STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS MELALUI AGEN SOSIAL PADA YAYASAN BAITUL MAAL BANK RAKYAT INDONESIA (YBM BRI)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )
Oleh : AHMAD SONHAJI ARAFAT NIM : 106053001990
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS MELALUI AGEN SOSIAL PADA YAYASAN BAITUL MAAL BANK RAKYAT INDONESIA (YBM BRI)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I ) Oleh : AHMAD SONHAJI ARAFAT NIM : 106053001990
Dibawah Bimbingan
M. Hudri. M. Ag. NIP: 197206061998031003
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2010
Ahmad Sonhaji Arafat
PENGESAHAN PANITIAN UJIAN Skripsi berjudul: Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa dan Pendayagunaan Dana ZIS Melalui Agen Sosial Pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari selasa tanggal 15 Juni 2010 skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Manajemen Dakwah. Jakarta, 15 Juni 2010 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota,
Sekretaris Merangkap Anggota,
Dr. Arif Subhan,MA NIP.196601101993031004
Drs. Cecep Castrawijaya,MA NIP.196708181998031002
Anggota,
Penguji I
Penguji II
Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA NIP.196203031992032001
Lili Bariadi, MM, M.Si NIP.197405191998031004
Pembimbing,
M. Hudri, M.Ag NIP. 197206061998031003
ABSTRAK
AHMAD SONHAJI ARAFAT Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa dan Pendayagunaan Dana ZIS Melalui Agen Sosial Pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia Penghimpunan (fundraising) dan pendayagunaan merupakan dua kegiatan penting dan utama dalam sebuah lembaga pengelola ZIS, karena sebuah organisasi pengelola zakat, dalam setiap aktifitasnya selalu berhubungan dengan dana. Dana memiliki peran penting dalam menghidupi organisasi pengelola zakat dan pendayagunaan mustahiq. Sumber pokok pendapatan OPZ adalah ZIS. Karenanya, OPZ dituntut untuk kreatif dalam setiap menentukan strategi penghimpunan dana ZIS, sehingga calon muzakki tergerak hatinya untuk memberikan zakat, infaq dan shadaqohnya kepada OPZ yang bersangkutan. Berbicara tentang sistem pendayagunaan ZIS berarti membicarakan beberapa usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil ZIS secara baik, tepat dan terarah sesuai dengan tujuan zakat itu disyariatkan. Sistem penghimpunan dan penyaluran ZIS dari masa ke masa memiliki perbedaan. Awalnya, ZIS lebih disalurkan untuk kegiatan konsumtif, tetapi belakangan ini telah banyak pemanfaatan dana ZIS untuk kegiatan produktif, upaya ini diharapkan dapat merubah strata sosial dari yang terendah (mustahiq) kepada yang tertinggi (muzakki). Tujuan penelitian ini ingin mengetahui bagaimana strategi fundraising melalui sistem surat kuasa dan pendayagunaan agen sosial pada YBM BRI dalam menghimpun dan mendayagunakan dana ZIS. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan laporan penelitian akan bersifat kutipan-kutipan atau untuk memberi gambaran penyajian laporan dengan teknik wawancara, observasi dan dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa dalam melakukan penghimpunan dana ZIS, YBM BRI membuat surat edaran tentang himbauan untuk berzakat, berinfaq dan bershadaqoh kepada para karyawan BRI, karyawan yang bersedia akan diberikan surat kuasa yang berisikan kesediaannya untuk memberikan zakat, infaq atau shadaqohnya. Sehingga setiap bulannya upah para karyawan akan terpotong secara otomatis sampai adanya pembatalan surat kuasa tersebut. Sedangkan pendayagunaan dana ZIS yang dilakukan oleh YBM BRI dilakukan dengan cara bekerja sama dengan para karyawan BRI sebagai agen sosial yang akan merekomendasikan calon mustahiq yang ada dilingkungan wilayahnya untuk dibantu sesuai dengan kebutuhan mustahiq, tidak hanya itu agen sosial juga akan terus memantau dan membimbing para mustahiq sebagai binaannya. Sehingga para karyawan BRI ikut serta dalam upaya mensejahterakan kaum dhuafa dan tercapainya tujuan YBM BRI dalam menyalurkan dana ZIS yang tepat sasaran dan sesuai dengan program yang sudah direncanakan.
i
KATA PENGANTAR
G¡+Ýo ¯2Ù{´ ¯2lµo Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, sebagaimana kita telah diberi nikmat Iman dan Islam, serta nikmat sehat sebagai bentuk kasih sayang-Nya kepada kita semua. Berkat rahmat dan hidayah-Nya lah skripsi ini bisa terselesaikan. Shalawat beriring salam kita panjatkan kepada Junjungan Baginda Alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan Insya Allah kepada kita semua sebagai umatnya yang masih taat dan patuh mengikuti ajaran serta sunnah-sunnahnya. Bab demi bab terselesaikanlah sudah dalam sebuah bentuk karya ilmiah skripsi yang Insya Allah berguna untuk penulis dan orang lain nantinya. Halangan serta tantangan dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan para dosen maupun pengajar lain yang memilki intensitas ilmu di bidang kelembagaan, khususnya dalam bidang fundraising dan pendayagunaan zakat. Penulis merasa bahwasannya terselesaikannya penulisan skripsi ini banyak dibantu oleh banyak orang yang selalu berhubungan langsung maupun tidak langsung kepada penulis, dan hanya ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada mereka semua, diantaranya ; 1.
Orang tua penulis, Ayahanda H. Ahmad Solihin (Alm) dan Ibunda Hj. Mutiah yang senantiasa memberi semangat, doa, cinta dan kasih sayang, serta berbagai dorongan yang tak terhingga, untuk mereka skripsi ini penulis persembahkan.
ii
2.
DR. Arief Subhan. MA, selaku Dekan Fak. Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah.
4.
Drs. Cecep Castrawijaya. MA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah
5.
Dr. Suparto, S.Ag, M.Ed,MA selaku Pembimbing Akademik, beserta segenap jajaran karyawan dan kru jurusan dan Fakultas ilmu Dakwah dan Komunikasi.
6.
M. Hudri. MA, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan perhatian bimbingan serta pengarahan, sehingga skripsi ini bisa cepat terselesaikan.
7.
Ketua penguji beserta anggota penguji yang telah menguji dan memberikan pengarahan perbaikan tehadap skripsi penulis.
8.
Segenap pengurus YBM BRI yang telah membantu penulis, khususnya kepada bapak H. Nasir Tajang selaku ketua harian, bapak H. Anwar Sadat selaku
staf
Penghimpunan
dan
bapak
Ahmad
Fakih
selaku
staf
Pendayagunaan yang telah membantu dan memberikan waktu dan informasinya tentang bahan penulisan skripsi ini. 9.
Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, yang telah membantu dalam menyediakan sumber-sumber pustaka selama penulis merampungkan skripsi ini.
10. Kakak-kakak penulis semuanya terima kasih atas dukungan, doa dan perhatian, khususnya kanda H. Nurhalim, Hj. Nur’aeni, Hendra dan Lailatul Fadilah yang telah mengurus, memberikan kasih sayang baik dari segi materi maupun non materi selama penulis menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sampai pada akhirnya penulis bisa merampungkan skripsi ini. iii
11. Segenap teman-teman MD seangkatan yang sama-sama berjuang dari semester awal telah kita lewati, susah senang kita bersama. Jay, Hasan, Husin, Aang, Marel, Iwan, Panjul, Anton, Doelmith, Merliza, Fitri, Khilda, Sulis, Betty, Rohay, Nina, Imas dan semuanya tanpa terkecuali. Spesial ucapan terima kasih yang tak terhingga untuk sahabatku Deden Nurdin Salim yang selalu memberikan motivasi, arahan, bimbingan, selama penulis menyelesaikan skripsi ini. 12. Segenap teman-teman MD 6, 4 dan 2, yang selalu memberikan motivasi dan doa tulusnya untuk penulis. Bisri, Endri, Khoerudin (Buluk), Ade (Bondeng), Angel, Nay, Abid, Ipin, Papua, Sidiq, Dito & Anis, Somad, Penjoel & Dian, Faizah, Ajeng, Hana dan semuanya terima kasih atas motivasi dan doanya. Akhirnya hanya kepada Allah jualah kami berserah diri. Dan mudahmudahan skripsi ini bermanfaat. Meskipun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam skripsi ini karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Jakarta, Juni 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ......................................................................................................... i KATA PENGANTAR.......................................................................................
ii
DAFRTAR ISI...................................................................................................
v
BAB I :
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...........................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
8
D. Metodologi Penelitian ..............................................................
8
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 12 F. Sistematika Penulisan .............................................................. 13 BAB II :
TINJAUAN TEORITIS A. Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa 1. Pengertian Strategi. ............................................................ 15 2. Pengertian Fundraising....................................................... 19 3. Perumusan Strategi Fundraising. ....................................... 24 4. Pengertian Surat Kuasa...... ................................................ 26 5. Pengertian Bank Rakyat Indonesia (BRI) .......................... 26 B. Pendayagunaan Agen Sosial 1. Pengertian Pendayagunaan................................................. 27 2. Pengertian Agen Sosial.. .................................................... 29 C. Konsep Zakat, Infaq dan Shadaqoh (ZIS) 1 Pengertian Zakat................................................................. 30 2 Dasar Hukum Zakat ........................................................... 31 3 Pengertian Zakat Profesi .................................................... 31 4 Pengertian Infak dan Shadaqoh.......................................... 33 5 Tujuan dan Hikmah ZIS..................................................... 34
v
BAB III :
GAMBARAN UMUM TENTANG YAYASAN BAITUL MAAL BANK RAKYAT INDONESIA (YBM BRI) A. Profil YBM BRI 1. Sejarah Singkat YBM BRI................................................. 37 2. Visi dan Misi YBM BRI. ................................................... 42 3. Keunggulan Berzakat Melalui YBM BRI.......................... 42 4. Prestasi YBM BRI.... ......................................................... 45 B. Sumber dan Penggunaan Dana ZIS.... ..................................... 45 C. Struktur Organisasi YBM BRI................................................. 47
BAB IV : ANALISIS TERHADAP STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS MELALUI AGEN SOSIAL PADA YBM BRI A. Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa Pada Yayasan Baitul Maal BRI ................................................................................ 55 1.
Perumusan Strategi Penghimpunan Dana ZIS ................... 58
2.
Analisis SWOT. ................................................................. 62
3.
Standar Operasional Prosedur (SOP) Fundraising Melalui Surat Kuasa.... .................................................................... 66
B. Pendayagunaan Agen Sosial Pada YBM BRI ........................ 70 1.
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pendayagunaan Agen Sosial Pada YBM BRI ....................................................... 73
2.
Program Pendayagunaan YBM BRI .................................. 76
C. Analisis Terhadap Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa Dan Pendayagunaan Agen Sosial Pada YBM BRI................. 92 BAB V :
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 97 B. Saran-saran............................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 99 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu kebutuhan manusia adalah harta benda (materi). Manusia cenderung untuk mengumpulkan dan menguasai harta benda tersebut tanpa batas, sampai ia menemui ajalnya. Kerakusan dan ketamakan manusia dalam menguasai harta benda tersebut, kadang-kadang melampaui batas, melebihi nafsu binatang, yang dapat menurunkan martabat nilai-nilai kemanusiaannya. 1 Betapa besar peranan harta dalam kehidupan manusia, rasanya tidak dapat diragukan lagi. Dengan harta orang dapat memperoleh apa yang diinginkannya. Semakin banyak harta seseorang, semakin mudah ia memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena itu banyak orang yang berusaha keras mencari kekayaan tanpa mengenal lelah. Hanya sayangnya, banyak orang tidak menyadari, bahwa harta kekayaan itu adalah titipan Allah padanya, dan sebahgian kecil adalah kepunyaan atau hak orang-orang miskin. 2 Dalam rangka menciptakan, menjaga dan memelihara kemaslahatan hidup serta martabat kehormatan manusia, Allah SWT menciptakan syariat yang mengatur tata cara mendapatkan dan memanfaatkan harta benda. Tata aturan ini antara lain syariat zakat. Zakat adalah ibadah yang berkaitan dengan harta benda. Seseorang yang telah memenuhi syarat-syaratnya dituntut untuk menunaikannya, bukan semata-mata atas dasar kemurahan hatinya, tetapi kalau terpaksa “dengan 1
Suparman Usman, Hukum Islam, Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), h. 158 2 Dr. Zakiah Daradjat, Zakat Pembersihan Harta dan Jiwa, (Jakarta :Ruhama, 1996), h. 12
1
2
tekanan penguasa”. Oleh karena itu, agama menetapkan ‘amilin atau petugaspetugas khusus yang mengelolanya, disamping menetapkan sanksi-sanksi duniawi dan ukhrawi terhadap mereka yang enggan. 3 Dalam lembaga zakat ada tiga kegiatan utama, yakni penghimpunan, pengelolaan (keuangan) dan pendayagunaan. Tiga aktivitas utama ini sekaligus distrukturkan menjadi tiga divisi utama, yaitu Divisi Penghimpunan, Divisi Keuangan dan Divisi Pendayagunaan. Fungsi dan tugas divisi penghimpunan memang dikhususkan mengumpulkan dana zakat infak dan wakaf dari masyarakat. Dana ini tidak hanya berasal dari perorangan, melainkan juga dari berbagai perusahaan dan lembaga. 4 Fundraising tidak hanya diartikan pengumpulan dana semata, tetapi, juga segala bentuk partisipasi dan kepedulian yang diberikan masyarakat kepada suatu organisasi/lembaga zakat yang berbentuk dana dan segala macam benda dan fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lembaga. 5 Untuk menyampaikan amanah Allah ini, maka diperlukan pekerjapekerja (amil) yang diberi kewenangan untuk mengambil dana-dana zakat dari para aghniya yang menurut ketentuan syariat sudah berkewajiban untuk menunaikan kewajiban zakatnya dan menyalurkan dana-dana zakat itu kepada
3
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung : PT. Mizan Pustaka, 2007), cet, ke-1 h. 506 4 Eri Sudewo, Manajemen Zakat, (Ciputat : IMZ, 2004), h. 189 5 April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Zakat, (Yogyakarta: Teras, 2009), cet ke-1, h. 4
3
golongan-golongan yang berhak menerimanya sebagai mana diamanahkan Allah swt. 6 Perintah Allah swt untuk mengambil zakat terdapat dalam QS AtTaubah; 103.
⌦ ☺ Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan 7 dan mensucikan 8 mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.(Q.S. At-Thaubah: 103). 9
Pemberdayaan zakat adalah penyaluran zakat yang disertai target merubah kedaan penerima (lebih dikhususkan kepada golongan fakir miskin) dan kondisi kategori mustahik menjadi kategori muzakki. Target ini adalah target besar yang tidak dapat dicapai dengan mudah dan dalam waktu yang singkat. 10 Tanpa menafikan peran divisi yang lain, sesungguhnya jatuh bangunnya lembaga zakat terletak pada kreativitas divisi pendayagunaan. Boleh-boleh saja lembaga zakat memiliki struktur organisasi yang lengkap. Serta boleh juga lembaga zakat ditunjang dengan fasilitas lengkap. Bahkan
6
April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Zakat, h. 47 Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda. 8 Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka. 9 Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 297 10 Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), h. 25 7
4
bisa saja lembaga zakat tiba-tiba memilki dana yang besar karena mendapat kepercayaan dari beberapa perusahaan besar. Tetapi pada akhirnya, toh kembali juga pada kreativitas, program pendayagunaan apa yang bisa dikembangkan
untuk
mustahik.
Sekali
lagi,
sesungguhnya
program
pemberdayaan mustahik, merupakan inti dari penghimpunan zakat. Dari program ini masyarakat dapat mengetahui sampai sejauh mana performance lembaga zakat. Pada program pemberdayaan mustahik ini, jatuh bangunnya lembaga zakat dipertaruhkan. Yang tampak di masyarakat, program pengelolaan zakat cenderung terpaku pada yang sifatnya charity murni. Program yang bersifat sosial ini, dicirikan dengan kegiatan yang dikelola secara kepanitiaan, dalam waktu singkat dan habis setelah program itu dilaksanakan. Program charity murni tak butuh pendampingan dan pembinaan dan tanpa pemantauan perkembangan bantuan. Prinsipnya usai kegiatan, selesai juga programnya. 11 Pembicaraan
tentang
sistem
pendayagunaan
zakat
berarti
membicarakan beberapa usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil zakat secara baik, tepat dan terarah sesuai dengan tujuan zakat itu disyariatkan. Dalam pendekatan fikih, dasar pendayagunaan zakat umumnya didasarkan pada surah At-taubah ayat 60 sebagai berikut: 12
☺ ☺ ☺ 11 12
Eri Sudewo, Manajemen Zakat, h. 218 Masdar F. Mas’udi dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, (Jakarta : Pirac, 2004), h. 8
5
⌧
⌧
☺
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At-Thaubah: 60). 13
Sejak Islam datang ke tanah air kita, zakat telah menjadi salah satu sumber dana untuk kepentingan pengembangan agama Islam. Dalam perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajah Barat pun dahulu, zakat, terutama bagian sabilillah-nya, merupakan sumber dana perjuangan. 14 Ketika satu persatu tanah air kita dikuasai oleh penjajah Belanda, Pemerintah Kolonial itu mengeluarkan Bijblad Nomor 1892 tanggal 4 agustus 1893 yang berisi kebijaksanaan Pemerintah Kolonial yakni mencegah terjadinya penyelewengan keuangan zakat oleh para penguasa atau naib bekerja untuk melaksanakan administrasi kekuasaan Pemerintah Belanda, tapi tidak diberi gaji atau tunjangan untuk membiayai hidup dan kehidupan mereka beserta keluarganya. Dan untuk melemahkan (dana) kekuatan rakyat yang bersumber dari zakat itu Pemerintah Hindia Belanda melarang semua pegawai pemerintah dan priyayi pribumi ikut serta membantu pelaksanaan zakat. 15 Zakat merupakan rukun Islam ke tiga yang sangat penting bagi kesejahteraan dan tegaknya keadilan sosial ekonomi umat. Pembayaran zakat 13 14
Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 288 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta : UI-Press,1988),
h. 32 15
Ibid, h. 33
6
bukan hanya menunjukkan kesalehan individual tetapi juga mencerminkan kesalehan sosial. Zakat dibayarkan oleh aghniya, orang yang dipandang kaya menurut aturan syara’ wajib membayar zakat (muzakki) kepada orang-orang miskin sesuai pedoman syar’i (fuqaraa) yang dikategorisasikan dalam 8 (delapan) golongan penerima (mustahik). Zakat merupakan sumber dana potensial dalam program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat level bawah. 16 Sedangkan dari aspek keadilan sosial (al-adalah al-ijtima’iyyah), perintah zakat dapat dipahami sebagai satu kesatuan sistem yang tak terpisahkan
dalam
kemasyarakatan.
pencapaian
Zakat
diharapkan
kesejahteraan dapat
sosial-ekonomi
meminimalisir
dan
kesenjangan
pendapatan antara orang kaya dan miskin. Di samping itu, zakat juga diharapkan dapat meningkatkan atau menumbuhkan perekonomian, baik pada level individu maupun pada level sosial masyarakat. 17 Pada dasarnya zakat bukan hanya sebagai bagian dari ibadah wajib yang harus ditunaikan umat Islam yang telah memenuhi syarat, tetapi merupakan salah satu instrument yang sangat penting bagi program pengentasan kemiskinan dan perkembangan ekonomi masyarakat Islam level bawah, sesuai dengan salah satu tujuan zakat yaitu pemerataan rezeki untuk mencapai keadilan sosial. Oleh sebab itu penulis memandang perlu adanya kajian sesuai dengan pernyataan di atas mengenai penghimpunan dan pendayagunaan ZIS, akhirnya penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “STRATEGI
16
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 1 Nurudin Mhd. Ali, Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal, cet ke-1, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 1-2. 17
7
FUNDRAISING MELALUI SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS MELALUI AGEN SOSIAL PADA YAYASAN BAITUL MAAL BANK RAKYAT INDONESIA”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas adalah strategi fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI). 2. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana fundraising melalui surat kuasa pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) dalam menghimpun dana Zakat, Infaq dan Shadaqoh (ZIS) ? 2. Bagaimana pendayagunaan agen sosial pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) dalam mendayagunakan dana Zakat, Infaq dan Shadaqoh (ZIS) ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
8
a. Untuk mengetahui strategi fundraising melalui surat kuasa pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) dalam menghimpun dana ZIS. b. Untuk mengetahui pendayagunaan agen sosial pada Yayasan Baitul Maal (YBM BRI) dalam mendayagunakan dana ZIS. 2. Manfaat Penelitian 1). Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya menyangkut fundraising melalui surat kuasa pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) dalam menghimpun dana zakat dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial. 2). Memberikan pemahaman bagi pihak akademisi khususnya Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk melakukan kajian mendalam mengenai Manajemen Dakwah, khususnya Yayasan Baitul Maal dan Lembaga Amil Zakat, infaq, dan shadaqah lainnya.
D. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud sehubungan dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja yaitu cara kerja untuk memahami objek. 18
1. Metode Penelitian a. Jenis penelitian 18
Anas Sudjana, Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi, (Yogyakarta: Reproduksi UD Darma, 1980), h. 16
9
Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan buku angka-angka, laporan penelitian akan bersifat kutipan-kutipan atau untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berdasarkan dari naskah wawancara, catatan laporan, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. 19 b. Pendekatan Penelitian Pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti , metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. 20 Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kualitatif, karena penulis bermaksud untuk meneliti sesuatu secara mendalam. Dalam hal ini yang akan diteliti adalah pendekatan fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial pada YBM BRI. Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian karena penulis berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini, didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data yang akurat, dan digunakan secara jelas dari kondisi sebenarnya.
2. Subjek dan Objek Penelitian
19
Burhan Bungin, analisis Data Penelitian kualitatif, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet ke-2, h. 39 20 Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia, Edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 246
10
Adapun subjek yang akan diteliti Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI). Dan objeknya adalah stratwgi fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI). 3. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara adalah percakapan langsung dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan yang di wawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 21 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: pewawancara (interviewer), responden (interviewee), pedoman wawancara, dan situasi wawancara. 22 Adapun yang akan di wawancarai yaitu : 1) H. Moh. Nasir Tajang selaku Ketua Pelaksana Harian 2) H. Anwar Sadat sebagai Divisi Fundraising, dan 3) Ahmad Fakih sebagai Divisi Pendayagunaan. b. Observasi Observasi merupakan pengamatan dan penelitian dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. 23 Sutrisno Hadi mengungkapkan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, satu proses yang tersusun dalam dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dan 21
Dr. Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), cet. Ke-11, h. 135 22 Drs. Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1995), h. 71 23 Sutrisno Hadi, Metodologi Riset II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1984), h. 141
11
diantara yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. 24 Dalam melakukan observasi penulis mendatangi langsung ke kantor Yayasan Baitul Maal BRI (YBM-BRI) yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman Kav. 44-46 Jakarta Selatan Tromol Pos 94. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data konkrit tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian. Hasil yang didapat yaitu informasi mengenai letak kantor ketua harian YBM BRI serta karyawan dalam lembaga tersebut pada bagian yang khusus mengenai YBM BRI itu sendiri. c. Dokumentasi Dokumentasi dipakai guna melengkapi data-data yang telah terkumpul, juga untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti antara lain mencari data berupa buku, catatan, transkip, bulletin, makalah dan sebagainya. Adapun teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian di kantor Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman Kav. 44-46 Jakarta Selatan Tromol Pos 94. Adapun waktu penelitian dimulai dari bulan Maret-Mei 2010.
5. Analisis Data
24
h. 166
Sugiono, Metode Penulisan administrasi, (Bandung : Penerbit al-Fabeta 2005), Cet, ke- 12,
12
Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan sepenuhnya dianalisis
secara
kualitatif,
analisis
dataa
dilakukan setiap
saat
pengumpulan data di lapangan secara berkesinambungan agar tercapai proses kesimpulan tertentu terhadap informasi yang terdapat pada lembaga tersebut, dengan memperrtimbangkan pernyataan-pernyataan yang sangat memungkinkan dianggap mendasar dan universal.
E. Tinjauan Pustaka Sebelum masuk lebih jauh mengenai pembahasan penelitian ini, ada beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat pembahasan yang hampir sama dengan yang dituliskan oleh penulis, namun tentunya ada sudut perbedaan dalam hal pembahasan maupun obyek kajian dalam penelitian ini, adapun penelitian tersebut diantaranya adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Ru’yat Ismail (103043127948) dengan judul “Mekanisme Retribusi Dan Distribusi Zakat Studi Komparatif Antara lembaga Amil Zakat Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia Dan Baitul Maal Wat Tamwil Al-Karim Ditinjau Dari Hukum Islam” dalam penelitiannya penulis menganalisa studi komparatif antara lembaga amil zakat Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia dan Baitul Maal Wat Tamwil Al-Karim mengenai mekanisme retribusi dan distribusi zakat ditinjau dari hukum Islam, pada dasarnya obyek dan pembahasannya sama dengan yang digunakan oleh penulis yaitu Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) namun yang membedakan dalam pembahasan ini penulis lebih menitikberatkan pada strategi fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS
13
melalui agen sosial pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI). 2. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Abdul Barri (104044201455) dengan judul “Pemberdayaan Zakat Modern Pada yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI)” pada dasarnya obyek kajian pada skripsi ini sama dengan obyek kajian yang digunakan oleh penulis yakni Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) namun terdapat perbedaan pada pembahasan karena penulis membahas strategi fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial yang dilakukan Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI). 3. Selanjutnya
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Umroha
Almaal
(102053025761) dengan judul “Strategi Fundraising Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al-Azhar Peduli Ummat” dalam skripsi ini Umroha Almaal membahas bentuk fundrising secara umum pada LAZ Al-Azhar Peduli Ummat, sedangkan penulis lebih terfokus pada startegi fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial yang dilakukan Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia.
F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, dengan susunan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN, dalam bab ini penulis menerangkan secara garis besar mengenai latar belakang penelitian yang merupakan alasan pemilihan judul, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
14
metodologi penelitian, tinjauan pustaka, teknis penulisan dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN TEORITIS. Pada bab ini membahas secara lebih mendalam mengenai pengertian ZIS dan pengertian zakat profesi juga disertakan dengan dasar hukumnya, hikmah dan manfaatnya. Pada bab ini juga membahas tentang pengertian fundraising dan disertakan pengertian surat kuasa dan juga membahas tentang pengertian pendayagunaan. BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG YAYASAN BAITUL MAAL BANK RAKYAT INDONESIA (YBM BRI), dalam bab ini penulis menerangkan sejarah dan profil YBM BRI, sumber dan penggunaan dana ZIS YBM BRI, struktur organisasi YBM BRI. BAB IV : ANALISA TERHADAP STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS MELALUI AGEN SOSIAL PADA YBM BRI, dalam bab ini penulis menerangkan, strategi fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial, juga disertakan dengan analisis hasil penelitian. BAB V : PENUTUP, yang berisi kesimpulan dan saran.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa 1. Pengertian Strategi Dalam kamus Besar bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu dan seni untuk menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai. 1 Dalam Kamus Manajemen disebutkan strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling hubungan dalam hal waktu dan ukuran. 2 Pada awalnya strategi digunakan dalam dunia militer, yaitu untuk memenangkan suatu peperangan. 3 Istilah strategi sebenarnya berasal dari bahasa Yunani strategos (artinya: pasukan) dan ageni (artinya: memimpin). Jadi strategi adalah hal memimpin pasukan, ilmu tentang perang sebagai ilmunya para jendral, ilmunya para komandan. Dalam konteks awalnya, strategi diartikan sebagai generalship atau suatu yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang. 4 Sehingga tidak mengherankan bila awal perkembangan istilah strategi digunakan dan popular di lingkungan militer.
1
Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia, Edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 1092 2 B.N. Marbun, SH, kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar harapan, 2005), Cet ke-2, h. 340 3 Komarudin, Ensiklopedi Manajemen, (Jakarta : Bumi aksara, 1994), Cet Ke 1, h. 539 4 Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, manajemen Strategi sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta: Lembaga penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), h. 8
15
16
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi banyak diadopsi dan diberikan pengertian yang lebih luas dengan bidang ilmu atau kegiatan yang menerapkannya. Pengertian strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang Jendral di masa perang, tetapi sudah berkembang pada tanggung jawab seorang pemimpin (manajemen puncak). Dalam ilmu manajemen atau suatu organisasi, strategi diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi. 5 Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian strategi, penulis mengemukakan pengertian strategi yang dikembangkan oleh beberapa pakar, di antaranya adalah : a. Menurut Willian F. Glueck, seperti dikutip Amirullah, Bahwa strategi adalah suatu yang dipersatukan, bersifat komprehensif terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi (strategi adventage) perusahaan atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan rancangan untuk meyakinkan bahwa sasaran dasar perusahaan atau organisasi akan dicapai dengan pelaksanaan yang tepat oleh organisasi itu. 6
5
Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit bidang Pemerintah dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press, 2000), h. 147 6 Amirullah, dan Sri Budi Cantika, Manajemen Strategik ,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), cet. Ke-1, h. 4
17
b. Menurut Din Syamsudin, strategi mengandung arti diantaranya : 1) Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan 2) Seni dalam menyiasati pelaksanaan rencana atau program untuk mencapai tujuan 3) Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan. 7 c. Menurut Onong Uchayana effendi, strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. 8 d. Menurut Syarif Usman, bahwa strategi adalah sebagai kebijakan menggerakkan dan membimbing seluruh potensi kekuatan, daya dan kemampuan bangsa untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan. 9 e. Mudrajad Kuncoro, Ph.D mengutip dari beberapa pakar tentang pengertian strategi, antara lain : 1) Strategi adalah penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2) Strategi adalah pola sasaran, tujuan dan kebijakan/rencana umum untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan, yang dinyatakan dengan mendefinisikan apa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, atau yang seharusnya dijalankan oleh perusahaan.
7
Din Syamsudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos, 2000), Cet ke-1, h. 127 8 Onong Uchayana effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Rosda Karya, 1992), h. 32 9 Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pengembangan dalam Islam, (Jakarta: Firma Jakarta, 1998), h. 6
18
3) Strategi adalah menentukan kerangka kerja aktivitas bisnis perusahaan dan memberikan pedoman untuk mengoordinasikan aktivitas,
sehingga
mempengaruhi
perusahaan
lingkungan
yang
dapat selalu
menyesuaikan berubah.
dan
Strategi
mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh perusahaan dan jenis organisasi seperti apa yang hendak dijalankan. Definisi-definisi ini mempunyai banyak kesamaan frase “tujuan jangka panjang”dan “kebijakan umum” menyiratkan bahwa strategi seharusnya berkaitan dengan keputusan besar yang dihadapi organisasi dalam melakukan bisnis, yakni suatu keputusan yang menentukan kegagalan dan kesuksesan organisasi. 10 Dari pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa strategi merupakan satu kesatuan rencana terpadu yang dihubungkan dengan lingkungan organisasi dengan cara membuat pilihan alternatifalternatif untuk dipertimbangkan dan dipilih, sehingga strategi yang dipilih akan diimplementasikan oleh organisasi dan akhirnya memerlukan evaluasi terhadap strategi tersebut dengan tujuan tercapainya cita-cita organisasi.
10
Mudrajad Kuncoro, Strategi “Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif?”, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 1
19
2. Pengertian Fundraising Fundraising dalam kamus Iggris-Indonesia adalah pengumpulan dana, sedangkan orang yang mengumpulkan dana disebut fundraiser.11 Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksudkan pengumpulan
adalah
proses,
cara,
perbuatan
mengumpulkan;
perhimpunan; pengerahan. 12 sedangkan yang dimaksud dengan dana adalah uang yang disediakan untuk keperluan: biaya; pemberian; hadiah; derma. 13 Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan ataupun pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasional organisasi/lembaga sehingga mencapai tujuannya. 14 Menurut Ekaterina Kim yang dikutip oleh Michael Norton dalam buku menggalang dana: “menggalang dana adalah sebuah ilmu, tetapi aturannya lebih seperti pelangi dari pada sebuah rumus. Anda harus melukis dengan paduan warna dan perasaan yang halus. Dan anda pasti sukses bila anda melukis dengan rasa kasih dan persahabatan. 15
11
Peter Salim, Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesia Dictionary, (Jakarta: Modern English Press,2000),h. 607 12 Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia, hal..612. 13 Ibid, h. 234 14 April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi organisasi pengelola zakat, (Yogyakarta:Teras, 2009), Cet ke-1, h.3 15 Michael Norton, Menggalang Dana,(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002), h. 11.
20
Menggalang dana adalah sebuah proses menggalang dana bukan mengenai meminta uang tetapi lebih mengenai menjual ide bahwa donor dapat mewujudkan perubahan masyarakat. Bila orang telah menerima ide itu, maka mereka mau menyumbang. 16 Beberapa penggalangan dana tidak memanfatkan peluang yang ada untuk memperoleh dana. Beberapa lagi melakukannya, tetapi tidak terlalu efektif. Tujuan menggalang
dana adalah memperoleh, tetapi sering
dilupakan bahwa imbauan agar orang berbuat sesuatu, permintaan agar orang menyumbang adalah bagian yang sangat penting dari imbauan yang disajikan. 17 Dari berbagai pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa fundraising atau penggalangan dana adalah kegiatan penghimpunan dana yang mana dalam kegiatan itu, penggalangan dana menjual ide orangorang yang mempunyai daya kreatifitas dan imajinasi yang tinggi, sehingga mampu menghimpun beberapa dari donator yang bisa dimanfaatkan untuk mendayagunakan mustahik. Ada sejumlah keterampilan penting yang perlu penggalang dana kuasai jika ingin berhasil: 1. Menilai Kekuatan, sehingga penggalang dana dapat memusatkan tenaga pada hal-hal yang dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. 2. Belajar menguasai keterampilan yang diperlukan, dan mulai mengikuti pelatihan atau menggali pengalaman yang diperlukan.
16 17
Ibid, h. 15 Ibid, h. 12
21
3. Mencari jalan untuk mengimbangi kelemahan-kelemahan dengan cara mengerahkan orang lain untuk membantu di mana diperlukan. 18 Yang dimaksud dengan keterampilan tersebut adalah: a. Kesungguhan Membantu mewujudkan tujuan organisasi Kesungguhan adalah ciri paling penting yang harus dimiliki oleh penggalang dana suatu organisasi. Semangat dan kesungguhan penggalang dana akan mendorong orang lain juga untuk bersungguh-sungguh; yang diungkapkannya melalui sumbangan yang diberikannya. b. Kemampuan meminta Banyak orang tidak nyaman bila harus meminta uang. Orang yang merasa seperti ini bukan orang yang tepat untuk menjadi penggalang dana. Untuk semua ini perlu kemampuan meminta secara efektif apa yang penggalang perlukan. c. Percaya diri dalam menghadapi tolakan Bila
penggalang
dana
meminta
sumbanagan
dana,
perlu
memancarkan percaya diri. Jika penggalang dana merendah dan selalu meminta maaf atau ragu-ragu, orang tidak akan member apaapa kepadanya. Seorang penggalang dana yang baik juga harus menentukan sikap bila ditolak. Setiap kali menghubungi orang, anggaplah ini pendekatan yang pertama sekali dan belajarlah dari pengalaman. d. Kegigihan
18
Ibid, h. 20
22
Penggalang dana pada umunya terlalu cepat menyerah. Mereka sering mengatakan “tidak” sebagai “tidak” bukannya sebagai tantangan untuk mencoba mengubah “tidak” menjadi “ya”. Jika penggalang dana teralalu cepat menyerah, maka tidak akan ada peluang sama sekali. Jika penggalang merasa orang itu seharusnya benar-benar b erminat untuk mendukung, maka penggalang dana harus mencoba mencari jalan untuk mengubah sikap orang itu, atau mencari suatu kegiatan lain yang membangkitkan minatnya untuk mendukung. e. Kejujuran Penggalang dana harus selalu jujur. Karena harus meyakinkan orang, maka ada tekanan yang kuat untuk tidak mengungkapkan seluruh kebenaran dan untuk membesar-membesarkan kegiatan f. Keterampilan sosial Seseorang penggalang dana harus memiliki rasa percaya, kesabaran dan kepekaan. Percaya diri, karena permintaan yang dilandasi rasa percaya diri sulit ditolak. Sabar, ketika menjawab hal-hal spesifik yang ditanyakan donor. Kepekaan dan ketulusan, untuk meminta donor di hadapannya
agar dapat mewariskan
sesuatu bagi organisasinya. Seorang penggalang dana yang baik juga harus pandai bergaul dan menghadapi orang lain. g. Keterampilan berorganisasi Menggalang
dana
sering
melibatkan
kegiatan
memelihara
hubungan dengan ribuan orang pendukung. Mereka semuanya menganggap diri masing-masing orang yang istimewa dan memili
23
hubungan pribadi dengan penggalang dana . organisasi yang baik penting sekali. Penggalang dana harus memiliki catatan lengkap surat-menyurat dan informasi mengenai sumbangan yang diterima dari setiap donor. Semua ini harus tersusun rapih sehingga tidak ada acara atau peristiwa di masa lalu atau sumbangan dari seorang donor pun yang terlupa. h. Imajinasi dan kreatifitas Penggalang dana yang baru masuk sebuah organisasi bukan paham bahwa imajinasi adalah sebuah modal yang berharga. Tugasnya mungkin menciptakan kegiatan-kegiatan baru untuk memberi ilmu ilham pada para donor yang ada dan untuk menciptakan acaraacara yang dapat mengobarkan semangat orang banyak atau mungkin memaparkan kegiatan organisasi dengan cara yang cemerlang dan imajinatif. i. Kontak dan kemampuan menambah kontak Penggalang dana yang sudah memiliki beberapa kontak dalam bidang atau sector tertentu punya kelebihan yang sangat bermanfaat. Tetapi ini bukan syarat. Memiliki kontak tidak berarti bahwa orang-orang bersangkutan adalah orang-orang yang tepat bagi organisasi. Alternative yang baik jika penggalang dana tidak memiliki kontak, adalah memiliki rasa percaya diri untuk meminta setiap orang member sumbangan, kemampuan mendapatkan kontak baru dan kemahiran meminta orang lain untuk membantu meminta sumbangan bagi penggalang dana. j. Menangkap peluang
24
Penggalang dana harus menangkap setiap peluang yang terbuka. Misalnya, jika sebuah perusahaan besar baru saja mengumumkan mendapatkan laba besar atau mendapat kontrak kerja yang besar di daerah penggalang dana, maka sebuah surat yang disusun dengan baik
untuk meminta sumbangan mungkin akan membuahkan
hasil. 19 3. Perumusan Strategi Fundraising a. Menentukan kebutuhan Titik tolak dalam merumuskan strategi fundraising adalah menentukan kebutuhan organisasi, hal ini dapat dilakukan pada tingkat:20 1) Agar terus melakukan kegiatan 2) Meningkatkan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan yang terus bertambah 3) Perkembangan organisasi di masa depan b. Disamping tugas-tugas menyangkut dana, sebuah organisasi juga perlu membiayai kegiatan sendiri dan masa depannya. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan: 21 1) Pengembangan modal 2) Dana pribadi (corpus fund) 3) Mengurangi
hidup
bergantung
pada
pihak
mengembangkan sumber dana independen 4) Mengembangkan landasan keanggotaan dan pendukung 5) Kemampuan berdiri sendiri untuk jangka panjang. 19
Ibid, h. 20-28 Ibid, h. 51 21 Ibid, h. 54 20
luar
dan
25
c. Mengidentifikasi sumber dana Dalam menyusun strategi fundraising titik tolak yang baik adalah mengidentifikasi sumber-sumber dana yang mungkin dapat digali: 22 1) Dukungan dari perorang, diajak menjadi anggota atau member sumbangan 2) Sumbangan besar selama hidup, dan warisan setelah meninggal 3) Dukungan dari kegiatan fundraising seperti, meminta sumbangan dari masyarakat, mengadakan malam hiburan, dan acara masal lainnya 4) Pemberian dalam barang (oleh perorangan atau lembaga) 5) Hibah dari lembaga pemerintah pusat maupun lembaga non pemerintah 6) Hibah dari lembaga donor internasional atau nasional 7) Hibah dari yayasan internasional atau local.
d. Menilai Peluang Butir-butir di atas adalah gambaran yang cukup lengkap mengenai sumber dana yang dapat digali. Sebelum memutuskan sumber-sumber mana yang akan digali, perlu diperhatikan faktor-faktor berikut ini: 23 1) Pengalaman dimasa lalu 2) Pendukung yang sewajarnya 3) Organisasi macam apa yang akan dibentuk 4) Gaya dalam melakukan kegiatan 5) Sumber daya dan kemampuan yang dimiliki 22 23
Ibid, h. 57 Ibid, h. 60
26
6) Sumber dana yang ada sekarang 7) Peluang yang terbuka 8) Siapa saja yang kita kenal
4. Pengertian Surat Kuasa Surat yang berisi tentang pemberian kuasa kepada seseorang untuk mengurus sesuatu. 24 Surat Kuasa adalah Naskah Dinas sebagai alat pemberitahuan dan tanda bukti yang berisi pemberian mandat, hak, kewajiban dan kewenangan dari pihak pejabat yang memberikan kuasa kepada pejabat yang diberi kuasa untuk bertindak dalam penyelesaian sesuatu urusan. 25 5. Pengertian Bank Rakyat Indonesia (BRI) Dalam kamus besar bahasa Indonesia Bank adalah badan usaha di bidang keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang di masyarakat, terutama memberikan kredit dan jasa di lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. 26 Rakyat adalah penduduk suatu negara.27 Sedangkan Indonesia adalah nama negara kepulauan di Asia Tenggara yang terletak di antara benua Asia dan benua Australia; atau bangsa, budaya, bahasa yang ada di negara Indonesia. 28 Dapat penulis simpulkan Bank Rakyat Indonesia adalah badan usaha di bidang keuangan yang menarik uang dalam bentuk simpanan dan 24
Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia, Edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1108 25
http://bkd.dumaikota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1 89%3Asurat-kuasa&catid=74%3Atata-naskah-dinas&Itemid=106&lang= di akses pada tanggal 27 april 2010 26
Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia, Edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 104 27 Depdiknas, Kamus Besar bahasa Indonesia, h. 924 28 Ibid, h. 430
27
mengeluarkan uang dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia.
B. Pendayagunaan Agen Sosial 1. Pengertian Pendayagunaan Pendayagunaan berasal dari kata “guna” yang berarti manfaat, adapun pengertian pendayagunaan sendiri menurut kamus besar Bahasa Indonesia: a. Pengusahaan agar mendatangkan hasil dan manfaat. b. Pengusahaan tenaga dan sebagainya agar mampu menjalankan tugas dengan baik. 29 Kata guna dalam Bahasa Arab yaitu: Al-Istitsmar berasal dari kata Istatsmara-yastatsmiru, yaitu menggapai suatu hasil. Kata Istatsmara AlMaal tsammarahu, artinya adalah mempergunakan harta (maal) tersebut untuk memproduksi keuntungan. Secara istilah kata guna adalah mempergunakan harta benda untuk menciptakan sesuatu, baik secara langsung dengan membeli alat-alat produksi, maupun secara tidak langsung. 30 Pembagian
atau
pendayagunaan
zakat,
menurut
Pedoman
Pelaksanaan Zakat di DKI Jaya itu sebagai berikiut :
29
hal. 242
30
Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia,
http://www.siwakz.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=53&artid=171. Diakses tanggal 09 juni 2010.
28
a) Bersifat edukatif, produktif dan ekonomis agar para penerima zakat pada suatu masa tidak memerlukan zakat lagi, bahkan diharapkan menjadi orang membayar zakat b) Untuk fakir miskin, muallaf, dan ibnu sabil, pembagian zakat itu dititik beratkan pada pribadinya bukan pada lembaga hokum yang mengurusnya. Kebijaksanaan ini dilakukan agar unsur pendidikan yang dikandung dalam pembagian zakat itu lebih kentara dan terasa. c) Bagi kelompok amil, gharim, dan sabilillah, pembagian dititikberatkan pada badan hukumnya atau kepada lembaga yang mengurus atau melakukan aktivitas-aktivitas keislaman. Akhirnya disebutkan pula bahwa, d) Dana-dana yang tersedia dari pengumpulan zakat itu yang belum yang dibagi atau diserahkan kepada mustahiq dimanfaatkan untuk pembangunan dengan jalan menyimpannya di bank pemerintah berupa giro, deposito atau sertifikat atas nama Badan amil Zakat yang bersangkutan. 31 Menurut M. Daud Ali pemanfaatan dana zakat dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Pendayagunaan zakat yang konsumtif dan tradisional sifatnya. Dalam kategori ini zakat diberikan dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya untuk dimanfaatkan langsung oleh yang bersangkutan, seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir miskin untuk
31
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, hal. 68
29
memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat harta yang diberikan kepada korban bencana alam. 2. Pendayagunaan yang konsumtif kreatif. Yang dimaksud dengan kalimat ini adalah zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula seperti misalnya diwujudkan dalam bentuk alat-alat sekolah, beasiswa dan lain-lain. 3. Pendayagunaan produktif tradisional. Yang dimaksud dalam kategori ini adalah zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif, misalnya kambing, sapi, mesin jahit, alat-alat pertukangan dan sebagainya. Pemberian zakat ini akan mendorong orang menciptakan suatu usaha atau memberikan suatu lapangan kerja baru bagi fakir miskin. 4. Pendayagunaan zakat produktif kreatif. Ke dalam ini bentuk ini dimasukkan semua pendayagunaan zakat yang diwujudkan dalam bentuk modal yang dapat dipergunakan, baik untuk membangun suatu proyek sosial maupun untuk membantu atau menambah modal seseorang pedagang atau pengusaha kecil. 32 2. Pengertian Agen Sosial Dalam kamus Besar bahasa Indonesia disebutkan pengertian agen antara lain : 1. Orang atau perusahaan perantara yang mengusahakan penjualan bagi perusahaan lain atas nama pengusaha; perwakilan.
32
Ibid, h.62-63
30
2. Perwakilan yang bertanggung jawab atas penyaluran atau distribusi awal suatu barang. 33 Sedangkan arti sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia antara lain : 1. Berkenaan dengan masyarakat: perlu adanya komunikasi dalam usaha menunjang pembangunan. 2. Suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma, dan sebagainya). 34 Dapat disimpulkan bahwasanya agen sosial adalah orang atau perusahaan perantara sebagai perwakilan yang bertangggung jawab atas penyaluran atau distribusi yang berkenaan dengan masyarakat dalam upaya menunjang pembangunan kepentingan umum.
C. Konsep Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) 1. Pengertian Zakat Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik. 35 Dalam pengertian lain, zakat juga berarti: tumbuh; berkembang; kesuburan atau bertambah atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan. 36 Secara istilah zakat adalah sejumlah harta tertentu yang harus diberikan kepada kelompok tertentu dengan berbagai syarat. 37 Zakat juga bisa diartikan sebagai hak yang wajib (dikeluarkan dari) harta. 38
33
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 12 Ibid h. 1085 35 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (Jakarta : Litera AntarNusa, 1973), Cet. ke-2 h. 34 36 Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), h. 4 37 Ibid, h. 4 34
31
Zakat dari segi istilah fikih berarti “Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak” di samping berarti “mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri.” 39
2. Dasar Hukum Zakat Zakat dalam Al-Qur’an disebut sebanyak 82 kali. Ini menunjukkan hukum dasar zakat yang sangat kuat, antara lain : 40
☺
☺ ☺ Artinya:“Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan”. (Al-Baqarah: 110)
⌧ ☺ 38
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005), Cet, ke-6 h. 83 39 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 34 40 Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 7
32
Artinya:“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang Mengetahui”. (Q.S.AtTaubah:11).
3. Pengertian Zakat Profesi Zakat atas penghasilan atau zakat profesi adalah suatu istilah yang muncul dewasa ini. Adapun istilah ulama’ salaf bagi zakat atas penghasilan atau profesi biasanya disebut dengan al-mal al-mustafad. Yang termasuk dalam kategori zakat al-mal mustafad adalah pendapatan yang dihasilkan dari profesi non-zakat yang dijalani, seperti gaji pegawai negeri/swasta, konsultan, dokter, dan lain-lain, atau rezeki yang dihasilkan secara tidak terduga seperti undian, kuis berhadiah (yang tidak mengandung unsur judi), dan lain-lain. 41 Semua penghasilan melalui kegiatan profesional tersebut, apabila telah mencapai nishab, maka wajib dikeluarkan zakatnya. Hal ini berdasarkan nash-nash yang bersifat umum, misalnya firman Allah dalam surah at-Taubah: 103 dan al-baqarah: 267. 42
☺ ☺ ☺
41
Fakhruddin, M.Hi, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, (UIN-Malang Press: Malang, 2008), Cet. 1, h. 133 42 Didin Hafiduddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Gema Insani: Jakarta, 2002), h. 94
33
☺ ☺ ☺
⌧
Artinya:“ Hai orang-orang yang beriman, nafkankanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah memilih kamu memilihyang buruk-buruk lalu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (Q.S.Albaqarah : 267) Sementara itu, para peserta muktamar Internasional Pertama tentang Zakat di Kuwait (29 Rajab 1404 H bertepatan dengan tanggal 30 April 1984 M) telah sepakat tentang wajibnya zakat profesi apabila telah mencapai nishab, meskipun mereka berbeda pendapat dalam cara meneluarkannya. Dalam pasal 11 ayat (2) Bab IV Undang-undang No. 38/1999 tentang Pengelolaan Zakat, dikemukakan bahwa harta yang dikenai zakat adalah: a. emas, perak, dan uang; b. perdagangan dan perusahaan; c. hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan; d. hasil pertambangan; e. hasil peternakan; f. hasil pendapatan dan jasa; dan g. rikaz. 43 4. Pengertian Infaq dan Shadaqah Shadaqah atau sedekah adalah pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin, setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya.
43
Ibid, h. 95
34
Infaq adalah pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang, setiap kali ia memperoleh rezeki, sebanyak yang dikehendakinya sendiri. 44 Sedekah dapat diartikan sebagai manifestasi dua hal: a. Pengakuan akan adanya kenyataan bahwa rizki yang diperoleh seseorang berbeda-beda, hal ini merupakan sunnatullah. b. Untuk menciptakan masyarakat yang aman dan sejahtera diperlukan pendistribusian rizki sebagai bentuknya zakat, infaq dan sedekah. 45 Dasar hukum infaq dan shadaqah diantaranya surat Al-baqarah ayat 195 dan 263 :
☺ ☺ Artinya: “Dan belanjakanlah hartamu di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.(Q.S.Al-Baqarah : 195)
⌧
Artinya:“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik lebih baik dari sedekah yang diirngi dengan sesuatu yang menyakitkan 44 45
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, h. 23 A. Syaifudin, Ekonomi dan Masyarakat, (Jakarta: Raja Wali Pres, 1987), h.13
35
(persaan sipenerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun”. (Q.S. Al-Baqarah : 263) 5. Tujuan dan Hikmah ZIS Bukanlah
tujuan
Islam,
dengan
aturan
zakatnya,
untuk
mengumpulkan harta dan memenuhi kas saja, dan bukan pula sekedar untuk menolong orang yang lemah dan yang mempunyai kebutuhan serta menolong mereka dari kejatuhannya saja, akan tetapi tujuannya yang utama adalah agar manusia lebih tinggi nilainya dari pada harta, sehingga ia menjadi tuannya harta bukan menjadi budaknya. 46 Yang dimaksud dengan tujuan zakat, dalam hubungan ini, adalah sasaran praktisnya. Tujuan tersebut, selain yang telah disinggung di atas, antara lain adalah sebagai berikut: 47 a. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya ke luar
dari
kesulitan hidup serta penderitaan b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnussabil dan mustahiq lainnya; c. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesame umat Islam dan manusia pada umumnya; d. Menghilangkan sifat kikir dan atau loba pemilik harta; e. Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang-orang miskin;
46 47
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 848 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, h. 40
36
f. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin dalam suatu masyarakat; g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama pada mereka yang mempunyai harta; h. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya . Adapun hikmah zakat menurut DR. Wahbah Az-Zuhayly di dalam bukunya adalah: 48 a. Zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran mata dan tangan para pendosa dan pencuri. b. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang yang sangat memerlukan bantuan. c. Zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil. d. Zakat diwajibkan sebagai ungkapan syukur atas nikmat harta yang telah dititipkan kepada seseorang. Sedangkan hikmah ZIS menurut Drs. Hasan Rifai Al-Faridy dalam bukunya yang berjudul Panduan Zakat Praktis adalah sebagai berikut: a. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa (menumbuhkan akhlak mulia, menjadi rendah hati, memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi) dan mengikis sifat bakhil (kikir) dan serakah yang menjadi tabiat manusia, sehingga da[paat merasakan ketenangan bathin karena terbatas dari tunttunan Allah dan tuntunan kewajiban masyarakat. 48
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, h. 86
37
b. Zakat adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi ekonomi atau pemerataan karunia Allah dan merupakan perwujudan solidaritas
sosial,
pembuktian
persaudaraan
Islam,
pengikat
persaudaraan umat dan bangsa sebagai penghubung antara golongan kuat dan lemah c. Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa dan lemah papa, untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Dengan kondisi tersebut mereka akan mampu melaksanakan kewajiban terhadap Allah SWT. d. Dapat mewujudkan masyarakat sejahtera dimana hubungan seseorang dengan lainnya rukun, damai dan harmonis yang dapat menciptakan situasi yang harmonis aman dan tentram lahir dan bathin. Akhirnya sesuai dengan janji Allah akan tercipta sebuah masyarakat baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur. 49
49
Hasan Rifai Al-Faridy, Panduan Zakat Praktis, (Jakarta: Dompet Dhuafa Republika, 2003), h 41-43
PK 8Õ å ¢ (
! „ì [Content_Types].xml
´VM‹Û0 ½ úŒ®ÅVv ¥”8{èDZ]h ½*Ò8 Õ Òd“üûŽìÚ”$kCÜ\
ÆÌ{OóÞŒ¼|:ZS¼@LÚ»š=T V€“^i·-ÙÏõ×ò + §„ñ
jv‚ÄžVoß,ק © j—j¶C
9Or V¤Ê pô¥ñÑ ¤×¸åAÈßb üq±xÏ¥w
KÌ lµüN ¢VP<‹ˆß„%-~ðQñÆ{t-!U ÇŠO]]¦®™ Áh) „ó §ÎHKß4Z‚òro‰ªÊp!z )ÑѬ© èw š_ !÷ ½ýe × ö9ú -fK @3-DÔ z Ÿ¡ {ƒÅ— #õ§³ä`›³ƒk› y,ó Ò}¥&‚IgE ÝúkOE•mGÓN‡1UãvŒt´µupe æ W d+´ë»új¼ÜÞn R-f{z ¯ zRD“¹GÀ;ÜIzpêN Ö# I ¿Ú©â”ÏÙ&@ž ª¤A? ¬W# ‘ p‡ Ó# Xr çï•‹
æ q’ii oŸóE´0“”; âãlÇ/ŽÜ Oò7t‘¬ÅÆÀÿW0@OŠ8ÀæÇÝÒ÷ ø¤ ®ió½¿Á aþ¥ 7˜Ñ_[¹úÊÔóö'eõ É} ø Þ _rels/.rels ¢ (
ÿÿ
PK
!
¬’ÛJ 1 †ï ß!Ì}7Û*"ÒloDè Èú c2» º9 Lmûö†‚‡ …Z {9§ ¾9,W{7ŠwJÙ ¯`^Õ Èë`¬ï ¼¶O³{ ™Ñ ƒ' Ê°j®¯–/4"—¢<ؘEQñYÁÀ ¤Ìz ‡¹ ‘|‰t!9äb¦^FÔ ìI.êúN¦Ÿ ÐL4ÅÚ(Hks ¢=ÄÒù?ÚÒ £AF©C¢YL…,±-³ˆ SO¬À ý\Üù˜Q j § — âaëÞ<Úñ ÊW¬Ú¹î7žùßyB×YM Ao y>q 9ÍøFÚ…ddYѱðÜvn/IC{&oÈœ? ÆøI$'_Ù| ÿÿ PK ! é ] Ï word/_rels/document.xml.rels ¢ (
Ëê¦^z!yÓ03™
¬UMO„0 ¼›øHïR@]?²° c²WÅÄk -‘¶¤}¨ûï}î
åêSvÁ; Ûj•²8ŒX ªÐe«ê”½ä ·,°(T):- e[°l• Ÿ-Ÿ H/Ù¦ím@,ʦ¬Aìï9·E RØP÷ è¤ÒF ¤ÑÔ¼ Å›¨ 'Q´àfÎÁ²#Î`]¦Ì¬KÒÏ·=)ÿÏ-«ªàA ƒ …'$x ¢ CŒÂԀĹ›ã L2~ZÿÒ§¾ÅmG NúûÙ% ãS-T©4Î ŒˆËBœøô€T 8$° ùîé¼ ¯-Ô 7`¨â äLÂg Å`QËWjÞT‡0ä Ê[ éŒdáÓM¥5þêÆ 9#‰ýºP˜‹M7+H¥ —‹kŸ&>`ó
ˆT Ù—: ]FbÚŸþÖÕ÷ Ì×Õ~v–âʧ¾ý ȸ2¸óiáôÆNF}~ô ʾ ÿÿ word/document.xmlì\Ûr ¹ }?UçT<%U¾`âÄ— 3 Á“0
PK
! Oµ¥Ú³J
F—
Œ ìšÊ¼ ZТ¯#u›ñ|ýY[RCƒ± ÉIÀ©¼ è‹ZÒ¾-½önÿòë?QÈî„Ò2‰/*G Õ ñ0ñd<¾¨ÜÞü¶ Za:ã±ÇÃ$ •{¡+¿ÖÿûŸ_¦ç^2Ì# g
CÄúü
gý,KÏ
õÐ
× I*bœ %*â ~ªñaÄU §ûÃ$Jy& 2”Ùýa-Z}WqÃ$ •\ÅçnˆýH
U¢“QF·œ'£‘ ÷QÜ¡Öy®½³å¦lžx¨Dˆ9$±öeª‹Ñ¢/ Kô‹AîžZÄ] ×MÓužæ)>…<¢ÐN{š(/UÉPh £{r6âQõ©g» ¤!fw¬3…Åg 3‰¸Œgà v,É &¼ ïÐ>û †š/ {Q‡. ïž>S6=‡.z½‹JµzòîäíéûJqè ‚®V›— '-Zmv°%F< ³‡—_Ó¡£jõìmÍ7>7ú8Øl´on?±N£ñ ß»W¬×¸úܸaínë îe¿ÝXX"YÔzÚyvrüæh¥ÏY
Î#ëUdx × UgçÚ^qìøˆ
bâ³;6ðg2¦qB1‚·<®!àÂEñxl"=ý^rzƒ ñÌ Û–[)¹¼m ÛSl½ôöÛ-·ûnC
ö
ò1 q#UB u'*õk•ŒdÈ t-dN CUo§ ùç§&Þz_«ž^ åþÞZñ¥âà÷\óøÅŠ£ù£‰CfùË5ŽÎ‹•F óð©É? ¶·á}áüŸv³ì elc š_ì•âàI—´ÓŽ¶Þ[Ö¤ µõÁ=Ï^ðæ/æX0“ÝÜüzì 1Ò’/ë Õ,Å_¡æ `ù·$Éâ$ =1 Ä”pˆô{eßÏš÷hy‚X ôÀ¤ PÑfî$¢ nc1qXD€Å •¸ ÅË¿}žQsÓÿÚ<ã¤z¶ gÔNßX ÎÉ•ŸyƳyF½/&È }ÖG² Ày5…ò¤’ñ=gŸ› Öì-ú„ 2۳㷠7$"c’% [Ä FãÎìÅF—m¾úlf»qz:’JgŸ
5÷îìô[ëÊ: Ü3. ”¤ »ø Ò¹u&û,jºæ-g ÷ó˜
U÷‘ ipõñ Z ˆý¶
9~1°÷÷Ð8Òµ%÷ æ9 ]*b‡²û ‰/xŒ¨Ÿq•YaщoÉNn¸ õ(סŒÖYÄeìíä ¨0ò e`í"¾²@Bb ¡x<á ‹¹
ö˜'"iŽ§yÈç"Îã, X„ÂG€¤ ò É1gæ:°æ †‰yˆ'íá6
'× ïwïù { R;ñÉ- bÊ'r@ª ¢ rhÅþ5êpOœˆ flÒ ¦ò Êd ‡ÅI”(–
'¹NEÀt t ήÄ%^ŽÁ=ÉPmâ M#Â0 4Ç É d ƒxXY†C{Xy,˺ªs ^2Â’q 4]áæx, U',Å®`À}ú¡Å€ íÎé âB §§|6 w âqT¬X 0 ZÛM7™E
¤¦ë Ú'rÏ4/?×¹¦ Ð3 Œ 7c«µó {5NPL óøµ @(߬3 JbGÍ4 ^ºá]%±'±S$"Oš "í -›”5Êãa-Ò …´qc¾ï> Š† Y µý«Ý§Ké¬Äa•kîs Ý ”£& ÁçÐ Ö¼ít 60ðõ£ãÉññû @׊ŽîâRtÜ8øYnö¤fJR?N$¬ ¼¹|wü $ 7Œ « h EØó \ , ž ßÖÑ©Ç #߶W]'ï¾Î -‹{Û^Àj±YÏK~£pÅÆ]îÁÏŒø߈ p > ø7 ¼6¼|ž±IŽ ƒ_ NÁE² û OÒ ¿ÖÓn{Ÿê‹˜®V8YO¦„à”†óLBá³&‚PÀþD8VYÂú
€¾˜ 6åA–3p³ 1'|€Pg ¤
¤!öRsœCÒ! øô
q–`DN±” % ÷÷Ý'¤@ÑÑ9{Äo®ó€®³ xÅÀ. ÃîàèUB˜ † y¡Žw}yÕîoâàá® —m¡ø¶%ôˆ&¯cœ;ì_þœ©
º…€ š‘r8XG–h‘Ì:ëtNhýØìdZ úéÌÕ%³?pl. ?Ú@—›o–¨mÙFB ºžˆ=°|Þ5‹¦ <0Õç¬ÞåðÖ„ÿ Ä& × OòŒâ€æè%C ¿EGÇ” ɱI.Z˪ a-±$Í€®Ã=æ#é°¨”<Ñ€ “FÂa} ˆðA?ím„ì Õb Xà°½ 4ÎÁ!—1®Ê¢~F ×&îêåé
´ B† ÉxŒ< ™/%›. 2,ÍD ó–³l2 È6'¸ š=ϸ2Ž<Ë$÷“<"ýN ra-R# &T4c @ÌïD”—>à€Éx˸‹²3Ü…>º1 /%t·äRP›!
z ÀT1‡’Ámb
jïh¼}szöö;'<Ïð” ëÖƒ!³•ì vª“{‡Š lš 7¾YÒà,§
Ý'Œ8Bm) ³$u$Œ¾Î ”X'ãÑq¥A·¤Ã¤¥)Ñ Ž]À9hð-¬[email protected]
£ 5Š^2 OÊÐç0@ ³K|*ˆ‹ „ / ‰nZ`½ˆ
!‘
CF‚Ã^¢
'äPz/÷& à¼ÀÊ-© Ç
59JÇô
£¾ll BcHà|€>UD¾Ï®åŬ $
0µÙ Ÿ,%Fü n6$˲…ÎT€”Ù•ž ; -?ß¡D·‰ÿŸž?V…+ÊX(‘þŒ²‹ Ê&~o²Ëó(;S f‘ ؤóa¤"«ƒy l ¦ 1 å
ñ -b‹É%h´`ó)Ð ƒz
É ŠÜ
aõÍÉ
…“ s‰¸¬Ñ N³(°"AÈ, {õþò ÖÂk3"c-?ç#Îz"Í ¡
ßÌkç¢ ¤\´ÝÔ3ë6àFŒ 1ɹå .áRú;7÷ç#`= lÒ»¡Ê«#´'¦
øë= 5®>¾x2«¥
XK‚Q`ùHz¹G__5"tÔþE j‚e Õ©˜õQ•’À±-ÖŠ- qú\z¬1Æ-Q:À8 p¿“Çp Š½ú « …t"ªÚ v׎6b¥‡ð‰-E dì+ C Pè R ¯ È;±¨7 ©:·@ÃÍn› ¿[Ž¦++¦ ‘®îõ– mMk 9 M¢-ÃÊëñ8%`½ùû<åþ÷‡5– ÉiŸñaó ¼R«v˜-üˆ Âx 9JQq
¶ oQª'˲\µ¥}-4–ó;Œé ï "ú1g¾µ ¬ =% ô/ô »°€Õ±è‹‹b»°$TJ€¾¬îüLà¿ôÝÅM’ z ƒµ*p± ØZŒÑ±B¬í½ä)™5Ž ÈS2kz 2 B²NÐ ß ßÄžÈW Æ¿ˆ-% ,
õ-
YØ÷x
Z
ž} u!bÙNÊRWÀæ ë ¯e£c -9‰j cÑ$|zKuÕ‰¡Î–/ÿšœ±Œh ºwW=û›Lê™ÐJªºø‚à 2²$ú‚ ÙÎRÊq }I¨Ž€ÅBó“ —Y>Éa1- ¬ ÄÄÙš.Q"ŽzÜt¿[ªw9~n_Få…¡9l^Áçð p hìB •)Ï,O~¥IïÖŠÎY „/©Ÿ µ
ùF)Í-˜wô.ì±~Ѹ`ëàð‡S ¶®o
,é· ;Ú W×Ôà ˆÒ¢ÑÓp a¦ñ
ä)Ÿ–š¨Ö¸É(
ÃÂe§n Ô*HŽ¹hÀ*qþk<È– –hÇ òÃqdb £âÚ¾©° ² -^ˆ 4 <ÌM U6<×\ ~eY vKÜå¦>2BÐS9äé˜ ÷&¿†‡|@ ìÖ– ¨óÚVTb÷~ -~ ž öݘ-Œ’š‚ }ðÏ0Æä² –ª\^,›4 e;=ÍýžtîÑu,‘ ¯áÛÐa®àêðƺÄ!+cS yè ‰üëõ²Ñ%˜é¾ –åBOÖžõ"ô\ . ß™p/õlÔ¨RB ?(ÁQDxÚ@Û¨²kå„
b2ŠïÔ¨-²£* Ä\g¹f@íG( Î3ÈGéq°°EýîU‹ w3‚ g qÐ’‘ 1ë í%W }KgíI"B f' áÿü@ño¨f Z;/N]¡ ¶ñ§œ€¶ ’ äìãï ì ‘˜àZzø×A kÄc¼=' ÍF ÑOa BT EàE ¤£Z¨¦xÕè^ߢ(š"g£²+›Ê #ù +¤x ‰ aÛöº™ÉghÑ·' ç˜á_[˜Ÿ¶[ЕV( ;HZ¤sv€¢}¬(´4¹yG¼ƒ7– > ¬› ¢û¡› ¼-± óN‹‘ ù-wŽd‡MF-Õc}lo‹ \4*˜NHü¾Î vµTg D– .cÍx?â§É?û Œ6! 62ùÿ ÿÿì]ÛrÛH’ý• =õDȶHQ7ïX ’%w;ly ’w7ºßŠ"H– l\¬Q?õolÄîÏõ— ìɬ* AñN‚j<X’Iˆ ªòzòTfàÇ‘xz/£ ¥>ì}W ' ßœ'q
¤¿‡wú ~Tòλó >½ þÀ ?¤÷a¯ÙÚ3¯|¤ ˼öîé}x ÒÕñù-ìHñ$Ý8 ú*Nü-^-8¾ŠÅpôËxCÄNè&ƒaâáj_ŠÈi;‘
9CéÊX‰¡ãwT¨¤/~½¼ —wŸEGzr
ÅÝP4šÍ·
ôïŸøëñ9}å; †Aн
CÜaüìõB9¸ e 뻧7ÂHuînà { Í“ÃëãÖ-Ý»y„ðÓF×kÿÍ, píw*yûâß ï}4” XèaèDNøÃÙ; ?á è$ؽ¤ ïR<&± a2T²ÿ ñ,ý- dè„IáùÓ ¢í¹8:<=;ÚÞö”?Ÿ'® ¡Mè -›•{ˆ§÷--±ÑSÕyóùŠ$(«ª nÒíëG mÙQâWù,#éOzžŠhÍÛI÷GBsÒj}<9Í Í}üì9v1> Aì ±sçt Ðñ£Z›Tünñ-psªóa m¬¶eø:$»4´ ‹Ÿíøäèô# íq#f_¼rº2ñâñËo3/ñ'k£Mú«XV<åC‘[§ ô è?w‰‡ d ”ß¡wœ.>ý¤É—uU Å_ù é v ¸Š D;ˆûfyõÛ y¥ 4 Ô.M5ķܪÜ;±ãÉ~ÖWj]Ü ¤Ê.ÞŠp ;ê?KkAc
'‘
z
²/./n¯¿|¾ p ô gÐN Ü÷ ì°¸îÈ ZÎ6WEŠ~»¯ m™àE . -;r 0ÑCÇuÂG) Iä© ûimãàž{øMóy_ ˜ \< ‽wO>*c GFEù]ù» èà7ñgb|œ ø â Ôw ïN1 Œ ¾\JD â—·â^†O ˆû ¯ÇÁþè Û$|’~þ¥P> =\ìt-)Ì 8ˆ<”ÇñF/ á€ìº •Ó ãFEmÙGLq“ø*dó— þñ‹þ@vðÆ£ì«
Å ²'éÃ<éÂ&Ê·¢`vv-ظÂ*اj;Ú{%®ŽÀh…B2ý$ N'ñ(Zc‘‰a zvï ,aóðA ܇Š¥ß‘ø‚mV"ð H0Ä o„Ž ©¢¥.]²ñð†,ÕÙYëèâp7íø ½ÚŽ¯$- ÙñRá©pp ãøÏÊ•ÃIÊÓvBmbÜ IÊ0áT¨'=6M0Œ¬KÖ.#qÚ m©\-˜PÖ-Ì;~µÃZ, ñ¶ÑZ󦋤 >@ú *b•=¦¸Ô6,}FÊ µY"ŸÆÆk ãí%JxŠL ,? î‘
aØ3 ù°wÑ®›÷ˆ¼ý,.jÜÞVz›ÓýÝy ü l ’^ Б- Ä"O 6H«ûO ®×hk^ïS±æXMùðȈáÚ d¹°ÝÛÏž§'žåá¯p%’1Y¹ç!'nÀ-I7žnZQùva7Î IK^e› g‰ŒÕE¼ÿ¨Ú°è:í Ð0‚7¤´ >/Éè T¨ {?4/u$~É`‘û"&µôœ¶ê ]À.ì`¹Xjušø<ÕØÜs“~
ĸÈB“
'¯°n^ ’§¦Ì7B‚‚mcÛ‡Ì4†½dÔ ü7ÙA×qû°¢±¢$7V $’Á §ôè]@ÏüióE@ s. ¾ \_ ”BXÍß |Ù,¸>ÝÿœßO²x |¬ZˆÑ¹Á† ð2S ÜÆê‡#¸0²O²ž‡=€ %ÀáG`5+Zˆ¼=€²ôtˆìö“ˆ°zh V@Ä ôIT¡Ák„ý8^à!¥§¿> x\§§(³ Q )éAW•O GD ” "÷ñ DÁ€1 UF m h /eþÄo ²lÈ“O[V£–Y õo«–»– K_qÁð RKŽ Õ%xí~âÃyÃ30"Ê
ò؃äŠcñ-øÁB(š(óY_ °ÛE®ÌY cUHÑ!jJ\ô ì)8ö ¿
ìO\
”'~ã:É7 ©ÀÇ' Dóþ‹hµŽòâ §QV~œ”n]^Ÿ\5›» p .ø·jYËò€H\‘M󵑄 àGkd`?C ͨ~™êt ˆ b Ââ9„ÈÄ22 ÷È$ Ÿ°Óì£ö W öED ÿï ,ulˆ ‡“ÂÖ·á¼ÈíAûµSËÀlxŸ“‚Ç V€/ Èè ¸6•L½ , ÔJQŽA‘¡/>û Àwà w-Ÿ¸‚R ûƱDAM¬z@ þ©X q±‰ 1¯Q£%¬åÔF³l‘tÐ CX‚ ÂÚÕy,é,aÀk®‚*CÄ ÙÍÐpˆ¬S¤æL‰†i!5¸Qªö ¶\Ƙw %û 3I§ w …> (ðIxk†Ì;ª Õ R4ª :Pa8 Fæ=íêߘïZ:u%–ða –Ì# »â wÛ}•[ÿ{ør '1ð÷=˜ò-Œ4G‡ÃP ê6œ‚Š ž\^]çâ²å¸!mÖ×Ùµ ji1Çó® âÑV¿C s ã ƒø× }黟“ X¾7S ~ÛáĹf%RxÇy jk % ¢Dhàé'8F$
H 8høGm v#ü7
Y] ˜cH&¢X[¥€
À#2 ¢?Pˆh!c 3““±ü Í‘y§¿A@ JƒâˆhÑü¶ :À¢ê †… I2 $‡G. ‹0ûÉOÉcÒ j0„K¢ª0x7‘ PêBÄÙ‚É^·ò/f´þúó /™«{ ‰0 ë;é>Ëø¯?ÿoAuÙ-d‘ ˜Äî; %Í¥!ìÙéQ«Ñ´ˆ±¡( ^Ìĵùw^ ’¥>F«ŽlK×ùdi eó¬Ù8»ä Á Ð9ŽéW Å·ˆ9Á> ¤Ÿ
t¨-¼ž Ü a ï}&f%Gó-¦ “ô7à‚"BÑñÝ^D L ”a }Ø;<æÏÁ³Ú+ åt-œÑ‡"EîÁn ó zH÷òô~}ŒÎù£ ÚÒÍð:ç¿7:‹ð_Ä”$w ªa )åÌv©Pæµù.£çyqe=?½:º¸>›, –ãüÝùw¬wp$ ² Ïöa¯¡ù»óq~µ|,ÅùýÞ‡[û°7 Ax‰ô ŽN ”½ñ ÅÅËWm!&€¶“s_³Q›kAdÒ”àWÊj, ó##dT Õô_ Ï †£ë*¦¤â¢- ø qGŠYé„—*=² R t di " 9Q ¦”Á„ CÉG|ŽP ZÆ“¿àç&.k™xô×!7™¥ž‹™ ;á(fWžý\W\Rö3¤ÁVü -î§HߨF’³q $óØ»°» åì(ð¾‰c x€/×Ê1ÃCƒfNgL3 Û ëóŒŠÇ¨ Ã9 y¨yGÉ ¼n t‡T&ƶ㤠ò JR¸h†e! Ž &mOíî‚L GÉ— »»ût 3v^ÛjZ 2>¯ÕVƒÞ< Ò).àž ÝÀ‘- [! À+€ êEonuÿ p¸ Íãž]}_Ü" x+®Â·t8ç UÓ ‘ Í÷q h 7pÿ˾¸¹À¿›ZÈ´ áë ¸cc$•ñ É ~©(~- Éi 7“á- Õ¾@Q Ç.²é^ ¦›ÙìT„—i ‰÷ ÷Wú † °&±7É/ÛnSª\ iᓵOïsH ƒ ¸ï™ –Ó† l&!1g S.h àt-§°“>¢qx´ š³> f-U©¬ Ÿß %6ì`Šì™å@-&(úÕÿ7laA)3 å
€¯ûVàÜÿÀæÀºª˜
’ bã¼ÿ{ ê0r0SQ¢ZîÆÉ ³ ÜQ%HÆZê ·tQÉ…Ä‘˜™ü’™Œ¢— ü"YD$×GñÇãW q Ô^ Âlœœ ä0îÃ#.Ë<½ @ã À¥‰ôîÓŽ
.Ã1´)ér¨â¬¨ö*m-
È ƒ]q /a“.ÇZ˜ÇàS®
f^ J¬àÉ à"›[€ Ž³o}PÖY 4 ã ådüüñç¼
¤ VF. ° w Ûzœ’Ë'sÀ_gÌ
æRÝÍ ¤æp
¹–!;]^Z¹‚-V^úâ ›ïqÄ‚êºf®Þ0qaŽbS¾¤d*Ís q¹%—§qù‚òvvv˜3õÍSã™jS>5ZI ài 3аÓE¹ÉÁ© ôNrcÕ ©p-Š¢ k– ßõßèo–LIlj- ÈPT äˆ
ÜÕeëÓ§“É ¨Y}
É
•°§s¹æìáóV¤Ö„
¹lrURÛh5øÔ`Z…o5¹ È:«ðóøzÚšRtfå rž»Ò È ã q|AÙÚGp÷€‰’Üý'5 LÉ[ U ¢¯'£fDô-Ñú-«…¯ \ñ-Aç P´ Îïj åªßæ‚Ñ* ¨‡ãêœ ŽÄL÷Ü"qÕdBHiá\ w VÝEϱç-A¦3¯›VN|¶“ Ét 5"ÂÞ ƒ B ÎÖ*@‡2 ÛO¹¬Ü!…XîyœƒzŠ áà¾O¨-di’ù }MFz é-æ"ýYC‹9 ô2Ie«‘O*S“]'•i§Ù™‰; « 7¹ Ô¢È ˆÝ ;¹Å+¾ø"ý'å½Ã7 ûéÛƒ|ÇÖžTjL— Ö!Ácçüëà¸ØfxîÍÏ ñ‰¤‘µ ¡ P”Ó L‰ ’Çö3 ¶rŠŸŠï š]ÎÀaho÷
X-
3Ú\¾žèò
Ê™/Ѳ’ èR´¶Ý[žaQ_lõóRv½5a> 1ÀMÂÜ樃 ¯ÊüÍäÀ-:<±žF锆ßì¥ Â ub†~ñs r ˜¡¿O&4 ‡BÍ-Õ.m ÂÇ3 »Š/ß/ÄO_B‡xhߥ?D/ B½|é N\Õ"5«" Œ 3$]|MÛs6#Ó Í«¬-]È,ש ¨Š¡-ÚjNP Ð5œ r“ b«-·–è1 n."âxŒƒ÷àKd$ŸCf ŒÑ¥ ï Y£~à ¦C¾¶ŽìlŒI·ªðd¦ÒÅ4= ûÔ‰Šrª9Eptö³ Œ_êrÈÂá ŸÉ%‰ÍœÞ j¢ÏØ ZÈDè†& äP¯³} ||ï ɼ|ÒÇÁ ·âç ñ: Ÿk £ - Øþ Ú s[«
µNE#5kÁ 铯`
(0É|&v â
Y‡
9
}RÝ:½D ž”>4•6—eGÔ±ù¢±ù•âºFÚ,vÔ" : Q;„Ø °] ®dɹY> ||¤F &LÑ ,Ì B :d” :± 1¯ÃõšŽ§gô-„¹ ¥ 4µ£L%Pß3æ»T°GÅAÛ q ñÊv &6Œž qo0$o´Z<E+åzœ 6t:P9ŠÒÖ€ëòªÁ÷ptl "ž3ÈU¬ÂŒ $-Øzbx# õyÊʯhT¼C‹—Llã½u EªÌÝ÷ß ¿†•[;È‘ÚÐÆé©É[+gD-ˆV Ò#P £ h4 ¦Ê8!õ·¶ “: ®¡ HÑ •Ùi®œýëÚ%O Äl P‡ Nåðð”;9Õ¼ Ͳδ°{–äSîà?RË œØ \)k¯>¹SÏÖí½¦ö-ç íVh¥ÆŒçxÏM[^OéúUÒÊfó8Ϧ>ÕÇkk-œ¢•|T– L f * †t= 2A!“&År
©»%ƒ9ÍÓõr*[ñèfEâ|¦Ïtãa-ä/ ž¶ò'VR-i ÉL=±Â‘L^X1OO=R¥ñMúS^d¹Í?aÜW í€PŠÁQTÔÙ
Ä·ªJäŠä˜Àˆ Kµ¤ëµžÿ ‹ŽÙ1l ¬ ˜gnÖg[³iñæÖeˆê¹È~‰ºŽ/nQŽç)Ö Ð† w“a¶ V Í’‰zµ°N˜IÎ6ùÙÌ!ôJèÄ D .ùf¬§G ¬ö™‚)äYŠ JK¤%ã¾7wdH“ ¡!Üï g
‚
CÕN0΂ÏÍàè
hxYDe¢¬’‘-q Ì¿þüÙß)`|E…üM8ˆ4 ®0ŽS1ðöÊtlÌÅÞUDÁ‹Ó¦¸'ŸÁ 6pZb*è` [V~ ‡Å;´¾µºØ7õ Í Aª“ Ú´ ß± Üô%×` © ˆŒW á™Ó 5ü0 ~x½ à FN^9(xFÉ Ô¥’˜`ƒ` NtkXe ¬2Š‰‘0ÆÔ²L§‰ ›€4EÓi S`ŒD Ÿ0] ?sOiê>KïHêq–óWÕ1ü©xN ÊQËóÖ36M É’Cû[šãm» SîT¨{ÒxâÇ ~hî5ä9'½»W†"%œå & y-æ¶qëD ™] íŠ-샃Ÿ Vábh:èÍؾQήU¨§ š6ö°R\Æ W”ä` iýØ ”Uq;Ë@®M›ª%0.vÄ°+iÊ_7c ïiÀ ʼ(1¬ Ž ¢q†?6Æ ‹Òè] z;ë iÏf ê:4`mŒÏ ØÚ{Õ½6t±£è 7Œ MÁ´ =Î3¤6Ž½!äz™Ncæ9XvW! ¨ÞzŽ!\ ƒ\M/-ʯã˜\V)¬4K¶† ai¬
UƒÆZžÕ½ þàß *lpY»Æ ¥‡ «¯ [ Ýà†¬>°B4 ç <âysfFvGápe„ÓòC
½Fk Ťf-ºmD1w·— ïÎ1ƒ¹óÅ, ±c ̃n¹kRÉtv` ƒ nL-t”èKï þ¥ð‹+9a5Gue4tÜÌï-#fÖÉÈ« Ý<(FeAd £Gx±NO©(‡ÎÍ$ n…`O˜Ûé¡0 ] •a ã :¬ µôÍNWíÊøI "* ßc– ‘øf)~ È©hÞ‹Äà T]qAW)ÿ ÿ¨ ò Dƒ~TaÐIÜw 8ÚÃö6¥ j£Š3ða µc8Fö6gœh7( ÚÐo"ÑÀÌé°×m ì·qu« Ð v-ºG[÷-|Í - %5›ÒÍÜÅK
Ê8 Í )ÄH µò’CWC +.t”XäI”è) :¾!-„º2 ܨ$k£QKtRyé. Ÿ…º£,Á¬DW>ÚZ«6 Ü‹Eßd‰½˜Á]^œ ]~ä3k<¯8£ªùwxäüf 'ÌLO³7AEÔ ûNª<¶f 4™ñ¢« ÐÚ3—$¦Ü §·¡ À¶!šîvòÂy÷²Øš‹ÙwéšôêšÉÏ=?²Ñ84 ÞD¦Ù º½¥Õ´f㤠Ý$¦HÁZdt–PsÊ}±tRk jòöYü†Js,.ždØ Íƒƒ–ø"c§‡îô8[‘9#¡¯«¥Ø À¬!_ôD i
bÉT¦+r"nŠèì†HO‘é^` Îýàt ±¸¾Óá84aVµl/+Û©4× úeÔsŠšå-ô˜8½h¢W ÿ # Óøb¢ ~'ÕV :¯&,)¯x}¥\³7Ö4#-ÖiȆ™8U{ ó‹ Ú¢ë + ¼†’†o£¯hää\ÎÆÉ 3X¡¶òÌ”"7Œy Ò¾ Ë~âSÀxR| ‘Ѿ”L·]ÿéÇ ž+o$3¥ß 7 Ôµ½‘¼SŸ¬ ±ÄN:- ›¡:ö,y „˜RÈÓÔ ìÖé xáÅLBzvÒ:l4)€%„…q”ÖEë´y°·tBZFýl •RGa·A' /m«y\ˆÀMãó՜ۛ LÀ†ðŸ\K p=ÿm ø(·Ã÷ Aôk¤¬Í~¯Sõ >ï¼d– ’ ÷Õù ÙŸÇŠ ~ÈK xóP ›¢à Éì0Ré³ µŽ Ÿ®-Âf±¥üåZ•
¯¯/Ö£ÊMk‰Ò#*#UžQ}GYÆ™A V£±³Ä0v£2ºš·™f¡W'DóÜ ‰ ÑRœ ¤Ê|ÂZ Ä!{ lÊ"RUKOʱ I à¿+t`‰1I˜ Eb
#BzöÅE[v¨‡?®¸tBŒÜV3LÏÊ‹É Ö˜¹
Ä/€³=q‰ @‚ 33õŠ¨¸à¼ YL5Gµà¤‚S-1À ¡¦Ïmé‹Þx{ ’Ë‹zú; 1q – „Ü•yC˜I rön{÷þŒÆu~n)É ±Iµnˆ ˜Zç° ý ?R+8vT]WŸQ¯+B²Ù±×Ò µ]?Æ ©`ó¿ ÒÁ& Q ‹.|çå¥
ý–?)—K ú} P £ð/È{Ä]ô6ܬ 7^§ KŽ¬7¬/ ØZìoÖ–=ž ¯í\m ¼x¸³"²½HÔÄ-9—§E¡Û»q ïW©ü7-¾äî~ m[íûVãû €ëÎËÅ ƒo
µF5RTã rñ,½ 3™ôüëOÒUá»
¹¯ÀxÔB²2ã‘ ’<“
^q{ÞnìV,LT @+b> çå,îVW¬ØQ*¥™TdÅd?·V» µÔ†g=†ç&‘ž'g˜U\q|¸– ÊÇ(xù¹ !׃:pao\#Ä8¢Tˆn?·ýDÜ“G®]
b ZDâóK…~z‚X¬›± ël yø‚_YæŒs«p”gæf u¦=Ê´µ ý+3úgsBתùn{æèëÇ " Ð-{ ^T¼Ìù ßí³ß•¿ï‹û~Б¿ }æxlNªÖÊwcâc]ÔŠÄ·åŠZ©ôÌÆwÛù¸èˆ ½–›¥åÆ”¿¨‰:— BÙÔ° ±Ö¦ •:„Fß Î², R³´6 L¯Õ Õ–de WMÓª#– ÕÈK6bIiZÉêiZ%GüÖjOøðÝ.F&Û+î! ÉE p¸¶¼W]þ 5v¯‡„S[¶ÕX6ˆsöÔcN´a vî˜ ðØE‹f HE*ÞÅ2Å«" áÔB²2ãQ á(Ë-‘›¡L¬µtñ‚˜Ô¥ >Ú¾½0L—.~F S €¾'9Ï… l{·61>¬ˆi Ô=d ”ÏÚšÜ}]è1 ˜qYµÆ hàgÁWJƒÍ ôMHÑZÓàÓ _zî[æ4 !®;/ Ë´L©9 #ŽA¦hs™` Ü5•ýèè4·h3-QØ‹¯íl ›±-&Çâ~;k5(µð¬,Á°ÐUQx¸øW[™ºÞW¬÷ å• Oê ee&å5 žzrE x.K.)磻Q†œ— )Ô{>¡ñÏñ1·íÛ\Ô7½ cùãÈ
N"¨(
iDƤ§ª JQþ Ü mÒ Sùm§¶ } W`^¡ãSoâIÏU 9 Ù_W7ÃÚ ® m @€ ŠËG &Ix…5÷
àoBvôÿÎDƵ• -TI O¸¶Uµ÷œ 'PŸã 6`³¶pÑ|k ’¿œ«=k ¶ Ú™/!l4œ L.Ø @ >ì¥Ã § ÂZ
üÍ¡eë¤n¼dækêF%¨ ) õmNÝKI 'ÇÙÙêw:!6³OlÀ
”
Õžy.+¶Œÿ$m žŠš2¢s;µ:›=ÿ½qu:
—zëÿ+ìIÀ`s͉ÍË” Á‹³ÆÁqƒv©8ó8 9‹ y‰VÁ,Ó ýá”ßÁ_Ñ#ÒÌ
® £ø«ò
{'˜ ÄÛõø€«ø$q;ˆûúµÕˆÃ< 1F‚€ÑñA÷:$yˆŸ‡¸Ó^( ÷±
csové´ ˜õ\
Ìs×,"fÀwä´ ÙO'jGO²C-
’ xë -v@ 9L3l
óµÑ²ÁU «–´ •´¼•ƒ ”-̵ߩ五gäÅ8-ô‘*¼Ù` (7‰ËvK7-üõòF\Þ}Þ qÒ“ 3 º 0D ý çÙÏÙ}Ú\ %ƒu ƒ²Ø4ê²î¼˜3¶ø™åªY¡-rA/a8h&Ð œ(øŒÍÚ¹E“˜¢šoø¶mtAæù—·â> >cE/á¼óÇïvg=á\0YS‰/Nœ j _xÛNq‚ñ§½ áSà â> §+
rqüîmÇ £Í¬g6 "Ö m -h{½ †Ã÷ÿ£øtÕŠ\&lRñ¦wÃâ h‘Ha b#]½` Ì
íÂ
ð£ ëù 6ë"T]úBOµ/ðΥČ] Z 8CèÑø îÈv=¾-øÞœ u|ÿ BÕS} Ƈµ¿hw Ì“ ýÿ·â{à+\ «åmÙÿ ÿÿì[ÛRÛH ü•)? a W™8Y¨„” ¶*•};¶ÆöXÒH5—8ÎÓþÆþÞ~ÉöŒ.HŽ C #²z ÁòHH3=çôéÓêIN: Š˜kö ÏÙe “ì<ëþ>?Ö_Ùüø3E' ý Å‘×zùXDrR Áöyß }6?V å.bº[ìl‡õtLsÁ® ³€¤;teSE3R&Ùq ãMv–;GázJ‹àr N:»»½W{»/÷:þ›ì¢êm" » Ò#±âöñÍô;¬ò ìK ë”Fü¤“*®¹úÌ;]vÁãÔÊ 6¶r¢ ‹y<äJ„x¼”+#â!¦ Ædæ´Å4)|p ¯x˜Ä\ „“BžR@ì ?$ ðˆBM’ü°wI,0" “–r9áQ †½Ç¢ ±^,"ö …d¶ðÇ#‘Z# 锇L/H‰ ÿþ‡¦þRÙA¬,Íp‡ Õg ÏšºÙM‹yw³~øòðàèu§8T[Šâ`Ÿ ÉFæÛáƒÊ! ålÝÒ+³ˆ8Îö¨z/´ `R&ŠÒi
0̲ðxŠ„Ät¿8Úuwà>\Ú Èš$ : × &&?=ÇÜ áá¦.Çd1)µ™j h{ ³ÌØ i–&a – È‹‡ ¸[Ú‰©J’ñ å6¤Y¤˜ ¬U|e°i³EhØNíb E€üñ: ñF y¨j ø¥ 3(‰èsT€{7›h|w- Çöžç7^žá¢S»o-œÅ *Á¾‹°^Dñ b¨Þö? §‡b†P+™ m¼" × ×œˆZB¤ Õã1 € Ù[ÓÔáGq9r)>äjvkâà$š“n‘åéB›æ "^ WŽ ZR
ZžiV¹ß DÈ iˆÅd}ò …
1.$apRà`&Ù4
×¾:6É žÓÓL
q² -ü–s6•C¶ ¯ 5S5 V‹¡‡— AE4d7bº dVWµ ru ,y ©¹±3‹°G •PDiâŠsCS+],De--Ÿ 7 ¼£þAïÍ+ÏaòŠóÎjú‡DB
fo¿¬Äo-Ë…teJÄÇP öv
]ù>E:AurÒy~p˜•3#è7ü‹± ]••‹Oòy¹Ó ÷úë²Ô¶”õ-œÙ õB‹Ô
åÈ
# Ö ¸Ž V dÞ&‰‘‰á—|Ì KåÙbmPN™ —ï ø ÃR^óBU|ŠÕÕþ¯T²oVÕB8¹Cc^-Ðfšj-z– Øì½W7mÎ`-÷†îžÌ®fŸhA ¡—ï [±ñ²üoË æ† | ùEïã" MwØ h‰ 4‰N˜æà z ï@LÐ,ðý iQ‚± I¢ØG¦1 ¢¿`) 9ñãعÙG %1ì Õ6ÆÊ…(×V
>÷½€³Ù
ûƒ$_ Âöš$†îŸ> Ù‡)žÝµLœ~ÂPýr%)bQÞ8ñ¤/ I^ ]j–ÕaÛ rЊòßÕZ®¤ÎÕù}E3« ò
ÏKÜ KH j²wÈ' Ï$™¯Ü×y˜\ü^‡"4a
Ƙ
öÔ7öÿ¤Ÿåí Xï²`m·Î Ú:¾õಠ€… w QÔ› ^ï5ø n ° ߧhjT-1rgC«EUÅÑãd˜g‰¹ Ue“t»üë% Ø2ÜPê: }>wªEÅ&Óâ-Uo Ҋ߬B *xs´=gí%íõñËsÄ (âV C˜®F ÚÔ»©,ì[ ¶Ü‡ V$%†V Ò9±Ü1”R ÈÁ$ï ÍÛ Q?Uʽ%êµRnóÌ…@6²²u11å±³ jgñ« § -¯¿»ööÕ Y)æœý® ´ß;-Û&ŸŽÚ»÷ µ7ßW… Luû&Ìý ÷q'®O=~)µ·˜Ïf » ˆ8Ϊ /1¬¬Sæý³ŸN/Øéå9Ë ¦ JÆ;¬ b› R Sàü² ¶ã˜`>>Ûb =ü»Ø)ì»Åu¯·W©¢!åÌ ê† ™ ÿ·3{í‡BCÊ“ -˜Œßϸ™Rr 9º ÎgQ¹üÜ;,êfÅ•òÅ °k Q¬N íõáÞ‹û€”ódk°•Sø(væõ ÆÁ¯Ô-* YÃéãõ]œù.31½uNü›·p= ¶0 ¡Øøû nÖ i¨ QS°þꌩ© j4ô t÷ñî WQNã2¯çmÉ¢EZ[ì"JÞXìzC’CZYâZ¨r B¢`ä ]'Ë󉢧µŠ`ä”ÄË xS Wódéf
£yha„šlgÿ¹s4 ËBŠŠ ‘àœr.©¦"ø-¬¥nU›Fþ-·Ÿm=ú
ÿÿì]ënÛH²~•†
pp
;’-Y–26 '1’M2kD ,fÿ,Z %µD‘ ^b;¿æ5öõöIö«¾P$Eݼ’My¹ÀNl‘¢›Ýuùê«êjn_UÎ •7׿Üw‚Ÿï vßù±øìÍ}Ç¿ó ¯ Á¿-ý‹_qƒˆá·;ÿªR«uÛõÚE½"¯è n]'¤Çð` ÄU廘[ ûÕºgßÜ9w*¸2é:AÎ =†ô Ö ê¾ ²‡¹Ý <>°®*žo –ÿê\w‡Ü‹ Fc-0Ï ¹3vgÍûÂáŒ^%”/$_Çó]wôÁ§· =
Ä„‡lˆŸ , Ãf–LJœ …oÍ Qež˜{°
‹
²(à Î R;¥uôÅø–m4°ÀÖ
ºþ6/±ƒ y>)\iÿÙ€÷9ôÉƺó1Ç Gø•V|±ŽsË [
lÂí üŸ=Ò7 &3.BÜ:Äuüà Ϛ%¾wšö ¤ ¥ùQÈàù ¾°æçú«eóYD†Æ#ù¹ç wª¬Ï dÈ ÀÞ0> ňÍyD E æÁ( XhùQÈç0EÜæs< Â×9-6âá=gï-{ü,!€²E¿â{® Ù î 9›/Ìœüë>LWr Œ‡„‡|w ÍÞL14i gÖXà ì 4uÐ Ï "¨†Ö Ï l^R R6c{%¸|ßì~hÇŽy½ Ö7?» æ#¬ ¡ŒØ ¯õÈÂ!Ïn[#`‰z«Ý¢·Ã¼ áЯ*çÍ– òÛ bë!Œ¸Ý‹ } !”~}uôAˆ½g‘% ñ!¤Õõ \ ©Ó: ¯ÅwµÚ(E#O0sçp÷3è én Dv ! 2‘'‘
A© ¼ªUÈ kG!ý TÓòmi f|*ð7 G(µ- [$u[Ã{£Ü§›u-£V*4Ë|˜Ðµô ‰w—um IwÔ‡— •dh"ùq ¿ÅðäÓ{ ¶S ìö&KG¸x¢Œ% Ó˜Ž2
6˜¨çU„ dÕŸ/nÙ ¶ã
+ ä " ' ø0ìç ;DUOÔ
æ)ò£à…ǹyŽ¯?[p€YÚ¢hÓÉ>ž²»È Ô Ý*ë}H™ßg_ý-fõ”ý Ï„Íòg× ®"óuÅ—Ü i/
18Šyý
û,@sðjÑå8ŸÊ%mì §ƒ þÈçbX¥ n¸Dc¸p/HIñÑG1ü ÙCá° öˆ;àqðá7î
ëB‘ n½ì l4ãìãô”u¿ž²_Ýœ½óÁ0 'ò— õVæ§gÍ| h\ ì ëÐÄÿîÒ/ß QÎ!€ø÷žc!È—&ïÕ7# ÀÏ†ì“ (ŒµêE ÙS ëlá“ Á|uë'pßz1“×ôs¾r ê:î’¦ Ì]§ ]q€è ð }lYœÛÈ C/dàGÁ¥DoP Y @ º1ý#™$Ëvm"‚~ò ³ žûúš±-åË$-wN/ÒÔ wÒ3– -Œ É ˜ ç)´jd#‡Ü×(œÜÇáúƼ ¤ !uñ7ŽØ$
ƒ˜Ÿ÷#`
Êe U!%äOÓت8–2^ÿRb*/ ÞT*‡ò/Ä »žå›d‹¤ƒ“þؤKR²¥ò‰!’8 ä– ‘Z¡Ç NçVfV_LåŸ <±¹? žöð ´«/E4æÂÊb $E¾ZÎ#r
³¹ç"Èg!ŸD(](¥FUß”%2¦¸ –à ÈRjøÜCN
c$ ö
ËxŒÈ„M‘·F¶ËTÆx”» H·Mv—«õé’å¬Ó-«¬Ö © 3Z©
o-UfxŸ¯’ó b‰éç3é:Q “ RÔh…‘º&k Ž<ÎqPý±Í+ Y5Ö ]†Õ #Kñwb0`Z° Tå¢ að» q w “Jk N~½ÕÑy[B–:¾ß£ÕyUIZ3Ÿ©I~9D. \¨äÖuQH \UH;à +á Uõí
hÀáè ý± "“bÈESãêúx ¢ °‘ò/¢¸ o†™”“¦ÒߺtžÞ ,fzŠ¥E¾·îQD‰¡ ÚRÖÙb i®æ — ˲JûP»6®É-Cj hS•&Î ÚJÔ!à 1Œ<£%Çï Jq:Ø& ˜ÜC
Í‘tTDK MQö] )?eh Ý‚ ç°Zªn õ}(ÆŒÈ
– tÌ$6ÉO—Àõ(ä ±Ï a+cŸâíb»¦ .Ô4 -c7J ’ 蟴g†# É ýÈ!¡ q:Ì%! ž.«)„g`ßz .a4 iuÑ2Až#Ê-Þpì p ® ñ àP²ˆ¬g0µç ‚ Ö"„üñP(x˜ UŸ¹ osiJ~E " ìÀ À§´àÅâœüaw {lÌèQ¡
B ,C Í l„h +“ Otˆdr
™Ðf ±0 dFÌJg'$7±Zàü0<ûkäMä¶!¹9 öd. ¥V yi i â ŒÙÌ Å˜¿
˜ŒÊÀÂZ>møÑ´‰
Ð~
a S eªûÙ¶Äë ñ9 ÿØíÀ I H»d&
ÆLô€t@àIFìïŸz)¤pŒ,V)+‡£ ¾(—Ê>»
X jàPJ
´ÜÖZ¦ÞsRïùÈÞˆ 9òìs*óM™ ùÅ5^¥ä È/ 3 ° `&Þ ð"(Ü]æR
’GÖ¥æ•âqh7mÒŸó€rÎØx/ã)45Šà34éh²; z; nÅð3&×
w`ôÝ îõôÌA
‰¡MÖ bÉ -'Ox- ÄϦy
åOºÃ9rìAHÅ°H'§ùA•tOQ„¿G
Ròè” ƒçòV ,ÂÈ×iëxÓ‹±¦(p´l+àÄMÊvn'ª© OŒ£ ¦#ÊxÌÂq‘×Y‚ªh ò’8¢%FÞ µ ÔVF:5Ó`CUZÅ 2UK mT® Ê #TØSÙ8 ÂiŒÊé ˜Æ.ª©)y§gã L+ÆMvåØ Ñï …îHª c¼[¥T¥Ãª rs T¹"²@“BìŒvg Ì1Zz‘s$ËM) Ž.5-~†‡v ô Ç®Mx±¬ëÌ ‡ ¬& ±dQ]b¬Ð›¶Ÿ•& 8 ¹˜O Á ŒÍVð
âÍUŠ2gûÌ D
°Ùá‡ü+Ì3JÐ • Öý Ñ) æ - „ÒYj-ùT³Ðn6.[ ê>ø ÊJ³p8³@•b–ß— jÍÖ-¸»h†’°ê‚¤” jº#T -sÌ‹ú(å~ª¬•Mñöמ°…b† ‚È ‘éB±6HîmHŸîdÎ‡ì– ÿ!& 'U8Z&ßÍJ+} ¾› ¿±®)-´`•b¹4[z÷ÊVåa‹E/cˆ"žr¡ÚJ—õaå &é¾ù —• N»ËG¦, Ä^ %x 7—èõH'ƒ4»õÛF7Õ—$u2H¡ N97½ ¯É±ýÇ' è¹ÐNñà Ïꯉr|^Ô°¹Z-¡… Š`Ô As‹ñþ( Œ s ûÑU±ïvÄÿ¨JØ P/Ç?x ù•Â ÷ßx™Æ5E ¶|ÜMÁ--¨í)û?TÔÑy< µ}:µ…hïÿǹ.¶»T µÇ BÈ& â]°u³À-ô ; Ñ;EÌR±Äö ‘6²ß Å é+¥ùÝ
±öÑh š‡…¾èS ™îÿ™ko)o ËË<j—› 5˜žý½ì kHZä¿©0<óa©!‹êø-í 4C6ˆ*°† ÷© ”ê|Ćm*?ùO HFrJqÚ÷ §Ä±>)X›ƒgu«)lÍžð ù_}’ ŽóJ™[ze²·© )KA;ðY° –’žWï¬W§)Ó:²âXªýµêZÇ&”EìTľ?Ô üÜLQn I < ôÁp@}«£ M
´UXW-H
x`+Vb‹„gZ
Ÿ 1õ ¤ ØûáÁ¯ªÁ\Ñ$,ßTk"ü¯ "PlG•Ñ«[H E\¯ÕÚͳ E|ø³Q7«OþËué¼O¨Ï8BK ô“‘ ,²n€¢IœÚò ŽA~ÓC‘>®}¦®éØÅÔ †ƒÁé(S°~"Œœ)¶D 5!-£‰ˆ*Ò§ Û4_ÅH¤^oÜÉp8'½Û˜¿¸ì7 ÷—hBmý8ûë,Ä1<-¢& 4´2ß“ óL ¿ŒK(HÚc£à¯\oà Ùke]˜WÒÔ…¤©¡<2O-OLèG³ˆüà ԡ½-—˜£ ¾ tíÌL³ E²mA`gD÷ ˜D? LUyB ·³ ¼ œk4{vºrk!Zµ€Ž%Ôû ºÝoغÓCá ûÂ… ª×f· EGy4!5y 3LÇ ¦Ïøxmì`sÁ
f^-¸d~: =PÄrHëp¶æÔ¶£;–¼x
Tx&Ùb
SAA&Ô ×n ×k…Ë_-·P* –¾–g@É f&7ã 8y
‰iÚ ‹&H
X 66°Ðz 6™ì2¢F]Ç– Z \ÍÕiECÊ(¿žù0 SÓW$×Pjî s 讥 äÖ"…’` F_eÓˆZÇWÕ/}4UóÕŽ y ‡|öÑ(>ÝG- CXF}ˆÇá >f» ð%¸p é ‡Mó Íæ+7,¹-ÕÞ_\ä5-È1_ ¿´÷°¤ -•ïbn%;Wl];¾1 ®$™¨œ‹¢cUÏ¥z
®ëW± À͈”r“™ p
n2}EºÉMrf¶x~·-B
Ç
jÝw4%sV«‘Po„¬É£…
zð ‘ðƒð‹p¬«JKµR¹ïL ¸° ‹ù}‚Ú¯*s>uý 1 ôÀI -fò.
‚0{û¾Öœ
ˆxÕû§´ö „å [ü"tz²Ð Gè½ 8¬ ìZÀfÐf*œ“{³Ì¬T öu! @ó[j¹ª¤ ‚AgØ
PΊ³
aQB+ä-õû£ƒZåÎHs+ SdÓ 'ÇIVFñ‹4åR ‡‚rî«æ˜ŠV ¦. è HÆ®± T ZTaâ ß-(R Ù #-J$O«^õèÄ)ßa"š„ eòÒ¯Íj¼"› - iô4 ÓyÌÚ èS NÌi R[MÞVÛIr d8á3 äNÝ,}È j?Cµ ý²Eb ut¢+óázd”ðÞÛ"ð 4Ú
Õk—²Áì
Øçj
Á ð³|eß8'7R~ Ó¸½må 7é+ t>¡Mþ
S»5€\žª žD=/ …lk¨,ù¡ûÏ ÍÌæp ¹3µ B d½Í¨V‚èžA>1˜1 [ßSr ÙÄYî;|p†: µ¼ 4£ £}s[»½ »€>Õ²„¼ Èà_ˆ“
eéT¨…sæ'øW5·â} D–@ x ¬SÆÇ-
<mk ’)ÃQ°W•z£¡-óÊ;. ÃÊB ÌÃvPªdX|Ln Å”¡ÒË‘P?ǽ£Óœ¤ ¢ÓîÍüŠáɧ÷4Á ¼þåGg컑ÇÄðªò ‡ þ÷ ^k r ÂG ñ? × b§R ëèÚQh½¥åëÔÞ† ,N ¡Œ
Â.š=\UÔGj 5:÷Ä
}òvÎý±pNäÕúi³éÅ…®×¹8=£OîÅ0œtÎÛ秗ôëÄ ãIØi4›êòÏ ,— õÐ9kÖ/Z-‹6XŒ ëúC× x6’ççµfõ¼Ù†TÊÏ ñ“¸ ËV«Ú®×šÈ3ýè .سÂGÏJ¾Sx~–úÊYý¢V«ÊÿV˜ Ò%¼ªÐ-nÇu,L ä Æc ú£j'îµ*l$l›î É?F71îûî½;“ߢËô㈞5p Ç „4˜«Šƒ'“ » Û ÌØ
æïªbaË æÚŒ™žA«”x ø ’ïƒ5j
¨'ÿ ^8ù’ë—-Ù®]¼•ëѼlêÕ¨ÇËpÖNŒÚõÕÓé„ Z% —-Vv$X¦ GÒhµ r$ÍZ»nFR¯Ÿ™ÁÔߎláu-6ŽÈÇ
g „•\? ¼>ÍC«Voè¿~֬ŠÂ'×— „¼ï>˜§Í ÷Ä!¹×ŸwÌÔÓz¨mzáCÿá ‹Ãu hWfë~ÆÖ*½n¿‡™•êºE³åúY½û®!ó© 5/Laß ¹> -
ª ʯéÃ%› B á>-&LÌKf$0Æ
ÓÓð2£‚g¹þŒ-†
u ” ““ J®.´TË ÔX DR‘< ÜhOɲI l´š¹ yq¾³@ª¼{jÈ{ ÈåXc ”’¶\ðE’v‡Ø gX±-š‘‰ ýùO Ñ;bsqª:û í‘ †ïUú(+¶Þ b •1¾¬µ/óÌaCùÖ Ì!þ(éòa¥ïhÍá†< ٛܜNjXÉ ƒ%‘F‚ˆ èmä
$°ž.Á
e<úEý `GKu£Ý6 £Õªí b`@[ê FQËÕ©Ë zý tª´èHÂî§ÉˆÒŠ”&,…u/¢Ñ°/ ú-ȧc³ š4І·ÿåsïmê°ÆÔûì„Œr5 ±ÜÎÁC¬ÙíF
ßë{Òì‹ ÁCì-QXRß—»|Žè¡xª½Áµ «LÖÌ+ ¢ªù=+
bŠ§+N½v
ȧè˜zëârgŸ˜§ËÍæÓ†¤(‰ ˆ =¢…‹n\à™1“²ÄIà’oI ‹ ¬3ÅQä `ç›ÜuÌ 4/ÏÌĤ
‚ ™¿FÑÞ
¸I!\
‰%ó ü| ¾R5Û5>©X:oF¥â¶t½ÎÓõ9GB àÞÖ ÊXB‰ Í ”JURú°£„b ¥„6 7vŒ zƒŠ0 d‚ä ž.ž¹¶ ýòI¶½ŽD Ѭ-¶‰ .Œ«ià”¹-HÞ´Ñ•ÇNäsl ’ë ðçRŽ¦^k_œåiP LIÊÆïNº)rö°´G"fÐ4AIºQЖ u) Ð傸H©Ê3…hÿ ÿÿìWÛnÛ0
ý Ã{.ê[lÇi t : ØÅHû^(¶âhp,C’“´_?R’Óôžm 6
ÍC`Ó4I‘çÐäšÔc7ˆÜãÓ“M&o'ÒÙd{²ãM&r Ï”³]Õ™lIAÇn+¨¤bMÝS'§MInHÕ5„4' ¯NñÞ ÿVÿ«í|;á ¢ >[gŠnÕœoõµ ×™\’–:¬ »×[ ~×Ò÷ C×Q7-øû`…*
\Gª› cà’)Æ›ŒÌ%¯;EG5]¨l0ô½‘âmæûá0 mX©–™ŸÄéhIYµT™?ZԬͶ®Ã³‚7 À…q#• ¨ƒ - ïZŒ(Äì¬AR¨ ƃ× Ç}8ÃAhà ^Ї“Dñ#wèÍ&©?íJò£ òvdåYŸ È D¡+´ŸfÈ=TRHVÎÆ®ç%q2H'n/Ê ‡Sïü|º Né‚tµz¬ž£È ü³I¤ µ ˆ ÖT`sN \@IüÀCkd¡(:0 ú^€HCª Pa¤ Uâ p ˜#²`lì^± •ÎWºqf| E ´¶
A¹ @@Û°Å} å–'Xt‹Šö ÛM ³ÏLªœ R Ò. ’ ôM?2ïµ° ¡ChQ@Š(²L ͧ5ROkÀÉzcwܪY ÌŠRÍ,¼™uØýH§¸ñÏš ¬¢Ë'(7çʆi1| W3÷õîônz‡YÓ Þ òž ÿ‹ oÓ.
: `øå ’&‘gBÓz %
²²×Ñû-û\;
üø~;Þ l£·óƒù* Ö)£(ð³ ‚ úÀNùGLÿí ¢`ƒ &`S SÛ &a˜ÏÅ«ß·û©½„—p ö¦±?ñô,¼¤¤¤bF TЦÀ9Á¬ ¥ ¦]Gd¸Bˆ‹25Ÿëç^X0!ahØ© Û ¨îÛ £-.o!ˆ Ì þЃ h¸ŽÓ0Âë‚—0<XÛmõ…` `[ •ÄóQCà tw „â«»{3g AœjÓúôc71ƒ¿ vw[uj h«¯Ýê ö9ð" à%LÌ) ^ã `·K´¦¡¯˜ªi^éë’ Ÿ Ó£
ú‚s˜™-
A9S œ+Ü1ÕÔS rÎË } ¯t+\: ÿÿ PK nÛ0 ½ è? :µ ÉK ± WNÒK !un½Ð"eÑ —
! XëCûŒ
=
word/header1.xmlÔUÉ
i;Î×w¨-vÐ AŠ ÍIä óæ ßÌèìü^–dÍÁ -FAï0 W™fB-FÁÝìòà4 ÖQÅh© [nƒóñûwg›¸`@Ð[Ùx
…s&
C› \R{¨ Wx˜k Ôá
¡¤ðce
2- ub.Já¶a?ŠŽƒ F ‚ ¨¸ 8 " muî¼K¬ó\d¼ù´-𒸵çTg+É•«"†ÀKä •-„±-š|- ¦X´ ëç’X˲½·1/‰Æ€nP YÖ´7 ˜ qkÑ:- ;Ä^ô\ìæ =Dçñ û1[&’ ÕÁøÂx¢ 'Þ!Š Ö±C õ˜ ¾Å ËÈ2×|Rð ÁÈ&^Ó «±7èEƒ“~ z;ÓYJÁÝÌ—;»+Z– ¶-GJ œ|]É9 4ù0Ó†èœxãÇ=Œ;%~®8¢†û°¸E65 \$Z9¬ Î` ì v; ¢(š-÷ l”Æ4å9]•nç¤ò¨aÌ7·-yËï §ŒCÍe™µV ‹Ây#Æ7µ ´à)–x ÑãBsá ÉY¼Em&Ä
›
5 t©á³`Âs+&Êþö ³îéõê íCK¨?¬)ڇć¨Ä¨mÈ°! — ,)¨çÙ¬f[ƒ æ| …QçRÉùÿg"”u0ã÷Î ¡Ø ša- ¸å°æÁ˜¤“« BÈ÷Oäúâöêâòæöz2#^¬Î³’î ¤û á,7 ¨ã{ÚýÛ‚S: -óW Ÿ N½ Ø›¾"+šX‰U‡¾µŽáŠ=¾9fcªœvÇ ›!¹7 ††Ã£$I|«Wy“é°wÔoOR?ApdEƒað·“©ã‡?ÿñ/ ÿÿ PK ! ˜Bhy£ e word/ endnotes.xmlÄTMOã0 ½#ñ"ß[' ì²QS„T8£îî ð:
µ°=– í4ôß3Žã TU\¸$š¯÷æÍL²¾}Ѫ8 ç%˜†TË’ Âph¥yjÈß? ‹ RøÀLË Ñ £ðävsy±-jaZ Aø !Œ¯ J=ß Íü ¬0 ìÀi ÐtOT3÷ÜÛ mY ÿ¤’áHWeùƒL0Ð Þ™z‚XhÉ xèB,©¡ë$ Ó+W¸sxSå x¯… ##uBa `ü^ZŸÑôWÑPâ>ƒ N‰8h•ó {
݇`k
[ëØ€ûÐ*µ=€k- .¼Gï6 gĪ<Å= 0BÌ ç´ð?gîD3if˜x ïö?/o‰Ë£‰›F¨7!8‹ÍÛC Ž ¼°Ì± Ž K¶ YTcžE oµÝ5¤,¯«²º{ˆ £k+:Ö«ð1ò ]÷ÛŸW«_ äÑENo Ç b9ë‚À+ÂÛj%£ ÕÕlìz…
Ö
t³¦CmSyÂÈ}¦ úbÂøœ> ÏÔq0Aš~<¾ß !+-S YÕG9»ï úiË'Dã òÿaó ÿÿ PK ! I›&ž‡ word/header2.xml¼SÉnÂ0 ½Wê?D¾ƒC ˆF .¨ê uù ×q ˆ[o²MRþ¾c § *B=ô4Ê,o™q–ëw)’†Yǵ*Ðdœ¢„)ªK®v z~º PâÄ { o7¹Ñt/™òGFl™ Z¹š Ñä_ÑÀb Ašs& )b_k.a+iá Rt²[mKc5eÎAvÓ ÄIzŽ»_`€ &.‘ð 3*‘„« &<Œ÷Ž7†ãᎠ¨O#°‹ <#“´9<¿ò¡@iºÉ&ét†bjÃ*² þ´²ý’:‚lí1<úƒ`0Ý Q {FJf
•W ³–ïj’ ¸ÃXˆÿ'Ä“ zõ ÿÿ PK
Ø FET0bƒg£] fÙ"í4ÿÚr;ÍN[ «ü ’-æóÞcG Í®{ön ƒ h€! dLUOB
ÉC word/footnotes.xmlÜXmOã8 þ~Òý +Ÿ)IJK_DY º î– V«»o“ÄmL ;² f{¿þÆNÒmC¡,êrÇ~ Å/3Ïxæ™—ž|ø– &dA¥b‚ ÿÐs 塈 Ÿ œ/÷ -¾C” -A"8 9Kªœ §¿ÿvR
§Bh.4U ep5\àv¬u6t] Æ4 u(2Êqs*d ?åÌMAÎó¬ Š4 Í –0½tÛžwìTbÄÈÉ%V"Z) ¥PbªÍ•¡˜NYH« õ ù ½å͉ ó”rm5º’&ˆAp ³LÕÒÒ×JC ãZÈâ9# iRŸ+²—h‹$ è 4)a BF™ !U W'åæJ¢ï=§»z@#buã% 6uÖHR`|%Æ„GÃÿ+ç ¢óÜR·kD}7 ßât-˜H1ÔË
%)š
-¤ƒK, 9-ß-Ìð £5º 9ž×õ= |aNØ¥ BžèÇ;7féã¤×i J!7Ò(U „ø‚x ¦šb aô Ä KÚ ÕÇmžà äZ8îé‰[
³òz)£ÆYnáš9`ÿÖ Ùj_(¸f<·ñwW˨mõJ”µ] ºý/LÝ ùÅf nqáä¼íõ?®\xc¼à5 ׌Ýܱ~-–Ì+WŽÉîô2¡øz HFÎE•§îé7m ˆáÄ#Üœ2©ô'ëì^Û+wdåÙ ôŽÂ3 BÆî1™a ¤ð ä ‹˜ ¹Úº *Ý
Ô¨qåzÜÜ
+
È5_ ‰˜IçsÐ +Ô DŒüuvMÎn¯6
Ù•]
ÍÚ ÓÇ ×9òÛ š5 ×h¶¹ciV-ý’4[³í=Ñl ì}Ólw
?Á¾¯P
±„“L²ÀDsŠ±žäŒhšÐLp Q> Nþ¤: r ’áÇgPL’{x@â
?`
R iwÉ5e¤íùÞ sáè1 zǽnÿ¼Á…^§sÞÃf·J¿k\Ø<^r¡Ûé÷:¥ä²bü:%§zˆ÷Vr¶Àþßpa ¤ èY®s…Q~ •ŒŒg ù,R!I·ï qΉ?
$ §® É 4s¼ xí Na|ÖÊí?¼FŽúÛ®Ü ¯h" såod & (HˆO`‰¾)44Èõ ÷ ˆ K£)b)jÊ£š—Ÿh À
È8eI% p „˜0®4CK ¢«T‘ ¬"+ ;wÊó¸,i Ú‘Ï
hP˜
Ÿ
—˜
4´ˆˆ„ÆëkVJ@åŒâ ÄE f
dzó â £5Â6
ñ % CÛŒ˜¹ 9 êâ$ÇiŒ\ágúà £âu
L?ÚH
eoÖX\Ï
¹dï ã!Dl¶‘
Žœ¶½¬ËÖ Çü“ ë :¾‡Æu ì}¿è÷Vúu ë @|mÑÿj«5v¬ $>ôI³ q°—8]ω´ ½¼Š|Spc¦pÎ_Ö㡬™·A³'ëÑe-õ' >»ãô²üÕk ¤-@2ü™ë En$ ž ˆÜA¿}ìuTž%8FòêP M›‰iõ<ÖÔ °ï¸Ümç ^Ä°nீ – ¬G|6ÄÜî ±ïÃÿس5 á% L÷q×6 tºã£Uƒ¶ õc-åàÍã{ÏÁÿ ÿÿìWßSÚ@ þWvòl5`  g‚Ö©£2 ± õí 9’\2w‡è ï^~
Ð* ´µ-O w›Ýïn¿ Ý•¾<ý¸êË‹Th «>SSÎïBLp`%l‘Ê! ¸E ¡'ÔÖ ©Ò/Í ŒË˜‰9}÷Àâ Ń —ç -Q( ‘žY ™l¤âÁ-/ – m»ŽsæžX9¦Ò`¬Ÿb¬<]¤© ©Æ[œ¡D1Eãõ ீ®ú³uÄò yÀWa7}£kD -“¸¯26¥$e Ê ´NÁܪ.îøÏ@|%é Aš0 >Š9Æ)‘ î/Çðux ÃÛË á¸v
ÔüLU-ÌѪwJ &©
V7çKV¥$çQ×휜 ân’«Z<Ç [ÆzÓÜ7K½Žsâ:…炉ÙV&Þá£.HÈE@®g\*}Í åÆmÛÅÎbJ ¹
KÊ–ô~•'È”ö g kÈ4‰ê'ÔXqÇ\æï•]ƒà×i'ñ7+ÅFQ~OžžÊ0‚kœ³ úвÁ›/•^*hÛv 2& \b¤ø d˜ð$ã V
úŽGdQÊ
R ýô" 0J5“\Ñó°Ó†; .E ‘
Ü°`Á
> +170»dñ€É ¥ù¤½öÏ£e´
MÈ4Æ nPh”œNÄ 'lÎ8 51/à%<†{ ê S< ä¹DH `| ŽÓÙYôî¦è{=§ã ¿Yôuó÷%ú}¹mZã;Þhõ— IEë_*·¤Ø õÖÙYyE{V+·ÝcwxþéÍÊ«›ï•'ó~mk{±otÿÎF÷,M2&žÀ—éŒÓüòm‡ÛÚYr½ÍbW×P}|ÚÒáÖÍ — Ü~ŽÜ> ¯ËH5³4Þ¼þ—…íGòÚ}€lÙ›úrßÁ ù
ÿÿìW]o›0 ý+ O«Ô¦ ’ %R>Ô-Û2¡|hÒÞn‚ \ÀDÆ4ÍÛþÆþÞ~É® hÊJJÔe*•ú  ßsís 5˨k×Ý÷[ûnI¶ö= m IoÿM8B ‰ÛˆË ‡!^26óhH;Z w‘è3— i8àõx\8°Œåßái¶ ø:ÏÇÜ«ÑP%¼ÆT*#>7YfŒ 1s'Žèhõºeš «¥¥˜²€©Ü 4Ÿé6Š$ $ Ð ”/iVƹñç@·öêO Ƭ€ \)ìÿ‡H’‡0°ã ,q“6‚ÆTÜS-KÔªÊý ¿
Ä-ýä¦#ºbäaÅ\/q]ÆÉ ùÆ/«P +§ñÑŠ¾ƒ ’
!€ 8HT?âQÈ€“qäRÁ«P^ÙVuß}Â"„ ›| ! 3â ßâ‹cTSwƒ”³¯{I¼šÞÐ Ð+)J›&otÕ;ù; ÁÜŽ¦ë©"mòšÊÊÌã†t I ‡;êS»i¶,s?ó^ë6…Z7£ r/sŒ»8õŠ‰X~a »ÿMÛŸq6UOÛË©[,œUБ ‘ÉÑ‚¹•ÐúR1ôjäYÂa<
ëÆj¶ ÅúX à>z¬é
‡á¯\8N ‹Òã7kxN³}Ô¥ 1x>„à‘Þ:A·> U¢ O ‰2ºŸaÃ$ ) ¨ O´Y
ûõã'Ö5¦| ÷èJò&KÏàA³9h Ü7ÎïKN,ˆ zôjôRP‹O£u !‰úT à'| d>'_£ i x 'F½~Cf”Ku3ÄíJ àávÍçµ4ÌÊÂôv«-†ƒ Ðq’otKyö‡ËP¨‘¬ÈÙJ0µôØÈ=4q’Øe~€— ‚‚žÃ…±.”7%¦Ñº2 ö«&Âo ÿÿìV]oÚ0 ý+–ŸV‰µ„Â(Q )À :U bH“öæaÓxäK¶Ûtÿ~×I
Mšv…Vªúbˆ¯s}|ï9ÇÁ.º
üP
)ïHààY hÉî >Óq-Q ®¹ êšGÌÁÃ^7 ˆ
ûÞx€³, ¶Y ) «ˆ\qîà% ™DßYŠ qH"]pß‹dM¤tTèo=œk-p4&‚ Ê;t³éTÉpl|Ч üE6D!J"ô“ r+‰O^ ¨áŒ ʧo G(b£É×i õ€û' äŸVdT°À ê%MLíGiÜØ[4úR ¤ùÞªìB †• ¥ºÈ•mi½ö¶r ue‹JE—> Af!ù ‹1§|«ŠºÀJªýå@–*—ÌÂÔ¦Rˆ²bÛ Øqhü;† ³Þ3¥VØÇCÔ`> ^£Ywî N¶ k,ö¡Qç– ãD¶³¢Q{W¿9m¶¨·=_››¸þ)²ºÖó½#¿·*_ uÑ ²ä ÕåÇú*8¸ö>¼ãÐ*ܹÙÿxÇÞåôî¼ãíÎ÷ ï ]´Y t×\RÒ ý ÿÿ PK ! µ* i¶ ’ word/footer1.xmlÌTÍNã0 ¾#í;D¾·N ±("E»D•öV û Æq ƒí±l7Ùòô;NâB ¡Š —Z Ÿïgf”«ë Ze p^‚)Ébž“L
µ4›’ü½_Í.Iæ 35S`DIv“ëå “«¾h‚Ë°Ûø¢ÃD ‚-(õ¼ šù9Xa0Ù€Ó,à_·¡š¹§- qЖ ù •
;zšç d‚ ’l )&ˆ™–Ü ‡&Ä– šFr1=©Ã Ã;vVÀ·Z˜00R' j ã[i}BÓ_EC‹m é>3Ñi•êz{
[íX «Ðj”݃«- .¼Çh5&÷ˆ‹ü3îi€ bßqŒ„CΤD3iö0ñ0Þì ¿¼9. ŽÜ4B½ ÁY,ñŒlÖ x~õmIò¼ºXägç$…Ö ¸à|ˆÞàaNu•hØV…÷™õ+„ yí†ç.ì”À’¬ ‚p„ÆÌ#OQŽ—‘¢nls+0Ác ó\Ê{
•É¥"˜BEÁTkz ²˜
ƒ.MLH¼ b
ºò˜G™´9é åªm×2ÿf@ Å {« ïí ÄaNÜü?;
ƒ3¸‹æ
ê rbRöŽN
ÕyĪàùKy>†Å1;vlœ•6~ ÚÊûÍjÝÞ•sòÈÌï£d‡ŸüK´¬öx©˜I{ }'¯-Ó ÿÿ PK µ-â– P word/theme/theme1.xmlìYOoÛ6 ¿ Øw toc'v uŠØ±›-M Än‡-i‰– ØP¢@ÒI} Ú〠úa‡ Øm‡a[ Ø¥û4Ù:l Я°GR’ÅX^’6ØŠ->$ ùãûÿ-©«×îÇ
! –
!)OÚ^ýrÍC$ñy@“°íÝ-ö/-yH*œ ˜ñ„´½)‘Þµ ÷ß»Š×UDb‚`}"×qÛ‹”J×—– ¤ ÃX^æ)I`nÌEŒ ¼Šp) ø èÆli¹V[]Š1M<”à ÈÞ ©OÐP“ô6râ= ¯‰’zÀgb I g…Á u SÙe bÖö€OÀ †ä¾ò ÃRÁDÛ«™Ÿ·´qu ¯g‹˜Z°¶´®o~ÙºlAp°lxŠpT0-÷ -+[ } `j-×ëõº½zAÏ °ïƒ¦V– 2ÍF -ÞÉi–@öqžv·Ö¬5\|‰þÊœÌ-N§Óle²X¢ d søµÚjcsÙÁ Å7çð Îf·»êà ÈâWçðý+-Õ†‹7 ˆÑä`
- ÚïgÔ È˜³íJø À×j |†‚h(¢K³ óD-Šµ ßã¢
dXÑ ©iJÆ؇(îâx$(Ö
ð:Á¥ ;ä˹!Í I_ÐTµ½ S
1£÷êù÷¯ž?EÇ ž ?øéøáÃã ?ZBΪmœ„åU/¿ýìÏÇ£?ž~óòÑ ÕxYÆÿúÃ'¿üüy5 Òg&΋/ŸüöìÉ‹¯>ýý»G ðM Geø ÆD¢›ä íó ýžŠ ôÍ)f™w 9:ĵà å£ x}rÏ x ‰‰¢ œw¢Ø îrÎ:\TZaGó*™y8IÂjæbRÆíc|XÅ»‹ Ç¿½I u3 KGñnD 1÷ N
3Vq%'#q¾ Ã ÓòŠÍ$”8ÁšK
IB Òsü€ íîRêØu—ú‚K>Vè.E L+M2¤#'šf‹¶i
~™Vé
þvl³{ u8«Òz‹ ºHÈ Ì*„ æ˜ñ:ž( W‘ ☕ ~ «¨JÈÁTøe\O*ðtH G½€HYµæ– }KNßÁP±*ݾ˦±‹ Š-TѼ 9/#·øA7ÂqZ… Ð$*c? ¢ íqU ßån†èwð N ºû
%Ž»O¯ ·ièˆ4 =3 Ú—Pª ÓäïÊ1£P m
\\9† øâëÇ ‘õ¶ âMØ“ª2aûDù]„;Yt»\ ôí¯¹[x’ì eW÷ ¶)6-r¼°C-SÆ jÊÈ išd ûDЇA½Îœ
óù ç]É}Wr½ÿ|É]”Ïg-´³Ú
IqbJ#xÌ꺃 6k àê#ª¢A„Sh°ëž& ÊŒt(QÊ% ìÌp%m ‡&]ÙcaS l= XíòÀ
¯èáü\P 1»Mh
Ÿ9£ Mà¬ÌV®dDAí×aV×B ™[݈fJ Ã-P |8¯
Ö„ AÛ V^…ó¹f ÌH ín÷ÞÜ-Æ é" á€d>ÒzÏû¨nœ”ÇŠ¹ €Ø©ð‘>ä bµ ·– &û ÜÎâ¤2»Æ v¹÷ÞÄKy ϼ¤óöD:²¤œœ,AGm¯Õ\nzÈÇiÛ Ã™ -ã ¼.uχY C¾ 6ìOMf“å3o¶rÅÜ$¨Ã5…µ ûœÂN H…T[XF64ÌT ,Ñœ¬üËM0ëE)`#ý5¤XYƒ`øפ ;º®%ã1ñUÙÙ¥ m;ûš•R>QD
¢à
ØDìcp¿
UÐ' ®&LEÐ/p ¦-m¦Üâœ%]ùöÊàì8fi„³r«S4Ïd 7y\È`ÞJâ n•² åίŠIù R¥ Æÿ3Uô~ 7 + ö€ ׸ # ¯m q¨BiDý¾€ÆÁÔ
ˆ ¸‹…i *¸L6ÿ 9ÔÿmÎY &-áÀ§öiˆ …ýHE‚ =(K&úN!VÏö.K’e„LD•Ä•© {D
ê ¸ª÷v E ꦚdeÀàNÆŸûžeÐ(ÔMN9ßœ Rì½6 þéÎÇ&3(åÖaÓÐäö/D¬ØUíz³<ß{ËŠè‰Y›Õȳ ˜• ¶‚V–ö¯)Â9·Z[±æ4^næ ç5†Á¢!Já¾ é?°ÿQá3ûeBo¨C¾ µ Á‡ M
 ¢ú’m< . vp “ ´Á¤IYÓf-“¶Z¾Y_p§[ð=alÙYü}Nc Í™ËÎÉÅ‹4vfaÇÖvl¡©Á³'S †ÆùAÆ8Æ|Ò* uâ£{àè¸ßŸ0%M0Á7% ¡õ ˜<€ä· ÍÒ ¿ ÿÿ PK ! ,»Ü
^" dj docProps/thumbnail.wmfÔœ p\WuÇï®~Z8D² Å8&<+Ž“€m HB~YvìDØV„%Obj¦Y#ÙZ KZ)»+ ‡0u; -; :…’ Ú¸%@ø1% ÉL e:a†þ C™L1$ óã v†¡Ð¦$Ôý~ÞyGïí“Ö^ …v £{ï9çž{~Ýsï{+¥ –…ÐvÅkCè ý½A~nè
D·ïݵ£ * ¶ [r þÚ×´…«îo ;BI6–áPÕÏ ë¿Rx^xúgÎ Ž
hÛø …ðŽW vƒ a \òù”„}æ<…ðÒ}!ü´¦);÷î‚›9=š$¶†Ï#B|Vóž ö ýÂ, ¬ ô z þA^¯À׿T}x_ Âñl E‚g © æÔ¡ÿä™3gÔ,|N$:´o óY ¶üãšX¿ ž\ VýÓšpzä ‡é¿7Á¿ Ü= ¿ç¶ i©ãÏœž„ ^ÆRóÌ o.Ò&6t‹QÐý_åŽÄŒ°Q üpõf·L }Π÷Î< ¶y<>œLÈÚ
_ôô·Ú ÿä ‡ ]uz×)-ÿÙ[æÂãÒ럷~sò ¢3í
ðÖS1n½lB×ñ·¢ -OLàõ˜äûÄ -}Šcú
kö¨ Tû÷j™óôÛº ¯}k× ´/$¸=jÛ þñ\ "’ç.R»N )ábÁj œw@ ÖÇ—Ù\q]žbqÁT—|©– ¡ë ?ƒ;».Û f r§%‹Iï\B&´Ödž ?«}žÿE-ÿ ž;êó9 ú(ÿWŒ)ëgÂD¨…(
«½[í¾0+\)TŒí ?ׄ¯~Ëò÷šï¬
~ÛòŸþ õ#Í~ðÙ5a-Æä
OþÃ
>ârêæ|þ‡p°…ü×ôpËÅn #É{exfðžð¸çÿ™‚á³6‡%l¾gÿ\ —^Ùü PcÀóÿ õÑ5ŸÿøÛó?ß_! ù‡ äÆ ‚Ÿ(©O ù*åÌZÕHhžsÐú„CÎÙrîªpux™x ä % ¹ƒKÈ…†\Ö:›ÜHtêò:A«ûjŸxç$˜³$Ÿw aˆ>ÿ ónù ¿ú¼ ¹µµ¼C×| ÞáïK yìûl?Ÿw÷ˆç1åÖQÅ©¬\øSµúo!ï }@ JW³ü8(Úö0(ˆÂPüïLa@¸õ‚u ¥WX™À*µc Õz¬ûŽ%օƺú¯éº#¢EÚ.Ôü]¬±F9Ö%Ø&¸I€,ßOÐ^›àšÙ5"þ[ — w§
j
2/Ô&ÈË„†ÌÍâm&ó¤hƒaoì¯}ê Ë‚ý
‘VÙ)ÌXŒ¿Eã ê £
'^- }¿äGš1¨ ôÀ ‡Ýê-—ü-‚
}‡KÔ'
Ng¼%Á-S @ó–>vû —C»VàãåêûZÄØçÓ2w‹Ày çüèÀ ÈX‘´ µc‚‡ +ÛC¸·(Zg ŸV Íã í¤p½Âí h¸ðñ3~Z |¼;öáX ;‡ÃÍá6ýÜ)Ÿ
‰¶^<ÀåIKßõÄ-§£§ÓÖªï´1õ •Ò ]7-¥«pèŠþÍt - Ëû sbnW{–º90 ßS¹³¾Ø îª:¯— kzýôšð#õ¹¯ÒŸNð§t¶Ý¡1çµã#ñs^à Ž1çõžî|Ý,„7Ç÷Ö³ßWñËUùûªÎë Kœ× 6 ãðñ¿ûB ÷Õ— ½üô® ZÿAÕÍ ¥Wö¼>¥1àçu»lB×|ÝÄß— ðG¾ï1QY OËV5 Ÿ_ôY¶ê æÓ{žY žSŸ˜ÐŸKðÏ|sM8¨11É≠<à"iGLÖöçcòË¿C Ö3ÄG¥W6&Ïh
xLºe ºæc‚¿=&/¦¿Bó‰'9ærÚÎÒg/ ÜñûÅø¼ÚaµÌ÷Ú íæ ·GxrÅ?^{F„
õ¸f¸Ì ™Ýª y™ÐZ‘ÉÙB]u[X»Yß×]¦õ. ¾[ÔÞ–³ Z+ëFZ‡ ékILÓ>ëÞ#¸R²ñá_©ÍÛ u»Ä×̇ E Q › ‡õd2 " y ½@Àý¶Wp¾ nïç’uÿe‰u¡µbï É[ŸÈÄ–¯'2ï•Îy[ µbK) Ó“T~šŠ$Óïé´+“ñZµY[Þ¦õðá —X Z+¶l—Ì þ™ |(‘ÙÓ¾Ø hÈÔ‘Õ4.wˆVRDêa>Ž ú¿TÐ'pý³6¼Dë`Ãë—X Z+6ì•ì-‚1Á ‚ë ™Ç– ™ú¯© È)éß´Z CVç{ ù¿½„|h-è Iör k ïÔ<üð Ú|
AkEf6–ã’y2‘ÙÞ±X&4dª9‡*aJ» ? ?î Y_tH6z_±Ä ÐZÑ{_(.ì§9ÉG 2^B&4dž; §â UOtGo %¹˜µáãÉz ³ÄzÐZ±aH§ÀJÉ
Ü'x<‘yŸ ÍÇ
2»Å·G@
üãgÄA!*a\õ- ¿u)+ñ?€ ØÓ/`Mö—NË…š+ñMûëDcÝ‹ « þñu/ b¹àl2° x»l;_v¼OíUj Âù9 mS‚Û#|öÃ݃ψ W†ëãÚ@ b]𮃦/Ø‘ï»
¿£uÈ•“jó~†ÖJì"y ®HtÀŽŸE ΫwK‡!µŸW›õ ´Ï%8ü°T¬G„¿R ÄÕízC"sÿ 2¡µ"“û >u[X»Yß×½]²ï— ¾Sj¿ ³ Z+ëFZç‚ÌZ ³°n¾Ïº«å°iÉƇîXìCh¬; Þf>
‘Æeíž#ª_% G<
Oˆ6.,ïð+q}à9z{ü|½]ÏVCñþê—¬> ñÀ
Úµ j -û Ö÷!üÐÑ‘ùÌs^úÙ9ðû^ ÿ«“1}p+ - ü _þZm>· µ ¯)ÓÂŒ( ã‚H‘ :óò ¤¬¿Vÿ¶„Ò
òl³ü.j-K Ë ù>:œ èû ð‚t¨µ‡ð AA8ßçЮ Ž»Ö- º
¾Âoø†v ™ô©SàiÁÓϘÆ@]‹£ç;Ôæõ„†ž ñ5ÓsD´Ma ܧvLð €3-™ß–¯ó2¡!“Ø6“9) oÈ#Ýí&’·åG„!§„¹Ptì ¬ 0Þ ´n7>À ë îô ž•^è÷ïKè -5›g+nóiÉüQ"so÷b›¡! =šÙ|\´!Ù;;íû (nkñŽcwúŽœQ-ÀÇw ¥::¬ , äý€ Ü/ðà ü Z÷‹ûéRá8 á%>à™?– ß á·_[ÂFh-øM¹< ì t.$²Q§¢}1Û- ÉâN Í÷
´ w pÍ|øEц”7 7 r†› ùtHÙƒ/+qÍãŽVѨ,Ž ê ‹: ¯Vßã€
œ .¾‘³
g"»‘ ;RÊ }Z{µ ŸâCúøx•€ºEÿu hŒ=‡
ø ; }x Ç ðNG-}ð ÐšÉ ¿‘ ¼sí —Íºä ë ÈÈÇîqáˆÏ· Ÿ5€ò½ \6vç ÇšÍbW ïÊÈÿ)y› YÎ ·Ò ¥Q„-î ìÁ6·Çýî~aì}ü ?~f>´± .’Þèÿ*A^ hè MÍômS8¯ Ùc‚ƒbF 2ßÔ½XæÒ¿+ ‰úh‹… ©&¿Ä~W`c²þ&¡›- R´á¸VlÖÔ ñ ¸®Ÿ“ò#OÉV9ïŽ=É7ò¶ðøL<‚§*®{Õz¥ Ç] ’Ï© ø ÿy
®S߃gO{ ;/}€yë ø ^—Á :sYƒñ 8 ‘ÇÌå0ö¾ç&ë9?² ŸÏÓ ,O÷+–Ää}IL³yú[ÂíÒÜf~~J4jAZS¼bGòÕÀNé´– ScøÎw6öo]õ…³,Š£bÞ-K^U d9w,ž¢‰A%®J¬6 ã $3yç1 ë Åy ?Üf÷Á*áð û -öHŸ ß9à7Ççç0†Î=ˆØ° óñ+~_.ð88¯¯ -¹ð±6s =ÿl.°-cæ ð#Ëy\o· :|®‡û!ûÇ’Ø?¡ø>Ð¥ ‹kÔ E»A¤f± B´šâXS4ˆÑâ ZÔÆã `ßpoæ'Üœë¾ ¹ÏqnØþã”1 ÜìC²ÄÎ $ kõpý=؉}ø ßc;~9—ïûÄãþÁ¿ô‘ã}—ë~‡æ²i7døÝï-Wd±¾Ç ^— OË .‹u˜ >½ l Ç|ð-;Zh¬1&¸_ðþ® ˆ w |ì »-‘šÅîNÑÌÏœôx´ û ]ϬýôÉ{Ú¥î+^K®ë´ZRS[ o¶–L ·K¸f:=% »~ñ ¯¦Œ kx"ã¾GöXFØ •šÜ¡~pfÎÇYcÙ×Xéô“I5±Œ sDÒì àFÄi‹Ä Ò‡Xy>õ«ß' ÅG´Ä¤W@ÜÜwà‰3¼ -G {¯p{hðà xÞ0y>Ç׃Çñðô ˜ ~× :ø¬,ŸƒMð:OVGp¬ã4ÏGpÄ?_Kž(Ø9ò‰NËÇïª ª!ö_ î&ášÅþË¢¥ ô oÑâ”^\; ãjg 92'àÉhN• l%®Ov×õȦ'ù!E-l n8Ztƒ ý–ÚÏÏ ,¦ëº,¦ Ô Õ Óaáv ×,¦_ ÍêµßªüMŠ äSÚ‰<» ~ øn$Þvû%žvç-‰ŸÛÀá 黢#Šï´ ™p\!l6®Ü!&E‰Ï•9⃯° ›ñ»÷Ý ·Ù±ÇŽyNÇ_Œñ;¼à‰ -÷= XÃå! >hàᥠ粜—øBc c
zÓ2Ïùè÷%8—çtZ ùÈñ>2–Šõ ,Ï+Ü ÞÕ Â—Õ Õ ëÏ ·Y¸f±>)ší_ü-?‹+-éí™[øî8Zd 7 =%*j´`¸ ð¤ju Ø{\mçn |üâ¶` ¶€ÇεIK;iñ%¾‡v‰À}H -ßÓ¾
Ú%9_‘œ›ÔBËÞ ^#Ü Â5“ÿ„h - ò§7 j ^z“Þ„Œªµ7-Ve,×àæI…S€zaÕ¦¦ßNå&B^r·(‰ÃîK¼ æ·©†µ&ªäBÞ‡îKhÙ ñ>>ð» ¾†ïbAŸ`m2^- >ó¾Ï‡ßeÃüÐÖ à§ïç {ˆ; xd ž'Ì['`ÞƤ…ŸØ O*fÄî{jó±ƒFì âk » Ñ¢ðúQ· ¿À ì Þ T2:ÚC8•ÈòÜ€ö áôJ ©üqÑFãÝALÙ þÆ4Šð3þÉß·Ð ßà#|Á }€Né >ýjóú@CŸsÙ»)ÌÅïÆ w\Ì &2yÇ—— ™W‰·™ ?+Zúlm¹K åÄäÝ0Y͸šàÒwHéM×+IþÆ”Vož ¢¨Ok- '|·!iW«u ÷±× høÑý‰œ,4x Ç È ïsÙ ÌÏâ=W=—¡1×ó ùÙu჆þÈ£- Æ ?P‡3ðÂevß¹M-4Ï7h7 ·K¸f±xJ4δÃòõ] sÍk u…Ñ] žaì¶Ê›ŒCª+dåQµd¨Óø
ŠsÑNGbÉ; ª¿ •5QìÛ&NÖ‘˜Ûf³ |Ql+~í dý€ßÜ×à³þö˜åyÜÇ}â÷˜àoø ! ø<÷78Ö
2
ù>ó¨‹
. ™.ƒuYg] èârÖª ¼¥Öv=¡Q¿\—‚úÄþVuˆï{–é~Ü©ï,ÕBËÆþs½R¸f± P4û&jk°»kz !Žsñ
䉴 ïI"ËÙÄ»,"iÏ-ÜUo sÈÞzÌ.ø Ý ¬ nW6–î[xûrüŒÝ‡î7ü ³2Öåæ! ú« Ìs= GlX ? — Ë øñ†%ü ? Ä×Ì #¢E!Ú‡ È;%¸1‘É;Ê|l ! _4“yŸh£ò6÷$÷köY “~J»p^+Ûo Eq-b zøù˜µ <>q¿¹OÖ 's ã Ç/ÏŒña> ‘SÈÁŸÊ– ué÷¼{ çà+…»Ns›ÙùEÑì
NõàŽCe±*Ã;Žô w"òŽÓÁì&G«ò ß5 ›T(çB&}Þåú; Æd8cIªoÐÚø {±Ïý‚ŸðÃË ž{Ä <¼ðÁŸ¥gçs/òzãþ„—ØàÓ> ËZ¥¾Ë‚ Ùð¸.Èr=} tp@
ºÁçtÆNw9ä%ðÇ] ¯OªÍÇ ñ*ˆ¯Y¼FDÛ ê%r y÷ -Idò^// 2Ej*ó h¹Ø4µ »–ª‡ÿ*¥ÉÅ9-Åž;™Ø‘-‡nçYôxJ4N<2Œwi Otd”½é#£<§ÒûF«Yk÷x wg÷ ²—j;«ìäÖ3£qu [‰¯çR_Ò ¡`µ Û'—<W¼e.<
>Ïe" -ù -p>§3&¿XÃéÙ|
Íå
:‚[#Èæ54p쮈c-vBó>ko °žó Ô'ÿ>¨
q V±å g/Òå Z6î½Â]#\³œ~L4î Õø JN¶AÝNvêÙŸç/î*·+&ùjKõáÍ
9Aü¨Y^‰ ¿að;Uš+› |îöà ì \"X+xEÒïKÆÐ Í øñ × ðø7;Æ‡à‰ û e}ä Ðe±éW› 4bC¼ö Ú þñw #BD¡'B¶û þ}‚9u:Õžåï—£ ŠÎÏû÷Ë{ô÷ ½Zç‘ïéo6õ·˜üí ý“ ~õwõ7Ê ó· Ž ÄÏß-À Ž1¿ãwßmù¿=øßÿûå;Ÿ¸¯ ¿ yóêÓ»
>ö þv9ÄÎå{l çs ³&cd2f¾Ë
jýÇô· §¤Wöo VË.Àÿö`›úèšÿÛ üÍÝ‚ 7ë çÉ÷׉Ö-à¼"‡üãñ&g®×¤§ ßWn iÓ>ÐbÈñ= m•p— GÞd?ø˜Ï …Œ~Áÿ(1/ žêP ÓÿWàÏ_’ýÿ ˜æ21þ= Fñÿ#@í‹]§Õyøù‹‚I-ŽŸ_-Í— ÷34ü¼J|Íü\ -U?·ª[«|ÔJ© ï«ËÔ’O*)þ)Òñ< ã ò§[ ±¹G- ïÐ
b±.ü@?ýsü&ïiGgú)6Ûóõ„;N~¢k;^K7í ‰ l‘^Ää jó1 FL ³G áÂÇ÷Ј0‘à" ×Itøšö…š…Ï „èÓ¾í ówî_Ôß.E’w¹þ®ì¤þv‰:I?Rü‰§õwu S'³xê$<1N|ì߃kòuò— ÿ7Zß ã\ “^Ù:yBcÀëä£ê£k¾Nfcžï{LºeëwþÅdzøW“ÇG[‹ ºæc‚¿}þ<ý|<]&ø ö<[Ëñg[k ø 7; [‘1¦ù ÷à‹´øÛÔ^›Ô ?3¡]•àöˆ7ûa¿ñ òJ wÃ Ø þ.álv»
÷i H ß©ö¶d=× Ú® ·G²ÏV»Tþb›6Ê‘ïJd^ݱX&4dâ§f2? ïÔí “·– uÝÜí›(nñ¼=ð÷ ¼}HßG@Íÿ¦¼Ý WH¦– ãݯ }/HZÆ+ p<¼½ à ¸ μu‚> ËC†Ëd-9r‘àR cú wn÷ÿ5 æÿ7¨ÍûZ«þgmÖAoåÃñlŸ5{ þy :½Éà3z(ð±ŸGÙ1l>N¦Ä6ôjPHÀéŒ? ‘Çÿ')?†'ËÏØõSjÄ¿ÛïtÆŸÊÈû¤äåÇðdù » <î €Óé?’‘÷ ÉË óüŒ]-ù ¸<úŸÌÈû¸äåÇy~Æ.Oá ÿ~Éå1þDFÞÃ’—Óågìò:Õ œNÿã y“¼ü8ÏÏØåQ? — Gÿጼ¿”¼ü8ÏÏØåQ7 —Gÿc y !yùqžŸ1õn•€O¯€>~m+tÇþ| I ÷– ‡ÚF‹Ð6 VÇÏèÏk “ÃcqS( F Õê 3üêÐM Ö)Ø8–½I‰Š o‹…B"ïÇÉ í ©ÌÝl`Giº|¨Zf¸äÇä yiK,ù[æP”SÂÖžW‡ÿÖ*p«-Ê’HÑ /ŽqTZ¼Ûߎ ðÀyYáÌ Zô3)·ê ¡F)· œòDN~gKò×JþóÅåí^1Vž™¨Eà wGûfgJ q5~Ìîbbwc‹¾ÄukÏ%m[ F3«¯ººSYm _ÒvcN㎠¡±E^‘jQã¶DãÆ ûc …Kôj$ ÓöÁíÑÐÐPÔ – )ߙա fÁ¡°7gAg<3 ×ýá7 âu‹¤ŒÄëÜÞ£wIé:ƒ{· î ŽöïÝ¿7 Û9<68|Kt`ðÀà¨ Û ‡Æöï‰ö
îQ xw´LgC·þ-K´Z¦3 hK°Nk yàëŠ{ЗiU·†Yf—a–Å ZÆ] ëù‘ð íËTÏ}ƒ»
ŽECÃ7ß6¼sth ù& ïtÄÒz$¿[+vè§yê#a>ç©®dÇyæ-Äq`°Z.Mkíf˼öX§M…´µL~.Éä y-æEG"¯µ– ›- y´©Ð– Xü¥ÜN ”gÌ _Òo9e÷ðæÄçY[ÜFŸñö† z'×tuËâ/…wÉÿiÔFª³‡ËÓQDLÈÑv-™júPƒô ŠšKùdƒ”Ò±R-T‰"öpg ,‰ æ:~-AÊvIY¥ níùRøf¼&ñ¤ò•ÊõùiÉÀsÌO%<× a¯r¼7‘Ð.¿¦Ö”JÓóh Î\™Ë®”Òß@A«¾DæÅIî$ZU¦¤SWƒÔ×4Ìݧ ºE7 l§'s§Ž•êší~IW sƒ„!Ùpa²zIç[j Qe|¶2Q+—ºb ð-µÐ"¸©°8'Ïur,5G ²¢ñ·áw¥ Ï ¶süŒ!sÑ'Ûzd ¿ÁŠHvÂyî=pZY˜Íô+5Ódž
ïk œ{ œÖoødeEòP^_ß [z:¼_ORà,J£ GKÕÒd4Z® ™R¼¶OTÇËÕråX):°}o´}ß »£]:²GÈLì$#øÇŽéVkûÇ¢ ¾-®xVy©¬nß œÏ,– ©Ï OÌM:% b-CáQ=S¤Z ”ÆKQ½49_‰®¼öÚÒ ¨¬œD¦ zÙ?[= V4¬¾I¼Q"½¿ðÒŒtíæÚ„Ž÷#òÇÔ ò¸uQÅM-všt—|t‘ä+ É•ÂË2’‡jÓ% ŽfJµcr;
Ÿ™¯M—gb½‹’Ï ¬´,^‘¾[d§ rÒëf(äoP–Áøt<Öá¢Âûõ}wê»!ßVÑTYª š¨– *GKSQ¥TžÚ OÌ”cüÜüt)uÃ|¥>? IŠûÔö"™K´ñ =2‚>Yb ´µš †“4Kµ¹ø-šE
‹M–I± ˆ=—Çö\-{VŠ‡ •sfbº4¥ ,oV¢ Ù\‘,“L~á1ÖöŸhhZZô®.¼Ð°‡È‹Û’•B ‘¯4|¬´9Ú1[©ÏN²?¦&î. -"œ 3‡t
T£{ã -SêDçY$±ÁrÅ}gz
c ëÆ
› ÆøáÎö± ðG=ÖrŸü±+£em"Ž‰ U秴E⬋*³3³Õ¨^>RŠb ë Õ é_)MËq æOFxÒ#‡îŒ9½ÐÚ=N
êI•
Kµ¹‰©ˆøz¤ÐÒ²ŸÜ—
Y‹Fu»‘mRÁ›dæšåY{ ÄöVdï šÁ‡ø×fuDL/Ø$cÆçåÿñr4^’ ˆT]é- ÍÍkPŽJÕzYæŽ+ÏëÉ*è`Yì:›¾hn:ñÓNæ TWì5;}®GÐæ˜L¬Ã欕ÄpMbÍ“ »·˜5Òq£6f¥ ™
Ë Ö¤‡Õiäß ‹|¦ªÔæÇUÔg´‡eªŠeUöWŽLLÏ—ªl ËÓC¥I µ‰C¥#V jb´
ÄnÛ%¦¿Y µíºg¡ =~vÄÕ Ý< ,oÜ^kÍ f ûØV`„
ó!ëXô‘îö- }õg²÷¦ ç;_& L rwi!â‰uÊïñÒœ*ìÜl}¢R × æŹ ¨\+EÒ×ãd 2Ë- ÑÇ"´! ¬"[¼Ûä ³ ªq ôÄ=÷ ç_j‡Ñ˜ Öf¦±œ‹mû¼lÛ‘±MÙIQáP&!&çkó5R™P©HOË2U»Úd¥t8ºüÈìô¬N«Ê ‰u ÕIe¼îMœ(¶ªijöš§Í Ç› àl Zîú ¹šra¡Å/Ý-xÊ¥ykq„â1 ‰í<%;³OxJˉjY¥*NÉÍÑîÙÊxYÁb Œ— ëÚÌÊàqå®Ì=4 ÿÐų ý,ÿ,³Œn>榈Ž´ü´Ø¤ Ò3» wĿϱµçTá÷ +b -Ǫ3ó•·ÌOãúi r¤d•Ðf" oXöúêþ$|ªð“E÷ ÷†Õ²çä l-K–ˆæâÍ:« øMC£ Ñ,\ º:_+M–Ø´w— jõ’. óª Ñöý{‡7—,OM3‹£EŠXš†Ü!ˆŒÅÎcd;™y†Éæ‚íjÛ dµI4/òtÜ#ð›ýs…g ìÍÞ‰y
ÝÚsqñQ= ã óîhzÍŠ=‰ m ËQ÷äÅÅÿ\tFß‘H|^¿Ù Jô Ö¸|4¥ ¯ÒÇF¡ÎÅûŸ@zAˆSn#· ß㬠øGµ7 d=ãö —ï ŸçUÌv í ó.ù— -Ý× Oíråpé. XŠì¤”¾KÕ[ L¥y¾- ?¢3l¢z´Ä¡VŽ¦f•”Ú 5®ç›£ÌeØsÞ½èzÙ-1,ú ˜-n½Q-:™÷K¬ß ×.2 ,Öó6ÃN€´J ¯yÏí}C §ý²÷•± ,òº¶oõ}=^žã.\-)Åg§'&£íªnSÑíº›Të³ ûi ó @“ÔÇô\c£s k·^gü ˆ>•ƒ›)Ù¸¿xo._;âßÎ…ò z›šfÕè¬ UºX}½»4UŸ ôÀ-Yå kñ„U#×ÔöŠkD›æÀx¼þœ|’½™« -Ò‰ ŸÈñÉ=-<¨•´’-Ê&¦T ë*ý:عóΓÔÓñ 19lµÇ<ÂJ®‹yŒ1v Ýž’ g+#ރ˽HÄOÜ" þKÇæǹâW üÈ ùÂħ žè m#ó rÐ/=#jñ¬÷Ê/;…åà o\/Xªž,ºÇ•jóSØn·˜%œ•Üg´÷U3«³Gª¥™¨Èjžù¾²áð Å ±Ñ,¯ÐÏvDšIŒÍ— †KýjÖ˜ Ælè TÎŽ4 ~=¶ö!Y{ 8ÜÚ)6º^hŽìÜ=4º9º}!ÙƵfÈŠ8 ’k/ ÃŽNV°ýèOŠ¶C©ImÊ èèÆÈu¶8 g°¾—¬o¶wê
7öøî6n‹ýCÅO4Ä>_óŸ/.úö jíÛ ¬áÍK¾µ÷ ›’UiÏöÞgGìãï -£ ?m²º(¹ ? ïÒD‹¯ÄïÊ–R¢Õ ñ o§ºÔ¾ '"% OuÅß n[–þ¶PA•íÎ-¯Ô5ÏüJ à/vì LÖŸF÷oW¾« ŽÆwLþ–ú? ¦Ï ^ …Ö¿mð ÓÖÞRÿäEÊã ™Òj›®kólÌsU39gË°fsìÍâ¿iw/ýfq± ¶£~XüÆ»N¤ [ ÿ°øGú œõüö¤z zt¾Î †K³½Á‹O Ý ’×w‘U öp1Þçìr¯ |SȘ d
V ÈzÞ¼ò ç„¿Åûaq0— V¿ý{CZ¾ç[ g'½•ªá†£7Z4 6x/¥¦½”šöRjÚK©iϨ«Š yÒ5H{ÎWXР廵ÍùnmÛ—èW i/¥¦½”šöRjÚK©iϨ«ŠÔ ÓôÖ¶´ç|Å – æ{c¢i1¤=â·ôç ÿÿ PK ! Z"(ÄF ‰ word/settings.xmlœXÛŽãD }Gâ"óÊlÚ}µ Yäë Ú D€WÔ±;3ÖÚn«íLvøzÊvL&¡ EÌËØuúTW×-]þö»OM½z6®¯l»õü7Ä[™¶°eÕ>n½ß ËoÕ º-um[³õ^Lï}÷öË/¾=mz3
°¬_ Š¶ßØ-wtí¦/žL£û‡¦*œííax(l³±‡CU˜ó?ïÌp[ïi ºÍz}&½± iAÛÁºF ý ë-×33µÅ±1í°¦„ȵ3µ-Àà þ©êúE[ó µÁVO‹’çÿ:ÄsS/ëN>ù¯•ç㞬+ÿaÜcÞHèœ-L߃g›z>n£«vQÓ×÷è™ýù¾Ú;í^^)y aûËÚfuÚtÆ àPˆ9!Þz `c{Ø z0 ?:Ý4 "TÔF·ó‚Ò ô±-~ÓûÝ`;Xô¬Á EÏüÒé XýÎUå÷ÖU ÙvÐõ®Ó — ž¿,®ú®Ö/—…é… A>¾,
:ï]
Ût
\73zýl~qæ¹2§_ªb8:3 ò`íÐÚ ñÌË è©Ê-÷àÏÜ ñdóú²z暶¼(:¿Üè¹– .j®ˆP -&Ó Ë~´j|ø ì\NG “D él܈^ BT žÍ¾AB™ 9ʉü<Ƶ¥ÜÏ ÊI¥Ÿœƒw³ON"’` H-Pœ xÍñ}-‘ åP?J8Š –& Š(žå E Á3‰"‰Ï$n[Ê™B}@ Ë$j ©ÆØ>4öó µ€¦ŠqÔ Œ ¦ÐÈ HŒÚÆ ‘ ç0N Ž 'h-|>ߘä<Æ-V,”ø> LbÞa Í|4r,RœSÂ"Ì6ÎULÑ|ã‚e Α”f¸m ¯ zR-*?Ä‘ˆ Kw½®ž² G„Oü ‚€ªç¨Õ" 4EóZDà74Ú’ú E3Q2 §¨ßd¨¤B Åy¢Ð}” $ ±ø(I² çH% 4w”R A㣠J$Î žˆw±€ù’£‘ ' Ú-ƒ æ
çD~ªÐN-¤"ÊP 9¥ õA(8 ù-”P&8¢X’£Þ PÔ×aÈE„fU Ó8D{U + àœDˆ GR’縶œ
gxÍ…
$ZÛ!ôÞÏpB–
õAÄá7 ÍÞH <@++ ,Àk; 2ãh†D¡ˆñ_Ú(æ>Þ¯£œ¥ µ:&$Ç; ¸-¢häâ”Ð Ær'ÎTJñ}rð(šU á Gµ%D ÍëDÂ=çH–f ³[®—×Ý2‰ IpN"¡-bÚàºC zžT ‰ß6Ò€F1®-æyŽZ Bß Ð¬JS?ähŽ¦™
$ŠdŒB.bçÉbæ'hÍe©âx ²œrü-’ ’âUŸsáãUŸG4MÐ*Éc οÁpÉ-C ·àf3ÎeãM{~Êá¿jæ‘#ÑÍÞUzõaœÜàê Ülöîc\µ ¾70Aš×Èî¸_À‡‡ è ]×9
CÛŒ”0›¤æ0)®?h÷xÑ< l³q¨ æ£ÿÑ6
WƽsöØÍZONw?´%ˆ— }>7€fSµÃûªYäýq¿[X-
p¯ c[þüìF…닃N› fn3zè½¾ÌZUùðCêÁ¤°¯Êjëi÷°;{¿¨Ýn ÓÍ Ýuót¶ ô·^]=> þH à-Ôîãô² ¤gŒN ¼ Øô¢‹ñ °úü0.˜aÕùá"c‹Œ]d|‘ñ‹L,2q‘ÉE&GÙÓ
°uÕ~„qxy å [×ödÊï áÖû—ht|¾xÒ 0 #ä› ç ·_=oÌ'˜ŽMY 𠤫ÊF ‡å¹ËžWà k ÃÕÚQÓ¸¸»’®J=h }l5À `þ¶mkŠÁ: `g
[Û ;Öæz‡Iº GÐ?6¿
[ï«?? øû³÷É<Œ€Â×TˆÙ T1Ý n¨ Ò{¨S#»¡BDï¡N7Ÿ * þ
ªœjï† ùq uñûk7A ÝC ® 7»ª»¨búm½¡Âç´;v Ó â ¸c¦LÉa-ÇV2è}m®2k ¡ áƒIkNc†-l itvÖ+ bû BwAÆM_ í æ*×áý_¥sÚ”¦¨ î^šýå›Ì×s ÕU?ìL Ÿo ‰¡B§ FßL-ìò ñíß ÿÿ PK ! ®û‘ à U ( customXml/itemProps1.xml ¢$ ( œ ÁjÃ0
†ïƒ½ƒÑݵ êl-q èul°«ë8‰!¶ƒí”Ž±wŸÃNÝq'ñIHß ªãÍNèªC4ÞqØn( í”ïŒ 8¼¿µø PLÒuròNsp-ŽõãCÕÅC'“ŒÉ }NÚ¢Ü0¹ž ‡¯¶(hCY‰ &Nx· )ðþĶX0ÖŠæi'¨(¿ eµËg"‡1¥ ù@HT£¶2nü¬]-ö>X™2† ø¾7J ¯ «]" ¥%QKÖÛ ;A½æùÝ~Õ}¼Ç5Ú Ì - s™Œ‚œÇO uEþ¨V¾{Eý ÿÿ PK ! ðà6r€ ±G word/styles.xmlÄ\ÛnÛ8 }_`ÿAÐ{7¾¤vZÔ-Ò¤Ù èÝ)ö™–éX¨,z%¹iúõ; J4™ÖL¤bû K"çpng(—ã ¯~n’à‡ÌòX¥³pø×
d ©eœÞÍÂo·7O. /Dº ‰Jå,| yøêåŸ ¼¸ ž ‰Ì æϳY¸.Šíó³³
4Ò ¹ \ÖZÇÝEœw ñ´»ˆIw Óî"€©ºzÄĆ •t§ *2ÁçÆÄøÙ‰ Õ3 QÔ:£ 4-3 1Ò:£ -3 Ð:£áðÖ ÿ¶Îh¸óäŒ H qÕ£hŒÖ %öm\$RÏ?I@ÃŽTW …à³ÈÄ]&¶ë@W±ú²O‘å|·(hKE:}'"’k•,e ÜÊŸÆ£ŒùU0ߊ ª`ëâ:ºõ}|·.‚ù Kn+ØÄct¿%Œü÷qŽ68™L *mÂI>œxâÒ/üƒ\Æ»Me Ândbøœáæ .ñ´‰Îµ‹šIܪ…v E S.ø* |ÂúMqáË×>¦¬ß”¢GÊ'¬ß ®GÊÇø8í_6Ó\‹ì{@J¯);w¯T¢²Õ.©r •-¦ì
¶ 4 ØIlå“HbÊÎà ú
.£ ÞÜ(qÊöÅžG (lw L6º.l§ÔhoÈЈí Öˆ Õ k @lÒý* Äú[-n1@– ¶{ÍÖt-{, %ˆ´‡þ²SEû-zäá<*Ê» ¾.Ée@C {2 ŠVÆ“©w
w+|
n
Ô- 2€<ñáßóØšH é^
XlZ¶U
ÃŽÌÌS63[ ^
è©n ö_žìõÇB³n PØ
jÖM Û;µZfë& «·ºIÀòT ¿ \Nå(Å®›. Ý 4ꇼ @ý 7 ¨ò& u'ïv þÈ›€Åæ Ë©.y €p çUß ¹äM bsƒa»ò;£ªî¡”Ó/·= 7 …í &y PØÞñ‘7 ‡p"¡†e©Ž€Õ y €ú!o P?äM ꇼ @ý 7 ¨;y·ƒôGÞ ,67XNuÉ› Ħ ä’7 ‡p¸á(ycÖÿvò& ° Ô$o Û;5Bµ›T ÛA5,KÞ ,  † ƒ›£T?äMШò& õCÞ ~È› Ô ¼ÛAú#o › ,§ºäM bÓƒ rÉ› Ä憣ä ÉøÛÉ›€ÂvP“¼ (lïÔ Õò ‹í %o ÆKgò& á Ç q4ꇼ õCÞ ~È› Ô ¼ÛAú#o › ,§ºäM bÓƒ rÉ› Ä憣ä 9òÛÉ›€ÂvP“¼ (lïÔ Õ’7 ‹í –¥: V?äM ÂÀìLÞ ò Ì"Ž›ú!o‚Fý 7 ¨;y·ƒôGÞ ,67XNuÉ› Ħ ä’7 ˆÍ úœ-œ %O z‚€zÎ :Õ@ yœD , ü*W2ƒ¶!Ù~:¤#`¥! Ñ -T _+õ= ì-{ „
–
/’Xá‘î <¥ã4"Œ§': n?] oM Lc-†ÔáÉ è1rÛ…t· örÁ:‹‡´ìl«“åZ ´ é&ª² ¾ƒ† ²-GOÖ}>0 [ ÊÛøÿ¶%*~† ³e5f0¸¼ _ÃA |
M¸ st ƈU!¡
ºÃ4| ë¶³Ñ óS_|Ý%pCì ¥çƒ.¥ hðB9¿* 8UŽ ù¯+Ýâ…Ë3÷œ&+Ô§i h &ˆ` ',PžÃ·G£ð ~Ý-žÃú¸°}§Hµ¼òÐþ~kgÆ 'ÖŒ ØOº.À!ÆrÍ BϘ±©må:¾B{Ø ‹Ä8 >¼Ku @ƒz×ÄÛò§0báù•L’ ]Y¨- h"W…y: `‘®‰Z¨¢P ÿü
5J{Ö]è ê
Ï°ãJŽ € q c.µ ðÉcût·YȬ<~ïÍ ]ÜÂz”ÀÑ}¼oŒiÓ-V QKµº m Ëðþ1®m! ð“nîkd{3Xà( NòóÀx2˜^\›Qe Ç Ú»³p ý (!‚ èˆØ‰¤ìp€» ,Ná*}£T‘ Cl±¨;bU>
msXcÚðm,
4œÁ>¡2ÐÑ÷Ê ®Ø+` 3¹i ª/¡ ô€2ß\OÏáÔ#šÃG™.ažÛ :a–Ö> L¼ 6FzõÛú€0£]
¹7×ͨõ²Ñ0SÝ Õ l ö–¬¹á(ù¢q|Na:Äoýf¡éËn61+#ì·9u3-ª@ÍìÞ µ'›é÷Dfi h(/.“øÎ E¾ÛB y”Å[̪öx:NX¯E’(•-MÝò™i :f wkâ ‰#tný™çbz>¸(#¤×ÄÍjÍë·b íçºø—mêû Ø¥n-£er»I NL^¸9oîµûˆšóu ×cÙõ\׌w°:%¼ëµ2¨ÿw{Ï ½ñ‡}jݨº!-ns ÁH¢äÀáW<ˆqÈ—ÓÉôéÅ•A/ƒ-¶¦øC
𷪙ºñÅl±· ~Gá|Rå‰3 ÷i:¨qÈ3Ø1h© œF-|hÙ P£ÔѾnKó¨kh )mQé·c³îôõ‚cëÎ[xýË476ÂiÿäXDù«±ŸGÛcèüüjza ìUê-éæ²*z ðïæF‡F ¿8"ñ[ øÝ « .tW Ö¿ ¯F&vP „
*®½ ´¤æû¯5Ž.ÊG MWbf¢ I”Dk{ ¬ï ¯'ÃAµí¦çÝÓáؘٟwƒ ›w`²ú »ÝpÂëzÛîÓo{jº:6¬§«yÔ5] ”¶t-9è0{]otÊÞÊ\ùËÿ ÿÿ PK ! è¦ DÓ %Y wo rd/numbering.xmlì][oã6 }_`ÿÃÀÀ ݇NDŠÔeдРè¢-ŠÅì ð$ž‰±¾Áv’οßO »¡(Q$e&L†}èÌÄ– #ZGÔáùÎwøÓ/ -Wï- ûÃr»¹ž¡ ÞìÝbs³½]n¾^Ïþû©ü1š½; ç›Ûùj»Y\Ͼ-
³_~þç?~zü¸¹_ ^ìá ïà36‡ ðòÝñ¸ûxuu¸¹[¬ç‡ ÛÝb /~Ùî×ó#üsÿõj=ßÿï~÷ãÍv½›—Ÿ— «åñÛ ö¼`Ö~Ìözv¿ß|l?âÇõòf¿=l¿ «C>n¿|YÞ,Ú?NGìe~osd¾½¹_/6Çú7^í +8‡íæp·Ü NŸ¶Öý4 âÝéC -DƒxX¯Nï{ÜÉü¶Ûýü ¾çõª9íÇíþv·ßÞ,
øiÞ¼xþDä‰~wû Vq>Bæ Øßy:“õ|¹9 L ~âÑ‚ ~2»ª
Îõ?_¼ pñ®šß}U}Ôß
ïâg Óüóá¸Ÿß ÿ¸_¿cþõëíõÌ«ß²9,oᵇù
^߯ŽËß ‹Õ§o»Åé=wß>ï—·¿W¯-ª×š÷-×»Õé ´ÌŠ< ÚOY=T/,á ê7Â_ »Õ ü•x±ç!ZŸ Ü _ >œ þï›ÓG- _ŽÍ w î«!-7ÕX«_ÏB\ŸÎÝ|óµ¾ûãépÔ|"Ü åúüÃûÝn±ÿmq<.öÍËðyŸ ýÀ«Þ{õø±}ó¾9f_n7Ç v·ÜÀa·‹/s |ûÖú=p œNõùO ‹¸ÁÆõOà> Û£º-‘äàWÛGñà±òà !ÂÑ÷ sCJ§
é?Ûõ|s¾lÌåôûF´_~½ ¾ž Á ¬.Óé‚¢ˆ¹ ýCò»CòJÍ!Ý.n–ëy{?táIúÆ#„'ŽàôŸ
§ƒÏþá îp 1ÐQå!Á 4†D¹!™ ]Ð7"1èˆß™E¤@ Oev-4 º°o
t‘ú Âδ u ?c¯ 2 º¸oDbÐ ¤35
€
¦ˆ' `” 4 #† ÐÈÇ´ÄÍ -Ë ‚¤$I”Šù %© DçÉi5 PçÉ)5/[M ‚¨3‹
-ÕiŽó ád‹þu~¨Hr ‹qÿøñ-“ ?Ö¹E¬& $ »EXÊf-
ÌË,è¬% !Õ™ ¬& R ³š
îL
À*š¥l
S$ ¸~ 3d ò Ÿã‰d -“ g(;?¡ gqâ °Ž,§is
ãdÀ€8€<1P.K 0 )ÄØBMC ˆ:˜’ºM BP É gÖQ hçq3p›°s3C ª!™Y¨©« c„UB 0 : u@‹…2„À(ètÔ - Ê s ÓP ´X(C Ì‚N] Ðc¡
!0 : u@’…* Ÿ' EY† -EÖ Õ ø„(+Å„ ̱ dÀ®åÔ QÁ\½Zà º.è ASVë-h :G tŽ ´~ Ñr á B( = "!ð &IŒ‰P!@Ä ²<mÎa\! N¶ê傱êùÛV ¸Bû P ºÅöW®
,G
Ò¦'K9B
h Ú™r Ù…šº:À Ú¥@g5 àŠíR ³W Ð*´Û-
t íR ³Z
×›‰rAãã{Z.@AF
NÚµ ®w Î} a"V "B‹¨
eË Ž
º(ÕK Ž
´å+{K Ž
4 FG žQ pd Ý÷H ^ HS/Ä$ f$Ä1Mr L)u{ÂS¯}MišÆ ê%8 ‹ìb¥ e3áó– ê6Š·å ¨‡ô¶¼ Õ Þ wÀ,èÔÕ ” Œ‚îe¼ æ@÷"¥ ³ { ï€QÐÙã { A
3SÍ„I‚²$N !!h: aò•ó
ˆÕ ¾f aG ë2Tîacl Fï ¡ë2¼ž1• ³Ó² ÐÒ; qÀ(èt¸€ë2„~m®%ÏتG P-½ƒ Œ‚N‡ t‹ å)EaÄs ,ŽP O ¼ %Q µí  Ò(ðKÙ.C > kýe- fçf jA×…/UP³š pNü ÛDÐXP]%kÄ ¾Õ„€ë • Õ„€ë • c 0 :uq@Ïtg5!àzA¥@g5!àúA @§H bŽ `Œ"ŸFñ´jA†Â$O ±8P`R YëÀ8!pÕ‚& I2x ÄÚQ¤n « îrœ Ûäµ ‚‘h
‰NC³,TC!Ðâ8V ŽãH ÎZBÀñ ©iÁnB •wa5!à8Î è ± ÀK! 1Kd[ Åå u60’ËwYyÀ¬É[C-èŠëR·=à ŒvãêÔ \gA§^` têlÀu ´
âƒ
1Lª@ Ú !]3a ø Ê
V† TWÉŒ&¥. è‰ë
0 :õz
á'5Ó1lÀèL§Q/0ÔY€øXB Ð<Œ²‰- 4OH‰s±>€KB’ ²Œ_Ä<àœ„ C ê•gZ
5c—/œQì´
pÚ t^+Œ Ðé¸ ¦§ ÙT,pÚ@Ë× 6`t¦Ó` ¦´ >— ORìO« ÄI |w¤Z de àrÕ e;áó2 ³¬Y]¸@µÀ(kÖÑ ¦3‚jHf–j.†ÈÅ ý½{‹½ú€Ë%| ͆¦ LˆÃ ! M¬ Ĉx™ Ä9D%JqæŲ݆®Zࢠ„{ ¹jAG0KA]µ ŽË!‚-é\µ@
1&Jiè ¦ª |*!NbßóñD6P ~ à“ a ½ $ˆ€— » ¬ ¼z7¡ÙÉÙé 09_ÀMèô ¿÷ ½åÔ Á ² êûÈT™êe* æ@§ápúÀw¬ ðÑ„>
¤ &V
M Ó GÂð v;" ¤ˆKø œ›P©·ÀE ºhÂó á-Y¨§Ø.ÚU\ 87¡s N s ºǔ>Àg úÐ; «ö|š À/ ҎÅAÅ $ q’Ië ®Zઠ®Zð ´ íþÜÿ\ý º[E¤ŸÊoLô€YAʱ W-h Ò®Zð6ª |0¡¢8€} §± È-ÀE BmÀÃ!Æ 5ŒäÙ÷0â„åN ßi8?Ü,—׳OËõâðî Åã»Æ¦
ù~‹ùᘠ–óëY6_-?ï—µm? í zß~sà
‘Î0¿ï‡çyô|ñ_ê… . ¨óeö?º˜ÆE£ ^ c"'k 4÷²Ocf
s®quc"× /u… rQ_!c™sêäBÏ ouŒ
$ :Ƙh
tê… Îò& :†\˜ ºÔÀ… I ÉêV… Gl Í è` Ÿ > e÷GD|Ò¡ç4€ŽÂi䧴H’Pܸ˜Ñ2‰ ð+¸ÂÃD9N ¸Âƒ+
¤Ù sè')
ýHhC¨£ŽV‹‡Åªá
Çõ®jÈy˜ƒeµÙØ µ…‹§šè … UTP9í¿‰w — ?F [XÙ-1²7ÃТ]ŽQ yf}åÓ ëýì?ߦ=füû ›~xOÔÏv$ɪÿle7ô-Cà ï©ú keQ6ö¢ñïw ?¼ ”OX g^Do T_ é ýxh ZÉoWääP ¶án/ŽäJ÷2ÓC¯¥^¸ÓŒ¬ _´Ê2 ói|~†)Š²6j_7 ¯ðÒ ÒøÅ sùEB‘¬£^4‰½GÊ7ØØWÊkäwË ÔÈn _æ÷«cõȆoûÕŠÚZ1©V‹Úœ < õ¼ Q[O ¶ZÔæ `©Y×nQ;",/– µ¢¶ž lµ¨Í)ÀR ³ZÔ®¶ a c Se Ír *»·§e¨ŸçA à‰Û÷ 8ÃY”ˆÙ @¯ˆ+µ^ c‰H¡:# [ƒ½mF bA%uŸ XÍ ¸eÉÀ}òJ Á cí_eYÍ 8#‚ è¬f z4ÔZF GC-f z4ÔjFÀ™ f:UFÀ'ò ¯ qzJÖí× DÂv ä-ÁyoN¿Ü“ÿÒ :€ ¶;-Ô‚„Òï]Øæ)àË ' ¤^õ HîGå$õs y¬ÄòÞIê'6-úÈä#ë A>Ei<Í F äe*v†¥I’Ä l”+÷( … [DW_¤ü ã Ñ}î0s¶]u¯¸[D·WÈ¢ mNÂ5†z}Ü-¢[Ð}—‹h>¶
RcRhg ؈–æeD‘ß»”
ÿ¸[Ý\Ï’(%q
¶t9F ¾ 1 ñë©)Ev³ ÂÎ+^EÖu 3 B“@R7—-¦Á
剩¤IéÏŒ¤n tÎ+îÚÒ][úq¾?K ÃaO ݲ×q·_Š 8
…Ô`>²Ž †Èº‰!¶ â貤 GÖ 4&%É\‘ýñã |§êŒÀé N ˜ÉD¾ uFàŠìè\‘ýz6üø N½ àŠì²Ýc˜ -#‘ïc •Ó* Q– f1¤ß5ŸÂö õ T $‰=Ù^òW_10»\{ FP ÉT¸FºÌ lwVi ¸cñ~ý Á QйXû T
ÌÎt/ Œ‚NC#0e»ã£ë(JÊ° [ö¦n»sýäŸ W^ï]?y-зæ Û 9 )E¹\?¹´ RÖ £j~ãcÑ(ÎršÁ§-eas¶"Œ qæj
ƒ ÆèúÉe½dzBŽë'¿9u
ÎòÄ—î' õKY³ñ /²”-‡ô¶–²ÎüÖi/ éŒN܆r·ë ëîÙjv¦{‘¥¬Ñ™Î¢¥, F©ïÑ OÜ“¥ ¾ 6¿á 6 ¾{7ß|]n¾^Ï:,öm›ß|Ÿ G ê¯` bL?¹Q¹GCØ&^À
:Óc± >÷K fyÃJÆ
éu›ßH ±Ãéà³ÿ Ym~£ÔÓ c…7 : a;À YD tL©» ’WVSÑq±9ΠˇEU ¾€#XÝ Ä:Ó ÓO^_!cYýêl
:Ó‚Ô}Tã´ñhCC4\!djÝ£Á "¿35
€NQ ¯z º§
34È|?§íʾ_ؾû ÛŽÜþ
©kË ¸Ô¼ ¿HÅú@ó5à p ࣠窺d÷éH éÛ& h¤
ÿQc5 ຉ n –ß0{¨˜›—Õ ðœ±_j ³š
À 4ÌýV“ . ^ tÖ’ eIÑ © Z°š
ÐP'OÄj2À Á €N•
ðqs '$› >‹‚,óÒ\ 7—B#S Dz}qãÅ eBð¼qsfIó‹ Œ’f y€«Z
Ü'¯„ ÈÖ ÙáØÍ ´R íf Ü WìU²— Îf5#¸€ ÞèL§! ò½ù|Ü\ QJr<±7. }B lÚ ¡íì PÓÏF…¡^êå ‘ÝBá~·[ìEµLu‰ ž B:ü¶5 îñ)µ µZ#à-¡¯œ h=>-f \-] tV3 Î:. :k ÞãÓnFÐÝ4@ tVk ÜÆ SÕ ø4½ Î ØZmbo õ‚„ §ÝZ zãZÓ¼¬k× #xÖ¢ Y— †D0½h`Ôe£# Ž:8p›°$•) TC2SÌ}‘¢ YÐiø § Œ‚NÃAp ¢ 9Щ; .P40 :u Á Š FA§# 9]J• ðazAR&4LÚ6w] A™ _Æb A–e ÂØÅëºøœ“’Ä´ ê0 ›0>5‰¾nFÀ)-RK F"0;9k0 -Õƒ‘ ŒNÎ:Œ`zÑ ’ ªÁ ¦ Ì‚N è©-ŒD` t:Œ «z
ÌtªŒ€ Ô ‚B’O” HL ø¯Ý w@" i PLdãsÄ ‚ öÁ~Ÿ (Œ„£ ÁUëV|¬. `ê±C ¸G ú€M¦Bcv8êlÀ¬oE‡ !1lÀh5W‹ tf )ÐY[0 ¾Î´`wÁ u¦ ©ûˆa FA§Å :Sà èTÙ ¦ ”È c b A€K gT ¦ E €Ý ê7 [{]Ö>`–1«W ô2Í 6`”1kh \qzà- ° jHf–iêÕ ®0-5‹Y- èÓ 6` t l@ÖÛÅ‚Ža æ@§® p…i)Ð1l ¾B5éÓhŸ 5Ž«k nG{Ùh]Ÿ Ò = ’ðÔ [- s ¤4 k !T ò ùåú Ø ž·ÅÀì}¢Î àiÉJëR·¾ÕŒ€óH¾nF0ÆXû « - µš èÑPk - µš èÑPF0JCµô NkèÀL§ª ð …aHpH˶]P— $ a ¦…X€@þ,/ ´HŽ ŒrG ù¼Ž-£óL|Û c ç ß*
¦Þ ²1¹Ú¢ 8FÐ^!Ç Üö¼p >Ì! ñ½ºFà ´FÀ' †1J0¥T”Y\ó„ 4" ¶Ï¸â\Ø~¯ Á…í»°ýÊ ³|³û‚ì²@h"RWÈ9M©³$è a\ØþK‡íÃú¸ZF> Ó ãÜ ½¸ísï_ÊŠ-\4OH‰óÞP]¹%« › ñæ— «rã ]Š?¯<--ãY @°C²Fyš›8 $ ¶RØ4³© @ˆ,õbô”…¦úÉ ÂGLjÖi%”š¶›e¥æ ðÑ(4O‘•Õ „ úCsŠˆ¬~ò£ðyÞ ¢æ ð±G &|*]˜ÅI˜äD´ ¨Í ÛåY›dó”÷=É q çòÁÔ£7…Æ#ÙuœŸ6‚³T¾@L-Y›‚ƃÜuœŸÖ¿Ï : ‡=LËL ¦ Õ²ºbì:ΟèÛû5 þÿëíéñ3ÿ|8¶ïøõ ^¬ux߯( è!ðÖzéýô¸¦)¼÷8ToÛ:p\# ö- æÿ¯i„ï=
Ð:|\Ó.×{
Ç5êTïq~,8® Šz C¢ãšB}ÿq¢óläüþã §‰ 5¥÷8¿ D ®\Ü ½ Bk÷ð…@ Ĉ ˆDˆ©k Cg*€
ì1"8S f„_ 3Âß'ÀŒ_Óð¡ @# qø oz jDCÄ"Ôˆ¦‹6|¢ n°v ¾ˆX
ðÉ
ÀF„o,@ hbà ÔÀk‚ Óà °×É𩶠¡ô^E˜ p ƒà@ÁlƒE_
À ‰` à¾ü"Ü@
<ô Ç(šmàF
˜Ü ߌ 6"¼ù Øø¢[ ž—ƒ_ }§-äß ÿÿ PK ! t?9z (
„ÏÁŠ 1
ÑtÓª ½ Bêîð— customXml/_rels/item1.xml
à»à;”Ü Îx ‘éxY ¼‰¸àµt23ÅiSš(úö O+,ì1 G ?çïÕ ‹ ½ )¢ '2ì»å¢=ál¥,ñä «¢D60‰¤ Öì&
ùþ¤Ý?¬î˜ÙS4ÐT5(ŒŽz-
–+J Ëd ¬”2 :Ywµ#êu]otþm@÷aªCo ú Ôù™Jòÿ6 ƒwøEî 0Ê ÚÝX(\Â|Ì”¸È6 ( ¼`x·šªÜ ºkõÇ Ý ÿÿ PK ! §í› ! < word/fontTable.xml¼”KnÛ0 †÷ z ûFÔ#~!r`+ö2‹Â 9 -S ‘ HÆjÖ½B{ Þ«è :$e#ˆâÚBÑŠ°aÿ ŽF矻û/¼
Ti&E†¢ Œ * ¹cbŸ¡§ÍúÓ Ú ±#µ 4C/T£ûùÇ wí¬”Âè ö =S ªŒifa¨‹Šr¢odC Ü+¥âÄÀ_µ eY²‚>Èâ™Sa ãQ¨hM
<[W¬Ñ¨ËÖ^“-•j×(YP-¡X^û|œ0 æ]uA; „CÕ Æ©
-i |–œø€† ©i 1 Rg Ç°F8Á·8…O
¿R ÚLEE”¦æ ˆ½\ Îê—£ª\^ ß0STGý@ #Ûšú=šíáƳÞâ
-0Æñb½F^‰2”ƒ2ž¤Q§ÄP”¿¦ ’œ 8&(Ìåq!‘Ï äév¹:C N="9©ÙV1‡ªObí X")p€ï $tË´öñ×’ˆ âø5‰ „E~R ‘˜:¢×“Ø Îî
ˆ%´„E`›"ý/ âÕéµ»– áÛåÛ–ˆ/µD„ ·Ä’€Ï÷
©Í# çØÄ? |ûõõ{w¦=Û$ÀÈ^ðH¿Þm–Iä念ÍÒ> |Ó F£éÃxœ¯{Œ g 0Û9ÛL0-Ú,9áàšsÝb ‡ï ;H†Ùfø Y8 «W$¬m0N{$ð% pxCI, CýG×Øñá×?-ðÎï
Òä-kð%× ‡‹ƒ´›¨zþ ¢ (
ÿÿ
PK
|’QOƒ0 ÇßMü
! Am#Ç
â
docProps/core.xml
¤ïPÊ”L ,Q³'—˜¸Eã[mo[ ”¦íÆøö ØØ0Æ·ÞÝÿ~½û·éìX Þ ´ •Ì
Bä d
r“¡ÕrîO‘g,•œ •„
5`Ð,¿½I™JX¥áUW ´ `
œBºâºÒ%µ.Ô ¬(ÛÑ à(
c\‚¥œZŠ[ ¯ ":!9
j¯‹
À † J Ö`
|ÑZÐ¥ù³¡«\)Ka åv: {Íæ¬/
ê£ ƒ°®ë žtc¸ù þX¼¼u«úB¶^1@yÊYb…- OñåèNfÿõ Ìöé!p ¦ ÚJç+ ºë9'Z«wÐÔ•æƵ "×ÇÁ0”u ØCG §.¨± ÷¢k ü±É©QBCÇùUi/Òp í_È£i' b·Pç_?'pÏ9’ôþ +çå åΔ ŸD>¹_’Ir %aøÙn4êo ê åi¶ ‰$ôÃØ 'ñ’L“0- Ï€Þœñ¯Ì ÿÿ PK ! ©È\ªŒ Ú ( customXml/item1.xml ¢$ ( ²I² Î/-JN-V NÍIM.IM .©ÌIµUŠq
pÔ‹ öQR ø%æ bJ ¹9yÅVI¶J %% VúúÅÉ ©¹‰Åzù ©y@¹´ü¢ÜÄ ·(]??--39Õ%?¹475¯DßÈÀÀL?)3)'3?½(± £ j UŒ²³Ñ‡{ÆŽ— ÿÿ PK ! (‡q¥Ï word/webSettings.xmlŒ ËN 1
E÷HüÃ({š E…F ©„PÙP¨ÄcŸf< H‰ Ù Ð~=æ±aÇòÚWÇÇ«õGŠÍ;° ÂÞ\.ZÓ z -zóò¼¹¸6 ‡£‹„Л#ˆY çg«ÚUØ?A)Ú”F)( ÷f.%wÖŠŸ!9YP ÔÝDœ\ÑÈ KÓ <Ü’ K€Å^µíÒ2DWÔ@æ ÅüÒê h•xÌL-DT$Å^r Í Ž”KHá â ¦*Àök¬÷Ž øº½ÿN.Fª»‡; öÏ[Ã' ÿÿ PK ! ’òGÓç â doc Props/app.xml ¢ ( œSËnÛ0 ¼ È? ºÇ”l7uŒ5ƒÀA‘CÛ °’œYje ¥H‚dŒ¸_ߥTËrÛSuš}hv4»‚» ÷Vg ôAY³ÊËI‘gh¤-•Ù-òçêóõ"ÏB ¦ Ú \åG
ù ¿ú o ú¨0dDaÂ*ßÇè–Œ ¹ÇV„ Ì{Æå!þ/imeÒ ^ª£#Á *l ù·$G `=‚WëëÀ§‹ò#°-Ãz/¼ ‘
• U ë[ )ô;f›FI|°ò-E Ù´(n ¾G45Ö×n PÙ(t¥ZäóÛ9 † 6b‡ —
äåM1¿ 6ÊÀ½sZI É\þUIoƒmböÔÙ % `ã k¶(ß¼ŠG^ ‡ðE™¤f6 ÖCÒçÅÎ · |ö)‰ BØJ¡qM ðFè€ÀÎ xD‘Ö» ŠDÃ!. (£õYP?iÁÓ<û. &ãVùAx%L$ S[tX» =¯TÔÄMµ>îà¸mŒÕœ—] ËÆDÐk Â¥ºnBxjèÛâ?Ä–c± †^êHÎ
3þ`]ÛÖ s¤á "‡ „gWÙ‡t4¿=¼LŽVÿªâ~ë„ì®e1¥]œ `TƒÖ´Õ ã9 d¸×i,½kvXŸzþ.¤³zé Y^N' =Ý rt Ã¿Ä ÿÿ PK ! „ì 8Õ å [Content_Types].xmlPK -
! É} ø
Þ
_rels/.relsPK é ] Ï ! Oµ¥Ú³J F— ! XëCûŒ = ! ˜Bhy£ e ! I›&ž‡
B
! word/_rels/document.xml.relsPK á word/document.xmlPK ÃT word/header1.xmlPK }W word/endnotes.xmlPK OY word/header2.xmlPK -
! dLUOB
ÉC
! µ* i¶ ! Q æ ! –µ-â– ! ,»Ü
’ a P
[
word/footnotes.xmlPK vg word/footer1.xmlPK Zi word/_rels/footnotes.xml.relsPK {j word/theme/theme1.xmlPK -
-
^"
dj
à
U
! Z"(ÄF ±G ! ! ! ! ! ! !
‰
Dq Kš
è¦ DÓ t?9z §í› ! Am#Ç ©È\ªŒ (‡q¥Ï ’òGÓç
%Y ( < â Ú â
-
docProps/thumbnail.wmfPK Ö“ word/settings.xmlPK ! ®û‘ customXml/itemProps1.xmlPK ! ðà6r€ ‰› word/styles.xmlPK 6¥ word/numbering.xmlPK 9º customXml/_rels/item1.xml.relsPK ?¼ word/fontTable.xmlPK ¾ docProps/core.xmlPK HÁ customXml/item1.xmlPK - word/webSettings.xmlPK .à docProps/app.xmlPK œ KÆ
BAB IV ANALISIS TERHADAP STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS MELALUI AGEN SOSIAL PADA YBM BRI
A.
Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa Yusuf al-Qardhawi menyatakan bahwa di antara hal yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian kaum muslimin saat ini adalah penghasilan atau pendapatan yang diusahakan melalui keahliannya, baik keahlian yang dilakukannya secara sendiri maupun secara bersama-sama. Yang dilakukan sendiri, misalnya profesi dokter, arsitek, ahli hukum, penjahit, pelukis, dan lain sebagainya. Yang dilakukan secara bersamasama, misalnya pegawai (pemerintah maupun swasta) dengan menggunakan sistem upah atau gaji. 1 Dalam sepuluh tahun terakhir ini memang ada kemajuan yang cukup pesat dalam penggalangan dana ZIS yang dilakukan oleh lembaga sosial Islam di Indonesia, seperti: Dompet Dhuafa Republika (DD) di Jakarta, Darut Tauhid (DT) di Bandung, dan POS Keadilan Peduli Ummat (PKPU) d jakarta. 2 Begitu juga dengan YBM BRI setiap tahunnya selalu ada kemajuan dalam melakukan kegiatan penghimpunan dana ZIS. Total dana yang telah diamanatkan ke YBM-BRI sejak berdirinya Tahun 2001 sampai Tahun 2009
1
Didin Hafiduddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Gema Insani: Jakarta, 2002),
h. 93 2
Kurniawati, Kederwanan Kaum Muslimin; Potensi dan Realita Zakat Masyarakat di Indonesia (Jakarta: Piramedia, 2004), h. 4
55
56
sebesar Rp. 38.310.252.284,-. Khusus Tahun 2009, jumlah donasi ke YBMBRI sebesar Rp. 11,841,121,098,- (untuk pertama kalinya perolehan mencapai puluhan milyar dalam satu tahun) dan mengalami kenaikan sebesar 45%. Kenaikan Tahun 2009 tersebut tidak sebesar dibanding kenaikan pada Tahun 2008, yang mana pada tahun tersebut YBM-BRI mengalami kenaikan sebesar 89%. Kalau melihat rangking kenaikan, maka kenaikan pada Tahun 2009 berada pada peringkat ke-3. Peringkat pertama Tahun 2002 yaitu sebesar 317% dan peringkat kedua Tahun 2008 dengan kenaikan sebesar 89%. 3 Sejak berdiri sampai sekarang perolehan dana ZIS YBM-BRI selalu mengalami kenaikan, walaupun besarnya sangat bervariasi, kenaikan yang paling kecil terjadi pada Tahun 2006, yaitu hanya 2%. Untuk saat ini dalam mengoptimalkan potensi dana ZIS yang ada di lingkungan BRI, YBM BRI melakukan penghimpunan dana melalui surat kuasa sebagai strategi penggalangan dana ZIS dengan sasaran para pekerja BRI muslim. Terbukti untuk dana ZIS, peningkatan penerimaan Tahun 2009 sebesar 19,17% (zakat sebesar 19,18% dan infaq 17,75%) dengan jumlah muzakki sekitar 9.000 melalui pemotongan langsung di Divisi MSDM BRI kantor pusat sebanyak 7.070 karyawan BRI, dan pemotongan yang masih manual diperkirakan + 2.000 muzakki, sekitar 27% dari jumlah karyawan BRI yang muslim. Strategi fundraising melalui surat kuasa adalah upaya, cara YBM BRI dalam menghimpun dana ZIS dari setiap karyawan BRI yang
3
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009, h. 1
57
sudah memenuhi syarat, ketentuan, dan tidak keberatan upahnya untuk dipotong dengan cara mengisi surat kuasa di bagian MSDM melalui unit kerjanya, sehingga secara otomatis upah akan terpotong setiap bulannya sampai adanya pembatalan surat kuasa dari karyawan yang bersangkutan.4 Menurut Nasir Tajang selaku ketua harian YBM BRI, ada dua alasan yang mendasar penggunaan surat kuasa dalam menggalang dana ZIS di lingkungan pekerja BRI. Pertama, belum adanya kewajiban pemotongan upah (zakat profesi) seluruh pekerja BRI muslim secara otomatis untuk membayar zakat. Kedua, tingkat loyalitas pekerja BRI masih cukup tinggi, sehingga dengan adanya surat edaran himbauan untuk berzakat yang ditandatangani oleh Direksi dan Sekretaris cukup memberikan respon terhadap surat itu. 5 Strategi fundraising melalui surat kuasa yang digunakan oleh YBM BRI tentunya mempunyai keistimewaan dibandingkan strategi fundraising yang dilakukan lembaga zakat lainnya, antara lain yaitu: a. Tepat sasaran sesuai dengan target fundraising YBM BRI yaitu para pekerja BRI yang beragama Islam. b. Tidak banyak membutuhkan sumber daya manusia untuk melakukan penghimpunan dana ZIS. c. Dana ZIS dapat terhimpun dengan cepat, karena upah pekerja BRI terpotong secara otomatis. d. Biaya pengeluaran operasional untuk kegiatan fundraising dapat diminimalisir. 4 5
Mei 2010
Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010 Wawancara pribadi melalui telepon dengan Ketua Harian Nasir Tadjang. Jakarta, 25
58
1. Perumusan Strategi Penghimpunan Zakat Adapun perumusan strategi penghimpunan zakat, infak dan shadaqoh adalah sebagai berikut: 6 a. Menentukan Kebutuhan Titik tolak dalam merumuskan strategi pengumpulan dana zakat adalah menentukan kebutuhan lemabaga, hal ini dapat dilakukan pada tiga tingkat : 1) Agar bisa terus melakukan kegiatan Dari hasil data penerimaan tahun 2009 dana yang terkumpul baik dari karyawan BRI maupun dari muzakki lainnya, dana ZIS yang terhimpun YBM BRI secara keseluruhan lebih dari 11 milyar rupiah. Dana yang cukup banyak untuk melaksanakan program dan membiayai operasional YBM BRI. Dengan dana tersebut kegiatan yang sudah direncanakan untuk jangka waktu satu tahun dapat terlaksana dengan baik. 2) Meningkatkan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan yang terus bertambah. Untuk sementara ini YBM BRI lebih memfokuskan untuk lebih giat lagi mensosialisasikan YBM BRI kepada setiap pekerja BRI, dengan tujuan mengoptimalkan penghimpunan dana ZIS. Mengingat potensi dana ZIS yang ada di lingkungan pekerja BRI sangat besar kurang lebih 3 milyar rupiah setiap bulannya, dan untuk sekarang ini potensi yang baru terkumpul kurang lebih 25% dari potensi yang ada. 7 6 7
Michael Norton, Menggalang Dana, (jakarta; Yayasan Obor Indonesia, 2002), h. 51 Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010
59
3) Perkembangan lembaga di masa depan Lembaga pada umumnya tidak tinggal diam. Sering ada momentum untuk berkembang dan memperluas kegiatan. Sukses dengan satu proyek tidak saja memberi lembaga itu rasa percaya diri, tetapi juga melahirkan berbagai macam ide mengenai hal-hal lain yang dapat dilakukannya. Untuk saat ini penghimpunan dana ZIS yang dilakukan YBM BRI tidak hanya melalui surat kuasa pemotongan upah gaji karyawan, tetapi juga melalui BRI Banking Mobile, sehingga mempermudah nasabah untuk bersazakat, infaq, shadaqah dan kurban. Dengan demikian, potensi zakat yang besar di lingkungan BRI, yang selama ini masih belum optimal, bisa lebih optimal lagi. Dan kedepannya untuk mengoptimalkan penghimpunan dana ZIS, YBM BRI juga sedang mengusahakan berzakat, infaq dan shadaqah melalui ATM. b. Perkembangan Lembaga Di samping tugas menyangkut dana, sebuah lembaga juga perlu membiayai kegiatan sendiri dan masa depannya. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan : 8 1) Pengembangan Modal Badan Amil Zakat (BAZ)/Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau, biasa disebut Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) menyepakati pentingnya penyaluran dana zakat untuk modal usaha. artinya,
8
Ibid, h. 54
60
peluang untuk mendapatkan dana bagi wirausaha untuk modal cukup terbuka. 9 Dalam hal pengembangan modal YBM BRI tidak jauh berbeda dengan lembaga zakat yang lainnya yaitu dengan cara memberikan modal kepada masyarakat untuk memulai kerja atau membuat usaha sendiri yang direkomendasikan oleh agen-agen sosial di wilayahnya dan secara tidak langsung mereka akan bertanggung jawab dengan pembinaan dalam bidang usaha. dengan cara ini dana yang ada dapat bergulir terus menerus sehingga kesejahteraan rakyat dapat terpenuhi.10 2) Dana Abadi (Corpus Fund ) Banyak lembaga yang punya rencana untuk mengembangkan dana abadi yang dapat diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan secara teratur bagi lembaga. Dalam hal ini dana abadi yang dimiliki YBM BRI belum dikotak-katik. Saat ini, dana abadi yang dimilki YBM BRI hanya berfungsi sebagai cadangan pembiayaan lembaga ketika lembaga mengalami penurunan yang kurang baik.11 3) Mengembangkan Landasan Keanggotaan dan Pendukung Dalam hal ini YBM BRI masih terfokus menarik para pekerja BRI
untuk bisa membayarkan ZIS nya kepada YBM BRI
dengan tujuan mengoptimalkan potensi dana ZIS yang ada di lingkungan BRI dan memperkuat lembaga. 9
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CED, 2005), h. 2 Wawancara pribadi dengan divisi pendayagunaan Ahmad Fakih, Jakarta 17 Mei 2010
10
11
Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010
61
c. Menilai Peluang Sebelum memutuskan sumber-sumber mana yang akan digali, anda perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini : 1) Pengalaman di masa lalu. Terbukti dari setiap tahunnya pengumpulan dana ZIS yang dilakukan YBM BRI sangat meningkat, sebagai contoh pada tahun 2009 YBM BRI dapat menghimpun dana lebih dari 11 milyar rupiah meningkat 45% dari hasil penghimpunan dana ZIS pada tahun 2008 yaitu kurang lebih 8 milyar rupiah, ini menunjukan keberhasilan YBM BRI dalam hal fundraising dana ZIS. 2) Pendukung yang sewajarnya. Setiap masyarakat maupun pemerintah khususnya para pekerja di lingkungan BRI mendukung program yang diadakan YBM BRI. 3) Sumber daya dan keahlian yang dimiliki. Setiap para pekerja YBM BRI selalu diikut sertakan dalam pelatihan pengetahuan tentang pengelolaan lembaga ZIS, sehingga YBM BRI memiliki amil yang profesional, memiliki pengalaman, serta wawasan tentang ZIS. 4) Peluang yang terbuka.
BRI memiliki kurang lebih 62 ribu
karyawan dengan potensi dana ZIS kurang lebih 3 milyar per bulannya jika potensi itu bisa dimaksimalkan. Untuk sekarang ini YBM BRI baru menghimpun sekitar 25% dari potensi dana ZIS yang ada. 12
12
Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010
62
Sejauh ini YBM BRI melakukan strategi melalui komunikasi, baik komunikasi langsung maupun melalui media yang digunakan sebagai strategi fundraising melalui surat kuasa kepada para pekerja BRI. Ada beberapa bentuk strategi yang diterapkan, antara lain: a. Komunikasi publikasi tentang kegiatan YBM BRI secara langsung atau melalui media. b. Melibatkan para pekerja BRI untuk merekomendasikan, membina dan mengawasi mustahik (menjadi agen sosial). c. Melibatkan agen sosial untuk mengkomunikasikan setiap kegiatan program YBM BRI kepada temannya yang lain, sehingga yang diharapkan ada kepedulian dari temannya ikut serta membayarkan ZIS nya dan langsung ikut terlibat menjadi agen sosial. d. Kemudahan akses keuangan dalam bentuk laporan keuangan untuk donator dan masyarakat luas, termasuk yang diaudit oleh akuntan publik. 13 2. Analisis SWOT Siapa pun yang sudah biasa berkecimpung dalam kegiatan perumusan strategi perusahaan dan menjadi pelaku dalam proses pengambilan keputusan dalam suatu organisasi pasti mengetahui bahwa analisis “SWOT” merupakan salah satu instrumen analisis yang ampuh apabila digunakan dengan tepat. 14
13
Wawancara pribadi melalui telepon dengan Ketua Harian Nasir Tadjang. Jakarta, 25
Mei 2010 14
h. 172
Sondang P. Siagian, Manajemen Strategik, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2004), cet. Ke-5,
63
Untuk membuat/menentukan tujuan, sasaran dan strategi-strategi yang akan diambil, diperlukan suatu analisa mendalam serta menyeluruh mengenai lingkungan dimana perusahaan berada. Lingkungan tersebut dapat dibagi dua yaitu : a. Lingkungan Eksternal (Lingkungan Luar Perusahaan) b. Lingkungan Internal (Lingkungan dalam Perusahaan). 15 SWOT merupakan akronim dari Strength (kekuatan) dan Weakness
(kelemahan)
internal
dari
suatu
perusahaan
serta
Opportunities (peluang) dan Threat (ancaman) lingkungan yang dihadapinya. Analisis SWOT (SWOT analysis) merupakan teknis historis yang terkenal di mana para manajer menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategis perusahaan. 16 Dengan melakukan analisi SWOT, maka suatu lembaga diharapkan dapat : a) Mengembangkan metode-metode penggalangan dana yang dibangun di atas kekuatan lembaga b) Menghindari kelemahan-kelemahan atau mencari untuk cara mengimbangi kelemahan-kelemahan itu c) Meraih peluang-peluang yang terbuka d) Mengembangkan cara-cara untuk mengatasi ancaman-ancaman yang muncul. 17
15
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik;Pengantar Proses Berpikir Strategik,(Jakarta : Binarupa Aksara,1996), h. 47 16 Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian.Penerjemah Yanivi Bachtiar dan Christine (Jakarta:Salemba Empat, 2008), h. 200 17 Michael Norton, h. 70
64
1) Strength (kekuatan) Kekuatan merupakan sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu perusahaan yang membuat
perusahaan
relatif
lebih
unggul
dibandingkan
pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya. 18 Dalam hal ini YBM BRI memiliki kekuatan yang relative besar untuk menghimpun dana ZIS, diantaranya: 19 a. Memiliki 62.000 karyawan yang menjadi sasaran fundraising ZIS b. Merupakan Bank terbesar di Indonesia dan mempunyai reputasi yang baik c. Penghasilan yang terus meningkat d. Memiliki sistem yang baik dalam strategi fundraising dana ZIS. 2) Weakness (kelemahan) Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif. 20 Melalui kelemahan ini diharapkan YBM BRI memiliki motivasi untuk dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi dengan tujuan tercapainya visi dan misi sebagai lembaga sosial. Kelemahan YBM BRI adalah: 21
18
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, h. 201 19 Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010 20 Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, h. 202 21 Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010
65
a. Sosialisasi yang belum optimal tentang keberadaan YBM BRI b. Terbatasnya SDM (Sumber Daya Manusia) 3) Opportunity (peluang) Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. 22 YBM BRI merupakan lembaga ZIS yang masih baru, namun jika melihat pada peluang yang ada YBM BRI memiliki potensi yang sangat besar dalam penghimpunan dana ZIS. Peluangnya antara lain: 23 a. Memiliki 16 anak perusahaan b. Dana ZIS dari karyawan BRI c. Dana ZIS dari nasabah BRI d. Adanya
kerjasama
dengan
media
sebagai
tempat
mempromosikan program dan penghimpunan dana ZIS. 4) Threath (ancaman) Ancaman merupakan situasi utama yaang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Ancaman merupakan penghalang utama bagi perusahaan dalam mencapai posisi saat ini atau yang diinginkan. 24 Mengingat YBM BRI merupakan lembaga yang bergerak di bidang sosial, maka YBM BRI tidak menganggap bahwa lembaga sosial yang lainnya sebagai pesaing
22
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, h. 201 23 Wawancara pribadi dengan Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010 24 Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, h. 201
66
yang menjadikan ancaman bagi YBM BRI. Namun ada sesuatu yang menjadi ancaman di dalam tubuh YBM BRI itu sendiri, yaitu dikhawatirkan adanya amil (karyawan) YBM BRI yang tidak jujur dan tidak amanah dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengelola dana ZIS yang diamanahkan masyarakat, sehingga berkurangnya kepercayaan muzakki terhadap YBM BRI sebagai lembaga sosial yang ikut serta mensejahterakan para mustahik. 25 3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Fundraising Dana ZIS Melalui Sistem Surat Kuasa 26 a. Tujuan Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/shadaqah Pekerja Muslim BRI 1) Mengoptimalkan
pengumpulan
dan
penyaluran
zakat,
infaq/shadaqah di lingkungan BRI 2) Mejamin kepastian dan disiplin pembayar zakat, infaq/shadaqah Pekerja BRI 3) Mencapai eefektifitas, efisiensi dan sasaran yang tepat dalam pengunaan harta zakat, infaq/shadaqah b. Ketentuan Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/Shadaqah 1) Pekerja yang dikenakan potongan zakat profesi, infaq/shadaqah adalah seluruh pekerja BRI: a. Beragama Islam 25
Wawancara pribadi dengan Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010 http://ybmbri.or.id/download/567993SE%20No.%20555%20Thn%202009%20ttg%20P emotongan%20Upah%20Untuk%20ZIS.pdf diakses pada 28 April 2010, jam15.55 26
67
b. Pekerja Aktif atau MPP c. Pekerja Dalam Masa Percobaan dan Kontrak BRI d. Telah menandatangani Surat Kuasa pemotongan upah kepada Divisi MSDM 2) Minimum nominal penghasilan yang dikenakan pemotongan zakat, infaq/shadaqah adalah Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) yang diterima Pekerja dari Perusahaan. 3) Penghasilan Pekerja yang dikenakan potongan zakat profesi, infaq/shadaqah adalah Upah Bulanan, Tunjangan Cuti Besar dan Cuti Tahunan, Tunjangan Hari Raya, Insentif dan Bonus. 4) Besarnya potongan Zakat, Infaq/Shadaqah sebagai berikut : a. Potongan Zakat Profesi minimum sebesar 2,5% atau prosentase tertentu yang ditetapkan oleh pekerja dari Take Home Pay (THP) atau setiap pengahsilan yang diterima Pekerja. Catatan : dalam hal potongan zakat profesi tersebut kurang dari 2,5%, maka pekerja yang bersangkutan, agar memenuhi dan melakukan sendiri penyaluran kekurangan zakatnya kepada yang berhak menurut syariat Islam. b. Potongan Infaq/shadaqah ditentukan Pekerja pada Surat Kuasa.
68
c. Mekanisme Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/Sahadaqah 1) Masing-masing Pekerja membuat Surat Kuasa Pemotongan Upah dan mengirimkan Surat Kuasa tersebut ke Divisi MSDM melalui Unit Kerjanya. 2) Masing-masing
Unit
Kerja
meneruskan
Surat
Kuasa
Pemotongan Upah yang telah dibuat oleh Pekerjanya. 3) Pemotongan Zakat, Infaq/Shadaqah dilakukan oleh Divisi MSDM pada saat Salary Crediting ke masing-masing rekening Pekerja BRI. 4) Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/Shadaqah bagi pekerja dicantumkan dalam Slip Upah masing-masing Pekerja dengan keterangan : a. Potongan Zakat b. Potongan Zakat Cuti (CT/CB) c. Potongan Zakat Insentif d. Potongan Zakat Bonus e. Potongan Zakat THRK f. Adapun potongan Infaq/Shadaqah tercantum dalam Potongan lain-lain 5) YBM
BRI
mengeluarkan
bukti
penerimaan
Zakat,
Infaq/Shadaqah sesuai format yang diatur oleh Kantor Pajak 6) Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/Shadaqah akan terus dilakukan sampai Pekerja yang bersangkutan menuliskan surat pencabutan Surat Kuasa Pemotongan Upah ke Divisi MSDM dan dikirim ke YBM BRI.
69
d. Monitoring Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/Shadaqah 1) Monitoring pemotongan Upah dilakukan oleh : No 1 2 3
Unit Kerja
Petugas Monitoring Bagian Administrasi MSDM
Kantor Pusat
KCK, Kanwil, Kanins dan Bagian SDM/Seksi SDM Sendik SPI/Rutang Kantor Cabang
2) Apabila
ditemukan
kelebihan
pemotongan
Zakat,
Infaq/Shadaqah (retro zakat minus pada slip upah), petugas monitoring pemotongan upah menyampaikan pemberitahuan daftar kelebihan pemotongan upah untuk zakat, infaq/shadaqah kepada YBM BRI. 3) YBM BRI berkewajiban mengkreditkan kelebihan pemotongan zakat profesi, infaq/shadaqah ke rekening Pekerja yang bersangkutan dan menyampaikan laporannya ke petugas monitoring pemotongan upah. e. Pelimpahan Dana ZIS (Zakat, Infaq/Shadaqah) oleh Divisi MSDM 1) Dana ZIS yang terkumpul dari pemotongan upah pekerja Kantor Pusat dan KCK dilimpahkan ke rekening YBM BRI Pusat. 2) Dana ZIS yang terkumpul dari pekerja BRI Kanwil, Kanins, dan Kanca dilimpahkan sebagai berikut : a. Sebesar 50% dilimpahkan ke rekening YBM BRI Pusat.
70
b. Sebesar 50% dilimpahkan ke masing-masing Rekenig YBM BRI Kanwil, Kanins, Kanca dan Sendik. f. Pengiriman Surat Kuasa Pemotongan Upah 1) Masing-masing
Unit
Kerja
menyebarkan
Surat
Kuasa
Pemotongan Upah ke seluruh Pekerja. 2) Unit Kerja mengkoordinir Surat Kuasa Pemotongan upah dan mengirimkannya ke Divisi MSDM. a.
Surat Kuasa yang diterima Divisi MSDM sebelum tanggal 10 maka pemotongan zakat profesinya dimulai pada saat salary crediting bulan tersebut.
b.
Surat Kuasa yang diterima Divisi MSDM setelah tanggal 10 maka pemotongan zakat profesinya dimulai pada saat salary craditing bulan berikutnya.
B. Pendayagunaan Agen Sosial Pada YBM-BRI Pendistribusian atau pendayagunaan dana ZIS merupakan salah satu faktor yang dijadikan tolok ukur bagi umat Islam untuk memilih lembaga yang dipercaya dalam pengelolaan ZIS. Kekhawatiran umat Islam bahwa dana yang ada sampai atau tidak kepada yang berhak sering menjadi penyebab kurang berdayanya lembaga amil yang ada. 27 Keputusan Menteri Agama tentang pelaksanaan undang-undang nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat Bab V pasal 28, telah mengatur persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat, yaitu: 27
18
Masdar F. Mas’udi dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, (Jakarta : Pirac, 2004), h.
71
1. Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk mustahik dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut: a. Hasil pendataan dan penelitian kebenaran mustahik delapan ashnaf, yaitu: fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, sabilillah dan ibnu sabil. b. Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi kebutuhan dasar secara ekonomi dan sangat memerlukan bantuan. c. Mendahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing. 2. Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha yang produktif dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut: a. Apabila pendayagunaan zakat sebaagaimana dimaksud pada ayat 1 sudah terpenuhi dan ternyata masih terdapat kelebihan. b. Terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang menguntungkan. c. Mendapat persetujuan tertulis dari dewan pertimbangan. Beberapa komponen yang harus ada dalam setiap aktivitas pendayagunaan harta ZIS, meliputi: harta ZIS yang telah terkumpul, para mustahik, para pengelola dan aturan pengelolaan/manajemen, serta wilayah keutaamaan dan kepemimpinan. 28 Pemberdayaan atau pendayagunaan adalah penyaluran zakat yang disertai target merubah keadaan penerima (lebih dikhususkan kepada golongan fakir miskin) dan kondisi kategori mustahik menjadi kategori muzakki. Target ini adalah target besar yabg tidak dapat dicapai dengan mudah dan dalam waktu singkat. Untuk itu, penyaluran zakat disertai dengan pemahaman yang 28
Ibid., h. 38
72
utuh terhadap permasalahan yang ada pada penerima. Apabila permasalahan adalah kemiskinan, harus diketahui penyebab kemiskinan tersebut sehingga kita dapat mencari solusi yang tepat demi tercapainya target yang telah dicanangkan. 29 Upaya pemberdayaan kaum dhuafa dan perbaikan kondisi ekonomi umat merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan penanganan serius, terencana dan terprogram secara sistematik dan terstruktur. Upaya ini tentunya memerlukan dukungan penuh berupa komitmen yang serius dan konsisten secara terkoordinir dari berbagai pihak terhadap tersebut. 30 Dalam melaksanakan Pendistribusian dan pendayagunaan dana ZIS, YBM BRI melibatkan BRI di setiap cabang dan unit-unit, karena disetiap wilayah ada BRI unit-unit dan berfungsi sebagai agen-agen sosial yang merekomendasikan mustahik, mereka akan menyalurkan ke tempat di wilayah seluruh Indonesia melalui rekomendasi pengurus-pengurus masjid bekerjasama dengan BRI di seluruh Indonesia unit, kanwil, kanin, cabang, pembantu dan tentunya BRI Syari’ah. 31 Pendayagunaan melalui agen sosial mempunyai kelebihan, antara lain: a. Melibatkan para pekerja dan pensiunan BRI dalam upaya membantu merekomendasikan mustahiq yang ada di wilayah tempat tinggalnya. b. Tepat sasaran dalam upaya pendistribusian dan pendayagunaan dana ZIS kepada mustahiq.
29
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), h. 25 Masdar F. Mas’udi dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, h. 115 31 Wawancara pribadi dengan divisi pendayagunaan Ahmad Fakih, Jakarta 17 Mei 2010 30
73
c. Membantu YBM BRI dalam upaya pembinaan dan pengawasan terhadap mustahiq. d. Membantu mensosialisasikan tentang kegiatan dan keberadaan YBM BRI. Disamping kelebihan, pendayagunaan melalui agen sosial juga mempunyai kelemahan, yaitu: Tidak amanah dalam mendistribusikan bantuan kepada mustahiq, dan mementingkan keluarganya untuk direkomendasikan mendapat bantuan dibandingkan orang lain yang lebih membutuhkan. Sebagaimana halnya dengan penerimaan, penyaluran YBM-BRI pada tahun 2009 juga mengalami peningkatan sebesar 23% dari tahun sebelumnya (Tahun 2008). Tapi peningkatan penyaluran tersebut tidak sebesar peningkatan penyaluran pada tahun 2008 yaitu sebesar 93% dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun total dana yang telah disalurkan YBM-BRI dari Tahun 2002 s.d. 2009 sebesar Rp 23,547,578,375 dengan jumlah penerima bantuan (mustahik) sebesar 145.962. 32 Pada Tahun 2009, penerima bantuan (mustahik) mengalami penurunan yang sangat drastis sebesar 62% yaitu hanya sejumlah 19.824 mustahik, yang mana pada Tahun 2008 sebanyak 52.558 mustahik. Penurunan ini disebabkan karena penurunan kegiatan baksos kesehatan dan berkurangnya bencana, terutama bencana banjir yang selama ini dibantu dengan pemberian nasi bungkus. 1. Standar Operasional Prosedur Pendayagunaan Melalui Agen Sosial 33
32 33
Laporan kinerja YBM BRI tahun 2009, h. 5 Wawancara pribadi dengan divisi pendayagunaan Ahmad Fakih, Jakarta 17 Mei 2010
74
1) Acuan Program Pendayagunaan
a. Upaya Meningkatkan Kadar Keimanan & Ketakwaan Mustahik. b. Penekanan kepada musuh-musuh besar Kemiskinan dan kebodohan (Keterampilan, Pendidikan dan Modal Kerja). c. Berbasis potensi alam dan Sumber Daya Manusia (SDM) daerah d. Pemberdayaan suku Tempatan e. Memposisikan Mustahik sebagai Mitra 2) Tugas Agen Sosial e. Merekomendasikan mustahik f. Menjadi perwakilan YBM BRI untuk berkomunikasi dengan mustahik. g. Memberikan pembinaan dan motivasi terhadap mustahik. h. Melakukan
pengawasan
terhadap
mustahik
yang
sudah
mendapatkan bantuan. i. Mensosialisasikan tentang kegiatan dan keberadaan YBM BRI kepada masyarakat dan pekerja BRI. 3) Persyaratan Menjadi Agen Sosial Sebatas ini tidak ada persyaratan yang ketat untuk menjadi agen sosial, hanya saja YBM BRI memfokuskan pekerja dan pensiunan BRI yang amanah untuk dilibatkan menjadi agen sosial. Tetapi tidak menutup kemungkinan masyarakat umum yang dapat dipercaya bisa untuk menjadi agen sosial. 4) Mekanisme Merekomendasikan calon Mustahik
75
a. Agen sosial menggambarkan tentang keadaan calon mustahik kepada pengurus YBM BRI. b. YBM BRI memberikan formulir beserta persyaratan untuk melengkapi dokumen sesuai bantuan yang diajukan. Adapun isi formulir secara umum adalah sebagai berikut:
a) Biodata Pemohon b) Kondisi Tempat Kediaman c) Keahlian d) Identitas Tanggungan Pemohon e) Informasi Kepemilikan Harta Pemohon f) Informasi Sumber Pendapatan Pemohon g) Informasi Pengeluaran Pemohon/Bulan h) Informasi Usaha (bagi pemohon bantuan usaha) i) Informasi Prestasi Calon Penerima Beasiswa (bagi pemohon bantuan beasiswa) j) Pemberi Rekomendasi k) Pengesahan Pemberi Rekomendasi (pekerja BRI) l) Pengakuan Pemohon Sedangkan dokumen yang harus dilengkapi adalah sebagai berikut: a) Photocopy Kartu Identitas (KTP) b) Photocopy Kartu Keluarga (KK) c) Surat Rekomendasi Masjid setempat d) Lain-lain yang berhubungan dengan pemohon
76
c. Calon mustahik mengisi formulir dan melengkapi persyaratan yang dibutuhkan dengan dibantu oleh agen sosial. d. Agen sosial dan mustahik menyerahkan formulir dan kelengkapan dokumen untuk dipelajari oleh YBM BRI. e. Jika memang layak untuk dibantu, maka YBM BRI akan memberikan bantuan yang akan diserahkan melalui agen sosial tersebut. 5) Sistem Pengawasan Dalam usaha pembinaan dan pengawasan agen sosial melakukan komunikasi setiap bulannya dengan mustahik tentang perkembangannya, setelah itu agen sosial akan berkoordinasi dengan pihak YBM BRI tentang informasi yang didapat dari mustahik binaannya. YBM BRI akan melanjutkan atau tidaknya untuk memberikan
bantuan
kepada
mustahik
binaannya,
setelah
mendapatkan informasi dari agen sosial tentang perkembangan mustahik binaannya. 34 2. Program Pendayagunaan dana ZIS pada YBM BRI
Untuk penyaluran dana ZIS agar sesuai dengan yang disyari’atkan dalam ajaran Islam, maka dana ZIS yang dihimpun oleh BAZ/LAZ selanjutnya didistribusikan untuk didayagunakan kepada para mustahik. Para mustahik (kelompok penerima zakat) ini diorganisasikan dan ditentukan sesuai dengan ketentuan khusus dalam agama Islam, yaitu diperuntukkan bagi penerima zakat. Cara pendayagunaan antara bentuk 34
Mei 2010
Wawancara pribadi melalui telepon dengan Ketua Harian Nasir Tajang. Jakarta, 25
77
konsumtif dan produktif atau usaha untuk memajukan pendidikan dan perbaikan ekonomi jangka lama, misalnya perbaikan pertanian dan sarana irigasi. 35 Pendayagunaan zakat dapat diartikan sebagai upaya pemberdayaan mustahik sebagai sasaran dengan memproduktifkan dana zakat. Al-Qur’an secara jelas menyebutkan bahwa sasaran zakat ada delapan asnaf. Begitupun
juga
dengan
YBM-BRI
dalam
menyalurkan
dan
mendayagunakan dana ZIS mengacu kepada surat At-Taubah ayat 60, sebagai berikut:
☺ ☺ ⌧
☺ ⌧
☺
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At-Taubah: 60) Berdasarkan ayat tersebutlah identivikasi mustahik itu bisa dilakukan, mana yang berhak menerima dana dan mana yang tidak berhak menerima dana ZIS. Rujukan dari ayat al-Qur’an tadi menjadi prinsip dan pegangan utama dalam mendistribusikan dana ZIS. Secara formal memang dalam mendistribusikan dana ZIS YBM BRI masih merujuk delapan asnaf 35
306
Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia (Malang: UIN Malang, 2008), h.
78
yang telah ditetapkan namun dalam praktiknya pemanfaatan dana juga diperuntukkan dalam upaya pengentasan kemiskinan. Klasifikasi golongan mustahik dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: a. Kelompok Permanen Termasuk dalam kelompok ini adalah fakir, miskin, amil dan muallaf. Empat golongan mustahik ini diasumsikan akan selalu ada di wilayah kerja organisasi pengelola zakat dan karena itu penyaluran dana kepada mereka akan terus menerus atau dalam waktu lama walaupun secara individu penerima berganti-ganti. b. Kelompok Temporer Termasuk dalam kelompok ini adalah riqob, ghorimin, fisbilillah, dan ibnu sabil, empat golongan mustahik kini diasumsikan tidak selalu ada di wilayah kerja suatu organisasi pengelola zakat. Kalaupun ada maka penyaluran dana kepada mereka tidak akan terus menerus atau tidak dalam waktu panjang sesuai dengan sifat permasalahan yang melekat pada empat golongan ini. 36 Dalam menentukan kriretria mustahik, YBM BRI mencoba melakukan pendekatan hitungan had al kifayah (batas kecukupan) melalui tinjauan konsumsi (makanan, pakaian dan tempat tinggal) dan pendidikan. Seseorang yang berpendidikan lebih baik, maka cenderung memiliki pendapatan yang lebih tinggi sehingga akan rendah peluangnya untuk menjadi miskin. Inilah alasan mendasar kenapa
36
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 23
79
YBM BRI menetapkan had al-kifayah dengan melakukan pendekatan konsumsi dan pendidikan. Penyusunan had al-kifayah di YBM BRI berdasarkan atas hitungan hasil survey Biro Pusat Statistik tahun 2002, dengan tambahan beberapa kriteria pendidikan dan non ekonomi lainnya, seperti sosial, psikologis serta kebiasaan patologis serta kondisi lingkungan setempat, terutama kondisi di seluruh cabang-cabang BRI di daerah. Ketentuan had al-kifayah yang dibuat oleh YBM BRI ini digunakan untuk menyalurkan dana ZIS yang dikumpulkan dari karyawan BRI di seluruh Indonesia melalui cabang-cabang di seluruh Indonesia. 37 Semua bantuan yang disalurkan YBM BRI pada prinsipnya selalu berpatokan pada kriteria mustahik. 1.
Asnaf Fuqaraa dan Masakin Orang miskin disamping tidak mampu di bidang finansial, mereka juga tidak memiliki pengetahuan dan akses. Untuk mencapai tujuan zakat sebagai upaya membantu masyarakat miskin keluar dari krisis yang menghimpit mereka. 38 Fuqaraa adalah orang Islam yang tidak memiliki harta atau pekerjaan atau ada pendapatan tetapi tidak mencapai 50% dari had kifayah (batas kecukupan) untuk keperluan diri dan keperluan
37
Kurtanto Noor Aflah dan Mohd. Nasir Tajang, ed., Zakat dan Peran Negara (Jakarta: FOZ, 2006), h. 151-154 38 Masdar F. Mas’udi dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, h. 20
80
tanggungannya. Sedangkan Masakin (miskin) adalah orang Islam yang memiliki harta atau pendapatan halal yang hanya bisa memenuhi 50% dari kebutuhan diri atau keperluan diri tanggungannya tetapi tidak mencapai had kifayah. Jenis bantuan yang dapat diberikan: 1) Bantuan Hidup 2) Bantuan Pendidikan 3) Bantuan Kesehatan 4) Modal Kerja/usaha Keterampilan.
2.
Asnaf Muallaf Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain orang-orang yang lemah niatnya untuk memasuki Islam. Mereka diberi bagian dari zakat agar niat mereka memasuki Islam menjadi kuat. Mereka terdiri atas dua macam: Muslim dan Kafir Kelompok kafir terdiri atas dua bagian, yaitu orang-orang yang diharapkan kebaikannya bisa muncul, dan orang-orang yang ditakuti kejelekannya. Adapun mua’allaf yang sudah Muslim boleh diberi bagian zakat, karena kita perlu menarik perhatian mereka, dengan alasanalasan berikut: 1. Mereka adalah orang-orang yang lemah niatnya untuk memeluk Islam. Mereka diberi bagian zakat agar kuat niatnya dalam memeluk Islam.
81
2. Kepala suku yang Muslim yang dihormati oleh kaumnya. Mereka diberi bagian dari zakat agar mereka tetap memeluk Islam. 3. Orang-orang Muslim yang bertempat tinggal di wilayah kaum Muslim yang berbatasan dengan orang-orang kafir, untuk menjaga agar orang-orang kafir tidak memerangi kita. 4. Orang yang memungut zakat dari suatu kaum yang tidak memungkinkan pengiriman pengambil zakat itu sampai kepada mereka,
meskipun
pada
dasarnya
mereka
tidak
enggan
mengeluarkan zakat. 39
Jenis bantuan yang dapat diberikan: a) Bantuan Hidup b) Bantuan Pendidikan c) Bantuan Al-Quran/Hadis dan buku-buku agama lainnya d) Bantuan Kesehatan e) Modal Kerja/usaha Keterampilan 3.
Asnaf Riqab Sejalan dengan perkembangan zaman, budak dalam arti harfiah seperti pada masa pra Islam mungkin sudah tidak ada lagi, tetapi perbudakan dalam bentuk lain masih banyak. Misalnya, masyarakat Islam yang tertindas baik oleh penjajah atau dominasi golongan lain.40 Dengan kata lain hamba Islam atau orang yang terbelenggu di bawah
39
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Penerjemah Agus Effendi dan Bahruddin Fanamy (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 283 40 Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 14
82
satu kuasa yang menghalangi kebebasan dirinya untuk menjalankan syariat Islam. Jenis bantuan yang dapat diberikan: a) Bantuan Pemulihan Aqidah dan Akhlak b) Bantuan Hidup c) Modal Kerja/ usaha keterampilan 4.
Asnaf Gharimin Yakni orang muslim yang tidak memiliki sumber untuk membayar utangnya untuk kebutuhan asasinya (seperti makan, sekolah, dan berobat) yang diharuskan segera membayar. Pemahaman terhadap gharim dalam sebagian besar literatur tafsir atau fiqih dibatasi pada orang yang punya hutang untuk keperluannya
sendiri
membebaskannya
dari
dan
dana
hutang.
dari
zakat
Namun
diberikan
beberapa
untuk
pendapat
membedakannya kepada dua kelompok, yaitu orang yang berhutang untuk keperluannya sendiri dan orang yang berhutang untuk kepentingan orang lain. Aliran Syafi’iyyah menyatakan bahwa gharim meliputi: 1) hutang karena mendamaikan dua orang yang bersengketa, 2) hutang untuk kepentingan pribadi, 3) hutang karena orang lain. 41 Zakat pada gharim adalah pembatasan puncak keluhuran sasaran sosial dalam bantuan, pertolongan, kesejahteraan, dan
41
Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, h. 302
83
menjadikan gharim tidak putus asa dan mengangkat mereka untuk menjadi teguh, kokoh, dan tetap dalam kebaikan dan kesejahteraan. 42 Jenis bantuan yang dapat diberikan: a) Meringankan beban utangnya b) Memberikan bantuan sembako 5.
Asnaf Fisabilillah Fisabilillah adalah perjuangan, usaha dan aktivitas untuk menegakkan dan meninggikan agama Allah. Jaminan sosial untuk para penerima zakat kususnya bagi fi sabilillah adalah untuk menjamin kebutuhan kesejahteraan umum bagi individu, masyarakat serta aktivitas untuk menegakkan agama dan dunia secara bersamaan. 43 Jenis bantuan yang dapat diberikan berupa : Bantuan sarana ibadah, dakwah dan Pendidikan.
6.
Asnaf Ibnu Sabil Yakni musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanan untuk hal-hal baik atau dakwah. Atau karena musibah yang menyebabkan kehabisan bekal. Ibnu Sabil sebagai penerima zakat sering dipahami dengan orang yang kehabisan biaya di perjalanan ke suatu tempat bukan untuk maksiat. Tujuan pemberian zakat untuk mengatasi ketelantaran, meskipun di kampung halamannya ia termasuk mampu. Dengan demikian dapat dipahami bahwa Islam memberikan perhatian kepada
42
Gazi Inayah, Teori Komprehensip Tentang Zakat dan Pajak (Yoyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2003), h. 236 43 Ibid, h. 246
84
orang yang terlantar. Penerima zakat pada kelompok ini disebabkan oleh ketidakmampuan yang sementara. 44 Jenis bantuan yang dapat diberikan: a) Bantuan Pemenuhan kebutuhan sesaat b) Bantuan Transportasi.
Meski telah ditentukan asnafnya ada delapan, namun LPZ mesti memiliki inovasi pendayagunaan zakat. Inovasi ini penting agar dana zakat yang dihimpun betul-betul memiliki daya manfaat serta dampak yang luas dan jangka panjang. Daya manfaat bisa diukur dari sejauh mana mustahik yang dibantu bisa mandiri. Sedangkan dampak yang luas dan jangka panjang disini adalah sejauh mana mustahik itu bisa meningkatkan kualitasnya dari mustahik menjadi muzaki.
Karena problem utama dalam pendayagunaan ZIS adalah keterbatasan dana dan kompleksnya masalah kemiskinan, maka perlu dibuatkan skala prioritas dalam pemilihan program pendayagunaan, kriteria utama dalam hal pembuatan program adalah bagaimana program tersebut harus mempunyai multiplier effect bagi keluarga miskin. 45 Adapun skala prioritas yang dilakukan oleh YBM BRI dalam mendayagunakan dana ZIS, yaitu: 46
1. Hadir di Tengah Musibah
44
Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, h. 303 Kurtanto Noor Aflah dan Mohd. Nasir Tajang, ed., Zakat dan Peran Negara, h. 126 46 Wawancara pribadi dengan divisi pendayagunaan Ahmad Fakih, Jakarta 17 Mei 2010 45
85
Bencana alam dan berbagai persoalan sosial yang melanda negeri ini masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang berat bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia. Sepanjang 2009 tercatat beberapa kali bencana alam yang merenggut ribuan korban jiwa dan meluluhlantakkan harta benda. Ribuan anak-anak sebagai generasi penerus menjadi papa. Mereka kehilangan orangtua dan sanak saudara, . ribuan orang mengalami cacat fisik tubuhnya. YBM-BRI selalu berusaha lebih awal berada di lokasi musibah untuk meringankan beban korban yang terkena musibah, baik tim langsung dari Kantor Pusat Jakarta maupun Kantor Wilayah, Kantor Cabang, maupun Kantor Unit BRI di seluruh Nusantara. Selama Ini, YBM-BRI telah ikut membantu saudara-saudara yang ditimpa musibah mulai dari bencana akibat gelombang tsunami di Aceh, bencana gempa bumi di Yogyakarta dan di Pangandaran, banjir di Riau, banjir bandang dan longsor di Bohorok, banjir bandang di Banjarnegara, hingga gempa bumi di Nabire dan jebolnya tanggul Situ Gintung. Termasuk peristiwa bencana akibat kebakaran di berbagai daerah, juga banjir dan gempa di seluruh pelosok Indonesia. Penyaluran asnaf fakir miskin pada sektor Bantuan Bencana Alam/Kebakaran tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 221% atau Rp. 695,613,800 dibandingkan tahun 2008 Rp. 216,415,000 . Kenaikan yang signifikan di sektor bencana berkenaan pada tahun 2009 terjadi bencana besar di Jawa Barat dan Sumatra Barat. 47 2. Bantuan Kesehatan
47
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009, h. 7
86
Besarnya jumlah fakir miskin mempengaruhi nilai beli kesehatan bagi masyarakat. Jumlah yang tidak sedikit perkerjaan pemerintah menanggulangi permasalahan kesehatan untuk warga tidak mampu di bumi ini. Kurangnya tingkat kesadaran dan faktor pengetahuan akan kesehatan menjadikan masyarakat sering kecil seolah dekat dengan lingkungan yang kurang sehat. Satu
hal yg masih jadi barang mahal di negeri ini yaitu
kesehatan. Pelayanan kesehatan seperti layaknya sebuah vonis mati bagi pesakitan. kenapa demikian? karena kita harusnya berobat untuk menyembuhkan sakit. tapi dengan biaya pelayanan kesehatan Indonesia yang mahalnya bukan main, justru serasa seperti mendatangkan penyakit baru. Duka kadang tidak hanya datang akibat bencana. Banyak saudara kita yang menderita karena ketidakmampuan fisik. Ada yang tidak bisa melihat karena katarak atau terserang berbagai jenis penyakit ganas seperti tumor dan berbagai penyakit mengerikan lainnya. YBM-BRI selalu berupaya membantu mereka berupa bantuan biaya operasi. Mereka yang sakit atau punya penyakit berat tak lepas dari sasaran bantuan YBM-BRI. Cukup banyak frekuensi operasi orang sakit yang dibiayai YBM-BRI. Mulai dari operasi bibir sumbing, tumor, bahkan berbagai penyakit berat lainnya. Pelayanan gizi kepada masyarakat juga menjadi bagian dari kegiatan YBM-BRI untuk membantu kesehatan masyarakat, terutama di daerah yang mengalami gizi buruk. Dan tak kalah pentingnya adalah pelayanan kesehatan cuma-cuma yang secara periodik dilakukan di daerah-daerah yang membutuhkan.
87
Sejak berdirinya sampai dengan sekarang, YBM-BRI telah menangani pengobatan gratis sebanyak 54.572 pasien. Adapun bantuan kesehatan mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 39% atau sejumlah Rp. 1,191,709,712 dibandingkan tahun 2008 Rp. 1,940,788,856. 48 3. Bantuan Pendidikan Bidang pendidikan merupakan salah satu fokus perhatian YBMBRI. Sebab, pendidikan merupakan sarana untuk memperbaiki generasi mendatang. Bentuk bantuan pendidikan yang diberikan terutama adalah beasiswa bagi siswa dari keluarga yang tidak mampu, peralatan sekolah, bangunan sekolah hingga perpustakaan. Bahkan, ada juga bantuan berupa “kail” misalnya kambing yang dipelihara siswa dengan sistem maro, dimana hasilnya dimanfaatkan untuk membiayai sekolah mereka. Selain bantuan pendidikan kepada siswa, YBM-BRI juga memberi bantuan kepada sekolah. Bentuknya juga beragam mulai dari perlengkapan belajar hingga sarana fisik penunjang pendidikan seperti bangunan ruang kelas, perpustakaan dan kebutuhan lainnya. YBM BRI dalam melakukan pendistribusian untuk bantuan pendidikan khususnya beasiswa mengelompokkan menjadi empat komponen. Pertama, komponen institusional lembaga pendidikan. Kedua, sinergi dengan lembaga lain. Ketiga, rekomendasi dari karyawan dan relawan BRI. Keempat, dari masyarakat umum. Adapun periode penerimaan beasiswa, dilakukan setiap bulan Januari dan Juli. Namun
48
Ibid.,h. 7
88
biasanya lebih difokuskan pada bulan Juli, karena berbarengan dengan tahun ajaran baru sedang bulan Januari sifatnya mengevaluasi saja. 49 Penyaluran pada sektor pendidikan mengalami kenaikan yaitu sebesar 34% atau sejumlah Rp. 2.270.922.000,- dari tahun sebelumnya 2008 yaitu sebesar Rp. 1,580,409,500. 50 Syarat Penerima Bantuan Pendidikan/beasiswa: 1) Berasal dari keluarga tidak mampu (pendapatan tidak melebihi batas kecukupan dasar/Had Kifayah) dan berakhlak baik 2) Mempunyai tanggungan keluarga yang besar (banyak anak yang sekolah) 3) Belum menerima bantuan beasiswa atau bantuan pendidikan dari perorangan atau lembaga manapun (dalam bentuk surat pernyataan bermaterai) 4) Mendapaatkan rekomendasi dari masjid/mushola terdekat dari tempat tinggal 5) Pemohon di luar jakarta harus mendapatkan rekomendasi dari pengurus YBM-BRI atau Bapekis Kantor Cabang BRI atau dari pekerja BRI. 6) Satu keluarga maksimal 1 (satu) anak yang dapat diberikan beasiswa. Prosedur Mengisi Formulir: 1) Formulir ini diisi dengan menggunakan huruf besar 2) Diisi atas nama pemohon (orang tua/wali calon penerima beasiswa) 49 50
Wawancara pribadi dengan divisi pendayagunaan Ahmad Fakih, Jakarta 17 Mei 2010 Laporan Kinerja YBM-BRI 2009, h. 8
89
3) Dokumen yang perlu dilampirkan: a.
Photocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) orang tua/wali
b.
Photocopy Kartu Keluarga (KK)
c.
Photocopy Raport terbaru calon penerima beasiswa yang dilegalisir sekolah
d.
Surat rekomendasi masjid/mushola setempat, yang diisi di formulir permohonan
e.
Surat Keterangan dari sekolah bahwa anak tersebut masih sekolah dan berkelakuan baik
f. Lain-lain yang berhubungan dengan data pemohon. 4) Hanya formulir permohonan yang telah diisi lengkap dan ditandatangani pemohon serta mendapat rekomendasi dari YBMBRI/Bapekis BRI Kantor Cabang atau dari Pekerja BRI, yang akan diproses. 4. Memberdayakan Masyarakat Upaya pemberdayaan masyarakat juga menjadi bagian dari aktivitas YBM-BRI. Bantuan diberikan berupa modal usaha bagi para pedagang kecil, petani, peternak, atau usaha produktif lainnya. Bantuan tentu diberikan dengan perhitungan dan kriteria yang memenuhi syarat sesuai dengan peruntukan dana yang diamanahkan. Bahkan bukan hanya modal usaha melainkan juga kesempatan berpameran serta bentuk bantuan lainnya yang bisa meningkatkan kemandirian para pengusaha kecil dan mikro.
90
Dengan bantuan ini diharapkan banyak masyarakat yang bisa berusaha dan hidup mandiri, sehingga mereka yang semula masuk kriteria mustahik, dengan usahanya itu bisa merubah menjadi muzzaki. Penyaluran pada sektor Bantuan Usaha tahun 2009 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 18% atau Rp. 426,831,125, dibandingkan tahun 2008 yaitu sebesar Rp. 360,900,000. 51 Syarat Penerima Bantuan: 1) Pendapatan usahanya ditambah dengan pendapatan lain tidak melebihi had kifayah 2) Usaha halal 3) Mempunyai beban tanggung jawab keluarga yang besar 4) Ramah lingkungan 5) Usaha tersebut adalah sumber pendapatan utama 6) Bantuan diberikan dalam bentuk modal bergulir dan atau peralatan perniagaan 7) Ada peluang untuk berkembang 8) Belum menerima bantuan usaha dari lembaga manapun 9) Untuk bantuan perorangan maksimal sebesar Rp. 5.000.000,10) Jamaah aktif di masjid 11) Maksimal bantuan dapat diberikan sebanyak dua kali. Prosedur Mengisi Formulir: 1) Formulir ini diisi dengan menggunakan huruf besar 2) Diisi atas nama pemohon yang bersangkutan 51
Ibid, h. 7
91
3) Dokumen yang perlu dilampirkan e) Photocopy Kartu Identitas (KTP) f) Photocopy Kartu Keluarga (KK) g) Surat Rekomendasi Masjid setempat h) Lain-lain yang berhubungan dengan pemohon 4) Hanya formulir permohonan yang telah diisi lengkap dan ditandatangani pemohon serta mendapat rekomendasi pekerja atau pengurus masjid yang akan diproses oleh YBM-BRI. Beberapa hal berikut, perlu diperhatikan dalam pengalokasian dana ZIS: 52 1) Kebutuhan riil para penerima dana ZIS Penetapan bidang sasaran disesuaikan dengan kebutuhan riil para penerima dana yang ada di wilayah kerja pengelola ZIS masingmasing. Pengguliran program dalam bidang sasaran yang sesuai kebutuhan penerima dana akan menumbuhkan rasa memiliki pada diri mereka terhadap program tersebut. 2) Skala prioritas permasalahan Kebutuhan riil para penerima mungkin tidak terbatas. Jika demikian, maka sudah seharusnya dibuat skala prioritas permasalahan yang akan ditanda-tangani. Sehingga, walaupun memerlukan waktu yang panjang karena bertahap namun ada proses penyelesaian masalah yang jelas dengan terget dan tujuan akhir terukur.
52
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), h. 24
92
3) Kemampuan sumber dana dan sumber daya manusia. Keterbatasan dalam dua sumber ini hanya dapat di atasi dengan adanya sinergi atau aliansi strategis antara organisasi-organisasi pengelola ZIS yang ada di wilayah yang sama atau dengan organisasi pengelola ZIS yang cakupan wilayah kerjanya lebih luas.
C. Analisis Terhadap Strategi Fundraising Melalui Sistem Surat Kuasa dan Pendayagunaan Agen Sosial pada YBM BRI Islam
datang
dengan
sistem
zakatnya
yang
memungkinkan
masyarakat bisa mengembangkan peradabannya. Zakat, infak dan sedekah, bila terkumpul melalui lembaga amil ZIS, maka ia akan lebih berdaya guna, lebih optimal, dan lebih efektif dibandingkan apabila kita menyalurkan zakat secara pribadi langsung kepada mustahiq zakat. Zakat, infak dan sedekah merupakan ibadah yang berdimensi ganda, baik vertikal maupun horizontal. Dikatakan demikian, karena zakat di samping bersifat ta’abbudi (merupakan ibadah kepada Allah swt), juga bersifat ijtimaiyah (soaial kemasyarakatan). Oleh karena itu, maka pelaksanaannyapun harus dilakukan dengan cara mempertimbangkan kedua dimensi tersebut. Zakat, infak dan sedekah merupakan bukti dari adanya kesadaran antar manusia. Ia bisa mensejahterakan sirkulasi hidup bersosial, ia dapat mengentaskan kemiskinan dan dapat menyelematkan manusia dari kerugian
93
di dunia dan akhirat. Di samping itu, Zakat, infak dan sedekah dapat meminimalisasi sifat kikir, materialistik, individualistik dan egoistik. Pada tahun 1999 terbit dan disahkannya Undang-undang Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Dengan demikian, maka pengelolaan zakat yang bersifat nasional semakin intensif. Undang-undang inilah yang menjadi landasan legal formal pelaksanaan zakat di Indonesia, walaupun di dalam pasal-pasalnya masih terdapat berbagai kekurangan dan kelemahan, seperti tidak adanya sanksi bagi muzakki yang tidak mau atau enggan mengeluarkan zakat hartanya dan sebagainya. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, maka yang dimaksud Pengelolaan Zakat adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Dalam pengelolaan zakat, ada empat tujuan yang hendak dicapai, yaitu: 1) Memudahkan muzakki menunaikan kewajiban berzakat 2) Menyalurkan zakat yang terhimpun kepada mustahiq yang berhak menerimanya 3) Mengelola zakat ternyata memprofesionalkan organisasi zakat itu sendiri 4) Terwujudnya kesejahteraan sosial. Upaya mobilisasi dana-dana zakat, infak, dan shadaqoh di Indonesia dalam waktu sepuluh tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang pesat. Hal ini ditandai dengan dua kenyataan: 1) terus meningkatnya jumlah dana yang berhasil dihimpun dan 2) bertambahnya lembaga-lembaga yang
94
melakukan pengumpulan. Perkembangan pesat ini jelas didukung oleh satu faktor utama dan penting yakni kesadaran umat Islam di Indonesia dalam membayar zakat dan bersedekah yang sangat tinggi. Sistem penghimpunan dan penyaluran zakat dari masa ke masa memilki perbedaan. Awalnya, zakat lebih banyak disalurkan untuk kegiatan konsumtif, tetapi belakangan ini telah banyak pemanfaatan dana ZIS untuk kegiatan produktif, upaya ini diharapkan dapat merubah strata sosial dari yang terendah (mustahik) kepada yang tertinggi (muzakki). Dalam penghimpunan dan pengelolaan ZIS tidak lepas dari empat aspek yang terkait, yakni: mustahik, ashnaf zakat yang delapan, amiliin, (individu
dan
institusi)
dan
manajemen
zakat
(pemungutan
dan
penyalurannya). Idealnya keempat aspek tersebut bersinergi membentuk sebuah sistem yang transparan, akuntabel dan efektif. Untuk mengoptimalkan pengelolaan ZIS di Indonesia diperlukan langkah strategis dan re-orientasi pengelolaan zakat yang selama ini dilakukan
oleh
masing-masing
lembaga,
sudah
waktunya
sekarang
diwujudkan jika kita menginginkan potret pengelolaan ZIS Indonesia yang lebih memenuhi harapan umat. YBM BRI dalam upaya penghimpunan dana ZIS, untuk saat ini lebih mengoptimalkan potensi dana ZIS yang ada di lingkungan BRI, YBM BRI melakukan penghimpunan dana melalui surat kuasa sebagai strategi penggalangan dana ZIS dengan sasaran para pekerja BRI muslim. Dengan kata lain YBM BRI mendapatkan dana ZIS dari pemotongan upah para karyawan (zakat profesi) yang bersedia untuk memberikan zakat, infak atau shadaqahnya kepada YBM BRI melalui surat kuasa yang dikirimkan oleh
95
yang bersangkutan kepada divisi MSDM. Upaya YBM BRI dalam menghimpun dana ZIS melalui sistem pemotongan upah ini setiap tahunnya terus meningkat, terbukti pada tahun 2004 YBM BRI menjadi pemenang keII Zakat Award pada kategori Penghimpunan Dana Tertinggi. Namun, bukan berarti YBM BRI sudah optimal dalam melakukan penghimpunan, dari hasil data yang ada saat ini YBM BRI baru mengumpulkan sebesar kurang lebih 25% dari potensi dana ZIS yang ada di lingkungan BRI. Untuk itu YBM BRI selalu berusaha untuk mengoptimalkan potensi dana ZIS dengan cara terus berkreatifitas dalam upaya mengembangkan strategi fundraising. Sedangkan pendistribusian atau pendayagunaan zakat yang dilakukan oleh YBM BRI yaitu dengan melibatkan para karyawan BRI itu sendiri yang berfungsi sebagai agen sosial yang bertugas merekomendasikan calon mustahik yang berada di lingkungan wilayahnya. Adapun alasan YBM BRI melibatkan para pekerja menjadi agen sosial dalam mendayagunakan dana ZIS yaitu agar pendistribusian atau pendayagunaan dana ZIS tepat sasaran sesuai dengan kriteria mustahik yang perlu dibantu, para agen sosial juga ikut serta membina dan mengawasi kegiatan pendayagunaan tersebut. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap efektifitas penghimpunan melalui sistem surat kuasa dan pendayagunaan agen sosial dalam menghimpun dan mendayagunakan dana ZIS pada YBM BRI, maka dapat dikatakan semua berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, setiap tahunnya hasil dari laporan kinerja baik dari penghimpunan maupun pendayagunaan
selalu
ada
perkembangan
yang
baik.
Dalam
hal
pendayagunaan YBM BRI pernah meraih dua kali penghargaan Zakat Award yaitu pada tahun 2004 pemenang I dan 2005 sebagai pemenang II Kategori
96
Pendayagunaan Zakat. Juga, mendapatkan penghargaan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional paling aksesbilitas dan akuntabilitas tahun 2007. Adapun kunci keberhasilan YBM BRI menjadi LAZ yang akuntabel dan aksibel, yaitu: 1) Hampir 90% yang menjadi muzakki dan donatur adalah karyawan BRI sendiri. 2) Karyawan BRI ikut dilibatkan sebagai agen sosial atau pemberi rekomendasi terhadap calon mustahik, sehingga pendistribusian tepat sasaran. 3) Karyawan BRI dan masyarakat umum di seluruh Indonesia dapat dengan mudah mengakses laporan kinerja dan keungan YBM BRI melalui kanwil, kanca, kantor unit bahkan dapat mengakses melalui internet dan media lainnya. 4) Efisiensi operasional. Dalam upaya pembiayaan operasional tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari perolehan, sehingga dapat menghemat pengeluaran untuk operasional. 5) Menurunkan saldo psikologis, artinya jika tahun ini dana yang terhimpun YBM BRI besar, maka saldo yang disisakan diturunkan dengan tujuan mengoptimalkan batas penyaluran. 6) Optimalisasi penyaluran, YBM BRI mengusahakan setiap penyaluran minimal sebesar jumlah perolehan penghimpunan tahun sebelumnya, dengan tujuan menghindari terjadinya penumpukan saldo. Melihat peran lembaga ZIS yang demikian itu, umat Islam semakin percaya bahwa ZIS memiliki peran strategis bagi pengembangan masyarakat,
97
sehingga para muzakki sadar akan pentingnya menyalurkan ZIS melalui lembaga.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Strategi fundraising dan pendayagunaan yang dilakukan oleh YBM BRI dalam pengelolaan dana ZIS adalah: 1. Dalam upaya penghimpunan dana ZIS melalui surat kuasa dengan cara memberikan surat edaran kepada para karyawan BRI yang beragama Islam di seluruh Indonesia yang berisi himbauan untuk berzakat, infak dan shadaqah. Bagi karyawan yang bersedia dan memenuhi persyaratan untuk berzakat, infaq dan shadaqah maka yang bersangkutan harus mengisi surat kuasa dan mengirimkannya ke bagian MSDM melalui unit kerjanya sebagai bukti kesediaan upahnya dipotong setiap bulan secara otomatis oleh divisi MSDM di berbagai unit kerja, dana yang terkumpul akan ditransfer ke rekening YBM BRI. Setiap pekerja BRI akan mendapatkan bukti pembayaran zakat, infak atau sedekah dari YBM BRI. 2. Dalam upaya pendayagunaan YBM BRI melibatkan para karyawan BRI sebagai agen sosial yang akan merekomendasikan calon penerima bantuan yang ada di lingkungan wilayahnya. Agen sosial akan menggambarkan kondisi calon mustahik kepada YBM BRI, setelah itu calon penerima bantuan mengisi formulir yang sudah disediakan dan melengkapi
dokumen
sebagai
persyaratan,
YBM
BRI
akan
mempertimbangkan layak atau tidaknya calon mustahik untuk dibantu.
97
98
Selain merekomendasikan, agen sosial juga ikut terlibat dalam pembinaan dan pengawasan terhadap mustahik, sehingga agen sosial harus selalu ada koordinasi dengan pihak YBM BRI guna melaporkan perkembangan mustahik yang telah menerima bantuan.
B. Saran 1. Menjadikan keberhasilan YBM BRI baik dari strategi penghimpunan maupun program pendayagunaan sebagai percontohan bagi UPZ yang ada di perusahaan BUMN lainnya. 2. Pertahankan pelayanan yang memuaskan terhadap muzakki dan mustahiq, sehingga YBM BRI menjadi kepercayaan para muzaki dan mustahiq di seluruh Indonesia. 3. Mengoptimalkan potensi dana ZIS dengan cara mensosialisasikan tentang keberadaan YBM BRI dan membuat strategi-strategi baru baik dari kegiatan penghimpunan maupun kegiatan pendayagunaan. 4. Merealisasikan program yang belum dilaksanakan agar kegiatan penghimpunan dan pendayagunaan bisa optimal. 5. Tingkatkan kerjasama dengan pihak lembaga/perusahaan lainnya, baik dari segi penghimpunan maupun pendayagunaan dana ZIS.
DAFTAR PUSTAKA Aflah, Kurtanto Noor dan Mohd. Nasir Tajang, ed., Zakat dan Peran Negara. Jakarta: FOZ, 2006 Ali, Mohammad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UIPress,1988 Ali, Nurudin Mhd. Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006 Amirullah, dan Cantika, Sri Budi. Manajemen Strategik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002, cet. Ke-1 Al-Faridy, Hasan Rifai. Panduan Zakat Praktis. Jakarta: Dompet Dhuafa Republika, 2003 Al-Zuhayly, Wahbah. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005, cet, ke-6 Bariadi, Lili. dkk, Zakat dan Wirausaha. Jakarta: CED, 2005 Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003, Cet ke-2 Company Profile YBM BRI Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Semarang : PT. Kumudasmoro Grafindo, 1994) Effendi, Onong Uchayana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Rosda Karya, 1992 Fakhruddin. Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. UIN-Malang Press: Malang, 2008 Hadi, Sutrisno. Metodologi Riset II. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1984 Hafiduddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Gema Insani: Jakarta, 2002 Hidayat, Komarudin. Ensiklopedi Manajemen. Jakarta: Bumi aksara, 1994, Cet Ke 1 http://bkd.dumaikota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=189 %3Asurat-kuasa&catid=74%3Atata-naskah-dinas&Itemid=106&lang= di akses pada tanggal 27 april 2010 Http://ybmbri.or.id/download/982604suplemenybm-bripdf diakses pada tanggal 28 April 2010. http://www.siwakz.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=53&artid= 171. Diakses tanggal 09 juni 2010 Inayah, Gazi, Teori Komprehensip Tentang Zakat dan Pajak. Yoyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2003
99
100
Kuncoro, Mudrajad. Strategi “Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif?”. Jakarta: Erlangga, 2005 Kurniawati, Kederwanan Kaum Muslimin; Potensi dan Realita Zakat Masyarakat di Indonesia Jakarta: Piramedia, 2004 Mahkamah Agung RI. Kapita Selekta Perbankan Syari’ah Menyogsong Berlakunya UU No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan UU. No. 7 Tahun 1989 Perluasan Wewenang Perdilan Agama. Jakarta Pusdiklat Mahkamah Agung RI, 2007 Marbun. B.N. Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar harapan, 2005, Cet ke-2 Mas’udi, Masdar F.dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS. Jakarta: Pirac, 2004 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet. Ke-11 Nawawi, Hadari. Manajemen Strategi Organisasi Non Profit bidang Pemerintah dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press, 2000 Norton, Michael. Menggalang Dana. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002 Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta:Salemba Empat, 2008 Pedoman Pengelolan ZIS YBM BRI Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkieflimansyah. manajemen Strategi sebuah Konsep Pengantar. Jakarta: Lembaga penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999 Purwanto, April. Manajemen Fundraising Yogyakarta: Teras, 2009. cet ke-1
Bagi
Organisasi
Zakat.
Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI. Kamus Besar bahasa Indonesia. Edisi ke-3, Jakarta: Balai Pustaka, 2005 Qardawi, Yusuf. Hukum Zakat. Jakarta : Litera AntarNusa, 1973, cet. ke-2 Salim, Peter. Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesia Dictionary. Jakarta: Modern English Press,2000 Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Quran. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007, cet, ke-1 Siagian, Sondang P., Manajemen Strategik. Jakarta: PT Bumi Aksara,2004, cet. Ke-5 Sudewo, Eri. Manajemen Zakat.Ciputat: IMZ, 2004. Sudjana, Anas. Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi. Yogyakarta: Reproduksi UD Darma, 1980 Sugiono, Metode Penulisan administrasi, (Bandung : Penerbit al-Fabeta 2005), Cet, ke- 12
101
Syamsudin, Din. Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani. Jakarta: Logos, 2000, Cet ke-1 Syaifudin. ekonomi dan masyarakat. Jakarta: Raja Wali Pres, 1987 Usman, Syarif. Strategi Pembangunan Indonesia dan Pengembangan dalam Islam. Jakarta: Firma Jakarta, 1998 Wahyudi, Agustinus Sri, Manajemen Strategik;Pengantar Proses Berpikir Strategik. Jakarta : Binarupa Aksara,1996 Wasito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1995
LAPORAN KINERJA YBM-BRI 2009 A.
Pendahuluan Indonesia bukanlah negara yang menjadikan agama, apalagi agama tertentu sebagai dasar negara, namun demikian memberikan gerak kepada seluruh masyarakatnya untuk mengaktualisasikan keyakinan dengan seluas-luasnya. Kebebasan tersebut dijamin sepenuhnya melalui dasar negara tertinggi yaitu UUD 1945. Penjaminan ini menjadi kunci dan keterpanggilan masyarakat untuk memberikan potensi yang dimiliki untuk dipersembahkan kepada kemajuan agama. Sekarang ini, permasalahan terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia adalah kemiskinan dan kebodohan. Jumlah orang miskin di Indonesia menurut data BPS selalu berada di atas 30 juta atau diatas 15% dari jumlah pendudukan Indonesia. Kalau hasil pengukuran Bank Dunia (2$/hari) jumlah orang miskin di Indonesia hampir 50%, yaitu sebesar 49% atau 108,78 juta jiwa. Kondisi ini sungguh sangat berbahaya, karena kimiskinan pemicu paling efektif terjadinya berbagai kriminal dan rendahnya daya saing bangsa. Rasulullah mengingatkan dalam sabdanya “kefakiran akan mendekatkan orang kepada kekufuran”, dan ulama besar Islam Yusuf Qardawi juga telah mengingatkan bahwa betapa dahsyatnya bahaya kemiskinan, sehingga kemiskinan menurut Beliau sebagai “musibah dan bencana yang harus segera ditanggulangi”. Untuk itu, dalam rangka upaya meningkatkan peran YBM-BRI dalam meringankan dan mengurangi kemiskinan tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk mengevaluasi langkah-langkah yang telah ditempuh YBM-BRI.
B.
Penghimpunan Total dana yang telah diamanatkan ke YBM-BRI sejak berdirinya Tahun 2001 sampai Tahun 2009 sebesar Rp. 38.310.252.284,-. Khusus Tahun 2009, jumlah donasi ke YBM-BRI sebesar Rp. 11,841,121,098,- (untuk pertama kalinya perolehan mencapai puluhan milyar dalam satu tahun) dan mengalami kenaikan sebesar 45%. Kenaikan Tahun 2009 tersebut tidak sebesar dibanding kenaikan pada Tahun 2008, yang mana pada tahun tersebut YBM-BRI mengalami kenaikan sebesar 89%. Kalau
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009
1
melihat rangking kenaikan, maka kenaikan pada Tahun 2009 berada pada peringkat ke-3. Peringkat pertama Tahun 2002 yaitu sebesar 317% dan peringkat kedua Tahun 2008 dengan kenaikan sebesar 89%. (Lihat Tabel 1 & Grafik 1) Alhamdulillah, sejak berdiri sampai sekarang perolehan dana ZIS YBM-BRI selalu mengalami kenaikan, walaupun besarnya sangat bervariasi, kenaikan yang paling kecil terjadi pada Tahun 2006, yaitu hanya 2%. (Lihat tabel 1) Tabel 1: Jumlah Penerimaan YBM-BRI Tahun 2001-2009 TAHUN 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009* TOTAL *Non Audited
PENERIMAAN (Rp.)
%
499,137,165 2,080,073,874 2,319,245,168 2,750,312,172 3,127,971,123 3,191,939,651 4,330,616,100 8,169,835,932 11,841,121,098 38.310.252.284
317% 11% 19% 14% 2% 36% 89% 45%
Grafik 1 Penerimaan dan Penyaluran Dana ZIS YBM-BRI Periode 2001-2009
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009
2
Peningkatan terbesar penerimaan YBM-BRI pada Tahun 2009 yaitu pada penerimaan dana kemanusiaan dengan kenaikan sebesar 992.24% dari Tahun 2008. Penerimaan dana kemanusiaan mengalami peningkatan yang sangat signifikan berkenaan adanya publikasi yang dilakukan pada acara BRI Peduli ketika terjadi bencana di Padang, dan surat edaran dari Divisi MSDM BRI tentang himbauan memberikan bantuan ke para korban bencana di Jawa Barat dan Sumatra Barat dan Bantuan pelaksanaan BRI Peduli Kesehatan. (Lihat tabel 2) Untuk dana ZIS, peningkatan penerimaan Tahun 2009 sebesar 19,17% (zakat sebesar 19,18% dan infaq 17,75%) dengan jumlah muzakki sekitar 9.000 melalui pemotongan langsung di Divisi MSDM BRI kantor pusat sebanyak 7.070 karyawan BRI, dan pemotongan yang masih manual diperkirakan + 2.000 muzakki, sekitar 27% dari jumlah karyawan BRI yang muslim. Upaya yang dilakukan untuk mensosialisasikan dan menggalang dana ZIS pada Tahun 2009 tidak mengalami perbedaan yang mendasar dari tahun sebelumnya yaitu melalui Surat Edaran Himbauan Zakat melalui Divisi MSDM BRI, Info YBM-BRI, melalui himbauan berzakat pada Bulan Ramadhan, yang dilakukan pada Tahun 2009 hanya meningkatkan volume penerbitan Info YBM-BRI dan melalui website : www.ybm-bri.or.id. Tabel 2 : Perbandingan Penerimaan Dana YBM-BRI Tahun 2008 dengan 2009
1.
ZIS a. Zakat b. Infaq 2. Non ZIS a. Bunga Bank b. Bagi Hasil Syariah c. Refund Pajak Bagi Hasil 3. Dana Kemanusiaan & Baksos 4. Dana Bergulir 5. Lain-lain Total Penerimaan
2008
2009
7,471,799,340 7,392,144,357 79,654,982.98 152,250,677 17,319,283 125,831,708 9,099,686 214,280,000 220,908,000 110,597,915 8,169,935,932
8,903,919,069 8,810,125,834 93,793,234 238,736,625 26,540,122 196,496,303 15,700,200 2,340,452,513 258,488,900 99,523,990 11,841,121,098
Kenaikan/Penurunan Jumlah % 1,432,119,729 19.17% 1,417,981,477 19.18% 14,138,251 17.75% 86,485,948 56.80% 9,220,839 53.24% 70,664,595 56.16% 6,600,514 72.54% 2,126,172,513 992.24% 37,580,900 17.01% (11,073,925) -10,01% 3,671,285,166 44.94%
Penerimaan dari ZIS masih merupakan penerimaan terbesar YBM-BRI, yaitu 75,19% (zakat 74,2% dan dari infak sebesar 0,92%). Selanjutnya dari dana kemanusiaan dan Baksos BRI Peduli Kesehatan sebesar 19,77%. (Lihat Tabel dan Grafik 3)
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009
3
Tabel 3 : Persentase Donasi YBM-BRI berdasarkan Sumber Penerimaan NO 1.
Jenis Sumber Penerimaan ZIS a. ZAKAT b. INFAQ 2. Non ZIS a. Bunga Bank b. Bagi Hasil Syariah c. Refund Pajak Bagi Hasil 3. Dana Kemanusiaan/Baksos 4. Pengembalian Dana Bergulir 5. Lain-lain Total Penerimaan
Rp. 8,903,919,069.97 8,795,125,835.33 108,793,234.64 238,736,625.90 26,540,122.00 196,496,303.90 15,700,200.00 2,340,452,513.48 258,488,900.00 99,523,990.00 11,841,121,099.35
% 75.19% 74.28% 0.92% 2.02% 0.22% 1.66% 0.13% 19.77% 2.18% 0.84% 100.00%
Grafik 2 : Persentase Donasi YBM-BRI Berdasarkan sumber Dana
Berkaitan dengan target bahwa pada Tahun 2009 ditargetkan perolehan dana secara keseluruhan sebesar Rp 12.300.000.000,- atau naik sebesar 50% dari Tahun 2008, tapi realisasinya Rp 11.841.121.099,-, atau naik hanya 45%. Khusus masalah ZIS ditargetkan sebesar Rp 9.785.000.000,- atau naik sebesar 30% dari Tahun sebelumnya, realisasinya sebesar Rp 8.903.919.070,- atau naik hanya sebesar 20%. Adapun yang melebihi target terdapat di tiga item yaitu pada perolehan non ZIS, Dana Kemanusian dan perolehan lain-lain. (Lihat Tabel 4)
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009
4
Tabel 4 : Target dan Realisasi Perolehan Dana YBM-BRI Tahun 2009 NO
JENIS PENERIMAAN
1.
ZIS a. ZAKAT b. INFAQ Non ZIS a. Bunga Bank b. Bagi Hasil Syariah c. Refund Pajak Bagi Hasil Dana Kemanusiaan Dana Bergulir Lain-lain
2.
3. 4. 5.
Total Penerimaan
C.
TARGET 2009
REALISASI 2009
9,785,000,000 9,600,000,000 185,000,000 185,000,000
1,900,000,000 350,000,000 80,000,000
8,903,919,070 8,795,125,835 108,793,235 238,736,626 26,540,122 196,496,304 15,700,200 2,340,452,513 258,488,900 99,523,990
12,300,000,000
11,841,121,099
Pencapaian Jumlah % (881,080,930) 91.00% (804,874,165) 91.62% (76,206,765) 58.81% 53,736,626 129.05% 26,540,122 196,496,304 15,700,200 440,452,513 123.18% (91,511,100) 73.85% 19,523,990 124.40% (458,878,901)
96,27 %
Keuangan dan Umum 1. Pada Tahun 2009, perkembangan yang sangat signifikan adalah laporan penerimaan dan pendayagunaan sudah dapat disampaikan setiap bulan dengan pencatatan yang jelas untuk pos-pos pendayagunaan. 2. Biaya operasional yang kecil, tidak pernah melebihi 10% dari total pengeluaran. 3. Pada pendistribusian dan pendayagunaan dana ZIS pada Tahun 2009 mengalami penurunan yaitu hanya 78% dari total dana yang diterima. Sebelumnya rata-rata per tahun lebih dari 90% dari total pengeluaran. 4. Dalam hal penilaian kinerja keuangan dan legitimasi sosial, sebagaimana penilaian yang diberikan oleh PEBS (Pusat Ekonomi Bisnis Syariah) FE UI dan IMZ dalam buku Indonesia Zakat and Development Report 2010. LAZ YBM-BRI mencatatkan nilai tertinggi di antara 6 (enam) OPZ yang diobservasi, dengan perolehan nilai 7.50 (AA-). Diantaranya untuk efisiensi keuangan dengan ratarata beban operasional tidak pernah melebihi 10% atau hanya berkisar 3-7% dari total pengeluaran per tahun. Selain itu, laporan keuangan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dan kemudahan untuk mengaksesnya menjadikan YBM-BRI memiliki nilai tertinggi dibandingkan LAZ yang lainnya.
D.
Pendayagunaan Sebagaimana halnya dengan penerimaan, penyaluran YBM-BRI pada Tahun 2009 juga mengalami peningkatan sebesar 23% dari tahun sebelumnya (Tahun 2008). Tapi peningkatan penyaluran tersebut tidak sebesar peningkatan penyaluran
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009
5
pada Tahun 2008 yaitu sebesar 93% (lihat tabel 5). Adapun total dana yang telah disalurkan YBM-BRI dari Tahun 2002 s.d. 2009 sebesar Rp 23,547,578,375 dengan jumlah penerima bantuan (mustahik) sebesar 145.962. (lihat Tabel 6) Tabel 5 : Jumlah Penyaluran YBM-BRI Tahun 2001-2009 %
PENYALURAN (Rp.)
TAHUN
2001
-
2002
697,870,516
2003
1,508,547,174
116%
2004
2,816,608,022
87%
2005
3,188,344,512
13%
2006
3,765,218,646
18%
2007
3,955,347,996
5%
2008
7,615,641,509
93%
2009*
9,345,411,140
23%
TOTAL
23,547,578,375
Pada Tahun 2009, penerima bantuan (mustahik) mengalami penurunan yang sangat drastis sebesar 62% yaitu hanya sejumlah 19.824 mustahik, yang mana pada Tahun 2008 sebanyak 52.558 mustahik. Penurunan ini disebabkan karena penurunan kegiatan baksos kesehatan dan berkurangnya bencana, terutama bencana banjir yang selama ini dibantu dengan pemberian nasi bungkus. (Lihat Tabel 6) Tabel 6 : Jumlah Penerima Bantuan (Mustahik) YBM-BRI PROGRAM BANTUAN TAHUN 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Sub Total
JUMLAH
Pendidikan
Kesehatan
Usaha Kecil
Bantuan Hidup
498 1,086 1,116 1,225 1,745 1,668 1,874 2,144 11,356
141 428 2,872 4,513 16,211 14,436 15,971 13,320 67,892
41 45 84 37 60 74 213 197 751
320 207 620 4,900 10,533 10,720 34,500 4,163 65,963
Marbot
109 109
Total Mustahik
(Orang)
%
1,000 1,766 4,692 10,675 28,549 26,898 52,558 19,824
77% 166% 128% 167% -6% 95% -62%
145,962
Pada Tahun 2009, penyaluran ke asnaf lainnya (asnaf muallaf, Gharimiin, Ibnu sabil dan Riqab) mengalami kenaikan sebesar 1738%. Peningkatan yang signifikan ke asnaf ini dikarenakan pada Tahun 2009 diusahakan setiap mustahik
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009
6
yang dibantu diidentifikasi dan digolongkan berdasarkan asnaf, sedangkan pada Tahun 2008 terkadang di-general-kan masuk ke asnaf fakir miskin. Penyaluran ke asnaf fakir miskin juga mengalami kenaikan sebesar 14% dari tahun sebelumnya (2008) dengan jumlah bantuan sebesar Rp 6.601.988.767,-. Kenaikan terbesar pada penyaluran asnaf fakir miskin yaitu pada sektor Bantuan Bencana Alam/Kebakaran sebesar 221% dan sektor pendidikan sebesar 44%. Kenaikan yang signifikan di sektor bencana adalah berkenaan pada Tahun 2009 terjadi bencana besar di Jawa Barat dan Sumatra Barat. Adapun yang mengalami penurunan pada Tahun 2009 adalah sektor bantuan hidup dan bantuan kesehatan. (Lihat tabel 7) Tabel 7 : Perbandingan Penyaluran Asnaf tahun 2008 dengan 2009 No.
A.
Jenis Penyaluran
Realisasi
Realisasi
2008
2009
Kenaikan & Penurunan Angka
%
Asnaf Fuqara & Masakin 1 Bantuan Hidup
5,767,991,375 51,175,000
6,601,988,767 49,140,000
833,997,392 (2,035,000)
14% -4%
2
Pendidikan
1,580,409,500
2,270,922,000
690,512,500
44%
3
Bantuan Kesehatan
1,940,788,856
1,191,709,712
(749,079,144)
-39%
4
Bantuan Bencana Alam & Kebakaran
216,415,000
695,613,800
479,198,800
221%
5
Bantuan Usaha
360,900,000
426,831,125
65,931,125
18%
6
Pelimpahan 50 % ZAKAT ke Kanca
1,618,303,019
1,967,772,130
349,469,111
22%
1,226,815,500
1,763,413,200
536,597,700
44%
3,327,000
61,138,000
57,811,000
1738%
11,000,000
13,613,750
2,613,750
24%
725,652,000
871,566,500
145,914,500
20%
50,436,120 7,785,221,995
33,690,923 9,345,411,140
(16,745,197) 1,560,189,145
-33% 20%
B
Sabilillah
C
Asnaf Lainnya
D
3 J (Dari Dana Non Halal)
E
Alokasi Untuk amilin
F
Lain-lain
Grafik 3 : Realisasi Penyaluran Asnaf Tahun 2008 dengan 2009
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009
7
Penyaluran terbesar pada Tahun 2009, sebagaimana pada tahun sebelumnya yaitu ke asnaf Fakir Miskin, untuk asnaf Fakir Miskin alokasi penyaluran terbesar pada sektor pendidikan yaitu sebesar 34% atau sejumlah Rp. 2.270.922.000,- dari total penyaluran ke asnaf Fakir Miskin. Selanjutnya ke asnaf Sabilillah sebesar 19% dan sebesar 9% untuk operasional amilin. Tabel 8 : Persentase Penyaluran Berdasarkan Asnaf Tahun 2009 Jenis Penyaluran
No A
Asnaf Fuqara & Masakin
Jumlah
%
6,601,988,767
71%
49,140,000
1%
1
Bantuan Hidup
2
Pendidikan
2,270,922,000
34%
3
Bantuan Kesehatan
1,191,709,712
18%
4
Bantuan Bencana Alam & Kebakaran
695,613,800
11%
5
Bantuan Usaha
6
Pelimpahan 50 % ZAKAT ke Kanca
426,831,125
6%
1,967,772,130
30%
1,763,413,200
19%
B
Sabilillah
C
Asnaf Lainnya
61,138,000
1%
D
3 J (Dari Dana Non Halal)
13,613,750
0%
871,566,500
9%
33,690,923
0%
9,345,411,140
100%
E
Alokasi Untuk Amilin
F
Lain-lain
Grafik 4 : Persentase Penyaluran Berdasarkan Asnaf Tahun 2009
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009
8
Grafik 5 : Persentase Penyaluran Ke Asnaf Fuqara & Masakin Tahun 2009
Mengenai target penyaluran, pada Tahun 2009, secara umum dapat dikatakan tidak mencapai target. Secara keseluruhan Tahun 2009 ditargetkan penyaluran sebesar Rp 19,5 milyar terealisasi hanya Rp. 15,5 milyar atau hanya terealisasi sebesar 82%. Tapi untuk Asnaf Sabilillah mengalami selisih penyaluran dari target sebesar 263.413.200,- atau kelebihan penyaluran sebesar 18%. Dengan tidak tercapainya target penyaluran ini menyebabkan peningkatan saldo terutama pada saldo rekening zakat. Tabel 9 : Target & Realisasi Penyaluran 2009 No A.
Jenis Penyaluran Asnaf Fuqara & Masakin
Target
Realisasi
2009
2009
Pencapaian Angka
%
8,427,000,000
6,601,988,767
(1,825,011,233)
78%
55,000,000
49,140,000
(5,860,000)
89%
1
Bantuan Hidup
2
Pendidikan
2,700,000,000
2,270,922,000
(429,078,000)
84%
3
Bantuan Kesehatan
1,760,000,000
1,191,709,712
(568,290,288)
68%
4
Bantuan Bencana Alam & Kebakaran
750,000,000
695,613,800
(54,386,200)
93%
5
Bantuan Usaha
762,000,000
426,831,125
(335,168,875)
56%
6
Pelimpahan 50 % ZAKAT ke Kanca
2,400,000,000
1,967,772,130
(432,227,870)
82%
1,500,000,000
1,763,413,200
263,413,200
118%
120,000,000
61,138,000
(58,862,000)
51%
50,000,000
13,613,750
(36,386,250)
27%
960,000,000
871,566,500
(88,433,500)
91%
40,000,000
33,690,923
(6,309,077)
84%
11,097,000,000
9.345,411,140
1,751,588,859
84%
B
Sabilillah
C
Asnaf Lainnya
D
3 J (Dari Dana Non Halal)
E
Alokasi Untuk amilin
F
Lain-lain
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009
9
E.
Penutup Demikian laporan ini kami sampaikan. Semoga laporan ini dapat memberikan gambaran kinerja YBM-BRI Tahun 2009 dan dapat menjadi acuan perbaikan ke depan.
YAYASAN BAITUL MAAL BANK RAKYAT INDONESIA
BADAN PELAKSANA
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009
Ketua,
Keuangan,
Mohd. Nasir
Yunni Fartina
10