STRUKTUR KLAUSA PADA BERITA OLAH RAGA KORAN TEMPO
Angga Andriansah 0801055009 Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP-UHAMKA
Abstrak Struktur klausa diteliti karena unsur ini salah satu unsur yang rumit untuk dipahami, karena susunannya sama dengan kalimat, meskipun ada bedanya. Selain susunannya sama dengan kalimat, klausa juga mirip dengan frasa. Struktur klausa yang dianalisis adalah pada Koran Tempo, karena surat kabar tersebut merupakan surat kabar yang bahasanya ramah dengan pendidikan. Kemudian yang dianalisisnya pada berita olah raga karena pertama, pada umumnya anak-anak muda, dan atau remaja, khususnya kalangan pelajar senang membaca berita tentang olah raga. Kedua, alasan menganalisis struktur klausa pada surat kabar, karena dalam surat kabar ada jenis kalimat yang tidak terdapat klausa. Ketiga, alasan menganalisis struktur klausa pada surat kabar, karena di jenjang pendidikan SMA telah ada pembelajaran mengenai klausa. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa struktur klausa pada berita olah raga Koran Tempo sebanyak 10 edisi, terdapat 101 paragraf. Dalam 101 paragraf tersebut diperoleh 486 klausa. Hasil tersebut terdiri dari 22 klausa nomina dengan persentase 4.52%, 277 klausa verba transitif dengan persentase 57.00%, 147 klausa verba intransitif dengan persentase 30.25%, 34 klausa ajektifa dengan persentase 7.00%, 6 klausa preposisi dengan persentase 1.23%, dan klausa numera tidak ditemukan dengan persentase 0.00%. Jumlah 486 klausa tersebut juga terbagi atas 328 klausa bebas dengan persentase 67.50%, dan 158 klausa terikat dengan persentase 32.50%. Berdasarkan data-data yang telah dijelaskan di atas, maka penggunaan struktur klausa pada berita olah raga Koran Tempo bervariatif dan tidak monoton. Struktur klausa yang telah dianalisis memunculkan hal-hal baru seperti terdapat macam-macam klausa yang penulisannya lebih rumit dari contoh-contoh yang ada dalam buku teks. Kata Kunci : struktur klausa, rangkaian bahasa
PENDAHULUAN Bahasa atau komunikasi dalam penggunaanya dapat disampaikan melalui berbagai cara, yaitu dapat disampaikan melalui lisan dan tulisan. Menyampaikan berita atau pesan melalui lisan tentunya langsung disampaikan kepada penerima melalui alat ucap mulut, sedangkan melalui tulisan salah satunya dengan menyampaikan informasi atau berita melalui surat kabar. Seseorang dapat menyampaikan berita atau informasi yang berguna untuk orang banyak dapat melalui surat kabar. Dalam surat kabar ada berbagai berita, di antaranya tentang politik, kejahatan, bencana alam, kesehatan, olah raga, kehidupan masyarakat, sampai dengan kehidupan selebritas. Surat kabar dapat dikatakan sebagai karya seseorang, karena merupakan tulisan seseorang walaupun isi dalam surat kabar tersebut merupakan fakta. Tulisan-tulisan dalam surat kabar tersebut selain berguna bagi pembaca, juga dapat mempengaruhi pemahaman pembaca tentang penulisan-penulisan yang baik dan benar terutama kalangan pelajar. Penulisan-penulisan dalam peraturan yang telah ditentukan tersebut banyak, di antaranya pemilihan kata, penggunaan struktur klausa, penyususnan paragraf, penggunaan frasa, dan penggunaan struktur kalimat. Penulisan-penulisan tersebut memang benar ada, namun dalam ciri kalimat jurnalistik, dikhususkan ada beberapa penulisan yang harus diperhatikan. Menurut Sumadiria ciri kalimat jurnalistik, yaitu benar dan logis, dimulai huruf kapital, sederhana dan
ringkas, menarik dan lugas, dan deklaratif dan informatif (Sumadiria, 2006 : 46). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa bahasa jurnalistik benar dan logis berarti masuk akal tidak mengarang dengan semaunya penulis, lalu dimulai huruf kapital sudah jelas ketika awal kalimat atau pada judul berita dimulai dengan huruf kapital, kemudian sederhana dan ringkas berarti bahasanya mudah dimengerti orang banyak, selanjutnya menarik dan lugas berarti membuat masyarakat ingin membacanya karena memang menarik bagi orang banyak, dan terakhir deklaratif dan informatif berarti bahasanya bersifat memberitahu dan menginformasikan. Objek kajian dalam skripsi ini adalah berita. Menurut Maulsby dalam Luthfie menjelaskan bahwa berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut (Luthfie, 2008 : 20). Berdasarkan hal tersebut berita merupakan hal yang penting bagi masyarakat yang isinya tidak diragukan atau benar-benar terjadi. Selain hal tersebut juga berita merupakan sebuah tulisan seseorang atau dapat dikatakan sebuah karya, oleh karena itu dalam hal penulisan juga harus diperhatikan, agar yang membacanya tidak keliru tentang kebenaran penulisannya, khususnya para pelajar Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana struktur klausa dan macam-macam klausa pada media cetak. Fokus penelitian ini adalah struktur klausa pada berita olah raga Koran Tempo. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, karena bersifat mengumpulkan
data, menganalisis dan memaparkan klausa-klausa yang terdapat dalam suatu paragraf. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan tabel analisis, yaitu tabel analisis struktur klausa yang dilengkapi dengan fungsi-fungsi sintaksis dan macam-macam klausa.
KAJIAN TEORI 1.
2.
Hakikat Klausa Klausa merupakan satuan sintaksis yang tingkatannya di bawah kalimat dan di atas frasa. Menurut Chaer klausa adalah satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya, di dalam satuan atau konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila dalam satuan tersebut tidak terdapat predikat, maka satuan itu bukan klausa (Chaer, 2009 : 150). Pengertian di atas dapat diberi contoh, yaitu konstruksi kamar tidur dengan Ariel tidur, yang termasuk ke dalam klausa tentu Ariel tidur bukan kamar tidur, karena hubungan komponen kamar dengan komponen tidur tidak bersifat predikatif. Sedangkan komponen Ariel dengan komponen tidur termasuk klausa karena bersifat predikatif. komponen Ariel mengisi fungsi subjek dan komponen tidur mengisi fungsi predikat. Macam-macam Klausa Menurut Chaer klausa dapat dibedakan berdasarkan kategori dan tipe kategori yang menjadi predikatnya, yaitu klausa nominal, klausa verbal, klausa adjektifal, klausa preposisional, dan klausa numeral (Chaer, 2009 : 42). a. klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berkategori
nominal. Maksud pengertian tersebut adalah dalam sebuah klausa ini terdapat predikat yang tidak menunjukkan kata kerja, melainkan nomina. Contoh : …Petinju itu adalah kaka saya…. Dalam contoh klausa tersebut, konstruksi “petinju itu” mengisi fungsi subjek, dan konstruksi “kaka saya” mengisi fungsi predikat. Dilihat berdasarkan kategorinya konstruksi “kaka saya” merupakan dua nomina, yaitu “kaka” dan “saya”. b. Klausa verbal sudah jelas bahwa fungsi predikatnya merupakan verba atau kata kerja. Klausa verbal ini menjadi dua, yaitu klausa verbal transitif, dan klausa verbal intransitif (Chaer, 2009 : 42). Klausa verbal transitif merupakan klausa yang fungsi predikatnya berkategori verba atau kata kerja yang membutuhkan objek atau pelengkap. Contoh : …Real Madrid menjuarai liga Spanyol musim ini…. Dalam contoh klausa tersebut, konstruksi “Real Madrid” mengisi fungsi subjek, lalu konstruksi “menjuarai” mengisi fungsi predikat, kemudian konstruksi “liga Spanyol” mengisi fungsi objek, dan konstruksi “musim ini” mengisi fungsi keterangan. Fungsi predikat dalam contoh klausa tersebut berkategori verba atau
kata kerja, namun verba tersebut harus diikuti objek, karena jika tidak diikuti objek, maka klausa tersebut tidak menjadi klausa yang utuh. Jika dalam contoh tersebut fungsi objek dan fungsi keterangan dihilangkan akan menjadi “Real Madrid menjuarai”, dalam contoh tersebut terdapat keganjilan atau ketidakutuhan, Real Madrid menjuarai apa? Klausa tersebut akan menjadi kurang jelas. Itulah yang disebut verba transitif. Klausa verbal intransitif merupakan klausa yang fungsi predikatnya berkategori verba atau kata kerja yang dapat berdiri sendiri atau tidak memerlukan objek atau pelengkap. Contoh : …Barcelona berduka…. Dalam contoh klausa tersebut, konstruksi “Barcelona” mengisi fungsi subjek, dan konstruksi “berduka” mengisi fungsi predikat. Fungsi predikat dalam contoh tersebut berkategori verba atau kata kerja, namun verba tersebut tetap menjadi klausa yang utuh meskipun tidak diikuti objek atau pelengkap. Itulah yang disebut verba intransitif.
c. Klausa adjektifal sudah jelas merupakan klausa yang fungsi predikatnya berkategori adjektif atau kata sifat.
Contoh : …tugu Monas sangat indah…. Dalam contoh klausa tersebut, konstruksi “Tugu Monas” mengisi fungsi subjek, dan konstruksi “indah sekali” mengisi fungsi predikat. Fungsi predikat tersebut berkategori adjektifa atau kata sifat. Konstruksi “sangat indah” merupakan sifat yang indah. d. Klausa preposisional merupakan klausa yang fungsi predikatnya berkategori preposisi atau kata depan. Contoh : …Sriwijaya FC di puncak klasemen…. Dalam contoh klausa tersebut, konstruksi “Sriwijaya FC”, mengisi fungsi subjek, dan konstruksi “di puncak klasemen” mengisi fungsi predikat. Fungsi predikat tersebut berkategori preposisi, karena “di” merupakan preposisi atau kata depan. e. Klausa numeral merupakan klausa yang fungsi predikatnya berkategori numeral atau berkaitan dengan jumlah angka. Contoh : …El Real 97 poin…. Dalam contoh klausa tersebut, konstruksi “El Real”, mengisi fungsi subjek, dan konstruksi “97 poin” mengisi fungsi predikat. Fungsi predikat tersebut berkategori numeral karena menyatakan jumlah angka. 3.
Status klausa
a. Klausa bebas, yaitu klausa yang dapat muncul sendiri dan tidak bergantung pada klausa-klausa yang lain (Keraf, 1991 : 182). Maksud dari pengertian tersebut adalah sebuah klausa tetap menjadi utuh, tidak ada keganjilan, tidak memerlukan klausa lain untuk bergabung agar menjadi klausa yang utuh. klausa bebas adalah klausa yang berpotensi untuk menjadi kalimat bebas (Chaer, 2009 : 43), Maksud dari Chaer sudah jelas klausa tersebut bebas dari unsur lain, bahkan dapat menjadi kalimat bebas jika ditambahkan intonasi final. b. Klausa terikat adalah klausa yang tunduk terhadap klausa lain, dan biasanya dinyatakan dengan sebuah konjungsi (Keraf, 1991 : 182). Maksud penjelasan tersebut adalah klausa tidak dapat berdiri sendiri, artinya memerlukan klausa lain agar menjadi klausa yang utuh, tidak ada keganjilan, dan dapat berupa kalimat lengkap. klausa terikat adalah klausa yang tidak empunyai potensi menjadi klaimat bebas (Chaer, 2009 : 43). Oleh sebab itu dapat disimpulkan klausa terikat adalah klausa tidak dapat berdiri sendiri, artinya klausa tersebut memerlukan klausa lain atau klausa bebas untuk menjadi kalimat yang bebas, atau kalimat yang lengkap. Beberapa contoh klausa terikat dapat dilihat di bawah ini, yaitu : (1) …Back Chelsea terjatuh saat
adu sprint dengan Messi…. (2) …Setelah pertandingan selesai, wasit tergeletak di lapangan…. (3) …Aku tak akan datang jika tak rindu…. Contoh-contoh klausa terikat di atas telah mengalami gabungan dari klausa bebas. Klausa yang digarisbawahi merupakan klausa terikat. Contoh (1) yang merupakan klausa terikat adalah “saat adu sprint dengan Messi”, jika tidak diikuti dengan klausa bebas “Back Chelsea terjatuh”, maka klausa tersebut tidak utuh atau tidak menjadi kalimat bebas atau kalaimat lengkap. Kemudian contoh (2) yang merupakan klausa terikat adalah “setelah pertandingan selesai”, sedangkan klausa bebasnya adalah “wasit tergeletak di lapangan”, dan contoh (3) yang merupakan klausa terikat adalah “jika tak rindu”, sedangkan klausa bebasnya adalah “Aku tak akan datang”. Berdasarkan contoh-contoh gabungan klausa terikat dan klausa bebas di atas, dapat dilihat baik klausa bebas maupun klausa terikat dapat berada di depan dan di belakang dalam sebuah kalimat. Jadi tidak ada atauran antara dua klausa tersebut harus berada di awal kalimat atau di akhir kalimat. Berdasarkan penjelasan dan
contoh klausa terikat di atas, maka biasanya klausa terikat berada dalam kalimat yang komplek atau kalimat majemuk. 4.
Hakikat Kalimat Kalimat merupakan susunan kata tertinggi dari klausa dan frasa. Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final (Chaer, 2009 : 39). Maksud dari pengertian tersebut sudah jelas di dalam kalimat ada klausa, berarti kalimat lebih tinggi atau besar dari klausa, dan terlihat perbedaan yang jelas antara klausa dengan kalimat yaitu pada intonasi final; berupa tanda baca seperti (.), (?), dan (!). Berdasarkan penjelasan kalimat di atas, untuk lebih jelas maka dapat dilihat contoh berikut. Suporter Persib meninggal dunia di SUGBK. Contoh kalimat di atas sudah jelas sebuah kalimat dengan ciri intonasi final, yaitu tanda titik (.). a. Kalimat tunggal, Kalimat tunggal dapat juga disebut kalimat sederhana atau kalimat dasar. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa (Alwi, dkk, 2003 : 338). b. Kalimat Majemuk, Kalimat majemuk termasuk ke dalam sebutan kalimat luas. kalimat majemuk selalu berwujud dua klausa atau lebih (Alwi, dkk, 2003 : 40). Berdasarkan pengertian tersebut, maka kalimat majemuk tingkatannya
lebih luas dari kalimat tunggal. Dalam kalimat majemuklah perbedaan antara klausa dengan kalimat akan terlihat jelas, karena di dalam kalimat majemuk terdapat beberapa klausa yang membangun kalimat, jadi kalimat dibangun oleh klausa dan klausa membangun kalimat. 5.
Hakikat Berita Berita yang dimaksud adalah berita dalam surat kabar atau media cetak. Berita adalah informasi penting dan umum. Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut (Luthfie, 2008 ; 20). Berdasarkan pengertian di atas maka sudah jelas bahwa berita merupakan hal yang penting bagi masyarakat yang isinya tidak diragukan atau benar-benar terjadi. Biasanya berita dalam surat kabar berisikan informasi yang terbaru.
6.
Berita Olah Raga Berita Olah raga adalah berita yang berisikan tentang kegiatan yang berhubungan dengan olah raga. pemberitaan olah raga mencapai puncaknya pada saat-saat diadakannya pesta olah raga, baik nasional, regional, maupun internasional, seperti pada waktuwaktu PON (Pekan Olah Raga Nasional), Asian Games, dan Olimpiade (Assegaf, 1985 : 45). Pengertian tersebut sesuai dengan maksud peneliti yang menganalisis berita olah raga pada
bulan juni yang bertepatan dengan pesta olah raga piala eropa 2012 di Polandia dan Ukraina. Berita olah raga dalam surat kabar termasuk berita penting yang dibutuhkan oleh masyarakat baik kaum wanita maupun laki-laki dari mulai remaja, dewasa, orang tua. Hal tersebut jelas terlihat pada surat kabar yang menyediakan kolom-kolom berita bahkan kadang pada kolom headline. 7.
Bahasa jurnalistik (Berita) Bahasa dalam jurnalistik atau berita berbeda dengan bahasa tulis dalam buku teks atau buku-buku paket yang digunakan di sekolahsekolah. bahasa jurnalistik harus singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, tetapi selalu menarik (Badudu dan Sumadiria, 2006 : 4). Berdasarkan penjelasan tersebut berarti dalam berita bahasa yang digunakan harus padat, sederhana, jelas, lugas, tetapi selalu menarik, karena berita dalam surat kabar termasuk ke- dalam jurnalistik. Walaupun bahasa dalam berita harus seperti yang disampaikan oleh Badudu tersebut, akan tetapi tetap berpatokan pada bahasa baku.
Dalam struktur klausa pada berita olah raga Koran Tempo, penulis melihat struktur-struktur klausa pada surat kabar nampak sulit untuk dipahami, namun bagus jika hal tersebut dimasukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Pembelajaran bahasa Indonesia akan lebih bervariatif jika dalam pembelajaran struktur klausa tidak
hanya contoh-contoh yang sudah lama, dari buku lama dan dilontarkan melalui lisan dari pengalaman guru. Siswa SMA nampak akan lebih kreatif dan produktif dengan melihat struktur klausa dari media cetak dan dibimbing oleh guru dalam memahaminya.
METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis dan deskripsi, yaitu untuk mengetahui penggunaan struktur klausa pada berita olah raga Koran Tempo. Penelitian ini mencari data dengan pedoman pada sumber kepustakaan dan dari Koran Tempo dengan jumlah satu bulan edisi. Penelitian ini mengambil data dari 10 Koran Tempo atau sepertiga edisi dari bulan Juni tahun 2012 tersebut. Penelitian ini dilakukan oleh penulis dengan menganalisis data sebagai berikut : 1.Membaca berita olah raga Koran Tempo 2.Mencari buku-buku yang ada hubungannya dengan penelitian; analisis penggunaan struktur klausa 3.Memperhatikan setiap paragraf dengan sekilas untuk menemukan kalimatkalimat yang terdapat penggunaan klausa 4.Menganalisis struktur klausa pada berita olah raga Koran Tempo tersebut dengan seksama sesuai dengan instrumen yang telah ditentukan di atas. 5.Menganalisis berita olah raga Koran Tempo dengan jumlah edisi satu bulan
Berdasarkan teknik pengumpulan data di atas, maka teknik untuk menganalisis data sebagai berikut : 1. Menganalisis setiap kalimat dengan memisahkan klausa yang terdapat pada kalimat tersebut, lalu langsung menganalisis struktur klausa dilengkapi dengan fungsi-fungsi sintaksis 2. Memasukan data-data tersebut ke dalam tabel penelitian agar membuat pemahaman yang praktis dan jelas.
1. 3 Juni 2012 MELAWAN FEDERER, MELAWAN SANG IDOLA
pertama termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. Klausa yang kedua termasuk verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba atau kata kerja yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Predikat tersebut tetap utuh walaupun tidak diikuti objek atau pelengkap. Klausa kedua termasuk klausa terikat karena klausa tersebut tergantung kepada klausa lain. Dalam kalimat ini, klausa kedua terikat dengan klausa pertama.
a. Teras Berita Goffin menjadi petenis termuda yang masih bertahan di Francis Terbuka. Analisis : teras berita di atas terdiri dari satu kalimat dengan dua klausa. Goffin/S/ menjadi/P/ petenis termuda/PEL/ (klausa verba transitif dan klausa bebas) (yang) masih bertahan/P/ di Prancis Terbuka/KET/ (klausa verba intransitif dan klausa terikat) Kalimat di atas terdiri dari dua klausa yang di hubungkan dengan konjungsi /yang/. Klausa yang pertama termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba atau kata kerja yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa
b. Paragraf 1 Roger Federer seperti mengalami déjà vu. Pada 2001, ketika masih berusia 19 tahun, ia mampu merebut perhatian dunia dengan mengalahkan petenis idolanya, Pete Sampras. Kemenangan itu mengantar dia melaju ke babak perempat final Wimblendon. Analisis : paragraf di atas terdiri dari 3 kalimat dengan 6 klausa. Kalimat pertama dibangun oleh satu klausa, kalimat kedua dibangun oleh 3 klausa, dan kalimat ketiga dibangun oleh 2 klausa. Roger Federer/S/ seperti mengalami/P/ déjà vu/O/ (klausa verba transitif dan klausa bebas)
PEMBAHASAN
Klausa pertama ada di dalam kalimat sederhana. Klausa yang pertama termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba atau kata kerja yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa pertama termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain.
Pada 2001/KET/ (ketika) masih berusia/P/ 19 tahun/PEL/ (klausa verba transitif dan klausa terikat) Klausa kedua termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa kedua termasuk klausa terikat karena klausa tersebut tergantung kepada klausa lain. Klausa tersebut terikat dengan klausa ketiga. ia/S/ mampu merebut/P/ perhatian dunia/O/ (klausa verba transitif dan klausa bebas) Klausa ketiga termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang
membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa ketiga termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. (dengan) mengalahkan/P/ petenis idolanya, Pete Sampras/O/ (klausa verba transitif dan klausa terikat) Klausa keempat termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa keempat termasuk klausa terikat karena klausa tersebut tergantung kepada klausa lain. Klausa tersebut terikat dengan klausa ketiga, yang dihubungkan dengan konjungsi (dengan). Kemenangan itu/S/ mengantar/P/ (klausa verba intransitif dan klausa terikat) Klausa kelima termasuk verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Sebenarnya predikat tersebut lebih tepat diiukuti objek atau pelengkap, tetapi karena terpisah dengan klausa
lain, objeknya menjadi klausa lain. Klausa kelima termasuk klausa terikat karena klausa tersebut tergantung kepada klausa lain. Klausa tersebut terikat dengan klausa keenam. dia/S/ Melaju/P/ ke babak perempat final Wimblendon/KET/ (klausa verba intransitif dan klausa bebas) Klausa keenam termasuk verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa keenam termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain.
c. Paragraf 2 Kini, dengan 16 gelar juara turnamen grand slam di tangan, Federer telah menjadi seorang bintang, bahkan legenda. Ia tak berbeda dengan Pete Sampras pada 2001. Analisis : paragraf di atas terdiri dari 2 kalimat dengan 3 klausa. Kalimat pertama dibangun oleh 2 klausa, dan kalimat kedua dibangun oleh satu klausa. (Kini, dengan) 16 gelar juara turnamen grand
slam/S/ di tangan/P/ (klausa preposisi dan klausa terikat) Klausa pertama merupakan klausa preposisi karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan preposisi atau kata depan. Klausa pertama termasuk klausa terikat karena klausa tersebut tergantung kepada klausa lain. Klausa tersebut terikat dengan klausa kedua. Federer/S/ telah menjadi/P/ seorang bintang, bahkan legenda/PEL/ (klausa verba transitif dan klausa bebas) Klausa kedua termasuk termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa kedua termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. Ia/S/ tak berbeda/P/ dengan Pete Sampras/PEL/ pada 2001/KET/ (klausa verba transitif dan klausa bebas) Klausa ketiga termasuk termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang
membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa ketiga termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. d. Paragraf 3 Dan di babak keempat Prancis Terbuka di Paris, hari ini, ia akan menghadapi seorang bintang baru dunia tenis, David Goffin. Analisis : paragraf di atas terdiri dari satu kalimat dengan satu klausa (Dan) di babak keempat Prancis Terbuka di Paris, hari ini/KET/ ia/S/ akan menghadapi/P/ seorang bintang baru dunia tenis, David Goffin/O/ (klausa verba transitif dan klausa bebas) Klausa di atas termasuk termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba atau kata kerja yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa di atas termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. e. Paragraf 4 Goffin, 21 tahun, merupakan petenis termuda yang tersisa di babak 16 besar.
Ia juga menjadi lucky loser pertama yang mampu mencapai babak itu, setelah Dick Norman mencapainya pada Wimblendon 1995. Analisis : paragraf di atas terdiri dari 2 kalimat dengan 5 klausa. Kalimat pertama dibangun oleh 2 klausa, dan kalimat kedua dibangun oleh 3 klausa. Goffin, 21 tahun/S/ merupakan/P/ petenis termuda/PEL/ (klausa verba transitif dan klausa bebas) Klausa pertama termasuk termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa pertama termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. (yang) tersisa/P/ di babak 16 besar/KET/ (klausa verba intransitif dan klausa terikat) Klausa kedua termasuk verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa kedua termasuk klausa terikat karena klausa tersebut
tergantung kepada klausa lain. Klausa tersebut terikat dengan klausa pertama yang dihubungkan dengan konjungsi /yang/ Ia/S/ juga menjadi/P/ lucky loser pertama/PEL/ (klausa verba transitif dan klausa bebas) Klausa ketiga termasuk termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa ketiga termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. (yang) mampu mencapai/P/ babak itu/O/ (klausa verba transitif dan klausa terikat) Klausa keempat termasuk termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa keempat termasuk klausa terikat karena klausa tersebut tergantung kepada klausa lain. Klausa tersebut terikat dengan klausa ketiga yang dihubungkan dengan konjungsi /yang/.
(setelah) Dick Norman/S/ mencapainya/P/ pada Wimblendon 1995/KET/ (klausa verba intransitif dan klausa bebas) Klausa kelima termasuk termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa kelima termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain.
f. Paragraf 5 Petenis asal Belgia itu lolos ke babak utama dengan berjuang lewat babak kualifikasi. Penghuni peringkat ke-109 dunia tersebut sebenarnya nyaris tak lolos karena kalah di babak final kualifikasi itu. Tapi ia menjadi lucky loser karena Gael Manfis mundur, sehingga Goffin berhak menggantikannya. Analisis : paragraf tersebut terdiri dari 3 kalimat dengan 7 klausa. Kalimat pertama dibangun oleh 2 klausa, kalimat kedua dibangun oleh 2 klausa, kalimat ketiga dibangun oleh 3 klausa. Petenis asal Belgia itu/S/ lolos/P/ ke babak utama/KET/ (klausa
verba intransitif dan klausa bebas) Klausa pertama termasuk verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa pertama termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. (dengan) berjuang/P/ lewat babak kualifikasi/KET/ (klausa verba intransitif dan klausa terikat) Klausa kedua termasuk verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa kedua termasuk klausa terikat karena klausa tersebut tergantung kepada klausa lain. Klausa tersebut terikat dengan klausa pertama. Klausa tersebut dihubungkan dengan konjungsi /dengan/. Penghuni peringkat ke109 dunia tersebut/S/ sebenarnya nyaris tak lolos/P/ (klausa verba intransitif dan klausa bebas) Klausa ketiga termasuk verba intransitif karena fungsi predikat klausa
tersebut merupakan verba yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa ketiga termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. (karena) kalah/P/ di babak final kualifikasi itu/KET/ (klausa verba intransitif dan klausa terikat) Klausa keempat termasuk verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa keempat termasuk klausa terikat karena klausa tersebut tergantung kepada klausa lain. Klausa tersebut terikat dengan klausa ketiga. Klausa tersebut dihubungkan dengan konjungsi /karena/. (Tapi) ia/S/ menjadi/P/ lucky loser/PEL/ (klausa verba transitif dan klausa bebas) Klausa kelima termasuk termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa kelima termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri
sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. (karena) Gael Manfis/S/ mundur/P/ (klausa verba intransitif dan klausa bebas) Klausa keenam termasuk verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa keenam termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. (sehingga) Goffin/S/ berhak menggantikannya/P/ (klausa verba intransitif dan klausa bebas) Klausa ketujuh termasuk verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa ketujuh termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain.
g. Paragraf 6 Goffin lolos ke babak keempat setelah mengalahkan petenis Polandia, Lukasz Kubat, 7-6, 7-5, 6-1. Ia tampak sangat
antusias menyambut laga melawan Federer, yang diakui sebagai idolanya. Analisis : paragraf di atas terdiri dari 2 kalimat dengan 4 klausa. Kalimat pertama dibangun oleh 2 klausa, dan kalimat kedua dibangun oleh 2 klausa. Goffin/S/ lolos/P/ ke babak keempat/KET/ (klausa verba intransitif dan klausa bebas) Klausa pertama termasuk verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa pertama termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. (setelah) mengalahkan/P/ petenis Polandia, Lukasz Kubat/O/ 7-6, 7-5, 61/KET/ (klausa verba transitif dan klausa terikat) Klausa kedua termasuk termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa kedua termasuk klausa terikat karena klausa tersebut tergantung kepada klausa
lain. Klausa tersebut terikat dengan klausa pertama. Klausa tersebut dihubungkan dengan konjungsi /setelah/. Ia/S/ tampak sangat antusias menyambut/P/ laga melawan Federer/O/ (klausa verba transitif dan klausa bebas) Klausa ketiga termasuk termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa ketiga termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. (yang) diakui/P/ sebagai idolanya/KET/ (klausa verba intransitif dan klausa terikat) Klausa keempat termasuk verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa keempat termasuk klausa terikat karena klausa tersebut tergantung kepada klausa lain. Klausa tersebut terikat dengan klausa ketiga. Klausa tersebut dihubungkan dengan konjungsi /yang/.
h. Paragraf 7
“Saya sudah menyaksikan Roger bermain selama bertahuntahun,” katanya. “Ia selalu jadi favorit saya. Ia pemain yang sempurna, dengan teknis yang sempurna, dan saya sangat menyukainya. Ia juga pribadi yang hebat, di dalam dan di luar lapangan.” Analisis : paragraf di atas terdiri dari 4 kalimat dengan 6 klausa. Kalimat pertama dibangun oleh satu klausa, kalimat kedua dibangun oleh satu klausa, kalimat tiga dibangun oleh 3 klausa, dan kalimat keempat dibangun oleh satu klausa. Saya/S/ sudah menyaksikan/P/ Roger bermain/O/ selama bertahun-tahun/KET/ katanya/KET/ (klausa verba transitif dan klausa bebas) Klausa pertama termasuk termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa pertama termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. Ia/S/ selalu jadi/P/ favorit saya/PEL/ (klausa
verba transitif dan klausa bebas) Klausa kedua termasuk termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa kedua termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. Ia/S/ pemain yang sempurna/P/ (klausa ajektifa dan klausa bebas) Klausa ketiga termasuk klausa ajektifa karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan ajektifa atau kata sifat. Klausa ketiga termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. (dengan) teknis/S/ yang sempurna/P/ (klausa ajektifa dan klausa terikat) Klausa keempat termasuk klausa ajektifa karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan ajektifa atau kata sifat. Klausa keempat termasuk klausa terikat karena klausa tersebut tergantung dengan klausa yang lain.
klausa tersebut terikat dengan klausa ketiga. (dan) saya/S/ sangat menyukainya/P/ (klausa ajektifa dan klausa bebas) Klausa kelima termasuk klausa ajektifa karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan ajektifa atau kata sifat. Klausa kelima termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. Ia/S/ juga pribadi yang hebat/P/ di dalam dan di luar lapangan/KET/ (klausa ajektifa dan klausa bebas) Klausa keenam termasuk klausa ajektifa karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan ajektifa atau kata sifat. Klausa keenam termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain.
i. Paragraf 8 Goffin merasa akan menghadapi tantangan berat dari sang idola. “Saya mengantisipasi laga yang sangat sulit,” katanya. “Bila saya bilang memiliki kesempatan, akan terdengar sombong. Bila bilang tidak, Anda akan bilang saya
kurang berambisi. Jadi kita lihat saja.” Analisis : paragraf di atas terdiri dari 5 kalimat dengan 6 klausa. Kalimat pertama dibangun oleh satu klausa, kalimat kedua dibangun oleh satu klausa, kalimat ketiga dibangun oleh satu klausa, kalimat keempat dibangun oleh 2 klausa, dan kalimat kelima dibangun oleh satu klausa. Goffin/S/ merasa akan menghadapi/P/ tantangan berat/O/ dari sang idola/PEL/ (klausa verba transitif dan klausa bebas) Klausa pertama termasuk termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa pertama termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. Saya/S/ mengantisipasi/P/ laga yang sangat sulit/O/ katanya/KET/ (klausa verba transitif dan Klausa bebas) Klausa kedua termasuk termasuk klausa verba
transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa kedua termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. (Bila) saya bilang memiliki kesempatan/S/ akan terdengar sombong/P/ (klausa ajektifa dan klausa bebas) Klausa ketiga termasuk klausa ajektifa karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan ajektifa atau kata sifat. Klausa ketiga termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. (Bila) bilang tidak/KET/ Anda/S/ akan bilang/P/ (klausa verba intransitif dan klausa terikat) Klausa keempat termasuk verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Sebenarnya predikat tersebut memerlukan objek atau pelengkap, tetapi karena terpisah dengan klausa bebas, objeknya menjadi klausa
yang lain. Klausa keempat termasuk klausa terikat karena klausa tersebut tergantung kepada klausa lain. Klausa tersebut terikat dengan klausa kelima. Saya/S/ kurang berambisi/P/ (klausa verba intransitif dan klausa bebas) Klausa kelima termasuk verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa kelima termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. (Jadi) kita/S/ lihat saja/P/ (klausa verba intransitif dan klausa bebas) Klausa keenam termasuk verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa keenam termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain.
j. Paragraf 9
Federer tersenyum ketika ditanya tentang calon lawan yang mengidolakannya itu. “Maka pertandingan nanti akan jadi hal berbeda dan spesial bagi saya,” kata petenis asal Swiss tersebut. Analisis : paragraf di atas terdiri dari 2 kalimat dengan 3 klausa. Kalimat pertama dibangun oleh 2 klausa, dan kalimat kedua dibangun oleh satu klausa. Federer/S/ tersenyum/P/ (klausa verba intransitif dan klausa bebas) Klausa pertama termasuk verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa pertama termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain. (ketika) ditanya/P/ tentang calon lawan yang mengidolakannya itu/PEL/ (klausa verba transitif dan klausa terikat) Klausa kedua termasuk termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa kedua
termasuk klausa terikat karena klausa tersebut tergantung kepada klausa lain. Klausa tersebut terikat dengan klausa pertama. (Maka) pertandingan nanti/S/ akan jadi/P/ hal berbeda dan spesial bagi saya/PEL/ kata petenis asal Swiss tersebut/KET/ (klausa verba transitif dan klausa bebas) Klausa ketiga Klausa kedua termasuk termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa ketiga termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung kepada klausa lain.
k. Paragraf 10 Federer juga mengakui, seorang pemain akan sangat termotivasi saat berlaga melawan idolanya. “Saya sudah beberapa kali melihatnya,” kata petenis peringkat ketiga dunia itu. permainannya bagus, pukulannya mulus. Ia juga sangat berbakat, jelas sekali. Karena, bila tidak, ia tak akan melaju sejauh ini.” Analisis : paragraf di atas terdiri dari 5 kalimat dengan 9 klausa. Kalimat pertama dibangun oleh 3 klausa, kalimat
kedua dibangun oleh satu klausa, kalimat ketiga dibangun oleh 2 klausa, kalimat keempat dibangun oleh 2 klausa, dan kalimat kelima dibangun oleh satu klausa.
Federer/S/ juga mengakui/P/ (klausa verba intransitif dan klausa terikat) Klausa pertama termasuk klausa verba intrtransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba atau kata kerja yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa pertama termasuk klausa terikat karena klausa tersebut bergantung kepada klausa lain untuk menjadi kalimat utuh, atau bermakna utuh. Klausa tersebut terikat pada klausa kedua. seorang pemain/S/ akan sangat termotivasi/P/ (klausa verba intransitif dan klausa bebas) Klausa kedua termasuk klausa verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba atau kata kerja yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa kedua termasuk klausa bebas
karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri tanpa kehadiran klausa lain (saat) berlaga/P/ melawan idolanya/KET/ (klausa verba intransitif dan klausa terikat) Klausa ketiga termasuk klausa verba intransitif karena Klausa kedua termasuk klausa verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba atau kata kerja yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa ketiga termasuk klausa terikat karena klausa tersebut bergantung kepada klausa lain untuk menjadi kalimat utuh, atau bermakna utuh. Klausa tersebut terikat pada klausa kedua. Saya/S/ sudah beberapa kali melihatnya/P/ kata petenis peringkat ketiga dunia itu/KET/ (klausa intransitif dan klausa bebas) Klausa keempat termasuk klausa verba intransitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba atau kata kerja yang tidak memerlukan objek atau pelengkap. Klausa keempat termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri
sendiri tanpa kehadiran klausa lain Permainannya/S/ bagus/P/ (klausa ajektifa dan klausa bebas) Klausa kelima termasuk klausa ajektifa, karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan kata sifat. Klausa kelima termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri tanpa kehadiran klausa lain Pukulannya/S/ mulus/P/ (klausa ajektifa dan klausa bebas) Klausa keenam termasuk klausa ajektifa, karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan kata sifat. Klausa keenam termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri tanpa kehadiran klausa lain Ia/S/ juga sangat berbakat/P/ (klausa ajektifa dan klausa bebas) Klausa ketujuh termasuk klausa ajektifa, karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan kata sifat. Klausa ketujuh termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri tanpa kehadiran klausa lain
jelas sekali/P/ (klausa ajektifa dan klausa terikat) klausa kedelapan termasuk klausa ajektifa, karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan kata sifat. Klausa kedelapan termasuk klausa terikat karena klausa tersebut tidak dapat berdiri sendiri atau bergantung pada klausa lain. klausa tersebut terikat dengan klausa ketujuh (Karena) bila tidak/KET/ ia/S/ tak akan melaju/P/ sejauh ini/PEL/ (klausa verba transitif dan klausa bebas) Klausa kesembilan termasuk klausa verba transitif karena fungsi predikat klausa tersebut merupakan verba atau kata kerja yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa kesembilan termasuk klausa bebas karena klausa tersebut dapat berdiri sendiri tanpa kehadiran klausa lain.
KESIMPULAN Sample yang diambil dari 10 Koran Olah Raga Koran Tempo, hanya 1 yang dimasukan dalam pembahasan di atas. Berdasarkan hasil analisis struktur klausa pada berita olah raga Koran Tempo
sebanyak 10 terdapat 101 paragraf. Dalam 101 paragraf tersebut diperoleh 486 klausa. Hasil tersebut terdiri dari 22 klausa nomina dengan persentase 4.52%, 277 klausa verba transitif dengan persentase 57.00%, 147 klausa verba intransitif dengan persentase 30.25%, 34 klausa ajektifa dengan persentase 7.00%, 6 klausa preposisi dengan persentase 1.23%, dan klausa numera tidak ditemukan dengan persentase 0.00%. Jumlah 486 klausa tersebut juga terbagi atas 328 klausa bebas dengan persentase 67.50%, dan 158 klausa terikat dengan persentase 32.50%. Berdasarkan data yang telah melalui proses analisis di atas terdapat 158 klausa terikat dengan persentase 32.50%, hal tersebut berarti struktur kalimat pada berita olah raga Koran Tempo banyak menggunakan kalimat luas atau kalimat majemuk. Berdasarkan data-data yang telah dijelaskan di atas, maka penggunaan struktur klausa pada berita olah raga Koran Tempo bervariatif dan tidak monoton. Struktur klausa yang telah dianalisis memunculkan hal-hal baru yang tidak biasa ditemukan dalam buku teks. Hal-hal baru tersebut seperti ditemukannya macam-macam klausa yang penulisannya lebih rumit dari contoh yang ada dalam buku teks, selain itu ada juga runtutan kata yang panjang namun termasuk dalam satu fungsi sintaksis, contohnya yaitu, /Finalis Indonesia Open 2008 berusia 26 tahun tersebut…./ runtutan kata pada contoh tersebut panjang, namun termasuk dalam satu fungsi sintaksis, yaitu mengisis fungsi subjek. Hal-hal tersebutlah yang termasuk ke dalam hal-hal baru yang ditemukan pada analisis struktur klausa ini.
DAFTAR PUSTAKA Ali,
Mohamad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka cipta Herawati, dkk. 2000. Klausa Pemerlengkapan Dalam Bahasa Jawa. Jakarta : Depertemen Pendidikan Nasional Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia Lutfie, Muhammad. 2010. Mencari dan Menulis Berita. Bekasi : Lembaga pers Bekasi Ramlan, H. 1987. Sintaksis. Yogyakarta : C.V. Karyono Sudaryanto. 1983. Predikat-Objek Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta : Djambatan Sumadiria, Haris. 2006. Bahasa Jurnalistik. Bandung : Simbiosa Rekatama Media Assegaff, H. Dja’far. 1985. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta : Ghalia Indonesia