Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW) Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752
STRATEGI PENGELOLAAN PUSAT PERKULAKAN SEPATU TROWULAN (PPST) KABUPATEN MOJOKERTO FIRMAN SYAH1 , I PUTU ARTAMA WIGUNA2 1
Jurusan Teknik Sipil ITS Surabaya email :
[email protected]
Abstrak— Untuk menunjang kegiatan pemasaran produk sepatu di kabupaten Mojokerto diadakanlah pembangunan gedung Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan (PPST) pada tahun 2007. Setelah bangunan gedung selesai dikerjakan minat pengusaha industri sepatu untuk menempati cukup banyak meskipun tidak semua kios yang ada terisi penuh. Dengan fasilitas bangunan gedung yang sudah terbangun tersebut perlu adanya satu pengelolaan yang baik untuk mendapatkan hasil yang ingin dicapai. Dalam pengelolaan itu diperlukanlah satu strategi untuk mengatasi permasalahan yang ada. Pada perkembangan selanjutnya, salah satu permasalahan dalam pengelolaanya adalah jumlah kios yang bertahan buka semakin sedikit. Dengan kondisi tersebut maka diperlukanlah penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat hunian yang berdasarkan pada persepsi dan kepentingan pengunjung dan pedagang di lokasi PPST. Dari hasil analisis Persepsi dan Kepentingan yang diperoleh diketahui bahwa kondisi bangunan kios yang kurang baik, ukuran kios yang kecil, kondisi lingkungan yang cukup panas, sistem penerangan kurang baik, barang-barang yang dijual kurang lengkap jenisnya dan harga barang lebih mahal dibandingkan di tempat lain Kata kunci— Perkulakan Sepatu, Strategi Pengelolaan, Persepsi dan Kepentingan,
1.
PENDAHULUAN
Kabupaten Mojokerto termasuk di dalam wilayah Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) yang cukup menarik bagi pengembangan perekonomian daerah. Salah satu sektor perekonomian yang berkembang pesat di Kabupaten Mojokerto adalah industri alas kaki atau sepatu. Hal tersebut sejalan dengan program pembangunan yang ditetapkan oleh propinsi Jawa Timur dimana Industri alas kaki ditetapkan sebagai salah satu industri yang diprioritaskan dengan pendekatan model klaster atau aglomerasi yaitu pengelompokan industri inti, penunjang, Manajemen Proyek Konstruksi
industri penunjang dan jasa penunjang lainnya dan industri penyedia infrastruktur dan kelembagaan yang saling terkait dan mendukung peningkatan efisiensi sehingga tercipta daya saing yang tinggi. Klaster Industri Alas Kaki yang ada di provinsi Jawa Timur berjumlah 66 Unit tersebar di Kabupaten Gresik 3 klaster, Banyuwangi 1 klaster, Bangkalan 1 klaster, Sidoarjo 5 klaster, Malang 1 klaster, Jombang 2 klaster serta Kota Surabaya dan Mojokerto masing-masing 7 Klaster dan 32 klaster dan di Kota Mojokerto 14 klaster. Sedangkan di kabupaten Mojokerto sendiri terdapat empat
E-73
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW) Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752
unit Industri Besar dan 29 sembilan Industri Kecil Menengah (IKM) yang tersebar. Untuk mendukung perkembangan industri alas kaki tersebut banyak fasilitas yang dibangun diantaranya adalah Indonesian Footwear Service Centre (IFSC), Pusat Pendidikan Promosi Ekonomi Daerah (P3ED), Balai Diklat Industri (BDI), Pasar Spesifik Sepatu atau Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan yang dikenal dengan PPST di Mojokerto untuk menunjang pemasaran produk baik di wilayah Kabupaten Mojokerto dan kawasan Jawa Timur secara keseluruhan. Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan meskipun secara tersirat melayani pembelian partai besar tapi sebenarnya juga tidak dikhususkan untuk perkulakan saja tapi pembelian eceran pun akan dilayani. Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan (PPST) terletak di Jalan Raya Mojokerto-Jombang Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, sekitar 2 kilometer dari pusat kota Trowulan. Peresmiannya dilakukan oleh Menteri Perdagangan RI pada tanggal 7 Oktober 2007. Pengelolaan PPST dilakukan oleh Panitia Pelaksana Kegiatan Operasionalisasi Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan [1], dimana Koordinator Teknisnya adalah Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto dengan pembantu Koordinator Teknis adalah unsur Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto. PPST dibangun diatas lahan 3 Ha dengan Fasilitas yang cukup memadai diantaranya adalah ruang parkir yang cukup luas, pos keamanan, musholla dan juga kantin. Pembangunan PPST sendiri dilakukan dalam 2 tahap Pada tahap I telah dibangun 7 Blok bangunan yaitu Blok A sampai Blok G dengan total 66 kios. Sedangkan pada tahap II dibangun pada tahun 2009 dengan tambahan 3 Blok Bangunan yaitu Blok H sampai Blok J Manajemen Proyek Konstruksi
dengan jumlah kios total 36 buah. Pada pembangunan tahap pertama hampir semua kios terpenuhi dimana dari 66 kios yang disediakan ditempati pedagang sebanyak 47 kios atau sekitar 71 % . Sedangkan untuk pembangunan tahap kedua tingkat hunian kios sangat kecil dan banyak sekali kios yang kosong tidak terpakai. Dari 36 kios yang dibangun hanya ditempati oleh 12 pedagang atau sekitar 33 %. Sedang dari keseluruhan kios yang ada setelah pembangunan tahap II adalah 102 kios dengan jumlah kios yang ditempati adalah 59 kios atau sekitar 57 % Untuk mengetahui yang melatar belakangi hal tersebut maka perlu diketahui faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya tingkat hunian kios di Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan (PPST) tersebut. 2. KAJIAN PUSTAKA Pasar adalah tempat bertemunya pihak penjual dan pihak pembeli untuk melaksanakan transaksi dimana proses jual beli terbentuk [2], dimana menurut kelas mutu pelayanan dapat digolongkan menjadi : (1) Pasar Tradisional, yaitu pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Swasta, Koperasi atau Swadaya Masyarakat dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda, yang dimiliki/dikelola oleh Pedagang Kecil dan Menengah, dan Koperasi dengan usaha skala kecil dan modal kecil, dan dengan proses jual beli melalui tawar-menawar (2) Pasar Modern yaitu pasar yang dibangun oleh Pemerintah, Swasta, atau Koperasi yang dalam bentuknya berupa Mall, Supermarket, Department Store, dan Shopping Centre dimana pengelolaannya dilaksanakan secara modern, dan mengutamakan pelayanan kenyamanan berbelanja dengan manajemen berada disatu tangan, bermodal relatif kuat, dan dilengkapi label harga yang pasti. Sedangkan untuk kajian ini, Pusat Perkulakan E-74
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW) Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752
Sepatu Trowulan (PPST) kabupaten Mojokerto termasuk ke dalam kategori Toko Modern [3], Dimana pengertian Toko Modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Supermarket, Department Store, Hypermarket ataupun Grosir yang berbentuk Perkulakan. pengunjung dan pedagang sebagai pemangku kepentingan utama di pasar mempunyai penilaian tertentu terhadap pasar. Banyak hal-hal yang dipertimbangkan dalam keputusan menyewa ruang oleh pedagang, maupun membeli barang oleh pengunjung. penilaian dan image masyarakat konsumen terhadap pusat belanja dipengaruhi oleh lingkungan pusat belanja [4], yaitu: 1. Ambient Factor (musik, penyinaran, bau) 2. Faktor desain (lantai, tembok, dekorasi, warna, kebersihan, atap, ukuran ruangan, tata ruang, tanda petunjuk) 3. Faktor sosial (tenaga penjual, cara berpakaian) Seperti terlihat pada gambar 1. 3.METODOLOGI Penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam kelompok penelitian studi kasus. Sedangkan metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif, yaitu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti secara sistematis, faktual dan akurat. Dari kajian literatur diketahui bahwa variabel yang berpengaruh antara lain Variabel lokasi meliputi bebas banjir, kemudahan menuju lokasi dan keamanan. Variabel harga meliputi, harga sewa ruang dan sistem pembayarannya, harga dan kualitas barang barang yang tersedia, Variabel fasilitas meliputi jaringan pelengkap, ketersedian Manajemen Proyek Konstruksi
angkutan umum yang melewati lokasi. Variabel desain meliputi penampilan dan tata letak kios, lokasi dan luas parkir kendaraan, ukuran kios. Variabel ambien seperti penerangan, sirkulasi udara dan papan informasi. Untuk pengukuran Variabel dalam penelitian ini menggunakan penilaian skala lima tingkat (Likert). Penilaian persepsi dimulai dari angka satu (1) untuk penilaian sangat tidak baik, dua (2) untuk penilaian tidak baik sampai angka lima (5) untuk penilaian sangat baik, gambar 2. Sedangkan Penilaian kepentingan dimulai dari angka satu (1) untuk penilaian sangat tidak penting, dua (2) untuk penilaian tidak penting sampai angka lima (5) untuk penilaian sangat penting, gambar 3. Pengambilan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner kepada responden dimana responden diambil dari pengunjung dan pedagang yang ada di PPST. Jumlah responden yang dipilih menggunakan rumus dari bernouli [5].
( Z a / 2 ) 2 pq (2) n= d2 Dimana: n = ukuran sampel p = Persentase responden yang persepsinya tinggi α = taraf signifikan /taraf kepercayaan q = Persentase responden yang persepsinya rendah Z = nilai distribusi normal d = tingkat kesalahan (ketidaktelitian) rumus diatas digunakan untuk responden yang jumlahnya tak terbatas yaitu pengunjung. Tingkat kepercayaan terhadap sampel yang diambil dari populasi adalah 95 % atau α = 0,05. Nilai distribusi normal Z α / 2 adalah 1,96. Nilai p dan q diasumsikan = 0,5. Persentase tingkat kesalahan diambil sebanyak 11 %, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan E-75
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW) Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752
adalah 80 orang. Sedangkan untuk responden pedagang menggunakan rumus Taro Yamane [6]. n = N N.d 2 + 1 (3) Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d 2 = Presisi yang ditetapkan Dari rumus diatas, maka sampel pedagang yang akan diambil dengan batas kesalahan 11 % adalah 23 orang. Dalam analisis data terdapat dua buah variabel yang diwakili oleh huruf X dan huruf Y, dimana X adalah tingkat kinerja atau persepsi dari responden, sedangkan Y adalah tingkat kepentingan responden [8]. Selanjutnya dilakukan analisis kuadran yang menggambarkan kondisi pelayanan yang dipetakan dalam empat kuadran, yaitu kuadran I, II, III dan IV. Untuk dapat memetakan kondisi pelayanan dalam kuadran. Jika digambarkan dalam bentuk kuadran, maka kriteria koordinat tersebut terletak seperti pada gambar 4. , dimana setiap kuadran mencerminkan prioritas pembenahan yang semestinya dilakukan: a. Kuadran I, menunjukkan faktor-faktor yang menurut konsumen penting dan konsumen telah mendapatkan sesuai harapannya (memuaskan). Kondisi ini yang harus dipertahankan (pertahankan). b. Kuadran II, menunjukkan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen kurang penting, tetapi menunjukkan responden menerima pelayanan lebih dari apa yang diharapkan sehingga tidak menjadikan prioritas perbaikan (berlebihan). c. Kuadran III, menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi kepuasan reponden dan menunjukkan responden tidak menerima pelayanan Manajemen Proyek Konstruksi
seperti apa yang diharapkan (tidak memuaskan) sehingga menjadi dianggap kurang penting (prioritas rendah). d. Kuadran IV, menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepentingan, merupakan variabel yang harus segera diperbaiki karena atribut yang dianggap penting, namun konsumen belum menerima kinerja seperti apa yang diharapkan (prioritas utama) Dari pemetaan ini diketahui faktor-faktor atau variabel/subvariabel mana saja yang menjadi prioritas utama untuk dibenahi atau ditangani. 4.HASIL Dari data yang diperoleh dari pengunjung menunjukkan 33 orang (47%) berasal dari luar kota, 26 orang (37%) pengunjung adalah perempuan. Sedangkan dari latar belakang pendidikan diketahui bahwa responden dengan pendidikan SMA 37 orang (53%), Sarjana 33 orang (47 %). Untuk pekerjaan responden 20 orang (28%) adalah wiraswasta, pegawai 24 orang (34%) sisanya adalah pelajar dan ibu rumah tangga. Dari hasil kuisioner untuk pengunjung, gambar 5., diketahui bahwa yang termasuk dalam kudran I adalah subvariabel Lokasi PPST dilewati alat transportasi/angkutan umum(2), Lokasi PPST bebas dari banjir(4), Tempat parkir kendaraan pribadi di PPST luas(5), Tata letak ruang di kios baik(10), Barang-barang yang dijual lengkap jenisnya(12) dan Harga barang di PPST lebih murah dibandingkan di tempat lain (13). Kuadran II meliputi sub varibel Lokasi PPST mudah dijangkau (1). Kuadran III yaitu subvaribel Lokasi PPST dekat dengan terminal angkutan (3) dan Papan informasi / petunjuk banyak tersedia (9). Sedangkan yang masuk kuadran IV adalah Sistem penerangan di PPST baik (6) , Tata udara dalam PPST cukup baik (tidak panas, E-76
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW) Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752
lembab, atau bau) (7), Kebersihan di PPST baik (8) dan Barang-barang yang dijual lengkap jenisnya (11). Untuk responden pedagang diketahui bahwa 2 orang pedagang berasal dari luar kota sisanya berasal dari Mojokerto sendiri. Dilihat dari jenis barang dagang 3 orang menjual busana dan aksesoris, 2 orang menjual makanan, 1 orang menjual perlengkapan olahraga dan sisanya adalah penjual alas kaki dan tas. dari segi omset penjualan diketahui 3 orang dengan omset antara 20-30 juta per bulan, 2 orang dengan omset 5-10 juta per bulan dan sisanya omsetnya adalah antara 1-5 juta per bulan. Sedangkan 5 orang pedagang adalah pengusaha baru sisanya adalah merupakan cabang dari usaha lama dan investasi. Dari data kuisioner pedagang , gambar 6., yang diperoleh untuk kuadran I adalah subvariabel Lokasi PPST mudah dijangkau(1), Lokasi PPST dilewati alat transportasi/angkutan umum(2), Lokasi PPST bebas dari banjir (4), Adanya jaringan listrik, telepon dan air bersih (6), Adanya papan informasi di lokasi (11), Lingkungan PPST aman dan tertib(12) dan adanya petugas keamanan (13). Kuadran II tidak ada . Kuadran III yaitu Lokasi PPST dekat dengan terminal angkutan(3) ,ada fasilitas tempat parkir khusus bongkar muat barang (7), ada fasilitas gudang penyimpanan barang (8), Tata letak ruang PPST baik (10) dan harga sewa ruang kios sesuai dengan kondisi kios (tidak mahal) (14) dan Sistem pembayaran sewa yang berlaku tidak memberatkan penyewa (15) Sedangkan yang termasuk dalam kuadran IV adalah kondisi bangunan dalam keadaan baik/tidak rusak (5), ukuran ruang kios memadai untuk berdagang (9).
Manajemen Proyek Konstruksi
5.PEMBAHASAN Dari hasil kuisioner yang diperoleh tersebut gambar 7 dan 8., bisa menggambarkan kondisi pelayanan yang ada di PPST secara keseluruhan dan bisa menggambarkan faktorfaktor yang mempengaruhi turunnya tingkat hunian kios. Berdasarkan analisis persepsi dan kepentingan. Dari data yang ada maka yang perlu diperhatikan adalah kuadran IV, dimana tingkat kepentingan yang diinginkan dari pelanggan baik pengunjung maupun pedagang tinggi sementara kepuasan yang diperoleh masih dibawah keinginan. Untuk persepsi dan kepentingan pengunjung yang masuk di kuadran IV adalah Sistem penerangan ruangan, Tata udara dalam lingkungan, kelengkapan jenis barang dan tingkat harga barang yang masih tinggi. Sistem penerangan meskipun nampaknya hal yang sepele ternyata menjadi faktor yang diperhatikan oleh pengunjung terutama untuk mengetahui kondisi detail dari barang yang akan dibeli baik bentuk, warna maupun kualitasnya. Dengan lokasi yang cukup luas, terletak di pinggir jalan raya dan ruang hijau yang kurang membuat pengunjung merasa kurang nyaman karena kondisi yang cukup panas. Selain itu juga yang menurut pengunjung kurang adalah kebersihan lingkungan, hal tersebut akan mengurangi kenyamanan pengunjung dalam berbelanja. Meskipun sudah ada iuran kebersihan dari para pedagang yang ada. Dengan semakin sedikitnya jumlah kios yang buka maka semakin sedikit pula pilihan barang yang ditawarkan pada pengunjung demikian juga dengan masalah harga, dengan banyaknya pesaing tingkat harga yang ditawarkan oleh pedagang menjadi tidak terjangkau oleh pengunjung. Sedangkan untuk pedagang Kondisi bangunan yang kurang baik dan Ukuran ruang kios yang kurang memadai. Dengan umur gedung yang relatif baru semestinya menjadi nilai lebih tapi E-77
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW) Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752
jika perawatan yang kurang bisa mengakibatkan ketidaknyamanan dari pedagan selain itu juga ukuran kios yang terbatas menjadikan kemampuan untuk menampung barang berkurang dan bisa menurunkan omset penjualan. 5. KESIMPULAN Secara keseluruhan hasil yang diperolah dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor faktor yang berpengaruh dalam penurunan tingkat hunian kios yang ada di PPST adalah : kondisi bangunan kios yang kurang baik, ukuran kios yang kecil, kondisi lingkungan yang cukup panas, kebersihan yang kurang, sistem penerangan kurang baik, Barang-barang yang dijual kurang lengkap jenisnya, harga barang lebih mahal dibandingkan di tempat lain
of The Academy of Marketing Science, Vol. 22 No. 4. [5]. Pardede, Parulian, (2007), Analisa Kesenjangan Antara Harapan dengan Persepsi Pedagang dan Pengunjung Terhadap Pasar Tradisional Youtefa Kota Jayapura, Tesis Magister Teknik ITS, Surabaya [6]. Riduwan (2004), Metode dan Teknik Menyusun Tesis. CV Alfabeta, Bandung. [7].Supranto, J (2001), Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Rineka Cipta, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA [1].Keputusan Bupati Mojokerto No 188.45/35/HK/416-012/2011 (2011) tentang Panitia Pelaksana Kegiatan Operasionalisasi Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan. [2].Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan(1998),Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang LembagaLembaga Usaha Perdagangan Perkulakan. [3]. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan nomor 53/MDAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, Jakarta [4].Baker, Grewal and Parasuraman, (1994), The Influence of Store Environment on Quality Interfaces and Store Image, Journal Manajemen Proyek Konstruksi
E-78
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW) Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752
1.Variabel Lokasi 2.Variabel Ambient 3.Variabel Sosial 4.Variabel Produk 5.Variabel Harga 6. Variabel Fasilitas 7. Variabel Pelayanan
Keputusan untuk menyewa ruang dan memilih pasar
Penilaian dan Image Konsumen Terhadap Pasar
Gambar 1. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen dalam menyewa ruang dan memilih pasar.
K E P E N Y T I N G A N Rendah
( IV ) Prioritas Utama
(I) Pertahankan
( III ) Prioritas Rendah
( II ) Berlebihan
X Persepsi
Tinggi
Gambar 4. Kuadran Persepsi dan Kepentingan
Sangat tidak baik
Tidak baik
1
Cukup baik
2
Baik
Sangat baik
4
5
3
Baik
Gambar 2. Bobot tingkat persepsi PedagangPengunjung Sangat tidak penting
1
Tidak penting
2
Cukup penting
3
Penting
4
Sangat penting
5
Gambar 5. Kuadran Persepsi dan Kepentingan Pengunjung PPST
Penting
Gambar
3. Bobot tingkat kepentingan Pedagang-Pengunjung
Manajemen Proyek Konstruksi
E-79
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW) Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN 2301-6752
Kuadran 1
Kuadran 2
1.Lokasi PPST mudah dijangkau 2. Lokasi PPST dilewati alat transportasi/angkutan umum 4. Lokasi PPST bebas dari banjir 6. Adanya jaringan listrik,
telepon dan air bersih 11. Adanya papan informasi di lokasi 12. Lingkungan PPST aman dan tertib 13. Ada petugas keamanan Kuadran 3
Gambar 6. Kuadran Persepsi dan Kepentingan Pedagang PPST Kuadran 1 2. Lokasi PPST dilewati alat transportasi/angkutan umum 4. Lokasi PPST bebas dari banjir 5. Tempat parkir kendaraan pribadi di PPST luas 10. Tata letak ruang di kios baik 12. Barang-barang yang dijual lengkap jenisnya 13. Harga barang di PPST lebih murah dibandingkan di tempat lain
Kuadran 2 1.Lokasi PPST mudah dijangkau
3. Lokasi PPST dekat dengan
5. Kondisi
terminal angkutan 7. Ada fasilitas tempat parkir khusus bongkar muat barang 8. Ada fasilitas gudang penyimpanan barang 10. Tata letak ruang PPST baik 14. Harga sewa ruang kios sesuai dengan kondisi kios (tidak mahal) 15. Sistem pembayaran sewa yang berlaku tidak memberaktkan penyewa
bangunan dalam keadaan baik/tidak rusak 9. Ukuran ruang kios memadai untuk berdagang
Gambar 8. Sub Variabel Persepsi dan Harapan Pedagang PPST
Kuadran 3 3. Lokasi PPST dekat dengan terminal angkutan 9. Papan informasi / petunjuk banyak tersedia
Kuadran 4
Kuadran 4 6. Sistem penerangan di PPST baik (sudah memadai). 7. Tata udara dalam PPST cukup baik (tidak panas, lembab, atau bau) 8. Kebersihan di PPST baik. 11. Barang-barang yang dijual lengkap jenisnya
Gambar 7. Sub Variabel Persepsi dan Harapan pengunjung PPST
Manajemen Proyek Konstruksi
E-80