Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0156 pp. 82- 92
11 Pages
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 JULOK Kamaruddin1, Murniati AR2, Niswanto3 1)
2 , 3)
Magister Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Prodi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia
Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstract: The ability of a principal in leading a school is highly influential in increasing the motivation of teachers. The implementation of character education is a strategy to improve the quality of education. The purpose of this study was to determine the efforts made by the principal in the implementation of character education in state Senior High School 1 of Julok. This study used a qualitative approach with descriptive method. The data were collected through interviews, observation and documentation. Subjects of this study were principal, vice principal, board of teachers and the committee at Senior High School 1 of Julok. The result showed that the principal has also prepared a program to implement character education. The implementation of character education improvement program requires each subject to make learning material according to the latest curriculum ang adjust textbooks of study field. The abstacles faced by the principal in implementing the character education were as follows: teachers still used the old teaching methods, tools and media, and the teacher did not dare to express desires and weaknesses in learning. On way performed by the principal of Senior High School 1 of Julok to overcome these obstacles is to call a meeting with the board of teachers, hat is monthly meeting, annual or emergency meeting if it is needed. Keywords: Principal strategic, and character education Abstrak : Kemampuan kepala sekolah dalam memimpin sangat berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja guru. Implementasi pendidikan karakter merupakan suatu strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam implemetasi pendidikan karakter pada Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 1 Julok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriktif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Subjek penelitian adalah Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dewan guru dan Komite di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Julok. Hasil penelitian menunjukkan kepala sekolah telah menyususun program dalam mengimplementasi pendidikan karakter. Implementasi program peningkatan pendidikan karakter dengan cara mewajibkan setiap guru bidang studi untuk membuat perangkat pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang terbaru, menyesuaikan perkembangan buku pengangan guru bidang studi. Kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam mengimplementasi pendidikan karakter, masih ada guru yang menggunakan gaya lama dalam mengajar, baik dalam penggunaan metode, alat dan media. Juga guru tidak berani mengemukakan keinginan serta kekurangannya dalam pembelajaran. Salah satu cara yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Julok dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara mengadakan rapat dengan dewan guru, baik itu rapat bulanan, tahunan atau pun rapat mendadak jika diperlukan. Kata Kunci : Strategi Kepala Sekolah, dan Pendidikan Karakter
PENDAHULUAN Pendidikan karakter adalah suatu sistem
di sekolah semua komponen (takeholders) harus
dilibatkan,
termasuk
pendidikan
pengembangan nilai-nilai fitrah kepada warga
komponen
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
diantaranya meliputi isi kurikulum, proses
kesadaran dan kemauan serta tindakan untuk
pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan,
melaksanakannya. Dalam pendidikan karakter
pengelolaan
mata
itu
komponen-
pelajaran,
sendiri,
yang
pengelolaan
Volume 4, No. 1, Februari 2016
- 82
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sekolah, pelaksanaan aktivitas dan kegiatan non
efektif
kurikuler, pemberdayaan sarana dan prasarana,
masyarakat.
juga ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
serta
keterlibatan
Mutohar, bahwa
aspek
orang
(2013:204) yang
tua
dan
mengemukakan
sangat
penting
dari
Pembinaan karakter juga termasuk dalam
kreatifitas yang ada di sekolah adalah,”kepala
materi yang harus diajarkan dan diukasai serta
sekolah dan proses itu sendiri”. Kepala sekolah
direalisasikan
dalam
merupakan pelaku yang menentukan proses
Permasalahannya,
berjalannya organisasi, dan menentukan solusi
pendidikan karakter di sekolah selama ini baru
permasalahan-permasalahan yang ada dalam
menyentuh pada tingkat pengenalan norma atau
lembaga tersebut. Sementara proses merupakan
nilai-nilai, dan belum pada tingkat internalisasi
aktifitas yang didesain untuk menyelesaikan
dan
kehidupan
segala permasalahan yang ada di sekolah.
siswa/siswi dalam keseharian. Dalam kerangka
Dengan kata lain, proses adalah solusi dalam
inilah perlunya perubahan dan pengembangan
menyelesaikan semua permasalahan yang ada
kurikulum, yang dimulai dengan penataan
di sekolah.
kehidupan
oleh
peserta
sehari-hari.
tindakan
nyata
didik
dalam
terhadap empat elemen standar nasional, yaitu standar kompetensi kululusan (SKL), standar isi, standar proses, dan standar penilaian.
Peran Kepala Sekolah Kepala sekolah tersusun dari dua kata, yaitu,” kepala dan sekolah”. Kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pimpinan dalam
KAJIAN KEPUSTAKAAN Peran
Kepala
sekolah
dalam
pendidikan
sedangkan
sekolah
bermutu
melaksanakan proses pembelajaran. Mulyasa,
ditentukan oleh berbagai elemen dan unsur
E, (2011: 98) Menjelaskan “kepala sekolah
yang ada dalam pendidikan. Elemen dan unsur
sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai
tersebut membentuk sistem pendidikan, dimana
edukator, manajer, administrator, supervisor,
sistem
erat
leader, inovator, motivator, (EMASLIM)”.
kaitannya dengan proses pendidikan yang
Adapun peran kepala sekolah bedasarkan
dilaksanakan. Kurikulum yang relevan dan
Keputusan
fleksibel dalam menghadapi perkembangan
(Mendiknas) Nomor 162 Tahun 2003, tentang
zaman, visi dan misi didukung oleh strategi
Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala
yang jelas, menciptakan iklim yang kondusif,
Sekolah.
penilaian secara komprehensif tentang kekuatan
menjelaskan secara rinci tugasnya Kepala
dan kelemahan, melakukan komunikasi secara
Sekolah:
pendidikan
yang
organisasi,
merupakan sebuah lembaga yang tugasnya
Mengimplementasi Pendidikan Karakter Proses
sebuah
tersebut
sangat
Menteri
Karwati,
sebagai
Pendidikan
Euis,
dkk,
educator,
Nasional
(2013:114)
manager,
administrator, supervisor, leader, entrepreneur, 83 -
Volume 4, No. 1, Februari 2016
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan
climate
creator.Tugas-tugas
tersebut
disingkat dengan EMASLEC.
kualifikasi akademik (S1) usia maksimal 56 tahun,
pengalaman
mengajar
sekurang-
kurangnya 5 tahun, dan pangkat serendahrendahnya III/c atau yang setara”.
Tugas Kepala Sekolah Tugas kepala sekolah selaku pemimpin adalah
membantu
khusus
yaitu
berstatus guru, bersetifikat pendidikan dan
pengembangan kesanggupan mereka secara
memiliki sertifikat kepala sekolah. Bahkan guru
maksimal dan menciptakan suasana hidup
yang diberi tugas tambahan kepala sekolah
sekolah yang sehat yang mendorong para guru,
setelah Permendiknas Nomor 13 tahun 2007
pengawai tata usaha dan orang tua murid
ditetapkan belum ada yang memiliki sertifikat
mempersatukan kehendak, pikiran dan tindakan
kepala
dalam kegiatan kerjasama yang efektif bagi
pemerintah masih disibukkan dengan sertifikasi
tercapainya tujuan sekolah. Dengan demikian
guru, sehingga sertifikasi kepala sekolah belum
tugas
terjamah.
dari
kepala
guru
kualifikasi
untuk
inti
para
Sedangkan
sekolah
adalah
sekolah.
Hal
ini
terjadi
karena
memajukan pengajaran, karena bila pengajaran
Selain standar kualifikasi kepala sekolah
proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan
juga harus memenuhi standar kompetensi.
efisien
Dalam Permendiknas nomor 13 tahun 2007
maka
pendidikan
dengan
akan
sendirinya
meningkat.
kualitas
Tugas
dan
disyaratkan 5 kompetensi yang harus dimiliki
tanggungjawab kepala sekolah semakin luas
kepala sekolah kelima kompetensi tersebut
dan semakin banyak bidangnya. Kepala sekolah
yang
tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran
kepribadian,
kompetensi
manajerial,
jalannya secara teknik dan akademik saja.
kompetensi
kewirausahaan,
kompetensi
Selain itu kepala sekolah juga bertanggung
supervisi dan kompetensi social.
harus
dimiliki,
yaitu:
kompetensi
jawab atas masalah-masalah baru yang timbul pada masa sekarang ini.
Program Pelaksanaan Pendidikan Karakter Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan
Standar Kompetensi Kepala Sekolah Standar
diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan
ditetapkan melalui Permendiknas Nomor 13
UUD 1945 serta mengatasi permasalahan
Tahun
kebangsaan
Dalam
kepala
sebagaimana
sekolah
2007.
kompetensi
karakter
Permendiknas
ini
saat
ini,
maka
Pemerintah
disebutkan bahwa “untuk diangkat sebagai
menjadikan pembangunan karakter sebagai
kepala sekolah seseorang wajib memenuhi
salah satu program prioritas pembangunan
standar kualifikasi dan kompetensi. Untuk
nasional.
standar
ditegaskan
kualifikasi
Kualifikasi
umum
umum kepala
dan sekolah
khusus. yaitu
Semangat
itu
secara
dalam
Rencana
implisit
Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005Volume 4, No. 1, Februari 2016
- 84
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2012, di mana pendidikan karakter ditempatkan
memelihara
sebagai landasan untuk mewujudkan visi
kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari
pembangunan nasional, yaitu, “mewujudkan
dengan sepenuh hati.
masyarakat
berahklak
mulia,
Konfigurasi
dengan
upaya
karakter
baik
mewujudkan
Pelaksanaan Pendidikan Karakter
falsafah Pancasila”.
pendidikan
yang
bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradap berdasarkan
Terkait
apa
mewujudkan
sebagaimana
karakter
dalam
konteks
totalitas proses psikologis dan sosial-kultural
yang
tersebut dapat dikelompokkan dalam: (1) olah
diamanatkan dalam RPJPN, sesungguhnya hal
hati (spiritual and emotional development), (2)
yang dimaksud itu sudah tertuang dalam fungsi
olah pikir (intellectual development), (3) olah
dan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana
raga dan kinestetik (physical and kinesthetic
diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20
development), dan (4) olah rasa dan karsa
tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional,
(affective and creativity development), keempat
yaitu:
berfungsi
hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama
mengembangkan dan membentuk watak serta
lainnya, bahkan saling melengkapi dan saling
peradaban bangsa bermatabat dalam rangka
keterkaitan.
“Pendidikan
nasional
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
Pendidikan karakter di sekolah dapat
untuk berkembangnya potensi peserta didik
dilakukan secara efektif dan efesien apabila
agar menjadi manusia yang beriman dan
didukung oleh sumber daya manusia yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
tersedia professional untuk mengoperasikannya,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
dana sekolah yang cukup untuk membiayai staf
mandiri, dan menjadi warga negara yang
sesuai dengan fungsinya, sarana dan prasarana
demokratis serta bertanggung jawab”.
yang
Dengan demikian, RPJPN dan UUSPN merupakan
landasan
yang
kokoh
untuk
memadai
untuk
mendukung
proses
pembelajaran, serta dukungan yang tinggi dari orang tua dan masyarakat.
melaksanakan secara operasional pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai prioritas program
Kemendiknas
yang
Dalam Kurikulum 2013 yang berbasis
dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional
karakter dan kompetensi, asumsi merupakan
Pendidikan
parameter
Karakter
2010-2014,
Nilai Karakter dalam Kurikulum 2013
(2010):
pendidikan
untuk
menentukan
kompetensi
pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,
Konsistensi dan validitas setiap kompetensi
pendidikan
harus
yang
bertujuan
sesuai
akan
dan
karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai,
watak
yang
tujuan
dengan
dispesifikasikan.
asumsi,
meskipun
mengembangkan kemampuan peserta didik
tujuannya selalu diuji kembali bedasarkan
untuk
masukan
85 -
memberikan
keputusan
baik-buruk,
Volume 4, No. 1, Februari 2016
yang
memungkinkan
terjadinya
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala perubahan. Penilaian karakter peserta didik
oleh kepala Sekolah Menengah Atas (SMA)
dalam kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
Negeri 1 Julok dalam melaksanakan pendidikan
Bertanggung
karakter.
Jawab,
indikator
perilaku;
Pelaksanaan
pendidikan
karakter
melaksanakan kewajiban, melaksanakan tugas
terlebih dahulu dengan menyusun program.
sesuai dengan kemampuan, mentaati tata tertib
Penyusunan program yang dulakukan oleh
sekolah, memelihara fasilitas sekolah dan
kepala SMA Negeri I Julok bedasarkan hasil
menjaga kebersihan lingkungan. Percaya Diri,
musyawarah dengan dewan guru dan komite
indikator perilaku; pantang menyerah, berani
sekolah juga tokoh agama dan pemuka adat
menyatakan
bertanya,
yang menuangkan dalam suatu surat keputusan.
mengutamakan usaha sendiri dari pada bantuan,
Dari hasil wawancara dengan Kepala
dan berpenampilan rapidan tenang. Saling
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Julok,
Menghargai,
langkah
pendapat,
indikator
berani
perilaku;
menerima
utama
yang
ditempuh
memberi
perbedaan pendapat, memaklumi kekurangan
pemahaman yang jelas tentang konsep karakter,
orang lain, mengakui kelebihan orang lain,
kemudian diintegrasikan nilai-nilai karakter
dapat bekerja sama, membantu orang lain.
tersebut ke dalam kompetensi dasar. Agar nilainilai karakter menjadi suatu yang nyata dan dapat diindentifikasikan dalam perencanaan
METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif
pembelajaran.
dengan melibatkan beberapa nara sumber
Dari hasil wawancara dan juga observasi
seperti: Kepala Sekolah, Dewan Guru dan
yang peneliti lakukan di SMA Negeri I Julok,
Komite Sekolah. Penelitian ini dilaksanakan di
terjadi peningkatan pendidikan karakter yang
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Julok, yang
cukup signifikan. Hal ini disebabkan gaya
beralamat di Jln. Indra Makmu Km 2. Waktu
kepemimpinan kepala SMA Negeri 1 Julok
penelitian selama empat bulan, yaitu; dari bulan
dalam meningkatkan karakter berpartisipasi di
April sampai dengan Agustus 2014.
dalam
berbagai
menjaga
kegiatan
keaktifan
pikiran
tersebut,
dapat
dan membuka
HASIL PEMBAHASAN
wawasan yang memungkinkan siswa untuk
Prosedur penyusunan program pendidikan
terus
karakter
diperlukannya
memperoleh dan
informasi sekaligus
yang membuat
Kepala sekolah memiliki peran yang
perencanaan untuk mendapatkannya. Semakin
sangat penting dalam implementasi pendidikan
siswa terlibat dalam perolehan informasi, maka
karakter
dalam
siswa semakin merasakan akuntabel, dan
dan
semakin siswa merasakan akuntabel maka ia
menyelaraskan semua sumber daya pendidikan
semakin termotivasi untuk mengembangkan
yang tersedia. Sebagaimana yang dilakukan
dirinya. Adapun nilai-nilai karakter yang dapat
di
sekolah,
mengkoordinasikan,
terutama
menggerakkan,
Volume 4, No. 1, Februari 2016
- 86
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dibina melalui masa orientasi siswa diantaranya
2.
Organisasi Siswa Intra Sekolah
adalah percaya diri, patuh pada aturan-aturan
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
sosial, disiplin, bertanggung jawab, cinta ilmu,
adalah satu-satunya organisasi siswa yang ada
santun, sadar akan hak dan kewajiban diri dan
di SMA Negeri 1 Julok. Sebagai salah satu
orang lain.
upaya pembinaan siswa, OSIS berperan sebagai wadah, motivator yang bersifat preventif.
1.
Pembinaan Keimanan dan Ketakwaan
Melalui kegiatan OSIS pada Sekolah
kepada Allah
Menengah
Di Sekolah Menengah Atas (SMA)
diantaranya dapat memberi mamfaat sebagai
Negeri 1 Julok selulu memperingati hari-hari besar Islam, misalnya; memperingati satu
Atas
(SMA)
Negeri
1 Julok
berikut: 1. Terciptanya
kesadaran
berbangsa,
Muharram, memperingati Maulid Nabi Besar
bernegara dan cinta tanah air dikalangan
Muhammad SAW, memperingat Israk mikrat
siswa.
Nabi Besar MuhammadSAW, yang tujuannya
2. Mendidik kepribadian menjadi siswa yang
untuk membina keimanan dan ketakwaan kepada
Allah
di
kalangan
siswa
juga
berbudi pekerti luhur. 3. Meningkatkan kemampuan berorganisasi,
bermamfaat kepada warga sekolah begitu pula masyarakat
disekitarnya.
Tujuan
dari
pendidikan politik dan kepemimpinan. 4. Meningkatkan ketrampilan, kemandirian
memperingati hari-hari Besar Islam (PBHI) diharapan siswa SMA Negeri 1 Julok dapat:
dan percaya diri. 5. Menghargai dan menjiwai nilai-nilai seni,
a. Memberi pengetahuan, pemahaman, dan
neningkatkan dan mengembangkan kreasi
pengalaman melaksanakan pembiasaan
seni.
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun menurut Sunarto, (2008:45)
b. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta
akhlak
didik
bagi
siswa
laki,
yakni,
“mempersiapkan diri untuk menjadi seorang
serta berakhlak mulia. c. Menanamkan
mengungkapkan
mulia
melalui
kepada kegiatan
pembiasaan yang positif.
yang
bertanggung
jawab
bagi
kehidupan
keluarga, sehingga tugas mempersiapkan diri untuk mampu menjadi manusia bertanggung
d. Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama
jawab dalam arti menjadi pelindung keluarga,
dalam kehidupan sehari-hari, baik di
baik dari segi keamanan maupun ketenteraman
sekolah,
jiwa”.
di
rumah
maupun
masyarakat.
dalam
Sedangkan, Mustari (2014:4) bahwa dalam sambutannya mengatakan, ada lima fitrah manusia yang di bawa sejak lahir ke
87 -
Volume 4, No. 1, Februari 2016
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dunia, yaitu,”perasaan agama, intelek, budi
4.
pekerti, keindahan, dan perasaan keakuan”.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di
SMA Negeri 1 Julok, merupakan wadah dan 3.
Penegakan Disiplin dan Tata Tertib
program
Sekolah
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
Aturan dan tata tertip di SMA Negeri 1
derajat kesehatan siswa sedini mungkin. Usaha
Julok merupakan pedoman bagi sekolah untuk
membina, mengembangkan, dan meningkatkan
menciptakan suasana tertip dan aman, sehingga
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
akan terhindar dari kejadian-kejadian yang
siswa SMA Negeri 1 Julok. Dilaksanakan
bersifat negatif. Hukuman yang diberikan
melalui program pendidikan di sekolah dengan
ternyata tidaklah ampuh untuk menangkal
berbagai kegiatan intra kurikuler dan kegiatan
beberapa bentuk pelanggaran, malahan akan
pembinaan kesiswaan, serta melalui usaha-
bertambah keruh permasalahan. Selain itu juga,
usaha lain di luar sekolah yang dilakukan dalam
dengan adanya tata tertib juga mencerminkan
rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan
budaya sekolah yang baik, terutama dalam
masyarakat.
membina akhlak siswa.
yang
sangat
efektif
untuk
Secara khusus, UKS ditunjukkan untuk
Setiap siswa di SMA Negeri 1 Julok
memupuk
kebiasaan
hidup
sehat
dan
dalam mengikuti kegiatan belajar tidak akan
meningkatkan derajat kesehata siswa SMA
terlepas dari berbagai peraturan dan tata tertip
Negeri 1 Julok yang di dalamnya mencakup:
sekolah.
Kepatuhan
dan
ketaatan
siswa
1. Memiliki
pengetahuan,
sikap
dan
terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang
ketrampilan untuk melaksanakan prinsip
berlaku, itulah yang disebut dengan disiplin
hidup sehat siswa berpartisipasi aktif
siswa.
dalam usaha peningkatan kesehatah. Di
antara
beberapa
kegiatan
yang
2. Sehat, baik dalam arti fisik, mental
diterapkan kepala SMA Negeri 1 Julok dalam
maupun sosial
rangka menegakkan tata karma dan tata tertib
3. Terhindar dari pengaruh buruk penyalah
kehidupan akademik dan sosial sekolah, antara
gunaan narkotika, obat-obatan dan bahan
lain:
berbahaya, minuman keras dan lain
a. Melaksanakan tata tertib dan kultur
sebagainya.
sekolah b. Melaksanakan
norma-norma
yang
berlaku dan tata karma pergaulan c. Menumbuhkembangkan
sikap
dan menghargai warga sekolah.
5.
Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba (P3N)
hormat
Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Julok atas dukungan dewan guru, komite,
dan
masyarakat
sekitar,
Volume 4, No. 1, Februari 2016
selalu - 88
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala mengusahakan lingkungan pendidikan yang
Strategi Kepala Sekolah dalam Implementasi
sehat.
pendidikan
Para
siswa
diharapkan
terfasilitasi
perkembangan dirinya secara optimal sehingga
Dari hasil wawancara dengan kepala
menjadi manusia yang produktif serta mampu
sekolah tentang trategi yang digunakan dalam
menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
mengimplementasi pendidikan karakter sesuai
Tujuan pendidikan pencegah penyalahgunaan
dengan rencana yang telah tertuang dalam
narkoba di lingkungan SMA Negeri 1 Julok,
keputusan, yang isi perencanaan tersebut:
secara umum adalah untuk mengembangkan
a. Setiap guru bidang studi harus melakukan
kemampuan warga sekolah dalam berperilaku
pengembangan
sopan. Adapun tujuan secara khusus pencegah
berkelanjutan (PKB) dengan diwajibkan
penyalahgunaan narkoba agar siswa:
membuat PTK dan membuat karya inovatif
a. Memahami
tentang
penyalah
gunaan
serta
narkoba.
membuat
keprofesian
perangkat
secara
pembelajaran
sesuai dengan kurikulum yang terbaru, yaitu
b. Mempunyai
sikap
yang
positif
dalam
kurikulum
2013.
Menyesuaikan
buku
mengembangkan pola perilaku dan hidup
pengangan guru bidang studi:
sehat.
Kepala sekolah menugaskan kaur bidang
c. Memiliki
ketrampilan
mengelola
dan
kurikulum berupaya buku pengangan guru
mengontrol diri yang konstruktif dalam
merupakan buku terbaru, yang buku tersebut
menghindari tantangan penyalah gunaan
disediakan oleh pihak sekolah, dan kadang-
narkoba.
kadang ada juga guru yang membeli sendiri
d. Kegiatan pendidikan karakter yang dapat
buku tersebut yang kemudian diganti oleh
dilaksanakan dalam rangka pencegahan penyalahgunaan narkoba, psikotropika dan
pihak sekolah. b. Membuat jadwal supervisi:
zat adiktif ini diantaranya adalah:
Supervisi dilakukan oleh kepala SMA
- Melaksanakan seminar tentang pencegahan
Negeri 1 Julok yang tujuanya untuk
penyalahgunaan narkoba. - Menampilkan
membantu guru agar mampu melaksanakan
film-fllm
documenter
proses pengajaran secara optimal.
tentang bahaya dan akibat buruk dari penyalah gunaan narkoba. - Melakukan
kunjungan
Hambatan yang dihadapi Kepala SMA Negeri ke
pantai
rehabilitasi narkoba.
Pendidikan
Pencengahan
Julok
dalam
Implementasi
program
Pendidikan Karakter dan cara mengatasinya.
Adapun nilai-nilai karakter yang tumbuh dalam
1
Penyalah
Adapun yang menjadi hambatan Kepala SMA Negeri I Julok dalam mengimplementasi
gunaan Narkoba (P3N) adalah bergaya hidup
program pendidikan
sehat, patuh pada aturan-aturan sosial.
diantara guru yang menggunakan gaya lama
89 -
Volume 4, No. 1, Februari 2016
karakter.
Masih
ada
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dalam proses pembelajaran, yaitu banyak
dalam karakter, yaitu: beriman dan bertakwa
menggunakan
disamping
dengan melaksanakan shalat berjamaah di
maupun
musalla, jujur dan bersih, santun dan cerdas,
metode-metode yang lain yang sesuai dengan
bertanggung jawab dan kerja keras, disiplin dan
materi dan model pembelajaran.
kreatif,
metode
metode
diskusi
ceramah
dan
demontrasi
Dalam pembagian tugas yang diberikan kepala SMA Negeri 1 Julok kepada guru,
peduli
dan
suka
menolong,
membiasakan budaya seyum, memberi salam, dan berjabat tangan.
sekalipun telah membuat perhitungan numun kenyataanya juga masih ada yang kurang tepat
Langkah-langkah yang dilakukan Kepala
sasaran
SMA
sesuai
dengan
kemampuan
guru.
Kepala sekolah selaku manajer selalu dituntut untuk mampu
mengindentifikasi
bawahan.
Negeri
2
Julok
dalam
Mengimplementasi Pendidikan Karakter. Strategi
pengembangan
pendidikan
Dengan demikian setiap tugas yang diberikan
karakter dibangun melalui gaya kepemimpinan
sesuai dengan kemampuan bawahan.
demokrasi dengan menstimulasi bawahannya
Kepala SMA Negeri 1 Julok sebagai
untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan
orang terdepan dalam organisasi sekolah yang
bersama pula. Mengadakan rapat bulanan, atau
dipimpinnya,
memiliki
rapat sesuai dengan situasi dan kondisi yang
gagasan-gagasan baru untuk kemajuan sekolah
diperlukan untuk memberi pengarahan dengan
yang dibawah pimpinanya. Dalam penyampaian
mengedepankan musyawarah dalam mengambil
ide-ide baru tidak serta merta menerapkan, akan
keputusan demi melahirkan karakter yang baik
tetapi disosialisasikan terlebih dahulu mungkin
di lingkungan SMA Negeri 1 Julok.
harus
senantiasa
ada masukan dari bawahan, guru maupun staf karyawan. Dengan cara mengadakan rapat
KESIMPULAN DAN SARAN
untuk mengatasi permasalahan. Itulah kebijakan
Kesimpulan
yang sering dilakukan kepala SMA Negeri I
Kesimpulan dari hasil penelitian strategi
Julok dalam mengatasi permasalahan, sekalipun
kepala sekolah dalam implementasi pendidikan
setelah
karakter pada SMA Negeri 1 Julok adalah
itu
perlu
diberangi
dengan
kebijaksanaan dalam pelaksanaan.
sebagai berikut :
Adapun budaya yang dikembangkan oleh
1. Prosedur penyusunan Program pendidikan
kepala SMA Negeri 1 Julok adalah budaya
karakter yang dilakukan oleh kepala SMA
yang
karakteristik
Negeri 1 Julok adalah bedasarkan hasil
perlakuan sekolah terhadap siswa agar dapat
musyawarah dengan dewan guru, komite
mencintai pelajaran sehingga siswa memiliki
sekolah,
dorongan intristik untuk terus semangat dalam
melibatkan pengurus OSIS.
mampu
memberikan
dan
tokoh
masyarakat
serta
belajar. Dengan membiasakan nilai-nilai utama Volume 4, No. 1, Februari 2016
- 90
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2. Implementasi program pendidikan karakter yang dilakukan oleh kepala SMA Negeri 1 Julok melalui masa orientasi peserta didik, pembinaan keimanan dan ketakwaan kepada Allah, dan melalui Organisasi sekolah. 3. Kendala
bagi
kepala
sekolah
dalam
mengimplementasi pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Julok. Masih ada guru yang menggunakan cara lama dalam mengajar, dengan mengedepatkan metode ceramah serta media pembelajaran yang dinilai belum memadai untuk membangkitkan motivasi siswa.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Karwati, E., dkk., 2013. Kinerjadan Profesionalisme Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta. Mulyasa, E., 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Penerbit Bumu Aksara. Mulyasa, E., 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset Mutohar, M., 2013. Manajemen Mutu Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Sunarto, 2008. Perkembangan Jakarta: Rineka Cipta.
Peserta
Didik.
Permendiknas RI. Nomor. 162 tahun 2003, tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah. Undang-undang RI. Nomor. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang RI. Nomor. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Saran Disarankan kepada kepala sekolah agar selalu
membuat
pendidikan
perencanaan
karakter
berbasis
program peningkatan
kompetensi propesional guru. Untuk itu, kepala sekolah
melakukan
pembinaan
dan
pengembangan bakat dan minat personil secara terus menerus dan memberikan perlimpahan wewenang yang sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh guru, agar dapat meningkatakan kemampuan pendidikan karakter yang lebih tinggi.
91 -
Volume 4, No. 1, Februari 2016
Undang-undang RI. Nomor. 13 Kompetensi Kepala Sekolah.
tahun
2007
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Wahjusumidjo, 2008. Kepemimpinan Sekolah. Jakarta: Bina Rupa Aksara
Kepala
Widodo, S. E. 2011. Manajemen Mutu Pendidikan untuk Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Ardadizya Jaya. Winardi, 2006. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta.
Volume 4, No. 1, Februari 2016
- 92