STUD1 MORBIDITAS - DISABILITAS SKRT 2001 ~ . ~ r a d o n ~o 'h, . ~ . ~ r i s t a n~t .i '~, a ~ s a~r. i~' f, i f a hs.sihombing2, ', Masri M. ', ~ . ~ j a n l a l ~ MORBIDITY AND DISABILITY STUDY NHHS 2001 Abstract. Morbidity and disability study is a component of the National Household Health Survey( NHHS) 2001, which is a part of the National Health Suwey (NHS).This .study caollectrc2' heulth bc~huviour,patern of communicable und non-communicable deseases, disability, und risk,fuctors of the non-communicable deuseases. Sample ofthis study was also done LIS part qf Mother und Child Health Survey and was subsample of modul Nutiorzal Social-economic Survey or Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2001.Result of this study shower1 that the highest prevalence were diseases of oral cavity, salivary glands and jaws (K00-K14) 60 percent, however disorders of refraction and accommodution (H52), ~ ~ i s udisturbances al and blindness (H53), blindness and low vision were 30percent, and acute upper respirutory infections were 24 percent. Compared to NHHS 1995, prevalence o f infections diseases increases from 9 percerlt to I I percent; the prevalence of hypertention on 25 years old and over was increases from 8 percent to 28 percent.Disability study included body functions and structures impairments, activity and participation limitations. The prevulence of body,function impairments was 32 percent, limitation ofparticipation-activity was 14 percent, and the prevalence of structures impairments was 13 percent. Key word: nzorbidy and disability, NHHS 2001
PENDAHULI JAN
Studi morbiditas dan disabilitas merupakan bagian dari Survei Kesehatan Runiah Tangga (SKRT), yang telah dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Indonesia sehubungan dengan Survei Kesehatan Nasional (SURKESNAS) 200 1 . Studi morbiditas dan disabilitas 2001 mencakup semua aspek kesehatan dan beberapa aspek kesehatan yang berhubungan dengan kesejahteraan, dimana diagnosa pola penyakit dengan klasifikasi International Classijication o f Diseases 10 (ICDlo), dilengkapi dengan klasifikasi International Classification of Functioning Disability and Health (ICF), yang menilai
fungsi organ, struktur organ, aktivitas dan partisipasi serta keferbatasan/disabilitas yang ditimbulkan oleh kondisi kesehatan akibat penyakit yang ditimbulkan. Kombinasi dari kedua klasfikasi ini telah dilakukan dalam World Health Survey daii dapat memberikan gambaran yang lebih bermanfaat mengenai kondisi kesehatan di masyarakat. Melalui serangkaian studi dalam Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) mulai tahun 1972, tampak masih tingginya prevalensi penyakit menular, diikuti dengan mulai meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular. Hal ini berarti di Indonesia transisi epidemiologi masih terus berlangsung sebagai akibat transisi demo-
Puslitbang Ekologi Kesehatan, Badan Litbangkes 'Puslitbang Pemberantsan Penyakit, Badan Litbangkes ' 3~uslitbang Farmasi dan Obat Tradisional, Badan Litbangkes I
Bul. Penel. Kesehatan. Vo1.31. No.3. 2003: 132 - 142
grafi dan kesenjangan sosial ekonomi yang besar. Disabilitas akibat penyakit kronis atau penyakit tidak menular yang berkaitan dengan gaya hidup akan mengalami peningkatan dengan meningkatnya umur harapan hidup, sementara penyakit menular tertentu masih tetap tinggi. Studi morbiditas dan disabilitas ditujukan untuk mengetahui permasalahan di niasyarakat yang diukur secara nasional. Tujuan studi untuk mendapatkan data mengenai morbiditas, disabilitas, dan faktor risiko penyakit tidak menular, meliputi pola penyakit (menular dan tidak menular), disabilitas, faktor risiko dan pemeriksaan darah. Juga dikumpulkan data tentang sikap dan perilaku tentang hidup sehat, tetapi pada kesempatan ini akan dikemukakan prevaleiisi pola penyakit dan prevalensi disabilitas "terlebih dahulu. Hasil dari survei ini akan merupakan data dasar yang dapat digunakan untuk pengembangan kebijakan, perencanaan dan perbaikan program kesehatan sehingga dapat dilakukan lebih efektif, efisien dan tepat sasaran dalam mencapai Indonesia Sehat 2010. BAHAN DAN METODA
Penelitian merupakan survei bersifat potong lintang. Dilaksanakan terpadu dengan Studi Kesehatan Ibu dan Anak (SKIA) dan Studi Tindak Lanjut Ibu Hamil. Studi morbiditas dan disabilitas mencakup wawancara mengenai riwayat penyakit sejak lahir sampai dengan saat survei, dan keluhan penyakit satu bulan terakhir. Pemeriksaan kesehatan terhadap senlua anggota rumah tangga baik yang dikeluhkan maupun yang tidak dikeluhkan, pengambilan darah dengan tusuk jari yang dilakukan pada setiap anggota keluarga. Sampel studi morbiditas-disabilitas terintegrasi dengan sarnpel studi SKIA (survei kcsehatan ibu dan anak), yang
merupakan sub sampel modul Susenas 2001 (Sensus 2000), yang meliputi 6.272 rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang berhasil dikunjungi sebanyak 5.195 runiah tangga. Pengumpulan data dilakukan oleh dokter dan tenaga laboran yang dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Desember 200 1. Diagnosa studi morbiditas-disabilitas menggunakan klasifikasi penyakit menggunakan International ClussiJicatio~z qf' Diseases 10 (ICD- 10) dan klasifikasi disabilitas menggunakan Interrzutiorlal ClassiJication of Functioning Disubility aild Health (ICF). Alat yang digunakan adalah alat pemeriksaan standar antara lain stetoskop, tough spatel, palu reflek, senter, kaca mulut, sonde gigi, garpu tala, buku ishihara, kartu snellen, sphygmomanometer air raksa, pita ukur, uniscale, microtoise, Hemocue untuk pemeriksaan hemoglobin dan accutrend GC untuk pemeriksaan total kolesterol dan kadar gula darah puasa.
HASIL DAN PEMBAHASAN Latar belakang anggota rumah tangga Distribusi penduduk di daerah perdesaan (60 per 100 penduduk) lebih banyak dibandingkan dengan daerah perkotaan (40 per 100 penduduk). Pola penduduk berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin hampir tidak berbeda antara daerah perkotaan dengan daerah perdesaan. Tidak ada perbedaan yang berarti antara penduduk berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, dilihat dari golongan umur, daerah, kawasan, tingkat pendidikan, kecuali status perkawinan. Menurut Kawasan, Jawa Bali niasih menduduki persentase terbesar dibanding Sumatera dan Indonesia Timur. Menurut pcndidikan, terjadi kesenjangan yang cukup tinggi, yaitu masih banyak penduduk yang berpen-
didikan SD atau tidak sekolah sama sekali baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Dilihat dari status perkawinan, ada sedikit perbedaan, persentase yang belum nienikah lebih tinggi pada laki-laki dari pada perempuan, sedangkan persentase yang berstatus cerai lebih tinggi pada perempuan dibanding pada laki-laki.(Tabel 1 ).
Morbiditas Persentase penduduk yang mengeluh sakit dalam satu bulan terakhir sebesar 52
per 100 penduduk. Angka tersebut pada laki-laki lebih rendah yaitu 49 per 100 penduduk dibanding pada perempuan yaitu 54 per 100 penduduk. Dibandingkan dengan Susenas 2001 (25 per 100 penduduk) angka keluhan sakit dalam 1 bulan terakhir cukup tinggi, ha1 ini kemungkinan disebabkan karena wawancara dilakukan oleh tenaga kesehatan, sedangkan pada Susenas dilakukan oleh mantis. Namun angka tersebut sangat subjektif dan tidak dapat digunakan sebagai indikator.
Tabel 1. Distribusi Anggota Rumah Tangga Menurut Karakteristik Jenis Kelamin, Umur, Daerah Tempat Tinggal, Wilayah, Pendidikan dan Status Perkawinan, Indonesia 2001 Karakteristik O h
La ki-la ki N Weight
YO
Perempuan N Weight
Goloilgan umur (tahun) <1
1-4 5-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65+
Daerah tempat tinggal Perkotaan Pedesaan Kawasan Sumatera Jawa-Bali KT1 Pendidikan Tdk sekolah SD Tamat SD Taniat SLTP Tamat SLTA AkademiiUniv Status Perkawinan Belum Nikah Nikah Cerai
1-6 92 22,9 15,6 14,3 13,7 10,2 7,o 5s
145 853 2113 1443 1326 1266 943 645 506
1,2 8,5 20,5 16,5 17,2 14,7 10,o 63 5-1
124 855 2058 1658 1728 1471 1002. 630 515
40,4 59,6
3734 5507
41,3 58,7
4151 5889
17,6 63,7 18,7
1628 5883 1730
17,O 65,l 17,9
1706 6539 1795
10,8 333 27,5 12,9 11,8 3,5
892 2758 2270 1066 970 287
18,O 3 1,7 26,3 11,4 9,4 32
1631 2876 2380 1031 850 29 1
37.8 60,4 1,8
2702 4316 132
28,l 62,4 9,5
2250 4992 757
-
Bul. Pcncl. Kcsehatan. Vo1.31. No.3.2003: 132 - 142
Tabel 2. Prevalensi 10 Kelompok Penyakit Terbanyak, Studi Morbiditas-Disabilitas SKRT 2001 Kelompok Penyakit
Urutan
ICD- 10
Total
1
Gigi dan mulut
K00-K 14
59,9
2
Gangguan refraksi dan penglihatan
H52-H54
30,7
3
Infeksi saluran napas akut
500-522
23,6
4
D50-D89
20,3
5
Gangguan pembentukan darah dan imunitas Hiperteilsi (1 5+ tahun)
110-115
16,O
6
Penyakit saluran cerna lain
K20-K93
14,6
7
Penyakit mats lain
H00-H51, H55-H59
12,6
8
Penyakit kulit
LOO-L99
11.8
9
Penyakit sendi
10
Infeksi saluran napas kronik
Tabel 3. Prevalensi Kelompok Penyakit; Gigi dan Mulut, Refraksi Penglihatan, ISPA, Pembentukan Darah Imunitas, dan Hipertensi Menurut Karakteristik, Studi Morbiditas dan Disabilitas, SKRT 2001 Gigi Karakteristik
Refraksi
ISPA
mulut penglihatan (500-522) ( K00-K14) (H52-H54)
Da~.rah Pcrltotaan Pcrdcsaan
Pembentukan darah imunitas
Hipertensi (11 0-11 5)
N JVeig11t
59,l 60,5
30.6 30,7
22.0 24,6
16,6 22,9
16.3 16,l
1 1.395
59,9
30,7
23,6
20.3
16.2
19.280
7.885
-
'Total *.
Jumlali pcndudult Indonesia yang d~surveitidalc tcrnias~~lt Acch. Malultu dan Papna
Studi Mo~.biditas-Disahilitas.... . . . ... . . ...(Pradono et.al)
lnfeksi
Hipertensi
Sirkulasi
Endokrin
Gambar 1. Prevalensi Penyakit Infeksi, Hipertensi, Sirkulasi dan Endokrin SKRT 1995 dan 2001 Tabel 4. Prevalensi Disabilitas (Fungsi Tubuh, Struktur Organ, Partisipasi) Dan Kecacatan dari Salah Satu Kelompok pada Anggota Rumah Tangga Menurut Golongan Umur, Jenis Kelamin, Kawasan, dan Daerah, Studi Morbiditas-Disabilitas 2001 Disabilitas Karakteristik
Fungsi tubuh
Struk. organ Partisipasi FsIstruWpart (%) & aktivitas* (%)
('3'") Golongan umur (tahun) <1 1 -4 5-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65+ Jenis kelarnin Laki-laki Perempuan Kawasan Sumatera Jawa-Bali KT1 Daerah Perkotaan Pedesaan
22,9 34,s 32,8
Jumlah Sampel
(Yo)
11,3 13,2 13,3
4,1 15,3 17,6
26,O 41,4 41,5
3334 12422 3524
29,l 11,0 10,2 35,l 7885 34,3 14,2 16,s 41,3 11395 Total 32,2 12,9 13,9 38,7 19280 * Jumlah penduduk Indonesia yang disuwei tidak termasuk Aceh, Maluku dan Papua
Bul. Penel. Kesehatan. Vo1.3 1 , No.3, 2003: 132 - 142
Tabel 5. Prevalensi Kurang Mampu Fungsi Menurut Karakteristik, Studi Morbiditas dan Disabilitas, SKRT 2001 Mental
Sensorik nyeri
Bicarasuara
KarvasHernatIrnrnunnapas
B110B172
B210B280
8310B320
B410B460
Pencer- Urogenital Neuro Kulit Metah- - reprod n ~ u s k u -l RarnhutEndok gerak Kuku
Karakteristik
-
B510B555
-
-
-
8610B630 B710B780 B640B670 _--
B810B860
Golongan umur(th)
1.0
1 ,0
1-4
3.0
1,3
3,O
5-14
2,4
1.8
15-24
1.0
4,0
16.7
15.2
11,6
19.6
0, I
0.3
I .O
1,s
0,6
5.7
l8,l
0,4
0,l
1-3
0.2
4.3
8.0
2.0
0,3
1.4
25-34
I ,6
6,l
0.5
53
11,4
1.9
O,9
1,s
35-44
2,4
9.4
1,1
10.1
17.5
24
2.4
1.8
45-54
3,3
2 1.3
2,1
17,s
23,9
2,7
5.7
2.5
55-64
7,9
33.9
5,4
27,3
34.6
22
8,0
4.6
65+
12.3
58,4
11,s
36.7
50,O
3,0
16.0
8.0
-
Jen~skelam~n Ldkl-lak~
2.4
P e ~ e m p ~ ~ a n 3,7
9.8
1.9
9.5
17.2
0.6
2.4
2.0
8 085
12.2
1.8
12.5
20.4
2.6
2.7
2.3
0 802
/>net czh
Pel kotddn
7.4
0.6
1.8
98
17.3
1,6
28
1.5
7 884
Pel clesdan
3.6
11,6
1.8
I I,6
19,5
I .6
2,9
2,s
1 1 396
Kdwdsall Sumaterd
1 ,O
6.8
1,9
7.6
13,8
0,7
2,2
1.3
3 334
lawd Ball
3.5
1 1 ,o
1.8
11,7
20.2
1,4
2.3
2.2
12 422
3.0-
3.5
KT1
3,0
10,8 -
-
Total
3.1
11.1 -
-
* Junilah penduduk
1.7 - .-
-
11.1
--
--
10,9 .
. -
17.4 -
--
-
-
13 l8,6 -1,6 -2,s l n d o n e s ~ ayang d l s u r v e ~t ~ d a ktermasuk Aceh, Maluku dan Papua --
Secara umum, di antara penyakit yang dikeluhkan dan yang tidak dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah yang tertinggi, meliputi 60 per 100 penduduk. Urutan kedua adalah gangguan refraksi dan penglihatan (31 per 100 penduduk) dan ketiga adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA 24 per 100 penduduk), keempat penyakit gangguan pembentukan darah dan imunitas meliputi 20 per 100 penduduk penduduk, dan ke lima hipertensi meliputi 16 per 100 penduduk pen-
2.5
3 524
2.2
19.280
duduk golongan umur 15 tahun atau lebih, selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2. Berikut ini akan dibahas 5 kelompok penyakit dengan prevalensi tertinggi menurut golongan umur, daerah dan kawasan (Tabel 3). Prevalensi penyakit gigi dan mulut pada golongan umur 5-1 4 tahun sebesar 33 persen per 100 penduduk dan meningkat dengan bertambahnya umur. Pada perempuan (61 persen) sedikit lebih tinggi dari
Infeksi saluran pernapasan akut yang merupakan penyakit infeksi yang terus bertahan tinggi dari tahun ke tahun, terutama pada balita, prevalensi ini mulai menurun dengan meningkatnya umur. Tidak tampak perbedaan antara laki-laki (23 persen) dibandingkan dengan perempuan (24 persen). Di daerah perdesaan lebih tinggi (25 persen) dibandingkan di daerah perkotaan (22 persen). Menurut kawasan, di kawasan Timur Indonesia (29 persen) tampak lebih tinggi dibandingkan dua kawasan lainnya.
pada laki-laki (59 persen), demikian pula di daerah perdesaan (61 persen) sedikit lebih tinggi daripada di daerah perkotaan (59 persen). Prevalensi di Kawasan Timur Indonesia adalah lebih tinggi (63 persen) dibandingkan 2 kawasan lainnya. Prevalensi gangguan refraksi dan penglihatan meningkat dengan bertambahnya golongan umur. Prevalensi pada perempuan (32 persen) tampak sedikit lebih tinggi dibandingkan laki-laki (30 persen), tidak tampak berbeda antara daerah perkotaan dengan daerah perdesaan. Menurut kawasan, Jawa Bali (33 persen) tampak lebih tinggi dibandingkan 2 kawasan lainnya.
Tabel 6. Prevalensi kelainan bentuk organ menurut karakteristik, Studi Morbiditas dan Disabilitas, SKRT 2001 Slstem SarafMata-tel~ngaPemben-tuk Kardlo-vas, PencernaSlstem Kulit, kuku metaurogenl-tal & rambut Suara Imun napas bol~sme, Karakler~st~k endokr~n S110S210S310S410SSIOS620S810. S 130 S250 S320 S430 S580 S630 S830. S840 --- -- .- - Golongan uniur (taliun)
N M.'ccghf
270 1 708 4 170 3 101 3 054 2.736 1 945 1.275 1013
.lenis kelaniin Laki-laki Perempuan
0, I 0.1
3.0 3.2
8.8 10,O
0.5 0.5
0.7 0.8
0.3 0,3
I,o 1,s
8.984 9.802
Daerah Perkotaan Perdesaan
0, I 0, I
2.2 3,6
8.0 10,4
0,5 0,5
0,7 03
0,4 02
0,8 1.5
7.885 1 1.395
0.1 0.1
3.7 1,6 2.2 3,1
9.4 92 lo$
0.5 0.4
Plk-
9,5
0,s
0.0 0.2 0,6_
0.4 0, I 02 0,3
1.3 I .O 14 193
12 422 3 334 3.524 19.280
Icdwasan Sunidterd Jawa Ball KT1 Total
0.1
- - -
-
0,7
-
-
* Jumlah penduduk Indonesia yang disurvei tidak termasuk Aceh, Maluku dan Papua
-
-. -
-
Bul. Penel. Kesehatan. Vo1.31. No.3. 2003: 132 - 142
Tabel 7. Prevalensi Keterbatasan Partisipasi dan Aktivitas Menurut Karakteristik, Studi Morbiditas dan Disabilitas, SKRT 2001 Belajar - Komuni- Mobilitas Merawat Kegiatan Huh - Pendidik Masy Penget kasi diri Rumah perseKerja Sosialsendiri tangga orangan Ekon Negara Karakteristik
N
weight D110Dl78
D310D360
D410D475
Laki-laki
0.i
Perempuan l)ner.nh
11.5
5.8 0
0,3 0.5
D510D570
D610D660
D710D760
D810D870
D910D950
0.8 1.2
2.3 I ,9
0.6 0,4
2.2 3.8
1,4
0.5
2,9
1.5
6.887
2.5
0.5
3.1
3.4
10.047
0,6 2.1
0. I 0,6
0.5 3.2
0.8 2.8
2.638 11.191
3.3
0.5
4.5
3.7
3.105
2,1
0,s
2.6
16.934
Golongczn unzur ( r / ~ )
.Icv~isIieln~~rrlr
Perkotaan
5.7
Perdesaan
1 1.8
5.0 10.6
0,4 0.4
09 1.1
2.8 10.3 11,4
22 9.1 10.5
0.3
0,3
0.4 0.3
1.2 0.0
9,3
8,3
0.3 3.1
8.049 8.885
Kinvnsa~i
Sumatera .laws Bali KT1 Total
0,4
1,o
3,O
Catatan: * jumlah sample partisipasi 16934 responden ( golongan umur 5 tahun a t a ~lebih) ~ klasifikasi berdasarkan ada kecacatan sedang sampai total
Gangguan pembentukan darah dan iniunitas terutama adalah anemia. Prevalensi tinggi pada balita dan mulai menurun dengan meningkatnya umur sampai golongan umur 45-54 tahun (17 persen) kemudian 'endrung meningkat kembali pada golongan umur 55 tahun atau lebih (27 persen). Prevalensi pada perempuan (23 persen) lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki (18 persen). Di daerah perdesaan lebih tinggi (23 persen) dibandingkan di
daerah perkotaan (17 persen), di Jawa Bali (21 persen) tampak lebih tinggi dibandingkan kawasan Suniatera (20 persen) dan kawasan Timur Indonesia (1 8 persen). Hipertensi ditegakkan berdasarkan basil pengukuran tekanan darah apabi]a sistol 2 140 mmHg dan atau diastol 2 90 mmHg pada golongan umur 25 tahun atau lebih, sedangkan pada golongan umur kurang dari 25 tahun, diagnose ditegakkan berdasarkan anamnesa. Prevalensi hiper-
Studi Morbiditas-Disabilitas. ... ...........(Pradono er.01)
tensi pada golongan umur 15 tahun atau lebih, meliputi 16 persen penduduk. Prevalensi hipertensi cenderung meningkat dengan tajam dengan bertambahnya golongan umur. Pada perempuan (17 persen) sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki (1 5 persen). Tidak tampak perbedaan antara daerah perkotaan dengan daerah perdesaan (1 6 persen). Di kawasan Jawa Bali (1 7 persen) sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Sumatera dan kawasan Timur Indonesia. Bila dibandingkan hasil SKRT 1995 dengan SKRT 2001, tampak ada peningkatan prevalensi penyakit infeksi dari 9 per 100 penduduk menjadi 11 per 100 penduduk. Penyakit infeksi di sini termasuk penyakit infeksi-parasit (A00-B99) dan penyakit infeksi saluran napas (500-599). Prevalensi hipertensi (I 10-115) golongan umur 25 tahun atau lebih tampak meningkat dengan tajam dari 8 per 100 penduduk pada temuan SKRT 1995 menjadi 28 per 100 penduduk pada SKRT 200 1; sedangkan prevalensi penyakit sirkulasi (120-199) tidak tampak peningkatan, demikian juga prevalensi penyakit endokrin (E00-E14) tampak sedikit penurunan sebanyak 1 per 100 penduduk antara SKRT 1995 dengan SKRT 200 1. (Gambar 1) Disabilitas
Klasifikasi disabilitas dibagi dalam 3 kelompok yaitu ketidak mampuan fungsi tubuh, kelainan bentuk organ dan keterbatasan partisipasi atau aktivitas. Fungsi tubuh terdiri dari fungsi fisiologi dan psikologi dari sistem tubuh, sedangkan struktur organ merupakan bentuk anatomi yang berkaitan dengan fungsi fisiologi dan psikologi dari sistem tubuh; dan partisipasil aktivitas menggambarkan pelaksanaan kegiatan dari seseorang.
Fungsi tubuh meliputi fungsi mental, fungsi sensorik dan nyeri, fungsi bicara dan suara, fungsi kardiovaskuler, hematologi, immunologi dan pernafasan, fungsi sistem pencernaan, metabolisme dan endokrin, fungsi urogenital dan reproduksi, fungsi neuromuskuloskeletal dan pergerakan dan fungsi kulit, rambut dan kuku. Struktur organ meliputi struktur sistem saraf, struktur mata, telinga dan yang berhubungan, struktur pembentukan suara, struktur kardiovaskuler, imunologi dan sistem pernapasan, struktur yang berhubungan dengan pencernaan, metabolisme dan endokrin, struktur yang berhubungan dengan sistem urogenital, sistem reproduksi, struktur yang berhubungan dengan pergerakan, dan struktur kulit, kuku dan rambut. Sedangkan partisipasi dan aktivitas meliputi belajar dan menerapkan pengetahuan, komunikasi, mobilisasi, merawat diri sendiri, kegiatan rumah tangga , interaksi hubungan antar perseorangan, pendidikan, pekerjaan dan ekonomi, bermasyarakat, sosial dan kehidupan bemegara. Analisa studi minjadi morbiditasdisabilitas ketiga kelompok tersebut dibagi 2 kategori yaitu ada dan tidak ada disabilitas. Prevalensi disabilitas secara umum (adanya kekurang mampuan pada fungsi tubuh, kelainan bentuk organ atau keterbatasan partisipasi dan aktivitas) sebesar 39 per 100 penduduk. Pada perempuan (43 per 100 penduduk) lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki (36 per 100 penduduk). Dilihat dari golongan umur, semakin tinggi golongan umur prevalensi disabilitas meningkat, baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Dan ketiga kelompok disabilitas (fungsi tubuh, struktur organ dan partisipasilaktivitas) tersebut, tampak disabilitas pada fungsi tubuh secara umum paling tinggi yaitu sebesar 32 per 100 penduduk,
Bul. Penel. Kesehatan, Vo1.3 I , No.3, 2003: 132 - 142
kemudian kelainan bentuk organ sebesar 1 3 per 100 penduduk dan keterbatasan partisipasi dan aktivitas (golongan umur dan 5 tahun atau lebih) sebesar 14 per 100 penduduk. (Tabel 4) Prevalensi kurang mampu paling tinggi pada fungsi pencernaan metabolisnie dan endokrin (b5 10-b555) sebesar 19 persen, kemudian diikuti fungsi sensoriknyeri (b2 10-b280) dan fungsi kardiovaskuler-metabolisme-endokrin (b4 10-b460) sebesar 11 persen. Fungsi sistem pencernaan, metabolisme dan endokrin meliputi sistem pencernaan mulai dari mengunyal~, kemampuan mencerna mulai dari lambung sampai usus, sistem pembuangan, mempertahankan berat badan ideal, perasaan yang berhubungan dengan pencernaan, keseimbangan cairan, suhu tubuh dan fungsi kelenjar endokrin. ~rgvalensigangguan fungsi ini terutama pada golongan umur 45 tahun atau lebih, pada perempuan (20 persen) sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki (17 persen), daerah perdesaan (20 persen) lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan (17 persen) dan kawasan Jawa-Bali (20 persen) lebih tinggi diban-dingkan dengan kawasan Timur Indonesia ( I 7 persen) dan kawasan Sumatera (14 persen). Hal ini kemungkinan disebabkan karena tingginya prevalensi gangguan gigi dan mulut yang berkaitan dengan fungsi ini. Fungsi sensorik dan nyeri meliputi fungsi penglihatan termasuk kemampuan melihat serta otot di sekitar mata dan perasaan pada mata dan jaringan sekitarnya, fungsi pendengaran dan keseimbangan tennasuk mempertahankan perubahan posisi tubuh, perasaan pusing, mabuk, tinnitus, vertigo; sedangkan fungsi sensorik tambahan dan fungsi nyeri meliputi gangguan citarasa, penciuman, kemampuan membedakan permukaan halus, kasar, tekstur & kualitas membedakan temperatur, getaran, tekanan, rasa sakit atau
nyeri. Prevalensi kurang mampu fungsi ini meningkat tinggi terutama pada golongan umur 45 tahun atau lebih, ha1 ini sesuai dengan temuan pada gangguan refraksi dan penglihatan yang meningkat tinggi pada golongan umur 45 tahun atau lebih. Sedangkan fungsi kardiovaskuler, hematologi, immunologi dan pernapasan meliputi sistem kardiovaskuler, sistem hematologi, sistem imunologi tubuh terhadap benda asing dan infeksi, sistem pernafasan dan fungsi tambahan serta sensorik sistem kardiovaskuler dan pemafasan termasuk batuk, bersin dan perasaan sesak nafas. Prevalensi kurang mampu kelompok ini cukup tinggi pada golongan umur balita dan golongan umur 35 tahun atau lebih. Hal ini sesuai dengan temuan tingginya prevalensi ISPA dan pembentukan darah imunitas terutama pada balita dan meningginya prevalensi pembentukan darahimunitas juga terjadi pada golongan umur 35 tahun atau lebih. Prevalensi kekurangmampuan dari tiga kelompok besar di atas tampak lebih tinggi pada perempuan dibandingkan lakilaki, daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perkotaan dan menurut kawasan, di kawasan Jawa Bali lebih tinggi dibandingkan dua kawasan lainnya. (Tabel 5) Prevalensi gangguan struktur organ terutama mengenai struktur organ pembentukan suara sebesar 9,5%, diikuti dengan gangguan struktur organ mata dan telingan sebesar 3,1% dan gangguan struktur organ kulit, kuku dan rambut sebesar 1,3%. Ketiga prevalensi gangguan stntktur organ tersebut juga tampak pada perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan laki-laki, di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perkotaan; sedangkan menurut kawasan tampak prevalensi gangguan struktur organ mata dan telinga tampak sedikit lebih tinggi di ka-
wasan Sumatera dibandingkan dengan kedua kawasan lainnya.(Tabel 6) Prevalensi keterbatasan partisipasi dan aktivitas pada perempuan (17 persen) lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki ( 1 1 persen). Prevalensi keterbatasan meningkat dengan bertambahnya golongan umur terutama tampak meningkat pada golongan umur 55 tahun atau lebih, di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perkotaan dan menurut kawasan, tampak bahwa Kawasan Timur Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan Kawasan Jawa Bali dan Kawasan Sumatera. Prevalensi keterbatasan paling tinggi adalah partisipasi belajar dan menerapkan pengetahuan sebesar 9 persen, kemudian diikuti dengan prevalensi keterbatasan partisipasi komunikasi sebesar 8 persen, keterbatasan partisipasi pendidikan-pekerjaanekonomi dan partisipasi bermasyarakatsosial-kehidupan bernegara masing-masing sebesar 3 persen (Tabel 7).
SIMPULAN Hasil studi morbiditas dan disabilitas 2001 menunjukkan masih tingginya prevalensi penyakit menular seperti infeksi saluran napas akut, infeksi saluran napas kronik, penyakit saluran cerna, penyakit mata lain, penyakit kulit, disertai dengan meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular seperti penyakit gigi dan mulut, gangguan refraksi dan penglihatan, anemia, penyakit sendi, hipertensi. Dibandingkan dengan temuan SKRT 1995 tampak prevalensi hipertensi meningkat dengan tajam. Sebanyak 39 per 100 penduduk dengan ketidak mampuan salah satu faktor (fungsi tubuh, struktur organ, partisipasilaktivitas). Prevalensi ketidak mampuan paling tinggi pada fungsi tubuh terutama yang berkaitan dengan fungsi pencernaan, metabolisme dan endokrin. Prevalensi gangguan struktur organ paling tinggi pada pembentukan suara sedangkan prevalensi keterbatasan partisipasi dan aktivitas paling tinggi pada
belajar dan menerapkan pengetahuan. Secara umum keterbatasan partisipasi dan aklivitas meningkat pada golongan umur 55 tahun atau lebih, perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan dan kawasan Timur Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan dua kawasan lainnya.
UCAPAN TERIMAKASIH Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan berbagai pihak dalam menyelesaikan survei ini, antara lain kepada: Bapak Soeharsono Soemantri PhD, yang telah memberikan kepercayaan dan pembinaan yang berkesinambungan atas terselenggaranya survey ini. Ucapan terimakasih kepada dr. Ratna L. Budiarso Msc., dr. Soewarta Kosen PhD, dr. Emiliana Tjitra PhD., dr. Suhardi MPH. yang selalu memberikan kritik membangun mulai dari penyusunan kuesioner, pengumpulan data, analisa data sampai penulisan laporan akhir. Juga kepada temanteman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut dalam memberikan dukungan moril atas terselenggaranya survei ini.
DAFTAR RUJUKAN I.
Tim Surkesnas. Pedoman S t ~ ~ dMorbiditasi Disabilitas 2001. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI 1997.
2.
International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problem 10 revision
3. Tim Surkesnas. Laporan Data Susenas 2001: status kesehatan, pelayanan kesehatan, perilaku hidup sehat dan kesehatan lingkungan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI 2002. 4.
WHO. International Classification of Functioning, Disability and Health. Geneva 2000.
5.
Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI 1997.