Irene Nusanti, Strategi Service Learning Sebuah Kajian untuk Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
STRATEGI SERVICE LEARNING SEBUAH KAJIAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SERVICE LEARNING STRATEGY A STUDY TO DEVELOP TEACHING AND LEARNING ACTIVITY Irene Nusanti PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta Jl. Kaliurang Km 12.5, Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta e-mail:
[email protected] Naskah diterima tanggal: 06/11/2013; Dikembalikan untuk revisi tanggal: 12/03/2014; Disetujui tanggal: 02/06/2014 Abstract: This study was done with the goals: 1) study the development of teaching and learning activity through service learning strategy in cultivating ‘serving spirit’ to improve learners’s concern and 2) study the development of teaching and learning activity through service learning strategy in practicing ‘serving spirit’ to improve learners’s concern. The study to teaching and learning process development using service learning strategy was done through a literature study towards some references relating to learning theory and self-development concept. The study towardslearning theory references emphasizes that through reallearning, there will be a positive change in learners. One of the changes expected is the ability to serve others. While the study towards self-development references emphasizes that learners are expected to find their potential and develop it to the maximumin order to serve others.It can be concluded that the study to develop a teaching and learning process using service learning strategy is expected to cultivate a serving spirit and then practice it to improve learners’s concern. Keywords: service learning, teaching and learning activity, concern, serving commitment Abstrak: Kajian ini bertujuan untuk: 1) mengkaji pengembangan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi service learning dalam rangka menanamkan ‘jiwa melayani’ untuk meningkatkan kepedulian peserta didik, dan 2) mengkaji pengembangan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi service learning dalam rangka mempraktikkan ‘jiwa melayani’ untuk meningkatkan kepedulian peserta didik. Pengkajian terhadap pengembangan kegiatan pembelajaran dengan strategi service learning dilakukan dengan studi literatur terhadap berbagai referensi, terkait dengan teori belajar dan pengembangan diri. Hasil kajian terhadap referensi teori belajar menunjukkan, bahwa belajar dengan sungguh-sungguh akan terjadi perubahan ke arah positif bagi peserta didik. Salah satu bentuk perubahan yang terjadi yaitu kemampuan untuk melayani orang lain. Adapun kajian terhadap referensi pengembangan diri menunjukkan, bahwa peserta didik dapat menemukan potensi diri dan mengembangkannya secara maksimal untuk melayani. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kajian pengembangan kegiatan belajar menggunakan strategi service learning dapat menanamkan jiwa melayani dan diterapkannya dalam rangka meningkatkan kepedulian peserta didik. Kata Kunci: service learning, kegiatan pembelajaran, kepedulian, jiwa melayani
251
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
Pendahuluan
(Maurice, 2010). Service learning dipilih karena di
Perkembangan teknologi di samping membawa
dalamnya ada unsur ‘kegiatan melayani’ yang
dampak positif juga membawa dampak negatif
merupakan roh untuk mengembangkan orang,
bagi banyak orang, termasuk bagi peserta didik.
seperti yang dikatakan Maxwell (2013) bahwa
Salah satu perwujudan dari dampak tersebut yaitu
servanthood is the soul for developing people.
sikap kurang peduli terhadap sesama, karena
Melayani yang bermanfaat adalah melayani hal-
terlalu asyik dengan berbagai jenis alat-alat
hal yang nyata-nyata terjadi dalam kehidupan
elektronik (gadget) yang dimiliki. Terlalu asyik
sehari-hari. Tee (2005a) mengatakan bahwa
dengan gadget membuat banyak hal terlupakan
pembelajaran harus terkait erat dengan masalah-
atau terabaikan, misalnya lupa makan, lupa
masalah dan tugas-tugas nyata. Dengan demi-
bel ajar, ti dak peduli p ada orang la in, dan
kian, pembelajaran yang dilakukan dapat di-
sebagainya. Jika hal ini terjadi, berarti manusia
gunakan untuk menyelesaikan masalah yang
dikuasai oleh teknologi. Padahal, sebenarnya
dihadapi sendiri atau membantu melayani orang
teknologi diciptakan untuk membantu kehidupan
lain dalam menyelesaikan masalahnya. Dengan
manusia . Te tapi ket ika manusia tida k bi sa
service learning, peserta didik diajarkan untuk
mengendalikannya, maka yang terjadi justru
melakukan suatu perubahan nyata dari sekedar
sebaliknya, manusia dijajah oleh teknologi, seperti
menerima ilmu untuk diri sendiri menjadi ilmu untuk
pada kasus yang dibahas di atas.
membantu orang lain.
Pendidi kan memi liki per an y ang sang at
Seb uah pene liti an y ang dila kuka n ol eh
penting dalam membantu peserta didik mengatasi
National Youth Leadership Council and Harris
berbagai permasalahan yang dihadapi. Dengan
Interacitve (2006) bahwa: sampai remaja, peserta
demikian, peserta didik dapat berkembang men-
merasakan manfaat pada saat m ereka ber-
jadi manusia yang bermanfaat bagi sesama, tidak
partisipasi dalam kegiatan service learning; hal ini
sekedar diberi pelajaran dan selesai pada jenjang
terlihat dari dampak positif dalam keterlibatan
pendidikan tertentu. Bermanfaat bukan berarti
sehari-hari, dalam menuntun ilmu yang lebih
sibuk dengan berbagai kegiatan mengerjakan
tinggi, pengembangan karir, dan dalam hubungan
pekerjaan sekolah saja. Menjadi bermanfaat di
pribadi. Penelitian lain adalah yang dilakukan oleh
sini juga bukan sekadar suatu harapan klise atau
Astin (2000) dalam Higher Education Research
normatif, tetapi benar-benar ada kegiatan melayani
Institute tentang dampak service learning pada
dalam rangka meningkatkan kepedulian, yang
kem ajuan pese rta d idik dalam bida ng ha sil
didesain untuk ditanamkan dan dipraktikkan
akademik, nilai-nilai, kepemimpinan, karir, dan
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan melakukan
rencana untuk tetap melayani setelah pendidikan
penanaman dan kegiatan mempraktikkan dari hari
tinggi.
ke hari dalam kegiatan pembelajaran, diharapkan
Meli hat segi -segi positif y ang ada pada
sedikit demi sedikit akan menghasilkan suatu
kegiatan melayani, diharapkan dengan mene-
kepedulian terhadap orang lain, terlebih yang
rapkan strategi service learning, peserta didik
membutuhkan uluran tangan. Ada beberapa hal
dapat lebih memiliki kepedulian terhadap orang
yang dapat dikembangkan dalam kegiatan pem-
lain, karena ‘jiwa melayani’ selalu ditanamkan dan
belajaran untuk mengantisipasi permasalahan di
di prak tikk an
atas, antara lain: service learning, team learning,
pembelajaran.
setia p
hari
dala m
ke giat an
giving skill, (Jamal dkk., 2009) dan lain-lain. Dalam
Dengan adanya masalah ketidakpedulian
kajian ini, akan dikupas salah satu di antaranya
yang sering terlihat di antara peserta didik dewasa
untuk mengarahkan peserta didik pada penga-
ini, maka perubahan dalam kegiatan pembe-
laman menjadi bermanfaat, yaitu service learning.
lajaran menjadi mendesak karena: 1) melalui
Service learning merupakan cara mengajar dan
keg iata n pe mbel ajar an p eser ta d idik dap at
belajar yang menghubungkan antara tindakan
dip enga ruhi dan dib entuk, d an 2 ) ke giat an
positif dan bermakna di masyarakat dengan
pembelajaran terjadi setiap hari, berarti apa yang
pembelajaran akademik, perkembangan pribadi
dilakukan setiap hari akan menjadi kebiasaan
dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat
peserta didik.
252
Irene Nusanti, Strategi Service Learning Sebuah Kajian untuk Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Berdasarkan uraian pada latar belakang di
yang diajarkan, mereka benar-benar belajar
atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
tentang nilai-nilai melayani. Dalam mengapli-
berikut: 1) Bagaimana kajian kegiatan pem-
kasikan strategi service learning, pada akhir setiap
belajaran dikembangkan dengan menggunakan
topik peserta didik akan mendapatkan tugas di
strategi service learning dalam rangka mena-
lua r ke las, yai tu d i ma syar akat dal am a rti
namkan ‘jiwa melayani’ untuk meningkatkan
kehidupan nyata untuk mempraktikkan apa yang
kepedulian peserta didik? dan 2) Bagaimana
didapat di dalam kelas. Untuk memaksimalkan
kajian kegiatan pembelajaran dikembangkan
pem belaj aran ketik a masih di dala m kel as,
dengan menggunakan strategi service learning
seorang pendidik perlu memiliki pengetahuan dan
dalam rangka mempraktikkan ‘jiwa melayani’
kesadaran, di mana kesadaran ini merupakan hasil
untuk meningkatkan kepedulian peserta didik?
mempelajari tindakan peserta didik dan menge-
Dengan banyaknya r emaja-remaja yang
tahui apa yang harus dilakukan (dan tidak harus
terlalu asyik dengan alat-alat elektronik (gadget)
dilakukan), apa yang dicari peserta didik, dan apa
masing-masing menyebabkan mereka kurang
yang dilihat oleh peserta didik (Tuckman dkk.,
peduli pada hal-hal yang terjadi di sekitarnya,
2011). Jika pembelajaran di dalam kelas dapat
termasuk pada orang lain yang membutuhkan
dimaksimalkan, maka ketika mempraktikkan di luar
bantuan. Hal ini membuat penulis mencoba untuk
kelas diharapkan peserta didik dapat lebih siap.
mengutarakan gagasan service learning sebagai
Meskipun demikian, seorang pendidik hendaknya
salah satu strategi untuk dikembangkan dalam
juga mengetahui bahwa terdapat perbedaan
ke giat an p embe laja ran dengan tujuan: 1)
antara pembelajaran di dalam kelas dan di dunia
Mengkaji pengembangan kegiatan pembelajaran
nyata. Pembelajaran di sekolah terpusat pada
dengan menggunakan strategi service learning
kinerja individu karena mereka akan dinilai.
dalam rangka menanamkan ‘jiwa melayani’ untuk
Sedangkan pembelajaran di dunia yang sesung-
meningkatkan kepedulian peserta didik, dan 2)
guhnya cenderung terpusat pada kinerja yang
Mengkaji pengembangan kegiatan pembelajaran
dibangun secara bersama-sama (Resnick dalam
dengan menggunakan strategi service learning
Tuckman dkk., 2011).
dalam rangka mempraktikkan ‘jiwa melayani’ untuk meningkatkan kepedulian peserta didik.
Kegiatan Pembelajaran Banyak orang berbicara tentang perubahan atau
Kajian Literatur dan Pembahasan
perlunya orang berubah. Tetapi apakah yang
Teori Belajar
dimaksud dengan perubahan itu sendiri? Atau
Setiap pendidik yang mengajar apa pun harus
perubahan seperti apakah yang sebenarnya
memberi perhatian pada proses yang ada dalam
diharapkan untuk terjadi? Perubahan menurut
topik yang diajarkan. Dalam hal ini, ketika seorang
Fernando (1980) dalam kamus The New Thesaurus,
pendidik mengharapkan peserta didik untuk
dikatakan bahwa suatu perubahan digambarkan
belajar Matematika, mereka juga harus belajar
sebagai suatu proses atau hasil menjadi berbeda.
bagaimana mengerjakan Matematika di mana
Perubahan yang dibahas di sini tentu saja peru-
kegiatan mengerjakan merupakan fase proses.
bahan yang mendatangkan suatu kemajuan.
Kegiatan mengerjakan ini menjadi hal penting
Peserta didik akan menunjukkan kinerja lebih baik
dalam kegiatan belajar dan mengajar (Moriyon,
apabila ia benar-benar belajar (Tee, 2005a).
2001). Tanpa mengerjakan apa yang dijelaskan
Dengan kata lain, ketika seorang peserta didik
oleh pendidik, peserta didik sebetulnya belum
benar-benar belajar, maka ia akan benar-benar
sungguh-sungguh belajar. Hal yang sama juga
menunjukkan adanya perubahan ke arah positif.
berlaku ketika pendidik ingin supaya peserta didik
Jadi pembelajaran yang sesungguhnya terjadi
memiliki rasa peduli terhadap sesama yang
ketika peserta didik menunjukkan perubahan
memerlukan pertolongan, maka mereka juga
akibat dari apa yang dipelajarinya. Jika sudah
harus diberi kesempatan untuk mengerjakan
belajar, tetapi tidak menunjukkan adanya peru-
tugas mela yani sesuai dengan topi k ya ng
bahan, berarti peserta didik tidak benar-benar
diajarkan di kelas. Dengan mempraktikkan apa
belajar. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan
253
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
bahwa sebenarnya belajar menjadikan munculnya
beberapa hal berikut. Pertama, entertaining
suatu perubahan dan perubahan akan meng-
through what you see. Dalam hal ini peserta didik
akibatkan terjadinya pembelajaran lebih lanjut.
belajar tentang entertainment dan merasakan
Perubahan dalam kehidupan peserta didik
entertainment melalui video yang mereka lihat.
merupakan sesuat u yang diteka nkan d alam
Kedua, pada tahap berikutnya pendidik mengajak
pendidikan. Oleh karena itu, setiap pendidik mela-
peserta didik untuk belajar entertaining through
lui mata pelajaran yang diajarkan seharusnya
what you have. Pada tahap ini, peserta didik
memperhatikan masalah perubahan ini. Peru-
diminta menggunakan talenta yang dimiliki untuk
bahan harus menjadi main of interest tidak hanya
menghibur teman-temannya di kelas. Ketiga,
melalui setiap mata pelajaran, tetapi bahkan
pada akhir topik entertaining event and your feeling,
melalui setiap tatap muka di kelas. Oleh karena
peserta didik diminta mempraktikkan topik ini di
itu, pada setiap tatap muka, pendidik harus
dalam kehidupan yang sesungguhnya di masya-
membuat suatu rencana pembelajaran yang
rakat untuk belajar entertaining through what you
menggambarkan proses belajar untuk terjadinya
did to others. Apa yang dilakukan di masyarakat
suatu perubahan sebagaimana dimaksud dalam
merujuk pada pengalaman mereka ketika mem-
pembahasan ini. Dengan melakukan seperti ini,
praktikkan di dalam kelas. Jadi, tugas tentang
pendidikan di sekolah tidak sekedar menghasilkan
entertaining through what you have yang dilakukan
lulusan dengan hasil akhir yang mencerminkan
di dalam kelas merupakan persiapan mereka
hasil/latihan akademis, tetapi lebih dari itu, sekolah
melakukan service learning di setiap akhir topik.
memb erikan latihan-latihan hari an berb asis
Pada saat melakukan service learning di ma-
perubahan yang dihubungkan dengan permasa-
syarakat, peserta didik menggunakan talenta
lahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
mereka untuk menghibur orang lain, misalnya bagi
Latihan yang diberikan setiap hari dapat mem-
yang pandai main gitar bisa menghibur dengan
berikan kontribusi terhadap keberhasilan peserta
mengajak bernyanyi bersama atau bagi yang
didi k. Ma xwel l (2 009) me nga taka n, bahwa
pandai menggambar bisa menghibur dengan
keberhasilan seseorang ditentukan oleh agenda
mengajari mereka yang tidak bisa menggambar,
kegiatan setiap harinya. Apa yang dilakukan setiap
dll. Dengan cara belajar seperti ini, secara tidak
har i ol eh p eser ta d idik , it ulah yang ak an
langsung peserta didik dibimbing untuk mem-
membentuk mereka.
praktikkan bagaimana mengubah pikiran mereka
Untuk menanggapi masalah yang dibahas
dari sekedar menerima hal-hal akademis di dalam
sebelumnya terkait dengan kekurangpedulian
kelas, menjadi menggunakan hal-hal akademis
terhadap sesama, kajian ini berusaha untuk
untuk melayani orang lain dalam rangka me-
membahas strategi pembelajaran berbasis service
ningkatkan kepedulian. Karena perubahan pikiran
learning. Melalui service learning ada hubungan
itulah yang aka n me mpengaruhi a pa y ang
antara hal-hal akademis yang dipelajari di sekolah
dilakukan selanjutnya (Meyer, 2013b). Untuk
dengan kegiatan melayani masyarakat yang
dapat belajar dengan baik pada saat di kelas
diwujudkan secara tahap demi tahap dalam
maupun di masyar akat, pese rta didik perlu
ra ngka meningk atka n k eped ulia n te rhad ap
memiliki sikap belajar yang benar. Tee (2005b)
sesama. Ketika hal yang secara tahap demi tahap
dalam bukunya Grow Me mengatakan bahwa
terlaksana, berarti perubahan terjadi. Sebagai
peserta didik yang memiliki sikap belajar sungguh-
contoh kegiatan pembelajaran yang dimaksud
sungguh biasanya akan menunjukkan beberapa
dalam konteks service learning dapat digambarkan
kualitas berikut: a) memiliki kerelaan; b) memiliki
secara singkat sebagai berikut. Pada saat di
suka cita; c) selalu mau belajar dari orang lain, d)
dalam kelas Bahasa Inggris, pendidik memberi
selalu melakukan refleksi diri; e) tidak membela
input kepada peserta didik sesuai salah satu topik,
diri; dan f) jujur pada diri sendiri.
misalnya entertaining event and your feeling, dalam
Dengan demikian, kegiatan pembelajaran
bentuk video. Di samping mengajarkan Bahasa
yang akan membuat peserta didik mengalami
Inggris itu sendiri, melalui beberapa video yang
perubahan yaitu pembelajaran yang dilakukan
dipert unjukkan, pendidik j uga mengaj arkan
dengan sikap belajar yang benar serta mem-
254
Irene Nusanti, Strategi Service Learning Sebuah Kajian untuk Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
praktikkan materi dan nilai-nilai yang ada di
kebutuhan masyarakat dengan kesempatan yang
dalamnya untuk orang lain dalam kehidupan yang
se ngaj a di rencanak an untuk me ning katk an
sesungguhnya.
perkembangan dan pembelajaran peserta didik. Keempat, Bringle, dkk. (2005) dalam Service
Konsep Service Learning
Learning: Intercommunity & Interdisciplinary
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila peserta
Explorations, service learning didefinisikan sebagai
didik mengalami perubahan (Tee, 2005a), bisa
pengalaman dalam pendidikan berbasis mata
dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang
pelajaran yang memiliki kredit di mana peserta
memiliki sikap atau pikiran negatif menjadi positif,
didik: a) berpartisipasi dalam kegiatan melayani
atau dari ‘small’ menjadi ‘great’, seperti yang
yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan
dikatakan Martin Luther King, Jr (dalam OHSD,
masyarakat yang sudah diidentifikasi dan b)
2002) bahwa setiap orang dapat menjadi orang
melakukan refleksi sedemikian rupa terhadap
be sar kare na setia p or ang bisa mel ayani.
kegiatan service learning untuk memperoleh
Perubahan yang diharapkan untuk terjadi pada
pengertian yang lebih mendalam terhadap isi mata
diri peserta didik adalah perubahan dari ‘self-
pelajaran, apresiasi yang lebih luas tentang
centered’ menjadi ‘serving others’. Untuk itu,
disiplin dan rasa tanggung jawab yang meningkat
peserta didik perlu dikenalkan dengan pem-
sebagai warga masyarakat.
biasaan-pembiasaan. Untuk dapat menjadi ke-
Dari beberapa definisi di atas dapat di-
bia saan, ma ka k egia tan mela yani per lu d i-
simpulkan bahwa service learning adalah sebuah
tanamkan dan dipraktikkan setiap hari di dalam
strategi belajar, mengajar, dan melakukan refleksi
kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan
yang memberikan kesempatan kepada peserta
pendapat Maxwell (2009), Meyer (2013a) bahwa
didik untuk melayani orang lain, dengan cara
apa yang ditekuni, itulah yang akan membentuk
menggabungkan pembelajaran di kelas dengan
kita. Service learning sebagai suatu strategi dalam
keb utuhan d an p erma sala han yang ada di
pem bela jara n di hara pkan dap at m emba wa
masyarakat. Service learning mencoba untuk
peserta didik menjadi manusia yang bermanfaat
menghubungkan peserta didik dengan tugas
bagi orang lain, dalam arti melayani orang lain
sekolah, yang intinya adalah untuk melayani
untuk meningkatkan kepedulian. Semakin tinggi
masyarakat dan sekaligus untuk mengembangkan
pe ndid ikan seseora ng, seme stinya semak in
kemampuan akademis dan sosial peserta didik
berkembang jiwa melayaninya. Akan tetapi, jiwa
melalui tugas yang diberikan pendidik untuk
melayani tidak serta merta dapat dimiliki begitu
dipraktikkan di masyarakat. Dengan strategi
saja ketika hal ini tidak pernah dikenalkan kepada
service learning peserta didik memiliki kesempatan
peserta didik. Hal ini sejalan dengan beberapa
untuk mengembangkan kecakapan hidup (life skill)
definisi service learning sebagai berikut. Pertama,
yang penting dengan cara memberikan nilai-nilai
Maurice (2010), service learning merupakan cara
yang didapat melalui materi yang diajarkan untuk
mengajar dan belajar yang menghubungkan
diberikan kepada masyarakat. Service learning
tindakan positif dan bermakna di masyarakat
juga memupuk keterampilan memberi yang dapat
dengan pembelajaran akademik, perkembangan
membuat orang yang melakukannya dengan
pri badi dan t anggung j awab sebag ai wa rga
sepenuh hati menjadi punya kekuatan (powerful).
masyarakat. Kedua, Furco dkk. (2001) dalam The
Dengan cara seperti ini, diharapkan peserta didik
Essence of the Pedagogy, service learning di-
menjadi lebih paham dengan arti tanggung jawab
definisikan sebagai pelayanan kepada masya-
dan berbagi dalam arti yang sebenarnya.
rakat berbasis kurikulum yang mengintegrasikan
Dalam service learning terdapat tiga tahapan
pembelajaran di dalam kelas dengan aktivitas
yang harus dilakukan, yaitu: tahap persiapan,
melayani masyarakat. Ketiga, Jacoby dkk. (2013)
tahap melayani, dan tahap refleksi. Pada tahap
dalam Building Partnerships for Service Learning,
pesiapan, peserta didik membuat suatu rencana
service learning adalah suatu bentuk pendidikan
berdasarkan kebutuhan orang-orang yang ada
tentang pengalaman di mana peserta didik terlibat
dalam masyarakat. Pada tahap melayani, peserta
dalam kegiatan yang menyangkut manusia dan
didik benar-benar melakukan pekerjaan melayani
255
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
seperti yang tertuang dalam rencana yang telah
tindakan untuk melayani semakin dapat terwujud
disusun sebelumnya. Pada tahap refleksi, peserta
dalam upaya meningkatkannya.
didik menganalisa semua pekerjaan yang sudah dilakukan. Pada service learning, refleksi me-
Pembahasan
rupakan bagian yang sangat penting, karena
Pengembangan Konsep Pembelajaran
bagian ini membantu menyiapkan peserta didik
Pada pendidikan tinggi kita kenal dengan istilah
untuk mencapai kehidupan yang lebih berhasil.
kuliah kerja nyata (KKN), di mana dalam kegiatan
Di samping itu, refleksi juga dapat membangun
tersebut seorang maha siswa dituntut untuk
kesadaran peserta didik melalui pengalaman-
mengabdikan dirinya kepada masyarakat dengan
pengalaman yang dialami selama proses kegiatan
menggunakan ilmu yang sudah dipelajarinya
melayani masyarakat. Tee (2005a) menyatakan,
ma upun ilm u at au k ete ramp ilan lai n ya ng
bahwa mempraktikkan refleksi merupakan aspek
dimilikinya. Melalui pengabdian tersebut diha-
penting dari suatu pembelajaran untuk meng-
rapkan masyarakat yang menjadi tempat KKN
hindari beraktivitas terlalu cepat, tetapi pada
mahasiswa akan dapat merasakan dampak positif
akhirnya tersadar bahwa apa yang dilakukan
dari keberadaan mereka selama kurun waktu
adalah keliru. Oleh karena itu, Tee ( 2005a)
tertentu. Demikian pula dengan konsep service
menyarankan untuk membuat komitmen ulang
learning yang dimaksud dalam kajian ini, mirip
dalam rangka melaksanakan refleksi dan pem-
dengan konsep KKN. Bedanya kalau KKN dilakukan
belajaran.
setelah mahasiswa selesai belajar teori, se-
Melalui ketiga tahap service learning (per-
dangkan dalam konsep service learning dapat
siapan, pelaksanaan, dan refleksi) diharapkan
dilakukan setiap hari sebagai bentuk belajar nyata
peserta didik semakin memahami peran materi
dari apa yang telah dipelajari di dalam kelas.
dan nilai yang diajarkan di dalam kelas dan belajar
Bentuk nyata seperti ini diwujudkan dalam format
menerapkan tanggung jawabnya atas pema-
belajar dan bertindak, di mana belajar dilakukan
haman materi dan nilai tersebut dalam bentuk
ketika mer eka ada di dalam kel as bersama
kegiatan berbagi dan melayani orang lain dalam
pendidik dan dibimbing pendidik, sedangkan
kehidupan nyata.
bertindak dilakukan oleh peserta didik sendiri di
Penelitian yang relevan dengan kajian ini
masyarakat.
dilakukan oleh Billig (2000) terhadap sekolah di Amerika yang berbasis service learning menyim-
Pengembangan Konsep Service Learning
pulkan bahwa: 1) peserta didik tingkat SMP dan
Seperti sudah dijelaskan dalam kajian literatur,
SMA yang mengikuti program service learning
bahwa konsep service learning dimaksudkan untuk
menunjukkan peningkatan dalam hal tanggung
memberikan pelayanan kepada orang lain. Namun
jaw ab sosia l da n pr ibad i; 2 ) pe sert a di dik
demikian, kegiatan melayani ini harus dirancang
menunjukkan peningkatan kepedulian terhadap
sedemikian rupa sehingga hasilnya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat; dan 3) peserta didik yakin
yang diharapkan. Service Learning dalam konteks
bahwa dengan service learning, mereka dapat
ini harus diarahkan untuk orang yang benar-benar
membuat perbedaan dan memiliki keinginan untuk
membutuhkan pelayanan. Membutuhkan atau
berkomitmen melayani sekarang dan kelak dalam
tidaknya seseorang terhadap pelayanan tidak
hidup. Oleh karena itu, service learning sebagai
terlepas dari materi yang diajarkan di dalam kelas.
program sekolah dapat menghasilkan dampak
Paling tidak secara umum, ada kriteria orang
positif sebagaimana diuraikan di atas, maka pada
disebut membutuhkan, misalnya orang yang: a)
kajian ini mencoba mengangkat service learning
sudah sangat tua; b) terisolasi; c) punya banyak
bukan sebagai program tetapi sebagai salah satu
beban hidup, dan lain sebagainya.
strategi kegiatan belajar-mengajar dalam meng-
Kriteria yang dibuat harus disesuaikan dengan
ajarkan mata pelajaran. Dengan mengaplikasikan
materi-materi dan nilai-nilai yang diajarkan di
strategi ini, diharapkan jiwa melayani dapat lebih
dalam kelas. Untuk itu service learning dalam
tertanam pada diri peserta didik dan pada akhirnya
konteks pembelajaran ini dapat dikembangkan
256
Irene Nusanti, Strategi Service Learning Sebuah Kajian untuk Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
dari beberapa segi sebagai berikut. Pertama,
feeling with what you do to others, peserta didik
target audience, yaitu dilakukan: 1) untuk audience
dapat melakukan tugas service learning dengan
yang tepat; 2) dengan tujuan untuk meningkatkan
cara mempraktekkannya untuk salah satu ang-
kualitas hidup audience; 3) tanpa memaksa; dan
gota keluarga, atau teman kampus tetapi yang
4) dengan hati atau didasari rasa kasih.
tidak satu kelas. Hal ini juga dimaksudkan untuk
Kedua, dari segi filosofi, selain untuk melayani,
membiasakan peserta didik agar tidak hanya
filosofi service learning dapat dikembangkan
melayani yang di luar rumah, sementara yang di
dengan mengutip pendapat Osteen dan Joel
dalam rumah tidak dipedulikan. Selanjutnya, hal
(2013) bahwa tidak ada gunanya belajar di
kedua yang disederhanakan adalah pada tahap-
kampus yang paling terkenal dan mempunyai
tahap service learning itu sendiri.
banyak pengetahuan, jika ternyata tidak ada rasa
Pada tahap persiapan, peserta didik tidak
kasih di dalam hati peserta didik. Hal ini sejalan
diminta untuk membuat rencana sesuai dengan
dengan pendapat Tee (2005b) bahwa teaching is
kebutuhan masyarakat. Sebagai gantinya pen-
a profession of the heart. Dengan demikian, ketika
didik memberikan tugas kepada peserta didik
membicarakan belajar-mengajar maka tidak
sesuai dengan materi dan nilai-nilai yang di-
hanya pikiran yang disentuh tetapi hati juga
aja rkan. Da ri t ugas ini peserta did ik m en-
disentuh. Jika tidak, maka kondisi sebagaimana
diskusikan dalam kelompok, kemudian membuat
diungkapkan oleh Osteen dan Joel (2013) di atas
rencana yang berisi: 1) Langkah-langkah bagai-
akan terjadi, yaitu berpengetahuan banyak dan
mana materi dan nilai-nilai dalam materi tersebut
sekolah sampai ke jenjang yang paling tinggi
dapat digunakan untuk memberikan pelayanan
tetapi tidak memiliki hati yang mudah tersentuh
kepada orang lain, dan 2) Siapa yang akan
oleh keadaan orang lain atau dengan kata lain
menjadi target audience serta alasan pemilihan
kurang peduli terhadap sesama.
audience.
Aplikasi Service Learning dalam Kegiatan
dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
Pembelajaran
membantu orang lain secara fisik, menghibur orang
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa
lain, atau hal-hal lain terkait dengan materi dan
ser vice lea rning me rupa kan suat u ke giat an
nilai-nilai yang dipelajari di dalam kelas. Tugas
melayani sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
dibuat sedemikian rupa, sehingga memberikan
Jenis service learning yang dibahas lebih lanjut
kesempatan kepada peserta didik untuk meng-
dalam kajian ini yaitu service learning yang
hadapi audience sendiri agar dapat menumbuhkan
dised erhanaka n, sehingga dapa t ditera pkan
rasa percaya diri. Di samping itu, ada juga yang
dengan mudah dalam kegiatan pembelajaran.
memberi kesempatan kepada mereka untuk
Penyederhanaan dilakukan dalam lingkup masya-
melakukan pekerjaan melayani secara bersama-
rakat yang menjadi target service learning dan
sama untuk menanamkan bahwa kerja sama akan
pada tahap-tahap service learning itu sendiri.
menghasilkan lebih banyak hasil daripada kerja
Untuk dapat diterapkan dalam kegiatan pem-
sendiri. Peserta didik yang memiliki talenta sama
belajaran, pertama, masyarakat yang dijadikan
bisa membuat rencana service learning untuk
tar get audi ence untuk mela kuka n ke giat an
dipraktekkan di masyarakat secara bersama-
melayani ada beberapa pilihan, yaitu: keluarga,
sama, misalnya di dalam kelas terdapat empat
tetangga dekat, teman-teman peserta didik yang
pe sert a di dik deng an t alenta m engg amba r.
ti dak satu kel as, tema n-te man dala m sa tu
Keempat peserta didik ini dapat menghibur orang-
perkumpulan tertentu. Penekanan pada service
orang yang kurang bisa menggambar dengan
learning yang disederhanakan adalah melakukan
memberikan pelatihan informal selama empat hari,
kegiatan melayani orang yang terdekat dengan
masing-masing peserta didik melatih satu jam
peserta didik itu sendiri, misalnya keluarga
dalam sehari. Di samping dalam bentuk-bentuk
peserta didik. Jika keluarga jauh, peserta didik
kegiatan di atas, melayani dapat juga berupa
dapat memilih di antara yang disebutkan di atas.
memberi nilai tambah. Pertama nilai tambah dapat
Dalam mempraktekkan entertaining event and your
dilakukan dengan kegiatan sharing pengetahuan,
Untuk melakukan kegiatan melayani, tugas
257
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
misalnya setelah peserta didik mendapatkan input
secara tersendiri setelah diskusi selesai dilakukan.
dari pendidik berupa bahan bacaan tentang
Dengan demikian, dari uraian di atas dapat
positive thinking, mereka dapat membagikan input
dirangkum sebagai berikut: 1) Dalam kegiatan
tersebut pada masyarakat, terutama kepada
pembelajaran, penanaman jiwa melayani terjadi
mereka yang selalu mengeluarkan kata-kata
pada saat pendidik menjelaskan materi dan juga
negatif. Kedua, nilai tambah dapat juga dilakukan
nil ai-nilai yang ad a pa da m ater i te rseb ut,
dengan mendiskusikan sebuah topik yang sudah
pemberian contoh penerapan dalam kehidupan
dipelajari di kelas bersama warga masyarakat,
sehari-hari (misalnya menerapkan cara berpikir
misalnya topik tentang positive thinking yang
positif) serta simulasi, 2) Praktik melayani, terjadi
disebutkan di atas. Dengan sharing dan diskusi,
ketika peserta didik melakukan tugas kegiatan
masyarakat menjadi tahu tentang nilai-nilai positive
melayani untuk orang yang sudah direncanakan
thinking yang dapat dipakai untuk meningkatkan
sebelumnya.
kualitas hidup mereka, jika mereka benar-benar
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
mau menerapkan. Dengan demikian, dalam service
pembelajaran dengan strategi service learning
learning yang disederhanakan ini, pendidik tetap
merupakan pembelajaran yang nyata, karena ada
mengajar seperti biasanya, yaitu memberikan
kegiatan belajar dan bertindak. Dengan demikian,
input dengan menjelaskan materi yang diajarkan
konsep pembelajaran yang pada umumnya terjadi
dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,
di dalam kelas, diperluas cakupannya menjadi
memberi contoh penerapan nilai-nilai dalam
pembelajaran di dalam dan di luar kelas. Pem-
kehidupan nyata, serta simulasi di dalam kelas.
belajaran di luar kelas dalam konteks service
Pada akhir pertemuan, pendidik memberikan
learning, bukan sekedar mengacu pada tempat
tugas kepada peserta didik berupa kegiatan
belajarnya yang dilakukan di tempat berbeda
melayani sebagaimana dijelaskan di atas.
supaya tidak jenuh atau supaya lebih menarik,
Pada tahap pelaksanaan kegiatan melayani,
namun ada filosofi di balik pembelajaran di luar
peserta didik benar-benar melakukan tugas yang
kelas yang harus dipahami terlebih dahulu. Filosofi
diberikan oleh pendidik dalam bentuk melayani
belajar di luar, lebih kepada melakukan kegiatan
orang lain sesuai dengan rencana yang sudah
melayani orang lain pada masyarakat dengan
didiskusikan dalam kelompok. Dalam melak-
menggunakan materi atau nilai-nilai yang ada
sanakan kegiatan ini, peserta didik membuat
pada materi yang dipelajari di dalam kelas.
catatan tentang bagaimana tanggapan orang
Dengan filosofi ini, peserta didik tidak hanya
yang menjadi target audience terhadap materi dan
memahami materi dan nilai-nilai yang terkandung
nilai-nilai yang dijadikan dasar untuk melakukan
di dalamnya, tetapi peserta didik juga berlatih
kegiatan melayani. Tanggapan dari target audience
untuk mengaplikasikan materi tersebut dalam
bisa positif (misalnya senang karena tadinya tidak
kehidupan nyata untuk membantu orang lain.
tahu bagaimana menggambar binatang yang
Dengan demikian, ketika membicarakan kegiatan
mudah sekarang menjadi tahu), bisa juga negatif
pembelajaran, maka sekecil apapun harus ada
(tidak mau menerima konsep positive thinking
upaya untuk bagaimana materi yang diajarkan di
karena sudah terbiasa dengan cara berpikir
dalam kelas dapat membuat peserta didik mampu
negatif). Peserta didik juga mencatat bagaimana
menerapkannya untuk memberikan nilai tambah
perasaan dia sendiri setelah melakukan kegiatan
pada orang lain.
melayani. Berikan mengapa timbul alasan tersebut. Sebagai catatan, karena tugas melayani
Simpulan dan Saran
harus dilakukan untuk orang lain yang tidak ada
Simpulan
di dalam kelas, maka kegiatan melayani dilakukan
Bel ajar ber arti per ubahan, oleh kar ena itu
di luar jam pelajaran. Setelah tugas melayani
terjadinya perubahan menjadi fokus utama dalam
selesai dilaksanakan, peserta didik diminta untuk
kegiatan pembelajaran. Suatu perubahan tidak
membuat catatan yang dapat digunakan sebagai
dapat selalu terjadi seperti yang diharapkan.
sarana melakukan refleksi. Meskipun demikian,
Meskipun de miki an, upay a ha rus sela lu d i-
jika diinginkan, kegiatan refleksi dapat dilakukan
usahakan. Melalui strategi service learning peserta
258
Irene Nusanti, Strategi Service Learning Sebuah Kajian untuk Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
didik dapat mempraktikkan materi dan nilai-nilai
kan ‘jiwa melayani’ pada masyarakat untuk
yang diperoleh di dalam kelas sebagai latihan
meningkatkan kepedulian peserta didik.
nya ta untuk mew ujud kan perubaha n ya ng diharapkan. Dengan praktik melakukan kegiatan
Saran
melayani warga masyarakat, berarti peserta didik
Terkait dengan kajian strategi service learning
belajar untuk melakukan perubahan, yaitu dari
untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran,
sekedar menerima ilmu pengetahuan untuk diri
beberapa hal yang disarankan sebagai berikut.
sendiri menjadi menerima ilmu pengetahuan
Pertama, pendidik mencoba menanamkan jiwa
untuk membantu orang lain. Dengan demikian,
melayani untuk diri sendiri dan orang lain yang
disimpulkan bahwa pembelajaran melalui service
dijumpai setiap hari, kemudian mengkaji hasilnya.
learning, sebagai berikut. Pertama, kegiatan
Karena jiwa melayani tidak dapat hanya diajarkan
pembelajaran dapat dikembangkan dalam rangka
secara teori, maka penanaman jiwa melayani
menanamkan ‘jiwa melayani’ secara pelan-pelan
harus dilakukan oleh pendidik. Penanaman jiwa
(berproses) melalui penjelasan materi yang
melayani untuk diri pendidik dapat dilakukan
diajarkan, pemberian contoh nyata penerapan
dengan mempelajari secara mendalam konsep
dalam kehidupan sehari-hari, serta simulasi di
service learning terlebih dahulu. Kedua, me-
dalam kelas untuk meningkatkan kepedulian
nerapkan service learning dalam kehidupan sehari-
peserta didik. Kedua, melalui service learning
hari, dimulai dari hal yang paling kecil dan
kajian pengembangan kegiatan pembelajaran
sederhana, kemudian dalam pembelajaran di
dapat dikembangkan dalam rangka mempraktik-
kelas dan mengkaji hasilnya.
Pustaka Acuan Anonim. 2006. National Survey on Service Learning and Transitioning to Adulthood: National Youth Leadership Council and Harris Interactive. Astin W, Alexander, Vogelgesang Lori J, Ikeda, Elaine K, Yee, Jeninifer A. 2000. Executive Summary: Higher Education Research Institute. Los Angeles: University of California Billig Shelley H. 2000. School-Based Service Learning: The Evidence Builds. USA: Denver http:// scholar.google.co.id/scholar?q=Billig. Diakses 7 Maret 2014. Bringle G, Robert; Games, Richard; Foos, Catherine Ludlum; Osgood, Robert; Osborne, Randall. 2005. Service Learning: Intercommunicty & Interdisciplinary Exploration – Enhancing Integrated Professional Development Through Communicty Service. USA: University of Indianapolis Press, books.google.com/books? isbn=0880938625. Diakses 7 Maret 2014 Fernando, De Mello Vianna. 1980. Roget’s II The New Thesaurus. Boston: Houghton Mifflin Company. Furco, Andrew and Billig, Shelley. 2001. Service Learning: The Essence of Pedagogy. USA: Information Age Publishing Inc, http://books.google.com/books/about/Service_learning. Diakses 7 Maret 2014. Jacoby, Barbara and Associates. 2013. Building Partnerships for Service Learning. San Fransisco: Jossey-Bass. http://books.google.co.id/books. Diakses 7 Maret 2014. Jamal, Azim and Mc. Kinnon. 2009. The Power of Giving. New York: Pinguin Book, Ltd Maurice. 2010. Service Learning Handbook. North Carolina: Guilford County Schools, www1.gcsnc.com/ …ing/pdf/ ServiceLearningHandbook.pdf, diakses 7 Maret 2014
259
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014
Maxwell, John. 2009. How Successful People Think. New York: Hachette Book Group Maxwell, John. 2013. How Successful People Lead. New York: Hatchette Book Group Meyer, Joyce. 2013a. Making Good Habits. New York: Faith Words. Meyer, Joyce. 2013b. The Battle in Your Mind. Enjoying Everyday Life Magazine edisi Agustus 2013, hal 12-15 Fenton, USA: Joyce Meyer Ministry, Inc. Moriyon, Felix Garcia. 2001. Human Rights and Education: The Content and the Process, dari http:// eepat.net/doku.php?id=human_rights_and_education: content_and_process. Diakses 7 Maret 2014. OHSD. 2002. Service Learning: Mission and Goal. USA: Chicago Public Schools http:// www.servicelearning.cps.k12.il.us/Diakses 7 Maret 2014. Osteen, John and Joel Osteen. 2013. Living in the Abundance of God. New York: Faith Words. Tee, Ng Pak. 2005a. The Learning Organization. Singapore: Pearson Tee, Ng Pak. 2005b. Grow Me. Singapore: Pearson Tuckman, Bruce W and Monetti, M. David. 2011. Educational Psychology. USA: Wadsworth, http:// books.google.co.id/books?id. diakses 7 Maret 2014.
260