunjukan kemampuan garis regresi menerangkan variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai R2 atau adjusteted R-squared berkisar antara 0 sampai 1, semakin endekati 1 maka semakin baik (Shochrul,dkk, 2011:34). Dalam penelitian determinasi (R2) dari hasil regresi berganda menunjukan seberapa besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya.
- 54 -
Koefisien determinasi (R2 ) untuk menjelaskan seberapa besar proporsi variasi variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen. Salah satu persoalan besar penggunaan koefisien determinasi R2 yaitu R2 selalu menaik ketika menambah independen. Para ahli ekonometrika telah mengembangkan alternatif lain agar nilai R2 tidak merupakan fungsi dari variabel independen. Rumus sebagai berikut (Widarjono, 2009:66): ∑ ̂
̅
∑
̅
Dimana k = jumlah parameter, termasuk intersep, n = jumlah observasi. Terminologi koefisien derminasi yang disesuaikan ini karena disesuaikan dengan derajat kebebasan, ∑ ̂ mempunyai df sebesar n-k dan
̅
mempunyai df sebesar n-1.
Menurut Henry Theil, untuk mengatasi kelemahan R2 mengubah persamaan menjadi persamaan adjusted R2. ̅ ≤ R2 menunjukan dengan bertambahnya variabel-variabel independen, akan semakin memperkecil nilai ̅ . Nilai ̅ masih bisa diambah apabila nilai t absolut variabel yang ditambahkan lebih besar daripada 1. Semakin besar nilai ̅ semakin baik pula modelnya (Winarno,2007:4.21).
- 55 -
E. Operasional Variabel Penelitian Dalam penelitian yang dilalukan penulis ada beberapa variabel yang digunakan diantaranya: 1. Variabel bebas (Indefenden Variabel) Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan adalah: a) Efesiensi Operasional (X1) 1) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO, yaitu Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil berarti kinerja keuangannya pun baik (Henry, 2012).
b) Risiko Pasar (X2) 1) Net Interest Income (NIM)
- 56 -
Menurut Mawardi (2005) salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut merupakan selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman di mana dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM). Semakin tinggi NIM maka pendapatan bunga atas aktiva produktif meningkat maka laba perusahaan pun akan meningkat, yang berarti kinerja keuangan bank semakin meningkat.
c) Risiko Kredit (X3) 1) Non Performing Loan (NPL) Non Performing Loan (NPL), yaitu indikator yang menunjukan bagaimana posisi kredit bermasalah bank tersebut terhadap total kredit yang diberikan. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar bahkan bank tersebut dapat mengalami collapse bisa dikatakan kinerja keuangan bank tersebut dalam keadaan buruk. Berikut ini rumus Non Performing Loan (NPL):
- 57 -
2) Loan To Deposito Ratio (LDR) Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan
kredit
yang
diberikan
sebagai
sumber
likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank (Dendawijaya,2000:118). Saat kemampuan likuiditas bank tersebut rendah maka kinerja bank tersebut juga rendah. Berikut rumus Loan to Deposito Ratio (LDR):
d) Return On Equity (ROE) (X4) Return On Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti) bank (Selamet Riyadi,2006:155). Semakin tinggi ROE maka pendapatan aktiva produktif tinggi, lalu laba juga akan tinggi maka kinerja bank semakin baik. Berikut rumus Return On Equity (ROE):
- 58 -
e) Capital Adequacy Ratio (CAR) (X5) Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Berikut rumus Capital Adequacy Ratio (CAR):
2. Variabel Terikat (Dependen Variabel) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan bank yang dikontribusikan dengan huruf (Y). Return On Asset (ROA), merupakan indikator rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar juga tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik
- 59 -
pula kinerja keuangan bank tersebut dalam penggunaan aset. Rumus return on assets (ROA) sebagai berikut :
- 60 -
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan 10 bank umum konvensional dengan aset terbesar berdasarkan data yang di keluarkan Bank Indonesia. 1. Sejarah Singkat Perusahaan a. PT. Bank Rakyat Indonesia (persero), TBK Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei
Aria
Wirjaatmadja
dengan
nama
DePoerwokertoscheHulpenSpaarbankderInlandscheHoofden
atau
"Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu
lembaga
keuangan
yang
melayani
orang-orang
berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor
- 61 -
dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berkantor pusat di gedung BRI 1 Jl. Jenderal Sudirman Kav.44-46, Jakarta 10210, website www.bri.co.id . Total aset BRI setiap tahunnya selalu meningkat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Pada tahun 2010, 2011, dan 2012 sebesar 395,394 miliar; 456;382 dan miliar, 547;592 miliar. Tahun 2013 dan tahun 2014 pun mengalami peningkatan total aset menjadi sebesar 606;370 miliar dan 778;018 miliar.
- 62 -
b. PT. Bank Mandiri (persero), TBK Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank Mandiri. Sejak
didirikan,
kinerja
Bank
Mandiri
senantiasa
mengalami perbaikan terlihat dari laba yang terus meningkat dari Rp1,18 triliun di tahun 2000 hingga mencapai Rp5,3 triliun di tahun 2004. Bank Mandiri melakukan penawaran saham perdana pada 14 Juli 2003 sebesar 20% atau ekuivalen dengan 4 miliar lembar saham. Saat ini alamat kantor pusat Bank Mandiri di jl. jenderal gatot subroto kav. 36-38, Jakarta 12190 dengan telepon 14000, +62-21-52997777 dan Fax: +62-21-52997735 serta SWIFT Code : BMRIIDJA dan website www.bankmandiri.co.id . Bank Mandiri tercatat sebagai peringkat pertama secara berturut-turut dengan total aset terbesar selama periode tahun 2010 hingga tahun 2013. Pertumbuhan aset pada tahun 2010 sebesar 408,772 miliar dan terus meningkat hingga tahun 2013 menjadi sebesar 647,152 miliar. Pada tahun 2014 total aset Bank Mandiri menjadi peringkat kedua dengan total aset sebesar 755,867 miliar.
- 63 -
c. PT. Bank Central Asia, TBK BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Krisis tahun 1997 membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. . Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA pada tahun 1998. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bannk Indonesia pada tahun 2000. BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik penawaran saham perdana berlangsung pada tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini BCA kantor pusat Menara BCA, Grand Indonesia jl. MH Thamrin
- 64 -
No. 1, Jakarta 10310 dengan telepon (021) 235 88000 dan fax (021) 235 88300, website www.bca.co.id . Total aset BCA selalu tercatat berada di peringkat ketiga selama periode 2010 hingga tahun 2014. Pertumbuhan total aset pada tahun 2010 sebesar 323,349 miliar dan terus meningkat hingga tahun 2014 menjadi sebesar 541,911 miliar.
d. PT. Bank Negara Indonesia (persero), TBK Didirikan pada tanggal 5 Juli 1946, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk atau BNI menjadi bank pertama milik negara yang lahir setelah kemerdekaan Indonesia. Peranan BNI untuk mendukung perekonomian Indonesia semakin strategis dengan munculnya inisiatif untuk melayani seluruh lapisan masyarakat dari Sabang sampai Merauke pada tahun 1960-an dengan memperkenalkan berbagai layanan perbankan seperti Bank Terapung, Bank Keliling, Bank Bocah dan Bank Sarinah. Setelah krisis keuangan melanda Asia tahun 1998 yang mengguncang
kepercayaan
masyarakat
terhadap
perbankan
nasional, BNI melakukan program restrukturisasi termasuk diantaranyamelakukan rebranding untuk
membangun
&
memperkuat reputasi BNI. Identitas baru ini dengan menempatkan angka „46‟ di depan kata „BNI‟. Kata „BNI‟ berwarna tosca yang mencerminkan kekuatan, keunikan, dan kekokohan. Sementara
- 65 -
angka „46‟ dalam kotak orange diletakkan secara diagonal untuk menggambarkan BNI baru yang modern. Alamat BNI di jl. Jenderal Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220 dengan telepon +62215728387 dan fax +6221-5728053, website www.bni.co.id . Total aset BNI setiap tahunnya selalu meningkat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. BNI berada diperingkat ke empat pada tahun 2010 hingga tahun 2014. Total aset periode tahun 2010 sebesar 241,408 miliar hingga total aset pada tahun 2014 menjadi sebesar 393,467 miliar.
e. PT. Bank Cimb Niaga, TBK CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Bank Niaga menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini Bursa Efek Indonesia/BEI) pada tahun 1989. Pemilik saham pengendali dari Bank Niaga (melalui CIMB Group) dan Lippo Bank, sejak tahun 2007 Khazanah memandang penggabungan (merger) sebagai suatu upaya yang harus ditempuh agar dapat mematuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Bulan Mei 2008, nama Bank Niaga berubah menjadi CIMB Niaga. Kesepakatan Rencana Penggabungan CIMB Niaga dan Lippo Bank telah ditandatangani pada bulan Juni 2008, yang dilanjutkan
dengan
Permohonan
- 66 -
Persetujuan
Rencana
Penggabungan dari Bank Indonesia dan penerbitan Pemberitahuan Surat Persetujuan Penggabungan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di bulan Oktober 2008. Lippo Bank secara resmi bergabung ke dalam CIMB Niaga pada tanggal 1 November 2008 (Legal Day 1 atau LD1) yang diikuti dengan pengenalan logo baru kepada masyarakat luas. Penggabungan ini menjadikan CIMB Niaga menjadi bank terbesar ke lima dari sisi aset, pendanaan, kredit dan luasnya jaringan cabang. Setiap tahunnya total aset CIMB Niaga mengalami peningkatan pada periode tahun 2010 sebesar 142,922 miliar hingga tahun 2014 menjadi sebesar 227,080 miliar. Ratarata total aset CIMB Niaga tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 sebesar 191,704 miliar.
f. PT. Bank Permata, TBK Pada tahun 2002 lima bank di marger yaitu PT. Bank Bali Tbk, PT. Bank Universal Tbk, PT. Bank Artamedia, PT. Bank Patriot dan PT. Bank Prima Ekspress menjadi PT Bank Permata Tbk (PermataBank), dan saat ini telah berkembang menjadi sebuah bank swasta utama yang menawarkan produk dan jasa inovatif serta komprehensif terutama disisi delivery channel-nya termasuk internet banking dan mobile banking. Bank Permata berlokasi di WTC II, jl. jendral sudirman Kav. 29-31, Jakarta 12920 dengan
- 67 -
telepon+62 21 523 7788 dan Fax +62 21 523 7253, website www.permatabank.com. Total aset bank Permata pada tahun 2010 dan 2011 sebesar 73,570 miliar dan 101,538 miliar yang membuatnya tercatat urutan ke delapan. Pada tahun 2012 naik di urutan ke tujuh dengan total aset sebesar 132,150 miliar. Mengalami kenaikan urutan menjadi ke enam pada tahun 2013 dan 2014 dengan total aset sebesar 165,558 miliar dan 185,091 miliar.
g. PT. Bank Danamaon Indonesia, TBK PT Bank Danamon Indonesia Tbk. didirikan pada 1956. Nama Bank Danamon berasal dari kata “dana moneter” dan pertama kali digunakan pada 1976, ketika perusahaan berubah nama dari Bank Kopra. Pada tahun1976 berubah nama menjadi PT Bank Danamon Indonesia. Tahun 1988 menjadi bank devisa pertama di Indonesia. Bank Danamon menjadi perusahaan publik melalui penawaran saham di Bursa Efek Jakarta. Bank Danamon merupakan bank ke tujuh terbesar di Indonesia berdasarkan total aset. Berdasarkan total aset tahun 2010 dan 2011 Bank Danamon berada di urutan ke enam sebesar 113,861 miliar dan 127,128 miliar. Pada tahun 2012 dan 2013 turun dua tingkat menjadi urutan ke delapan dengan total aset sebesar 130,391 miliar dan 151,978 miliar. Mengalami kenaikan
- 68 -
urutan pada tahun 2014 berada di urutan ke tujuh dengan total aset sebesar 163,092 miliar.
h. PT. Pan Indonesia Bank, TBK Didirikan 17 Agustus tahun 1971 dan memperoleh izin sebagai bank devisa tahun 1972, PaninBank merupakan hasil merger Bank Kemakmuran, Bank Industri Djaja Indonesia dan Bank Industri & Dagang Indonesia. Keputusan PaninBank untuk menjadi Bank pertama di Indonesia yang go-public pada tahun 1982, mencerminkan tingginya kepercayaan diri Bank yang masih terus terjaga hingga hari ini. Dengan fundamental yang kuat, PaninBank berhasil melewati krisis keuangan Asia 1998 sebagai Bank
Kategori
A,
dan
selanjutnya
melangkah
maju
mengembangkan produk dan layanannya di bidang Perbankan Ritel dan Komersial. Alamat kantor pusat panin jl. Jendral Sudirman Kav. 1 - (Senayan), Jakarta 10270 dengan telepon (021) 27 00545 (10 lines) dan Fax (021) 2700340 serta website www.panin.co.id. Awalnya Panin tercatat berada di urutan ke tujuh pada tahun 2010 dan 2011 kemudian naik menjadi urutan ke enam tahun 2012. Berada di urutan tujuh kembali pada tahun 2013 dengan total aset sebesar 153,984 miliar. Mengalami penurunan urutan lagi tahun 2014 dengan total aset sebesar 159,008 miliar.
- 69 -
i. PT. Bank Tabungan Negara (persero) BTN berdiri tahun 1897 dengan nama Postpaarbank pada masa pemerintahan Belanda. Tahun 1950 berubah nama menjadi Bank Tabungan Pos oleh pemerintah RI. Tahun 1963 berganti nama kembali menjadi Bank Tabungan Negara. Memulai opeasi sebagai bank komersial dan menerbitan obligasi pertama tahun 1989. Tahun 1994 BRI memperoleh izin untuk beroperasi sebagai bank devisa. Awalnya total aset BTN tahun 2010 dan 2011 sebesar 68,334 miliar dan 89,253 miliar menempati posisi kesepuluh. Namun pada tahun 2012 mengalami naik urutan menjadi ke sembilan kemudian menurun kembali menjadi ke sepuluh tahun 2013. Pada tahun 2014 menempati posisi ke sembilan dengan total aset sebesar 144,782 miliar.
j. PT. Bank Maybank Indonesia, TBK PT Bank Maybank Indonesia Tbk (“Maybank Indonesia” atau “Bank”) adalah salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia yang merupakan bagian dari grup Malayan Banking Berhad (Maybank), salah satu grup penyedia layanan keuangan terbesar di ASEAN. Sebelumnya, PT Bank Maybank Indonesia Tbk bernama PT Bank Internasional Indonesia (BII) yang didirikan pada 15 Mei
- 70 -
1959, mendapatkan ijin sebagai bank devisa pada 1988 dan mencatatkan sahamnya sebagai perusahaan terbuka di bursa efek Jakarta dan Surabaya (sekarang telah merger menjadi Bursa Efek Indonesia) pada 1989. Pada 2008 BII diakuisi oleh Maybank melalui anak perusahan yang dimiliki sepenuhnya yaitu Maybank Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd. (MOCS) dan Sorak Financial Holdings Pte. Ltd. (Sorak). BII berubah nama menjadi Maybank Indonesia dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 23 September 2015, Total aset Maybank Indonesia tahun 2010 dan 2011 sebesar 71,624 miliar dan 90,741 miliar menempati posisi kesembilan. Namun pada tahun 2012 turun urutan menjadi kesepuluh dan kemudian naik menjadi ke sembilan tahun 2013 dengan total aset 135,088 miliar. Pada tahun 2014 menempati posisi ke sepuluh dengan total aset sebesar 135,544 miliar.
B. Analisis dan Pembahasan 1. Sampel Perusahaan Kriteria pemilihan sampel penelitian ini adalah: a. Bank umum di Indonesia yang terdaftar sebagai perusahaan jasa keuangan dengan aset terbesar yang dikeluarkan Bank Indonesia dalam periode 2014,
- 71 -
b. Memiliki data laporan keuangan lengkap yang dipublikasikan Direktorat Perbankan Bank Indonesia, c.
Bank umum yang di gunakan sebagai sampel adalah bank umum konvensional selama periode penelitian. Dari kriteria pemilihan sampel yang telah disebutkan maka sampel
perusahaan jasa keuangan yang digunakan penulis dalam penelitiannya dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Daftar Bank dan Total Aset NO
Nama Bank
TOTAL ASET 2014
1
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Rp 778.017.815
2
PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Rp 755.867.220
3
PT. Bank Central Asia Tbk.
Rp 541.910.783
4
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk .
Rp 393.466.672
5
PT. Bank Cimb Niaga, Tbk.
Rp 227.079.590
6
PT. Bank Permata Tbk.
Rp 185.090.675
7
PT. Bank Danamon Indonesia Tbk.
Rp 163.092.396
8
PT. Pan Indonesia Bank, Tbk.
Rp 159.007.636
9
PT. Bank Tabungan Negara (Persero).
Rp 144.782.250
10
PT. Bank Maybank Indonesia Tbk.
Rp 135.543.683
Sumber: www.bi.go.id. (diolah)
- 72 -
2. Sampel Variabel Tabel 4.2 Tabel Variabel Perusahaan BRI BRI BRI BRI BRI BRI BRI BRI Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri BCA BCA BCA BCA BCA BCA BCA BCA BNI BNI BNI BNI BNI BNI BNI BNI Cimb Niaga Cimb Niaga
Tahun ROA 2007 4,61 2008 4,18 2009 3,73 2010 4,64 2011 4,93 2012 5,15 2013 5,03 2014 4,74 2007 2,3 2008 2,5 2009 3,13 2010 3,5 2011 3,37 2012 3,55 2013 3,66 2014 3,57 2007 3,3 2008 3,4 2009 3,4 2010 3,51 2011 3,82 2012 3,59 2013 3,84 2014 3,86 2007 0,9 2008 1,1 2009 1,72 2010 2,49 2011 2,94 2012 2,92 2013 3,36 2014 3,49 2007 2,49 2008 1,1
BOPO 4,245634 4,285653 4,35234 4,260706 4,200055 4,093177 4,103965 4,180063 3,068053 3,165475 4,258728 4,196149 4,207971 4,157789 4,133726 4,17408 4,149464 4,201703 4,229458 4,176232 4,10874 4,133726 4,119362 4,134046 4,532599 4,502029 4,441003 4,330602 4,284689 4,262539 4,206482 4,245347 4,362334 4,480287
NIM 2,385086 2,320425 2,21266 2,376764 2,259678 2,13061 2,145931 2,141242 1,648659 1,704748 1,646734 1,684545 1,665818 1,719189 1,736951 1,781709 1,808289 1,88707 1,856298 1,665818 1,736951 1,717395 1,821318 1,876407 1,609438 1,84055 1,793425 1,754404 1,796747 1,780024 1,809927 1,824549 1,805005 1,73871
- 73 -
NPL 1,235471 1,029619 1,211941 1,022451 0,832909 0,576613 0,438255 0,524729 1,974081 1,547563 0,963174 0,792993 0,779325 0,553885 0,470004 0,506818 -0,22314 -0,51083 -0,35667 -0,44629 -0,71335 -0,96758 -0,82098 -0,51083 2,104134 1,589235 1,543298 1,453953 1,283708 1,043804 0,774727 0,672944 1,108563 0,916291
LDR 4,231204 4,381151 4,392967 4,319752 4,333361 4,38015 4,483454 4,402809 3,994524 4,080922 4,080077 4,181134 4,271793 4,35234 4,418479 4,406963 3,775057 3,985273 3,917408 4,010238 4,121798 4,228438 4,322144 4,340814 4,104295 4,228293 4,15982 4,250636 4,253767 4,350536 4,446174 4,475175 4,373238 4,475517
ROE 3,454422 3,540959 3,561614 3,780319 3,749269 3,654805 3,529591 3,441059 2,76001 2,895912 3,095578 3,499231 3,24142 3,304319 3,307253 3,250762 3,391147 3,407842 3,459466 3,505557 3,511545 3,414443 3,337547 3,238678 2,079442 2,197225 2,791165 3,206803 2,998728 2,995232 3,112181 3,16294 3,02432 2,089392
CAR 2,762538 2,578701 2,580217 2,621766 2,70538 2,830268 2,832625 2,907447 3,049273 2,753661 2,736314 2,592265 2,730464 2,739549 2,703373 2,809403 2,95491 2,76001 2,727853 2,60269 2,545531 2,656055 2,75111 2,824944 2,753661 2,60269 2,623218 2,924773 2,869602 2,813611 2,714032 2,786245 2,867899 2,747271
Perusahaan Cimb Niaga Cimb Niaga Cimb Niaga Cimb Niaga Cimb Niaga Cimb Niaga Permata Permata Permata Permata Permata Permata Permata Permata Danamon Danamon Danamon Danamon Danamon Danamon Danamon Danamon Panin Panin Panin Panin Panin Panin Panin Panin BTN BTN BTN BTN BTN BTN BTN BTN
Tahun ROA 2009 2,11 2010 2,66 2011 2,78 2012 3,18 2013 2,76 2014 1,44 2007 1,9 2008 1,7 2009 1,39 2010 2 2011 1,66 2012 1,7 2013 1,55 2014 1,16 2007 2,4 2008 1,5 2009 1,78 2010 3,43 2011 2,58 2012 3,18 2013 2,75 2014 3,14 2007 3,14 2008 1,75 2009 1,78 2010 1,76 2011 2,02 2012 1,96 2013 1,85 2014 1,79 2007 1,92 2008 1,8 2009 1,47 2010 2,05 2011 2,03 2012 1,94 2013 1,79 2014 1,12
BOPO 4,418117 4,345881 4,334935 4,272491 4,301223 4,475745 4,440296 4,487512 4,490657 4,430817 4,44758 4,420406 4,442534 4,497585 3,869116 3,990834 4,459682 4,395313 4,37349 4,317888 4,377893 4,338728 3,830596 3,863043 4,434026 4,424727 4,385271 4,366151 4,379273 4,417394 4,453067 4,456438 4,480627 4,411464 4,403666 4,391234 4,409034 4,490769
NIM 1,888584 1,860975 1,731656 1,769855 1,675226 1,678964 1,94591 1,824549 1,740466 1,609438 1,635106 1,61542 1,439835 1,289233 2,341806 2,406945 2,166765 2,231089 2,068128 2,157559 2,135349 1,989243 1,759581 1,551809 1,560248 1,52388 1,534714 1,432701 1,408545 1,342865 1,699279 1,625311 1,536867 1,790091 1,750937 1,763017 1,693779 1,497388
- 74 -
NPL 1,118415 0,928219 0,985817 0,845868 0,802002 1,360977 1,526056 1,252763 1,118415 1,098612 0,71295 0,314811 0,019803 0,530628 0,832909 0,832909 1,534714 1,178655 0,996949 0,963174 0,708036 0,904218 1,118415 1,467874 1,147402 1,472472 1,269761 0,524729 0,756122 0,71784 1,398717 1,163151 1,211941 1,181727 1,011601 1,408545 1,398717 1,388791
LDR 4,55619 4,468548 4,529692 4,554298 4,548494 4,599756 4,477337 4,404277 4,506896 4,465908 4,419563 4,494462 4,491329 4,490096 4,478473 4,458988 4,485936 4,541378 4,588329 4,610854 4,554508 4,528289 4,525694 4,368561 4,294697 4,307034 4,386517 4,48255 4,474036 4,50546 4,525911 4,623305 4,617988 4,686013 4,630448 4,61413 4,648421 4,690063
ROE 2,786861 3,171365 3,100092 3,153163 2,948116 2,199444 2,895912 2,517696 2,61007 3,126761 2,764431 2,864484 2,752386 2,498974 3,131137 2,681022 2,415914 2,844909 2,895912 2,782539 2,675527 2,149434 2,637628 2,318458 2,341806 2,452728 2,683074 2,732418 2,678278 2,571849 3,029167 2,977568 2,676215 2,80699 2,870736 2,903069 2,775709 2,366498
CAR 2,609334 2,585506 2,571849 2,713369 2,731767 2,745988 2,587764 2,379546 2,498152 2,639057 2,644045 2,7638 2,65886 2,608598 3,010621 2,734368 2,865054 2,634045 2,810607 2,911263 2,882564 2,882564 3,071767 3,011113 3,081451 2,81241 2,85934 2,685805 2,729159 2,748552 3,096934 2,781301 3,067588 2,817801 2,710048 2,873 2,748552 2,683758
Perusahaan Tahun ROA MAYBANK 2007 1,44 MAYBANK 2008 1,11 MAYBANK 2009 0,09 MAYBANK 2010 0,85 MAYBANK 2011 1,11 MAYBANK 2012 1,49 MAYBANK 2013 1,71 MAYBANK 2014 0,67
BOPO 4,567261 4,550503 4,631228 4,539778 4,523418 4,474036 4,435093 4,532922
NIM 1,644805 1,720979 1,780024 1,745716 1,625311 1,640937 1,597365 1,560248
NPL 0,708036 0,693147 0,883768 1,128171 0,760806 0,530628 0,746688 0,802002
LDR 4,47745 4,460491 4,358118 4,421007 4,487062 4,469809 4,466368 4,529045
ROE 2,466403 2,100469 -0,27444 1,918392 2,214846 2,759377 2,783776 1,795087
Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen) Penelitian ini menggunakan model semi log yaitu model lin-log. Model lin-log merupakan suatu model di mana variabel Y dalam bentuk linear sedangkan X berbentuk logaritma natural. Variabel independen yang di Logaritma Natural yakni efesiensi operasional, risiko pasar, non performing loan (NPL), dan return on equity (ROE). Sedangkan variabel dependennya kinerja keuangan bank (ROA) pada periode 2007 sampai dengan 2014. Menurut Priyatno Duwi (2011), logaritma natural (LN) bertujuan untuk meniadakan atau meminimalkan adanya pelanggaran asumsi normalitas dan linearitas pada model regresi. Dengan melakukan transformasi atau mengubah tiap data variabel ke bentuk logaritma natural, hal ini agar data menjadi normal atau mendekati normal. Pengubahan data ke logaritma natural (LN) dimaksudkan untuk meniadakan atau meminimalkan adanya pelanggaran dalam uji asumsi klasik. untuk model ini adalah:
- 75 -
Persamaan
CAR 2,986187 2,97144 2,688528 2,526528 2,470639 2,551786 2,546315 2,773214
Interpretasi koefisien slope pada model ini adalah:
3. Analisis Deskriptif Variabel a. Efesiensi Operasional (Diproksi BOPO) Grafik 4.1 Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Periode Tahun 2007-2014 120 100
2007
80
2008 2009
60
2010 40
2011
20
2012
0
2013 2014
Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen) Berdasarkan grafik di atas pada tahun 2007, beban operasional pendapatan operasional (BOPO) tertinggi dihasilkan oleh Bank Maybank Indonesia sebesar 96,28% sedangkan BOPO terendah dihasilkan oleh Bank Mandiri sebesar 21,50%. Rata-rata BOPO tahun 2007 yaitu sebesar 68,71%. Pada tahun 2008, BOPO tertinggi masih ditempti oleh Bank Maybank Indonesia sebesar 94,68% dan BOPO terendah pun masih Bank Mandiri sebesar 23,7%. Rata-rata BOPO tahun 2008 yaitu sebesar 71,308%.
- 76 -
Pada tahun 2009, Bank Maybank Indonesia masih bertengger di urutan tertinggi dengan nilai BOPO sebesar 102,64%. Posisi terendah BOPO ditempati oleh Bank Central Asia sebesar 68,68%. Rata-rata BOPO tahun 2009 yaitu sebesar 83,57%. Berdasarkan grafik 4.1 di atas, terlihat pada tahun 2010 Bank Maybank Indonesia berada di urutan pertama dengan nilai sebesar 93,67%. Di urutan kedua Bank Permata dengan nilai sebesar 84%. Bank Pan Indonesia Bank berada di urutan ketiga dan keempat Bank Panin dan Bank Tabungan Negara dengan nilai sebesar 83,49% dan 82,39%. Selanjutnya urutan kelima dan keenam Bank Danamon dan Bank Cimb Niaga dengan nilai sebesar 81,07% dan 77,16. Kemudian urutan ketujuh Bank Negara Indonesia dengan nilai sebesar 75,99%. Urutan kedelapan Bank Rakyat Indonesia sebesar 70,86% sedangkan Bank Mandiri berada di urutan kesembilan sebesar 66,43%. Diurutan terakhir Bank Central Asia dengan BOPO sebesar 65,12%. Tahun 2011 urutan pertama dan kedua masih Bank Maybank Indonesia dan Bank Permata dengan nilai sebesar 92,15% dan 85,42%. Bank Tabungan Negara dan Bank Panin bertukaran tempat dengan nilai sebesar 81,75% dan 80,26%. Sedangkan urutan kelima, enam dan tujuh masih tetap sama Bank Danamon, Bank Cimb Niaga dan Bank Negara Indonesia dengan nilai BOPO sebesar 79,32% 76,32% dan 72,58%. Bank Mandiri dan Bank Rakyat indonesia berada di urutan kedelapan dan kesembilan sebesar 67,22% dan 66,09%. Urutan - 77 -
terakhir masih sama dengan tahun lalu Bank Central Asia sebesar 60,87%. Urutan BOPO pada tahun 2012 tidak jauh berbeda dengan tahun 2011. Bank Maybank Indonesia dan Bank Permata berada di urutan pertama dan kedua dengan nilai BOPO 87,71% dan 83,13%. Diurutan ketiga, empat dan lima yakni Bank Tabungan Negara, Bank Panin dan Bank Danamon sebesar 80,74%, 78,74 dan 75,03%. Bank Cimb Niaga, Bank Negara Indonesia dan Bank Mandiri berada di urutan keenam, tujuh dan delapan dengan nilai sebesar 71,7%, 70,99% dan 63,93%. Bank Central Asia dan Bank Rakyat Indonesia bertukaran tempat dengan nilai sebesar 62,41% dan 59,93%. Tahun 2013 Bank Permata berada diurutan pertama dengan nilai sebesar 84,99%, sedangkan Bank Maybank Indonesia urutan kedua sebesar 84,36%. Posisi urutan ketiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, dan sepuluh masih seperti tahun lalu dengan nilai sebesar 82,19%, 79,78%, 79,67%, 73,79%, 67,12%, 62,41%, 62,52% dan 60,58%. Urutan pertama tahun 2014 Bank Maybank Indonesia kembali dengan nilai sebesar 93,03% dan posisi kedua Bank Permata sebesar 84,36%. Bank Tabungan Negara berada diurutan ketiga dengan nilai bopo 89,19%. Urutan keempat Bank Cimb Niaga nilai BOPO sebesar 87,86%. Bank Panin dan Bank Danamon berada di urutan kelima dan
- 78 -
keenam dengan nilai sebesar 82,88% dan 76,61%. Selanjutnya urutan ketujuh, delapan dan sembilan yakni Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Mandiri dengan nilai sebesar 69,78%, 65,37%, dan 64,98%. Terakhir Bank Central Asia sebesar 62,43%.
b. Risiko Pasar (Diproksi NIM) Grafik 4.2 Rasio Net Interest Margin (NIM) Periode Tahun 2007-2014 12 10 8 6 4 2 0
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen) Berdasarkan grafik di atas pada tahun 2007, Net Interest Income (NIM) tertinggi dihasilkan oleh Bank Rakyat Indonesia sebesar 10,84% sedangkan NIM terendah dihasilkan oleh Bank Negara Indonesia sebesar 5%. Rata-rata NIM tahun 2007 yaitu sebesar 6,71%. Bank Danamon berada di urutan tertinggi sebesar 11,1% pada tahun 2008. NIM terendah ditempati oleh Bank Panin sebesar 4,72%. Net interest income (NIM) pada tahun 2008 memiliki rata-rata yaitu sebesar 6,696%.
- 79 -
Pada tahun 2009, Bank Rakyat Indonesia kembali menjadi urutan tertinggi dengan nilai NIM sebesar 9,14%. Bank Tabungan Negara dengan nilai NIM sebesar 68,68% menjadi urutan terendah. Rata-rata NIM pada tahun 2009 yaitu sebesar 6,312%. Terlihat pada tahun 2010 sesuai grafik 4.2 di atas, NIM Bank Rakyat Indonesia berada di urutan pertama sebesar 10,77%. Di urutan kedua Bank Danamon sebesar 9,31%. Bank Cimb Niaga di urutan ketiga dengan nilai sebesar 6,43%. Urutan keempat diduduki Bank Tabungan Indonesia sebesar 5,99% dan Bank Negara Indonesia berada di urutan kelima dengan nilai sebesar 5,78%. Bank Maybank Indonesia dan Bank Mandiri berada di urutan keenam dan ketujuh dengan nilai sebesar 5,73% dan 5,39%. Di urutan kedelapan Bank Central Asia dengan NIM sebesar 5,29%. Kemudian urutan kesembilan dan kesepuluh diduduki Bank Permata dan Bank Panin sebesar 5% dan 4,59%. Pada tahun 2011, urutan pertama dan kedua masih Bank Rakyat Indonesia dan bank Danamon dengan nilai sebesar 9,58% dan 7,91%. Bank Negara Indonesia naik menjadi urutan ketiga dengan nilai NIM sebesar 6,03%. Bank Tabungan Negara seperti tahun lalu berada di urutan keempat dengan NIM sebesar 5,76%. Pada tahun ini Bank Central Asia naik menjadi urutan kelima sebesar 5,68%, sedangkan Bank Cimb Niaga menurun menjadi urutan keenam dengan NIM sebesar 5,65%. Bank Mandiri di urutan ketujuh sebesar 5,29%. - 80 -
Di urutan kedelapan Bank Permata dengan nilai sebesar 5,13%. Urutan kesembilan Bank Maybank Indonesia sebesar 5%, kemudian Bank Panin di urutan kesepuluh dengan nilai sebesar 4,59%. Lalu tahun 2012, nilai tertinggi ditempati oleh Bank Danamon dengan nilai sebesar 8,65%, bertukar tempat dengan Bank Rakyat Indonesia dengan NIM sebesar 8,42%. Di urutan ketiga Bank Negara Indonesia sebesar 5,93%. Bank Cimb Niaga di urutan keempat sebesar 5,87% dan urutan kelima ada Bank Tabungan Negara sebesar 5,83%. Urutan keenam ada Bank Mandiri sebesar 5,58%, sedangkan Bank Central Asia urutan ketujuh dengan nilai sebesar 5,57%. Selanjutnya urutan kedelapan ada Bank Maybank Indonesia dengan nilai sebesar 5,16%, bertukar tempat dengan Bank Permata sebesar 5,03%. Bank Panin berada di posisi terakhir dengan nilai sebesar 4,19%. Urutan pertama tahun 2013 ada Bank Danamon NIM sebesar 8,55% dan Bank Rakyat Indonesia sebesar 8,46%. Bank Central Asia naik menjadi urutan ketiga dengan NIM sebesar 6,18%. Urutan keempat ada Bank Negara Indonesa dengan sebesar 6,11%. Bank Mandiri dengan nilai sebesar 5,68% urutan kelima, bertukar tempat dengan Bank Tabungan Negara menjadi urutan keenam sebesar 5,44%. Bank Cimb Niaga berada di urutan ketujuh sebesar 5,34% dan kedelapan ada Bank Maybank Indonesia dengan nilai sebesar 4,94%. Di urutan kesembilan ada Bank Permata sebesar 4,22% dan terakhir Bank Panin sebesar 4,09%. - 81 -
Selanjutnya pada tahun 2014 Bank Rakyat Indonesia berada di urutan tertinggi seperti tahun lalu dengan nilai NIM sebesar 8,51%. Urutan kedua ada Bank Danamon dengan NIM sebesar 7,31% dan Bank Central Asia berada di urutan ketiga sebesar 6,53%. Bank Negara Indonesia berada diurutan keempat sebesar 6,2%. Urutan kelima ditempati oleh Bank Mandiri sebesar 5,94% , sedangkan Bank Cimb Niaga berada di urutan keenam dengan nilai NIM sebesar 5,36%. Di urutan ketujuh ada Bank Maybank Indonesia sebesar 4,76% dan Bank Tabungan Negara urutan kedelapan dengan nilai 4,47%. Kemudian urutan kesembilan dan kesepuluh ditempati oleh Bank Panin sebesar 3,83% dan Bank Permata sebesar 3,63%.
c. Non Performing Loan (NPL) Grafik 4.3 Rasio Non Performing Loan ( NPL) Periode Tahun 2007-2014
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen)
- 82 -
Berdasarkan grafik 4.3 tahun 2007, Non Performing Loan (NPL) tertinggi dihasilkan oleh Bank Negara Indonesia sebesar 8,2% sedangkan NPL terendah dihasilkan oleh Bank Central Asia sebesar 0,8%. Rata-rata NPL tahun 2007 yaitu sebesar 3,871%. Pada tahun 2008, NPL tertinggi masih ditempati oleh Bank Negara Indonesia sebesar 4,9% sedangkan NPL terendah Bank Central Asia sebesar 0,6%. Rata-rata NPL tahun 2008 yaitu sebesar 3,084%. Pada tahun 2009, Bank Negara Indonesia masih bertengger menempati urutan tertinggi dengan nilai NPL sebesar 4,68%. Bank Central Asia pun masih tetap menjadi posisi terendah dengan nilai NPL sebesar 0,7%. Rata-rata NPL pada tahun 2009 yaitu sebesar 5,105%. Berdasarkan grafik 4.3 di atas, terlihat pada tahun 2010 Bank Panin berada di urutan pertama sebesar 4,28%. Di urutan kedua Bank Negara Indonesia 4,36%. Bank Tabungan Negara dan Bank Danamon dengan nilai sebesar 3,26% dan 3,25% berada diurutan ketiga dan keempat. Sedangkan urutan kelima, Bank Maybank sebesar 3,09%. Bank Permata dan Bank Rakyat Indonesia dengan nilai NPL sebesar 3% dan 2,78% berada di urutan keenam dan ketujuh. Diurutan kedelapan dan kesembilan yakni Bank Cimb Niaga dan Bank Mandiri sebesar 2,53% dan 2,21%. Urutan terakhir Bank Central Asia sebesar 0,64%.
- 83 -
Urutan NPL pada tahun 2011 tidak jauh berbeda dengan tahun 2010 Bank Negara Indonesia dan Bank Panin masih berada di urutan pertama dan kedua sebesar 3,61% dan 3,54%. Diurutan ketiga dan keempat masih Bank Tabungan Negara dan Bank Danamon sebesar 2,75% dan 2,71%. Bank Cimb Niaga, Bank Rakyat Indonesia dan Bank Mandiri berada di urutan kelima, keenam, dan ketujuh dengan nilai NPL sebesar 2,68%, 2,3%, dan 2,18%. Diurutan kedelapan Bank Maybank Indonesia sebesar 2,14%, sedangkan Bank Permata urutan kesembilan dengan nilai sebesar 2,04%. Dirutan kesepuluh masih seperti tahun lalu Bank Central Asia sebesar 0,49%. Pada tahun 2012 Bank Tabungan Negara menjadi urutan pertama dengan nilai NPL sebesar 4,09% menggeser Bank Negara Indonesia ke urutan kedua dengan nilai sebesar 2,84%. Di urutan ketiga Bank Danamon dan keempat Bank Cimb Niaga dengan nilai sebesar 2,62% dan 2,33%. Bank Rakyat Indonesia berada di urutan kelima sebesar 1,78%, sedangkan Bank Mandiri di urutan keenam sebesar 1,74%. Kemudian di urutan ketujuh Bank Maybank Indonesia dengan nilai NPL sebesar 1,7%. Bank Panin menurun berada di urutan kedelapan sebesar 1,69% dan Bank Permata di urutan kesembilan sebesar 1,37%. Bank Central Asia masih tetap berada di urutan kesepuluh dengan nilai NPL sebesar 0,38%. Urutan NPL pada tahun 2013 Bank Tabungan Indonesia dan Bank Cimb Niaga berada di urutan pertama dan kedua dengan nilai - 84 -
4,05% dan 2,25%. Diurutan ketiga, keempat dan kelima yakni Bank Negara Indonesia, Bank Panin dan Bank Maybank sebesar 2,17%, 2,13%, dan 2,11%. Bank Danamon, Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia berada di urutan keenam, tujuh dan delapan dengan nilai sebesar 2,03%, 1,6%, dan 1,55%. Posisi kesembilan Bank Permata dengan nilai sebesar 1,02%, sedangkan Bank Central Asia masih berada di urutan kesepuluh sebesar 0,44%. Selajutnya tahun 2014 urutan pertama Bank Negara Indonesia sebesar 4,01%, sedangkan Bank Cimb Niaga di urutan kedua sebesar 3,9%. Bank Danamon dan Bank Maybank naik menjadi urutan ketiga dan keempat sebesar 2,47% dan 2,23%. Bank Panin menurun menjadi urutan kelima dengan nilai sebesar 2,05%. Di urutan keenam Bank Negara Indonesia sebesar 1,96% dan Bank Permata di urutan ketujuh dengan nilai NPL sebesar 1,7%. Bank Rakyat Indonesia berada di urutan kedelapan sebesar 1,69%, sedangkan urutan kesembilan Bank Mandiri dengan nilai sebesar 1,66%. Posisi terakhir masih diduduki Bank Central Asia dengan nilai sebesar 0,6%.
d. Loan To Deposito Ratio (LDR) Berdasarkan tabel 4.3 pada tahun 2007 sampai tahun 2011, LDR tertinggi ditempati oleh Bank Tabungan Negara dengan nilai sebesar 92,88%, 101,83%, 101,29, 108,42%, dan 102,56%. Bank
- 85 -
Central Asia menempati posisi terendah dengan nilai LDR sebesar 43,6%, 53,8%, 50,27%, 55,16%, dan 61,67%. Terlihat rata-rata LDR semakin menaik pada tahun 2007 sampai tahun 2011. Tabel 4.3 Loan To Deposito Ratio (LDR) Periode Tahun 2007-2014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2007
2008
2009
TAHUN 2010 2011
68,8 54,3 43,6 60,6 79,3
79,93 59,2 53,8 68,6 87,84
80,88 59,15 50,27 64,06 95,22
75,17 65,44 55,16 70,15 87,23
76,2 71,65 61,67 70,37 92,73
79,85 77,66 68,61 77,52 95,04
88,54 82,97 75,35 85,3 94,49
81,68 82,02 76,77 87,81 99,46
BTN
88 81,8 88,1 86,4 92,36 78,93 92,38 101,83
90,64 88,76 73,31 101,29
87 93,82 74,22 108,42
83,06 98,33 80,36 102,56
89,52 100,57 88,46 100,9
89,24 95,06 87,71 104,42
89,13 92,6 90,51 108,86
MAYBANK
88,01
86,53
78,11
83,18
88,86
87,34
87,04
92,67
Rata-rata
75,55 78,486
78,169
79,979
82,579
86,547
89,012
90,151
BANK NASIONAL BRI MANDIRI BCA BNI CIMB NIAGA PERMATA DANAMON PANIN
2012
2013
2014
Sumber: data diolah (dalam persen) Pada tahun 2012, Bank Danamon berada di urutan tertinggi sebesar 100,57% menggeser tempat Bank Tabungan Negara. LDR terendah masih ditempati oleh Bank Central Asia sebesar 68,61%. Tahun 2008 memiliki rata-rata yaitu sebesar 86,547%. Pada tahun 2013 dan tahun 2014, Bank Tabungan Negara kembali menjadi urutan tertinggi dengan nilai LDR sebesar 104,42% dan 108,86%. Bank Central Asia berada di posisi terendah pada tahun 2013 dan 2014 dengan nilai LDR sebesar 75,35% dan 76,77%.
- 86 -
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata LDR mengalami peningkatan dari tahun 2007 hingga 2014. e. Return On Equity (ROE) Grafik 4.4 Rasio Return On Equity (ROE) Periode Tahun 2007-2014 50 40 30 20 10 0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen) Berdasarkan grafik 4.4 di atas, dari 10 bank yang peneliti jadikan sempel dalam penelitian ini, tahun 2007, ROE tertinggi dihasilkan oleh Bank Central Asia sebesar 29,7% sedangkan ROE terendah dihasilkan oleh Bank Negara Indonesia sebesar 8%. Rata-rata ROE tahun 2007 yaitu sebesar 19,316%. Bank Rakyat Indonesia berada di urutan tertinggi sebesar 34,5% pada tahun 2008. Posisi terendah ditempati oleh Bank Cimb Niaga sebesar 8,08%. Return On Equity (ROE) pada tahun 2008 memiliki rata-rata yaitu sebesar 16,485%. Pada tahun 2009, Bank Rakyat Indonesia kembali menjadi urutan tertinggi dengan nilai ROE sebesar 35,22%. Bank Maybank
- 87 -
Indonesia dengan nilai ROE sebesar 0,76% menjadi urutan terendah. Rata-rata ROE pada tahun 2009 yaitu sebesar 17,214%. Tahun 2010 nilai ROE tertinggi ditempati oleh Bank Rakyat Indonesia sebesar 43,83%. Di urutan kedua ada Bank Central Asia dengan nilai
sebesar 33,3% dan urutan ketiga ada Bank Mandiri
sebesar 33,09%. Bank Negara Indonesia berada di urutan keempat sebesar 24,7% dan kelima ada Bank Cimb Niaga dengan nilai sebesar 23,84%. Kemudian urutan keenam ada Bank Permata sebesar 22,8%, sedangkan Bank Danamon berada di urutan ketujuh sebesar 17,2%. Bank Tabungan Negara berada di urutan kedelapan sebesar 16,56%. Urutan kesembilan ada Bank Panin dengan nilai ROE sebesar 11,62%. Posisi terakhir ditempati oleh Bank Maybank Indonesia sebesar 6,81%. Tahun 2011 urutan pertama, kedua, dan ketiga masih Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia dan Bank Mandiri dengan nilai sebesar 42,49%, 33,5% dan 25,57%. Bank Cimb Niaga dan Bank Negara Indonesia bertukaran tempat dengan nilai sebesar 22,2% dan 20,06%. Bank Danamon naik menjadi urutan keenam dengan sebesar 18,1%. Sedangkan turun menjadi urutan ketujuh dan kedelapan yakni Bank Tabungan Negara dan Bank Permata dengan nilai ROE sebesar 17,65% dan 15,87%. Bank Panin berada di urutan kesembilan sebesar 14,63%. Urutan terakhir masih sama dengan tahun lalu Bank Maybank Indonesia sebesar 9,16%. - 88 -
Pada tahun 2012, urutan pertama sampai dengan kelima masih sama seperti tahun lalu yakni Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia, Bank Mandiri, Bank Cimb Niaga, dan Bank Negara Indonesia dengan nilai ROE sebesar 38,66%, 30,4%,
27,23%, 23,42%, dan
19,99%. Bank Tabungan Negara dan Bank Permata naik menjadi urutan keenam dan ketujuh dengan sebesar 18,23%, dan 17,54%. Urutan kedelapan ada Bank Danamon dengan nilai sebesar 16,16%. Bank Maybank Indonesia urutan kesembilan sebesar 14,56% dan kesepuluh Bank Panin dengan nilai sebesar 15,37%. Selanjutnya tahun 2013 nilai ROE tertinggi masih Bank Rakyat Indonesia sebesar 34,11%. Di urutan kedua, ketiga dan keempat pun masih sama seperti tahun lalu ditempati oleh Bank Central Asia, Bank Mandiri, dan Bank Cimb Niaga dengan nilai 28,15%, 27,31% dan 22,47%. Bank Maybank Indonesia berada di urutan keenam sebesar 16,18% dan urutan ketujuh ada Bank Tabungan Negara sebesar 16,05%. Urutan kedelapan ada Bank Permata dengan nilai ROE sebesar 15,68%, sedangkan urutan kesembilan ada Bank Panin sebesar 14,56%. Pada urutan terakhir ada Bank Danamon sebesar 14,52%. Urutan pertama tahun 2014 Bank Rakyat Indonesia kembali dengan nilai sebesar 31,22% dan posisi kedua Bank Mandiri sebesar 25,81%. Bank Central Asia berada diurutan ketiga dengan nilai ROE sebesar 25,5%. Urutan keempat Bank Negara Indonesia sebesar 23,64%. Bank Panin dan Bank Permata berada di urutan kelima dan - 89 -
keenam dengan nilai sebesar 13,09% dan 12,17%. Selanjutnya urutan ketujuh, delapan dan sembilan yakni Bank Tabungan Indonesia, Bank Cimb Niaga, dan Bank Danamon dengan nilai sebesar 10,66%, 9,03%, dan 8,58%. Terakhir Bank Maybank Indonesia sebesar 6,02%.
f. Capital Adequacy Ratio (CAR) Tabel 4.4 Capital Adequacy Ratio (CAR) Periode Tahun 2007-2014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TAHUN 2010 2011
2012
2013
2014
15,84 13,18 13,2 13,76 14,96 21,1 15,7 15,43 13,36 15,34 19,2 15,8 15,3 13,5 12,75 15,7 13,5 13,78 18,63 17,63 17,6 15,6 13,59 13,27 13,09
16,95 15,48 14,24 16,67 15,08
16,99 14,93 15,66 15,09 15,36
18,31 16,6 16,86 16,22 15,58
BTN
13,3 10,8 12,16 14 14,07 15,86 20,3 15,4 17,55 13,93 16,62 18,38 21,58 20,31 21,79 16,65 17,45 14,67 22,13 16,14 21,49 16,74 15,03 17,69
14,28 17,86 15,32 15,62
13,58 17,86 15,62 14,64
MAYBANK
19,81 19,52 14,71 12,51 11,83 12,83 12,76 16,01
Rata-rata
18,66
BANK NASIONAL BRI MANDIRI BCA BNI CIMB NIAGA PERMATA DANAMON PANIN
2007
2008
15,6
2009
15,9 14,64 14,88 15,79 15,39 16,13
Sumber: Data dolah peneliti (dalam persen) Berdasarkan tabel 4.4 pada tahun 2007, CAR tertinggi dihasilkan oleh Bank Tabungan Negara sebesar 22,13% sedangkan CAR terendah dihasilkan oleh Bank Permata sebesar 13,3%. Rata-rata CAR tahun 2007 yaitu sebesar 18,656%. Bank Panin berada di urutan tertinggi sebesar 20,31% pada tahun 2008. CAR terendah ditempati
- 90 -
oleh Bank Permata sebesar 10,8%. Capital Adequacy Ratio (CAR) pada tahun 2008 memiliki rata-rata yaitu sebesar 15,595%. Pada tahun 2009, Bank Panin menjadi urutan tertinggi dengan nilai CAR sebesar 21,79%. Bank Permata dengan nilai CAR sebesar 12,16% menjadi urutan terendah. Rata-rata CAR pada tahun 2009 yaitu sebesar 15,9%. Bank Negara Indonesia tahun 2010 berada di urutan tertinggi dengan nilai CAR sebesar 18,63%. Bank Maybank menjadi urutan terendah dengan nilai CAR sebesar 12,51%. Rata-rata CAR pada tahun 2009 yaitu sebesar 14,635%. Pada tahun 2011, Bank Negara Indonesia menjadi urutan tertinggi kembali dengan nilai CAR sebesar 17,63%. Bank Maybank dengan nilai CAR sebesar 11,83% menjadi urutan terendah. Rata-rata CAR pada tahun 2011 yaitu sebesar 14,877%. Pada tahun 2012, Bank Danamon menjadi urutan tertinggi dengan nilai CAR sebesar 18,38%. Bank Central Asia dengan nilai CAR sebesar 14,24% menjadi urutan terendah. Rata-rata CAR yaitu sebesar 15,787%. Kemudian pada tahun 2013, di urutan tertinggi masih Bank Danamon dengan nilai sebesar 17,86%. Posisi terendah ada Bank Maybank dengan nilai CAR sebesar 12,76%. Rata-rata CAR pada tahun 2009 yaitu sebesar 15,387%. Pada tahun 2014, Bank Rakyat Indonesia menjadi urutan pertama dengan nilai CAR sebesar 18,31% sedangkan Bank Permata
- 91 -
dengan nilai CAR sebesar 13,58% menjadi urutan terendah. Rata-rata CAR pada tahun 2014 yaitu sebesar 16,128%. g. Return On Assets (ROA) Penelitian
ini
menggunakan
variabel
dependen
ROA.
Berdasarkan grafik 4.5 pada tahun 2007, ROA tertinggi dihasilkan oleh Bank Rakyat Indonesia sebesar 4,61% sedangkan ROA terendah dihasilkan oleh Bank Negara Indonesia sebesar 0,9%. Rata-rata ROA tahun 2007 yaitu sebesar 2,44%. Bank Rakyat Indonesia berada di urutan tertinggi kembali dengan nilai sebesar 4,18% pada tahun 2008. Posisi terendah ditempati oleh Bank Negara Indonesia dan Bank Cimb Niaga dengan nilai ROA sebesar 1,1%. ROA pada tahun 2008 memiliki rata-rata yaitu sebesar 2,014%. Grafik 4.5 Rasio Return On Assets (ROA) Periode Tahun 2007-2014 2007
6 5 4 3 2 1 0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen) Pada tahun 2009, Bank Rakyat Indonesia menjadi urutan tertinggi seperti dua tahun lalu dengan nilai ROA sebesar 3,73%. Bank
- 92 -
Maybank Indonesia dengan nilai ROA sebesar 0,09% menjadi urutan terendah. Rata-rata ROA pada tahun 2009 yaitu sebesar 2,06%. Berdasarkan grafik 4.5 diatas pada tahun 2010, ROA tertinggi ditempati oleh Bank Rakyat Indonesia sebesar 4,64%. Di urutan kedua Bank Central Asia sebesar 3,51%. Bank Mandiri di urutan ketiga dengan nilai sebesar 3,5%. Urutan keempat ditempati Bank Danamon sebesar 3,43% dan Bank Cimb Niaga berada di urutan kelima dengan nilai sebesar 2,66%. Bank Negara Indonesia dan Bank Tabungan Indonesia berada di urutan keenam dan ketujuh dengan nilai sebesar 2,49% dan 2,05%. Di urutan kedelapan Bank Permata dengan ROA sebesar 2 %. Kemudian urutan kesembilan dan kesepuluh ditempati Bank Panin dan Bank Maybank Indonesia sebesar 1,76% dan 0,85%. Urutan ROA pada tahun 2011 tidak jauh berbeda dengan tahun 2010 untuk urutan pertama sampai ketiga ditempati oleh Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia, dan Bank Mandiri dengan nilai sebesar 4,93%, 3,82%, dan 3,37%. Urutan keempat Bank Negara Indonesia sebesar 2,94% dan kelima ada Bank Cimb Niaga sebesar 2,78%. Bank Danamon, Bank Tabungan Negara dan Bank Permata berada di urutan keenam, ketujuh, dan kedelapan dengan nilai ROA sebesar 2,58%, 2,03%, dan 2,02%. Diurutan kesembilan Bank Panin sebesar 1,66%, sedangkan Bank Maybank Indonesia urutan kesepuluh sebesar 1,11%.
- 93 -
Pada tahun 2012 Bank Rakyat Indonesia menjadi urutan pertama dengan nilai ROA sebesar 5,15% dan Bank Central Asia urutan kedua dengan nilai sebesar 3,59%. Di urutan ketiga ada Bank Mandiri sebesar 3,55%.Urutan keempat dan kelima ditempati oleh Bank Cimb Niaga dan Bank Danamon dengan nilai sama sebesar 3,18%. Bank Negara Indonesia berada di urutan keenam sebesar 2,92%, sedangkan Bank Panin di urutan ketujuh sebesar 1,96%. Kemudian di urutan kedelapan Bank Tabungan Negara dengan nilai sebesar 1,94%. Bank Permata di urutan kesembilan sebesar 1,7%. Bank Maybank Indonesia tetap berada di urutan kesepuluh dengan nilai ROA sebesar 1,49%. Urutan pertama tahun 2013 ada Bank Rakyat Indonesia sebesar 5,03% dan Bank Central Asia sebesar 3,84%. Urutan ketiga dengan ROA sebesar 6,18% ditempati Bank Mandiri. Urutan keempat ada Bank Negara Indonesa dengan sebesar 3,36%. Bank Cimb Niaga dengan nilai sebesar 2,76% urutan kelima dan Bank Danamon menjadi urutan keenam sebesar 2,75%. Bank Panin Masih bertengger urutan ketujuh sebesar 1,85% dan urutan kedelapan ada Bank Tabungan Negara dengan nilai sebesar 1,79%. Di urutan kesembilan ada Bank Maybank Indonesia sebesar 1,71% dan terakhir Bank Permata sebesar 1,55%. Selajutnya tahun 2014 urutan pertama Bank Rakyat Indonesia sebesar 4,74%, sedangkan Bank Central Asia di urutan kedua sebesar - 94 -
3,86%. Bank Mandiri dan Bank Negara Indoonesia urutan ketiga dan keempat dengan nilai ROA sebesar 3,57% dan 3,49%. Bank Danamon urutan kelima dengan nilai sebesar 3,14%. Di urutan keenam Bank Panin sebesar 1,79% dan Bank Cimb Niaga di urutan ketujuh dengan nilai ROA sebesar 1,44%. Bank Permata berada di urutan kedelapan sebesar 1,16%, sedangkan urutan kesembilan Bank Tabungan Negara dengan nilai sebesar 1,12%. Posisi terakhir Bank Maybank Indonesia dengan nilai sebesar 0,67%.
4. Analisis Data dan Pembahasan Pemilihan penggunaan data panel ada tiga pendekatan yaitu Commond Effect, Fixed Effect dan Random Effect. Commond Effect atau OLS tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu, diasumsikan bahwa prilaku data antara perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Fixed Effect atau FE merupakan suatu model yang dapat menunjukan perbedaan kontanta antaraobjek, meskipun dengan koefisien regresor yang sama maksudnya bahwa satu objek, memiliki konstanta yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu. Sedangkan Random Effect untuk mengatasi kelemahan metode efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami ketidakpastian dan yang tidak menggunakan variabel semu, menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antara waktu dan antara objek.
- 95 -
Untuk memilih model yang digunakan pendekatan Commond Effect atau Fixed Effect digunakan uji chow. Uji Hausman digunakan untuk memilih pendekatan Fixed Effect atau Random Effect.
Tabel 4.5 Regresi Data Panel
Variable C BOPO NIM NPL LDR ROE CAR Prob (F-statistic)
OLS Coefficient -1.348.454 -0.499812 1.573.929 -0.367246 -0.227178 1.119.893 0.470805
Prob. 0.5594 0.0994 0.0000 0.0017 0.5542 0.0000 0.2712
MODEL FEM REM Coefficient Prob. Coefficient -5.834.965 0.0019 -4.462.702 -0.054770 0.6880 -0.210446 1.545.125 0.0000 1.352.446 -0.447633 0.0006 -0.542665 0.765991 0.0117 0.515671 0.729026 0.0000 0.819202 0.268392 0.1666 0.474222
Prob. 0.0757 0.3869 0.0001 0.0001 0.2054 0.0000 0.1702
0.000000
0.000000
0.000000
Adjusted R0.775368 squared (R2) Sumber: Data diolah Peneliti
0.954937
0.587536
Pendekatan Commond Effect, Fixed Effect dan Random Effect dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 menunjukan probabilitas statistik (F hitung) ketiga pendekatan nilainya sama sebesar 0,000000. Nilai adjused R. Squared (R2) ketiganya berbeda, Random Effect msmiliki nilai R2 terendah sebesar 0,587536, Commond Effect
berada di urutan kedua
sebesar 0,775368 dan pendekatan yang tertinggi Fixed Effect dengan nilai R2 sebesar 0,954937.
- 96 -
a. Uji Chow Uji Chow merupakan uji yang digunakan untuk memilih pendekatan Commond Effect atau Fixed Effect yang paling tepat untuk megestimasi data panel. Dasar penolakan terhadap hipotesis yakni membandingkan perhitungan F-statistik dengan F-tabel. Perbandingan F hitung > F tabel, maka hipotesis H0 ditolak yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah model Fixed Effect. Sedangkan jika F hitung < F tabel, maka hipotesis H0 diterima yang berarti model yang digunakan adalah pooled least square Effect atau common effect model. Berikut ini hasil uji chow untuk memilih antara model common effect atau fixed effect.
Tabel 4.6 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic
d.f.
Prob.
8.879128
(9,64)
0.0000
64.825598
9
0.0000
Sumber : data diolah penelliti
Dari data di atas, nilai prioritas F-Statistik model penelitian adalah 0,0000, dengan demikian model data panel yang digunakan antara Commond Effect atau Fixed Effect karena nilai kritis tabel F α =
- 97 -
5%, maka H0 ditolak. Selanjutnya jika dalam uji chow menyimpulkan menggunakan
Fixed
Effect,
maka perlu dilakukan pengujian
selanjutnya yaitu uji Hausman.
b. Uji Hausman Uji Hausman adalah pengujian statistik untuk memilih model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan. Menurut Menurut para ahli ekonometri jika data panel jumlah waktu lebih besar dibandingkan variabel maka disarankan menggunakan Fixed Effect dan sebaliknya.
Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Test Summary
Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f.
Cross-section random
18.303520
6
Prob. 0.0055
Sumber : data diolah penelliti
Dari hasil di atas, dapat dilihat profitabilitasnya 0,0055 maka nilai profitabilitas lebih kecil dari tingkat signifikasi α = 5%. Hasil uji hausman menyimpulkan metode data panel yang tepat digunakan antara Fixed Effect atau Random Effect adalah Fixed Effect.
- 98 -
5. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Nilai α = 0,1 jika p-value lebih kecil dari α, maka H0 ditolak dan sebaliknya jika p-value lebih besar dari α, maka H0 diterima (Shochrul,dkk, 2011:43). Dari hasil grafik histogram 4.6 menunjukan nilai jarquer-ber sebesar 0,431119 yang berarti lebih kecil dari 2, dan nilai profitabilitasnya 0,806090 lebih besar dari 0,1, maka disimpulkan bahwa H0 diterima dan data yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji normalitas.
Grafik 4.6 Hasil Uji Normalitas 8
Series: Standardized Residuals Sample 2007 2014 Observations 80
7 6 5 4 3 2 1
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-2.08e-17 -0.002736 0.714944 -0.682356 0.313876 -0.014049 2.641467
Jarque-Bera Probability
0.431119 0.806090
0 -0.6
-0.4
-0.2
-0.0
0.2
0.4
0.6
Sumber : data diolah penelliti
b. Uji Multikolinieritas Multikoliniearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau tidak pasti, di antara beberapa variabel atau semua - 99 -
variabel yang mejelaskan dari model regresi. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variabel bebas jika koefisien kolerasi di antara masingmasing variabel lebih besar dari 0,8, maka terjadi multikolinearitas (Shochrul, dkk, 2009). Jika nilai F hitung lebih besar dari F krisis, maka model mengandung unsur multikolinearitas. Apabila F hitung lebih kecil dari F krisis, maka model tidak mengandung unsur multikolinearitas.
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolineritas BOPO
NIM
NPL
LDR
ROE
CAR
BOPO
1.000000
-0.182321 0.063321 0.426668 -0.366676 -0.293231
NIM
-0.182321
1.000000 0.019430 -0.019270 0.343728 0.019271
NPL
0.063321
0.019430 1.000000 0.280613 -0.351230 0.144768
LDR
0.426668
-0.019270 0.280613 1.000000 -0.261106 0.005292
ROE
-0.366676
0.343728 -0.351230 -0.261106 1.000000 -0.039536
CAR
-0.293231
0.019271 0.144768 0.005292 -0.039536 1.000000
Sumber : data diolah penelliti
Tabel 4.8 menujukan matrik korelasi bahwa hubungan antara variabel independennya semua di bawah 0,8 sehingga dapat di simpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdapat masalah multikolinearitas.
- 100 -
c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana semua gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki varians yang sama ((Shochrul, dkk, 2009). Nilai profitabilitasnya > α 5%, maka data tersebut tidak mengandung
masalah
heteroskedastisitas
dan
sebaliknya
jika
profitabilitasnya < α 5%, maka data tersebut terdapat masalah heteroskedastisitas. Dalam uji heteroskedastisitas peneliti mengunakan uji glejser, dibawah ini hasil dari uji glejser:
Tabel 4.9 Hasil Uji Glejser Variable
Coefficient Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
-8.181304
7.923672 -1.032514
0.3057
BOPO
-0.155811
0.526531 -0.295919
0.7682
NIM
1.407902
1.112035
1.266060
0.2101
NPL
0.861017
0.445126
1.934322
0.0575
LDR
0.959908
1.269659
0.756036
0.4524
ROE
0.307814
0.279264
1.102231
0.2745
CAR
0.756960
0.784841
0.964475
0.3384
Sumber : data diolah penelliti
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua variabel memiliki profitabilitas diatas 5% atau 0,05. Kesimpulan dapat diambil bahwa keseluruan variabel telah lolos uji heteroskedastisitas atau tidak ada masalah heteroskedastisitas.
- 101 -
d. Uji Autokolerasi Panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa dilihat pada buku panduan relevan. Namun demikian, secara umum bisa diambil patokan: 1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada korelasi positif 2) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada korelasi 4) Angka D-W diatas+-2 berarti ada korelasi negatif (Singgih Santoso, 2010). Hasil uji autokorelasi dapat terlihat di tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Autokolerasi Weighted Statistics R-squared
0.963494
Mean dependent var
3.669425
Adjusted R-squared
0.954937
S.D. dependent var
2.377176
S.E. of regression
0.348724
Sum squared resid
7.782936
F-statistic
112.6078
Durbin-Watson stat
1.512195
Prob(F-statistic)
0.000000
Sumber : data diolah penelliti
Berdasarkan tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa hasil regresi dari nilai Durbin – Watson statistik sebesar 1,512195, maka model regresi ini tidak terdapat gejala autokorelasi karena nilai D-W diantara -2 dan +2 atau -2 < 1,512195 > +2.
- 102 -
6. Uji Signifikasi a. Uji Persial (Uji t) Uji t digunakan untuk menguji signifikan pengaruh masingmasing variabel indenpenden secara persial terhadap variabel dependen.Uji t ini dilakukan dengan membandingkan nilai hasil uji T statistik dengan uji T tabel. Jika menolak H0 atau menerima Ha berarti secara statistik variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen dan jika menerima H0 atau menolak Ha berarti secara statistik variabel independen tidak signifikasi mempengaruhi variabel dependen (Widarjono,2010). Uji t dilakukan dengan menggunakan uji satu sisi (one tail test) dengan α = 5%, maka diperoleh t-tabel sebagai berikut: T-tabel = α ; df = ( n – k ) ? = 5%; df = (80 – 7 ) = 0,05 ; df = 73 = 1,671 Tabel 4.11 Hasil Uji T Dependent Variable: ROA Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 03/20/16 Time: 09:18 Sample: 2007 2014 Periods included: 8
- 103 -
Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 80 Linear estimation after one-step weighting matrix Variable
Coefficient Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
-5.834965
1.801492 -3.238963
0.0019
BOPO
-0.054770
0.135768 -0.403408
0.6880
NIM
1.545125
0.258515
5.976935
0.0000
NPL
-0.447633
0.124176 -3.604830
0.0006
LDR
0.765991
0.295234
2.594521
0.0117
ROE
0.729026
0.093444
7.801715
0.0000
CAR
0.268392
0.191822
1.399173
0.1666
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared
0.963494
Mean dependent var
3.669425
Adjusted R-squared
0.954937
S.D. dependent var
2.377176
S.E. of regression
0.348724
Sum squared resid
7.782936
F-statistic
112.6078
Durbin-Watson stat
1.512195
Prob(F-statistic)
0.000000 Unweighted Statistics
R-squared
0.901233
Mean dependent var
2.515125
Sum squared resid
10.00674
Durbin-Watson stat
1.237882
Sumber : data diolah penelliti
- 104 -
Berdasarkan tabel 4.11 di atas maka dapat di analisis sebagai berikut: 1) Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Dari hasil perhitungan uji secara persial BOPO diperoleh nilai t-hitung sebesar -0,403408 dengan nilai signifikansi sebesar 0,6880. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung -0,403408 lebih kecil dari ttabel sebesar 1,671. Ini menunjukan variabel beban operasional pendapatan operasional (BOPO) tidak memiliki pengaruh terhadap return on assets. Hal ini dapat di interperestasikan bahwa kenaikan BOPO sebesar 1 persen, maka ROA tidak akan mengalami penurunan -0,403408 persen dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.
2) Net Interst Margin (NIM) Dari hasil perhitungan uji secara persial NIM diperoleh nilai t-hitung sebesar 5,976935 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0000. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung 5,976935 lebih besar dari ttabel sebesar 1,671, maka hipotesisnya return on assets berpengaruh secara positif terhadap NIM. Tanda positif yang dihasilkan dapat diinterpretasikan bahwa kenaikan NIM sebesar
- 105 -
1%, maka ROA mengalami peningkatan sebesar 5,976935% dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.
3) Non Performing Loan (NPL) Dari hasil perhitungan uji secara persial NPL diperoleh nilai t-hitung sebesar -3,60483 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0006. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung -3,60483 lebih kecil dari ttabel sebesar 1,671, maka hipotesisnya return on assets berpengaruh secara negatif terhadap NPL. Tanda negatif yang dihasilkan dapat diinterpretasikan bahwa jika NPL mengalami kenaikan sebesar 1%, maka ROA akan mengalami penurunan sebesar 3,60483% dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.
4) Loan To Deposito Ratio (LDR) Dari hasil perhitungan uji secara persial LDR diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,594521 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0117. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung 2,594521 lebih besar dari ttabel sebesar 1,671, maka hipotesisnya return on assets berpengaruh secara positif terhadap LDR. Tanda positif yang dihasilkan dapat diinterpretasikan bahwa kenaikan LDR sebesar
- 106 -
1%, maka ROA mengalami peningkatan sebesar 2,594521% dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.
5) Return On Equty (ROE) Dari hasil perhitungan uji secara persial ROE diperoleh nilai t-hitung sebesar 7,801715 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0000. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung 7,801715 lebih besar dari ttabel sebesar 1,671, maka hipotesisnya return on assets berpengaruh secara positif terhadap ROE. Tanda positif yang dihasilkan dapat diinterpretasikan bahwa kenaikan ROE sebesar 1%, maka ROA mengalami peningkatan sebesar 7,801715% dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.
6) Capital Adequacy Ratio (CAR) Dari hasil perhitungan uji secara persial CAR diperoleh nilai t-hitung sebesar 1,399173 dengan nilai signifikansi sebesar 0,1666. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung 1,399173 lebih kecil dari ttabel sebesar 1,671. Ini menunjukan variabel capital adequacy ratio tidak memiliki pengaruh terhadap return on assets.. Hal ini dapat di interperestasikan bahwa kenaikan CAR sebesar 1%, maka
- 107 -
ROA tidak akan mengalami peningkatan sebesar 1,399173% dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.
b. Uji Simultan (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel bebas secara simultan atau tidak. Dalam pengambilan keputusan apakah menerima H0 atau menolak H0 bisa dilihat dari besarnya probabilitas yang menunjukan besarnya
α.
Dari
perhitungan
Eviews
dapat
dilihat
bahwa
probabilitasnya sangat kecil yaitu 0,0000% sehingga keputusan adalah menolak H0 atau menerima Ha (Widarjono, 2009:70). Tabel 4.12 Hasil Uji F Weighted Statistics R-squared
0.963494
Mean dependent var
3.669425
Adjusted R-squared
0.954937
S.D. dependent var
2.377176
S.E. of regression
0.348724
Sum squared resid
7.782936
F-statistic
112.6078
Durbin-Watson stat
1.512195
Prob(F-statistic)
0.000000
Sumber : data diolah penelliti
Berdasarkan tabel 4.12 di atas diperoleh bahwa F-hitung sebesar 112,6078, sehingga nilai F-tabel dengan numerator (6) dan denominator (74) pada α = 5% adalah 2,22. F-hitung lebih besar dari
- 108 -
F-tabel (112,6078 > 2,22) dan nilai profitabilitas F statistik sebesar 0,000000 lebih kecil dari tingkat signifikasi 5%. Kesimpulannya bahwa
H0 ditolak yang berarti variabel independen yaitu BOPO,
NIM, NPL, LDR, ROE dan CAR secara signifikasi berpegaruh secara simultan terhadap variabel dependen.yaitu kinerja keuangan bank (ROA)
c. Uji Koefesien Determinasi (R2) Dalam penelitian determinasi (R2) dari hasil regresi berganda menunjukan seberapa besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya . Berdasarkan tabel 4.12 menyatakan bahwa nilai adjusted Rsquare sebesar 0,954937 atau 95,49% yang menunjukan bahwa kemampuan variabel BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR dalam mempengaruhi variabel kinerja keuangan bank (ROA) adalah sebesar 95,49%, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar model sebesar 4,51%.
7. Uji Analisis Regresi Data Panel Berikut ini hasil dari regresi data panel dengan menggunakan uji terpilih model fixed effect :
- 109 -
Tabel 4.13 Hasil Regresi Model Fixed Effect Dependent Variable: ROA Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 03/20/16 Time: 09:18 Sample: 2007 2014 Periods included: 8 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 80 Linear estimation after one-step weighting matrix Variable
Coefficient Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
-5.834965
1.801492 -3.238963
0.0019
BOPO
-0.054770
0.135768 -0.403408
0.6880
NIM
1.545125
0.258515
5.976935
0.0000
NPL
-0.447633
0.124176 -3.604830
0.0006
LDR
0.765991
0.295234
2.594521
0.0117
ROE
0.729026
0.093444
7.801715
0.0000
CAR
0.268392
0.191822
1.399173
0.1666
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared
0.963494
Mean dependent var
3.669425
Adjusted R-squared
0.954937
S.D. dependent var
2.377176
S.E. of regression
0.348724
Sum squared resid
7.782936
- 110 -
F-statistic
112.6078
Prob(F-statistic)
0.000000
Durbin-Watson stat
1.512195
Unweighted Statistics R-squared
0.901233
Mean dependent var
2.515125
Sum squared resid
10.00674
Durbin-Watson stat
1.237882
Sumber : data diolah penelliti (Signifikasi pada α = 5%)
Berdasarkan uji Chow dan uji Hausman, model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fixed Effect Model (FE). Selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik, dan hasil estimasi model penelitian tersebut dapat membentuk sebagai berikut : ROA= − 5,834965 + 1,545125 NIM – 0,447633 NPL + 0.765991 LDR +0.729026 ROE Berdasarkan
persamaan
regresi
di
atas,
maka
dapat
diinterprestasikan sebagai berikut: a. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Variabel BOPO memiliki probabilitas t-statistik sebesar 0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,6880 (α=5%) dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H1 yaitu BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA. Mengindikasikan bahwa perusahaan tidak menggunakan teknologi dengan baik sehingga banyak menggunkan kertas dalam operasinya.
Hasil penelitian ini
didukung oleh Muh. Sabir M, Dkk (2012) yang menyatakan bahwa BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA.
- 111 -
b. Net Interst Margin (NIM) Variabel
NIM
memiliki
probabilitas
t-statistik
sebesar
0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,0000 (α=5%) dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H0 yaitu NIM berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien dari variabel NIM memiliki arah yang positif sebesar 1,545125. Nilai ini menunjukan bahwa setiap peningkatan 1% pada NIM, maka ROA mengalami
peningkatan
sebesar
1,545125%.
Mengindikasikan
semakin tinggi nilai NIM maka semakin besar pendapatan bersih yang diperoleh oleh bank. Meningkatnya pendapatan bunga hasil bank secara tidak langsung akan meningkatkan ROA bank, kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Penelitian ini didukung penelitian Mulatsih (2014) dan Anne Maria (2015) yang menunjukan bahwa NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. c. Non Performing Loan (NPL) Variabel
NPL
memiliki
probabilitas
t-statistik
sebesar
0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,0006 (α=5%) dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H0 yaitu NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien dari variabel NPL memiliki arah yang negatif sebesar -0,447633. Peningkatan NPL akan mempengaruhi kinerja bank karena semakin tinggi NPL maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang
- 112 -
menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalm operasioalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan ROA. Nilai ini menunjukan bahwa setiap peningkatan 1% pada NPL, maka ROA mengalami menurunkan sebesar -0,447633%. Hasil penelitian ini didukung penelitian Mulatsih (2014), Kalopo T. Funso, Dkk (2012), dan Muh. Sabir M, Dkk (2012) yang menunjukan bahwa NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. d. Loan To Deposito (LDR) Variabel
LDR
memiliki
probabilitas
t-statistik
sebesar
0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,0117 (α=5%) dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H0 yaitu LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien dari variabel LDR memiliki arah yang positif sebesar 0,765991. Nilai ini menunjukan bahwa setiap peningkatan 1% pada LDR, maka ROA mengalami menaikkan sebesar 0,765991%. Mengindikasikan bahwa semakin tinggi dana masyarakat dihimpun dan dapat menyalurkan kredit secara tepat maka akan meningkatkan ROA sehingga bank dapat menjalankan fungsinya sebagai intermediasi (perantara) dengan baik. Hasil penelitian ini didukung penelitian Muh. Sabir M, Dkk (2012), dan Listyorini Wahyu Widati (2012) yang menunjukan bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
- 113 -
e. Return On Equty (ROE) Variabel
ROE
memiliki
probabilitas
t-statistik
sebesar
0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,0000 (α=5%) dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H0 yaitu ROE berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien dari variabel ROE memiliki arah yang positif sebesar 0,729026. Nilai ini menunjukan bahwa setiap peningkatan 1% pada ROE, maka ROA mengalami meningkatkan sebesar 0,729026%. ROE mengindikasikan bahwa semakin tinggi Ratio On Equity (ROE), maka bank semakin baik mengolah modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Hasil penelitian ini didukung penelitian Mulatsih (2014) yang menunjukan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. f. Capital Adequacy Ratio (CAR) Variabel
CAR
memiliki
probabilitas
t-statistik
sebesar
0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,1666 (α=5%) dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H1 yaitu CAR tidak berpengaruh terhadap ROA. Hal ini dikarenakan bank tidak menggunakan modalnya untuk meningkatkan profitabilitasnya. Hasil penelitian ini didukung oleh Anne Maria (2015)
yang
menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA.
- 114 -
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Penelitia ini mencoba untuk meneliti bagaimana pengaruh Efisiensi Operasional (BOPO), Risiko Pasar (NIM), Risiko Kredit (NPL dan LDR), Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Assets (ROA) sebagai proksi kinerja keuangan bank umum nasional berdasarkan aset tahun 2014. Adapun hasil analisis adalah sebagai berikut: 1) Hasil uji regresi data panel dengan menggunakan Fixed effect model dari semua variabel independen yang telah diuji terhadap variabel dependen menunjukan variabel NIM, LDR dan ROE memiliki pengaruh positif dan singnifikan terhadap ROA. Variabel NPL memiliki pengaruh negatif dan singnifikan terhadap ROA, kemudian variabel BOPO dan CAR tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. 2) Hasil
determinasi
(adjusted
R-square)
menunjukkan
bahwa
kemampuan variabel independen (BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE dan CAR) dalam mempegaruhi variabel dependen (ROA) sebesar 95,49%. Sisanya sebesar 4,51% menunjukan Return on Assets dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat oleh model. 3) Dari ke variabel independen (BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE dan CAR) yang paling mempengaruhi variabel dependen (ROA) yaitu variabel NIM sebesar 1, 545125%.
- 115 -
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat beberapa implikasi yang mungkin bermanfaat, sebagai berikut: 1) Bagi Manajemen Bank Untuk dapat meningkatkan kinerja keuangan bank, maka sektor perbankan diharapkan dapat mengendalikan aset dan memperhatikan likuiditas bank dengan menyediakan dana yang cukup dalam operasional perusahaan dan dapat memanfaatkan dengan maksimal sehingga dapat meningkatkan laba kemudian kinerja bank pun akan lebih baik. 2) Bagi Investor Membuat
keputusan
investasi
pada
bank
perlu
mempertimbangkan faktor-faktor lain selain kebijakan moneter. Beberapa faktor yang dapat dijadikan pertimbangan dalam investasi antara lain efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit, return on equity , dan capital adequacy ratio, sehingga investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi. 3) Bagi Peneliti Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan bahan referansi untuk penelitian selanjutnya. C. Saran Peneliti berikan beberapa saran bagi peneliti selanjutnya akan melakukan penelitian sejenis:
- 116 -
1) Rekomendasi untuk pengembangan penelitian dimasa mendatang agar mengembangkan variabel dan perluas sampel penelitian dan lebih mengembangkan hipotesis-hipoesis baru untuk mengukur kinerja keuangan bank. 2) Menggunakan data yang lebih akurat dengan jumlah data yang lebih banyak dan dengan rentan waktu yang lebih panjang serta laporan keuangan terbaru agar memungkinkan hasil penelitian lebih baik. 3) Menggunakan metode dan alat uji yang lebih lengkap, akurat dan terbaru sehingga diperoleh kesimpulan yang lebih valid.
- 117 -
DAFTAR PUSTAKA Ajija, Shochrul Rohmatul, et. all. “Cara Cerdas Menguasai Eviews”. Salemba Empat. Jakarta, 2011. Alkhatib, Akram. “Financial Performance of Palestinian Commercial Bank”. International Journal of Business and Social Science volume 3, nomor 3, 2012. Amidu, Mohammed. Hinson, Robert. “Credit Risk, Capital Structure And Lending
Decisions Of Banks In Ghana”. Journal Banks and Bank System volume 1, Issue 1, 2006. Arafat, Wilson. ”Manajemen Perbankan Indonesia, teori dan implementasi”. Pustaka LP3ES. Jakarta, 2006. Boone, dan Kurtz. “Contemporary Business Pengantar Bisnis Kontemporer Buku 1”. Salemba Emapat. Jakarta. 2008. “Contemporary Business Pengantar Bisnis Kontemporer Buku 2”. Salemba Emapat. Jakarta. 2008. Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Ghalia Indonesia. Jakarta, 2001. Direktori Perbankan Indonesia 2004. Direktori Perbankan Indonesia 2005. Direktori Perbankan Indonesia 2006. Direktori Perbankan Indonesia 2007. Direktori Perbankan Indonesia 2008.
Ebert RJ & Graffin RW. “Business Assentials, International Adition, Third Edition”. Prentice Hall. New Jersey, 2000.
- 118 -
Ismail. “Akuntansi Bank : teori dan aplikasi dalam rupiah”. Kencana. Jakarta, 2011. Mishkin, Frederic S. “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan”. Salemba Empat. Jakarta. 2008.
. “The Economics of Money, Banking, and Financial Markets”. Pearson Education Inc. New York. 2007. Mishkin, F & Serletis, A. “The Economics of Money, Banking, and Financial Markets”. Pearson Addison Wesley. Toronto. 2011. Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/ 15 /Pbi/2008 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liability Management, edisi empat”. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta 2006. Rodoni, Ahmad, et. all. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Tanggerang, 2010. Sekaran, Uma. “Research Methods for Business, edisi empat”. Salemba Empat. Jakarta, 2003. Suliyanto. “Ekonometrika Terapan, teori dan aplikasi dengan SPSS”. CV. Andi Offset. Yogyakarta, 2011. Statistik Perbankan Indonesia 2008. Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan. Available at: http://www.bi.go.id Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”. Unit Penerbitan dan Percetakan STIM YKPN. Yogyakarta, 2007.
- 119 -
www.bi.go.id www.ojk.go.id www.bankirnews.com http://iknow.apb-group.com/debt-to-total-asset-ratio/#more-771 2012 oleh Arief Tegar Laksono
- 120 -
3
September
TABEL LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Tahunan 10 Bank
obs 1 - 07 1 - 08 1 - 09 1 - 10 1 - 11 1 - 12 1 - 13 1 - 14 2 - 07 2 - 08 2 - 09 2 - 10 2 - 11 2 - 12 2 - 13 2 - 14 3 - 07 3 - 08 3 - 09 3 - 10 3 - 11 3 - 12 3 - 13 3 - 14 4 - 07 4 - 08 4 - 09 4 - 10 4 - 11 4 - 12 4 - 13 4 - 14 5 - 07 5 - 08 5 - 09 5 - 10 5 - 11
ROA 4.610000 4.180000 3.730000 4.640000 4.930000 5.150000 5.030000 4.740000 2.300000 2.500000 3.130000 3.500000 3.370000 3.550000 3.660000 3.570000 3.300000 3.400000 3.400000 3.510000 3.820000 3.590000 3.840000 3.860000 0.900000 1.100000 1.720000 2.490000 2.940000 2.920000 3.360000 3.490000 2.490000 1.100000 2.110000 2.660000 2.780000
BOPO 4.245634 4.285653 4.352340 4.260706 4.200055 4.093177 4.103965 4.180063 3.068053 3.165475 4.258728 4.196149 4.207971 4.157789 4.133726 4.174080 4.149464 4.201703 4.229458 4.176232 4.108740 4.133726 4.119362 4.134046 4.532599 4.502029 4.441003 4.330602 4.284689 4.262539 4.206482 4.245347 4.362334 4.480287 4.418117 4.345881 4.334935
NIM 2.385086 2.320425 2.212660 2.376764 2.259678 2.130610 2.145931 2.141242 1.648659 1.704748 1.646734 1.684545 1.665818 1.719189 1.736951 1.781709 1.808289 1.887070 1.856298 1.665818 1.736951 1.717395 1.821318 1.876407 1.609438 1.840550 1.793425 1.754404 1.796747 1.780024 1.809927 1.824549 1.805005 1.738710 1.888584 1.860975 1.731656
NPL 1.235471 1.029619 1.211941 1.022451 0.832909 0.576613 0.438255 0.524729 1.974081 1.547563 0.963174 0.792993 0.779325 0.553885 0.470004 0.506818 -0.223140 -0.510830 -0.356670 -0.446290 -0.713350 -0.967580 -0.820980 -0.510830 2.104134 1.589235 1.543298 1.453953 1.283708 1.043804 0.774727 0.672944 1.108563 0.916291 1.118415 0.928219 0.985817
- 121 -
LDR 4.231204 4.381151 4.392967 4.319752 4.333361 4.380150 4.483454 4.402809 3.994524 4.080922 4.080077 4.181134 4.271793 4.352340 4.418479 4.406963 3.775057 3.985273 3.917408 4.010238 4.121798 4.228438 4.322144 4.340814 4.104295 4.228293 4.159820 4.250636 4.253767 4.350536 4.446174 4.475175 4.373238 4.475517 4.556190 4.468548 4.529692
ROE 3.454422 3.540959 3.561614 3.780319 3.749269 3.654805 3.529591 3.441059 2.760010 2.895912 3.095578 3.499231 3.241420 3.304319 3.307253 3.250762 3.391147 3.407842 3.459466 3.505557 3.511545 3.414443 3.337547 3.238678 2.079442 2.197225 2.791165 3.206803 2.998728 2.995232 3.112181 3.162940 3.024320 2.089392 2.786861 3.171365 3.100092
CAR 2.762538 2.578701 2.580217 2.621766 2.705380 2.830268 2.832625 2.907447 3.049273 2.753661 2.736314 2.592265 2.730464 2.739549 2.703373 2.809403 2.954910 2.760010 2.727853 2.602690 2.545531 2.656055 2.751110 2.824944 2.753661 2.602690 2.623218 2.924773 2.869602 2.813611 2.714032 2.786245 2.867899 2.747271 2.609334 2.585506 2.571849
5 - 12 5 - 13 5 - 14 6 - 07 6 - 08 6 - 09 6 - 10 6 - 11 6 - 12 6 - 13 6 - 14 7 - 07 7 - 08 7 - 09 7 - 10 7 - 11 7 - 12 7 - 13 7 - 14 8 - 07 8 - 08 8 - 09 8 - 10 8 - 11 8 - 12 8 - 13 8 - 14 9 - 07 9 - 08 9 - 09 9 - 10 9 - 11 9 - 12 9 - 13 9 - 14 10 - 07 10 - 08 10 - 09 10 - 10 10 - 11 10 - 12 10 - 13 10 - 14
3.180000 2.760000 1.440000 1.900000 1.700000 1.390000 2.000000 1.660000 1.700000 1.550000 1.160000 2.400000 1.500000 1.780000 3.430000 2.580000 3.180000 2.750000 3.140000 3.140000 1.750000 1.780000 1.760000 2.020000 1.960000 1.850000 1.790000 1.920000 1.800000 1.470000 2.050000 2.030000 1.940000 1.790000 1.120000 1.440000 1.110000 0.090000 0.850000 1.110000 1.490000 1.710000 0.670000
4.272491 4.301223 4.475745 4.440296 4.487512 4.490657 4.430817 4.447580 4.420406 4.442534 4.497585 3.869116 3.990834 4.459682 4.395313 4.373490 4.317888 4.377893 4.338728 3.830596 3.863043 4.434026 4.424727 4.385271 4.366151 4.379273 4.417394 4.453067 4.456438 4.480627 4.411464 4.403666 4.391234 4.409034 4.490769 4.567261 4.550503 4.631228 4.539778 4.523418 4.474036 4.435093 4.532922
1.769855 1.675226 1.678964 1.945910 1.824549 1.740466 1.609438 1.635106 1.615420 1.439835 1.289233 2.341806 2.406945 2.166765 2.231089 2.068128 2.157559 2.135349 1.989243 1.759581 1.551809 1.560248 1.523880 1.534714 1.432701 1.408545 1.342865 1.699279 1.625311 1.536867 1.790091 1.750937 1.763017 1.693779 1.497388 1.644805 1.720979 1.780024 1.745716 1.625311 1.640937 1.597365 1.560248
0.845868 0.802002 1.360977 1.526056 1.252763 1.118415 1.098612 0.712950 0.314811 0.019803 0.530628 0.832909 0.832909 1.534714 1.178655 0.996949 0.963174 0.708036 0.904218 1.118415 1.467874 1.147402 1.472472 1.269761 0.524729 0.756122 0.717840 1.398717 1.163151 1.211941 1.181727 1.011601 1.408545 1.398717 1.388791 0.708036 0.693147 0.883768 1.128171 0.760806 0.530628 0.746688 0.802002
- 122 -
4.554298 4.548494 4.599756 4.477337 4.404277 4.506896 4.465908 4.419563 4.494462 4.491329 4.490096 4.478473 4.458988 4.485936 4.541378 4.588329 4.610854 4.554508 4.528289 4.525694 4.368561 4.294697 4.307034 4.386517 4.482550 4.474036 4.505460 4.525911 4.623305 4.617988 4.686013 4.630448 4.614130 4.648421 4.690063 4.477450 4.460491 4.358118 4.421007 4.487062 4.469809 4.466368 4.529045
3.153163 2.948116 2.199444 2.895912 2.517696 2.610070 3.126761 2.764431 2.864484 2.752386 2.498974 3.131137 2.681022 2.415914 2.844909 2.895912 2.782539 2.675527 2.149434 2.637628 2.318458 2.341806 2.452728 2.683074 2.732418 2.678278 2.571849 3.029167 2.977568 2.676215 2.806990 2.870736 2.903069 2.775709 2.366498 2.466403 2.100469 -0.274440 1.918392 2.214846 2.759377 2.783776 1.795087
2.713369 2.731767 2.745988 2.587764 2.379546 2.498152 2.639057 2.644045 2.763800 2.658860 2.608598 3.010621 2.734368 2.865054 2.634045 2.810607 2.911263 2.882564 2.882564 3.071767 3.011113 3.081451 2.812410 2.859340 2.685805 2.729159 2.748552 3.096934 2.781301 3.067588 2.817801 2.710048 2.873000 2.748552 2.683758 2.986187 2.971440 2.688528 2.526528 2.470639 2.551786 2.546315 2.773214
LAMPIRAN HASIL OUTPUT REGRESI PANEL
Regresi Commond Effect Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 03/20/16 Time: 07:00 Sample: 2007 2014 Periods included: 8 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 80 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C BOPO NIM NPL LDR ROE CAR
-1.348454 -0.499812 1.573929 -0.367246 -0.227178 1.119893 0.470805
2.299466 0.299511 0.262098 0.112776 0.382295 0.128701 0.424626
-0.586420 -1.668762 6.005116 -3.256417 -0.594246 8.701544 1.108750
0.5594 0.0994 0.0000 0.0017 0.5542 0.0000 0.2712
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.792429 0.775368 0.536737 21.03034 -60.07267 46.44771 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
- 123 -
2.515125 1.132468 1.676817 1.885244 1.760381 0.794231
Regresi Fixed Effect Dependent Variable: ROA Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 03/20/16 Time: 09:18 Sample: 2007 2014 Periods included: 8 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 80 Linear estimation after one-step weighting matrix Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C BOPO NIM NPL LDR ROE CAR
-5.834965 -0.054770 1.545125 -0.447633 0.765991 0.729026 0.268392
1.801492 0.135768 0.258515 0.124176 0.295234 0.093444 0.191822
-3.238963 -0.403408 5.976935 -3.604830 2.594521 7.801715 1.399173
0.0019 0.6880 0.0000 0.0006 0.0117 0.0000 0.1666
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.963494 0.954937 0.348724 112.6078 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
3.669425 2.377176 7.782936 1.512195
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.901233 10.00674
Mean dependent var Durbin-Watson stat
- 124 -
2.515125 1.237882
Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
Cross-section F Cross-section Chi-square
8.879128 64.825598
d.f.
Prob.
(9,64) 9
0.0000 0.0000
Regresi Random Effect Dependent Variable: ROA Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 03/20/16 Time: 09:16 Sample: 2007 2014 Periods included: 8 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 80 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient Std. Error
C BOPO NIM NPL LDR ROE CAR
-4.462702 -0.210446 1.352446 -0.542665 0.515671 0.819202 0.474222
t-Statistic
2.476391 -1.802100 0.241739 -0.870549 0.337008 4.013100 0.131087 -4.139748 0.403557 1.277813 0.115730 7.078587 0.342340 1.385235
Prob. 0.0757 0.3869 0.0001 0.0001 0.2054 0.0000 0.1702
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
0.348174 0.382274
Rho 0.4534 0.5466
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.618863 0.587536 0.413234 19.75533 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
- 125 -
0.910153 0.643433 12.46567 1.045772
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.726280 27.73228
Mean dependent var Durbin-Watson stat
2.515125 0.470075
Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Test Summary
Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f.
Cross-section random
18.303520
6
Prob. 0.0055
Uji Normalitas
8
Series: Standardized Residuals Sample 2007 2014 Observations 80
7 6 5 4 3 2 1
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-2.08e-17 -0.002736 0.714944 -0.682356 0.313876 -0.014049 2.641467
Jarque-Bera Probability
0.431119 0.806090
0 -0.6
-0.4
-0.2
-0.0
0.2
0.4
0.6
Uji Multikolinearitas
BOPO NIM NPL LDR ROE CAR
BOPO 1.000000 -0.182321 0.063321 0.426668 -0.366676 -0.293231
NIM -0.182321 1.000000 0.019430 -0.019270 0.343728 0.019271
NPL 0.063321 0.019430 1.000000 0.280613 -0.351230 0.144768 - 126 -
LDR 0.426668 -0.019270 0.280613 1.000000 -0.261106 0.005292
ROE CAR -0.366676 -0.293231 0.343728 0.019271 -0.351230 0.144768 -0.261106 0.005292 1.000000 -0.039536 -0.039536 1.000000
Uji Heterokedastisitas (Uji Glerser)
Dependent Variable: RESABS Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 03/20/16 Time: 09:33 Sample: 2007 2014 Periods included: 8 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 80 Linear estimation after one-step weighting matrix Variable C BOPO NIM NPL LDR ROE CAR
Coefficient Std. Error -8.181304 -0.155811 1.407902 0.861017 0.959908 0.307814 0.756960
t-Statistic
7.923672 -1.032514 0.526531 -0.295919 1.112035 1.266060 0.445126 1.934322 1.269659 0.756036 0.279264 1.102231 0.784841 0.964475
Prob. 0.3057 0.7682 0.2101 0.0575 0.4524 0.2745 0.3384
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.376280 0.230096 1.400943 2.574009 0.004550
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
1.922868 1.376320 125.6091 2.577055
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.322365 132.0689
Mean dependent var Durbin-Watson stat
- 127 -
1.592645 2.381621