Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama Embriani BBPPTP Surabaya Pendahuluan Adanya suatu hewan dalam suatu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara ekonomis maka dalam pengertian ini belum termasuk hama. Namun demikian potensi mereka sebagai hama nantinya perlu dimonitor dalam suatu kegiatan yang disebut pemantauan (monitoring). Secara garis besar hewan yang dapat menjadi hama dapat dari jenis serangga, tungau, tikus, burung, atau mamalia besar. Mungkin di suatu daerah hewan tersebut menjadi hama, namun di daerah lain belum tentu menjadi hama. Pengertian hama berkaitan dengan kegiatan budidaya tanaman adalah semua hewan yang merusak tanaman atau hasilnya dimana aktivitas hidupnya ini dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis. Terdapat dua konsep berbeda terkait serangga dan hama, yaitu serangga hama dan hama serangga. Serangga hama merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut serangga-serangga yang berpotensi sebagai hama. Serangga-serangga ini memiliki aktivitas yang berpotensi untuk menimbulkan kerugian dalam suatu agroekosistem, baik karena aktivitasnya merusak secara langsung misalnya serangga herbivor ataupun secara tidak langsung misalnya serangga vektor penyakit. Sementara hama serangga adalah istilah yang digunakan untuk populasi serangga yang telah menjadi hama dalam suatu agroekosistem. Keberadaan populasi serangga ini dianggap telah menimbulkan kerugian dalam agroekosistem. Jadi dapat dikatakan bahwa hama serangga adalah serangga-serangga hama yang populasinya terlalu besar sehingga menimbulkan kerugian. Berdasarkan statusnya hama (dalam http://detiktani.blogspot.com) dibedakan antara lain : 1. Hama potensial adalah semua organisme yang berpotensi menimbulkan kerugian pada manusia. Pada saat organisme tersebut berstatus sebagai hama potensial perkembangan populasinya terhalangi oleh kondisi lingkungan (fisik dan biotik). Apabila kondisi lingkungan tersebut menunjang perkembangan populasi organisme tersebut, maka mungkin saja diantaranya akan berubah status menjadi hama utama (key pest).
2. Hama utama (key pest) yaitu hama yang selalu ada dan menyebabkan kerugian secara ekonomi dengan persentase yang lebih bersar daripada hama lainnya. 3. Hama tidak penting (minor pest), adalah hama yang menyerang tanaman, tetapi hanya sedikit sekali menyebabkan kerugian secara ekonomi. Hama ini timbulnya pun hanya sewaktu-waktu, maka disebut juga hama sewaktu-waktu (occasional pest). 4. Hama reguler (reguler pest) adalah bila suatu spesies hama selalu timbul, misalnya hama tikus pada tanaman kelapa sawit, sebab hama ini selalu timbul di mana saja dan menyebabkan kerugian secara ekonomi, meskipun intensitas dan luas serangannya bervariasi antar musim. 5. Hama endemik (endemic pest) adalah hama yang selalu timbul di tempat atau daerah tertentu, sedangkan di daerah lain jarang terjadi, Salah satunya adalah ulat grayak yang mempunyai nama ilmiah Spodoptera litura Fabricus (Lepidoptera; Noctuidae). Serangan hama ini merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan produksi dan mutu tembakau. Hama ini sering mengakibatkan penurunan produktivitas bahkan kegagalan panen karena menyebabkan daun dan buah sayuran menjadi sobek, terpotong-potong dan berlubang. Bila tidak segera diatasi maka daun atau buah tanaman di areal pertanian akan habis.
Biologi Spodoptera litura. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lepidoptera
Famili
: Noctuidae
Subfamili
: Amphipyrinae
Genus
: Spodoptera
Species
: Spodoptera litura F.
Instar pertama tubuh larva berwarna hijau kuning, panjang 2,00 sampai 2,74 mm dan tubuh berbulu-bulu halus, kepala berwarna hitam dengan lebar 0,2-0,3 mm. Instar kedua, tubuh berwarna hijau dengan panjang 3,75-10,00 mm, bulu-bulunya tidak terlihat lagi dan pada ruas abdomen pertama terdapat garis hitam meningkat pada bagian dorsal terdapat garis putih memanjang dari toraks hingga ujung abdomen, pada toraks terdapat
empat buah titik yang berbaris dua-dua. Larva instar ketiga memiliki panjang tubuh 8,0 – 15,0 mm dengan lebar kepala 0,5 – 0,6 mm. Pada bagian kiri dan kanan abdomen terdapat garis zig-zag berwarna putih dan bulatan hitam sepanjang tubuh. Instar keempat , kelima dan keenam agak sulit dibedakan. Untuk panjang tubuh instar ke empat 13-20 mm, instar kelima 25-35 mm dan instar ke enam 35-50 mm. Mulai instar keempat warna bervariasi yaitu hitam, hijau, keputihan, hijau kekuningan atau hijau keunguan.Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatcoklatan.Ulat berkepompong dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon) berwarna coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,6 cm. Imago berupa ngengat dengan warna hitam kecoklatan. Pada sayap depan ditemukan spot-spot berwarna hitam dengan strip-strip putih dan kuning. Sayap belakang berwarna putih. Spodoptera litura merupakan salah satu serangga hama penting yang sangat polifag. Serangga ini merusak pada stadia larva, yaitu memakan daun, sehingga menjadi berlubang-lubang. Biasanya dalam jumlah besar ulat grayak bersama-sama pindah dari tanaman yang telah habis dimakan daunnya ke tanaman lainnya (Pracaya, 2005). Seekor ngengat betina dapat meletakkan 2000-3000 telur.Ulat berkepompong dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon), berwarna coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,6 cm. Siklus hidup berkisar antara 30-60 hari (lama stadium telur 2-4 hari, larva yang terdiri dari 5 instar : 20-46 hari, pupa : 8-11 hari). GEJALA SERANGAN Larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas/transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja dan ulat yang besar memakan tulang daun dan buahnya. Gejala serangan pada daun rusak tidak beraturan, bahkan kadang-kadang hama ini juga memakan tunas dan bunga. Pada serangan berat menyebabkan gundulnya daun. Ulat grayak muda menyerang daun sehingga bagian daun yang tertinggal hanya epidermis atas dan tulang-tulangnya saja. Ulat tua juga merusak tulang-tulang daun sehingga tampak lubang-lubang bekas gigitan pada daun. Di samping memakan daun, ulat juga memakan polong muda. Ulat grayak memiliki kemampuan makan besar, Selama periode ulat instar VI yang berlangsung selama 2,5 hari, ulat dengan kemampuan makan sebesar 184 cm2/ekor mampu menghabiskan satu tanaman stadium V2 yang berumur 15 HST (Arifin, 1991).
Serangan parah terjadi pada musim kemarau, pada saat kelembaban udara ratarata 70% dan suhu udara18-23%. Pada saat cuaca demikian, ngengat akan terangsang untuk berbiak serta prosentase penetasan telur sangat tinggi, sehingga populasinya menjadi sangat tinggi dan tingkat serangannya jauh melampaui ambang ekonomi. Kerusakan daun yang diakibatkan larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas, transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. TEKNIK PENGENDALIAN Larva yang masih muda merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas (transparan) dan tinggal tulang-tulang daun saja dan ulat yang besar memakan tulang daun dan buahnya. Gejala serangan pada daun rusak tidak beraturan, bahkan kadang-kadang hama ini juga memakan tunas dan bunga. Pada serangan berat menyebabkan gundulnya daun. Serangan berat umumnya terjadi pada musim kemarau. Ulat Garayak (Spodoptera litura) merupakan salah satu serangga hama penting yang sangat polifag. Salah satu jenis hama terpenting yang menyerang tanaman palawija dan sayuran di Indonesia (Prabowo, T, 2002). Sesuai dengan kebiasaan ulat grayak yang aktif pada malam hari, pada siang hari biasanya bersembunyi di bawah rerumputan di bawah daun bahkan dibawah mulsa atau di rongga-rongga tanah yang terlindung dari sinar matahari. Lebih efektifnya pengendalian dilakukan saat hari mulai gelap atau malam. Hingga saat ini pengendalian hama Spodoptera litura sangat sulit dikarenakan penyebarannya yang sangat luas (Soekarna, 1985). Pengendalian yang dilakukan antara lain : a. Kultur Teknis •
Sanitasi lahan dari gulma,
•
Pengolahan tanah yang intensif
b. Fisik/Mekanik 1. Mengumpulkan kelompok telur, larva, pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian memusnahkannya. Pengambilan kelompok telur jangan sampai terlambat, sebab larva yang sudah besar bersembunyi di tempat-tempat terlindung atau dalam mulsa.
2. Penggunaan perangkap lampu atau feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang ditengah pertanaman sejak tanaman berumur 2 minggu dengan ketinggian ± 50 cm (diatas tajuk tanaman). http://pengenalanhama.blogspot.com/2013/07 c. Menurut (Kurnia et al), 2002 Agen hayati yang berperan penting sebagai pengendali hama secara alamiah adalah Nucleopolyhedrovirus (NPV) yang merupakan agensi hayati ulat grayak. Virus memiliki sifat yang menguntungkan antara lain: 1. memiliki inang spesifik dalam genus/famili yang sama, sehingga aman terhadap organisme bukan sasaran, 2. tidak mempengaruhi parasitoid, predator dan serangga berguna lainnya 3. dapat mengatasi masalah resistensi ulat grayak terhadap insektisida kimia, 4. kompatibel dengan insektisida kimiawi yang tidak bersifat basa kuat, d. Pestisida nabati, dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), dan pembunuh.
KESIMPULAN
Serangan hama merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan produksi dan mutu
tanaman.
Penurunan
produktivitas
bahkan
kegagalan
panen
karena
menyebabkan daun dan buah sayuran menjadi sobek, terpotong-potong dan berlubang.
Strategi yang tepat dalam mengendalikan serangga hama.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. 1991. Bioekologi, serangan dan pengendalian hama pemakan daun kedelai. Lokakarya Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Kedelai. Malang, 8-11 Agustus 1991. Kalshoven, L.G.E. 1981. Pest of Crop in Indonesian. Di dalam Van der daan, D.A. (ed). Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve. Kurnia, N.T., Anggraeni & Laksanawati, A. 2002. Respon S.litura F. terhadap infeksi SINPV. Prosiding Seminar Nasional Biologi XVI. Bandung, 25-26 Juli 2002. Diakses 28 Maret 2014 Prabowo.T, 2002. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara Jakarta. Pracaya. 2005. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta. Soekarna, D. 1985. Ulat Grayak dan Pengendaliannya. Pertanian 4: 65-70. http://pengenalanhama.blogspot.com/2013/07 Diakses 2 Mei 2014 http://detiktani.blogspot.com/2013/06/pengertian-dan-penggolongan-hama.html Diakses 2 Mei 2014