STRATEGI MENULIS ARTIKEL LAYAK JUAL BAGI PUSTAKAWAN 1 Oleh: Moh. Mursyid2 Pendahuluan Hingga kini, kegiatan menulis seakan belum mendarahdaging di kalangan pustakawan. Gerakan budaya baca yang selama ini digembar-gemborkan nyatanya tidak diikuti dengan adanya budaya menulis. Sejatinya, dengan membaca seorang pustakawan menjadi orang yang mewarisi ilmu pengetahuan, sementara dengan menulis seorang pustakawan menjadi orang yang mewariskan ilmu pengetahuan kepada generasi mendatang. Harus disadari bersama bahwa kemampuan menulis adalah sebuah kemampuan yang harus terus diasah. Semua orang bisa menjadi penulis. Kuncinya hanya satu, yaitu harus dipaksa menulis, apapun hasilnya. Mohammad Fauzil Adhim pernah mengatakan bahwa “Tak ada resep yang lebih baik untuk menjadi penulis, kecuali dengan menulis sekarang juga!”. Minimnya pustakawan yang menulis menjadi permasalahan yang menarik untuk dicermati bersama. Banyak pustakawan yang terjebak ke dalam rutinitas pelayanan di perpustakaan, akhirnya kegiatan menulis pun tidak tersentuh sama sekali. Jangankan untuk menulis, untuk membaca buku saja terkadang sudah merasa tidak mempunyai cukup waktu. Kondisi ini diperparah dengan adanya pustakawan yang minim kemampuan dalam menulis. Dalam hal ide, mereka sebenarnya mempunyai sebuah ide dan gagasan namun tidak tahu bagaimana mengungkapkan dan menuangkannya ke dalam sebuah tulisan. Terlepas dari itu, dalam ragam jenis karya tulis dikenal istilah karya tulis ilmiah dan karya tulis ilmiah populer. Kedua jenis karya tulis tersebut mempunyai kegunannya masingmasing. Misalnya, karya tulis ilmiah digunakaan pada saat penilitian dan biasanya dimuat di dalam jurnal. Sementara karya tulis ilmiah populer biasanya digunakan untuk menulis artikel untuk media massa dengan menggunakan bahasa yang populer di kalangan masyarakat. Dalam konteks kepustakawanan, kedua jenis karya tulis tersebut mutlak dikuasi oleh pustakawan. Di era digital seperti sekarang ini, pustakawan tidak hanya dituntut untuk bisa menghasilkan karya tulis ilmiah berupa hasil penilitian yang kemudian dimuat di dalam jurnal ilmiah, tetapi juga karya tulis ilmiah populer yang diperuntukkan di media massa. Dari kedua jenis karya tulis tersebut, karya tulis ilmiah populer adalah jenis karya tulis yang jumlahnya masih sangat sedikiti di kalangan pustakawan. Sebagai salah satu contoh, jika kita melihat artikel di surat kabar, jumlah artikel yang ditulis oleh pustakawan masih sangat sedikit dibandingkan dengan profesi lainnya, misalnya guru, ekonom, dan lainnya. Hal ini tentu mejadi bisa menjadi salah satu indikator seberapa sedikitnya pustakawan yang mau dan mampu menulis. Padahal, kalau dilihat lebih jauh, media massa mempunyai kekuatan yang luar biasa dalam mempengaruhi opini publik. Terkait dengan hal tersebut, tulisan ini diarahkan untuk menjelaskan bagaimana penulisan karya tulis ilmiah populer dan bagaimana teknik membuat artikel yang layak jual, serta bagaimana cara mengirimkannya ke media massa. Pembahasan 1. Artikel Ilmiah Populer Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikel diartikan sebagai karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya. 1
Disampaikan dalam kegiatan Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Pustakawan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada 29-30 Juli 2015 2 Pustakawan di Perpustakaan Emha Ainun Nadjib & Perpustakaan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Disperindagkop DIY; Tim Kreatif TBM Cakruk Pintar dan Penulis di Media Massa
1
Sementara kata populer diartikan; 1) dikenal dan disukai orang banyak (umum); 2) sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya, mudah dipahami orang banyak. Dari sini, secera sederhana dapat kita ketahui bahwa artikel populer adalah karya tulis yang ditulis bahasa umum yang mudah dipahami oleh banyak orang (semiformal). Tidak jarang dalam artikel populer ini dibumbui dengan opini penulis sehingga menjadi subyektif. Sebelum mendefinisikan artikel ilmiah populer, Soesono dalam Sukino (2011: 178179) terlebih dahulu membedakan konsep umum tentang artikel ilmiah, artikel ilmiah populer, dan artikel populer. Adapun artikel ilmiah adalah model artikel yang mensyaratkan adanya obyektivitas dan kedalaman pembahasan, dukungan informasi yang relevan, dan biasa diharapkan menjelaskan “mengapa” atau “bagaimana” suatu perkara itu terjadi, selain itu bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa baku. Sementara artikel ilmiah populer merupakan model penulisan yang berada di tengah-tengah antara artikel ilmiah dan artikel populer. Model ini cenderung memadukan penulisan populer can ilmiah. Istilah ini mengacu pada tulisan yang bersifat ilmiah, namun disajikan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti, bahasa yang digunakan lebih mudah dipahami oleh pembaca. Sedangkan artikel populer adalah tulisan yang lebih bersifat menghibur, tulisan ringan, dan bahasa yang digunakan juga cenderung bebas. Sukino (2011: 180) menambahkan bahwa artikel ilmiah populer umumnya ditulis untuk memenuhi kebutuhan pembaca akan informasi mengenai pemikiran maupun kebijakan yang berkaitan dengan peristiwa sosial yang aktual. Aspek-aspek yang ditulis dalam artikel ilmiah populer sangat beragam, seperti masalah pendidikan, budaya, pertanian, dan aspekaspek lain. Tulisan model ini akan lebih tepat dipublikasikan melalui media publik yang umum, seperti surat kabar. Artinya, sasaran pembaca adalah masyarakat umum yang biasanya memiliki karakter dan tingkat pendidikan serta minat yang beragam. Adapun karakteristik artikel ilmiah populer menurut Pri Hantoro (2008) sebagai berikut: a. Tujuan menulis tulisan ilmiah populer sekadar memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan informasi atau wawasan penulisnya dan selanjutnya (lazimnya diharapkan) sebagai bahan wacana atau diskursus tentang topik itu bagi pembacanya. b. Materinya tidak selalu harus berdasarkan pada fakta-fakta empirik (penelitian), boleh juga dari hasil pengamatan atau perenungan (refleksi) c. Pembahasan dan analisis tidak perlu terlalu mendalam dan rinci, namun logika serta sistematika pemikiran harus tetap diperhatikan, agar pembaca dapat menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan. d. Pembahasan dan analisisnya sedapat mungkin menggunakan kata-kata, istilah-istilah atau kalimat yang mudah dicerna dan sudah populer di masyarakat. Semua itu tidak harus secara ketat mengikuti “aturan main” penggunaan tata bahasa yang berlaku di dunia akademik. 2. Menulis Arikel a. Tahapan Menulis Secara umum, tahapan menulis terdiri dari pemilihan tema/topik, pengembangan tema, pembuatan kerangkat outline, penulisan, dan editing. Meski demikian, semua tahapan tersebut dapat diperinci menjadi 3 (tiga) jenis tahapan, yaitu pre-writing, writing, dan post writing (Bramma Aji Putra, 2011: 32). Pertama, pre-writing. Yang dimaksud pre-writing di sini adalah sejumlah persiapan yang penulis lakukan sebelum menulis. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam prewriting adalah:
2
1. Banyak membaca. Membaca merupakan aspek terpenting dalam aktivitas tulismenulis. Dengan membaca, seorang penulis akan lebih mudah mendapatkan ide dan inspirasi untuk menulis. 2. Siapkan alat untuk mencatat. Alat untuk mencatat sangat dibutuhkan untuk mencatat ide-ide dalam menulis. Pasalnya, ide tersebut dapat muncul di mana saja dan kapan saja, sementara ingatan kita terbatas untuk mengingat sesuatu. Untuk itu, alat untuk mencatat dapat membantu kita dalam menulis. Ada beberapa alat yang digunakan, mulai dari kertas dan bolpoint maupun teknologi gadget yang sudah maju. 3. Tentukan Tema. Secara umum, tema dalam artikel populer ditentukan berdasarkan konteks kekinian atau peristiwa yang sedang terjadi pasa saat ini dan juga gagasan baru. 4. Ketahui segmen pembaca. Seorang penulis yang sudah terbiasa menulis di media massa akan mengetahui siapa pembaca dari tulisan tersebut. Dengan mengetahui segmen pembacanya, seorang penulis dapat menentukan bahasa serta idiom-idiom yang digunakan. Kedua, writing. Setelah melewati tahapan pre-writing, proses selanjutnya adalah writing dimana menjadi kegiatan pokok dalam menulis (take action). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Membuat outline tulisan. Outline tulisan ini biasanya berisi ide-ide pokok yang akan ditulis. Outline ini akan membantu kita dalam menjaga alur tulisan agar tetap berada di dalam koridor sesuai dengan ide awal. Dengan outline ini pula akan membantu kita agar tulisan lebih runtut. Outline ini berguna bagi kita yang sedang memulai atau belajar menulis, namun bagi mereka yang sudah terbiasa menulis, biasanya tanpa outline pun tulisannya akan tetap mengalir dengan sendirinya. 2. Membuat paragraf pertama begitu menggoda. Paragraf pertama biasanya berisi pengantar (lead). Pengantar dalam sebuah artikel populer harus dibuat sedemikian menarik. Tujuannya adalah untuk memancing pembaca penasaran dengan paragraf selanjutnya. Dalam membuat pengantar ini ada beberapa jenis yang digunakan, mulai dari kutipan, kontras, deskriptif, dan lainnya. 3. Mengembangkan Tulisan. Setelah kita selesai membuat paragraf pertama, maka proses selanjutnya adalah mengembangkan tulisan. Dalam mengembangkan tulisan ini, ide atau gagasan pribadi sebagai penulis dapat dimasukkan sebagai kritikan ataupun masukan yang membangun. Kalaupun di kemudian hari terjadi pro-kontra, hal tersebut wajar karena sebuah gagasan pasti ada yang setuju dan tidak. 4. Menutup sebuah tulisan. Menutup sebuah tulisan hampir sama sulitnya dengan mengawalinya. Cara yang mudah dalam menutup sebuah tulisan adalah dengan mengembalikan tulisan tersebut sesuai ide yang tertuang dalam paragraf awal tulisan, atau bisa juga mengembalikan tulisan pada judul tulisan yang digunakan. Dengan demikian, tulisan seakan telah mencapai klimaks. Terkahir, post- writing. Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dalam penulisan artikel. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Membaca ulang. Membaca ulang merupakan langkah pertama yang harus dilakukan. Dengan membaca ulang, seorang penulis akan bisa merasakan apakah tulisan yang dibuat sesuai dengan keinginan atau belum. Selain itu, seorang penulis akan bisa menemukan kekurangan yang harus dilengkapi, ditambahi, bahkan bagian mana yang perlu dibuang. Termasuk sejumlah kesalahan elementer seperti tanda baca, titik, koma, pemenggalan kalimat, kesalahan huruf, dan sebagainya. 2. Menyematkan Judul. Khusus tulisan yang belum memiliki judul, setelah membaca tulisan berulang kali, tentu kita akan menemukan judul yang cocok. Tapi hal ini hanya 3
berlaku bagi tulisan yang belum mempunyai judul atau judulnya sudah ada tapi masih belum sreg dengan judul yang ada. 3. Minta bantuan orang lain membacanya. Ada banyak manfaat ketika orang lain membaca tulisan kita, seperti kesalahan tanda baca atau yang lainnya. Selain itu, dengan dengan minta bantuan orang lain membaca, kita bisa mendapatkan masukan, baik terkait ide maupun teknis penulisan. Tahapan Proses Menulis Langkah 1: Pre-Writing
Langkah 2: Writing
Langkah 3: Post- Writing
Langkah-langkah dalam Pendekatan proses • Banyak membaca • Siapkan alat untuk mencatat • Tentukan Tema • Ketahui segmen pembaca • Membuat outline tulisan • Membuat paragraf pertama yang begitu menggoda • Mengembangkan Tulisan • Menutup sebuah tulisan • Membaca ulang • Menyematkan judul • Minta Bantuan orang lain membacanya
b. Penyusunan Kerangka Artikel Kerangka artikel merupakan alat bantu bagi penulis untuk mempermudah dalam menyusun artikel secara runtut dari awal hingg akhir. Dalam kerangka artikel, ada beberapa komponen yang harus ada dalam sebuah artikel. Romli (2011) menyebutkan bahwa pada umumnya artikel terdiri dari: a. Judul (head). Dalam membuat artikel, judul menjadi salah satu bagian penting. Artikel harus ditulis dengan memikat dan menarik calon pembacanya. Tidak hanya itu, judul juga melukiskan secara singkat masalah yang sedang ditulis. b. Nama penulis (by line). Dalam penulisan artikel, nama penulis ditulis tepat di bawah judul artikel. c. Pendahuluan (lead). Pendahuluan dalam sebuah artikel hendaknya memunculkan sebuah masalah atau pertanyaan yang menjadikan pembaca tertarik untuk melanjutkan mambaca dari awal sampai akhir tulisan. d. Isi (body). Isi di sini berisi tulisan atau uraian atas jawaban permasalahan yang muncul di dalam lead. Di dalam body ini bisa juga terdiri dari sub-subjudul. e. Penutup (clossing).penutup ini berisi kesipulan, ajakan untuk berbuat sesuatu, harapan, dan juga pertanyaan tanpa jawaban. Berikut ini gambarannya: Judul (head) Melukiskan dengan singkat masalah yang sedang ditulis Nama Penulis (by line) Berisi nama lengkap atau nama pena Pendahuluan (lead) Rumusan persoalan dalam artikel yang mencerminkan isi. Memunculkan sebuah masalah atau pertanyaan yang menjadikan pembaca tertarik Isi (body) Uraian atas jawaban permasalahan yang muncul di dalam pendahuluan (head). Deskripsi pokok pikirian Pikiran pendukung Solusi Penutup (clossing) Penjelasan singkat, jelas, dan tegas berisi kesimpulan, ajakan untuk berbuat, harapan, dan pertanyaan tanpa jawaban. 4
3. Mengenal Media Massa Sebelum mengirim tulisan media massa, salah satu hal yang harus dilakukan adalah mengenali media massa yang menjadi tujuan pengiriman tulisan. Ibarat ingin melamar atau meminang seseorang, tentu terlebih dahulu harus mengetahui latar belakang keluarga dan bagaimana karakteristiknya. Demikian halnya jika seorang penulis ingin menulis ke media massa harus mengetahui media massa tersebut. Ada beberapa hal yang harus diketahui seseorang terkait media massa, yaitu: 1. Jenis kolom/ rubrik yang disediakan Setiap media massa mempunyai jenis kolom/ rubrik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Misalnya untuk SKH Kedaultan Rakyat ada beberapa kolom yang disediakan untuk umum, yaitu: 1) Opini; 2) Suara Mahasiswa; 3) Suara Guru; 4) Rubrik Digital; 5) Cerpen; 6) resensi; 7) Esai Budaya; 8) Peduli Pendidikan; 9) Puisi; dan 10) suara pembaca. Setiap media massa memiliki nama yang berbeda untuk masing-masing kolom. Misalnya, untuk kolom Opini, SKH Kedaulatan rakyat menggunakan istilah “Opini”, Suara merdeka menggunakan istilah “Wacana”, Merapi menggunakan istilah “Ngudarasa”, Koran Jakarta menggunakan istilah “Gagasan”, dan lainnya. Demikian halnya untuk menyebut kolom resensi, ada yang menggunakan istilah “pustaka”, “di balik buku”, “ruang putih”, “rak”, dan lainnya. Karena ada beragam jenis kolom inilah kemudian menjadi sebuah keniscayaan bagi setiap penulis untuk mengenali jenis-jenis kolom sehingga dapat mengarahkan tulisannya agar tepat sasaran dan tidak salah kolom. 2. Mengetahui hari pemuatan kolom yang dituju Mengetahui hari pemuatan/ hari tayang kolom yang dituju juga menjadi bagian penting dalam menulis di media massa. Pasalnya, tidak semua media massa memberikan informasi kepada penulis bahwa tulisan/ artikelnya akan dimuat pada hari dan tanggal berapa, sehingga penulis harus secara berkala mengecek untuk mengetahui apakah tulisan yang dikirim dimuat atau tidak. Setiap kolom mempunyai hari tayang yang berbeda di setiap media massa. Misalnya, untuk kolom opini biasanya tayang setiap hari kecuali hari Minggu, kolom resensi, puisi, dan esai budaya biasanya hanya tayang pada hari Minggu. Kolom Suara Mahasiswa dan Suara Guru biasanya tayang ada hari Selasa, dan seterusnya. 3. Ketersediaan akses e-paper Jika kita ingin mengirim artikel ke media massa yang berada di luar daerah, misalnya luar Jawa, maka yang harus pertama kali dicari tahu adalah apakah ada akses e-paper untuk media massa yang kita tuju. Hal ini penting, selain untuk mengenali detail kolom-kolom yang ingin kita tuju, juga untuk mengecek jika ada tulisan kita yang dimuat di media tersebut. Hingga kini, sudah banyak media massa yang menyediakan akses e-paper, mulai yang gratis hingga yang berbayar. Salah satu yang gratis adalah Republika, Media Indonesia untuk media nasional, dan SKH Kedaulatan Rakyat, Suara Merdeka, Joglo Semar, Tribun Jogja, dan seterusnya untuk media lokal. Dengan adanya akses e-paper ini pula kita tidak harus membeli versi cetaknya. Cukup dengan berbekal smarthphone atau laptop yang didukung dengan akses internet, kita sudah bisa membaca beragam jenis media massa yang ada di Indonesia. a. Tips Mengirim Artikel di Media Massa Berdasarkan pengalaman penulis, ada beberapahal yang harus diperhatikan dalam menulis artikel di media massa, yaitu: 1. Artikel merupakan tulisan sendiri dan bukan hasil plagiat 5
2. Artikel yang dikirimkan belum pernah dimuat di media lain 3. Panjang artikel untuk opini antara 4000-7500 karakter (setiap media massa berbeda jumlah karakternya) 4. Judul memikat 5. Pemilihan tema artikel harus aktual dan update 6. Artikel ditulis dengan menggunakan bahasa jurnalistik 7. Ada nilai atau gagasan baru dalam artikel 8. Artikel disertai dengan data-data, misalnya statistik dan hasil survei lembaga tertetu 9. Banyak media massa menerima artikel yang sifatnya momentum. Misalnya Hari kartini, Hari Pendidikan Nasional, Hari Anak, dan hari-hari penting lainnya. Dalam membuat artikel, seorang penulis harus tahu media massa mana dan rubrik apa yang ingin dituju. Jika sudah mengetahui rubrik apa yang dituju. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengirim artikel ke media massa: 1. Alamat email media massa untuk rubrik tertentu. Pada beberapa media, setiap rubrik mempunyai email masing-masing. Untuk itu, penulis harus mengetahui hal tersebut. Caranya tidak lain adalah dengan membaca dan mencari tahu media massa tersebut. 2. Buatlah surat atau kalimat pengantar untuk redaktur media massa (contoh terlampir). 3. Catatlah hari tayang rubrik yang dituju agar mudah dalam mengecek jika artikel tersebut dimuat 4. Sertakan CV singkat yang menyertakan nomor HP dan nomor rekening. 5. Sertakan foto diri pose close up dan sertakan identitas diri (KTP/ SIM/ KTM) b. Mengapa Tulisan Tidak Dimuat? Jika kita sudah mencoba mengirim tulisan tapi belum dapat menembus media massa, jangan bersedih dan berkecil hati. Ditolak bukanlah sebuah kegagalan yang harus disesali. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa tulisan kita ditolak, yaitu: 1. Jumlah karakter tulisan terlalu panjang atau bisa jadi kurang panjang sesuai dengan kriteria 2. Tidak se-visi, misi, dan karakternya. Terkadang koran tertentu pro terhadap suatu pemerintahan, tetapi ada juga yang kontra. Sehingga perbedaan ideologi antara penulis dan media massa kerap menjadikan tulisan tersebut tidak dimuat 3. Tema yang ditulis sudah agak basi dan tidak update lagi 4. Ditemui banyak kesalahan dasar dalam penulisan, misalnya ejaan yang kurang tepat, rangkaian antar kalimat tidak saling berhubungan (melompat-lompat), ungkapan susah dipahami oleh masyarakat umum dan tidak sesuai EYD 5. Tulisan tidak menawarkan solusi 6. Kesalahan dalam pengiriman, misalnya CV atau foto tidak sesuai dengan permintaan redaktur. Jika yang terjadi demikian, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu: 1. Baca ulang artikel tersebut dan lakukan perbaikan. Ubah judul menjadi lebih menarik dan sesuaikan jumlah karakternya. 2. Mencari media massa lain yang katergorinya lebih mudah. Misalnya jika ditolak di media nasional, maka kirimkanlah ke media lokal. Ataupun sebaliknya. Harus diketahui bersama bahwa setiap tulisan mempunyai nasibnya masing-masing. Salah seorang teman penulis bercerita bahwa ia pernah mengirimkan tulisan di media lokal yang honornya 200.000-, akan tetapi tidak dimuat. Akhirnya ia 6
mencoba mengirimkan ulang ke media nasional Kompas dan justru dimuat dengan honor tulisan sekitar 1 juta rupiah. 3. Jika sudah dikirim ke kolom opini tapi masih belum dimuat, maka seyogianya tidak segan untuk mengirim ke suara pembaca. Meskipun kolom suara pembaca tidak tidak disedikan honor, minimal ide dan gagasan yang kita tulisa masih tetap tersampaikan kepada publik. 4. Perpustakaan dalam Kaca Mata Media Massa Hemat penulis, tema terkait perpustakaan masih belum begitu dilirik oleh redaktur media massa. Jika dilihat secara seksama, tema-tema terkait politik, hukum, dan pendidikan jauh lebih sering mendominasi di media massa. Sementara isu terkait perkembangan perpustakaan masih sedikit media yang menganggkatnya karena dianggap kurang populer. Oleh karena itu, untuk menulis tema terkait perpustakaan di media massa dibutuhkan kejelian dan kepekaan dari penulisnya. Untuk menulis dengan tema besar ‘perpustakaan’ sangatlah sulit karena dianggap kurang populer. Kalau pun menulis dengan tema besar “perpustakaan” maka harus diarahkan ke kolom/ rubrik tentang pendidikan, misalnya Suara Guru. Jika tidak, solusi lain bagi penulis adalah menganggkat isu-isu populer dan kemudian mengaitkannya dengan perpustakaan. Dalam beberapa hal, penulis mengaitkan isu perpustaaan dengan peringatan hari-hari penting. Misalnya Hari Kartini, Hari Sumpah Pemuda, wafatnya Soekarno, Hari Pendidikan, dan lainnya. Dengan mengangkat isu populer dan memasukkan ‘bumbu’ perpustakaan di dalamnya, menjadikan tulisan/ artikel kita lebih mudah diterima di media massa. Penutup "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." (Pramoedya Ananta Toer). Dari sini dapat diketahui bahwa sepintar apapun seorang pustakawan, akan tetapi ia tidak menuis maka ia akan hilang dari pusaran sejarah. Selain itu, melalui tulisan di media massa menjadi sarana efektif untuk mempengaruhi opini masyarakat terkait perpustakaan. Banyak keuntungan yang diperoleh dari media massa, mulai dari ide yang tersalurkan, honorarium, dan juga popularitas. Hanya saja, menulis di media massa butuh ketekunan dan kepekaan penulisnya. Meski demikian, sebagai seorang pustakawan kemampuan menulis menjadi sebuah keniscayaan. Tanpa menulis, pustakawan hanya bisa berlari dengan kakinya tetapi tidak bisa terbang. Tentu kiprah pustakawan akan jauh terlihat dan terasa di masyarakat jika seorang pustakawan mau menulis, lebih-lebih menulis di media massa.[]
7
Daftar Pustaka: Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Putra, Bramma Aji. 2011. Menembus Koran: Cara Jitu Menulis Artikel Layak Jual. Yogyakarta: Leutika Pri Hantoro, “Tulisan Populer dan Artikel Ilmiah” Disampaikan dalam Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Romli, “Arti kel Ilmiah Populer” disampaikan dalam workshop di Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian MMTC Yogyakarta, 10 – 14 Mei 2011 Sukino. 2011. Menulis itu Mudah: Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal. Yogyakarta: Pustaka Populer LkiS Yogayakarta
8
Lampiran: Contoh pengantar dalam mengirimkan artikel Kepada Yth, Redaktur Rubrik Opini SKH Kedaulatan Rakyat Di Yogyakarta Assalamu’alaikum wr.wb Pada tanggal 17 Mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional (HBN). Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengirimkan artikel yang berjudul “Buku dan Masa Depan Bangsa” ke rubrik Opini SKH Kedaultan Rakyat. Artikel tersebut berisi tentang gagasan tentang kegemaran membaca buku di Indonesia yang belum menjadi sebuah kebutuhan di masyarakat meskipun akses buku sudah lebih mudah. Fenomena ini berbanding terbalik dengan potret negara maju. Di negara maju, kegiatan membaca sudah menjadi sebuah kebutuhan masyarakat, kapan pun dan di mana pun. Tidak heran jika kemudian ada yang mengungkapkan bahwa salah satu syarat negara yang maju adalah adanya masyarakat pembelajar dan gemar membaca. Selanjutnya, untuk proses penyuntingan kami serahkan sepenuhnya kepada pihak redaksi. Demikian artikel ini kami kirimkan, semoga ide dan gagasan dalam artikel tersebut dapat diterima dan dimuat. Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih. Yogyakarta, 22 Mei 2014 Moh. Mursyid (Pustakawan Perpustakaan Emha Ainun Nadjib, Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) Berikut ini adalah artikel lengkapnya: Buku dan Masa Depan Bangsa Oleh: Moh. Mursyid “BUKU adalah peluru untuk dijadikan senjata melawan kehidupan, apalagi di zaman globalisasi sekarang ini. Senjata utama untuk berperang adalah ilmu. Dan ilmu itu bisa diperoleh dengan membaca” (Dauzan Farook). Sebuah ungkapan yang singkat dan sarat akan makna tentang pentingnya buku. Bulan Mei dikenal sebagai bulan buku. Pasalnya terdapat hari penting di bulan Mei, yaitu pada tanggal 17 Mei yang diperingati sebagai Hari Buku Nasional dan Hari Jadi Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Hari Buku Nasional pertama kali dicanangkan pada tahun 1980 yang bertepatan dengan Hari Jadi Perpusnas yang kali pertama diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Daoed Joesoef. Hari Buku Nasional muncul atas ide dari masyarakat perbukuan guna memacu minat baca masyarakat Indonesia, sekaligus menaikkan penjualan buku di Indonesia. Akhir-akhir ini, Indonesia dihadapkan dengan berbagai masalah. Mulai dari masalah korupsi, munculnya komplotan teroris, hingga gonjang-ganjing ujian nasional(UN) yang bermasalah. Tentunya semua itu merupakan salah satu bentuk dari kekerdilan moral dan intelektual negeri ini yang harus dihilangkan. Tidak dapat dimungkiri bahwa di era globalisasi, musuh utama Indonesia bukan lagi para penjajah yang dilengkapi dengan kendaraan perang dan segudang amunisi, melainkan kebodohan masyarakat. Jika kita merujuk apa yang dikatakan oleh Dauzan Farook, maka senjata untuk melawan kebodohan tersebut adalah buku. Selain senjata, buku juga dianggap sebagai jendela dunia
9
karena berbagai pengetahuan ada di dalamnaya. Dari buku, banyak para orang besar yang lahir, mulai dari para intelektual, pengusaha hingga presiden. Tentu kita ingat sosok Soekarno yang disebut sebagai Bapak proklamator sekaligus menjadi Bapak Bangsa (Founding Fathers) yang banyak berperan dalam proses kemerdekaan RI, banyak pemikiran-pemikirannya yang lahir dari membaca buku. Di antara buku yang mempengaruhi pemikiran Soekarno adalah karya karya Sun Yat Senyang berjudul San Min ChuI, serta buku-buku karya Karl Marx dan Thomas Jefferson. Selain Itu, ia juga membaca buku tentang teori-teori Perang Pasifik yang berjudul Seapower in The pacific karya seorang ahli maritim berkebangsaan Inggris, Hektor Baywater. Juga buku Geopolitik des Pazifischen Ozeans karya Karl Haushofer dari Universitas Munchen, Jerman. Sejarah pun menceritakan kepada kita bahwa pada zaman dahulu untuk menghancurkan peradaban suatu bangsa adalah dengan membumi hanguskan perpustakaan yang di dalamnya tersimpan khazanah kebudayaan bangsa. Namun di era sekarang jauh lebih berbahaya karena untuk menghancurkan peradaban suatu bangsa sudah tidak lagi dengan membumi hanguskan perpustakaan, melainkan dengan berbagai cara strategis yang lebih menarik dan halus agar masyarakat meninggalkan buku. Keberadaan teknologi dan televisi misalnya. Generasi sekarang rasanya lebih akrab dengan teknologi yang menyajikan berbagai permainan online yang terkadang kurang mendidik. Selain itu, tayangan televisi pun semakin beragam. Mulai dari pagi hingga malam tayangan anak-anak selalu ada. Akhirnya, anak-anak menjadi lebih akrab dengan game online dan tayangan televisi. Sementara membaca buku menjadi sebuah kegiatan yang berat, menjenuhkan dan kurang menarik. Tentunya bentuk penjajahan seperti di atas tidak bisa dibiarkan. Sebagaimana diungkapkan seorang cerpenis dan novelis Austria, Franz Kafka, bahwa buku harus menjadi kampak untuk menghancurkan lautan beku di dalam diri kita. Adapun lautan beku tersebut adalah kebodohan di dalam diri kita. Baik pemerintah maupun seluruh lapisan masyarakat harus saling bersinergi dalam mengupayakan kemudahan akses informasi, terutama buku, bagi setiap orang secara gratis dan humanis. Karena bagaimanapun, setiap orang mempunyai hak untuk tahu dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Sebagai sumber ilmu, buku tidak seharusnya dianggap sebagai barang yang mahal. Buku bisa diperoleh di perpustakaan dan fasilitas baca lain yang tersedia di setiap daerah tanpa harus membelinya. Dalam hal ini keberadaan perpustakaan dan fasilitas baca menjadi garda depan peradaban dan kemajuan bangsa. Karena di sana lah khazanah kebudayaan bangsa tersimpan dan dilestarikan. Buku adalah ibarat pedang, jika kita tidak melestarikan dan menggunakannya dengan baik, maka kita sendiri yang akan terkena sayatannya, yaitu menjadi korban penjajahan karena kebodohan. Semoga dengan adanya upaya di atas, kita dan bangsa ini mampu tumbuh dan berkembang menjadi bangsa yang maju dan bermoral tinggi. Semoga![]. Profil Penulis: Moh. Mursyid, SIP; Lahir di Pati, 12 Oktober 1990. Pustakawan Perpustakaan Emha Ainun Nadjib; sedang menempuh Program Pascasarjana (S2) di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, konsentrasi Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Beberapa tulisannya pernah dimuat dalam buku antologi The Key Word: Perpustakaan di Mata Masyarakat (2011), The Founding Fathers of Nahdlatoel Oelama’: Rekaman Biografi 23 Tokoh Pendiri NU (2014) Bunga Rampai Membangun Perpustakaan Ideal (2014), Gerakan Literasi Mencerdaskan Negeri” (2014), TBM di PKBM: Model dan Strategi Pengembangannya (2014), Pustakawan dan Media Massa: dari Interaksi ke Dokumentasi (2015), dan Pendidikan yang Menyenangkan: Guru, Sekolah, dan Perpustakaan (2015). Selain menulis buku, beberapa tulisannya pernah menghiasi beberapa suarat kabar: Koran SINDO, Harian Bernas Jogja, SKH Kedaulatan Rakyat, Harian Umum Galamedia, Koran Suara Merdeka, Harian Metro Riau, Harian SatelitPost, Harian Bangka Pos, Suara Karya, Tribun Jabar, Solo Pos, Koran Madura, Jawa Pos,dan Koran Republika. Juga di media online; Okezone.com dan NU Online, WAWASANews dan Rimanews. Domisili: Brajan Rt.06 No.23A, Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta. Bank Mandiri No. Rek: 900-00-0620257-7 a/n: Moh. Mursyid Telp/ email: 085 641 522 841/
[email protected]
10
Tanggal Penting Selama 1 Tahun Januari 01 Tahun Baru Masehi 01 Hari Pedamaian Dunia 03 HUT Departemen Agama 05 HUT Korps Wanita Angkatan Darat 10 HUT Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 25 Hari Gizi dan Makanan 26 HUT Maskapai Penerbangan Garuda 29 Hari Meninggal Jenderal Besar Soedirman 31 Hari Lahir nahdatul Ulama
Maret 01 Hari Kehakiman Nasional 01 Hari Peringatan Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta 06 Hari Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) 08 Hari Wanita/Perempuan Internasional 09 Hari Musik Nasional 10 Hari Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) 11 Hari Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) 14 Hari meninggal Bung Hatta (1980) 14 Hari Lahir Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) 18 Hari Arsitektur Nasional 22 Hari air sedunia 23 Hari Meteorologi Sedunia 24 Hari Peringatan Bandung Lautan Api 27 Hari Klub Wanita Internasional (bahasa Inggris: Women International Club Day - WIC) 30 Hari Film Nasional
Mei 01 Hari Peringatan Pembebasan Irian Barat 01 Hari Buruh Sedunia 02 Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas 05 Hari Lembaga Sosial Desa (LSD) 08 Hari lahir Henry Dunant - bapak Palang Merah Sedunia 11 Hari POM – TNI 17 Hari Buku Nasional 19 Hari Korps Cacat Veteran Indonesia 20 Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 21 Hari Peringatan Reformasi 27 Gempa Bumi di Yogyakarta (2006) 31 Hari Anti Tembakau Internasional
Juli 01 Hari Bhayangkara 01 Hari Anak Indonesia 05 Hari Bank Indonesia 12 Hari Koperasi 22 Hari Kejaksaan
Februari 05 HUT Pimpinan Mahasiswa Islam (HMI) 09 Hari Pers Nasional 09 HUT Kavaleri 09 Hari Pemberantasan Sarang Nyamuk 13 Hari Persatuan Farmasi Indonesia 14 Hari Peringatan Pembela Tanah Air (PETA) 14 Valentine’s Day 22 HUT Istiqlal 22 Hari Meninggal Kuntowijoyo (2005) 28 Hari Gizi Nasional
April 01 HUTBank Dunia 06 Hari Nelayan Nasional 07 Hari Kesehatan Internasional 09 Hari Penerbangan Nasional 09 Hari TNI Angkatan Udara 15 Hari Zeni TNI Angkatan Darat 16 Hari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) 18 Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika 19 Hari Pertahanan Sipil (Hansip) 21 Hari Kartini 22 Hari Bumi 23 Hari Buku Internasional 24 Hari Angkutan Nasional 24 Hari Solidaritas Asia-Afrika 27 Hari Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Indonesia
Juni 01 Hari Lahir Pancasila 01 Hari Anak-anak Sedunia 03 Hari Pasar Modal Indonesia 05 Hari Lingkungan Hidup Sedunia 21 Juni Hari Meninggal Bung Karno (1970) 24 Hari Bidan Nasional 26 Hari Anti Narkoba Sedunia 29 Hari Keluarga Berencana (KB) Nasional
Agustus 05 Hari Dharma Wanita Nasional 06 Hari Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki 08 Hari ASEAN 10 Hari Veteran Nasional 12 Hari Wanita TNI Angkatan Udara (Wara)
11
23 Hari Anak Nasional 23 Hari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) 25 Hari Meninggal KH. Hasyim Asy’ari (Pendiri NU) (1947) 29 Hari Bhakti TNI Angkatan Udara
13 Hari Peringatan Pangkalan Brandan Lautan Api 14 Hari Pramuka 17 Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 18 Hari Konstitusi Republik Indonesia 19 Hari Departemen Luar Negeri Indonesia 21 Hari Maritim Nasional 24 Hari Televisi Republik Indonesia (TVRI) 28 Hari Kereta Api 29 Hari Meninggalnya Nurcholis Majid (Cak Nur) (2005)
September 01 Hari Polisi Wanita (Polwan) 08 Hari Aksara 08 Hari Pamong Praja 11 HUT Radio Republik Indonesia (RRI) 17 Hari Perhubungan Nasional 24 Hari Tani 29 Hari Sarjana Nasional 30 Hari Peringatan Gerakan 30 September 1965
Oktober 01 Hari Kesaktian Pancasila 05 Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI) 07 Hari Jadi Kota Yogyakarta 09 Hari Surat Menyurat Internasional 14 Hari Pangan Internasional 15 Hari Hak Asasi Binatang 16 Hari Parlemen Indonesia 24 Hari Ikatan Dokter Nasional Indonesia 24 Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 27 Hari Blogger Nasional 28 Hari Sumpah Pemuda 30 Hari Keuangan Desember 01 Hari AIDS Sedunia 03 Hari Difabel Internasional 09 Hari Armada RI 10 Hari Hak Asasi Manusia (HAM) 12 Hari Transmigrasi 15 Hari Infanteri 19 Hari Trikora 22 Hari Ibu 22 Hari Sosial 25 Hari Natal 26 Hari Peristiwa gempa dan tsunami di Naggroe Aceh Darussalam (NAD) 30 Hari Satpam
November 03 Hari Kerohanian 10 Hari Pahlawan 12 Hari Kesehatan Nasional 14 Hari Brigade Mobil (BRIMOB) 18 Hari Lahir Persyarikatan Muhammadiyah 21 Hari Pohon 22 Hari Perhubungan Darat 25 Hari Guru 25 Hari Anti Kekerasan Perempuan
12