STRATEGI KOMUNIKASI EMHA AINUN NADJIB DALAM MENYAMPAIKAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM PADA JAMA’AH MAIYAH DI KASIHAN BANTUL
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Disusun oleh : Mohammad Yogi Yuniardi 09730049
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015
SIIRAT PERFTTATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama Mahasiswa
Mohammad Yogi Yuniardi
Nomor Induk
49730049
Prograrn Studi
Ilmu Komunikasi
Konsentrasi
Advertising
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi saya ini tidak terdapat karya yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan skripsi saya ini adalah hasil karya/penelitian sendiri dan bukan plagiasi da..i kary alpenelitian orang lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya agar dapat diketahui oleh anggota dewan penguji.
Yogyakarta, 13 Januari 20i5
NIM,09730049
,,, lrrr:
{ffi$% tJ'*i{::f l,is"1T{;i
T0vRheinlandirl
Ei17
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJACA PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIOM 08722728ax.519571. YOGYAKARTA Jl. Marsda Adisucipto Telp. (027a)585300
CENT tso 9001
5528L
NOTA DINAS PEMBIMBING urN.O2lKP 073/ PP. 09100912014 Hal Kepada Ytn. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN SunanKalijaga Di Yogyakarta A
ss
al amual aikum. Wr' Wb.
seperlunya' maka selaku Setelah memeriksa, mengarahkan, dan mengadakan perbaikan pembimbing saya menyatakan bahwa skripsi saudari: Nama
Mohammad Yogi Yuniardi
Nim
09130049
Prodi Judul
Ilmu Komunikasi
STRATEGI KOMUNIKASI EMHA AINUN NADJIB DALAM MENYAMPAIKAN NILAI. NILAI AGAMA ISLAM PADA JAMA'AH MAIYAH DI KASIHAN BANTUL
UIN Sunan Kalijaga Telah dapat diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora gelar sarjana strata satu Ilmu Yogyakarta untuk memenuhi sebagaian syarat memperoleh Komunikasi. Harapan saya semoga saudara tersebut segera dipanggil untuk mempertanggung jawabkan skripsinya dalam sidang munaqosyah Demikian atas perhatiannya diucapkan terimakasih' W as s al amual aikum Wr. Wb
Yogyakarta, 1 9 Januari 2015
NIP':
19760626 200901 1 010
0193.f
10 Februari 2015
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk : Almamater FISHUM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Ayah dan Ibu tercinta Kakak, Adik serta teman-teman yang saya sayangi
vi
0193.f
10 Februari 2015
MOTTO
Di sisi keinginanmu terdapat keinginan Allah atas hidupmu. Cara menempuh kehidupan yang terbaik adalah mengkerjasamakan antara keduanya. (Emha Ainun Najib)
v
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang seperti saat ini. Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang Strategi Komunikasi Emha Ainun Nadjib dalam Menyampaikan Nilai-Nilai Agama Islam pada Jamaah Maiyah di Kasihan Bantul Jogjakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Dudung Abdurahman, M. Hum Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2. Drs. Bono Setyo, M.Si selaku ketua program studi Ilmu Komunikasi 3. Drs. Siantari rihartono, M.Si selaku sekretaris program Ilmu Komunikasi 4. Bapak Alip Kunandar S.sos., M.Si selaku pembimbing skripsi, terima kasih telah membimbing dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga terselesainya skripsi ini. 5. Ibu Yani Tri Wijayanti, S.Sos. M.Si selaku dosen pempimbing akademik
vii
6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 7. Bapak Ismarwanto, Ibu Noor Awaliyati selaku keluarga penulis, terima kasih telah memberikan doa, motivasi dan dukungan kepada penulis berupa moril maupun materil. 8. Florencia Irena, seseorang yang menjadi motivasi dan sahabat bagi penulis dalam kehidupan dan dalam pengerjaan skripsi ini khususnya. 9. Temen-temen Collorfull (Ikom B) yang selama ini telah memberikan inspirasi serta pelajaran tentang perbedaan dan kebersamaan. 10. Mas Helmi, Mas Yudis, Ibu Nadlrotussariroh, Mbak Ririn dan Seluruh jajaran manajemen Progress dan perpustakaan EAN yang telah meringankan dan membantu dalam terlaksananya penelitian skripsi ini. 11. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebubtkan satu per satu. Kepada semua pihak tersebut semoga amal baik yang telah diberikan dapat diterima di sisi Allah, dan mendapat limpahan rahmat dari-Nya , amin.
Yogyakarta, 13 Januari 2015 Penyusun,
Mohammad Yogi Yuniardi NIM, 09730049 viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.........................................................................
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN............................................
ii
NOTA DINAS PEMBIMBING.......................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................
iv
MOTTO............................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................
vi
KATA PENGANTAR....................................................................
vii
DAFTAR ISI..................................................................................
x
ABSTRACT.....................................................................................
xi
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................
1
A. Latar belakang masalah......................................................
1
B. Rumusan Masalah..............................................................
6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.......................................
6
D. Kajian Pustaka...................................................................
7
E. Kerangka Teoritik..............................................................
9
1. Pengertian Komunikasi...............................................
9
2. Unsur Komunikasi......................................................
10
3. Strategi Komunikasi...................................................
11
4. Nilai-Nilai Agama Islam...........................................
18
F. Metode Penelitian............................................................
20
1. Obyek Penelitian........................................................
20
2. Subyek Penelitian.......................................................
21
3. Metode Pengumpulan Data.......................................
21
4. Metode Analisis Data................................................
22
5. Metode Keabsahan Data...........................................
23
BAB II. GAMBARAN UMUM................................................
25
A. Biografi Emha Ainun Nadjib..........................................
25
B. Jamaah Maiyah...............................................................
38
C. Karya-Karya Emha Ainun Nadjib..................................
49
BAB III. PEMBAHASAN........................................................
53
A. Strategi Komunikasi........................................................
53
B. Nilai-Nilai Agama Islam.................................................
80
BAB IV. PENUTUP.................................................................
84
Abstract The communication strategy is a combination of all the elements of the communication from the communicator , message , channel , receiver samapai the effect ( effect ) that is designed to achieve optimal communication . The communication strategy is not uncommon dilakukakn by the management to obtain the optimal goal of the communication process . but the communication strategies used by management to each other on the management of a program of course is different and it depends on what is actually the purpose of the communication process . In a study titled " Communication Strategy Delivering Emha Ainun Najib in Islamic Religious Values in Jamaat Maiyah " refers to the determination stage theory of communication strategy : (1 ) establish a communicator, ( 2 ) set a target and audience needs analysis, ( 3 ) compose a message, ( 4 ) select media and communication channels, ( 5 ) a media production, ( 6 ) the initial test communication material ( 7 ) dissemination of communication media , ( 8 ) effects of communication, ( 9 ) the mobilization of influential groups, ( 10 ) the preparation of plans budget , ( 11 ) the preparation of a schedule of activities , ( 12 ) evaluation , ( 13 ) communication audit . This study used a qualitative research method that is collecting data through in-depth interviews and documentation . From these data it can be concluded that the communication strategies used in the event held management and also Cak Nun is a communication strategy that departs from the concept of togetherness and brotherhood Maiyah . Which means that in the event that took place in the communication process emphasizes principles of unity and brotherhood , with it , the management and Cak Nun itself does not have any interest other than to add fraternity . In addition, in support of flying hours experience and owned by Cak Nun as well as in preparing dismpaikan message to the congregation . But from the management itself is also there are several steps that had been prepared in advance as well as set communicator appear , scheduling activities , media production , evaluation and teamwork Keywords : Communication Strategies , Cak Nun , Jamaah Maiyah
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk ke dalam salah satu negara yang mempunyai penduduk mayoritas beragama Islam. Menurut hasil sensus tahun 2010, 87,18% dari 237.641.326 penduduk indonesia adalah pemeluk Islam (www.bps.go.id). Agama islam mulai masuk di Indonesia pada abad ke 7 atau 8 M dan mengalami perkembangannya pada abad ke 13 M melalui pedagang, mubaligh/ulama, kerajaan, bangsawan dan para wali. Selain bermula dari kerajaan-kerajaan islam, khususnya di pulau Jawa agama Islam masuk di Indonesia melalui pendekatan-pendekatan sosial budaya yang di lakukan oleh para wali yaitu Wali Songo. Dengan pendekatanpendekatan tersebut Islam menjadi agama yang cenderung lebih mudah untuk dipelajari. Para wali selalu mendahulukan aspek keteladanan pada umat, memberikan nasehat dalam bahasa santun dan sejuk, dan bila memang diperlukan sebuah diskusi atau perdebatan, walisongo membingkai diskusi itu dalam suasana yang ahsan. Berdebat bukan untuk saling menjatuhkan dan pamer kepandaian, tetapi untuk menunjukkan kebenaran yang nyata. (www.catatanpakguru.blogdetik.com)
1
Sebagaimana dalam Al-Quran Surat An-Nahl 125:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl [16]:125) Penyebaran agama islam yang dilakukan oleh Wali Songo yakni melaui metode-metode dakwah. Salah satu metode yang dilakukan oleh Wali Songo dalam menyampaikan agama islam yakni dengan metode kesenian.Seperti halnya yang dilakukan oleh Sunan Muria
metode kesenian yg digunakan
adalah dengan menciptakan lagu-lagu Jawa-Islam, dan beberapa wali juga menciptakan tembang-tembang, dan syair lagu-lagu gamelan yang berisi tentang ajaran tauhid dan peribadatan. Melalui metode yang dilakukan oleh Wali Songo tersebut pesan yang diharapkan bisa sampai kepada para jama’ahnya. Namun penerima pesan juga memiliki kontrol yang berbeda terhadap berbagai bentuk pesan yang diterimanya. Melihat perkembangan zaman pada saat ini, cara dakwah senantiasa harus di sesuaikan dengan perkembangan masyarakat sekarang. Melalui acara 2
pengajian merupakan suatu bentuk kegiatan dakwah yang dilakukan ulama pada saat ini. Dengan berkembangnya zaman, metode dakwah yang dilakukan ulama pada masa sekarang ini cenderung terbuka. Oleh karena itu adanya acara-acara dakwah seperti pengajian sangatlah penting bagi seseorang yang ingin memahami tentang agama Islam. Karena berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat saat ini juga menyangkut norma agama. Melihat bergesernya zaman, kemudian metode yang dilakukan oleh Wali Songo terdahulu mulai berkurang digunakan oleh para ulama saat ini. Namun di sisi lain masih ada beberapa ulama yang masih menggunakan metode dakwah seperti yang dilakukan oleh Wali Songo tersebut. Salah satu tokoh ataupun ulama yang masih menggunakan metode kesenian sebagai perantara dakwahnya ialah Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun. Nama Emha Ainun Najib merupakan tokoh intetelektual yang mengusung napas Islami yang sudah cukup terkenal di sebagian pulau Jawa. Beberapa agenda rutin bulanan yang sudah berjalan sampai saat ini ialah acara Mocopat Syafaat di Yogyakarta, Padhangmbulan di Jombang, Gambang Syafaat di Semarang, Bangbang Wetan di Surabaya, Paparandang Ate di Mandar, Maiyah Baradah di Sidoarjo. Dengan menggunakan metode kesenian berupa gamelan sebagai perantara dakwahnya, kegiatan yang dilakukan oleh Cak Nun tersebut sudah berjalan kurang lebih selama 10 tahun. Persamaan yang nampak antara dakwah yang dilakukakn Wali Songo dengan Cak Nun yakni sama-sama menggunakan
3
metode kesenian sebagai perantara dakwahnya. Dengan tidak jarang Cak Nun melantunkan lagu seperti yang juga dilantunkan Wali Songo seperti Tombo Ati ataupun Lir-ilir menjadi salah satu bentuk perantara dakwah yang dilakukannya. Tidak jarang juga makna yang terkandung dalam lagu tersebut menjadi bahasan dalam setiap acaranya. Awalnya kegiatan ini hanyalah sederhana yakni saat selesai shalat maghrib para jama’ah yang sengaja datang ke rumahnya berkumpul dan melakukan bacaan shalawat sembari menunggu waktu isya’ tiba. Pada saat itu tahun 1990-an jama’ah yang datang pun tidak sebanyak saat ini yakni kurang lebih 10 jama’ah. Setelah selesai bershalawat, kemudian para jama’ah melakukan diskusi dengan duduk melingkar bersama Cak Nun. Dalam kegiatan itu para jama’ah melakukan tanya jawab kepadanya.(caknun.com) Dari itulah kemudian berkembang kegiatan yang dilakukan oleh Cak Nun dengan adanya grup musik gamelan Kiai Kanjeng yang melantunkan pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW (shalawat) dengan dikemas menjadi musik modern seperti saat ini. Dengan adanya hal tersebut, jama’ah Cak Nun pada saat ini sudah sangat meluas hingga ke negara tetangga. Jama’ah tersebut tertarik kemudian bersama-sama menyaksikan acara pengajiannya. Untuk orang-orang yang menghadiri acara pengajian itu, Cak Nun menyebutnya dengan Jama’ah Maiyah. Untuk Maiyah itu sendiri mempunyai arti yakni kebersamaan. Jadi pada saat Cak Nun menyampaikan suatu materi ataupun tema yang akan
4
diangkat dalam pengajian tersebut selalu ada jama’ah yang hadir bersamanya sehingga Cak Nun menyebutnya Jama’ah Maiyah dan bukan jama’ah lainnya. Jadi Jamaah Maiyah adalah sebutan dari Cak Nun untuk seseorang yang hadir dalam pengajiannya. Penyebutan itu tidak lantas mempunyai maksud membentuk kelompok yang negatif, tetapi untuk lebih menyatukan niat ketika seseorang datang pada pengajian yang di gelar oleh manajemen Cak Nun. Dalam menyampaiakan pesan dakwahnya Emha Ainun Nadjib bukanlah seseorang yang sendirian melakukan kegiatan dakwahnya, tetapi Cak Nun mempunyai tim atapun manajemen yang mengatur jadwal di setiap acaranya. Meskipun demikian Cak Nun tetap menjadi poin penting di dalam tim atau manajemennya, seperti halnya sebuah Brand dalam dunia periklanan, Cak Nun lah yang menjadi daya tarik tersendiri dalam setiap acara yang digelar manajemennya. Untuk mempertahankan suatu kegiatan yang sudah mempunyai antusiasme jama’ah seperti saat ini perlu adanya suatu perencanaan ataupun strategi komunikasi untuk kemudian dikemas dan disampikan oleh para jama’ah tersebut sehingga antusiasme para jama’ah bisa dipertahankan dan berkembang. Melihat adanya hal tersebut maka peneliti perlu untuk meneliti bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Emha Ainun Najib sehingga jama’ah tersebut bisa meluas dan bertahan sampai saat ini.
5
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan ,dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah strategi komunikasi yang dilakukan oleh Emha Ainun Najib dalam menyampaikan nilai-nilai agama pada jama’ah Maiyah ? “
C. Tujuan Penelitian Dengan adanya penelitian ini tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu Mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan oleh Emha Ainun Najib dalam menyampaikan nilai-nilai agama pada Jama’ah Maiyah.
D. Kegunaan Penelitian 1. Secara praktis: a. Bagi peneliti Skripsi ini berguna bagi peneliti sendiri sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana, juga akan menambah wawasan peneliti dalam ilmu komunikasi. b. Bagi UIN Sunan Kalijaga Skripsi ini akan menjadi salah satu dokumentasi dan masukan bagi UIN Sunan Kalinjaga di masa yang akan datang. c. Bagi masyarakat
6
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang strategi komunikasi yang dilakukan oleh Emha Ainun Najib dalam menyampaikan nilainilai agama pada jama’ah maiyah. 2. Secara Akademis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada pengembangan penelitian di bidang disiplin Ilmu Komunikasi.
E. Kajian Pustaka Penelitian mengenai strategi komunikasi Emha Ainun Najib dalam menyampaikan nilai-nilai agama pada Jama’ah Maiyah belum pernah dilakukan. Namun ada beberapa penelitian yang hampir mirip dengan penelitian ini. Penelitian yang dilakukakan oleh Aden Hasan Solehudin dengan judul skripsi, Strategi Komunikasi Dakwah Program Tausiyah Udara Radio Republik Indonesia 91,1 MHz Yogyakarta Dalam Menyampaikan Pesan Dakwah. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah terdiri dari kepala seksi program satu, bagian program acara, penyiar, penceramah dan pendengar Tausiyah Udara. Berbeda dengan penelitian ini yaitu penulis hanya menjadikan Emha Ainun Nadjib sebagai penceramah beserta Tim yang menyusun strategi komunikasi sebagai subyek penelitian, sehingga hasil wawancara yang diperoleh dalam penelitian ini nantinya lebih fokus pada strategi komunikasi yang digunakan oleh Emha Ainun Nadjib tersebut. perbedaan dalam penelitian ini yakni pada penyusunan strategi komunikasi
7
personal dan strategi komunikasi program. Jika pada penelitian yang dilakukan oleh Aden ini lebih pada strategi komunikasi yang menjadi program sehingga yang dijadikan subyek penelitian terdiri dari beberapa bagian. Berbeda dengan apa yang penulis teliti ini hanya ada dua bagian yang menjadi subyek penelitian. Penelitian yang sejenis juga pernah ditulis oleh Aris Haimatul Safa’ati mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, skripsi tersebut berjudul Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Budaya Lokal (Studi Pemikiran Emha Ainun Nadjib). Penelitian ini lebih meneliti berdasarkan fenomena bahwa budaya lokal saat ini mulai terkikis eksitensinya dan esensinya mulai meluntur dengan masuknya budaya asing, berebeda dengan penelitian ini, penulis lebih memfokuskan tentang bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Emha Ainun Nadjib dalam menyampaikan nilai-nilai agama islam. Persamaan dalam penelitian ini adalah pada subyek penelitiannya yakni Emha Ainun Nadjib. Hampir sama dengan penelitian tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Humam Binnuroini mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam skripsinya yang berjudul Nilai-Nilai Agama Dalam Kegiatan Mocopat Syafaat Emha Ainun Nadjib dan Relevansinya Dengan Pendidikan Agama Islam, sama-sama merupakan penelitian kualitatif, tetapi penelitian yang dilakukan oleh Humam tersebut lebih fokus mendiskripsikan tentang nilai-nilai agama yang terkandung dalam kegiatan Mocopat Syafaat serta menjelaskan bagaimana relevansi nilai-nilai agama yang terkandung
8
dalam kegiatan tersebut, sedangkan penulis lebih meneliti tentang bagaimana strategi komunikasi Emha dalam menyampaikan nilai-nilai agama islam. F. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Komunikasi Secara etimologi, kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, dari kata communis yang berarti sama, yaitu sama makna mengenai suatu hal (Uchjana, 1993 : 4). Komunikasi hanya akan berlangsung jika ada kesamaan makna, jadi dalam komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna antara komunikator dengan komunikan. Dikaitkan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informative, yakni orang lain mengerti dan yahu, tetapi juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain (Uchjana, 2006: 9). Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang salah, definisi harus dilihat dari kemanfaatan untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasi. Bisa saja definisi dinilai terlalu sempit, atau sebaliknya, dinilai terlalu luas. Meskipun demikian, sebagaimana yang dikemukakan oleh Deddy Mulyana, menurut John R. Weburg dan william W. Wilmot, setidaknya ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi dan komunikasi sebagai transaksi (Mulyana, 2005 : 61)
9
2. Unsur Komunikasi Berdasarkan paradigma Harold Laswell, jawaban untuk menjawab pertanyaan komunikasi adalah Who Say What in Wich Channel to Whom With What Effect (Uchjana, 2006: 10). Dalam menjelaskan komunikasi dapat diturunkan lima unsur komunikasi, yaitu: a. Komunikator (communicator, source, sender) Pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Pihak di sini dapat berupa individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau suatu negara. b. Pesan (message) Apa yang dikomunikasikan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau non verbal. c. Media (channel, saluran) Alat
atau
wahana
yang
digunakan
komunikator
untuk
menyampaikan pesannya kepada penerima. d. Komunikan (penerima, receiver, recepient) Komunikan merupakan orang yang menerima pesan dari komunikator. e. Efek (effect,impact) Dampak sebagai pengaruh dari pesan (Mulyana, 2005: 62).
10
3. Strategi komunikasi Dalam menangani masalah komunikasi, para perencana dihadapkan pada sejumlah persoalan, teritama dalam kaitannya dengan strategi penggunaan sumber daya komunikasi yang tersedia untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Rogers (1982) memberi batasan pengertian strategi komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru. Seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton (1980) membuat definisi dengan menyatakan “Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.”(Hafied, 2013 : 61) Adapun tahapan-tahapan dalam penetapan strategi komunikasi menurut Hafied Cangara (2013 : 107), yaitu : a. Menetapkan Komunikator Dalam berbagai kajian komunikasi, komunikator menjadi sumber dan kendali semua aktivitas komunikasi. Karena itu jika suatu proses komunikasi tidak berhasil dengan baik, maka kesalahan utama bersumber dari komunikator, karena komunikatorlah yang tidak memahami penyusunan pesan, memilih media yang tepat, dan mendekati khalayak yang menjadi target sasaran. Sebagai pelaku utama dalam aktivitas komunikasi, komunikator memegang peranan
11
yang sangat penting. Untuk itu seorang komunikator yang akan bertindak sebagai ujung tombok suatu program harus terampil berkomunikasi, kaya ide, serta penuh daya kreativitas (Hafied, 2013:108). Ada tiga syarat yang harus dipenuhi seorang komunikator, yakni: (1) tingkat kepercayaan orang lain kepada dirinya (kredibilitas), (2) daya tarik (attractive), dan (3) kekuatan (power). Kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh seorang komunikator sehingga bisa diterima oleh target sasaran. b. Menetapkan target sasaran dan analisis kebutuhan khalayak Dalam dunia bisni masyarkat biasanya diistilahkan dengan sebutan pasar, dalam studi komunikasi disebut khalayak (audience), sementara dalam dunia politik disebut publik. Memahami masyarakat, terutama yang akan menjadi target sasaran program komunikasi metupakan hal yang sangat penting, sebab semua aktivitas, komunikasi diarahkan kepada mereka. Merekalah yang menentukan berhasil tidaknya suatu program, sebab bagaimanapun besarnya biaya, waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk mempengaruhi mereka, namun jika mereka tidak tertarik pada program yang ditawarkan, maka kegiatan komunikasi yang dilakukan akan sia-sia. Untuk mengetahui dan memahami segmentasi masyarakat, para peneliti sering kali memulai dengan cara memetakan (scanning)
12
karakteristik masyarakat. Ada tiga cara yang digunakan untuk memetakan
karakteristik
masyarakat
menurut
Hafied
Cangara
(2013 : 110), yakni : 1) Aspek sosiodemografik, mencakup usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, tingkat pendapatan (income), agama, ideologi, etnis, termasuk pemilikan media. 2) Aspek profil psikologis, mencakup sikap yang tercermin dari kejiwaan masyarakat, misalnya temperamen, tenang, sabar, terbuka, emosional, tidak sabar, dendam, antipati, terus terang, tertutup, berani, penakut. 3) Aspek kerakteristik perilaku masyarakat, mencakup kebiasaankebiasaan yang dijalani dalam kehidupan suatu masyarakat. Misalnya agamis (religius), santun suka pesta dan mabukmabukan, suka menabung, suka protes, tenggang rasa (teposliro), pelit dan ekonomis (serba perhitungan), boros, suka menolong, solidaritas tinggi, individual, jujur, tanggung jawab. c. Menyusun Pesan Pesan adalah segala sesuatu yang disampaikan oleh seseorang dalam bentuk simbol yang dipersepsi dan diterima oleh khalayak dalam serangkaian makna. Untuk mengelola dan menyusun pesan yang mengena dan efektif perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu :
13
1) Harus menguasai lebih dahulu pesan yang disampaikan, termasuk struktur penyusunannya yang sistematis. 2) Mampu mengemukakan argumentasi secara logis. Untuk itu harus mempunyai alasan berupa fakta dan pendapat yang bisa mendukung materi yang disajikan 3) Memiliki kemampuan untuk membuat intonasi bahasa (vocal), serta gerakan-gerakan tubuh yang dapat menarik perhatian pendengar. 4) Memiliki kemampuan mebubui pesan berupa humor untuk menarik perhatian dan mengurangi rasa bosan pendengar (Hafied, 2013 : 120). d. Memilih media dan saluran komunikasi Memilih
media
komunikasi
harus
mempertimbangkan
karaknteristik isi dan tujuan isi pesan yang ingin disampaikan, dan jenis media yang dimiliki oleh khalayak. Isi pesan maksudnya ialah kemasan pesan yang ditujukan untuk masyarakat luas dan kemasan pesan untuk komuniltas tertentu. Untuk masyarakat luas, pesan sebaiknya disalurkan melalui media massa misalnya surat kabar atau televisi, dan untuk komunitas tertentu digunakan media selebaran atau saluran komunikasi kelompok. Pengetahuan tentang pemilikan media di kalangan masyarakat harus diketahui lebih dahulu berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan. Hal ini penting untuk menghindari pemborosan biaya, waktu, dan tenaga.
14
e. Produksi Media Setelah menetapkan media mana yang akan digunakan dalam kampanye, maka tiba saatnya kita memproduksi media. Memproduksi media sangat tergantung tipe atau bentuk media mana yang akan dibuat, sebab memproduksi media cetak sangat beda dengan memproduksi media elektronik, demikian juga media luar ruang dan media format kecil (Hafied, 2013 : 134). Dengan memproduksi media tersebut nantinya acara yang yang secara rutin digelar bisa mengena lebih tepat sasaran kepada audien. f. Uji awal Materi Komunikasi Sebelum melakukan suatu kegiatan komunikasi, seorang perencana ataupun tim perencana kegiatan komunikasi perlu adanya menguji materi komunikasi yang akan dilaksanakan, Dengan melakukan uji awal materi komunikasi diharapkan bisa memperlancar berlangsungnya kegiatan komunikasi tersebut . g. Penyebarluasan media komunikasi Penyebarluasan media sangat menentukan keberhasilan suatu program, sebab jika tidak selain akan membuang waktu dan tenaga juga bisa menjadi pemborosan dari segi uang. Penyebaran media pada prinsipnya berbeda satu sama lain, tergantung dari sifat, karakteristik dan jangkauan media itu sendiri. Misalnya penyebaran media cetak tidak sama dengan penyebaran media elektronik, demikian juga
15
penyebaran media elektronik tidak sama dengan media luar ruang (outdoor media) dan media format kecil. h. Efek Komunikasi Semua program komunikasi yang dilakukan mempunyai tujuan, yakni mempengaruhi target sasaran. Pengaruh atau efek ialah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan (Stuart dan Jamias dalam Cangara, 2007) (Hafied, 2013 : 140). i. Memobilisasi Kelompok Berpengaruh Dalam berbagai program komunikasi, apakah itu penyadaran masyarakat, pemasaran, promosi, kampanye politik, selain dilakukan dalam bentuk media maka mobilisasi massa juga perlu dilakukan. Mobilisasi dilakukan dengan menggerakkan masyarakat untuk bisa mengerti,
memahami,
dan
menerima
program-program
yang
ditawarkan. Untuk menggerakan atau memobilisasi masyarakat tentu tidak mudah, apalagi dalam situasi reformasi di mana orang merasa sudah tidak terlalu tergantung pada orang lain. Sikap individualisme dan kapitalisme lebih menonjol ketimbang solidaritas kelompok. j. Penyusunan Rencana Anggaran Belanja (RAB) Mengenai besarnya belanja media pada prinsipnya tergantung target sasaran. Tidak ada patokan yang resmi, sebab tidak ada gunanya mengeluarkan dana untuk beriklan di televisi jika sasaran target khalayak tidak terjangkau oleh siaran televisi. Demikian pula untuk 16
beriklan di surat kabar jika target khalayaknya tidak dijangkau oleh sebaran surat kabar. k. Penyusunan Jadwal Kegiatan (time schedule) Menetapkan jadwal kegiatan (time schedule) untuk suatu program komunikasi harus memakai strategi, terutama untuk menghindari kegiatan yang memiliki gaung lebih besar pengaruhnya dari kegiatan yang akan kita lakukan. l. Tim Kerja Untuk melaksanan suatu program komunikasi diperlukan personil yang bisa memahami tugas-tugas komunikasi yang akan dilaksanakan. Tim kerja merupakan bagian penting dalam program komunikasi. Lancar dan tidaknya suatu program komunikasi yang dilaksanakan menjadi salah satu tanggung jawab yang harus dipikul oleh tim kerja. Oleh karena itu setiap orang dalam tim kerja tersebut harus melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik dan kemudian bisa dipadukan satu sama lain sehingga menjadi program komunikasi yang sukses. m. Evaluasi Evaluasi merupakan metode pengkajian dan penelitian keberhasilan kegiatan komunikasi yang telah dilakukan, dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai sebelumnya. Evaluasi dilakukan dalam rangka mengukur sejauh mana keberhasilan suatu program komunikasi (Hafied, 2013 : 149).
17
Dengan melakukan evaluasi ini nantinya acara yang dikemas secara rutin bisa mengalami peningkatan dan perkembangan yang lebih baik. Karena dalam suksesnya sebuah acara tentunya melalui proses perbaikan-perbaikan yang dialakukan dari hasil evaluasi tersebut. n. Audit Komunikasi Audit komunikasi adalah evaluasi yang dilakukan untuk melihat semua komponen yang mendukung berlangsungnya proses komunikasi mulai dari sumber, pesan, media atau saluran, penerima sampai efek yang ditimbulkan oleh aktivitas komunikasi tersebut (Hafied, 2013:150). Seperti halnya evalusi diatas bahwasanya audit komunikasi ini lebih mendalam lagi dan terperinci yakni dengan melihat keseluruhan komponen komunikasi yang sekiranya perlu untuk diperbaiki. 4. Nilai-Nilai Agama Islam Nilai agama dalam Islam adalah sebagai sistem yang sangat berhubungan dalam membentuk sistem norma dalam masyarakat. Menurut Jusuf A. Feisal (1995 : 230), nilai agama Islam meliputi tiga unsur pokok yaitu : a. Akidah atau norma keimanan seperti iman kepada Allah, malaikat, Al-qur’an, rasul, hari kiamat dan takdir. Keimanan kepada Allah adalah sebuah relasi vertikal antara manusia dan tuhan. Implementasi iman tersebut adalah dengan tauhid yang meliputi
18
makna kesendirian sesuatu dengan dzat, sifat, atau af al-nya, perbuatannya. Dan tidak adanya sesuatu yang menyerupainya dan menyertainya dalam kesendiriannya. b. Syariah yang mencakup norma ibadah, baik dalam arti khusus maupun dalam arti luas. Yang mencakup aspek-aspek sosial. Menurut terminologi syariah adalah aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Syariah mengatur hidup manusia sebagai individu, yaitu hamba Allah yang harus taat, tunduk, dan patuh kepada Allah. Ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada Allah dibuktikan dalam pelaksanaan ibadah yang tata caranya diatur sedemikian rupa oleh syariah Islam (Al-Mundziri, 2008 : xxiv). c. Akhlak atau norma tata krama hubungan sosial. Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukakn suatu perbuatan yang baik (Muda, 2006 : 45). Menurut Al-Ghazali, akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang lahir daripadanya perbuatan dengan mudah, tanpa proses pemikiran, pertimbangan, atau penelitian. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata al-khuluq, yang secara etimologis berarti tabiat, budi pekerti, kebikjaksanaan, keperwiraan, agama, dan kemarahan.
19
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam sehingga setiap aspek dari ajaran agama selalu beroriantasi pada pembentukan akhlak yang mulia, yang disebut al-akhlak alkarimah (Junaedi, 2009 : 2).
G. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penlitian ini adalah metode penelitian kualitatif yaitu suatu pendekatan yang berperspektif emik, yakni pendekatan penelitian yang perolehan datanya dalam bentuk narasi, cerita detail, ungkapan dan bahasa asli hasil konstruksi para responden atau informan, tanpa ada evaluasi dan interpretasi dari peneliti. Data dalam bentuk cerita detail hanya dapat diperoleh, karena teknik pengumpulan datanya adalah wawancara mendalam atau observasi, bukan kuisioner (Hamidi, 2010 : 15). Dengan demikian untuk mengetahui bagaimana stategi komunikasi yang dilakukakan oleh Emha Ainun Najib ,penulis memilih menggunakan jenis penelitian lapangan (field research). Karena untuk mengetahui bagaimana uraian kegiatan komunikasi yang dilakukakan oleh Emha Ainun Najib penulis menggunakan jenis penilitian tersebut. Dalam menyusun skripsi ini, penulis mencoba menempuh langkahlangkah sebagai berikut: 1. Objek Penelitian Sedangkan yang dimaksud objek penelitian adalah apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam hal ini, sesuatu yang
20
menjadi titik perhatian penelitian ini adalah strategi komunikasi yang digunakan oleh Emha Ainun Najib dalam menyampaikan nilai-nilai agama pada jama’ah maiyah. 2. Sbyek Penelitian Yang dimaksud dengan subyek penelitian adalah semua orang yang menjadi s;umber data informan, yang dapat memberikan keterangan mengenai masalah penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah Emha Ainun Najib dan Tim Manajemennya. 3. Metode Pengumpulan Data Data merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian, apapun penelitiannya data menjadi hal yang sangat dibututuhkan oleh seorang peneliti. Data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu metode pengumpulan data yang akan diolah dan dianalisis dengan suatu metode tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan suatu hal yang dapat menggambarkan atau mengindikasikan sesuatu. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data mengenai masalah strategi komunikasi Emha Ainun Najib dalam menyampaikan nilai-nilai agama pada jama’ah maiyah menggunakan cara sebagai berikut: a. Wawancara mendalam (indepth interview) Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan melakukan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subyek atau
21
sekelompok subyek penelitian untuk dijawab. Metode interview ini ditujukan kepada Emha Ainun Najib guna mencari informasi tentang bagaimana pelaksanaan strategi komunikasi yang dilakukan oleh beliau. b. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan oenulis menyelidiki benda-benda tertulis, peraturanperaturan, dan sebagainya yang merupakan pencatatan formal dengan bukti otentik. Dalam penelitian ini informasi yang digali dengan metode dokumentasi adalah proses penyampaian pesan yang terjadi antara Emha Ainun Najib pada jama’ah maiyah serta dokumen-dokumen lain yang mendukung hasil interview. 4. Metode Analisis Data Pada analisa data kualitatif kata-kata dibangun dari hasil wawancara atau pengamatan terhadap data yang dibutuhkan untuk dideskripsikan dan dirangkum. Adapun analisis dalam penelitian ini meliputi tiga alur kegiatan, yaitu: a. Reduksi data Reduksi
data
diartikan
sebagai
proses
pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Jadi inti
dari
reduksi
data
yaitu
proses
penggabungan
dan
22
penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. b. Penyajian data Penyajian yang dimaksudkan adalah menyederhanakan informasi yang kompleks kedalam kesatuan
bentuk yang
disederhanakan dan selektif atau konfigurasi yang mudah difahami. c. Penarikan kesimpulan Pada tahap ini ,penarikan kesimpulan didasarkan pada konsep dan data yang didapatkan dari lapangan. Data-data tersebut sebelumnya telah melalui proses verifikasi atau proses pembuktian kembali yang dimaksudkan untuk mencari pembenaran dan persetujuan sehingga validitas dapat tercapai. Sedangkan penilaian realibilitas dan validitas data peneliti menggunakan cara check list. 5. Metode keabsahan data Metode yang digunakan dalam pemeriksaan kabsahan data dalam penelitian ini adalah Triangulasi. Triangulasi adalah kombinasi yang beragam sumber data, tenaga peneliti, teori dan teknik metedologis dalam suatu penelitian atau gejala sosial. Triangulasi diperlukan karena setiap teknik memiliki keunggulan dan kelemahan sendiri. Dengan demikian triangulasi memungkinkan tangkapan realitas secara lebih valid (Pawito, 2007:97). Tehnik yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi data. Cara ini dilakukan dengan membandingkan derajat kepercayaan 23
suatu informan yang diperoleh. Menurut Pato (1987) salah satu cara yang dilakukan adalah dengan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.( www.ut.ac.id ) Triangulasi sumber data juga memberi kesempatan untuk dilakukannya hal-hal sebagai berikut: (1) penilaian hasil penelitian dilakukan oleh responden, (2) mengoreksi kekeliruan oleh sumber data,
(3)
menyediakan
memasukkan informan
tambahan
informasi
secara
sukarela,
dalam kancah penelitian. Menciptakan
kesempatan untuk mengikktisarkan sebagai langkah awal analisis data, (5)
menilai
kecukupan
menyeluruh
data
yang
dikumpulkan
(Moleong,2006: 335)
24
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan penelitian dan menganalisa strategi kamunikasi Emha Ainun Nadjib Dalam Menyampaikan Nilai-Nilai Agama Pada Jamaah Maiyah Di Kasihan Bantul melalui tahapan-tahapan strategi komunikasi yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa dalam tahapan-tahapan strategi komunikasi yang ada dalam buku Hafied Cangara tidak semuanya ada dalam proses komunikasi yang berlangsung di Kasihan Bantul. Ada tahapan-tahapan yang memang tidak digunakan oleh manajemen maupun Cak Nun karena adanya beberapa alasan. Secara keseluruhan prinsip yang dipakai oleh manajemen sendiri adalah berangkat dari konsep Maiyah yakni kebersamaan. Dengan adanya hal itu tahapan-tahapan strategi komunikasi yang sifatnya kaku cenderung tidak dilakukan oleh manajemen ataupun Cak Nun. Dengan mengedepankan prinsip kebersamaan dan persaudaraan, acara yang berlangsung di kasihan bantul menjadi lebih flexibel dan multiarah. Itu artinya jamaah yang hadir dalam acara tersebut tidak lantas hanya dari kalangan tertentu saja, tetapi dari berbagai kalangan. Karena pada dasarnya yang dibahas pada acara tersebut meliputi berbagai aspek dan persoalan. Bisa saja persoalan agama, politik, kebudayaan dan beberapa persoalan-persoalan lain yang spontan muncul dari jamaah pada saat dialog ataupun tanya jawab.
84
Selain adanya hal tersebut daya tarik tersendiri muncul dari jamaah karena adanya sisipan-sisipan sholawat ataupun lagu-lagu yang bernafaskan islami yang dibawakan oleh grup musik KiaiKanjeng. Bisa dikatakan grup musik KiaiKanjeng bukanlah seperti grup musik era saat ini, artinya grup musik ini mempunyai keunikakan tersendiri dengan mengkolaborasikan alat musik terdahulu yakni gamelan dengan alat-alat musik modern contohnya gitar bass dan drum. Kegiatan ini tidak mempunyai visi dan misi yang spesifik. Namun secara garis besar kegiatan ini didasari atas keinginan untuk berbuat baik dan berharap agar kegiatan tersebut bermanfaat bagi semua orang, khususnya umat islam. Nilai-nilai agama islam juga sebagai acuan meskipun pada pembahasannya ada nilai-nilai lain seperti nilai budaya dan saling menghargai satu sama lain. Oleh karena itu kegiatan ini menggiring kepada kebebasan berfikir dan berekspresi tanpa ikatan ataupun tekanan dari manapun. Dari segi pendanaan, terkesan menjauhi dari donatur karena hanya akan menggiring pada kepentingan pihak-pihak tertentu. Faktor-faktor demikianlah yang mendorong eksistensi mocopat syafaat sebagai lapangan berekspresi dan berkreasi dalam wacana yang ilmiah dan mendidik. Tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen dan Cak Nun pun tergolong sederhana yaitu untuk meneguhkan persaudaraan kemudian didalam persaudaraan itu akan tumbuh banyak hal yang lebih baik lagi. Karena memang pada awal berdirinya acara tersebut hanyalah semacam tadarus bersama dan kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama dengan
85
tidak didasari kepentingan apapun selain untuk mencari ridho dari Allah SWT. Bermula dari itulah kemudian yang mengikuti tadaraus pada waktu sehabis isya’ tersebut mulai banyak berdatangan dan membludak sampai saat ini. Dengan berprinsip persaudaraan dan kebersamaan itulah kemudian Cak Nun sebagai seorang yang menjadi poin penting tidak semata-mata menggurui dan di gurui, yakni bahwasanya semua yang hadir dalam acara ini adalah sama semua dan bebas untuk memberikan kompetensi keilmuannya kepada sesama jamaah yang hadir. Dalam hal ini nilai-nilai agama yang terkandung di dalam acara yang di gelar di Kasihan Bantul ini sangatlah banyak, namun dari proses diskusi dan berdialog saling tanya jawab tersebut kemudian Cak Nun sering sekali mengingatkan kepada jamaah bahwasanya pada intinya yaitu “apapun itu yang mendekatkan dirimu pada Allah berarti baik, dan juga sebaliknya apapun itu yang menjauhkan dirimu dengan allah itu buruk”. Selain itu Cak Nun juga sering menyampaikan bahwa “lakukanlah apa yang tidak dilarang dan jangan lakukan apa yang tidak diperintahkan”. Dengan poin-poin tersebut maka jamaah kemudian bisa berfikir lalu mencerna mengenai apa sebenarny itu Aqidah, Syariah, dan Akhlak. B. Saran-Saran Meskipun manusia diciptakan sebagai makhluk yang sempurna diantara makhluk-maklhuk Allah SWT lainnya, namun sesungguhnya apa yang dilakukan oleh manusia tentu memiliki kekurangan.
86
Seperti halnya dalam skripsi ini, setelah penulis melakukakan penelitian dan menganalisa Strategi Komunikasi Emha Ainun Nadjib Dalam Menyampaikan Nilai-Nilai Agama Islam Pada Jamaah Maiyah Di Kasihan Bantul sangatlah bagus dan menarik. Sebab pada prakteknya Cak Nun tidak hanya menyampaikan pesan-pesan agama layaknya pengajian pada umumnya, tetapi selain itu pesan yang disampaikan oleh Cak Nun berupa persoalan-persoalan real di masyarakat. Tetapi sangat bagus lagi dalam penyampaian pesan yang akan di bawakan oleh Cak Nun mempunyai fokus permasalahan tersendiri meskipun dalam prakteknya ada persoalan yang secara tuntas di kupas lebih dalam dengan menghadirkan komunikatorkomunikator yang berkompeten dalam persoalan itu.
C. Penutup Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi petunjuk, rahmat, nikmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Komunikasi Emha Ainun Nadjib Dalam Menyampaikan Nilai-Nilai Agama Islam Pada Jamaah Maiyah Di Kasihan Bantul” Oleh karena hal itu penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis buat masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangannya karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
87
DAFTAR PUSTAKA Buku Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan & Strategi Komunikasi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada Feisal, Jusuf A. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Gema Insani Ian L. Betts, Jalan Sunyi Emha (Jakarta: Penerbit buku Kompas, 2006) hlm 7 Jabrohim. Tahajud Cinta Emha Ainun Nadjib, sebuah kajian sosiologi sastra. Yogyakarta: diterbitkan bersama oleh pustaka pelajar dan PASS Universitas ahmad Dahlan, 2003 Mulyana, D. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosda Karya,1998 Moleong, Rexy J, 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosda. Nadjib, Emha Ainun. Seribu Masjid Satu Jumlahnya. Bandung: Mizan, 1990. _______________. Markesot Bertutur. Bandung: Mizan, 1993. _______________. Markesot Bertutur Lagi. Bandung: Mizan, 1994. _______________. Terus Mencoba Budaya Tanding. Yogyakarta: pustaka Pelajar, 1995. _______________. Surat Kepada Kanjeng Nabi. Cet. Ke-2. Bandung: Mizan, 1997. _______________. Indonesia Bagian Dari Desa Saya. Yogyakarta: SIPRESS, Cetakan IV, 1998. _______________. Kiai Bejo, Kiai Untung, Kiai Hoki. Jakarta: penerbit buku Kompas, 2007. _______________. Jejak Tinju Pak Kiai. Jakarta: penerbit Buku Kompas, 2008. Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta. LKIS Saputra, Prayogi R., Spiritual Journey, pemikiran dan permenungan Emha Ainun Nadjib, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2012.
Uchjana, E. Onong. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 Uchjana, E. Onong. Dinamika Komunikasi, cet. Ke-III, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993
Website www.caknun.com artikel ini diakses tanggal 19 April 2014, Pukul 11.00 www.bps.go.id artikel ini diakses tanggal 15 April 2014, Pukul 09.00 www.ut.ac.id artikel ini diakses tanggal 12 September 2014, Pukul 08.00 www.catatanpakguru.blogdetik.com artikel ini diakses tanggal 12 September 2014, Pukul 10.00 www.maiyah.org artikel ini diakses tanggal 16 November 2014, Pukul 10.00 www.merdeka.com artikel ini diakses tanggal 15 November 2014, Pukul 12.00 www.kiaikanjeng.com artikel ini diakses tanggal 20 Desember 2014, Pukul 15.00 www.bangbangwetan.com artikel ini diakses tanggal 21 Desember 2014, Pukul 09.00 Skripsi Safa’ati ,Aris Haimatul Fitri. 2014. Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Budaya Lokal (Studi Pemikiran Emha Ainun Nadjib). Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. Binnuraini, Humam. 2014. Nilai-nilai Agama Dalam Kegiatan Mocopat Syafaat Emha Ainun Nadjib Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. Aden, Hasan Solehudin. 2014. Strategi Komunikasi Dakwah Program Tausiyah Udara Radio Republik Indonesia 91,1 MHz Yogyakarta Dalam Menyampaikan Pesan Dakwah. Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga.