STRATEGI PEREMPUAN DALAM KEMANDIRIAN GIZI KELUARGA (Studi Kelompok Pengajian Putri Nurul Hidayah Blabak Kota Kediri) Diah Handayani Dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIN Kediri
[email protected].
Abstract: This study trying to analized the implementation of social empowerment programme as the women organization to keep the family nutrition. Nutrient balance behaviour is a knowledge, behaviour, and family about nutients in Blabak, Pesantren, Kediri. The aim of this activities is to make family able to prevent bad nutrient status and increasing nutrient status of the children. And increasing role of the women in rural areas to make the stabilization of the system by increasing the resilence of families and function empowerment and family welfare movementby the non formal organization. Also the Pengajian Nurul Hidayah strenghtening the functions and performance in order posyandu primary health care for infants and mothers. Facilitating the cooperation of the women to earn the money for providing food companion toddler feeding.
Keywords : Empowerment family nutritions , cooperation, empowerment of the women Abstrak: Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan program pemberdayaan sosial sebagai organisasi perempuan untuk menjaga gizi keluarga. Perilaku keseimbangan gizi adalah pengetahuan, perilaku, dan keluarga tentang nutrisi di Blabak, Pesantren, Kediri. Tujuan dari kegiatan adalah untuk membuat keluarga mampu mencegah status gizi buruk dan meningkatkan status gizi anak-anak, serta meningkatkan peran perempuan di daerah pedesaan untuk membuat stabilisasi sistem dengan meningkatkan pemberdayaan fungsi dan kesejahteraan keluarga oleh organisasi nonformal. Hal itu juga dilakukan oleh Pengajian Nurul Hidayah dalam penguatan fungsi dan kinerja dalam rangka pelayanan kesehatan dasar posyandu untuk bayi dan ibu. Tujuannya adalah dengan memfasilitasi
54 |
MUWÂZÂH, Volume 5, Nomor 1, Juli 2013
kerjasama perempuan untuk mendapatkan uang untuk menyediakan pendamping makanan makan balita.
Kata Kunci: Kemandirian gizi keluarga, kerjasama, pemberdayaan perempuan . proses produksi pangan siap dikonsumsi
Pendahuluan Menurut PP RI NO. 68 tahun 2002,
manusia. Berdasarkan definisi tersebut,
kondisi
fasilitas distribusi pangan merupakan
terpenuhinya pangan bagi rumah tangga
salah satu bagian dari sistem pangan, yaitu
yang tercermin dari tersedianya pangan
yang mengatur dan memfasilitasi agar
yang
maupun
pangan dapat didistribusikan (diedarkan)
mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
dari lokasi produksi ke lokasi konsumsi,
Ketahanan
serta distribusi kepada setiap anggota
ketahanan
pangan
cukup
baik,
adalah
jumlah,
pangan
mensyaratkan
ketersediaan pangan yang cukup bagi
masyarakat.
seluruh penduduk dan kemampuan setiap
Selain
rawan
pangan,
yang
rumah tangga memperoleh pangan yang
terpenting lagi ialah rawan gizi, apabila
cukup dari hari ke hari. Ketersediaan
tubuh kekurangan zat gizi, khususnya
pangan yang cukup di tingkat wilayah
energi dan protein, pada tahap awal tubuh
belum menjamin kecukupan pangan di
akan menyebabkan gizi buruk, jika tidak
tingkat rumah tangga. Oleh sebab itu,
ada
kelancaran
sampai
protein yang mencukupi akhirnya tubuh
wilayah pemukiman serta daya jangkau
akan mudah terserang penyakit infeksi
fisik dan ekonomi rumah tangga terhadap
yang selanjutnya dapat menyebabkan
pangan merupakan dua hal yang sama
kematian
pentingnya.
kecukupan gizi.
distribusi
pangan
perbaikan
konsumsi
sehingga
sangat
energi
dan
diperlukan
Pembangunan ketahanan pangan di
Dengan melihat kondisi di atas,
Indonesia telah ditegaskan dalam UU
sangat diperlukan melakukan tindakan
No.7
intervensi yang ditujukan kepada rumah
tahun
1996
tentang
pangan.
Ketahanan pangan didefinisikan sebagai
tangga tertentu untuk meningkatkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan
kemampuan akses untuk pangan. Adapun
pengaturan,
bentuk langkah yang dapat diambil antara
pembinaan
dan
atau
pengawasan terhadap kegiatan atau proses
lain:
produksi pangan terhadap kegiatan dan Strategi Perempuan dalam Kemandirian Gizi Keluarga (Diah Handayani)
| 55
(a) Melakukan
kegiatan
capacity
isu gender yang berdampak merugikan perempuan. Islam bahkan menempatkan
building (b) Pemberian bantuan langsung pada
perempuan pada posisi yang terhormat,
kelompok masyarakat. Sesuai hasil
mempunyai derajad harkat yang sama dan
identifikasi
dalam
setara dengan laki-laki.Yang menjadi
memfasilitasi
agar
rangka masyarakat
masalah
adalah
mampu menolong dirinya sendiri
perempuan
(self help) (Deptan,2001).
dimampukan
bagaimana
itu
kaum
diperdayakan
perannya,
dan
ditingkatkan
Pada prinsipnya kesetaraan dan
kualitasnya supaya tidak menjadi korban
keadilan gender dalam ajaran agama
akibat
Islam dalam kitab suci Al Qur’an
pendidikan yang dimiliki.
antara lain:
kelemahan
dan
rendahnya
Dalam hubungan dengan peran
1. Perempuan dalam kedudukan dan derajat
sebagai
sebagai
hamba
kholifah
fil
perempuan dalam kelompok pengajian
Allah
Nurul Hidayah, adalah menarik untuk
ardh,
melihat strategi mereka sebagai subjek
dijelaskan dalam surat Al An’am
dalam
ayat 165.
ketersediaan pangan untuk meningkatkan
2. Persamaan
dalam
menjamin
terwujudnya
kemanusiaan
gizi masyarakat. Khususnya masyarakat di
yaitu perempuan dan laki-laki,
Kelurahan Blabak Kecamatan, Pesantren
dijelaskan dalam surat An-Nisa’
Kota
ayat 1.
penelitian ini adalah : mengidentifikasi
3. Laki-laki
Secara
umum
tujuan
perempuan
potensi, peluang, ancaman dan kendala
diciptakan untuk saling bermitra
ketahanan pangan dan kerawanan gizi
membangun
kedamaian
dalam
rumah tangga, dan mengetahui strategi
kehidupan
rumah
tangga,
kelompok pengajian putri Nurul Hidayah
memiliki
Kelurahan Blabak Kecamatan Pesantren
kejadian
Kota Kediri dalam kemandirian pangan
keduanya kasih
dan
Kediri.
sama-sama
sayang
karena
berasal dari jenis yang sama, yang
gizi.
dijelaskan dalam surat Ar Rum
Kajian teori menunjukkan bahwa
ayat 21.
kualitas pangan mencerminkan adanya zat
Dari penjelasan ayat-ayat kitab
gizi dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat
suci Al Qur’an jelas terlihat bahwa dalam
dalam
ajaran agama Islam tidak dikenal adanya
pangan mencerminkan jumlah setiap gizi
56 |
pangan,
sedangkan
kuantitas
MUWÂZÂH, Volume 5, Nomor 1, Juli 2013
dalam
suatu
Untuk
tercapai mulai pola ketersediaan pangan di
baik,
mana penduduk menanam apa yang biasa
khususnya energi dan protein, pada tahap
mereka tanam dan apa yang mereka
awal akan menyebabkan rasa lapar dan
dapatkan di hutan, berkaitan dengan pola
dalam jangka waktu tertentu, berat badan
konsumsi,
dengan
akan menurun yang disertai dengan
ketersediaan
pangan
menurunnya
konsumsinya tergantung dari apa yang
mencapai
bahan
keadaan
pangan. gizi
yang
produktifitas
kerja.
keterbatasan maka
pola
Kekurangan zat gizi dan gizi buruk.
ada,
Apabila tidak ada perbaikan konsumsi
konsumsi
energi dan protein yang mencukupi, pada
pendistribusiannya
akhirnya tubuh akan mudah terserang
bantuan
infeksi
dapat
keterisolasian wilayah tersebut. Kebijakan
menyebabkan kematian (Nurdiyanshah,
strategi yang dianjurkan peneliti untuk
2006 : 23). Selain kurang energi, protein,
menanggulangi hal tersebut, antara lain
dan lemak juga anemia gizi, kurang
bantuan pangan berupa beras
vitamin A, gangguan kurang yodium
ditinjau ulang karena tidak sesuai dengan
(GAKY) masalah kurang gizi mikro dan
pola
juga masalah kurang gizi di daerah
pembukaan lahan untuk pengembangan
perkotaan.
areal tanaman ubi jalar, pembentukan dan
yang
Di
selanjutnya
Indonesia,
kelaparan
dan
juga
tidak
adanya
keraguaan
sekaligus dari
konsumsi
pengembangan
yang
pola sulit
apabila
pemerintah
pangan
kelembagaan
karena
perlu
setempat,
terkait
kekurangan pangan masih terjadi karena
pangan, gizi, dan kesehatan, komitmen
rapuhnya sistem ketahanan pangan di
yang kuat dari pemerintah dan legislatif
wilayah
tingkat pusat dan daerah serta masyarakat
tertentu.
Sebagai
contoh:
penelitian yang dilakukan oleh Mewa
dan lain-lain.
Ariani dkk (2006), dengan Judul Analisis
Penelitian yang dilakukan oleh
Wilayah Rawan Pangan dan Rawan Gizi
Nurdiyanshah dan Martiato (Nurdiyansah,
Kronis serta alternatif penanggulangannya
2006 : 35) dengan Judul Penelitian Situasi
di
dengan
Pangan dan Gizi di Wilayah Kerja Plan
berupa
Indonesia program unit lembaga di Nusa
pegunungan, lereng, berbukit dan rawan
Tenggara Barat menyimpulkan bahwa
gempa,
ini
lima dari delapan kecamatan yang berada
termasuk dalam daerah rawan pangan,
di kabupaten tersebut, termasuk kategori
karena dimensi ketahanan pangan tidak
rawan pangan, karena produksi pangan
kabupaten
karaktersistik
Jayawijaya wilayah
menyebabkan
yang
wilayah
Strategi Perempuan dalam Kemandirian Gizi Keluarga (Diah Handayani)
| 57
yang
rendah
prevalensi
anak
balita
ketersediaan pangan semua kecamatan
mengalami gizi kurang dan buruk masih
dalam kondisi agak rawan hingga rawan,
tinggi. Dengan menggunakan “ flower
ketersediaan
model of mal nutrition” dari 10 variabel
pengangguran dan pendidikan. Dari 3
yang dianalisis status gizi anak balita yang
kecamatan, 2 diantaranya masuk indikator
rendah
tahan energi artinya angka kecukupan
dipengaruhi
oleh:
kejadian/intensitas penyakit, asupan gizi,
energi
pola
kecukupan
pengasuhan,
lingkungan
fisik,
toko
mencapai
bahan
75%
protein
pangan,
untuk
semua
angka
kecamatan
pengetahuan dan perilaku gizi, status ibu
masih dalam kategori tahan protein,
bekerja,
namun protein yang dikonsumsi tidak
tingkat
pengeluaran
pangan,
pendapatan/alokasi pemberian
ASI
seimbang antara hewani dan nabati,
eksklusif, dan jumlah keluarga. Strategi
sedangkan angka kecukupan lemak semua
yang digunakan oleh rumah tangga antara
kecamatan masuk dalam kategori rendah
merubah pola komunikasi pangan pokok
lemak.
dan mengurasi proposi campuran beras-
Berdasarkan kelompok pangan, ketiga
jagung, mengurangi frekuensi konsumsi
kecamatan masih belum dapat mencapai
makan dari 3 kali menjadi 1-2 kali per
skor
hari, dan lain-lain.
nasional. Terutama kelompok pangan
Pendidikan yang dilakukan oleh peneliti
padi-padian, umbi-umbian dan gula, serta
pada tahun 2009 mengenai penyusunan
kelompok pangan hewani masih jauh dari
peta rawan pangan gizi di kota Kediri
anjuran.
mendapatkan
Strategi penanggulangan yang dianjurkan
kesimpulan:
Dari
5
anjuran
pola
pangan
harapan
kecamatan yang berjumlah 29 kelurahan,
antara
indikator berkisar antara kriteria rawan
kewaspadaan pangan penyuluhan dan
sampai sangat tahan. Indikator yang
peningkatan kualitas data, pengembangan
mencapai indeksi ketahanan dan kriteria
mutu
tahan dan sangat tahan antara lain: kondisi
peningkatan kesadaran masyarakat, dan
perumahan, akses listrik, akses air bersih,
lain-lain.
jumlah
jumlah
keamanan
pemantapan
pangan
sistem
melalui
keluarga,
Gizi merupakan keterkaitan pangan
angkatan kerja, angka kematian bayi,
dengan kesehatan dalam suatu proses di
jumlah balita, balita gizi buruk dan
mana organisasi tertentu memanfaatkan
konsumsi normatif. Sedangkan indikator
pangan untuk mempertahankan hidup,
yang perlu mendapatkan perhatian adalah:
pertumbuhan, fungsi, organ dan jaringan
58 |
penduduk,
lain:
MUWÂZÂH, Volume 5, Nomor 1, Juli 2013
tubuh secara normal serta memproduksi
masyarakat, menyediakan sejumlah dan
suatu energi menelaah gizi masyarakat.
sejenis pangan yang diperlukan guna
Sesungguhnya sangat berkaitan dengan
mendukung
pangan dan kesehatan manusia, khususnya
penduduk. Pemerintah tentunya sangat
membicarakan kebutuhan gizi perorangan
berkepentingan memonitor kondisi status
ataupun sekelompok orang, nilai gizi
gizi
bahan pangan, pola konsumsi makanan
apakah upaya-upaya yang telah dilakukan
serta
guna
hubungan
timbal
balik
antara
peningkatan
penduduknya
masyarakatnya
penyakit.
efektif.
Status gizi seseorang merupakan
guna
memperbaiki
makanan dan pertumbuhan kesehatan dan
Untuk
kesehatan
sudah
menentukan status
gizi
berjalan
secara
menetapkan
status
gizi
keadaan tubuhnya sebagai akibat dari
seorang diperlukan pengukuran untuk
pemakaian, penyerapan dan penggunaan
menilai berbagai tingkatan apakah suatu
makanan. Bahan pangan yang memenuhi
masyarakat mengalami kekurangan gizi
kebutuhan gizi tubuh umumnya membawa
atau tidak. Angka Kecukupan Gizi (AKG)
kepada status gizi yang memuaskan.
yang dianjurkan yaitu suatu kecukupan
Status gizi seseorang dengan demikian
rata-rata zat gizi yang dikonsumsi setiap
didefinisikan penilaian
sebagai
terhadap
suatu
cara-cara
hari oleh seseorang menurut golongan,
variasi
dimensi
umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan
tersebut. Dan komposisi hubungan total
aktivitas
pada tingkatan umur dan derajad gizi
kesehatan
tertentu.
menghitung
Makanan yang masuk ke dalam tubuh
selanjutnya
melalui
proses
untuk yang
mencapai
derajat
optimal.
Dalam
kecukupan
gizi
dianjurkan
umumnya
diperhitungkan
faktor
yang sudah
keberagaman
pencernaan dipecah menjadi zat gizi,
terhadap kebutuhan individu sehingga
kemudian zat gizi
tersebut diserap ke
AKG merupakan nilai rata-rata yang
dalam aliran darah yang mengangkutnya
dicapai penduduk dengan indikator yang
ke berbagai bagian tubuh. Penilain tentang
sudah ditetapkan sebelumnya. Seseorang
kecukupan gizi menjadi penting dapat
yang
digunakan
umumnya
sebagai
mengembangan pangan
dan
kebutuhan
gizi
dasar
program membantu yang
untuk
mengonsumsi
zat
terkandung
gizi
dalam
yang bahan
ketahanan
pangan berguna untuk memberikan energi
mengurangi
kepada tubuhnya. Beberapa zat gizi
dialami
suatu
kemungkinan
menggantikan
Strategi Perempuan dalam Kemandirian Gizi Keluarga (Diah Handayani)
zat
gizi
| 59
lainnya yang umumnya mempengaruhi
keluarga, pola pengasuhan anak, serta
fungsi yang jelas di dalam tubuh.
pelayanan
Dilihat
dari
kesehatan
bahan
lingkungan.
pembentukannya zat gizi dikelompokan
Pola
dan
pengasuhan
kesehatan
anak
berupa
menjadi dua hal yaitu bahan organik yang
sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain
meliputi: karbohidrat, lemak, protein dan
dalam hal kedekatannya dengan anak,
vitamin. Dan zat gizi yang bukan bahan
memberikan
organik berupa mineral dan air. Ada tiga
kebersihan, memberi kasih sayang dan
zat gizi yang dapat diubah menjadi energi
sebagainya. Pelayanan kesehatan akses
yaitu karbohidrat, protein dan lemak,
atau keterjangkauan anak dan keluarga
sedangkan
air
terhadap upaya pencegahan penyakit dan
diperlukan untuk membantu merubah zat
pemeliharaan kesehatan seperti imunisasi,
gizi
pemeriksaan
vitamin
tersebut
mineral
menjadi
dan
energi.
Pada
makanan,
kehamilan,
merawat,
pertolongan
umumnya bahan pangan baik hewani
bersalin, penimbangan anak, penyuluhan
maupun
secara
kesehatan dan gizi serta sarana kesehatan
sempurna zat gizi yang ada, yaitu
yang baik seperti posyandu, puskesmas,
karbohidrat,
vitamin,
praktik bidan atau dokter, rumah sakit dan
mineral dan air. Proporsi zat gizi yang
persediaan air bersih. Ketidakterjangkauan
terkandung pada masing-masing jenis
pelayanan kesehatan (karena jauh dan
makanan tersebut. Sangat berbeda antara
tidak
jenis pangan yang satu dengan jenis
pendidikan dan pengetahuan merupakan
pangan lainnya. Sedangkan faktor yang
kendala
menyebabkan kekurangan gizi antara lain
memanfaatkan secara baik pelayanan
:Pertama,
kesehatan yang tersedia. Hal ini dapat
nabati
mengandung
protein,
penyebab
lemak,
langsung
yaitu
makanan anak dan penyakit infeksi yang
mampu
membayar),
masyarakat
dan
kurangnya keluarga
berdampak juga pada status gizi anak.
mungkin diderita anak. Kedua, penyebab tidak langsung yaitu: ketahanan pangan di
60 |
MUWÂZÂH, Volume 5, Nomor 1, Juli 2013
BUDAYA
Kajian Faktor Determinan Kerawanan Pangan Gizi di Tingkat Rumah Tangga
SOSIAL
LINGKUNGAN
EKONOMI
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Gizi Anak Upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat
dilakukan
sejak
Misalnya,
di
Indonesia
awal
telah
kemerdekaan.
bidang
kesehatan,
menunjukkan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat. Kadernisasi semacam ini meningkatkan program
peluang
yang
keberlanjutan
berkaitan
dengan
kemiskinan.
Program
pemerintah meluncurkan berbagai upaya
penaggulangan
untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
keluarga
berencana
manusia Indonesia dan memperkenalkan
program
strategis
sistem santunan sosial. Di era orde baru,
tingkat kemungkinan keluarga.
sejak
1970-an
diperkenalkan
pusat
Dalam
juga
merupakan
untuk
mengurangi
rangka
penanggulangan
pelayanan kesehatan tingkat kecamatan
kemungkinan pola diluncurkan berbagai
(puskesmas) agar lebih mudah terjangkau
lnpres, seperti inpres, bangdes. Dan yang
oleh
Belakangan
agak belakangan namun cukup terkenal
terpadu
ialah lnpres Desa Tertinggal (IDT). Dapat
masyarakat
dibentuk
pos
desa. pelayanan
(posyandu) disetiap desa. Pada awal 1990-
dicatat
an
kesehatan
pemberdayaan lainnya seperti program
masyarakat meningkat tinggi dari pada
pembinaan dan peningkatan pendapatan
rumah sakit. Penempatan bidan di desa
petani dan nelayan kecil (P4K), program
yang mendidik kader-kader dari kalangan
Tabungan
penduduk desa sendiri, dan mendampingi
Kesejahteraan Rakyat (takesra-kukesra),
kader dalam kegiatan rutin posyandu,
Program
pembangunan
pusat
juga
dan
program-program
Kredit
Pengembangan
Strategi Perempuan dalam Kemandirian Gizi Keluarga (Diah Handayani)
Usaha Kecamatan
| 61
(PPK),
Program
Penanggulangan
bertujuan mengoptimalkan keberhasilan
Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Program
program peningkatan status gizi balita
Pembangunan Prasarana Pendukung Desa
yang selama ini telah dilakukan melalui
Tertinggal (P3DT), dan seterusnya hampir
kegiatan penyuluhan pemberian micro
semua departemen merupakan program
nutrient yang dilaksanakan secara terpadu
penanggulangan kemiskinan dan dana
bersinergi,
yang telah dikeluarkan pemerintah untuk
berkemitraan melalui program-program
pelaksanaan program-program tersebut
yang
telah mencapai triliun rupiah.
program dan lintas sektor. Program
Salah
melibatkan
dan
masyarakat,
lintas
pemberdayaan
edukasi dan rehabilitas gizi ( PERGIZI)
masyarakat ialah berusaha melibatkan
merupakan model “ baru” yang berupaya
kelompok-kelompok non formal yang ada
untuk
di masyarakat. Upaya keterlibatan dan
memotivasi ibu balita gizi buruk untuk
partisipasi
meningkatkan status gizi anak dengan
formal
satu
berkelanjutan
kelompok-kelompok
diantaranya
ialah
non
membantu
membantu
memanfaatkan
memfasilitasi
potensi-potensi
dan
yang
program edukasi dan gerakan penyadaran
terdapat pada gizi anak dan keluarganya
pada masyarakat pedesaan yang berbasis
melalui
masyarakat lokal. Diantaranya kelompok
merawat dan memberi makan anak.
pengajian.
Pemberdayaan
dalam
Metode Penelitian
memasuki upaya terpadu, bersinergi dan dengan
perilaku
kelompok
pengajian secara tidak langsung telah berkelanjutan
perubahan
melalui
upaya
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey dan focus
kemitraan melibatkan lintas program dan
group
lintas sektor yang berbasis prakarsa dan
digunakan untuk mengumpulkan data dari
pemberdayaan masyarakat. Hal ini telah
sampel ibu rumah tangga sedangkan FGD
hidup dan berkembang di masyarakat
untuk mengumpulkan data dari tokoh
pedesaan.
gizi
masyarakat baik formal maupun non
keluarga ialah menumbuhkan potensi
formal. Lokasi penelitian di Kelurahan
masyarakat untuk berprakarsa melalui
Blabak Kecamatan Pesantren Kota Kediri
upaya pemberdayaan masyarakat untuk
sehingga
memberikan kontribusi berupa bahan
kajian ini diperlukan 30 orang ditingkat
makanan, tenaga atau uang. Program
kelurahan.
Hubungan
perbaikan
discussion
(
menentukan
FGD).
sampel
Survey
dalam
edukasi dan rehabilitas gizi (PERGIZI)
62 |
MUWÂZÂH, Volume 5, Nomor 1, Juli 2013
Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam
kasus
penanggulangan
diakses
oleh
kelompok
masyarakat
miskin. Jimpitan dalam bentuk beras yang
masalah rawan pangan gizi di Kelurahan
dikelola
Blabak, Kecamatan Pesantren Kota Kediri
berpotensi besar sebagai lembaga yang
walaupun
ada,
dapat menanggulangi mengalami masalah
diperlukan kepedulian masyarakat baik
pangan, terutama yang diprioritaskan
secara
melembaga.
adalah yang membutuhkan. Masalah gizi
Bagaimana terjadi kasus kurang gizi
dalam hal ini dapat ditangani oleh pihak-
institusi apa yang ada. Interaksi sosial
pihak yang terkait dalam hal ini posyandu.
dalam lembaga formal kelurahan adalah
Ditingkat kelurahan desa ibu-ibu yang
data dasar yang dapat dilihat di kelurahan
aktif mengelola dan menjadi pengurus
sampel.
pengajian. Beberapa orang responden
tidak
individu
banyak maupun
tetapi
kelompok
pengajian
ini
Kecamatan
menyatakan bahwa raskin (bantuan beras
Pesantren merupakan salah satu lumbung
untuk orang miskin) sangat menolong
pangan
keterpenuhinya pangan bagi penduduk
Kelurahan di
Blabak
Kediri.
Yang
dimaksud
lumbung pangan oleh masyarakat adalah
miskin,
dalam bentuk koperasi dan beras. Dalam
bantuan ini ternyata hanya diakses oleh
bentuk koperasi dan beras jimpitan yang
penduduk miskin saja. Sementara itu
dilakukan oleh ibu-ibu dalam kelompok
institusi non formal seperti gotong -
ibu-ibu
Hidayah.
royong dan masih hidup saat ini dalam
Keberadaan institusi gotong-royong di
hubungan perorangan masih dikemukakan
Kecamatan
pinjam meminjam uang.
pengajian
Nurul
Pesantren
berjumlah
23
institusi. Sementara itu jumlah koperasi
namun
disayangkan
Di sisi lain,
institusi
bahwa
gotong-
yang ada sekitar 26 koperasi. Lembaga
royong ini terlihat masih hidup. Akan
koperasi
untuk
tetapi hidupnya institusi gotong royong
kelompok dasawisma dan PKK yang
tampak marak di kalangan penduduk desa
sebagian anggotanya diawalnya adalah
yang wilayah pemukimannya agak ke
pengikut kelompok pengajian. Lembaga
dalam. Ternyata untuk wilayah penduduk
yang dapat dijadikan sebagai alternatif
desa tempat tinggalnya dekat dengan jalan
ketahanan
ini
sangat
mudah
Namun
demikian
besar ternyata memiliki gotong-royong
dalam
melayani
yang mulai melemah dan bahkan tidak
umum
ada. Artinya masyarakat mulai bergeser ke
memiliki syarat-syarat yang tidak mudah
kehidupan individual sebagaimana kota.
fungsi
pangan. koperasi
anggotanya
dan
masyarakat
Strategi Perempuan dalam Kemandirian Gizi Keluarga (Diah Handayani)
| 63
Pergeseran
yang
terjadi
di
wilayah
membantu tetangga sakit, hajatan dan
perkotaan, terutama lagi bagi penduduk
meninggal dunia. Jiwa gotong-rotong itu
yang hidup di lingkungan kompleks
digerakkan untuk menanggulangi rawan
perumahan.
pangan gizi.
Gotong-royong
yang
dilakukan di lokasi kajian pada umumnya
Secara tradisional, institusi pinjam
berbentuk kerja bakti untuk fasilitas
meminjam uang atau bahan pangan juga
umum di lingkungan tempat tinggal,
masih ada di lokasi kajian. Pinjam
menanggulangi banjir dan meluapnya
meminjam uang dilakukan antar saudara
selokan
atau keluarga. Beberapa responden
perumahan,
lingkungan,
kegiatan
kebersihan sosial
seperti
meminjam uang dikoperasi. Tabel 1
Persepsi Masyarakat Terhadap Institusi Sosial Yang Hadir Ditengah-Tengah Masyarakat Sebagai Upaya Pengentasan Kekurangan Gizi No Uraian
Ada Jumlah
1
Persepsi keberadaan 30 institusi
Tidak ada
Tidak tahu
%
Jumlah
%
Jumlah
100
0
0
0
76,66
7
23,33
0
6,66
28
93,33
0
pinjam
meminjam uang atau makanan pokok 2
Persepsi responden 23 terhadap
kasus
kurang gizi 3
Krisis
beras
di 2
rumah
tangga
di
desa
Blabak
Kecamatan Pesantren
Kota
Kediri
64 |
MUWÂZÂH, Volume 5, Nomor 1, Juli 2013
4
Partisipasi
21
masyarakat adanya
70
9
30
0
terdap
pertemuan
kelompok ditingkat kelurahan Sumber : survey 2011. Indikator
dalam
dan dari rumah tangga tidak miskin 75%.
pemenuhan pangan adalah ketersediaan
Rumah tangga tersebut” mau tetapi tidak
dan keterjangkauan bahan pangan pokok
mampu” atau” mampu tetapi tidak mau”.
oleh masyarakat yaitu beras. Krisis beras
Kondisi ini menunjukkan adanya budaya
adalah suatu kondisi di mana beras
makan yang salah sebagai asupan gizi
tersedia tetapi tidak dapat terjangkau oleh
tidak baik., dan berdampak pada balita
masyarakat atau tidak ada ketersediaan
serta ibu hamil.
beras
paling
walaupun
membelinya.
sederhana
masyarakat
Mayoritas
mampu
responden
Pada tabel 1 menunjukkan bahwa di tiga lokasi kajian dikemukakan kasus
mengemukakan bahwa di Kelurahan
kurang gizi atau gizi buruk yang menurut
Blabak
informan disebabkan oleh:
Kecamatan Pesantren Kota
Kediri tidak pernah terjadi krisis beras, hanya
sebagian
kecil
masyarakat
perumahan mengalami krisis beras yaitu ketika harga beras naik sebagai akibat kenaikan BBM.
1) Ketidakmampuan perempuan rumah tangga memenuhi gizi balita 2) Malu
pergi
ke
posyandu
atau
makan
yang
tidak
puskesma 3) Kebiasaan
Selain krisis beras, kasus kurang
memperhatikan nilai gizi “ yang
gizi masih terdapat di beberapa rumah
penting rasanya” terutama pedas dan
tangga.
asin untuk orang dewasa ”gurih” dan
Data
dari
dinas
kesehatan
menyebutkan bahwa di kota Kediri pada tahun 2010/2011 terdapat 320 orang yang tergolong tersebut
gizi
buruk.
telah
berhasil
Dari
jumlah
“ manis” untuk anak-anak. 4) Kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan
basi
anak-anak
yang
ditanggulangi
mengandung bahan-bahan pengawet,
sebanyak 250 orang. Mereka ini berasal
pewarna yang dapat membahayakan
dari rumah tangga miskin sebanyak 25%
kesehatan.
Strategi Perempuan dalam Kemandirian Gizi Keluarga (Diah Handayani)
| 65
5) Rendahnya
pengetahuan
ibu-ibu
dan
bahkan
belum
ada
kesadaran
tentang gizi makanan, padahal ibu-
pentingnya pertemuan kelompok secara
ibulah
formal” dan wilayah perkotaan yang
yang
bertanggung
secara
tradisional
jawab
terhadap
mempunyai
jiwa
pemberian makanan bagi keluarga.
mulai berkurang.
6) Kebiasaan remaja putri terutama
Di
kebersamaan
tingkat
yang
desa/kelurahan
yang “takut gemuk” juga masih
lembaga non formal yanga ada di semua
ditemukan di masyarakat.
lokasi adalah kelompok pengajian (dalam
Kepedulian
pemerintah
kajian ini adalah kelompok pengjian putri
dalam menangani kasus kerawanan
Nurul
pangan dan gizi buruk ditunjukkan
kecamatan
oleh pemerintah kota, kecamatan,
Lembaga ini dikelola oleh ibu-ibu di
desa/kelurahan
tingkat
hingga
kampung/dusun.
tingkat
Ditingkat
kota
Hidayah
Kelurahan
Pesantren
Kota
desa/kelurahan.
pengajian
ini
Blabak Kediri).
Kelompok
secara
langsung
digodok permasalahan-permasalahan
memperhatikan
kebijakan,
dan
walaupun tidak secara spesifik, diantara
penanggulangan
anggota pasti memperhatikan kondisi
melibatkan
kesehatan sesama anggota (hasil FGD,
perencanaan
pelaksanaan masalah
yang
BAPPEDA, dinas kesehatan, dinas
kondisi
anggotanya,
2011)
pertanian, dan PKK. Di tingkat
Berdasarkan
kondisi
tersebut
masyarakat
secara
kelurahan /desa dilaksanakan dengan
pemberdayaan
mengadakan pertemuan kelompok
institusional dapat dilakukan dengan
terutama dengan tokoh masyarakat
mengkombinasikan lembaga pemerintah
agama,
yang selama ini telah eksis di masyarakat
pengajian,
PKK
dan
posyandu (hasil FGD, 2011). Terdapat
70%
menunjukkan
dengan lembaga lokal yang ada, untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat
adanya partisipasi aktif masyarakat dalam
dalam
pertemuan kelompok, sedangkan 30%
pengembangan ketahanan pangan dan
lainnya partisipasi masyarakat kurang.
kecukupan gizi masyarakat di Kota
Hasil ini disebabkan oleh “justru kondisi
Kediri.
rumah tangga rentan pangan – gizi tidak
perhatian adalah rumah tangga-rumah
mempunyai waktu luang, tidak biasa
tangga dengan kesadaran gizi yang masih
mendukung
Masih
perlu
program
mendapatkan
menghadiri pertemuan kelurahan/dusun,
66 |
MUWÂZÂH, Volume 5, Nomor 1, Juli 2013
rendah, melalui penyuluhan, pendidikan
ditujukan untuk kepentingan masyarakat.
dan pendampingan.
Revitalisasi posyandu juga ditujukan bagi
Kelompok-kelompok non formal seperti kelompok pengajian putri Nurul
lansia yang jumlahnya dari tahun ketahun meningkat.
Hidayah Kelurahan Blabak Kecamatan Pesantren diharapkan memiliki peran bekerjasama
dengan
Penutup
kelompok
Berdasarkan
maka
dapat
kondisi
tersebut
masyarakat
secara
pemerintah yang lebih dulu eksis seperti
disimpulkan
pembentukan dalam pelayanan posyandu.
pemberdayaan
Hal
ini
institusional dapat dilakukan dengan
strategis
mengkombinasikan lembaga pemerintah
untuk memperhatikan kesehatan ibu dan
yang selama ini telah eksis di masyarakat.
anak, keluarga berencana, pemberantasan
Dengan lembaga lokal yang ada untuk
penyakit
imunisasi,
meningkatkan pemberdayaan masyarakat
penanggulangan diare dan gizi yang
terutama perempuan dalam mendukung
dilakukan melalui penimbangan balita.
program pengembangan ketahanan di
Sasaran posyandu ialah ibu hamil, ibu
kota Kediri masih perlu mendapatkan
menyusui, pasangan usia subur dan
perhatian adalah rumah tangga-rumah
balita. Upaya strategis dari kelompok
tangga dengan kesadaran gizi rendah,
pengajian dan posyandu ialah strategi
melalui
jangka panjang untuk menurunkan angka
pendampingan, lembaga keagamaan lokal
kematian, bayi infant mortality rate,
(dalam hal ini kelompok pengajian Nurul
angka kelahiran bayi birth rate dan angka
Hidayah, Kelurahan Blabak Kecamatan
kematian ibu maternal mortaty rate, birth
Pesantren
rate, maternal mortality rate di suatu
dikembangkan menangani masalah gizi,
daerah merupakan standart keberhasilan
sesuai
pelaksanaan program terpadu di suatu
posyandu,
wilayah tersebut. Untuk mempercepat
pemerintahan yang telah ada (Posyandu
penurunan angaka tersebut diperlukan
dan PKK).
peran serta masyarakat dalam mengelola
Sedangkan rekomenadasinya : lembaga
dan memanfaatkan posyandu karena
lagzis (menangani kelompok pangan),
posyandu
mengembangan model kesempatan kerja
ini
merupakan
dikarenakan kelompok
menular
adalah
Dilakasanakan
oleh
kelompok yang
dengan
milik
masyarakat.
masyarakat
dan
bahwa
penyuluhan,
Kota
dengan
pendidikan
Kediri).
dan
Potensial
program
revitalisasi
memperkuat
lembaga
dan wirausaha yang dikoordinasikan oleh
Strategi Perempuan dalam Kemandirian Gizi Keluarga (Diah Handayani)
| 67
kelompok pengajian dan PKK, dan ada penyuluhan
dan
pelatihan
Maxwell, S and T.R Frenken Barger,
mengenai
1992, House Hold Food Security
pemanfaatan lahan pekarangan sebagai
Concepts Indicator, Measurement:
lahan usaha, pemanfaat lahan tidur
A Tehnical Review, UNICEF and I
sebagai upaya pengembangan pertanian
FAD, New York.
perkotaan yaitu dengan usaha tanaman dalam pot, polybag, dan penataan model bertingkat (vertikultur). Jenis tanaman yang
diusahakan
berkaitan
dengan
peningkatan gizi seperti tanaman apotik hidup maupun ruang hidup. Memelihara ayam atau unggas lainnya.
Mubyarto,1998,
Membangun
Sistem
Ekonomi, Yogyakarta : BPFE Sugianto,1996,
Persepsi Masyarakat
tentang Penyuluhan Pembangunan Pedesaan, Bogor : Disertasi IPB Sukirman, 1996, “Ketahanan Pangan, Konsep,
Kebijaksanaan,
Pelaksanaannya”, Disampaikan
DAFTAR PUSTAKA
Pangan Departemen
Kesehatan
RI,
1998,
Keputusan Menteri Kesehatan Droft
dan
Makalah
pada
Lokakarya
Rumah
Tangga,
Yogyakarta Marsigit, Wuri, 2004, “Inventarisasi
Kesehatan, Jakarta : Depkes RI,
Jenis Tanaman Sumber Zat Gizi
Depdagri, 1999, Surat Edaran Menteri
yang Dibudidayakan Petani dan
Karl,
Dalam Negeri Tentang Revitalisasi
Kontribusinya
Posyandu, Depdagri RI, Jakarta.
Konsumsi Gizi Keluarga”, Jurnal
M,
1995,
Women
And
Terhadap
Akta Agrosia Vol.7 No.1
Empowerment: Partisipatory and
Internet :
Decision Making, London and New
The Impact Of Asian Financial Crisis On Health Sector In Indonesia, www.
Jersey : Zed Books Ltd. Kurniasih, S, Program
2002, Hubungan antara Revitalisasi
dengan
Health. Indonesia Pdf. 12 Maret 2012
Kinerja Posyandu di Kecamatan
RI Dan WHO. Rencana Aksi Pangan Dan
Kabupaten Purworejo, Yogyakarta
Gizi Nasional 2001-2005 Jakarta. 10
: Tesis UGM
Agustus 2012
Ulfah, A. Maria, Posyandu,
2009, Revitalisasi
Yogyakarta
:
Tesis
UGM,
68 |
MUWÂZÂH, Volume 5, Nomor 1, Juli 2013