STRATEGI SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN MULTIKULTURAL Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates Yogyakarta e-mail :
[email protected]
Abstrak Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk menjadi generasi yang memiliki pengetahuan, wawasan/sikap dan tindakan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang memperhatikan latar belakang multikulturalisme. Kemajemukan bangsa Indonesia yang dimiliki adanya perbedaan budaya, suku, ras, agama dapat dijadikan sumber kekuatan yang sinergis dalam membangun kemajuan bangsa dan negara. Di dalam mengembangkan pendidikan multikultural di sekolah dapat menggunakan beberapa strategi baik di dalam kegiatan belajar mengajar, kegiatan-kegiatan sekolah yang lain maupun penerapan manajemen sekolah berbasis multikural yang menjadi penanggung jawab dan pemimipinya adalah kepala sekolah. Ciri bangsa Indonesia yang pluralistik dan multikultural menyebabkan strategi kebudayaan nasional harus diisi dengan nilai-nilai yang tepat, di antaranya adalah prinsip mutualisme yaitu kebersamaan dan kerja sama yang memberi manfaat kepada semua pihak yang bekerja sama, bukan hanya searah dan menguntungkan satu pihak saja, berarti menekankan pada pentingnya memberikan kesempatan bagi berkembangnya masyarakat multikultural yang masing-masing harus diakui haknya untuk mengembangkan dirinya melalui kebudayaan mereka. Dengan demikian membangun dirinya, membangun tanah leluhurnya termasuk sebagai bagian dari tanah air Indonesia dengan didasari oleh sikap egalitarian, toleran dan demokratis. Kata kunci: sekolah, pendidikan multikultural bangsa dan negara sesuai dengan sistem
A. Pendahuluan Sekolah merupakan suatu lembaga
pendidikan nasional Indonesia. Peserta didik
yang mengelola dan menyelenggarakan
dalam mengadakan interaksi dengan seluruh
pendidikan dan pengajaran kepada peserta
warga sekolah yang memiliki latar belakang
didik dalam usaha mencapai tujuan yang
berbeda seperti: etnik, budaya, tingkat sosial
diharapkan serta merupakan tempat yang
ekonomi,
ampuh dalam
agama. Keragaman tersebut berimplikasi
membangun kecerdasan,
adat
perlakuan
istiadat, jenis kelamin,
sikap dan ketrampilan peserta didik dalam
pada
dan
menghadapi realita kehidupannya. Untuk itu
multikultural yang dihadapi sekolah kepada
secara terus menerus perlu dibangun dan
para peserta didik dan warga sekolah
dikembangkan peran sekolah agar dapat
lainnya.
menghasilkan generasi yang bertanggung
Konsep multikulturalisme kadang-kadang
jawab pada kemaslahatan dan kemajuan
agak
membingungkan,
kebijakan
karena
dari
merujuk
115 Agus Munadlir, Strategi Sekolah Dalam Pendidikan …
sekaligus pada dua hal yang berbeda, yaitu
Kerangka
realitas dan etika atau praktik dan ajaran.
yang
Sebagai
praktik,
kritikus
sebagai
kedua. Para pemikir ini memandang bahwa
representasi yang produktif atas interaksi di
keaneka ragaman budaya di masyarakat
antara elemen-elemen sosial yang beragam
bukanlah kenyataan yang diberikan (given)
dalam sebuah tataran kehidupan kolektif.
begitu saja, namun sebuah konstruksi sosial
Sebagai
yang dipengaruhi oleh sejumlah other. Oleh
realitas
multikulturalisme
sebuah
atau dipahami
etika
atau
ajaran,
menjadi
karena
dan
diuraikan
tentang
bagaimana
perhatian
penting
multikulturalisme
multikulturalisme merujuk pada spirit, etos kepercayaan
kesetaraan dan keadilan inilah
itu,
gelombang
multikulturalisme dengan
para
haruslah
mendekonstruksi
keragaman atas unit-unit sosial yang berciri
persoalan-persoalan ideologi, kekuasaan,
privat dan relatif otonom itu, seperti
marjinalasi
etnisitas dan budaya yang semestinya
ekonomi, gender, permainan wacana, dan
dikelola
emansipasi
dalam
ruang-ruang
publik.
budaya,
budaya
keadilan,
yang
politik,
mengitarinya
Dikatakan oleh Tilaar (2004: 84) bahwa,
(Tilaar, 2004: 83-84). Hal ini mengandung
sisi multikuktural
mensyaratkan adanya
pengertian bahwa, multikulturalisme akan
kesadaran dari setiap individu ataupun
memperoleh makna yang sesungguhnya
kelompok, baik yang didasari atas kesamaan
dengan menyatakan emansipasi budaya-
agama, etnis dan budaya untuk menghargai
budaya kecil masing-masing memiliki hak
keberadaan individu atau kelompok yang
hidup
lain. Ini merupakan kondisi ideal suatu
dihormati dan dilindungi.
masyarakat plural sebagaimana dinyatakan
Konsep multikulturalisme menunjuk pada
oleh
pluralitas
para
pemikir
multikulturalisme
dan
berkembang
yang
kebudayaan,
sikap
wajib
dan
gelombang pertama, yaitu: (1) kebutuhan
pemahaman untuk meresponnya. Hampir
terhadap
semua negara di dunia ini terbentuk dari
pengakuan
(the
need
of
recognitian) dan (2) legitimasi keragaman
keanekaragaman
budaya atau pluralisme budaya. Maksudnya,
multikulturalisme harus diterjemahkan ke
multikulturalisme menjadi kondisi ideal
dalam
suatu masyarakat, apabila keanekaragaman
masyarakat dan bangsa, sebagai pengelolaan
agama, etnis dan budaya tidak saja diakui,
perbedaan
namun juga diberi kesempatan dan ruang
Namun yang perlu diperhatikan adalah
untuk
dan
model multikural seperti apa yang dapat
dalam
dikembangkan di suatu negara seperti di
mengembangkan
mengartikulasikan kerangka
diri
identitasnya
kesetaraan
dan
keadilan.
kebijakan
Indonesia.
kebudayaan,
dalam
kebudayaan
maka
kehidupan
warga
negara.
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016
116
Saat ini dalam kehidupan masyarakat masih
terdapat pada paham keagamaan, afiliasi
muncul kesadaran parsial, sehingga yang
politik, tingkat sosial ekonomi, adat istiadat,
diperlukan kepekaan terhadap kenyataan
jenis kelamin dan asal daerah (perkotaan
kemajemukan, pluralitas bangsa baik dalam
atau pedesaan). Dikatakan oleh Sukarma
etnis, budaya, dan agama dalam kehidupan
(2010:
masyarakat.
merupakan
Sekolah
sebagai
lembaga
112)
bahwa,
Indonesia
yang
negara bangsa terdiri atas
pendidikan yang mempersiapakan peserta
beragam etnis, agama dan bahasa. Bangsa
didik menjadi generasi yang memiliki
Indonesia mewarisi kemajemukan suku, ras,
pengetahuan, sikap dan tindakan yang bijak
dan
dalam
sejarahnya masing-masing. Segi ras, orang
menghadapi
realitas
kehidupan
agama
dengan
berbangsa dan bernegara, sehingga dapat
Indonesia setidaknya
mengantisipasi
Mongoloid-Melayu
pemikiran
yang
negatif
perkembangan
terdiri dari ras (Jawa,
terhadap multietnik dan multi budaya dan
Kalimantan,
ajaran
menjadi
Melanesoid (umumnya Indonesia Timur)
lembaga pendidikan yang mengembangkan
dan ras Mongoloid (China). Dari segi
kurikulum dan proses pendidikan yang
etnisitas, Indonesia terdiri atas 556 suku
membangun dan mengembangkan budaya
bangsa dan 512 bahasa daerah. Dari segi
baru menuju masyarakat yang multikultur
agama, masyarakat Indonesia
sebagai komitmen dan kekuatan dalam
enam agama yang secara syah diakui yaitu:
kehidupan
bernegara.
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan
Dengan demikian kemajemukan bangsa
Kong Hu Cu. Keragaman ini memberikan
merupakan
dapat
tugas kepada warga negara agar kelompok-
menjadi kekuatan dapat didayagunakan
kelompok agama yang berbeda menemukan
untuk
jalan
agama
lain.
berbangsa
suatu
mencapai
pembangunan
Sekolah
dan
potensi
yang
keberhasilan
manusia
untuk
seutuhnya
dan
seluruh aspek pembangunan Indonesia. Dalam konteks Indonesia, peserta didik di
berbagai
lembaga
Sulawesi)
Sumatera,
hidupnya
ras
melayu
memiliki
masing-masing
dalam
kerangka membangun dan menerapkan sistem nilai yang diyakini dalam kehidupan masyarakat.
pendidikan
Konteks keragaman ini diperlukan
diasumsikan terdiri dari peserta didik yang
upaya
memiliki beragam latar belakang etnik,
berkesinambungan
agama,
masalah perbedaan-perbedaan yang dapat
bahasa,
dan
budaya,
karena
serius,
sungguh-sungguh dalam
untuk
dan
menangani
diprediksikan pada data bahwa Indonesia
didayagunakan
kepentingan
memiliki keragaman latar belakang peserta
kemaslahatan bangsa Indonesia, sehingga
didik di sekolah-sekolah di Indonesia
diperlukan upaya tranformasi dan edukasi
117 Agus Munadlir, Strategi Sekolah Dalam Pendidikan …
masyarakat
dalam
kesadaran
dan
mengembangkan
menjaga
komitmen
multikultural, dengan kondisi demikian di sekolah
dapat
mengembangkan
proses
multikulturalisme menjadi identitas nasional
pendidikan bagi terbentuknya interaksi yang
dengan bertumpu pada pengakuan dan
sehat,
penghormatan
menuju
terhadap
pluralitas
masyarakat dan bangsa Indonesia. Usaha-
multikulturalisme
dengan
mendorong
pemahaman dan kesadaran
saling
masyarakat
menghormati
Indonesia
yang
sejahtera, damai, maju dan bermartabat.
usaha membangun integrasi nasional yang berbasis
harmonis,
Pendidikkan biasanya
multikulturalisme
mempunyai
ciri-ciri
sebagai
berikut: (1) tujuannya untuk membentuk
masyarakat menggunakan hak konstitusinya
“manusia
dalam
dan
“masyarakat berbudaya (berperadaban)”,(2)
berpendapat guna memperjuangkan hak-hak
materinya mengajarkan nilai-nilai luhur
keadilan,
kemanusiaan, nilai-nilai bangsa, dan nilai-
berkumpul,
berserikat
kesetaraan,
kebebasan
dan
berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Strategi
pembelajaran
di
sekolah
nilai
budaya”
kelompok
dan
etnis
menciptakan
(kultural),
(3)
metodenya demokratis yang menghargai
merupakan media atau sarana yang ampuh
aspek-aspek
untuk membangun dan mengembangkan
budaya
pendidikan multikultural yang lebih baik.
(multikulturalis), (4) evaluasinya ditentukan
Lembaga
dalam
pada penilaian terhadap tingkah laku anak
mengembangkan proses belajar mengajar
didik yang meliputi: persepsi, apresiasi, dan
tidak hanya memperhatikan kemampuan
tindakan terhadap budaya lainnya (Maksum
yang bersifat akademik saja, namun perlu
dan Ruhendi, 2009: 190-192).
pendidikan
juga memperhatikan dan mengembangkan
perbedaan dan keragaman
bangsa
Bagaimana
dan
strategi
kelompok
yang
etnis
dilakukan
pemahaman lintas budaya sangat diperlukan
sekolah dalam pendidikan multikultural
dalam
yang
terintegrasi ke dalam mata pelajaran dan
sehingga
kegiatan lain sekolah dalam mengelola dan
materi
menyelenggarakan proses pendidikan agar
pembelajaran dan mengembangkan fasilitas
mencapai keberhasilan tujuan sekolah dan
belajar peserta didik dalam memahami
untuk
materi
kendala
masyarakat Indonesia yang harmonis, damai
belakang
dan sejahtera didasari pada multietnik dan
masyarakat
multietnik sekolah
karena
dan
Indonesia
multikultural,
dapat
dengan
di
memberikan
menghilangkan
perbedaan
latar
kebudayaan, menghormati dan menghargai
mengembangkan
tata
kehidupan
multikultural.
perbedaan dan mengembangkan sikap dan perilaku
dalam
situasi
multietnik-
B. Peran Sekolah dalam Pendidikan Multikultural
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016
118
Lembaga pendidikan memiliki peran
(2009:185-186) bahwa, dalam menghadapi
yang sangat penting dalam perkembangan
pluralisme budaya dalam realitas kehidupan,
kemampuan peserta didik untuk memiliki
diperlukan paradigma baru yang yang lebih
pengetahuan, sikap dan bertindak dalam
toleran,
menghadapi
yang
multikultural. Hal ini penting karena akan
berkemajuan dan berkeadilan didasari atas
mengarahkan anak didik untuk bersikap dan
perbedaan
multietnis.
berpandangan toleran dan inklusif terhadap
Pendidikan multikultural merupakan proses
realitas masyarakat yang beragam, baik
pengembangan seluruh potensi manusia
dalam hal budaya, suku, ras, etnis maupun
yang
dan
agama. Paradigma ini dimaksudkan bahwa,
konsekuensi
kita hendaknya apresiatif terhadap budaya
keragaman budaya, etnis, suku dan agama.
orang lain, perbedaan dan keberagaman
Pemahaman ini memiliki implikasi yang
merupakan kekayaan dan khazanah bangsa
sangat
karena
kita. Pandangan tersebut diharapkan sikap
pendidikan itu sendiri dapat dipahami
eksklusif yang selama ini bersemayam
sebagai proses tanpa akhir atau proses
dalam otak kita dan sikap membenarkan
sepanjang
hayat.
demikian
pandangan sendiri (truth claim) dengan
pendidikan
multikultural
menghendaki
menyalahkan pandangan dan pilihan orang
realita
kehidupan
multikultur
menghargai
hiterogenitasnya
dan
pluralitas
sebagai
luas dalam pendidikan,
Dengan
yaitu
paradigma
pendidikan
penghormatan dan penghargaan setinggi-
lain dapat diminimalisasi atau dihilangkan.
tingginya terhadap harkat dan martabat
Banyak fakta di negeri kita ini tentang
manusia dari mana pun dia datangnya dan
kerusuhan
berbudaya apa pun dia. Harapannya adalah
disebabkan oleh SARA (suku, adat, ras dan
tercipta kedamaian sejati, keamanan yang
agama). Bukti ini menunjukkan salah satu
tidak dihantui kecemasan dan kebahagiaan
kegagalan dalam proses pendidikan dalam
tanpa rekayasa (Dawam, 2003: 100).
menciptakan
Dalam konteks relasi masyarakat yang
kompleks,
multikulturalisme
dan
konflik
dan
yang
terjadi
mengembangkan
kesadaran dan tindakan dalam pluralisme dan
multikulturalisme.
Simbol
budaya,
merupakan kunci penting untuk memahami
ideologi, agama, bendera, baju dan atribut
realitas
Realitas
lainnya, sebenarnya boleh berbeda, namun
kehidupan merupakan hasil konstruksi,
pada hakikatnya kita adalah satu yaitu satu
karena itu tidak ada realitas yang tunggal,
bangsa, satu tanah air. Kita setuju dalam
tetapi plural. Sebab setiap individu dan
perbedaan (agree in disagreement). Pada
komunitas sosial memiliki konstruksi sosial
dasarnya manusia diciptakan Tuhan dengan
sendiri-sendiri. Dikatakan oleh Mahfud
berbeda jenis kelamin, suku, bangsa, warna
kehidupan
manusia.
119 Agus Munadlir, Strategi Sekolah Dalam Pendidikan …
kulit, budaya, dan sebagainya dimaksudkan
multikulturalisme. Dipaparkan oleh Magnis
agar saling kerjasama dan tolong menolong.
Suseno ( 2005) bahwa, Indonesia hanya
Agar diketahui oleh manusia bahwa, yang
dapat bersatu, bila pluralitas agama yang
paling mulia kedudukannya di sisi Tuhan
menjadi kenyataan sosial dihormati. Ini
adalah yang paling baik amal perbuatannya
dimaksudkan multikulturalisme agama tidak
(bertaqwa). Jadi adanya perbedaan manusia
akan
di dunia ini merupakan sebuah keniscayaan
komponen bangsa dan partisipasi agama-
dan
agama, tetapi harapannya agar semuanya
sunnatullah
yang
bersifat
alami.
Disebutkan dalam Alqur’an, S. 49: 13, arti dalam
bahasa
kita:
“Wahai
manusia,
menghilangkan
identitas
menjadi warga negara
setiap
Indonesia tanpa
merasa terasing. Sikap saling menghormati
sesungguhnya Tuhan menjadikan kamu
identitas
sekalian dari laki-laki dan perempuan dan
untuk tidak memaksakan pandangan agama
Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
sendiri tentang yang baik kepada siapapun
bersuku-suku agar kamu saling mengenal
merupakan syarat keberhasilan masa depan
(kerja sama). Sesungguhnya yang paling
Indonesia.
mulia di antara kamu di sisi Tuhan adalah
transformasi kesadaran multikulturalisme
yang paling bertaqwa. Sungguh Tuhan
menjadi
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
menempatkan
Proses pendidikan di sekolah, guru memiliki peranan penting dalam kegiatan
masing-masing dan kesediaan
Untuk
itu
itu
identitas
diperlukan
nasional
agama
menjadi
dan fondasi
kesatuan bangsa. Di dalam kegiatan belajar mengajar di
belajar mengajar, ia merupakan ujung
sekolah
tombak
pembelajaran yang sesuai dengan tujuannya.
dari
multikultural
pelaksanaan yang
pendidikan
menentukan
dalam
Strategi
guru
perlu
yang
memiliki
perlu
strategi
digunakan
ada
mencapai keberhasilan dalam mendorong,
bermacam-macam seperti: diskusi, simulasi,
memahami dan berperilaku dalam realita
bermain peran, observasi, studi kasus,
kehidupan berdasarkan lintas budaya dari
problem
para
yang
Melalui diskusi guru dapat memberikan
disampaikan, cara mengajar dan kepribadian
masukan dan memperoleh informasi dari
guru dapat mempengaruhi proses belajar
peserta didik tentang sumbangan aneka
mengajar di sekolah yang diasumsikan
budaya dan orang dari suku lain dalam
peserta
hidup
peserta
didik
didik.
memilki
Materi
beragam
latar
belakang agama, etnik, bahasa dan budaya.
solving
bersama
(Aly,
2003:
sebagai
60-73).
bangsa.
Pembelajaran dengan diskusi ini dapat
Bangsa Indonesia yang multikultur
bertukar pikiran bahwa semua orang dari
mutlak harus dipandang dari kacamata
budaya apapun ternyata menggunakan hasil
120
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016
kerja
orang
lain
lain.
apalagi untuk dapat menjadikan sebagai satu
Pembelajaran dengan simulasi dan bermain
kesatuan dalam mengembangkan sumber
peran,
kekuatan dalam pembangunan bangsa dan
peserta
dari
didik
budaya
difasilitasi
untuk
memerankan diri sebagai orang-orang yang
negara.
memiliki agama, budaya dan etnik yang
Indonesia dapat diberdayakan dalam konsep
berbeda dalam pergaulan sehari-hari. Dalam
Bhinneka Tunggal Ika, walaupun berbeda-
kegiatan-kegiatan tertentu perlu dilakukan
beda namun menjadi satu kesatuan, ini
bersama dengan kepanitiaan bersama yang
adalah acuan normatif dalam mengelola
melibatkan aneka macam latar belakang
kemajemukan
peserta didik dari berbagai agama, etnik,
potensi dan kekuatan bangsa Indonesia
budaya, bahasa. Melalui observasi dan studi
sebagai
kasus peserta didik dan guru mengadakan
mewujudkan demokrasi menuntut adanya
kegiatan bersama di dalam realita kehidupan
apresiasi dan sikap yang bijak terhadap
masyarakat
tersebut
keragaman diperlukan pengelolaan secara
diharapkan untuk dapat mengamati proses
sinergis. Bila tidak dikelola dengan baik,
sosial yang terjadi antara individu dan
ada kemungkinan terjadi persaingan antara
kelompok
budaya,
kultural.
yang
Kegiatan
ada,
sekaligus
untuk
Kemajemukan
bangsa
cita-cita
etnis,
melakukan mediasi bila ada konflik di
mendatangkan
antara warga masyarakat tersebut.
kehidupan
Indonesia merupakan bangsa multietnik dan
multikultural.
Keaneka
ragaman
masyarakat
menjadi
bersama
agama
sumber
dalam
yang
dapat
permasalahan
berbangsa
dan
bagi
bernegara.
Sebagai contoh di negara Perancis masih menyisakan
masalah
berupa
kerusakan
masyarakat merupakan realitas objektif
besar tahun 2005 sebagai akibat penerapan
yang tidak dapat dipungkiri sebagai sebuah
konsepsi demokrasi egalitarian lahir, yang
keniscayaan. Aneka masyarakat dan budaya
tidak memperhatikan pluralitas bangsa.
tersebut
tercermin
dengan
adanya
Di dalam lembaga pendidikan perlu
keragaman agama, etnik, bahasa, budaya,
mengembangkan kesadaran kolektif dan
wilayah geografis, latar belakang historis
kepekaan
dan psikologis. Perbedaan tersebut pada
kemajemukan, pluralitas bangsa baik etnis,
satu sisi dapat memberi warna positif pada
budaya, agama, hingga orientasi politik,
sistem nilai budaya bangsa, bila terwujud
karena
dalam bentuk interaksi yang harmonis,
kependidikan
saling menghargai dan saling kerja sama,
memperlihatkan sikap dan perilaku yang
namun di sisi lain dapat menjadi sumber
bersifat
konflik, bila tidak disikapi secara bijak,
melecehkan etnis, budaya, agama di dalam
terhadap
itu
pendidik tidak
diskriminatif,
kenyataan
dan
tenaga
layak
bila
menghina,
121 Agus Munadlir, Strategi Sekolah Dalam Pendidikan …
kehidupan sekolah. Sikap dan tindakan
utama antara lain: (1) pendidikan berfungsi
respek terhadap multietnis dan multikultural
untuk
mempersiapkan
harus
sesuai
dengan
menjadi
bagian
dari
materi
pembelajaran atau kurikulum pendidikan di
pendidikan
berbagai
jenjang
pendidikan
masyarakat
mengembangkan masyarakat saling
keahlian,
mengajarkan
(2)
kemampuan-
jenis
kemampuan praktis yang dibtuhkan oleh
sekolah
yang
setiap
pemerintah
dalam
kriteria
pendidikan,
baik
diselenggarakan
individu-individu
maupun
membangun
orang
untuk
mempertahankan
kelangsungan hidupnya, (3) pendidikan
dan
berfungsi untuk mengajarkan nilai-nilai
budaya
baru
menuju
moral. Sekolah sebagai agen perubahan
multibudaya
yang
berbasis
(change
menghargai,
diharapkan
dapat
dan
menyediakan ketrampilan hidup (life skill)
harmonis dalam kehidupan berbangsa dan
dan moralitas publik kepada peserta didik.
bernegara.
Masyarakat haruslah berpartisipasi di dalam
Pemahaman
menghormati
agent)
tentang
masyarakat
proses pendidikan di sekolah, dengan
majemuk, bila memenuhi dua pengertian
memberikan sumbangsih pemikiran yang
berikut: (1)
masyarakat majemuk adalah
dapat mendorong dan mengembangkan
masyarakat yang terdiri dari komunitas
cakrawala pendidikan menuju masyarakat
etnik yang berbeda-beda hidup terpisah dari
multikultural
masing-masing
memiliki
moralitas
merupakan ujung tombak dari pendidikan
tersendiri, (2)
masyarakat
yang hidup
yang
multikultural
harmonis.
Guru
dalam usaha menentukan
dalam satu komunitas yang sama namun
keberhasilan pemahaman lintas budaya
dipisahkan satu sama lain oleh suatu
peserta didik, cara mengajar, kepribadian
kepentingan. Masyarakat multikultural itu
guru,
bersifat dinamis, jika masyarakat telah
mempengaruhi
keberhasilan
mengalami perubahan menjadi masyarakat
pembelajaran
dalam
bermentalitas modern. Di dalam masyarakat
pengembangan situasi dan kondisi yang
ini diperlukan seperangkat
kondusif di sekolah berdasarkan pada
nilai
yang
materi
pembelajaran
dapat proses
mendukung
didasarkan pada moralitas bersama haruslah
kehidupan
mutltikultural
bagi
warga
diterapkan untuk mengatur kehidupan sosial
sekolah khususnya dan masyarakat sekitar
masyarakat majemuk guna memperoleh
pada umumnya.
kenyamanan, keharmonisan dan stabilitas eksistensial. Di dalam masyarakat modern, lembaga pendidikan paling tidak memiliki tiga fungsi
C. Strategi
Sekolah
dalam
Proses
Pendidikan Berbasis Multikultural
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016
Pendidikan
multikultural
adalah
individu dan kelompok, (4) memfasilitasi
kegiatan belajar mengajar yang memberikan
perubahan
pengetahuan, pemahaman, sikap
dan
meningkatkan
tindakan
atas
demokrasi.
dalam
mengembangakan
122
kondisi perbedaan dan persamaan peserta
konstruktif
yang
martabat
dapat
dan
cita-cita
Proses pembelajaran yang dilakukan
didik terkait dengan jenis kelamin, ras,
oleh
budaya,
Proses
memperhatikan aspek-aspek di atas dengan
pembelajaran ini dapat mengembangkan
cara-cara: pertama, mengajar bukanlah
kondisi yang kondusif yang memandang
sekedar mengucapkan kata-kata, namun
keunikan peserta didik tanpa membedakan
perlu memberi kesempatan peserta didik
karakteristik
untuk mengembangkan dan aktif mencari
Seorang
etnik
dan
agama.
latar belakang budayanya.
guru
perlu
mengidentifikasi
guru-guru
di
sekolah
perlu
serta mengolah pengetahuan/informasi yang
konsep tentang visi dan tujuan yang jelas
diperoleh,
mengenai pendidikan multikultural yang
pemahaman
diajarkan dan dikembangkan di sekolah
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
guna memberikan pengetahuan, sikap dan
oleh peserta didik, kedua, pengembangan
perilaku kepada seluruh peserta didik dan
budaya agar dapat difahami dengan baik
warga sekolah, sehingga suasana sekolah
dan bersifat sesuai dengan realita kehidupan
mampu
dan
peserta didik, ketiga, peserta didik datang
edukatif
ke sekolah dengan pengetahuan awal yang
dan interaksi sosial yang berdasarkan nilai-
dimilikinya, sehingga pembelajaran harus
nilai multietnis dan multibudaya.dalam
mampu mengkaitkan konsep baru dengan
lingkungan sekolah.
pengalaman yang telah dimilikinya.
mengembangkan
mengimplementasikan
interaksi
sehingga yang
menjadi
terintegrasi
suatu dengan
Implementasi pendidikan multikultural
Kegiatan pembelajaran pendidikan
di sekolah memiliki beberapa spesifikasi.
multikultural menurut Zubaidi (2004: 77)
Dikatakan oleh Banks (1993: 254) bahwa
adalah guru dituntut mau dan mampu
sekolah
menerapkan
yang
memiliki
komitmen
strategi
pembelajaran
mengembangkan pluralisme harus nampak
kooperatif harus menerapkan di antaranya:
di dalam: (1) mengembangkan respek
adanya
aktivitas sekolah terhadap keragaman etnik,
interaksi tatap muka yang membangun,
(2)
pertanggung
mengembangkan
berdasarkan
partisipasi
kohesivitas bersama dari
saling
ketergantungan,
jawaban
secara
adanya
individu,
ketrampilan sosial dan efektivitas proses
beberapa kelompok budaya, (3) memberi
pembelajaran dalam kelompok.
kesempatan
yang mengelola pendidikan berdasarkan
maksimal
untuk
seluruh
Sekolah
123 Agus Munadlir, Strategi Sekolah Dalam Pendidikan …
multikultural
senantiasa
menghormati,
proses
pembelajaran
berdasarkan
menghargai perbedaan yang ada pada warga
kebutuhan,
berorientasi
pada
tujuan,
sekolah dengan latar belakang nilai agama,
berpusat kepada peserta didik dan belajar
suku, ras, bahasa, etnis dan golongan yang
berdasarkan pengalaman dalam kehidupan.
ada di sekolah, baik terhadap peserta didik,
Strategi pembelajaran ini melibatkan peserta
guru, karyawan, staf kependidikan maupun
didik
komite sekolah dan semua komponen yang
oleh guru dalam tiga (3) tahap kegiatan
berkepentingan dengan sekolah. Strategi
belajar
pembelajaran yang diterapkan pendidik
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
berdasarkan pendidikan multikultural di
Kegiatan ini dapat dapat dilakukan baik di
sekolah dengan mengacu pada proses
sekolah maupun di luar sekolah.
yang dikelola dan diselenggarakan
mengajar
yakni
perencanaan,
pembelajaran yang dikembangkan oleh
Realitas praktek pendidikan selama
Sudjana (1997: 26) yakni: (1) model
ini memberikan kesan bahwa pendidikan
pengembangan, maksudnya proses belajar
menganut asas subject matter oriented yang
mengajar dikembangkan sesuai dengan
membebani peserta didik dengan informasi-
tahap-tahap perkembangan manusia, (2)
informasi
model konsep diri, yakni pengembangan
kadang-kadang
proses pembelajaran yang menekankan pada
kebutuhan dan tingkat perkembangan psikis
pentingnya kepribadian siswa yang kuat,
mereka. Pengelolaan pengajaran yang ada
dengan strategi pembelajarannya membantu
memberi kesan terlalu beroriensi pada iptek,
siswa menjelaskan pikiran dan perasaan
termasuk ketrampilan motorik yang terlalu
tentang
dasar
berorientasi pada teknis. Asas ini memang
merefleksikan
dapat menghasilkan lulusan yang pandai,
pemahaman tentang dirinya, (3) model
cerdas dan trampil, yang kurang diimbangi
kepekaan
kelompok,
dengan kecerdasan emosional. Dalam usaha
dimaksudkan untuk membantu keterbukaan
pelaksanaan demokratisasi pendidikan asas
pikiran dan kepekaan siswa terhadap orang
subject
lain.
menjadi
dirinya
dan
nilai-nilai
kemanusiaan serta dapat
dan
Strategi
orientasi
pembelajaran
ini
dapat
kognitif
dan
kurang
matter
oriented
student
relevan
dapat
oriented.
yang dengan
diubah Orientasi
dilakukan dengan melalui kelompok yang
pendidikan
efektif, (4) model perluasan penyadaran
pertumbuhan, perkembangan dan kebutuhan
proses belajar mengajar dimaksudkan untuk
peserta didik secara utuh, baik lahir maupun
penyadaran
batin. Dalam hal ini kecerdasan otak
terhadap
kekuatan
dan
ini
motorik
memang
model
kecerdasan yang lain, seperti: kecerdasan
partisipatif,
yakni
namun
pada
penggunaan fungsi otak kiri dan kanan, (5) pembelajaran
penting,
menekankan
kecerdsan-
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016
emosional, spiritual dan berbagai tipe
keputusan
kecerdasan
penting dilakukan oleh sebuah komite dan
lainnya,
juga
tidak
kalah
pentingnya,
tentang
berbagai
124
kebijakan
tidak tidak dilakukan secara individual oleh
Demokrtisasi di sekolah tidak hanya
seorang
kepala
sekolah
dengan
berkaitan dengan proses pembelajaran di
menggunakan otoritas kepemimpinannya
kelas, namun berkaitan dengan keseluruhan
dan semua unsur memiliki wakil dalam
dimensi
komite
pendidikan,
kelembagaan.
termasuk
Dalam
aspek
tersebut
yang
harus
kerangka
mempertanggungjawabkan keterlibatannya
kelembagaan, sebuah sekolah layak disebut
dalam komite terhadap konstituennya, (5)
sebagai sekolah yang demokratis bila
semua keputusan ditetapkan dengan cara
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1)
konsensus atau kompromi dan sedapat
sangat
yakni
mungkin dihindari polarisasi organisasi
manajemen harus selalu didasarkan pada
karena perbedaan pendapat dan pandangan.
kesepakatan. Apa pun program yang hendak
Perbedaan dalam proses
dikembangkan
dengan
berorientasi
didasarkan
normatif,
diimplementasikan
pada
kesepakatan
harus seluruh
harus diakhiri
konsensus
atau
kompromi,
terkadang
harus
menghargai
walaupun
komponen yang ada di sekolah. Ini suatu
kecenderungan mayoritas (Rosyada, 2004:
keharusan tidak hanya menjadi values,
228-229).
tetapi juga sebagai sebuah keyakinan bahwa
Beberapa strategi tersebut di atas
model inilah yang terbaik, (2) pendekatan
dapat
demokratis sangat layak untuk organisasi
pendidikan multikultural, namun diperlukan
dengan
adanya penyesuaian situasi dan kondisi
para
anggota
dari
kalangan
diterapkan
di
sekolah
dalam
profesional, yakni mereka yang memiliki
serta tujuan
kemampuan secara teknis dan ketrampilan
Tujuan pendidikan multikultural dalam
serta memiliki otoritas dalam keahliannya.
kerangka fokus pada pelestarian budaya dan
Organisasi sekolah dikelola oleh kalangan
partisipasi budaya dalam mengembangkan
profesional, karena anak didik memerlukan
sikap dan perilaku peserta didik dalam
pembinaan dan pelayanan dari mereka yang
menghadapi
memilki
(3)
masyarakat, sehingga peserta didik di
penanaman nilai, kultur dan kebiasaan-
sekolah dan di luar sekolah, baik dalam
kebiasaan dalam organisasi dilakukan oleh
keluarga
anggota itu sendiri yang sudah dimulai sejak
membentuk
dalam
kehidupan
otoritas
dalam
bidanya,
fase pendidikan dan tahun-tahun
pertama mereka bekerja, (4) pengambilan
menghargai
yang ingin dicapai sekolah.
kelompoknya
maupun dan yang
di
masyarakat
dalam
dapat
mengembangkan harmonis,
saling
dan menghormati adanya
125 Agus Munadlir, Strategi Sekolah Dalam Pendidikan …
perbedaan
multikultural
sebagai
satu
suasana
kegiatan
yang
kondusif,
kekuatan dan mengembangkan kehidupan
membangun interaksi yang aktif dan positif
masyarakat yang damai, aman dan tenteram.
anta peserta didik dengan guru, sesama
Tahapan
dalam
pengembangan
peserta didik, dalam kegiatan bersama di
strategi sekolah dapat dilakukan dengan
sekolah, (2) strategi pencapaian konsep
beberapa kegiatan belajar mengajar yang
(concept attainment) yang digunakan dalam
berbasis multikultural dapat menerapkan
kegiatan
beberapa cara antara lain: (1) strategi
memfasilitasi
kegiatan
melaksanakan kegiatan studi budaya lokal
belajar
bersama
learning)
maksudnya
mengajar
yang
(cooperative
belajar
mengajar
guna
didik
dalam
peserta
kegiatan
belajar
dari daerah dalam kelompok belajarnya, (3)
memperhatikan
adanya
strategi analisis
nilai
(value analysis)
perubahan kemampuan siswa dalam belajar
bertujuan untuk melatih kemampuan peserta
bersama-sama
didik
guna
mensosialisasikan
mengembangkan
konstruktif
kelompok belajar secara bersama-sama
komitmen nilai-nilai budaya lokal menuju
dengan
belakang
kerangka dan struktur bangunan tentang
perbedaan yang ada. Strategi ini diharapkan
cara pandang yang lebih luas dalam lingkup
peserta didik mampu berpartisipasi dalam
nasional atas dasar sikap kebangsaan, (4)
memandang
strategi analisis sosial (social analysis)
latar
nilai-nilai
mengembangkan
sikap
lokal
dan
kebangsaan.
bertujuan untuk
Pengalaman yang diperoleh dalam kondisi
tenang
ini
kehidupan
peserta
kemampuan
didik
dapat
memperoleh
dan
kecakapan
ranah
secara
nilai-nilai dan konsep budaya daerah dalam
memperhatikan
dari
berpikir ekspresi
dan
memberikan informasi
fenomena-fenomena masyarakat
dalam
yang
memiliki
dalam
beragam budaya, etnik, agama, adat istiadat,
menghargai dan menghormati budaya lain,
sehingga siswa dapat menganalisis berbagai
mengembangkan
latar belakang tersebut dalam membangun
toleransi
terhadap
perbedaan budaya yang majemuk bersifat
dan
akomodatif,
dalam
kesadaran tentang perbedaan kultural dalam
berinteraksi dengan orang (kelompok) lain
masyarakat, sehingga dapat muncul respon
yang berbeda susku, agama, ras, etnis dan
positif,
budayanya, memiliki rasa simpati dan
menghormati
empati terhadap budaya lain dan mampu
kerangka kehidupan berbangsa, bernegara
mengelola
dan era globalisasi.
terbuka
dan
jujur
konflik dengan baik
tanpa
kekerasan. Kegiatan ini dapat meningkatkan efektivitas dan kualitas kegiatan bersama,
mengembangkan
yakni
pemahaman
sikap
beragam
dan
menghargai, budaya
dalam
Strategi sekolah dalam pembelajaran pendidikan
multikultural
merupakan
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016
126
progam pendidikan bangsa agar komunitas
didik dalam mengembangkan kebanggaan
multikultural
terhadap
dapat berpartisipasi dalam
warisan
budaya
mewujudkan kehidupan demokrasi yang
menyadarkan
ideal bagi bangsanya. Lembaga pendidikan
pertentangan nilai-nilai kehidupan sering
berperan dalam menyatukan bangsa secara
menjadi penyebab konflik antara kelompok
demokratis
masyarakat
dengan
menekankan
pada
peserta
mereka,
didik
bahwa
perspektif pluralitas masyarakat dengan
http://lubisgrafura.wordpress.com) diunduh
berbagai suku, etnik, kelompok budaya
20 November 2016. Pendidikan multi
yang
kultural
berbeda.
mengkondisikan
Sekolah untuk
perlu
mencerminkan
dapat mengembangkan sikap,
pengalaman
dalam
mengembangkan
praktik nilai-nilai demokrasi, menampakkan
persepsi secara umum terhdap usia, gender,
aneka kelompok budaya yang berbeda
agama, status sosial ekonomi, jenis identitas
dalam masyarakat, bahasa dan dialek, para
budaya, bahasa, ras dan berkebutuhan
siswa
khusus
lebih
baik
berbicara
tentang
(Sutarno,
2008:
1-8).
Strategi
menghormati, menghargai di antara mereka
sekolah dalam mengembangkan pendidikan
dan menjunjung tinggi nilai-nilai kerja
multikultural
sama.
dilakukan dengan berbagai ragam cara Proses
pendidikan
berbasis
multikultural
gagasan
filosofis
di
sekolah
didasarkan
tentang
pada
menurut
penulis
dapat
antara lain: (1) proses pendidikan di sekolah diusahakan
menerapakan
manajemen
kebebasan,
sekolah berbasis multikultural oleh pihak-
keadilan, kesederajatan dan perlindungan
pihak yang terkait dengan sekolah yakni:
terhadap
Hakikat
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, semua
pendidikan multikultural mempersiapkan
guru, semua peserta didik, orang tua dan
peserta didik untuk belajar secara aktif
komite
menuju pada kesamaan struktur dalam
suasana yang kondusif di sekolah, ditandai
organisasi
sekolah.
oleh
berbasis
multi
ha-hak
manusia.
sekolah,
mengembangkan
Proses
pendidikan
kultural
berusaha
menghargai antara berbagai pihak yang
untuk
berbeda dari aspek multikulturalnya, seperti:
mengembangkan rasa hormat kepada orang
aspek budaya, etnis, sosial ekonomi, agama,
yang berbeda budaya, memberi kesempatan
bahasa,
untuk bekerja sama dengan orang lain yang
mengembangkan
berbeda etnis secara langsung, mengakui
sekolah
ketepatan
pandangan-pandangan
diskriminatif terhadap salah satu kelompok
budaya yang beragam, membantu peserta
multikultural atau lebih yang ada di sekolah,
memberdayakan
dari
peserta
didik
adanya
(2)
gender,
yang
saling
dan
menghormati,
usia,
(3)
kebijakan/peraturan menghindarkan
sifat
127 Agus Munadlir, Strategi Sekolah Dalam Pendidikan …
(4) sekolah dapat memenuhi kebutuhan
sekedar berorientasi pada ranah kogniti,
semua
namun juga ranah afektif dan psikomotor.
unsur
multikultural
secara
proporsional baik aspek budaya, sosial
Guna mendukung keberhasilan proses
ekonomi, bahasa, gender, usia, etnis dan
proses
sebagainya
komunitas
didukung oleh kompetensi multikultural
sekolah yang dinamis, (5) mengembangkan
seorang guru. Dikatakan oleh Elashmawi
komunikasi dan interkasi yang efektif antar
dan Harris (1994: 6-7) bahwa, ada enam (6)
warga
menghindari
kompetensi multikultural guru yakni: (1)
kelompok
memiliki tingkat nilai dan hubungan sosial
multikultural yang belum terselesaikan, (6)
yang luas, (2) bersifat terbuka dan fleksibel
Sekolah mengembangkan visi, misi, dan
dalam mengelola keragaman peserta didik,
tujuan sekolah agar mendapat dukungan
(3) sikap menerima perbedaan disiplin ilmu,
dari
latar
dalam
pliralitas
sekolah,
munculnya
guna
permasalahan
semua
warga
sekolah
dengan
pendidikan
belakang
ras
di
sekolah
dan
perlu
gender,
(4)
memperhatikan aspek pluralitas, (7) Sekolah
memfasilitasi siswa
perlu mengembangkan dukungan normatif
mau berkolaborasi dan berkoalisi dengan
untuk
paihak manapun, (6) berorientasi pada
mencegah,
mengembangkan dan
menindak agar pendidikan multikultural di sekolah berjalan secara harmonis
dan
dinamis.
yang minoritas, (5)
program dan masa depan. Uraian tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa, pendidikan multikultural memiliki
Strategi pembelajaran yang dilakukan
relevansi
dengan
konteks
Indonesia.
oleh guru dengan difasilitasi sekolah, para
Pendidikan multikultural yang selama ini
peserta
diwacanakan
didik
dapat
mengembangkan
oleh
para
pemerhati
persepsi, wawasan dan pemahaman yang
pendidikan, sudah saatnya disambut oleh
mendalam tentang adanya keragaman dalam
para pengambil kebijakan dan praktisi
kenyataan kehidupan sosial. Para peserta
pendidikan sebagai suatu konsep pendidikan
didik dapat memiliki pengalaman nyata
multikultural
untuk melibatkan diri dan mempraktekkan
semboyan bagi bangsa Indonesia”Bhinneka
nilai
dalam
Tunggal Ika” ini mengandung pemahaman
kehidupan sehari-hari. Pemahaman terhadap
bahwa, Indonesia merupakan salah satu
sikap
simpatik,
bangsa di dunia yang terdiri beraneka ragam
empatik dan menghormati terhadap sesama
suku, ras, budaya, bahasa dan agama yang
dapat tumbuh pada diri masing-masing
berbeda-beda tapi dalam satu kesatuan
peserta didik. Dengan demikian proses
bangsa
pembelajaran yang difasilitasi sekolah tidak
diharapkan
pendidikan
dan
multikultural
perilaku
toleran,
sejalan
Indonesia. dapat
dengan
Semboyan
semangat
tersebut
menumbuhkan
dan
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016
128
mengembangkan kesadaran dan komitmen
dijadikan usaha-usaha mengembangkan rasa
masing-masing individu atau kelompok
persatuan bangsa Indonesia yang kokoh
yang berbeda suku, bahasa, budaya dan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
agama dapat bersatu dan bekerja sama
Dalam konteks sosiologis masyarakat
dalam membangun bangsa dan negara
Indonesia, pluralisme tidak dapat dipahami
Indonesia yang kuat.
hanya
Sebagai
konsep
dengan
mengatakan
bahwa
pendidikan
masyarakat kita majemuk, beraneka ragam,
semangat
terdiri dari berbagai suku dan agama. Bila
Undang-undang nomor 20 Tahun 2003
hal tersebut menjadi pemahaman, maka
tentang
Nasional
bukan pluralisme yang dipahami, namun
disebutkan dalam pasal 4 ayat (1) yakni:
hanya menggambarkan kesan fragmentatif.
“Pendidikan
secara
Selain itu, pluralisme juga tidak boleh
demokratis dan berkeadilan serta tidak
dipahami sekedar sebuah kebaikan yang
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
negatif. Sebab, cara pandang semacam ini
asasi
nilai
hanya mampu meminimalisasi fanatisme,
bangsa”.
namun belum sampai ke taraf membangun
multikultural
sejalan
Sistem
Pendidikan
diselenggarakan
manusia,
kultural
dengan
dan
nilai keagamaan, kemajemukan
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa konsep pendidikan multikultural mendapat
multikulturalisme secara hakiki. Secara konstitusional negara Indonesia
tempat dalam sistem pendidikan nasional.
dibangun
Proses tujuan pendidikan multikultural yang
mengembangkan
berdasarkan keadilan sosial, persamaan,
humanis,
demokrasi, toleransi dan penghormatan hak
demokratis dan berkeadilan sosial bagi
asasi manusia tidak mudah tercapai, namun
seluruh rakyat Indonesia, landasan tersebut
memerlukan aktivitas yang panjang dan
merupakan sarana dan memegang prinsip
berkesinambungan serta perlu pembudayaan
penting dalam membangun Indonesia yang
pada segenap sektor kehidupan masyarakat,
kokoh didasarkan pada anaeka ragam
terutama
sekolah
mempersiapkan
budaya, etnik, suku, ras, agama yang
generasi
muda
memahami,
kesemuanya dapat menjadikan Indonesia
yang untuk
untuk
bersatu
bangsa
yang
dalam
religius,
kebhinekaan,
sebagai
dengan tujuan pendidikan multikultural.
mengakomodasi kemajemukan yang ada
Perbedaan latar belakang multikultural yang
menjadi
dimiliki bangsa Indonesia bukan untuk
keutuhan, ketangguhan, ketahanan untuk
dijadikan ajang pemecah persatuan dan
dapat menghindari ancaman disintegrasi dan
kesatuan
perpecahan guna mengembangkan semangat
namun
untuk
dapat
modal
negara
dan
mengembangkan sikap dan tindakan sesuai
bangsa,
sebuah
mewujudkan
dasar
yang
dalam
mampu
menjaga
129 Agus Munadlir, Strategi Sekolah Dalam Pendidikan …
kebangsaan dan nasionalisme yang dinamis,
nasional. Misi pokok yang terkandung
tangguh dan kokoh.
adalah
D. Kesimpulan
multikultural sebagai aset dan sumber
Pendidikan multikultural yang diajarkan dan dikembangkan
di sekolah memiliki
relevansi dalam konteks Indonesia yang
mentransformasikan
kenyataan
kekuatan bangsa menjadikannya sebagai sinergi nasional, memperkokoh aktivitas konvergensi keanekaragaman suatu bangsa.
memiliki semboyan “Bhinneka Tunggal
Membangun
Ika”. Semboyan ini dapat mengakomodasi
prinsipnya adalah
secara
bangsa dan tanah air tanpa merasakan
proporsional,
normatif
dan
pada
membangun dirinya,
demokratis bagi bangsa Indonesia. Hal ini
sebagai
dapat
Indonesia
didasarkan pada ikatan persatuan, kesatuan
merupakan salah satu bangsa di dunia yang
dan kebersamaan serta saling bekerja sama
terdiri dari beragam suku dan ras memiliki
dalam membangun Indonesia yang maju,
budaya lokal, bahasa dan agama yang
aman dan sejahtera.
menunjukkan
berbeda-beda
namun
bahwa
dalam
beban
multikulturalisme
dan
hambatan,
namun
bingkai
kesatuan Indonesia.
Daftar Pustaka
Pluralitas merupakan realitas yang lekat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Pluralitas lahir tanpa rekayasa, sebagai kehendak Tuhan yang tidak dapat ditolak. Dalam keragaman tersebut terkandung kekayaan yang membuat hidup semakin bermakna, namun dalam keragaman juga
Aly, A. 2003.”Menggagas Pendidikan Islam Multikultural di Indonesia”, Jurnal Ishraqi Vol.II no.1 Januari – Juli 2003. pp. 60-73. Banks, JA. 1993. Multicultural Education: Historical Development, Dimention an Practice. Review of Research in Education. Vol.19. p.254.
terbuka peluang saling bersinggungan dan terjadi konflik. Masyarakat
multikultural
harus
memperoleh kesempatan yang baik untuk menjaga dan mengembangkan kearifan budaya lokal mereka ke arah kualitas dan pendayagunaan yang lebih baik. Unsurunsur budaya lokal dapat bermanfaat bagi individu bahkan perlu dikembangkan lebih lanjut agar menjadi kebudayaan bangsa, memperkaya
khazanah
kebudayaan
Dawam, A. 2003. Emoh Sekolah. Yogyakarta: Inspeal Ahimsa Karya Press. Dinata, S., dkk. 2003. Population, Etnicity and Changing Political Singapore: Institute of Asean Studies.
Indonesia’s Religion in Landscape. South East
Elashmawi, F. And Harris, P.R. 1994. Multicultural Management, New Skills for Global Succes. Malaysia: Abdul Majeed and Co.
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016
http://lubisgrafura.wordpress.com tanggal 20 November 2016.
diunduh
Mahfud, C. 2009. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Maksum, A. dan Ruhendi, L.Y. 2009. Paradigma Pendidikan Universal. Yogyakarta: IRCSod. Naim, NG. & Sauqi, A. 2008. Pendidikan Multikultural, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Arruz Media Group. Rosyada, D. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis, Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sudjana. 1997. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.
130
Sukarma, I.W. 2010.” Multikulturalisme dan Kesatuan Indonesia”, Dharmasmrti, Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Hindu, Vol.5-10-2011, Pascasarjana, UNHI Denpasar. p.112. Suseno, Magnis. 2005. Berebut Bangsa. Jakarta: Kompas.
Jiwa
Sutarno. 2008. Pendidikan Multikultural. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas. UU nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tilaar, HAR.,2004. Multikulturalisme Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta: Grasindo. Zubaidi. 2004. Telaah Konsep Multikulturalisme dan Implementasinya dalam Dunia Pendidikan. Hermina Vol.3 no.1.p.77.