P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
ISSN 1979 - 7168
STRATEGI PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DI KEPULAUAN TOGEAN KABUPATEN TOJO UNA-UNA PROVINSI SULAWESI TENGAH Oleh: DARSYAF HADI WIJAYA Politeknik Pariwisata Makassar, Jl. Gunung Rinjani, Tanjung Bunga, Makassar Email:
[email protected] Abstrak Potensi pariwisata yang ada di Kepulauan Togean diharapkan menarik perhatian wisatawan, sehingga mereka dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata dan tujuan yang paling penting adalah untuk membuat para wisatawan datang kembali. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tiga metode analisis termasuk analisis data kualitatif, analisis EFAS dan IFAS serta menggunakan matriks SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi eksternal matriks IE lebih besar dari posisi internal. Hal itu berarti bahwa kelangsungan pengembangan pariwisata di Kepulauan Togean sebagian besar ditentukan oleh faktor-faktor eksternal seperti culcture sosial, ekonomi, pasar dan para pesaing. Dengan demikian, arah kebijakan pengembangan daya tarik lebih mengarah pada Pengembangan strategi kualitas dan daya saing produk pariwisata yang mencakup program yang praktis dilaksanakan. Kata Kunci : Strategi pengembangan, Kepulauan Togian, Kabupaten Tojo Una-Una. Abstract The existing tourism potentials in the Togian Islands are expected to attract the attention of tourists, so that they can increase number of tourist visits and the most important goal to make the tourists revisit. This study employs qualitative approach with three methods of analysis including analysis of qualitative data, analysis of EFAS and IFAS as well as using the SWOT matrix. The findings show that the external position of IE matrix is larger than the internal position. The findings mean that the continuity of the development of tourism in Togian Islands is mostly determined by the external factors such as social culture, economy, market and destination competitors. Thus, the policy directions of the development tourist of attraction there is a necessity to develop strategy of quality and competitiveness of tourism products that include programs which can be practically implemented.
Keywords : Development strategy, Togian island, Tojo Una-Una regency
Jurnal Kepariwisataan, Volume 11, No. 01 Februari 2017, Halaman 14-30
14
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
PENDAHULUAN Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat, yakni secara ekonomis, sosial dan budaya. Mengacu pada kebijakan pengembangan kepariwisataan secara nasional dan dengan memfokuskan pada potensi daya tarik wisata yang dimiliki, maka sektor pariwisata di Sulawesi Tengah khususnya Kabupaten Tojo Una-Una, kepulauan Togean memperoleh perhatian yang serius dari pemerintah kabupaten dimana akan dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan yang mempunyai potensi wisata sesuai yang diatur dalam PP No. 50 Tahun 2011 tentang RIPPARNAS 2010-2025, yang menetapkan kepulauan Togean masuk dalam 50 (lima puluh) destinasi pariwisata nasional. Potensi wisata bahari serta budaya lokal yang ada di Kepulauan Togean diharapkan dapat menarik perhatian wisatawan sehingga dapat menciptakan kunjungan wisatawan yang meningkat dan yang terpenting adalah para wisatawan mancanegara melakukan kunjungan kembali. Berbagai aktivitas yang dapat dinikmati oleh para wisatawan di Kepulauan Togean ini adalah menyelam, selancar, memancing, berenang, berjemur dan lain sebagainya semua itu didukung dengan ketersediaan amenitas yang terdapat di Kabupaten Tojo Una-Una khususnya di Kepulauan Togean diantaranya akomodasi, rumah makan, money changer, biro perjalanan, souvenir shop, pusat informasi dan fasilitas kenyamanan lainnya, akan tetapi
ISSN 1979 - 7168
beberapa komponen kapasitasnya belum memadai dalam membantu pengembangan destinasi pariwisata di Kepulauan Togean mulai dari akses hingga sarana dan prasarana. Dengan dilatarbelakangi situasi tersebut serta berbagai kondisi pada destinasi wisata di Kepulauan Togean maka perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai pengembangan destinasi pariwisata di Kepulauan Togean sebagai bagian dari pengembangan pariwisata, sehingga dapat mendukung aktivitas serta memberikan identitas yang menjadi nilai tambah tersendiri bagi Kepulauan Togean dalam mendatangkan wisatawan khususnya wisatawan mancanegara. Dari paparan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi aktual beserta faktor-faktor yang menjadi hambatan destinasi pariwisata di Kepulauan Togean sekaligus merumuskan strategi yang tepat dalam mengembangkan destinasi di Kepulauan Togean. KAJIAN PUSTAKA Komponen Pengembangan Destinasi Pariwisata Untuk melengkapi pernyataan sebelumnya Cooper at all dalam Sunaryo (2013:159) mengemukakan bahwa kerangka pengembangan destinasi pariwisata mengandung tujuan yang sama yang mencakup unsur-unsur seperti dibawah ini: 1. Attraction: atraksi wisata yang berbasis utama pada kekayaan alam maupun budaya serta artificial atau atraksi buatan seperti event atau
15
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
2.
3.
4.
5.
yang biasanya digolongkan dalam minat khusus. Accessbilities, yang mencakup dukungan sistem transportasi diantaranya: fasilitas terminal, bandara, pelabuhan, jalur transportasi/rute serta model transportasi lainnya. Amenities, yang mencakup fasilitas penunjang maupun pendukung wisata diantaranya: akomodasi, rumah makan (food and beverage), toko cendramata, biro perjalanan, retail, pusat informasi wisata, fasilitas penukaran uang (money changer) serta fasilitas kenyamanan lainnya. Ancillary Services, yang mencakup seperti rumah sakit, bank, pos, telekomunikasi dan lainnya. Ini merupakan fasilitas pendukung yang digunakan oleh wisatawan. Institutions atau biasanya disebut dengan kelembagaan yang terkait dengan keberadaan serta peran dari masing-masing unsur dalam mendukung terlaksananya suatu kegiatan pariwisata yang termasuk masyarakat setempat.
Produk Wisata Produk wisata merupakan berbagai jasa dimana satu dengan lainnya saling berkaitan dan dihasilkan oleh berbagai komponen seperti: atraksi suatu daerah tujuan wisata, fasilitas/amenitas yang tersedia, aksesbilitas ke dan dari daerah tujuan wisata (Muljadi, 2010:89). Dimana suatu destinasi wisata akan menawarkan pada wisatawan berupa produk (tangible) dan jasa (intangible). Sejalan dengan hal
ISSN 1979 - 7168
tersebut Middleton (2001:124) mengemukakan bahwa terdapat tiga (3) kategori utama yang dapat menilai produk wisata antara lain yakni: 1. Attraction: Dimensi-dimensi didalam attraction yang secara luas dapat menentukan pilihan wisatawan serta mempengaruhi motivasi berkunjung para caloncalon wisatawan yaitu sebagai berikut: Atraksi wisata alam, Atraksi wisata buatan/binaan manusia, Atraksi wisata budaya, Atraksi wisata sosial 2. Amenities : Terdapat elemen yang didalamnya berkenaan dengan suatu atraksi wisata yang dapat memungkinkan wisatawan untuk menginap serta menikmati suatu atraksi wisata yang ditawarkan, diantaranya: Akomodasi, Restoran, Transportasi, Aktivitas, Fasilitas, Retail outlet, Pelayanan-pelayanan lainnya. 3. Accessbility: Unsur-unsur yang terdapat didalam ini dapat mempengaruhi biaya, kelancaran serta kenyamanan terhadap wisatawan yang ingin berkunjung disuatu destinasi wisata. Unsurunsur tersebut yakni: Peraturan pemerintah, faktor-faktor operasional, infrastruktur, jalan, pelabuhan laut, bandara, marina, jalur kereta api, perlengkapan. Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Salah satu strategi penting dalam upaya mencari dan mengembangkan produk atau pasar yang baru, atau keduanya dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, 16
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
profitabilitas maupun fleksibilitas maka strategi diversifikasi dapat dilakukan melalui tiga (3) cara menurut Fandy Tjiptono (1997: 21,24) yang diantaranya: a) Diversifikasi Kosentris : Merupakan produk-produk baru yang diperkenalkan memiliki kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran, teknologi dengan produk yang sudah ada. b) Diversifikasi Horisontal : Merupakan perusahaan menambah produk-produk baru yang tidak berkaitan dengan produk yang sudah ada terlebih dahulu. c) Diversifikasi Konglomerat : Perusahaan menambah produkproduk baru yang tidak berkaitan dengan produk yang sudah ada, tetapi dijual pada pelanggan yang sama. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan motode penelitian kualitatif dimana penelitian ini didasarkan pada pengumpulan, analisis dan interpretasi daya yang berbentuk narasi visual (bukan angka) untuk memperoleh pemahaman mendalam dari fenomena tertentu yang diminati (Gay dkk. dalam Leo, 2013:100). Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan dua (2) jenis data yakni data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari survey lapangan menyangkut dengan objek yang akan diteliti dan disesuaikan dengan kebutuhan, dalam hal ini pencatatan dan pengamatan langsung mengenai kondisi destinasi wisata pada Kepulauan Togean. Data
ISSN 1979 - 7168
juga diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner pada wisatawan serta wawancara terhadap masyarakat lokal dan Pemerintah Daerah dalam hal ini peneliti melibatkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tojo Una-Una yakni bapak Drs. Moh. Kasim Muslaini, MH beserta staf sebagai responden. Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi yang terkait dalam penelitian ini. Data-data tersebut berupa data kebijakan pemerintah yang menyangkut pariwisata seperti RIPPARDA Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2010-2025, selain itu data sekunder berupa fasilitas infrastruktur pariwisata yang ada dilokasi penelitian, data kunjungan wisatawan serta data tentang keadaan geografis dan social budaya di Kepulauan Togean. Penelitian ini menggunakan tiga metode analisis diantaranya analisis data kualitatif, analisis EFAS dan IFAS serta menggunakan matriks SWOT. Matriks IFAS meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut (David dalam Hendrayana, 2011:46). Tabel IFAS disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal. Matriks IFAS digunakan untuk mengetahui faktor – faktor yang berkaitan dengan kekuatan serta kelemahan yang dianggap penting. Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS disusun untuk merumuskan faktor17
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
faktor strategis internal tersebut dalam kerangka kekuatan dan kelemahan perusahaan. Matriks evaluasi faktor eksternal (EFAS) memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan (David dalam Hendrayana, 2011:47). Penafsiran atas keterangan responden menjadi hasil identifikasi peluang dan ancaman. Peluang dan ancaman tersebut kemudian dianalisis eksternal dengan menggunakan Matrik EFAS. Matriks EFAS digunakan peneliti guna mengevaluasi faktor-faktor yang berasal dari eksternal perusahaan. Data eksternal tersebut kemudian dikumpulkan untuk menganalisa halhal yang menyangkut persoalan eksternal relevan perusahaan. Hal ini penting, karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Analisis SWOT adalah alat untuk mengenali situasi, yang jika dilakukan dengan benar maka akan menghasilkan pondasi yang kuat untuk merumuskan atau memformulasikan suatu strategi (Bozac and Tipuric dalam Hendrayana, 2011:51). Teknik analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan, peluangpeluang yang dimiliki dan ancamanancaman yang dihadapi perusahaan dalam persaingan bisnis. HASIL DAN PEMBAHASAN Matriks Rating Sistem Poin IFAS
ISSN 1979 - 7168
Setelah melakukan analisis kondisi internal yang terdiri dari atraksi wisata, aksesbilitas, amenitas, fasilitas mendukung, dan kelembagaan selanjutnya akan dilakukan rating dan pembobotan masing-masing indikator, serta perhitungan skor dari setiap indikator tersebut. Guna mengetahui letak kuadran strategis pengembangan yang dianggap mendesak untuk dilakukan. Perhitungan skor dari setiap faktor tersebut dilakukan dengan membuat tabulasi skor IFAS (Internal Strategy Faktor Analysis Summary). Berikut adalah perhitungan skor faktor internal yang tertuang dalam tabel analisis IFAS yang diperlihatkan pada Tabel berikut ini. Tabel Pembobotan Kondisi Internal N O
Faktor Kekuatan
Nilai
Ra tin g
Bob ot
Skor
4
0.05
0.2
1 2 3 4 Atraksi Wisata
1
Kepulauan Togean menjadi salah satu bagian ekosistem terumbu karang penting dari coral triangle sehingga keindahann ya masih menjadi daya tarik utama yang diminati oleh wisatawan untuk melakukan aktivitas snorkeling maupun diving
X
18
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
2
3
4
5
6
Danau ubur-ubur merupakan daya tarik wisata di Kepulauan Togean yang menjadi salah satu danau uburubur yang tidak menyengat yang ada di Indonesia. Jembatan panjang Pulau Papan menjadi icon pariwisata Kabupaten Tojo UnaUna. Memiliki pantai pasir putih yang bersih maka aktivitas seperti sunbath dapat dilakukan. Terdapat 79 spot dive dengan keindahan panorama bawah laut yang dihiasi dengan karakter terumbu karang yang berbedabeda di destinasi Kepulauan Togean. Memiliki komunitas suku Bajau, Togean dan Bobongko yang memiliki budaya dan kearifan lokal yang masih terpelihara
ISSN 1979 - 7168
hingga saat ini yang menjadikan daya tarik wisata living culture. X
3
0.03
0.09
Aksesbilitas
1
X
3
0.03
0.09 2
Tersedianya Bandar Udara diKabupate n Tojo Una-Una Tersedianya sarana transportasi laut seperti kapal PELNI yang berlayar menghubun gkan jalur Kepulauan Togean ke/dari Gorontalo
X
3
0.03
0.09
X
4
0.05
0.2
X
4
0.05
0.2
X
4
0.05
0.2
Fasilitas Pendukung X 4
0.05
0.2
Amenitas X
2
0.02
0.04
1
X
4
0.05
0.2
2
X
1
0.01
0.01
1
Menawarka n akomodasi penginapan yang berdekatan dengan spot dive maupun objek wisata lainnya yang memiliki pemandang an alam yang menarik. Memiliki akomodasi penginapan bersifat privat yang memberika n atmosphere ketenangan bagi wisatawan yang menginap Tersedianya
19
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
2
dive centre di Kepulauan Togean untuk menunjang aktivitas wisatawan Memiliki klinik kesehatan disetiap kecamatan yang menjadi kawasan wisata.
ISSN 1979 - 7168
kepiting kenari yang menjadi Fauna khas Kabupaten Tojo UnaUna. Aksesbilitas
X
2
0.02
0.04
Kelembagaan
1
2
No
1
2
Tersedianya SDM, baik di pemerintah an maupun di masyarakat Terdapat pelaku usaha kepariwisat aan local Total Faktor Kelemaha n
Atraksi wisata budaya yang belum menjadi prioritas untuk dikembang kan, seperti life style suku Bajau yang hidup di atas laut. Atraksi wisata watch bird yang belum dikemas secara optimal seperti pengamatan burung Alo maupun
1 X
X
Nilai
3
0.03
0.09
4
0.05
0.2
45 Ra tin g
0.52
1.85
Bob ot
Skor
1 2 3 4 Atraksi Wisata
2 X
X
2
0.03
0.06
3
0.02
0.06
3
Jarak tempuh menuju ke destinasi Kepulauan Togean masih relatif sulit khususnya bagi wisatawan mancanegar a. Seperti banyaknya kota transit yang disinggahi dan biaya transportasi lokal yang masih relatif mahal dari satu objek ke objek lainnya di Kepulauan Togean. Belum tersedianya transportasi lokal yang terpadu dari Pemerintah menuju suatu lokasi ke lokasi lainnya seperti: perahu motor lokal, speed boat, voyage Ketersediaa n informasi rute dan jadwal perjalanan serta kemudahan reservasi yang belum terkoordina si dengan baik,
X
3
0.02
0.06
X
2
0.02
0.04
X
2
0.02
0.04
20
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
4
seperti: jadwal pelayaran dari Gorontalo dan Ampana menuju Kepulauan Togean. Belum teroptimalis asinya bandara Tanjung Api di Ampana yang membuka rute penerbanga n dari destinasi wisata lainnya seperti Bali, Makassar, Manado maupun Gorontalo
ISSN 1979 - 7168
lokasi tersebut kurang strategis . Fasilitas Pendukung
1
X
1
0.05
0.05
2
3 Amenitas
1
2
Pembangun an usaha kepariwisat aan di Kepulauan Togean dapat berpotensi merusak SDA jika dilaksanaka n tanpa konsep sustainable tourism developmen t. Belum tersedianya souvenir shop dan pusat informasi pariwisata atau TIS yang belum optimal karena hanya terdapat di Kecamatan Wakai saja dimana
X
1
0.05
0.05
4
X
2
0.03
0.06
Belum tersedianya fasilitas Bank, ATM maupun Money Changer di setiap kecamatan di Kepulauan Togean. Belum tersedianya toilet umum di objek wisata Terbatasnya dive centre yang hanya terdapat di 5 tempat saja. (hasil wawancara bersama staff Disbudpar Kab. Touna) Belum memadainy a infrastruktu r pendukung wisata seperti infrastruktu r untuk pengadaan air bersih, listrik, dan jaringan telekomuni kasi disetiap pulau yang menjadi kawasan wisata di Kepulauan Togean.
X
1
0.05
0.05
X
1
0.05
0.05
3
0.02
0.06
2
0.03
0.06
1
0.05
0.05
X
X
Kelembagaan
1
Rendahnya kualitas SDM, baik di pemerintah an maupun
X
21
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
2
di masyarakat Research and Developtme nt pariwisata yang belum dilaksanaka n secara maksimal akibat terbenturny a dana. Total Jumlah
X
ISSN 1979 - 7168
2
0.03
0.06
25 70
0.48 1
0.75 2.60
budaya lokal ke kanca Internasion al serta dapat mengajak wisatawan untuk belajar mengenai budaya lokal yang ada di Kepulauan Togean Perekonomian
Matriks Rating Sistem Poin EFAS Setelah melakukan analisis kondisi eksternal yang terdiri dari social-budaya, perekonomian, pasar, dan pesaing bisnis kepariwisataan selanjutnya akan dilakukan rating dan pembobotan masing-masing indikator, serta perhitungan skor dari setiap indikator tersebut. Guna mengetahui letak kuadran strategis pengembangan yang dianggap mendesak untuk dilakukan. Perhitungan skor dari setiap faktor tersebut dilakukan dengan membuat tabulasi skor EFAS (Eksternal Strategy Faktor Analysis Summary). Berikut adalah perhitungan skor faktor internal dan ekternal yang tertuang dalam tabel analisis IFAS dan EFAS yang diperlihatkan pada Tabel berikut ini.
1
1
Faktor Peluang
R ati ng
Nilai
Bob ot
1
X
4
0.2
2
0.06
0.12
Adanya pasar potensial dari negaranegara Asia terutama China yang merupakan emerging market untuk disajikan target pasar berdasarkan hasil wawancara bersama staff Disbudpar Kabupaten Tojo UnaUna.
X
2
0.06
0.12
Skor
1 2 3 4 Sosial Budaya Dapat memperken alkan
X
Kondisi Pasar Wisata
Tabel Pembobotan Kondisi Eksternal
N O
Dapat meningkatk an perekonomi an masyarakat lokal melalui usaha kecil menengah seperti pembuatan souvenir khas Kepulauan Togean,
0.8
1
Pesaing Bisnis Kepariwisataan Kepulauan Togean menjadi X 4 0.2 satusatunya
0.8
22
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
2
N O
kawasan wisata bahari unggulan di Provinsi Sulawesi Tengah sebagaiman a tercantum dalam PP No. 50 Tahun 2011 tentang RIPPARN AS Ketertarika n investor asing dalam menanamka n modal usaha kepariwisat aan di Kepulauan Togean dengan melihat daya saing yang berpotensi untuk dikembang kan dengan mengacuh pada kompetitor yang sudah ada Total
ISSN 1979 - 7168
2
X
Nilai
Faktor Ancaman
2
14 R ati ng
0.06
0.12
0.58
1.96
Bob ot
Skor
1
X
1
0.2
X
3
0.06
0.18
4
0.02
0.08
0.08
0.16
Perekonomian
1
Terbatasny a jangkauan promosi dan pemasaran hasil karya dari masyarakat lokal sehingga hanya dapat bertahan jangka pendek.
1
Adanya potensi perubahan wisata special interest menjadi mass tourism dalam pengemban gan pariwisata di Kepulauan Togean dimana hal ini dapat berdampak pada kerusakan ekosistem
X
Kondisi Pasar Wisata
1 2 3 4 Sosial Budaya Kesadaran akan sebagian besar masyarakat akan lingkungan masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat seperti: pembuanga n sampah sembaranga n di laut, penangkapa n ikan dengan
menggunak an bom ikan. Sifat keterbukaa n masyarakat lokal terhadap wisatawan khususnya mancanegar a dapat menimbulk an terkikisnya budaya lokal dengan budaya asing yang dibawa oleh wisatawan mancanegar a.
0.2
X
2
23
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
1
laut dan terumbu karang yang merupakan produk unggulan Kepuluan Togean Pesaing Bisnis Kepariwisataan Adanya pesaing wisata bahari yang wilayahnya berdekatan dengan Kepulauan Togean dan memiliki produk yang sama bahkan cenderung X 3 0.06 lebih memiliki sarana dan prasarana yang memadai seperti Pulau Bunaken yang terletak di Manado – Sulawesi Utara. Total 13 0.42 JUMLAH 27 1
ISSN 1979 - 7168
bahwa kondisi strategis destinasi Kepulauan Togean belum begitu kuat dan mapan karena belum sesuai dengan harapan dari persepsi positif para wisatawan yang berkunjung ke destinasi tersebut, khususnya para wisatawan mancanegara.
0.18
0.80 2.76
Sumber: Hasil Olahan Data, 2016 Berdasarkan pada tabel diatas menghasilkan nilai yang menunjukkan bahwa posisi eksternal lebih besar dari posisi internal yaitu 2.60 untuk faktor internal dan 2.76 untuk faktor eksternal. Secara umum dapat dilihat bahwa posisi eksternal lebih besar dari pada posisi internal, hal itu berarti bahwa kelangsungan pengembangan pariwisata yang ada di Kepulauan Togean lebih banyak ditentukan oleh faktor eksternal yaitu keterlibatan Pesaing, pasar, sosial budaya dan politik. Hal ini juga mengindikasikan
Matriks Analisis SWOT Pengembangan Destinasi Pariwisata di Kepulauan Togean Tahap ini merupakan tahap akhir dari perumusan perencanaan alternatif. Langkah selanjutnya akan dikombinasikan menjadi empat strategi utama dan memilih strategi yang sesuai dengan kondisi yang dialami berdasarkan matriks internal dan eksternal. Dari strategi diatas akan dijelaskan masing-masing komponen yaitu SO, WO, ST dan WT sebagai acuan pengembangan destinasi pariwisata di Kepulauan Togean yang akan dibahas dibawah ini. 1. Dari hasil analisis EFAS dan IFAS perencanaan dari SO merupakan hal yang dianggap mememiliki prioritas yang tinggi dan mendesak untuk dilaksanakan. Perencanaan tersebut ialah: a) Menjadikan Kepulauan Togean sebagai destinasi wisata bahari yang unggul di Indonesia Bagian Timur dengan target pasar mancanegara yang mengembangkan daya tarik wisata khususnya pada produk wisata bahari di Kepulauan Togean yang memiliki tema “the hidden diving heaven” dimana meliputi produk inti seperti diving and snokerling serta produk pendukung seperti 24
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
rekreasi pantai, fishing, watersport, watch bird dan seni budaya lokal. b) Pengembangan sistem transportasi multi moda (darat, laut dan udara) dengan menata manajemen moda transportasi yang memudahkan pergerakan wisatawan mencapai destinasi wisata di Kepulauan Togean demi merangkul wisatawan mancanegara terlebih pada pasar potensial dari negara-negara ASIA. c) Mengembangkan sarana akomodasi dan fasilitas pariwisata lainnya untuk mendukung kesiapan destinasi pariwisata Kepulauan Togean dalam merangkul wisatawan potensial dari negara-negara ASIA ataupun negara-negara lainnya. Pengembangan sarana akomodasi dan usaha pariwisata lainnya yang memiliki potensi lokasi sangat strategis dan menawarkan pemandangan alam yang indah menjadi modal utama untuk menarik investor dalam menanamkan modal usahannya di Kepulauan Togean. d) Memberdayakan potensi masyarakat lokal dalam pembangunan kepariwisataan dengan melibatkan SDM baik dari pemerintah maupun masyarakat sekitar dengan mengorganisir pemanfaatan fasilitas umum seperti klinik kesehatan, dive center, serta adanya koordinasi yang baik terhadap Polairut yang bertugas menjaga keamanan sekitar demi
ISSN 1979 - 7168
menciptakan suasana yang kondusif di Kepulauan Togean. 2. Dari hasil analisis EFAS dan IFAS perencanaan WO merupakan hal yang seharusnya dianggap mememiliki prioritas yang tinggi untuk dilaksanakan. Perencanaan tersebut ialah: a) Pengembangan atraksi wisata yang mendukung daya tarik wisata dengan penguatan interpretasi dan inovasi produk wisata berupa wisata budaya yang menjadi prioritas dan pelestarian alam baik flora maupun fauna yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi produk berkualitas yang siap dipasarkan di kanca internasional dan dapat merangkul para wisatawan potensial dari negara-negara ASIA. b) Menetapkan regulasi perencanaan jalur transportasi menuju destinasi pariwisata Kepulauan Togean dengan mengoptimalkan rute dan jadwal penerbangan serta pelayaran menuju ke Kepulauan Togean demi meraih pangsa pasar yang potensial dari negara-negara ASIA dan sekaligus mempermudah akses masuk para wisatawan asing dengan tingkat keamanan yang terjaga sehingga Kepulauan Togean dapat menjadi destinasi pariwisata berskala internasional. c) Menfasilitasi dan pemberian insentif untuk pengembangan prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata bagi 25
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
swasta dan masyarakat lokal pada lokasi sesuai arahan PEMDA dengan konsep sustainable tourism development melalui penyediaan lahan dengan harga kompetitif dan kemudahan perizinan usaha serta menyediakan prasarana dan sarana yang dibutuhkan oleh investor seperti jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih, drainase, dan sistem pembuangan limbah guna mendukung pembangunan fasilitas yang memadai di area destinasi wisata Kepulauan Togean. d) Meningkatkan pemahaman dan peran serta masyarakat dalam mewujudkan sadar wisata didestinasi Kepulauan Togean yang menjadi satu-satunya kawasan bahari di Sulawesi Tengah melalui peran kelompok gerakan sadar wisata, kegiatan sapta pesona yang berbasis pada research and development pariwisata dan peningkatan peran aktif masyarakat dalam penciptaan lingkungan yang aman dan kondusif serta peningkatan peran aktif pemerintah dalam mensosialisasikan dan memberikan bimbingan tekhnis mengenai kesadaran wisata pada penanggulangan eksploitasi SDA kepada masyarakat lokal yang ada di destinasi wisata Kepulauan Togean. 3. Dari hasil analisis EFAS dan IFAS perencanaan ST merupakan hal
ISSN 1979 - 7168
yang sebaiknya untuk dilaksanakan. Perencanaan tersebut ialah: a) Mendorong pergerakan peraturan perundang-undangan serta menyusun regulasi perizinan untuk menjaga daya dukung lingkungan dengan membuat skema pembatasan pembangunan usaha pariwisata yang diambang batas bagi para pelaku usaha kepariwisataan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem dan lingkungan serta memberikan sanksi pidana maupun perdata bagi pelanggar peraturan yang merusak ekosistem laut maupun lingkungan sekitar destinasi pariwisata di Kepulauan Togean. b) Mendorong dan menerapkan koordinasi yang kuat agar tercipta sinkronisasi dalam kemitraan antara pemerintah dan pihak swasta dengan mengembangkan skema regulasi untuk mengatur peran dan tanggung jawab antara kedua belah dalam pengembangan prasarana, sarana dan fasilitas umum. Selain itu, kerjasama juga dapat diterapkan dalam bidang pertahanan dan keamanan yang menjamin para wisatawan agar merasa nyaman berada di destinasi wisata Kepulauan Togean sehingga daya saing Kepulauan Togean pun dapat diperhitungkan dalam skala nasional maupun internasional. c) Mengembangkan potensi sumber daya lokal sebagai daya tarik wisata yang khas berbasis budaya, adat istiadat dan 26
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
kemasyarakatan dengan konsep daya tarik wisata living culture yang berbeda dengan produk wisata para pesaing karena mengembangkan jejaring desa wisata dengan keunikan lokal yang dimilikinya sehingga wisatawan mendapatkan penguatan unsur memory/kenangan khas dan life style dari komunitas suku yang berada di destinasi pariwisata Kepulauan Togean. 4. Dari hasil analisis EFAS dan IFAS perencanaan WT merupakan hal yang dapat untuk dilaksanakan. Perencanaan tersebut ialah: a) Melakukan penelitian untuk pengembangan destinasi, hal ini bertujuan agar produk wisata Kepulauan Togean dapat bersaing serta unggul di kanca internasional. Langkah yang tepat dapat direalisasikan dengan cara melakukan penelitian yang terkait dengan peningkatan daya saing destinasi pariwisata, penelitian tentang pasar, penelitian tentang atraksi wisata yang memiliki potensi kuat seperti atraksi wisata budaya maupun flora dan fauna. Penelitian mengenai pencegahan eksploitasi SDA dan lingkungan dan perusakan lingkungan juga seharusnya dilakukan agar kepariwisataan destinasi Kepulauan Togean dapat terus terjaga kelestariannya dan berkelanjutan tanpa mengorbankan SDA dan lingkungan.
ISSN 1979 - 7168
b) Menyediakan sarana dan prasarana transportasi wisata terpadu dengan layanan transportasi wisata yang nyaman yang berbasis masyarakat dimulai dengan pengembangan dermaga disetiap kecamatan mesti ditingkatkan pelayanannya serta bandara udara yang ada di Ampana sebaiknya memiliki fasilitas yang memadai. Penyediaan sarana transportasi darat dan laut yang bisa dikelola oleh masyarakat yang menerapkan standarisasi pelayanan transportasi wisata yang berkualitas seperti ketepatan jadwal, kemudahan reservasi, dan keamanan dalam perjalanan dengan terciptanya pelayanan yang diharapkan destinasi Kepulauan Togean dapat menjadi pesaing handal bagi para kompetitor yang memiliki produk wisata bahari yang sama. c) Memperkuat kerjasama antar stakeholder dan para investor dalam menciptakan iklim investasi pariwisata yang kondusif dengan sistem dan mekanisme pelayanan dan perizinan investasi dibidang pariwisata yang mudah, cepat dan murah agar pengadaan fasilitas-fasilitas pariwisata dapat meningkat KESIMPULAN Pada kondisi aktual pengembangan destinasi pariwisata di Kepulauan Togean saat ini berada pada tahap eksplorasi sebagaimana hal ini 27
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
terlihat pada kunjungan wisatawan yang masih sedikit dan kondisi produk masih terbatas. Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan bahwa hal yang menyebabkan kondisi produk wisata yang belum terkemas dengan baik disebabkan oleh kurangnya tenaga profesional di bidang kepariwisataan (SDM) yang tersedia baik itu dalam lingkup masyarakat, pengusaha maupun pemerintah itu sendiri dalam mengelola pengembangan destinasi pariwisata di Kepulauan Togean. Menyangkut faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pengembangan destinasi antara lain yakni kesadaran akan sebagian besar masyarakat akan lingkungan masih sangat rendah. Adanya potensi perubahan wisata special interest menjadi mass tourism dalam pengembangan pariwisata di Kepulauan Togean. Selain itu juga Adanya pesaing wisata bahari yang wilayahnya berdekatan dengan Kepulauan Togean dan memiliki produk yang sama bahkan cenderung lebih memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Strategi pengembangan destinasi di Kepulauan Togean yang dihasilkan pada penelitian ini yang menjadi prioritas dalam pengembangan destinasi yakni produk wisata. Dimana produk wisata dalam mendukung pengembangan destinasi pariwisata di Kepulauan Togean sesuai dengan perhitungan skor posisi internal dan eksternal pada matriks IFAS dan EFAS yang menunjukkan skor 2.60 pada internal dan 2.76 pada eksternal maka kawasan wisata Kepulauan Togean
ISSN 1979 - 7168
menurut IE Matriks berada pada kuadran V (lima) yang berarti berada pada posisi sedang dan bertumbuh yaitu bertumbuh dengan asumsi untuk dipertahankan dan dipelihara. SARAN Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini mengenai strategi pengembangan destinasi di Kepulauan Togean Kabupaten Tojo Una-Una Provinsi Sulawesi Tengah, maka rekomendasi yang perlu disampaikan dalam pengembangan produk wisata diantaranya sebagai berikut: 1. Sesuai dengan arah kebijakan pembangunan daya tarik wisata maka perlunya strategi pengembangan kualitas dan daya saing produk wisata yang meliputi program-program yang dapat dilakukan, diantaranya: a) Mengembangkan inovasi produk pariwisata yang lebih variatif dan menarik. b) Penguatan kualitas pengemasan produk yang menggabungkan aktivitas underwater, nature and culture. c) Penataan lingkungan wisata alam, budaya maupun pedesaan. d) Mempertahankan wisata bahari yang menjadi unggulan. e) Pengembangan kawasan wisata pantai yang dikaitkan dengan aktivitas sport tourism. 2. Sesuai arah kebijakan dalam aksesbilitas maka strategi untuk penyediaan sarana prasarana dan sistem transportasi wisata terpadu perlu adanya langkah-langkah maupun program yang harus diterapkan sehingga destinasi pariwisata di 28
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Kepulauan Togean dapat berkembang, diantaranya sebagai berikut: a) Penyediaan transportasi wisata seperti kapal layar/voyage b) Penguatan dan pengembangan layanan transportasi wisata yang menjamin kesalamatan dan kenyamanan berbasis masyarakat c) Pembangunan sarana pelengkap pada objek wisata. d) Mengoptimalisasikan bandara Tanjung Api. e) Penyediaan sarana transportasi darat dan laut yang dapat dikelola oleh masyarakat. f) Menerapkan standarisasi pelayanan transportasi wisata. g) Pengembangan pelabuhan wisata Kota Ampana. 3. Amenitas yang menjadi fasilitas penunjang di destinasi Kepulauan Togean yang dimana meliputi permasalahan mengenai pembangunan usaha kepariwisataan berupa akomodasi, rumah makan dan souvenir shop di Kepulauan Togean dapat berpotensi merusak Sumber Daya Alam bila tidak di pantau dan diarahkan sebaik mungkin maka dari itu langkah yang tepat dalam mengatasi permasalahan amenitas pada pembangunan usaha kepariwisataan ada pada faktor optimalisasi lahan (area optimalsation) maksudnya adalah lahan pembangunan sarana amenitas yang dipakai sebagai kawasan wisata alam digunakan berdasarkan pertimbangan optimalisasi sesuai dengan mekanisme pasar.
ISSN 1979 - 7168
DAFTAR PUSTAKA A.J., Muljadi. 2010. Kepariwisataan dan perjalanan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cooper, C., dkk. 2005. Tourism: principles and practice, Third Edition. England : Pearson Education Ltd. Damanik, J. dan Weber, H. 2006. Perencanaan ekowisata dari teori ke aplikasi. Yogyakarta. PUSPAR UGM dan Andi. David, F.R. 2011. Strategic management manajemen strategi Konsep, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta. Fandeli, C. 2002. Perencanaan kepariwisataan alam. Fakultas kehutanan universitas gajah mada, Bulaksumur, Yogyakarta. Gunn, C.A. 1994. Tourism planning : basics, concepts, and cases. Washington : Taylor & Francis : Washington Dc. Hadinoto, K. 1996. Perencanaan pengembangan destinasi pariwisata. Jakarta: UI Press. Hermantoro, H. 2011., Creatif-based tourism ( dari wisata rekreatif menuju wisata kreatif , Galang Press, Yogyakarta. Jayanthie, S.D. Strategi pengembangan atraksi wisata bahari di pulau umang resort hotel kabupaten pandeglang. Skripsi sarjana pada FPIPS UPI, Bandung. Tidak diterbitkan 2010. Middleton,V.T.C .2001. Marketing in travel and tourism, ButterworthHeinemann, London Moutinho L, 2000. Strategic management in tourism, CABI. Publishing: New York 29
P3M Politeknik Pariwisata Makassar Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
ISSN 1979 - 7168
Siagian, S.P. 2005. Manajemen stratejik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sunaryo, B. 2013. Kebijakan pembangunan destinasi pariwisata konsep dan aplikasinya Indonesia, Yogyakarta, Gava Media. Suryadana, M.L., dan Octavia, V. 2015. Pengantar pemasaran pariwisata. Bandung: Alfabeta. Suwardjoko dan Warpani, P. 2007. Pariwisata dalam tata ruang wilayah. ITB: Bandung. Tjiptono, F. 1997. Strategi pemasaran Edisi Kedua. Yogyakarta, Penerbit Andi.
30