STRATEGI DAKWAH FORUM REMAJA MUSLIM PASIRBUAH (FORMUSPA) DALAM MENANGGULANGI PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI DESA PASIRMULYA KEC. MAJALAYA KAB. KARAWANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
TAUFIK RAHMAN SYAM NIM: 1110053000051
KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT INFAK SEDEKAH DAN WAKAF PROGRAM STUDI JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/ 1436 H
STRATEGI DAKWAH FORUM REMAJA MUSLIM PASIRBUAH (FORMUSPA) DALAM MENANGGULANGI PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI DESA PASIRMULYA KEC. MAJALAYA KABUPATEN KARAWANG
Skipsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
TAUFIK RAHMAN SYAM
MM:
111005300005I
bimbing
KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT INFAK SEDEKAH DAN WAKAF PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARTF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2015 M/1436
H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul: STRATEGI DAIflilAH FORUM REMAJA MUSLIM PASIRBUAH (FORMUSPA) DALAM MENANGGULANGI PENYALAHGUNAAAN NARKOBA DT DESA. PASIRMULYA KEC. MAJALAYA KAB. KARAWANG telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 8 Juli 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sa{ana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Manajernen Dakwah. Jakarta. 8 Juli 2015
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
,@-+ o--?. r7\ Drs. Cecep Castrawijaya. MA NIP. 19670818 199803 I 002
199603 1 001
Anggota, Penguji I
Profl Dr. H. Murodi. MA NiP. 19640705 199203 1 001
MP. 19550101 198302 Pembimbing
NIP. 19600803 199703 I 001
a'---
1 001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1.
skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata satu
(Sl) di
universitas Islam Negeri (urN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2.
semua Sumber yang saya gunakan daram penulisan canhrmkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
di
ini terah saya
Universitas Islaur
Negeri (UbD Syarif Hidayarullah Jakarta. 3"
Jika di kemudian hari terbulci bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di universitas Islam Negeri (uIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
ABSTRAK Taufik Rahman Syam 1110053000051 Strategi Dakwah Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) dalam menanggulangi penyalahgunaaan narkoba di Desa Pasirmulya Kec. Majalaya Kab. Karawang Bimbingan Drs. H. M. Sungaidi, MA Narkoba saat ini sudah menjadi penyakit yang menjalar ke segala usia terutama bagi remaja. Kita semua menyadari bahwa narkoba adalah merupakan masalah bagi kelangsungan hidup masyarakat, agama, bangsa dan Negara. Pengaruh dari penyalahgunaan narkoba ini sudah sangat berdampak buruk pada akhlak dan prilaku masyarakat sehingga membahayakan bagi remaja. Penyalahgunaan narkoba sudah semakin marak dimana-mana tidak hanya di kotakota besar melainkan menjalar ke plosok-plosok desa dengan sasaran seluruh lapisan masyarakat tanpa mengenal batas usia. Ini menunjukan bahwa narkoba merupakan musuh besar yang harus dimusnahkan dari muka bumi ini. Forum Remaja Muslim Pasirbuah merupakan suatu lembaga dakwah yang bergerak dalam bidang keagaaman mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bersamasama menanggulangi penyalahgunaan narkoba dengan melakukan segala upaya untuk menyelamatkan manusia khusususnya di Desa Pasirmulya agar terhindar dari lembah penyalahgunaan narkoba Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi apa yang dilakukan Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba di Desa. Pasirmulya Kec. Majalaya Kab. Karawang serta apa faktor pendukung kegiatan dakwah FORMUSPA ini. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu memahami kejadian yang terjadi di lapangan secara langsung melalui wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian ini telah ditemukan bahwa FORMUSPA dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba menggunakan strategi alternatif yaitu melalui pendekatan diantaranya pendekatan agama, pisikologis dan sosial, dan dalam dalam pengimplementasiannya, FORMUSPA membuat program-program salah satunya program ABATA (Anak Bangsa Tanpa Narkoba) yang program ini dikhususkan untuk membina, menanggulangi serta mengembangkan potensi korban penyalahgunaan narkoba. Harapannnya semoga dengan adanya FORMUSPA ini dapat membantu mengurangi jumlah pemakai narkoba.
Kata kunci: Strategi, Dakwah, Forum, Remaja Muslim, Narkoba
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah atas limpahan karunia dan rahmatnya yang tak pernah ada batasnya. Rasa syukur yang tak pernah bisa diungkapkan dengan kata-kata karena atas kehendakNya penulis saat ini dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda alam Nabi yang menjadi rahmatan lil alamin yakni Nabi Muhammad SAW yang selamanya akan menjadi motivator dan figur yang menjadi suri tauladan penulis dunia dan akhirat. Dalam penulisan skripsi ini, rasa terima kasih yang amat besar penulis ingin ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini. Penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini tanpa partisipasi serta motivasi dari banyak pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Terutama partisipasi dan motivasi kasih sayang yang teramat besar dari kedua orang tua penulis ayahanda H. Mamad Syamsuri S.Ag dan Ibunda E. Halimatussadiyah. Mereka yang menjadi detak jantung, mereka yang menjadi alasan penulis untuk tetap berdiri menghadapi apapun yang terjadi. Mereka yang telah memberikan penulis kasih sayang serta doa yang selalu dipanjatkan pada setiap sujud dan munajatnya kepada Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan sekolah hingga ke jenjang perguruan tinggi dan menyelesaikan penulisan skripsi ini. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
ii
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Suparto, M. ED, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr Hj. Raudhanah MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Dr. Suhaemi M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. Bapak Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan (sekjur) Manajemen Dakwah, yang telah banyak membantu penulis dalam kegiatan perkuliahan. 3. Bapak Drs. H. M. Sungaidi MA, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis, sabar dalam membimbing dan ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberikan arahan, petunjuk, dan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Dosen penguji I Prof. Dr. H. Murodi. MA dan Dosen penguji II Drs. H. Mulkannasir, BA. S.Pd. MM yang sudah meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan masukan dan kritikan yang membangun sehingga penulis dapat menyempurnakan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen-Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mengajari penulis banyak ilmu selama di bangku perkuliahan. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
iii
6. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Keduanya telah banyak membantu penulis mendapatkan buku referensi yang penulis perlukan. Ungkapan terima kasih juga penulis tujukan kepada segenap staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah dan Komunikasi. 7. Segenap pihak Forum Remaja Muslim (FORMUSPA) yang sangat membantu dalam penelitian, semoga formuspa semakin istiqomah. Kalian luar biasa. 8. Untuk Keluarga : Kakek tercinta H. Ahmad Muksin dan Umi, H. Adi dan alm Ema, calon mertua yang insya allah sudah pasti menjadi mertua Bp. H. wawan hermawan dan ibu Dian Mairdarnis. Kakak dan adikku tercinta teteh yang bawel Intan Desi Zuhrotul Uyun, S.PdI ibunda, Ono tarsono, S.Pdi Ayah bundanya si cantik Alya Rahma da Syefira Aidin Fahma, adik tercinta Wildan Muhammad Alfan yang akan menjadi penerus perjuangan. Mamang dan bibi yang menjadi cerminan untuk bertindak. Mereka yang selalu memberikan motivasi berupa pertanyaan kapan selesai skripsi dan bantuan baik berupa materil dan moril. Terima kasih atas segala perhatian dan kasih sayang yang kalian berikan. 9. dan seluruh staf dan guru-guru. Doa dan keberkahan ilmu yang kami harapkan 10. Pelangiku yang indah Tresna Dwi Pramanik S.Pd, wanita yang paling sabar ngadepin kerasnya sifat aku, wanita sholehah yang nanti bulan september iv
insya Allah akan berdiri menjadi makmumku dan menjadi ibu dari anak – anakku si cantik pesek yang menjadi kekuatan dan inspirasi dalam segala hal. Love you more sayang. 11. Teman dan sahabat seperjuangan penulis dalam mengais suka duka dalam hidup serta manis pahit dan getirnya bangku perkulihaan. canda Tawa dan kebersamaan kalian yang selalu akan terkenang. Chabibullah, Hilmi Muharromi, Ahmad Fatullah, Hafiduddin Muhammad, Afrijal, Ridhallah Ismakun, Ahmad Zikri, Tanto Fadli, Ahmad Tarmidzi, Wahyu Awaluddin, Yoga lesmana. Sonya Maryana, Rani, Molek gembira kalian The best. Alumni TURUS Pandeglang Banten Khususnya angkatan 2010, Edwin rismwan, Abdul Muslih Muchbir, Ibnu haetami, Fakhrurroji, Fahrudin, Irvan nugraha, Roji fatullah, Oji Bonpis. Himpunan Keluarga Alumni Turus HIKMAT. Teman teman alumni FIDKOM angkatan 2010 Teman – teman MD B yang sama sama berjuang dari mulai semester satu samapai sekarang. Teman teman LAZIS MD, Teman-teman satu aspal. ALL anggota KNKC ( Kawasaki Ninja Karawang Club), teman teman KNI dan KNC. Temanteman vespa KLASSIC. Salam satu aspal always brother
v
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semuanya khususnya bagi Prodi Manajemen Dakwah. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang memotivasi serta membangun. Akhir kata penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak, semoga Allah membalas kebaikan kalian.
Jakarta, 6 Juli 2015
Penulis
vi
DAFTAR ISI ABSTRAK ………………………………………………………………….……... i KATA PENGANTAR ……………………………………………………............ ii DAFTAR ISI ………………………………………………………………………vi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ………………………………………… 1 B. Pembatasan dan Perumusan masalah …………………………... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………........ 6 D. Metode penelitian …………………………………………........ 8 E. Tinjauan Pustaka ……………………………………………… 10 F. Sistematika Penulisan …………………………………………. 13
BAB II
TINJAUAN TEORITIS A. Strategi ………………………………………………………... 14 1. Ditinjau Dari Etomologis ...……………………………….. 14 2. Ditinjau Dari Terminologis ……………….......................... 15 3. Faktor-faktor Strategi ……………………………………... 16 4. Tahapan-tahapan Strategi …………………………………. 17 B. Dakwah ……………………………………………………….. 19
vi
1. Pengertian Dakwah ………………………………………. 19 2. Unsur-unsur Dakwah …………………………………….. 20 C. Strategi Dakwah ……………………………………………… 26 1. Pengertian Strategi Dakwah ………………………………. 26 2. Asas-asas Strategi Dakwah ……………………………….. 27 D. Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba ….……………..…. 27 1. Sejarah dan Pengertian Narkoba ….……………………….. 27 2. Faktor-faktor Penyalahgunaan Narkoba …………………... 31 3. Dampak Penyalahgunaan Narkoba ………………………... 33 BAB III
PROFIL UMUM FORUM REMAJA MUSLIM PASIRBUAH (FORMUSPA) A.
Sejarah
berdirinya
Forum
Remaja
Muslim
Pasirbuah
(FORMUSPA) …………………………………………….. 41 B.
Visi Misi dan Tujuan Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) ……………………………………………. 45
C.
Struktur
Organisasi
Forum
Remaja
Muslim
Pasirbuah
(FORMUSPA) ..................................................................... 47 D.
Program
Kegiatan
Forum
Remaja
Muslim
Pasirbuah
(FORMUSPA) ……………………………………………. 53 BAB IV
ANALISIS STRATEGI
vii
A.
Strategi
Dakwah
Forum
Remaja
Muslim
Pasirbuah
(FORMUSPA)…………………………………….............. 57 B.
Faktor pendukung kegiatan Dakwah Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) ………………………..……...... 64
BAB IV
PENUTUP A. Kesimpulan ..……………………………………………..... 66 B. Saran ………………………………………………………... 67
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dewasa ini, kehidupan manusia terus berubah seiring berputarnya bumi ini. Namun kita tidak pernah tahu bagaimana perubahan yang nantinya akan terjadi, apakah menuju ke arah positif atau mungkin justru malah sebaliknya. Namun terlepas dari apapun efek yang nanti akan kita terima, tentu kita akan terima dan kita juga harus bisa memahami bahwa perubahan yang saat ini berlangsung adalah merupakan sebuah konsukuensi dari perkembangan kehidupan manusia itu sendiri. Salah satu fenomena sosial yang bisa kita lihat dan cermati saat ini adalah dengan semakin maraknya tindakan penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Masalah penyalahgunaan narkoba telah dikenal sejak lama di indonesia. Dilihat dari sejarahnya, masalah narkoba di indonesia telah melalui sejarah yang panjang. Berbagai informasi dari penjajah belanda misalnya menyebutkan bahwa pada tahun 1617 orang Tinghoa dan Jawa telah memakai opium. Sepanjang abad ke-17 dan18 VOC memonopoli perdagangan opium dan membuka ladang opium di pulau Jawa dan Sumatera. Tahun 1960-an pemakaian heroin telah berkembang di sejumlah tempat, termasuk di Jakarta
1
2
dan Bali dan tahun 1970-an pemakain morpin cara suntik muncul di Jakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya.1 Berdasarkan laporan BNN mengenai perkembangan kasus narkoba di Indonesia, bila di tinjau dari aspek kerugian social dan ekonomi yang mencatat bahwa angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia telah mencapai 2,2% atau sekitar 3,8 juta dari total populasi penduduk (berusia 10 – 60 tahun). Hal ini mengalami peningkatan sebesar 0,21% dengan tahun 2008 yaitu sebesar1,99% atau sekitar 3,3 juta orang .2Pada tahun 2015 jumlah pengguna narkoba mencapai 5-6 juta orang bahkan lebih.3 Sementara itu kondisi yang sangat memperihatinkan adalah dari tingginya penyalahgunaan narkoba di Indonesia, yakni dari pengguna narkotika dan obat – obatan terlarang sebagian diantaranya adalah kaum muda dimana 189,294 orang bahkan sekarang bisa lebih diantaranya adalah para pelajar dan mahasiswa. Tindakan penyalahgunaan narkoba yang semakin jelas ini tentu akan menimbulkan problematika di negeri ini yang kemudian pada akhirnya juga akan berdampak langsung pada kemerosotannya akhlak yang mengakibatkan merosotnya kualitas manusia.4
1
Qusaini Hasan dkk, Majalah sinar BNN, edisi -4-2010.H.41 Darwin Dkk, jurnal Data Pencegahan dan Pemberantasan dan Peredaran gelap Narkoba (P4GN) tahun 2011,(BNN: 2012) h. 12 3 Diakses di www.bnn.go.id pada tanggal 20 Mei 2015 4 Sunarno, Narkoba, Bahaya Dan Upaya Pencegahannya, (Semarang: PT. Bengawan Ilmu, 2007), h. 4 2
3
Untuk mengatasi penyalahgunaan narkoba perlu adanya metode serta strategi untuk menekan angka penyalahgunaan narkoba yang dari masa ke masa semakin memperihatinkan. Hal ini tentunya menjadi kewajiban kita bersama khususnya kita selaku muslim yang diwajibkan untuk mengajak pada kebaikan dan mencegah dari keburukan seperti yang di firman kan Allah SWT dalam Al – Quran surat Ai. Imron, 3:104
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kalian kamu segolongan ummat yang menyeru pada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar: mereka itulah orang yang beruntung. ( QS. Ali. Imron,3:104).5 Hal ini tidak hanya kewajiban setiap individu muslim saja, namun organisasi atau lembaga yang berorientasi pada kegiatan amar ma’ruf nahi munkar juga berkewajiban menjalankan perannya untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, karena masalah penyalahgunaan narkoba adalah tanggung jawab kita semua. Sampai saat ini di seluruh indonesia sudah banyak lembaga atau organisasi-organisasi yang mempunyai program khusus dalam penanganan penyalahgunaan narkoba. Upaya tersebut melibatkan berbagi institusi, baik itu dari unsur 5
pemerintah maupun unsur lembaga sosial atau organisasi-
Departemen agama RI, Al – Quran dan Terjemahannya, h. 50
4
organisasi yang peduli terhadap masalah penyalahgunaan narkoba yang melanda negeri kita khususnya para korban penyalahgunaan narkoba yang sebagian besar adalah para remaja yang menajdi tunas penerus harapan bangsa. Salah satunya adalah organasi remaja muslim yang tergabung dalam sebuah wadah organisasi bernama forum remaja muslim pasirbuah (FORMUSPA ). FORMUSPA berdiri pada tahun 2010 dan bergerak di bidang dakwah keagamaan serta sosial kemasyarakatan yang mana salah satu programnya adalah menangulangi, membina serta mengembangkan potensi korban penyalahgunaan narkoba dan mencegah masuknya narkoba khususnya di Desa. Pasirmulya Kec. Majalaya Kab. Karawang yang mayoritas pemuda atau remajanya pengguna narkoba. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian Dengan judul “Strategi Dakwah Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) Dalam menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba Di Desa. Pasirmulya Kec. Majalaya Kab. Karawang".
5
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1.
Pembatasan Masalah Agar penelitian yang akan penulis lakukan lebih terarah dan terperinci,
penulis membatasi permasalahan yang akan di bahas adalah Strategi Dakwah yang dilakukan Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) terutama dalam usaha menanggulangi penyalahgunaan narkoba di Desa Pasirmulya Kecamatan Majalaya Kab. Karawang. 2.
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimana strategi dakwah yang dilakukan Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba ? b. Apa faktor pendukung kegiatan dakwah Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Berdasarkan batasan
dan rumusan masalah
kemukakan di atas, maka penulisan ini bertujuan untuk:
yang penulis
6
a. Untuk mengetahui strategi dakwah yang dilakukan Forum Remaja Muslim
Pasirbuah
(FORMUSPA)
dalam
menanggulangi
penyalahgunaan narkoba b. Untuk mengetahui faktor pendukung kegiatan dakwah Forum Remaja Muslim Pasirbuah dalam menanggulangi dari penyalahgunaan narkoba 2.
Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian yang penulis akan lakukan ini dapat dilihat dari dua aspek, yakni: a. Segi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khazanah ilmu pengetahuan berkaitan dengan strategi dakwah Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba di Desa. Pasirmulya Kec. Majalaya Kab. Karawang b. Segi Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, masukan dan pedoman kepada lembaga atau organisasi-organisasi yang bergerak di bidang dakwah yang ada, khususnya Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) dalam merencanakan maupun merealisasikan programprogramnya, sehingga secara kualitas dan kuantitas organisai ini berkembang dengan baik dan positif
7
D.
Metedologi Penelitian 1. Metode penelitian Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif, yaitu dengan cara memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan.6 Menurut
M.
Nadzir
dalam
buku
metedologi
penelitian
menyatakan bahwa metode pelitian deskriptif merupakan proses pencarian fakta, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai sifat-sifat serta hubungan dari fenomena yang diteliti.7 2. Data Primer dan Skunder Untuk melengkapi data yang sudah ada, penulis menggunakan cara sebagai berikut: a.
Data primer, merupakan data utama yang diperoleh langsung dari responden dengan berupa catatan tertulis dari hasil wawancara serta dokumentasi.
b.
Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan untuk mencari konsep
dari teori-teori yang
berhubungan dengan masalah dalam penulisan skripsi ini, seperti buku-buku dan literature terkait. 6
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian kualitatif,( Bandung: Remaja Rosdakarya, juli 2007), cet ke1, h. 26 7 M.Nadzir. Metodologi Penelitian, (Jakarta: Galia Indonesia,1998), h. 28
8
3. Teknik Pengumpulan Data Dalam teknik pengumpulan data, penulis mengambil langkahlangkah seperti: observasi, wawancara, dan dokumentasi a. Wawancara Wawancara adalah percakapan langsung dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang
mengajukan
pertanyaan,
dan
yang
diwawancarai (interviwee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: pewawancara (interviewer), responden
(interviewee),
pedoman
wawancara
dan
situasi
wawancara. Dalam hal ini penulis akan mewawancarai pihak dari pengurus Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) dan mantan pengguna narkoba. b. Observasi Observasi
merupakan
pengamatan
dan
penelitian
dengan
sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam melakukan observasi penulis mendatangi langsung ke sekretariat FORMUSPA di Desa. Pasirmulya Kec. Majalaya Kab. Karawang. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data konkrit tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian.
9
a. Dokumentasi Dokumentasi dipakai guna melengkapi data-data yang telah terkumpul, juga untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti antara lain mencari data berupa buku, catatan, transkip, bulletin, makalah dan sebagainya yang terkait dengan strategi dakwah FORMUSPAdalam menanggulangi penyalah guanaan narkob 4.
Teknik pengelolaan data Setelah
data diperoleh, maka penulis selanjutnya mengelola
data dengan cara editing, yaitu kegiatan mempelajari berkas-berkas data yang telah terkumpul, sehingga keseluruhan berkas itu dapat diketahui dan dapat dinyatakan baik. 5.
Analisis Data Dalam hal ini penulis menggunakan analisis deskriptif yaitu penulis berusaha menggambarkan objek penelitian Strategi Dakwah Forum
Remaja
Muslim
Pasirbuah
(FORMUSPA)
dalam
menanggulangi penyalahgunaan narkoba di Desa. Pasirmulya Kec. Majalaya Kab. Karawang dengan apa adanya sesuai dengan kenyataan, kemudian di analisa dan disimpulkan.
10
6.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertempat pada lembaga dakwah Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) di Desa. Pasirmulya Kec. Majalaya Kab. Karawang dengan waktu penelitian dari mulai tanggal 16 Mei sampai 29 Mei 2015.
E. Tinjauan Pustaka Dalam melakukan penelitian ini penulis mengadakan tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari bentuk plagiat. Diantaranya: Skripsi dengan nama Mahyudi, NIM: 103053028750, jurusan Manajemen dakwah 2008 dengan judul Strategi Dakwah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI). Skripsi ini berisi tentang bagaimana strategi dakwah PITI, respon anggota dan pengaruh strategi dakwah PITI kepada anggota. Metode yang digunakan dalam hal ini adalah deskriftip kualitatif, instrument yang digunakan adalah wawanacara dengan pengurus PITI dan angket UNTUK anggota PITI. Skripsi dengan nama Bobby Rahman, NIM: 106053001980, jursan Manajeman dakwah 2010 dengan judul skripsi Strategi Dakwah Majelis Az-Dzkiro dalam menciptakan keluarga sakinah di daerah sawangan depok. Isi pokok pembahasannya yaitu lembaga titian keluarga sakinah yang merupakan sebuah lembaga yang bernaung dibawah yayasan Az-
11
Dzikro, Sawang-Depok. Lembaga ini dua buah strategi yang mereka terapkan dalam mewujudkan tujuan lembaga ini yaitu menciptakan keluarga sakinah untuk setiap lapisan masyarakat. Strategi itu adalah pembinaan pembekalan secara fikriyah dan juga pembinaan secara rukhiyah. Pembekalan fikriyah dalam TKS dilakukan dengan programprogram seperti tausyiah, ceramah, dan juga konsultasi. Sedangkan pembinaan rukhiyah dengan kegitan dzikir dan doa bersama. Kegiatan tersebut ditunjukan untuk program-program anggotanya secara khusus dan jamaah majelis Az-Dzikra secara umum. Berbeda dengan karya ilmiah diatas bahwa penelitian yang penulis lakukan fokus pada upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba dengan judul “Strategi dakwah Forum Remaja Muslim Pasirbuah Dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba di Desa. Pasirmulya Kec. Majalaya Kab. Karawang” .Dengan tujuan untuk mengetahui strategi dakwah organisasi ini.
12
F. Sistematika penulisan Sistematika dari penulisan skripsi ini terdiri dari lima BAB yaitu: BAB I
: PENDAHULUAN Pada
bab
ini
menguraikan
latar
belakan
masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan BAB II
: TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis terdiri dari beberapa hal diantaranya pengertian strategi, pengertian dakwah, pengertian strategi dakwah, pengertian narkoba, faktor dan dampak dari penyalahgunaan narkoba
BAB
III
:
PROFIL
UMUM
FORUM
REMAJA
MUSLIM
PASIRBUAH (FORMUSPA) Bab ini menerangkan tentang sejarah singkat, visi misi, serta tujuan, struktur organisasi dan program kegiatan Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) BAB IV
: ANALISIS STRATEGI DAKWAH FORUM REMAJA MUSLIM PASIRBUAH (FORMUSPA)
13
Dalam bab ini penulis menganalisa tentang strategi dakwah forum remaja muslim pasirbuah (FORMUSPA) dan faktor pendukung
kegiatan
dakwah
forum
remaja
muslim
pasirbuah (FORMUSPA) BAB V
: PENUTUP Menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini
\
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Strategi 1.
Ditinjau dari etimologis Jika ditinjau dari prespektif etimologis, kata strategi adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani yaitu, strategos. Adapun kata strategos dapat diterjemahkan sebagai komandan militer pada zaman Athena. Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan (menghimpun) seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan.1 Sebelum ia melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kualitas maupun kuantitas. Misalnya: kemampuan setiap personal, jumlah dan kekuatan persenjataan, motivasi pasukannya, dan lain sebagaianya. Selanjutnya ia juga mengumpulkan informasi kekuatan musuh tentang kekuatan lawan, baik jumlah prajuritnya maupun keadaan persenjataanya. Setelah semua diketahui, baru kemudian ia akan menyusun tindakan apa yang harus dilakukan, taktik dan teknik peperangan, serta waktu yang tepat untuk melakukan suatu serangan, dan lain sebagaianya.2
1
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar, ( Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999 ), h. 26 2 Zainuddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad 21, terjemahan A,E Priyono danI lyas Hasan, (Bandung: Mizan, 1996),h. ii
14
2. Ditinjau dari terminologis Sedangkan jika ditinjau dari segi terminologis atau secara istilah strategi adalah cara-cara dimana suatu organisasi atau kegiatan akan berjalan kearah tujuan yang sudah direncanakan terlebih dahulu, sebagaimana yang dikatakan oleh beberapa pakar mengenai istilah strategi. Maka dari itu penulis mengambil beberapa pengertian strategi diantaranya: a. Onong Uchayana di dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, bahwa strategi adalah merupakan suatu perencanaan (Planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan strategi yang bukan hanya berfungsi sebagai petunjuk arah saja melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.3 b. Menurut James AF. Stoner, et, al yang mengutip strategi ini dari seorang sejarahwan Alfred D. Chander, berpendapat bahwasanya strategi adalah penentuan dan tujuan sasaran pokok jangka panjang dari suatu usaha dan pengambilan serangkaian tindakan dan pengabdian sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.4 c. A.M Kadarman mengatakan, strategi adalah penentu tujuan utama ang berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau organisasi serta pemilihan cara-cara bertindak dan pengalokasian
3
Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1992), h.23 4 James AF. Stoner dan Edward Freeman, Manajemen, terjemah Wilhelmus W. Bakohatundan Benyamin Mohan, (Jakarta: Intermedia, 1994), h. 306
15
sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk untuk mwujudkan suatu tujuan. Jadi, strategi menyangkut segala pengaturan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan agar tidak kalah dalam bersaing.5 d. Menurut Din Syamsudin didalam buku Etika Agama Membangun Masyarakat Madani, strategi mengandung arti diantaranya adalah: 1) Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan. 2) Seni dalam mensiasati pelaksanaan rencana atau program untuk mencapai tujuan. 3) Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan. e. Lalu menurut Asmuni Syukir, bahwa strategi dalam ilmu dakwah berarti sebagai metode, siasat, dan taktik yang digunakan dalam proses kegiatan dakwah.6 3. Faktor-faktor strategi Dengan demikian dalam menyusun sebuah strategi, kita perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik internal maupun eksternal dan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a.
Strength (Kekuatan), yakni memperhitungkan kekuatan yang dimiliki yang biasanya menyangkut manusianya, dana dan beberapa piranti yang dimilikiya.
5
A.M Kadarman, et al, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT. Prenhalindo), h. 58 Asmuni Syukir, Dasar – dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas, 1995), h.
6
32
16
b.
Weakness (Kelemahan), yakni memperhitungkan kelemahankelemahan yang dimilikinya, yang menyangkut aspek-aspek sebagaimana dimiliki oleh strength (kekuatan)
c.
Opportunity (Peluang), yakni dengan cara memanfaatkan peluang yang ada.
d.
Thearth (Ancaman), yakni dengan memperhitungkan ancaman yang mungkin terjadi kapanpun.7 Teori ini dinamakan dengan analisis SWOT Syarif Usman didalam bukunya strategi pembangunan
Indonesia dan Pembangunan Dalam Islam menyatakan ada lima faktor yang perlu di ketahui dalam menyusun stategi, yaitu: a.
Tujuan jangka panjang (Tujuan Akhir) atau jangka pendek (Tujuan Sementara).
b.
Ilmu Medan (mengetahui situasi dan kondisi).
c.
Kekuatan – kekuatan.
d.
Kebijaksanaan pemimpin
e.
Pemimpin.8
4. Tahapan-tahapan strategi Selain itu kita juga harus memperhatikan tahapan-tahapan strategi yang merupakan bagian yang ada kaitannya dengan strategi, oleh karena itu tahapan ini tidak dapat dipisahkan dari strategi itu sendiri. Fred
7
Rafi‟udin dan Maman Abdul Djaelani, Prinsip dan Strategi Dakwah, (CV. Pustaka Setia: Bandung, 2004), h. 76 8 Syarif Usman, Pembngunan Indonesia dan Pembangunan Dalam Islam, (Jakarta: Firma Jakarta, 1998), Cet. Ke-1 h. 6
17
R. David mengatakan bahwa dalam strategi ada tahapan-tahapan yang harus ditempuh yaitu: a.
Perumusan strategi Hal-hal yang termasuk dalam perumusan strategi
adalah
pengembangan Praktek tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, penentapan kekuatan dan kelemahan secara internal, melahirkan
strategi
alternatif,
serta
memilih
strategi
untuk
dilaksanakan. Pada tahap ini adalah proses merancang, dan menyeleksi berbagai strategi yang akhirnya menuntun pada pencapaian misi dan tujuan organisasi. b. Implementasi strategi Implementasi strategi juga disebut sebagai tindakan dalam strategi, karena implementasi berarrti mobilisasi untuk mengubah strategi yang di rumuskan menjadi suatu tindakan. Kegiatan yang termasuk dalam implementasi strategi adalah pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur yang efektif, mengubah
arah,
memanfaatkan
menyiapkan
system
anggaran,
informasi
yang
mengembangkan masuk.
Agar
dan
tercapai
kesuksesan dalam implementasi strategi, maka di butuhkan adanya disiplin, motivasi kerja. c. Evaluasi strategi Evaluasi strategi adalah dimana manajer membandingkan hasilhasil yang diperoleh dengan tingkat pencapaian tujuan. Tahap akhir
18
dalam strategi adalah mengevaluasi strategi yang telah dirumuskan sebelumnya.9 B. Dakwah 1. Pengertian dakwah Ditinjau dari segi bahasa “Dakwah” berarti: panggilan, seruan atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab, adalah bentuk mashdar. Sedangkan bentuk kata kerja (fi’il) nya adalah berarti: memanggil, menyeru, atau mengajak(Da’a, Yad’u, Da’watan).10 Orang yang berdakwah biasa disebut dengan Da’i dan orang yang menerima dakwah atau orang yang di dakwahi disebut dengan Mad’u.11 Sedangkan menurut istilah, mengandung beberapa arti, dikarenakan kebanyakan para ahli ilmu dakwah memberikan definisi atau istilah dakwah sesuai dengan sudut pandang mereka dalam memahaminya, sehingga definisi menurut ahli ilmu dakwah yang satu dengan yang lainnya berbeda dan terkadang pula terdapat kesamaan. Berikut ini beberapa definisi yang dinyatakan oleh beberapa para ahli diantaranya sebagai berikut: Menurut
Muhammad
Natsir
dakwah
adalah
usaha
untuk
menyerukan kepada perorangan dan seluruh ummat tentang tujuan dan pandangan hidup manusia di dunia meliputi amar ma’ruf nahyi munkar.12 Sedangkan menurut Sayyid Qutub yang dikutip oleh A. Ilyas Ismail dakwah adalah merupakan suatu kewajiban bagi seluruh umat Islam, 9
Fred David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002),h. 5 Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Can Hoeve, 1999), h. 280 11 Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, Cet 1, (UIN Jakarta Press), h. 33 12 Muhammad Natsir, Fiqh Al dakwah dalam Majalah Islam Kiblat, (Jakarta: T.p, 1971), 10
h. 7
19
dakwah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan kaum muslim baik individu maupun kelompok.13 Menurut Nasrudin Latief, Dakwah adalah usaha atau aktifitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia untuk beriman dan mentaati Allah SWT, sesuai dengan garis – garis aqidah syari‟at serta akhlak islamiyyah.14 Dari beberapa pengertian dan definisi yang dinyatakan oleh para ahli, maka penulis dapat menyimpulkan, dakwah adalah upaya atau cara yang dilakukan oleh seorang da‟i dalam menyampaikan pesan – pesan atau nilai ajaran islam yang bersumber dari Al – Quran dan Hadist, hal ini dilakukan dengan mengajak, menyeru, membimbing manusia agar kembali kepada ajaran yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi apa yang dilarang Nya, baik itu secara lisan, tulisan atau perbuatan. 2. Unsur – unsur dakwah Unsur-unsur dakwah adalah komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah. Adapun unsur-unsur tersebut adalah
da’i (pelaku
dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqoh (metode dakwah), dan atsar ( efek dakwah).15
13
A. Ilyas Ismail, Pradigma Dakwah Sayyid Qutub Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, ( Jakarta: Penerbit Madani, 2006 ), h. 20 15
Muhammad Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, ( Jakarta : Kencana, 2009), Cet ke-2, h. 21
20
a.
Da’i (pelaku dakwah) Da‟i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik melalui lisan,
tulisan maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok ataupun melalui organisasi atau lembaga. Da‟i seringkali
disamakan
dengan
muballigh
(orang
yang
menyampaikan ajaran islam). Namun sebenarnya sebutan tersebut memiliki konotasi
sempit
yaitu
hanya
membatasi da‟i sebagai
orang
yang
menyampaikan ajaran Islam secara lisan saja. Padahal kewajiban dakwah adalah milik siapa saja yang mengaku sebagai ummat Rosulullah saw. Da‟i juga harus mengetahui cara menyampaikan dakwah tentang zat Allah, alam semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan dalam dakwah untuk memberikan solusi terhadap problema yang dihadapi manusia, serta metode yang dihadirkan menjadikan manusia secara perilaku dan pemikiran tidak melenceng.16 b.
Mad’u ( Penerima Dakwah) Adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia
penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan.
16
H. Hasanuddin, Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu jaya,1996), Cet ke 1, h. 26
21
Dakwah kepada manusia yang belum beragama Islam adalah dengan maksud untuk mengajak mereka kepada tauhid dan beriman kepada Allah, sedangkan dakwah kepada manusia yang telah mendapat cahaya hidayah islam adalah untuk meningkatkan kualitas iman, islam dan ihsan. Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi tiga golongan yaitu: 1) Golongan cerdik cendekia yang cinta kepada kebenaran, dapat berfikir secara kritis, dan cepat dapat menangkap persoalan. 2) Golongan awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertianpengertian yang tinggi. 3) Golongan yang berbeda dengan keduanya, mereka senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja, dan tidak mampu membahasnya secara mendalam.17 c. Maddah (Materi dakwah) Maddah dakwah adalah pesan-pesan dakwah dalam Islam atau segala sesuatu yang harus disampaikan subjek kepada objek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada didalam Kitabullah dan Sunnah Rosulullah. Secara umum materi dakwah bisa diklasifikasikan menjadi empat masalah pokok: 1)
Akidah Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah aqidah islamiyah. Masalah akidah dan keimanan menjadi materi utama
17
M. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 27
22
dalam dakwah. Karena aspek iman dan aqidah merupakan komponen utama yang akan membentuk moralitas atau akhlak ummat. Iman merupakan esensi dalam ajaran Islam. Iman juga erat kaitannya antara akal dan wahyu. Bahkan didalam al quran iman disebutkan dengan berbagai variasinya sebanyak 244 kali.18 2)
Syariah Hukum atau syariah sering disebut sebagai cermin peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna, maka peradaban mencerminkan diri dalam hukumhukumnya.
Pelaksanaan
syariah
merupakan
sumber
yang
melahirkan peradaban islam, yang melestarikan dan melindunginya dalam sejarah. Syariah inilah yang akan selalu menjadi kekuatan peradaban dikalangan kaum muslim.19 3)
Muamalah Islam
merupakan
agama
yang
menekankan
urusan
muamalah lebih besar porsinya daripada urusan ibadah. Ibadah muamalh disini dipahami sebagai ibadah yang mencakup hubungan dengan sesama makhluk dalam rangka mengabdi kepada Allah swt. Karena islam lebih banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial daripada kehidupan ritual.20
18
Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana 2009), jilid ke-1, cet ke-2, h. 24 19 Ibid., h. 25 20 Ibid., h. 26
23
4)
Akhlak Secara etimologis kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, jamak dari Khuluqunyang berarti budi pekerti, perangai dan tingkah laku. Menurut Al Farabi, ilmu akhlak adalah pembahasan tentang keutamaan-keutamaan yang dapat menyampaikan manusia kepada tujuan hidup yang tertinggi, yaitu kebahagiaan. Oleh karena itu berdasarkan pengertian diatas, maka akhlak dalam islam pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan manusia yang merupakan ekspresi kondisi jiwanya.21
d. Wasilah (Media) Dakwah Wasilah atau media dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran islam) kepada penerima dakwah. Dalam proses melakukan dakwah ada beberapa komponen yang tidak bisa dipisahkan salah satuya adalah penggunaan media sebagai alat untuk melakukan aktivits dakwah. Media merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang dai saat berdakwah. Media dakwah sebgai jalan untuk memudahkan seorang da‟i melakukan dakwahnya sehingga apa yang di sampaikan nya dengan cepat dapat di terima oleh khalayak atau para jamaah dan pesan dakwah yang disampaikannya itu dapat tersebar dengan luas.
21
Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 28
24
Keberadaan media dakwah sangatlah penting untuk diupayakan dan diperhatikan oleh seorang da‟i apalagi jika kita melihat kemajuan teknologi yang semakin pesat dan berkembang. Jika seorang da‟i tidak bisa memanfaatkan media yang ada maka sulit dakwahnya itu diterima. Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai media dakwah diantaranya: media lisan, media tulisan, lukisan, audio visual dan media – media yang lainnya yang bisa di manfaatkan untuk berdakwah.22 e. Metode Dakwah Metode berasal dari bahasa Latin yaitu methodus yang berarti cara. Dalam bahasa Yunani methodhus berarti cara atau jalan. Secara terminologis, metode adalah cara yang sistematis dan teratur untuk pelaksanaan suatu atau cara kerja. Dakwah adalah cara yang digunakan subjek dakwah untuk menyampaikan materi dakwah atau bias diartikan metode dakwah adalah cara-cara yang digunakan seorang da‟i untuk menyampaikan materi dakwah yaitu Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.23banyak cara yang bisa dilakukan oleh seorang dai dalam melakukan dakwah agar apa yng menjadi tujuan dakwah bisa di terima oleh para khalayak banyak atau mad‟u
22
M. Bachri Ghazali, Dakwah Komunikasi, (Surabaya: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke-1, h. 12 23 Moh. Abdul Aziz, Ilmu dakwah, ( Jakarta: Prenada Media: Jakarta, 2004), h. 75-120
25
Dalam Al-Quran Allah menerangkan tentang metode dalam menyampaikan dakwah seperti dalam surah An-Nahl: 125
Artinya:”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”Qs. An-Nahl: 125 Dalam ayat tersebut terdapat tiga metode dakwah yang harus kita laksanakan yaitu berdakwah dengan hikmah, berdakwah mauidzoh hasanah/ pelajaran yang baik dan berdakwah melalui bantahan yang baik. C. Strategi dakwah Setelah membahas tentang pengertian strategi dan dakwah, maka langkah selanjutnya yang perlu dibahas adalah strategi dakwah. 1. Pengertian strategi dakwah Strategi dakwah sangat erat kaitannya dengan manajemen, karena orientasi keduanya sama-sama mengarah pada sebuah keberhasilan planning atau sebuah rencana yang sudah ditetapkan oleh individu maupun organisasi.
26
Menurut Asmuni syukir bahwa strategi dakwah merupakan metode, siasat, taktik, yang harus di gunakan dalam aktiftas dakwah.24 Sedangkan Menurut Abu Zahra, strategi dakwah islam adalah perencanaan, penyerahan dan operasi dakwah islam yang dibuat secara rasional untuk mencapai tujuan-tujuan islam yang meliputi seluruh dimensi kemanusiaan.25 Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa strategi dakwah adalah metode atau taktik yang digunakan dalam melakukan aktifitas dakwah dengan perencanaan yang disusun sehingga apa yang menjadi tujuan dakwah itu dapat terlaksana. 2. Asas – asas strategi dakwah Dalam strategi dakwah ada beberapa asas yang harus dipehatikan agar dakwahnya berjala efektif dan tepat sasaran. Adapun asas – asas nya sebagai berikut: a. Asas Fisiologis, yaitu azas ini erat hubungannya dengan tujuantujuan yang akan dicapai dalam aktifits dakwah b. Asas Sosiologis, yaitu azas ini berbicara tentang masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. c. Asas kemampuan dan keahlian dai. d. Asas Pisikologi, yaitu asas ini membahas tentang masalah yang berhubungan dengan jiwa manusia. e. Asas efektivitas dan efisiensi, yaitu asas ini maksudnya adalah dalam melakukan aktivitas dakwahnya harus dapat menyeimbangkan antara 24
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 28 Acep Aripudin & Syukriadi Syambas, Dakwah Damai Pengantar Dakwah Budaya, ( Bandung: PT Remaja Rosada karya, 2007 ), Cet. Ke-1, h. 138 25
27
waktu ataupun tenaga yang di keluarkan dengan pencapaian hasilnya.26 D. Narkoba 1. Sejarah dan pengertian narkoba Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obatobatan untuk penyakit tertentu. Penggunaan obat-obatan jenis opium sudah lama dikenal di Indonesia, jauh sebelum pecahnya Perang Dunia ke-2 pada zaman penjajahan Belanda. Pada umumnya para pemakai candu (opium) tersebut adalah orang-orang Cina.27 Pemerintah Belanda memberikan izin pada tempat-tempat tertentu untuk menghisap candu dan pengadaan (supply) secara legal dibenarkan berdasarkan
undang-undang.
Orang-orang
Cina
pada
waktu
itu
menggunakan candu dengan cara tradisional, yaitu dengan jalan
26
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al – Ikhlas, 1983),
27
Sabili: Majalah Islam, volume 16, masalah 15 – 18 , ( Bina Media Sabili, 2009 ), h. 82
h.32
28
menghisapnya melalui pipa panjang. Hal ini berlaku sampai tibanya Pemerintah
Jepang
di
Indonesia.
Pemerintah
pendudukan
Jepang
menghapuskan Undang-Undang itu dan melarang pemakaian candu (Brisbane Ordinance). Ganja (Cannabis Sativa) banyak tumbuh di Aceh dan daerah Sumatera lainnya, dan telah sejak lama digunakan oleh penduduk sebagai bahan ramuan makanan sehari-hari. Tanaman Erythroxylon Coca (Cocaine) banyak tumbuh di Jawa Timur dan pada waktu itu hanya diperuntukkan bagi ekspor. Untuk menghindari pemakaian dan akibat-akibat yang tidak diinginkan, Pemerintah Belanda membuat Undang-undang (Verdovende Middelen Ordonantie) yang mulai diberlakukan pada tahun 1927. Meskipun demikian obat-obatan sintetisnya dan juga beberapa obat lain yang mempunyai efek serupa (menimbulkan kecanduan) tidak dimasukkan dalam perundang-undangan tersebut.28 Setelah kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia membuat perundang-undangan yang menyangkut produksi, penggunaan dan distribusi dari obat-obat berbahaya (Dangerous Drugs Ordinance) dimana wewenang diberikan kepada Menteri Kesehatan untuk pengaturannya. Baru pada waktu tahun 1970, masalah obat-obatan berbahaya jenis narkotika menjadi masalah besar dan nasional sifatnya. Pada waktu perang Vietnam sedang mencapai puncaknya pada tahun 1970-an, maka hampir di semua negeri, terutama di Amerika Serikat penyalahgunaan obat (narkotika) sangat 28
Winanto, buku A2DN (Ada Apa Dengan Narkoba), (Semarang: Aneka Ilmu, TT), h. 26
29
meningkat dan sebagian besar korbannya adalah anak-anak muda. Nampaknya gejala itu berpengaruh pula di Indonesia dalam waktu yang hampir bersamaan. Kemajuan teknologi dan perubahan-perubahan sosial yang cepat, menyebabkan Undang-Undang narkotika warisan Belanda (tahun 1927) sudah tidak memadai lagi. Maka pemerintah kemudian mengeluarkan Undang-Undang No.9 tahun 1976, tentang Narkotika. Undang-Undang tersebut antara lain mengatur berbagai hal khususnya tentang peredaran gelap (illicit traffic). Disamping itu juga diatur tentang terapi dan rehabilitasi korban narkotik (pasal 32), dengan menyebutkan secara khusus peran dari dokter dan rumah sakit terdekat sesuai petunjuk menteri kesehatan.29 Dengan semakin merebaknya kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia, maka UU Anti Narkotika mulai direvisi. Sehingga disusunlah UU Anti Narkotika nomor 22/1997, menyusul dibuatnya UU Psikotropika nomor 5/1997. Dalam Undang-Undang tersebut mulai diatur pasal-pasal ketentuan pidana terhadap pelaku kejahatan narkotika, dengan pemberian sanksi terberat berupa hukuman mati.30 Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat menyebabkan efek dan dampak negatif bagi pemakainya. Dampak yang
29
Siswanto Sunarso, Politik Hukum Dalam Undang – Undang Narkotika, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012 ), h. 56 30 Ibid, Politik Hukum Dalam Undang – Undang Narkotika , h. 231
30
negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi kesehatan mental dan fisik.31 Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk dikonsumsi secara umum dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat dan narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan berbagai akibat yang beraneka ragam. Narkotika menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.32 Psikotropika yaitu zat atau obat, baik alami maupun sintesis bukan narkotik yang berkhasia psikoaktif melalui pengaryh selektif pada susunan saraf dan menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.33 2. Faktor-faktor penyalahgunaan narkoba Permasalahan Narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat urgen dan kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak. Terbukti dengan bertambahnya jumlah
31
Ilham Akbar, Narkoba Dan Penyebabnya, (Semarang:PT. Karunia, 2011), h. 34 Diakses di www.bnn.go.id pada tanggal 20 Januari 2015 33 Zulkarnaen Nasution, Kompilasi Peraturan Perundang – undangan Tentang Narkoba ( Jakarta: kencana, 2006 ), h. 890 32
31
penyalahgunan
atau
pecandu
narkoba
secara
signifikan,
seiring
meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya dan semakin massif pula jaringan sindikatnya. Hal ini tentunya ada faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga penyalahgunaan narkoba ini terjadi. Di antara faktor-faktor itu adalah: a.
Indikasi pengguna a. Pengendalian diri yang lemah b. Kondisi kehidupan keluarga c. Temperamen sulit d. Mengalami gangguan perilaku e. Suka menyendiri dan berontak f. Prestasi sekolah yang rendah g. Tidak di terima di kelompok h. Berteman dengan pemakai.34
b.
Faktor individual Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang
mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri-ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan Narkoba, seperti kurang percaya diri, mudah kecewa, agresif, murung, pemalu, pendiam dan sebagainya.35
34
Azhar Hanafi, Sebab-sebab Penyalahgunaan Narkoba, (Bandung: Mizan, 2010), cet.1,
35
Ibid., h. 26
h. 24
32
c.
Faktor Lingkungan Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan
pergaulan kurang baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat, seperti komunikasi orang tua dan anak kurang baik, orang tua yang bercerai, kawin lagi, orang tua terlampau sibuk, acuh, orang tua otoriter dan sebagainya.36 3. Dampak buruk penyalahgunaan narkoba a.
Dampak pisik Adaptasi biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk
jangka waktu yang lama bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan obat-obatan yang tergolong dalam kelompok downers yaitu golongan narkoba yang dapat membuat orang yang memakai jenis narkoba itu jadi tenang denagn sifatnya yang menenangkan seperti oabat tidur dan obat anti rasa cemas. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu banyak hingga sel-sel dan organ-organ tubuh kita menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk bisa berfungsi normal.37 Tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua susunan dan keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu jenis enzym dan kurangnya transmisi syaraf tertentu. Tibatiba saja, tubuh mencoba untuk mengembalikan keseimbangan didalamnya. Biasanya, hal-hal
yang ditekan/tidak dapat
dilakukan tubuh saat
menggunakan narkoba, akan dilakukan secara berlebihan pada masa Gejala 36 37
Ibid., h. 30 Wahyudin Pratama, Narkoba dan Kejahatan, (Surabaya: PT. Cahaya Ilmu, 2003), h. 43
33
Putus Obat (GPO) ini. Misalnya, bayangkan efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba dengan cepat berubah menjadi GPO yang sangat tidak mengenakkan saat seorang pengguna berhenti menggunakan narkoba seperti heroin/putaw. Contoh: Saat menggunakan seseorang akan mengalami konstipasi, tetapi GPO yang dialaminya adalah diare, dan sebagainya.38 GPO ini juga merupakan „momok‟ tersendiri bagi para pengguna narkoba. Bagi para pecandu, terutama, ketakutan terhadap sakit yang akan dirasakan saat mengalami GPO merupakan salah satu alasan mengapa mereka sulit untuk berhenti menggunakan narkoba, terutama jenis putaw/heroin. Mereka tidak mau meraskan pegal, linu, sakit-sakit pada sekujur tubuh dan persendian, kram otot, insomnia, mual, muntah, dll yang merupakan selalu muncul bila pasokan narkoba kedalam tubuh dihentikan. Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver, jantung, paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka panjang narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung yang bocor, paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi kerusakan fisik yang muncul akibat infeksi virus {Hepatitis C dan HIV/AIDS} yang sangat umum terjadi di kalangan pengguna jarum suntik.39
38 39
Ibid., h. 50 Yusuf Fahrudin, Dampak Penyalahgunaan Narkoba, (Surabaya: Bhakti Jaya, 1998), h
60
34
b.
Dampak mental Selain ketergantungan fisik, terjadi juga ketergantungan mental.
Ketergantungan mental ini lebih susah untuk dipulihkan dari pada ketergantungan fisik. Ketergantungan yang dialami secara fisik akan lewat setelah GPO diatasi, tetapi setelah itu akan muncul ketergantungan mental, dalam bentuk yang dikenal dengan istilah „sugesti‟.40 Sugesti ini bisa digambarkan sebagai suara-suara yang menggema di dalam kepala seorang pecandu yang menyuruhnya untuk menggunakan narkoba. Sugesti seringkali menyebabkan terjadinya 'perang' dalam diri seorang pecandu, karena di satu sisi ada bagian dirinya yang sangat ingin menggunakan narkoba, sementara ada bagian lain dalam dirinya yang mencegahnya. Sugesti ini tidak bisa hilang dan tidak bisa disembuhkan, karena inilah yang membedakan seorang pecandu dengan orang-orang yang bukan pecandu. Orang-orang yang bukan pecandu dapat menghentikan penggunaannya kapan saja, tanpa ada sugesti, tetapi para pecandu akan tetap memiliki sugesti bahkan saat hidupnya sudah bisa dibilang normal kembali. Sugesti memang tidak bisa disembuhkan, tetapi kita dapat merubah cara kita bereaksi atau merespon terhadap sugesti itu.41 Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif kompulsif, serta tindakan impulsive. Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi pada narkoba dan penggunaan narkoba. Narkoba adalah satu-
40
Arifin Baharsyah, Narkoba Sumber Kehancuran,( Bandung: PT. Cipta Karya, 1997),
41
Ibid., h. 64
h.54
35
satunya hal yang ada didalam pikirannya. Ia akan menggunakan semua daya pikirannya untuk memikirkan cara yang tercepat untuk mendapatkan uang untuk membeli narkoba. Tetapi ia tidak pernah memikirkan dampak dari tindakan yang dilakukannya, seperti mencuri, berbohong, atau sharing needle karena perilakunya selalu impulsive, tanpa pernah dipikirkan terlebih dahulu.42 c.
Dampak emosional Narkoba adalah zat-zat yang mengubah mood seseorang (mood
altering substance). Saat menggunakan narkoba, mood, perasaan, serta emosi seseorang ikut terpengaruh. Salah satu efek yang diciptakan oleh narkoba adalah perubahan mood. Narkoba dapat mengakibatkan ekstrimnya perasaan, mood atau emosi penggunanya. Jenis-jenis narkoba tertentu, terutama alkohol dan jenis-jenis narkoba yang termasuk dalam kelompok uppers seperti Shabu-shabu, dapat memunculkan perilaku agresif yang berlebihan dari si pengguna, dan seringkali mengakibatkannya melakukan perilaku atau tindakan kekerasan. Terutama bila orang tersebut pada dasarnya memang orang yang emosional dan bertemperamen panas.43 Emosi seorang pecandu narkoba sangat labil dan bisa berubah kapan saja. Satu saat tampaknya ia baik-baik saja, tetapi di bawah pengaruh narkoba semenit kemudian ia bisa berubah menjadi orang yang seperti kesetanan, mengamuk, melempar barang-barang, dan bahkan memukuli
42
Zaenal Muttaqien, Apa Itu Narkoba ?, ( Bandung: Al- Basyariah Press, 2009), h. 37 Syaban Fauji, Perkembangan Mental Pengguna Narkoba, (Bandung: Al- Basyariah Press, 2013), h. 42 43
36
siapapun yang ada di dekatnya. Hal ini sangat umum terjadi di keluarga seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Mereka tidak segan-segan memukul istri atau anak-anak bahkan orangtua mereka sendiri. Karena melakukan semua tindakan kekerasan itu di bawah pengaruh narkoba, maka terkadang ia tidak ingat apa yang telah dilakukannya.44 Saat seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang muncul dalam dirinya, yaitu kepribadian pecandu atau kepribadian si junkie. Kepribadian yang baru ini tidak peduli terhadap orang lain, satu-satunya hal yang penting baginya adalah bagaimana cara agar ia tetap bisa terus menggunakan narkoba. Ini sebabnya mengapa ada perubahan emosional yang tampak jelas dalam diri seorang pecandu. Seorang anak yang tadinya selalu bersikap manis, sopan, riang, dan jujur berubah total mejadi seorang pecandu yang brengsek, pemurung, penyendiri, dan jago berbohong dan mencuri.45 Adiksi terhadap narkoba membuat seseorang kehilangan kendali terhadap emosinya. Seorang pecandu acapkali bertindak secara impuls, mengikuti dorongan emosi apapun yang muncul dalam dirinya. Dan perubahan yang muncul ini bukan perubahan ringan, karena pecandu adalah orang-orang yang memiliki perasaan dan emosi yang sangat mendalam. Para pecandu seringkali diselimuti oleh perasaan bersalah, perasaan tidak berguna, dan depresi mendalam yang seringkali membuatnya berpikir untuk melakukan tindakan bunuh diri. 44 45
Ibid., h. 47 Ibid., h. 54
37
Perasaan-perasaan ini pulalah yang membuatnya ingin terus menggunakan, karena salah satu efek narkoba adalah mematikan perasaan dan emosi kita. Di bawah pengaruh narkoba, ia dapat merasa senang dan nyaman,
tanpa
harus
merasakan
perasaan-perasaan
yang
tidak
mengenakkan. Tetapi perasaan-perasaan ini tidak hilang begitu saja, melainkan „terkubur hidup-hidup‟ di dalam diri kita. Dan saat si pecandu berhenti menggunakan narkoba, perasaan-perasaan yang selama ini „mati‟ atau „terkubur‟ dalam dirinya kembali bangkit, dan di saat-saat seperti inilah pecandu membutuhkan suatu program pemulihan, untuk membantunya menghadapi dan mengatasi perasaan-perasaan sulit itu. Satu hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak buruk narkoba adalah mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi mental dan emosional. Contoh seorang pecandu berusia 16 tahun saat ia pertama kali menggunakan narkoba, dan saat ia berusia 26 tahun ia berhenti menggunakan narkoba. Memang secara fisik ia berusia 26 tahun, tetapi sebenarnya usia mental dan emosionalnya adalah 16 tahun. Ada 10 tahun yang „hilang‟ saat ia menggunakan narkoba. Ini juga sebabnya mengapa ia tidak memiliki pola pikir dan kestabilan emosi seperti layaknya orang-orang lain seusianya.46 d.
Dampak spiritual Adiksi terhadap narkoba membuat seorang pecandu menjadikan
narkoba sebagai prioritas utama didalam kehidupannya. Narkoba adalah 46
Ilham Zamakshary, Perkembangan Psikologi Pengguna Narkoba, ( Bandung: Graha Bandung Kencana, 2009), h. 44
38
pusat kehidupannya, dan semua hal/aspek lain dalam hidupnya berputar di sekitarnya. Tidak ada hal lain yang lebih penting daripada narkoba, dan ia menaruh kepentingannya untuk menggunakan narkoba di atas segalagalanya. Narkoba menjadi jauh lebih penting daripada istri, suami, pacar, anak, orangtua, sekolah, pekerjaan, dll.47 Ia berhenti melakukan aktivitas-aktivitas yang biasa ia lakukan sebelum ia tenggelam dalam penggunaan narkobanya. Ia tidak lagi melakukan hobi-hobinya, menjalani aktivitas normal seperti sekolah, kuliah, atau bekerja seperti biasa, bila sebelumnya ia termasuk rajin beribadah bisa dipastikan ia akan menjauhi kegiatan yang satu ini, apalagi dengan khotbah agama yang selalu didengar bahwa orang-orang yang menggunakan narkoba adalah orang-orang yang berdosa. Narkoba dianggap sebagai sahabat yang selalu setia menemaninya. Orangtua bisa memarahinya, teman-teman mungkin menjauhinya, pacar mungkin memutuskannya, bahkan Tuhan mungkin dianggap tidak ada, tetapi narkoba selalu setia dan selalu dapat memberikan efek yang diinginkannya. Secara spiritual, Narkoba adalah pusat hidupnya, dan bisa dikatakan menggantikan posisi Tuhan. Adiksi terhadap narkoba membuat penggunaan narkoba menjadi jauh lebih penting daripada keselamatan
47
Aji Sucipto, Pengaruh Narkoba, ( Semarang: Tunas Karya, 2011), h. 27
39
dirinya sendiri. Ia tidak lagi memikirkan soal makan, tertular penyakit bila sharing needle, tertangkap polisi, dll.48 Adiksi adalah penyakit yang mempengaruhi semua aspek hidup seorang manusia, dan karenanya harus disadari bahwa pemulihan bagi seorang pecandu tidak hanya bersifat fisik saja, tetapi juga harus mencakup ketiga aspek lainnya sebelum pemulihan itu dapat dianggap sebagai suatu pemulihan yang sebenarnya.49
48
Darwin Dkk, jurnal Data Pencegahan dan Pemberantasan dan Peredaran gelap Narkoba (P4GN) tahun 2011,(BNN: 2012) h. 5 49 Ibid., h. 8
40
41
BAB III PROFIL UMUM FORUM REMAJA MUSLIM PASIRBUAH (FORMUSPA) A. Sejarah berdirinya Forum Remaja Muslim (FORMUSPA) Di zaman yang begitu rumit, masyarakat diperkotaan maupun dipedesaan dan khususnya para remaja bangsa kita pada saat ini kerapkali dihadapkan pada berbagai hal yang dapat menurun kan nilai-nilai moralitas generasi bangsa kita. Betapa tidak, di zaman yang penuh dengan kemajuan iptek ini begitu banyak generasi kita yang terlena dengan budaya-budaya dunia Barat yang justru memporak-porandakan moralitas bangsa kita yang berakibat pada kerusakan moral serta akhlak remaja sehingga mereka jauh dari identitas nya sebagai muslim Kerusakan mental dan spriritual masyarakat, khususnya pemuda generasi penerus bangsa, sangat memprihatinkan. Hal tersebut dapat dilihat dari maraknya kasus penyalahgunaan narkoba, kenakalan remaja, miras, seks bebas yang berujung pada aborsi, serta penyebaran HIV AIDS yang sangat marak di usia remaja / pemuda. Belum lagi sikap mental malas, rendahnya etika, tidak mau bekerja keras, ingin serba instan dan hal - hal lain yang menyebabkan bangsa ini akan menjadi bangsa yang punah di muka bumi ini. Selain itu, kemajuan teknologi juga seringkali disalahgunakan oleh masyarakat terutama generasi bangsa ini dengan
41
mengakses file-file yang tidak mendidik yang juga menyebabkan rusaknya mental dan moralitas bangsa ini dan jauh dari budaya keislaman. Kita selaku umat yang berhati nurani tentunya sangat tidak menginginkan hal tersebut. Namun keprihatinan kita harus di buktikan dalam bentuk tindakan real supaya apa yang diharapkan dapat terwujud. Berangkat dari kondisi di atas, maka pada tanggal 12 februari 2012 di Dusun. Pasirbuah, Desa, Pasirmulya, Kecamatan. Majalaya, Kabupaten karawang
berdirilah sebuah organisasi remaja muslim yang bernama
Forum Remaja Muslim Pasirbuah yang di singkat dengan FORMUSPA. nama FORMUSPA itu sendiri diambil atas kesepakatan dari para remaja yang ada di desa tersebut awalnya bernama FRM forum remaja muslim tapi dengan terus berjalannya waktu dan banyak usulan-usulan yang menginginkan agar nama dusun di masukan dalam nama organisasi ini maka
berubahlah
menjadi
Forum
Remaja
Muslim
Pasirbuah
(FORMUSPA) dengan alasan agar khalayak banyak mengetahui bahwa di pasirbuah ada suatu forum remaja muslim. FORMUSPA didirikan atas dasar kepedulian terhadap nasib anak bangsa khususnya pemuda yang ada di desa tersebut yang pada saat itu sebagian pemudanya adalah merupakan pecandu narkoba dan sering mengkonsumsi minuman keras sehingga seringkali terjadi tawuran antar pemuda karena di sebabkan oleh pengaruh dari narkoba dan minuman keras tersebut. Atas dasar itu ada sebagian pemuda lagi yang berinisiatif untuk untuk membuat suatu organisasi keremajaan yang islami
42
agar
menjadi sentral kegiatan keruhanian yang mampu memberikan asas kemanfaatan khususnya bagi para remaja umumnya masyarakat setempat, dengan tujuan memberikan sebuah harapan bagi siapapun khususnya para pemuda yang ingin kembali ke jalan allah SWT dan ingin mendapatkan pencerahan dalam hidupnya serta menjalin hubungan silaturahmi yang lebih erat. Pada mulanya forum remaja muslim ini hanya mengadakan pengajian-pengajian rutin ceramah islami yang di adakan pada malam jumat setelah sholat berjamaah isya, yang ceramah islami itu di isi ustadzustadz yang ada di desa tersebut, tak banyak pemuda yang hadir pada saat itu hanya beberapa orang yang beminat mengikuti pengajian tersebut tetapi setelah beberapa bulan berjalan mulai banyak pemuda yang ikut hadir pada pengajian rutin yang di adakan forum remaja muslim ini. Setelah pengajian itu berjalan dengan lancar dan pemuda yang hadirpun semakin banyak, organisi ini mulai melebarkan sayap dakwahnya. Diawali dengan membuat struktur kepengurusan organisasi remaja muslim ini di lanjutkan dengan menyusun program-program serta rencana kegiatan yang di buat untuk memberdayakan para pemuda yang menjadi anggota organisasi ini. Maka pada saat itulah FORMUSPA mulai berdiri dan di akui oleh masyarakat tak hanya di desa tetapi pada tingkat kecamatan bahkan diakui di kabupaten dan seringkali FORMUSPA ini di libatkan untuk mensukseskan program-program pemerintahan. Tentunya
43
hal ini tak lepas dari bimbingan dan dukungan dari para orangtua, guruguru serta tokoh masyarakat yang ada di lingkungan tersebut. FORMUSPA mampu menjadi wadah bagi para pemuda untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya serta terus mengasah kreativitasnya, sehingga sedikit demi sedikit pemuda di desa tersebut sudah mulai meninggalkan kebisaan yang buruk dan berubah menjadi pemuda yang menjadikan islam sebagai landasan sehingga apa yang menjadi kebiasaan dulu di tinggalkan dan mulai berpijak di jalan yang di ridhoi Allah SWT dengan tingkah serta prilaku yang bernafaskan islam dan mampu menerapkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Melihat perkembangan dan dinamika waktu yang telah berjalan, organisasi ini terus meningkatkan kualitasnya dengan membuat pelatihan pelatihan, pembinaaan dan penyuluhan dalam menghadapi problematika hidup khususnya dalam menanggulangi penyalahgunan narkoba, serta kursus keterampilan anggota organisasi ini. Sehingga ekistensi formuspa ini lebih mendapatkan respon dari masyarakat sehingga dalam menjalankan kegiatan atau program-programnya
selalu mendapatkan
dukungan dari masyrakat dan pemerintahan baik itu dukungan moril ataupu materil. FORMUSPA ini sangat memberikan manfaat yang positif terhadap pemuda khususnya dan umumnya masyarakat desa. Banyak perubahan yang terjadi setelah adanya forum remaja muslim pasirbuah ini. Tak hanya
44
mejadi tempat untuk menimba ilmu pengetahuan tapi forum remaja muslim ini juga menjadi jembatan seseorang untuk menjadi yang lebih baik, menjadikan
seseorang yang lebih terarah sehingga dapat lebih
bermanfaat untuk orang lain, mendidik serta menerapkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupannya. B. Visi,
misi
dan
tujuan
Forum
Remaja
Muslim
Pasirbuah
(FORMUSPA) 1. VISI Visi dari Forum Remaja Muslim Pasirbuah ( FORMUSPA ) ini adalah membentuk generasi muda yang berakhlakul karimah, mandiri, terampil, berilmu, beramal dan bertakwa. 2. MISI Sedangkan misinya adalah: a. Menanamkan Ajaran Islam kepada generasi muda dalam bidang aqidah, ibadah, akhlaq, dan muamalah yang bersumber pada Firman Allah SWT dan Sabda Rasulullah SAW. b. Meningkatkan wawasan islam para remaja agar menjadi uswatun hasanah bagi teman, keluarga dan masyarakat. c. Memperkuat kerjasama dan kekompakan di antara pengurus dan anggota agar meperkokoh ukhuwah islamiyah. d. Mencegah tersebarnya pengaruh negatif budaya asing yang mampu merusak moral generasi muda dengan cara melaksanakan pengajian rutin adan pembinaan bagi para anggota.
45
e. Membina dan menanamkan hal-hal positif kepada para anggota agar dapat menciptakan Sumber Daya Manusia Islami yang berkualitas. f. Mengembangkan
kerja
sama
dengan
berbagai
pihak
dalam
melaksanakan program kerja dan menjalin silaturahmi. g. Melakukan pengawasan ketat terhadap pengurus dan anggota agar tidak menyimpang dari ajaran islam. h. Melakukan kaderisasi atau pengkaderan terencana guna melestarikan Forum Remaja Muslim Pasirbuah ini. 3. TUJUAN Adapun tujuannya yaitu: a. Membangun dan mengembangkan pemahaman islam berdasarkan Al – Quran dan Hadits. b. Terjalinnya silaturahmi antar sesama pemuda. c. Tertanamnya jiwa social dan peduli terhadap sesamanya. d. Mampu menunjukan kekompakan dan solidaritas yang berasaskan kekeluargaan dan kebersaaan dan memupuk potensi pemuda islam. e. Meningkatkan kualitas pemuda yang kreatif, produktif, inovatif, dan berakhlakul karimah. f. Membangun sikap hidup yang berkarakter islami, menyebarkan, mengamalkan, dan membela nilai – nilai islam. g. Menciptakan tatanan hidup yang bermanfaat untuk seluaruh makhluk ciptaan Allah SWT.1
1
Arsip Dokumentasi FORMUSPA
46
C. Struktur organisasi dan pembagian tugas Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) Dalam bahasan ini penulis lampirkan susunan kepengurusan dan pembagian
tugas
kepengurusan
Forum
Remaja
Muslim
Pasirbuah
(FORMUSPA).2 1. Susunan kepengurusan organisasi Forim Remaja Muslim Pasirbuah
Pelindung
: Camat kecamatan. Majalaya Kepala desa Pasirmulya Kepala dusun Pasirbuah
Dewan Pembina
: H. Mamad Syamsuri, S.Ag
Dewan pengurus
Ketua
: Taufik Al - Firdaus
Wakil Ketua
: Juhana
Sekertaris
: Niki nurfaudji
Bendahara
: Tresna Dwi Pramanik, S.Pd
Bidang – bidang
Bidang pendidikan
: Ono Tarsono, S.pd M. Saeumbara, Amd
2
Bidang pengembangan
: Maulana Yusuf
Arsip Dokumentasi Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA
47
minat dan bakaat
Karta Wijaya Kusuma Angga Triono
Bidang peralatan
: Fikri ramdani
Dan perlengkapan
Aef Saepudin Afif abdussalam
Bidang PUBDEKDOK
: Syaipul ahri Angga aprilio Bambang Bela Nagara
Bidang humas
: Feri Nurfauzi Harits Jeje Djalani, S.Pd Ujang Cakra, S.PdI
48
3. Pembagian Tugas Kepengurusan A. Pelindung Bertangug jawab atas bedirinya forum remaja muslim ini. B. Dewan Pembina Memberikan masukan, pengarahan, dan binaan terhadap pengurus dan anggota Forum Remaja Muslim Pasirbuah ( FORMUSPA C. Dewan Pengurus 1. Ketua a. Bertanggumg jawab terhadap semua kegiatan yang di laksanakan FORMUSPA. b. Mengkoordinasikan Job Descriptions kepada masing – masing para penanggung jawab kegiatan. c.
Memberikan motivasi kepada para anggotanya
d. Memimpin pelaksanaan program. e. Mengadakan evaluasi terhadap semua kegiatan yang telah di laksanakan oleh pengurus. f. Bertanggung jawab, disiplin, dan istiqomah. 2. Wakil Ketua a. Menggantikan ketua apabila ketua berhalangan hadir. b. Membantu ketua dalam menjalankan kegiatan yang di FORMUSPA. c. Bertanggung jawab terhadap kinerja ketua dan istiqomah.3 3
Arsip Dokumentasi FORMUSPA
50
3. Sekretaris a. Mencatat
surat-surat
atau
hal
yang
penting
yang
berhubungan dengan Forum Remaja Muslim Pairbuah. b. Meyimpan data -data tentang FORMUSPA. c. Memberika pelayanan teknis administratip. d. Mebuat daptar hadir rapat/pertemuan. e. Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua. f. Mencatat dan menyusun notulen rapat/pertemuan. g. Bertanggung jawab akan kinerja ketua dan wakil ketua. h. Bertanggung jawab, disiplin dan istiqomah.4 4. Bendahara a. Bertanggung jawab atas pemasukan dan pengeluaran dana FORMUSPA. b. Mencatat semua keuangan. c. Membuat laporan keuangan ketika program kegiatan selesai. d. Menyimpan surat bukti penerimaan dan membukukan keuangan, barang, tagihan, dan surat – surat berharga. e. Bertanggung jawab, disiplin dan istiqomah.5 5. Bidang pendidikan a. Memberikan jadwal pengajaran kepada para ustadz yng bersedia. 4 5
Arsip Dokumentasi FORMUSPA Arsip Dokumentasi FORMUSPA
51
b. Membuat perlombaan yang bersifat mendidik. c. Mengadakan serta menyiapkan pengajian rutin baik mingguan atau bulanan. d. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatankegiatan di bidang ilmu atau agama. e. Bertanggung, jawab disiplin dan istiqomah.6 6.
Bidang pengembangan minat dan bakat. a. Membuat jadwal pelatihan dan kursus-kursus. b. Menyalurkan apa yang menjadi minat dan bakat para anggota. c. Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan yang bersifat mengasah kemampuan anggota. d. Bertanggung jawab, disiplin dan istiqomah.
7. Bidang peralatan dan perlengkapan a. Bertanggung jawab menyimpan perlatan dan barang-barang seperti sound system , dan alat – alat ainnya. b. Bertenggung jawab merawat dn menjaga alat-alat dan barang-barang tersebut. c. Mengelola peralatan dan perlengkapan yang ada. d. Menginventarisasi peralatan dan perlengkapan. e. Mencatat semua perlatan dan prlengkapan. f.
6
Bertanggung jawab, disiplin dan istiqomah
Arsip Dokumentasi FORMUSPA
52
8. Bidang PUBDEKDOK a. Bertanggung jawab mempublikasikan semua kegiatan Forum Remaja Muslim Pasirbuah b. Mendokumentasikan setiap jenis kegiatan atau acara FORMUSPA. c. Bertangggung jawab menyelesaikan dan melaksanakan setiap tugas yang di berikan. d. Bertanggung jawab, displin dan istiqomah.7 9. Bidang hubungan masyarakat (HUMAS) a. Mengadakan kordinasi dengan pengurus RT/RW dan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan tugas b. Penyampaia undangan c. Penghubung organisasi dengan jamaah d. Melaporkan
dan
mempertanggung
jawabkan
pelaksanaannya kepada ketua.8 D. Program kegiatan Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) Banyak kegiatan atau program – program ang sudah di buat dan direncanakan oleh Forum Remaja Muslim Pasirbuah ini yaitu : 1. Kegiatan mingguan a. Pengajian rutin setiap malam senin dengan materi ilmu Fiqih, dan ilmu tauhid.
8
Arsip Dokumentasi FORMUSPA
53
b. Kegiatan rutin malam Jumat pengajian yasin dan tahlil c. Kegiatan rutin pengajian bersama masyarakat pada hari rabu malam kamis d. Kerja bakti rutin dilakukan pada hari minggu pagi 2. Kegiatan bulanan Mengadakan kegiatan pengajian akbar gabungan dengan oraganisassi remaja yang lain baik yang ada di sekitar kecamatan ataupun di luar kecamatan yang di laksanakan pada hari rabu malam kamis di awal bulan dengan di isi ceramah agama dan yang menyampaikan adalah ustadz atau dai yang sudah ditentukan 3. Kegiatan tahunan Mengadakan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dan Peringatan Haari Besar Nasional ( PHBN) yang bkerja sama dengan masyarakat, para tokoh, dan pemerintahan, peringatan itu diantaranya: a. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yng di hadiri oleh para alimil ulama b. Perayaan peringan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. c. Perayaan tahun Baru Islam 1 Muharram dengan di isi perlombaan yang islami d. Memperingati hari sumpah pemuda e. Memperingati HUT RI pada bulan agustus 4. Mengadakan safari dakwah di sambung dengan Ziarah 5. Mengadakan acara halal bihalal sebelum dan sesudah bulan Ramadhan
54
6. Mengadakan kegiatan selama bulan suci Ramadhan dengan agenda acara sebagai berikut: a. Menyediakan makanan pembuka (tajil) dengan mengajak segenap masyrakat desa Pasirmulya b. Mengadakan pengajian selama bulan Ramadhan yang di lakukan ba’da ashar sampai menjelang berbuka puasa c. Pengajian Tafsil Al – Quran ba’da shalat subuh d. Mengadakan Sahur on the road yaitu membagikan makanan sahur untuk anak jalanan dan para musafir 7. Mengadakan pelatihan keterampilan dan kursus kepada para pemuda diantaranya yaitu kursus menjahit, ternak ikan lele, ternak ayam, sablon baju, pelatihan pidato, Qori dan kaligrafi. 8. Mengadakan pembinaan serta penyuluhan kepada seluruh masyarakat khusnya para pemuda tentang problematika kehidupan salah satunya penyalahgunaan narkoba yang bekerja sama dengan BNN kabupaten dan Kapolres Karawang 9. Mengadakan bakti sosial, santunan anak yatim dan membantu msyrakat yang membutuhkan9 Selain itu juga ada program-program dari Forum Remaja Muslim Pasirbuah diantaranya: 1. Library Car / mobil pepustakaan.
9
Arsip dokumentasi FORMUSPA
55
Pada program ini pengurus membuat satu perpustakaan bukan di dalam gedung tetapi di dalam mobil yang mana library car ini berkeliling dari satu sekolah ke sekolah lain atau dari kmpung ke kampong lain dan adapun buku -bukunya yaitu berasal dari sumbangan pemerintah dan buku-buku bekas yang dikumpulkan oleh pengurus. 2. ABATA ( ANAK BANGSA TANPA NARKOBA ) Program
yang di buat untuk menaggulangi, membina serta
mengembangkan potensi korban penyalahgunaan narkoba dan mencegah masuknya narkoba. Dengan cara membuat kegiatan dam pelatihan serta pengobatan sehingga para korban penyalahgunaan narkoba ini disibukan dengan hal – hal yang positip. Selain kegiatan dan program yang telah di sebutkan diatas, FORMUSPA juga saat ini sedang membangun sanggar kreativitas anak bangsa dan membangun rumah sehat yang di bangun sebagai tempat rehabilitasi
untuk korban penyalahgunaan narkoba khususnya untuk
masyarakat yang ada di desa pasirmulya Kec. Majalaya, Kabupaten. Karawang.10
10
Wawan cara dengan ketua FORMUSPA Ust. Taufil Al – Firdaus, 26 Mei 2015
56
BAB IV ANALISIS STRATEGI
A. Strategi Dakwah Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) dalam Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba Dalam penilitian ini penulis menggunakan teori strategi Fred R David yang menyatakan bahwa dalam proses strategi ada beberapa tahapan-tahapan yaitu formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. 1. Formulasi strategi dakwah FORMUSPA Dari
hasil
penelitian
yang
dilakukan
penulis,
FORMUSPA
merumuskan strategi itu dengan memfokuskan objek dakwah pada kalangan remaja dan membuat strategi alternatif yaitu dengan melalui pendekatan adapun pendekatannya itu sebagai berikut: a.
Pendekatan agama (religius) Melalui pendekatan ini, mereka yang masih bersih dari dunia narkoba
ataupun yang sudah menjadi narkoba, senantiasa di tanamkan ajaran agama dengan pengajian-pengajian dan bimbingan-bimbingan rohani yang dapat menyentuh dan menyadarkan mereka akan kerugian yang di timbulkan dari penyalahgunaan nnarkoba tersebut baik kerugian di dunia atau pun kerugian di akhirat. Dengan pendekatan ini di harapkan agar mereka menyadari bahwa
57
agama tidak menghendaki pemeluknya untuk merusak dirinya, masa depannya, serta kehidupannya. Dengan jala demikian, diharapkan ajaran agama yang pernah tertanam dalam benak mereka mampu menggugah jiwa mereka untuk kembali kejalan yang benar. b. Pendekatan psikologis. Dengan pendekatan ini, mereka yang belum terjeramah kenikmatan semu narkoba, diberikan diberikan nasihat dari hati ke hati oleh orang-orang yang dekat dengannya, sesuai dengan karakter kepribadian mereka. Langkah persuasif melalui pendekatan psikologis ini diharapkan mampu menanamkan kesadaran dari dalam hati mereka untuk menjuhi narkoba. Sedangkan bagi mereka yang telah larut dalam kehidupan gelap narkoba, melalui pendekatan ini dapat di ketahui, apakah mereka masuk dalam kategori pribadi yang terbuka, tertutup, atau sensitive. Dengan mengetahui latar belakang kepribadian mereka,maka penekatan ini dai harapkan mampu mengembalikan mereka pada kehidupan nyata, menyusun kembali kepingan perjalanan hidup yang sebelumnya tidak terarah, sehingga khidupannya menjadi lebih baik dan terarah c. Pendekatan sosial Baik bagi meraka yang belum ataupun ataupun yang sudah masuk dalam sisi kelam narkoba, melalui pendekatan ini disadarkan bahwa mereka
58
merupakan bagian penting dalam keluarga dan lingkungannya, dengan terus memberikan perhatian di dorong smua yang menjadi mint daan bakat mereka dan terus melibatkan mereka dalan kegiatan sosial kemasyarakatan. Dengan penanaman sikap seperti ini, maka mereka merasa bahwa kehadiran mereka di tengah keluarga dan masyarakat memiliki arti penting. Taufik Al – firdaus selaku ketua FORMUSPA ketika di wawancarai mengatakan: “Dengan beberapa pendekatan diatas, diharapkan mampu menggerakan hati khususnya para remaja dan generasi muda yang masih suci dari kelamnya dunia narkoba dan umunya masyarakat yang memang menggunakan narkoba untuk tidak larut dalam trend atau gaya pergaulan yang menyesatkan. Dan bagi mereka yang sudah terjebur dalam kubangan dunia narkoba, melalui pendekatan tersebut, diharapkan dapat kembali sadar akan arti penting kehidupan ini, yang amat sayang jika digadaikan dengan kesenangan yang hanya sementara dan menghancurkan”.1 2.
Implementasi
strategi
dakwah
FORMUSPA
dalam
menanggulangi
penyalahgunaan narkoba. a. Membentuk struktur organisasi Struktur organisasi adalah suatu susunan yang ada pada sebuah organisasi dalam menjalankan operasional untuk mencapai sebuah tujuan. FORMUSPA menyusun struktur organisasi yang didalamnya terdapat pembagian kerja agar masing-masing pengurus mempunyai sebuah tugas dan tanggung jawab sesuai dengan tugas -tugasnya yang telah di tentukan yag
1
Taufik Al – Firdaus, ketua FORMUSPA, wawancara pribadi pada tanggal 20 Mei 2015, jam 19.30 WIB
59
dapat membantu berjalannya roda organisasi ini. Dalam struktur tersebut melibatkan para remaja agar mereka berperan aktif dalam organisasi. b. Membuat program-program Sejak
pertama
berdiri
dan
terbentuknya
struktur
organisasi,
FORMUSPA membuat program-program yang dibuat untuk memberdayakan para remaja yang ada sekitar desa tersebut. Dari salah satu programnya adalah menanggulangi,
membina
serta
mengembangkan
potensi
korban
penyalahgunaan narkoba. Program ini dinamakan dengan nama ABATA (Anak Bangsa Tanpa Narkoba). Program ABATA ini di buat sebagai upaya menyelamatkan generasi muda dari bahaya penyalagunaan narkoba dan untuk memberdayakan serta mengembangkan potensi korban penyalahgunaan narkoba yaitu dengan mengasah dan menyalurkan minat dan bakat mereka. Mengasah kterampilan dan menyibukan waktunya sehingga apa yang menjadi kebiasan menggunajan naroba dapat di hilangkan. Selain program tersebut formuspa ini sedang membangun rumah rehabilitasi bagi para remaja
dan masyarakat yang
menjadi pecandu narkoba di desa tersebut. Pada program ini FORMUSPA melakukan upaya-upaya
dengan
membuat 5 upaya dalam menanggulngi penyalahgunaan narkoba. Diantara 5 upaya itu adalah
60
1) Pembinaan Ditujukan kepada masyarakat yang belum menggunakan narkoba. Prinsipnya meningkatkan peranan atau kegiatan agar mereka sadar sehingga tidak pernah berpikir untuk memperoleh kebhagiaan semu dengan mengkonsumsi narkoba. 2) Program pencegahan Dalam program ini formuspa secara bersama terus mengkampanyekan anti penyalahgunaan narkoba dan serta memberikan pengetahuanpengetahuan tentang bahaya dari sebuah narkoba. Dalam hal ini berkoordinasi dengan para orang tua agar terus mengawasi anak -anak nya dari peredaran narkoba. 3)
Pengobatan Di tujukan kepada anggota pengguna narkoba. Tujuannya dalah untuk mengobati ketergantungan dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan pemakaian narkoba. Dalam hal ini bekerjasama dengan pemeintahan dan BNN. 4) Rehabilitasi Upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah menjalani program pengobatan. Dengan diberikan motivasi-motivasi yang membangun. 5) Penindakan
61
Yaitu proses penindakan terhadap produsen, Bandar, pngedar dan pemakai, sesuai dengan hukum yang berlaku. Hal ini dilakukan tak hanya oleh formuspa saja tetapi semua pihak-pihak bersatu untuk mencegah dan menindak langsung perdaran narkoba. c. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Formuspa merupakan organisasi sosial yang bergerak dalam bidang keagamaan yang bentuk pendidiknnya itu berupa pengajian yang di selenggarakan secara berkala dan teratur dan di ikuti oleh para jamaah yang cukup banyak dari kalangan anak – anak muda yang bertujuan untuk membina dan menumbuhkan nilai-nilai Islamiyah serta memciptakan generasi muda yang berakhlak baik dan bertaqwa kepada Allah SWT. Dalam memberdayakan para remaja, formuspa membuat pelatihanpelatihan atau kursus-kursus yang bertujuan agara setiap masyarkat khususnya para pemuda agar mempunyai keterampilan sehingga bisa di terapkan dalam kehidupannya. Pelatihan atau kursus yang di adakan formuspa ini tak hanya untuk remaja saja tetapi untuk masyarakat setempat. Dengan adanya pelatihan ini di harapkan mampu menjadi solusi dalam membantu perekonomian masyarakat yang ada di desa tersebut khususnya para remaja agara jumlah pengangguran di desa tersebut dapat berkurang, sehingga mereka dapat memfokuskan diri hanya pada pekerjaannya.
62
Pelatihan atau kursus yang di adakan oleh formuspa ini adalah pelatihan menjahit, kursus otomotif, pelatihan computer, pelatihan photograpi, pelatihan bercocok tanam, pelatihan ternak yaitu ternak ikan air tawar, ternak lele, dan ternak ayam. Serta membuat industri – industry rumahan seperti tas, sandal dan sparepart motor. d. Membentuk budaya kebersaman Formuspa menerapkan dan selalu mengajarkan tentang kebersamaan dan gotong royonng, menanamkan jiwa yang ramah, sopan santun dan menghargai kepada siapapun, sehingga dalam kegiatan apapun selalu di kerjakan secara bersama-sama. Semangat kebersamaan yang di bangun oleh formuspa ini menjadi sebuah prinsip hidup yang dapat meleburkan seluruh perbedaan sehingga dalam sosial mereka juga di kenal dengan adanya prinsip kemandirian. Yang akhrnya dapat menselarakan antara remaja dan orang tua sehingga nuansa kekeluargaan begitu sangat hangat di rasakan. 3. Evaluasi stategi dakwah FORMUSPA Setelah melakukan perumusan dan pengimplementasian dari strategi maka akhir daari tahapan-tahapan strategi itu adalah evaluasi strategi. Salah satu input yang diperlukan dalam proses evaluasi adalah tentang
63
perkembangan
organisasi
yang
menyangkut
kegiatan-kegiatan
yang
dilaksanakan. Proses evaluasi yang dilakukan formuspa ini meliputi sumberdaya manusia, tentang berajalan atau tidaknya suatu progam yang telah dibuat, menyentuh hati para jamaah atau tidak dalam dakwah yang di lakukan formuspa dan sebarapa besar pengaruh atas program yang dibuat khususnya dalam penyalahgunaan narkoba ini. Dalam hal ini FORMUSPA mengatakan bahwa semua program yang dibuat semuanya berjan dengan baik dan tidak ada program yang tidak berjalan. yang terkahir adalah mengevaluasi kinerja dari masing-masing penanggung jawab dari setiap bidang serta memperbaiki mekanisme kerjanya. B. Faktor pendukung kegiatan dakwah FORMUSPA dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba Adapun faktor pendukung kegiatan dakwah formuspa dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba adalah sebagai berikut: a.
Keterbukan formuspa dalam menjalankan kegiatan Keterbukaan yang di maksudkan disini adalah memberikan kesempatan kepada orang lain diluar struktur organisasi yang ada untuk ikut membantu dalam proses kegiatan yang dilakukan formuspa. Menerima saran dan kritikan dari orang lain.
64
b.
Dukungan dari masyarakat sekitar dan dari pemerintahan. Dukungan ini sangat mendorong kemajuan dalam proses perkembangan formuspa ini, dukungan ini berbentuk moril dan materil.
c.
Semangat dakwah yang kuat dari semua pengurus formuspa.
d.
Kebersamaan yang yang selalu ditanamkan dalam formuspa.
65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan tentang strategi dakwah
Forum
Remaja
Muslim
Pasirbuah
(FORMUSPA)
dalam
menanggulangi penyaahgunaan narkoba dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut. Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA) dalam melakukan strateginya dengan menggunakan strategi alternatif yaitu
dengan melalui
pendekatan-pendekatan yang memfokuskan objeknya pada kalangan remaja, pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan religious (agama), pendekatan psikologis dan pendekatan sosial. Dalam pengimplementasiannya FORMUSPA membuat suatu struktur organisasi, membuat program-program salah satunya program yang dibuat khusus dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba program ini dinamakan dengan program ABATA (Anak Bangsa Tanpa Narkoba) dan pelatihan-pelatihan serta menanamkan budaya kebersmaan terhadap anggota.
66
Tahap akhir adalah proses pengevaluasian dimana FORMUSPA mengevaluasi kekurangan baik pada pengurus ataupun pada program-program yang sudah terlaksana. Faktor pendukung kegiatan FORMUSPA dalam menanggulangi penyalahgunaan
narkoba
adalah
keterbukaan
FORMUSPA
dalam
menjalankan kegiatan, dukugan dari para orangtua, masyarakat, dan pemerintahan, semangat dakwah yang kuat dari para pengurus FORMUSPA dan terkhir kebersamaan yang selalu tertanam dalam FORMUSPA. 1.
Saran Pada kesempatan kali ini peneliti menyampaikan saran atau masukan yang mudah -mudahan dapat menjadi tambaham kebaikan bagi keberlangsungan Forum Remaja Muslim Pasirbuah (FORMUSPA). 1. Sehebat apapun strategi yang dilakukan, jika tidak dilaksanakan dengan sungguh – sungguh, maka hasilnya pun akan sia – sia. Untuk itu di perlukan kerjasama antar semua golongan baik dari masyarakat atapun dari pihak pemerintahan. Agar tujuan untuk menanggulangi penyalahgunaan narkoba dapat terwujud. 2. Dalam merencanakan strategi harus diupayakan lebih sistematis lagi agar apa yang mennjadi tujuan tepat pada sasaranya. 3. Jangan pernah bosan ataupun merasa lelah dalam menjalankan aktivitas dakwah terus buat inovasi baru dalam berdakwah khususnya berdakwah
67
dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba yang dapat menghancurkan masa depan anak bangsa. 4. Terus melakukan evaluasi kerja dan terus membuat program – program yang membangun tentunya dengan terus berkoordinasi dengan pihak – pihak yang terkait dalam hal ini seperti tokoh masyarakat, pihak pemerintahan, kepolisiaan dan BNN. 5. Tanpa adanya kebersamaan semua takan pernah terwujud. Untuk itu jalin terus hubungan kekeluargaan dengan terus tamankan jiwa kebersamaan dengan jiwa solidaritas yang tinggi tanpa pandang bulu, tanpa membedabedakan dari mana atau sipapun dia.
68
DAPTAR PUSTAKA Aripudin Acep, DKK, Dakwah Damai Pengantar Dakwah Budaya, (Bandung: PT Remaja Rosada karya, 2007) Aziz Abdul, Moch. Ilmu dakwah, ( Jakarta: Prenada Media: Jakarta, 2004) Arsip Dokumentasi FORMUSPA Darwin dkk. Jurnal Data Pencegahan Dan Pemberantasan Dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) tahun 2011,(BNN:2012) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997) David, Fred. Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002) Fauji, Syaban. Perkembangan Mental Pengguna Narkoba, (Bandung: AlBasyariah Press, 2013) Fahrudin, Yusuf. Dampak Penyalahgunaan Narkoba, ( Surabaya: Bhakti Jaya, 1998) Ghazali, Bachri, M. Dakwah Komunikasi, (Surabaya: Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Hasan, Qusaini. Gang Madat, Majalah Sinar BNN, edisi 4-2011 Hawari, Dadang. Konsep Agama (Islam) menanggulangi NAZA. (Jakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yas. 2004). ……….............. Al – Quran:Ilmu Kedokteran Jiwa Dan Kesehatan Jiwa. (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa. 1997) Hasanuddin, H. Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu jaya,1996) Ismail, Ilyas, A. Pradigma Dakwah Sayyid Qutub Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, ( Jakarta: Penerbit Madani, 2006 )
Kadarman, M.A. Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT. Prenhalindo) Meleong, Lexy, J. Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosadakarya Offset, juli 2007) Maarif, Ridha. Narkotika Bahaya, dan Penyalahgunaannya. (Jakarta: Kharisma Indonesia, 1986) Nasution, Zulkarnaen. Kompilasi Peraturan Perundang – undangan Tentang Narkoba Yogyakarta: Al – amin press dan IKFA 1996) Nazir M. Metode Penelitian, (Jakarta : Galia Indonesia 1998) Muttaqien, Zaenal. Apa Itu Narkoba ?,(Bandung: Al-Basyariah Press, 2009) Purnomo, Hari, Setiawan dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999) Rahmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis Statistik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002) Sunarno, Narkoba Bahaya dan Upaya Pencegahannya, (Semarang: PT. Bengawan Ilmu2007) Syukir, Asmuni. Dasar – dasar Strategi dakwah.( Surabaya: Al- Ikhlas,1983 ) Sardar, Zainuddin. Tantangan Dunia Islam Abad 21, terjemahan A,E Priyono danI lyas Hasan, (Bandung: Mizan, 1996) Sabili: Majalah Islam, volume 16, masalah 15 – 18 , ( Bina Media Sabili, 2009 ) S.S, Winanto buku A2DN (Ada Apa Dengan Narkoba), (Semarang: Aneka Ilmu, TT) Sunarso, Siswanto. Politik Hukum Dalam Undang – Undang Narkotika, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012 ) Usman, Syarif. Pembngunan Indonesia dan Pembangunan Dalam Islam, (Jakarta: Firma Jakarta, 1998)
Uchayana, Onong. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1992)
WAWANCARA
WAWANCARA