STRUKTUR KOMUNITAS VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN KARAKTERISTIK SUBSTRAT DI MUARA HARMIN DESA CANGKRING KECAMATAN CANTIGI KABUPATEN INDRAMAYU Darmadi*, M. Wahyudin Lewaru** dan Alexander M.A Khan***
*) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad **) Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad ABSTRAK Hasil penelitian ditemukan sebanyak 11 spesies mangrove pada 5 stasiun penelitian yang meliputi tingkatan pohon, pancang dan semai. Kerapatan tingkat pohon keseluruhan adalah 6.300 pohon/ha, tingkat pancang sebesar 9.300 pohon/ha, dan untuk tingkat semai sebesar 2.000 pohon/ha. Kisaran Indeks Nilai Penting tingkat pohon pada lokasi penelitian adalah 33,45 % – 300 %. Indeks Nilai Penting tingkat pancang di lokasi penelitian berkisar antara 22,32 % - 200 %, sedangkan Indeks Nilai Penting untuk tingkat semai berkisar antara 28,57 % - 200 %. Keanekaragaman jenis di seluruh lokasi penelitian berkisar antara 0 – 2,351375. Jenis substrat sedimen mangrove pada lokasi penelitian ini yaitu kelas pasir berlempung, liat, dan kelas lempung liat berdebu. Kandungan bahan organik C, N, C/N dan P diketahui pada setiap stasiun yaitu tergolong pada tingkatan sangat rendah hingga sedang. Kata kunci : Struktur komunitas, Mangrove, Substrat, Bahan organic ABSTRACT The study found 11 mangrove species on the five research stations, including the tree, stake and seedlings levels. Overall density of tree level was 6.300 trees/ ha, of stake level was 9.300 trees/ ha, and of seedlings level was 2.000 trees / ha. Index of important value for tree level ranged from 33.45 % to 300 %. Index of important values for stake level on site ranged from 22.32 % to 200 %, while for seedlings level ranged from 28.57 % to 200 %. Species diversity across the research sites ranged from 0 to 2.351375. Type of mangrove sediment substrate on site was class of argillaceous clay sand, clay, and dusty clay. Organic content - C, N, C / N and P - at each station was considered from very low to middle. Keywords: Community structure, Mangrove, Substrat, Organic content
1
PENDAHULUAN Mangrove
merupakan
perbedaan
persepsi
antara
karakteristik dari bentuk tanaman
masyarakat
yang hidup di pantai, estuari atau
pengelola
muara sungai dan delta di tempat
Oleh karena itu untuk menunjang
yang terlindung pada daerah tropis
upaya
dan sub tropis (Odum, 1972).
mangrove di desa tersebut maka
Hutan
mangrove
alami
mangrove
mangrove
berdasarkan sifat
zonasi
disebabkan
fisiologis
mangrove
ekosistem
mangrove.
diperlukan kondisi
berbeda
kelompok
pengelolaan
membentuk zonasi tertentu. Jenis yang
dengan
ekosistem
penelitian
mengenai
struktur
komunitas berdasarkan
karakteristik substrat agar upaya
yang
pengelolaan
mangrove
dapat
berbeda-beda untuk beradaptasi
berjalan
dengan
baik
dengan
upaya
tindak
lanjut
untuk
mangrove
yang
lingkungannya.
Keanekaragaman mangrove bukan
pengelolaan
hanya karena kemampuan untuk
berkelanjutan.
beradaptasi dengan lingkungannya
BAHAN DAN METODE
tetapi tidak terlepas juga adanya campur
tangan
manusia
Teknik pengambilan sampel
untuk
yang digunakan dalam vegetasi
memelihara (Nybaken, 1992).
mangrove adalah menggunakan
Kawasan Desa Cangkring Kecamatan
Cantigi
metode transek kuadrat, petak-
Kabupaten
petak
contoh
Indramayu merupakan salah satu
searah
daerah tempat tumbuh ekosistem
sebanyak
mangrove,
dengan
mangrove
kawasan desa
ini
sebagai
hutan
kemudian
vertikal 3
plot
plot
(tegak tiap
dibuat lurus) stasiun
pengamatan
telah
berukuran 10 x 10 m untuk pohon
mengalami degradasi penurunan
dengan diameter > l0 cm dengan
luasan akibat dari adanya abrasi,
tinggi lebih dari 1,5 m, plot dengan
sedimentasi, konversi lahan dan
ukuran 5 x 5 m untuk jenis anakan 2
Kerapatan Relatif KR
pohon (pancang) dengan diameter < 10 cm dengan tinggi kurang dari
=
1,5 m sedangkan untuk plot ukuran 2 x 2 m untuk tingkat semai. Sampel setelah
substrat
itu
b) Frekuensi Frekuensi Mutlak FM
diambil
sampel
substrat
=
disimpan dalam kantong plastik dan diberi label lalu dibawa ke laboratorium Tanah
Fisika
dan
Fakultas
Universitas dianalisis
jenis
=
Pertanian
substrat
pengambilan
itu sampel
c) Dominansi Dominansi Mutlak DM
dan
=
dilakukan
Dominansi Relatif DR
salinitas, pH, suhu perairan, dan
=
pengukuran amonia pada setiap
Untuk pohon :
Struktur vegetasi dilakukan
INP = KR + FR + DR
menganalisis parameter
mengacu
pada
∑ Dominansi suatu jenis 100% ∑ Dominansi seluruh jenis
d) Indeks Nilai Penting
stasiun penelitiannya.
yang
Luas basal area suatu jenis (1/4 π d²) Luas area penelitian
kualitas
perairan yang meliputi pengukuran
dengan
Frekuensi suatu jenis 100% Frekuensi total seluruh jenis
untuk
kandungan C, N, C/N rasio serta P. Setelah
∑Plot yang ditempati suatu jenis ∑Seluruh plot contoh
Frekuensi Relatif FR
Kimia
Padjadjaran
Kerapatan mutlak suatu jenis 100% ∑ Total kerapatan mutlak jenis
Untuk pancang dan semai :
Kusmana
INP = KR + FR
(1997), yaitu:
e) Indeks Keanekaragaman dari
a) Kerapatan Kerapatan Mutlak KM :
Shannon-Wiener
∑Individu suatu jenis = Luas plot contoh
H’ = -Σpi ln pi dengan pi = ni / N Barbour
et
al.
(1987)
menyatakan bahwa nilai H’
3
berkisar antara 0-7 dengan
(b) 2-3 tergolong sedang dan
kriteria :
(c) 3-7 tergolong tinggi.
(a) 0-2 tergolong rendah,
HASIL DAN PEMBAHASAN
cylindrica, Sonneratia ovata, Nypa
Kerapatan vegetasi mangrove :
fructicans, Acanthus ilicifolius L,
Berdasarkan
yang
Sesivium portulacastrum, Wedelia
diperoleh dari hasil pengamatan
biflora, Ipomoea pescaprea, dan
telah ditemukan 11 jenis spesies
Stachytharpheta jamaicensis yang
mangrove dari 5 stasiun yaitu
terbagi dalam tingkatan pohon,
Avicenia alba, Avicenia officinalis,
pancang dan semai.
Rhizopora
data
apiculata,
Bruguiera
3000 2500
Pohon ha-1
2000 1500 Rhizopora apiculata 1000
Avicenia alba Avicenia officinalis
500
Bruguiera cylindrica Nypa fructicans
0 Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun 3
Stasiun 4
Stasiun 5
Gambar 1. Kerapatan tingkat pohon berdasarkan jenis mangrove pada setiap stasiun di Muara Harmin.
Kerapatan
tingkat
terdapat dalam Kepmen LH No.
tingkat
201 tahun 2004 dengan kategori
kerusakan hutan mangrove seperti
baik > 1.500 tegakan/ha, rusak
pohon
untuk
menentukan
4
sedang > 1.000, dan rusak berat <
sedangkan pada stasiun 1, 3 dan 4
1.000.
termasuk dalam kategori rusak
Kondisi
baik
ditemukan
pada stasiun 5 dan kondisi rusak
sedang.
berat terdapat pada stasiun 2 1800 1600 1400 Pohon ha-1
1200 1000 800
Rhizopora apiculata Avicenia alba Avicenia officinalis Bruguiera cylindrica Sonneratia ovata Nypa fructicans
600 400 200 0 Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun 3
Stasiun 4
Stasiun 5
Gambar 2. Kerapatan tingkat pancang berdasarkan jenis mangrove pada setiap stasiun di Muara Harmin.
Nilai
kerapatan
jenis
tingkat pancang dapat dilihat pada
tingkat
stasiun 4 dikarenakan pada stasiun
pancang pada stasiun 1, 2 dan 3
ini ditemukan paling banyak jenis
memiliki nilai kerapatan tertinggi
mangrove dengan nilai kerapatan
yaitu 800 pohon ha-1, 1.500 pohon
paling tinggi yaitu sebesar 2.900
Rhizopora
apiculata
-1
dengan
pohon ha-1 dengan jenis Avicenia
nilai kerapatan keseluruhan jenis
alba yang mendominasi dengan
untuk stasiun 2 dan 3 adalah 2.000
nilai
pohon ha-1 dan 2.600 pohon ha-1.
pohon
ha dan 1.600 pohon ha
Tingkat mangrove
paling
-1
regenerasi tinggi
kerapatan
sebesar
1.100
ha-1.
Tingginya
nilai
kerapatan tingkat pancang serta
untuk
beragamnya jenis mangrove yang
5
ditemukan dapat mengindikasikan
mangrove baik dan dapat bertahan
bahwa
pada kondisi lokal tempat tersebut.
tingkat
regenerasi
350 300
Pohon ha-1
250 Rhizopora apiculata
200
Avicenia alba
150
Acanthus illicifolius L Wedelia biflora
100
Stachytharpheta jamaicensis
50
Sesivium portulacastrum Ipomoea pescaprae
0 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5
Gambar 3. Kerapatan tingkat semai berdasarkan jenis mangrove pada setiap stasiun di Muara Harmin.
Di Muara Harmin sendiri
ditemukan pada tumbuhan semak
untuk tingkat semai ditemukan 5
pada daratan yang jauh dari laut
jenis
seperti
mangrove
dari
kelompok
asosiasi yaitu, Acanthus illicifolius
ataupun
pesawahan.
L, Wedelia biflora, Stachytharpheta jamaicensis,
pekarangan
Kerapatan mangrove paling
Sesivium
tinggi
Ipomoea
diperoleh
termasuk
apiculata pada stasiun 1, 2 dan 3
kedalam kelompok asosiasi hal ini
dikarenakan jenis ini banyak yang
dikarenakan kelompok mangrove
ditanam sebagai upaya rehabilitasi,
dari jenis ini masih dapat ditemui
untuk
pada tumbuhan darat yang jauh
apiculata yang merupakan hasil
dari laut
rehabilitasi
portulacastrum pescaprea.
dan
Jenis
misalkan
ini
untuk jenis
Ipomoea pescaprea, jenis ini dapat
pada
tingkatan
dari
jenis
jenis
dari
ditandai
semai
Rhizopora
Rhizopora
dengan
penanaman menggunakan tiang 6
Indeks nilai penting :
penguat. Jenis ini juga sangat mendominasi di Muara Harmin
Spesies Rhizopora apiculata
hampir setiap stasiun ditemukan
dan
jenis ini dikarenakan kekuatan dan
memiliki INP terbesar pada stasiun
kecocokan dari karakteristik tempat
1 dan 5 dengan nilai sebesar 300
hidupnya. Stasiun 4 memiliki nilai
% dikarenakan untuk tingkatan
kerapatan keseluruhan jenis paling
pohon pada stasiun 1 dan 5 hanya
tinggi dibandingkan dengan stasiun
terdapat satu jenis mangrove yaitu
1, 2 dan 3 dikarenakan pada
Rhizopora
stasiun
fructicans saja.
4
tingkat
regenerasi
Nypa
fructicans
apiculata
dan
terlihat
Nypa
mangrove untuk tingkatan semai sangat baik. 350 300
% INP
250 200
150
Avicenia alba Avicenia officinalis Bruguiera cylindrica Nypa fructicans Rhizopora apiculata
100 50 0 Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun 3
Stasiun 4
Stasiun 5
Gambar 4. Indeks nilai penting tingkat pohon berdasarkan jenis mangrove pada setiap stasiun di Muara Harmin.
Pada stasiun 4 Avicenia
sesuai dengan kondisi lingkungan
officinalis memiliki INP terbesar
tempat hidupnya yang selanjutnya
dengan nilai 121,57 % dikarenakan
diikuti oleh jenis Avicenia alba
pada stasiun 4 ini jauh dari daratan
dengan nilai INP sebesar 90,62 %
sehingga jenis mangrove berubah
7
dan Rhizopora apiculata sebesar
penting terendah pada stasiun 2
54,36 %.
dan 3 dimiliki oleh Avicennia alba
Indeks
nilai
penting
sebesar 73,67 % dan 56,46 %
terendah pada stasiun 4 dimiliki
dikarenakan jenis ini bukan jenis
oleh Bruguiera cylindrica dengan
untuk rehabilitasi jadi jenis ini
nilai sebesar 33,45 % jenis ini
tumbuh
merupakan
jenis
yang
jarang
tersebut pengaruh musim terhadap
ditemukan
dikarenakan
tingkat
pertumbuhan dari jenis ini juga
alami
regenerasinya yang sangat rendah
berpengaruh
dan
regenerasi
tingkat
kekuatan
untuk
beradaptasi terhadap lingkungan
selain
dari
terhadap untuk
hal
tingkat
pertumbuhan
tingkat semai ini.
habitatnya kurang baik. Indeks nilai 250
% INP
200 150 Avicenia alba Avicenia officinalis Bruguiera cylindrica Nypa fructicans Rhizopora apiculata Soneratia ovata
100 50 0 Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun 3
Stasiun 4
Stasiun 5
Gambar 5. Indeks nilai penting tingkat pancang berdasarkan jenis mangrove pada setiap stasiun di Muara Harmin.
Spesies Rhizopora apiculata
mangrove
Rhizopora
memiliki INP terbesar pada stasiun
sehingga
1 dan 2 dengan nilai sebesar 200
tinggi sedangkan pada stasiun 2
% dan 135,3 %, untuk stasiun 1
disamping
hanya
apiculata
ditemukan
satu
jenis
8
mempunyai
apiculata
jenis juga
nilai
INP
Rhizopora
ditemukan
jenis
Avicenia
alba
dan
Avicenia
Avicenia
alba
dan
Avicenia
officinalis dengan nilai INP sebesar
officinalis dengan nilai INP sebesar
39,7 % dan 25 %. Jenis Nypa
43,96 % dan 37,36 %. Pada
Fructicans pada stasiun 5 juga
stasiun
memiliki nilai INP tertinggi dengan
ditemukan
nilai 200 % hal ini dikarenakan
officinalis sebesar 61,87 % hal
jenis
tersebut terjadi karena jenis ini
ini
mampu
karakteristik
menguasai
tempat
hidupnya
4
nilai
INP
terbesar
pada
jenis
Avicenia
mempunyai
kecocokan
disamping itu jenis Nypa fructicans
jenis
sama
stasiun 4 serta kondisi tempatnya
seperti
jenis
Rhizopora
substrat
yang
dengan
yang
tunggal yang ditemukan sehingga
disamping
memiliki nilai INP yang tinggi.
stasiun 4 ini pula ditemukan jenis
INP
terbesar
pada
kearah
pada
apiculata pada stasiun 1 yaitu jenis
Nilai
semakin
ada
jenis
daratan
tersebut
pada
Avicenia alba, Bruguiera cilindrica,
stasiun 3 adalah jenis Bruguiera
Rhizopora
cylindrica
%
Sonneratia ovata dengan nilai INP
dikarenakan jenis ini hidup sesuai
sebesar 60,83 %, 22,32 %, 25,77
dengan zonasi serta kecocokan
% dan 29,21 % .
sebesar
118,68
karakteristik jenis substratnya yang mendukung
untuk
apiculata
dan
Nilai INP terendah pada
pertumbuhan
stasiun
4
dimiliki
oleh
jenis
jenis ini, selain itu jenis ini pula
Bruguiera cylindrica dengan nilai
diketahui mempunyai kemampuan
sebesar
22,32
untuk tumbuh pada jenis substrat
untuk
jenis
yang
regenerasinya yang sangat rendah
baru
terbentuk
namun
dikarenakan ini
dan
ketergantungan
beradaptasi terhadap lingkungan
akar
kekuatan
tingkat
disamping itu jenis ini mempunyai terhadap
tingkat
%
nafas untuk memperoleh pasokan
habitatnya
oksigen yang cukup lalu setelah itu
tingkatan pancang ini disamping itu
selanjutnya
pula pada stasiun 4 ini telah ada
diikuti
oleh
jenis 9
kurang
baik
untuk
pada
aktifitas pembukaan lahan untuk
memiliki nilai INP yang rendah
warung
pada tingkatan pancang.
dan
kendaraan
tempat
sehingga
penitipan jenis
ini
250 200
% INP
Acanthus ilicifolius L 150
Avicenia alba Ipomoea pescaprae
100
Rhizopora apiculata Sesivium portulacastrum
50
Stachytharpheta jamaicensis Wedelia biflora
0 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5
Gambar 6. Indeks nilai penting tingkat semai berdasarkan jenis mangrove pada setiap stasiun di Muara Harmin.
Spesies Rhizopora apiculata
karena tumbuh pada lokasi yang
pada stasiun 1, 2 dan 3 memiliki
lebih terlindung dan jauh dari bibir
INP
tertinggi
115,28
sebesar
200
%,
pantai.
Pernyataan
ini
sesuai
%
dan
111,54
%
dengan apa yang dikemukakan
dikarenakan
pada
stasiun
ini
oleh
tingkatan
semai
banyak
yang
pada
dimana
kemampuan regenerasi yang tinggi
Pada stasiun 4 sendiri INP didapat
(2005)
tumbuhan mangrove mempunyai
ditanam untuk upaya rehabilitasi.
tertinggi
Onrizal
jika tumbuh pada lokasi yang
jenis
terlindung, disamping hal tersebut
Avicenia alba sebesar 57,14 %
jenis ini juga merupakan jenis
dikarenakan
alami yang tumbuh bukan hasil
kemampuan
regenerasi jenis ini lebih tinggi
10
rehabilitasi
seperti
pada
jenis
tertinggi ditemukan pada stasiun 1
Rhizopora apiculata.
yaitu sebesar 16 ‰, sedangkan
Indeks Keanekaragaman :
salinitas terendah ditemukan pada
Nilai
stasiun 5 yaitu sebesar 0 ‰.
indeks
keanekaragaman
jenis
pada
berkisar
antara
1,76928,
tingkat
penelitian berkisar antara 6,2 – 6,5.
pancang berkisar antara 0,41689 –
Nilai pH tertinggi didapat pada
1,2237 dan tingkat semai berkisar
stasiun 1 dan 3 dengan nilai 6,5
tingkat
pohon
0,348307
antara
–
0 –
2,35137.
Nilai
Derajat keasaman pH : Nilai
H’
sedangkan
pH
pada
nilai
pH
lokasi
terendah
cenderung rendah karena telah
ditemukan pada stasiun 5 yaitu 6,2
terjadi tekanan oleh faktor luar
berdasarkan Kepmen LH No. 51
seperti
lahan
tahun 2004 kondisi perairan di
untuk pertambakan, penebangan
lokasi penelitian kurang sesuai
pohon untuk kayu bakar dan bahan
dengan baku mutu air laut hal ini
bangunan.
disebabkan oleh pasokan air tawar
Kualitas perairan :
yang bersifat asam yang dibawa
Suhu :
dari daratan menuju laut cukup
aktifitas
Suhu
konversi
perairan
di
lokasi
tinggi yang diakibatkan oleh musim
penelitian berkisar antara 28 –
penghujan
29oC. Suhu air terendah yaitu 28oC
seperti yang dikemukakan oleh
didapat pada stasiun 4 dan 5, suhu
Nybaken
air
pada
umumnya pH air laut stabil karena
stasiun 1, 2 dan 3, yaitu sebesar
adanya siklus karbonat dalam air
tertinggi
ditemukan
o
di
daerah
(1992)
bahwa
29 C.
laut.
Salinitas :
Oksigen terlarut DO :
Salinitas
tersebut
pada
pada
lokasi
Nilai oksigen terlarut (DO)
menunjukkan
kisaran
berkisar antara 3,9 ppm – 5,1 ppm
antara 0 – 16 ‰. Nilai salinitas
dimana nilai DO tertinggi terdapat
penelitian
11
pada stasiun 2 dan nilai DO
standar baku mutu air laut pada
terendah terdapat pada stasiun 5.
mangrove bahwa standar baku
Nilai DO tertinggi sebesar 5,1 ppm
kadar
pada stasiun 2 menunjukan kadar
adalah
DO yang baik sedangkan nilai DO
Berdasarkan data tersebut maka
terendah didapatkan pada stasiun
kondisi
5 dengan kadar DO sebesar 3,9
amonia ini adalah tidak sesuai
ppm hal ini menunjukan bahwa
dikarenakan kadar amonia pada
kondisi
stasiun
stasiun 1, 2 , 3 dan 4 diketahui
tersebut tercemar. Rendahnya nilai
sangat tinggi yaitu 2,8, 2,4 ,2,4 dan
DO
proses
1,3 ppm. Nilai kadar amonia yang
pembuangan air tambak pada saat
tinggi disebabkan lokasi penelitian
setelah
pada
perairan
dipengaruhi
pada
oleh
panen
ataupun
amonia
berkisar
perairan
stasiun
pengapuran sehingga kualitas air
langsung
menjadi
pertambakan.
tercemar
dan
pada
0,3
untuk
ini dengan
mangrove
Amonia NH3 :
ppm.
kadar
berdekatan
Struktur
mempengaruhi nilai DO tersebut.
mangrove
areal komunitas
berdasarkan
karakteritik substrat :
Nilai kadar amonia pada lokasi penelitian terlihat sangat
Karakteristik
substrat
tinggi dimana berkisar antara 0,5 –
diketahui
2,8 ppm. Kadar amonia tertinggi
kehidupan komunitas mangrove,
didapat pada stasiun 1 dengan
substrat sedimen di daerah hutan
kadar amonia sebesar 2,8 ppm
mangrove
sedangkan kadar amonia terendah
selalu basah, mengandung garam,
didapat pada stasiun 5 dengan
memiliki
kadar amonia sebesar 0,5 ppm.
berbutir-butir dan kaya akan bahan
Berdasarkan
Kepmen
organik.
LH
No. 51 tahun 2004 mengenai
12
juga
menentukan
mempunyai
oksigen
yang
ciri-ciri
sedikit,
Tabel 1. Pengelompokan jenis mangrove berdasarkan karakteristik substrat
Stasiun
Jenis Mangrove
1.
Rhizopora apiculata
2.
Avicenia alba Avicenia officinalis Wedelia biflora Sesivium portulacastrum Avicenia alba
Mayor
Pasir berlempung
Avicenia officinalis Acanthus ilicifolius L Avicenia officinalis Rhizopora apiculata Avicenia alba Bruguiera cylindrica Sonneratia ovata Wedelia biflora Stachytharpheta jamaicensis Sesivium portulacastrum Ipomoea pescaprea
C R
N R
C/N R
P SR
R
R
R
SR
R
S
R
S
R
S
R
SR
Liat
Mayor Mayor Mayor Asosiasi Mayor Mayor Mayor Mayor Mayor Asosiasi Asosiasi
Rhizopora apiculata
4.
Jenis Substrat
Mayor Mayor Mayor Asosiasi Asosiasi
Rhizopora apiculata
3.
Kelompok Mangrove
Kandungan Bahan Organik Substrat
Liat
Lempung liat berdebu
Asosiasi
Asosiasi 5. Mayor Liat R S R S Keterangan : SR = Sangat Rendah, R = Rendah, S = Sedang, T = Tinggi, ST = Sangat Tinggi Nypa fructicans
Kandungan bahan organik pada
stasiun
1 ini
Kandungan
cenderung
stasiun
3,
4
nitrogen dan
memiliki
rendah hingga sangat rendah hal
kandungan
ini dikarenakan kandungan bahan
sedang dibandingkan stasiun lain
organik tersebut digunakan atau
yang cenderung rendah hingga
diambil
sangat rendah hal ini disebabkan
oleh
akar
untuk
pertumbuhan mangrove.
dengan
5
pada
kategori
pada stasiun ini jenis dari marga Avicenia cukup banyak tumbuh 13
namun untuk stasiun 5 hanya
ditumbuhi
ditemukan
dengan substrat agak berpasir.
dari
jenis
Nypa
fructicans.
Avicennia
spp.,
Pada zona ini biasa juga tumbuh
Kandungan C/N rasio yang rendah
oleh
pada
dikarenakan
setiap
dari jenis Sonneratia spp., yang
stasiun
kandungan
dominan
tumbuh
pada
lumpur
bahan
yang dalam dan kaya akan bahan
organik dimanfaatkan kembali oleh
organik. Lebih ke arah darat, hutan
mangrove untuk pertumbuhannya.
mangrove
Rasio C/N di lokasi penelitian
oleh Rhizophora spp., di zona ini
menggambarkan
juga dijumpai Bruguiera sp., dan
bahwa
tingkat
umumnya
didominasi
perombakan bahan organik adalah
Xylocarpus sp.,
kecil.
didominasi oleh Bruguiera sp.,
Kemungkinan
mangrove organik
serasah
mendominasi di
tanah
bahan
dan
zona berikutnya
Perbedaan
struktur
pola
belum
zonasi mangrove di Muara Harmin
mengalami perombakan sehingga
ini sesuai dengan pendapat Erwin
kandungannya masih rendah, daun
(2005) yaitu secara umum, sesuai
segar tanaman akan menghasilkan
dengan kondisi habitat lokal tipe
rasio C/N sebesar 10 - 20%
komunitas
sehingga
pohon
proses
dekomposisi
belum maksimal (Chauvet, 1987).
(berdasarkan
dominan)
jenis
mangrove
di
Indonesia berbeda suatu tempat ke
Berdasarkan data tersebut
tempat
lain
variasi
diatas untuk pengelompokan pola
ketebalan
zonasi
meter sampai beberapa kilometer
Harmin
mangrove ini
pada
berbeda
Muara dengan
dari
dari
dengan
garis
beberapa
pantai.
puluh
Menurut
pengelompokan pola zonasi yang
Kartawinata dan Waluyo (1987)
telah
dalam Erwin (2005), menyatakan
dinyatakan
oleh
Bengen
(2004) dimana daerah yang paling
bahwa
dekat
pada
menyebabkan adanya zonasi pada
zonasi mangrove terbuka, sering
hutan mangrove adalah sifat-sifat
dengan
laut
atau
14
faktor
utama
yang
substrat
seperti
maupun organiknya,
jenis
substrat
suatu jenis terhadap ombak dan
kandungan
bahan
arus, sehingga variasi zonasi ini
faktor
memanjang dari daratan sampai ke
di
samping
salinitas, frekuensi serta tingkat penggenangan
dan
pantai.
ketahanan
Gambar 7. Pengelompokan struktur komunitas mangrove berdasarkan karakteristik substrat di Muara Harmin
Perbedaan pola zonasi yang
yang ditemukan juga berpengaruh
terjadi di Muara Harmin ini salah
terhadap
satu penyebabnya diakibatkan oleh
organik
pada
tekanan alam maupun manusia
sesuai
dengan
seperti abrasi dan konversi lahan
tingkat kerapatan suatu mangrove
yang
akan
mengakibatkan
perubahan
kandungan substrat
dimana
besarnya
mempengaruhi
proses
penguraian
habitat lokal tersebut.Perbedaan
tersebut jenis mangrove juga ikut
tingkat
andil dalam proses cepat atau
vegetasi
mangrove serta jenis mangrove
lambatnya
15
bahan
nilai
pola zonasi sesuai dengan kondisi
kerapatan
dari
bahan
proses
organik
penguraian
tersebut
rendahnya
nilai
oleh jenis dari Avicenia sp.,
kandungan
bahan
ini
selanjutnya untuk zona kedua
mengindikasikan bahwa pengaruh
ditempati oleh jenis Avicenia
dari tingkat pasang surut yang
alba dan Avicenia officinalis
tinggi sehingga serasah yang jatuh
dengan
terangkut kembali terbawa arus
liat
dan tidak terurai menjadi bahan
dengan
organik.
cilindrica dan Sonneratia ovata
organik
Desa
rendah
terangkut
dimana
jenis
Rhizopora
laut
cocok untuk upaya rehabilitasi adalah
dari
Rhizopora
jenis
jenis
mangrove
apiculata
untuk
teknik penanaman yang paling
substrat pasir berlempung yang biasanya
terbawa
1. Pemilihan jenis mangrove yang
berhadapan dengan
kembali
SARAN
apiculata ditemukan pada zona yang
dikarenakan
arus.
substrat di muara harmin ini umumnya,
ini
sehingga serasah yang jatuh
karakteristik
pada
hal
tingkat pasang surut yang tinggi
mangrove
berbeda
dan
setiap stasiun juga cenderung
dalam
struktur
berdasarkan
liat
organik yang ditemukan pada
kategori tercemar.
komunitas
substrat
substrat liat. Kandungan bahan
mangrove Muara Harmin Desa
3. Pengelompokan
Bruguiera
fructicans dengan karakteristik
2. Kondisi perairan di ekosistem
dengan
jenis
hanya ditemukan jenis Nypa
hingga baik.
termasuk
dilanjutkan
yang terakhir ke arah daratan
Cangkring
memiliki kondisi rusak berat
Cangkring
itu
lempung liat berdebu, zonasi
1. Ekosistem mangrove di Muara
pertama
setelah
dengan
KESIMPULAN
Harmin
karakteristik substrat
baik yaitu dengan menanam di
zona ini ditempati
setiap sempadan tambak. 16
2. Penyuluhan
mengenai
Pesisir dan Lautan IPB. Bogor. Chauvet, E. 1987. Changes in the Chemical Composition of Alder, Poplar and Willow Leaves During Decomposition in A River. Hydrobiologia 148: 35 - 44.
pentingnya manfaat mangrove sangat perlu dilakukan pada daerah
ini
karena
minimnya
masih
pengetahuan
mengenai manfaat mangrove
Erwin. 2005. Studi Kesesuaian Lahan Untuk Penanaman Mangrove Ditinjau Dari Kondisi Fisika Oseanografi dan Morfologi Pantai pada Desa Sanjai Pasi Marannu Kabupaten Sinjai. Skripsi. Program Studi Kelautan, UNHAS. Makassar. Kusmana, C. 1997. Metode Survei Vegetasi. Bogor: PT Penerbit Institut Pertanian Bogor. Hal. 32 Nybaken,J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan oleh Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen, M. Hutomo dan S Sukarjo. Gramedia. Jakarta. 459 hal. Odum.E.P. 1972. Fundamental Ecology 3rd. Ed W.B Sounders Onrizal. 2005. Adaptasi Tumbuhan Mangrove Pada Lingkungan Salin dan Jenuh Air. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
bagi masyarakat sekitar. 3. Pembuatan mengenai
peraturan mangrove
desa sangat
perlu agar daerah mangrove dapat terjaga sehingga fungsi ekologisnya tidak terancam dan masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi
aktif
atau
dilibatkan dalam pengelolaan mangrove
di
daerahnya
tersebut.
DAFTAR ACUAN : Barbour, M.G., Burk, J.H., dan Pitts, W.D., 1987. Terrestrial Plant Ecology. Second Edition. Menlo Park CA : The Benjamin Cumming Pub. Co. Inc. Bengen, D. G. 2004. .Mengenal dan Memelihara Mangrove. Pusat Kajian Sumber Daya
17