STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI KREDIT (KOPDIT) MEKAR SAI DALAM PEMBIAYAAN AGRIBISNIS DI LAMPUNG
(Skripsi)
Moriska N. Purba
JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI KREDIT (KOPDIT) MEKARSAI DALAM PEMBIAYAAN AGRIBISNIS DI LAMPUNG Oleh MORISKA N. PURBA Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan internal Koperasi kredit Mekar sai di Provinsi Lampung, menganalisis lingkungan eksternal Koperasi Kredit Mekar Sai di Kota Bandar Lampung, serta menyusun strategi pengembangan Koperasi Kredit Mekar Sai dalam pembiayaan agribisnis. Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus. Responden dalam penelitian ini berjumlah 61 orang yang terdiri dari 10 orang pengurus dan 51 anggota koperasi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koperasi memiliki kelemahan dimana pelatihan yang diterima anggota belum optimal dan merata yang mengakibatkan kurangnya kepedulian dan keaktifan anggota terhadap koperasi, dan ancaman dalam persaingan usaha yang semakin ketat. Strategi prioritas yang dapat digunakan dalam pengembangan dan keberlanjutan Koperasi Kredit Mekar Sai adalah (a) Mengoptimalkan pelatihan dan pendidikan anggota secara merata agar anggota lebih peduli terhadap perkembangan koperasi (b) Memanfaatkan peran pengelola dalam memanajemen koperasi secara demokratis untuk menarik perhatian masyarakat yang belum menjadi anggota, serta (c) Menggunakan modal koperasi secara efektif untuk menjaga kestabilan keuangan. Kata kunci: Agribisnis, Koperasi Kredit, Strategi Pengembangan
ABSTRACT
DEVELOPMENT STRATEGY OF MEKAR SAI CREDIT COOPERATIVE IN AGRIBUSSINESS FUNDING ON LAMPUNG By MORISKA N. PURBA This research aimed to analyze the internal environment of Mekar Sai Credit Cooperative on Lampung Province, analyze the external environment of Mekar Sai Credit Cooperative on Bandar Lampung City and to arange development strategy of Mekar Sai Credit Cooperative in agribussiness funding. This research performed with case study method. The respondents of this research were 61 people consist of 10 executives and 51 cooperative members. Data analysis method was qualitative analysis method. The result showed that cooperative had weakness where the training was not optimally received by the members and was not spread evenly that caused the member to be lack of concern and had been inactive towards cooperative and had threat in more competitive busniess competition. Priority strategy that can be used in development and sustainable of Mekar Sai Credit Cooperative are (a) to optimalize training and education for members evenly so the members could be more concern towards cooperative development, (b) to use excecutive’s duty in managing cooperative democratically to take society’s attention that were not members, (c) to use cooperative capital effectively to keep finance stability. Key words: agribussiness, credit cooperative, development strategic
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI KREDIT (KOPDIT) MEKAR SAI DALAM PEMBIAYAAN AGRIBISNIS DI LAMPUNG
Oleh MORISKA N. PURBA
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN Pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
-MOTTO-
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Filipi 4:6)
“Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu” (Amsal 16:3) “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada Waktunya” (1 Petrus 5:6) “Tiada Hasil yang akan menghianati usaha, selama kita menetapkan tujuan, berusaha berdoa, direstui, dan hal tersebut baik untuk kita, maka kita pasti dapat.” (Anonim) Ku kan terus berlari, Takkan henti disini, Berjuang Meraih Mimpi, Hingga napas ku kan Berhenti (J Rocks) “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa” Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai” (Roma 12:12 dan 16).
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
Sesungguhnya Skripsi Ini Dipersembahkan Untuk :
Bapak St. M. purba, Mama D. Sihite yang Tercinta dan Teristimewa Selamanya Abang, Kakak, Adik, Eda dan Keponakan Ku Keluarga Ku Tercinta Guru-Guru dan Pembimbing Ku Saudara-Saudara Ku Sahabat-Sahabat Ku Dan orang-orang yang ku cintai dan Mencintai Aku”
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Dolok Sanggul pada tanggal 06 Februari 1993 dari Bapak M. Purba dan ibu D. Sihite. Penulis adalah anak kelima dari delapan bersaudara. Penulis menyelesaikan studi tingkat Sekolah Dasar di SDN 173406 Sileang pada tahun 2005, tingkat SLTP di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Dolok Sanggul pada tahun 2008, dan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan pada tahun 2011. Penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Pertanian, Jurusan Agribisnis pada tahun 2011 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Pada Januari 2015 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Panca Mulia, Kecamatan Banjar Baru, Kabupaten Tulang Bawang. Pada Juli 2014 penulis juga melakukan Praktik Umum (PU) di PTPN VII Unit Usaha Bekri Kabupaten Lampung Tengah. Penulis juga memiliki pengalaman organisasi di Himaseperta pada tahun 2012/2013 sebagai Anggota Bidang I, yaitu Akademik dan Pengembangan Profesi. Penulis pernah mengikuti lomba program kreativitas mahasiswa yang diselenggarakan DIKTI yang berjudul Douminik siger ( donat ubi mini dan unik dengan sensasi). Penulis juga ikut dalam organisasi POMPERTA (Persekutuan Oikume Pertanian) pada tahun ajaran 2012/2013.
SANWACANA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan hanya kepada Tuhan Yesus, yang telah memberikan rahmat dan Kasih-Nya serta membukakan jalan pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi pengembangan Koperasi Kredit (Kopdit) dalam pembiayaan agribisnis di Lampung”
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari banyak pihak, maka skripsi ini tidak mungkin dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Dr. Ir. M. Irfan Affandi, M.Si., selaku Pembimbing Pertama yang senantiasa memberikan bimbingan, motivasi, arahan, nasehat dan kesabaran selama membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
2.
Ir. Adia Nugraha, M.S., selaku Pembimbing Kedua, atas bimbingan, nasihat, motivasi, dan kesabaran yang telah diberikan selama membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
3.
Dr. Ir. Dyah Aring Hepiana Lestari, M.Si., sebagai Dosen Penguji Skripsi, atas saran, arahan dan nasehatnya untuk penyempurnaan skripsi ini.
4.
Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.P. selaku Ketua Jurusan Agribisnis Universitas Lampung.
5.
Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa M.Si. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
6.
Ir. Achdiansyah Sulaiman M.P, selaku Pembimbing Akademik (PA) yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.
7.
Orang tuaku tercinta, Bapa St. M. Purba dan Mama D. Sihite atas semua limpahan kasih sayang, doa, nasihat, didikan, motivasi, dan dukungan yang begitu luar biasa. Terimakasih karena selalu memberikan perhatian yang tulus dan kasih sayang yang tidak terbalaskan olehku.
8.
Keluarga besar Purba, Abang Rinto A.md dan eda C. Rumapea S.Pd, Abang Tagor dan eda E. Sihite S.Pd, Abang Herman SE dan Kakak tersayang Tina SE. Adekku Citra, Coki, Irma dan keempat ponakanku kejar cita-cita mu. Terimakasih atas semua kasih sayang, doa, dan bantuan yang telah diberikan hingga tercapainya gelar Sarjana Pertanian.
9.
Keluarga tercinta Oppung, Inanguda/Uda Kartika, Inanguda/Uda Silvi di Kampung, Tulang/Nantulang Gerard, Tante dan Bou Okem serta keluarga yang memberikan dukungan, doa, dan semangat pada penulis.
10. Bapa Tua Mama Tua dan (S.M. Purba dan R. Br. Sihombing), kak Susi dan
abang, tanpa bantuan dan nasehat kalian saya tidak berarti jadi apa-apa. Kalian adalah orang tua keduaku. 11. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis atas semua ilmu dan bimbingan yang telah
diberikan selama Penulis menjadi mahasiswi di Universitas Lampung. 12. Karyawan-karyawan di Agribisnis, Mba Iin, Mba Ayi, Mba Fitri, Mas Boim,
Mas Sukardi, dan Mas Bukhari atas semua bantuan yang diberikan. 13. Pak M. Taryanto dan seluruh bapak/ ibu di Kopdit Mekar Sai atas segala
bantuan, informasi dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
14. Bapak Imam dan ibu beserta keluarga atas bantuan tempat tinggal serta
fasilitas pendukung lainnya selama masa penelitian. 15. Sahabat-sahabatku Rugun Sihite S.Pd, Lisbeth Ambarita S.Sos, Ester Sihite
SE, Mitra S.Pd, Masri, dan Rida yang senantiasa memberikan dorongan, doa, motivasi, dan kebersamaan yang tidak akan terlupakan. 16. Sahabat dan saudaraku seperjuangan semasa kuliah Winda Sijabat, Wulan
Sianturi, Siti Asih, Theresia Lilik, Mba Lindi, Ari Nurjayanti S.P, Irma Banjar Nahor S.P, Ayu Vidianingrum S.P, Maria Simbolon S.P, yang memberikan pengertian, dorongan, doa, dan kebersamaan yang tidak terlupakan. 17. Teman-teman seperjuangan Agribisnis ’11 Anna Maryani, Mariyana, Juwita
Sari, Ni wayan, Meri, Deti, Tunjung, Lukita, Sellynda, Alghoziah, Erviza Feby, Aida, Dian Ika, Dita, Tami,Veni, Trie H, Tri P, Bayu, Elisa, Habibi, Ical, Adiguna, Radot, Arif, Fadloli, Chira, Elsa, Aldino, Ica, Tiar, Haliana, Pram, Yuliandi, Namira, Sartika, Intan, Werdi, Endah, Elvani, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang senantiasa memberikan semangat, doa, dan kebersamaan selama ini. 18. Kanda dan adinda 08, 09 ,10 dan adik-adik 12, 13, dan 14 yang telah
memberikan motivasi, dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 19. Keluarga besar Desa Panca Mulia, Kabupaten Tulang bawang tempat saya
mengabdi dalam rangka KKN Tematik 2013/2014, terimakasih atas pengalaman dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis. 20. Almamater tercinta dan semua pihak yang telah membantu demi
terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dan segala masukan demi perbaikan isi skripsi ini akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya penulis berharap Tuhan berkenan membalas kebaikan saudara-saudara dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat terutama bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Bandar Lampung, Penulis,
Moriska N. Purba
i
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vii I.
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................... .. 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10 D. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 11
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN.................. 12 A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 12 1. Koperasi ........................................................................................... 12 2. Organisasi Koperasi ......................................................................... 18 3. Koperasi Kredit dalam Pembiayaan Bidang Agribisnis ................ 24 4. Manajemen Strategi Pengembangan.............................................. 27 5. Konsep Manajemen Strategi Koperasi........................................... 34 a. Faktor dan Faktor Internal dan Eksternal................................. 38 b. Matriks IFAS dan Matriks EFAS............................................. 44 c. Matriks SWOT......................................................................... 46 6. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 50 B. Kerangka Pemikiran............................................................................... 54 III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 58 A. Jenis dan Sumber Data...........................................................................58 B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional ................................................59 C. Lokasi Penelitian, Responden dan Waktu Penelitian.............................62
ii
D. Metode Analisis Data.............................................................................66 1. Tahap Pengumpulan Data ................................................................67 2. Analisis Faktor Internal....................................................................67 3. Analisis Faktor Eksternal ................................................................. 68 4. Tahap Analisis SWOT .....................................................................70 5. Focus Group Discussion (FGD) ..................................................... 71
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ................................... 73 A. Keadaan Umum Kecamatan Katibung.................................................. 73 1. Keadaan Geografis ........................................................................... 73 2. Keadaan Topografi dan Iklim .......................................................... 74 3. Keadaan Demografi.......................................................................... 75 4. Sarana dan Prasarana........................................................................75 B. Keadaan Umum Kecamatan Way Sulan............................................... 76 1. Keadaan Geografis ........................................................................... 76 2. Keadaan Topografi dan Iklim .......................................................... 77 3. Keadaan Demografi.......................................................................... 78 4. Sarana dan Prasarana........................................................................ 78 C. Keadaan Umum Kelurahan Pahoman Kecamatan Enggal.................... 81 1. Keadaan Geografis dan Demografis ................................................ 81 2. Sarana dan Prasarana........................................................................ 83 D. Keadaan Umum Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai Kelurahan Pahoman Kecamatan Enggal ............................................................... 85 1.
Sejarah Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai ................................ 85
2.
Struktur Organisasi Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai ............. 86
3.
Sarana dan Prasarana Koperasi......................................................89
4.
Partisipasi Anggota Koperasi......................................................... 89
5.
Unit Usaha Simpan Pinjam ........................................................... 90
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 92 A. Karakteristik Responden....................................................................... 92 1.
Umur Responden ........................................................................... 92
iii
2.
Pendidikan Responden................................................................... 94
3.
Lama Berusahatani ........................................................................ 95
4.
Jumlah Anggota Keluarga ............................................................. 97
B. Analisis SWOT ..................................................................................... 99 1. Faktor Internal................................................................................. 99 a. Faktor Kekuatan........................................................................ 100 b. Faktor Kelemahan ..................................................................... 109 c. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ................................ 113 2. Faktor Eksternal .............................................................................. 114 a.
Faktor Peluang .......................................................................... 115
b.
Faktor Ancaman ........................................................................ 119
c.
Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)............................. 122
3. Strategi Pengembangan................................................................... 124 a.
Matriks Internal dan Eksternal (I-E) ......................................... 125
b.
Matriks SWOT .......................................................................... 127
4. Strategi Prioritas Analisis SWOT ................................................... 129 5. Penentuan Ranking dari Strategi Prioritas Menggunakan Focus Group Discussin (FGD) ................................................................. 130 VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................... 133 B. Saran ..................................................................................................... 134
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 136 LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Halaman
Sebaran jumlah koperasi di Pulau Sumatera berdasarkan provinsi tahun 2013…….............................................................................................. ..
2.
Jumlah koperasi, karyawan, dan anggota menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun 2014 ............................................................. …
3.
2
4
Sebaran jumlah koperasi di Provinsi Lampung berdasakan status keaktifanPer kabupaten/kota tahun 2013 .............................................. …
8
4.
Matriks Internal Factors Analysis Summary2013 .............................. …
45
5.
Matriks Eksternal Factors Analysis Summary2013............................ …
46
6.
Penelitian Terdahulu ........................................................................... …
51
7.
Kerangka matriks faktor strategi internal untuk kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) ........................................................................ …
8.
9.
68
Kerangka matriks faktor strategi eksternal untuk peluang (opportunities) dan ancaman (threat) ......................................................................... …
69
Jenis dan luas penggunaan lahan di Kecamatan Katibung ............... …
75
10. Luas wilayah menurut jenis lahan di Kecamatan Way Sulan ............ …
77
11. Fasilitas sarana perdagangan dan lembaga perekonomian di Kecamatan Way Sulan ................................................................................................... 79 12. Banyaknya koperasi dan bank di Kecamatan Enggal ......................... …
84
13. Sebaran responden anggotaKoperasi Mekar Sai yang ada di Unit Kecamatan Katibung dan Unit Kecamatan Way Sulan di Kabupaten Bandar Lampung tahun 2015.............................................................. …
92
14. Sebaran umur produktif pengurus Koperasi Mekar Sai di Bandar Lampung ...................................................................................................... 93 15. Sebaran responden anggota petani berdasarkan tingkat pendidikan di Unit Kecamatan Katibung dan Unit Kecamatan Way Sulan tahun 2015 ... 94
v
16. Sebaran responden pengurus koperasi berdasarkan tingkat pendidikan ..... 95 17. Pengalaman responden koperasi berdasarkan pengalaman usahatani di Koperasi Kredit Mekar Sai tahun 2015........................................................ 96 18. Sebaran responden berdasarkan jumlah tanggungan anggota keluarga di Koperasi Kredit Mekar Sai tahun 2015........................................................ 97 19. Sebaran responden berdasarkan lama keanggotaan di Koperasi Kredit Mekar Sai tahun 2015 ................................................................................. 98 20. Perhitungan Rasio Likuiditas Kopdit Mekar Sai ....................................... 103 21. Perhitungan Rasio Solvabilitas Kopdit Mekar Sai..................................... 104 22. Perhitungan Rasio Profitabilitas/Rentabilitas Kopdit Mekar Sai............... 105 23. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Koperasi Kredit Mekar Sai ..... 113 24. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) Koperasi Kredit Mekar Sai . 122 25. Pembobotan untuk diagram SWOT ........................................................... 125 26. Strategi prioritas yang dapat dilakukan Koperasi Kredit Mekar Sai dalam pembiayaan agribisnis di Lampung ........................................................... 131 27. Identitas anggota Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai ............................. 140 28. Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Tahun 2015 ............................ 146 29. Realisasi Keuangan Koperasi Kredit (Kopdit)Mekar Sai Tahun 2015...... 147 30. Neraca Per 31 Desember 2013 sampai dengan 31 Desember 2014........... 148 31. Hasil Evaluasi Internal Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai .................... 153 32. Hasil Evaluasi Eksternal Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai ................. 156 33. Rekap peringkat faktor internal koperasi ................................................... 159 34. Rekap peringkat faktor eksternal koperasi................................................. 159 35. Rekap evaluasi faktor internal koperasi ..................................................... 160 36. Rekap evaluasi faktor eksternal koperasi................................................... 160 37. Penyusunan Strategi Kekuatan dan Peluang Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai Lampung................................................................................... 161 38. Penyusunan Strategi Kekuatan dan Ancaman Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai Lampung................................................................................... 163 39. Penyusunan Strategi Kelemahan dan Peluang Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai Lampung................................................................................... 165 40. Penyusunan Strategi Kelemahan dan Ancaman Koperasi Kredit (Kopdit)
vi
Mekar Sai Lampung................................................................................... 167 41. Strategi Pengembangan berdasarkan visi dan misi Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai Pahoman .................................................................... 169
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
Struktur Internal Koperasi Kredit (Kopdit)..................................................21
2.
Rantai nilai Aktivitas Primer........................................................................30
3.
Matriks Analisis SWOT...............................................................................47
4.
Diagram Analisis SWOT .............................................................................48
5.
Bagan Alir Strategi Pengembangan Koperasi Kredit Mekar Sai Kecamatan Pahoman.......................................................................................................57
6.
Matriks SWOT.............................................................................................70
7.
Struktur Organisasi Koperasi Kredit Mekar Sai .........................................88
8.
Gedung Koperasi Kredit Mekar Sai Pahoman............................................91
9.
Diagram matriks I-E ...................................................................................126
10. Analisis matriks SWOT Koperasi Kredit Mekar Sai .................................128
1
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan dalam bidang ekonomi semakin lama cenderung berkembang dan semakin ketat. Perkembangan ekonomi merupakan sektor penting dan menjadi salah satu fokus pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan untuk mencapai kesejahteraan. Perekonomian di suatu negara memerlukan modal atau dana pembangunan yang cukup besar. Program pembangunan disusun oleh lembagalembaga perekonomian yang telah dipilih. Perekonomian akan lebih baik apabila didukung lembaga-lembaga yang saling bahu-membahu dalam mengelola dan menggerakkan semua potensi ekonomi agar berhasil secara optimal (BPS, 2012).
Tahun 1998 dan 2009 terjadi krisis ekonomi yang mengakibatkan sejumlah bank umum swasta nasional mengalami kebangkrutan dan terjadi krisis kepercayaan terhadap bank yang menyebabkan banyak nasabah menarik simpanannya karena struktur permodalan bank saat itu rendah (Listiarini, 2011). Namun, badan usaha yang tetap bertahan pada era krisis tersebut adalah koperasi. Pemerintah secara tegas menetapkan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1 setelah amandemen 1 sampai 4 bahwa dalam rangka pembangunan nasional dewasa ini, koperasi menjadi wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan. Dalam rangka pengembangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya perlu mendapat perhatian dalam pemilihan sistem kelembagaan yang tepat.
2
Koperasi adalah wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dapat diatasi. Koperasi merupakan badan usaha dalam rangka membangun ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan, yang berperan ganda majemuk, seperti lembaga ekonomi, sebagai sarana pendidikan, sebagai sarana pendemokrasian masyarakat (Sudarsono, 2000).
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 koperasi merupakan suatu badan usaha, sehingga koperasi tetap tunduk terhadap kaidah-kaidah perusahaan dan prinsipprinsip ekonomi yang berlaku. Kebutuhan modal bagi sektor usaha kecil dan perkembangan koperasi yang meningkat setiap tahunnya membuat koperasi dituntut dapat menghasilkan keuntungan dalam mengembangkan organisasi dan usahanya. Oleh karena itu, koperasi diharapkan dapat berperan penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu koperasi sebagai soko guru. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang menjadikan koperasi sebagai salah satu sektor perekonomian. Jumlah koperasi di Pulau Sumatera tahun 2013 dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Sebaran jumlah koperasi di Pulau Sumatera berdasarkan provinsi, tahun 2013 No Provinsi Jumlah koperasi (Unit) 1 Sumatera Utara 10.802 2 Nanggro Aceh Darussalam 7.099 3 Sumatera Selatan 5.122 4 Riau 4.865 5 Lampung 3.727 6 Sumatera Barat 3,619 7 Jambi 3,289 8 Bengkulu 1.860 9 Kepulauan Riau 1.850 10 Bangka Belitung 929 Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung, 2014
3
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari semua provinsi yang ada di Sumatera, Provinsi Lampung berada pada urutan ke lima dengan jumlah koperasi terbanyak setelah Sumatera Utara, Nanggro Aceh Darussalam, Sumatera Selatan dan Riau. Jumlah koperasi yang ada di Provinsi Lampung adalah 3.727 Unit. Kota Bandar Lampung memiliki koperasi terbanyak dibandingkan dengan jumlah koperasi pada kabupaten lainnya yaitu sebanyak 723 koperasi dengan jumlah karyawan sebanyak 1.109 dan jumlah anggota sebanyak 99.041 anggota. Jumlah seluruh anggota koperasi di Provinsi Lampung adalah 681.949 orang.
Menurut data Badan Pusat Statistik (2014), jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung mencapai 1.143.000 jiwa dengan garis kemiskinan 306.600 Rp/Kap/Bln atau sekitar 15,65 persen. Masyarakat Lampung mayoritas menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan bekerja sebagai petani. Namun, sampai saat ini kebanyakan petani masih dikategorikan miskin dan untuk mengatasinya maka lahirlah koperasi simpan pinjam agar tidak banyak masyarakat yang dirugikan akibat diberlakukannya sistem kapitalisme. Salah satu jenis usaha koperasi yang selama ini sering membantu dalam mengurangi kemiskinan masyarakat adalah koperasi simpan pinjam, dimana koperasi ini mampu bertahan pada era krisis ekonomi walaupun struktur permodalannya relatif kecil. Koperasi simpan pinjam adalah salah satu bentuk koperasi yang mengumpulkan dana dari anggota dan kemudian diberikan lagi kepada anggotanya sebagai bantuan modal untuk dimanfaatkan dalam mengembangkan usaha maupun hasil pertaniannya. Jumlah koperasi, karyawan, dan anggota menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.
4
Tabel 2. Jumlah koperasi, karyawan, dan anggota menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kota/Kabupaten Koperasi Karyawan Lampung Barat 139 41 Tanggamus 292 823 Lampung Selatan 406 405 Lampung Timur 523 563 Lampung Tengah 603 2583 Lampung Utara 316 248 Way Kanan 689 25 Tulang Bawang 156 Pesawaran 176 116 Pringsewu 159 113 Mesuji 103 284 Tulang Bawang Barat 106 85 Pesisir Barat 70 65 Bandar Lampung 723 1109 Metro 188 370 Provinsi 179 121 Lampung 4833 6951 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Tahun 2014
Anggota 9.082 43.573 22.703 67.657 125.948 57.070 57.769 18.619 11.711 42.663 14.524 14.668 8.505 99.041 22.971 62.441 681.949
Seiring berkembangnya kegiatan koperasi di Lampung maka tuntutan agar pengelolaan koperasi dilaksanakan lebih profesional. Salah satu koperasi di Kabupaten/Kota Bandar Lampung yang memiliki penetapan peringkat koperasi berkualitas dan telah mendapat penghargaan adalah Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai. Kopdit Mekar Sai pertama kali mendapat penghargan pada tahun 2002 dari dinas koperasi, PKM dan Penanaman Modal Kota Bandar Lampung sebagai koperasi sehat dan tahun 2009 mendapat penghargaan dari Gubernur Lampung sebagai koperasi berprestasi dan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai koperasi berprestasi tingkat nasional. Berdasarkan namanya, kegiatan yang dilakukan Kopdit Mekar Sai adalah memberikan fasilitas simpan pinjam dan membantu permodalan para anggota yang sebagian besar adalah yang bergerak di bagian pertanian, peternakan, perikanan dan lain-lain.
5
Kopdit Mekar Sai merupakan bentuk usaha (simpan pinjam) oleh 326 orang guruguru SD, SMP dan SMA Xaverius pada 27 Januari 1992. Seiring berjalannya waktu, Desember 2014 koperasi memiliki pertumbuhan anggota yang signifikan yaitu 11.071 orang. Setiap anggota wajib melakukan simpanan (saham) yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib. Kopdit Mekar Sai saat ini memiliki total harta (aset) pencairan pinjaman tahun berjalan sebesar Rp254.608.791.496,00 dan pencairan pinjaman tahun berjalan dari total 2.523 formulir berjumlah Rp111.270.360.000,00. Hal ini dikarenakan koperasi ini ingin menjadi koperasi yang dapat meningkatkan pendapatan, kesejahteraan anggota khususnya, dan masyarakat pada umumnya melalui penyaluran kredit yang diberikan kepada pelaku agribisnis maupun usaha unit mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Besarnya modal harta (aset) koperasi membuat koperasi ini mampu berkembang dan menjangkau unit anggota yang bergerak di dalam usaha agribisnis. Usaha agribisnis yang banyak dibiayai koperasi ini seperti anggota yang bertani, berkebun, dan beternak ikan. Karakteristik usaha agribisnis adalah sektor riil yang memiliki sifat usaha yang mengandung banyak resiko, kegagalan panen, mahalnya agri input, harga komoditas yang fluktuatif, dan memerlukan penanganan penyimpanan untuk menjaga stok. Hal ini menyebabkan usaha agribisnis menarik untuk dibiayai oleh koperasi yang bergerak di penyaluran kredit karena anggota masih banyak yang kekurangan modal. Pembangunan pertanian khususnya anggota yang ada di Unit Way Sulan dan Unit Katibung Lampung Selatan secara merata masih tergolong minim teknologi dan modal. Kurangnya modal menyebabkan pendapatan petani masih minim, dan penyerapan bahan baku beralih ke kota daerah lain yang padat modal dalam pengolahan bahan
6
mentah. Keterbatasan modal ini menjadikan anggota yang berada di Unit Way Sulan dan Unit Katibung tidak mampu mengakses teknologi yang lebih baik dan sering menahan panen untuk mendapatkan harga terbaik.
Sebagai lembaga non profit, koperasi dapat memberi pinjaman, mengumpulkan dana, dan memberikan pelatihan kepada anggota yang ada di Unit Way Sulan dan Unit Katibung agar mampu membantu permodalan anggota dan mampu bersaing dalam pasar bebas. Arus globalisasi yang semakin pesat merupakan tantangan bagi perkembangan Kopdit Mekar Sai karena dengan tumbuhnya produk luar negeri dapat membuat produk Indonesia kalah saing dipasaran. Terlebih sejak CAFTA (China Asia Free Trade Assosiation) diberlakukan, barang-barang dari China mulai membanjiri pasar Indonesia. Pasar bebas kemungkinan akan mengakibatkan pasar produk ekspor Indonesia hilang karena kalah bersaing dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas seperti produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand. Oleh karena itu, Kopdit Mekar Sai diharapkan dapat membantu anggota yang kekurangan modal dalam berusahatani maupun anggota yang sulit mengakses teknologi. Koperasi juga diharapkan dapat memberi pelatihan maupun pendidikan kepada anggota maupun anggota baru agar anggota mampu mengembangkan usahanya dan mampu menghadapi pasar bebas nantinya.
Adanya pasar bebas tersebut kopdit Mekar Sai di Lampung mengindikaskan bahwa strategi pengembangan koperasi menjadi sangat penting karena selain dapat meningkatkan daya saing ekonomi lokal dan kemandirian, koperasi mampu menstabilkan perekonomian domestik maupun nasional. Selain itu, persaingan
7
selalu datang dari bank-bank, koperasi kredit lain dan Bank Perkreditan Rakyat yang selalu berusaha meningkatkan pelayanan dan melakukan promosi yang semakin baik untuk menarik perhatian nasabah.
Kopdit Mekar Sai sebagai soko guru harus melibatkan partisipasi anggota dan pembagian hasil usaha yang cukup adil untuk menjadikan koperasi sebagai harapan pengembangan perekonomian di Lampung. Kopdit Mekar Sai harus mampu melayani anggota dan memberikan pinjaman untuk mengatasi kemiskinan khususnya anggota petani yang berada di Unit Way Sulan dan Unit Katibung. Pinjaman dari koperasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan hasil pertanian anggota sehingga mampu bersaing dalam pasar bebas. Strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi koperasi akan mampu meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh koperasi. Penentuan strategi digunakan untuk memahami dan mengidentifikasi lingkungan koperasi. Walaupun koperasi ini sudah mendapat banyak prestasi, namun masih perlu untuk mengetahui faktorfaktor dari luar koperasi yang diperlukan dalam mengatasi persaingan yang semakin ketat. Berkaitan dengan hal tersebut, Kopdit Mekar Sai perlu membenahi diri dan harus mampu melihat kondisi lingkungan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal.
B. Rumusan Masalah
Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki banyak koperasi, baik koperasi yang aktif maupun koperasi yang pasif. Pada Tabel 3 dijelaskan koperasi yang aktif maupun yang pasif di Provinsi Lampung pada tahun 2013.
8
Tabel 3. Sebaran jumlah koperasi di Provinsi Lampung berdasarkan status keaktifan per kabupaten/kota, tahun 2013 No
Kabupaten/ Kota Kota Bandar Lampung Kab. Lampung Tengah Kab. Lampung Timur Kab. Lampung Utara Kab. Lampung Selatan Kab. Tanggamus Kab. Way Kanan Kota Metro Kab. Lampung Barat Kab. Pringsewu Kab. Pesawaran Kab. Tulang Bawang Provinsi Kab. Mesuji Kab. Tulang Bawang Barat Pesisir Barat Jumlah
Aktif Pasif 1 521 202 2 358 245 3 322 201 4 181 135 5 165 241 6 200 92 7 541 148 8 124 64 9 50 89 10 72 87 11 110 66 12 109 13 13 98 81 14 84 24 15 74 32 16 35 35 3.041 1.792 (60,3%) (39,7%) Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung, 2014
Jumlah 723 603 523 316 406 292 689 188 139 159 176 122 179 108 106 70 4.833 (100%)
Tabel 3 dijelaskan bahwa dari 4.833 unit koperasi yang ada, hanya 60,3 persen koperasi yang memiliki status aktif, dan sisanya 39,7 persen merupakan koperasi pasif. Jumlah koperasi yang ada di Kota Bandar Lampung adalah sebanyak 723 Unit, dengan koperasi aktif sebanyak 521 Unit dan sisanya adalah koperasi pasif. Koperasi yang berstatus pasif merupakan koperasi yang sudah tidak menjalankan kinerjanya dengan baik atau biasa dikenal dengan istilah mati suri. Salah satu koperasi yang masih aktif dan mendapat penghargaan koperasi berprestasi di Kota Bandar Lampung adalah Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai. Koperasi ini merupakan koperasi yang bergerak di bidang simpan pinjam. Tujuan koperasi ini sama dengan tujuan koperasi menurut undang-undang yaitu menyejahterakan dan memberikan pinjaman kepada masyarakat.
9
Kinerja koperasi yang baik ditujukkan dengan membaiknya permodalan, penyediaan dana, peningkatan aset, peningkatan volume usaha, peningkatan kapasitas produksi, SDM dan peningkatan sisa hasil usaha/keuntungan. Kopdit disebut juga koperasi simpan pinjam yang bertujuan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan memberikan pinjaman kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawasan dan kontrol yang benar agar tidak keluar dari prinsipprinsip, tujuan dan asas dari koperasi serta perlu diadakan penilaian kinerja sebagai salah satu bentuk pengawasan.
Kopdit Mekar Sai yang berbadan hukum No. 017/BH/KDK.7.4/IV/1999 ikut berkontribusi dalam memberikan pinjaman dalam bidang agribisnis seperti pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan. Anggota koperasi yang paling banyak bekerja dalam sektor pertanian dan menerima pinjaman dari koperasi berada di Unit Way Sulan dan Unit Katibung. Sebagai koperasi yang sudah lama berdiri, koperasi juga harus berkontribusi terhadap pembangunan daerah dalam lingkungan eksternal seperti ekonomi, sosial dan budaya, teknologi, pesaing dan kebijakan pemerintah. Dalam lingkungan internal adalah manajemen, tingkat kesehatan kondisi keuangan koperasi, SDM anggota maupun karyawan, pemasaran, sarana dan prasarana dan lain-lainnya.
Kopdit Mekar Sai memiliki anggota yang cukup banyak dan tersebar hampir di seluruh Lampung. Namun, banyaknya anggota membuat koperasi mengalami kendala dalam melayani anggota yang cakupan wilayah yang terlalu luas, permintaan pinjaman yang cukup tinggi dan lain-lain sehingga perlu dilakukan
10
strategi yang tepat dan sesuai untuk mengatasi kendala tersebut. Strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan koperasi akan mampu meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh koperasi. Lingkungan merupakan salah satu faktor terpenting untuk menunjang keberhasilan, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1.
Bagaimana lingkungan internal yang mempengaruhi Koperasi Kredit Mekar Sai di Provinsi Lampung?
2.
Bagaimana lingkungan eksternal yang mempengaruhi Koperasai Kredit Mekar Sai di Kota Bandar Lampung?
3.
Bagaimana strategi pengembangan Koperasi Kredit Mekar Sai dalam pembiayaan agribisnis di Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Menganalisis lingkungan internal yang mempengaruhi Koperasi Kredit Mekar Sai di Provinsi Lampung.
2.
Menganalisis lingkungan eksternal yang mempengaruhi Koperasi Kredit Mekar Sai di Kota Bandar Lampung.
3.
Menyusun strategi pengembangan Koperasi Kredit Mekar Sai dalam pembiayaan agribisnis.
11
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1.
Koperasi, sebagai informasi ilmiah dan masukan mengenai lingkungan eksternal dan internal serta strategi pengembangan Koperasi Kredit Mekar Sai.
2.
Pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan strategi dalam memajukan dan mengembangkan koperasi di Kota Bandar Lampung.
3.
Peneliti lain, sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis.
12
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
1.
Koperasi
Koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang penting dan diperlukan. Secara harfiah kata “Koperasi” berasal dari Cooperation (latin), atau cooperation (Inggris, atau Co-operatie) (Belanda ), dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai: bekerja bersama, atau bekerjasama, atau kerjasama. Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Menurut Ropke (2003) Koperasi adalah badan usaha dengan kepemilikan dan pemakai jasa yang merupakan anggota koperasi itu sendiri serta pengawasan terhadap badan usaha tersebut harus dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa/pelayanan badan usaha itu. Indonesia dikenal dengan dua macam koperasi yaitu koperasi primer dan sekunder. Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang perorangan melalui usaha untuk memenuhi kebutuhan anggota secara perorangan. Koperasi sekunder merupakan himpunan dari
13
koperasi primer dan dibentuk untuk penyalur sarana produksi, khususnya pengadaan pangan dan pengembangan ekonomi rakyat yang berguna untuk meningkatkan taraf hidup anggota.
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Unsur-unsur penting dalam suatu koperasi dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Koperasi merupakan badan usaha. b. Koperasi dapat didirikan oleh orang seorang dan atau badan hukum koperasi yang sekaligus sebagai anggota koperasi yang bersangkutan. c. Koperasi dikelola berdasarkan prinsip-prinsip koperasi. d. Koperasi dikelola berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Menurut Rudianto (2006) Koperasi simpan pinjam (KSP) adalah koperasi yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana melalui kegiatan simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan/atau anggotanya. Koperasi simpan pinjam menjalankan fungsi yang hampir sama dengan bank, yaitu menjalankan penggalian dana masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit pada masyarakat yang membutuhkan. Bedanya adalah koperasi dimiliki bersama oleh anggotanya dengan hak dan kedudukan yang sama sedangkan bank dimiliki oleh sejumlah orang/badan sebagai pemegang saham, pengendalian dana dari
14
masyarakat luas, namun hanya menyalurkan dana yang terhimpun kepada masyarakat yang mampu memenuhi persyaratan teknis bank.
Tujuan koperasi menurut pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992 adalah sebagai alat untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Tujuan koperasi dapat disimpulkan untuk: a.
Memajukan kesejahteraan anggota koperasi.
b.
Memajukan kesejahteraan masyarakat.
c.
Membangun tatanan perekonomian nasional.
Keberadaan koperasi diharapkan mampu memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat pada umumnya serta membangun tatanan perekonomian nasional. Menurut pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, fungsi dan peranan koperasi adalah sebagai berikut: a.
Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b.
Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
c.
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
15
d.
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Tugas utama koperasi adalah menunjang kegiatan usaha para anggotanya dalam rangka meningkatkan kepentingan ekonomi para anggotanya melalui pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkannya, yang sama sekali tidak tersedia di pasar, atau ditawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih menguntungkan daripada yang ditawarkan pada anggota di pasar atau oleh badan-badan resmi. Fungsi pinjaman di koperasi adalah sesuai dengan tujuan-tujuan koperasi pada umumnya, yaitu memperbaiki kehidupan para anggotanya. Hanya saja kegiatan yang dilakukan oleh koperasi simpan pinjam menerima dan menghimpun dana dari anggota dan pihak luar yang tidak terikat untuk dijadikan modal pinjaman kepada anggota yang ingin meningkatkan dan mengembangkan usahanya.
Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Menurut pasal 5 UU No. 25 tahun 1992, prinsip yang dilaksanakan koperasi adalah: (a) keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, (b) pengelolaan dilakukan secara demokratis, (c) pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, (d) pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, (e) kemandirian. Prinsip koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja koperasi sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas serta jati diri koperasi, sehingga prinsip koperasi merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan berkoperasi.
16
Perdebatan tentang kemampuan koperasi sebagai salah satu institusi yang mampu mendongkrak keterpurukan perekonomian rakyat, masih tetap berlangsung hingga saat ini. Koperasi di Indonesia semakin lama mengalami perkembangan dan mampu membantu perekonomian masyarakat. Jenis-jenis koperasi terdiri dari 5 yaitu sebagai berikut: a.
Koperasi konsumen yaitu koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan non-anggota.
b.
Koperasi produsen adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang dihasilkan anggota kepada anggota dan non-anggota.
c.
Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan jasa non-simpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan nonanggota.
d.
Koperasi serba usaha/koperasi unit desa yaitu yang bergerak dalam meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat daerah pedesaan.
e.
Koperasi simpan pinjam yaitu koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraannya. Pelayanan yang diberikan koperasi berusaha agar bunga ditetapkan serendah mungkin dan dapat dirasakan ringan oleh para anggotanya.
Koperasi simpan pinjam selalu berusaha untuk memperbesar modal, maka sebagian besar keuntungan tidak dibagikan kepada anggota dan akan
17
dicadangkan. Bila modal koperasi besar, kemungkinan pemberian kredit kepada anggota akan diperluas. Koperasi simpan pinjam berusaha untuk tumbuh dan bersaing dengan lembaga lain untuk membantu dan memberikan kemudahan dalam pendanaan modal pada masyarkat kecil maupun pengusaha kecil. Tujuan koperasi simpan pinjam didirikan adalah: a.
Membantu keperluan kredit (pinjaman) para anggota yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat yang ringan.
b.
Mendidik anggota supaya giat menyimpan secara teratur sehingga membentuk modal sendiri.
c.
Mendidik anggota hidup berhemat dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka.
d.
Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.
Dalam mencapai tujuan dari pemberian kredit kepada anggota, perlu adanya pengawasan terhadap penggunaan kredit yang telah diberikan, sehingga penyelewengan dari penggunaan dapat dihindari. Koperasi simpan pinjam memiliki tiga prinsip yang dapat membantu penggunaan kredit yaitu: a.
Swadaya dimana tabungan hanya diperoleh dari anggotanya.
b.
Setia kawan dimana pinjaman hanya diberikan kepada anggota.
c.
Pendidikan dan penyadaran adalah membangun watak adalah yang utama, jadi hanya yang berwatak baik yang dapat diberi pinjaman.
Koperasi simpan pinjam sangat penting mendampingi dan membantu memajukan serta mengembangkan usaha-usahanya dengan koperasi lainnya. Setiap koperasi mempunyai simpanan-simpanan yang dijadikan sebagai ekuitas pada koperasi
18
tersebut yang salah satunya dari simpanan anggota. Jenis-jenis simpanan pada koperasi antara lain: a.
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan/atau sama nilainya yang wajib dibayarkan anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan menjadi anggota (PSAK No. 27).
b.
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota (PSAK No. 27. 2002).
c.
Simpanan sukarela adalah jumlah tertentu yang diserahkan oleh anggota koperasi atas kehendak anggota koperasi sendiri ( Anoraga dan Widiyanti, 2003).
2.
Organisasi Koperasi
Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Organisasi koperasi adalah suatu cara atau sistem hubungan kerja sama antara orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama dan bermaksud mencapai tujuan yang ditetapkan bersamasama dalam satu wadah koperasi. Koperasi mempunyai tujuan organisasi yang merupakan kumpulan dari tujuan-tujuan individu anggotanya, jadi tujuan koperasi harus mengacu dan memperjuangkan pemuasan tujuan individu anggotanya, dalam operasionalnya harus sinkron. Koperasi juga dituntut harus menjalin kerjasama/mitra dengan lembaga keuangan lain maupun pemerintah untuk menjaga kestabilan perekonomian anggota dan mengembangkan usaha.
19
Menurut Sukamdiyo (1996), struktur organisasi merupakan bidang pertama yang menjadi permasalahan dalam manajemen. Pedoman dalam melaksanakan tugas terdapat garis-garis dasar yang menetapkan pedoman pelaksanaan organisasi dari suatu usaha. Organisasi internal dapat diartikan sebagai pembagian tugas dan wewenang yang sesuai dengan fungsi atau unit-unit yang ada dalam organisasi koperasi.
Secara umum dalam organisasi (internal) koperasi Indonesia terdapat struktur atau tatanan manajemen sebagai berikut: a.
Alat kelengkapan atau perangkat organisasi koperasi Alat ini terdiri dari: rapat anggota, pengurus, dan pengawas.
1) Rapat anggota Rapat anggota (RAT) secara normal diselenggarakan satu tahun sekali atau selambat-lambatnya tiga bulan setelah tutup buku pada tahun yang bersangkutan. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi pada organisasi koperasi yang dapat diwujudkan sebagai berikut: (a) dipilih dan diberhentikan jabatan pengurus serta badan pengawas. (b) didengar laporan pengurus serta disahkan laporan pertanggungjawaban pengurus. (c) berbagai usul dan saran dari para anggota dapat dikeluarkan secara adil sesuai dengan haknya, yaitu satu anggota satu suara. (d) diputuskan rencana kerja koperasi untuk periode yang akan datang. (e) semua anggaran pendapatan dan biaya yang telah disusun dimintakan juga persetujuan dari para anggota.
20
2) Pengurus koperasi Pengurus koperasi terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara serta anggota yang dipilih oleh rapat anggota sesuai dengan anggaran dasar koperasi. Pengurus merupakan wakil para anggota yang memenuhi syarat dan kriteria tertentu serta dipilih dan disahkan oleh rapat anggota. Pengurus harus membina hubungan dengan koperasi lain sehingga mendapatkan informasi serta pembinaan dalam kemudahan bisnis. Pengurus berhak mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan bila terjadi suatu masalah. Setiap akhir tahun pada rapat anggota pengurus harus membacakan pembukuan laporan pertanggungjawaban atas tugas-tugas yang diembannya serta disaksikan oleh petugas yang berwenang. 3) Pengawas Selain rapat anggota dan papan, salah satu alat kelengkapan organisasi koperasi adalah pengawas. Pengawas merupakan badan yang dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota. Pengawas bertugas melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi, termasuk organisasi usaha, dan pelaksanaan kebijakan pengurus. Dalam melakukan tugas-tugas tersebut, pengawas menyusun laporan tertulis tentang hasil pemeriksaannya yang akan disampaikan ke RAT.
b.
Dewan penasehat dan badan pembina
Apabila diperlukan maka dapat diangkat seorang penasehat atau pembina. Fungsi ini biasanya dijabat oleh personil dari kantor koperasi dan pengusaha kecil atau dari PEMDA atau dari koperasi sekunder. Penasehat bertugas memberikan
21
pertimbangan dan nasehat baik diminta maupun tidak diminta untuk kemajuan koperasi dan menghadiri rapat anggota, rapat gabungan dan rapat pengurus.
c.
Manajer
Manajer adalah pemimpin dari semua karyawan yang dimiliki oleh koperasi yang diserahi tugas dan tanggung jawab oleh pengurus. Tugas manajer adalah mengelola dan menjalankan usaha koperasi sebagai organisasi ekonomi. Namun kedudukannya hanyalah sebagai pelaksana dari kebijakan yang ditetapkan oleh RAT, sehingga dia bertanggung jawab kepada pengurus. Bagan struktur organisasi interen dari koperasi secara umum dapat dilihat pada Gambar 1. Rapat Anggota
Pengurus
Pengawas
Manajer Pengelola
Kepala Bagian
Kepala Bagian
Kepala Bagian
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Sumber: Gophar, 2007 Gambar 1. Struktur organisasi koperasi Menurut Terry (2003), manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian
22
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. Manajemen berfungsi untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi dan mengkoordinasikan proses tersebut agar tujuan dapat lebih cepat/lancar dicapai. Dalam mencapai tujuan koperasi, perlu diperhatikan adanya sistem manajemen yang baik, agar tujuannya berhasil yaitu dengan menerapkan fungsifungsi manajemen.
1) Perencanaan Proses perumusan program beserta anggaran harus dilakukan oleh koperasi sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan strategi yang hendak dilaksanakan. Penentuan strategi dalam perencanaan sangat penting untuk mencapai tujuannya dengan mempertimbangkan: (a) berbagai ketentuan internal koperasi. (b) berbagai kelemahan internal yang dimilikinya. (c) kesempatan/peluang bisnis yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan koperasi. (d) hambatan/kendala bisnis yang diperkirakan akan mengganggu pencapaian tujuan koperasi.
Jenis strategi yang dipilih koperasi adalah sebagai berikut: (a) strategi ditingkat korporasi: usaha tunggal, diversifikasi usaha terkait, dan diversifikasi usaha tidak terkait atau konglomerasi. (b) strategi pada tingkat unit usaha: minimasi biaya, diferensiasi produk, konsentrasi pada dasar tertentu, atau gabungan ketiganya.
23
2) Pengorganisasian Organisasi adalah sekelompok manusia yang yang bekerjasama, dimana kerjasama tersebut dicanangkan dalam bentuk struktur organisasi atau gambaran skematis tentang hubungan kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Pembagian tugas dan wewenang dalam koperasi diantara para pelaku yang bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana-rencana koperasi. Hal yang perlu dipertimbangkan pengurus dalam hal struktur organisasi adalah efektifitas struktur organisasi tersebut dapat dilihat dari segi pencapaian tujuan koperasi dan efisiensi struktur organisasi itu dapat dilihat dari segi biaya penyelenggaraannya.
3) Pelaksanaan Pelaksanaan adalah proses penerapan rencana-rencana koperasi oleh masingmasing fungsi atau unsur dalam organisasi koperasi. Aspek pada tahap pelaksanaan adalah: (a) aspek koordinasi diupayakan dapat bekerja saling bahu-membahu dalam mencapai tujuan koperasi. Unsur-unsur yang terlibat adalah anggota, penasihat, pengawas, pengurus, pengelola, dan karyawan koperasi dan (b) aspek monitoring diselenggarakannya sistem pencatatan yang tertib dan cermat dalam pelaksanaan seluruh kegiatan koperasi.
4) Pengawasan Pengawasan adalah upaya yang dilakukan oleh kewenangan yang lebih tinggi, untuk mengukur tingkat kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dengan hasil yang telah dicapai. Fungsi dari pengawasan adalah
24
mencegah terjadinya berbagai penyimpangan atau kesalahan, memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan, mendinamisir organisasi/koperasi serta segenap kegiatan manajemen dan mempertebal rasa tanggungjawab.
3.
Koperasi Kredit dalam Pembiayaan Bidang Agribisnis
Koperasi simpan pinjam merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat, berupa pinjaman dan tempat penyimpanan uang bagi masyarakat. Koperasi simpan pinjam sering kali juga disejajarkan dengan nama koperasi kredit, koperasi ini menyelenggarakan layanan tabungan dan sekaligus memberikan kredit bagi anggotanya. Layanan-layanan ini menempatkan koperasi sebagai pelayan anggota memenuhi kebutuhan pelayanan keuangan bagi anggota menjadi lebih baik dan lebih maju. Anggota dalam koperasi ini memiliki kedudukan identitas ganda sebagai pemilik (owner) dan nasabah (customers). Kedudukan sebagai nasabah, anggota melaksanakan kegiatan menabung dan meminjam dalam bentuk kredit kepada koperasi.
Menurut BK31 (2001), Koperasi kredit adalah badan usaha yang dimiliki oleh sekumpulan orang dalam suatu ikatan pemersatu yang bersepakat menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama guna dipinjamkan diantara sesama mereka dengan bunga yang layak serta untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Anggota koperasi adalah kumpulan orang sekurang-kurangnya 20 orang baik itu pria maupun perempuan sekaligus menjadi pelaksana, pengawas, dan pengguna jasa kredit itu sendiri. Pelayanan pinjaman diberikan selama dapat meningkatkan penghasilan dan/atau usaha stabilitas kehidupan anggota bukan untuk kehidupan konsumtif maupun spekulatif (Sumardjono, 1990).
25
Menurut Rivai dan Veithzal (2007), kredit adalah penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditur/pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak. Menurut UU No. 7 Tahun 1992, yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan, berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan, atau hasil pembagian keuntungan.
Menurut Kasmir (2003), penilaian dari prinsip-prinsip dalam pemberian kredit memiliki analisis 5 C yaitu: a.
Character/Watak adalah sifat seseorang sebagai calon debitur.
b.
Capacity/Kemampuan adalah kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba.
c.
Capital/Modal adalah sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh koperasi.
d.
Collateral/Jaminan merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun nonfisik.
e.
Condition of Economic/Kondisi ekonomi adalah menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa yang akan datang.
Menurut Kasmir (2001), tujuan pemberian kredit adalah (a) mencari keuntungan dengan memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut, terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit
26
yang diberikan kepada nasabah, (b) membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja, (c) membantu pemerintah dimana semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan maka makin baik, berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
Menurut Soekartawi (1993), agribisnis adalah suatu sistem yang utuh mulai sub sistem penyediaan sarana produksi dan peralatan pertanian, sub sistem usahatani, sub sistem pengolahan dan sub sistem pemasaran. Pada prospek pembiayaan agribisnis, koperasi kredit memberikan pinjaman kepada angota yang bergerak dalam usaha pertanian, perkebunan, perikanan, dan lain-lain. Kopdit Mekar Sai berperan membantu pembiayaan dalam penyediaan dana yang didapat dari anggota yang kelebihan dana atau yang disimpan anggota di koperasi, dan disalurkan kepada pihak yang kekurangan dana dengan kesepakatan membayar dalam jangka waktu tertentu dan nisbah bagi hasil yang telah disepakati.
Kopdit Mekar Sai berperan membantu pembiayaan modal anggota yang bergerak dalam bidang agribisnis dalam menjalankan usahanya dengan memberikan pinjaman sebagai modal usaha dan melakukan pemberdayaan masyarakat seperti pelatihan. Anggota yang berada di Kabupaten Lampung Selatan awalnya mengalami kesulitan dalam mengubah kebiasaan bertani, kesulitan memasarkan hasil pertanian, belum adanya jaringan pemasaran, dan produk pertanian yang dihasilkan belum memadai.
Namun untuk mengatasi masalah tersebut, Kopdit Mekar Sai memberikan bantuan modal usaha seperti pengadaan kantong kemasan beras organik kepada unit anggota yang menanam padi organik, memberikan pinjaman Rp100.000.000,00
27
yang digunakan untuk membeli mesin penggilingan padi dan membeli gabah dari anggota. Kopdit Mekar Sai juga memberikan pelatihan kepada unit koperasi yang menanam padi seperti pembuatan pupuk, pembuatan obat pemberantas hama dan penyakit, proses penggilingan padi sampai pengemasan beras. Setiap tahun koperasi ini selalu memberikan bantuan modal kepada masyarakat dan memberi pelatihan pada setiap unit koperasi yang membutuhkan pelatihan. Adanya bantuan modal yang diberikan koperasi membuat anggota koperasi lebih sejahtera karena dapat mengembangkan usaha pertaniannya yang lebih baik. Koperasi juga selalu mengadakan pendidikan maupun pelatihan kursus ke anggota untuk menyadarkan anggota tentang pentingnya bergabung dengan koperasi. Hal ini juga membuat anggota yang bekerja sebagai petani semakin terbantu dan membuahkan hasil yang baik ke koperasi karena anggota yang bergabung dengan koperasi semakin bertambah dan berkembang pesat setiap tahunnya.
4.
Manajemen Strategi Pengembangan
Sebuah rantai nilai adalah rangkaian kegiatan untuk operasi perusahaan dalam industri yang spesifik. Menurut Porter (1998), rantai nilai menampilkan nilai keseluruhan dan terdiri dari aktivitas nilai dan marjin. Aktivitas nilai merupakan aktivitas nyata secara fisik dan teknologi yang dilakukan perusahaan yaitu dengan membangun blok dimana perusahaan menciptakan sebuah produk yang berharga bagi pembelinya. Saluran pemasok dan rantai nilai juga mencakup marjin yang penting untuk dipisahkan dalam memahami sumber posisi biaya perusahaan, karena saluran pemasok dan marjin merupakan bagian dari total biaya yang ditanggung pembeli. Hakekatnya, perusahaan adalah kumpulan aktivitas yang
28
dilakukan untuk mendesain, memproduksi, mamasarkan, menyampaikan, dan mendukung produknya.
Pelaksanaan aktivitas memerlukan biaya untuk menghasilkan value yang merupakan jumlah dimana konsumen mau membayarnya. Rantai nilai (value chain) adalah pola yang digunakan perusahaan untuk memahami posisi biayanya dan untuk mengidentifikasi cara-cara yang dapat digunakan untuk memfasilitasi implementasi dari strategi tingkat bisnisnya. Rantai nilai menunjukkan bagaimana sebuah produk bergerak dari tahap bahan baku ke pelanggan akhir atau kegiatan yang diperlukan untuk membawa produk atau jasa dari konsepsi, melalui berbagai tahapan produksi (melibatkan kombinasi transformasi fisik dan masukan dari berbagai produsen jasa), pengiriman pada konsumen akhir, dan pembuangan akhir setelah digunakan. Analisis rantai nilai memperlihatkan organisasi sebagai sebuah proses yang berkelanjutan dalam kegiatan penciptaan nilai. Analisis dilakukan dengan cara mempelajari potensi penciptaan nilai.
Rantai nilai membagi aktivitas-aktivitas kedalam dua kategori. Pertama adalah aktivitas primer (primary activities) yaitu aktivitas yang berkaitan dengan penciptaan fisik produk, penjualan dan distribusinya ke para pembeli, dan layanan setelah penjualan yang terdiri dari: a.
Logistik ke dalam (Inbound Logistics), aktivitas yang berhubungan penerimaan, penuyimpanan, dan penyebaran masukan ke produk, seperti: penanganan material, pergudangan, pengendalian persediaan, penjadwalan kendaraan, dan pengembalian ke pemasok.
29
b.
Operasi (Operations), aktivitas yang berhubungan dengan pengubahan masukan menjadi produk jadi, seperti: permesinan, pemasangan, perawatan mesin, pengujian, penyetakan, dan operasi fasilitas.
c.
Logistik ke luar (Outbound Logistik), aktivitas yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian produk secara fisik kepada pembeli, seperti: penggudangan barang jadi, penanganan material, operasi kendaraan pengiriman, pemrosesan pesanan, dan penjadwalan.
d.
Pemasaran dan penjualan (Marketing and Sales), aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan sarana dimana pembeli dapat membeli produk dan membujuk mereka untuk melakukannya, seperti: periklanan, promosi, tenaga penjualan, quoting, seleksi channel, channel relation, dan penetapan harga. Untuk secara efektif memasarkan dan menjual produk, perusahaan mengembangkan iklan-iklan dan kampanyel, memilih jaringan distribusi yang tepat, memilih, mengembangkan, dan mendukung tenaga penjualan mereka.
e.
Pelayanan (Service), aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan jasa untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai produk, seperti: instalasi, perbaikan, pelatihan, parts supply, dan penyesuaian produk.
Kategori kedua adalah aktivitas pendukung yaitu aktivitas yang menyediakan dukungan yang diperlukan bagi berlangsungnya aktivitas primer yang terdiri dari: a.
Pembelian atau pengadaan (Procurement), mengacu pada fungsi dari pembelian masukan yang dipergunakan dalam value chain perusahaan, bukan pada masukan yang dibeli itu sendiri.
b.
Pengembangan teknologi (Technology development), aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk memperbaiki produk dan proses yang digunakan perusahaan
30
untuk memproduksinya. Pengembangan teknologi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk, misalnya peralatan proses, desain riset, dan pengembangan dasar, dan prosedur pemberian servis. c.
Manajemen sumber daya manusia (Human resources management), aktivitasaktivitas yang melibatkan perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan pemberian kompensasi kepada semua personel.
d.
Infrastruktur perusahaan (Firm infrastructure ) atau administrasi umum (General administration), infrastruktur perusahaan meliputi aktivitas-aktivitas seperti general management, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, dan relasi pemerintah, yang diperlukan untuk mendukung kerja seluruh rantai nilai melalui infrastruktur ini, perusahaan berusaha dengan efektif dan konsisten mengidentifikasi peluang dan ancaman, mengidentifikasi sumberdaya dan kapabilitas, dan mendukung kompetensi inti. Rantai nilai aktivitas primer dapat dilihat pada Gambar 2.
Infrastruktur Perusahaan Manajemen Sumber Daya Manusia Aktivitas pendukung
Perkembangan Teknologi Pembelian Logistik kedalam
Operasi
Logistik Keluar
Pemasaran Pelayanan dan penjualan
M a r g i n
Gambar 2. Rantai Nilai Aktivitas Primer Rantai nilai memberikan cara sistematik untuk membagi suatu perusahaan kedalam berbagai aktivitas yang berbeda sehingga dapat digunakan untuk menelaah bagaimana cara pengelempokan berbagai aktivitas dalam perusahaan.
31
Analisis rantai digunakan perusahaan untuk mendeteksi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (non value added) sehingga bisa dihilangkan. Strategi keunggulan bersaing menurut Porter adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis di atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif memiliki kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan mampu memilih strategi pemasaran yang efektif. Studi yang dilakukan Porter selanjutnya menetapkan strategi generik yang diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu cost leadership, diferensiasi, and focus. Pilihan tiap-tiap perusahaan terhadap strategi generik akan bergantung kepada analisis lingkungan usaha untuk menentukan peluang dan ancaman (Porter, 1998).
Manajemen strategis didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategis menekankan pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Manajemen strategis bertujuan untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda pada masa mendatang, perencanaan jangka panjang, sebaliknya mencoba untuk mengoptimalkan kecenderungan sekarang untuk masa datang.
Menurut Hunger dan Wheelen (2003) konsep dalam manajemen strategi adalah menerapkan konsep jangka panjang yang dijadikan teknik untuk saling berhubungan, manajemen strategis telah berhasil dikembangkan dan digunakan untuk bisnis perusahaan. Manajemen strategis tidak selalu membutuhkan proses formal untuk
32
menjadi efektif. Penelitian mengenai praktik-praktik perencanaan dari organisasiorganisasi nyata, menunjukkan bahwa nilai riil suatu perencanaan strategis harus lebih mengarah ke orientasi pada masa depan dari proses perencanaan itu sendiri dibandingkan hasil perencanaan-perencanaan strategi tertulis. Menurut David
(2006) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Manajemen strategis didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya. Proses manajemen strategi adalah suatu pendekatan secara obyektif, logis, dan sistematis dalam penetapan keputusan utama dalam suatu organisasi. Proses manajemen strategis meliputi 4 elemen dasar yaitu: a) pengamatan lingkungan, b) perumusan strategi, c) implementasi strategi, dan d) evaluasi dan pengendalian. Oleh karena itu, manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi kesempatan (opportunity) dan ancaman (threat) lingkungan dipandang dari sudut kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).
Perencanaan strategi adalah: (a) mengukur dan memanfaatkan kesempatan sehingga mampu mencapai keberhasilan, (b) membantu meringankan beban pengambil keputusan dalam tugasnya menyusun dan mengimplementasikan manajemen strategi, (c) agar lebih terkordinasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan (d) sebagai landasan untuk memonitor perubahan yang terjadi, dan (e) sebagai cermin atau bahan evaluasi, menjadi penyempurnaan perencanaan strategis yang akan datang (David, 2006).
33
Menurut Porter (2000), kekuatan-kekuatan suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pelanggan dan memperoleh keuntungan. Perubahan salah satu kekuatan mengharuskan koperasi untuk menilai ulang pasarannya. Kondisi bisnis perusahaan menurut Porter yang menjelaskan bahwa sifat dan derajat persaingan dalam suatu industri bergantung pada lima faktor atau kekuatan. Five forces model digambarkan bahwa dalam bersaing dengan pesaing potensial beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu mereka yang akan masuk, para pemasok atau suplier, para pembeli atau konsumen, dan produsen produkproduk pengganti. Lima kekuatan yang dapat mengembangkan strategi persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi koperasi yaitu: 1) persaingan antara perusahaan pesaing yang ada, 2) masuknya pendatang baru yang biasanya dipengaruhi oleh besar kecilnya hambatan masuk ke koperasi, 3) ancaman produk pengganti/substitusi, 4) kekuatan penawaran pembeli, dan 5) kekuatan penawaran pemasok.
Seluruh kekuatan bersaing menurut Porter dapat dikategorikan sebagai faktor eksternal. Definisi dari faktor eksternal perusahaan itu sendiri adalah lingkungan bisnis yang melengkapi operasi perusahaan yang memunculkan peluang dan ancaman. Analisis faktor eksternal adalah peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Elemen-elemen dari faktor eksternal adalah pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal, pesaing, pelanggan, kreditur, serikat buruh, dan kelompok-kelompok kepentingan khusus. Ancaman adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis sedangkan peluang adalah
34
kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan mencapai daya saing strategis.
5.
Konsep Manajemen Strategi Koperasi
Menurut Rochaety (2005), strategi merupakan pola keputusan dari alokasi sumber yang dibuat untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan mempertimbangkan kekuatan internal dan eksternal didalam menghadapi setiap perubahan. Menurut Supriyono (1998), strategi merupakan cara mengantisipasi tantangan-tantangan dan kesempatan (peluang) masa depan pada kondisi lingkungan perusahaan yang berubah dengan cepat. Strategi dapat memberikan tujuan dan arah perusahaan di masa depan dengan jelas pada semua karyawan. Oleh karena itu, strategi diperlukan untuk mengantisipasi tindakan-tindakan yang muncul dari pesaing.
Pihak koperasi memerlukan strategi yang tepat dalam pengambilan keputusan untuk menghadapi hambatan atau tantangan yang ada di lingkungan agar tujuan dalam sistem simpan pinjam dapat tercapai secara optimal. Menurut Griffin (2004), manajemen strategi adalah cara untuk menanggapi peluang dan tantangan bisnis. Manajemen strategis adalah proses manajemen yang komprehensif dan berkelanjutan yang ditujukan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi yang efektif. Strategi yang efektif adalah strategi yang mendorong terciptanya keselarasan yang sempurna antara organisasi dengan lingkungan dan dengan pencapaian tujuan strategisnya.
35
Menurut Rangkuti (2013), strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi, yaitu: a.
Strategi Manajemen Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro seperti strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.
b.
Strategi Investasi Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi, misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi, dan sebagainya.
c.
Strategi Bisnis Strategi ini sering disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
Berdasarkan tipe-tipe strategi tersebut, analisis strategi pengembangan pada Kopdit Mekar Sai termasuk kedalam tipe strategi bisnis. Kopdit ini sampai saat ini masih kurang dalam menerapkan strategi bisnis yang dapat memajukan unitunit yang sudah ada dengan berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, seperti strategi pemasaran, strategi produk atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan. Variabel-variabel internal dan eksternal yang paling penting untuk perusahaan di masa yang akan datang disebut faktor strategis dan diidentifikasi melalui analisis
36
SWOT. Menurut Kementerian Negara Koperasi dan UKM Tahun 2007, untuk mengetahui kinerja usaha koperasi yang semakin sehat dapat dilihat dari analisis lingkungan eksternal maupun internal koperasi.
Indikator untuk mengukur keberhasilan suatu koperasi adalah kinerja koperasi menjadi suatu badan usaha yang dapat dilihat dari seberapa besar tingkat keuntungan yang diperoleh koperasi saat menjalankan unit usahanya. Manajemen koperasi dilakukan secara terbuka, terutama untuk tidak dimaksudkan semua informasi usaha, keuangan, organisasi, dan ketatalaksanaan koperasi dapat diungkapkan secara bebas. Koperasi harus memiliki strategi kompetitif yang tepat untuk mencapai tujuannya dalam mengatasi persaingan yang sama dengan bidangnya. Strategi kompetitif merupakan suatu kerangka kerja yang dapat membantu suatu koperasi untuk menganalisa usahanya secara keseluruhan dan menganalisa pesaing dan posisinya serta seberapa besar kekuatan persaingan mempengaruhi koperasi tersebut.
Daya saing koperasi adalah kemampuan koperasi untuk bersaing, yang diukur dengan menggunakan konsep five force yang dikembangkan Porter (1994). Dimensi dari lingkungan umum, lingkungan industri dan lingkungan persaingan akan dengan cepat mempengaruhi kinerja organisasi (David, 2003). Konsep ini didasari oleh pemahaman bahwa dalam industri apapun baik lokal maupun global menghasilkan produk atau jasa. Keunggulan bersaing/kompetitif adalah suatu manfaat ketika suatu perusahaan/koperasi mempunyai dan menghasilkan suatu produk atau jasa yang dilihat dari pasar targetnya lebih baik dibandingkan dengan para kompetitif terdekat. Konsep keunggulan bersaing (competitive advantage),
37
tidak dapat dipahami dengan cara memandang sebuah perusahaan sebagai suatu keseluruhan, tetapi harus dari asal keunggulan bersaing itu yaitu berbagai aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan dan mendukung produknya.
Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Strategi perusahaan atau organisasi harus disusun secara efektif, maka diperlukan adanya informasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berkaitan dengan kondisi dan situasi perusahaan. Analisis lima kekuatan Michael Porter untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan atau koperasi ini biasanya dilakukan dengan kombinasi dengan analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2005) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi dalam suatu usaha. Analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) digunakan untuk mengevaluasi kesempatan dan tantangan di lingkungan agribisnis. Robinson dan Pearce (1997) memberi definisi faktorfaktor lingkungan sebagai berikut: a.
Strength (kekuatan) adalah suatu keunggulan sumber daya yang belum tergali dengan optimal sehingga memberikan kemungkinan organisasi untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
b.
Weakness (kelemahan) adalah keterbatasan dan kekurangan sumberdaya, ketrampilan yang dibutuhkan organisasi sehingga menghambat kinerja efektif dari organisasi dalam pengembangan usahanya.
38
c.
Opportunities (peluang) adalah unsur-unsur lingkungan luar (politik, ekonomi, sosial dan IPTEK) positif yang memberikan kesempatan dan mendukung keberadaan organisasi.
d.
Threats (ancaman) adalah situasi yang paling tidak menguntungkan dan merupakan pengganggu utama dalam pengembangan pelayanan, masuknya pesaing baru dan lambatnya kegiatan pelayanan merupakan ancaman bagi peningkatan kualitas pelayanan.
a.
Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Analisis SWOT diperlukan berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan meminimalkan kekurangan dan ancaman. Menganalisis SWOT perlu mengidentifikasi faktor eksternal dan internal yang mendukung atau menghambat dalam pencapaian tujuan organisasi koperasi. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan menganalisis berbagai aspek yang ada dalam faktor eksternal dan faktor internal. Analisis lingkungan internal adalah analisis internal perusahaan dalam rangka menilai atau mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi dan eksternal lebih pada analisis peluang dan ancaman perusahaan/koperasi.
1) Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui daya saing antara koperasi yang satu dengan yang lain berdasarkan kondisi internal. Faktor intenal yang ada pada koperasi harus dapat dikendalikan sehingga kelemahan yang diketahui dapat diperbaiki. Menurut Rangkuti (2005), analisis lingkungan internal
39
adalah lebih pada analisis internal perusahaan dalam rangka menilai atau mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi. (a) Manajemen Koperasi dipengaruhi beberapa faktor yang dapat menghambat dan mendukung perkembangan koperasi seperti sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumberdaya manusia dan keuangan. (b) Pendanaan/Modal Kondisi keuangan seringkali dianggap sebagai satu ukuran terbaik untuk kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu koperasi khususnya koperasi simpan pinjam. Kondisi keuangan juga menjadi penarik perhatian angota untuk ikut bergabung dengan koperasi. Modal koperasi dapat berasal dari modal sendiri dan modal dari luar. Informasi yang didasarkan pada analisis keuangan mencakup penilaian keadaan keuangan koperasi baik yang telah lampau, saat sekarang, dan ekspektasi masa depan. Analisis rasio adalah metode analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi-laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Ada empat ukuran kesehatan keuangan yang bisa dicari yaitu likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas, dimana masingmasing indikator tersebut memiliki beberapa ukuran. (1) Likuiditas Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan jangka pendek untuk memenuhi obligasi (kewajiban) yang jatuh tempo. Selain itu, rasio ini memperlihatkan sampai dimanakah kredit jangka pendek dengan rasa aman dapat diberikan oleh para pemberi kredit, sebab rasio ini
40
menggambarkan kemampuan koperasi yang bersangkutan untuk melunasi hutang segera. (2) Solvabilitas Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang (Munawir, 1998). (3) Rentabilitas/Provitabilitas Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba/keuntungan selama periode tertentu (Munawir, 1998). (4). Aktivitas Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam memanfaatkan harta-harta yang dimilikinya. a. Inventory turn over, yaitu rasio yang menunjukkan berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu tahun/periode. b. Fixed asets turn over, yaitu rasio yang menunjukkan berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. c. Total asets turn over, yaitu rasio yang menunjukkan berapa kali dana yang tertanam dalam total aktiva berputar dalam satu periode. d. Receivable turn over, yaitu rasio yang menunjukkan berapa kali dana yang tertanam dalam aktiva berputar dalam satu periode.
(c) Sumber daya manusia Manusia merupakan sumberdaya yang paling penting dalam sebuah koperasi karena SDM merupakan modal utama bagi kemajuan suatu koperasi. Strategi yang terbaik sekalipun menjadi tidak berarti apabila manusia yang bekerja
41
tidak memiliki keterampilan (soft skill) yang memadai untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Oleh karena itu, tenaga kerja yang bekerja di koperasi harus diberikan pelatihan maupun pendidikan agar mampu meningkatkan kinerjanya. Begitu juga dengan anggota harus diberi pelatihan maupun penyuluhan dalam menggunakan pinjaman modal yang diberikan koperasi agar anggota dapat menggunakan uang pinjaman dengan baik, sehingga dapat meningkatkan hasil usaha anggotanya dan kesejahteraannya. (d) Pemasaran Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa yang dijual. Kopdit Mekar Sai melakukan pemasaran usahanya melalui kepala unit yang diutus koperasi di setiap unit, penyebaran leaflet, buletin, dan penyiaran melalui radio. (e) Sarana prasarana Letak lokasi koperasi yang strategis dapat memudahkan anggotanya untuk menjangkau dan memenuhi kebutuhan modal anggotanya. Sarana prasarana berupa peralatan yang dapat menunjang kegiatan operasional koperasi, seperti lokasi koperasi dengan anggota, kantor, gudang, peralatan usaha, komputer, pelayanan koperasi terhadap anggota, tempat duduk, tempat parkiran dan lain-lain. Selain itu, koperasi ini juga menyediakan kendaraan khusus yang digunakan untuk memantau keadaan anggota di setiap unit, sehingga dapat mempermudah proses peminjaman modal ke koperasi.
42
2) Lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal adalah suatu kekuatan yang berada di luar perusahaan dimana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadapnya, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja semua perusahaan didalamnya (Wahyudi, 1996). Analisis lingkungan eksternal mencakup pemahaman berbagai faktor di luar koperasi yang mengarah pada munculnya kesempatan bisnis bahkan ancaman. Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberikan manfaat dan ancaman yang harus dihindarkan.
Bagi pengembangan strategik, analisis ini dibutuhkan tidak hanya terbatas pada rincian analisis kesempatan dan ancaman saja tetapi juga untuk menentukan dari mana dan untuk apa hasil analisis itu dipergunakan. Data dan informasi internal perusahaan dapat digali dari fungsional perusahaan, misalnya aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi dan produksi. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada (David, 2006).
Menurut Gaspersz (2012), ancaman dan peluang yang dimiliki koperasi adalah: (a) Ekonomi Tingkat kecemburuan dan ketidaksenangan terhadap usaha koperasi tersebut dapat memicu kesenjangan antara anggota dan masyarakat sekitar. Hal ini mempelajari bagaimana anggota dapat mencukupi kebutuhan hidupnya yang
43
mengacu pada bagaimana anggota dalam mengolah sumber daya yang ada dalam lingkungannya sebagai alat pemenuh kebutuhan hidup. (b) Sosial dan budaya Lingkungan sosial yang tidak mendukung seperti adanya kecemburuan sosial dan ketidaksenangan dapat menjadi ancaman bagi koperasi. Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. (c) Teknologi Perkembangan teknologi merupakan salah satu faktor positif yang dapat membantu mengembangkan usaha koperasi apabila bisa memanfaatkan teknologi tersebut dengan tepat guna. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi berkembang dengan pesat dan semakin maju. Peralatan yang modern dapat mendukung dan mempermudah kegiatan operasional koperasi. (d) Kebijakan Pemerintah Koperasi harus menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah karena kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi keadaan koperasi. Pemerintah mempunyai kepentingan yang sangat besar terhadap usaha koperasi, termasuk koperasi simpan pinjam. Kebijakan pemerintah yang akan diamati adalah sejauh mana Kopdit Mekar Sai dapat merasakan dampak positif atau negatif terhadap kebijakan pemerintah dalam mengatur dan mengelola koperasi. Perubahan tersebut seperti perubahan undang-undang koperasi menjadi UU
44
No. 17 Tahun 2012, maka diperlukan waktu yang cukup lama bagi koperasi untuk menyesuaikan dengan undang-undang tersebut. (e) Pesaing Pesaing merupakan lawan usaha yang bergerak pada sektor usaha yang relatif sama. Masuknya pesaing baru yang berkualitas dapat menjadi ancaman bagi keberlangsungan usaha koperasi. Koperasi yang tidak dapat mengatasi hal tersebut dapat mengalami kerugian dan bangkrut. Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang koperasi tidak terlepas dari kemampuan daya saing koperasi untuk bersaing dengan pebisnis lain/lembaga keuangan lainnya.
b. Matriks IFAS dan EFAS
Alat yang digunakan dalam menyusun faktor-faktor strategi koperasi/perusahaan adalah matriks SWOT. Menurut Hunger dan Wheelen (2003), salah satu cara untuk menyimpulkan faktor-faktor strategis sebuah perusahaan adalah mengkombinasikan faktor strategis eksternal dengan faktor internal kedalam sebuah ringkasan analisis lingkungan internal dan eksternal. Analisis secara deskriptif dilakukan dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS. Analisis IFAS dilakukan untuk mengetahui kondisi perusahaan dalam menghadapi lingkungan internal dan analisis EFAS untuk mengkaitkannya dengan kondisi lingkungan eksternal setelah dilakukan pembobotan, peratingan, dan penilaian.
Menurut Rangkuti (2005), matriks IFAS dan EFAS diolah dengan menggunakan beberapa langkah sebagai berikut: 1) identifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan
45
Langkah awal yang dilakukan adalah mendaftarkan semua kelemahan dan kekuatan usaha. Faktor internal diidentifikasi dengan mendata semua peluang dan ancaman suatu usaha. 2) penentuan bobot setiap peubah Identifikasi faktor-faktor strategis eksternal dan internal kepada pihak yang memiliki pengetahuan yang kuat akan faktor internal dan eksternal usahanya dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan. 3) penentuan peringkat (rating) Hasil pembobotan dan rating dimasukkan dalam matriks IFAS dan EFAS dan dikalikan dengan nilai rataan rating pada tiap-tiap faktor dan semua hasil kali dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh total skor pembobotan. Skala nilai rating yang digunakan untuk matriks IFAS yaitu: 1 = kelemahan utama, 2 = kelemahan kecil, 3 = kekuatan kecil, dan 4 = kekuatan umum. Matriks IFAS dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Matriks internal factors analysis summary Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating A. Kekuatan 1. 2. 3. 4. 5. B. Kelemahan 1. 2. 3. 4. 5. Total A+B Sumber : Rangkuti, 2005
BxR
A+B
46
Skala rating yang digunakan untuk matriks EFAS yaitu: 1 = ancaman utama, 2 = ancaman kecil, 3 = peluang kecil dan 4 = peluang utama. Matriks EFAS dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Matriks eksternal factors analysis summary Faktor-Faktor Strategi Bobot Rating Eksternal A. Peluang 1. 2. 3. 4. 5. B. Ancaman 1. 2. 3. 4. 5. Total A+B Sumber : Rangkuti, 2005 c.
BxR
A+B
Matriks SWOT
Model SWOT atau disebut juga metode atau analisis SWOT adalah salah satu cara untuk menganalisis posisi kompetitif suatu perusahaan/koperasi. Analisis SWOT menggunakan teknik/alat yang disebut matriks SWOT untuk mengaudit atau menilai sebuah organisasi beserta lingkungannya. Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi koperasi, matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana faktor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strength ) dan kelemahan (weakness) yang dihadapi koperasi.
Matriks SWOT merupakan sebuah alat pencocokan yang penting untuk membantu para pengambil keputusan dalam mengembangkan empat jenis strategi. Menurut
47
David (2006) faktor-faktor kunci eksternal dan internal merupakan pembentuk matriks SWOT yang menghasilkan empat tipe strategi, yaitu a) strategi SO yakni strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal, b) strategi WO yakni mengatasi kelemahan internal dengan memanfaatkan keunggulan peluang eksternal, c) strategi ST yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk menghindari pengaruh dari ancaman eksternal, serta d) strategi WT adalah strategi bertahan dengan meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman lingkungan. Matriks analisis SWOT dapat dilihat pada Gambar 3.
Opportunities (O)
Strengths (S)
Weakness (W)
Tentukan 5-10 faktor yang menjadi kekuatan
Tentukan 5-10 faktor yang menjadi kelemahan
Strategi (SO)
Tentukan 5-10 faktor yang menjadi peluang
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfatkan peluang
Threats (T)
Strategi (WO) Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Strategi (ST)
Tentukan 5-10 faktor yang menjadi ancaman
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi (WT) Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti, 2013 Gambar 3. Matriks Analisis SWOT 1) Strategi SO (Strenghts-Opportunities), dalam situasi ini perusahaan perlu melakukan pengembangan bisnis yang agresif, yaitu memanfaatkan kekuatan
48
yang substansial untuk menciptakan bisnis baru atau mengembangkan bisnis yang ada. Strategi dalam kuadran SO disebut sebagai strategi agresif. 2) Strategi ST (Strengts-Threats), dalam situasi ini perusahaan perlu melakukan diversifikasi produk atau bisnis, melalui mengembangkan produk-produk unggul. Strategi dalam kuadran ST disebut sebagai strategi diversifikasi. 3) Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), dalam situasi ini manajemen harus melakukan analisis terhadap kelemahan sehingga mampu menghilangkan kelemahan utama itu. Strategi kuadaran WO disebut strategi balik arah. 4) Strategi WT (Weaknesses-Threats), dalam situasi ini manajemen harus melakukan analisis terhadap kelemahan sekaligus menghindari ancaman. Strategi kuadran WT disebut strategi bertahan.
Setelah menganalisis keseluruhan variabel di atas, kemudian faktor strategi internal dan strategi faktor eksternal dituangkan dalam diagram analisis SWOT seperti disajikan pada Gambar 4. BERBAGAI PELUANG
3. Mendukung strategi turn around KELEMAHAN INTERNAL
1. Mendukung strategi agresif KEKUATAN INTERNAL
4. Mendukung strategi defensif
2. Mendukung strategi diversivikasi
BERBAGAI ANCAMAN
Gambar 4. Diagram Analisis SWOT Sumber: Rangkuti, 2005
49
Keterangan gambar:
Kuadran 1 : merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan dimana memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).
Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih mamiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran ini mirip dengan question mark pada BCG matrik.
Kuadran 4: merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi Strength, Weakness, Opportunities, dan Threat yang terlibat dalam proyek dan mengindentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menguntungkan untuk mencapai tujuan. Menurut Fredi Rangkuti (2004) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika untuk memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
50
6.
Penelitian Terdahulu
Kajian penelitian terdahulu diperlukan sebagai bahan referensi dan penuntun dalam penentuan metode dalam menganalisis data penelitian sehingga peneliti harus mempelajari penelitian sejenis di masa lalu untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Penelitian ini mengkaji tentang strategi pengembangan koperasi kredit dalam pembiayaan agribisnis. Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah peneliti terdahulu melihat strategi pengembangan usaha dan perkembangan UMKM sedangkan penelitian ini lebih fokus kepada strategi pengembangan koperasi kredit dalam memberikan bantuan modal pada bidang agribisnis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi koperasi dan bagaimana strategi yang tepat untuk mengembangkan koperasi tersebut. Kajian-kajian penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 6.
41
Tabel 6. Penelitian Terdahulu No
Nama Peneliti
Judul
Metode Analisis
Hasil
1.
Ilyas (2000)
Analisis Manajemen Strategis Koperasi Produksi Susu Bogor
Metode analisis secara kuantitatif dan kualitatif (Matriks IFE dan EFE)
KPS Bogor sebagai salah satu koperasi susu primer perlu untuk memahami lingkungan eksternal dan internalnya sehingga dapat diperoleh strategi yang terbaik untuk meningkatkan kinerja dan keuangannya. Berdasarkan matriks EFE, harga jual susu pasterurisasi yang jauh lebih tinggi serta tingkat permintaannya terus meningkat yang merupakan peluang utama koperasi dan ancaman koperasi berasal dari loper yang membeli susu dari peternak. Berdasarkan IFE sebagi kekuatan koperasi adalah menyediakan pakan dan pelayanan teknis peternakan dan sebagai kelemahannya adalah rendahnya mutu susu yang dihasilkan anggota.
2.
Nurhidayati (2014)
Strategi Pengembangan Koperasi Agro Siger Mandiri di Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan
Metode analisis deskriptif kualitatif kontribusi pembangunan dan strategi pengembangan dan metode analisis kuantitatif kinerja usaha
Penilaian kinerja usaha Koperasi Agro Siger Mandiri memiliki kualifikasi kurang berkualitas. Penilaian kontribusi koperasi terhadap pembangunan daerah memiliki kualifikasi tidak berkontribusi. Strategi prioritas dalam pengembangan dan keberlanjutan Koperasi Agro Siger Mandiri yaitu: (a) membuat dan menata pembukuan yang jelas (b) memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas produk dan memperluas jaringan pemasaran (c) mengadakan pelatihan-pelatihan tentang koperasi, budidaya tanaman hortikultura, dan pengolahan produk.
3.
Oktaviana (2010)
Strategi Pengembangan Primer Koperasi Studi di Primer Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (PRIMKOPTI) Bangkit Usaha Kota Malang.
Analisis deskriptif kualitatif matrik SWOT
Strategi yang cocok diterapkan dalam koperasi adalah mengembangkan strategi promosi, kemampuan anggota, meningkatkan sistem manajemen pengendalian persediaan, dan menerapkan sistem manajemen informasi yang terpadu. Prinsip-prinsip koperasi sudah dilaksanakan yang di tandai dengan keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian SHU dilakukan secara adil, pemberian balas jasa terbatas pada modal, kemandirian, pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar koperasi.
51
42
Tabel 6. Lanjutan No
Nama Peneliti
Judul
Metode Analisis
Hasil
4.
Wibowo (2003)
Strategi Pengembangan Koperasi Kredit Kodanoa di Provinsi DKI Jakarta
Metode analisis secara kuantitatif dan kualitatif (Matriks IFE dan EFE)
Dilihat dari matriks SWOT, alternatif strategi koperasi adalah SO Pengembangan pasar dan pengembangan produk untuk mengikuti selera pasar, WO peningkatan pelayanan pinjaman , meningkatkan kegiatan promosi, dan pembentukan divisi litbang, ST meningkatkan pengawasan usaha dan keuangan, dan meningkatkan daya saing melalui efisiensi dan kualitas, WT penerapan SIM dan melengkapi sarana dan prasarana kantor. Prioritas strategi yang ditetapkan adalah strategi pengembangan pasar diperoleh dari skor terbesar dari matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
5.
Putri (2013)
Analisis Pendapatan dan Strategi Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Pulau Pahawang Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten Pesawaran.
Metode Analisis Kuantitatif dan Metode Deskriptif Kualitatif
6.
Sari (2011)
Peran Koperasi Simpan Pinjam dalam Perkembangan UMKM Agribisnis di Bogor (Studi Kasus Jasa Bogor).
Analisis Kualitatif, Analisis Pendapatan UKM, Analisis Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)
Strategi prioritas tertinggi yang dapat digunakan dalam pengembangan dan keberlanjutan usaha budidaya rumput laut di Pulau Pahawang yaitu 1) mengadakan pelatihan tentang budidaya, penanganan penyakit dan pengolahan produk turunan untuk meningkatkan keterampilan pembudidaya sehingga mampu berinovasi dalam menghasilkan produk untuk meningkatkan minat konsumen di dalam provinsi, 2) memanfaatkan lahan budidaya yang masih luas untuk menghasilkan rumput laut dalam jumlah besar agar mampu memperluas jaringan pemasaran, 3) menghasilkan rumput laut yang berkualitas dalam jumlah yang besar sehingga mampu memperluas jaringan pemasaran rumput laut. Pemberian kredit Kospin Jasa kepada UMKM anggotanya merupakan salah satu usaha Kospin Jasa untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Peningkatan R/C ratio yang tidak merata dikarenakan sebaran respondennya pun tidak merata. Selain itu, Kospin Jasa juga akan merasakan manfaat dalam penyaluran kredit tepat guna, karena akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat umum pada Kospin Jasa, sehingga memungkinkan Kospin Jasa akan lebih banyak lagi mendapatkan anggota baru dalam perkembangan koperasinya.
52
43
Tabel 6. Lanjutan No 7.
8.
9.
Nama Peneliti Pristiyanto (2013)
Sagala (2013
Irawan (2013)
Judul
Metode Analisis
Hasil
Strategi pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam Pembiayaan Usaha Mikro di Kecamatan Tanjung Sari, Sumedang.
Metode Analisis Deskriptif baik secara normatif, kualitatif dan kuantitatif
Aspek yang dimiliki, KJKS memiliki posisi matriks IE pada strategi pegembangan dan pembangunan (skor 3,14 dan 2,92). Strategi pengembangan diklasifikasikan atas faktor 1). Manajemen 2). Pengawasan 3). Network dan 4). Mutu/modal. Prioritas strategi memiliki nilai skor 1). Peningkatan mutu layanan dan pengelolaan usaha 2). Meningkatkan pencitraan koperasi 3). Meningkatkan mutu SDM yng handal dan tangguh 4). Menjalin hubungan baik/kemitraan 5).Optimalisasi pelayanan dan pembiayaan/ pendampingan usaha.
Kinerja Usaha dan Strategi Pengembangan Agroindustri Kecil Kelanting di Desa Karang Anyar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran
Metode Analisis Deskriptif kuantitatif
Kinerja agroindustri kelanting menguntungkan. R/C ratio kelanting getuk dan parut sebesar 1,24 dan 1,25 (R/C>1), BEP sebesar 1028,05 kg dan 1173,10 kg. Nilai tambah kelanting getuk dan parut sebesar Rp1.344,98 dan Rp988,67/ kg ubi kayu. Strategi pengembangan yaitu (a) mengoptimalkan tenaga kerja yang ada sehingga akan menambah pendapatan, (b) memanfaatkan tenaga kerja yang sudah berpengalaman untuk menghadapi pesaing bisnis, dan (c) memanfaatkan tenaga kerja yang sudah berpengalaman dan banyak untuk mengikuti perkembangan teknologi.
Analisis Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)
Analisis deskriptif kualitatif matrik SWOT
Nisbah R/C Analisis Deskriptif Kualitatif Strategi pengembangan dengan diagram SWOT dan AHP
Hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan BMT Al. Faktor kekuatan BMT yaitu : 1) tingkat pendidikan dan keterampilan pengurus dan karyawan cukup tinggi dan profesional, 2) sarana dan prasarana BMTcukup memadai, 3) pengurus sangat disiplin, 4) penggunaan modal yang efektif dan 5) produk pelayanan sangat membantu anggota. Faktor Peluang: 1) tersedianya modal dari pihak ketiga, 2) BMT menganut sistem bagi hasil, 3) peraturan pemerintah yang mendukung BMT, 4) sebagian besar masyarakat setempat pedagang, 5) teknologi transfer online.
53
54
B. Kerangka Pemikiran
Koperasi adalah badan usaha dengan kepemilikan dan pemakai jasa merupakan anggota koperasi itu sendiri serta pengawasan terhadap badan usaha tersebut harus dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa/pelayanan badan usaha itu. Koperasi kredit adalah koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungantabungan para anggota secara teratur dan terus menerus untuk dipinjamkan kembali kepada anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraannya. Pelayanan pinjaman koperasi kredit diberikan selama dapat meningkatkan penghasilan dan/atau usaha stabilitas kehidupan anggota.
Kota Bandar Lampung memiliki koperasi aktif dan pasif sebanyak 723 Unit, dimana koperasi tersebut memiliki jenis usaha yang berbeda. Salah satu jenis usaha koperasi yang aktif, memiliki penetapan peringkat berkualitas dan koperasi berprestasi yang telah mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai yang berada di Kecamatan Pahoman. Kopdit Mekar Sai melakukan pelayanan simpan pinjam dan memberikan modal kepada anggotanya yang ada di Bandar Lampung maupun anggota yang bergabung dalam unit seperti di Unit Katibung dan Unit Way Sulam. Kopdit Mekar Sai memiliki anggota sebanyak 11.071 orang yang terbagi dalam 300 unit anggota yang dibawahi setiap kepala unit. Koperasi memberikan tingkat suku bunga yang relatif kecil dibandingkan lembaga keuangan lain dengan memberikan tingkat bunga sebesar 1,5-3 persen dari saldo pinjaman.
Koperasi sebagai badan usaha dapat dinilai keberhasilannya menggunakan analisis kinerja keuangan. Semakin banyak pengelola atau karyawan dari suatu koperasi yang
55
aktif, maka tingkat keberhasilan koperasi akan semakin baik. Kinerja usaha koperasi yang sehat ditujukkan dengan membaiknya struktur permodalan, kemampuan penyediaan dana, peningkatan aset, peningkatan volume usaha, peningkatan kapasitas produksi, dan peningkatan sisa hasil usaha/ keuntungan. Kinerja keuangan koperasi akan ditunjukkan pada analisis lingkungan secara internal pada koperasi. Kopdit Mekar Sai yang telah lama berdiri banyak mengalami kendala baik secara internal maupun secara eksternal sehingga perlu adanya strategi yang tepat dan sesuai untuk mengatasi kendala yang dihadapi. Strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi koperasi akan mampu meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh koperasi. Penentuan strategi digunakan untuk memahami dan mengidentifikasi secara benar lingkungan koperasi. Keberhasilan suatu koperasi dilihat dari besarnya sisa hasil usaha (SHU) yang didapat oleh anggota.
Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi yang ada pada koperasi. SWOT perlu mengidentifikasi faktor eksternal dan internal untuk mendukung atau mengahmbat dalam pencapaian tujuan organisasi koperasi. Strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan koperasi yaitu dengan menganalisis lingkungan internal meliputi manejemen, pendanaan/modal, sumber daya manusia, pemasaran dan sarana prasarana, sedangkan analisis lingkungan eksternal meliputi aspek ekonomi, sosial dan budaya, teknologi, pesaing, dan kebijakan pemerintah.
Variabel internal dan eksternal tersebut kemudian diringkas dan dijabarkan dalam matriks Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) dan matriks Eksternal
56
Strategic Factors Analysis Summary (EFAS). Matriks IFAS untuk mengidentifikasi faktor internal sedangkan matriks EFAS untuk faktor eksternal, dan hasil dari kedua matriks tersebut dimasukkan ke dalam diagram SWOT. Berdasarkan uraian tersebut, maka paradigma kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 5.
57
Koperasi Kredit Mekar Sai
Dampak perkembangan Koperasi dalam Bidang Agribisnis Strategi Pengembangan
Lingkungan Internal: 1. SDM 2. Manajemen 3. Pendanaan dan Modal 4. Pemasaran 5. Sarana dan prasarana
Lingkungan Eksternal: 1. Ekonomi 2. Sosial, & budaya 3. Teknologi 4. Pesaing 5. Kebijakan pemerintah
Kelemahan
Kekuatan
Peluang
Ancaman
Matriks EFAS
Matriks IFAS Analisis SWOT
FGD Strategi Prioritas
Gambar 5. Bagan Alir Strategi Pengembangan Koperasi Kredit Mekar Sai di Kelurahan Pahoman 57
58
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Sumber Data
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dimana penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada suatu kasus. Studi kasus yaitu metode yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat, maupun karakter, yang khas dari suatu kasus. Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber (Nawawi, 2003). Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari orang yang berwenang di koperasi yaitu pengurus, pengawas, dan karyawan koperasi dengan cara melakukan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) atau FGD (Focus Group Discussion), dan wawancara dengan anggota. Data sekunder diperoleh dari lembaga/instansi pemerintah dan literatur yang berhubungan dengan penelitian ini, seperti laporan keuangan yang berupa laporan neraca dan rugi laba, laporan rapat anggota tahunan (RAT), data jumlah koperasi, dan lain sebagainya. Selain itu, data sekunder juga bersumber dari berbagai kepustakaan dan instansi-instansi pemerintah yang terkait dalam penelitian ini, seperti data
59
yang diambil dari badan pusat statistik Provinsi Lampung dan dinas koperasi dan usaha kecil dan menengah (UKM) Provinsi Lampung.
B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional
Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatannya untuk menghimpun dana dan menyalurkan melalui kegiatan simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya.
Strategi pengembangan usaha adalah kegiatan dalam pengambilan keputusan dengan menganalisis faktor-faktor strategis dalam koperasi baik secara eksternal (luar) maupun secara internal (dalam).
Lingkungan termasuk elemen-elemen atau kelompok yang berpengaruh langsung pada koperasi yang terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal koperasi adalah suatu analisis untuk mengidentifikasi faktorfaktor strategis dari dalam koperasi yang mempengaruhi keberhasilan baik faktor
60
yang menguntungkan (kekuatan atau strength) maupun faktor yang merugikan (kelemahan atau weakness) dalam suatu koperasi seperti sumber daya manusia, manajemen, pendanaan/modal, pemasaran dan sarana prasarana.
Lingkungan eksternal koperasi adalah serangkaian kegiatan dalam pengambilan keputusan dengan menganalisis faktor-faktor strategis dalam baik faktor-faktor dari luar (eksternal) maupun dari dalam (internal) seperti ekonomi, sosial dan budaya, teknologi, pesaing, dan kebijakan pemerintah.
Sumber daya manusia adalah potensi yang dimiliki karyawan maupun anggota sebagai aset dan berfungsi sebagai modal di dalam koperasi serta dapat mengembangkan koperasi untuk mencapai keberhasilannya. Sumber daya manusia diukur dalam satuan skor.
Manajemen adalah adalah suatu proses mengendalikan, mengarahkan, memanfaatkan segala apa yang menurut perencanaan diperlukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen diukur dalam satuan skor.
Pendanaan/modal adalah sejumlah uang/barang yang dipergunakan untuk menjalankan usaha, modal berupa uang tunai. Pendanaan/modal diukur dalam satuan skor.
Pemasaran adalah usaha-usaha yang menunjang atau meningkatkan daya beli anggota terhadap koperasi. Pemasaran diukur dalam satuan skor.
Sarana prasarana adalah kelengkapan alat pendukung yang akan digunakan dalam kegiatan koperasi. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah segala
61
kelengkapan dan fasilitas seperti tempat, peralatan, gudang, dan lain-lain. Sarana dan prasarana diukur dalam satuan skor.
Ekonomi adalah sifat dan keadaan perekonomian di daerah koperasi yang mendukung tingkat kesejahteraan anggota selama aktif menjadi anggota koperasi. Ekonomi diukur dalam satuan skor.
Sosial politik adalah lingkungan sosial yang tidak mendukung jalannya kegiatan koperasi, seperti adanya kecemburuan sosial dan ketidaksenangan dari pihak lain. Sosial politik diukur dalam satuan skor.
Teknologi adalah peralatan yang digunakan untuk menunjang kegiatan dan meningkatkan usaha koperasi. Teknologi diukur dalam satuan skor.
Pesaing merupakan segala sesuatu yang dapat menjadi lawan dari koperasi seperti masuknya pesaing baru yang lebih berkualitas. Pesaing diukur dalam satuan skor.
Kebijakan pemerintah adalah sesuatu yang mendukung aktivitas dari koperasi yang dapat menguntungkan aggota maupun koperasi, sejauh mana Kopdit Mekar Sai dapat merasakan dampak positif atau negatif terhadap kebijakan pemerintah dalam mengatur dan mengelola koperasi. Kebijakan pemerintah diukur dalam satuan skor.
Kekuatan merupakan keunggulan-keunggulan yang dimiliki koperasi dalam terhadap pesaing.
Kelemahan merupakan keterbatasan yang dimiliki koperasi yang dapat menghambat kinerja.
62
Peluang merupakan situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan koperasi.
Ancaman merupakan situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan koperasi.
Matriks IFAS adalah suatu matriks yang menggambarkan susunan daftar faktorfaktor internal yang mempengaruhi kinerja koperasi. Faktor internal merupakan kekuatan dan kelemahan.
Matriks EFAS adalah suatu matriks yang menggambarkan susunan daftar faktorfaktor eksternal yang mempengaruhi kinerja koperasi. Faktor eksternal merupakan peluang dan ancaman.
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu strengths, weaknesses, opportunities dan threats.
Strategi prioritas adalah strategi unggulan yang akan digunakan untuk mengembangkan koperasi.
C. Lokasi, Responden, dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Koperasi Kredit Mekar Sai, di Kelurahan Pahoman Kota Bandar Lampung. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa menurut Diskoperindag, Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai Pahoman merupakan salah satu koperasi simpan pinjam yang berkualitas dan berprestasi di Kota Bandar Lampung.
63
Responden penelitian adalah pengurus koperasi, orang yang sangat berperan dengan koperasi dan anggota koperasi yang meminjam modal yang dipergunakan untuk modal pertanian. Kopdit Mekar Sai sampai tahun 2015 sudah mempunyai anggota sebanyak 11.071 yang terbagi dalam 300 Unit atau kelompok-kelompok anggota yang berada hampir di seluruh Lampung. Kopdit Mekar Sai membagi anggota dalam unit-unit atau kelompok-kelompok untuk mempermudah koperasi dalam mengelola keuangan dan menjangkau anggotanya. Setiap unit koperasi mempunyai kepala unit yang diutus koperasi untuk mewakili anggota di setiap unit. Oleh karena itu, anggota yang ingin meminjam dan menyimpan ke koperasi dapat melalui kepala unit yang telah diutus koperasi, sehingga hal tersebut dapat mempermudah pelayanan anggota. Semakin baik pelayanan kepala unit kepada anggota akan semakin tinggi partisipasi dan kesadaran anggota terhadap koperasi, sehingga hal ini akan membuat koperasi semakin berkembang.
Unit koperasi adalah suatu kelompok-kelompok anggota yang dibagi koperasi berdasarkan jenis usaha dan tempat tinggal anggota. Unit anggota ini dibentuk koperasi untuk mempermudah koperasi dalam menjangkau anggota. Jumlah anggota yang ada di unit koperasi sangat bervariasi, hal ini dikarenakan jumlah anggota yang berada pada satu unit kerja yang bergabung dengan koperasi berbeda. Koperasi mempunyai beberapa jenis unit yang dibantu koperasi dalam pembiayaan simpan pinjam seperti unit yang bergerak dalam usaha UMKM, pertanian/agribisnis, usaha kavlingan tanah dan properti, pendidikan, perkebunan, perdagangan umum, perikanan dan pinjaman yang digunakan untuk komsumsi. Penggolongan pinjaman yang ditawarkan koperasi kepada unit anggota terdapat tiga jenis yaitu pinjaman umum, pinjaman khusus yang diberikan kepada unit
64
pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, perumahan, real estate, kapling tanah, modal kerja, dan perdagangan umum dan pinjaman mikro.
Anggota Kopdit yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan bekerja sebagai petani berada pada beberapa unit. Unit yang menggantungkan hidupnya dan bekerja disektor pertanian berada di Unit Kecamatan Way Sulan dan Kecamatan Katibung di Kabupaten Lampung Selatan. Kedua Unit ini dipilih secara purposive karena: 1) Kedua kecamatan ini mewakili daerah yang anggotanya meminjam modal untuk meningkatkan hasil pertanian, 2) Anggota di kedua unit ini merupakan wilayah yang paling banyak jumlah petaninya dibandingkan di wilayah lain. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah anggota koperasi yang sudah pernah melakukan transaksi simpan pinjam dan sudah pernah dinyatakan lunas serta anggota yang telah lama bergabung dengan koperasi. Sampel yang dapat memenuhi kebutuhan penelitian dapat memberikan jawaban secara objektif sesuai dengan pengalaman ketika melakukan transaksi pinjam. Anggota koperasi dipilih sebagai responden penelitian untuk mengetahui tujuan dari anggota meminjam dari koperasi dan keuntungan yang diterima anggota sebelum dan setelah menyimpan maupun meminjam dari koperasi Mekar Sai.
Strategi pengembangan koperasi dianalisis dengan mengunakan metode focus group discussion (FGD) yaitu peserta FGD berjumlah 10 orang yang terdiri dari pengurus koperasi 9 orang dan pendamping kelembagaan 1 orang. Pengurus koperasi yang menjadi peserta FGD adalah penasehat ketua, pengawas ketua, pengurus ketua, manajer organisasi dan kehumasan, manajer sekretaris, pengurus II anggota, pengawas sekretaris, pengurus I, kepala bagian keanggotaan, dan staf. Menurut
65
Bungin (2004), apabila jumlah peserta FGD lebih dari 12 orang maka akan menyulitkan jalannya diskusi dan analisis.
Pengambilan jumlah sampel diperoleh dengan menggunakan teknik proportional random sampling. Responden anggota koperasi yang dipilih adalah anggota yang berada di Unit Way sulan sebanyak 80 orang dan Unit Katibung sebanyak 24 orang. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin dalam (Riduan, 2008). n=
N N d 2 1
Keterangan: n N d
: Ukuran sampel : Ukuran populasi Unit Way sulan dan Unit Katibung : Derajat penyimpangan (1% = 0,01)
Berdasarkan rumus tersebut, maka penentuan jumlah sampel yaitu:
n=
104 (104) (0,1) 2 1
50,98 atau 51 responden
Dari jumlah tersebut dapat ditentukan alokasi proporsi sampel penelitian unit Way Sulan dan Unit Katibung kemudian ditentukan dengan rumus proportional random sampling yaitu:
ni = Keterangan : n
Ni N n a.
= Jumlah tiap strata sampel
= Jumlah tiap strata populasi = Jumlah (total) populasi = Jumlah (total sampel)
Sampel petani Unit Way sulan
ni =
Ni n N
80 x 51 39,23 atau 39 orang 104
66
b.
Sampel petani Unit Katibung
ni =
24 x 51 11,76 atau 12 orang 104
Jumlah seluruh responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 61 orang yang terdiri dari 51 anggota unit dan 10 orang pengurus dengan melakukan FGD. Waktu penelitian dimulai dari Desember 2014. Waktu pengambilan data mulai dilakukan September 2015.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis aspek lingkungan internal dan lingkungan eksternal koperasi serta strategi pengembangan Kopdit Mekar Sai. Dalam menjawab tujuan pertama dan kedua dari aspek lingkungan eksternal dan lingkungan internal koperasi berdasarkan data yang diperoleh dari hasil FGD dengan pengurus koperasi dan pengisian kuisioner dengan menggunakan matriks IFAS, EFAS dan diagram analisis SWOT.
Menganalisis masalah yang ada di Koperasi Kredit Mekar Sai digunakan metode analisis deskriptif dengan melihat faktor apa saja yang menjadi peluang dan ancaman serta faktor kekuatan dan kelemahan pada pengembangan koperasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner. Proses penyusunan strategi pengembangan melalui 3 tahap analisis, yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan.
67
1.
Tahap pengumpulan data Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pengklasifikasian data ini dilakukan dengan sistem pendekatan dari koperasi. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data internal dan data eksternal. Model yang dipakai yaitu matriks faktor internal dan matriks faktor eksternal.
2.
Analisis Faktor Internal Cara-cara penentuan faktor strategi internal (IFAS) a.
Menentukan komponen-komponen yang paling penting dari faktor IFAS kemudian masukkan dalam kolom faktor strategis.
b.
Memberi bobot yang diberikan untuk faktor IFAS mencapai 1,0 ( paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis koperasi.
c.
Menghitung rating (dalam kolom 4) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 sampai dengan 1, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi koperasi yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai +1 sampai +4 sangat baik. Pemberian nilai rating kelemahan adalah sebaliknya.
d.
Mengalikan bobot dengan rating untuk menghasilkan jumlah pada kolom skor berbobot. Matriks evaluasi internal SWOT untuk mengetahui kondisi koperasi dapat dilihat pada Tabel 7. Besarnya persentase dalam komponen
tergantung pada besarnya pengaruh langsung komponen tersebut pada koperasi dan jumlah komponen harus 100%.
68
Tabel 7. Kerangka matrik faktor strategi internal untuk kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) Komponen (%) Kekuatan 1. ……… 2. 3. Kelemahan 1. ………. 2. 3. Total
Bobot
Rating
Total Skor
Ranking
Keterangan pemberian rating kekuatan: 4 = Kekuatan yang dimiliki koperasi sangat kuat 3 = Kekuatan yang dimiliki koperasi kuat 2 = Kekuatan yang dimiliki koperasi rendah 1 = Kekuatan yang dimiliki koperasi sangat rendah Keterangan pemberian rating kelemahan: 4 = Kelemahan yang dimiliki koperasi sangat mudah dipecahkan 3 = Kelemahan yang dimiliki koperasi mudah dipecahkan 2 = Kelemahan yang dimiliki koperasi sulit dipecahkan 1 = Kelemahan yang dimiliki koperasi sangat sulit dipecahkan 3.
Analisis Faktor Eksternal Cara-cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS) a.
Tentukan komponen-komponen yang paling penting dari faktor EFAS kemudian masukkan dalam kolom faktor strategis.
b.
Memberi bobot yang diberikan untuk faktor EFAS mencapai 1,0 ( paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.
c.
Menghitung rating (dalam kolom 4) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 sampai dengan 1, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi koperasi yang bersangkutan. Variabel
69
yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori peluang) diberi nilai mulai +1 sampai +4 sangat baik. Pemberian nilai rating ancaman adalah sebaliknya. d.
Mengalikan bobot pada kolom 3 dengan rating pada kolom 4, untuk memperoleh total skor dalam kolom 5. Besarnya komponen tergantung pada besarnya pengaruh komponen tersebut pada usaha ini, dan jumlah persentase dari komponen harus 100 persen. Matriks evaluasi eksternal SWOT untuk mengetahui kondisi koperasi dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Kerangka matriks faktor strategi eksternal untuk peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Komponen (%) Peluang 1. ……… 2. 3. Ancaman 1. ………. 2. 3. Total
Bobot
Rating
Total Skor
Ranking
Keterangan pemberian rating peluang: 4 = Peluang yang dimiliki koperasi sangat mudah untuk diraih 3 = Peluang yang dimiliki koperasi mudah untuk diraih 2 = Peluang yang dimiliki koperasi sulit untuk diraih 1 = Peluang yang dimiliki koperasi sangat sulit untuk diraih Keterangan pemberian rating ancaman: 4 = Ancaman yang sangat mudah untuk diatasi 3 = Ancaman yang mudah diatasi 2 = Ancaman yang sulit diatasi 1 = Ancaman yang sangat sulit diatasi
70
4.
Tahap Analisis SWOT a.
Faktor-faktor internal dan eksternal yang didapatkan dari identifikasi yaitu faktor kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang kemudian dimasukkan ke dalam matrik SWOT untuk dianalisis. Analisis SWOT ini menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi agroindustri, yang disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matrik ini akan menghasilkan 4 set kemungkinan strategi antara lain strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. Bentuk matrik SWOT dapat dilihat pada Gambar 6.
b.
Silangkan masing-masing faktor sehingga didapat strategi SO, ST, WO, dan strategi WT.
c.
Pilihlah strategi yang sesuai dengan kuadran I, II, III, dan IV
Strengths (S) Tentukan 5-10 faktor yang menjadi kekuatan Opportunities (O) Tentukan 5-10 faktor yang menjadi peluang
Strategi (SO) Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfatkan peluang
Threats (T) Tentukan 5-10 faktor yang menjadi ancaman
Strategi (ST) Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Sumber: Kuncoro, 2005 Gambar 6. Matrik SWOT
Weakness (W) Tentukan 5-10 faktor yang menjadi kelemahan Strategi (WO) Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi (WT) Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman
71
5.
Focus Group Discussion (FGD) Focus group discussion (FGD) merupakan suatu metode pengumpulan data yang tergolong dalam jenis wawancara terfokus atau terstruktur. Dalam menentukan strategi prioritas dari berbagai alternatif masalah yang ada digunakan metode analisis focus group discussion dengan melihat dan menyesuaikan kebutuhan dan kondisi koperasi kredit Mekar Sai yang berada di Pahoman Bandar Lampung. Topik pembicaraan dalam FGD ini adalah menentukan strategi prioritas dari 10 strategi alternatif yang disajikan oleh peneliti.
Strategi alternatif tersebut didapat dari perangkingan 100 strategi yang merupakan hasil persilangan antara komponen-komponen S, W, O dan T yang ada. Strategi-strategi yang diperoleh kemudian diberi bobot dengan menyesuaikan visi dan misi dari Kopdit Mekar Sai. Bobot strategi terhadap visi dan misi kemudian dijumlahkan sehingga memperoleh skor dan skor tersebut kemudian diurutkan dari yang paling besar. Strategi yang mendapat urutan ranking satu sampai sepuluh kemudian didiskusikan kepada para pelaku yang telibat dalam FGD koperasi sehingga diperoleh strategi prioritas.
Peserta FGD dalam suatu diskusi bisanya 12 orang karena apabila jumlah anggota lebih dari 12 orang akan menyulitkan jalannya diskusi dan analisis (Bungin, 2004). Namun, peserta FGD dalam diskusi ini berjumlah 10 orang, hal ini dikarenakan 10 orang sudah mewakili anggota maupun pengurus dari koperasi. Partisipan tersebut adalah pengurus, pendamping, dan anggota koperasi yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan Koperasi Kredit
72
Mekar Sai Pahoman Bandar Lampung. Pengambilan anggota untuk memilih informasi FGD harus memenuhi syarat berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yaitu anggota ditentukan berdasarkan: (1) memiliki keahlian atau kepakaran dalam kasus yang akan didiskusikan, (2) memiliki pengalaman praktis dan kepedulian terhadap fokus masalah, (3) pribadi tersebut harus terlibat pada fokus masalah, (4) merupakan tokoh otoritas terhadap kasus yang didiskusikan, (5) masyarakat awam yang tidak tahu menahu dengan masalah namun ikut merasakan persoalan yang sebenarnya (Basrowi dan Suwandi, 2008).
73
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Keadaan Umum Kecamatan Unit Katibung 1.
Keadaan Geografis
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lampung Selatan di Kecamatan Katibung dan Kecamatan Way Sulan. Daerah Kabupaten Lampung Selatan mempunyai daerah daratan kurang lebih 210.974 ha dengan luas sawah 44.847 ha, dan non sawah 155.854 ha dan terdiri dari 17 kecamatan dengan 248 desa dan 3 kelurahan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105o 14’ sampai dengan 105o 45’ Bujur Timur dan 5o 15’ sampai dengan 6o Lintang Selatan. Daerah Kabupaten Lampung selatan seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia yang merupakan daerah tropis.
Secara administrasi Kabupaten Lampung Selatan mempunyai batas-batas sebagai berikut: a.
Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur.
b.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda.
c.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran.
d.
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa.
74
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan (2011) diketahui bahwa Kecamatan Katibung terbentuk dari program pemekaran Kecamatan Sidomulyo. Berdasarkan Perda Nomor: 42 Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 26 Februari 2000, Kecamatan perwakilan Katibung diresmikan menjadi kecamatan definitif yaitu Kecamatan Katibung dengan 12 desa. Secara geografis berjarak 55 km dari ibukota provinsi dan 25 km dari ibukota Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Katibung terdiri dari 12 desa, yaitu: Desa Tarahan, Karya Tunggal, Babatan, Pardasuka, Sukajaya, Tanjungratu, Tanjungagung, Tanjungan, Trans Tanjungan, Neglasari, Rangai Tri Tunggal dan Sidomekar.
Secara administratif Kecamatan Katibung memiliki batas wilayah, yaitu: a.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Merbau Mataram.
b.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Way Sulan.
c.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sidomulyo.
d.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Bandar Lampung.
2.
Keadaan Topografi, Iklim dan Potensi Daerah Kerja
Topografi dari wilayah Kecamatan Katibung sangat bervariasi dimana terdapat dataran rendah 75 persen, dataran tinggi 20 persen dan perbukitan 5 persen. Iklim temperatur di wilayah Kecamatan Katibung berkisar antara 20-30o C dengan kelembapan rata-rata 21o C. Jenis tanah di kecamatan ini juga berbeda-beda yaitu latosal, pasir dan patolit, dengan curah hujan rata-rata sebesar 1,305 ml/thn. Kecamatan Katibung memiliki jenis dan penggunaan lahan yang beragam yang didominasi lahan kering 55,44 persen dari luas wilayah, lahan perkebunan 17,21 persen dan lahan yang tidak diusahakan sebesar 11,85 persen. Kecamatan
75
Katibung merupakan penghasil tanaman sayuran, cabai, padi, buah-buahan, tanaman perkebunan seperti kakao dan duku. Jenis dan luas penggunaan lahan di Kecamatan Katibung dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Jenis dan luas penggunaan lahan Kecamatan Katibung No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jenis Penggunaan Lahan Sawah Lahan Kering Lahan Perkebunan Lahan Hutan Rakyat Lahan Pemukiman Lahan Industri Lahan Perkantoran / Pertokoan Lahan Lainnya Lahan tidak Diusahakan
Luas (Ha) 427,8 13.383,6 4.154,0 1.797,7 310,5 40,4 1.165,0 2.860,9
Persentase (%) 1,77 55,44 17,21 7,45 1,29 0,17 4,83 11,85
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan, 2011
3.
Keadaan Demografi
Kecamatan Katibung dihuni oleh dua kelompok besar penduduk, yaitu penduduk asli Lampung (dari suku Lampung Pesisir yang bermukim di sepanjang pesisir pantai) dan penduduk pendatang (dari Pulau Jawa), yang didominasi oleh Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten. Jumlah penduduk di Kecamatan Katibung tahun 2011 adalah sebanyak 61.422 jiwa, yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki 31.725 jiwa (51,65 persen) dan jenis kelamin perempuan 29.697 jiwa (48,34 persen). Dengan demikian, sex ratio penduduk (perbandingan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki dengan perempuan) adalah 106,83 persen.
4.
Sarana dan Prasarana
Kecamatan Katibung merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan yang memiliki sarana transportasi yang cukup memadai. Sarana transportasi yang ada di desa maupun di kecamatan sudah tersedia namun tidak
76
didukung oleh kondisi jalan yang baik karena di jalan lintas sumatera sendiri sering mengalami kerusakan yang parah, sedangkan di desa maupun di kecamatan kondisi jalan masih banyak yang rusak dengan jalan berupa kerikil dan pasir. Dari data yang didapat diketahui bahwa di Kecamatan Katibung jalan yang beraspal sepanjang 67 km, jalan yang berbatu 58 km dan jalan bertanah sepanjang 62 km. Kondisi jalan yang ada mempengaruhi jenis angkutan umum di Kecamatan Katibung, seperti gerobak, ojek sepeda motor dan kendaraan roda 4.
Sarana dan prasarana penunjang perekonomian di Kecamatan Katibung belum sepenuhnya lengkap karena belum tersedianya lembaga perekonomian, seperti Bank Umum, BPR (Bank Perkreditan Rakyat), KUD dan Koperasi Non KUD. Pasar yang tersedia di Kecamatan Katibung hanya terdapat di Desa Babatan, Pardasuka dan Tanjungagung, padahal terdapat 12 desa di Kecamatan Katibung (Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan, 2011). Kurangnya lembaga perekonomian di unit ini membuat masyarakat meminjam dana ke koperasi kredit, dengan tujuan dapat meningkatkan hasil usaha pertaniannya.
B. Keadaan Umum Kecamatan Unit Way Sulan
1.
Keadaan Geografis
Kecamatan Way Sulan mempunyai luas wilayah sebanyak 4.422 ha diantaranya lahan sawah 1.818,54 ha, dan non lahan sawah 2.603 ha yang tersebar di 8 desa yaitu Desa Pemulihan, Purwodadi, Sukamaju, Banjar Sari, Talang Way Sulan, Karang Pucung, Sumber Agung dan Mekar Sari. Jarak rata-rata dari desa ke Kecamatan sebanyak 2,9 km, dan jarak ke Kabupaten sebanyak 40,3 km.
77
Batas wilayah administrasinya adalah: a.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur
b.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Candipuro.
c.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Katibung
2.
Keadaan Topografi dan Iklim
Bedasarkan data curah hujan dan hari hujan bulanan, tipe iklim yang ada di wilayah Way Sulan adalah tipe iklim B dengan curah hujan berkisar antara 20003000mm/th. Suhu rata-rata udara berkisar antara 28-30oC, dengan kelembapan relatif antara 50-62 persen. Jenis tanah Way Sulan adalah jalur meander dari lembah aluvial luas, endapan halus, dengan lereng 0-3 persen. Tekstur tanahnya lempung pasiran dan pada ketinggian 65-75 mdpl. Bentuk muka lahan bergelombang dan berbukit-bukit. Luas wilayah menurut jenis lahan di Kecamatan Way Sulan disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Luas wilayah menurut jenis lahan di Kecamatan Way Sulan No
Desa
1 2 3 4 5 6
Pemulihan Purwodadi Sukamaju Banjar sari Karangpucung Talang way sulan Sumber sari Mekarsari Jumlah
7 8
Luas
Lahan sawah
Pertanian
320,00 221,00 165,00 337,50 160,00 255,00
Lahan bukan sawah 197,00 204,50 315,00 491,30 903,50 119,50
517 426 480 829 1.064 375 318 414 4.422
82,29 277,75 1.818,54
235,50 136,70 2.603,00
169,50 94,00 1.733,60
92,40 110,10 235,00 365,60 632,70 34,30
Ladang/ Perkebunan Huma tegal 67,90 24,50 97,60 12,50 224,50 10,50 355,60 10,00 568,70 64,00 22,30 12,00
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan, 2014
158,50 89,00 1.584,10
11,00 5,00 149,50
78
3.
Keadaan Demografi
Jumlah penduduk di KecamatanWay Sulan tahun 2013 adalah sebanyak 21.975 jiwa, yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki sebanyak 11.308 jiwa dan jenis kelamin perempuan 10.667 jiwa. Dengan demikian, sex ratio penduduk (perbandingan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki dengan perempuan) adalah 106,01 persen.
4.
Sarana dan Prasarana
Kecamatan Way Sulan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan yang memiliki sarana transportasi yang cukup memadai, dilihat dari infrastrukturnya. Data yang didapat diketahui bahwa di Kecamatan Way Sulan jalan yang beraspal hanya sepanjang 27 km, jalan yang berbatu 33 km dan jalan dengan kondisi tanah sepanjang 24 km. Kondisi jalan yang ada mempengaruhi jenis angkutan umum di Kecamatan Way Sulan, seperti dokar, gerobak, ojek sepeda motor dan kendaraan roda 4 (empat).
Sarana dan prasarana penunjang sangat diperlukan untuk menunjang dan pengembangan suatu wilayah. Secara umum, sarana dan prasarana di Kecamatan Way Sulan sudah cukup memadai yang terdiri dari sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana telepon, tempat peribadatan, dan sarana olahraga. Jumlah pasar tradisional yang tersedia di Kecamatan Way Sulan hanya ada 3 unit yang tersebar di 3 desa, seperti Pemulihan, Karang Pucung dan Sumber Agung, padahal terdapat 8 desa di Kecamatan ini. Setiap desa mempunyai toko sarana dan prasarana perekonomian lainnya yang menjadi alternatif bagi penduduk untuk transaksi jual-
79
beli. Way Sulan juga mempunyai minimarket yang terdapat di Desa Karang Pucung dan Desa Sumber Agung. Fasilisitas sarana perdagangan dan lembaga perekonomian di Kecamatan Way Sulan dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Fasilitas sarana perdagangan dan lembaga perekonomian di Kecamatan Way Sulan No
Desa
1 2 3 4 5 6
Pemulihan Purwodadi Sukamaju Banjar sari Karangpucung Talang way sulan Sumber sari Mekarsari Jumlah
7 8
Pasar Tradisonal 1 1 -
Toko
Bank
KUD
2 2 1 1 65 3
Mini Market 1 -
1 -
-
Koperasi lainnya -
1 3
30 1 105
1 2
1
-
-
Sumber: Badan Pusat Statitik Kabupaten Lampung Selatan, 2014
Masyarakat di Kecamatan Katibung mayoritas bergantung pada pertanian dan mempunyai luas lahan daerah pertanian yang cukup luas. Namun, masyarakat di Katibung dan Way Sulan rata-rata mempunyai modal yang sangat terbatas dan mengakibatkan pendapatan masyarakatnya berkurang dan menurun. Masyarakat petani hanya mengandalkan pengalaman dan kebiasaan dalam bertani sehingga hasil pertaniannya kurang memadai dan diakibatkan lembaga perekonomian yang belum sepenuhnya lengkap.
Kurangnya modal dan sarana penunjang perekonomian di daerah ini membuat masyarakat sulit dalam mengakses dan mengembangkan produk pertanian. Dalam mengatasi hal tersebut, maka lahirlah Kopdit Mekar Sai yang memberikan pelayanan dalam memberikan bantuan dana kepada anggota masyarakat yang membutuhkan modal untuk usaha pertaniannya. Besarnya aset yang dimiliki
80
koperasi membuat koperasi ini dapat menjangkau daerah–daerah terpencil yang kekurangan dana. Koperasi juga memberikan pelatihan maupun penyuluhan kepada petani dengan berupaya dapat memberdayakan petani seperti memberi pelatihan pembuatan kompos organik, mencari jaringan pemasaran produk pertanian yang dihasilkan petani. Hal ini dilakukan koperasi dengan tujuan membantu pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adanya koperasi ini sangat membantu pendapatan dan membantu masyarakat petani dalam mengakses teknologi. Kecamatan ini mempunyai kelompok tani yang dapat menampung hasil panen padi anggota koperasi. Ketersediaan penampung ini membuat anggota petani lebih mudah memasarkan hasilnya dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan menjual ke tengkulak.
Masyarakat Unit Way Sulan dan Unit Katibung dapat dengan mudah melakukan proses peminjaman modal jika masyarakat bergabung dengan Kopdit Mekar Sai. Setiap anggota koperasi dapat melakukan penyimpanan dengan bunga yang ditentukan oleh koperasi dan anggota pun berhak untuk melakukan peminjaman dengan bunga yang lebih rendah, yaitu 1,2-2,5 untuk pinjaman lunak dengan syarat minimal sudah 5 kali meminjam dan terbayar dengan baik, dan 2,5-3 persen untuk pinjaman reguler dibandingkan jika meminjam di bank, yaitu 8-12 persen. Kopdit Mekar Sai memberikan kemudahan meminjam kepada petani dan dapat membayar angsuran pinjaman pada saat anggota telah panen. Kemudahan meminjam di koperasi ini membuat anggota dari kecamatan ini semakin banyak.
81
C. Keadaan Umum Kelurahan Pahoman Kecamatan Enggal
1.
Keadaan Geografis dan Demografis
Penelitian koperasi ini dilakukan di Kelurahan Pahoman Kecamatan Enggal berada di daerah Bandar Lampung. Kota Bandar Lampung merupakan pusat kegiatan pemerintah, sosial politik, pendidikan dan kebudayaan, Kota Bandar Lampung juga merupakan pusat pereknomian dari Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis, karena merupakan daerah transit kegiatan perekonomian antara pulau Sumatra dan pulau Jawa, sehingga menguntungkan bagi pertumbuhan dan pengembangan Kota Bandar Lampung sebagai pusat perdagangan industri dan pariwisata. Secara geografis kota Bandar Lampung terletak pada kedudukan 5o 20’ sampai dengan 5o 30’ Lintang Selatan dan 105o 28’ sampai dengan 105o 37’ Bujur Timur. Ibukota Provinsi Lampung ini berada di teluk Lampung yang terletak di ujung selatan pulau Sumatera. Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197 Km2 yang terdiri dari 13 Kecamatan dan 98 Kelurahan.
Kecamatan Enggal terbentuk berdasarkan Perarturan Daerah Nomor: 04 Tahun 2012 Tanggal 18 Juni 2012, Tentang Penataan dan Pembentukan Kelurahan. Bapak Walikota Bandar Lampung telah menetapkan Kecamatan Enggal dalam struktur satuan kerja perangkat daerah Kota Bandar Lampung. Kecamatan Enggal merupakan hasil pemekaran dan penataan dari 3 (tiga) kecamatan, dimana menurut letak geografis dan wilayah administratif Kecamatan Enggal berasal dari sebagian wilayah geografis dan administratif Kecamatan Tanjungkarang Pusat,
82
Kecamatan Tanjungkarang Timur, dan Kecamatan Telukbetung Utara. Wilayah Kecamatan Enggal terdiri dari 6 (enam) kelurahan, yaitu Kelurahan Enggal, Kelurahan Pelita, Kelurahan Tanjungkarang, Kelurahan Gunung Sari, Kelurahan Rawa Laut, Kelurahan Pahoman. Kecamatan Enggal memiliki luas wilayah sebesar 3,49 km2 dan termasuk kecamatan di wilayah Kota Bandar Lampung yang memiliki luas di bawah 5 km2. Jumlah penduduk di Kecamatan ini adalah sebanyak 27.019 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki sebesar 13.179 jiwa dan perempuan 13.840 jiwa. Dengan demikian, sex ratio penduduk (perbandingan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki dengan perempuan) adalah 95 persen.
Secara administrasi Kecamatan Enggal memiliki batas yaitu sebagai berikut : a.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Way Halim dan Kecamatan Tanjungkarang Pusat.
b.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Telukbetung Utara.
c.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan Tanjungkarang Barat.
d.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjungkarang Timur dan Kecamatan Kedamaian.
Kelurahan Pahoman mempunyai luas wilayah 0,76 km2 atau 47 ha (24,13 persen) dari total luas kecamatan Enggal, yang dibagi menjadi 9 RT (rukun tetangga), luas wilayah Kelurahan Pahoman terdiri dari tanah milik adat seluas 5 ha, tanah sertifikat seluas 30 ha, dan tanah milik negara seluas 12 ha, ini di peruntukan menjadi lahan perumahan seluas 40 ha, industri seluas 2 ha, fasilitas umum seluas 4 ha, dan pemakaman seluas 1 ha. Jumlah penduduk laki-laki di Kelurahan
83
Pahoman adalah sebanyak 2.114 jiwa dan perempuan 2.236 jiwa dengan total 4.350 jiwa. Kecamatan Enggal sebagian besar adalah daerah dataran dan sebagian kecil merupakan daerah pengunungan.
Secara adminitrasi Kelurahan Pahoman memiliki batas yaitu sebagai berikut: a.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Rawa Laut.
b.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Gading.
c.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kupang Raya.
d.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Enggal. (Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2014)
2.
Sarana dan Prasarana
Kelurahan Pahoman memiliki sarana dan prasarana penunjang yang diperlukan untuk menunjang dan pengembangan suatu wilayah. Secara umum, sarana dan prasarana di Kelurahan Pahoman sudah cukup memadai yang terdiri dari sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana telepon, tempat peribadatan, dan sarana olahraga.
Pada Kelurahan Pahoman terdapat sepuluh unit Koperasi Pegawai Negeri (KPN) dan satu unit Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Sarana ekonomi tersebut digunakan masyarakat dalam hal simpan pinjam. Masyarakat Kelurahan Pahoman dapat dengan mudah melakukan proses peminjaman modal jika masyarakat bergabung menjadi suatu anggota dalam koperasi. Setiap anggota koperasi dapat melakukan penyimpanan dengan bunga yang ditentukan oleh koperasi dan anggota juga berhak untuk melakukan peminjaman dengan bunga
84
yang lebih rendah, yaitu 1,5 sampai 3 persen per periode, dibandingkan jika meminjam di bank, yaitu 8 sampai 12 persen per tahun.
Kelurahan Pahoman memiliki pasar swalayan yaitu tiga unit Indomart dan satu unit Alfamart, sedangkan pasar tradisional di kelurahan ini tidak ada akan tetapi Kecamatan Enggal mempunyai pasar tradisional di Tanjung Karang yang merupakan tempat penjualan hasil usaha anggota koperasi. Ketersediaan pasar mempermudah anggota untuk melakukan transaksi. Banyaknya koperasi maupun bank di Kecamatan Enggal disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Banyaknya Koperasi dan Bank di Kecamatan Enggal Kelurahan Enggal Pelita Tanjungkarang Gunung Sari Rawa Laut Pahoman Jumlah
KUD
KSU
KPN
-
-
1 1 1 6 10 19
Koperasi angkutan -
KSP 1 1 2
Koperasi Bank Produksi Umum 6 3 3 10 22
BPR 1 1 2
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2014
Berdasarkan Tabel 12, dapat dilihat bahwa lembaga keuangan di Kecamatan Enggal sudah cukup banyak dengan bank umum yang mencapai 22 unit dan koperasi mencapai 19 unit. Namun di Kelurahan Enggal, jumlah koperasi hanya terdapat satu unit dan enam bank umum. Persaingan antara lembaga keuangan yang satu dengan lembaga yang lain sangatlah ketat dalam mendapatkan perhatian masyarakat. Setiap lembaga keuangan mempunyai beragam inovasi dan menawarkan berbagai macam produk pada masyarakat seperti menawarkan suku bunga yang tinggi dalam menabung, jenis simpanan yang mempunyai beragam tingkat suku bunga yang berbeda, biaya pinjaman lebih murah dan bantuan
85
apabila anggota mengalami kecelakaan. Namun, seiring berkembangnya asset yang dimiliki Kopdit Mekar Sai membuat koperasi ini mampu menjangkau daerah pedesaan dan berusaha melayani masyarakat dengan semaksimal mungkin, sehingga hal ini dapat membuat koperasi ini berkembang dibandingkan lembaga keuangan lain.
D. Keadaan Umum Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai Kelurahan Pahoman Kecamatan Enggal 1.
Sejarah Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai
Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai berdiri hari senin 27 Januari 1992 pada saat rapat kerja Kepala Sekolah Yayasan Xaverius Tanjung Karang dengan badan hukum No. 17/BH/KDK.7.4/IV/1999. Latar belakang berdirinya Kopdit Mekar Sai berawal dari suatu gagasan untuk memperbaiki kehidupan sosial ekonomi di lingkungan Sekolah Xaverius dan mendapat tanggapan yang positif dari karyawan dan yayasan. Kopdit Mekar Sai awalnya mempunyai anggota sebanyak 326 orang yang terdiri dari 37 unit TK, SD, SMP dan SMA dengan modal awal Rp2.282.000,00. Modal terdiri dari simpanan pokok Rp5.000,00 dan simpanan wajib Rp2.000,00 dengan lingkup usahanya hanya melayani simpan pinjam. Kopdit Mekar Sai awalnya memiliki anggota hanya karyawan Yayasan Xaverius dan instansi gereja lainnya yang disahkan oleh pengurus dengan tujuan meningkatkan pendapatan karyawan. Koperasi juga tidak melayani peminjaman diluar anggota karyawan yayasan karena koperasi ini hanya membantu karyawan di sekolah tersebut.
86
Namun setelah beberapa tahun berjalan, masyarakat di sekitar koperasi banyak yang membutuhkan modal dalam mengembangkan usahanya dan meminjam modal ke koperasi ini. Oleh karena itu, pengurus koperasi berinisiatif untuk memperluas anggota ke masyarakat umum, dengan tujuan dapat menyejahterakan anggota dan membantu modal anggota dalam memulai usaha. Terhitung sejak 14 Januari 2012 koperasi ini menjadi koperasi primer tingkat provinsi. Jumlah anggota koperasi pada Desember 2013 sebanyak 10.027 orang dengan anggota yang masuk pada bulan Desember 2014 sebanyak 1.598 orang, anggota yang keluar 554 orang dan jumlah anggota pada Desember 2014 sebanyak 11.071 orang.
2.
Struktur Organisasi Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai
Rapat anggota tahunan (RAT) Kopdit Mekar Sai terakhir dilaksanakan pada tanggal 23 Februaril 2014 bertempat di GSG Gentiaras, Way Halim Permai yang dihadiri oleh 328 orang anggota, pengurus, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Perindag maupun karyawan. Berdasarkan berita acara hasil rapat anggota tahunan pada tahun 2014 diperoleh kesepakatan, anggota menyetujui susunan kepengurusan Koperasi Kredit Mekar Sai periode tahun 2014-2015 adalah: a.
Penasehat
b.
Pengurus
: Cep Haryoso
Ketua
: Y. De Deo Widyastoko
Wakil Ketua
: Andreas Muhi Pukai
Sekretaris 1
: Th. Agus Sutarna
Sekretaris II
: P. Dwi Septyo Prajarto
87
Bendahara c.
d.
: T. Bronto
Pengawas Ketua
: B. Budiman
Sekretaris
: St. Dwijariyana
Anggota
: C. Sartini
Panitia Pendidikan Ketua
: Andreas Muhi Pukai
Sekretaris
: P. Dwi Septyo Prajarto
Pada Gambar 7 dijelaskan bahwa struktur organisasi tertinggi pada Koperasi Kredit Mekar Sai adalah Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang merupakan sarana pengambilan keputusan untuk menentukan penasehat, pengurus dan pengawas dari Koperasi Kredit Mekar Sai. Badan pengawas mempunyai peranan sebagai pengarah, pembimbing, dan pembina pada setiap kegiatan koperasi. Pengurus dibantu oleh kepala unit/bagian usaha yang berperan sebagai penggerak setiap bagian kegiatan usaha koperasi, yaitu kepala bagian keuangan, kepala bagian usaha, kepala bagian administrasi dan bisnis dan kepala bagian teknologi. Kepala bagian usaha bertugas untuk menelusuri masyarakat yang kekurangan dana/modal dalam usahanya.
Kepala bagian usaha terbagi dalam tiga bagian yaitu, juru survei, juru staff dan juru tagih. Juru survei bertugas membantu anggota yang berada dipedesaan yang membutuhkan modal, menghimpun permohonan pinjaman anggota, meneruskan permohonan pinjaman pada pengelola untuk mendapatkan keputusan dan menghitung permohonan jumlah pinjaman dan menentukan pagu pinjaman. Juru
88
tagih bertugas melakukan penagihan hutang dan melaporkan hasilnya kepada pengelola, menghitung imbalan atau suku bunga pinjaman dan melaksanakan penagihan terhadap pinjaman yang sudah jatuh tempo, menyetor uang hasil penagihan ke kasir dan menginventarisir piutang anggota yang macet.
Struktur Organisasi Koperasi Kredit Mekar Sai dapat dilihat pada Gambar 7.
Rapat Anggota Tahunan (RAT) Penasehat Bpk. Cep Harsoyo
Pengurus
Pengawas
Ketua Umum : Bpk. Y. De Deo Widyastoko Wakil Ketua : Bpk. Andreas Muhi Pukau Sekretaris I : Bpk. Th. Agus Sutarna Sekretaris II : Bpk. P. Dwi Septyo Prajarto Bendahara : Bpk. T. Bronto
Ketua : Bpk. B. Budiman Anggota : Bpk. Dwijariyana Anggota : ibu C. Sartini
Manajer Bpk. A. Kiman
Deputi OK
Deputi SDM
Bpk. M. Taryanto
Ibu. Rhina Rosalina
Kabag Keuangan
Kabag Usaha
Kabag ADM &Umum
Kabag EDP
Staff EDP
Kasir
Juru Tagih
Juru Survei
Staff Usaha
Customer Service
Staff Umum
UNIT ANGGOTA
Gambar 7. Struktur Organisasi Koperasi Kredit Mekar Sai
Staff ADM
89
Unit anggota koperasi adalah anggota koperasi yang dibagi dalam kelompokkelompok anggota berdasarkan jenis usaha atau tempat tinggal anggota. Unit anggota ini bertujuan untuk mempermudah koperasi dalam pelayanan koperasi seperti kunjungan koperasi ke anggota, peminjaman modal ke anggota dan penyimpan uang anggota ke koperasi. Jumlah anggota dalam setiap unit/kelompok anggota sangat bervariasi, hal ini dikarenakan jumlah anggota yang bergabung dengan koperasi disetiap kecamatan maupun unit berbeda.
3.
Sarana dan Prasarana Koperasi
Kantor sekretariat Koperasi Kredit Mekar Sai saat ini telah memiliki gedung sendiri yang berada di Kelurahan Pahoman dan terletak di pinggir jalan raya. Sarana prasarana kantor yang ada saat ini antara lain meja, kursi, komputer, ruang tunggu karyawan, printer dan ruang rapat karyawan. Koperasi ini telah memiliki kendaraan mobil dan motor yang digunakan juru survei dan juru tagih dalam sistem peminjaman modal ke anggota. Hal ini bertujuan untuk mempermudah koperasi dalam menjangkau daerah anggota yang tinggal di pedesaan atau jauh dari koperasi.
4.
Partisipasi Anggota Koperasi
Koperasi Kredit Mekar Sai awalnya memiliki anggota sebanyak 326 orang dan Desember 2014 mencapai 11.071 orang. Jumlah anggota setiap tahun selalu bertambah yang dikarenakan masyarakat memiliki kebutuhan yang lebih banyak dan semakin meningkatnya minat pengusaha kecil maupun petani untuk menjadi anggota. Namun setiap tahun juga anggota koperasi banyak yang berkurang karena adanya anggota yang meninggal, keluar dan tidak sanggup membayar
90
cicilan pinjaman. Anggota Koperasi Kredit Mekar Sai hampir tesebar di seluruh Lampung, walaupun jarak koperasi dengan anggota lumayan jauh tidak mengurangi semangat dari anggota. Namun, banyaknya anggota koperasi mengakibatkan kurang meratanya pelatihan maupun pendidikan yang diterima anggota. Pelatihan yang diberikan hanya dilakukan di kantor koperasi dan mengakibatkan anggota yang berada di daerah yang jauh atau unit-unit tidak merasakannya. Pelatihan yang pernah diikuti oleh anggota koperasi diantaranya pelatihan kursus dasar koperasi, pendidikan tentang koperasi, dan pemberdayaan petani.
5.
Unit Usaha Simpan Pinjam
Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar sai hanya bergerak di bidang usaha simpan pinjam yang melayani anggota dalam bentuk pinjaman dan memberikan bunga yang relatif kecil. Menurut hasil penelitian, sistem simpan pinjam yang diterapkan oleh Koperasi Kredit Mekar Sai adalah pinjaman. Anggota yang biasanya meminjam di koperasi ini adalah anggota yang bergerak di bidang usaha seperti pinjaman modal usaha, pinjaman untuk usaha pertanian, peternakan, usaha kapling tanah, usaha perdagangan dan jasa dan lain-lain.
Anggota yang bekerja sebagai petani dapat meminjam dana sesuai kebutuhan untuk modal usaha dengan bunga yang ditetapkan bersama oleh seluruh anggota koperasi pada saat rapat yaitu sebesar 1,5 persen dan jauh lebih murah dibandingkan dengan tingkat bunga bank yaitu kisaran 8-12 persen per tahun. Khusus buat anggota koperasi yang berstatus petani, anggota dapat membayar simpanan wajib sekali enam bulan dan mengembalikan pinjaman pada saat panen.
91
Syarat peminjaman adalah harus anggota Koperasi Kredit Mekar Sai yang telah aktif minimal 4 bulan, mempunyai simpanan saham sebesar 15 persen dari nilai pinjaman dan memberikan agunan sebagai jaminannya. Tata cara pemberian kredit diawali melalui pengisian formulir permohonan pinjaman sampai pendaftaran hak tanggungan yangdijadikan jaminan. Setelah anggota memenuhi tata cara yang ditetapkan, maka anggota berhak menerima pinjaman Setelah anggota menerima pinjaman, maka anggota wajib memenuhi ketentuan-ketentuan, seperti biaya administrasi, pembayaran pinjaman, bunga sanksi, dan perpanjangan waktu pembayaran kepada petani. Pembayaran pinjaman tersebut dilakukan dengan ketentuan yang telah disepakati. Berikut gambar Koperasi Kredit Mekar Sai.
Gambar 8. Gedung Koperasi Kredit Mekar Sai, Pahoman
133
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa: 1. Secara internal, Kopdit Mekar Sai memiliki kelemahan dimana pelatihan yang diterima anggota belum optimal dan merata yang mengakibatkan kurangnya kepedulian dan keaktifan anggota terhadap koperasi, namun dapat diminimalisir dengan sumber daya manusia pengurus maupun karyawan yang berpendidikan dan terlatih dalam kegiatan koperasi. 2. Secara eksternal, Kopdit Mekar Sai memiliki ancaman dalam persaingan usaha yang semakin ketat dan dapat diatasi dengan memanfaatkan teknologi yang lebih modern. Teknologi yang dimanfaatkan Kopdit Mekar Sai adalah bekerja sama dengan Bank sehingga anggota dapat membayar angsuran melalui Bank maupun kepala unit yang telah diutus koperasi. 3. Strategi prioritas yang dapat digunakan dalam pengembangan dan keberlanjutan Koperasi Kredit Mekar Sai yaitu: (a) mengoptimalkan pelatihan dan pendidikan anggota secara merata agar anggota lebih peduli terhadap perkembangan koperasi, (b) memanfaatkan peran pengelola dalam memanajemen koperasi secara demokratis untuk menarik perhatian masyarakat yang belum menjadi anggota, (c) menggunakan modal
134
koperasi secara efektif untuk menjaga kestabilan keuangan, (d) meningkatkan pelatihan anggota secara merata untuk mengubah paradigma buruk masyarakat terhadap koperasi, (e) menggunakan proses peminjaman yang mudah dan cepat untuk meningkatkan penguasaan pasar dari pesaing, (f) memanfaatkan sumber daya manusia dalam mengatasi persaingan usaha yang cenderung semakin ketat, (g) memanfaatkan teknologi yang lebih maju dan modern untuk mengoptimalkan kelalain dalam pengembalian kredit pinjaman, (h) mengajak masyarakat yang belum menjadi anggota agar dapat menambah pendapatan koperasi dan memenuhi permintaan yang tinggi, (i) meningkatkan sarana yang lebih efektif untuk mengatasi keterbatasan dalam mengikuti perkembangan teknologi, dan (j) memanfaatkan sumber daya manusia agar dapat mengelola bantuan pemerintah.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka saran yang dapat diberikan adalah: 1. Koperasi kredit harus lebih mementingkan kesejahteraan anggota dengan melakukan pelatihan maupun pendidikan dasar berupa pendidikan perkoperasian maupun pendidikan tentang penggunaan uang dan mengoptimalkan pelatihan di setiap unit berdasarkan keadaan di lapangan. 2. Pemerintah daerah unit anggota koperasi harus lebih aktif membantu koperasi kredit dalam memberikan pembinaan kepada anggota khususnya anggota yang bergerak dalam bidang pertanian maupun UMKM agar anggota dapat memanfaatkan dana dengan baik dalam mengembangkan
135
usahanya karena koperasi simpan pinjam berperan untuk menghimpun dan menyalurkan dana melalui kegiatan simpan pinjam (kredit) dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan/atau anggotanya. Koperasi simpan pinjam juga berperan dalam membantu perekonomian masyarakat, sehingga pemerintah harus lebih aktif dalam membantu koperasi. 3. Peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini tentang manfaat ekonomi koperasi yang dirasakan anggota di unit Way Sulan dan Unit Katibung koperasi.
136
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P dan Widiyanti, N. 2003. Dinamika Koperasi. Rineka Cipta. Jakarta. Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan. 2011. Kabupaten Lampung Selatan Dalam Angka. BPS Kabupaten Lampung Selatan. Badan Pusat Statistik Provinsi lampung. 2012. Lampung Dalam Angka. BPS. Bandar Lampung. Badan Pusat Statistik. 2013. Indonesia dalam Angka. Jakarta. Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung. 2014. Kota Bandar Lampung Dalam Angka. BPS.Provinsi Lampung. BK31.2001. Bahan Pelatihan Dasar Koperasi Kredit. Jakarta. Budiyanto, A. 2007. Analisis kinerja keuangan koperasi karyawan PT XYZ dengan metode pearls. Jurnal Stie Nusantara: 10 (3): 23-42. http://www.ibn.ac.id/journal/.pdf. [15 April 2015]. Bungin, B. 2004. Metodologi Penenlitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologi Kearah Ragam Varian, Kontenporer. PT. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta. David, F. 2003. Manajemen Strategis. PT Prenhallindo. Jakarta. _______. 2006. Manajemen Strategi: Konsep. PT Prenhallindo Jakarta. Desirani, M. N. 2009. Penilaian Kinerja Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Artha Karya Sari Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi Dan UKM No. 14/Per/M.UKM/Xii/2009. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya. Malang. Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung. 2014. Rekapitulasi Data Berdasarkan Provinsi. Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung. Bandar Lampung. Gaspersz, V. 2012. All-In-One Management Toolbook. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
137
Griffin, R.W. 2004. Manajemen Jilid 2. Penerjemah Gina Gania, Penerbit Erlangga. Jakarta. Hendar dan Kusnadi. 2005. Ekonomi Koperasi. Lembaga Penerbit FE Universitas Indonesia. Jakarta. Himpuni, O. 2008. Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Program Sarjana Agribisnis Penyelengaraan Khusus Departemen Agribisnis FEM IPB. Bogor. Hunger, J.D. dan Wheelen T.L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta. Ilyas, N. (2000). Analisis Manajemen Strategis Koperasi Produksi Susu Bogor. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor Kasmir. 2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. ______. 2003. Manajemen Perbankan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 1992. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Jakarta. Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia. 2012. Sandingan Data UMKM 2011-2012. http://www.depkop.go.id/data_umkm_2011-2012_pdb_lengkap.pdf. [12 April 2015]. Kuncoro. 2005. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Penerbit Erlangga. Jakarta. Mantra, I.B. 2004. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Mulyadi dan Setiawan, J. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen Sistem Pelipatgandaan Kinerja. Aditya Media. Yogyakarta. Munawir. 1996. Analisa Laporan Keuangan. BPFE. Yogyakarta Nurhidayati, E. 2014. Strategi Pengembangan Koperasi Agro Siger Mandiri Di Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Oktaviana, R.V. 2010. Strategi pengembangan primer koperasi (studi kasus di primer koperasi produsen tempe dan tahu Indonesia (PRIMKOPTI) bangkit usaha kota Malang: Jurnal Administrasi Publik. 1(2) : 257-264.
138
http://jurnal download.portalgaruda.org/article.php/article/190486469. [22 Maret 2015]. Pearce, A. J. dan Robinson, R. B. 1997. Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi,dan Pengendalian Jilid 1. Diterjemahkan Oleh Agus Maulana. Binarupa Aksara. Jakarta. Porter, M. E. 1994. Keunggulan Bersaing. Binarupa Aksara. Jakarta. Putri, D. 2013. Analisis Pendapatan dan Strategi Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Pulau Pahawang Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten Pesawaran. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Lampung. Pristiyanto. 2013. Strategi pengembangan koperasi jasa keuangan syariah dalam pembiayaan usaha mikro di Kecamatan Tanjung Sari, Sumedang. Jurnal Magister Profesional Industri: 8 (1) : 21-37. http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/article/view/6618. [22 Maret 2015]. Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Riduwan. 2008. Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. Alfabeta. Bandung. Rivai dan Veithzal. 2007. Bank and Financial Institution Management Conventional and Sharia System. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ropke, J. 2003. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen. Salemba Empat. Jakarta. Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen, Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. Gramedia. Jakarta. Sagala, I.C. 2013. Kinerja usaha dan strategi pengembangan agroindustri kecil kelanting di Desa Karang Anyar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. JIIA: 1 (1): 60-65. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view. [24 Januari 2016]. Sari, F. 2011. Peran Koperasi Simpan Pinjam Dalam Perkembangan UMKM Agribisnis di Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI-Press. Jakarta. Soekartawi, 1993. Agribisnis Manajemen Pemasaran Dalam Bisnis Modern, Pustaka Harapan, Jakarta.
139
Sudarsono, E. 2000. Manajemen Koperasi Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta. Suhartono, I. 2011. Strategi pengembangan koperasi berorientasi bisnis. Jurnal Ilmiah Among Makarti. 4 (7): 33-87. http://jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/view. [27 Maret 2015]. Sukamdiyo, I. 1996. Manajemen Koperasi. Erlangga. Semarang. Supriyono. 1998. Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. Sri. L. 2007. Perkembangan dan strategi pengembangan pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Jurnal/smecda.com/index.php/infokop/article/download/52/49. [18 Oktober 2015]. Undang-undang Perkeoperasian No. 25 tahun 1992. 2014. Sinar Grafika. Jakarta. Wibowo, H. 2003. Strategi pengembangan koperasi kredit kodanoa di Provinsi DKI Jakarta. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. Widiyati, N. 2010. Manajemen Koperasi. PT Asdi Mahasatya. Jakarta.