STATUS TERAKHIR TINDAKAN TERHADAP KONT AMINASI INTERNA Zubaidah Alatas dan Siti Nurhayati Puslitbang Keselamatan radiasi clan Biomedika NukIir -BAT AN
ABSTRAK STATUS TERAKHIR TINDAKAN TERHADAP KONTAMINASI INTERNA. Kontaminasi internal dapat teljadi ketika bahan radioaktif tersebar di lingkungan. Setelahmasukan zat radioaktif, organ clan jaringan tubuh akan secara kontinu terpajan radiasi sampai kontaminan tersebut diekskresikan terutama melalui feses dan urin atau menjadi isotop stabil melalui proses peluruhan. Teknik dekontaminasi radionuklida adalah suatu metoda pembersihan atau pengeluaran radionuklida daTi tubuh sebanyak mungkin secara cepat clan tepat sebagai usaha untuk memperkecil efek biologik yang ditimbulkan. Beberapa radionuklida yang paling umum yang terlibat dalam kontaminasi interna dijelaskan pada tulisan ini disertai dengan kasus yang pernah teljadi. Dibahas pula perkembangan terakhir dalam manajemen kontaminasi internal. Diharapkan dapat bermanfaat untuk pengambilan keputusan daIam mnajemen kasus kontaminasi interna.
ABSTRACT RECENT STATUS ON THE TREATMENT OF INTERNAL CONTAMINATION. Internatcontamination can occur any time radioactive materials are free to spread in an environment. After the intake of radioactive materials, organs and tissues in the body will be continuously irradiated until the contaminants being excreted mainly through feces and urine or turn into stable isotopes through decay process. Radionuclide decontamination technique is a clearance or elimination method of radionuclides from the body as much as possible, rapidly and precisely in order to reduce the deleterious effects of radiation that may occur. The most common radionuclides involved in internal contamination are discussed in this paper along with selected case histories. Also, recent developments in the management of internal contamination are discussed. . Hopefully, it will give some idea of the decision-making process involved in the maI1agementof internal contamination cases.
I. PENDAHULUAN
apabila bahan radionuklida
Manusia berisiko kapan saja ter-
masuk ke
dalam tubuh melalui jalur inhalasi, ingesi
hadap pajanan radiasi intema melalui
atau kulit.
mekanisme kontaminasi radionuklida yang
yang terkontaminasi eksterna dapat pula
ada di
terkontarninasi interna. Semua zat radio-
manusia
aktif yang masuk ke dalam tubuh disebut
maupun intema dengan bahaya clan efek
sebagai pemancar intema
Radioaktif
yang ditimbulkan beraneka ragam. Konta-
tersebut
secara
meradiasi
minasi ekstema terjadi apabila radionukli-
jaringan
tubuh
da menempel pada bagian luar tubuh,
terutama melalui feses clan urin atau
sedangkan
kontarninasi
intema
terjadi
Dengan demikian individu
kontinyu
sampat diekskresikan
menjadi isotop stabil melalui proses
Prosiding
Presentasi
limiah
~'"
Keseiamatan
Radiasi
JIOteJ Kartika
Chandra.
dun Lingkungan
X
14 Vesember~
peluruhan. Radionuklida akan dimetabolis-
yang dapat digunakan untuk pengam-
me dalam tubuh sesuai dengan gnat kimia
bilan keputusanmanajemenkasuskonta-
dan gnatfisikanya [1].
minasi interna.
Kontaminasi intema
dapat terjadi
secara akut maupun kronis, langsung maupun tidak langsung yaitu melalui beberapa perantara Facia jalur Tahapan
II. POLA DISTRIBUSI RADIONUKLIDA DALAM TUBUH
masuk (pathway).
berlangsungnya
Distribusi
kontaminasi
interna adalah (1) masuk tubuh melalui jalan masuk, (2) penyerapan ke dalam
radionuklida
dalam
tubuh antara lain bergantung pada jalur masuk ke dalam tubuh. Bahan radioaktif
darah atau callan getah belling, (3) distri-
dapat masuk saluran pencernaan melalui
busi ke seluruh tubuh dan akumulasi pada
penelanan
organ sasaran, clan (4) pengeluaran melalui
berpindah dari saluran pernapasan ke
urjn, feses atau keringat. Prosedur utama
kerongkongan melalui mekanisme siliari
dalam penanganan kontaminasi adalah de-
bronkhus. Tempat absorbsi utama dalam
kontaminasi radionuklida yang merupakan metode pengeluaran
radionuklida
tubuh sebanyak mungkin
daTi
dengan cepat
untuk memperkecil efek biologik yang akan timbul. Setelah masukan bahan tadioaktif, perkiraan dosis, determinasi toksisitas, clan
metode tindakan sangatbergantung pada berbagai faktor, nuklida
clan
seperti identitas radiokarakteristik
fisik
clan
kimianya [1]
Beberaparadionuklida yang paling umum terlibat dalam kasus kontamfnasi
atau melalui inhalasi, yaitu
saluran pencemaan adalah usus halus. Radionuklida yang sudah masuk tubuh selanjutnya
akan berdifusi ke dalam
callan ekstraseluler. Setelah mengalarni proses yang kompleks, radionuklida akan terdistribusi ke seluruh bagian tubuh yang sebagian akan mengendap dalam satu atau lebih organ atau jaringan target dan sebagian akan dikeluarkan secara alamiah daTi tubuh melalui urin, feses clan keringat, ditunjukkan pada Gambar 1
[1,2]
intema akan dijelaskan pada tulisan ini
--Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nukllr-Badan-
Tenaga Nuklir
Nasional
308
v Feses
Radionuklida yang masuk ke salu-
deposisi terjadi Facia bronkhus yang
ran pemapasan berupa gas, cairan atau
akan dilepaskan secaraalamiah. Gerakan
partikel aerosol. Risiko kontarninasi me-
siliari memindahkan partikel kekerong-
lalui saluran pernapasan 3 kali lebih besar
kongan clan kemudian tertelan ke salur-
karena paru langsung menerima pajanan
an pencernaan.
Contoh radionuklida
tarot dengan ukuran
yang bersifat mudah larut clan masuk
partikel < 5 pm, dapat di translokasi ke
melalui inhalasi adalah 1311,9OSr clan
radiasi
Bahan
darah kemudian ke organ target. Bahan tak larut dengan ukuran partikel kecil, terdeposisi pada parenkhim pam. Bahan tak larut dengan ukuran partikel besar,
309
Prosiding
Presentasi
llmiah
Keselamatan
Radiasi
lIOteJ Kartika
dan Lingkungan
Chandra, .14 Vesember
X
~O04
Gambar 2. Distribusi beberapa radionuklida dalam organ tubuh [4]
III. TINDAKAN TERHADAP KONT AMINAS I INTERNA
bangan teknik tindakan meliputi mere-
III.1. Tindakan umum
an pencemaan, memblok pengambilan
Hal renting
yang harus dilakukan
oleh organ target, pengenceran, merubah
dalam penanganan medis adalah pemilihan
sifat kimia material dan menggunakan
teknik dekontaminasi clan obat yang sesuai
teknik khelat. Metoda dekontarninasi
terhadap kontaminan, yang paling efektif
interna
jika dilakukan segera setelah masuknya
berikut
radionuklida
Puslitbang
duksi penyerapan isotop ke dalam salur-
iru
dapat diuraikan sebagai
ke dalam tubuh. Pertim.
Keselamatan-Radiasi
dan -Biomedikii Nuklir-Badan
Tenaga Nuklir
Nasional
31{)
[1,5]. 3-10
111.1.1.Pembersihan salur In pencernaan Pencucian perot
memperpendek
dalam
tubuh lebih dari 50%. Teknik
pengenceran -dapat pula sebagai terapi
waktu tinggal dalam saluran pencemaan, penggantian, dimana unsur non radioaktif sehingga menurunkan
penyerapan dan
dengan nomor atom berbeda digunakan
pajanan radiasi pada diridirig usus clan
untuk bersaing dengan radionuklida itu.
jaringan terdekat. Pengosonganlambung
Seperti penggunaan kalsium atau phospat
dapat dilakukan dengan nasogastric tube
untuk bersaing dengan radiostronsium,
bila jumlah materi radioaktif relatif besar
clan iodin
stabil dengan radiotechnisium
atau dengan obat muntah [1,5].
111.1.2. Senyawa Pemblok
111.1.4. SenyawaPembentuk Chelat (ChelatingAgent)
(Blocking Agent) Senyawa yang mudah diserap ini
Senyawa ini digunakan secara rutin
membuatjenuh materi radioaktif sehingga
dalam tindakan medis terhadap logarn
menurunkan jumlah radionuklida
berat
yang
beracun
clan
baharl
radioaktif.
diserap. Sebagai contoh, masuknya radio.
Senyawa kompleks yang terbentuk iodin dimana keseimbangan antara 1311 ilikeluarkan melalui urin, dengan dengan cairan tubuh tercapai dalam 30 dernikian ginjal menjadi organ target yang menit clan hampir 30% masuk ke dalam
menerima pajanan radiasi dengan
tiroid. Pemberian iodin stabil yang berupa
cukup tinggi. Senyawa pembentuk chelat
tablet KI dapat menurunkan penyerapan
tidak dapat digunakan untuk
sekitar 90% dan 50% aleh tiraid jika
karena ginjal adalah organ target uranium
masing-masing diberikan < 2 jam dan < 3
yang dapat mengakibatkan keracunan [1,5,6).
uranium
jam setelah masukan [2,5,6] lII.l.5. Pembersihan Paru
111.1.3. Teknik Pengenceran Teknik ini bertujuan untuk meng-
Pengencerkanradionuklida dilaku.
hilangkan banan tidak lal'ut dari paru dan
kan dengan pemberian sejumIah besar
menurunkan dosis radiasi pada paru
isotop stabilnya yang dapat lebih cepat
sampai 25-50% Materi radioaktif
dan lebih mudah diserap tubuh. Sebagai
larot dapat tinggal
contoh, pengenceran tritium
dengan air
waktu yang lama sehingga meningkatkan
hari selama satu minggu dapat
pajanan radiasi. Pembersihan paru hanya
menurunkan waktu paro efektif tritium
dalam paru untuk
dilakukan jika ukuran partikel dan distri-
311
Konsentrasi 0, ~aju
Prosiding
Presentasi
llmiah
Keselamatan
Radiasi
dan Lingkungan
lIOteJ Kartika
Chandra.
.14 Vesember
X
2004
busi partikel bahan yang terhisap telah
kali konsenb'asi maks yang diizinkan clan
diketahui [1,5,6]
dosis seluruh tubuhnya lebih dari tahunan diperkirakan mencapai 2-6 Sv. Pria ini
111.2. Tindakan TerhadapKontaminasi BeberapaRadionuklida Tertentu 111.2.1. Tritium Biokinetika.
Tritium
akibat
meninggal dengan
panmyelophthisis semua
penurunan
sumsum tuIang. (3H) adalah satu-
cairan
gel
stem
3H dalam
tubuh pada
saat
satunya radionuklida hidrogen yang me-
kematiannya adalah 110nCi/L. Pada kasus lain, setelah
luruh menjadi 3He dengan emisi elektron
32 bulan bekerja dengan 3H, seorang asis-
18,6 keY. Tritiated water (HTO), dapat
ten bagian produksi
segera diserap sempurna oleh tubuh clan
226Radan 9OSr mulai
bercampur dengan callan" tubuh. Biokine-
lelah. Konsentrasi 3H dalam urin pada saat
tika HTD diasumsikanpada dua kompar-
itu sekitar 1-5 kali konsentrasi rnaksimum
temen A clan B dengaIl waktu paro
yang diizinkan. Perkiraan dosis seluruh
biologis masing-masing sekitar 3 -10 hari
tubuh daTi 3H selarna 3 tahun adalah
clan 8 -40 hari. Retensi 3H diperkirakan
sekitar 10 -20 Sv. Pekerja ini meninggal
dengan waktu para 10 hari. AU (Annual
akibat panmyeloCtjtopenia [10].
Limit
senyawa
berpendar
merasa filial
dan
Intake) adalah 80.000 JICi yang
memberikan';dosis efektif seluruh tubuh
111.2.2. Sttonsium
sebesar50 rnSv [7,8,9]
Biokinetika.
Tindakanmedis.Bertujuanuntuk mening-
(0,546 MeV) dengan waktu paro 29,12
katkan turnover cairan tubuh. Pengenceran
tahun menjadi 9OYyang akan meluruh
3H dilakukan dengan pemberian cairan
dengan memancarkan P (2,28 MeV) dengan
3 -4 Lfhari yang dapat mereduksi waktu
waktu paro 64 jam menjadi bentuk stabil
para biologis tritium dengan faktor 2 -3.
9OZr.Retensi dalaffi kompartemen transfer
Bioassai dilakukan dengan menampung
sekitar 73%, 10% clan 17% yang masing-
urin 24 jam untuk dianalisa dengan liquid
masing dengan waktu paro 3 hari,- 44 harl,
scintillation counter [9],
clan 4000 hari. Semua bentuk kimia Sr
Studi kasus. Seorangpria 60 tahun yang
kecuali SrTiO3 dikategorikan
melakukanlitbang senyawaberpendarTh
sedangkan SrTiO3 dalam kelas Y. Sr
clan Ra selama 20 tahun mengingesi 3H
ditransfer ke Jarrngan lunak,
sekitar 7,5 kCi selama 3 tahun terakhir.
kortikal clan trabekular, dua kompartemen
Konsentrasi 3H dalam urin sekitar 1:..50
hati, clan ginjal.
9OSrrneluruh dengan ernisi .B
transfer
Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nukllr-Badan Tenaga Nuklir Nasional
kelas
tulang
terutama
ke
312
kpcuali
Prosiding
Presentasi
daD
Keselamatan lfoteJ
--
tulang kortikal
l'miah
trabecular. ALl
Kartika
Radiasi Chandra,
dan Lingkungan .14
Vesember
X
~004
111.2.3. Iodin
9OSr adalah 20 }lCi clan 4 }lCi
Biokinetika. 1311meluruh dengan meman-
masing-masing untuk kelas D dan Y,
carkan p (0,18 Mev) dan y (0,36 Mev)
sedangkan All
menjadi
inhalasi
ingesi untuk
masing-
131Xe. Ketika
iodin
mencapai
masing adalah 30 pCi dan 400 pCi. Fraksi
kompartemen transfer, 30% diserap oleh
absorpsi (£1)adalah 0,3 untuk kelas D dan
tiroid dan sisanya diekskresikan melalui
0,01 untuk kelas W. Pengukuran dengan
urin. Retensi dalam tiroid pada 3 kompar-
pencacahan beta langsung pada urin
temen dengan waktu paro masing-masing
setelah pemisahan kimia [7,8].
0,24 hari, 11 hari, clan 120 hari. Semua
Tindakan medis. Untuk kebanyakan ben-
senyawa iodin adalah kelas D dengan
tuk Sr, kecuali titanat, perrnukaan tulang
fraksi absorpsi, f1 =1. Pada dewasa, waktu
adalah
paro 80 hari untuk iodin dalam tiroid dan
organ
pernbatas dosis
untuk
inhalasi dar. ingesi Hams dilakukan
12 hari pada
pemblokan penyerapan pada usus halus
Pengukuran dengan in vivo tiroid counting
karena laju transfer Sr ke saluran pencer-
dan spektrometri gamma pactaurin [7]
naan.Tindakan yang dilakukan terhadap
Tindakan medis. Pemblokantiroid pada
inhalasi
dewasa dilakukan dengan pemberian 130
Sr adalah dengan pemberian
amunium klorida (oral 300 fig)
untuk
bagian tubuh lainnya.
mg KI secara oral segera mungkin clan
menghasilkan isodosis metabolik sedang,
sebuah tablet per hari selama 7 -14 hari.
barium sulfat (oral 300 gr) untuk memblok
Cara lain adalah dengan pemberiah 5 -6
absorpsi usus halus, atau kalsium gluko-
tetes larutan jenuh KI (lgjml).
nat intravenus 2 gr dalam 500 cc untuk
perklorat (200 fig) dapat digunakan pada
4 -6 jam untuk bersaing dengan Sr pada
pasien yang sensitif terhadap iodin. Di US,
tulang,
~---
kontraindikasi secara
Kalium
sirup ekspektoran, Pima@(325 mg iodin/
medis [5,6,8]
sendok teh) digunakan untuk anak-anak
Studi kasus. Dalam satu kasus inhalasi
clan orang tua [5,6].
9O5r,dilakukan tindakan dekontaminasi
dengan pemberian intra venus calcium
Di lingkungan paling dekat lokasi kecelakaan nuklir, pajanan terjadi segera melalui inhalasi dengan perkiraan dosis tiroid relatif besar terjadi pada masyarakat
orang ingesi Sr, diberikan oral barium
sulfat Semua pasien sehat tanpa efek tertunda [11
di lokasi ini. Pada daerah yang lebih jauh, jalur masuk utama
adalah ingesi hila
mengkonsumsi makanan clan rninuman
~
Prosiding
Presentasi
susu yang terkontaminasi.
khususnya
Ilmiah
Keselamatan
Radiasi
Jiotel Kartika
Chandra,
dan Lingkungan 14 Vesember
X
~O04
D dengan faktor absorpsi 1,0. Cesium
Pajanan ini berlangsung lebih lama, men-
secara merata didistribusikan dalam tubuh
cakup area yang lebih luas clan mempe-
dengan pola disuibusi yang serupa dengan
ngaruhi populasi yang lebih banyak di-
kalium. Retensi sisternik pada dua kompo-
bandingkan dari pajanan di lokasi dekat
nen dengan waktu Faro sekitar 2 hari dan
kecelakaan [6,11].
110 hari pada dewasa. Pengukuran 137CS
renting
untuk
dilakukan
dungan terhadap tiraid
perlin-
wanita hamil.
umumnya dengan WholeBody Counter[7,8]. Tindakan medis:
Dekontaminan yang
Pada wanita dengan kehamilan 3 bulan
paling efektif adalah Jerri ferrocyanat atau
pertama yang berada di daerah dekat ke-
PrussianBlue (PB). PB yang tidak larut, fern
celakaan, perlu diberikan KI dan tanpa
hexacyanoferrat, F~[Fe(CN)6]3 dapat me-
ada tindakan khusus terhadap fetus.
ningkatkan ekskresi Cs dan TI dari tubuh
Tiroid fetus mulai berfungsi sekitar usia
dengan cara pertukaran ion. Pemberian PB
kehamilan
sebanyak 19r secara oral 3 kali sehari
minggu
ke 12. Pada usia
kehamilan 3 bulan ke dua clan ke tiga, KI
selama 2 -3
harus diberikan pada mereka di daerah
waktu paro biologis Cs sampai sekitar
yang dekat dan jauh untuk melindungi
sepertiga dari nilai normal 1121. PB
tiraid ibu dan fetus [6,11].
dapat mereduksi
minggu
mempunyai
affinitas
sangat
Studi kasus. Seorang wanita (26 tahun)
tinggi
w1tuk Cs, yang metabolismenya
menderita hipertoriodism (T4 sekitar 19,5
mengikuti siklus entero-enteric. Ion Cs
JIg/ dL) diberi 9,2 mCi 131I(NaI) selama
diekskresikanke dalamusushalus, diserap
satu minggu. Temyata wanita tersebut
ulang dari saluran pencernaan ke dalam
hamil14 minggu pada saat pemberian 1311. empedu, clan kemudian diekskresikan lagi Dosis tiroid fetus diperkirakan mencapai
ke dalam saluran pencemaan. PB meng-
88 Gy. Pada saat lahir, bayi diketahui hi-
hentikan absorpsi ulang oleh saluran
potiroid dan pada usia satu tahun, menun-
jukkan keterlambatanpertumbuhanyang
meningkatkan pencemaan, sehingga ekskresi melalui feses. PB sendiri tidak
minor [6,11]
diserap sistem pencemaan dalam jumlah yang signifikan [1].
111.2.4.Cesium
Studi kasus: Kasus yang paling terkenal (waktu Faro fisik 30
Biokinetika:
137CS
tahun clan
biologis 109 hari) meluruh
dengan emisi J3yang diikuti dengan y
adalah kecelakaan di Goiania, Brazil tahun 1987. Dua laki-laki
memindahkan unit
teleterapi 137CS 50,9 TBq (1375 Ci). Sumber
0,662 MeV. Semua isotop Cs sebagai kelas -
314
Semua 3
Pranding
Presentasi
llmiah
Keselamatan
Itotel Kartika
Radiasi
dan Lingkungan
X
Chandra, .14 Vesember 2004 -
137CSCI dengan laju pajanan 1/1 Gy jjam ini
1 indakan medis PB tidak tarot mem-
dapat larut dalam air sehingga dapat
punyai afinitas tinggi terhadap 11 yang
menyebar cepat di lingkungan. Sumber di
metabolismenya mengikuti siklus entero-
jual ke tukang loak, clan sebagian diberi-
enterik serupa dengan Cs. Dosis 15 -20
kan kepada beberapa ternan sehingga
gr/hari untuk terapi dekorporasi Tl yang
menyebabkan
kontaminasi
menjadi
masuk secara ingesi (13J,
semakin menyebar Dari 112.000orang
Studi kasus: TeIjadi 3 kasus keracunan TI
yang dipantau, sekitar 249 terkontaminasi
secaraoral pada usus halus. Pasienumum-
ekstema dan/ atau intema. Empat orang
nya menunjukkan gejala simptom neorolo-
meninggal akibat sindroma radiasi akut
gik
dengan dosis seluruh tubuh dari 4 -7 Gy
alopecia, ileus clan penurunan tingkat
yaitu istri pemilik loak (5,7 Gy), dua
, Diagnosa secara umum berkesadaran.
pegawai loak (4,5 Gy dan 5,3 Gy) dan anak
dasarkanpada pantauan toksikologi pada
perempuan 6 tahun (6 Gy). Yang terakhir
urin. PB diberikan dengan dosis tinggi
terkontaminasi intema sangat parah (109
yaitu 3,5 gr 4 kali per hari dalam setiap
Bq) secara ingesi karena anak tersebut
kasus. Semua pasien akhimya dipulangkan
bermain dengan sumber sambi! makan
dari l-umah sakit dengan kondisi baik (131.
dan
sistemik
seperti paresthesia,
sandwich. Sebanyak 46 orang yang terkontaminasi intema diberi PB setiap hari
111.2.6. Aktinida
dengan dosis 3-20 gr. Penggunaan PB
Biokinetika:
Aktinida
yang paling
umum
-,
mereduksi rerata waktu para biologis dari
dijumpai
adalah 238PU,239PU,241 Am clan
110-115hari menjadi sekitar 40 hari [12].
244Cm.
mempunyai waktu para
111.2.5.'ballium Biokinetika )lTI dengan waktu para fisik hari mempunyai pola absorpsi seperti
tubuh. Dari paru, aktinida ditransfer ke organ target utama yaitu tulang clan hati.
kalium. Waktu palo biologis 5 hari pada
Plutonium dianggap sebagai model daTi
seluruh tubuh dan hati, dan antara 5-7
elemen seri ini [7].
hari pada ginjal, tulang, paru, clan jaringan
Setelah Pu masuk ke dalam kompar-
otot. Usus besar bagian bawah clan ginjal
temen transfer, sekitar 45% ditranslokasi
adalah organ kritis terhadap keracunan
ke hati dan 45% ke tulang. Waktu retensi
stabil
dalam hati diperkirakan sekitar 20 tahun dan dalam tulang 50 tahun. Retensi Pu
Puslitbang-Keselamatan
R-adiasi dan ~iomedika
Nuklir-Badan
Tentiga-Nuktir
NaSional
315
yang [1,5,6)
Prosiding
Presentasi
llmiah
Keselamatan
Radiasi
IfoteJ Kartika
Chandra.
dan Lingkungan .14 l)esember
X
:lO04
yang sarna dengan Am, Cu dan Cf pada
gr yang diberikan dengan infus
lima kompartemen ~engan waktu paro 1,2
(1 gr dalam 100-250 rnl D5W, ringers lactate,
hari, 5,5 hari, 42 hari, 300 hari dan 4000
atau normal saline)selama 3-4 menit, atau
hari. All
inhalasi dalam sebuah nebulizer(1:1 pelamt
239pU sebesar 6 nCi untuk kelas
W dan 20 nCi untuk kelas Y. Laju absorpsi
air alan saline)[6,11]
pada saluran pencernaan rendah, it = 10-4[14].
111.2.7. Uranium
lambat
umumnya
Pengukuran pam atau luka dengan
Biokinetika:
Uranium
umum
paling
sistem phos1vichatau detektor solid-state
adalah 238U clan 235U. Senyawa
merupakan cara
berada dalam berbagai kelas kelarutan
digunakan
pengukuran
untuk weapon-grade plutonium.
U dapat
dengan waktu retensi yang berbeda, yaitu
Bioassai urill dan feses dihitung dengan
UF6 (uranium hexajloride) dan U~(NO3)2
spektron-letri alpa [6]
(uranyl
Tindakan medis: Trisodium calsium dieti-
(uranium diok.~ida) kelas W clan Y, clan UO2
lene tria mine pentaasetat (Ca-DTPA) clan
(high-fired uranium dioksida)kelas Y [7].
nitrat) sebagai kelas D,
UO2
Inhalasi adalah jalan masuk YaI1g
Zn-DTP A sebagai senyawa chelat untuk Pu daD elemen transuranium lainnya
umum
akibat
pajanan
kerja
yang
Dekontaminan ini secara efektif menukar
menimbulkan toksisitas akut khususnya
Ca atau Zn unhlk metal lain yang kemudi-
pada ginjal.
an dibawa ke ginjal clan diekskresikan
dalam kompartemen transfer, sekitar 20%
melalui urin. Waktu para DTPA plasma
ditransfer ke Jnjneral tulang dengan waktu
adalah 20 -60 menit dan hampir semua
para 20 hari, clan 2,3% ke tulang dengan
dosis yang diberikan akan diekskresikan dalam waktu 12 jam -
waktu para 5000 hari. Selain ill, 12% clan
Ca-DTPA sekitar 10 kali lebih efektif
dengan waktu para 6 hari clan 1500hari 18].
Uranium yang masuk ke
0,05% ditransfer ke ginjal masing-masing
Retensi U pada lima kompartemen
daTi Zn-DTPA. Ca-DTPA digunakan kapanpun ketika jurnlah transuranium
dengan .waktu para 0,25 hari, 6 hari, 20
dalam tubuh relatif tinggi. Sekitar 24 jam
hari, 1500 hari clan 5000 hari. Waktu para
setelah pemberian, efektivitas Zn-DTPA
biologi keseluruhan 15 hari, clan 85% U
sarna dengan Ca-DTPA. Karena tingkat
ya~g ada menetap di tulang. Semua
toksisitasnya yang lebih rendah, Zn-DTP A
ekskresi teIiadi melalui urin. All inhalasi
lebih banyak
238Uclan 235U adalah 1 }lCi untuk kelas D
digunakan
untuk terapi
protraksi. Setiap dosis Ca-DTPA harus 1
clan 0,8 }lCi untuk kelas W, sedangkan All -
Euslitbang
Kesejamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir-Badan
Tenaga Nuklir
Nasional
Prosiding
Presentasi
[lmiah
Keselamatan
Radiasi
dan Lingkungan
lIOteJ Kartika
Chandra,
.14 Vesember
X
~004
ingesi masing-masing 10 )lCi clan 200 )lCi.
atausekitar114mg dalam70kg orang [15].
Faktor absorpsi melalui ingesi adalah 0,05
Pemberiansodium bikarbonatsecara
clan 0,002 masing-masing untuk kelas D
oral atau infus sebagai tindakan yang
clan W [7]
dilakukan dengan selalu memperhatikan
Tindakan
medis. Toksisitas pada ginjal
tingkat kebasaan urin. Komplek uranium
sebagai organ pertama yang menunjukkan
bikarbonat tidak bersifat toksik meskipun
kerusakan berupa nephritis dan protein-
ditingkatkan dengan orde 3 -4 pada urin
uria merupakan batasan pajanan akibat
yang bersifat basa yang kemudian akan
kerja. Dalam urin yang bersifat asam, ion
diekskresikan[15].
u
Studi
berikatan dengan protein
pada
kasus. Seorang ; pekerja terpajan
permukaan tubular ginjal, clan sebagian
uranium ketika autoklaf meledak sehingga
bentuk ikatan UO2 tetap berada dalam
memuntahkan cairan uranium oksid dan
ginjal. Jika ginjal terpajan uranium dengan
uranium
konsentrasi tinggi
terinhalasi dan sebagian menempel pada
untuk
waktu
yang
nitrat
ke wajahnya
lama, sel epitel tubulus awal akan diganti
luka di kulit.
oleh sel epitel tubular seperti squamous
sampel urin selama 60 hari berikutnya.
yang lebih resisten, sehingga mengakibat-
Studi
kan
ekskresi U dalam kisaran 22 mgfhari,
ginjal
menjadi
kurang
sen.c;itit --~~.
ambang
pada
urin
bioasai pada
menunjukkan
mendekati batas toksik terhadap tubulus
terhadap U [11,15].
Nilai
awal
Dilakukan
Sebagian
untuk kerusakan
ginjal. Dan pengukuran in vivo pada luka
terdapat bersnat basa dengan pemberian sodium Sedangkan nilai ambang kerusakan ginjal
bikarbonat secara oral selama 60 hari.
permanen diperkirakan 0,3 mg U/kg berat
Pasien tetap sehat tanpa penurunan laju
badan atau 21 mg dalam 70 kg orang.
filtrasi
Kerusakan ginjal permanen ditunjukkan
kreatinin dan juga tidak ada proteinl1fia
dengan peningkatan
yang
tetap blood urea
nitrogen (BUN) clan kreatinin, bersamaan
glomerulus
berarti
daTi
atau
hasil
pengeluaran
pengamatan
terhadap sampel urin 24 jam. 12].
dengan proteinuria clan penurunan dalam laju filtrasi glomerulus. Dari penelitian Facia hewan, 50% tingkat letalitas diperkirakan sekitar 1,63 mg/kg
berat badan 317
Prosiding
Presentasi
llmiah
Keselatnatan
lfoteJ Kartika
dan Lingkungan
X
PO/DTP A = sebuah faktor peningkatan 4,8
IV. PERKEMBANGAN TERAKHIR MANAJEMEN KONTAMINASI INTERN A
Radiasi
Chandra, .14 Vesember 2()()4
-
untuk deposisi Pu dalam otot [16,17]. Selain itu LIHOPO diketahui 2 -40
IV .1. Penelitian Pra Klinik
kali
lebih
efektif
dari DTPA.
Dosis
Penelitian terakhir tentang terapi
LIHOPO yang rendah melalui oral lebih
dekorporasi uranium dan aktinida telah
memobilisasi Am daripada Pu dari hati
dievaluasi dengan analog dengan sidero-
clan tulang. Penelitian pada tikus yang di-
phares khususnya ligand categolate dan
suntik U, ternyata LIHOPO 3,6 kali lebih
hydroxpyridonate.
efektif dati NaHCO dalam melindungi
Siderophores adalah
senyawa yang diproduksi
oleh mikro-
ginjal clan 1,7 kali lebih efektif dalam me-
organisma untuk memperoleh Fe(III) dari
nurunkan dosis yang mencapai tulang [17]
lingkungan. Senyawa ini baik untuk diteliti karena sisterll transport dan penyimpanan Fe(III) berhubungan dengan bio-
IV .2. Penelitian Klinik Uranium Telah dievaluasi efektivitas ethane-l-
kinetika aktinida clan uranium. Konstanta
hydroxy-l,l-bisphosphonate (EHBP,
laju asosiasi untuk ligand aktinida dan
dronate, Didronel) untuk memperoleh senyawa yang dapat mereduksi kandu-
ligan uranium umumnya dijumpai lebih besardari pada untuk DTPA [16,17]. Oerivat
tinier
(LIHOPO) dari
hydroxypyridinone
deferoxamine:
3,4,3-
LIHOPO atau hanya LIHOPO. LIHOPO yang
diuji
secara intra venus
pada
tikus
diketahui mempunyai tingkat toksisitas yang rendah dan dapat sebagai chelator efektif
untuk
aktinida
dan uranium.
Ditunjukkan pula peningkatan relatif rasio untuk terapi dekorporasi dengan LIHOPO
diberikan 30 menit setelahpajanan[18].
dibandingkan
Diuji pula senyawa penghambat carbonic anhydrase yaitu acetazolamide
dengan metode dengan
DTPA. Pu: LIHOPOjDTPA
= sebuah
faktor peningkatan 6,7 untuk deposisi Pu
(Diamox) pada hewan yang dikontaminasi
dalam pam;
=
interna dengan U. Carbonic anhydrase
untuk
merupakan enzim yang berperan dalam
sebuah faktor
Am:
LIHOPOjDTPA
peningkatan 2
deposisi Am dalam paro; clan Pu: LIHO.
membentuk ion hidrogen dan bikarbonat
Prosiding
Presentasi
llmiah
Keselamatan Ifotel
Kartika
Radiasi
dan Lingkungan
Chandra,
.14 Vesember
X
2004
dari CO2 dan air. Acetazolamide meng-
laju
hambat reaksi ini, sehingga dapat me-
ekskresi radionuklida. Tindakan dekonta-
reduksi ion hidrogen dalam lumen tubu-
minasi eksterna pada kulit dan manajemen
Ius ginjal. Kondisi ini menyebabkan urin
luka dilakukan untuk mereduksi masukan
bersifat basa dan meningkatkan ekskresi
radionuklida ke dalam tubuh melalui kulit.
bikarbonat, sodium, potasium, dan air.
Acetazolamide diketahui
meningkatkan
laju
Tehnik dekontaminasi dapat berupa
lebih
pengenceran radioisotop, memblok absorp-
efektif dari bikarbonat dalam mereduksi
si radionuklida pada sistem pencemaan,
kandungan U dalam ginjal, tetapi tidak
memblok
berpengaruh terhadap dalam otot [19].
3 kali
absorpsi dan
kandungan
u
deposisi
radionuklida
pada
organ target, merubah sifat kimia senyawa, atau menggunakan terapi senyawa chelat.
Pada kebanyakan kasus, penting untuk melakukan bioasai terhadap kandungan
V. PENUTUP
radionuklida dalam feses clan urin selama Dalam kecelakaan, jika ada bukti
waktu yang relatif lama untuk mengeva-
masukanjkontaminasi radionuklida yang
luasi besamya masukan clan untuk meng-
nyata, perin diketahui sifat kimia senyawa
hitung dosis radiasi yang diterima organ
tersebut untuk mendeterminasi teknik
tubuh. PotensiLIHOPO dalam mereduksi
dekontaminasiyang paling sesuai dalam
kandungan uranium secara efektif dalam
usaha meminimalkan tingkat kerusakan
tulang cukup menjanjikan unttik dapat
yang timbul
digunakan pada manusia. Demikian pula
sebagai akibat dari efek
radiasi radionuklida.
Pada kecelakaan
halnya dengan potensi penggunaan aceta-
radiasi, nasal swabsyang dilakukan segera
zolamide yang cukup menjanjikan secara
setelah
klinik dan patut dipelajari lebih lanjut.
kecelakaan
dapat
membantu
dalam identifikasi jenis clan radionuklida yang terinhalasi Pengeluaran
radionukIida
jumlah
clan
tubuh hams dilakukan secara cepat clan
tepat karena semakin lama kontaminan menetap dalam tubuh, semakin tinggi tingkat
kerusakan
yang
ditimbulkan.
Reduksi kandungan radionuklida dalam tubuh dapat dicapai dengan mengurangi
DAFfAR PUSTAKA 1. SWINDON, T. N. Manual on the Medi. cal Management of Individuals Invol-
ved in Radiation Accidents,Australian Radiation Laboratory, Victoria, 1991 2. INTERNATIONAL
COMMISSION
Of';
RADIOLOGICAL PROTECTION. Individual
Monitoring
for
319
3. 4. 5. 15. R.E. P.S. 30,
Prosiding
Presentasi
Ilmiah
Keselamatan lfoteJ
Radionuclides by
Workers.
Radiasi Chandra,
dan Lingkungan .14 Vesember
X
~004
ICRP 8. INTERNATIONAL COMMISSIONON
Publication 78. Ann ICRP, 27 (3-4)
RADIOLOGICAL
vidual
INTERNATIONAL
Kartika
for
Intakes of
9. Interpretation, ICRP Publication 54,
Human Respiratory Tract Model for Radiological Protection. ICRP Publi-
Monitoring
Radionuclides by Workers: Design and
COMMISSION
ON RADIOLOGICAL PROTECTION.
PROTECTION. -Indi-
Pergamon Press, New York, 1988.
10. OKADA, S. and MOMOSHIMA,N.
cation 66. Ann ICRP, 24 (1-3).1994.
Overview of Tritium: Characteristics,
PETTERSON.I., Mac DONELL, M
Sources,and Problems. Health Phys.65,
HAROUN,L., MONETTE, F.
595-609.1993.
and
HILDEBRAND, R.D., Summary Fact
11. SEELENTAG,W., Two Cases of Tritium
Sheet for Selected Environmental
Fatality I In Tritium
Contaminantsto Support Health Risk
and M.W.
Analyses. Departement of Energy I US.
by A.A.Moghissi
Carter (eds.) Messenger
Graphics, Phoenix, p. 267,1973.
12. VOEL,G.L., Assessmentand Treatment ATOMIC
INTERNATIONAL
of Internal Contamination:
General
ENERGY AGENCY, Assessment and
Priciples. In Medical Management of
tearment of external and internal
Radiation Accidents. 2nd ed. by I.A.
radionuclide
Gusev, A.K. Guskova, and F.A.Mettler
contamination, Vienna,
IAEA,1996.
(eds.). CRC Press, Boca Raton. 2001
6 JAN CERVENY/T. Treatment of Internal Radionuclide Contamination.
13. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY
In
AGENCY. The Radiation Accident in
Medical Consequences of Nuclear Warfare, by R. Walker and T. Jan Cerveny (eds.
TMM
Publication,
Goiania..IAEA, Vienna. 1988
14. ATSMON,J.A.,
Virginia. 1996.
INTERNATIONAL
TALIANSKY,
LANDAU, M and NEUFELD,
Eo,
M.Y
Thallium Poisoning in Israel. Am COMMISSION
Med. Sri. 320, 327-330.2000.
ON RADIOLOGICAL PROTECTION LimitS for Intakes of Radionuclides by Radiation Workers, ICRP Publication
PergamonPress,New York,1979 -Puslitban.f. Keselanlatan Radiasi dan Blomedika Nuklir-Badan
LANGHAM, W.H., HARRIS,
BASSETT, S.H.,
and CARTER,
Distribution and Excretion of Plutoni-
TenagaNuklir
Nasional
32lr
K.N. \-1477.1999.
Prosiding
urn Administered
Presentasi
Intravenously
to
Man. Health Phys.38, 1031-1060.1980. 16. WRENN,
M.E.,
LIPZSTEIN,J. and
BERTELLI, L. PHARMACOKINETIC
Models Relevant to Toxicity and Metabolism for Uranium in Humans
l'miah
Keselamatan
Radiasi
JIOteJ Kartika
Chandra,
20. DESTOMBES,
C.,
dan Lingkungan 14 Vesember
X
2004
LAROCHE, P.
CAZOULAT, A. and GERASIMO, P.
Reductionof RenalUranium Uptake by Acetazolamide: The
Importance of
Urinary
of Bicarbonate,
Elimination
Ann. Pharm. Fr. 57. 397-400.1999.
and Animals. Radiat. Proto Dosim. 26, 243-248.1989.
17. DURBIN,P.W.,KULGREN, B., EBBE,
xu
and RAYMOND,
DISKUSI Irawan Sugoro MSi. (P3llR -BATAN)
Chelating Agents for Uranium (VI): 2.
Mengapa kontarninasi radionuklida
Efficacy and Toxicity of Teb"adentate
melalui saluran pemafasanj inhalasi paling
Catecholate and Hydroxypyridinonate
besar resikonya jika dibandingkan cara lain
Ligands in Mice. Health Phys. 78, 511521. 2000.
Jawab Karena radionuklida
18. DURBIN, P.W., KULLGREN, B., XU,
yang masuk
and RAYMOND, K.N Multidentate
saluran pernafasan berupa gas, callan atau
Hydroxypyridinonate
(IV) Chelation in vivo: Comparative
partikel aerosol akan langsung memberikan pajanan radiasi. Bahan larut
Efficacy and Toxicity in Mouse of
dengan ukuran partikel
Ligands for Pu
< SJ1m, dapat
ditranslokasi ke darah kemudian ke organ Ligands Containing l,2-HOPO or Me-3,2-HOPO. Int. J. Radiat. BioI. 76. 199-
partikel kecil, terdeposisi pada parenkhim
214. 2000
19. HENGE-NAPOLI,
target. Bahan tidak larut dengan ukuran
M.H., At.JSOBOR-
Ba, E. CHAZEL v.
paro Bahan tidak larot dengan ukuran
HOUPERT, P.,
PAQUEI F and GOURMELON,
P.
Efficacy of
Ethane':'1-hydroxil-l,2. partikel ke kerongkongan clan kemudian Bisphosphonate (EHBP) for the Decorporation of Uranium After Intramuscular Contamination in Rats. Int Radii
BioI. 75,
tertelan ke saluran pencernaan.
Prosiding
Presentasi
llmiah
Keselamatan
Radiasi
JioteJ Kartika
Chandra.
Tenaga Nuklir
Nasional
dan Lingkungan .14 Vesember
~O04
DR. Mukh Syaifudin (P3KRBiN-BATAN) Bagaimanamekanisme dekontaminan PB dalam mengikat
radiocesium
dalam tubuh ?
Jawab: mempunyai afinitas sangat tinggi untuk Cs-137,yang metabolismenya PB
mengikuti siklus entero-enteric. Ion Cs diekskresikan ke dalam usus halus, diserap ulang dari saluran pencernaan ke dalam empedu, clan kemudian diekskresikan lagi ke dalam saluran pencernaan PB menghentikan absorpsi ulang oleh
saluran pencemaan, sehingga meningkatkan ekskresi melalui feses.
Puslitbang-Keselamatan
Rildiasi dan Biemedika NukTir-Badan
X
322