STRATEGI DAKWAH H. DASUKI DALAM MEMBANGUN WIRAUSAHA MUSLIM DI WILAYAH CAKUNG JAKARTA TIMUR
SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I )
Jurusan Manajemen Dakwah (MD)
ARIPIN 051311049
FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG 2011 i
NOTA PEMBIMBING
Lamp
: 5 (lima) eksemplar
Hal
: Persetujuan Naskah Skripsi
Semarang, 23 Juni 2011
Kepada. Yth. Bapak Dekan Fakultas Da’wah IAIN Walisongo Semarang di Semarang Assalamu’alaikum Wr.Wb. Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana mestinya, maka kami menyatakan bahwa skripsi saudara: Nama
:
Aripin
NIM
:
051311049
Jurusan
:
MD (Manajemen Dakwah)
Judul Skripsi : STRATEGI
DAKWAH
MEMBANGUN
H.
DASUKI
WIRAUSAHA
DALAM
MUSLIM
DI
WILAYAH CAKUNG JAKARTA TIMUR Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut dapat dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Semarang, 23 Juni 2011 Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. H. M Zaen Yusuf ,M,M
Drs. H. M. Mudhofi, M. Ag.
NIP 19530909 198203 1 003
NIP 19690830 199803 1 001
ii
SKRIPSI STRATEGI DAKWAH H. DASUKI DALAM MEMBANGUN WIRAUSAHA MUSLIM DI WILAYAH CAKUNG JAKARTA TIMUR
Disusun oleh ARIPIN 051311049 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal Juli 2011 dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat. Susunan Dewan Penguji
Ketua Dewan Penguji/ Dekan / Pembantu Dekan
Sekretaris Dewan Penguji
Drs. H. Ahmad Anas, M. Ag NIP : 150 274 618
Drs. H. M. Mudhofi, M. Ag NIP : 19690830 199803 1 001
Penguji I
Penguji II
H. Adib, S. Ag., M.Si NIP : 150 261 768
Suprihatiningsih, S. Ag., M. Si NIP : 150 289 732
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Drs. H. M Zaen Yusuf ,M. M
Drs. H. M. Mudhofi, M. Ag.
NIP 19530909 198203 1 003
NIP 19690830 199803 1 001
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum / tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.
Semarang, 23 Juni 2011
(Aripin) NIM. 051311049
iv
PERSEMBAHAN Skripsi ini Penulis Persembahkan: Bapakku (Nur ali) yang telah mendidikku menjadi “laut”, yang tidak harus kotor karena menerima air dari berbagai saluran. Ibuku (Mahfuzah) yang telah memberi pelajaran keadilan dengan kasih sayang dan yang membuatku tetap berdiri tegar di tengah-tengah badai kehidupan. Kakakku ( Abdullah dan Abdulloh ), Adikku (Nurlailia dan Nurlailina) yang telah memberikan dukungan, semoga menjadi anak – anak yang membanggakan keluarganya.
v
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS. Alam Nasyrah :6-8)
Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan. (QS. AnNahl: 97)
vi
ABSTRAKS
Penelitian ini berjudul “ Strategi Dakwah H. Dasuki Dalam Membangun Wirausaha Muslim Di Wilayah Cakung Jakarta Timur” dengan tujuan untuk mengetahui strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim pada era globalisasi seperti sekarang ini. Dalam situasi dan kondisi masyarakat yang masih dilanda krisis dalam berbagai bidang, seperti ekonomi secara faktual semakin menambah jumlah angka kemiskinan. Untuk mengatasi kemiskinan, dakwah setidaknya bisa ditempuh melalui berbagai jalan. Pertama, memberi motivasi kepada kaum muslimin yang mampu untuk menumbuhkan solidaritas sosial. Kedua, yang paling mendasar dan mendesak adalah dakwah dalam bentuk aksi-aksi nyata dan program-program yang langsung menyentuh kebutuhan. Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur. 2. Bagaimana strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur. Penelitian ini mendiskripsikan tentang Strategi dakwah H. Dasuki di wilayah cakung Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif sebagai teknis analisis datanya, adapun pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, karena data yang dihasilkan tidak berupa data numerik atau menggunakan perhitungan atau angka. Akan tetapi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan objek yang diamati. Adapun Kesimpulan atau hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah Dalam pelaksanaan dakwahnya H. Dasuki berupaya mengurangi pengangguran di wilayah Cakung dengan jalan membangun perusahaan atau tempattempat wirausaha yang berwawasan Islam di berbagai daerah di Wilayah Cakung Jakarta Timur. Lewat dasar berwirausaha itulah beliau menyontohkan pribadi yang baik berdasarkan Islam, baik ketika menjadi pimpinan, menjadi tokoh masyarakat, menjadi kepala keluarga, maupun menjadi seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Dalam membangun wirausaha muslim di wilayah cakung, H. Dasuki menggunakan strategi yuzakkihiim (strategi pembersihan sikap dan perilaku). Strategi dakwah yang dilakukan melalui proses pembersihan sikap dan perilaku pada karyawannya melalui Suri tauladan, Membimbing, Etika berwirausaha, Motivasi, Sosial kemasyarakatan, Istiqomah, hubungan dan kerjasama. Sehingga dalam pembersihan sikap dan perilaku seorang individu atau kelompok masyarakat itu bisa berjalan dengan baik.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, tuhan semesta alam yang selalu memberikan rahmat dan hidayahnya kepada hambanya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada pimpinan dunia nabi akhir zaman Rasulullah Muhammad SAW. Yang menjadikan dunia ini penuh dengan pengetahuan dan keilmuan. Hanya nikmat dan rahmat Allah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai luapan semua rasa gembira dengan terselesainya penyusunan skripsi yang berjudul “Strategi Dakwah H. Dasuki Dalam Membangun Wirausaha Muslim Di Wilayah Cakung Jakarta Timur”, yang disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam Program studi Strata Satu ( S.1 ) dalam Ilmu Dakwah di Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Jurusan Manejemen Dakwah. Penulis merasa yakin skripsi ini tidak dapat diselesaikan secara baik tanpa pertolongan dan hidayah dari Allah SWT. terselesainya penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, saran-saran serta motivasi dari berbagai pihak. Suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk menyampaikan terima kasih yang tiada terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada : 1.
Prof. Dr. H. Muhibbin, M. Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2.
Dr. M. Sulthon, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang yang telah merestui dan memberikan izin dalam pembahasan skripsi ini.
3.
Drs. H. M Zaen Yusuf ,M. M dan Drs. H. M Mudhofi, M. Ag., selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
viii
4.
Keluarga besar Civitas Akademika Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, khususnya para Dosen Pengajar yang telah membekali ilmu kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5.
Ayahanda Nur Ali dan Ibu Mahfuzah tercinta yang selalu memberikan dukungan, baik moril maupun spirituil, dan materiil dengan tulus ikhlas, dan kakak-ku serta adik-ku tersayang yang selalu berdo’a untuk terselesaikannya skripsi ini.
6.
Segenap sahabat / i dan teman-temanku yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendorong saya sehingga karya skripsi ini selesai. Akhirnya Penulis berdo’a semoga Allah SWT menerima amal shalehnya dan
membalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tentulah masih jauh dari sempurna, baik dari segi bahasa, analisa, maupun meteri kajiannya, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi sempurnanya karya skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, amiin ya robbal alamiin.
Semarang, 23 Juni 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. v HALAMAN MOTTO ................................................................................................. vi ABSTRAKS ............................................................................................................... vii KATA PENGANTA ................................................................................................. viii DAFTAR ISI ................................................................................................................ x BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 6 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 6 1.4.Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 7 1.5. Kerangka Teoritik ..................................................................................... 8 1.6. Metodologi Penelitian ............................................................................ 11 1.6.1. Jenis Penelitian. ............................................................................ 11 1.6.2. Sumber dan Jenis Data ................................................................. 12 1.6.3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 13 1.6.4. Teknik Analisis Data .................................................................... 15 1.7. Sistematika Penulisan Skripsi. ................................................................ 16 BAB II. DAKWAH, STRATEGI DAKWAH DAN WIRAUSAHA MUSLIM 2.1. Tinjauan Tentang Dakwah ................................................................ 18 2.1.1.Pengertian Dakwah ................................................................... 18 2.1.2.Tujuan Dakwah ......................................................................... 20 2.1.3.Unsur-unsur Dakwah ................................................................ 21
x
2.2. Strategi Dakwah ................................................................................. 26 2.2.1.Pengertian Strategi .................................................................... 26 2.2.2.Pengertian Strategi Dakwah ...................................................... 27 2.2.3.Macam-macam Strategi Dakwah .............................................. 29 2.3. Wirausaha Muslim ............................................................................. 31 2.3.1.Pengertian Wirausaha................................................................ 31 2.3.2. Wirausaha Muslim ................................................................... 33 BAB III. STRATEGI DAKWAH H. DASUKI DALAM MEMBANGUN WIRAUSAHA MUSLIM
DI
WILAYAH
CAKUNG
JAKARTA TIMUR 3.1. Biografi H. Dasuki .......................................................................... 40 3.2. Gambaran Umum Perusahaan Yang Dibangun H. Dasuki ............. 43 3.2.1.Lokasi Perusahaan .................................................................. 43 3.2.2.Penerapan Sistem Produktifitas ............................................. 45 3.2.3.Personalia ............................................................................... 48 3.2.4.Tujuan Perusahaan ................................................................. 52 3.3. Strategi Dakwah H. Dasuki Dalam Membangun Wirausaha Muslim Di Wilayah Cakung Jakarta Timur ................... 54 3.3.1.Suri Tauladan .......................................................................... 55 3.3.2.Membimbing ........................................................................... 56 3.3.3.Etika Berwirausaha ................................................................. 56 3.3.4.Motivasi .................................................................................. 59 3.3.5.Sosial Kemasyarakatan ........................................................... 61 3.3.6.Istiqomah ................................................................................. 61 3.3.7.Hubungan Dan Kerjasama ...................................................... 63 BAB IV. ANALISIS TERHADAP STRATEGI DAKWAH H. DASUKI DALAM
MEMBANGUN
WIRAUASAHA
MUSLIM
DI
WILAYAH CAKUNG JAKARTA TIMUR 4.1. Pandangan Tokoh Tentang Dakwah .................................................. 68
xi
4.2. Konsep Dakwah H. Dasuki Dalam Membangun Wirausaha Muslim 69 4.3. Strategi Dakwah H. Dasuki Dalam Membangun Wirausaha Muslim 72 BAB V.
PENUTUP 5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 81 5.2. Saran-Saran ....................................................................................... 82 5.3. Penutup ............................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dalam situasi dan kondisi masyarakat yang masih dilanda krisis dalam berbagai bidang, seperti ekonomi secara faktual semakin menambah jumlah angka kemiskinan. Untuk mengatasi kemiskinan, dakwah setidaknya bisa ditempuh melalui berbagai jalan. Pertama, memberi motivasi kepada kaum muslimin yang mampu untuk menumbuhkan solidaritas sosial. Kedua, yang paling mendasar dan mendesak adalah dakwah dalam bentuk aksi-aksi nyata dan program-program yang langsung menyentuh kebutuhan. Usaha menyebarluaskan Islam di tengah-tengah kehidupan umat manusia merupakan usaha dakwah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam, baik secara individu maupun kelompok. Landasan perintah itu telah ditegaskan dalam Q.S Ali Imron ayat 104 : َوَلْتَكُه ّمِىكُمْ أُّمَةٌ يَدْعُىنَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأّْمُرُونَ بِبلْمَعْرُوفِ وَيَىْ َهىْنَ عَهِ الْمُىكَرِ وَُأوْلَـئِك هُمُ الْمُفْلِحُىن Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung” (Depag R.I, 1993: 93). Berpijak dari landasan di atas, serta mengingat kondisi masyarakat yang semakin maju dan plural, maka upaya penyebaran Islam membutuhkan inovasi-inovasi dan strategi baru dalam berdakwah. Strategi penyebarluasan
1
2
Islam telah ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW, sehingga Islam dapat diterima dan tersebar di belahan dunia. Dakwah dapat berjalan secara efektif, apabila para penyelenggara dakwah terlebih dahulu mengidentifikasi, mengantisipasi masalah-masalah yang muncul dan akan muncul serta dilengkapi dengan pengenalan obyek secara tepat. Dengan dasar tersebut disusunlah suatu rancangan ke depan yang ditunjang oleh pelaksana dakwah yang berkemampuan tinggi, teratur dalam satuan organisasi, digerakkan dan diarahkan pada sasaran dakwah (Mahmudin, 2004: 7). Perkembangan dakwah dari waktu ke waktu mengalami perubahan yang signifikan. Karena permasalahan yang kompleks dan karakteristik masyarakat yang berbeda, apalagi pada era globalisasi yang ditandai dengan revolusi dibidang kewirausahaan teknologi dan industri. Maka jika saja itu bisa di kembangkan dengan baik kesadaran historik yang di miliki, maka akan bertemu dengan kenyataan bahwa Nabi Muhammad SAW menekuni aktifitas hidupnya secara serius sebagai pedagang yang ulet, baik bersama pamannya Abu Thalib, maupun bersama Siti Khadijah, yang kemudian menjadi istrinya. Kenyataan ini tentulah bukan tanpa makna, melainkan memiliki makna yang sangat dalam untuk ditauladani oleh segenap umat manusia, terutama umat Islam. Bekerja dan berusaha, termasuk berwirausaha boleh dikatakan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia karena
3
keberadaannya sebagai khalifah fil-ardh dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat As-Saff ayat 10-11:
Artinya: wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?
Artinya: (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui (QS. As-Saff : 10-11). Dalam kamus Bahasa Indonesia, wirausaha diidentikkan dengan wiraswasta, sehingga wirausahawan dapat disebutkan sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenal produk baru, menentukan cara produksi baru, dan
menyusun
pedoman
operasi
untuk
pengadaan
produk
baru,
memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya (Suryanto, 1977: 601) Akan tetapi adalah suatu kenyataan bahwa aktifitas berwirausaha merupakan bidang kehidupan yang kurang berkembang secara memuaskan di kalangan masyarakat pribumi atau masyarakat muslim Indonesia.
4
H. Dasuki adalah seorang tokoh masyarakat yang rajin dan ulet dalam menekuni pekerjaannya, beliau merupakan seorang tokoh masyarakat yang sukses di wilayah Cakung Jakarta Timur. Bagi H. Dasuki suasana sulit tidak menghambatnya untuk terus bersungguh-sungguh dalam mencari rezeki untuk meningkatkan kualitas hidupnya, keluarga dan masyarakat disekitarnya. Sejak kecil beliau dan saudara sekandungnya yang lain sudah di didik untuk mandiri dan bekerja keras oleh orang tuanya, bahkan beliau pernah di didik dalam lingkungan pondok pesantren di Jawa Timur. Bekerja dan terus berusaha sudah beliau tekuni sejak kecil, dari mulai berdagang kecil-kecilan bersama orang tuanya maupun ketika beliau mempunyai keluarga sendiri yang sukses dan berhasil seperti sekarang. Dakwah merupakan kewajiban yang tidak bisa di tawar-tawar lagi, kewajiban dakwah merupakan suatu keharusan yang tidak mungkin dihindarkan dari kehidupannya, karena melekat erat kebersamaan dengan pengakuan diri sebagai penganut Islam (muslim). Sebagaimana yang beliau ketahui, senjata untuk menjatuhkan ummat Islam salah satunya adalah faktor ekonomi. Pasalnya, jika dilihat secara umum, yang menguasai perekonomian di Indonesia bukan orang pribumi, dan bahkasn mereka non muslim. Akibatnya hal itu menjadi bumerang bagi ummat Islam sendiri, sebagai mayoritas penduduk di Indonesia.
5
Untuk itu, perlu adanya perbaikan ekonomi dan saling kepedulian sesama muslim untuk meningkatkan ukhuwah, salah satu faktor yang menyebabkan jebloknya ekonomi ummat. Berangkat dari situlah H. Dasuki sebagai seorang tokoh wirausaha muslim menyadari bahwa dalam setiap usaha kita terdapat campur tangan Sang Kholiq. Untuk itu perlu menjunjung nilai-nilai agama dan mengimplementasikan kedalam sebuah kehidupan seorang wirausaha. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk lebih jauh meneliti tentang strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur. Sehingga diharapkan nantinya akan menjadi strategi dakwah alternatif di Indonesia. Paling tidak
ada
dua
alasan
mengapa
kewirausahaan
perlu
dikembangkan di Indonesia, dengan penduduk yang mayoritas muslim ini. Pertama, kenyataan dari sejumlah angkatan kerja yang ada, masih sangat sedikit yang tertampung dalam lapangan kerja, sehingga pembukaan lapangan kerja baru menjadi suatu keniscayaan dalam pemberdayaan masyarakat Indonesia. Kedua, Nabi Muhammad SAW yang merupakan ikutan dan teladan bagi ummat Islam, komunitas terbanyak negeri ini, adalah seorang pedagang yang sangat ulet dan profesional, jujur, memegang amanah, dan terpecaya. Bahkan kredibilitas dan integritas pribadinya sebagai pedagang mendapat pengakuan, bukan hannya dari kaum muslimin, tetapi juga orang
6
Yahudi dan Nasrani, dikarenakan Nabi menjalankan usahanya dengan sangat prefesional, Semua sejarah Nabi Muhammad membuktikan hal ini (Giri, 2003: 11). Kitab suci Al-qur’an memberi isyarat mengenai kaitan antara kehidupan dengan bekerja keras, termasuk berwirausaha misalnya: فإذا قضيت الصالة فبوتشروا في األرض وابتغىا ّمه فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحىن Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah di muka bumi. Dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (Q.S. Al-Jumuah: 10). 1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pelaksanaan dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur ? 2. Bagaimana strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur ?
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan dan manfaat yang hendak dicapai yakni sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur.
7
2) Untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur. b. Manfaat Penelitian 1) Secara Teoritis Diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan Dakwah khususnya dalam aspek Ilmu Dakwah dan Strategi Dakwah dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur. 2) Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan pemikiran bagi para pemimpin organisasi dakwah dalam membentuk program-program yang langsung menyentuh kebutuhan, dan setidaknya menjadi salah satu alternatif dan memotifasi masyarakat dalam memulihkan krisis ekonomi dan lapangan kerja yang masih melilit bangsa ini. 1.4.
Tinjauan Pustaka Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan, ada beberapa karya tulis yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian ini pertama, skripsi yang di tulis oleh Luluk Farida (2007), Strategi dan metode dakwah KH. Maemun Zubair dalam mengembangkan agama Islam di Sarang Rembang. Bahwa dalam skripsi tersebut penulis menekankan pencapaian dakwah menggunakan, aksi, perbuatan pemberian contoh, yang lebih tepatnya biasa
8
disebut dakwah bilhal. Maksudnya adalah memberikan contoh atau tauladan yang patut ditiru, hingga akhirnya masyarakat dapat tertarik untuk mengikuti kelakuan yang di tunjukkan sehingga masyarakat akan berfikir untuk berbuat hal-hal yang sama di masa nanti. Menurut KH. Maemun Zubair dakwah semacam ini merupakan dakwah Islamiyah yang dapat di lakukan oleh semua umat Islam. Kedua, skripsi yang di tulis oleh Teguh Siswanto (2006), Strategi dakwah Islam pada masyarakat desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora. Bahwa dalam skripsi tersebut penulis menekunkan keberhasilan dakwah menggunakan strategi pendekatan sosial dan budaya. Ketiga, skripsi yang di tulis oleh Lutfi Yarohmi (2003) “Aktifitas dakwah dan pemikiran dakwah KH. Dzikron Abdullah” dalam skripsi ini KH. Dzikron Abdullah dalam pengembangan dakwahnya menggunakan sarana atau media seperti lembaga pendidikan (formal dan non formal), lingkungan keluarga, masyarakat, organisasi-organisasi Islam, peringatan hari besar Islam, media massa (baik elektronik maupun cetak) dan instansiinstansi pemerintah, lisan, tulisan, perbuatan dan akhlak. Materi yang disampaikan dalam aktifitas dakwahnya bersumber dari Al-Qur’an, Hadist, dan kitab-kitab kuning yang di sesuaikan dengan event atau waktu, mad’u, media, dan metode yang akan dipakai.
9
Dari berbagai penelitian di atas dapat dipahami bahwa penelitian ini memiliki sudut pandang dan fokus yang berbeda, sehingga orisinilitasnya dapat dipertanggungjawabkan. 1.5. Metodologi Penelitian 1.5.1. Jenis Penelitian Penelitian yang penulis lakukan berupa penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati ( Moloeng, 2002: 3). Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenalogis, artinya bahwa pendekatan ini mengkonsentrasikan pada fenomena-fenomena di lapangan untuk kemudian dijadikan sebagai obyek penelitian yang diamati. Fenomenalogis merupakan salah satu dasar filosofis dari penelitian kualitatif yang berpendapat bahwa dalam mencari kebenaran sesuatu dapat diperoleh dengan cara menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari obyek yang akan diteliti (Arikunto, 2002: 12). Dalam hal ini peneliti ingin mengungkap strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur. Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif. Dimana dalam penelitian deskriptif, peneliti akan melakukan analisis hanya sampai
10
pada taraf deskripsi, yaitu mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan, dan dianalisis secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. 1.5.2. Sumber dan Jenis Data Sumber data adalah subyek utama dalam meneliti masalah di atas untuk memperoleh data-data konkrit dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 1989: 102). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder, sumber data primer, ialah sumber data yang diperoleh melalui wawancara pada H. Dasuki yang kemudian dijadikan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman vidio atau audio tapes, pengambilan foto, atau film yang datanya merupakan sumber yang sangat berharga bagi para pembaca dan masyarakat sekitar. Sedangkan sumber data sekunder, ialah sumber data yang di peroleh dari sumber-sumber bacaan lainnya, berupa tulisan orang atau data-data tentang H. Dasuki, yang dapat mendukung sumber primer yang di anggap relevan, hal tersebut sebagai penyempurnaan bahan penelitian terhadap bahasan dan pemahaman peneliti.
11
1.5.3. Teknik Pengumpulan Data Untuk pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa metode yaitu : a. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan jalan melakukan tanya jawab. Wawancara ini dilakukan sebagai metode untuk mendapatkan informasi langsung dari seorang tokoh yang hendak diteliti, agar mendapatkan data yang valid atau dengan kata lain wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan berdasarkan tujuan penyelidikan, pada umumnya dua orang atau lebih hadir secara fisik dalam proses tanya jawab (Moleong, 2002: 186). Dalam pelaksanaanya penulis sebagai pencari data tentang gagasan, ide, strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur, berhadapan langsung dengan sumber data dan proses komunikasinya secara verbal sehingga keorisinilan dapat dipertanggung jawabkan, karena penelitian ini adalah penelitian tokoh, yang dalam hal ini tokoh yang penulis wawancarai adalah H. Dasuki. b. Observasi
12
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diselidiki (Usman, 2003: 54). Observasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung tentang keadaan atau situasi umum strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur. c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lennger, agenda, dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah penelitian (Arikunto, 2006: 231). Teknik ini digunakan untuk memperoleh data-data yang berupa dokumen-dokumen dan arsip-arsip
tentang aktivitas
dakwah H. Dasuki. Dalam penelitian ini penulis memanfaatkan dokumentasi yang telah dibuat oleh H. Dasuki dalam bentuk sebuah data yang tertulis, yang
kemudian di rancang dan dikumpulkan menjadi
sebuah data yang akurat dan terpercaya. 1.5.4. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis
catatan
hasil
wawancara
dan
dokumentasi
untuk
13
meningkatkan pemahaman peneliti tentang masalah yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain (Muhadjir, 2002: 142). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif. Deskriptif artinya menggambarkan data yang didapat dari lapangan seperti hasil wawancara dan dokumentasi (Usman dan Setiady Akbar, 2003: 4). Dalam penelitian ini peneliti mencoba mendeskripsikan hasil penelitian dari strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur. 1.6. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memudahkan dalam memahami gambaran secara menyeluruh tentang penelitian ini maka penulis memberikan sistematika penulisan skripsi yang terdiri dari : Bab pertama, dalam bab ini penulis akan membahas mengenai isi Pendahuluan yang meliputi beberapa sub-bab yaitu, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Kemudian bab kedua, dalam hal ini akan menguraikan secara umum landasan teori yang berisi tinjauan umum tentang dakwah (meliputi: pengertian dakwah, tujuan dan unsur-unsur dakwah), strategi dakwah (meliputi: pengertian strategi, strategi dakwah dan macam-macam strategi
14
dakwah), wirausaha muslim(meliputi: pengertian wirausaha dan wirausaha muslim). Kemudian bab ketiga, akan membahas mengenai strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim. Bab ini memuat sub-sub bab yang terdiri dari biografi H. Dasuki, gambaran umum perusahaan yang dibangun H. Dasuki (meliputi: lokasi perusahaan, penerapan sistem produktifitas, personalia, dan tujuan perusahaan), dan strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur. Kemudian bab empat, akan membahas analisis mengenai pelaksanaan dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur, dan analisis strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur. Kemudian bab kelima atau bab terakhir, akan membahas mengenai Penutup. Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup. Bagian akhir, memuat Daftar Pustaka, Biodata Penulis, dan lampiranlampiran.
BAB II STRATEGI DAKWAH H. DASUKI DALAM MEMBANGUN WIRAUSAHA MUSLIM DI WILAYAH CAKUNG JAKARTA TIMUR
2.1. Strategi Dakwah 2.1.1
Pengertian Strategi Istilah strategi berasal dari kata Yunani "strategos", yaitu jendral dalam militer. Satu definisi umum dalam kamus adalah suatu “prosedur untuk mencapai tujuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi didefinisikan sebagai ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai. Dalam Oxford Pocket Dictionary, strategi didefinisikan sebagai rencana tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau politik dan sebagainya. Menurut Djoko Luknantos trategi adalah “The science and art” untuk memanfaatkan faktor-faktor lingkungan eksternal secara terpadu dengan faktor-faktor lingkungan internal untuk mencapai tujuan lembaga. Ada empat faktor yang mempunyai pengaruh penting pada strategi yaitu: lingkungan eksternal, sumberdaya dan kemampuan internal serta tujuan yang akan dicapai. Intinya, suatu strategi
15
16
organisasi memberikan dasar-dasar pemahaman tentang bagaimana organisasi itu akan berkembang dan survive. Menurut H. Igor Anshoff, strategi adalah sebuah rangkaian aturan kompleks yang difokuskan pada analisis lingkungan detail diperlukan proses dan keputusan yang tidak bias dihitung. Dalam Implanting strategic management, Anshoff memperluas konsepnya dengan mengajukan strategic success. Paradigma di mana tidak ada formula kesuksesan universal untuk seluruh organisasi atau lembaga. Sedangkan menurut Michael Porter, peran strategi adalah untuk memastikan kekuatan-kekuatan positif menghadapi organisasi kembali kepada keuntungannya dengan sebuah proses diferensiasi dari persaingan. Dari berbagai definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa strategi adalah cara atau metode terbaik untuk mencapai tujuan atau beberapa sasaran dengan memanfaatkan faktor-faktor lingkungan eksternal
secara
terpadu
dengan
faktor-faktor
internal.
Strategi merupakan istilah yang sering diidentikkan dengan “taktik” yang secara bahasa dapat diartikan sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi juga bisa dipahami sebagai segala cara dan daya untuk
17
menghadapi sasaran tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal. 2.1.2 Strategi Dakwah Kata strategi bermakna rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, baik rencana jangka pendek maupun rencana jangka panjang yang didasarkan pada analisis dan diagnosis lingkungan internal dan eksternal yang selanjutnya memfomulasikan hasil analisis tersebut menjadi sebuah keputusan yang strategis yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan akhir (Purwanto, 2007: 74). Sedangkan kata dakwah berasal dari bahasa arab, yaitu: ,دعا دعوة, يدعوyang diartikan sebagai mengajak atau memanggil, menyeru, permohonan dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amr ma‟ruf dan nahi munkar, mau‟idhoh hasanah, tabsyir, washiyah, ta‟lim dan khotbah. Istilah dakwah dapat diartikan aktivitas atau kegiatan yang bersifat menyeru atau mengajak kepada orang lain untuk mengamalkan ajaran Islam. Dakwah
pada
dasarnya
adalah
suatu
proses
yang
berkesinambungan yang merupakan aktivitas dinamis yang mengarah kepada kebaikan, pembinaan dan pembentukan masyarakat yang bahagia dunia dan akhirat melalui ajakan yang kontinyu kepada
18
kebaikan serta mencegah mereka dari hal-hal yang mungkar. Oleh sebab itulah, maka kegiatan dakwah merupakan kewajiban bagi umat Islam secara keseluruhan, baik secara individu sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing maupun secara berkelompok atau kelembagaan yang diorganisir secara rapi, modern dan profesional serta dikembangkan secara terus menerus mengikuti perubahan zaman dan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dan untuk mencapai keberhasilan
dakwah,
maka
efektifitas
dan
efisiensi
dalam
menyelenggarakan dakwah merupakan suatu hal yang harus mendapat perhatian dengan diproses melalui strategi dakwah yang mapan. Dengan demikian, strategi dakwah dapat diartikan sebagai proses menentukan cara dan daya upaya untuk menghadapi sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi tertentu guna mencapai tujuan dakwah secara optimal. Dengan kata lain strategi dakwah adalah siasat, taktik atau manuver yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan dakwah (Pimay, 2005: 50-55). Jadi, strategi dakwah adalah cara atau metode yang efektif mengajak manusia kepada (ajaran) Allah sehingga terealisasilah kehendak-kehendak Allah SWT di muka bumi. Strategi
dakwah
di
kalangan
masyarakat
dapat
di
kembangkan dalam bentuk dakwah bil hal, dengan wujud pengolahan
19
hasil bumi ke arah hasil yang memadai dan peningkatan kemandirian melalui pelatihan kerja dengan sumber daya yang ada. Strategi yang lain dapat berbentuk strategi dakwah bil lisan yang mengarah kepada timbulnya semangat kerja yang tinggi. Aplikasinya adalah melalui penyampaian ajaran agama yang bernadakan kerja keras. إن اهلل ال يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسه Artinya: sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Qs. Al-ra’du: 11). Kedua strategi dakwah diatas membawa dampak positif terhadap masyarakat, baik dalam arti kata pemahaman keagamaanya sekaligus juga peningkatan tarap hidupnya. Dengan demikian dakwah memiliki wawasan yang luas baik materi maupun non materi (Ghazali, 1997: 23). 2.1.3 Macam-macam Strategi Dakwah Adapun macam-macam strategi dakwah menurut jumhur ulama adalah: 1) Strategi yatluu „alaihim aayaatih (Strategi Komunikasi) Strategi penyampaian pesan-pesan Al-Qur’an kepada ummat memiliki konsekuensi terpeliharanya hubungan insani secara sehat dan bersahaja, sehingga dakwah dapat tetap
20
memberikan fungsi maksimal bagi kepentingan hidup dalam kehidupan. Disanalah proses dakwah perlu mempertimbangkan dimensi sosiologis agar komunikasi yang dilaluinya dapat berimplikasi pada peningkatan kesadaran iman. Dalam istilah lain, strategi ini diartikan sebagai proses komunikasi. 2) Strategi yuzakkihiim (Strategi Pembersihan Sikap dan Perilaku) Strategi pembersiahan sikap dan perilaku yaitu strategi dakwah yang dilakukan melalui proses pembersihan sikap dan perilaku. Proses pembersihan ini dimaksudkan agar tejadi perubahan individu dan masyarakat sesuai dengan watak islam sebagai
agama
mengemban
misi
kemanusiaan,
sekaligus
memelihara keutuhan Islam sebagai agama rahmatal lil alamin. 3) Strategi yu‟allimu humul kitaba wal hikmah (Strategi Pendidikan) Strategi ini dapat dilakukan melalui proses pendidikan, yakni proses pembebasan manusia dari berbagai penjara kebodohan yang seringkali melilit kemerdekaan dan kreativitas. Pendidikan
adalah
proses
pencerahan
untuk
menghindari
keterjebakan hidup dalam pola jahiliyah yang sangat tidak menguntungkan, khususnya bagi masa depan umat manusia.
21
2.2. H. Dasuki H. Dasuki adalah seorang tokoh masyarakat yang rajin dan ulet dalam menekuni pekerjaannya, beliau merupakan seorang tokoh masyarakat yang sukses di wilayah Cakung Jakarta Timur. Bagi H. Dasuki suasana sulit tidak menghambatnya untuk terus bersungguh-sungguh dalam mencari rezeki untuk meningkatkan kualitas hidupnya, keluarga dan masyarakat disekitarnya. Sejak kecil beliau dan saudara sekandungnya yang lain sudah di didik untuk mandiri dan bekerja keras oleh orang tuanya, bahkan beliau pernah di didik dalam lingkungan pondok pesantren di Jawa Timur. Bekerja dan terus berusaha sudah beliau tekuni sejak kecil, dari mulai berdagang kecil-kecilan bersama orang tuanya maupun ketika beliau mempunyai keluarga sendiri yang sukses dan berhasil seperti sekarang. 2.3. Wirausaha Muslim 2.3.1 Pengertian Wirausaha Kata wirausaha atau kewirausahaan dalam kehidupan, masih banyak
orang
yang
menafsirkan
dan
memandang
bahwa
kewirausahaan adalah identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan oleh usahawan atau wiraswasta. (Suryana, 2006: 2). Wirausaha bila ditinjau dari etimologi berasal dari kata ”wira” dan ”usaha” yang berarti berkemauan keras. Jadi seorang wirausaha dapat diartikan
22
sebagai berikut: seorang yang berkemauan keras dalam melakukan tindakan yang bermanfaat dan patut menjadi teladan hidup. Wirausaha adalah kemampuan kreatif, dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru ada dan berbeda melalui kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang menuju sukses. Kreatifitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangkap, memecahkan masalah, dan menemukan peluang. Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat. Sedangkan menurut Scarboough dan Zimmerer wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengenali peluang dan mengombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut. Wirausaha juga bias dikatakan seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi
23
motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha. Dari berbagai definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa wirausaha adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Adapun fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat melalui dua pendekatan, yaitu secara mikro dan makro. Secara mikro. Wirausaha memiliki dua peran. Yaitu sebagai penemu (innovator) dan perencanaan (planner). Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru, seperti produk, teknologi, cara, ide, organisasi, dan sebagainya. Sebagai perencana, wirausaha berperan merancang tindakan dan usaha baru, merencanakan strategi usaha yang baru, merencanakan ide-ide dan peluang dalam meraih sukses, menciptakan organisasi perusahaan yang baru, dan lain-lain. Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara.
24
Dengan demikian seorang wirausaha dapat di deskripsikan seorang yang mempunyai latar atribut: a) Wawasan komersial dan kesadaran akan pasar. b) Kemampuan untuk bekerja secara tekun dan mandiri. c) Pikiran yang inovatif dan kreatif. d) Kemampuan untuk memanajemen dan mengarahkan perubahan. e) Kapasitas mengorganisasi dan keterampilan analitik. f) Stamina daya tahan. g) Kemampuan untuk bergaul yang baik dengan orang dari segala tingkatan. 2.3.2 Wirausaha Muslim Sebagai agama yang menekankan dengan kuat sekali tentang pentingnya keberdayaan umatnya, maka Islam memandang bahwa berusaha atau berwirausaha merupakan bagian integral dari ajaran Islam. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran yang kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang untuk meraih kesuksesan yang diawali dengan munculnya ide-ide dan pemikiran-pemikiran baru yang dijalankan sesuai ajaran-ajaran Islam untuk merubah perilaku secara Islamiyah, sehingga tidak hanya sukses di dunia saja yang diraih, tetapi ibadah
25
kepada Allah SWT pun dapat digapai untuk menjadi bekal di akhirat kelak. Dalam prinsip Islam pengusaha yang sukses adalah pengusaha yang sukses dunia dan akhirat. Ada keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani, yaitu materi dalam kesejahteraan hidup dan materi rohaniah yang bermakna untuk mencapai kesejahteraan hidup itu haruslah dengan cara-cara yang disukai sang pencipta. Pendapatan riil dalam suatu perusahaan tidak bisa ditentukan kalaupun sebagian dalam berwirausaha mengalami peningkatan, percepatannya tidak seimbang atau kalah dengan tuntutan-tuntutan kebutuhan. Kalau kita memasuki alam teori strategi dalam berwirausaha perlu adanya kesungguhan bagi seorang pengusaha tersebut mulai dari straregi yang sangat simpel namun sulit untuk dilaksanakan yaitu kejujuran, tanggap, cerdas, tawakkal. Landasan ideal untuk penyemangat bagi wirausaha yang selalu berpedoman pada norma-norma agama. Seperti yang terdapat dalam Al- qur’an Surat Ath-thalaaq ayat 3:
Artinya: Dan memberikan rizki dari arah yang tidak disangkasangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal pada Allah niscaya allah akan mencukupkan (keperluannya).
26
Sesungguhnya allah melaksanakan urusan yang dikehendakinya. Dan sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan-ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (Q.S Ath-thalaaq ayat 3). Dari terjemahan ayat diatas dapat disimpulkan bahwasannya rizki datangnya tidak disangka-sangka dan barang siapa yang bersungguh-sungguh maka Allah SWT akan mencukupi apa yang hambanya butuhkan. Kalaupun kita masuk dalam teori strategi, pada saat ini strategi dalam bidang ekonomi banyak memiliki konsep yang berbeda-beda. Dengan berkembangnya masyarakat kita yang semakin banyak, strategi menyadari bahwa tujuan utama pemasaran bukan lagi sebatas strategi yang berlandaskan norma-norma hukum dan agama tetapi sudah banyak strategi-strategi jitu yang lebih banyak menguntungkan diri sendiri tanpa memikirkan timbal baliknya. Islam adalah agama yang komprehensif, termasuk aspek bisnis mendapatkan perhatian dalam Al-Qur’an. Agar kita termasuk orang yang “menang” umatnya diperintahkan untuk giat bekerja. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an dalam surat AshShaffat ayat 61 :
Artinya: Untuk kemenangan serupa ini hendaknya berusaha orangorang yang bekerja (Q.S Al-shaffat, :61 ).
27
Ayat di atas menggambarkan bahwa bekerja tidak saja untuk orientasi jangka pendek, tetapi juga untuk orientasi masa depan. Oleh karena itu, bekerja keras saja tidak cukup tetapi harus juga bekerja secara cerdas dan strategis “menang” hal ini berkaitan dengan strategis menumbuhkan usahanya dari posisi dasar hingga posisi puncak. Posisi yang disebut terakhir ini merupakan posisi dalam bisnis yang mampu mmberikan arus kas atau laba yang positif bagi perusahaan. Ayat berikut ini juga menandaskan betapa pentingnya suatu pekerjaan. Allah berfirman dalam Qur’an surat Al- Qashas ayat 26 :
Artinya: Salah seorang dari kedua wanita itu berkata : ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang kuat lagi dapat dipercaya (Q.S AlQashas: 26). Sebagai wirausaha (pelaku bisnis) suatu perusahaan apapun, ia dituntut memiliki kekuatan dan nilai-nilai yang mampu menjunjung tinggi bisnisnya (superior) dapat dipercaya atau jujur, adalah sebagian dari nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi oleh wirausaha muslim. Akuntabilitas suatu perusahaan, akan dapat terjaga apabila didukung oleh karyawan yang gigih, jujur dan amanah. Pada hakikatnya Islam adalah agama yang mengajarkan nilai-nilai etik, moral dan spiritual yang berfungsi sebagai pedoman hidup sebagai bidang bagi pemeluknya, tidak terkecuali bidang
28
ekonomi. Banyak sekali ajaran Islam yang agar umatnya mau bekerja keras untuk diri sendiri, berlaku jujur dalam berbisnis, dan mencari usaha dari tangan sendiri untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Secara normatif, ajaran Islam mendorong umatnya bekerja keras. Beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits yang berubungan dengan etos kerja dapat dijadikan dasar bahwa Islam sangat memperhatikan berwirausaha. Dalam ensiklopedi Al-Qur’an di kemukakan bahwa istilah yang sangat relevan dengan wirausaha istilah itu dalam Al-Qur’an QS An-Nur ayat 37 :
Artinya: Allah memuji orang yang rajin berniaga tetapi tidak lupa mengigat allah, sholat, zakat, dan yakin terhadap hari akhir (Q.S An-Nur: 37). Ada dua faktor utama dalam ekonomi umat dalam mengalami perubahan secara mendasar yaitu : 1) Faktor kultural Bahwa budaya kita yang masih tergolong soft culture. Sifat-sifat kelemahan dan mentalitas mayoritas orang Indonesia masih sulit untuk dihilangkan. Seperti tidak percaya pada diri sendiri, kurang disiplin dan suka mengabaikan tanggung jawab. 2) Faktor struktural
29
Bahwa perekonomian Indonesia hingga saat ini belum mencerminkan struktur ekonomi yang berkeadilan, sebagaimana yang telah di amanatkan dalam UUD 1945. Memahami karakter wirausaha dapat juga di lakukan dengan cara memahami maknamakna simbolik yang tersembunyi di balik berbagai tanda dan simbol dalam Al-Qur’an. Simbol-simbol itu di antara lain tercemin dalam juz, halaman, tanda „ain dan simbol-simbol lainnya. Dalam Islam sendiri sudah menjadi kewajiban manusia untuk selalu berusaha dan berdoa dalam menjalankan kewajiban mencari nafkah (wirausaha) pada jalan agama, mencari nafkah atau berwirausaha dalam jalan agama disini karena berwirausaha itu termasuk dalam kategori orang-orang yang mau bersungguhsungguh dalam menjalankan hidup. Wirausaha dapat di katakana sebagai orang yang perang melawan persaingan dalam bidang ekonomi dan barang siapa yang yang perang berwirausaha sesuai dengan norma-norma hukum, agama, dan ekonomi maka dia termasuk sebagai wirausaha yang handal dalam menjalankan strategi-strategi dan kebijakan yang telah dilaksanakan dalam bidang ekonomi.
30
Dapat disimpulkan bahwa wirausaha muslim adalah orang
yang mengombinasikan faktor-faktor sumberdaya alam, tenaga kerja dan material yang dibangun atas dasar hukum tuhan dan kepercayaannya dalam bekerjasama. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjadi pengusaha muslim yang berhasil, diantaranya: 1) Motivasi yang kuat dalam diri sendiri. 2) Ketika sudah bertekat kuat ingin mewujudkan sesuatu maka sisinya adalah tawakal kepada Allah SWT. 3) Tentukan diferensiasi produk sehingga akan berbeda dengan produk yang sudah ada lebih dulu. 2.4. Wilayah Cakung Jakarta Timur Cakung merupakan kecamatan terluas di Jakarta Timur dengan luas mencapai 4.248,08 ha, kecamatan cakung terdiri dari 7 kelurahan, yaitu Jatinegara, Rawaterate, Penggilingan, Cakung Barat, Cakung Timur, Ujung Menteng dan Pulo Gebang. Mulai tahun 1976 cakung memisahkan dari Bekasi Jawa Barat, dengan harapan dapat lebih maju dalam segala sektor kehidupan. Dahulu Cakung terkenal sebagai lumbung padinya Jakarta dengan lahan persawahan mencapai 750 ha. Tercatat jumlah penduduk pada Agustus 2003 sekitar 212.044 jiwa, namun itu belum termasuk penduduk musiman dan ilegal, dengan adanya industri padat karya di sekitar Cakung antara lain di
31
kawasan industri Pulo Gadung dan kawasan berikat nusantara (Kbn Cakung) dan kawasan berikat nusantara (Marunda) maka sudah tidak syak lagi menggoda warga dari desa untuk hijrah dan mencicipi gemerlapnya ibukota meskipun hanya tinggal di pinggiran Jakarta.
BAB III BIOGRAFI DAN GAMBARAN UMUM WILAYAH CAKUNG JAKARTA TIMUR
3.1
Biografi H. Dasuki H. Dasuki, lahir di Kampung Kandang Besar Cakung Jakarta Timur, pada hari Selasa, 3 Maret 1954, dari pasangan H. Tolo dan Hj. Saodah. Anak ke5 dari 9 bersaudara, anak 1. (Alm) H. Mardani 2. (Alm) H. Mudatsir 3. Hj. Siti Imran 4. (Alm) H. Daseri 5. H. Dasuki 6. H. Darip 7. (Alm) H. Damri 8. (Almh) Hj. Suci 9. H. Madaris. H. Dasuki menamatkan pendidikan formalnya di SD dan pondok pesantren tebuireng Jombang Jawa Timur, dan mempunyai istri (Hj. Itcoh Salafiah), dan dikaruniai 3 anak laki-laki Uki Ifan, Uki firmansyah, dan Uki Tri Lesmana. Sejak kecil beliau dan saudara sekandungnya (Alm) H. Daseri sudah di didik untuk mandiri dan bekerja keras oleh orang tuanya, bekerja dan terus berusaha sudah beliau tekuni sejak kecil, dari mulai dagang kecil-kecilan bersama orang tuanya sampai beliau berhasil seperti sekarang ini. (Alm) H. Tolo orang tua H. Dasuki dulu mempunyai profesi sebagai petani dan pedagang daging di pasar, sedangkan ibunya siang sampai malam membuka warung makan, dengan menjual menu siap saji. Dari hasil kerja keras tersebut alhamdulillah H. Dasuki dan 8 saudaranya yang lain dapat
32
33
sekolah dan menjalani kehidupan. Orang tua H. Dasuki bercita-cita tidak lain agar anak-anaknya menjadi orang yang berhasil dan sukses. Berawal dari keinginannya yang keras serta bekal kemandirian dari orang tuanya, H. Dasuki mencoba untuk berwirausaha. Segala macam usaha pernah dia coba, dari berdagang sayur keliling, ikut dagang ikan dipasar, sampai jual kaset kelilingpun pernah beliau jalani. Tetapi Allah masih berkehendak lain, dari semua usaha yang dijalankan beliau tidak pernah mendapatkan untung, bahkan bisa buat makan istri dan anaknya saja sudah bagus, belum lagi buat bayar listrik, selalu gali lobang tutup lobang. Tetapi beliau tidak pernah putus asa, karna anak dan istrinya mendukungnya, oleh sebab itu beliau harus tetap semangat dalam menjalankan usahanya, bahkan pada suatu ketika itu beliau pernah dibantu sang istri untuk memasarkan produk yang dibuatnya pada warung-warung di dekat rumahnya. Pernah pada suatu hari ketika H. Dasuki dan sang istri tidak punya uang sama sekali, sedangkan kebutuhan untuk keluarganyapun harus dipenuhi, akhirnya cincin pernikahan yang menjadi lambang ikatan cinta mereka berduapun beliau jualnya demi menyambung hidup keluarganya. Doa dan kerja keras H. Dasuki akhirnya dijawab juga oleh Allah SWT, suatu ketika beliau bertemu dengan sahabat lamanya secara tidak sengaja, beliau ngobrol panjang lebar dan sahabatnya tadi menawari untuk usaha bersama dengan cara bagi hasil, lalu beliau membicarakan tawaran tadi kepada istrinya,
34
setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya sang istripun menyetujuinya ( wawancara dengan H. Dasuki tanggal 17 Juli 2010). Setelah beberapa bulan berjalan usahanya mulai menampakkan hasil, sedikit demi sedikit beliau mulai merekrut pemuda pemudi dikampungnya untuk membantu pekerjaannya, setelah itu beliau mulai membuka cabang di kampung-kampung wilayah Cakung Jakarta Timur lainnya. Disamping itu H. Dasuki juga mengamplikasikan ilmu yang dulu beliau dapat di pondok pesantren, dan ada pesan yang selalu beliau ingat dari guru ngajinya di Jawa Timur dulu, dalam bahasa jawa “duwe amben mesti duwe longan” yang artinya kejarlah akhirat insya Allah urusan dunia ikut mudah. H. Dasuki sebagai seorang pemimpin perusahaan berusaha berfikir cara-cara agar perusahaan yang dipimpinnya maju, karyawan sejahtera serta masyarakat dan lingkungan menikmati kehadiran perusahaan. Dalam kepemimpinannya H. Dasuki merupakan pemimpin yang dicintai oleh karyawan atau bawahannya. Seorang pemimpin dalam hubungan dengan yang dipimpinnya hendaknya berjalan dengan rasa cinta. Sebab setiap orang bisa saja mencintai orang lain tanpa mencintainya. Kemudian H. Dasuki juga merupakan pemimpin yang dipercaya, pemimpin pembimbing, dan pemimpin yang membimbing untuk kebenaran dan ketakwaan baik di tempatnya bekerja, di rumah, maupun di masyarakat. Beliau juga dapat dijadikan contoh atau suri tauladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya.
35
Sehingga keteladanannya akan hidup secara abadi meskipun dia sudah berpulang ke hadirat Tuhan. Dalam berwirausaha H. Dasuki dikatakan sukses sebagai pemimpin dalam usahanya, karena beliau memiliki karakter sebagai berikut: 1) Sebagai pemimpin perusahaan yang dicintai oleh karyawan. Perusahaan berjalan dengan baik karena kepemimpinanya dipimpin oleh pemimpin yang dicintai bawahannya. H. Dasuki selain memiliki kemampuan melakukan tugas-tugas kepemimpinan, juga memiliki kemampuan untuk mengolah hati. Persoalan hati merupakan hal yang penting karena pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang disertai dengan hati. 2) Pemimpin yang mampu menampung aspirasi karyawannya. Karena seorang pemimpin yang baik dapat menerima kritikan dari bawahannya. 3) Pemimpin yang selalu bermusyawarah. H. Dasuki melakukan musyawarah
dengan
orang-orang
tertentu
untuk
membahas
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kebijakan publik atau berkaitan dengan kepentingan umum perusahaan. Jika musyawarah berjalan dengan baik, maka karyawan akan termotivasi, karena mereka merasa dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perusahaan dan penghidupan mereka.
36
4) Memiliki sikap tegas. Pemimpin dalam Islam pemimpin yang tidak otoriter tetapi tegas dan selalu bermusyawarah. Karena H. Dasuki sebagai wirausaha muslim yang memiliki karakter seperti di atas, maka tercipta budaya kerja yang indah. Konsumen yang kritis akan melihat seperti apa perusahaan memperlakukan para karyawannya, jika baik maka mereka akan percaya bahwa perilaku perusahaan terhadap mereka akan jauh lebih baik, sehingga konsumen loyal tidak akan sulit diperoleh. Karyawan merupakan pemegang peranan penting dalam segala kegiatan produksi, sebab faktor tenaga kerja merupakan hal yang sangat menentukan sukses tidaknya suatu usaha. Dalam kepemimpinannya H. Dasuki menumbuhkan sikap kepada karyawannya supaya memiliki: Prinsip perubahan, karena setiap karyawan harus mengimani bahwa qadha dan qadar sepenuhnya merupakan keputusan Allah. Namun Allah juga memerintahkan agar manusia mengubah nasibnya sendiri, atau bila tidak Tuhan akan membiarkan keadaan yang buruk tetap menjadi nasibnya. Prinsip berlomba, karena pribadi yang memiliki gairah bersaing untuk mencapai sesuatu yang lebih baik atau optimal dalam semua kegiatan merupakan kunci kemajuan dan keberhasilan, serta bermanfaat bagi diri sendiri dan orang banyak. Prinsip kreatifitas, karena lahir dan mati merupakan dua ujung dalam satu tabung hidup yang memberikan kesempatan kepada manusia untuk mengisinya
37
dengan amal yang baik, hal ini baru bisa dicapai dengan kreatifitas yang tinggi. Prinsip kerja tim, karena kerja sama dapat memunculkan suasana saling membantu dalam menangani pekerjaan. Prinsip tanggung jawab, karena setiap karyawan wajib memiliki rasa tanggung jawab untuk memberhasilkan tugas-tugas yang diamanahkan baik secara pribadi maupun kelompok. Prinsip manfaat dan maslahat, karena setiap karyawan harus meyakini bahwa apa yang dilakukannya sangat bermanfaat bagi masyarakat, dan bahkan merupkan kebutuhannya. Prinsip sabar, karena dalam melaksanakan tugas-tugas yang ditentukan, ditangani secara optimal tangguh dan tidak putus asa, jikalau berhasil tidak menjadi lupa diri dan tetap bersyukur, apabila mendapat hambatan terbuka untuk dikritik bahkan berani mengoreksi diri dan berupaya untuk berubah mnjadi lebih baik. Prinsip islah, karena setiap karyawan muslim hendaknya selalu menerima perbaikan dan perubahan agar hasil yang dicapai optimal, bersedia meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya agar sistem baru dapat dijalankannya secara efektif. Dengan adanya pengajian tiap dua minggunya dan Prinsip kerja tim, kerja sama dapat memunculkan suasana saling membantu dalam menangani pekerjaan ini akan melahirkan gelombang produktifitas yang luar biasa, sehingga peningkatan hubungan karyawan satu dengan yang lainnya serta karyawan dengan pimpinan akan terjalin dengan baik.
38
Dalam bermasyarakat H. Dasuki memberi contoh kepada masyarakat supaya menegakkan sikap istiqamah dalam aktifitas sehari-hari, sesuai dengan karakter ajaran Islam yang sederhana dan universal (rahmatal lil alamin), maka banyak ibadah didalamnya mengantarkan penganutnya kepada tingkat kesucian, sebab kesucian itu adalah fitrahnya. Kondisi fitrah tersebut kemudian memungkinkan memperoleh keselamatan, kebahagiaan, kesuksesan dan kedekatan pada tuhan. Akan tetapi meskipun perolehan kemampuan itu cenderung mudah didapatkan namun penegakan sikap istiqamah dalam kesucian dan kebenaran merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan manusia. Seseorang dapat menganut Islam dengan mudah, tetapi menegakkan sikap istiqomah dalam keIslamannya merupakan hal yang sulit untuk dilakukan. Seseorang dapat memperoleh kesucian dan ampunan melalui ibadah puasa dan hajinya, tetapi ia merasa sulit untuk bersikap istiqamah dalam kondisi kesucian yang diperolehnya. Apabila sikap istiqamah ingin dibaratkan dalam kehidupan seorang karyawan muslim, maka hal yang fundamental mendasari sikap ini adalah; pertama, senantiasa konsisten dengan keimanannya dalam menjalankan tugas. Artinya, selain tetap menuruti petunjuk ajaran agama Allah, juga memiliki semangat yang kuat untuk menangani pekerjaan secara sempurna. Kedua, senantiasa konsisten dengan cita-citanya sejak semula, saat ia mendambakan suatu pekerjaan: dia berdo’a kepada Tuhan dan memberi pernyataan kesetiaan
39
kepada perusahaan tempatnya bekerja. Ketiga, sebagai seorang muslim yang telah memperoleh kesucian diri melalui ibadah-ibadah yang dia lakukan hendaknya konsisten dalam berperilaku. Keempat, sebagai seorang muslim hendaknya ia menetapi keimanan dan jati dirinya sebagai seorang muslim sejati. Pelaksanaan pengajian yang dilaksanakan oleh H. Dasuki disambut baik oleh masyarakat sekitar. Hal ini sebagai implikasi dengan adanya ini sehingga hubungan dengan sendirinya terjalin dengan baik. Oleh karena itu pelaksanaan berwirausaha berjalan dengan baik berkat adanya peningkatan hubungan H. Dasuki dengan masyarakat dari tahun ke tahun. Hubungan yang baik tersebut dijadikan sebagai salah satu modal beliau dalam melakukan dakwah di tengah-tengah masyarakat. Sifat istiqomah dan tekun dalam beribadah secara terus menerus berdasarkan rasa keimanan beliau ketika beliau belajar di pondok pesantren hingga dirinya menjadi tokoh Islam yang sukses dan berhasil seperti sekarang. Atas rasa syukur beliau kepada sang pencipta, beliau selalu memberi sedekah kepada fakir miskin dan anak yatim, memberikan bantuan pembangunan masjid di daerahnya, memberikan zakat dan menyembelih hewan qurban tiap tahunnya untuk orang-orang yang membutuhkannya. Lewat dasar berwirausaha itulah beliau bisa dikatakan berdakwah, dengan menyontohkan pribadi yang baik berdasarkan Islam. Ketika menjadi
40
pimpinan, menjadi tokoh masyarakat, menjadi kepala keluarga, maupun ketika beliau berbakti kepada kedua orang tuanya. 3.2
Gambaran Umum Wilayah Cakung Jakarta Timur Cakung merupakan kecamatan terluas di Jakarta Timur dengan luas mencapai 4.248,08 ha, Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Cilincing di sebelah utara, Kecamatan Pulo Gadung di sebelah barat, Kecamatan Medan Satria dan Bekasi Barat di sebelah timur, dan Kecamatan Duren Sawit di sebelah selatan. Kecamatan Cakung terdiri dari 7 kelurahan, yaitu Jatinegara, Rawaterate, Penggilingan, Cakung Barat, Cakung Timur, Ujung Menteng dan Pulo Gebang. Di Cakung terdapat Kantor Walikota Jakarta Timur. Letaknya di kelurahan Penggilingan. Juga terdapat Kawasan Industri Pulo Gadung, salah satu kawasan industri tertua di Indonesia yang berada di kelurahan Rawa Terate, dan Perkampungan Industri Kecil (PIK) di kelurahan Penggilingan. Kecamatan Cakung termasuk strategis karena memiliki berbagai jalan utama. Misalnya Jalan Raya Bekasi yang menghubungkan Pulo Gadung, Cempaka Putih, Kelapa Gading, dan Sumur Batu dengan Bekasi. Ada juga Jalan I Gusti Ngurah Rai yang menghubungkan Duren Sawit, Jatinegara, Pulo Gadung, Cakung, dan Matraman dengan Bekasi. Juga Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Timur yang saat ini baru menghubungkan Cakung - Pondok
41
Pinang (dan selanjutnya Serpong), dari rencana sampai ke pelabuhan Tanjung Priok. Mulai tahun 1976 Cakung memisahkan dari Bekasi Jawa Barat, dengan harapan dapat lebih maju dalam segala sektor kehidupan. Dahulu cakung terkenal sebagai lumbung padinya Jakarta dengan lahan persawahan mencapai 750 ha. Tercatat jumlah penduduk pada agustus 2003 sekitar 212.044 jiwa, namun itu belum termasuk penduduk musiman dan illegal, dengan adanya industri padat karya di sekitar Cakung antara lain di kawasan industri Pulo Gadung dan kawasan berikat nusantara (Kbn Cakung ) dan kawasan berikat nusantara (Marunda) maka sudah tidak syak lagi menggoda warga dari desa untuk hijrah dan mencicipi gemerlapnya ibukota meskipun hanya tinggal di pinggiran Jakarta. Dahulu wilayah Cakung Jakarta Timur masih kavling-kavling yang di kepung oleh tanah persawahan, hingga jika hujan turun sangat becek dan berlumpur. Sampai pada akhirnya wilayah Cakung berkembang cukup baik dengan dilapisi aspal. Jika dahulu lapangan sepak bola banyak tersedia dimana-mana yang digunakan anak-anak sebaya saya berpesta pora terlelap dalam serunya permainan-permainan, mulai dari main layangan, gasing, gundu ( kelereng ), bite gunung, dampu, tak kadal dan tentunya masih banyak lagi untuk disebutkan. Terkadang jika weekend sepulang sekolah saya dan
42
teman-teman langsung merencanakan untuk turun ke sawah, memancing ikan, mengilik belut, meracuni ikan dengan portas, dan mencari siput. Jika diperhatikan secara mendalam atas perkembangan zaman, wilayah Cakung yang “pinggiran” menjadi kota mandiri seluas 270 ha yang modern dan terpadu untuk tempat tinggal, pusat bisnis serta rekreasi. Seiring pesatnya pertumbuhan di Cakung, mobil angkutan yang zaman dahulu naik dari belakang ( omprengan ) diganti dengan armada KWK dan puluhan ojek yang bersitegang mencari penumpang. Tanah lapang di bangun petakanpetakan kontrakan, hamparan sawah berubah jadi perumahan, hingga anak kecil kehilangan lahan bermain yang di gantikan oleh rental-rental playstation yang membuat anak cenderung tidak aktif dan kreatif. Sedangkan zaman akan terus maju dan berkembang, membutuhkan manusia yang berkemampuan profesional dibidangnya masing-masing dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini tentunya akan menimbulkan persaingan ketat terhadap dunia kerja. Salah satu upaya untuk menghadapi perkembangan zaman adalah dengan cara memberikan peluang kerja bagi penduduk pribumi, lingkungan dan masyarakat. Lapangan pekerjaan yang dewasa ini semakin sulit menyebabkan anak-anak lulusan SMK yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi sulit untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga semakin menambah jumlah pengangguran. Kesempatan kerja dengan orang yang mencari kerja lebih banyak orang yang ingin mencari kerja, sehingga banyak
43
orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Belakangan ini juga semakin banyak perusahaan-perusahaan yang mengurangi jumlah pekerjanya sehingga pengangguranpun semakin bertambah. Bagaimana nasib penduduk Cakung sekarang, dengan adanya industri-industri, perumahan-perumahan, semakin banyaknya penduduk pendatang serta semakin banyaknya tempat perbelanjaan yang modern, maka sudah di pastikan pedagang di pasar kayu tinggi, pasar kandang sapi, pasar sulthon, pasar bintara, pasar kelapa satu akan gulung tikar. Para tukang parkir kehilangan lahan kekuasaannya dan oknum-oknum kehilangan upeti dari para pedagang yang di palak secara berkala. Selain itu kebudayaan akan berubah dengan cepat seiring teknologi informasi dan komunikasi serta entertainment akan jauh semakin canggih, satu persatu akan ada eksodus warga yang mengungsi ke daerah di luar Cakung atau pulang kampung karena akan mendapat uang gusuran, dan masih banyak lagi dampak yang akan ditanggung oleh warga Cakung dan keturunannya. Hal ini akan teratasi apabila orang tersebut mempunyai minat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri yaitu dengan bekerja sesuai keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki tidak usah mengandalkan untuk mendapatkan pekerjaan dari orang lain atau bekerja pada instansi pemerintah.
44
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang juga memegang peran penting dalam prestasi anak. Ditinjau dari segi lingkungan maka pembentukan watak, kecerdasan, keterampilan, kepribadian, idiologi, keluarga merupakan lingkungan pertama yang paling dominan. Keluarga adalah merupakan lingkungan pertama bagi anak. Setiap orang tua menjadi teladan bagi anak-anaknya. Dengan bimbingan dan pengawasan dari orang tua maka unsur-unsur psikologis anak dapat didayagunakan secara optimal. Unsur-unsur psikologi tersebut adalah perhatian, pengawasan, tanggapan, fantasi, ingatan, pikiran, intelegensi dan bakat. Karena dengan alasan apapun anak tetap masih bergantung pada orang tua, begitupula minat untuk bekerja pada anak. Anak yang mempunyai minat bekerja yang tinggi tetapi bila tidak mendapatkan dukungan spiritual dan material dari orang tuanya kemungkinan untuk meraih kesuksesan juga kecil. Dukungan spiritual seperti halnya cara orang tua memotivasi, mengawasi dan perhatian, sedangkan dukungan material yaitu berupa modal. 3.3
Gambaran Umum Perusahaan yang dibangun H. Dasuki di wilayah Cakung Jakarta Timur 3.3.1. Lokasi Perusahaan H. Dasuki berupaya membangun kembali moral manusia melalui wirausaha yang beliau tekuni. Salah satunya berusaha mengurangi pengangguran di wilayah Cakung khususnya, dengan jalan membangun perusahaan atau tempat-tempat wirausaha yang
45
berwawasan Islami di berbagai daerah di Wilayah Cakung Jakarta Timur. Adapun perusahaan atau bentuk wirausaha yang beliau bangun adalah:
Industri tahu sebagai bahan dasar produk pangan fungsional yang sehat dan ekonomis. Yang didirikan di Jl. Kandang Besar kel. Ujung Menteng kec. Cakung Rt 04 Rw 004 Jakarta Timur.
“Itcoh Collection” adalah suatu Industri yang bergerak di bidang industri pengrajin yang mengelola bordir. Yang didirikan di Jl. Kayu Tinggi kel. Cakung Timur kec. Cakung Rt 01 Rw 05 Jakarta Timur.
Industri OTTO closed keramik. Yang didirikan di Jl. Swadaya kel. Pulo Gebang kec. Cakung Rt 02 Rw 07 Jakarta Timur.
Pengembangan martabak buah kombinasi berbahan baku tepung berbasis potensial lokal: tepung ubi jalar dan tepung biji nangka. Yang didirikan di Jl. Tipar kel. Cakung Barat kec. Cakung Rt 02 Rw 03 Jakarta Timur.
Usaha sandal kreatif berkarakter pakaian adat daerah sebagai produk inovatif dan alternatif pengenalan budaya di Indonesia. Yang didirikan di Jl. Pupar kel. Rawarate kec. Cakung Rt 02 Rw 04 Jakarta Timur.
46
Kemudian ditangani secara bersungguh-sungguh sebagai aplikasi dari tugas dan kewajibannya kepada Allah. Kemudian H. Dasuki memperbaiki akhlak para pekerjanya melalui pengajian oleh guru besar di wilayah Cakung KH. Muhammad Anwar tiap dua minggu sekali, dan didaerahnya beliau juga membangun pengajian ibu-ibu di setiap kampungnya. Lewat dasar berwirausaha itulah beliau membangun karakter muslim di Cakung. Dengan menyontohkan pribadi yang baik berdasarkan Islam, baik ketika menjadi pimpinan, menjadi tokoh masyarakat, menjadi kepala keluarga, maupun menjadi seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya (wawancara dengan H. Asyari Sabenih Tanggal 18 Juli 2010). Adapun Visi dan Misi H. Dasuki dalam berwirausaha adalah: Visi: mencari kebahagiaan di dunia dan keselamatan akhirat, serta terhindar dari api neraka. Misi: mencari kebahagiaan melalui usaha dan aktifitas yang baik menjadikan segala aktifitasnya sebagai jihad dan pengabdian kepada Tuhan. Mencari keridhaan Allah SWT dengan melakukan pekerjaan secara profesional dan shaleh. 3.3.2. Penerapan Sistem Produktifitas Penerapan sistem produktifitas yang menjadi pertimbangan H. Dasuki dalam lokasi, antara lain adalah :
47
1) Sistem Pasar Pemasaran hasil produksi sangat penting bagi kemajuan suatu perusahaan. Oleh karena itu sistem pemasaran ini sangat di perlukan dalam upaya peningkatan industri. System pasar sendiri yang di lakukan oleh industri adalah pasar sederhana, yang biasa dilakukan oleh masyarakat dalam pelaksanaan jual beli dengan adanya penjual, perantara dan pembeli (konsumen terakhir). Oleh sebab itu industri perlu adanya peningkatan dalam pemasaran karena dengan banyaknya produk yang terjual maka penjualanpun akan meningkat. ”dalam sistem pasar industri ini sering menggunakan pasar sederhana sebab dengan pasar sederhana sangat mudah dan perlu adanya
kesabaran
tersendiri.
Saya
sering
diajak
dengan
menggunakan sistem yang modern atau minimnya dengan pembayaran melalui bank, tetapi saya tidak mau mas. Untuk menjaga kesetabilan modal saya jadi dengan cara langsung saja” (wawancara dengan H. Dasuki Tanggal 10 Juli 2010). 2) Sistem Tenaga Kerja Masalah tenaga kerja di sini sangat penting artinya, di mana masih menggunakan tenaga kerja manusia. Sedangkan dalam perkembangan zaman, banyak tenaga kerja yang sudah tidak lagi
48
di persulitkan alat karena alatnya lebih canggih. Maka pemilik usaha
juga
menunjukkan
dalam
strategi
wirausaha
yang
melakukan berbagai cara untuk meningkatkan sumber daya manusia, yaitu dengan cara peningkatan sumber daya manusia melalui berbagai bentuk kegiatan yang bisa meningkatkan sumber daya manusia yaitu kebijakan rekrutment, jaminan sosial, dan hubungan ketenagakerjaan antara pimpinan perusahaan dengan karyawan perusahaan. “Dalam
system
karyawannya
disini
masih
banyak
menggunakan tenaga kerja manusia, jadi sedikit banyak produksi dilihat dari intensitas tenaga kerjanya, dalam peningkatan ketenaga kerjaan disini menggunakan strategi dalam menjaga kesetabilan karyawan dengan cara menjaga hubungan ketenaga kerjaan, memberikan jaminan sosial, dan kebijakan rekrutment yang masih jarang dilakukan kecuali ada karyawan yang berhenti atau berkurang” ( wawancara dengan karyawan Mudrikah Tanggal 13 Juli 2010). 3) Sistem Trasportasi Masalah transportasi perlu adanya peningkatan sebab transportasi merupakan alat dalam melaksanakan segala kegiatan baik dalam penjualan, maupun dalam pencarian segala bentuk
49
bahan baku yang sangat mendukung industri. Transportasi disini perlu peningkatan karena pemasaran, penjualan, dan pembelian bahan baku perlu adanya transportasi yang memadai dan perlu adanya perhatian khusus bagi pemilik perusahaan. Dekatnya lokasi dengan jalan raya juga termasuk peningkatan transportasi untuk para pembeli yang akan mengkonsumsi barang dan jasa. “Trasportasi yang digunakan disini dengan menggunakan kendaraan pribadi, jadi dalam pencarian bahan baku disini juga tidak jauh sebab didaerah-daerah yang saya tempati usaha untuk menuju bahan baku tidak diperlukan waktu yang sangat menguras tenaga, untuk lokasi industri dekat dengan jalan raya dan dalam penggunaan trasportasinya sangat mudah dan baik” (wawancara dengan H. Dasuki Tanggal 10 Juli 2010). 4) Sistem Bahan Baku Bahan baku adalah proses utama yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam mengelola suatu produk, karena merupakan kunci utama dalam suatu perusahaan ini, dilihat dari tahun ke tahun bahan baku harganya lebih meningkat karena inflasi tiap tahunnya
yang
tidak
dapat
diganggu
gugat
dan
untuk
mengembangkan suatu perusahaan ini harus diimbangi dengan modal dan bahan baku yang seimbang. Bahan baku disini lumayan
50
mudah untuk dicari. Sehingga masih tidak ada kesulitan bagi perusahaan dalam mencari bahan baku tersebut. “dalam pencarian bahan baku disini sangat mudah, karena contoh saja seperti kawasan kayu tinggi sendiri adalah kawasan pasar-pasar induk untuk bahan baku yang terkenal di wilayah cakung yang sudah dapat memadai” (wawancara dengan karyawan Mudrikah Tanggal 13 Juli 2010). 3.3.3. Personalia a) Jumlah karyawan dan Tugas pemimpin dan karyawan Tenaga kerja memiliki peran yang sangat penting terhadap suatu kinerja perusahaan, berhasil atau tidaknya suatu usaha juga tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang mengerjakan jalannya usaha, kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi sangat berpengaruhi produk, tenaga kerja diambil dari warga yang ada di sekitar. Dengan membentuk dua regu karyawan yaitu: 1) Karyawan tetap yaitu karyawan yang kerja sepenuhnya dan telah bekerja memproduksi barang setiap harinya. Mayoritas terdapat dalam bagian pengemasan dan pemasaran.
51
2) Karyawan tidak tetap yaitu karyawan yang telah bekerja dengan memproduksi dirumah, pengerjaannya dari barang setengan jadi menjadi barang jadi. “Adapun usaha yang saya bangun karyawannya dibagi menjadi 2 ada karyawan tetap dan karyawan tidak tetap. Dan hampir seluruh produksi dihandel dengan keseluruhan oleh karyawan tetap mulai dengan memproduksi, pengemasan dan pemasarannya. Sedangkan karyawan tidak tetap itu tergantung dengan banyaknya karyawan yang mau mengerjakan sebab karyawan tidak tetap ini tergantung dengan permintaan” (wawancara dengan H. Dasuki tanggal 10 Juli 2010). b) Jam Kerja Karyawan Setiap tenaga kerja di perusahaan mulai masuk kerja dari jam 06.30 sampai 16.00 WIB, dengan jam istirahat pada pukul 11.30 sampai 13.00 WIB. Hari kerja di perusahaan adalah 6 hari mulai hari Senin sampai Sabtu untuk hari Minggu libur dan untuk 2 minggu sekali ada pencerahan agama oleh KH. Muhammad Anwar. c) Sistem Upah Dan Penggajian Sistem upah atau penggajian yang dikakukan oleh perusahaan menggunakan kebijakan gaji yang telah ditetapkan
52
oleh pemilik perusahaan. Upah tenaga kerja dibayar tiap 1 bulan sekali bagi karyawan tetapnya namun untuk karyawan tidak tetapnya tergantung dengan banyaknya barang yang dibutuhkan dan pengambilannya tergantung dengan yang di berikan oleh pemilik perusahaan. “sistem upah atau penggajian yang dilakukan dalam industri dengan cara diberikan dalam satu bulan sekali yang biasanya dikasihkan pada tanggal yang di tentukan bagi karyawan tetap namun bagi karyawan tidak tetap biasanya system upahnya dengan cara berapa banyak yang sudah dikerjakan dan sesuai dengan penghitungannya” (wawancara dengan H. Dasuki tanggal 10 Juli 2010). d) Tugas pimpinan atau karyawan Tugas wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian pada setiap orang sebagai berikut: 1. Pimpinan Merupakan pejabat utama yang bertanggung jawab terhadap perusahaan sebagai pengelola perusahaan, karyawan, pelaksana dan merangkap coordinator bagian pemasaran, sedangkan wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
53
a. Pengawas dan mengkoordinasi. b. Pengawas segala rencana kerja. c. Pengatur pembiayaan perusahaan. d. Mengadakan hubungan baik dengan karyawan maupun masyarakat sekitar. 2. Bagian Produksi a. Mengawasi dan menyediakan bahan baku dan alat-alatnya. b. Memproduksi barang dan mengawasi mutu barang. c. Meningkatkan mutu kerja serta mendata produk yang tela diproduksi. 3. Bagian Pengemasan a. Mengawasi pengemasan. b. Mengontrol mutu produk. c. Mengawasi kerapian dan isi. d. Tugas khusus yang diberikan adalah mengawasi seluruh pekerja yang ada di perusahaan mengenai keaktifan, ketelitian, disiplin, waktu, dan laporan. 4. Bagian Pemasaran Pemasaran memiliki fungsi distribusi produk keluar dan mencari pasar yang seluas-luasnya, adapun tugas bagian pemasaran antara lain adalah:
54
a. Mengeluarkan dan memasarkan. b. Melaksanakan berbagai kegiatan promosi. c. Melakukan manajemen dan strategi pemasaran 3.3.4. Hubungan dan Kerjasama Hubungan kerja adalah suatu kesepakatan antara pekerja dengan pimpinan dimana pekerja bersedia dan menyanggupi melakukan pekerjaan yang ditentukan pihak pimpinan dan selanjutnya berhak menerima kompensasi berupa upah dan gaji yang harus dibayar oleh pihak pimpinan. Setiap kurung waktu yang ditentukan, hubungan kerja ini biasanya dibuat secara tertulis dengan surat pengangkatan ataupun surat persetujuan kesepakatan yang didalamnya tercantum hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak yang melakukan kesepakatan perjanjian tersebut. Kerja sama merupakan salah satu syarat bagi kesuksesan seseorang lembaga atau perusahaan dalam kehidupan yang lebih konpetitif dan plural. Sementara kerja sama baru bisa terwujud dengan baik, jika setiap anggota lembaga atau personil perusahaan tersebut dapat mengembangkan kecerdasan hubungan. Dalam Islam dikenal adanya kerja sama (ta’awun) untuk mengerjakan kebaikan. Hal ini sebagai implikasi dengan adanya hubungan kerja sama secara luas dengan sendirinya dapat membangun hubungan dengan baik dalam
55
mewujudkan jaringan kerja Islami, sehingga hubungan yang baik tersebut bisa dijadikan sebagai salah satu modal H. Dasuki dalam melakukan dakwah antar jaringan. Perusahaan yang dibangun H. Dasuki dalam hubungan ketenaga kerjaan perusahaan dengan memperlakukan karyawan sesuai dengan hak dan kewajiban yang seharusnya diterima oleh karyawan serta harkat dan martabat sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Karyawan berhak mendapatkan upah atau gaji atas pekerjaaan yang di lakukan, perusahaan dan buruh harus menjunjung tinggi rasa persatuan karena buruh dan pimpinan merupakan teman seperjuangan di dalam proses produksi, karyawan dan pimpinan wajib bekerja sama bahu membahu dalam kelancaran usaha dan meningkatkan kesejahteraan, apabila terjadi suatu masalah pimpinan tidak segan-segan untuk mengadakan musyawarah kepada bawahannya, perusahaan harus mampu meningkatkan kesejahteraan hidup baik bagi pimpinan sendiri maupun bagi para tenaga kerja beserta keluarga dengan begitu azas keadilan terwujudkan serta mereka bagi perusahaan dapat terwujud. Kelebihan pimpinan terhadap tenaga kerja dan pelanggan baik yang baru maupun yang lama yaitu pemimpin memiliki jiwa bersosial dan berwirausaha dan juga termasuk strategi wirausaha yang dimiliki oleh perusahaan tersebut adalah :
56
1) Mengenal potensi diri. 2) Berani menghadapi tantangan. 3) Mental yang tangguh dan berkemauan keras. 4) Disiplin diri. 5) Hemat dan cermat. 6) Keterbukaan. 7) Wibawa dan jujur. 8) Percaya diri. 9) Berpegang pada program. 10) Modal kecil hasil besar. 11) Memperhatikan kebutuhan konsumen. 12) Tepat waktu. 13) Memperhatikan keadaan pasar. 14) Teliti. 15) Mandiri. 16) Berpedoman pada pengalaman. 17) Manajemen yang baik. 18) Kreatif. 19) Bijaksana. Selama ini wirausaha yang dibangun oleh H. Dasuki tidak menggunakan jasa pengganti modal atau bank-bank umum yang
57
memberikan modal, melainkan lebih pada menggunakan modal dengan modal sendiri yaitu perolehan laba dari penjualannya maupun penggunaan uang pribadinya. Sebab dia memiliki prinsip dia tidak mau meminjam uang buat modal sebab dengan uang pimjaman maka laba yang diperoleh dan kebarokahan uang yang di dapat akan musnah. Partner kerja yang banyak bergabung dengan perusahaan H. Dasuki banyak dengan orang-orang yang lebih berpegang teguh dengan janji tepatnya dan kejujurannya dalam bekerja. 3.3.5. Tujuan Perusahaan Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai tujuan yang hendak dicapai sejak perusahaan didirikan, dan setiap perusahaan tentunya akan berusaha sekeras mungkin untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan perusahaan merupakan hal yang sangat penting karena tujuan perusahaan merupakan pedoman yang diberikan petunjuk perusahaan tersebut diarahkan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan sekaligus tujuan ini berupa landasan masalah yang timbul dalam perusahaan tersebut. Tujuan dibagi menjadi dua yaitu: A. Tujuan Jangka Pendek 1) Untuk menambah income atau pendapatan keluarga.
58
2) Meningkatkan penjualan karena penjualan merupakan elemen yang menunjang keberhasilan perusahaan, hasil penjualan berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan. 3) Untuk
menciptakan
lapangan
pekerjaan
terutama
bagi
penduduk yang ada disekitar. Sehinggaa dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di wilayah Cakung Jakarta Timur khususnya. Sebagai aplikasi dan kewajiban kepada Allah untuk saling menolong kepada sesama muslim. 4) Untuk membangun kembali akhlak dan moral manusia melalui wirausaha yang telah di bangun, sehingga terbentuklah karakter muslim yang berwawaskan Islam (wawancara dengan H. Dasuki tanggal 10 Juli 2010). B. Tujuan Jangka Panjang Setelah tujuan jangka pendek tercapai perusahaan melangkah ke tujuan jangka panjang yaitu: 1) Berusaha mencapai target produksi yang telah ditetapkan perusahaan baik dalam jumlah maupun kualitas. 2) Mencapai tingkat keunggulan maksimum. 3) Adanya peningkatan hubungan dengan masyarakat 4) Berkembangnya
kualitas
jaringan kerja Islami.
hubungan
dalam
mewujudkan
59
Dari sinilah perusahaan dapat mengembangkan usaha sesuai dengan apa yang telah di buat dan di cita-citakannya sejak pertama kali didirikan hingga mencapai titik kesuksesan dari berbagai macam dukungan yang ada.
BAB IV ANALISIS STRATEGI DAKWAH H. DASUKI DALAM MEMBANGUN WIRAUASAHA MUSLIM DI WILAYAH CAKUNG JAKARTA TIMUR
Dewasa ini umat Islam hidup pada masa yang sangat penting sekali dalam menghimpun dakwah Islamiyah di tengah perubahan tingkat pemahaman (pengetahuan), sikap, dan tindakan manusia yang semakin kompleks mencakup berbagai aspek. Oleh karena itu dalam menghadapi masalah-masalah dakwah yang semakin rumit dan kompleks tersebut, umat Islam perlu merumuskan langkahlangkah strategis dalam berdakwah dengan “membaca” situasi umat manusia dengan segala problematikanya (Saleh, 1986: 3). Penyusunan langkah-langkah dalam berdakwah ini diharapkan dapat menawarkan suatu model ideal dari kehidupan yang dicita-citakan, sekaligus sebagai jawaban atas perubahan yang terjadi sebagai akibat dari interaksi antara kehidupan umat manusia di satu pihak dan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di pihak lain. Namun demikian, yang perlu menjadi catatan adalah bahwa secara empirik para juru dakwah (da’i) tetap sebagai komunitas manusia yang erat dengan segala kelebihan, keterbatasan, dan ketidak berdayaannya,
sehingga
perumusan
langkah-langkah
dakwah
diupayakan sejalan dengan perubahan itu sendiri (Kaelany, 2000: 63).
60
harus
terus
61
4.1
Pandangan Tokoh Tentang Dakwah Dakwah
pada
dasarnya
adalah
suatu
proses
yang
berkesinambungan yang merupakan aktivitas dinamis yang mengarah kepada kebaikan, pembinaan dan pembentukan masyarakat yang bahagia dunia dan akhirat melalui ajakan yang kontinyu kepada kebaikan serta mencegah mereka dari hal-hal yang mungkar. Oleh sebab itulah, maka kegiatan dakwah merupakan kewajiban bagi umat Islam secara keseluruhan, baik secara individu sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing maupun secara berkelompok atau kelembagaan yang diorganisir secara rapi dan modern, dikemas secara apik dan profesional serta dikembangkan secara terus menerus mengikuti irama dan dinamika perubahan zaman dan masyarakat. Menurut H. Dasuki sebagai salah seorang wirausaha muslim yang ada di wilayah Cakung Jakarta Timur memberi pengertian tentang dakwah, menurut beliau dakwah pada dasarnya adalah mengajak berbuat kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, membuat orang menjadi baik, membuat orang yang baik menjadi lebih baik lagi. Sebagai usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan, manusia dan seluruh ummat khususnya yang berada di Wilayah Cakung. Konsepsi tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam peri kehidupan perseorangan,
62
peri kehidupan berumah tangga, peri kehidupan bermasyarakat, dan peri kehidupan bernegara. Dakwah menurut H. Dasuki pada dasarnya adalah mengajak, memanggil atau berdo’a mengajak kejalan Allah untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan yang munkar. Setiap amar makruf nahi munkar adalah dakwah, tetapi tidak setiap dakwah itu amar makruf nahi munkar. Dakwah merupakan sebuah aktifitas serius yang berisi ajakan dan himbauan untuk melakukan pengabdian total kepada Allah, untuk melaksanakan segala kebajikan dan menghindari segala keburukan. Begitu juga dalam bekerja, termasuk dalam berwirausaha bisa dikatakan dakwah apabila dalam menjalani pekerjaan itu sesuai dengan tata cara ajaran Islam, mengamalkannya dengan tingkah laku dan mampu mengajak orang-orang di sekitarnya. Karna perlu kita sadari, bahwa dalam setiap usaha kita terdapat campur tangan Sang Kholiq (wawancara dengan H. Dasuki tanggal 3 Juli 2010). 4.2
Pelaksanaan Dakwah H. Dasuki dalam Membangun Wirausaha Muslim a. Aktivitas Dakwah H. Dasuki Karena sesungguhnya suatu pekerjaan dilihat dari kualitas niatnya sendiri, orang harus bekerja untuk kebahagiaan dirinya sendiri dan keluarganya, serta untuk orang lain. Sementara itu Islam menekankan pula bahwa keberadaan manusia di dunia adalah untuk pengabdian diri kepadanya. H. Dasuki senantiasa menyadari bahwa statusnya merupakan
63
amanah, sehingga keberadaannya dalam tugas dan jabatan apapun selalu digunakan untuk mencapai penunaian amanah itu. Beliau berusaha untuk mengaktualisasikan dirinya, melayaninya, melayani konsumen atau orangorang yang menaruh harapan padanya atau kerjanya (konsumen), serta memberikan pelayanan yang baik kepada orang atau lembaga yang berusaha membantu atau memajukan diri dan usahanya. Baginya rahmat Tuhan dan rezekinya sangat tidak terbatas sehingga cara dan upaya untuk mencapainya sangat luas pula. Perasaan ini membuatnya menjadi agak tampak tak merasa terikat dengan system yang ada. H. Dasuki juga merupakan tipe orang yang rajin bangun lebih pagi untuk bergerak mencari rezeki, selalu berusaha meningkatkan ilmu dan keterampilannya berlandaskan iman, memulai usaha dengan modal sendiri walaupun kecil, orang yang jujur dalam bekerja sama, suka menyambung tali silaturrahmi, rajin puasa dan shalat sunnah, suka menyantuni anak yatim dan fakir miskin yang ada di lingkungannya. Atas rasa syukur beliau kepada sang pencipta, beliau selalu memberi sedekah kepada fakir miskin dan anak yatim, memberikan bantuan pembangunan masjid di daerahnya, memberikan zakat dan menyembelih hewan qurban tiap tahunnya untuk orang-orang yang membutuhkannya. Lewat dasar berwirausaha itulah beliau bisa dikatakan berdakwah, dengan memberikan contoh atau suri tauladan yang baik
64
berdasarkan Islam. H. Dasuki berupaya membangun kembali moral manusia melalui wirausaha yang beliau tekuni. Salah satunya berusaha mengurangi pengangguran di wilayah cakung khususnya, memperbaiki akhlak para pekerjanya melalui pengajian oleh guru besar di wilayah Cakung tiap dua minggu sekali, dan di daerahnya beliau membangun pengajian ibu-ibu di setiap kampungnya. Lewat dasar berwirausaha itulah beliau membangun karakter muslim di Cakung. Dengan menyontohkan pribadi yang baik berdasarkan Islam, baik ketika menjadi pimpinan, menjadi tokoh masyarakat, menjadi kepala keluarga, maupun menjadi seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Namun dengan penuh kesadaran semuanya itu ia lakukan sebagai pengabdian kepada yang maha menentukan bagi semuanya, yaitu Allah SWT. Sebagaimana pernyataan yang sangat terkenal di dunia sufisme. Seorang wirausaha muslim seringkali menunjukkan sikap yang bebas, baginya rahmat Tuhan dan rezekinya sangat tak terbatas, sehingga cara dan upaya untuk mencapainya sangat luas pula. Perasaan ini membuat seorang wirausaha muslim menjadi agak tampak merasa terikat dengan sistem yang ada. Namun kebebasannya selalu didasarkan pada patok-patok atau filosofi dan nilai-nilai yang dianggapnya benar serta mendasari segala usaha dan aktifitasnya.
65
b. Media Dakwah Melihat pelaksanaan kegiatan dakwah yang dilakukan H. Dasuki cukup berjalan dengan baik, cepat dan tepat dalam melakukan dakwah Islam. 1. Dakwah melalui saluran lisan, yaitu dakwah secara langsung di mana H. Dasuki menyampaikan ajakan dakwahnya kepada para karyawan atau bawahanya serta masyarakat, untuk melangkah kearah rahmatal lil alamin. 2. Dakwah melalui keteladanan, yaitu bentuk penyampaian pesan dakwah melalui bentuk percontohan atau keteladanan dari prilaku baik H. Dasuki. 3. Media pengajian rutin Kegiatan pengajian rutin di tempat kerja maupun di lingkungan masyarakat ini digunakan sebagai media untuk berdakwah, sehingga
terbentuklah
sikap,
prilaku
dan
pribadi
seorang
wirausahawan yang baik. Baik ketika dalam berumah tangga, di lingkungan masyarakat, maupun di tempatnya bekerja. 4.3
Strategi Dakwah H. Dasuki dalam Membangun Wirausaha Muslim Sementara itu strategi dakwah menurut beliau adalah suatu garis besar haluan sebagai pijakan dalam bertindak untuk mencapai sasaran atau tujuan dakwah yang telah ditentukan. Salah satunya H. Dasuki menggunakan
66
strategi yuzakkihiim dilakukan melalui proses pembersihan sikap dan perilaku dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur. Proses pembersihan ini dimaksudkan agar tejadi perubahan individu dan masyarakat sesuai dengan watak Islam sebagai agama mengemban misi kemanusiaan, sekaligus memelihara keutuhan Islam sebagai agama rahmatal lil alamin. Membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung merupakan bagian dari strategi kepemimpinan atau taktik H. Dasuki dalam berdakwah yang membutuhkan perencanaan dan persiapan, sehingga dalam pembersihan sikap dan perilaku seorang individu atau kelompok masyarakat itu bisa berjalan dengan baik. Pemimpin yang beriman adalah pemimpin yang menegakkan shalat, menerapkan sistem Islami dalam usahanya, memiliki komitmen hidup yang seimbang, dan menegakkan keadilan. Harta kekayaan dan hasil usaha baginya merupakan ujian dan sekaligus amanah Tuhan. Dalam kepemimpinannya H. Dasuki merupakan pemimpin yang dicintai oleh karyawan atau bawahannya. Seorang pemimpin dalam hubungan dengan yang dipimpinnya hendaknya berjalan dengan rasa cinta. Sebab setiap orang bisa saja mencintai orang lain tanpa mencintainya. Kemudin H. Dasuki juga merupakan pemimpin yang dipercaya, pemimpin pembimbing, dan pemimpin yang membimbing untuk kebenaran dan ketakwaan baik di tempatnya bekerja, di rumah, maupun di masyarakat. Beliau juga dapat
67
dijadikan contoh atau suri tauladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya. Sehingga keteladanannya akan hidup secara abadi meskipun dia sudah berpulang ke hadirat Tuhan. Perilaku H. Dasuki dalam berwirausaha adalah cerminan pemimpin perusahaan muslim yang selalu berpegang pada moral dan etika berwirausaha. Beliau tidak saja mengupahi karyawan dengan rupiah, namun juga menuangkan kedalam “bejana” hati nurani karyawan siraman iman, karena kebutuhan fisik belum tentu membahagiakan mereka. Karyawan yang beriman dalam perspektif Al-Quran adalah karyawan yang konsisten (istiqamah) sebagai hamba Allah dalam melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan pimpinan secara jujur, penuh kesadaran, dan tanggung jawab. H. Dasuki juga memberikan motivasi kepada karyawannya supaya memiliki: 1. Prinsip perubahan, karena setiap karyawan harus mengimani bahwa qadha dan qadar sepenuhnya merupakan keputusan Allah. Namun Allah juga memerintahkan agar manusia mengubah nasibnya sendiri, atau bila tidak Tuhan akan membiarkan keadaan yang buruk tetap menjadi nasibnya. 2. Prinsip berlomba, karena pribadi yang memiliki gairah bersaing untuk mencapai sesuatu yang lebih baik atau optimal dalam semua kegiatan
68
merupakan kunci kemajuan dan keberhasilan, serta bermanfaat bagi diri sendiri dan orang banyak. 3. Prinsip kreatifitas, karena lahir dan mati merupakan dua ujung dalam satu tabung hidup yang memberikan kesempatan kepada manusia untuk mengisinya dengan amal yang baik, hal ini baru bisa dicapai dengan kreatifitas yang tinggi. 4. Prinsip kerja tim, karena kerja sama dapat memunculkan suasana saling membantu dalam menangani pekerjaan. 5. Prinsip tanggung jawab, karena setiap karyawan wajib memiliki rasa tanggung jawab untuk memberhasilkan tugas-tugas yang diamanahkan baik secara pribadi maupun kelompok. 6. Prinsip manfaat dan maslahat, karena setiap karyawan harus meyakini bahwa apa yang dilakukannya sangat bermanfaat bagi masyarakat, dan bahkan merupkan kebutuhannya. 7. Prinsip
sabar, karena
dalam melaksanakan
tugas-tugas
yang
ditentukan, ditangani secara optimal tangguh dan tidak putus asa, jikalau berhasil tidak menjadi lupa diri dan tetap bersyukur, apabila mendapat hambatan terbuka untuk dikritik bahkan berani mengoreksi diri dan berupaya untuk berubah menjadi lebih baik. 8. Prinsip islah, karena setiap karyawan muslim hendaknya selalu menerima perbaikan dan perubahan agar hasil yang dicapai optimal,
69
bersedia meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya agar sistem baru dapat dijalankannya secara efektif. H. Dasuki menyatakan bahwa pembinaan karyawan dengan berwawasan Islam merupakan keniscayaan bagi pengembangan perusahaan yang bernuansa Islam. Pembinaan tersebut meliputi pencerahan jiwa, penegakan akhlak, dan taat asas bagi prinsip-prinsip pengembangan kepribadian Islam. Karena salah satu hal yang sangat mempengaruhi daya tarik perusahaan Islami tersebut adalah daya tarik pelayanan. Hal ini menurut H. Dasuki menyangkut seluruh karyawan khususnya dan insan perusahaan umumnya, bagaimana mereka memberi pelayanan kepada seluruh komponen yang terkait dengan perusahaan. H. Dasuki juga merupakan tokoh masyarakat yang rajin dan ulet dalam menekuni pekerjaannya, beliau merupakan seorang tokoh masyarakat yang sukses di wilayah Cakung Jakarta Timur. Bagi H. Dasuki suasana sulit tidak menghambatnya untuk terus bersungguh-sungguh dalam mencari rezeki untuk meningkatkan kualitas hidupnya, keluarga dan masyarakat disekitarnya. H. Dasuki memberi contoh kepada masyarakat supaya menegakkan sikap istiqomah dalam aktifitas sehari-hari, sesuai dengan karakter ajaran Islam yang sederhana dan universal (rahmatal lil alamin), maka banyak ibadah di dalamnya mengantarkan penganutnya kepada tingkat kesucian, sebab kesucian
itu
adalah
fitrahnya.
Kondisi
fitrah
tersebut
kemudian
70
memungkinkan memperoleh keselamatan, kebahagiaan, kesuksesan dan kedekatan pada Tuhan. Akan tetapi meskipun perolehan kemampuan itu cenderung mudah didapatkan namun penegakan sikap istiqamah dalam kesucian dan kebenaran merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan manusia. Seseorang dapat menganut Islam dengan mudah, tetapi menegakkan sikap istiqamah dalam keIslamannya merupakan hal yang sulit untuk dilakukan. Seseorang dapat memperoleh kesucian dan ampunan melalui ibadah puasa dan hajinya, tetapi ia merasa sulit untuk bersikap istiqamah dalam kondisi kesucian yang diperolehnya. Apabila sikap istiqomah ingin didaratkan dalam kehidupan seorang karyawan muslim, maka hal yang fundamental mendasari sikap ini adalah:
pertama,
senantiasa
konsisten
dengan
keimanannya
dalam
menjalankan tugas. Artinya, selain tetap menuruti petunjuk ajaran agama Allah, juga memiliki semangat yang kuat untuk menangani pekerjaan secara sempurna. Kedua, senantiasa konsisten dengan cita-citanya sejak semula, saat ia mendambakan suatu pekerjaan: dia berdo’a kepada Tuhan dan memberi pernyataan kesetiaan kepada perusahaan tempatnya bekerja. Ketiga, sebagai seorang muslim yang telah memperoleh kesucian diri melalui ibadah-ibadah yang dia lakukan hendaknya konsisten dalam berperilaku. Keempat, sebagai seorang muslim hendaknya ia menetapi keimanan dan jati dirinya sebagai seorang muslim sejati.
71
Dengan tumbuhnya sikap istiqomah dalam kehidupan seorang karyawan muslim, maka akan terbentuk perusahaan yang bernuansa Islam pula. Perusahaan yang bernuansa Islam dijalankan dengan landasan keimanan dan jihad di jalan Allah. Karena itu komunakasi dengan Allah di sini sangat diperhatikan. Pada sisi lain sebagai konsekuensi logis dari cara kerja Islami yang bergerak di dunia modern, maka perusahaan bernuansa Islami juga dijalankan dengan menagemen modern. Maka komunikasi merupakan bagian integral dari proses jalannya perusahaan bernuansa Islami. Komunikasi perusahaan bernuansa Islami secara garis besar dapat dilihat dalam tiga dimensi: dimensi vertikal, dimensi horizontal-eksternal, dan horizontalinternal. Dimensi vertikal, suatu usaha yang dimaksudkan sebagai pengabdian kepada Allah hendaknya selalu dikomunikasikan kepada-Nya, demi kesuksesan pengelolaannya. Dimensi horizontal-eksternal, dalam kiprahnya komunikasi insane perusahaan dengan masyarakat, terutama konsumennya sangatlah penting. Bertujuan agar masyarakat (konsumen) mempercayai dan memanfaatkannya. Dengan komunikasi ini diharapkan konsumen semakin meningkat. Dimensi horizontal-internal, komunikasi ini dibangun dengan menjalin hubungan antar pribadi insan perusahaan secara Islami, sopan santun dan saling menghormati.
72
Wirausaha muslim yang dibangun H. Dasuki dalam hubungan ketenagakerjaan perusahaan dengan memperlakukan karyawan sesuai dengan hak dan kewajiban yang seharusnya diterima oleh karyawan serta harkat dan martabat sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Karyawan berhak mendapatkan upah dan gaji atas pekerjaaan yang dilakukan, perusahaan dan karyawan harus menjunjung tinggi rasa persatuan karena karyawan dan pimpinan merupakan teman seperjuangan di dalam proses berwirausaha, karyawan dan pimpinan wajib bekerja sama bahu membahu dalam kelancaran usaha dan meningkatkan kesejahteraan, apabila terjadi suatu masalah pimpinan tidak segan-segan untuk mengadakan musyawarah kepada bawahannya, perusahaan harus mampu meningkatkan kesejahteraan hidup baik bagi pimpinan sendiri maupun bagi para tenaga kerja beserta keluarga dengan begitu azas keadilan terwujudkan serta mereka bagi perusahaan dapat terwujud. Hubungan kerja adalah suatu kesepakatan antara pekerja dengan pimpinan dimana pekerja bersedia dan menyanggupi melakukan pekerjaan yang ditentukan pihak pimpinan dan selanjutnya berhak menerima kompensasi berupa upah dan gaji yang harus dibayar oleh pihak pimpinan. Setiap kurun waktu yang ditentukan, hubungan kerja ini biasanya dibuat secara tertulis dengan surat pengangkatan ataupun surat persetujuan
73
kesepakatan yang didalamnya tercantum hak-hak dan kewajiban masingmasing pihak yang melakukan kesepakatan perjanjian tersebut. Saling menghormati antara pemimpin dan karyawan untuk melaksanakan tugas, kewajiban, dan hak masing-masing pihak yang berhubungan kerja adalah nilai-nilai yang harus di junjung tinggi dan merupakan filosofi hubungan industrial pancasila. Salah satu hubungan antara pimpinan dengan para karyawan diperusahaannya disebut hubungan kerja atau biasa juga disebut hubungan “industrial peace”. Pemeliharaan hubungan industrial dalam rangka keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia berkisar pada pemikiran bahwa hubungan yang serasi dan harmonis antara pimpinan dan karyawan yang terdapat dalam organisasi usaha itu mutlak perlu ditumbuhkan dan dipelihara demi kepentingan semua pihak petaruh pada organisasi usaha yang bersangkutan. Apabila kurang berhasil memelihara hubungan yang harmonis akan berakibat terjadinya kerugian bagi banyak pihak, perutama bagi pihak pimpinan dan karyawan-karyawan yang bersangkutan. Pemeliharaan hubungan industrial dalam rangka keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia berkisar pada pemikiran bahwa hubungan yang serasi dan harmonis antara pemimpin dan karyawan yang terdapat dalam wirausaha yang ditekuni H. Dasuki itu mutlak perlu ditumbuhkan dan dipelihara demi kepentingan semua pihak industri yang
74
bersangkutan. Kalaupun kurang berhasil memelihara hubungan yang harmonis akan berakibat terjadinya kerugian bagi banyak pihak, terutama bagi pihak pemimpin dan karyawan-karyawan yang bersangkutan. Hubungan kerja itu biasa di lakukan secara tertulis ataupun dengan lisan asalkan kedua belah pihak secara jujur melaksanakan kewajiban dan hak masing-masing selaku mitra kerja.
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan pada H. Dasuki di wilayah Cakung Jakarta Timur, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam pelaksanaan dakwahnya H. Dasuki berupaya mengurangi pengangguran di wilayah Cakung dengan jalan membangun perusahaan atau tempat-tempat wirausaha yang berwawasan Islam di berbagai daerah di Wilayah Cakung Jakarta Timur. Lewat dasar berwirausaha itulah beliau menyontohkan pribadi yang baik berdasarkan Islam, baik ketika menjadi pimpinan, menjadi tokoh masyarakat, menjadi kepala keluarga, maupun menjadi seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. 2. Dalam dakwahnya H. Dasuki menggunakan strategi yuzakkihiim (strategi pembersihan sikap dan perilaku). Strategi kepemimpinan atau taktik H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung melalui Suri tauladan, Membimbing, Etika berwirausaha, Motivasi, Sosial kemasyarakatan, Istiqomah, hubungan dan kerjasama. Sehingga dalam pembersihan sikap dan perilaku seorang individu atau kelompok masyarakat itu bisa berjalan dengan baik.
75
76
5.2
Saran Dalam situasi dan kondisi masyarakat yang masih dilanda krisis dalam berbagai bidang, seperti ekonomi secara factual semakin menambah jumlah angka kemiskinan. Untuk mengatasi kemiskinan, dakwah setidaknya bisa ditempuh melalui berbagai jalan agar memberi motivasi kepada kaum muslimin yang mampu untuk menumbuhkan solidaritas sosial. Dalam penelitian yang penulis lakukan hanya sebatas strategi dakwah yang ruang lingkupnya secara global. Maka agar strategi dakwah dalam membangun wirausaha kedepan lebih baik, penulis Sarankan untuk penelitian selanjutnya lebih fokus pada strategi dakwah yang ruang lingkupnya spesifik. Misalnya: di daerah Pulo Gebang saja, daerah Ujung Menteng saja, Cakung Barat, Cakung Timur, atau Penggilingan saja. Sehingga lebih sangat mengena kepada sasaran.
5.3
Penutup Syukur alhamdulillah atas berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam pada rasul Muhammad SAW. Semoga kita menjadi umatnya yang sejati. Tak ada gading yang tak retak, begitulah pepatah mengatakan, dan dalam hal ini mengingat kemampuan terbatas, maka apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan, penggunaan bahasa maupun analisisnya, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
77
Kemudian penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu terselesainya skripsi ini. Penulis juga mengharapkan bimbingan, saran, dan kritik yang membangun dari pembaca. Dan dengan beriringnya do’a semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi penulis khususnya. Amiiin.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, suharsimi, 1993, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta; Rineka Cipta. Bahri, Ghazali, 1997, Dakwah komunikatif, Jakarta; Pedoman Ilmu Jaya. Departemen Agama RI, 1996, Al – Qur’an dan Terjemahannya, Toha Putra, Semarang. Farida, Luluk, 2007, Skripsi, Strategi dan Metode Dakwah KH. Maemun Zubair Dalam Mengembangkan Agama Islam di Sarang Rembang. Giri, 2003, Membentuk Entrepreneur Muslim, Jakarta; Baryatussalamah. Handoko, Hani, 1986, Manajemen, Yogyakarta; BPFE-YOGYAKARTA. Iskandar, Eddy, 2006, Nyontek Kiat Bisnis 50 Entrepreneur Sukses, Karawang; CENTRAL Productivity. Meredith Gerffrey. 2002. “Kewirausahaan Teori dan Praktek” Jakarta : Kerja Sama Lembaga Manajemen PPM
Mahmudin, 2004, Manajemen Dakwah Rasulullah, Jakarta; Restu Ilahi. Muh. Yunus. 2008. “ Islam dan Kewirausahaan Inovatif” Malang: UIN Press Moloeng, Lexy J, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; Remaja Rosdakarya. Muhadjir, Noeng, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta; Rake Sarasin, cet ke-2. Pimay, Awaluddin, 2006, Metodologi Dakwah, Semarang; Rasail.
Shaleh, Abd Royad, 1986, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta; PT Bulan Bintang. Siswanto, Teguh, 2006, skripsi, Strategi Dakwah Islam Pada Masyarakat Desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo Kabupaten Semarang. Syukir, Asmuni, 1983, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya; Al Ikhlas. Suryana, 2006, Kewirausahaan, Jakarta; Salemba Empat. Tim Redaksi Kamus besar Bahasa Indonesia, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, Universitas Press. Ya’kub, Hamzah, 1992, Publistik Islam Teknik Dakwah, Bandung; Cv Diponegoro. Yarohmi, Lutfi, 2003, Skripsi, Aktifitas dan Pemikiran Dakwah KH. Dzikron Abdullah.
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama
: Aripin
NIM
: 051311049
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 08 Maret 1987 Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat asal
: Jl. Pulo Gebang Kandang Besar No. 01 Rt 004 Rw 04 Ujung Menteng Cakung Jakarta Timur
Alamat sekarang
: Perum BPI blok S24 Ngaliyan Semarang
Jenjang Pendidikan
: o MI Idzotunnasi’in Pulo Gebang, lulus 1999 o MTs Miftahul Huda Cakung, lulus 2002 o MA Syalafiyah Syafi’iyah Tebuireng Jombang, lulus 2005 o IAIN
Walisongo
Semarang,
Fakultas
Managemen Dakwah (MD) Angkatan 2005.
Demikian riwayat pendidikan ini peneliti buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, Juni 2011 Peneliti,
Aripin NIM: 1105049
Dakwah